model integrasi permukiman pengungsi kedalam … · model integrasi permukiman pengungsi kedalam...

16
Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota MODEL INTEGRASI PERMUKIMAN PENGUNGSI KEDALAM SISTEM PERMUKIMAN KOTA Studi kasus di Lingkungan Lamanaga Kelurahan Bukit Wolio Indah Kota Bau-Bau Muh. Irsyad Cahyadi 1) , Johan Silas 2) , Heru Purwadio 3) 1. Mahasiswa Jurusan Arsitektur ,email : [email protected] 2. Jurusan Arsitektur FTSP ITS Surabaya Indonesia 60111 3. Jurusan perencanaan wilayah kota FTSP ITS Surabaya Indonesia 60111 ABSTRAK Pertumbuhan penduduk kota Bau-Bau selain dipengaruhi oleh tingkat kelahiran dan kematian juga dipengaruhi oleh masuknya pengungsi akibat konflik sosial yang terjadi di Ambon pada tahun 1999. Untuk menunjang kehidupannya para pengungsi ditempatkan dibeberapa lokasi penampungan sekitar permukiman kota. Dari komitmen Deklarasi Istanbul dikatakan bahwa seluruh manusia yang hidup dibumi berhak mendapatkan tempat tinggal dan lingkungan yang layak. Dalam Perkembangannya permukiman pengungsi berintegrasi dengan permukiman kota melalui model integrasi fisik. Permukiman pengungsi merupakan bagian dari sistem permukiman kota dimana sarana prasarana lingkungan yang terbangun saling berhubungan. Makalah ini meneliti bagaimana jalinan hubungan antara permukiman pengungsi terhadap permukiman kota sebagai pusat kota dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dan analisa tipologi morfologi yaitu mengidentifikasi struktur keterkaitan dan atau hubungan antara bagian-bagian dari kota. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini yaitu model integrasi permukiman pengungsi kedalam sistem permukiman kota dapat dilihat dari pola jaringan jalan, jaringan drainase, jaringan listrik, sarana air bersih, sarana drainase, dan sarana prasarana sosial. Kata kunci : Permukiman,integrasi,model,sistem,kota,pengungsi ABST RACT Urban population growth Bau-Bau in addition affected by the birth and death rates are also influenced by the entry of refugees due to social conflict in Ambon in 1999. To support the life of the refugee camps located in several locations aroundthe settlements of the city. Istanbul Declaration of commitment to say that all people who live on earth deserve a place to live and a decent environment. In the refugee settlements and development, integrated with the settlement the city through the physical integration model. Refugee settlements are part of the settlement system of the city where infrastructure built environment are related. This paper examines how relationships between the settlements of refugees to settlements as the center of the city by using analysis of morphological typology of linkages and identify the structure or t he relationship bet ween the parts of the city. Results obtained in this study is a model of integration into the refugee settlement settlement system the city can be seen from the pattern of road network, drainage network, electricity,clean water facilities, drainage facilities, and social infrastructure. Keywords : Settlement, integration, models, systems, cities, refugee Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Upload: dangnga

Post on 03-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

MODEL INTEGRASI PERMUKIMAN PENGUNGSIKEDALAM SISTEM PERMUKIMAN KOTA

Studi kasus di Lingkungan Lamanaga Kelurahan Bukit Wolio IndahKota Bau-Bau

Muh Irsyad Cahyadi1) Johan Silas2) Heru Purwadio3)

1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur email ichadcahyadiyahoocom2 Jurusan Arsitektur FTSP ITS Surabaya Indonesia 601113 Jurusan perencanaan wilayah kota FTSP ITS Surabaya Indonesia 60111

ABSTRAKPertumbuhan penduduk kota Bau-Bau selain dipengaruhi oleh tingkat kelahiran dan

kematian juga dipengaruhi oleh masuknya pengungsi akibat konflik sosial yang terjadi diAmbon pada tahun 1999 Untuk menunjang kehidupannya para pengungsi ditempatkandibeberapa lokasi penampungan sekitar permukiman kota Dari komitmen Deklarasi Istanbuldikatakan bahwa seluruh manusia yang hidup dibumi berhak mendapatkan tempat tinggaldan lingkungan yang layak Dalam Perkembangannya permukiman pengungsi berintegrasidengan permukiman kota melalui model integrasi fisik Permukiman pengungsi merupakanbagian dari sistem permukiman kota dimana sarana prasarana lingkungan yang terbangunsaling berhubungan

Makalah ini meneliti bagaimana jalinan hubungan antara permukiman pengungsiterhadap permukiman kota sebagai pusat kota dengan menggunakan metode penelit iandeskriptif kualitatif dan analisa tipologi morfologi yaitu mengidentifikasi struktur keterkaitandan atau hubungan antara bagian-bagian dari kota

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini yaitu model integrasi permukimanpengungsi kedalam sistem permukiman kota dapat dilihat dari pola jaringan jalan jaringandrainase jaringan listrik sarana air bersih sarana drainase dan sarana prasarana sosial

Kata kunci Permukimanintegrasimodelsistemkotapengungsi

ABSTRACT

Urban population growth Bau-Bau in addition affected by the birth and death ratesare also influenced by the entry of refugees due to social conflict in Ambon in 1999 Tosupport the life of the refugee camps located in several locations around the settlements of thecity Istanbul Declaration of commitment to say that all people who live on earth deserve aplace to live and a decent environment In the refugee settlements and development integratedwith the settlement the city through the physical integration model Refugee settlements arepart of the settlement system of the city where infrastructure built environment are related

This paper examines how relationships between the settlements of refugees tosettlements as the center of the city by using analysis of morphological typology of linkagesand identify the structure or the relationship between the parts of the cityResults obtained in this study is a model of integration into the refugee settlement settlement

system the city can be seen from the pattern of road network drainage networkelectricityclean water facilit ies drainage facilit ies and social infrastructure

Keywords Settlement integration models systems cities refugee

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

I PENDAHULUAN

Kota Bau-Bau merupakan suatu kota yang terletak di bagian Selatan PropinsiSulawesi Tenggara berupa wilayah kepulauan berada di Pulau Buton Jumlah penduduk KotaBau-Bau sebanyak 124609 jiwa dengan luas wilayah sekitar 221 Kmsup2 Perkembangan Kotaantara lain disebabkan oleh terbangunnya permukiman-permukiman baru disekitar kotadiantaranya permukiman pengungsi di Lingkungan Lamanaga Kelurahan Bukit Wolio IndahPermukiman ini terbentuk pada tahun 2000 Kerusuhan yang melanda Ambon pada tahun1999 mengakibatkan terjadinya pengungsian besar-besaran dan Kota Bau-Bau merupakansalah satu daerah tempat mengungsi Kota ini dijadikan sebagai tempat mengungsi disebabkankarena asal usul mereka berasal dari Bau-Bau (suku Buton) Penempatan pengungsi di KotaBau-Bau terdiri beberapa lokasi dan diantaranya berlokasi di Lingkungan Lamanaga terletakdi Kota Bau-Bau bagian atas yaitu daerah perbukitan yang berjarak plusmn 3 Km dari pusat KotaPembangunan perumahan pengungsi di daerah ini dibiayai dari bantuan pemerintah namununtuk status tanah merupakan hak milik pengungsi yang telah dibeli dari penduduk setempat

Penempatan pengungsi dilokasi ini belum ditunjang oleh sarana prasaranalingkungan yang memadai seperti halnya yang ada dipermukiman kota Oleh karena itupermasalahan utama yang terjadi yaitu tidak tersedianya sarana dan prasarana lingkunganyang tersistem dengan prasarana kota pada permukiman pengungsi lingkungan Lamanagasehingga menyebabkan ketidak sesuaian terhadap permukiman kota Oleh karena itudigunakan sebagai dasar kajian dalam proses penelit ian selanjutnya yaitu ldquopertumbuhankawasan permukiman pengungsi belum terintegrasi kedalam sistem permukiman kota Bau-Baurdquo seiring dengan perkembangan kota dalam konteks fisik lingkungan permukimannya

Penelit ian ini bertujuan untuk merumuskan model permukiman pengungsi yangterintegrasi kedalam sistem permukiman Kota Bau-Bau dengan tiga sasaran yaitumengidentifikasi permukiman kota mengidentifikasi permukiman pengungsi danmengintegrasikan permukiman pengungsi kedalam sistem permukiman kota dengan batasanpenelit ian pada Lingkungan Lamanaga Kelurahan Bukit Wolio Indah pada tinjauan fisikpermukiman

Gambar 1 Peta wilayah penelit ian

II KAJIAN TEORI

Empat puluh persen dari wilayah kota adalah milik umum jalan taman sekolah danberbagai unsure yang digunakan oleh umum Dalam hal ini pemerintah daerah boleh

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

membentuk jalan-jalan jalur lalu lintas utama dan ruang terbuka sesuai dengan rancanganyang telah dibuat oleh pejabat perencana Namun sebagian besar pembangunan kota 60 dari seluruh wilayah kota persil demi persil dikembangkan oleh industri kegiatan usaha danpencari rumah yang mencari kesempatan menanam modal Perkembangan kota mempunyaiimplikasi adanya suatu tanggung jawab yang terus menerus dengan semua kekuatan bersatudalam proses bertindak bersama-sama dan saling berkaitan T ingkat kesatuan kekuatan-kekuatan ini mencerminkan aspirasi ambisi dan itikad dari suatu masyarakat dan inisiatifserta tanggung jawab warga kota secara keseluruhan dan masing-masing untuk porsinyasendiri Oleh karena itu untuk menunjang perkembangan kota diperlukan perencanaan yangbaik

Secara umum model dapat berupa model fisik misalnya suatu replika dari suatubangunan atau lingkungan dalam bentuk maket atau model tiruannya Yang lainnya berupamodel abstrak yaitu suatu bentuk yang menyatakan suatu realita yang kompleks kedalamsimbol-simbol untuk menyederhanakan kompleksitas tersebut

Menurut (Djoko Sujarto1998) esensi dan tujuannya model-model perencanaan kotadapat dibedakan dalam 3 model1 Model diskriptif (decriptive model) yaitu model yang dapat dipergunakan untuk

mengkaji tingkah laku suatu realita atau gejala sebagaimana adanya2 Model penaksiran (predictive model) yaitu model yang dapat dipergunakan untuk

menafsirkan sesuatu atau melihat kecenderungan dan kemungkinan dimasa datang3 Model perencanaan (planning model) yaitu model yang dapat dipakai untuk membentuk

suatu pola atau bentuk untuk masa mendatang berdasarkan anggapan-anggapan dankendala tertentu

Dari ketiga model diatas maka dalam penelitian ini menggunakan model diskriptifuntuk menganalisa realita yang terjadi

Integrasi permukimanDi dalam sistem implementasi pembangunan kota dan permukiman proses-proses

yang bersifat lokal dan yang bersifat luas seyogyanya terakomodasi keberadaan danketerkaitannya Akan tetapikeberadaan dan pelaksanaan kedua proses ini harus atas kejelasankedudukan dan fungsinya di dalam proses pembangunan permukiman secara keseluruhan

Bagaimana kedua proses ini diakomodasi didalam sistem implementasipembangunan kota dan permukiman dan menjadikannya proses pernbangunan Pembangunankota menjadi pemersatu dari tujuan-tujuan yang bersifat lokal maupun luas dari prosespembangunan kota dan mengintegrasikan setiap unsur atau aspek pembangunan kotasehingga permukiman disekitarnya merupakan bagian integral dari keseluruhan tujuanpembangunan kota Dengan demikian pembangunan yang bersifat lokal atau memperhatikansuatu kepentingan lokal tetapi juga memperhatikan dan mengakomodasi kepentingan publikyang lebih luas Selain ituintegrasi ini dapat terjadi karena pernbangunan yang bersifat atauberlingkup lokal bukan merupakan suatu proses dan hasil yang berdiri sendiri

Pendekatan Faktor Kawasan Kota yang TerintegrasiTujuan pendekatan ini adalah memahami faktor-faktor yang menentukan dalam

pengintegrasian kawasan kota berdasarkan pengertian sistem Kawasan kota adalah sistemyang mengandung pertalian antar unsur pelaku fungsi dan penghubung Berdasarkan

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

pengertian sistem kawasan kota di atas maka faktor-faktor integrasi akan mencakup faktornorma yang berkaitan dengan unsur pelaku faktor fungsi yang berkaitan dengan unsur fungsikegiatan dan faktor fisik yang berkaitan dengan unsure penghubung

v Faktor norma memperhatikan kepentingan masyarakat sebagai pelaku Masyarakatmembentuk kawasan kota sebagai transformasi pemaknaan terhadap alam dan realitaslingkungan (Wiryomartono 1995 14 dalam Markus Zahnd) dengan perilaku danbudayanya Kawasan kota yang dibentuk sesuai norma masyarakat akan lebih imageableatau dapat diterima Faktor norma berkaitan dengan pola atau standard perilakumasyarakat memiliki komponen-komponen nilai budaya peraturan dan kelembagaan

v Faktor fungsi memperhatikan kepentingan fungsi kegiatan Kawasan kota berfungsimewadahi kegiatan masyarakat Kegiatan yang dilakukan masyarakat banyak bertaliansatu dan lainnya Berdasarkan aspek ini kegiatan sosial dan ekonomi serta politikmenjadi esensi dalam pembentukan kota Perubahan dalam kegiatan akan mempengaruhifungsi kawasan Faktor fungsi berkaitan dengan fungsi kawasan kota dalam mewadahikegiatan-kegiatan inhabitasi memiliki komponen-komponen esensi kegiatan keterkaitankegiatan dan tingkat kegunaan

v Faktor fisik memperhatikan bentuk-bentuk fisik Pengaturan fisik ruang kota dilakukanuntuk menyesuaikan kepada kegiatan yang ditampung dan norma masyarakatPengaturan fisik menghasilkan struktur kota serta bentukan fisik lain seperti kualitasvisual dan termasuk detail Faktor fisik berkaitan dengan wuju fisik kawasan kotamemiliki komponen-komponen spasial visual dan detail

Persyaratan pengintegrasian perlu diketahui untuk melakukan identifikasi terhadapkondisi pengintegrasian suatu kawasan kota Pendekatan teori berdasarkan integrasi fisikpermukiman menggunakan The Figure Ground Theory Teori ini mempersyaratkan adanyakejelasan struktur dan sekuen dalam ruang kota Dengan demikian pola komposisi ruangterbuka dan massa bangunan dapat dimanipulasi untuk memperjelas struktur ruang kotaHirarki misal diciptakan dengan dasar perbandingan ukuran dan bentuk geometri ruangnya(Trancik 1986 97) Di sini komponen pewadahan dalam sistem kota harus diperhatikantermasuk aspek spasial visual dan detail

Kawasan kota yang terintegrasi dengan demikian adalah kawasan yang unsur-unsurnya secara fisik membentuk struktur ruang yang teratur dan menyatu Komponen-komponen pengintegrasiannya pada faktor fisik (spasial visual dan detail) dipersyaratkan1) Ruang kawasan yang terstruktur dan hirarkis Semua fragmen dihubungkan dalam

kerangka yang berkarakter menyatu dan seimbang di dalam struktur kawasan (Trancik1986 106 Lang 1994 418)

2) Bentuk visual yang fungsionalanalogis dan estetis Unsur-unsur masif harus berfungsidalam membentuk pola kawasan menghadirkan ekspresi lokal yang signifikan denganbentuk visual dan letaknya (Trancik 1986 101)

3) Memperkuat fungsi dan karakter dengan mengolah bentuk dan aksentuasi kawasanmisalnya diperjelas struktur dan ordernya (Trancik 1986 103)

Perumahan dan PermukimanPersoalan perumahan dan permukiman diIndonesia tidak terlepas dari dinamika

yang terjadi dalam kehidupan masyarakat maupun kebijakan pemerintah dalam mengelolahperumahan dan permukiman Perkembangan permasalahan yang semakin kompleks yang

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

terkait dengan hal diatas melatarbelakangi disusunnya suatu kebijakan dan strategi yangcakupannya dapat meliputi bidang perumahan dan permukiman sebagai suatu kesatuan yangtidak terpisahkan Pedoman penataan ruang permukiman di Indonesia dijelaskan pada UU No262007 Undang-undang ini mengamanatkan perlunya dilakukan penataan ruang yang dapatmengharmoniskan lingkungan alam dan lingkungan buatan Tujuan penataan ruang adalahuntuk mencapai keterpaduan penggunaan sumberdaya alam dan buatan serta dapat memberiperlindungan terhadap fungsi ruang pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan hidupakibat penataan ruang Berlandaskan UU No41992 mengenai perumahan dan permukimantelah dikeluarkan Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman (KSNPP)pada tahun 1999 sebagai suatu pedoman penyusunan kebijakan teknis perencanaanpemograman dan kegiatan yang terkait dengan perumahan dan permukiman

Sebagai perpanjangan dari Deklarasi Istanbul tahun 1996 KSNPP ini memilikivisimisi dan sasaran yang bertujuan mewujudkan komitmen Habitat Agenda dimana visi dariKSNPP yaitu berusaha mewujudkan perumahan yang layak dan terjangkau pada lingkunganyang sehat aman harmonis dan berkelanjutan dalam upaya terbentuknya masyarakat yangberjatidiri mandiri dan produktif

Perumahan dan permukiman selain merupakan salah satu kebutuhan dasar manusiajuga mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam perannya sebagai pusat pendidikankeluarga persemaian budaya dan peningkatan kualitas generasi yang akan datang sertamerupakan pengejawantahan jati diri Terwujudnya kesejahteraan rakyat dapat ditandaidengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat antara lain melaluipemenuhan kebutuhan papannya Dengan demikian upaya menempatkan bidang perumahandan permukiman sebagai salah satu sektor prioritas dalam pembangunan manusia Indonesiayang seutuhnya adalah sangat strategis

Beberapa konsep toeritis tentang permukiman diutarakan pula oleh Kuswartojo bahwapermukiman yang diciptakan dan dikembangkan dapat menjadi sarana bagi kehidupan yangpenuh ketakwaan dan keimanan menimbulkan rasa aman dan nyaman menjamin kesehatanjasmani dan rohani meningkatkan keakraban serta menciptakan hubungan sosial danpergaulan yang bermutu (Kuswartojo 2005 8)

