mppl full version

23
TUGAS MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Disusun oleh : Aprilus Sihombing (1105026) Marjono Gultom (1105041) Diana Marsella (1105044) Nico Yudhanto (1105101) Pujianto (1103067 ) Hady (1105031) INSTITUT TEKNOLOGI HARAPAN BANGSA

Upload: frans-dragoon-countless

Post on 13-Sep-2015

235 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

A

TRANSCRIPT

TUGAS MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAKDisusun oleh :Aprilus Sihombing (1105026)

Marjono Gultom (1105041)

Diana Marsella (1105044)

Nico Yudhanto (1105101)

Pujianto (1103067 )

Hady (1105031)

INSTITUT TEKNOLOGI HARAPAN BANGSA

2008I.Project Summary Plan Essentials Rangkuman perencanaan projek merupakan rangkuman dari elemen elemen penting dari sebuah projek. Dipersiapkan agar orang yang menangani projek tersebut dapat mengetahui dengan sekilas apa yang harus dilakukan, mengapa dan bagaimana dilakukannya, kapan hasil dari projek tersebut diantarkan, oleh siapa dan dengan biaya sebesar apa. Diskusi dan penulisan kolaboratif dari elemen - elemen projek, oleh orang orang yang akan mengerjakan projek bisa mempengaruhi kualitas projek dan timeline projek.

Proses perencanaan harus mengikutkan anggota tim yang akan mengerjakan projek, karena usaha perencanaan akan diuntungkan dengan adanya masukan dari anggota tim yang akan mengerjakan projek tersebut. Hal ini juga akan mengikat anggota tim untuk menepati deadline yang telah disetujui bersama, dan juga merencanakan cara untuk mendiskusikan masalah masalah yang ada dengan anggota tim yang lain. Elemen elemen projek bisa diawasi dan penurunan dari rencana awal bisa digunakan sebagai peringatan dini akan adanya masalah. Komponen komponen dari rangkuman perencanaan adalah sebagai berikut :

Misi projek, tujuan dan objektif.

Metode Penanganan Projek.

Development Approach.

Project Critical Success Factors.

Business Plan.

Project Overview and/or Statement of Work. Specifications/technical requirements.

Project Milestone Schedule.

Project work breakdown structure.

Master Budget.

Project Network. Project Task Responsibility Matrix. Project Risk response.

System Verification Plan. Change Management Plan.

Services Support Plan.

Documentation Support Plan.

Prosedur untuk mengendalikan dokumentasi projek/quality records.

Project Team Membership. Qualification plan.

Misi Projek

Misi projek menghubungkan antara projek dengan misi perusahaan dan menyejajarkan projek dengan tujuan bisnis dan tujuan teknis. Sebuah pernyataan yang mewakili visi umum, yang digunakan untuk memandu tim projek. Agar projek berhasil, sangat penting bagi seluruh anggota tim untuk menerima pernyataan ini.

Metode Penanganan Projek

Metode Penanganan Projek adalah sebuah deskripsi dari prosedur yang digunakan untuk menangani aktivitas kerja, mencatat kemajuan, mendokumentasikan hasil, dll.

Development Approach

Metodology standar yang digunakan perusahaan untuk tipe aktivitas yang sedang berjalan. Pengecualian atau perubahan terhadap standar standar ini harus disetujui oleh anggota tim, dan digambarkan dengan sangat mendetil, karena dibutuhkan agar sesuai dengan panduan perusahaan.

Project Critical Success FactorsTim projek harus mencatat faktor faktor penting yang akan menunjang keberhasilan projek yang ada di pasaran dan lingkungan projek. Tim juga harus mengetahui dampak negate atau positif dari beberapa faktor tersebut. Hal ini harus didokumentasikan didalam rencana bisnis yang memperkirakan biaya pengeluaran dan penghasilan yang mungkin muncul selama pengerjaan projek tersebut.

