muhammad jakfar

21
Jurnal Administrasi Pendidikan ISSN 2302-0156 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pp. 1- 21 Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 - 1 EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM PAKET B PADA SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN ACEH BESAR Muhammad Jakfar 1 , Djailani AR 2 , Khairuddin 3 1) Magister Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Abstract: Today education issues in Indonesia are the low of education quality and 9-year compulsory education program through package B. this is related to the poor implementation of education system caused by Economic capacity of parents and learning community in the learning of Package B program. This research aimed at describing the effectiveness of package B implementation, preparation of lesson plan, and implementation and obstacles in package B learning program. This research employed descriptive analysis method with qualitative approach. The subjects of the research were the head of Learning Activity Workshop, the coordinator of learning tutor, and learning tutor of Learning Activity Workshop of Aceh Besar. Data were collected by using observation, interview, and documentation study technique. The data obtained were analyzed by using reduction, display, and verification technique. The results showed that 1. the process of lesson plan preparation (document I and II) at Learning activity workshop, vision and mission formulation, and analysis of requirement were conducted through learning tutor meeting at the end of academic year; 2. The implementation of package B program at Learning Activity Workshop of Aceh Besar showed that: a. the learning was effective and useful, b. learning approach was centered to the students, c. attention was given to the differences of each individual, d. learning experience involved knowledge, skill, and attitude, e. principle of complete learning was implemented, f. the learning was active, effective and fun. 3. A routine learning evaluation can improve motivation of the learning community and it was useful for the tutor in order to know the level of learning completeness of the students. There were obstacle faced in the field, which is lack of allocated fund and poor facilities and infrastructure that influenced the goal of package B program achievement in its implementation. Keywords: Effectiveness, implementation, Package B program Abstrak: Permasalahan pendidikan di Indonesia pada saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan serta program wajib belajar sembilan tahun melalui program paket B hal ini berkaitan dengan penerapan sistem pendidikan yang kurang disebabkan oleh kemampuan ekonomi orang tua dan warga belajar dalam proses pembelajaran program paket B. Penelitian ini bertujuan untuk menggambaran tentang efektivitas pelaksanaan program Paket B dan proses penyusunan RPP, pelaksanaan dan hambatan dalam pembelajaran program Paket B pada SKB Aceh Besar. Metode penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah kepala SKB, Koordinator Pamong Belajar, dan Pamong Belajar SKB Aceh Besar. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan telaah dokumensi. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik reduksi, display dan verifikasi. Hasil penelitian ditemukan bahwa : 1. Proses penyusunan RPP (dokumen I dan II) pada SKB Aceh Besar melakukan perumusan visi, misi dan analisis kebutuhan yang dilaksanakan dalam suatu Musyawarah Pamong Belajar di akhir tahun pelajaran; 2. Pelaksanaan program paket B pada SKB Aceh Besar menunjukkan a. pembelajaran efektif dan bermakna,b. pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, c. perhatian perbedaan individu,d. pengalaman belajar mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap. e. prinsip belajar tuntas f. pembelajaran yang aktif, efektif dan menyenangkan 3. Evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan secara rutin dapat meningkatkan motivasi warga belajar dan berguna bagi pamong belajar dalam mengetahui tingkat ketutasan belajar peserta didik. Masih adanya hambatan yang dihadapi dilapangan berupa masih kurangnya dana yang dialokasikan sehingga saran dan prasarana yang tersedia masih kurang sehingga mempengaruhi tujuan percapaian program paket B dalam pelaksanaanya belum optimal. Kata Kunci : Efektivitas,Pelaksanaan, Program Paket B.

Upload: cuek-setia

Post on 14-Feb-2015

40 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

rth 56

TRANSCRIPT

Jurnal Administrasi Pendidikan ISSN 2302-0156 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pp. 1- 21

Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus

2012 - 1

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM PAKET B

PADA SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB)

KABUPATEN ACEH BESAR

Muhammad Jakfar1, Djailani AR

2, Khairuddin

3

1) Magister Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala

Abstract: Today education issues in Indonesia are the low of education quality and 9-year compulsory education program through package B. this is related to the poor implementation of education system caused by Economic capacity of parents and learning community in the learning of Package B program. This research aimed at describing the effectiveness of package B implementation, preparation of lesson plan, and implementation and obstacles in package B learning program. This research employed descriptive analysis method with qualitative approach. The subjects of the research were the head of Learning Activity Workshop, the coordinator of learning tutor, and learning tutor of Learning Activity Workshop of Aceh Besar. Data were collected by using observation, interview, and documentation study technique. The data obtained were analyzed by using reduction, display, and verification technique. The results showed that 1. the process of lesson plan preparation (document I and II) at Learning activity workshop, vision and mission formulation, and analysis of requirement were conducted through learning tutor meeting at the end of academic year; 2. The implementation of package B program at Learning Activity Workshop of Aceh Besar showed that: a. the learning was effective and useful, b. learning approach was centered to the students, c. attention was given to the differences of each individual, d. learning experience involved knowledge, skill, and attitude, e. principle of complete learning was implemented, f. the learning was active, effective and fun. 3. A routine learning evaluation can improve motivation of the learning community and it was useful for the tutor in order to know the level of learning completeness of the students. There were obstacle faced in the field, which is lack of allocated fund and poor facilities and infrastructure that influenced the goal of package B program achievement in its implementation.

Keywords: Effectiveness, implementation, Package B program

Abstrak: Permasalahan pendidikan di Indonesia pada saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan serta

program wajib belajar sembilan tahun melalui program paket B hal ini berkaitan dengan penerapan

sistem pendidikan yang kurang disebabkan oleh kemampuan ekonomi orang tua dan warga belajar

dalam proses pembelajaran program paket B. Penelitian ini bertujuan untuk menggambaran tentang efektivitas pelaksanaan program Paket B dan proses penyusunan RPP, pelaksanaan dan hambatan

dalam pembelajaran program Paket B pada SKB Aceh Besar. Metode penelitian ini bersifat deskriptif

analitis dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah kepala SKB, Koordinator Pamong

Belajar, dan Pamong Belajar SKB Aceh Besar. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi,

wawancara dan telaah dokumensi. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik reduksi, display dan

verifikasi. Hasil penelitian ditemukan bahwa : 1. Proses penyusunan RPP (dokumen I dan II) pada SKB

Aceh Besar melakukan perumusan visi, misi dan analisis kebutuhan yang dilaksanakan dalam suatu

Musyawarah Pamong Belajar di akhir tahun pelajaran; 2. Pelaksanaan program paket B pada SKB

Aceh Besar menunjukkan a. pembelajaran efektif dan bermakna,b. pendekatan pembelajaran yang

berpusat pada peserta didik, c. perhatian perbedaan individu,d. pengalaman belajar mencakup aspek

pengetahuan, ketrampilan dan sikap. e. prinsip belajar tuntas f. pembelajaran yang aktif, efektif dan

menyenangkan 3. Evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan secara rutin dapat meningkatkan motivasi warga belajar dan berguna bagi pamong belajar dalam mengetahui tingkat ketutasan belajar peserta

didik. Masih adanya hambatan yang dihadapi dilapangan berupa masih kurangnya dana yang

dialokasikan sehingga saran dan prasarana yang tersedia masih kurang sehingga mempengaruhi tujuan

percapaian program paket B dalam pelaksanaanya belum optimal.

Kata Kunci : Efektivitas,Pelaksanaan, Program Paket B.

Jurnal Administrasi Pendidikan ISSN 2302-0156 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pp. 2- 21

Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus

2012 - 2

Pendidikan sumber daya manusia

mempunyai peranan penting bagi keikut

sertaan dan kesinambungan pembangunan

suatu bangsa. Oleh karena itu,

pembangunan dan peningkatan sumber

daya manusia mutlak diperlukan dalam

kontek pengembangan sumber daya

manusia. Dalam hal ini pendidikan akan

berpengaruh terhadap produktivitas, dan

juga akan berpengaruh terhadap fertilitas

masyarakat. Pendidikan menjadi sumber

daya manusia lebih cepat mengerti dan

siap menghadapi perubahan dilingkungan

masyarakat.

Maka tidaklah mengherankan jika

Sejak dicanangkan wajib belajar

pendidikan dasar 9 tahun oleh pemerintah

pada tahun 1994, maka peluang

memperoleh pendidikan dasar setingkat

SLTP semakin terbuka. Dalam Undang

Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.