Namun untuk kepentingan undang-undang perumahan permukiman di Indonesiaberdasarkan beberapa definisi yang didapatkan dan keinginan pengaturan permukiman diIndonesia maka permukiman didefinisikan sebagai rdquokawasan yang terdiri dari satu atau lebih perumahan mempunyai infrastruktur dasarterencana ataupun tidak terencana dan mempunyai fasilitas yang mendukung perikehidupandan penghidupan dan dapat berbentuk perdesaan maupun perkotaanrdquo

Sistim Permukiman KotaPermukiman yang menempati areal paling luas dalam pemanfaatan ruang kota

mengalami perkembangan yang selaras dengan perkembangan penduduk dan mempunyaipola-pola tertentu yang menciptakan bentuk dan struktur suatu kota yang berbeda dengan kotalainnya Perkembngan permukiman pada bagian-bagian kota tidaklah sama tergantung padakarakteristik kehidupan masyarakat potensi sumber daya (kesempatan kerja) yang tersediakondisi fisik alami serta fasilitas kota yang terutama berkaitan dengan transportasi dankomunikasi (Bintaro 1977)

Intensitas penggunaan tanah didaerah pusat kota yang tinggi dan mengakibatkannaiknya nilai harga tanah sementara jumlah penduduk kota bertambah terus dan memerlukantempat hunian yang pada gilirannya memaksa penduduk kota memilih alternatif mendirikan

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

perumahannya kearah pinggiran kota Kecenderungan alami perkembangan permukimanberlangsung secara bertahap kearah luar (mengalami pemekaran) dan polanya mengikutiprasarana transportasi (jaringan jalan) yang ada

Perkembangan permukiman yang demikian itu mengakibatkan penurunan kerapatanbangunan perumahan secara linear dari daerah pusat kota kearah pinggiran kota namun padasisi lain potensi degradasi lingkungan cenderung semakin berkurang kearah luar kota Halinilah yang mendorong kelompok ekonomi kuat lebih menyukai tinggal didaerah pinggirankota sementara kelompok ekonomi lemah memilih bertempat tinggal didaerah pusat kotayang dekat tempat kerja meskipun dengan kondisi lingkungan yang marginal (Bahr 1990)

Ciri-ciri kota antara lain adalah produk dari berbagai faktor seperti topografi sejarahmotif ekonomi budaya manusia serta aneka kesempatannya Ciri-ciri tersebut tidak pernahstatis melainkan berubah mengikuti tawaran ruang dan waktu Meski kota nampak kacaubalau susunannya jika diamati seksama akan menunjukan bentuknya yang khas misalnya adakota yang berbentuk persegi persegi panjang bulat bulat telur ataupun seperti bintang yangterulur disepanjang rute jalan utama Hal sama dapat dikatakan pula untuk susunan bangunandalam kota disitu ada pengelompokan berdasarkan tata guna tanah kota misalnya dari suatukota dapat dilihat adanya pembagian zona

Amos Rapoport mengutip Hardoy yang menggunakan 10 kriteria secara lebih spesifikuntuk merumuskan kota sebagai berikut 1 Ukuran dan jumlah pendudukya yang besar terhadap massa dan tempat2 Bersifat permanen3 Kepadatan minimum terhadap massa dan tempat4 Struktur dan tata ruang perkotaan seperti yang ditunjukan oleh jalur jalan dan ruang-

ruang perkotaan yang nyata5 Tempat dimana masyarakat tinggal dan bekerja6 Fungsi perkotaan minimum yang diperinci sebuah pusat militer sebuah pusat

keagamaan atau sebuah pusat aktifitas intelektual bersama dengan kelembagaan yangsama

7 Heteroginitas dan pembedaan yang bersifat hierarkis pada masyarakat8 Pusat ekonomi perkotaan yang menghubungkan sebuah daerah pertanian di tepi kota dan

memproses bahan mentah untuk pemasaran yang lebih luas9 Pusat pelayanan (services) bagi daerah-daerah lingkungan setempat10 Pusat penyebaran memiliki suatu falsafah hidup perkotaan pada massa dan tempat itu

Arsitektur kota bersifat tiga dimensi yang terbentuk oleh susunan yang sifatnyaspasial Secara teoritis dikenal tiga cara perkembangan dasar didalam kota dengan tiga istilahteknis yaitu perkembagan horizontal perkembangan vertikal dan perkembangan interstisial1 Perkembangan horizontal mengarah keluar artinya daerah bertambah sedangkan

ketinggian dan kuantitas lahan terbangun tetap sama Ini terjadi dipinggiran kota dimanalahan masih lebih murah dan dekat jalan raya yang mengarah ke kota (dimana banyakkeramaian)

2 Perkembangan interstisial mengarah kedalam artinya daerah dan ketinggian bangunan-bangunan rata tetap sama sedangkan kuantitas lahan terbangun bertambah Ini seringterjadi dipusat kota dan antara pusat dan pinggir kota yang kawasannya sudah dibatasidan hanya dapat dipadatkan

3 Perkembangan vertikal mengarah keatas artinya daerah pembangunan dan kuantitaslahan terbangun tetap sama sedangkan ketinggian bangunan-bangunan bertambah Ini

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

biasa terjadi dipusat kota (dimana harga lahan mahal) dan dipusat-pusat perdaganganyang memiliki potensi ekonomi

Prasarana dan Sarana UmumPrasarana dan sarana umum berperan sebagai fasilitas yang dibutuhkan masyarakat

luas yang penyediaannya dilakukan secara serentak atau massal T ingkat pemenuhankebutuhan fasilitas tersebut menjadi ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat Penyediaanprasarana dan sarana umum tersebut antara lain mencakup jaringan jalan listrik air minumsaluran drainase dan jaringan telepon Fasilitas jalan baik yang menghubungkan kota itudengan kota lain atau daerah sekitarnya maupun jaringan jalan yang menghubungkan antarbagian kota memegang peranan yang sangat penting bagi kelancaran aktifitas penduduk danperkembangan kota itu sendiri serta sekaligus sebagai kerangka dasar yang membentukstruktur kota (Bintarto 1977)

Jaringan utilitas sebagai bagian utama dari prasarana dan sarana untuk kehidupanpokok sehari-hari seperti listrik air minum telepon dan drainase dibangun diatas dan dibawahtanah Jaringan tersebut biasanya mengikuti atau menumpang pada bentuk jaringan jalanSekali utilitas dibangun maka keberadaannya akan berlangsung lama dan akan menarikpenduduk untuk menempati dan membangun tanah yang memperoleh akses utilitas tersebut

Jalan merupakan ruang linier yang dibatasi oleh bangunan-bangunan (RapoportMoudon 1987) Untuk merancang jalan tersebut perlu dikenali fungsi utama dari jalan yangdirancang Jalan sebagai ruang umum utama kota mrupakan elemen yang sangat menentukanwajah kota Jalan merupakan linier urban space jika tertutup pada kedua sisinya ataumempunyai beberapa elemen dengan karakter yang mempersatukan seperti pohon-pohon ataubangunan-bangunan yang serupa

Air bersih merupakan kebutuhan vital setiap manusia sehingga ketersediaan air bersihmenentukan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup masyarakat Kebutuhan air bersihdiperkotaan perlu ditangani secara massal dalam bentuk penyediaan fasilitas jaringan pipa airminum Pengelola fasilitas ini umumnya dalam bentuk perusahaan daerah yang disebutPDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)

Wajah kota dapat dilihat dari pula dengan keberadaan saluran Bagi kebanyakan orangsaluran merupakan elemen kota yang dominan walaupun dengan bermacam-macamkepentingan menurut tingkat keakrabannya dengan suatu kota Saluran yang istimewa biasmenjadi ciri-ciri yang penting pada sejumlah jalan Konsentrasi dari suatu penggunaan danaktifitas yang spesial disepanjang jalan-jalan dapat memberinya keunggulan dalam benakseorang pengamat

Salah satu energi yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam bentuk layanan umum adalahfasilitas listrik Digunakan untuk penerangan energi rumah tangga dan sektor industriPelayanan prasarana energi secara massal mencakup penyediaan sumber energi ataupembangkit energi dan kegiatan distribusi pelayanan ke pelanggan mengikuti pola jaringanjalan Perencanaan penyediaan prasarana energi tersebut terkait dengan perhitungan sisikebutuhan Jumlah kebutuhan dalam dimensi waktu menunjukan fluktuasi harian mingguanbulanan atau musiman dengan tujuan agar dapat terlayani seluruh kebutuhan masyarakatsecara merata

Permukiman PengungsiKegiatan penanganan pengungsi meliputi upaya operasional yang bersifat

koordinatif dilaksanakan dalam bentuk kegiatan Sampai dengan saat ini secara garis besar

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

penanganan pengungsi di Dep Kimpraswil dilakukan dengan pendekatan penanganan sebagaiberikut 1 Kegiatan pembangunan perumahan dan permukiman dalam rangka penanganan

pengungsi yang dapat dilaksanankan dalam pola sisipan (infill) dan pola terkonsentrasi(massive) pada prinsipnya dapat dilaksanakan baik di daerah perkotaan maupun daerahperdesaan serta berprinsip ldquoequal treatmentrdquo termasuk bagi masyarakat setempat

2 Fasilitasi penanganan berupa pembangunan rumah yang dilengkapi dengan prasarana dansarana permukiman yang diperlukan meliputi penyediaan rumah sarana air bersihsarana lingkungan permukiman prasarana jalan dan prasarana tata pengairan (saluran)Bantuan fasilitasi pembangunan sarana dan prasarana bidang Kimpraswil tersebut padadasarnya merupakan program bantuan stimulan khususnya yang berupa bantuan bahanbangunan untuk perumahan

3 Pendekatan penanganan dilaksanakan dengan menerapkan konsep holistik sehinggadiperlukan dukungan koordinasi dan keterpaduan dalam penanganan oleh berbagaiinstansi yang terkait dengan kegiatan relokasi pengungsi termasuk khsususnya kesiapanPemerintah Daerah dalam menetapkan lokasi relokasi yang memenuhi persyaratankelayakan hunian (sosial ekonomi lingkungan) bagi relokasi pengungsi tersebut

4 Dalam penanganannya didasarkan kepada prinsip pembangunan yang bertumpu kepadamasyarakat (community based devlopment) pendekatan Tridaya yang mengacu kepadapemberdayaan masyarakat pengembangan usaha ekonomi produktif dan pendayagunaanprasarana dan sarana lingkungan hunian (permukiman) dalam mendukung kemandirianproduktivitas dan kemandirian serta pengembangan jati diri masyarakat sebagai satukesatuan konsep penanganan yang tidak terpisahkan

Struktur KotaPenggunaan tanah pada suatu kota umumnya berbentuk tertentu dan pola

perkembangannya dapat diestimasikan Keputusan-keputusan pembangunan kota biasanyaberkembang bebas tetapi diupayakan sesuai dengan perencanaan penggunaan tanah Motifpenggunaan ekonomi adalah motif yang utama dalam pembentukan struktur penggunaantanah suatu kota dengan timbulnya pusat-pusat bisnis yang strategis Selain motif bisnisterdapat pula motif polit ik bentuk fisik kota seperti topografi dan drainase

Meski struktur kota tampak tidak beraturan namun kalau dilihat secara seksamamemiliki keteraturan pola tertentu Bangunan-bangunan fisik membentuk zona-zona internkota Teori-teori struktur kota yang ada digunakan mengkaji bentuk-bentuk penggunaan lahanyang biasanya terdiri dari penggunaan tanah untuk perumahan bisnis industry pertanian danjasa Teori struktur kota antara lain yaitu teori konsentris teori sektoral dan teori inti ganda

Teori KonsentrisPenyusunnya adalah Burges pada tahun 1923 yang intinya adalah pembangunan

kota yang berkembang keluar dari daerah pusat kota yang polanya akan berbentuk lingkaranZona pertama adalah Kawasan Pusat Bisnis (KPB) yang dikelilingi daerah transisi

Dalam teori konsentris terdapat asumsi bahwa mobilitas fungsi-fungsi danpenduduk mempunyai intensitas yang sama dalam konfigurasi relief kota yang seragam Olehkarena pada kenyataannya terdapat faktor utama yang mempengaruhi mobilitas ini makadalam beberapa hal mesti akan terjadi distorsi model yang dipengaruhi mobilitas yaitu porostransportasi yang menghubungkan kawasan pusat bisnis dengan bagian luarnya

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

1

Gambar 2 Model Zona Konsentris (SumberSabari Yunus Struktur Tata Ruang Kota)

Bentuk Morfologi KotaSuatu kota selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu Perkembangan

dalam hal ini menyangkut berbagai aspek politik sosialbudaya teknologi ekonomi dan fisikKhusus mengenai aspek yang berkaitan langsung dengan penggunaan lahan kekotaan maupunpenggunaan lahan kedesaan adalah perkembangan fisik khususnya perubahan arealnyaBeberapa sumber mengemukakan bahwa tinjauan terhadap morfologi kota ditekankan padabentuk-bentuk fisikal yang antara lain tercermin pada sistim jalan-jalan yang ada blok-blokbangunan baik daerah hunian ataupun bukan (perdaganganindustry) dan juga bangunan-bangunan individual (Herbert 1973) Sementara itu Smailes (1955) sebelumnya telahmemperkenalkan 3 unsur morfologi kota yaitu

1 Unsur-unsur penggunaan lahan2 Pola-pola jalan3 T ipe-tipe bangunan

Pola Kota SatelitBerdasarkan pada kenampakan morfologi kotanya serta jenis perembetan areal

kekotaan yang ada Hudson (1970) (dalam Hadi Sabari Yunus) mengemukakan beberapaalternatif model bentuk-bentuk kota yang didasarkan atas sifat-sifat ldquoUrban Sprawlrdquo sertakemungkinan ldquo trendrdquo (kecenderungan ) perkembangan yang akan datang

Salah satu bentuk yang dikemukakan yaitu bentuk satelit dan pusat-pusat barudalam hal ini kota utama yang ada dengan kota-kota kecil disekitarnya (kota satelit) akandijalin hubungannya sedemikian rupa sehingga pertalian fungsional lebih efektif dan efisienKota satelit adalah kota kecil yang berada disekitar kota besar dimana kehidupan kotanyasangat ditentukan oleh keberadaan kota besar yang bersangkutan dalam arti ekonomiPeningkatan sarana prasarana transportasi dan komunikasi antara kota besar dan kota-kotasatelit maupun antar kota satelit harus ditingkatkan sedemikian rupa Pengembangan kota-kotasatelit ini dapat berfungsi sebagai penyerap mengalirnya arus urbanit yang sangat besar kekota utama dengan jalan meningkatkan fungsi-fungsi yang ada dikota-kota satelit sehinggamemperluas peluang lapangan kerja

Gambar 3 Pola Kota Satelit

54

32

ZONE 1 Kawasan Pusat BisnisZONE 2 Zona TransisiZONE 3 Zona PerumahanZONE 4 Zona Perumahan Menengah KeatasZONE 5 Zona Pinggiran Kota

Kota satelit

Kota bsar (pusat Kota)

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

III METO DETujuan dari penelit ian ini adalah untuk merumuskan model permukiman pengungsi

yang terintegrasi kedalam sistem permukiman Kota Bau-Bau dalam segi fisik perkembangankota data dan informasi yang diprlukan menggunakan penelit ian deskriptif kualitatif

Penelit ian deskriptif bertujuan untuk membuat pencandraan secara sistematis faktualdan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu singkatnyapenelit ian ini hanya ditujukan untuk mencari informasi aktual yang secara detail mencandragejala yang ada

Teknik analisa yang digunakan adalah analisa tipologi-morfologi (Loeckx danOcharoen1984) Kegiatan utama yang dilakukan dalam proses analisa ini adalah1 Untuk menemukan adanya kestabilan dan atau perubahan dari hal-hal yang membentuk

satu tipe arsitektur2 Membuat diskripsi mengenai tipologi yang ditujukan oleh bagian artefak kota yaitu jalan

drainase dan ruang kota3 Mengidentifikasi struktur keterkaitan dan atau hubungan antara bagian-bagian dari kota4 Studi mengenai pembentukan dan dinamika dari tipe dan struktur obyek penelit ian

Selain itu digunakan pula analisa komparatif yaitu membandingkan antarapermukiman pengungsi dengan permukiman kota dalam aspek fisik permukiman berdasar ataspengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadipenyebab melalui data tertentu

IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Identifikasi permukiman Kota Bau-BauKondisi fisik wilayah Kota Bau-Bau secara umum memiliki karakteristik wilayah

pesisir Kota tumbuh pada dataran rendah di sepanjang pinggir pantai dengan limitasiperkembangan berupa kondisi topografi wilayah yang berbukit ke arah dalam Sedangkanpusat pelayanan saat ini masih memusat di kawasan pusat kegiatan dari berbagai tingkatanskala pelayanan Pertumbuhan ini cenderung membentuk satu pusat kota dan tiga sub pusatkota

Pola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau dapat diidentifikasi merupakan polakonsentris sesuai dengan teori Burgess Pada permukiman Kota Bau-Bau terdapat beberapazonasi kawasan dengan pola pemanfaatan aksesbilitas sistem pelayanan dan batasan yangcukup jelas Zona pertama adalah dominasi fungsi pusat perdagangan dan jasa meliputikawasan pusat perdagangan di sekitar Pelabuhan Murhum Zona kedua meliputi kawasanpendukung perdagangan di Betoambari bagian timur Zonasi ketiga merupakan wilayahtransisi meluas dari kawasan Betoambari bagian barat sampai pinggiran Kecamatan WolioZonasi keempat dengan ciri dominasi kegiatan perdesaan berupa kegiatan pertanian dalam artiluas

Beberapa perbedaan pokok struktur konsentris yang dibangun Burgess dengan kondisinyata Kota Bau-Bau adalah perbedaan homogenitas kota Burgess membangun asumsiberdasarkan luasan lahan yang relatif homogen sedangkan kondisi Kota Bau-Bau sangatheterogen ditinjau dari kelerengannya Demikian pula sistem transportasi yang terbentukKota Bau-Bau dibentuk dari sistem transportasi yang justru pada awal perkembangannyaadalah sistem transportasi laut Pada perkembangan selanjutnya barulah sistem transportasidarat menyusun struktur dan morfologi kota