Business PlanRencana bisnis berisi informasi financial dari projek. Rencana bisnis juga harus berisi keadaan pasar saat ini, dan juga posisi kompetitif produk di pasaran saat ini.

Project Overview and/or Statement of WorkProject Overview secara singkat menggambarkan pekerjaan yang sedang dilakukan. Sama seperti Statement of Work, project overview menggambarkan aktivitas kerja yang harus diselesaikan, pendanaannya, dan juga spesifikasi produk.Specifications/technical requirementsBagaimana kebutuhan teknis yang diajukan oleh konsumen akan dicapai akan dijelaskan disini.

Project Milestone ScheduleMilestone schedule adalah jadwal jangka panjang dari projek. Jadwal ini hanya menjelaskan deadline pengerjaan dari masing-masing komponen utama. Hanya berisi tanggal awal pengerjaan dan tanggal akhir pengerjaan dari masing-masing komponen utama dari projek tersebut.

Project work breakdown structure

Memecah atau membagi keseluruhan projek menjadi bagian bagian kecil. Dari bagian bagian kecil ini kita bisa memperkirakan biaya, personnel yang dibutuhkan, lama pengerjaan yang diharapkan, dan lain-lain.

Master BudgetMaster budget adalah perkiraan dana yang diperlukan untuk menyelesaikan masing-masing aktivitas dari projek pada fase pengembangan, dan biasanya biaya untuk memperkenalkan produk ke pasaran akan dimasukkan kedalam master budget.

Project NetworkJaringan projek adalah sebuah jadwal yang mengilustrasikan ketergantungan dari masing masing aktivitas kerja. Juga mengindikasikan apakah apakah tugas-tugas ini bisa dikerjakan secara parallel atau tidak. Jaringan ini mendefinisikan critical path yang jika ditunda, akan menunda penyelesaian projek.

Project Task Responsibility Matrix.Matrix ini mengilustrasikan siapa telah ditugasi apa, dan juga bagaimana tim projek tersebut akan berinteraksi ketika menyelesaikan tujuan projek. Jika peran masing-masing anggota tim masih belum jelas, tim akan frustasi. Halangan halangan yang serius akan muncul, dan projek akan mengalami konflik yang tidak membangun. Matrix ini bisa digunakan untuk mencegah kesalahpahaman dan meluruskan peran-peran dan tanggung jawab yang ada.

Project Risk Response.Segala sesuatu ada resikonya, namun bukan berarti kita harus langsung menyerah. Resiko-resiko yang ada ketika menjalankan suatu projek bisa diidentifikasi ditanggulangi sejak dini. Dengan mengikutkan semua anggota tim ketika proses pengidentifikasian resiko, maka akan lebih menyadarkan anggota tim dengan tanggung jawab masing-masing. Pengidentifikasian resiko yang baik biasanya akan mempertimbangkan baik resiko bisnis maupun resiko teknis. Kemungkinan suatu resiko untuk muncul akan dinilai oleh anggota tim.

System Verification Plan.Untuk membuktikan kepada client, bahwa kebutuhan teknis yang mereka inginkan telah dapat diakomodasi, maka diperlukan suatu mekanisme verifikasi. Dengan ada mekanisme ini, kita bisa meyakinkan client dan juga anggota tim bahwa projek sedang berjalan dengan lancer. Jika projek sedang mengalami gangguan sehingga tidak lulus dari proses verifikasi tersebut, maka kita bisa mengidentifikasi dan menanggulangi hal-hal yang menyebabkannya. Laporannya berupa biaya verifikasi/test, sumber daya yang dibutuhkan, dan lama waktu untuk melakukan test tersebut.

Change Management Plan.Change Management Plan merumuskan bagaimana suatu modifikasi atau change request akan dilaksanakan untuk perubahan desain setelah garis besar projek selesai. Perubahan mungkin dilakukan atas permintaan klien, tapi mungkin juga karena projek gagal melewati System Verification, oleh karena itu, perlu diubah agar sesuai dengan kebutuhan klien.