Seorang disebut tamat pendidikan

apabila ia telah menyelesaikan pendidikan

dasar SD 6 tahun dan SLTP 3 tahun.

Dengan demikian pengertian wajar (wajib

belajar) 9 tahun adalah kewajiban warga

negara Indonesia yang berusia 7 tahun

untuk memasuki pendidikan dasar hingga

sekurang-kurangnya selama 9 tahun.

Dengan kata lain, semua anak usia 7-15

tahun (7-12 tahun di SD dan 13-15 tahun

di SLTP) diharapkan mengikuti proses

belajar disekolah atau luar sekolah.

Program Paket B antara lain menyebutkan

bahwa kejar paket B adalah suatu jenjang

pendidikan luar sekolah yang setara

dengan SLTP.

Sesuai Kepetusan Mendikbud Nomor

023/0/1997 Menetapkan bahwa SKB

merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPTD)

kegiatan belajar Pendidikan luar Sekolah,

pemuda dan olahraga yang mempunyai

tugas melakukan perbuatan percontohan

pengendalian mutu pelaksanaan program

pendidikan luar sekolah, pemuda dan

olahraga (Dirjen Dikklusepora). Pada Pasal

8 Keputusan Mendikbud Nomor

023/0/1997 Menjelaskan bahwa tenaga

fungsional SKB adalah Pamong Belajar.

Pamong Belajar mempunyai tugas pokok

sesuai dengan jenjang jabatannya. Pamong

Belajar Merupakan ujung tombak SKB

dalam pelaksanaan program kegiatan

dilapangan. Namun faktor internal dan

ekternal warga belajar sangat bervariasi,

sehingga sering menjadi kendala yang

tidak mudah mudah untuk

menanggulanginya, pasal 13 ayat I

Keputusan Bupati Nomor 402 tahun 2002

menguraikan tugas pokok Pamong belajar

mempunyai tugas melaksanakan

pengawasan dan pembinaan pendidikan

Jurnal Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala

Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus

2012 - 3

Luar Sekolah, pembinaan pemuda olahraga

dan pendidikan masyarakat.

Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Aceh

Besar Provinsi Aceh merupakan satuan

Unit Pelaksan Tehnis (UPTD) yang berada

dibawah dan bertanggung jawab langsung

kepada kepala Dinas Pendidikan kabupaten

Aceh Besar. Keberadaan warga belajar

dikejar Paket B pada umumnya

dikarenakan ketidakmampuan orang tua

untuk menyekolahkan anaknya. Apabila

dicermati mengakibatkan kelanjutan

pendidikan anak menjadi terhalang. Hal ini

sangat dimungkinkan karena untuk

menyekolahkan anak tentu memerlukan

biaya yang tidak sedikit, sedangkan untuk

mencukupi kebutuhan hidup sehari- hari

sulit. Dengan asumsi tersebut SKB sebagai

UPT Diklusepora diberi tugas untuk dapat

mengantisipasi kondisi sosial masyarakat

yang kurang beruntung dengan tanpa

mengurangi kualitas hasil pembelajaran.

Salah satu bentuknya adalah dengan

melaksanakan program belajar kejar Paket

B binaan SKB.

Untuk mewujudkan hal tersebut

program kejar Paket B dalam proses

pembelajaran yang bervariasi dan

menekankan aspek praktis dengan

melibatkan warga belajar secara mendalam

dalam program belajar. Untuk

mewujudkan tujuan ini proses

pembelajaran menggunakan pendekatan

yang berorientasi pada kebutuhan warga

belajar, mengali potensi warga belajar,

memamfaatkan dan mengembangkan apa

yang ada pada warga belajar. Untuk

mewujutkan hendaknya lebih

mencerminkan pada ciri ciri kemandirian

pribadi warga belajar bukan pemaksaan

sehingga yang ditekankan adalah

kebebasan pribadi dalam memilih

pendidikan yang bersifat fungsional yang

diyakini dapat memperbaiki kualitas

kehidupannya.

Dengan demikian yang diperlukan

bukan programstandar dalam arti isi,

metode, bahan belajar, waktu, tetapi

standar kebiasaan dari tiap warga belajar

agar program ini dapat menghasilkan

pengetahuan /ketrampilan yang dituntut

oleh suatu lapangan kerja. Untuk itu

pengelola program perlu memikirkan

bagaimana menggali potensi warga belajar

dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan

yang harus dikuasai warga belajar sesuai

dengan pilihannya, agar nantinya warga

belajar merasakan mamfaatnya.

Saat ini pelaksaan program paket B

tidak mengikut sertakan warga belajar

dalam penyusunan kegiatan proses belajar

mengajar terutama dalam hal jadwal

belajar dan bentuk ketrampilan yang

dilaksanakan dipaket B, sehingga membuat

warga belajar terkesan adanya

keterpaksaan dalam mengikuti proses

pembelajaran, disamping itu kurang

koordinasi dengan pihak terkait dalam hal

ini penilik PLS dan kurangnya koordinasi

dengan camat.

Dalam keputusan bupati Aceh Besar

nomor 20 tahun 2002, Bab III pasal 3 ayat

Jurnal Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala

4 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012

(2) dikatakan UPTD SKB Aceh Besar

dipinpim oleh seorang kepala yang

bertanggung jawab kepada Kepala Dinas

Pendidikan dan secara oprasional

dikoordinasikan oleh camat.

Atas dasar pemikiran diatas, maka

penulis menetapkan efektivitas pelaksana

program paket B sebagai topik penelitian

ini dan SKB Aceh Besar sebagai objek

penelitian.

Rumusan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan

kopetensi SKB sebagai penyelenggara

program penuntasan wajib 9 tahun dengan

memperhatikan komponen tim gugus

kendali mutu. Adapun tim gugus kendali

mutu sebagai berikut : Kepala SKB

sebagai Ketua TIM, Kaur TU sebagai

penunjak pelaksanaan program, Pamong

Belajar sebagai Penanggung Jawab

pelaksana program SKB, Kasi PLS Dinas

Pendidikan sebagai pengawas program.

Berdasarkan pembatasan masalah

seperti tersebut diatas, dapat dirumuskan

permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan program

paket B dalam melaksanakan proses

belajar mengajar.

2. Bagaimana pelaksanaan program

kejar paket B binaan SKB dalam

meningkatkan kualitas hasil belajar.

3. Sejauh mana hasil yang dicapai

Pamong Belajar dalam pelaksanaan

program Paket B.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui efektifitas pelaksana program

Kejar paket B binaan SKB yang selama ini

sedang berlangsung, sesuai dengan tugas

fungsi SKB sebagai unit pelaksana tehnis

pendidikan luar sekolah pendidikan non

formal.

Sedangkan tujuan khusus penelitian

ini adalah untuk mengetahui :

1. Proses Rencana Pembelajaran

Program kejar paket B binaan SKB

Aceh Besar dalam upaya

meningkatkan kualitas hasil

pembelajaran.

2. Pelaksanaan Program Paket B yang

dilaksanakan oleh Pamong Belajar

dalam mengupayakan pengentasan

pendidikan warga belajar binaan SKB

sesuai tugas pokoknya.

3. Proses Penilaian Hasil belajar

Program Paket B .

4. Faktor yang menghambat dalam

pelaksanaan program belajar Paket B.

Pertanyaan Penelitian

Penelitian ini menjawab beberapa

permasalahan tentang pengembangan

Program Paket B sebagai berikut :

1. Bagaimana proses perencanaan

Pembelajaran Program belajar paket

B.binaan SKB Aceh Besar.

2. Bagaimana proses pelaksanaan

program paket B binaan SKB Aceh

besar3. Bagaimana proses penilaian

program paket B binaan SKB Aceh

Jurnal Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala

Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus

2012 - 5

Besar

3. Faktor Apakah yang menghambatan

pelaksanaan program Paket B binaan

SKB Aceh Besar.