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Berdasarkan pola pembentukannya jejak-jejak struktur dan morfologi kota masihterlihat bahwa pola konsentris terlihat jelas sebagai bentuk dasar kota dengan tiga ciriperbedaan Perbedaan-perbedaan tersebut adalah

o Pola konsentris hanya berbentuk setengah lingkaran Hal ini sebenarnya merupakanpengaruh sistem transportasi laut yang titik hentinya berupa tit ik Berbeda dengan sistemtransportasi darat yang pengaruhnya berupa linear

o Batasan-batasan alam berupa kelerengan sangat mempengaruhi struktur dan morfologikota

o Arah perkembangan kota mengikuti pola jalan dengan tarikan-tarikan batas sesuaidengan konsep waktu dan biaya (time and cost)

Gambar 4 Pola struktur Kota Bau-Bau

Struktur utama kota Bau-Bau dibentuk oleh tiga ruas jalan arteri dengan sumbuPelabuhan Murhum Ketiga ruas tersebut menghubungkan guna lahan yang berbeda sehinggamemiliki daya mekar kota yang berbeda pula Kecenderungan pertumbuhan kota saat inimembentuk kota satelit dengan mendorong pertumbuhan pusat-pusat baru melaluiperencanaan bagian wilayah kota Perkembangan kota cenderung mengarah ke kawasan yangmasih tersedia lahan yang murah dan mempunyai sarana jalan dan transportasi yangmendukung

Gambar 5 Struktur jalan Kota Bau-Bau

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Identifikasi Permukiman PengungsiPola permukiman yang dibangun oleh pemerintah dilingkungan Lamanaga

menggunakan pola jalan sistem grid dimana bagian-bagian perumahan dibagi dalam blok-blok persegi panjang dengan jalan-jalan yang paralel longitudinal dan transversal membentuksudut siku-siku

Dari gambaran diatas terlihat bahwa pola permukiman di Lingkungan Lamanagaberdasarkan pola jalan yang terbangun menggunakan sistem grid yaitu jalan lingkungan danjalan setapak yang menghubungkan daerah permukiman dengan daerah yang lain namunkondisi jalan kurang besar tidak sesuai dengan penggunaannya Jalan lingkungan berfungsiuntuk menghubungkan permukiman pengungsi dengan jalan poros provinsi yang berpolalinier dimana jalan tersebut menghubungkan kota Bau-Bau dengan Kota-kota satelit diKecamatan Sorawolio sedangkan jalan setapak adalah jalan yang menghubungkan perumahanpengungsi dengan jalan lingkungan

Gambar 6 Pola permukiman pengungsi

Gambar 7 Kondisi Permukiman pengungsi (sumber survei lapangan September 2009)

Hubungan keterkaitan antara permukiman pengungsi dengan permukiman kotadihubungkan oleh jaringan jalan arteri Bau-Bau menuju Pasarwajo (Kabupaten Buton) Saranaprasarana yang terbangun dilingkungan Lamanaga di manfaatkan pula oleh masyarakat kotamisalnya fasilitas pendidikan rumah ibadah

Integrasi permukiman Pengungsi kedalam sistem Permukiman KotaPerkembangan kota mengarah kedaerah-daerah pinggiran yang telah dikembangkan

sebagai pusat pertumbuhan baru Pola permukiman pengungsi berbentuk grid berada padakota bagian atas Permukiman pengungsi merupakan bagian dari permukiman kota Bau-Baudan terintegrasi melalui hubungan jaringan jalan yang berbentuk linear

Sistem pusat pelayanan Kota Bau-Bau terdiri dari satu pusat dan tiga sub pusatdengan pola pemanfaatan aksesbilitas sistem pelayanan Pusat pelayanan kota berada pada

BTN MED IBRATA

S LT P NE G 12

S DN

EG 2 P

ALAT

IGA

UT ARA

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

daerah dataran rendah Permukiman pengungsi sebagai sub pusat antara permukiman kotadengan daerah pertumbuhan baru kecamatan Sorawolio Pusat pelayanan permukimanpengungsi merupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasimelalui hubungan pelayanan sub pusat atas pusat kota

Pola jaringan jalan kota Bau-Bau merupakan sistem yang menghubungkan sistemjalan kota dan pinggiran kota Jaringan jalan yang terbentuk pada permukiman pengungsiberpola grid dan berada pada dataran tinggi yaitu kota bagian atas Jaringan jalan permukimanpengungsi merupakan bagian dari jaringan jalan kota dan terintegrasi dengan permukimankota melalui pola jalan linier

Pola jaringan air bersih Kota Bau-Bau dibentuk oleh sistem air bersih dari sungaiBau-Bau dan dari beberapa sumber mata air Sumber air bersih permukiman pengungsidiperoleh dari dari sungai Bau-Bau melalui sumber mata air wakonti sehingga Jaringan airbersih permukiman pengungsi terintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau

Sistem drainase Kota Bau-Bau bermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistemjaringan drainase permukiman pengungsi merupakan bagian dari sistem drainase kotamengikuti saluran sungai Bau-Bau dan Permukiman pengungsi terintegrasi denganpermukiman kota melalui hubungan jaringan drainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian daripermukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan program

Sistem jaringan listrik kota dibentuk oleh jaringan sutem dan sutet yang melayaniseluruh bagian kota dan permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Jadi Integrasipermukiman pengungsi kedalam permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrikmengikuti pola jaringan sutem dan menjadi satu kesatuan

V KESIMPULANPola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau dapat diidentifikasi merupakan pola

konsentris setengah lingkaran dan pola permukiman pusat Kota Bau-Bau berbentuk grid padadaerah datar dan berada dikota bagian bawah dan linear pada arah luar kota serta cenderungmembentuk kota satelit sedangkan pola permukiman pengungsi berbentuk grid dimanahubungan keduanya antara lain dihubungkan oleh jaringan jalan yang berbentuk linear

Pusat pelayanan berada pada pusat kota Bau-Bau mengarah pada satu pusat kota dandalam pusat kota terdiri dari tiga sub pusat kota Pusat pelayanan permukiman pengungsimerupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasi melaluihubungan pelayanan sub pusat atas pusat kotaPermukiman pengungsi sebagai sub pusat kotaantara daerah pertumbuhan baru di Kecamata Sorawolio dengan pusat Kota Bau-Bau

Sumber air bersih permukiman pengungsi diperoleh dari dari sungai Bau-Bau melaluisumber mata air wakonti dan merupakan Jaringan air kota sehingga permukiman pengungsiterintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau Sistem drainase Kota Bau-Baubermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistem jaringan drainase permukiman pengungsimerupakan bagian dari sistem drainase kota mengikuti saluran sungai Bau-Bau danPermukiman pengungsi terintegrasi dengan permukiman kota melalui hubungan jaringandrainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian dari

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

permukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan programSistem jaringan listrik permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Integrasi permukimanpengungsi kedalam sistem permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrik denganmengikuti pola jaringan sutem sehingga menjadi satu kesatuan

Model integrasi permukiman pengungsi kedalam sistem permukiman kota dalampenelitian ini adalah integrasi fisik dimana Faktor fisik berkaitan dengan wujud fisik kawasankota dan memiliki komponen-komponen spasial visual dan detail Kawasan kota yangterintegrasi dengan demikian adalah kawasan yang unsur-unsurnya secara fungsi terjalinsinergis

VI DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Bau-Bau (2007) Bau-Bau Dalam Angka BPS Kota Bau-BauBintarto 1983 Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya Jakarta Ghalia IndonesiaBudihardjoEko 1997 Tata Ruang Perkotaan Bandung Penerbit Alumni-------------------- 1999 Kota Berkelanjutan Bandung Penerbit AlumniBranch Melville(Dalam Wibisono Bambang H 1995) Perencanaan Kota Komprehensif

Bandung Penerbit Gajah Mada University PressDaldjoeniN 2003 Geografi Kota dan Desa Bandung Penerbit AlumniDarjosanjoto Endang TS 2006 Penelit ian Arsitektur diBidang Perumahan dan

Permukiman Surabaya ITS pressDinas Pekerjaan Umum Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Program Investasi Jangka

Menengah Dinas PU Kota Bau-BauDinas Tata Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bau-Bau Dinas

Tata Kota Bau-BauDirektorat Jenderal Perumahan dan Permukiman (2002) Departemen Permukiman dan

Prasarana Wilayah JakartaKantor Menteri Negara Lingkungan Hidup 1997 Agenda 21 IndonesiaKantor Menteri Negara Perumahan Rakyat 1997 Perumahan Rakyat Untuk Kesejahteraan

dan Pemerataan Jakarta Penerbit PropertiKeputusan Sekretaris Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Dan Penanganan

Pegungsi Nomor 2 tahun 2001 Tentang Pedoman Umum Penanggulangan Bencanadan Penanganan Pengungsi

Koestoer Raldi H dkk 2001 Dimensi Keruangan Kota Jakarta Penerbit UniversitasIndonesia Press

Lynch Kevin Good City form MIT Press-Cambridge 1981 514 hlmRapoportAmos 1977 Human Aspect In Urban Design Toronto Pergamon UniversitySabari Yunushadi 2000 Struktur Tata Ruang Kota Yogyakarta Penerbit Pustaka PelajarSantosoHappy Ratna dkk 2006 Pedoman Penyusunan Tesis Institut Teknologi Sepuluh

Nopember Surabaya Program PascasarjanaSastra M Suparno 2006 Perencanaan dan Pengembangan Perumahan Yogyakarta Penerbit

AndiSadyohutomo Mulyono 2008 Manajemen Kota dan Wilayah Jakarta Penerbit Bumi

AksaraSujarto Djoko 1998 Pengantar Planologi Bandung Penerbit ITB

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Trancik Roger Finding Lost Space Theories of urban design Van NostrandReinholdCompany New York 1986 246 hlm

Turner John FC 1976 Housing By People Pantheos ndash New York USAWibowo Rudi 2004 Konsep Teori dan Landasan Analisis Wilayah Malang Penerbit

Bayumedia PublishingYudohusodo Siswono (1991) Rumah Untuk Seluruh Rakyat INKOPOL Unit Bharakerta

JakartaYuliastuti Nany Perumahan dan Permukiman Artikel Jurusan PWK Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro SemarangZahndMarkus 1999 Perancangan Kota secara Terpadu Semarang Penerbit

KanisiusSoegijapranata University Press

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Paper Seminar Nasional

MODEL INTEGRASI PERMUKIMAN PENGUNGSIKEDALAM SISTEM PERMUKIMAN KOTA

Mahasiswa MuhIrsyad CahyadiNrp 32 08 201 822

JURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA2010

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

I PENDAHULUAN

Kota Bau-Bau merupakan suatu kota yang terletak di bagian Selatan PropinsiSulawesi Tenggara berupa wilayah kepulauan berada di Pulau Buton Jumlah penduduk KotaBau-Bau sebanyak 124609 jiwa dengan luas wilayah sekitar 221 Kmsup2 Perkembangan Kotaantara lain disebabkan oleh terbangunnya permukiman-permukiman baru disekitar kotadiantaranya permukiman pengungsi di Lingkungan Lamanaga Kelurahan Bukit Wolio IndahPermukiman ini terbentuk pada tahun 2000 Kerusuhan yang melanda Ambon pada tahun1999 mengakibatkan terjadinya pengungsian besar-besaran dan Kota Bau-Bau merupakansalah satu daerah tempat mengungsi Kota ini dijadikan sebagai tempat mengungsi disebabkankarena asal usul mereka berasal dari Bau-Bau (suku Buton) Penempatan pengungsi di KotaBau-Bau terdiri beberapa lokasi dan diantaranya berlokasi di Lingkungan Lamanaga terletakdi Kota Bau-Bau bagian atas yaitu daerah perbukitan yang berjarak plusmn 3 Km dari pusat KotaPembangunan perumahan pengungsi di daerah ini dibiayai dari bantuan pemerintah namununtuk status tanah merupakan hak milik pengungsi yang telah dibeli dari penduduk setempat

Penempatan pengungsi dilokasi ini belum ditunjang oleh sarana prasaranalingkungan yang memadai seperti halnya yang ada dipermukiman kota Oleh karena itupermasalahan utama yang terjadi yaitu tidak tersedianya sarana dan prasarana lingkunganyang tersistem dengan prasarana kota pada permukiman pengungsi lingkungan Lamanagasehingga menyebabkan ketidak sesuaian terhadap permukiman kota Oleh karena itudigunakan sebagai dasar kajian dalam proses penelit ian selanjutnya yaitu ldquopertumbuhankawasan permukiman pengungsi belum terintegrasi kedalam sistem permukiman kota Bau-Baurdquo seiring dengan perkembangan kota dalam konteks fisik lingkungan permukimannya

Penelit ian ini bertujuan untuk merumuskan model permukiman pengungsi yangterintegrasi kedalam sistem permukiman Kota Bau-Bau dengan tiga sasaran yaitumengidentifikasi permukiman kota mengidentifikasi permukiman pengungsi danmengintegrasikan permukiman pengungsi kedalam sistem permukiman kota dengan batasanpenelit ian pada Lingkungan Lamanaga Kelurahan Bukit Wolio Indah pada tinjauan fisikpermukiman

Gambar 1 Peta wilayah penelit ian

II KAJIAN TEORI

Empat puluh persen dari wilayah kota adalah milik umum jalan taman sekolah danberbagai unsure yang digunakan oleh umum Dalam hal ini pemerintah daerah boleh

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

membentuk jalan-jalan jalur lalu lintas utama dan ruang terbuka sesuai dengan rancanganyang telah dibuat oleh pejabat perencana Namun sebagian besar pembangunan kota 60 dari seluruh wilayah kota persil demi persil dikembangkan oleh industri kegiatan usaha danpencari rumah yang mencari kesempatan menanam modal Perkembangan kota mempunyaiimplikasi adanya suatu tanggung jawab yang terus menerus dengan semua kekuatan bersatudalam proses bertindak bersama-sama dan saling berkaitan T ingkat kesatuan kekuatan-kekuatan ini mencerminkan aspirasi ambisi dan itikad dari suatu masyarakat dan inisiatifserta tanggung jawab warga kota secara keseluruhan dan masing-masing untuk porsinyasendiri Oleh karena itu untuk menunjang perkembangan kota diperlukan perencanaan yangbaik

Secara umum model dapat berupa model fisik misalnya suatu replika dari suatubangunan atau lingkungan dalam bentuk maket atau model tiruannya Yang lainnya berupamodel abstrak yaitu suatu bentuk yang menyatakan suatu realita yang kompleks kedalamsimbol-simbol untuk menyederhanakan kompleksitas tersebut

Menurut (Djoko Sujarto1998) esensi dan tujuannya model-model perencanaan kotadapat dibedakan dalam 3 model1 Model diskriptif (decriptive model) yaitu model yang dapat dipergunakan untuk

mengkaji tingkah laku suatu realita atau gejala sebagaimana adanya2 Model penaksiran (predictive model) yaitu model yang dapat dipergunakan untuk

menafsirkan sesuatu atau melihat kecenderungan dan kemungkinan dimasa datang3 Model perencanaan (planning model) yaitu model yang dapat dipakai untuk membentuk

suatu pola atau bentuk untuk masa mendatang berdasarkan anggapan-anggapan dankendala tertentu

Dari ketiga model diatas maka dalam penelitian ini menggunakan model diskriptifuntuk menganalisa realita yang terjadi

Integrasi permukimanDi dalam sistem implementasi pembangunan kota dan permukiman proses-proses

yang bersifat lokal dan yang bersifat luas seyogyanya terakomodasi keberadaan danketerkaitannya Akan tetapikeberadaan dan pelaksanaan kedua proses ini harus atas kejelasankedudukan dan fungsinya di dalam proses pembangunan permukiman secara keseluruhan

Bagaimana kedua proses ini diakomodasi didalam sistem implementasipembangunan kota dan permukiman dan menjadikannya proses pernbangunan Pembangunankota menjadi pemersatu dari tujuan-tujuan yang bersifat lokal maupun luas dari prosespembangunan kota dan mengintegrasikan setiap unsur atau aspek pembangunan kotasehingga permukiman disekitarnya merupakan bagian integral dari keseluruhan tujuanpembangunan kota Dengan demikian pembangunan yang bersifat lokal atau memperhatikansuatu kepentingan lokal tetapi juga memperhatikan dan mengakomodasi kepentingan publikyang lebih luas Selain ituintegrasi ini dapat terjadi karena pernbangunan yang bersifat atauberlingkup lokal bukan merupakan suatu proses dan hasil yang berdiri sendiri

Pendekatan Faktor Kawasan Kota yang TerintegrasiTujuan pendekatan ini adalah memahami faktor-faktor yang menentukan dalam

pengintegrasian kawasan kota berdasarkan pengertian sistem Kawasan kota adalah sistemyang mengandung pertalian antar unsur pelaku fungsi dan penghubung Berdasarkan

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

pengertian sistem kawasan kota di atas maka faktor-faktor integrasi akan mencakup faktornorma yang berkaitan dengan unsur pelaku faktor fungsi yang berkaitan dengan unsur fungsikegiatan dan faktor fisik yang berkaitan dengan unsure penghubung

v Faktor norma memperhatikan kepentingan masyarakat sebagai pelaku Masyarakatmembentuk kawasan kota sebagai transformasi pemaknaan terhadap alam dan realitaslingkungan (Wiryomartono 1995 14 dalam Markus Zahnd) dengan perilaku danbudayanya Kawasan kota yang dibentuk sesuai norma masyarakat akan lebih imageableatau dapat diterima Faktor norma berkaitan dengan pola atau standard perilakumasyarakat memiliki komponen-komponen nilai budaya peraturan dan kelembagaan

v Faktor fungsi memperhatikan kepentingan fungsi kegiatan Kawasan kota berfungsimewadahi kegiatan masyarakat Kegiatan yang dilakukan masyarakat banyak bertaliansatu dan lainnya Berdasarkan aspek ini kegiatan sosial dan ekonomi serta politikmenjadi esensi dalam pembentukan kota Perubahan dalam kegiatan akan mempengaruhifungsi kawasan Faktor fungsi berkaitan dengan fungsi kawasan kota dalam mewadahikegiatan-kegiatan inhabitasi memiliki komponen-komponen esensi kegiatan keterkaitankegiatan dan tingkat kegunaan

v Faktor fisik memperhatikan bentuk-bentuk fisik Pengaturan fisik ruang kota dilakukanuntuk menyesuaikan kepada kegiatan yang ditampung dan norma masyarakatPengaturan fisik menghasilkan struktur kota serta bentukan fisik lain seperti kualitasvisual dan termasuk detail Faktor fisik berkaitan dengan wuju fisik kawasan kotamemiliki komponen-komponen spasial visual dan detail

