modul 210 pemisahan dengan membran

7
  Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II Departemen Teknik Kimia ITB -1/7- MODUL 2.10 Pemisahan Dengan Membran I. Pendahuluan Teknologi membran telah tumbuh dan berkembang secara dinamis sejak pertama kali dikomersilkan Sartorius-Werke di Jerman pada tahun 1927, khususnya untuk membran mikrofiltrasi. Pengembangan dan aplikasi teknologi ini semakin beragam dan  penemuan-penemuan baru pun semakin banyak dipublikasikan. Teknologi membran pada akhirnya menjadi salah satu teknologi alternatif yang paling kompetitif saat ini dan telah memberikan beragam solusi bagi umat manusia dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Proses mikrofiltrasi merupakan salah satu proses berbasis membran yang  berkembang sangat pesat di awal perkembangan teknologi membran. Pertumbuhan dan  perkembangannya pada tahun-tahun terakhir hanya mampu disaingi oleh reverse osmosis, akibat adanya permintaan yang sangat besar terutama untuk aplikasi proses desalinasi. Secara umum. mikro filtrasi diaplikasikan dalam proses pemisahan unsur-unsur partikulat dari larutannya. Aplikasi proses mikrofiltrasi diantaranya adalah untuk proses sterilisasi obat-obatan dan produksi minuman, klarifikasi ekstrak juice,  pemrosesan air ultramurni  pada industri semi konduktor, metal recovery, dan sebagainya. II. Tujuan Praktikan melaksanakan praktikum ini dengan tujuan: 1. Memahami prinsip-prinsip dasar dalam peroses pemisahan dengan membran.  2. Mempelajari karakteristik penurunan fluks pada proses pemisahan dengan membran.  III. Sasaran Sasaran praktikum ini adalah: 1. Praktikan mengetahui aspek-aspek prakis pada proses pemisahan dengan membran. 2. Praktikan dapat mengamati variabel-variabel yang terlibat pada proses pemisahan dengan membran.

Upload: tb-dilyas-firda-affandi

Post on 04-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

membran

TRANSCRIPT

  • Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II

    Departemen Teknik Kimia ITB

    -1/7-

    MODUL 2.10 Pemisahan Dengan Membran

    I. Pendahuluan

    Teknologi membran telah tumbuh dan berkembang secara dinamis sejak pertama

    kali dikomersilkan Sartorius-Werke di Jerman pada tahun 1927, khususnya untuk

    membran mikrofiltrasi. Pengembangan dan aplikasi teknologi ini semakin beragam dan

    penemuan-penemuan baru pun semakin banyak dipublikasikan. Teknologi membran pada

    akhirnya menjadi salah satu teknologi alternatif yang paling kompetitif saat ini dan telah

    memberikan beragam solusi bagi umat manusia dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

    Proses mikrofiltrasi merupakan salah satu proses berbasis membran yang

    berkembang sangat pesat di awal perkembangan teknologi membran. Pertumbuhan dan

    perkembangannya pada tahun-tahun terakhir hanya mampu disaingi oleh reverse osmosis,

    akibat adanya permintaan yang sangat besar terutama untuk aplikasi proses desalinasi.

    Secara umum. mikro filtrasi diaplikasikan dalam proses pemisahan unsur-unsur partikulat

    dari larutannya. Aplikasi proses mikrofiltrasi diantaranya adalah untuk proses sterilisasi

    obat-obatan dan produksi minuman, klarifikasi ekstrak juice, pemrosesan air ultramurni

    pada industri semi konduktor, metal recovery, dan sebagainya.

    II. Tujuan

    Praktikan melaksanakan praktikum ini dengan tujuan:

    1. Memahami prinsip-prinsip dasar dalam peroses pemisahan dengan membran.

    2. Mempelajari karakteristik penurunan fluks pada proses pemisahan dengan membran.

    III. Sasaran

    Sasaran praktikum ini adalah:

    1. Praktikan mengetahui aspek-aspek prakis pada proses pemisahan dengan membran.

    2. Praktikan dapat mengamati variabel-variabel yang terlibat pada proses pemisahan

    dengan membran.

  • Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II

    Departemen Teknik Kimia ITB

    Modul 2.10 Pemisahan dengan Membran Halaman 2 dari 7

    IV. Tinjauan Pustaka

    IV.1 Membran Mikrofiltrasi

    Proses mikrofiltrasi merupakan proses pemisahan unsur-unsur partikulat dari

    dalam larutannya. Proses ini berlangsung dan difasilitasi oleh membran mikrofiltrasi.

    Membran mikrofiltrasi dapat memiliki baik struktur simetrik maupun asimetrik, dengan

    rentang ukuran diameter pori antara 0,02-10 m, sehingga akan sangat efektif daam

    pemusahan baik padatan tersuspensi maupun emulasi.

    Penggolongan proses-proses membran pada saat ini sangat luas. Gambar 1

    memperlihatkan rentang proses yang digunakan, dan memperlihatkan ukuran partikel

    yang biasa dipisahkan oleh membran dan driving force yang digunakan.