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

a. Secara teoritis penelitian ini ingin

memberi kontribusi terhadap

pengembangan ilmu pendidikan

khusus program Paket B. Disamping

itu, Penelitian ini dapat dimanfaatka

sebagai acuan bagi penyelenggara dan

pengelola program kejar paket B

binaan SKB pada khususnya serta

penyelenggara dan pengelola Kejar

paket B SKB pada umumnya.

b. Penelitian ini dapat dijadikan pola dan

strategi yang efektif untuk

mengsukseskan program wajib belajar

9 tahun melalui jalur pendidikan luar

sekolah dan pendidikan non Formal.

Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini sebagai bahan

masukan dan sumbangan pemikiran

kepada penyelenggara dan pengelola

program paket B khususnya agar

dalam pelaksanaan kelompok belajar

paket B dapat berjalan efektif.

b. Hasil penelitian ini juga dapat

digunakan sebagai bahan masukan

dan pertimbangan bagi setiap SKB

dalam menentukan kebijakan guna

meningkatkan efektivitas dan efesiensi

manajemen pelaksanaan program paket

B agar dapat berjalan efektif.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif, pendekatan kulitatif, tehnik

pengumpulan data observasi, wawancara,

dokumentasi. Subjek penelitian kepala

SKB, koordinator pamong belajar, pamong

belajar, dan kepala tata usaha di SKB Aceh

Besar. Tehnik pengelohan data analisis

kualitatif.

HASIL PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Sesuai dengan pokok masalah

penelitian yang telah diajukan pada bagian

awal laporan penelitian ini, maka hasil

penelitiannya terdiri dua bagian yaitu :

Proses penyusunan Program Paket B

UPTD SKB Aceh Besar merupakan

salah satu lembaga yang melaksanakan

program Paket B.yang saat ini dibina oleh

Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Besar

telah menerapkan Program Paket B. Dalam

upaya mewujud visi dan misi UPTD SKB

Aceh Besar meningkat prestasi melalui

upaya mengidentifikasi kegiatan

pembelajaran melalui peningkatan mutu

proses penyusunan kurikulum dalam

aktivitas pembelajaran sesuai dengan

Program Paket B yang berprinsip

diverifikasi sesuai dengan satuan

pendidikan, potensi daerah dan peserta

didik dengan menerapkan pembelajaran

aktif, kreatif dan menyenangkan.

Jurnal Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala

6 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012

Proses identifikasi standar isi dan

standar kompetensi lulusan sebagai sumber

dan acuan penyusunan Program Paket B

terlaksana dengan baik. Kepala SKB dalam

wawancara dengan peneliti mengenai

identifikasi standar isi dan standar

kompetensi lulusan mengatakan :

Mengidentifikasi standar isi dan

standar Program Paket A, Program Paket B,

dan Program Paket C kompentensi lulusan

dengan berpedoman pada Permendiknas

No. 14 tahun 2007 untuk SI dan Peraturan

Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP) No.0009/P/BSNP/VI/2011 tentang

Prosedur oprasional standar Ujian Nasional

Program Paket A, Program Paket B,

Program Paket C, dan Program Paket C

Lanjutan

Analisis kondisi yang ada dilapangan

yang meliputi peserta didik, pendidik dan

tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,

biaya dan program-program sekolah untuk

mengetahui kondisi nyata tentang keadaan

sekolah sehingga bisa menentukan

indikator yang sesuai dengan kondisi

lapangan dalam penyusunan silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Kepala UPTD SKB Aceh Besar dalam

wawancara dengan peneliti mengatakan :

Untuk melatih ketajaman dan

pemahaman analisis kondisi yang ada di

lapangan mengembangkan kemampuan

anggota tim penyusun RPP atau Pamong

Belajar untuk mengikuti pendidikan dan

pelatihan di tingkat sekolah, kabupaten,

provinsi, saya juga berupaya agar forum

Pamong Belajar dapat berperan sebagai

ajang diskusi antar Pamong Belajar dalam

mencari masukan, sehingga dapat

menentukan indikator pembelajaran dan

penilaian yang sesuai dengan kondisi

lapangan.

Dari pengamatan peneliti dalam hal

pembuatan RPP, tampak bahwa Pamong

Belajar belum memahami konsep dan

teknik pembuatan RPP terutama pada

bagian perumusan indikator, pengalaman

belajar yang sesuai, dan teknik penilaian

yang dapat mengukur pencapaian

kompetensi Warga Belajar.

Berkaitan analisis peluang dan

tantangan yang ada di masyarakat dan

lingkungan sekitarnya. Kepala SKB dalam

wawancara dengan peneliti mengatakan :

Analisis peluang dan tantangan yang

ada di masyarakat dan lingkungan

sekitarnya telah dilaksanakan baik tetapi

belum bisa melibatkan semua unsur karena

faktor kesibukan masing-masing, sehingga

hasilnya pun belum maksimal .

Berkaitan dengan peranan Forum

Pamong Belajar terhadap peningkatan

kemampuan Pamong Belajar dalam

merencanakan pembelajaran,

melaksanakan pembelajaran dan

mengevaluasi bedasarkan wawancara

dengan peneliti mengemukakan :

Dalam menyusun RPP kami tidak

banyak menghadapi kendala, pada

umumnya Pamong Belajar telah memiliki

silabus dan petunjuk pembuatan RPP, pada

umumnya Pamong Belajar di misi UPTD

Jurnal Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala

Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus

2012 - 7

SKB Aceh Besar aktif dalam kegiatan

musyawarah Pamong Belajar yang

dikoordinir oleh kepala SKB melalui

Koordinator Pamong Belajar.

Menurut pengamatan peneliti kepala

KB memiliki peran yang penting dalam

rangka mengkoordinir dan mendorong

Pamong Belajar untuk membuat semua

perangkat pembelajaran agar semua

Pamong Belajar memiliki referensi yang

cukup, SKB telah menganggarkan dana

untuk memfotokopi semua bahan yang

dibutuhkan oleh Pamong Belajar seperti

contoh silabus, RPP, perangkat penilaian.

Perencanaan pengajaran harus disusun

secara sistematis utuh dan menyeluruh,

mengacu pada prinsip pembelajaran yang

kontektual, fungsi RPP lebih ditujukan

untuk mengaktifkan proses pembelajaran.

Pamong Belajar di misi UPTD SKB

Aceh Besar didorong untuk dapat

mengembangkan RPP yang baik, logis,

sistematis karena di samping untuk

melaksanakan pembelajaran, Pamong

Belajar mengembangkan tanggung jawab

profesional RPP yang dikembangkan oleh

Pamong Belajar memiliki makna yang

cukup mendalam, RPP bukan hanya

sebagai alat kelengkapan administrasi

tetapi merupakan cermin, pandangan dan

sikap profesionalisme guru mengenai apa

yang terbaik untuk peserta didik. Pamong

Belajar dalam wawancara dengan peneliti

mengenai RPP mengemukakan :

Dengan adanya RPP sangat berguna

sebagai pedoman bagi Pamong Belajar,

sehingga dalam pengajaran tidak

menyimpang, apabila dalam silabus beban

Pamong Belajar lebih berat dimana

Pamong Belajar dituntut dapat memadukan

tiga aspek yaitu : aspek kognitif, afektif

dan psikomotor. Jika Pamong Belajar

memiliki RPP dapat mendorong agar

Pamong Belajar lebih siap dalam

melaksanakan pembelajaran jadi paling

tidak RPP dapat dijadikan rambu-rambu

dalam pelaksanaan pembelajaran

Kepala UPTD SKB Aceh Besar

secara berkala melaksanakan pemeriksaan

RPP yang dibuat oleh Pamong Belajar

pada waktu penanda tanganan DP3

biasanya Pamong Belajar harus

mengumpulkan semua perangkat

pembelajaran untuk mendapatkan

penilaian dari kepala SKB. Pada waktu

tertentu pengawas pendidikan kabupaten

Aceh Besar mengadakan monitoring ke

SKB untuk melihat pelaksanaan

pembelajaran.

Dari hasil pengamatan menunjukkan

bahwa dalam melaksanakan fungsi

sebagai pembimbing Kepala UPTD SKB

Aceh Besar memiliki strategi dalam

rangka meningkatkan profesionalisme

tenaga kependidikan dan berupaya

mengkordinasi segala kegiatan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran,

dengan adanya pembinaan terus menerus

terhadap guru diharapkan tidak ada lagi

Pamong Belajar yang tidak mengerti

dalam membuat RPP.