Persyaratan pengintegrasian perlu diketahui untuk melakukan identifikasi terhadapkondisi pengintegrasian suatu kawasan kota Pendekatan teori berdasarkan integrasi fisikpermukiman menggunakan The Figure Ground Theory Teori ini mempersyaratkan adanyakejelasan struktur dan sekuen dalam ruang kota Dengan demikian pola komposisi ruangterbuka dan massa bangunan dapat dimanipulasi untuk memperjelas struktur ruang kotaHirarki misal diciptakan dengan dasar perbandingan ukuran dan bentuk geometri ruangnya(Trancik 1986 97) Di sini komponen pewadahan dalam sistem kota harus diperhatikantermasuk aspek spasial visual dan detail

Kawasan kota yang terintegrasi dengan demikian adalah kawasan yang unsur-unsurnya secara fisik membentuk struktur ruang yang teratur dan menyatu Komponen-komponen pengintegrasiannya pada faktor fisik (spasial visual dan detail) dipersyaratkan1) Ruang kawasan yang terstruktur dan hirarkis Semua fragmen dihubungkan dalam

kerangka yang berkarakter menyatu dan seimbang di dalam struktur kawasan (Trancik1986 106 Lang 1994 418)

2) Bentuk visual yang fungsionalanalogis dan estetis Unsur-unsur masif harus berfungsidalam membentuk pola kawasan menghadirkan ekspresi lokal yang signifikan denganbentuk visual dan letaknya (Trancik 1986 101)

3) Memperkuat fungsi dan karakter dengan mengolah bentuk dan aksentuasi kawasanmisalnya diperjelas struktur dan ordernya (Trancik 1986 103)

Perumahan dan PermukimanPersoalan perumahan dan permukiman diIndonesia tidak terlepas dari dinamika

yang terjadi dalam kehidupan masyarakat maupun kebijakan pemerintah dalam mengelolahperumahan dan permukiman Perkembangan permasalahan yang semakin kompleks yang

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

terkait dengan hal diatas melatarbelakangi disusunnya suatu kebijakan dan strategi yangcakupannya dapat meliputi bidang perumahan dan permukiman sebagai suatu kesatuan yangtidak terpisahkan Pedoman penataan ruang permukiman di Indonesia dijelaskan pada UU No262007 Undang-undang ini mengamanatkan perlunya dilakukan penataan ruang yang dapatmengharmoniskan lingkungan alam dan lingkungan buatan Tujuan penataan ruang adalahuntuk mencapai keterpaduan penggunaan sumberdaya alam dan buatan serta dapat memberiperlindungan terhadap fungsi ruang pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan hidupakibat penataan ruang Berlandaskan UU No41992 mengenai perumahan dan permukimantelah dikeluarkan Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman (KSNPP)pada tahun 1999 sebagai suatu pedoman penyusunan kebijakan teknis perencanaanpemograman dan kegiatan yang terkait dengan perumahan dan permukiman

Sebagai perpanjangan dari Deklarasi Istanbul tahun 1996 KSNPP ini memilikivisimisi dan sasaran yang bertujuan mewujudkan komitmen Habitat Agenda dimana visi dariKSNPP yaitu berusaha mewujudkan perumahan yang layak dan terjangkau pada lingkunganyang sehat aman harmonis dan berkelanjutan dalam upaya terbentuknya masyarakat yangberjatidiri mandiri dan produktif

Perumahan dan permukiman selain merupakan salah satu kebutuhan dasar manusiajuga mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam perannya sebagai pusat pendidikankeluarga persemaian budaya dan peningkatan kualitas generasi yang akan datang sertamerupakan pengejawantahan jati diri Terwujudnya kesejahteraan rakyat dapat ditandaidengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat antara lain melaluipemenuhan kebutuhan papannya Dengan demikian upaya menempatkan bidang perumahandan permukiman sebagai salah satu sektor prioritas dalam pembangunan manusia Indonesiayang seutuhnya adalah sangat strategis

Beberapa konsep toeritis tentang permukiman diutarakan pula oleh Kuswartojo bahwapermukiman yang diciptakan dan dikembangkan dapat menjadi sarana bagi kehidupan yangpenuh ketakwaan dan keimanan menimbulkan rasa aman dan nyaman menjamin kesehatanjasmani dan rohani meningkatkan keakraban serta menciptakan hubungan sosial danpergaulan yang bermutu (Kuswartojo 2005 8)

Namun untuk kepentingan undang-undang perumahan permukiman di Indonesiaberdasarkan beberapa definisi yang didapatkan dan keinginan pengaturan permukiman diIndonesia maka permukiman didefinisikan sebagai rdquokawasan yang terdiri dari satu atau lebih perumahan mempunyai infrastruktur dasarterencana ataupun tidak terencana dan mempunyai fasilitas yang mendukung perikehidupandan penghidupan dan dapat berbentuk perdesaan maupun perkotaanrdquo

Sistim Permukiman KotaPermukiman yang menempati areal paling luas dalam pemanfaatan ruang kota

mengalami perkembangan yang selaras dengan perkembangan penduduk dan mempunyaipola-pola tertentu yang menciptakan bentuk dan struktur suatu kota yang berbeda dengan kotalainnya Perkembngan permukiman pada bagian-bagian kota tidaklah sama tergantung padakarakteristik kehidupan masyarakat potensi sumber daya (kesempatan kerja) yang tersediakondisi fisik alami serta fasilitas kota yang terutama berkaitan dengan transportasi dankomunikasi (Bintaro 1977)

Intensitas penggunaan tanah didaerah pusat kota yang tinggi dan mengakibatkannaiknya nilai harga tanah sementara jumlah penduduk kota bertambah terus dan memerlukantempat hunian yang pada gilirannya memaksa penduduk kota memilih alternatif mendirikan

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

perumahannya kearah pinggiran kota Kecenderungan alami perkembangan permukimanberlangsung secara bertahap kearah luar (mengalami pemekaran) dan polanya mengikutiprasarana transportasi (jaringan jalan) yang ada

Perkembangan permukiman yang demikian itu mengakibatkan penurunan kerapatanbangunan perumahan secara linear dari daerah pusat kota kearah pinggiran kota namun padasisi lain potensi degradasi lingkungan cenderung semakin berkurang kearah luar kota Halinilah yang mendorong kelompok ekonomi kuat lebih menyukai tinggal didaerah pinggirankota sementara kelompok ekonomi lemah memilih bertempat tinggal didaerah pusat kotayang dekat tempat kerja meskipun dengan kondisi lingkungan yang marginal (Bahr 1990)

Ciri-ciri kota antara lain adalah produk dari berbagai faktor seperti topografi sejarahmotif ekonomi budaya manusia serta aneka kesempatannya Ciri-ciri tersebut tidak pernahstatis melainkan berubah mengikuti tawaran ruang dan waktu Meski kota nampak kacaubalau susunannya jika diamati seksama akan menunjukan bentuknya yang khas misalnya adakota yang berbentuk persegi persegi panjang bulat bulat telur ataupun seperti bintang yangterulur disepanjang rute jalan utama Hal sama dapat dikatakan pula untuk susunan bangunandalam kota disitu ada pengelompokan berdasarkan tata guna tanah kota misalnya dari suatukota dapat dilihat adanya pembagian zona

Amos Rapoport mengutip Hardoy yang menggunakan 10 kriteria secara lebih spesifikuntuk merumuskan kota sebagai berikut 1 Ukuran dan jumlah pendudukya yang besar terhadap massa dan tempat2 Bersifat permanen3 Kepadatan minimum terhadap massa dan tempat4 Struktur dan tata ruang perkotaan seperti yang ditunjukan oleh jalur jalan dan ruang-

ruang perkotaan yang nyata5 Tempat dimana masyarakat tinggal dan bekerja6 Fungsi perkotaan minimum yang diperinci sebuah pusat militer sebuah pusat

keagamaan atau sebuah pusat aktifitas intelektual bersama dengan kelembagaan yangsama

7 Heteroginitas dan pembedaan yang bersifat hierarkis pada masyarakat8 Pusat ekonomi perkotaan yang menghubungkan sebuah daerah pertanian di tepi kota dan

memproses bahan mentah untuk pemasaran yang lebih luas9 Pusat pelayanan (services) bagi daerah-daerah lingkungan setempat10 Pusat penyebaran memiliki suatu falsafah hidup perkotaan pada massa dan tempat itu

Arsitektur kota bersifat tiga dimensi yang terbentuk oleh susunan yang sifatnyaspasial Secara teoritis dikenal tiga cara perkembangan dasar didalam kota dengan tiga istilahteknis yaitu perkembagan horizontal perkembangan vertikal dan perkembangan interstisial1 Perkembangan horizontal mengarah keluar artinya daerah bertambah sedangkan

ketinggian dan kuantitas lahan terbangun tetap sama Ini terjadi dipinggiran kota dimanalahan masih lebih murah dan dekat jalan raya yang mengarah ke kota (dimana banyakkeramaian)

2 Perkembangan interstisial mengarah kedalam artinya daerah dan ketinggian bangunan-bangunan rata tetap sama sedangkan kuantitas lahan terbangun bertambah Ini seringterjadi dipusat kota dan antara pusat dan pinggir kota yang kawasannya sudah dibatasidan hanya dapat dipadatkan

3 Perkembangan vertikal mengarah keatas artinya daerah pembangunan dan kuantitaslahan terbangun tetap sama sedangkan ketinggian bangunan-bangunan bertambah Ini

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

biasa terjadi dipusat kota (dimana harga lahan mahal) dan dipusat-pusat perdaganganyang memiliki potensi ekonomi

Prasarana dan Sarana UmumPrasarana dan sarana umum berperan sebagai fasilitas yang dibutuhkan masyarakat

luas yang penyediaannya dilakukan secara serentak atau massal T ingkat pemenuhankebutuhan fasilitas tersebut menjadi ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat Penyediaanprasarana dan sarana umum tersebut antara lain mencakup jaringan jalan listrik air minumsaluran drainase dan jaringan telepon Fasilitas jalan baik yang menghubungkan kota itudengan kota lain atau daerah sekitarnya maupun jaringan jalan yang menghubungkan antarbagian kota memegang peranan yang sangat penting bagi kelancaran aktifitas penduduk danperkembangan kota itu sendiri serta sekaligus sebagai kerangka dasar yang membentukstruktur kota (Bintarto 1977)

Jaringan utilitas sebagai bagian utama dari prasarana dan sarana untuk kehidupanpokok sehari-hari seperti listrik air minum telepon dan drainase dibangun diatas dan dibawahtanah Jaringan tersebut biasanya mengikuti atau menumpang pada bentuk jaringan jalanSekali utilitas dibangun maka keberadaannya akan berlangsung lama dan akan menarikpenduduk untuk menempati dan membangun tanah yang memperoleh akses utilitas tersebut

Jalan merupakan ruang linier yang dibatasi oleh bangunan-bangunan (RapoportMoudon 1987) Untuk merancang jalan tersebut perlu dikenali fungsi utama dari jalan yangdirancang Jalan sebagai ruang umum utama kota mrupakan elemen yang sangat menentukanwajah kota Jalan merupakan linier urban space jika tertutup pada kedua sisinya ataumempunyai beberapa elemen dengan karakter yang mempersatukan seperti pohon-pohon ataubangunan-bangunan yang serupa

Air bersih merupakan kebutuhan vital setiap manusia sehingga ketersediaan air bersihmenentukan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup masyarakat Kebutuhan air bersihdiperkotaan perlu ditangani secara massal dalam bentuk penyediaan fasilitas jaringan pipa airminum Pengelola fasilitas ini umumnya dalam bentuk perusahaan daerah yang disebutPDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)

Wajah kota dapat dilihat dari pula dengan keberadaan saluran Bagi kebanyakan orangsaluran merupakan elemen kota yang dominan walaupun dengan bermacam-macamkepentingan menurut tingkat keakrabannya dengan suatu kota Saluran yang istimewa biasmenjadi ciri-ciri yang penting pada sejumlah jalan Konsentrasi dari suatu penggunaan danaktifitas yang spesial disepanjang jalan-jalan dapat memberinya keunggulan dalam benakseorang pengamat

Salah satu energi yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam bentuk layanan umum adalahfasilitas listrik Digunakan untuk penerangan energi rumah tangga dan sektor industriPelayanan prasarana energi secara massal mencakup penyediaan sumber energi ataupembangkit energi dan kegiatan distribusi pelayanan ke pelanggan mengikuti pola jaringanjalan Perencanaan penyediaan prasarana energi tersebut terkait dengan perhitungan sisikebutuhan Jumlah kebutuhan dalam dimensi waktu menunjukan fluktuasi harian mingguanbulanan atau musiman dengan tujuan agar dapat terlayani seluruh kebutuhan masyarakatsecara merata

Permukiman PengungsiKegiatan penanganan pengungsi meliputi upaya operasional yang bersifat

koordinatif dilaksanakan dalam bentuk kegiatan Sampai dengan saat ini secara garis besar

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

penanganan pengungsi di Dep Kimpraswil dilakukan dengan pendekatan penanganan sebagaiberikut 1 Kegiatan pembangunan perumahan dan permukiman dalam rangka penanganan

pengungsi yang dapat dilaksanankan dalam pola sisipan (infill) dan pola terkonsentrasi(massive) pada prinsipnya dapat dilaksanakan baik di daerah perkotaan maupun daerahperdesaan serta berprinsip ldquoequal treatmentrdquo termasuk bagi masyarakat setempat

2 Fasilitasi penanganan berupa pembangunan rumah yang dilengkapi dengan prasarana dansarana permukiman yang diperlukan meliputi penyediaan rumah sarana air bersihsarana lingkungan permukiman prasarana jalan dan prasarana tata pengairan (saluran)Bantuan fasilitasi pembangunan sarana dan prasarana bidang Kimpraswil tersebut padadasarnya merupakan program bantuan stimulan khususnya yang berupa bantuan bahanbangunan untuk perumahan

3 Pendekatan penanganan dilaksanakan dengan menerapkan konsep holistik sehinggadiperlukan dukungan koordinasi dan keterpaduan dalam penanganan oleh berbagaiinstansi yang terkait dengan kegiatan relokasi pengungsi termasuk khsususnya kesiapanPemerintah Daerah dalam menetapkan lokasi relokasi yang memenuhi persyaratankelayakan hunian (sosial ekonomi lingkungan) bagi relokasi pengungsi tersebut

4 Dalam penanganannya didasarkan kepada prinsip pembangunan yang bertumpu kepadamasyarakat (community based devlopment) pendekatan Tridaya yang mengacu kepadapemberdayaan masyarakat pengembangan usaha ekonomi produktif dan pendayagunaanprasarana dan sarana lingkungan hunian (permukiman) dalam mendukung kemandirianproduktivitas dan kemandirian serta pengembangan jati diri masyarakat sebagai satukesatuan konsep penanganan yang tidak terpisahkan

Struktur KotaPenggunaan tanah pada suatu kota umumnya berbentuk tertentu dan pola

perkembangannya dapat diestimasikan Keputusan-keputusan pembangunan kota biasanyaberkembang bebas tetapi diupayakan sesuai dengan perencanaan penggunaan tanah Motifpenggunaan ekonomi adalah motif yang utama dalam pembentukan struktur penggunaantanah suatu kota dengan timbulnya pusat-pusat bisnis yang strategis Selain motif bisnisterdapat pula motif polit ik bentuk fisik kota seperti topografi dan drainase

Meski struktur kota tampak tidak beraturan namun kalau dilihat secara seksamamemiliki keteraturan pola tertentu Bangunan-bangunan fisik membentuk zona-zona internkota Teori-teori struktur kota yang ada digunakan mengkaji bentuk-bentuk penggunaan lahanyang biasanya terdiri dari penggunaan tanah untuk perumahan bisnis industry pertanian danjasa Teori struktur kota antara lain yaitu teori konsentris teori sektoral dan teori inti ganda

Teori KonsentrisPenyusunnya adalah Burges pada tahun 1923 yang intinya adalah pembangunan

kota yang berkembang keluar dari daerah pusat kota yang polanya akan berbentuk lingkaranZona pertama adalah Kawasan Pusat Bisnis (KPB) yang dikelilingi daerah transisi

Dalam teori konsentris terdapat asumsi bahwa mobilitas fungsi-fungsi danpenduduk mempunyai intensitas yang sama dalam konfigurasi relief kota yang seragam Olehkarena pada kenyataannya terdapat faktor utama yang mempengaruhi mobilitas ini makadalam beberapa hal mesti akan terjadi distorsi model yang dipengaruhi mobilitas yaitu porostransportasi yang menghubungkan kawasan pusat bisnis dengan bagian luarnya

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

1

Gambar 2 Model Zona Konsentris (SumberSabari Yunus Struktur Tata Ruang Kota)

Bentuk Morfologi KotaSuatu kota selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu Perkembangan

dalam hal ini menyangkut berbagai aspek politik sosialbudaya teknologi ekonomi dan fisikKhusus mengenai aspek yang berkaitan langsung dengan penggunaan lahan kekotaan maupunpenggunaan lahan kedesaan adalah perkembangan fisik khususnya perubahan arealnyaBeberapa sumber mengemukakan bahwa tinjauan terhadap morfologi kota ditekankan padabentuk-bentuk fisikal yang antara lain tercermin pada sistim jalan-jalan yang ada blok-blokbangunan baik daerah hunian ataupun bukan (perdaganganindustry) dan juga bangunan-bangunan individual (Herbert 1973) Sementara itu Smailes (1955) sebelumnya telahmemperkenalkan 3 unsur morfologi kota yaitu

1 Unsur-unsur penggunaan lahan2 Pola-pola jalan3 T ipe-tipe bangunan

Pola Kota SatelitBerdasarkan pada kenampakan morfologi kotanya serta jenis perembetan areal

kekotaan yang ada Hudson (1970) (dalam Hadi Sabari Yunus) mengemukakan beberapaalternatif model bentuk-bentuk kota yang didasarkan atas sifat-sifat ldquoUrban Sprawlrdquo sertakemungkinan ldquo trendrdquo (kecenderungan ) perkembangan yang akan datang