    Membran mikrofiltrasi dapat dibedakan dari membran reverse osmosis dan

    ultrafiltrasi berdasarkan ukuran partikel yang dapat dipisahkannya, seperti tersaji pada

    gambar 2. Pada membran mikrofiltrasi, garam tidak dapat direjeksi membran. Proses

    filtrasi dapat dilaksanakan pada tekanan relatif rendah yaitu di bawah 2 bar.

    Membran mikrofiltrasi dapat dibuat dari berbagai macam material baik organik

    maupun anorganik. Membran anorganik banyak digunakan untuk membuat membran

    mikrofiltrasi antara lain sintering, track etching, stretching, dan inversi fasa. Tabel 1

    menyajikan pengaruh metoda preparasi terhadap porositas dan distribusi ukuran pori. Tabel 1 Porositas dan distribusi ukuran pori membaran

    Proses Porositas Distribusi ukuran pori

    Sintering

    Stretching

    Track-etching

    Phase inversion

    rendah/sedang

    sedang/tinggi

    rendah

    tinggi

    sempit/luas

    sempit/luas

    sempit

    sempit/luas

    Membaran mikrofiltrasi memiliki ukuran pori antara 0,02 sampai 10 m dan

    tebal antara 10 sampai 150 m. Mikrofiltrasi digunakan pada berbagai macam aplikasi di

    industri, terutama untuk pemisahan partikel berukuran lebih dari 0,1 m dari larutannya.

    Membran ini dapat menahan koloid, mikroorganisme, dan padatan tersuspensi.

    Mikrofiltrasi juga dapat menahan bahan-bahan yang ukurannya lebih kecil daripada rata-

    rata ukuran pori karena penahan adsorptif. Salah satu aplikasi utamanya di industri adalah

    sterilisasi dan klarifikasi pada industri makanan dan obat-obatan, pemanenan sel,

    klarifikasi juice, recovery logam dalam bentuk kolid, pengolahan limbah cair, fermentasi

  • Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II

    Departemen Teknik Kimia ITB

    Modul 2.10 Pemisahan dengan Membran Halaman 3 dari 7

    kontinue, ataupun pemisahan emulsi minyak-air. Mikrofiltrasi juga dapat digunakan

    untuk memisahkan partikel selama proses pembuatan air ultramurni pada industri semi

    konduktor. Aplikasi terbaru adalah di bidang bioteknologi, yaitu pengambilan sel dan

    bioreaktor membran, serta teknologi biomedik yaitu pemisahan plasma dari sel darah.

    Membaran mikrofiltrasi biasanya beroperasi pada tekanan 0,5-5 atmosfer, dan membran

    yang digunakan pada umumnya berstruktur simetrik.

    Gambar 1 Rentang efektif untuk proses-proses membran

  • Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II

    Departemen Teknik Kimia ITB

    Modul 2.10 Pemisahan dengan Membran Halaman 4 dari 7

    IV.2 Proses Perpindahan pada Membran Mikrofiltrasi

    Proses mikrofiltrasi menggunakan membran berpori. Membran ini terdiri dari

    matriks polimer dimana terdapat pori yang berukuran 0,02 m sampai 10 m. Membran

    memiliki berbagai macam geometri pori. Pada gambar 3 disajikan beberapa karakteristik

    struktur yang ada. Membran ultrafiltrasi umumnya mempunyai struktur asimetrik dan

    tahanan perpinsahan ditentukan oleh lapisan atas yang berpori, sedangkan membran

    mikrofiltrasi mempunyai dtruktur seperti gambar 3 dimana tahanan perpindahan

    ditentukan oleh ketebalan membran keseluruhan. 0.0001 m 0.001 m 0.1 m Reverse Ultrafiltrasi Mikrofiltrasi

    Osmosis 1A 10A 1000A 100000A Gambar 2 Proses pada membran (mikro/ultrafiltrasi dan reverse osmosis)

    Perbedaan geometeri pori akan mengakibatkan penggunaan model yang berbeda

    untuk menggambarkan proses perpindahan yang terjadi. Model perpindahan bermanfaat

    dalam penentuan parameter struktur dan bagaimana parameter spesifik tersebut dapat

    divariasikan sehingga kinerja membran dapat meningkat.

    Fluks volume yang melalui membran dapat diprediksi menggunakan persamaan

    Hagen-Poisseuille dengan mengasumsikan bahwa pori-pori membran berbentuk silinder,

    memiliki jari-jari yang sama, dan panjang pori yang sama dengan tebal membran.

    Persamaan tersebut adalah sebagai berikut:

    x***8P*r* J

    2

    =

    Persamaan ini memperlihatkan bahwa fluks sebanding dengan beda tekan (P)

    sepanjang membran yang memiliki ketebalan (x) dan berbanding terbalik dengan

    viskositas . adalah porositas permukaan dan adalah tortuosity.