Menurut Koordinator Pamong Belajar

Jurnal Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala

8 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012

dalam wawancara dengan peneliti

mengemukakan :

Dalam mengembangkan RPP Pamong

Belajar perlu memperhatikan langkah-

langkah (1) mengindentifikasikan dan

mengelompokkan kompetensi yang ingin

dicapai (2) mengembangkan standar

kompetensi dalam rangka pembentukan

kompetensi bagi peserta didik (3)

menentukan metode pembelajaran (4)

menetapkan krikteria ketuntasan minimal

(KKM) .

Berdasarkan deskripsi data diatas

dapat dijelaskan bahwa dalam penyusunan

RPP kepala SKB memiliki peran yang

penting dalam mengarahkan dan

mengkoornisasikan serta memfasilitasi

Pamong Belajar dalam menyusun

perencanaan pembelajaran hal ini dapat

dilihat dan usaha Kepala SKB untuk

mengadakan pelatihan dan menyediakan

dana serta segala kebutuhan yang

mendukung pembuatan Program Paket B.

Penyelesaian pembelajaran oleh warga

belajar Program Paket B.

a. Prinsip Pembelajaran Program Paket

B.

Pembelajaran merupakan aktualisasi

kurikulum yang menuntut keaktifan

Pamong Belajar dalam menciptakan proses

pembelajaran pembelajaran yang

mendorong peserta didik dapat aktif sesuai

dengan rencana yang telah diprogram.

Aktivitas pembelajaran pada Program

Paket B adalah untuk membentuk

kompetensi bagi peserta didik, oleh karena

itu dalam pelaksanaan pembelajaran

Pamong Belajar harus dapat menguasai

prinsip-prinsip pembelajaran yang sesuai

dengan pendekatan Program Paket B.

Kepala SKB menurut pengamatan

peneliti memiliki perhatian dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran, hal

tersebut dapat terlihat dari upaya-upaya

yang dilakukan dalam meningkatkan

pemahaman dan peningkatan pembelajaran

antara lain dalam bentuk (1) mengikut

sertakan Pamong Belajar dalam penataran

yang diselenggarakan kabupaten, provinsi

dan nasional., (2) mengadakan pelatihan

melalui kegiatan BPKB yang diadakan di

sekolah (3) mengusahakan buku referensi

bagiPamong Belajar dan buku pelajaran

kepada peserta didik (4) melengkapi sarana

dan alat pembelajaran (5) melakukan

pengarahan dan bimbingan kepada

Pamong Belajar terutama dalam hal

perencanaan, pelaksanaan pembelajaran

dan evaluasi (6) melakukan kegiatan

supervisi kelas dan bimbingan konseling.

Dalam melaksanakan fungsi sebagai

pembimbing kepala memiliki strategi yang

tepat untuk mewujudkan visi dan misi

untuk meningkatkan profesionalisme

tenaga pendidikan serta menciptakan iklim

yang kondusif dan terus menerus

memberikan dorongan kepada Pamong

Belajar untuk dapat menguasi prinsip-

prinsip pembelajaran Program Paket B

Berkaitan dengan prinsip pembelajaran

Program Paket B Ketua Pamong Belajar

Jurnal Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala

Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus

2012 - 9

dalam wawancara dengan peneliti

mengatakakan :

Beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam pembelajaran Program Paket B

antara lain (1) pembelajaran efektif dan

bermakna (2) pendekatan pembelajaran

yang berpusat pada peserta didik (3) harus

memperhatikan perbedaan individu (4)

pengalaman belajar mencakup aspek

pengetahuan, ketrampilan dan sikap (5)

prinsip belajar tuntas (6) pembelajaran

yang aktif, efektif dan menyenangkan.

Pembelajaran memiliki sifat yang

sangat komplek karena melibatkan aspek

pedagogis, psikologis dan didaktis secara

bersamaan oleh karena itu hal yang perlu

diperhatikan oleh Pamong belajar

khususnya dalam pembelajaran adalah

melakukan pendampingan peserta didik

untuk menuju kesuksesan serta memahami

bahwa anak memiliki kemampuan yang

berbeda maka Pamong belajar harus

merancang materi yang berbeda pula.

Menurut Pamong belajar dalam

wawancara dengan peneliti mengenai

pembelajaran Program Paket B

menyatakan :

Dalam rangka pembentukan

kompetensi kegiatan pembelajaran harus

didesain sedemikian rupa yang diawali

dengan kegiatan awal atau pembukaan,

kegiatan inti atau pembentukan kompetensi

dan kegiatan penutup, pada kegiatan awal

diupayakan agar Pamong belajar dapat

menjalin keakraban guna menciptakan

suasana yang kondusif dan dilanjutkan

dengan fre test, kegiatan inti guna

membentuk kompetensi mencakup

penyampaian materi dengan menggunakan

metode yang bervariasi yang pada intinya

peserta didik dapat aktif dalam

pembelajaran dalam suasana yang

menyenangkan kemudian diakhiri dengan

penutup dapat dilakukan dengan

pemberian tugas dan dapat juga dalam

bentuk post test.

Dari pengamatan peneliti di lapangan

menunjukkan adanya upaya dari Pamong

Belajar untuk memberdayakan peserta

didik dalam pembelajaran, Pamong belajar

tidak lagi sebagai satu-satunya sumber

pembelajaran. Proses pembelajaran tidak

lagi didominasi oleh Pamong belajar

dimana Pamong belajar lebih sering

menggunakan metode ceramah, dalam

rangka pengembangan Program Paket B

Pamong belajar dapat menerapkan

prinsip-prisip pembelajaran yang

memungkinkan peserta didik dapat lebih

aktif dalam pembelajaran, fungsi Pamong

belajar dalam pembelajaran Program Paket

B, fungsi Pamong belajar tidak lebih

sebagai fasilitator dan motivator. Menurut

Pamong belajar dalam wawancara dengan

peneliti mengenai pembelajaran yang

efektif mengemukakan :

Dalam pelaksanaan pembelajaran

saya melakukan tahapan-tahapan dalam

pembelajaran antara lain (1) tahap

pemanasan dan apersepsi yang berguna

untuk menjajaki pengetahuan peserta didik

dan memotivasi peserta didik dengan

Jurnal Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala

10 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012

menyajikan materi yang menarik (2) tahap

eksplorasi dimana pada tahap ini kita

memperkenalkan bahan pembelajaran

sambil menggaitkan dengan pengetahuan

peserta didik (3) tahap konsolidasi, pada

tahap ini diupayakan agar anak dapat aktif

belajar guna pembentukan kompetensi (4)

pembentukan kompetensi sikap dan prilaku

(5) melakukan penilaian formatif.

Pembelajaran yang diterapkan oleh

Pamong Belajar UPTD SKB Aceh Besar

lebih menekankan pada upaya mendorong

partisipasi anak dalam pembelajaran

sehingga dalam pembelajaran anak akan

aktif. Keterlibatan anak didik merupakan

hal yang penting dan menentukkan

keberhasilan pembelajaran, hal ini dapat

dicapai apabila peserta didik memiliki

keterlibatan emosional dan mental, adanya

konstribusi peserta didik dalam mencapai

tujuan pembelajaran. Untuk menciptakan

pembelajaran diupayakan bahan

pembelajaran yang diajarkan memiliki

kaitan langsung dengan kehidupan sehari-

hari peserta didik. Menurut Pamong

Belajar dalam wawancara dengan peneliti

mengenai prinsip pembelajaran tuntas

mengatakan:

Agar anak didik memperolah hasil

yang maksimal dalam proses pembelajaran

Pamong belajar dituntut dapat

melaksanakan pembelajaran secara

sistematis dan terorganisir, keberhasilan

pembelajaran dapat diukur dari hasil yang

diperoleh peserta didik, ini dapat diketahui

dari hasil evaluasi. Kemampuan anak

untuk menyerapkan materi pembelajaran

memiliki korelasi dengan bagaimana upaya

Pamong belajar dalam melaksanakan

pembelajaran dan membantu peserta didik

untuk dapat menuntaskan pembelajaran

sesuai dengan standar minimal ketuntasan

belajar yang telah ditetapkan oleh Pamong

Belajar.