Salah satu bentuk yang dikemukakan yaitu bentuk satelit dan pusat-pusat barudalam hal ini kota utama yang ada dengan kota-kota kecil disekitarnya (kota satelit) akandijalin hubungannya sedemikian rupa sehingga pertalian fungsional lebih efektif dan efisienKota satelit adalah kota kecil yang berada disekitar kota besar dimana kehidupan kotanyasangat ditentukan oleh keberadaan kota besar yang bersangkutan dalam arti ekonomiPeningkatan sarana prasarana transportasi dan komunikasi antara kota besar dan kota-kotasatelit maupun antar kota satelit harus ditingkatkan sedemikian rupa Pengembangan kota-kotasatelit ini dapat berfungsi sebagai penyerap mengalirnya arus urbanit yang sangat besar kekota utama dengan jalan meningkatkan fungsi-fungsi yang ada dikota-kota satelit sehinggamemperluas peluang lapangan kerja

Gambar 3 Pola Kota Satelit

54

32

ZONE 1 Kawasan Pusat BisnisZONE 2 Zona TransisiZONE 3 Zona PerumahanZONE 4 Zona Perumahan Menengah KeatasZONE 5 Zona Pinggiran Kota

Kota satelit

Kota bsar (pusat Kota)

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

III METO DETujuan dari penelit ian ini adalah untuk merumuskan model permukiman pengungsi

yang terintegrasi kedalam sistem permukiman Kota Bau-Bau dalam segi fisik perkembangankota data dan informasi yang diprlukan menggunakan penelit ian deskriptif kualitatif

Penelit ian deskriptif bertujuan untuk membuat pencandraan secara sistematis faktualdan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu singkatnyapenelit ian ini hanya ditujukan untuk mencari informasi aktual yang secara detail mencandragejala yang ada

Teknik analisa yang digunakan adalah analisa tipologi-morfologi (Loeckx danOcharoen1984) Kegiatan utama yang dilakukan dalam proses analisa ini adalah1 Untuk menemukan adanya kestabilan dan atau perubahan dari hal-hal yang membentuk

satu tipe arsitektur2 Membuat diskripsi mengenai tipologi yang ditujukan oleh bagian artefak kota yaitu jalan

drainase dan ruang kota3 Mengidentifikasi struktur keterkaitan dan atau hubungan antara bagian-bagian dari kota4 Studi mengenai pembentukan dan dinamika dari tipe dan struktur obyek penelit ian

Selain itu digunakan pula analisa komparatif yaitu membandingkan antarapermukiman pengungsi dengan permukiman kota dalam aspek fisik permukiman berdasar ataspengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadipenyebab melalui data tertentu

IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Identifikasi permukiman Kota Bau-BauKondisi fisik wilayah Kota Bau-Bau secara umum memiliki karakteristik wilayah

pesisir Kota tumbuh pada dataran rendah di sepanjang pinggir pantai dengan limitasiperkembangan berupa kondisi topografi wilayah yang berbukit ke arah dalam Sedangkanpusat pelayanan saat ini masih memusat di kawasan pusat kegiatan dari berbagai tingkatanskala pelayanan Pertumbuhan ini cenderung membentuk satu pusat kota dan tiga sub pusatkota

Pola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau dapat diidentifikasi merupakan polakonsentris sesuai dengan teori Burgess Pada permukiman Kota Bau-Bau terdapat beberapazonasi kawasan dengan pola pemanfaatan aksesbilitas sistem pelayanan dan batasan yangcukup jelas Zona pertama adalah dominasi fungsi pusat perdagangan dan jasa meliputikawasan pusat perdagangan di sekitar Pelabuhan Murhum Zona kedua meliputi kawasanpendukung perdagangan di Betoambari bagian timur Zonasi ketiga merupakan wilayahtransisi meluas dari kawasan Betoambari bagian barat sampai pinggiran Kecamatan WolioZonasi keempat dengan ciri dominasi kegiatan perdesaan berupa kegiatan pertanian dalam artiluas

Beberapa perbedaan pokok struktur konsentris yang dibangun Burgess dengan kondisinyata Kota Bau-Bau adalah perbedaan homogenitas kota Burgess membangun asumsiberdasarkan luasan lahan yang relatif homogen sedangkan kondisi Kota Bau-Bau sangatheterogen ditinjau dari kelerengannya Demikian pula sistem transportasi yang terbentukKota Bau-Bau dibentuk dari sistem transportasi yang justru pada awal perkembangannyaadalah sistem transportasi laut Pada perkembangan selanjutnya barulah sistem transportasidarat menyusun struktur dan morfologi kota

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Berdasarkan pola pembentukannya jejak-jejak struktur dan morfologi kota masihterlihat bahwa pola konsentris terlihat jelas sebagai bentuk dasar kota dengan tiga ciriperbedaan Perbedaan-perbedaan tersebut adalah

o Pola konsentris hanya berbentuk setengah lingkaran Hal ini sebenarnya merupakanpengaruh sistem transportasi laut yang titik hentinya berupa tit ik Berbeda dengan sistemtransportasi darat yang pengaruhnya berupa linear

o Batasan-batasan alam berupa kelerengan sangat mempengaruhi struktur dan morfologikota

o Arah perkembangan kota mengikuti pola jalan dengan tarikan-tarikan batas sesuaidengan konsep waktu dan biaya (time and cost)

Gambar 4 Pola struktur Kota Bau-Bau

Struktur utama kota Bau-Bau dibentuk oleh tiga ruas jalan arteri dengan sumbuPelabuhan Murhum Ketiga ruas tersebut menghubungkan guna lahan yang berbeda sehinggamemiliki daya mekar kota yang berbeda pula Kecenderungan pertumbuhan kota saat inimembentuk kota satelit dengan mendorong pertumbuhan pusat-pusat baru melaluiperencanaan bagian wilayah kota Perkembangan kota cenderung mengarah ke kawasan yangmasih tersedia lahan yang murah dan mempunyai sarana jalan dan transportasi yangmendukung

Gambar 5 Struktur jalan Kota Bau-Bau

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Identifikasi Permukiman PengungsiPola permukiman yang dibangun oleh pemerintah dilingkungan Lamanaga

menggunakan pola jalan sistem grid dimana bagian-bagian perumahan dibagi dalam blok-blok persegi panjang dengan jalan-jalan yang paralel longitudinal dan transversal membentuksudut siku-siku

Dari gambaran diatas terlihat bahwa pola permukiman di Lingkungan Lamanagaberdasarkan pola jalan yang terbangun menggunakan sistem grid yaitu jalan lingkungan danjalan setapak yang menghubungkan daerah permukiman dengan daerah yang lain namunkondisi jalan kurang besar tidak sesuai dengan penggunaannya Jalan lingkungan berfungsiuntuk menghubungkan permukiman pengungsi dengan jalan poros provinsi yang berpolalinier dimana jalan tersebut menghubungkan kota Bau-Bau dengan Kota-kota satelit diKecamatan Sorawolio sedangkan jalan setapak adalah jalan yang menghubungkan perumahanpengungsi dengan jalan lingkungan

Gambar 6 Pola permukiman pengungsi

Gambar 7 Kondisi Permukiman pengungsi (sumber survei lapangan September 2009)

Hubungan keterkaitan antara permukiman pengungsi dengan permukiman kotadihubungkan oleh jaringan jalan arteri Bau-Bau menuju Pasarwajo (Kabupaten Buton) Saranaprasarana yang terbangun dilingkungan Lamanaga di manfaatkan pula oleh masyarakat kotamisalnya fasilitas pendidikan rumah ibadah

Integrasi permukiman Pengungsi kedalam sistem Permukiman KotaPerkembangan kota mengarah kedaerah-daerah pinggiran yang telah dikembangkan

sebagai pusat pertumbuhan baru Pola permukiman pengungsi berbentuk grid berada padakota bagian atas Permukiman pengungsi merupakan bagian dari permukiman kota Bau-Baudan terintegrasi melalui hubungan jaringan jalan yang berbentuk linear

Sistem pusat pelayanan Kota Bau-Bau terdiri dari satu pusat dan tiga sub pusatdengan pola pemanfaatan aksesbilitas sistem pelayanan Pusat pelayanan kota berada pada

BTN MED IBRATA

S LT P NE G 12

S DN

EG 2 P

ALAT

IGA

UT ARA

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

daerah dataran rendah Permukiman pengungsi sebagai sub pusat antara permukiman kotadengan daerah pertumbuhan baru kecamatan Sorawolio Pusat pelayanan permukimanpengungsi merupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasimelalui hubungan pelayanan sub pusat atas pusat kota

Pola jaringan jalan kota Bau-Bau merupakan sistem yang menghubungkan sistemjalan kota dan pinggiran kota Jaringan jalan yang terbentuk pada permukiman pengungsiberpola grid dan berada pada dataran tinggi yaitu kota bagian atas Jaringan jalan permukimanpengungsi merupakan bagian dari jaringan jalan kota dan terintegrasi dengan permukimankota melalui pola jalan linier

Pola jaringan air bersih Kota Bau-Bau dibentuk oleh sistem air bersih dari sungaiBau-Bau dan dari beberapa sumber mata air Sumber air bersih permukiman pengungsidiperoleh dari dari sungai Bau-Bau melalui sumber mata air wakonti sehingga Jaringan airbersih permukiman pengungsi terintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau

Sistem drainase Kota Bau-Bau bermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistemjaringan drainase permukiman pengungsi merupakan bagian dari sistem drainase kotamengikuti saluran sungai Bau-Bau dan Permukiman pengungsi terintegrasi denganpermukiman kota melalui hubungan jaringan drainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian daripermukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan program

Sistem jaringan listrik kota dibentuk oleh jaringan sutem dan sutet yang melayaniseluruh bagian kota dan permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Jadi Integrasipermukiman pengungsi kedalam permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrikmengikuti pola jaringan sutem dan menjadi satu kesatuan

V KESIMPULANPola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau dapat diidentifikasi merupakan pola

konsentris setengah lingkaran dan pola permukiman pusat Kota Bau-Bau berbentuk grid padadaerah datar dan berada dikota bagian bawah dan linear pada arah luar kota serta cenderungmembentuk kota satelit sedangkan pola permukiman pengungsi berbentuk grid dimanahubungan keduanya antara lain dihubungkan oleh jaringan jalan yang berbentuk linear

Pusat pelayanan berada pada pusat kota Bau-Bau mengarah pada satu pusat kota dandalam pusat kota terdiri dari tiga sub pusat kota Pusat pelayanan permukiman pengungsimerupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasi melaluihubungan pelayanan sub pusat atas pusat kotaPermukiman pengungsi sebagai sub pusat kotaantara daerah pertumbuhan baru di Kecamata Sorawolio dengan pusat Kota Bau-Bau

Sumber air bersih permukiman pengungsi diperoleh dari dari sungai Bau-Bau melaluisumber mata air wakonti dan merupakan Jaringan air kota sehingga permukiman pengungsiterintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau Sistem drainase Kota Bau-Baubermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistem jaringan drainase permukiman pengungsimerupakan bagian dari sistem drainase kota mengikuti saluran sungai Bau-Bau danPermukiman pengungsi terintegrasi dengan permukiman kota melalui hubungan jaringandrainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian dari

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

permukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan programSistem jaringan listrik permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Integrasi permukimanpengungsi kedalam sistem permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrik denganmengikuti pola jaringan sutem sehingga menjadi satu kesatuan

Model integrasi permukiman pengungsi kedalam sistem permukiman kota dalampenelitian ini adalah integrasi fisik dimana Faktor fisik berkaitan dengan wujud fisik kawasankota dan memiliki komponen-komponen spasial visual dan detail Kawasan kota yangterintegrasi dengan demikian adalah kawasan yang unsur-unsurnya secara fungsi terjalinsinergis

VI DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Bau-Bau (2007) Bau-Bau Dalam Angka BPS Kota Bau-BauBintarto 1983 Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya Jakarta Ghalia IndonesiaBudihardjoEko 1997 Tata Ruang Perkotaan Bandung Penerbit Alumni-------------------- 1999 Kota Berkelanjutan Bandung Penerbit AlumniBranch Melville(Dalam Wibisono Bambang H 1995) Perencanaan Kota Komprehensif

Bandung Penerbit Gajah Mada University PressDaldjoeniN 2003 Geografi Kota dan Desa Bandung Penerbit AlumniDarjosanjoto Endang TS 2006 Penelit ian Arsitektur diBidang Perumahan dan

Permukiman Surabaya ITS pressDinas Pekerjaan Umum Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Program Investasi Jangka

Menengah Dinas PU Kota Bau-BauDinas Tata Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bau-Bau Dinas

Tata Kota Bau-BauDirektorat Jenderal Perumahan dan Permukiman (2002) Departemen Permukiman dan

Prasarana Wilayah JakartaKantor Menteri Negara Lingkungan Hidup 1997 Agenda 21 IndonesiaKantor Menteri Negara Perumahan Rakyat 1997 Perumahan Rakyat Untuk Kesejahteraan

dan Pemerataan Jakarta Penerbit PropertiKeputusan Sekretaris Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Dan Penanganan

Pegungsi Nomor 2 tahun 2001 Tentang Pedoman Umum Penanggulangan Bencanadan Penanganan Pengungsi

Koestoer Raldi H dkk 2001 Dimensi Keruangan Kota Jakarta Penerbit UniversitasIndonesia Press

Lynch Kevin Good City form MIT Press-Cambridge 1981 514 hlmRapoportAmos 1977 Human Aspect In Urban Design Toronto Pergamon UniversitySabari Yunushadi 2000 Struktur Tata Ruang Kota Yogyakarta Penerbit Pustaka PelajarSantosoHappy Ratna dkk 2006 Pedoman Penyusunan Tesis Institut Teknologi Sepuluh

Nopember Surabaya Program PascasarjanaSastra M Suparno 2006 Perencanaan dan Pengembangan Perumahan Yogyakarta Penerbit

AndiSadyohutomo Mulyono 2008 Manajemen Kota dan Wilayah Jakarta Penerbit Bumi

AksaraSujarto Djoko 1998 Pengantar Planologi Bandung Penerbit ITB

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Trancik Roger Finding Lost Space Theories of urban design Van NostrandReinholdCompany New York 1986 246 hlm

Turner John FC 1976 Housing By People Pantheos ndash New York USAWibowo Rudi 2004 Konsep Teori dan Landasan Analisis Wilayah Malang Penerbit

Bayumedia PublishingYudohusodo Siswono (1991) Rumah Untuk Seluruh Rakyat INKOPOL Unit Bharakerta

JakartaYuliastuti Nany Perumahan dan Permukiman Artikel Jurusan PWK Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro SemarangZahndMarkus 1999 Perancangan Kota secara Terpadu Semarang Penerbit

KanisiusSoegijapranata University Press

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Paper Seminar Nasional

MODEL INTEGRASI PERMUKIMAN PENGUNGSIKEDALAM SISTEM PERMUKIMAN KOTA

Mahasiswa MuhIrsyad CahyadiNrp 32 08 201 822

JURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA2010

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

membentuk jalan-jalan jalur lalu lintas utama dan ruang terbuka sesuai dengan rancanganyang telah dibuat oleh pejabat perencana Namun sebagian besar pembangunan kota 60 dari seluruh wilayah kota persil demi persil dikembangkan oleh industri kegiatan usaha danpencari rumah yang mencari kesempatan menanam modal Perkembangan kota mempunyaiimplikasi adanya suatu tanggung jawab yang terus menerus dengan semua kekuatan bersatudalam proses bertindak bersama-sama dan saling berkaitan T ingkat kesatuan kekuatan-kekuatan ini mencerminkan aspirasi ambisi dan itikad dari suatu masyarakat dan inisiatifserta tanggung jawab warga kota secara keseluruhan dan masing-masing untuk porsinyasendiri Oleh karena itu untuk menunjang perkembangan kota diperlukan perencanaan yangbaik

Secara umum model dapat berupa model fisik misalnya suatu replika dari suatubangunan atau lingkungan dalam bentuk maket atau model tiruannya Yang lainnya berupamodel abstrak yaitu suatu bentuk yang menyatakan suatu realita yang kompleks kedalamsimbol-simbol untuk menyederhanakan kompleksitas tersebut

Menurut (Djoko Sujarto1998) esensi dan tujuannya model-model perencanaan kotadapat dibedakan dalam 3 model1 Model diskriptif (decriptive model) yaitu model yang dapat dipergunakan untuk

mengkaji tingkah laku suatu realita atau gejala sebagaimana adanya2 Model penaksiran (predictive model) yaitu model yang dapat dipergunakan untuk

menafsirkan sesuatu atau melihat kecenderungan dan kemungkinan dimasa datang3 Model perencanaan (planning model) yaitu model yang dapat dipakai untuk membentuk

suatu pola atau bentuk untuk masa mendatang berdasarkan anggapan-anggapan dankendala tertentu

Dari ketiga model diatas maka dalam penelitian ini menggunakan model diskriptifuntuk menganalisa realita yang terjadi

Integrasi permukimanDi dalam sistem implementasi pembangunan kota dan permukiman proses-proses

yang bersifat lokal dan yang bersifat luas seyogyanya terakomodasi keberadaan danketerkaitannya Akan tetapikeberadaan dan pelaksanaan kedua proses ini harus atas kejelasankedudukan dan fungsinya di dalam proses pembangunan permukiman secara keseluruhan

Bagaimana kedua proses ini diakomodasi didalam sistem implementasipembangunan kota dan permukiman dan menjadikannya proses pernbangunan Pembangunankota menjadi pemersatu dari tujuan-tujuan yang bersifat lokal maupun luas dari prosespembangunan kota dan mengintegrasikan setiap unsur atau aspek pembangunan kotasehingga permukiman disekitarnya merupakan bagian integral dari keseluruhan tujuanpembangunan kota Dengan demikian pembangunan yang bersifat lokal atau memperhatikansuatu kepentingan lokal tetapi juga memperhatikan dan mengakomodasi kepentingan publikyang lebih luas Selain ituintegrasi ini dapat terjadi karena pernbangunan yang bersifat atauberlingkup lokal bukan merupakan suatu proses dan hasil yang berdiri sendiri

