muhammadiyah gerakan dakwah aqidah dan kultural

Upload: h-masoed-abidin-bin-zainal-abidin-jabbar

Post on 29-May-2018

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    1/25

    MUHAMMADIYAH

    GERAKAN AQIDAH DAN DAKWAH

    KEBANGKITAN DUNIA ISLAM

    Dunia Islam kembali bangkit dipertengahan abad ke 18.

    Kebangkitannya ditandai oleh munculnya pembaruan pemikiran Islam.

    Tampilnya Sheik Muhammad bin Abdul Wahab di Saudi Arabia, dan

    Sheik Muhammad Abduh serta Rasyid Ridha dan Sayyed Jamaluddin

    al Afghani di Mesir ikut memberi warna kebangkitan ummat Islam diabaditu.

    Gerakan pembaruan ini sangat cepat berkembang kejazirah Balkan

    dan Turki. Kemudian menjalar ke Nusantara Malaysia, Birma, Thailand,

    Philipina, Fiji dan Indonesia.

    Seruan untuk kembali kepada Al Quran dan As Sunnah, serta ajakan

    kepada Izzul Muslimin dan kebangkitan Ummat Islam semakin deras.

    Kelahiran partai-partai Islam seperti Partai Nasional Hizbul Wathan

    yang didirikan Sayyed Musthafa Kamal di Mesir pada tahun 1894, secara

    jelas bertujuan mencerdaskan Bangsa Mesir dan membebaskannya dari

    belenggu perbudakan penjajah.

    Semangat mencerdaskan dan membebaskan ummat Islam dari

    keterbelakangan dan ketertinggalan telah melahirkan semangat pantang

    menyerah dan tidak rela dijajah. Dan yang lebih penting berjuang merebut

    kemerdekaan dari penjajahan Inggris.

    Tarikan nafas gerakan pembaruan ini berhembus deras hingga

    kejantung Nusantara. Berpengaruh sangat kuat terhadap setiap gerak

    dakwah Islamiyah didaerah-daerah jajahan diseluruh dunia. Terutama

    dijazirah Asia dan Afrika.

    Para penjajah yang dimasanya adalah penguasa tunggal

    menganggap pemilik koloni tanah jajahan melihat gerakan pembaruan

    yang dibawa oleh para pembaru pemikiran Islam ini amat berbahaya.

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 1

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    2/25

    Para penguasa penjajah menyadari bahwa kelangsungan kekuasaan

    dan kkepentingan penjajah bisa menghadapi ancaman bahaya sangat

    besar bila gerakan dakwah Islam kearah pembaruan ini dibiarkan

    berkembang. Setiap gerakan kearah pembaruan pemikiran Islam ditanah

    jajahan perlu diawasi secara ketat. Satu upaya yang paling efektif dilakukan

    penguasa penjajah melalui politik belah bambu dengan memberi angin

    dan peluang berkembang dengan pesat untuk kelompok tradisional yang

    ternyata banyak menghidupkan ajaran bidah.

    Gerakan Pembaruan Islam pada hakikatnya adalah kembali kepada

    ajaran Agama menurut aslinya. Yaitu merujuk kepada Wahyu Allah dan Al

    Qur^an dan Hadist-Hadistshahih dari Rasulullah SAW.

    Berdasarkan pemahaman inilah pembaruan tersebut lebih banyak

    diartikan Reform. Sehingga orang menyebut Sheik Muhammad Abduh

    adalah seorang Reformer.

    K. H. Ahmad Dahlan yang beberapa kali menunaikan haji ke

    Makkah, pertama ditahun 1890, berada disana selama delapan bulan.

    Kedua kalinya pada tahun 1902. Lalu mendalami ilmu agama, mempelajari

    kitab-kitab kuning dan kitab yang populer dimasa itu. Terutama tentang

    pembaruan pemikiran Islam.

    Jauh sebelum gerakan pembaruan mencuat, seringkali Al Quran dan

    Al Hadisttidak lagi diambil menjadi rujukan utama bagi kehidupan Muslimin.

    Seringkali rujukan agama Islam telah digantikan oleh fatwa Ulama

    dan pendapat Ahli Fiqhih.

    Diantara Imam yang berempat terkenal pula Imam Ahmad bin

    Hanbal. Imam terakhir yang hidup diantara tahun 780 855. Beliau

    terkenal karena sangat teguh berpegang kepada Al Quran dan Al Hadist.Imam Ahmad bin Hanbal sendiri masyhur sebagai salah seorang ahli

    Hadistyang langsung menafsirkan kandungan isi Al Quran. Beliau sangat

    sedikit sekali memakai Qiyas. Kecuali kalau sudah tidak ditemukannya

    dalam Al Qur^an dan Hadist.

    Imam Ahmad Bin Hanbal selalu berupaya sejauh mungkin

    menghindari sikap menterjemahkan Al Quran secara akal atau rakyu.

    Hal ini juga disebabkan karena Imam Ahmad bin Hanbal ini hidup

    dizaman Khalifah Al-Makmun yang berfaham Muktazilah.

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 2

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    3/25

    Seruan kembali kepada Al Quran dan Hadist dicanangkan kembali

    oleh Taqiyuddin Ibnu Taimiyah yang hidup 1263 1329 yang terkenal

    dengan gerakan Tauhidnya. Kemudian dilanjutkan oleh muridnya Ibnu

    Qayim Al-Jauziyah.

    Pada pertengahan abad ke 18 gerakan tajdid ini dikumandangkan

    lebih keras lagi oleh Muhammad bin Abdul Wahhab.

    Dinegara-negara Islam yang tadinya tidak tampak adanya gerakan

    kemajuan Ummat Islam, kini mulai timbul dengan derasnya gerakan yang

    bertujuan membuka kembali lembaranAl Quran dan Hadist. Mempelajari Al

    Qur^an serta memahami dan mengamalkannya dengan organisasi yang

    rapi dan sempurna.

    Kondisi ini telah mengangkat derajat serta memacu Kaum Muslimin

    agar mampu bersaing dengan bangsa-bangsa didunia yang telah

    mengklaim diri mereka lebih maju.

    UMMAT DIBELENGGU KEJAHILANDAN KEJUMUDAN

    Sedari awal gerakannya para pembaharu atau Reformis melihat

    bahwa Ummat Islam jauh tertinggal terbelakang. Jumud dan beku.

    Ajaran agama Islam hanya tampil sebagai upacara-upacara ibadahyang beku. Jarang sekali difahami makna dan hikmahnya. Pengamalan

    agama yang banyak dilakukan hanya sebagai suatu tradisi atau wiridan.

    Bahkan banyak dibumbui oleh segala macam bidah dan khurafat yang

    menyesatkan.

    Disisi lain Ulama sering dikultuskan. Makam kuburannya mulai

    dikeramatkan. Bacaan kalimat Thaiyibah La Ilaaha illallah sering

    disalahgunakan. Kalimat Thayyibah tidak lagi untuk mengingatkan diri

    kepada Allah serta taqarrub kepada Nya. Tetapi dijadikan sekadar bacaan

    dalam upacara-upacara untuk maksud-maksud tertentu.

    Al Quran tidak banyak untuk dibaca dan difahami. Bahkan jauh dari

    diamalkan.

    Sering dijadikan untuk pelengkap acara seremonial, dibaca dengan

    mengutamakan dendang irama atau hanya sekedar untuk diambil

    barakahnya.