Services Support Plan.Perencanaan bagaimana support akan dilakukan setelah produk dipasarkan. Seringkali rencana bisnis ditulis untuk menentukan biaya dan penghasilan dari support tersebut.

Documentation Support Plan.Hampir sama dengan services support plan dan training support plan, documentation support plan dilakukan untuk mengetahui biaya total yang diperlukan untuk menghasilkan dokumentasi/ user manual yang bagus.

Prosedur untuk mengendalikan dokumentasi projek/quality records.Pada masing-masing tahap dari projek, ada kualitas-kualitas tertentu yang harus dipegang. Kualitas-kualitas ini menentukan nilai total dari produk yang dihasilkan setelah melalui proses Quality Check dari lembaga independen. Kualitas-kualitas ini didokumentasikan didalam Quality Records.

Project Team MembershipAnggota tim harus didaftarkan didalam summary plan. Tim juga mungkin ingin mendapatkan versi elektronik dari daftar tersebut, dimana alamat, alamat e-mail, nomor telepon dan nomor fax telah terdaftar. Daftar ini pun harus selalu di-update seiring dengan perubahan yang terjadi pada susunan keanggotaan tim.Qualification plan.Akhirnya, summary plan harus berisi qualification or launch plan. Rencana ini mendeskripsikan strategi untuk proses pengenalan produk ke pasar dan juga criteria yang telah disetujui agar produk ini meriah sukses di pasaran.

II.Team Development And Integrative Planning Process

Bisnis harus diorganisir dengan cara mengadaptasi strategi yang dapat meningkatkan performa baik di pasar dalam negeri ataupun di luar negeri .Integrative project planning proses adalah suatu cara menentukan keputusan dengan membuat suatu group yang membawa semua orang yang terlibat dalam project tersebut dan dipimpin oleh pemimpin project.IPP adalah suatu cara yang paling baik untuk memunculkan (merangsang ) ide-ide atau pemikiran yang kolaboratif.Team dalam suatu project dapat menggunakan IPP untuk menentukan spesifikasi costumer menjadi sebuah kesuksesan , hal ini dapat dilakukan dengan cara :

1. Menentukan lingkup pekerjaan

2. Merencanakan pengalokasian resource.

3. Mengidentifikasi resiko dan memperhatikan resiko-resiko tersebut.

Langkah-langkah yang dianjurkan dalam IPP ini adalah :

STEP I

Kemungkinan project berhasil bergantung pada banyak hal , diantaranya adalah bagaimana development team mendeskripsikan atau menjabarkan prosesnya.Komunikasi adalah suatu hal yang sangat penting dalam membangun team yang efektif dan produktif. Dimulai dengan sesi perencanaan (planning session) dengan menjelaskan tujuan dari project tersebut dan hasil yang diharapkan dari project tersebut. Lalu fokuskan pada kejelasan misi dari project ini , dan apa saja yang dapat membawa kesuksesan bagi project ini. Biasanya dalam menentukan misi akan memakan waktu yang lama, namun hal ini sangat penting dimana jika tidak ada kesamaan misi tentang project ini diantara project team akan menghambat pengerjaan project init.

STEP II

Menggambarkan secara detail tentang pekerjaan yang harus dilakukan dimulai dari level yang paling atas.Untuk mencapai tujuan ini , team cukup menggunakan teknik Post-It notes untuk mendapatkan gambaran dari pekerjaan yang harus dikerjakan sehingga pekerjaan tersebut dapat disusun kembali dan disesuaikan ketika pekerjaan-pekerjaan tersebut sudah diberikan kepada functional groups. Sebelum berakhirnya sesi ini sangatlah penting agar setiap sub-team menjelaskan konsep dari pekerjaan yang harus dilakukan kepada team lain sehingga tidak terjadi suatu hal yang ambigu. Durasi dari langkah ini tergantung seberapa besar lingkup kerja dan kompleksitas pekerjaan.