Pendekatan Faktor Kawasan Kota yang TerintegrasiTujuan pendekatan ini adalah memahami faktor-faktor yang menentukan dalam

pengintegrasian kawasan kota berdasarkan pengertian sistem Kawasan kota adalah sistemyang mengandung pertalian antar unsur pelaku fungsi dan penghubung Berdasarkan

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

pengertian sistem kawasan kota di atas maka faktor-faktor integrasi akan mencakup faktornorma yang berkaitan dengan unsur pelaku faktor fungsi yang berkaitan dengan unsur fungsikegiatan dan faktor fisik yang berkaitan dengan unsure penghubung

v Faktor norma memperhatikan kepentingan masyarakat sebagai pelaku Masyarakatmembentuk kawasan kota sebagai transformasi pemaknaan terhadap alam dan realitaslingkungan (Wiryomartono 1995 14 dalam Markus Zahnd) dengan perilaku danbudayanya Kawasan kota yang dibentuk sesuai norma masyarakat akan lebih imageableatau dapat diterima Faktor norma berkaitan dengan pola atau standard perilakumasyarakat memiliki komponen-komponen nilai budaya peraturan dan kelembagaan

v Faktor fungsi memperhatikan kepentingan fungsi kegiatan Kawasan kota berfungsimewadahi kegiatan masyarakat Kegiatan yang dilakukan masyarakat banyak bertaliansatu dan lainnya Berdasarkan aspek ini kegiatan sosial dan ekonomi serta politikmenjadi esensi dalam pembentukan kota Perubahan dalam kegiatan akan mempengaruhifungsi kawasan Faktor fungsi berkaitan dengan fungsi kawasan kota dalam mewadahikegiatan-kegiatan inhabitasi memiliki komponen-komponen esensi kegiatan keterkaitankegiatan dan tingkat kegunaan

v Faktor fisik memperhatikan bentuk-bentuk fisik Pengaturan fisik ruang kota dilakukanuntuk menyesuaikan kepada kegiatan yang ditampung dan norma masyarakatPengaturan fisik menghasilkan struktur kota serta bentukan fisik lain seperti kualitasvisual dan termasuk detail Faktor fisik berkaitan dengan wuju fisik kawasan kotamemiliki komponen-komponen spasial visual dan detail

Persyaratan pengintegrasian perlu diketahui untuk melakukan identifikasi terhadapkondisi pengintegrasian suatu kawasan kota Pendekatan teori berdasarkan integrasi fisikpermukiman menggunakan The Figure Ground Theory Teori ini mempersyaratkan adanyakejelasan struktur dan sekuen dalam ruang kota Dengan demikian pola komposisi ruangterbuka dan massa bangunan dapat dimanipulasi untuk memperjelas struktur ruang kotaHirarki misal diciptakan dengan dasar perbandingan ukuran dan bentuk geometri ruangnya(Trancik 1986 97) Di sini komponen pewadahan dalam sistem kota harus diperhatikantermasuk aspek spasial visual dan detail

Kawasan kota yang terintegrasi dengan demikian adalah kawasan yang unsur-unsurnya secara fisik membentuk struktur ruang yang teratur dan menyatu Komponen-komponen pengintegrasiannya pada faktor fisik (spasial visual dan detail) dipersyaratkan1) Ruang kawasan yang terstruktur dan hirarkis Semua fragmen dihubungkan dalam

kerangka yang berkarakter menyatu dan seimbang di dalam struktur kawasan (Trancik1986 106 Lang 1994 418)

2) Bentuk visual yang fungsionalanalogis dan estetis Unsur-unsur masif harus berfungsidalam membentuk pola kawasan menghadirkan ekspresi lokal yang signifikan denganbentuk visual dan letaknya (Trancik 1986 101)

3) Memperkuat fungsi dan karakter dengan mengolah bentuk dan aksentuasi kawasanmisalnya diperjelas struktur dan ordernya (Trancik 1986 103)

Perumahan dan PermukimanPersoalan perumahan dan permukiman diIndonesia tidak terlepas dari dinamika

yang terjadi dalam kehidupan masyarakat maupun kebijakan pemerintah dalam mengelolahperumahan dan permukiman Perkembangan permasalahan yang semakin kompleks yang

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

terkait dengan hal diatas melatarbelakangi disusunnya suatu kebijakan dan strategi yangcakupannya dapat meliputi bidang perumahan dan permukiman sebagai suatu kesatuan yangtidak terpisahkan Pedoman penataan ruang permukiman di Indonesia dijelaskan pada UU No262007 Undang-undang ini mengamanatkan perlunya dilakukan penataan ruang yang dapatmengharmoniskan lingkungan alam dan lingkungan buatan Tujuan penataan ruang adalahuntuk mencapai keterpaduan penggunaan sumberdaya alam dan buatan serta dapat memberiperlindungan terhadap fungsi ruang pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan hidupakibat penataan ruang Berlandaskan UU No41992 mengenai perumahan dan permukimantelah dikeluarkan Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman (KSNPP)pada tahun 1999 sebagai suatu pedoman penyusunan kebijakan teknis perencanaanpemograman dan kegiatan yang terkait dengan perumahan dan permukiman

Sebagai perpanjangan dari Deklarasi Istanbul tahun 1996 KSNPP ini memilikivisimisi dan sasaran yang bertujuan mewujudkan komitmen Habitat Agenda dimana visi dariKSNPP yaitu berusaha mewujudkan perumahan yang layak dan terjangkau pada lingkunganyang sehat aman harmonis dan berkelanjutan dalam upaya terbentuknya masyarakat yangberjatidiri mandiri dan produktif

Perumahan dan permukiman selain merupakan salah satu kebutuhan dasar manusiajuga mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam perannya sebagai pusat pendidikankeluarga persemaian budaya dan peningkatan kualitas generasi yang akan datang sertamerupakan pengejawantahan jati diri Terwujudnya kesejahteraan rakyat dapat ditandaidengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat antara lain melaluipemenuhan kebutuhan papannya Dengan demikian upaya menempatkan bidang perumahandan permukiman sebagai salah satu sektor prioritas dalam pembangunan manusia Indonesiayang seutuhnya adalah sangat strategis

Beberapa konsep toeritis tentang permukiman diutarakan pula oleh Kuswartojo bahwapermukiman yang diciptakan dan dikembangkan dapat menjadi sarana bagi kehidupan yangpenuh ketakwaan dan keimanan menimbulkan rasa aman dan nyaman menjamin kesehatanjasmani dan rohani meningkatkan keakraban serta menciptakan hubungan sosial danpergaulan yang bermutu (Kuswartojo 2005 8)

Namun untuk kepentingan undang-undang perumahan permukiman di Indonesiaberdasarkan beberapa definisi yang didapatkan dan keinginan pengaturan permukiman diIndonesia maka permukiman didefinisikan sebagai rdquokawasan yang terdiri dari satu atau lebih perumahan mempunyai infrastruktur dasarterencana ataupun tidak terencana dan mempunyai fasilitas yang mendukung perikehidupandan penghidupan dan dapat berbentuk perdesaan maupun perkotaanrdquo

Sistim Permukiman KotaPermukiman yang menempati areal paling luas dalam pemanfaatan ruang kota

mengalami perkembangan yang selaras dengan perkembangan penduduk dan mempunyaipola-pola tertentu yang menciptakan bentuk dan struktur suatu kota yang berbeda dengan kotalainnya Perkembngan permukiman pada bagian-bagian kota tidaklah sama tergantung padakarakteristik kehidupan masyarakat potensi sumber daya (kesempatan kerja) yang tersediakondisi fisik alami serta fasilitas kota yang terutama berkaitan dengan transportasi dankomunikasi (Bintaro 1977)

Intensitas penggunaan tanah didaerah pusat kota yang tinggi dan mengakibatkannaiknya nilai harga tanah sementara jumlah penduduk kota bertambah terus dan memerlukantempat hunian yang pada gilirannya memaksa penduduk kota memilih alternatif mendirikan

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

perumahannya kearah pinggiran kota Kecenderungan alami perkembangan permukimanberlangsung secara bertahap kearah luar (mengalami pemekaran) dan polanya mengikutiprasarana transportasi (jaringan jalan) yang ada

Perkembangan permukiman yang demikian itu mengakibatkan penurunan kerapatanbangunan perumahan secara linear dari daerah pusat kota kearah pinggiran kota namun padasisi lain potensi degradasi lingkungan cenderung semakin berkurang kearah luar kota Halinilah yang mendorong kelompok ekonomi kuat lebih menyukai tinggal didaerah pinggirankota sementara kelompok ekonomi lemah memilih bertempat tinggal didaerah pusat kotayang dekat tempat kerja meskipun dengan kondisi lingkungan yang marginal (Bahr 1990)

Ciri-ciri kota antara lain adalah produk dari berbagai faktor seperti topografi sejarahmotif ekonomi budaya manusia serta aneka kesempatannya Ciri-ciri tersebut tidak pernahstatis melainkan berubah mengikuti tawaran ruang dan waktu Meski kota nampak kacaubalau susunannya jika diamati seksama akan menunjukan bentuknya yang khas misalnya adakota yang berbentuk persegi persegi panjang bulat bulat telur ataupun seperti bintang yangterulur disepanjang rute jalan utama Hal sama dapat dikatakan pula untuk susunan bangunandalam kota disitu ada pengelompokan berdasarkan tata guna tanah kota misalnya dari suatukota dapat dilihat adanya pembagian zona

Amos Rapoport mengutip Hardoy yang menggunakan 10 kriteria secara lebih spesifikuntuk merumuskan kota sebagai berikut 1 Ukuran dan jumlah pendudukya yang besar terhadap massa dan tempat2 Bersifat permanen3 Kepadatan minimum terhadap massa dan tempat4 Struktur dan tata ruang perkotaan seperti yang ditunjukan oleh jalur jalan dan ruang-

ruang perkotaan yang nyata5 Tempat dimana masyarakat tinggal dan bekerja6 Fungsi perkotaan minimum yang diperinci sebuah pusat militer sebuah pusat

keagamaan atau sebuah pusat aktifitas intelektual bersama dengan kelembagaan yangsama

7 Heteroginitas dan pembedaan yang bersifat hierarkis pada masyarakat8 Pusat ekonomi perkotaan yang menghubungkan sebuah daerah pertanian di tepi kota dan

memproses bahan mentah untuk pemasaran yang lebih luas9 Pusat pelayanan (services) bagi daerah-daerah lingkungan setempat10 Pusat penyebaran memiliki suatu falsafah hidup perkotaan pada massa dan tempat itu

Arsitektur kota bersifat tiga dimensi yang terbentuk oleh susunan yang sifatnyaspasial Secara teoritis dikenal tiga cara perkembangan dasar didalam kota dengan tiga istilahteknis yaitu perkembagan horizontal perkembangan vertikal dan perkembangan interstisial1 Perkembangan horizontal mengarah keluar artinya daerah bertambah sedangkan

ketinggian dan kuantitas lahan terbangun tetap sama Ini terjadi dipinggiran kota dimanalahan masih lebih murah dan dekat jalan raya yang mengarah ke kota (dimana banyakkeramaian)

2 Perkembangan interstisial mengarah kedalam artinya daerah dan ketinggian bangunan-bangunan rata tetap sama sedangkan kuantitas lahan terbangun bertambah Ini seringterjadi dipusat kota dan antara pusat dan pinggir kota yang kawasannya sudah dibatasidan hanya dapat dipadatkan

3 Perkembangan vertikal mengarah keatas artinya daerah pembangunan dan kuantitaslahan terbangun tetap sama sedangkan ketinggian bangunan-bangunan bertambah Ini

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

biasa terjadi dipusat kota (dimana harga lahan mahal) dan dipusat-pusat perdaganganyang memiliki potensi ekonomi

Prasarana dan Sarana UmumPrasarana dan sarana umum berperan sebagai fasilitas yang dibutuhkan masyarakat

luas yang penyediaannya dilakukan secara serentak atau massal T ingkat pemenuhankebutuhan fasilitas tersebut menjadi ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat Penyediaanprasarana dan sarana umum tersebut antara lain mencakup jaringan jalan listrik air minumsaluran drainase dan jaringan telepon Fasilitas jalan baik yang menghubungkan kota itudengan kota lain atau daerah sekitarnya maupun jaringan jalan yang menghubungkan antarbagian kota memegang peranan yang sangat penting bagi kelancaran aktifitas penduduk danperkembangan kota itu sendiri serta sekaligus sebagai kerangka dasar yang membentukstruktur kota (Bintarto 1977)

Jaringan utilitas sebagai bagian utama dari prasarana dan sarana untuk kehidupanpokok sehari-hari seperti listrik air minum telepon dan drainase dibangun diatas dan dibawahtanah Jaringan tersebut biasanya mengikuti atau menumpang pada bentuk jaringan jalanSekali utilitas dibangun maka keberadaannya akan berlangsung lama dan akan menarikpenduduk untuk menempati dan membangun tanah yang memperoleh akses utilitas tersebut

Jalan merupakan ruang linier yang dibatasi oleh bangunan-bangunan (RapoportMoudon 1987) Untuk merancang jalan tersebut perlu dikenali fungsi utama dari jalan yangdirancang Jalan sebagai ruang umum utama kota mrupakan elemen yang sangat menentukanwajah kota Jalan merupakan linier urban space jika tertutup pada kedua sisinya ataumempunyai beberapa elemen dengan karakter yang mempersatukan seperti pohon-pohon ataubangunan-bangunan yang serupa

Air bersih merupakan kebutuhan vital setiap manusia sehingga ketersediaan air bersihmenentukan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup masyarakat Kebutuhan air bersihdiperkotaan perlu ditangani secara massal dalam bentuk penyediaan fasilitas jaringan pipa airminum Pengelola fasilitas ini umumnya dalam bentuk perusahaan daerah yang disebutPDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)

Wajah kota dapat dilihat dari pula dengan keberadaan saluran Bagi kebanyakan orangsaluran merupakan elemen kota yang dominan walaupun dengan bermacam-macamkepentingan menurut tingkat keakrabannya dengan suatu kota Saluran yang istimewa biasmenjadi ciri-ciri yang penting pada sejumlah jalan Konsentrasi dari suatu penggunaan danaktifitas yang spesial disepanjang jalan-jalan dapat memberinya keunggulan dalam benakseorang pengamat

Salah satu energi yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam bentuk layanan umum adalahfasilitas listrik Digunakan untuk penerangan energi rumah tangga dan sektor industriPelayanan prasarana energi secara massal mencakup penyediaan sumber energi ataupembangkit energi dan kegiatan distribusi pelayanan ke pelanggan mengikuti pola jaringanjalan Perencanaan penyediaan prasarana energi tersebut terkait dengan perhitungan sisikebutuhan Jumlah kebutuhan dalam dimensi waktu menunjukan fluktuasi harian mingguanbulanan atau musiman dengan tujuan agar dapat terlayani seluruh kebutuhan masyarakatsecara merata

Permukiman PengungsiKegiatan penanganan pengungsi meliputi upaya operasional yang bersifat

koordinatif dilaksanakan dalam bentuk kegiatan Sampai dengan saat ini secara garis besar

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

penanganan pengungsi di Dep Kimpraswil dilakukan dengan pendekatan penanganan sebagaiberikut 1 Kegiatan pembangunan perumahan dan permukiman dalam rangka penanganan

pengungsi yang dapat dilaksanankan dalam pola sisipan (infill) dan pola terkonsentrasi(massive) pada prinsipnya dapat dilaksanakan baik di daerah perkotaan maupun daerahperdesaan serta berprinsip ldquoequal treatmentrdquo termasuk bagi masyarakat setempat

2 Fasilitasi penanganan berupa pembangunan rumah yang dilengkapi dengan prasarana dansarana permukiman yang diperlukan meliputi penyediaan rumah sarana air bersihsarana lingkungan permukiman prasarana jalan dan prasarana tata pengairan (saluran)Bantuan fasilitasi pembangunan sarana dan prasarana bidang Kimpraswil tersebut padadasarnya merupakan program bantuan stimulan khususnya yang berupa bantuan bahanbangunan untuk perumahan

3 Pendekatan penanganan dilaksanakan dengan menerapkan konsep holistik sehinggadiperlukan dukungan koordinasi dan keterpaduan dalam penanganan oleh berbagaiinstansi yang terkait dengan kegiatan relokasi pengungsi termasuk khsususnya kesiapanPemerintah Daerah dalam menetapkan lokasi relokasi yang memenuhi persyaratankelayakan hunian (sosial ekonomi lingkungan) bagi relokasi pengungsi tersebut

4 Dalam penanganannya didasarkan kepada prinsip pembangunan yang bertumpu kepadamasyarakat (community based devlopment) pendekatan Tridaya yang mengacu kepadapemberdayaan masyarakat pengembangan usaha ekonomi produktif dan pendayagunaanprasarana dan sarana lingkungan hunian (permukiman) dalam mendukung kemandirianproduktivitas dan kemandirian serta pengembangan jati diri masyarakat sebagai satukesatuan konsep penanganan yang tidak terpisahkan

Struktur KotaPenggunaan tanah pada suatu kota umumnya berbentuk tertentu dan pola

perkembangannya dapat diestimasikan Keputusan-keputusan pembangunan kota biasanyaberkembang bebas tetapi diupayakan sesuai dengan perencanaan penggunaan tanah Motifpenggunaan ekonomi adalah motif yang utama dalam pembentukan struktur penggunaantanah suatu kota dengan timbulnya pusat-pusat bisnis yang strategis Selain motif bisnisterdapat pula motif polit ik bentuk fisik kota seperti topografi dan drainase

Meski struktur kota tampak tidak beraturan namun kalau dilihat secara seksamamemiliki keteraturan pola tertentu Bangunan-bangunan fisik membentuk zona-zona internkota Teori-teori struktur kota yang ada digunakan mengkaji bentuk-bentuk penggunaan lahanyang biasanya terdiri dari penggunaan tanah untuk perumahan bisnis industry pertanian danjasa Teori struktur kota antara lain yaitu teori konsentris teori sektoral dan teori inti ganda

Teori KonsentrisPenyusunnya adalah Burges pada tahun 1923 yang intinya adalah pembangunan

kota yang berkembang keluar dari daerah pusat kota yang polanya akan berbentuk lingkaranZona pertama adalah Kawasan Pusat Bisnis (KPB) yang dikelilingi daerah transisi