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 3

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    4/25

    Shalawat kepada Nabi dijadikan sebagai satu lagu yang didendang-

    dendangkan. Kalau dibaca dalam wiridan dengan jumlah tertentu pada

    waktu yang ditentukan ditanamkan keyakinan akan memperoleh

    keberhasilan tertentu, seperti untuk menjadi kaya, naik pangkat atau guna

    mendapatkan jodoh, menyembuhkan penyakit dan lain-lain sebagainya.

    Ajaran agama banyak dikaitkan dengan perbuatan mistik.

    Dalam suasana kejumudan itu, para pemimpin agama selalu digiring

    kearah perlengkapan penguasa. Dengan tujuan melestarikan kekuasaan

    semata. Ulama harus berada dibelakang Amir sebagai pemberi stempel

    kewenangan dan legitimasi terhadap ummat. Disisi lain amir dan ulama

    tanpa tertolak telah membiarkan ummat menjadi bodoh. Tidak jarang kolusi

    kekuasaan selalu berakhir dengan membodohi rakyat. Padahal rakyat

    sebenarnya sudah lama tenggelam dalam kebodohan. Dalam jangka waktu

    yang panjang turun temurun, satu demi satu wilayah Islam mulai berpindah

    kedalam genggaman tangan kekuasaan.

    K. H. Ahmad Dahlan memperhatikan keadaan Ummat Islam di

    Indonesia yang sangat memprihatinkan ini. Disamping ummat dikurung oleh

    kebodohan dan kejumudan, terasa pula dihimpit dan dibelenggu dengan

    kemiskinan. Pikiran ummat beku. Jiwa terjerat dalam istiadat tradisi yang

    sangat jauh jaraknya dari tuntunan serta pemahaman ajaran Islam yang

    benar.

    Ajaran Islam hanya dilaksanakan sebagai formalitas. Amalan Islam

    itupun terbatas pada ibadah shalat, puasa dan haji. Sedangkan ajaran Islam

    mengenai kemasyarakatan, social politik, ilmu pengetahuan dan pendidikan

    serta kemajuan dan ekonomi sama sekali tidak diketahui bahkan tidak

    pernah boleh diajarkan. Prilaku kehidupan social ummat sebahagian yangdipupuk dan dihidupkan mengarah kepada perbuatan syirik yang amat

    berbahaya. Semarak dengan ajaran kepatuhan menjurus kepada taqlid

    buta.

    Berdasarkan itu K. H. Ahmad Dahlan tergerak hatinya untuk

    mendirikan organisasi yang bergerak dalam memperbaiki aqidah (Tauhid).

    K. H. Ahmad Dahlan yang beberapa kali melakukan perjalanan

    menunaikan ibadah haji ke Makkah. Pertama kali ditahun 1890 dan berada

    disana selama delapan bulan. Kedua kalinya pada tahun 1902. Lalu

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 4

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    5/25

    mendalami ilmu agama, mempelajari kitab-kitab kuning dan kitab yang

    populer dimasa itu. Terutama tentang pembaruan pemikiran Islam.

    Pembaruan seperti yang dilihatnya didunia Islam. Dengan memberantas

    kejumudan serta menjauhkan ummat dari segala macam kemusyrikan.

    Pada awal abad 20 di Nusantara Indonesia mulai tumbuh pergerakan

    pencerdasan bangsa. Pada tahun 1908 Dokter Soetomo dan Dokter

    Wahidin Soedirohusodo telah mendirikan organisasi Budi Oetomo.

    Organisasi ini bercita-cita untuk mencerdaskan rakyat serta menghidupkan

    semangat kemerdekaan.

    Pada tahun 1911 Haji Samanhoedi di Surakarta juga telah

    mendirikan perserikatan yang bernama Sarekat Dagang Islam. Dengan

    tujuan mula-mula menghadapi tindakan pemerintah jajahan yang memberi

    hak monopoli atas penjualan bahan pembatikan, sehingga mereka dengan

    sewenang-wenang memberi harga yang amat mahal yang mengancam

    kehidupan pengusaha batik bangsa Indonesia.

    Boedi Oetomo belakangan melebur diri dan berfungsi dalam Partai

    Indonesia Raya (PARINDRA) pada tahun 1935 dan Serikat Dagang Islam

    menjelma jadi Partai Politik Sarikat Islam pada tahun 1912.

    PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH

    Pada hari Senin tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan dengan 18

    November 1912 Miladiyah, K. H. Ahmad Dahlan mendirikan persyarikatan

    dengan nama Muhammadiyah yang artinya adalah organisasi yang

    bermaksud mengamalkan ajaran Nabi Muhammad SAW.

    Apabila Boedi Oetomo kebanyakan anggotanya terdiri dari kaum

    Priyayi Jawa, pegawai dan intelektual.

    Syarikat Dagang Islam para pendukungnya kebanyakan terdiri dari

    pengusaha, pedagang dan pekerja.

    Sedangkan, Persyarikatan Muhammadiyah beranggotakan rakyat

    awam, para santri kaum pengusaha dan cerdik pandai dari berbagai lapisan

    dan kalangan ummat.

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 5

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    6/25

    K. H. Ahmad Dahlan yang lahir pada tahun 1868 di kampung

    Kauman Yogyakarta, putra dari seorang Kiyai Haji Abu Bakar bin Kiyai Haji

    Sulaiman yang menjabat sebagai Khatib Mesjid Besar Yogyakarta.

    Sedangkan Ibu K. H. Ahmad Dahlan atau yang disebut Nyai Abu Bakar

    yang bernama Siti Aminah adalah putri dari Kiyai Haji Ibrahim menjabat

    Penghulu Keraton. Dari segi ayah dan ibu beliau dilahirkan dari keluarga

    yang taat melaksanakan ajaran agama Islam.

    Kiyai Haji Abu Bakar adalah Khatib Amin Keraton Yogyakarta, yang

    dalam logat Jawa sehari-hari disebut Ketibamin, setelah Kiyai H. Abu

    Bakar wafat jabatan Ketibamin beralih kepada puteranya K. H. Ahmad

    Dahlan.

    K. H. Ahmad Dahlan belajar kepada ayahnya sendiri ilmu-ilmu

    agama selain belajar kepada Kiyai Haji Muhammad Nur di Kauman, Kiyai

    Haji Abdul Hamid dari Lempuyangan.

    Beliau juga belajar ilmu Falak dari Sheik Muhammad Jamil Jambek

    sewaktu bermukim di Mekah.

    Penguasaan ilmu agama yang luas serta keyakinan aqidah yang kuat

    serta pergaulan yang sangat supel dengan lapisan masyarakat

    menggerakkan K. H. Ahmad Dahlan mendirikan Persyarikatan

    Muhammadiyah.

    Menurut penelitian sejarah K. H. Ahmad Dahlan mendirikan

    organisasi dalam rangka memahami Firman Allah:

    Hendak adalah diantara kamu sekalian satu Ummat yang menyeru

    kepada kebaikan dengan menyuruh unutuk berbuat makruf serta

    mencegah terjadinya kemungkaran. Dan mereka itulah orang-orang

    yang beruntung.

    Surat Ali Imran, ayat 104.

    Pengertian kata (ummat) menurut K. H. Ahmad Dahlan adalah

    sekelompok atau segolongan orang yang mempunyai persamaan, niatnya

    sama, tujuannya sama dan mau pula untuk bekerja sama untuk mencapai

    tujuan. Itulah yang dimaksudkan dengan persyarikatan atau organisasi.

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 6

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    7/25

    Firman Allah untuk menggerakkan manusia kepada kebaikan,

    mengerjakan yang makruf dan melarang berbuat mungkar hanya dapat

    dilaksanakan dengan baik jika melalui organisasi yang baik.