STEP III

Setelah lingkup kerja terdefinisi, selanjutnya adalah menentukan waktu pengerjaan (timeline). Proses ini menyediakan kesempatana bagi team untuk mendefinisikan batasan dari project yang berhubungan dengan waktu, dan menspesifikasikan bagaimana pekerjaan dilakukan untuk mencapai tujuan dari project ini. Biasanya pihak managemen pemasaran akan menentukan batasan waktu pengerjaan sehubungan dengan tekanan kompetitif dan kemungkinan munculnya product baru di pasaran. Tujuan dari IPP ini adalah untuk menganalisis setiap tugas yang ada , mempertimbangkan hubungan kebergantuan dengan aktifitas lain, menentukan durasi dan biaya , dan menentukan orang-orang baru yang akan direkrut agar project ini dapat selesai.

STEP IV

Mengidentifikasi hal-hal yang dapat membuat project ini sukses , dan juga mengidentifikasi hal-hal yang dapat yang bisa berbahaya bagi project ini. Hal-hal yang diidentifikasi mencakup hal internal dan juga hal eksternal , seperti menggunakan teknologi-teknologi mutakhir kepada project tersebut, kebijakan-kebijakan pemerintah. Langkah ini sangat membantu team untuk belajar bagaimana mengkolaborasikan ketentuan-ketentuan yang tidak pasti dengan strategi project yang berhubungan dengan resiko project dan mengidentifikasi akibat yang akan terjadi dan berdampak pada jadwal project.

5 hal yang menjadi komponen penting kesuksesan menggunakan IPP :

1. Membuat suatu image positif yang akan membantu para peserta untuk mengerti sangatlah penting bagi sebuah team untuk membangun sebuah komitmen untuk mencapai kesuksesan project.

2. Menetapkan misi dari project yang digabungkan dengan input dari team.

3. Membuat kejelasan atau pengertian yang benar kepada semua team sehingga resource dan waktu tidak terbuang percuma dan tidak terjadi duplikasi role dan tanggung jawab.

4. Membangun sebuah sense saling kebergantungan antara team untuk menyelesaikan jadwal yang telah ditetapkan,sehingga semua team akan bekerja secara tepat waktu sehingga team lain bisa terus melanjutkannya.

5. Mengembangkan kemampuan team untuk menghadapi permasalahan dengan cara yang baik dan mencapai sebuah kebulatan pendapat , sehingga dapat digunakan untuk memutuskan hal-hal yang penting (critical).

III.THE WORK BREAKDOWN STRUCTURE

Sebagaimana yang dilakukan IPP dalam menghasilkan salah satu dari komponen terpenting dari rencana ringkasan proyek terintegrasi, proyek Work Breakdown Structure (WBS). WBS mendefinisikan pekerjaan yang dilakukan dan perencanaan serta perangkat analisa primer digunakan di hampir semua proyek, mencakup informasi dan rekayasa sistem, manajemen konstruksi, dan obat-obatan, karena itu menjawab dua pertanyaan kunci : (1) Apa yang akan dimenuhi? Dan (2) Apakah hubungan hirarkis yang diperlukan dari usaha pekerjaan? WBS juga membantu proses manajemen proyek dengan (1) menyediakan satu daftar perangkat lunak lengkap, perangkat keras, layanan, dan teknologi informasi tugas harus diselesaikan selama pengembangan serta produksi satu produk; (2) mendefinisikan tanggung jawab, personil, memerlukan biaya, jangka waktu, resiko, dan hak lebih tinggi masing-masing tugas; dan (3) menyediakan satu easy-to-follow memberi nomor sistem untuk memungkinkan tracking hirarkis dari kemajuan.Perencanaan dan perangkat analisa yang penting ini diperkenalkan pada 1960-an oleh AS berikut agensi federal: DOD, DOE, FAA, dan NASA. Saat ini, secara luas dipekerjakan di seluruh dunia oleh riset dan pengembangan coporate laboratorium, perusahaan pengembangan software, pabrikan, dan tehnik sipil serta organisasi manajemen fasilitas. Dalam kata lain, adalah satu perangkat sesuai yang diperlukan untuk semua bentuk dari proyek. Berbagai jenis dan jangka waktu.WBS sekat proyek menjadi unsur-unsur yang dapat dikendalikan dari pekerjaan, di mana biaya, anggaran dan penjadwalan bisa lebih siap ditetapkan. Ketika dengan baik menyiapkan dan menyelesaikan, WBS memuaskan kebutuhan dari kedua manajemen proyek dan pelanggan. Integrasi dari proyek sesuai organisasi struktur dengan WBS membantu tim proyek untuk memberikan proyek spesifik personal tanggung jawab untuk tugas teknis itu perlu untuk memenuhi penyelesaian proyek yang sukses.