Dalam teori konsentris terdapat asumsi bahwa mobilitas fungsi-fungsi danpenduduk mempunyai intensitas yang sama dalam konfigurasi relief kota yang seragam Olehkarena pada kenyataannya terdapat faktor utama yang mempengaruhi mobilitas ini makadalam beberapa hal mesti akan terjadi distorsi model yang dipengaruhi mobilitas yaitu porostransportasi yang menghubungkan kawasan pusat bisnis dengan bagian luarnya

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

1

Gambar 2 Model Zona Konsentris (SumberSabari Yunus Struktur Tata Ruang Kota)

Bentuk Morfologi KotaSuatu kota selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu Perkembangan

dalam hal ini menyangkut berbagai aspek politik sosialbudaya teknologi ekonomi dan fisikKhusus mengenai aspek yang berkaitan langsung dengan penggunaan lahan kekotaan maupunpenggunaan lahan kedesaan adalah perkembangan fisik khususnya perubahan arealnyaBeberapa sumber mengemukakan bahwa tinjauan terhadap morfologi kota ditekankan padabentuk-bentuk fisikal yang antara lain tercermin pada sistim jalan-jalan yang ada blok-blokbangunan baik daerah hunian ataupun bukan (perdaganganindustry) dan juga bangunan-bangunan individual (Herbert 1973) Sementara itu Smailes (1955) sebelumnya telahmemperkenalkan 3 unsur morfologi kota yaitu

1 Unsur-unsur penggunaan lahan2 Pola-pola jalan3 T ipe-tipe bangunan

Pola Kota SatelitBerdasarkan pada kenampakan morfologi kotanya serta jenis perembetan areal

kekotaan yang ada Hudson (1970) (dalam Hadi Sabari Yunus) mengemukakan beberapaalternatif model bentuk-bentuk kota yang didasarkan atas sifat-sifat ldquoUrban Sprawlrdquo sertakemungkinan ldquo trendrdquo (kecenderungan ) perkembangan yang akan datang

Salah satu bentuk yang dikemukakan yaitu bentuk satelit dan pusat-pusat barudalam hal ini kota utama yang ada dengan kota-kota kecil disekitarnya (kota satelit) akandijalin hubungannya sedemikian rupa sehingga pertalian fungsional lebih efektif dan efisienKota satelit adalah kota kecil yang berada disekitar kota besar dimana kehidupan kotanyasangat ditentukan oleh keberadaan kota besar yang bersangkutan dalam arti ekonomiPeningkatan sarana prasarana transportasi dan komunikasi antara kota besar dan kota-kotasatelit maupun antar kota satelit harus ditingkatkan sedemikian rupa Pengembangan kota-kotasatelit ini dapat berfungsi sebagai penyerap mengalirnya arus urbanit yang sangat besar kekota utama dengan jalan meningkatkan fungsi-fungsi yang ada dikota-kota satelit sehinggamemperluas peluang lapangan kerja

Gambar 3 Pola Kota Satelit

54

32

ZONE 1 Kawasan Pusat BisnisZONE 2 Zona TransisiZONE 3 Zona PerumahanZONE 4 Zona Perumahan Menengah KeatasZONE 5 Zona Pinggiran Kota

Kota satelit

Kota bsar (pusat Kota)

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

III METO DETujuan dari penelit ian ini adalah untuk merumuskan model permukiman pengungsi

yang terintegrasi kedalam sistem permukiman Kota Bau-Bau dalam segi fisik perkembangankota data dan informasi yang diprlukan menggunakan penelit ian deskriptif kualitatif

Penelit ian deskriptif bertujuan untuk membuat pencandraan secara sistematis faktualdan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu singkatnyapenelit ian ini hanya ditujukan untuk mencari informasi aktual yang secara detail mencandragejala yang ada

Teknik analisa yang digunakan adalah analisa tipologi-morfologi (Loeckx danOcharoen1984) Kegiatan utama yang dilakukan dalam proses analisa ini adalah1 Untuk menemukan adanya kestabilan dan atau perubahan dari hal-hal yang membentuk

satu tipe arsitektur2 Membuat diskripsi mengenai tipologi yang ditujukan oleh bagian artefak kota yaitu jalan

drainase dan ruang kota3 Mengidentifikasi struktur keterkaitan dan atau hubungan antara bagian-bagian dari kota4 Studi mengenai pembentukan dan dinamika dari tipe dan struktur obyek penelit ian

Selain itu digunakan pula analisa komparatif yaitu membandingkan antarapermukiman pengungsi dengan permukiman kota dalam aspek fisik permukiman berdasar ataspengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadipenyebab melalui data tertentu

IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Identifikasi permukiman Kota Bau-BauKondisi fisik wilayah Kota Bau-Bau secara umum memiliki karakteristik wilayah

pesisir Kota tumbuh pada dataran rendah di sepanjang pinggir pantai dengan limitasiperkembangan berupa kondisi topografi wilayah yang berbukit ke arah dalam Sedangkanpusat pelayanan saat ini masih memusat di kawasan pusat kegiatan dari berbagai tingkatanskala pelayanan Pertumbuhan ini cenderung membentuk satu pusat kota dan tiga sub pusatkota

Pola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau dapat diidentifikasi merupakan polakonsentris sesuai dengan teori Burgess Pada permukiman Kota Bau-Bau terdapat beberapazonasi kawasan dengan pola pemanfaatan aksesbilitas sistem pelayanan dan batasan yangcukup jelas Zona pertama adalah dominasi fungsi pusat perdagangan dan jasa meliputikawasan pusat perdagangan di sekitar Pelabuhan Murhum Zona kedua meliputi kawasanpendukung perdagangan di Betoambari bagian timur Zonasi ketiga merupakan wilayahtransisi meluas dari kawasan Betoambari bagian barat sampai pinggiran Kecamatan WolioZonasi keempat dengan ciri dominasi kegiatan perdesaan berupa kegiatan pertanian dalam artiluas

Beberapa perbedaan pokok struktur konsentris yang dibangun Burgess dengan kondisinyata Kota Bau-Bau adalah perbedaan homogenitas kota Burgess membangun asumsiberdasarkan luasan lahan yang relatif homogen sedangkan kondisi Kota Bau-Bau sangatheterogen ditinjau dari kelerengannya Demikian pula sistem transportasi yang terbentukKota Bau-Bau dibentuk dari sistem transportasi yang justru pada awal perkembangannyaadalah sistem transportasi laut Pada perkembangan selanjutnya barulah sistem transportasidarat menyusun struktur dan morfologi kota

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Berdasarkan pola pembentukannya jejak-jejak struktur dan morfologi kota masihterlihat bahwa pola konsentris terlihat jelas sebagai bentuk dasar kota dengan tiga ciriperbedaan Perbedaan-perbedaan tersebut adalah

o Pola konsentris hanya berbentuk setengah lingkaran Hal ini sebenarnya merupakanpengaruh sistem transportasi laut yang titik hentinya berupa tit ik Berbeda dengan sistemtransportasi darat yang pengaruhnya berupa linear

o Batasan-batasan alam berupa kelerengan sangat mempengaruhi struktur dan morfologikota

o Arah perkembangan kota mengikuti pola jalan dengan tarikan-tarikan batas sesuaidengan konsep waktu dan biaya (time and cost)

Gambar 4 Pola struktur Kota Bau-Bau

Struktur utama kota Bau-Bau dibentuk oleh tiga ruas jalan arteri dengan sumbuPelabuhan Murhum Ketiga ruas tersebut menghubungkan guna lahan yang berbeda sehinggamemiliki daya mekar kota yang berbeda pula Kecenderungan pertumbuhan kota saat inimembentuk kota satelit dengan mendorong pertumbuhan pusat-pusat baru melaluiperencanaan bagian wilayah kota Perkembangan kota cenderung mengarah ke kawasan yangmasih tersedia lahan yang murah dan mempunyai sarana jalan dan transportasi yangmendukung

Gambar 5 Struktur jalan Kota Bau-Bau

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Identifikasi Permukiman PengungsiPola permukiman yang dibangun oleh pemerintah dilingkungan Lamanaga

menggunakan pola jalan sistem grid dimana bagian-bagian perumahan dibagi dalam blok-blok persegi panjang dengan jalan-jalan yang paralel longitudinal dan transversal membentuksudut siku-siku

Dari gambaran diatas terlihat bahwa pola permukiman di Lingkungan Lamanagaberdasarkan pola jalan yang terbangun menggunakan sistem grid yaitu jalan lingkungan danjalan setapak yang menghubungkan daerah permukiman dengan daerah yang lain namunkondisi jalan kurang besar tidak sesuai dengan penggunaannya Jalan lingkungan berfungsiuntuk menghubungkan permukiman pengungsi dengan jalan poros provinsi yang berpolalinier dimana jalan tersebut menghubungkan kota Bau-Bau dengan Kota-kota satelit diKecamatan Sorawolio sedangkan jalan setapak adalah jalan yang menghubungkan perumahanpengungsi dengan jalan lingkungan

Gambar 6 Pola permukiman pengungsi

Gambar 7 Kondisi Permukiman pengungsi (sumber survei lapangan September 2009)

Hubungan keterkaitan antara permukiman pengungsi dengan permukiman kotadihubungkan oleh jaringan jalan arteri Bau-Bau menuju Pasarwajo (Kabupaten Buton) Saranaprasarana yang terbangun dilingkungan Lamanaga di manfaatkan pula oleh masyarakat kotamisalnya fasilitas pendidikan rumah ibadah

Integrasi permukiman Pengungsi kedalam sistem Permukiman KotaPerkembangan kota mengarah kedaerah-daerah pinggiran yang telah dikembangkan

sebagai pusat pertumbuhan baru Pola permukiman pengungsi berbentuk grid berada padakota bagian atas Permukiman pengungsi merupakan bagian dari permukiman kota Bau-Baudan terintegrasi melalui hubungan jaringan jalan yang berbentuk linear

Sistem pusat pelayanan Kota Bau-Bau terdiri dari satu pusat dan tiga sub pusatdengan pola pemanfaatan aksesbilitas sistem pelayanan Pusat pelayanan kota berada pada

BTN MED IBRATA

S LT P NE G 12

S DN

EG 2 P

ALAT

IGA

UT ARA

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

daerah dataran rendah Permukiman pengungsi sebagai sub pusat antara permukiman kotadengan daerah pertumbuhan baru kecamatan Sorawolio Pusat pelayanan permukimanpengungsi merupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasimelalui hubungan pelayanan sub pusat atas pusat kota

Pola jaringan jalan kota Bau-Bau merupakan sistem yang menghubungkan sistemjalan kota dan pinggiran kota Jaringan jalan yang terbentuk pada permukiman pengungsiberpola grid dan berada pada dataran tinggi yaitu kota bagian atas Jaringan jalan permukimanpengungsi merupakan bagian dari jaringan jalan kota dan terintegrasi dengan permukimankota melalui pola jalan linier

Pola jaringan air bersih Kota Bau-Bau dibentuk oleh sistem air bersih dari sungaiBau-Bau dan dari beberapa sumber mata air Sumber air bersih permukiman pengungsidiperoleh dari dari sungai Bau-Bau melalui sumber mata air wakonti sehingga Jaringan airbersih permukiman pengungsi terintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau

Sistem drainase Kota Bau-Bau bermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistemjaringan drainase permukiman pengungsi merupakan bagian dari sistem drainase kotamengikuti saluran sungai Bau-Bau dan Permukiman pengungsi terintegrasi denganpermukiman kota melalui hubungan jaringan drainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian daripermukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan program

Sistem jaringan listrik kota dibentuk oleh jaringan sutem dan sutet yang melayaniseluruh bagian kota dan permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Jadi Integrasipermukiman pengungsi kedalam permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrikmengikuti pola jaringan sutem dan menjadi satu kesatuan

V KESIMPULANPola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau dapat diidentifikasi merupakan pola

konsentris setengah lingkaran dan pola permukiman pusat Kota Bau-Bau berbentuk grid padadaerah datar dan berada dikota bagian bawah dan linear pada arah luar kota serta cenderungmembentuk kota satelit sedangkan pola permukiman pengungsi berbentuk grid dimanahubungan keduanya antara lain dihubungkan oleh jaringan jalan yang berbentuk linear

Pusat pelayanan berada pada pusat kota Bau-Bau mengarah pada satu pusat kota dandalam pusat kota terdiri dari tiga sub pusat kota Pusat pelayanan permukiman pengungsimerupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasi melaluihubungan pelayanan sub pusat atas pusat kotaPermukiman pengungsi sebagai sub pusat kotaantara daerah pertumbuhan baru di Kecamata Sorawolio dengan pusat Kota Bau-Bau

Sumber air bersih permukiman pengungsi diperoleh dari dari sungai Bau-Bau melaluisumber mata air wakonti dan merupakan Jaringan air kota sehingga permukiman pengungsiterintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau Sistem drainase Kota Bau-Baubermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistem jaringan drainase permukiman pengungsimerupakan bagian dari sistem drainase kota mengikuti saluran sungai Bau-Bau danPermukiman pengungsi terintegrasi dengan permukiman kota melalui hubungan jaringandrainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian dari

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

permukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan programSistem jaringan listrik permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Integrasi permukimanpengungsi kedalam sistem permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrik denganmengikuti pola jaringan sutem sehingga menjadi satu kesatuan

Model integrasi permukiman pengungsi kedalam sistem permukiman kota dalampenelitian ini adalah integrasi fisik dimana Faktor fisik berkaitan dengan wujud fisik kawasankota dan memiliki komponen-komponen spasial visual dan detail Kawasan kota yangterintegrasi dengan demikian adalah kawasan yang unsur-unsurnya secara fungsi terjalinsinergis

VI DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Bau-Bau (2007) Bau-Bau Dalam Angka BPS Kota Bau-BauBintarto 1983 Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya Jakarta Ghalia IndonesiaBudihardjoEko 1997 Tata Ruang Perkotaan Bandung Penerbit Alumni-------------------- 1999 Kota Berkelanjutan Bandung Penerbit AlumniBranch Melville(Dalam Wibisono Bambang H 1995) Perencanaan Kota Komprehensif

Bandung Penerbit Gajah Mada University PressDaldjoeniN 2003 Geografi Kota dan Desa Bandung Penerbit AlumniDarjosanjoto Endang TS 2006 Penelit ian Arsitektur diBidang Perumahan dan

Permukiman Surabaya ITS pressDinas Pekerjaan Umum Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Program Investasi Jangka

Menengah Dinas PU Kota Bau-BauDinas Tata Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bau-Bau Dinas

Tata Kota Bau-BauDirektorat Jenderal Perumahan dan Permukiman (2002) Departemen Permukiman dan

Prasarana Wilayah JakartaKantor Menteri Negara Lingkungan Hidup 1997 Agenda 21 IndonesiaKantor Menteri Negara Perumahan Rakyat 1997 Perumahan Rakyat Untuk Kesejahteraan

dan Pemerataan Jakarta Penerbit PropertiKeputusan Sekretaris Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Dan Penanganan

Pegungsi Nomor 2 tahun 2001 Tentang Pedoman Umum Penanggulangan Bencanadan Penanganan Pengungsi

Koestoer Raldi H dkk 2001 Dimensi Keruangan Kota Jakarta Penerbit UniversitasIndonesia Press

Lynch Kevin Good City form MIT Press-Cambridge 1981 514 hlmRapoportAmos 1977 Human Aspect In Urban Design Toronto Pergamon UniversitySabari Yunushadi 2000 Struktur Tata Ruang Kota Yogyakarta Penerbit Pustaka PelajarSantosoHappy Ratna dkk 2006 Pedoman Penyusunan Tesis Institut Teknologi Sepuluh

Nopember Surabaya Program PascasarjanaSastra M Suparno 2006 Perencanaan dan Pengembangan Perumahan Yogyakarta Penerbit

AndiSadyohutomo Mulyono 2008 Manajemen Kota dan Wilayah Jakarta Penerbit Bumi

AksaraSujarto Djoko 1998 Pengantar Planologi Bandung Penerbit ITB

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Trancik Roger Finding Lost Space Theories of urban design Van NostrandReinholdCompany New York 1986 246 hlm

Turner John FC 1976 Housing By People Pantheos ndash New York USAWibowo Rudi 2004 Konsep Teori dan Landasan Analisis Wilayah Malang Penerbit

Bayumedia PublishingYudohusodo Siswono (1991) Rumah Untuk Seluruh Rakyat INKOPOL Unit Bharakerta

JakartaYuliastuti Nany Perumahan dan Permukiman Artikel Jurusan PWK Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro SemarangZahndMarkus 1999 Perancangan Kota secara Terpadu Semarang Penerbit

KanisiusSoegijapranata University Press

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Paper Seminar Nasional

MODEL INTEGRASI PERMUKIMAN PENGUNGSIKEDALAM SISTEM PERMUKIMAN KOTA

Mahasiswa MuhIrsyad CahyadiNrp 32 08 201 822

JURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA2010

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

pengertian sistem kawasan kota di atas maka faktor-faktor integrasi akan mencakup faktornorma yang berkaitan dengan unsur pelaku faktor fungsi yang berkaitan dengan unsur fungsikegiatan dan faktor fisik yang berkaitan dengan unsure penghubung

v Faktor norma memperhatikan kepentingan masyarakat sebagai pelaku Masyarakatmembentuk kawasan kota sebagai transformasi pemaknaan terhadap alam dan realitaslingkungan (Wiryomartono 1995 14 dalam Markus Zahnd) dengan perilaku danbudayanya Kawasan kota yang dibentuk sesuai norma masyarakat akan lebih imageableatau dapat diterima Faktor norma berkaitan dengan pola atau standard perilakumasyarakat memiliki komponen-komponen nilai budaya peraturan dan kelembagaan

v Faktor fungsi memperhatikan kepentingan fungsi kegiatan Kawasan kota berfungsimewadahi kegiatan masyarakat Kegiatan yang dilakukan masyarakat banyak bertaliansatu dan lainnya Berdasarkan aspek ini kegiatan sosial dan ekonomi serta politikmenjadi esensi dalam pembentukan kota Perubahan dalam kegiatan akan mempengaruhifungsi kawasan Faktor fungsi berkaitan dengan fungsi kawasan kota dalam mewadahikegiatan-kegiatan inhabitasi memiliki komponen-komponen esensi kegiatan keterkaitankegiatan dan tingkat kegunaan

v Faktor fisik memperhatikan bentuk-bentuk fisik Pengaturan fisik ruang kota dilakukanuntuk menyesuaikan kepada kegiatan yang ditampung dan norma masyarakatPengaturan fisik menghasilkan struktur kota serta bentukan fisik lain seperti kualitasvisual dan termasuk detail Faktor fisik berkaitan dengan wuju fisik kawasan kotamemiliki komponen-komponen spasial visual dan detail