    Muhammadiyah sejak dari awal berdirinya mengajarkan untuk

    kembali kepada Al Quran dan Hadist-Hadist Rasulullah SAW, kembali

    kepada sumbernya yang asli dengan meninggalkan segala macam bentuk

    yang tidak ada dasarnya dari ajaran Nabi Muhammad SAW.

    Muhammadiyah sendiri adalah nama yang dinisbahkan kepada Nabi

    Muhammad SAW, mengembalikan kepada sumbernya yang asli itulah yang

    dinamakan pembaharuan (tajdid) sebagaimana yang dilakukan oleh Sheik

    Muhammad Abduh, Sheik Muhammad Abdul Wahab, Ibnu Tamiyah di Timur

    Tengah.

    Hal yang pertama dan yang mendasarkan dilakukan oleh K. H.

    Ahmad Dahlan adalah membersihkan aqidah dari segala macam bentuk

    kemusrikan, memberantas takhayul dan khurafat yang telah mendarah

    daging bagi kaum Muslimin.

    Kemudian K. H. Ahmad Dahlan melakukan dakwah dengan

    memurnikan ibadah yang jauh dari bidah yang sudah mentradisi ditengah-

    tengah masyarakat.

    Pada hakekatnya Organisasi Muhammadiyah didirikan adalah untuk

    membersihkan aqidah dan melakukan dakwah serta amal kegiatan social

    bagi ummat.

    Segala macam kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah adalah

    berdasarkan hakikat tujuan yang dirintis oleh K. H. Ahmad Dahlan.

    Perjuangan kemerdekaan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh

    Muhammadiyah seperti antara lain Bapak Jenderal Sudirman yang dididik

    dalam Pandu Hizbul Wathan (H.W.) Muhammadiyah dan pernah jadi guru

    sekolah Muhammadiyah, Ki Bagus Hadikusumo, Prof. Abd. Kahar

    Mudzakar dan lain-lain adalah dalam rangka dorongan aqidah untuk

    memerdekakan rakyat Indonesia dari penjajah Belanda.

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 7

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    8/25

    Pendidikan yang begitu banyak dilakukan oleh Muhammadiyah dalam

    membantu mencerdaskan bangsa tidak terlepas dari membentuk manusia

    muslim yang beraqidah dan menjalankan syariah.

    Jaringan pendidikan Muhammadiyah, tersebar dari pusat kota sampai

    kepelosok desa.

    Sasarannya juga jelas yaitu kaum muslimin yang jumlahnya 88 % dari

    jumlah penduduk Indonesia.

    Memang Muhammadiyah terkenal dengan dakwahnya disektor

    pendidikan yang pada awalnya sangat dibutuhkan ummat. Tetapi,

    perkembangan zaman tidak saja menuntut menginginkan bisa tulis baca,

    tetapi sudah jauh dari itu, terutama sekali teknologi "Apakah keunggulan

    kompetitifMuhammadiyah ?"

    Para pemimpin Muhammadiyah sejak dari K. H. Ahmad Dahlan

    telah mencoba menjwab persoalan-persoalan yang ada dan tampil ditengah

    kehidupan pergaulan masyarakat melalui gerakan dakwah dan amal-amal

    Muhammadiyah.

    Disamping itu Muhammadiyah mesti ingat selalu bahwa globalisasi

    merupakan kecemasan bagi hampir seluruh lapisan masyarakat.

    Muhammadiyah yang berjuang untuk amar ma'ruf nahi munkar harusmempersiapkan diri membentengi ummat Islam. Untuk menjawab

    globalisasi, bagaimana peningkatan kualitas pelayanan produk pendidikan

    tersebut. Perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh di era

    persaingan yang semakin tajam ini.

    Kekayaan Muhammadiyah dari segi sumber daya manusia dan benda

    adalah merupakan kelebihan organisasi ini dari masa dulu. Termasuk

    sangat diperhitungkan oleh potensi di luar Muhammadiyah.

    Maka yang lebih penting adalah memelihara kekerabatan yang

    mendalam yang menjadi kekuatan besar dari pada tokoh-tokoh besar

    tersebut.

    Kegiatan sosial, memelihara anak yatim membangun poliklinik dan

    Rumah Sakit adalah dalam kerangka Dakwah ibadah kepada Allah.

    Kerja besar kita sekarang adalah bagaimana potensi yang potensial

    itu menjadi potensi yang riil.

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 8

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    9/25

    Soalnya, generasi sekarang memang dilingkupi

    pertanyaan-pertanyaan.

    Apakah generasi sekarang masih berminat untuk mempertahankan

    nilai-nilai agama ? Apakah nilai-nilai yang dibawakan oleh Muhammadiyah

    itu masih perlu ?

    Dari segi historis, peran Muhammadiyah dengan tokoh-tokohnya

    yang terdiri dari berbagai unsur dapat bersama-sama mengembangkan

    Muhammadiyah.

    Sesungguhnya jauh di balik itu kita ummat Islam memiliki suatu aset

    besar. Masih sangat relevan kita ungkapkan sekarang, di saat persatuan

    dan rasa ukhuwah serta kekerabatan hanya tampil dipermukaan, tidaktampak berurat kedalam hati ummat.

    Nilai-nilai yang terkandung di dalam prinsip ukhuwah dan kepedulian

    ini rasanya perlu kita tumbuh kembangkan lagi.

    Hari ini lahir pertanyaan, apakah yang dapat kita usahakan untuk

    mencapai hubungan kekeluargaan, kekerabatan, ukhuwah yang menjadi

    kunci persatuan dalam berbagai struktur kegiatan sosial, ekonomi, politik,

    budaya dan kehidupan keberagamaan, dalam masa kita sekarang ini (era

    globalisasi) ???.

    Kadang-kadang jawaban ini harus kita masukkan dalam satu

    agenda besar yang mencakup jangka pendek maupun jangka panjang.

    Walaupun dalam bentuk yang sederhana.

    Kalau kita belum bisa mengerjakan semua, jangan kita tinggalkan

    semua.

    AQIDAH TAUHID DAN UKHUWWAH ISLAMIYAH SUMBER

    KEKUATAN

    Goresan sejarah jua adanya, yang membuktikan bahwa kekerabatan

    yang mendalam itu, telah memberi kekuatan melaksanakan da'wah amar

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 9

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    10/25

    ma'ruf nahi munkar, ditengah berbagai tekanan dan pemaksaan kehendak.1

    Hasil besar ini di perdapat karena adanya satu landasan kuat (Tauhid,

    Aqidah Islamiyah) di dukung oleh persatuan dan Ukhuwah Islamiyah sertarasa kekeluargaan juga.

    Soal persatuan dan kesatuan semata-mata bukanlah soal ilmu

    pengetahuan dfan teknologi. Tidak hanya semata masalah HAM dan

    demokratisasi.

    Tidak bisa dibantah, bahwa ruh persatuan dan kesatuan itu akan

    berpengaruh besar bagi perkembangan iptek maupun HAM dan

    demokratisasi itu.

    Persatuan adalah aplikasi dari Tauhid (iman), yang akan

    mampu melahirkan "persaudaraan".

    Bersaudara tumbuh dari adanya Keimana Kepada Allah (sekaligus

    adalah aplikasi Ad Dinul Islam).

    Jadi konsekwensinya bila keimanan (Tauhid) melemah, maka akan

    hilanglah pula "rasa bersaudara".