Dari studi dokumentasi peneliti

mendapat informasi bahwa peserta didik

dinyatakan tuntas apabila sudah

mendapatkan nilai di atas karakteria

ketuntasan minimal (KKM) yang sudah

dituntaskan oleh SKB, KKM untuk

pelajaran normatif dan adaptif adalah 6.00

dan untuk pembelajaran produktif 7.00

bagi peserta didik yang belum tuntas

biasanya Pamong belajar akan

mengadakan kegiatan remedial yaitu

memberi pelajaran tambahan atau

mengulang kembali materi pembelajaran

yang kurang dimengerti oleh peserta didik.

b. Strategi dan Metode Pembelajaran

Program Paket B

Dalam proses pembelajaran Pamong

Belajar memiliki strategi tersendiri guna

menciptakan pembelajaran yang aktif,

efektif dan menyenangkan. Untuk itu

Pamong Belajar dituntut dapat memahami

dan melaksanakan pembelajaran dengan

strategi dan metode pengajaran yang sesuai

dengan tuntutan Program Paket B, dengan

menggunakan metode yang bervariasi anak

didik lebih terdorong untuk aktif dalam

pembelajaran. Peserta didik tidak sekedar

Jurnal Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala

Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus

2012 - 11

mendengar tetapi lebih diutamakan anak

dapat melakukan dan mempraktikkan apa

saja yang telah dipelajari, jadi fungsi

Pamong Belajar hanya sebagai fasilitator,

Pamong Belajar tidak lagi dominan dalam

proses pembelajaran, pada intinya

pembelajaran berfokus pada peserta didik.

Menurut pengamatan peneliti pada

umumnya Pamong Belajar UPTD SKB

Aceh Besar sudah menerapkan

pembelajaran Program Paket B, namun ada

sebagian Pamong Belajar yang masih

memadukan antara Program Paket B

dengan sistem pembelajaran kurikulum

1994 dimana Pamong belajar lebih banyak

menggunakan metode ceramah, namun

sebagian besar Pamong belajar sudah

menerapkan pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran

Program Paket B, terutama bagi pamong

belajar yang sudah sering mengikuti

penataran dan pelatihan mereka sudah

memahami dan sudah menerapkan model-

model pembelajaran Contextual Teaching

Learning (CTL), pembelajaran berbasis

masalah, pembelajaran cooperative dan

model-model pembelajaran yang sesuai

dengan tuntutan Program Paket B.

Berkaitan dengan model-model

pembelajaran Pamong belajar dalam

wawancara dengan peneliti menyatakan :

Sering menggunakan metode

pembelajaran langsung dengan

menggunakan cooperatif learning dan

metode tugas, dalam pembelajaran ini anak

dilatih untuk dapat bekerja sama dalam

memecahkan masalah dengan berdiskusi,

anak-anak diberi tugas untuk menyusun

laporan hasil diskusi yang kemudian akan

dibahas bersama di kelas, tetapi dengan

jumlah peserta didik yang terlatih pada

saya agak sulit untuk membagi kelompok,

paling tidak saya dapat membagi

kelompok dengan membalik bangku

sehingga anak saling berhadapan, sesuai

dengan petunjuk penyusunan kelompok

yang terdiri dari peserta didik laki-laki dan

perempuan.

Untuk meningkatkan mutu

pembelajaran UPTD SKB Aceh Besar

secara rutin menyelenggarakan pelatihan

yang dikoordinasi oleh Balai Pendidikan

Kegiatan Belajar (BPKB) yang

bekerjasama dengan Dinas Pendidikan

kabupaten Aceh Besar pada prinsipnya

pelatihan Pamong belajar bidang studi

adalah untuk meningkatkan kemampuan

Pamong belajar, pada kegiatan ini Pamong

belajar dapat bertukar pikiran guna

mencari metode dan strategi yang sesuai

dengan pembelajaran Program Paket B

dan karakteristik anak didik. Dalam

kegiatan ini biasanya membahas mengenai

masalah yang dihadapi Pamong Belajar di

lapangan dan dicari jalan keluar agar

pembelajaran Program Paket B lebih

efektif. Dalam wawancara dengan Pamong

Belajar mengenai strategi pembelajaran

Program Paket B mengungkapkan sebagai

berikut :

Dalam pembelajaran saya berusaha

memberikan hal-hal yang baru, berupaya

Jurnal Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala

12 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012

menghubungkan apa yang dipelajari

dengan apa yang ada dilingkungan anak.

Saya menjelaskan dengan bahasa yang

mudah dimengerti oleh anak dan selalu

mengambil sampel yang ada dilingkungan

anak, untuk mendorong agar peserta didik

dapat aktif saya sering memberikan tugas-

tugas yang dapat mereka kerjakan secara

berkelompok anak-anak dibiasakan

menemukan sendiri materi yang diajarkan

diupayakan memiliki relevansi dengan

kehidupan peserta didik dengan demikian

peserta didik merasa apa yang dipelajari

akan berguna bagi kehidupannya.

Selanjutnya kepala SKB dalam

wawancara dengan peneliti mengenai

model pembelajara menyatakan :

Menurut informasi yang saya dapat

dari Pamong Belajar bahwa model

pembelajaran yang cocok untuk diterapkan

dalam pembelajaran Program Paket B

adalah model pembelajaran Contextual

Teaching Learning (CTL) dimana di dalam

pembelajaran Pamong belajar dapat

menghubungkan antara kompetensi yang

diajarkan sesuai dengan dunia nyata

sehingga anak dapat menghubungkan

antara pengetahuan yang dimiliki dengan

kehidupan sehari-hari model pembelajaran

kontektual pembelajaran berlangsung

secara alamiah dimana anak mengalami

dan melakukan sendiri, baik pembelajaran

yang dilakukan di dalam kelas maupun

pembelajaran yang dilaksanakan di luar

kelas ataupun dilingkungan masyarakat.

Pembelajaran kontektual dapat

menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan bagi peserta didik karena

pembelajaran dilakukan secara alamiah,

sehingga anak didik dapat langsung

mempraktikkan apa yang dipelajari dengan

kata lain bahwa anak akan mendapatkan

pengalaman dari kegiatan pembelajaran

dalam pembelajaran kontektual peserta

didik dapat memahami makna

pembelajaran sehingga dapat memotivasi

peserta didik untuk dapat belajar dengan

baik. Menurut Pamong belajar dalam

wawancara dengan peneliti mengenai

strategi pembelajaran menyatakan:

Pada mulanya para Pamong Belajar

kurang mengetahui model-model

pembelajaran Program Paket B, tetapi

setelah dikirim mengkuti penataran dan

pelatihan serta mempelajari sendiri.

Sehingga baru diketahui bahwa model-

model pembelajaran yang selama ini

terapkan hampir sama dengan model

pembelajaran Program Paket B.

Dalam wawancara dengan Pamong

belajar mengenai strategi pembelajaran

Program Paket B mengemukakan :

Dalam pembelajaran biasanya ada

materi-materi yang harus saya jelaskan

pada peserta didik tetapi saya lebih

mendorong agar anak dapat belajar sendiri

dan belajar berkelompok baik didalam

kelas maupun diluar kelas. Jadi menurut

saya jika materi pelajaran sulit dan

terbatasnya bahan saya akan menjelaskan,

sebaliknya kalau materi yang mudah saya

Jurnal Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala

Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus

2012 - 13

akan menugaskan anak untuk belajar

kelompok yang kemudian akan dibahas

dikelas.

Menurut pengamatan peneliti di

lapangan bahwa kepala UPTD SKB Aceh

Besar memiliki peran yang penting dalam

rangka pembinaan guru terutama dalam

proses pembelajaran, dalam kegiatan

BPKB kepala SKB banyak memberikan

strategi dan model-model pembelajaran,

dalam hal ini faktor pengalaman kepala

SKB akan mempengaruhi profesionalisme

kepala SKB, sehingga ketika Pamong

belajar kurang memahami tentang suatu

hal dapat langsung berkonsultasi dengan

kepala SKB.