III.I Mempersiapkan WBS

Pembentukan silsilah keluarga WBS dimulai dengan cara membagi lagi atau menyekat, objektif proyek ke dalam blok pekerjaan sampai level paling rendah untuk mendukung dan mengontrol yang dicapai. Struktur treelike Ini adalah rem sepanjang proyek usaha menjadi unit yang dapat dikendalikan dan berdiri sendiri yang diberikan khusus dengan tanggungjawab untuk penyelesaian mereka. Hubungan WBS, dalam satu cara yang sangat logis, penelitian perusahaan dengan pekerjaan untuk dilakukan. Gambar 5.1 menunjukan level 2 WBS untuk satu radio transceiver (penerima-pemancar). Kita melihat bahwa jaringan radio dasar terdaftar di level 1 adalah penyekat sesudah itu dengan nya primer fungsional buat rencana level 2. Jika dilakukan dengan baik, disana tidak ada pekerjaan yang harus dilakukan yang tidak dapat dianggap sebagai bagian dari salah satu level 2 blok ini. Penomoran Tugas mengikuti setiap tugas dan memungkinkan tidak hanya tracking dari penyelesaian tugas tetapi biaya berhubungan.

WBS bukan sebuah uraian dengan cara disiplin atau organisasi fungsional, seperti perangkat keras, perangkat lunak, sistem atau Teknik Mesin. Cukup sebuah deliverable-oriented charting memproyeksikan kelompok elemen sebagai blok fungsional yang membantu ke arah mengorganisir pekerjaan memproyeksikan nomor tim yang ditugaskan. Setiap unsur-unsur level 2 dalam gambar 5.1 saat ini disekat ke dalam satu pengelompokan dari unsur-unsur level 3. Sejak WBS merepresentasikan lingkup penuh dari usaha spesifik apapun terhadap penerima yang diperlihatkan dalam gambar 5.2a, dan pekerjaan terhadap pengontrol, dalam gambar 5.2b.

Dalam gambar 5.2a, kita melihat bahwa penerima terdiri dari noise preamplifier rendah, tuner, pensintesa frekuensi, demodulator, dan penguat audio. Ini adalah komponen pembangun fungsional ke dalam sekat penerima. Selain dari pada itu, unsur-unsur ini harus dirancang dan dilakukan untuk dilakukan bersama-sama, yang memerlukan satu elemen WBS tambahan: integrasi penerima dan pengujian. Setiap elemen level 3 selanjutnya disekat ke dalam elemen-elemen lagi. Proses penyekatan akhir ketika elemen apapun tergambar dengan baik dan buildable oleh satu kelompok kecil dari insinyur. Sebagai contoh dalam gambar 5.2a, noise frekuensi preamplifier rendah, pensintesa frekuensi, demodulator, dan penguat audio. Mungkin tidak akan disekat lebih lanjut. Bagaimanapun, untuk menyekat tuner ke dalam seperempat level: Penguat RF, penguat IF, mixer, dan Peningkat Kendali Otomatis (AGC).