    1 Contoh sejarah menyebutkan, tatkala 19 Agustus 1928 di Bukititnggi (Fort de Kock) berlangsung satu

    rapat besar "Majlis Permusyawaratan Ulama Minangkabau" pertama yang dihadiri 800 ulama-ulama, dan200 utusan-utusan dari 115 Persyarikatan Ummat Islam di Minangkabau, dan menelorkan MOSIMENOLAK GURU ORDONANSI 1925 yang terkenal itu.Hanya selang tiga bulan berikut (3 - 4 Nopember 1928) di tempat yang sama (Surau Inyiak Jambek),

    berlangsung lagi Permusyawaratan Ulama Mingakabau Kedua, dengan jumlah yang hadir lebih banyak(1500 orang). Inilah buah dari keakraban iman.

    ---- (Mungkin di waktu peristiwa besar itu, sebagian besar dari kita belum lahir, namun dapatterbaca kemabali di dalam buku PERINGATAN (Verslag) dari Majelis Permusyawaratan OelamaMinangkabau, dikumpulkan oleh A. 'Imran Djamil dan H. Abdul Malik Karim (Hamka), diterbitkan olehBhoekandel en Taman Poestaka "Summatera Thawalib" Fort de Kock, di cetak pada Snelpers DrukkerijGebr. "LIE" Fort de Kock, 1928). ----

    Bahwa para ulama, intelektual dan pemimpin Ummat Islam, Ninik Mamak dan Muslimat jugatelah terbisaa dengan perbentengan Adat dan Agama di Minangkabau, dapatlah terbukti denganditerbitkannya satu Seroean dan Harapan yang ditujukan kepada pemerintah (Penguasa Hindia Belanda)

    pada tahun 1941. Seruan itu diterbitkan berkenan dengan undang-undang yang dikeluarkan olehResident Sumatera Barat tentang "Verordening betreffende vergrijpen tegen de adat" atau "Aturantentang melanggar adat" yang berdampak menghilangkan "nilai-nilai adat itu sendiri". Yang sangat menarik dari seruan pemimpin ummat Islam Minangkabau (Sumatera Barat) tersebutadalah persatuan yang mereka miliki. BIla penanda tanganan seraun itu terdiri dari lima orang ulamabesar (Syeikh Daoed Rasyidi, Syeik Mohammad Djamil Djambek, Syeik Mohammad Dajmil Djaho, SyeikhSulaiman ar Rasoeli, dan Syeik Ibrahim Moesa), lima orang Ninik Mamak Alam Minangkabau (Dt.Simarajo Simabur Pariangan Padang panjang, Datuk Maharajo Dirajo Batipuh, Datuk Tungga Air Angat,Datuk Bandaro Sati bukit Surungan, dan Datuk Majo Indo Batu Sangkar). Kemudian di tambah oleh paraintelektual, organisator, para pendiri pendidikan, saudagar (pedagang), yang dapat digolongkancendikiawan di masa itu. Tokoh-tokoh berbobot di zamannya itu adalah A.R. St. Mansoer(Muhammadiyah), Anwar (Bank Nasional), S.J. St. Mangkoeto (Bank Moeslimin Indonesia), Rky. Rahmahel Junusijjah (Muslimat, Diniyah Putri), A. Kamil dan Zoelkarnaini (Angkatan Moeda Muhammadiyah) -Buya Zoel (?).

    Akibat nyata dari Seruan bertanggal 1 Januari 1941 itu, maka Resident Sumatera Barat tidakjadi mengeluarkan undang-undang yang membatasi wewenang adat ini.

    (lihat Typ. Tandikat PP - 1941).

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 10

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    11/25

    Punahnya rasa bersaudara ini danpaknya ikatan persatuan akan

    menjadi lemah.

    Persatuan yang sesungguhnya tidak bisa di beli dengan uang ataupun

    materi. Soal persatuan adalah soal hati (qalb).

    Tujuan yang akan di capai -- sebagai khittah yang telah digariskan --

    terpulang kepada nawaitu yang telah diniatkan oleh hati.

    Disinilah terdapat kemurnian (pure, kebersihan) amal perbuatan

    untuk mencapai tujuan sesuai yang diikhlaskan (bersih) hati.

    Bukanlah niat kita untuk sekedar membalik-balik lembar sejarah

    dalam memenuhi hasrat nostalgia.

    Tujuan kita sudahlah jelas. Wijhah itu adalah satu. Yaitu "keridhaan

    Allah" semata.

    Keridhaan Allah itu lah bagi kita yang menjadi motivasi bagi

    mewujudkan amal nyata "membentuk masyarakat utama" (khaira ummah)

    yang memotivasi kita untuk memilih berbuat atau tidak berbuat, bahkan

    memotivasi untuk bertindak dan kalau perlu adamasanya mesti diam.

    Mencari keridhaan Allah yang di pegang oleh setiap mukmin,

    adalah menjadi tujuan hidup dan menjadi tujuan mati, dan menjadi ikatan

    pemersatu ummat.

    Sebelum satu program yang dihasilkan bisa diwujudkan dalam satu

    langkah oleh satu ummat di dalam Persyarikatan Muhammadiyah, kerja

    nomor satu adalah menyatukan wijhah yakni keredhaan Allah.

    Bukan keredhaan orang lain. Bukan pula asal aku senang, atau juga

    tidak karena demi golongan.2

    Ini suatu agenda besar bagi "ummat utama", yakni Ummat

    Muhammad Shallallahu 'alaihi Wassalam.

    Apabila perpegangan ini tetap adanya dalam setiap tindak tanduk

    perjuangan, Insya Allah akan terhindar dari perpecahan (tafarruq) dan

    terjauh pula dari tanazu' (sikut menyikut). Yang akan lahir adalah

    perlombaan sehat dan jujur (fastabiqul khairaat).

    2 Perlu kita simak kembali pesan Bapak M. Natsir, "carilah keredhaan Allah Yang Satu, supaya

    kita dapat bersatu".Atau apa yang diamanatkan Ki Bagus Hadikusumo, 50 tahun silam "jangan cari

    benda-benda bertebaran, nanti kita akan bertebarab lantarannya".

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 11

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    12/25

    Ada lagi yang berbahaya, berobah niat ditengah perjalanan. Apa yang

    tadi telah dirumuskan semula menjadi kabur tak terbaca.

    Pada awalnya hendak menanam "cinta dan Takut kepada Allah"

    berubah menjadi "cinta kekuasaan dan takut mati".

    Yang diniatkan pada awalnya "dakwah Ilallah" (mengajak ummat

    utama kepada Allah), berobah tumbuh menjadi "dakwah ghairullah

    (kepentingan diri, jual tampang untuk aku).

    Yang berbuat jadinya 'aku-isme" atau "ananiyah", inilah yang

    menyuburkan tafarruq dan tanazu' itu.

    Ada beberapa tindakan yang mungkin dilakukan segera.

    a. Melakukan introspeksi di kalangan kita sendiri. mulai dari

    kelompok yang terkecil, bahkan keluarga. Masihkah prinsip-prinsip

    utama masih kita pertahankan.

    b. Masing-masing berusaha mengambil inisiatif dan aktif

    untuk mengikat kembali tali ukhuwah, kekerabatan dan kekeluargaan

    di antara keluarga tanpa gembar-gembor, namun secara jujur dalam

    mengatasi satu dua persoalan di tengah ummat yang kita pandu.

    c. Memelihara kesempatan-kesempatan yang ada dan

    tersedia dalam melakukan tatanan kekerabatan di tengah "keluarga"

    kita, dengan memperbesar frekwensi pertukaran fikiran secara

    informal dalam berbagai masalah ummat, dalam suasana jernih,

    tenang dan bersih serta tidak berprasangka.

    d. Berusaha mencari titik-titik pertemuan (kalimatun sawa) di

    antara kalangan kita, antara kalangan dan pribadi-pribadi para

    intelektual muslim (zu'ama), para pemegang kendali sistim *umara),

    dan para ikutan ummat utama, para ulama dan aktifis pergerakan

    baik tua maupun muda, dalam ikatan-iakatan yang tidak tegang dan

    kaku, karena kekuatan terletak pada keluwesan pikiran dan

    keteguhan prinsip.

    e. Menegakkan secara sungguh dan bertanggung jawab

    Nizhamul Mujtama' (tata hidup bermasyarakat) diatas dasar 'Aqidah

    Islamiyah dan Syari'ah, dengan memelihara mutu ibadah di kalangan

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 12

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    13/25

    ummat utama, Mu'amalah (sosial, ekonomi, siyasah) dan Akhlak

    (pemeliharaan tata nilai melelui pendidikan dan kaderisasi yang

    terarah).