Berdasarkan deskripsi data diatas

jelaslah bahwa untuk menunjang

keberhasilan proses pembelajaran Program

Paket B diperlukan strategi yang agar

pembelajaran yang aktif, kreatif, dan

menyenangkan Pamong Belajar dituntut

untuk menerapkan model-model

pembelajaran yang sesuai dengan Program

Paket B seperti model pembelajaran

kontektual, model pembelajaran, koperatif,

model pembelajaran langsung,

pembelajaran berbasis masalah dan model-

model pelajaran yang sesuai dengan

pembelajaran Program Paket B.

c. Evaluasi Pembelajaran Program Paket

B

Evaluasi pembelajaran yang

dilakukan pada UPTD SKB Aceh Besar

lebih menekankan pada evaluasi berbasis

kelas yaitu evaluasi yang dilakukan

menyeluruh terhadap kegiatan peserta

didik dari awal pembelajaran sampai akhir

pelajaran, evaluasi pembelajaran biasanya

dilaksanakan melalui ulangan harian yang

dilakukan oleh Pamong Belajar pada akhir

pelajaran atau blok, ulangan umum atau

ujian semester dilakukan pada akhir satu

semester yang dilaksanakan untuk

mengetahui perkembangan prestasi peserta

didik serta melaporkannya dalam bentuk

nilai rapor.

Evaluasi pembelajaran Program Paket

B mencakup tiga aspek kemampuan yaitu:

(1) evaluasi pembelajaran untuk mengukur

kemampuan kognitif (pengetahuan) yang

dapat dilakukan dengan menggunakan tes

lisan dan tes tulisan (2) evaluasi

pembelajaran psikomotorik (ketrampilan)

dilakukan dengan menggunakan ujian

praktik (3) evaluasi pembelajaran sikap

dilakukan dengan menggunakan daftar

isian sikap yang diseuaikan dengan tujuan

pembelajaran. Pamong belajar dalam

wawancara dengan penelti mengatakan :

Setiap akhir pembelajaran saya selalu

memberikan penilaian dalam bentuk tes

objektif dalam bentuk pilihan ganda dan

tes esay (dalam bentuk uraian ) terdiri dari

5 sampai 10 soal. Jika ada peserta didik

belum mencapai standar nilai minimal saya

langsung memberi remedial atau

memberikan tugas tambahan.

Dalam wawancara dengan Kordinator

Pamong Belajar mengenai evaluasi

pembelajaran mengatakan :

Jurnal Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala

14 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012

Evaluasi pembelajaran yang

dilaksanakan di lapangan kami mencakup

(1) pre test yaitu tes yang dilaksanakan

sebelum pembelajaran dilaksanakan guna

menjajaki kemampuan awal yang dimiliki

oleh peserta didik dan untuk

mempersiapkan peserta didik untuk belajar

(2) evaluasi proses yaitu penilaian yang

dilakukan oleh guru selama proses

pembelajaran berlangsung, evaluasi proses

dilakukkan untuk memberi kualitas

pembelajaran. Suatu pembelajaran

dikatakan berhasil apabila 75% anak aktif

baik fisik maupun mental dalam proses

belajar (3) post test dilaksanakan pada

akhir pelajaran yang berguna untuk

mengetahui tingkat keberhasilan proses

belajar mengajar.

Evaluasi pembelajaran Program Paket

B di UPTD SKB Aceh Besar dilakukan

secara sistematis dan berkesinambungan

sehingga akan menjadi bahan informasi

yang bermakna dalam mengambil

keputusan, untuk itu dalam pelaksanaan

evaluasi pembelajaran perlu

memperhatikan aspek-aspek kualitas dan

efektivitas sehingga hasil evaluasi benar-

benar bermanfaat bagi Pamong belajar.

Kepala SKB dalam wawancara dengan

peneliti mengenai evaluasi pembelajaran

mengatakan :

Saya selalu menekankan kepada

Pamong belajar untuk melakukan evaluasi

pembelajaran secara sistematis dan

bersinambungan guna memantau kemajuan

dan mendiagnosis kemampuan belajar

peserta didik. Pada umumnya Pamong

belajar telah membuat kumpulan soal

(bank soal) yang siap digunakan sesuai

dengan materi pembelajaran, untuk

pembuatan soal ujian sumatif (ujian

semester) pihak SKB memberikan intensif

kepada Pamong belajar.

Menurut pengamatan peneliti di

lapangan menunjukkan bahwa Pamong

Belajar UPTD SKB Aceh Besar secara

rutin melakukan evaluasi pembelajaran

terutama ulangan harian dan blok, peserta

didik sangat senang dalam mengikuti

ulangan, apalagi peserta didik akan diberi

tahu hasil ulangan, evaluasi pembelajaran

yang dilaksanakan secara rutin dapat

meningkatkan motivasi peserta didik

dalam mengikuti proses pembelajaran hasil

evaluasi sangat bermanfaat bagi Pamong

belajar dan mengetahui tingkat ketuntasan

belajar peserta didik.

Evaluasi pembelajaran dalam rangka

implementasi Program Paket B berupaya

menjaga keseimbangan antara aspek

pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan

aspek ketrampilan (psikomotorik)

penilaian aspek kognitif dilakukan setelah

peserta didik mempelajari satu kompetensi

pada akhir satu semester, penilaian

terhadap aspek sikap (afektif) dilakukan

selama berlangsungnya kegiatan

pembelajaran di lapangan, penilaian

psikomotorik dilakukan selama proses

belajar mengajar berlangsung. Kepala SKB

dalam wawancara dengan peneliti

mengenai evaluasi pembelajaran

Jurnal Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala

Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus

2012 - 15

mengatakan :

Dengan evaluasi memungkinkan

Pamong Belajar melakukan fungsi kontrol

terhadap kemampuan peserta didik dalam

penguasaan kompetensi dan sebagai

umpan balik bagi Pamong Belajar terutama

dalam hal (1) apakah peserta didik sudah

mengusai kompetensi yang sudah

ditentukan oleh Pamong Belajar (2) untuk

mengetahui apakah tujuan pembelajaran

mana yang belum dikuasai oleh peserta

didik (3) dapat memberikan informasi

kepada pamong belajar apakah strategi dan

metode pembelajaran sudah sesuai atau

belum.

Selanjutnya Koordinator Pamong

Belajar dalam wawancara dengan peneliti

mengemukakan :

Di lapangan kami sampai saat ini

masih melakukan ulangan semester,

mengadakan rapat untuk menyusun

organisasi kepanitian dalam ulangan

semester. Pamong belajar diminta untuk

membuat soal yang terdiri dari 40 soal

pilihan ganda dan 5 soal uraian (essay)

naskah soal dikumpulkan kepada wakil

kepala bidang kurikulum untuk diketik dan

diperbanyak oleh petugas tata usaha

dibawah pengawasan Koordinator Pamong

Belajar, seluruh biaya untuk untuk

kepentingan ulangan umum berasal dari

dana rutin yang sudah dianggarkan dalam

rancangan anggaran pendapatan dan

belanja (RAPB).

Hasil evaluasi pembalajaran sangat

berguna bagi Pamong Belajar dalam

rangka memantau dan mendiagnosis

kemampuan belajar peserta didik sehingga

memingkinkan Pamong Belajar

mengadakan kegiatan remedial jika ada

peserta didik yang mendapatkan nilai

diatas standar minimal ketuntasan belajar,

bagi peserta didik hasil evaluasi

pembelajaran akan dapat mengetahui

kemampuan dan kekurangan hal ini akan

mendorong motivasi anak untuk

memperbaiki proses pembelajaran.

Hambatan-hambatan yang dihadapi

pamong belajar dalam pelaksanaan Paket

B

a. Sarana dan prasarana belajar yang

kurang memadai

b. Media pembelajaran yang kurang

c. Tingkat motivasi belajar warga belajar

kurang

d. Dukungan instasi lain kurang

e. Kurangnya dana pendukung

pelaksanaan program

Pembahasan

Temuan peneliti dilapangan

menunjukkan bahwa pengembangan

Program Paket B dalam rangka

meningkatkan efektivitas pembelajaran

pada UPTD SKB Aceh Besar mencakup :

Kesimpulan

Proses identifikasi warga belajari dan

standar kompetensi lulusan sebagai sumber

dan acuan penyusunan Program Paket B

belum terlaksana dengan baik. Analisis

Jurnal Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala

16 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012

kondisi yang ada di lapangan yang

meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga

kependidikan, sarana dan prasarana, biaya

dan program-program indentifikasi untuk

mengetahui kondisi nyata tentang keadaan

lapangan sehingga bisa menentukan

indikator yang sesuai dengan kondisi

lapangan dalam penyusunan silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Belum berhasilan pengembangan

Program Paket B pada SKB Aceh Besar

tidak terlepas daripada kemampuan kepala

SKB dalam memimpin dan menerapkan

fungsi manajemen terutama dalam hal

perencanaan, pengorganisasian,

menggerakkan semua komponen dan

melakukan pengawasan baik langsung

maupun tidak langsung, kepala SKB selalu

melakukan monitoring tingkat efektivitas

proses pembelajaran. Kepala SKB dalam

melaksanakan fungsinya sebagai

supervisor bertanggung jawab

terselenggaranya proses pembelajaran

yang baik, kepala SKB harus dapat

memastikan proses pembelajaran dapat

berjalan sesuai dengan rencana, kepala

SKB tidak percaya begitu saja kepada

Pamong Belajar dalam melaksanakan

tugasnya, untuk itu kepala SKB melakukan

monitoring dan pengawasan. Kepala SKB

dengan pengetahuan dan pengalamannya

diharapkan dapat memberikan bantuan

kepada Pamong Belajar dalam rangka

meningkatkan kualitas pembelajaran.