Dalam gambar 5.2b, pengontrol mungkin menjadi disekat ke dalam lima unsur-unsur perangkat lunak. Secepatnya, setiap unsur-unsur ini mengintegrasikan ke perangkat keras. Unsur-unsur 1.5.2, yang mengacu pada antena, harus kemudian disekat, sebagai contoh, ke dalam beberapa aktivitas-aktivitas level 3 , terdiri dari antena fisik, perangkat keras antena/integrasi perangkat lunak, dan pengujian.

Tidak ada cara benar atau salah untuk melakukan WBS ketika tim memperkenalkan untuk mengembangkan sebuah WBS untuk proyek sama, mereka dapat memilih di antara beberapa cara paralel atau berbeda bagaimana mereka melihat organisasi dari tugas dan proses penting untuk melengkapi proyek. Apakah WBS mengorganisir proyek dengan cara bertahap atau fungsional deliverables, latihan harus membantu tim datang pada satu pemahaman umum dari lingkup proyek. Ingat:

1.Selalu siapkan WBS

2.Lakukan satu sesi IPP. Libatkan semua spesialis proyek, terutama yang mempunyai keanekaragaman keahlian dan pengalaman.

3.Melengkapi. Apapun elemen proyek yang dana-dana dibelanjakan harus tercakup di dalamnya WBS. Yakinkan bahwa uraian sebuah sekat dari komponen pembangun atau aktivitas-aktivitas proyek fungsional dan bukan uraian oleh organisasi atau disiplin.

4.WBS adalah treelike. Oleh karena itu unsur dalam level 4 , sebagai contoh harus dipisahkan ke dalam 2 atau lebih unsur-unsur level 5. Semua pekerjaan dilakukan didalam level 4 adalah dilakukan didalam level 5.

5.Karena struktural uraian memproyeksikan unsur-unsur hirarkis, 2 atau lebih unsur-unsur dalam level2, 3, atau 4 tidak pernah dapat dihubungkan kepada unsur-unsur sama dalam satu tingkat lebih rendah.

Dalam praktek, aktivitas tipikal level 2 dalam sebuah WBS secara umum berisi berikut: (1) manajemen proyek, (2) dokumentasi, (3) Disain sistem,(4)Integrasi Sistem ,(5) pengujian dan (6) pemecahan fungsi lain dalam proyek dan dengan meminta biaya membuat . Setiap elemen level 2 kemudian dibelanjakan jika dibutuhkan untuk menggambarkan aktivitas-aktivitas itu.

Dalam gambar 5.3 dan 5.4, dua contoh tambahan WBS disediakan. Gambar 5.3 menunjukan sebuah WBS proyek perangkat lunak, sementara gambar 5.4 adalah sebuah proyek perangkat keras. Mencatat struktur treelike dan juga setiap cabang dibagi dalam 2 atau lebih banyak cabang. Dalam gambar 5.3 sebagai contoh, coding routins (tugas 1.3.3.2) diselesaikan ketika level 5- perform coding(tugas 1.3.3.2.1) dan test unit(tugas 1.3.3.2.2) diselesaikan. Dalam praktek, setiap modul persandian digambarkan sebagai tugas 1.3.3.X (X=2,3,4,.)

Level 1

1.0

1.11.31.51.7

Level 21.2 1.41.6

Gambar 5.1Level 2

1.4

1.4.11.4.31.4.41.4.6

Level 31.4.21.4.5

(a)

Level 2

1.5

1.5.11.5.21.5.41.5.5

Level 31.5.3

(b)

Gambar 5.2IV. The Work PackageSetelah WBS dibangun, sentuhan penyelesaian ditambahkan. Yaitu paket kerja atau kamus. Paket kerja adalah deskripsi dari apa yang harus dilakukan, oleh siapa, dan durasi waktunya. Paket kerja selalu dipersiapkan untuk setiap elemen dalam level paling bawah dari WBS. Demikian pada element level 2, jika tidak disekat ( wlaupun tidak mungkin ), akan ditentukan sebuah paket kerja; dan element pada level 4, jika tidak di petak, juga akan ditentukan paket kerja.