    Ummat utama tentu tidak bisa ditegakkan dan di bentengi secara

    dadakan, namun melalui didikan, latihan, ujian lahir dan bathin, setaraf

    demi setaraf, mengutamakan perbaikan dari dalam.

    POLITIKDAKWAH AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR

    Diwaktu pemberontakan Gestapu/PKI, Muhammadiyah memutuskan

    dalam Musyawarah Kerja Nasional pada bulan November 1965 yang

    berlangsung di Asrama Haji Jalan Kemakmuran Jakarta bahwa pembubaranPartai Komunis Indonesia adalah ibadah.

    Dalam waktu yang bersamaan Organisasi Nahdatul Ulama yang

    disampaikan oleh K.H. Abdul Wahid Hasbullah dan K.H. Masykur

    mengatakan bahwa wajib hukumnya membubarkan PKI.

    Kegiatan Politik yang dilakukan oleh Muhammadiyah pada hakikatnya

    adalah dalam kerangka dakwah ,amar makruf nahi munkar.

    Untuk itu kita dituntut harus mampu membangun kualitas kehidupan

    yang mampu bersaing. Dengan segera melakukan konsolidasi internal,

    mampu mengembangkan tata pergaulan antar kelompok.3

    Arus perubahan itu bisa berbentuk makin meluasnya tuntutan terhadap

    hak-hak asasi dan keadilan, dan demokratisasi (sosial politik), bisa pula

    berbentuk makin berkembangnya dominasi dari sistim ekonomi kapitalis

    yang berakibat makin meluasnya jurang antara dhu'afa dan aghniya dalam

    pandangan ekonomi.

    Bahkan bisa berkembang menjadi di abaikannya nilai-nilai agama

    yang berakibat dapat menjungkir balikkan nilai-nilai moral dan spiritual

    yang sudah mapan dimiliki oleh masyarakat kita.

    3 Diantara tahun 1966 - 1980 sering sekali dilakukan kunjungan kepelosok-pelosok desa -- oleh para da'idan mubaligh --, mengunjungi ummat. Di kala itu, hubungan kedesa-desa sangat sulit. Tidak jarangharus ditempuh berjalan kaki, paling-paling berboncengan dengan sepeda, di sambung bendi ataupedati. Program waktu itu sedrhana sekali, "hidupkan dakwah bangun negeri". Begitu yang dilakukankedaerah-daerah di Binjai, Rao Mapat Tunggul, Lawang dan Baringin, terus ke Palembayan danTantaman. Dari Maninjau, Lubuk Basung, terus ke Padusunan dan Pariaman dan Kurai Taji. Menyatukunjungan-kunjungan itu ke Guguk Kubang tujuh Koto, ke Pangkalan Muara Paiti, bahkan sampai keMuara Mahat dan Bangkinang. Sama juga halnya ke Taram, Situjuh dan Lintau serta selingkar Padang

    Panjang dan Tanah datar, hingga ke Koto Baru dan Sungai Rumbai di Sijunjung, malah tidak jarangditeruskan pula ke Muara Bungo.

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 13

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    14/25

    Semuanya karena pengaruh pandangan bahwa materri (budaya

    kebendaan) adalah diatas segala-galanya, sebagai suatu gambaran

    kehidupan "laa diniyah", sehingga terbukalah pintu kemaksyiathan dan

    kemungkaran, kriminalitas dan krisis moral.

    Ilmu pengetahuan dan teknologi bergerak pula ke arah perubahan

    posisi menjadi "berhala baru", yang berujung kepada terbukanya peluang

    terciptanya masyarakat "dahriyyin", dan pada akhirnya hilanglah sibgah

    (jati diri) manusia sebagai makhluk Tuhan yang mulia, -- yang punya fithrah

    dan hati nurani --.

    Semuanya adalah ancaman serius bagi kualitas lingkungan serta

    rusaknya sistim kebudayaan dan menurunnya kualitas manusia.

    Hampir selalu pertemuan itu dilangsungkan pada

    sarana-sarana yang dibangun ummat milik persyarikatan.

    Ummatpun datang dari sekitar, dari gubuk-gubuk reot di ladang tepi

    hutan, memakai suluh daun kelapa, bila kebetulan malam telah tiba.

    Yang dibicarakan adalah masalah ummat itu sendiri.

    Bagaimana mereka bisa membenahi kehidupan ekonominya degan

    memanfaatkan alam sekitarnya, hidup dan tenaga yang dianugerahkan

    Allah kepada-Nya.

    Memelihara kesatuan yang sudah ada, memupuk kekeluargaan

    sesama, membudayakan "berat sepikul ringan sejinjing" dalam mengangkat

    dan mempersamakan amal berat yang di hadapi, sehingga lahirlah motivasi

    dan inovasi ditengah lingkungan mereka.

    Selalu saja terjadi, pertemuan-pertemuan ini berjalan sedari malam

    sampai pagi, bahkan di sambung sore harinya, ditutup dengan "tabligh

    akbar" di malam hari, dengan menghadirkan seluruh lapisan ummat tanpakecuali.

    Yang terjadi adalah proses integrasi, dan penyebaran informasi.

    Para remaja, generasi muda duduk selingkar ustadz-nya selesai

    mengaji, berbincang-bincang sampai pagi. Untuk selanjutnya besok hari,

    da'i pun pergi meninggalkan desa dengan segudang perasaan di hati, untuk

    kemudian akan disampaikan kepada teman-teman dan "orang-orang tua" di

    tingkat propinsi.

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 14

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    15/25

    Yang lahir seketika itu adalah :

    a. terbentengi ummat dari proses pemurtadan yang sedang

    mengintai,

    b. pemantapan kaderisasi,

    c. pemeliharaan aqidah secara langsung

    d. pembinaan kerukunan antar warga, lahirnya partisipasi

    aktif, dalam membangun diri dan membangun negeri

    e. menyebarnya informasi, diperkenalkannya khittah, diin-

    gatkan kembali bahaya dan ancaman zaman

    f. tumbuhnya ummat yang mandiri (sosial, ekonomi, dan

    musyawarah, demokrasi)

    g. terbentuknya persepsi dalam menyatukan langkah positif

    memelihara nilai-nilai luhur yang sudah mapan, pada setiap lapisan

    dan kalangan.

    Hal diatas sangat dimungkinkan karena ynag melibatkan diri dalam

    kegiatan tersebut adalah seluruh unsur-unsur yang ada di dalam negeri.

    Bahkan sejak dari perangkat dusun, desa hingga kecamatan, serta kalangan

    ninik mamak, pemuka masyarakat serta alim ulama, pemuda pemudi

    generasi muda, yang semuanya adalah potensi yang berpotensi dalam

    pembangunan berwawasan lingkungan.