Dalam hal pembuatan RPP, tampak

bahwa pemahaman Pamong Belajar

tentang konsep dan teknik pembuatan RPP

belum cukup baik terutama pada bagian

perumusan indikator, pengalaman belajar

yang sesuai, dan teknik penilaian yang

dapat mengukur pencapaian kompetensi

warga belajar.

Pengembangan kurikulum

mempunyai makna yang cukup luas.

Menurut Sukmadinata dalam Sanjaya

(2009:77) mengatakan bahwa :

Pengembangan kurikulum bisa berarti

penyusunan kurikulum yang sama sekali

baru (curriculumn construction), bisa juga

menyempurnakan kurikulum yang telah

ada (curriculum improvement).

Selanjutnya beliau juga menjelaskan, pada

satu sisi pengembangan kurikulum berarti

menyusun seluruh perangkat kurikulum

mulai dari dasar-dasar kurikulum, struktur

dan sebaran mata pelajaran, garis-garis

besar program pengajaran, sampai dengan

pedoman-pedoman pelaksanaan (macro

curriculum). Pada sisi lainnya berkenaan

dengan penjabaran kurikulum (GBPP)

yang telah disusun oleh tim pusat menjadi

rencana dan persiapan-persiapan mengajar

yang lebih khusus, yang dikerjakan oleh

Pamong Belajar di lapangan, seperti

penyusunan rencana tahunan, caturwulan,

satuan pelajaran, dan lain-lain (micro

curriculum).

Yang dimaksud pengembangan

kurikulum dalam bahasan ini bisa

mencakup keduanya, tergantung pada

konteks pendekatan dan model

pengembangan kurikulum itu sendiri.

Jurnal Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala

Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus

2012 - 17

Dilihat dari cakupan pengembangannya

apakah curriculumn construction atau

curriculum improvement, ada dua

pendekatan yang dapat diterapkan dalam

pengembangan kurikulum. Pertema,

pendekatan top down atau pendekatan

administratif, yaitu pendekatan dengan

sistem komando dari atas ke bawah; dan

kedua adalah pendekatan grass root, atau

pengembangan kurikulum yang diawali

oleh inisiatif dari bawah lalu

disebarluaskan pada tingkat atau skala

yang lebih luas, dengan istilah singkat

sering dinamakan pengembangan

kurikulum dari bawah ke atas.

Implementasi dalam aktivitas

pembelajaran

Keberhasilan sekolah dalam

implemetasi dalam aktivitas pembelajaran

banyak dipengaruhi oleh kemampuan dan

pemahaman Pamong Belajar terhadap

Program Paket B serta adanya respon

positif dari Pamong Belajar dalam

menghadapi perubahan kurikulum, hal ini

dapat dilihat dari besarnya antusias

Pamong Belajar dalam mengikuti

penataran dan pelatihan yang diadakan

oleh Dinas Pendidikan dan pelatihan di

BPKB, dimana dalam forum ini Pamong

Belajar dapat bersama-sama membahas hal

yang berkaitan dengan perencanaan

pembelajaran dan hal-hal yang berkaitan

dengan masalah-masalah yang dihadapi

dilapangan.

Kepala UPTD SKB Aceh Besar dalam

melaksanakan fungsinya sebagai

pembimbing memiliki strategi untuk

meningkatkan kemampuan profesional

Pamong Belajar dengan memberi

dorongan kepada seluruh komponen untuk

dapat melaksanakan tugas dengan baik,

penuh dedikasi, hal ini dapat dilakukan

berkat adanya perhatian kepala SKB

terhadap kesejahteraan Pamong Belajar,

memenuhi segala alat dan sarana

pembelajaran dan mampu menciptakan

kondisi yang kondusif yang

memungkinkan proses pembelajaran dapat

berjalan lancar.

Menurut Mulyasa (2004:24) ada

beberapa hal yang harus diperhatikan oleh

pamong belajar dalam pelaksanaan

pembelajaran, yaitu : (1) menguasai bahan

pembelajaran yang sajikan (2) dapat

merencanakan program pembelajaran

dengan baik (3) mampu mengelola kelas

dengan baik (4) menggunakan

media dan sumber belajar (5) menguasai

landasan pendidikan (6) melakukan

penilaian pembelajaran Program Paket B.

Sebagai sebuah temuan bahwa

strategi dan model pembelajaran yang

dikembangkan oleh Pamong Belajar dalam

rangka implementasi Program Paket B

pada UPTD SKB Aceh Besar menekankan

pada pembelajaran yang berpusat pada

peserta didik, tugas Pamong Belajar adalah

memberdayakan potensi yang dimiliki oleh

peserta didik, pembelajaran berlangsung

alamiah dimana peserta didik mengalami

dan melakukan sendiri, fungsi Pamong

Jurnal Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala

18 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012

Belajar tidak lagi sebagai transformator

ilmu kepada peserta didik, dalam

pembelajaran Program Paket B Pamong

Belajar hanya berfungsi sebagai fasilitator

dan mediator.

Peningkatan kualitas pembelajaran

lebih menekankan pada aspek kerjasama,

tanggung jawab dan peningkatan

kemampuan Pamong Belajar dalam

menguasai strategi dan model-model

pembelajaran, Pamong Belajar yang

profesional dapat menciptakan

pembelajaran yang aktif, efektif dan

bermakna melalui tahapan pembelajaran

yaitu : (1) melakukan pemanasan dan

apersepsi untuk menjajaki kemampuan

peserta didik (2) eksplorasi yaitu kegiatan

untuk memperkenalkan bahan dan

menggaitkan dengan pengetahuan yang

dimiliki oleh peserta (3) tahap konsolidasi

guna mengaktif peserta didik dalam

pelajaran (4) pebentukan kompetensi (5)

melakukan penilain formatif.

Pembelajaran yang aktif dan

bermakna yang dikembangkan dalam

rangka implementasi Program Paket B

dikembangkan melalui strategi

pembelajaran dan pemilihan model-model

pembelajaran yang sesuai dengan Program

Paket B, Pamong Belajar dapat

menggunakan model pembelajaran yang

bervariasi, dari temuan dilapangan model-

model pembelajaran kontektual menjadi

pilihan banyak Pamong Belajar menjadi

model pembelajaran yang paling sering

digunakan, pada pembelajaran kontektual

lebih menekankan pada keterkaitan antara

materi pelajaran dengan dunia kehidupan

peserta didik secara nyata.

Menurut UU RI No. 20 tahun 2003

ada beberapa alasan pembelajaran

kontektual menjadi pilihan yaitu : (1)

sejauh ini masih ada pandangan dalam

pendidikan kita bahwa pengetahuan

sebagai perangkat fakta-fakta yang

harus dihafal (2) pendekatan

kontektual memungkinkan peserta didik

dapat belajar sendiri (3) peserta didik

dapat mempraktikkan apa yang

dipelajarinya.

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Di

UPTD SKB Aceh Besar menekankan

pada evaluasi berbasis kompetensi

keahlian yaitu evaluasi yang dilaksanakan

secara menyeluruh mencakup aspek

kognitif (pengetahuan), afaktif (sikap),

psikomotorik (ketrampilan). Melalui

ulangan harian blok dan ulangan umum,

hasil evaluasi pembelajaran sangat berguna

untuk memantau kemampuan peserta didik

dan sebagai umpan balik bagi untuk

melakukan perbaikan proses pembelajaran

dan pelaksanaan remedial.