Ciri ciri paket kerja ditunjukkan sbb : ( Lihat gambar 5.5 dibuku hal, 159 )

1. Memberikan judul project

2. Memberikan waktu kerja atau judul tugas dan nomor

3. Memberikan elemen WBS atau judul tugas dan nomor

a. Revisi, daftar nomor waktu dalam paket kerja yang telah di revisi 4. Memberikan nama , nomor telepon , dan alamat email project manager.

5. Memberikan, untuk tugas WBS, nama, no. telephone, dan alamat email functional team leader kelompok kerja

6. Daftar semua spesifikasi tugas .

7. (a) Menjelaskn pekerjaan yang dilaksanakan, seperti desain , pengembangan, assemble, test, dan menggabungkan untuk tugas hardware, code, debug, dan dokumen untuk tugas software. (b) Daftar deliverables Untuk proyek software, pengembang mungkin diperlukan untuk menyampaikan desain. Source code, object code, semua algorima, perencanaan test, hasil test, dan dokumentasinya

8. (1) durasi pekerjaan atau waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh daftar deliverables(2) Resiko

(3) hal yang didahulukan hubungan dengan pekerjaan lainnya, kelalaian dimana hal tersebut akan diletakkan di WBS harus dilengkapi sebelum pekerjaan dapat dimulaiDirecomendasikan menghasilkan 3 kemungkinan durasi :

1. Optimistic Durations (to) : waktu dimana tugas akan diambil jika semua goes well

2. Pessimistic Duration (Tp) : Waktu dimana suatu tugas akan diambil jika segalanya goes poorly

3. Most Likely Duration (tm) : Duarasi dimana kamu akan mengira dasar dalam pengalaman kamu

Letakkan tm antara to, dan inilsialkan tp, dan pindahkan terhadap atau tp. Tergantung pada pengalaman kamu menyelesaikan dengan cepat atau terlambat dari pada point utama tersebut

Resiko ditentukan oleh ( tp to )

Resiko kecil adalah satu dimana ( tp to ) /tp < 25 % ,

Resiko sedang adalah satu yaitu 25% < ( tp tp ) /tp < 50 %,

dan resiko tinggi (tp-to)/tp > 50 %.

9. Personel , Datar spesialis proyek yang dibutuhkan dab di perlukan kualifikasi.

10. Menolong untuk menentukan total biaya proyek dan mencegah kelambatan dalam pemesnan semua perlengkapan

11 dan 12 menunjukkan rapat dan jadwal laporanKetika diterima dan disetujui oleh functionally team leader dan segera Pembina, paket kerja memberikan antara proyek dan manajemen functional untuk melengkapi dan didokumentasikan deskripsi tugas untuk dilaksanakan.

V. Kesimpulan

Dalam chapter ini kita dilengkapi project managers dengan kebutuhan navigasi menolong untuk arah peta proyek. Having brougth on board a crew ahli teknikal, dan spesialis adminstrasi dengan meng komunikaskan kepada mereka(Anggota technical ahli dan spesialisasi administrasi) tentang proyek sebenarnya, langkah selanjutnya dalam mengeksekusi perencanaan project adalah membangun jadwal.

Radio Transceiver

System design, integration and test

Controller

Chassis

Transmitter

Antenna

Power supply

Receiver

Radio Transceiver

Receiver,Intregation, and testing

Audio Amplifier

Demodulation

Frequency Synthesizer

Tuner

Low-Noise Preamplifier

Contoller

Voice Identification

Data Processing

Antenna Steering

On / Off

Frequency Control