    Perjalanan dakwah seperti itu mengasyikkan, sehingga lelah dan

    jarak tidak menjadi halangan, karena yang terpaut adalah "taalaful qulub" --

    pertautan hati dengan hati --.

    Bagaimanakah potret itu kini ? Setelah tiga dasawarsa musim

    berlalu ??.

    Sering terjadi, ustadz dan da'i -- yang juga berpredikat

    penggerak amal usaha persyarikatan atau da'i pembina organisasi --

    mereka telah cepat-cepat meninggalkan ummat secepat dia datang.

    Sehingga yang di kupas hanya sebatang kulit luar.

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 15

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    16/25

    Memang pernah terjadi, ada usaha-usaha terencana dan sistematik

    untuk memisahkan nilai-nilai kehidupan bangsa yang beradab dan beradat

    terutama di Nusantara Indonesia ini dari ajaran Agama Islam. Sungguhpun

    itu terjadi di penghujung abad 19 dan permulaan berada diawal abad ke 20.

    Namun keadaaan sedemikian itu segera terantisipasi oleh kearifan

    dan kecekatan para ulama dan cendikiawan kita. Kondisi kita pun di saat itu

    berada di dalam suasana tekanan penjajah dengan sistem imperialsime dan

    kapitalisme.

    Sederetan nama-nama para pemimpin kita, secara sambung

    bersambung telah mengukir sejarah dinegeri ini, dengan masuknya kita ke

    era-pembaruan (tajdid) itu.

    Nama-nama itu tidak akan terhapuskan oleh sejarah, mulai dari

    Panglima Diponegoro, Hasanuddin, T. Cik Di Tiro, Panglima Polem ,

    sampai kepada Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi dengan

    serentetan murid-murid beliau, diantaranya K. H. Ahmad Dahlan, Syeikh

    Haji Abdul Karim Amarullah (Ayahanda HAMKA) dan banyak lagi yang

    tidak tersebutkan dari pada yang mampu diungkapkan.

    Deretan para pemimpin ummat itu, semuanya memiliki prinsip

    kekerabatan yang mendalam, ukhuwah yang jernih, ilmu yang resikh, dan

    pendirian yang tak tergoyahkan dan khittah yang jelas.

    Diatas segalanya itu, Tauhid yang kokoh serta istiqamah dalam

    menajalnkan khittah yang telah digariskan.

    Menarik untuk disimak, dari tauladan keperjuangan dakwah

    beliau-beliau itu, adalah hampir seluruhnya memiliki "surau" dan lahan

    tempat pembinaan kader (mengaji), dan punya sekolkah (madrasah)

    mempersiapkan ummat pengganti.

    Satu suasana yang indah, bila kita ungkapkan yang sudah terjadi

    "masa doeloe" dari pimpinan-pimpinan pergerakan dakwah persyarikatan. ,

    sebatas yang kita kutip dari pengalaman pendahulu-pendahulu kita.4

    4 Suatu ketika, pada hari pekan di Padang Panjang, konsul Muhammadiyah Minangkabau (Sumatera

    Barat) yaitu Buya A.R. St. Mansur bertemu dengan pimpinan Muhammadiyah dari Lintau. Beliaubertanya "Bagaiman perkembangan sekolah di Lintau". Sekolah yang ditanyakan itu, tentulah sekolahMuhammadiyah, yang merupakan satu sarana amal usaha Muhammadiyah. Sang pengurusMuhammadiyah Lintau ini, menjawab dengan gugup, sebab perkembangannya sedikit menurun, karena

    murid mulai kurang dan dan guru Muhammadiyah mulai pindah ke daerah lain. Mendengar ini Buya A.R.St. Mansur berkata, "Baiklah Insya Allah hari Kamis depan saya akan ke Lintau".

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 16

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    17/25

    Bila kita teruskan menyebut contoh lain dari tanggapnya K. H. A.

    Malik Ahmad yang pada waktu itu memangku jabatan sebagai Kepala

    Jawatan Sosial Propinsi Sumatera Tengah. Beliau bertanya tentang

    amal-amal usaha Muhammadiyah ini, antara lain terjadi tatkala beliau

    sampai di Bukitinggi dan bertanya kepada pengelola Panti Asuhan

    Muhammadiyah Mandiangin.

    "Bagaimana keadaan anak-anak panti ?".

    Dengan sedikit kecut dan mengeluh pengurus pengelola menyatakan

    bahwa sekarang ini bantuan untuk panti sedikit macet. Beliau langsung

    tanggap dan mengatakan baiklah, Insya Allah "sebentar lagi saya akan

    datang ke sana, tolong beri tahu keluarga".

    Dengan sedikit tergopoh-gopoh pengelola panti asuhan yatim

    Muhammadiyah (A'syiyah) ini pulang dengan sebuah tugas mengumpulkan

    keluarga dan kerabat.

    Selang beberapa lama K. H. A. Malik Ahmad datang di Panti

    Asuhan Yatim yang menjadi amal usaha persyarikatan ini.

    Bertanya dan menampung permasalahan yang ada. Rupanya, inti

    masalah adalah terhentinya bantuan dari Jawatan Sosial.

    Buya K. H. A. Malik Ahmad segera meminta, buatlah surat dan

    saya akan tanda tangani. Surat pun dibuat saat itu, K. H. A. Malik Ahmad

    pun menanda tangani seketika, dan urusan selanjutnya menjadi tanggung

    jawab pengurus. Besar yang kita kutip dari peristiwa kecil ini.

    a. Dengan nilai-nilai "mawaddah fil qurba" (kekerabatan yang

    mendalam), dapat dihindari perbedaan visi, dan bersih dari

    kepentingan-kepentingan konflik internal maupun interes

    pribadi, sehingga pengambilan keputusan cepat dilakukan(atisipasi aktif).

    b. Ummat di dorong aktif memiliki mutu (kualitas) kemandirian

    dan percaya diri, karena pemimpin persyarikatan memiliki

    Berita tersebut segera menyebar di sekeliling Lintau, sejak dari Batu Bulek sampai ke buo,bahwa Konsul Muhammadiyah akan datang. Sibuklah masyarakat -- ummat utama -- itu, dan tepat padahari yang dijanjikan Buya A.R. St. Mansur datang di Lintau, dan menginap di rumah pegurusPersyarikatan.

    Pimpinan-pimpinan persyarikatan dari daerah sekeliling menyempatkan betul untuk hadir,bahkan ada yang dari Halaban sampai ke Tanjung Ampalu. Ummat umumpun merasakan nikmat

    kehadiran beliau dengan satu "tabligh besar". Beliau telah menanamkan urat di hati ummat. Akhirnyapersoalan segera teratasi.

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 17

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    18/25

    komitmen yang jelas dan terhindar dari pelunturan akhlak

    (status, organisasi, khittah).

    c. Terpeliharanya hubungan kerjasama yang terpogram, atas

    dasar sama-sama bekerja dengan berbagai pihak sehingga

    kepentingan-kepentingan gerak persyarikatan menjadi sangat

    strategis (diterima oleh semua kalangan).

    MENGHADAPI ARUS PERUBAHAN GLOBALISASI

    Derasnya arus perubahan di abad mendatang -- Abad Duapuluh

    Satu -- tersebab globalisasi adalah karena tingginya tingkat

    persaingan dan konflik kepentingan yang sangat keras dan

    komptetitif dalam seluruh bidang kehidupan.

    Menariknya, ada pertanyaan yang kelihatannya -- suka

    atau tidak suka -- harus dijawab organisasi besar ini.