Tanggung jawab dan integritas

seorang Pamong Belajar sangat

mempengaruhi keberhasilan implementasi

Program Paket B pada SKB Aceh Besar,

kesadaran untuk mau berubah dan terus

menerus meningkatkan kompetensi harus

dijadikan budaya bagi seluruh warga,

peranan Pamong Belajar sebagai pendidik

harus dapat membimbing dan

Jurnal Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala

Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus

2012 - 19

menggerakkan warga belajar dengan

mengedepankan semangat kekeluargaan.

Menurut Mulyasa (2007: 246)

pembelajaran Program Paket B ditujukan

untuk: (1) memperkenalkan kehidupan

kepada peserta didik sesuai dengan konsp

learning to know, learning to do, learning

to be, dan learning to life together (2)

menumbuhkan kesadaran peserta didik

tentang pentingnya ilmu dalam kehidupan

(3) memberikan kemudahan belajar kepada

peserta didik (4) menumbuhkan

pembelajaran yang kondusif bagi

menumbuh kembangkan potensi peserta

didik.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas

tersebut diatas, maka kami ambil

kesimpulan :

1. Proses penyusunan Program Paket B

pada SKB Aceh Besar yaitu

penyusunan dokumen I (visi misi dan

tujuan SKB, potensi skb, struktur dan

muatan kurikulum, kelender

pendidikan dan waktu efektif) dan

dokumen II (silabus dan RPP) telah

berhasil disusun SKB yang memuat

komponen-komponennya tetapi belum

menunjukkan rincian yang saling

berhubungan satu dengan yang lain

dan belum mengakomodasi kondisi

nyata yang ada di SKB Aceh Besar.

2. Pelaksanaan pembelajaran program

paket B pada SKB Aceh Besar

menunjukkan (a) pembelajaran efektif

dan bermakna, (b) pendekatan

pembelajaran yang berpusat pada

peserta didik, (c) perhatian perbedaan

individu, (d) pengalaman belajar

mencakup aspek pengetahuan,

ketrampilan dan sikap (e) prinsip

belajar tuntas (f) pembelajaran yang

aktif, efektif dan menyenangkan.

3. Evaluasi pembelajaran dilaksanakan

secara rutin berupaya menjaga

keseimbangan antara aspek

pengetahuan (kognitif), sikap (afektif)

dan aspek ketrampilan (psikomotorik)

4. Masih adanya hambatan yang

dihadapi dalam pelaksanaan program

paket B terutama masalah alokasi

dana serta sarana dan prasarana yang

masih kurang

Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka

kami sampaikan beberapa implikasi :

1. Supaya rincian proses penyusunan

Program Paket B (dokumen I dan II)

saling berhubungan satu dengan yang

lain dan mengakomodasi kondisi

nyata keadaan SKB, maka perlu

menyusun ulang (dokumen I dan II)

serta menganalisis kelengkapan

sarana, pra sarana pembelajaran guna

mendukung suksesnya pengembangan

Program Paket B.

2. Supaya Pamong Belajar bisa

mengembangkan kepribadian Warga

Belajar dengan baik, Pamong Belajar

Jurnal Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala

20 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012

dapat tampil prima didepan kelas

melalui perencanaan pembelajaran

yang baik menggunakan strategi dan

model pembelajaran yang bervariasi

serta lebih banyak melibatkan warga

Belajar guna menciptakan

pembelajaran yang aktif, efektif dan

menyenangkan. maka Pamong Belajar

harus meningkatkan kompetensinya

terutama kompetensi pedagogisnya.

Sehingga dapat mengurangi Warga

Belajar bermasalah seperti sering tak

hadir, datang terlambat, sering cabut

dan kurang semangat belajar.

Saran

Berdasarkan implikasi diatas, kami

sampaikan beberapa saran :

1. Agar Kepala Dinas Pendidikan

Kabupaten Aceh Besar, Kepala dan

Koordinator Pamong Belajar SKB

Aceh Besar perlu menyusun ulang

Silabus (dokumen I dan II) serta

menganalisis kebutuhan yang sesuai

kondisi di lapangan dengan

melibatkan para pakar.

2. Agar Kepala Dinas Pendidikan

Kabupaten Aceh Besar dan Kepala

SKB Aceh Besar memberi

kesempatan yang luas untuk

mengembangkan diri melalui

pendidikan lanjutan dan mengirim

pamong belajar untuk mengikuti

penataran atau pelatihan baik yang

diselenggarakan ditingkat provinsi,

kabupaten dan melalui Forum

Pamong Belajar, guna meningkatkan

kompetensi Pamong Belajar dalam

melaksanakan tugas pembelajaran

dilapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S. (2002). Proses Penelian. Edisi

Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Bupati Kabupaten Aceh Besar. (2002). Susunan

Organisasi dan Urean Tugas Unit

Pelaksanaan Tehnis Sanggar Kegiatan

Belajar (SKB) Dinas Pendidikan

kabupaten Aceh Besar. Kota Jantho :

Keputusan Bupati Aceh Besar.

Bogdam, (2005) Metodelogi Penelitian.

Jakarta: Galia.

Dimyati, (2005) Metodelogi Penelitian.

Jakarta: Ghalia Depdikbud. (1998). Petunjuk Tehnis

Pengendalian Mutu Pelaksanaan

Program Diklusepora. Jakarta : Proyek

pembinaan tenaga kependidikan.

Depdikbud (1998). Tugas UPT serta

Kemampuan yang Harus Dimiliki

Tenaga Tehnis dan Tenaga

Kependidikan Dikluspora. Jakarta :

Proyek Pembinaan Tenaga

Kependidikan Dikluspora.

Depdikbud. (1994). Petunjuk Tehnis Program Kejar Paket B Setara SLTP. Jakarta :

Proyek Pengembangan Pendidikan Luar

Sekolah.

Depdiknas. (2003). Undang-undang No.20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Jakarta : Depdiknas

Engkoswara, (2005) Dasar-dasar Administrasi

Negara. Jakarta : Depdiknas.

Etzioni, Amtai, (2005) Modern Organitation,

New Jersey : Prentice Hall Inc.Fauzan,

(2005) Manajemen Diklat Pegawai MAN Bandung, Tesis : Bandung.

Gaffar, M Fakri. (2006). Perencanaan

Pendidikan: Teori dan Metodelogi.

Jakarta: P2LPTK Dirjen Dikti Dikbud.

Hermawan, (2006) Efektivitas Diklat

Keagamaan. Medan, Tesis.

Lembaga Administrasi Negara, (1996). Sistem

Administrasi Negara Republik

Indonesia. Edisi Ke Tiga, Jakarta Bumi

Aksara.

Moleong, Lexy. (2007). Metodologi Penelitian

Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munir, dan Budiarto. (1994). Kependudukan,

Lingkungan: Sumber Daya Alam dan

Jurnal Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala

Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus

2012 - 21

Kependudukan dalam Pembangunan.

Jakarta : UI-Press.

Nasution, S.(1996). Metode Penelitian

Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Sudijarto. (1994). Kontribusi Pendidikan Luar

Sekolah dalam Mengsukseskan Wajib

Belajar 9 Tahun dan Mengikis

Kemiskinan. Solo : PT. Tiga Serangkai

Soewartoyo, (2005). Dasar-dasar Organisasi

dan Manajemen.cetakan. Jakarta .

Ghalia Indonesia. Sudjana,D. (2006). Manajemen Program

Pendidikan : Untuk Pendidikan

Nonformal dan Pengembangan sumber

daya manusia. Bandung : Falah

Produksi.

Sumidjo. Wahyo dan soehejo, (2006). Buku

Materi Pokok Kepemimpinan. Jakarta :

Penerbit Kamtesa. Uniersitas Terbuka.

Siagian,S.P.( 2006) Manajemen Suber Daya

Manusia. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Thoha, Miftah, (2005) Kepemimpinan Suatu

Pendekatan Prilaku. Rajawali. Jakarta

Oemar, Hemalik. (2007) Pengembangan Suber

Daya Manusia : Manajemen Pelatihan

Ketenagakerjaan pendekatan Terpadu,

Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Yoesoef. Soelaiman, (2006). Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Surabaya :

Usaha Nasional.