    Gambar 3 Karakteristik geometri membran pada membran berpori

    Persamaan Hagen-Poiseuille memperlihatkan dengan jelas pengaruh struktur

    membran terhadap proses perpindahan. Untuk membran dengan struktur pori berbentuk

    bola terjejal rapat, persamaan Kozeny-Carman dapat digunakan untuk memprediksi

    besarnya fluks. Persamaan Kozeny-Carman adalah sebagai berikut:

  • Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II

    Departemen Teknik Kimia ITB

    Modul 2.10 Pemisahan dengan Membran Halaman 5 dari 7

    xP*

    )-(1***K J 22

    3

    =

    S

    dimana adalah fraksi volume pori, S adalah luas permukaan internal dan K adalah

    konstanta Kozeny Carman yang bergantung pada bentuk pori dan tortuosity.

    Membran inversi fasa biasanya memiliki struktur sponse. Fluks pada membran ini dapat

    diprediksi menggunakan persamaan Hagen-Poiseuille atau Kozeny Carman, walaupun

    morfologi membran berbeda. Untuk penjelasan lebih detail, dapat merujuk pada beberapa

    literatur tentang membran.

    V. Rancangan Percobaan

    V.1 Perangkat dan Alat Ukur

    1. Set peralatan praktikum modul Pemisahan dengan Membran yang tersusun

    seperti pada Gambar 5 dan 6

    2. Pompa peristaltik

    3. Gelas kimia berjaket

    4. Pressure gauge

    5. Gelas kimia

    6. Labu erlenmeyer 500 mL

    7. pH meter

    8. bak sirkulasi

    V.2 Bahan/ Zat Kimia

    1. BSA (protein)

    2. NaHPO4

    3. Na2 PO4 4. H2 SO4 5. NaOH

    6.

    V.3 Prosedur Pengoperasian Alat

    Diagram alir proses mikrofiltrasi dengan GDP filer disajikan pada Gambar 4.

  • Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II

    Departemen Teknik Kimia ITB

    Modul 2.10 Pemisahan dengan Membran Halaman 6 dari 7

    V.3.1 Prosedur pengoperasian membran

    1. pastikan tangki sampel berisi cairan umpan

    2. siapkan tempat penampung permeat dan retentat, serta alat pendukung lainnya

    3. pastikan regulator valve 1, 3, dan 4 terbuka, sedangkan regulator valve 2 tertutup

    sebelum pompa dinyalakan

    4. tekan tombol on-off pompa dan posisikan pada kondisi pompa on

    5. atur laju alir umpan dengan cara memutar tombol spedd control

    6. setelah beberapa menit, secara perlahan-lahan mulai tutup regulator valve 3

    sampai tekanan yang telah ditentukan atau sekitar 1 kg/cm2.

    7. tampung permeat dan retentat pada masing-masing tempat yang telah disediakan

    8. apabila percobaan atau pengoperasian alat telah selesai dilakukan, pastikan

    membran hollow fiber pada modul membran senantiasa terendam air murni.

    V.3.2 Prosedur Sanitasi atau Pencucian Membran

    1. pastikan tangki berisi cairan untuk mencucian

    2. siapkan tempat penampung permeat dan retentat, serta alat pendukung lainnya

    3. pastikan regulator valve 1 dan 3 terbuka, sedangkan regulator valve 2 dan 4

    tertutup seluruhnya, sebelum pompa dinyalakan

    4. tekan tombol on-off pompa dan pastikan pada kondisi pompa on

    5. atur laju alir umpan dengan cara memutar tombol speed control

    6. simulasikan pencucian mulai dari flowrate rendah sampai flowrate paling tinggi

    7. setelah beberapa menit, secara perlahan-lahan mulai tutup regulator valve 1 dan

    buka regulator valve 2. Regulator valve 4 tetap ditutup dan regulator valve 3 tetap

    dibuka penuh. Prosedur ini merupakan prosedur pencucian dari sisi permeat

    8. lakukan pencucian selama beberapa menit dan hentikan setelah hasil pencucian

    sudah benar-benar bersih

    9. apabila pencucian telah selesai dilakukan, pastikan membran hollow fiber pada

    modul membran senantiasa terendam air murni.

  • Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II

    Departemen Teknik Kimia ITB

    Modul 2.10 Pemisahan dengan Membran Halaman 7 dari 7

    Daftar Pustaka

    1. Mulder, M., Basic Principles of Membrane Technology, Kluwer Academic Publisher,

    Dordrecht, 1996

    2. Johnson, A.S., and Tragardh, G., Fundamental Principles of Ultrafiltration, Chem.

    Eng. Process., 27,1990, pp. 67-68

    3. Cherryan, M., Ultrafiltration Handbook, Technomic Publ. Co., 1986, pp. 144-166

    4. Wenten, I.G., Mechanism and Control of Fouling in Crossflow Microfiltration, J.

    Filtration and Separation, Elsevier, 1995, pp. 252-253