    Pertanyaan-pertanyaan tentang potensi bisnis Muhammadiyah

    dan bagaimana menjalankannya dimasa datang. Dan tanggung

    jawab aqidah organisasi ini terhadap generasi Islam di zaman yang

    termasuk "berat" ini.

    Pada intinya, bagaimana Muhammadiyah menggali sumber

    dana dan bagaimana menggunakan.

    Bagaimana Muhammadiyah sebagai organisasi sosial tetapi

    perbaharuan yang dilakukan organisasi ini dengan aspek dagang,

    kelihatannya harus dipertanyakan lagi.

    Sudah kah Muhammadiyah efisien dan dapat menjawabtuntutan konsumennya yaitu ummat Islam ?.

    Bagaimanapun, mekanisme ekonomi harus berjalan, karena

    Muhammadiyah punya asset yang sangat banyak.

    "Kunci untuk itu adalah sense of belonging dan self-esteem

    terhadap organisasi harus hidup dikalangan anggota. Tanpa ini

    organisasi akan melempem, hidup segan mati tunggu dulu."

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 18

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    19/25

    Artinya, produk yang dihasilkan Muhammadiyah memang

    masuk dalam daftar konsumsi anggotanya.

    Sebenarnya kesempatan kita berbentuk "peluang" terbuka

    lebar. Kita memiliki da'i-da'i yang berperan dalam sistim, ada juga

    dikalangan birokrasi, banyak pula para ilmuan dan inteletual,

    kalangan pengusaha dan penguasa, legislatif maupun eksekutif.

    Yang sering muncul adalah pejabat anggota persyarika-

    tan. Jarang sekali tampil hadir pengurus persyarikatan yang kebetulan

    sedang memegang suatu jabatan penting dalam negara.

    Maka perlu rasanya digerakkan kembali sesudah ini,

    kunjungan-kunjungan kebawah oleh persyarikatan, yang berbicara

    tentang ummat dan persyarikatan.

    Karena itu kita masih sangat di tuntut untuk membentuk

    pribadi-pribadi yang utuh dan unggul dengan iman dan taqwa,

    berlimu pengetahuan dan teknologi, berjiwa wiraswasta, ber-moral

    akhlak, ber-adat dan ber-agama. Yang akan kita kembangkan adalah

    "hidup modern dan maju dengan keimanan yang kokoh".Tentu mendesak pula ada program pelatihan ketrampilan, yang

    khusus-khusus yang diperlukan oleh bidang-bidang yang

    membutuhkan, sebelum kesempatan itu di isi oleh tenaga-tenaga

    lainnya.

    Di tuntut pula melakukan idealisme dalam membangun sosok

    dan tatanan, peradaban modern yang Islami yang diredhai oleh

    Allah , kearah suatu kemajuan peradaban tanpa terbelahnya "iman"

    dan "kepribadian".

    Ini mungkin akan merupakan upaya nyata kita dalam membuat

    pagar-pagar kokoh menyambut perubahan-perubahan yang akan

    datang, dalam bentuk antisipasi aktif. Lebih jauh lagi ;

    a. Potensi sumber daya yang di miliki (intelektual, kader,

    praktisi) dikembangkan secara optimal.

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 19

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    20/25

    b. Asset persyarikatan yang di miliki, digerakkan dengan

    loncatan jauh ke depan.

    c. Prinsip-prinsip perjuangan persyarikatan

    Muhammadiyah dimasyarakatkan secara konsisten dan

    dinamis

    d. Berbagai pemikiran yang timbul di integrasikan dengan

    pemikiran-pemikiran Muhammadiyah

    e. Kualitas Amal Usaha Muhammadiyah dapat

    dikendalikan dengan memadukan misi Muhammadiyah

    dan manajemen terapan yang efektif dan efisien,

    akhirnya amal usaha Muhammadiyah ini menduduki

    potensi strategis di dalam perkembangan kehidupan

    ummat.

    PANDAI MEMILIHDAN MEMILAH

    Marilah sekarang kita mulai lagi memilih dan memilah

    mana-mana yang mungkin dan masih relevan di abad mendatang ini.

    Program yang berat itu kita sederhanakan, sehingga lebih ringan

    mengangkatnya.

    Tidak sederhana barangkali menterjemahkan ungkapan kita

    dalam program mendatang yaitu : "kita mulai dengan apa yang ada,

    karena yang ada pada kita sekarang sebenarnya sudah amat cukup

    untuk memulai".

    Hubungan pemuda-pemudi tidak hanya tersungkup oleh

    kehidupan kampung, tapi sudah bisa meniru kota. Mereka mulai

    terbuka meniru segala perkembangan, hampir-hampir tidak punya

    batas.

    Hubungan kekerabatan dalam keluarga mulai menipis. Peran

    ninik mamak masih terlihat hanya dalam batas-batas seremonial.

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 20

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    21/25

    Peran da'i dan khatib mulai di batasi sekedar pengisi ceramah

    di mesjid, khutbah jum'at, atau mengaji kalau ada yang lahir dan

    mati.

    Kedudukan orang tua, hanya menyediakan serba kebutuhan

    fisik dan materi.

    Guru-guru disekolah punya tugas mengajar, peran pendidikan

    menjadi kabur dan melemah.

    Kondisi beginilah sebenarnya yang sangat rawan dalam

    menanti sepanjang abad ke duapuluh satu ini.

    Bagaimana kehidupan masyarakat didesa-desa. Kondisi inisekarang menjadi lahan kerawanan, bila tidak segera teratasi

    berdampak besar dalam menerima abad Duapuluh Satu.5

    Akhirnya, Mentawai juga daerah kita. Dia minta di-awasi dalam

    segala segi. Disana ada ummat Islam. Pertambanhannya setiap

    tahunbertendens menanjak terus. Karena keberadaan Islam bagi

    banyak mereka adalah citra kehidupan.

    Masalah utama mereka adalah keterbelakangan, kebodohan

    (karena kurangnya kesempatan), ketinggalan (sosial ekonomi),

    kurangnya pemahaman dan isolasi transportasi.

    Sumber daya alamnya potensial untuk dikembangkan.

    Daerahnya bisa menjadi sentra peternakan sapi, kerbau,

    ataupun kambing.

    Yang diperlukan hanya latihan-latihan praktis bagaimana

    memeliharanya, dan di tambah dengan sedikit ilmu manajemennya.

    5-- yang tadinya terisolir, atau tertinggal, dan nyatanya sekarang seluruh atau sebagian isolasi itu

    setekah di buka -- dan menjadi sentra dari perkebunan-perkebunan besar (seperti Pasaman, Sitiung danSolok Selatan).

    Mereka sebahagian berada di luar kegiatan perkebunan itu. Walau sebahagian masyarakat transimigrasitadinya -- sekarang telah menjadi masyarakat Sumatera Barat, dan menjadi anak kemenakan orangMinangkabau -- di Sitiung, Sungai Kunyit, Pasaman, mempunyai harapan besar dan ikut berperan aktifdalam perkembangan perkebunan besar di maksud. Umpamanya keikut sertaan mereka dalamProyek-proyek Perkebunan (PIR) dan sebagainya. Tapi, masyarakat asli -- pembauran, menurut istilah diSitiung -- seringkali tertingalkan (disebabkan karena berbagai sebab antara lain karakter yang melekatmalas, tidak acuh, ingin senang tanpa usaha, belum terbisaa dengan usaha-usaha pertanian atauperkebunan besar, atau karena belum/tidak di beri kesempatan). Sesungguhnya mereka adalah ummatkita, yang berhak mendapat perlakuan utama dalam proses pembangunan di daerah dimana mereka

    telah ditakdirkan hidup turun temurun dan memiliki ulayat (dalam garis turunan nenek moyang).

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 21

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    22/25

    Siapa yang akan memulai ?. Secara ekonomis dapat di lihat

    potretnya. Menjual sapi dan kerbau ke luar Mentawai nantinya, lebih

    berpendapatan besar dari berdagang babi.

    Karena konsumen untuk sapi dan kerbau -- di daratan tanah

    tepi -- lebih banyak dari konsumsi lokal babi di Mentawai.

    Untuk semua pengembangan ekonomi ummat ini, kita dapat

    menggerakkan potensi Baitul Maal Wat Tamwil, Bank Muamalat,

    Lembaga-Lembaga Keuangan dan Perbankan milik BUMN atau

    swasta, BAZIS, ataupun pribadi-pribadi muhsinin, tentu

    mengikutsertakan peran penelitian dari Lambaga-Lembaga Perguruan

    Tinggi Nageri maupun Swasta.

    Disinilah peran persyarikatan Muhammadiyah membentuk

    kader-kader terarah yang selektif dengan misi Muhammadiyah.

    Universitas Muhammadiyah menjadi salah satu tumpuan

    harapan kita semua untuk menyaring pokok-pokok pikiran yang

    berkembang menjadi satu program nyata. Insya Allah.

    Bagaimana sekarang ?,

    Maka jawabannya terletak kepada kemampuan organisasi

    persyarikatan Muhammadiyah untuk melakukan introspeksi, inisiatif,

    dan pro-aktif untuk mengikat ukhuwah, memelihara kesempatan

    yang ada, mencari titik pertemuan dan menegakkan secara

    sungguh-sungguh dan bertanggung jawab dalam gerakan aqidah dan

    dakwah amar makruf nahi munkar.

    Karena, memang, Muhammadiyah dengan asset trilyunan

    rupiah tidak menutup kemungkinan masuknya oknum-oknum yang

    mengambil kesempatan untuk kepentingan pribadi. Muhammadiyah

    harus menjawab dan mencari jalan keluar dari pertanyaan sabalik

    secara terbuka. Terutama sekali tentu, memperbaiki niat. Kita harus

    jujur melihat, semakin banyak ummat yang rusak pada zaman yang

    tak berketentuan ini. Hanya dengan memanfaatkan seluruh petensi

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 22

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    23/25

    yang ada, maka kita percaya organisasi Muhammadiyah di Indonesia

    ini akan lebih berkembang dengan baik.

    Sebaliknya, kalau Muhammadiyah dengan pengurusnya hanya

    berkemampuan membentuk kelompok yang hanya mementingkan

    kepentingan sesaat saja, ada harapan untuk masa-masa mendatang

    Muhammadiyah di Nusantara ini akan merosot perkembangannya.

    Warga persyarikatan Muhammadiyah hendaknya memaklumi

    bahwa mengembangkan Muhammadiyah masa-masa mendatang

    tidak akan mampu dikerjakan oleh warga Muhammadiyah saja.

    Oleh sebab itu, sangat diperlukan kerjasama dengan berbagai

    pihak. Menciptakan hal-hal demikian, sangatlah wajar untuk

    membesarkan Muhammadiyah perlu seayun selangkah.

    Perlu kerja sama yang mantap, baik sesama cendikiawan

    persyarikatan maupun dengan kalangan diluar Muhammadiyah.

    Pengurus Muhammadiyah, sama saja dengan pengurus

    organisasi lain, punya kekurangan-kekurangan yang perlu diatasi

    bersama-sama. Untuk itu, sangat diharapkan kerja sama yang salingisi mengisi menutupi segala kekurangan tersebut.

    Sekaligus sistem memanjat batang pinang perlu dijauhi.

    Hanya dengan memanfaatkan potensi yang ada, maka

    Muhammadiyah akan bisa berkembang dengan baik.

    Bagaimanapun juga harapan masyarakat masih tetap besar

    pada Muhammadiyah.

    Oleh sebab itu kepercayaan yang sudah diberikan kepada

    pengurus hendaknya dipegang sebagai amanat ummat.

    Sebaliknya, amanah yang diberikan ummat tersebut jangan

    disalahartikan. Jangan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi,

    kelompok atau golongan.

    Akhirnya akan tersua premis hidup bahwa, Siapa saja yang

    memanfaatkan organisasi untuk kepentingan pribadi, maka yang

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 23

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    24/25

    memanfaatkan organisasi untuk kepentingan pribadi itu akan di

    hukum oleh pribadinya sendiri.

    Muhammadiyah memiliki sangat banyak amal usaha milik

    persyarikatan. Diantaranya lembaga pendidikan, lembaga

    keagamaan dan lembaga sosial lainnya.

    Adakalanya lembaga tersebut berjalan sendiri-sendiri, tanpa

    pengarahan yang jelas dari pimpinan Muhammadiyah.

    Bahkan tidak jarang terjadi, lembaga yang berkembang

    dikalangan Muhammadiyah dijadikan pusat persengketaan. Terjadilah saling tuding menuding. Saling mejelekkan sesama

    pengurus dan sebagainya.

    Terjadinya berbagai kasus tersebut tidak bisa dilepaskan dari

    kepentingan pribadi yang terlalu menonjol.

    Padahal dalam Muhammadiyah sudah ada satu aturannya, yaitu

    kaidah persyarikatan.

    Jadi, semua gerak dalam organisasi sudah ada pedomannya,

    yaitu kaidah organisasi.

    Dengan taat asas kepada kaidah-kaidah persyarikatan serta

    teguh aqidah dengan ditopang oleh kemampuan memanfaatkan

    seluruh potensi yang ada, kitapun percaya, gerak roda organisasi

    Muhammadiyah akan berjalan dengan mulus.

    Sebaliknya, kalau pengurus dan anggota persyarikatan lupa

    memperhitungkan potensi yang ada, bisa saja nantinya sesama

    pengurus akan berjalan sendiri-sendiri.

    Tentu saja Muhammadiyah di Nusanatara ini akan mundur.

    Jelas hal demikian tidak diharapkan.

    Akhirnya marilah kita kembali memulai musim bertanam.

    Bertanam amal dan kebijaksanaan mencari Redha Allah itu, dan

    membuat masyarakat utama yang ber-aqidah, Aqidah Islamiyah.

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 24

  • 8/9/2019 Muhammadiyah Gerakan Dakwah Aqidah dan Kultural

    25/25

    " .... ibarat tanaman yang mengeluarkan tunasnya, lalu Ia teguhkan dia,

    maka dijadikan ia gemuk dan tegap berdiri atas pangkalnya,

    menggembirakan penanamnya ......

    ialah karena Ia hendak menjengkelkan kaum kafir (yang menolak) itu

    dengan (kesuburan) mereka yang (mukmin) .....

    Allah janjikan mereka yang beriman dan beramal saleh - dari mereka,

    keampunan dan ganjaran yang besar .-----"

    (Al Fath - 20)

    Menebar benih, menanam, memupuk, bersiang, melindungi -

    dari gangguan-gangguan cuaca (panas dan dingin) itu, itulah tugas

    persyarikatan dan pemimpin ummatnya.-

    Demikianlah, "semoga Allah selalu memberikan redha-Nya".

    Wal hamdulillahi Rabbil 'alamin,

    Wa ladzikurullahi Akbar .----***

    Padang, 15 Oktober 2000

    Muhammadiyah Gerakan Aqidah dan Dakwah 25