Persyaratan pengintegrasian perlu diketahui untuk melakukan identifikasi terhadapkondisi pengintegrasian suatu kawasan kota Pendekatan teori berdasarkan integrasi fisikpermukiman menggunakan The Figure Ground Theory Teori ini mempersyaratkan adanyakejelasan struktur dan sekuen dalam ruang kota Dengan demikian pola komposisi ruangterbuka dan massa bangunan dapat dimanipulasi untuk memperjelas struktur ruang kotaHirarki misal diciptakan dengan dasar perbandingan ukuran dan bentuk geometri ruangnya(Trancik 1986 97) Di sini komponen pewadahan dalam sistem kota harus diperhatikantermasuk aspek spasial visual dan detail

Kawasan kota yang terintegrasi dengan demikian adalah kawasan yang unsur-unsurnya secara fisik membentuk struktur ruang yang teratur dan menyatu Komponen-komponen pengintegrasiannya pada faktor fisik (spasial visual dan detail) dipersyaratkan1) Ruang kawasan yang terstruktur dan hirarkis Semua fragmen dihubungkan dalam

kerangka yang berkarakter menyatu dan seimbang di dalam struktur kawasan (Trancik1986 106 Lang 1994 418)

2) Bentuk visual yang fungsionalanalogis dan estetis Unsur-unsur masif harus berfungsidalam membentuk pola kawasan menghadirkan ekspresi lokal yang signifikan denganbentuk visual dan letaknya (Trancik 1986 101)

3) Memperkuat fungsi dan karakter dengan mengolah bentuk dan aksentuasi kawasanmisalnya diperjelas struktur dan ordernya (Trancik 1986 103)

Perumahan dan PermukimanPersoalan perumahan dan permukiman diIndonesia tidak terlepas dari dinamika

yang terjadi dalam kehidupan masyarakat maupun kebijakan pemerintah dalam mengelolahperumahan dan permukiman Perkembangan permasalahan yang semakin kompleks yang

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

terkait dengan hal diatas melatarbelakangi disusunnya suatu kebijakan dan strategi yangcakupannya dapat meliputi bidang perumahan dan permukiman sebagai suatu kesatuan yangtidak terpisahkan Pedoman penataan ruang permukiman di Indonesia dijelaskan pada UU No262007 Undang-undang ini mengamanatkan perlunya dilakukan penataan ruang yang dapatmengharmoniskan lingkungan alam dan lingkungan buatan Tujuan penataan ruang adalahuntuk mencapai keterpaduan penggunaan sumberdaya alam dan buatan serta dapat memberiperlindungan terhadap fungsi ruang pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan hidupakibat penataan ruang Berlandaskan UU No41992 mengenai perumahan dan permukimantelah dikeluarkan Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman (KSNPP)pada tahun 1999 sebagai suatu pedoman penyusunan kebijakan teknis perencanaanpemograman dan kegiatan yang terkait dengan perumahan dan permukiman

Sebagai perpanjangan dari Deklarasi Istanbul tahun 1996 KSNPP ini memilikivisimisi dan sasaran yang bertujuan mewujudkan komitmen Habitat Agenda dimana visi dariKSNPP yaitu berusaha mewujudkan perumahan yang layak dan terjangkau pada lingkunganyang sehat aman harmonis dan berkelanjutan dalam upaya terbentuknya masyarakat yangberjatidiri mandiri dan produktif

Perumahan dan permukiman selain merupakan salah satu kebutuhan dasar manusiajuga mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam perannya sebagai pusat pendidikankeluarga persemaian budaya dan peningkatan kualitas generasi yang akan datang sertamerupakan pengejawantahan jati diri Terwujudnya kesejahteraan rakyat dapat ditandaidengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat antara lain melaluipemenuhan kebutuhan papannya Dengan demikian upaya menempatkan bidang perumahandan permukiman sebagai salah satu sektor prioritas dalam pembangunan manusia Indonesiayang seutuhnya adalah sangat strategis

Beberapa konsep toeritis tentang permukiman diutarakan pula oleh Kuswartojo bahwapermukiman yang diciptakan dan dikembangkan dapat menjadi sarana bagi kehidupan yangpenuh ketakwaan dan keimanan menimbulkan rasa aman dan nyaman menjamin kesehatanjasmani dan rohani meningkatkan keakraban serta menciptakan hubungan sosial danpergaulan yang bermutu (Kuswartojo 2005 8)

Namun untuk kepentingan undang-undang perumahan permukiman di Indonesiaberdasarkan beberapa definisi yang didapatkan dan keinginan pengaturan permukiman diIndonesia maka permukiman didefinisikan sebagai rdquokawasan yang terdiri dari satu atau lebih perumahan mempunyai infrastruktur dasarterencana ataupun tidak terencana dan mempunyai fasilitas yang mendukung perikehidupandan penghidupan dan dapat berbentuk perdesaan maupun perkotaanrdquo

Sistim Permukiman KotaPermukiman yang menempati areal paling luas dalam pemanfaatan ruang kota

mengalami perkembangan yang selaras dengan perkembangan penduduk dan mempunyaipola-pola tertentu yang menciptakan bentuk dan struktur suatu kota yang berbeda dengan kotalainnya Perkembngan permukiman pada bagian-bagian kota tidaklah sama tergantung padakarakteristik kehidupan masyarakat potensi sumber daya (kesempatan kerja) yang tersediakondisi fisik alami serta fasilitas kota yang terutama berkaitan dengan transportasi dankomunikasi (Bintaro 1977)

Intensitas penggunaan tanah didaerah pusat kota yang tinggi dan mengakibatkannaiknya nilai harga tanah sementara jumlah penduduk kota bertambah terus dan memerlukantempat hunian yang pada gilirannya memaksa penduduk kota memilih alternatif mendirikan

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

perumahannya kearah pinggiran kota Kecenderungan alami perkembangan permukimanberlangsung secara bertahap kearah luar (mengalami pemekaran) dan polanya mengikutiprasarana transportasi (jaringan jalan) yang ada

Perkembangan permukiman yang demikian itu mengakibatkan penurunan kerapatanbangunan perumahan secara linear dari daerah pusat kota kearah pinggiran kota namun padasisi lain potensi degradasi lingkungan cenderung semakin berkurang kearah luar kota Halinilah yang mendorong kelompok ekonomi kuat lebih menyukai tinggal didaerah pinggirankota sementara kelompok ekonomi lemah memilih bertempat tinggal didaerah pusat kotayang dekat tempat kerja meskipun dengan kondisi lingkungan yang marginal (Bahr 1990)

Ciri-ciri kota antara lain adalah produk dari berbagai faktor seperti topografi sejarahmotif ekonomi budaya manusia serta aneka kesempatannya Ciri-ciri tersebut tidak pernahstatis melainkan berubah mengikuti tawaran ruang dan waktu Meski kota nampak kacaubalau susunannya jika diamati seksama akan menunjukan bentuknya yang khas misalnya adakota yang berbentuk persegi persegi panjang bulat bulat telur ataupun seperti bintang yangterulur disepanjang rute jalan utama Hal sama dapat dikatakan pula untuk susunan bangunandalam kota disitu ada pengelompokan berdasarkan tata guna tanah kota misalnya dari suatukota dapat dilihat adanya pembagian zona

Amos Rapoport mengutip Hardoy yang menggunakan 10 kriteria secara lebih spesifikuntuk merumuskan kota sebagai berikut 1 Ukuran dan jumlah pendudukya yang besar terhadap massa dan tempat2 Bersifat permanen3 Kepadatan minimum terhadap massa dan tempat4 Struktur dan tata ruang perkotaan seperti yang ditunjukan oleh jalur jalan dan ruang-

ruang perkotaan yang nyata5 Tempat dimana masyarakat tinggal dan bekerja6 Fungsi perkotaan minimum yang diperinci sebuah pusat militer sebuah pusat

keagamaan atau sebuah pusat aktifitas intelektual bersama dengan kelembagaan yangsama

7 Heteroginitas dan pembedaan yang bersifat hierarkis pada masyarakat8 Pusat ekonomi perkotaan yang menghubungkan sebuah daerah pertanian di tepi kota dan

memproses bahan mentah untuk pemasaran yang lebih luas9 Pusat pelayanan (services) bagi daerah-daerah lingkungan setempat10 Pusat penyebaran memiliki suatu falsafah hidup perkotaan pada massa dan tempat itu

Arsitektur kota bersifat tiga dimensi yang terbentuk oleh susunan yang sifatnyaspasial Secara teoritis dikenal tiga cara perkembangan dasar didalam kota dengan tiga istilahteknis yaitu perkembagan horizontal perkembangan vertikal dan perkembangan interstisial1 Perkembangan horizontal mengarah keluar artinya daerah bertambah sedangkan

ketinggian dan kuantitas lahan terbangun tetap sama Ini terjadi dipinggiran kota dimanalahan masih lebih murah dan dekat jalan raya yang mengarah ke kota (dimana banyakkeramaian)

2 Perkembangan interstisial mengarah kedalam artinya daerah dan ketinggian bangunan-bangunan rata tetap sama sedangkan kuantitas lahan terbangun bertambah Ini seringterjadi dipusat kota dan antara pusat dan pinggir kota yang kawasannya sudah dibatasidan hanya dapat dipadatkan

3 Perkembangan vertikal mengarah keatas artinya daerah pembangunan dan kuantitaslahan terbangun tetap sama sedangkan ketinggian bangunan-bangunan bertambah Ini

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

biasa terjadi dipusat kota (dimana harga lahan mahal) dan dipusat-pusat perdaganganyang memiliki potensi ekonomi

Prasarana dan Sarana UmumPrasarana dan sarana umum berperan sebagai fasilitas yang dibutuhkan masyarakat

luas yang penyediaannya dilakukan secara serentak atau massal T ingkat pemenuhankebutuhan fasilitas tersebut menjadi ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat Penyediaanprasarana dan sarana umum tersebut antara lain mencakup jaringan jalan listrik air minumsaluran drainase dan jaringan telepon Fasilitas jalan baik yang menghubungkan kota itudengan kota lain atau daerah sekitarnya maupun jaringan jalan yang menghubungkan antarbagian kota memegang peranan yang sangat penting bagi kelancaran aktifitas penduduk danperkembangan kota itu sendiri serta sekaligus sebagai kerangka dasar yang membentukstruktur kota (Bintarto 1977)

Jaringan utilitas sebagai bagian utama dari prasarana dan sarana untuk kehidupanpokok sehari-hari seperti listrik air minum telepon dan drainase dibangun diatas dan dibawahtanah Jaringan tersebut biasanya mengikuti atau menumpang pada bentuk jaringan jalanSekali utilitas dibangun maka keberadaannya akan berlangsung lama dan akan menarikpenduduk untuk menempati dan membangun tanah yang memperoleh akses utilitas tersebut

Jalan merupakan ruang linier yang dibatasi oleh bangunan-bangunan (RapoportMoudon 1987) Untuk merancang jalan tersebut perlu dikenali fungsi utama dari jalan yangdirancang Jalan sebagai ruang umum utama kota mrupakan elemen yang sangat menentukanwajah kota Jalan merupakan linier urban space jika tertutup pada kedua sisinya ataumempunyai beberapa elemen dengan karakter yang mempersatukan seperti pohon-pohon ataubangunan-bangunan yang serupa

Air bersih merupakan kebutuhan vital setiap manusia sehingga ketersediaan air bersihmenentukan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup masyarakat Kebutuhan air bersihdiperkotaan perlu ditangani secara massal dalam bentuk penyediaan fasilitas jaringan pipa airminum Pengelola fasilitas ini umumnya dalam bentuk perusahaan daerah yang disebutPDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)

Wajah kota dapat dilihat dari pula dengan keberadaan saluran Bagi kebanyakan orangsaluran merupakan elemen kota yang dominan walaupun dengan bermacam-macamkepentingan menurut tingkat keakrabannya dengan suatu kota Saluran yang istimewa biasmenjadi ciri-ciri yang penting pada sejumlah jalan Konsentrasi dari suatu penggunaan danaktifitas yang spesial disepanjang jalan-jalan dapat memberinya keunggulan dalam benakseorang pengamat

Salah satu energi yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam bentuk layanan umum adalahfasilitas listrik Digunakan untuk penerangan energi rumah tangga dan sektor industriPelayanan prasarana energi secara massal mencakup penyediaan sumber energi ataupembangkit energi dan kegiatan distribusi pelayanan ke pelanggan mengikuti pola jaringanjalan Perencanaan penyediaan prasarana energi tersebut terkait dengan perhitungan sisikebutuhan Jumlah kebutuhan dalam dimensi waktu menunjukan fluktuasi harian mingguanbulanan atau musiman dengan tujuan agar dapat terlayani seluruh kebutuhan masyarakatsecara merata

Permukiman PengungsiKegiatan penanganan pengungsi meliputi upaya operasional yang bersifat

koordinatif dilaksanakan dalam bentuk kegiatan Sampai dengan saat ini secara garis besar

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

penanganan pengungsi di Dep Kimpraswil dilakukan dengan pendekatan penanganan sebagaiberikut 1 Kegiatan pembangunan perumahan dan permukiman dalam rangka penanganan

pengungsi yang dapat dilaksanankan dalam pola sisipan (infill) dan pola terkonsentrasi(massive) pada prinsipnya dapat dilaksanakan baik di daerah perkotaan maupun daerahperdesaan serta berprinsip ldquoequal treatmentrdquo termasuk bagi masyarakat setempat

2 Fasilitasi penanganan berupa pembangunan rumah yang dilengkapi dengan prasarana dansarana permukiman yang diperlukan meliputi penyediaan rumah sarana air bersihsarana lingkungan permukiman prasarana jalan dan prasarana tata pengairan (saluran)Bantuan fasilitasi pembangunan sarana dan prasarana bidang Kimpraswil tersebut padadasarnya merupakan program bantuan stimulan khususnya yang berupa bantuan bahanbangunan untuk perumahan

3 Pendekatan penanganan dilaksanakan dengan menerapkan konsep holistik sehinggadiperlukan dukungan koordinasi dan keterpaduan dalam penanganan oleh berbagaiinstansi yang terkait dengan kegiatan relokasi pengungsi termasuk khsususnya kesiapanPemerintah Daerah dalam menetapkan lokasi relokasi yang memenuhi persyaratankelayakan hunian (sosial ekonomi lingkungan) bagi relokasi pengungsi tersebut

4 Dalam penanganannya didasarkan kepada prinsip pembangunan yang bertumpu kepadamasyarakat (community based devlopment) pendekatan Tridaya yang mengacu kepadapemberdayaan masyarakat pengembangan usaha ekonomi produktif dan pendayagunaanprasarana dan sarana lingkungan hunian (permukiman) dalam mendukung kemandirianproduktivitas dan kemandirian serta pengembangan jati diri masyarakat sebagai satukesatuan konsep penanganan yang tidak terpisahkan

Struktur KotaPenggunaan tanah pada suatu kota umumnya berbentuk tertentu dan pola

perkembangannya dapat diestimasikan Keputusan-keputusan pembangunan kota biasanyaberkembang bebas tetapi diupayakan sesuai dengan perencanaan penggunaan tanah Motifpenggunaan ekonomi adalah motif yang utama dalam pembentukan struktur penggunaantanah suatu kota dengan timbulnya pusat-pusat bisnis yang strategis Selain motif bisnisterdapat pula motif polit ik bentuk fisik kota seperti topografi dan drainase

Meski struktur kota tampak tidak beraturan namun kalau dilihat secara seksamamemiliki keteraturan pola tertentu Bangunan-bangunan fisik membentuk zona-zona internkota Teori-teori struktur kota yang ada digunakan mengkaji bentuk-bentuk penggunaan lahanyang biasanya terdiri dari penggunaan tanah untuk perumahan bisnis industry pertanian danjasa Teori struktur kota antara lain yaitu teori konsentris teori sektoral dan teori inti ganda

Teori KonsentrisPenyusunnya adalah Burges pada tahun 1923 yang intinya adalah pembangunan

kota yang berkembang keluar dari daerah pusat kota yang polanya akan berbentuk lingkaranZona pertama adalah Kawasan Pusat Bisnis (KPB) yang dikelilingi daerah transisi

Dalam teori konsentris terdapat asumsi bahwa mobilitas fungsi-fungsi danpenduduk mempunyai intensitas yang sama dalam konfigurasi relief kota yang seragam Olehkarena pada kenyataannya terdapat faktor utama yang mempengaruhi mobilitas ini makadalam beberapa hal mesti akan terjadi distorsi model yang dipengaruhi mobilitas yaitu porostransportasi yang menghubungkan kawasan pusat bisnis dengan bagian luarnya

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

1

Gambar 2 Model Zona Konsentris (SumberSabari Yunus Struktur Tata Ruang Kota)

Bentuk Morfologi KotaSuatu kota selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu Perkembangan

dalam hal ini menyangkut berbagai aspek politik sosialbudaya teknologi ekonomi dan fisikKhusus mengenai aspek yang berkaitan langsung dengan penggunaan lahan kekotaan maupunpenggunaan lahan kedesaan adalah perkembangan fisik khususnya perubahan arealnyaBeberapa sumber mengemukakan bahwa tinjauan terhadap morfologi kota ditekankan padabentuk-bentuk fisikal yang antara lain tercermin pada sistim jalan-jalan yang ada blok-blokbangunan baik daerah hunian ataupun bukan (perdaganganindustry) dan juga bangunan-bangunan individual (Herbert 1973) Sementara itu Smailes (1955) sebelumnya telahmemperkenalkan 3 unsur morfologi kota yaitu

1 Unsur-unsur penggunaan lahan2 Pola-pola jalan3 T ipe-tipe bangunan

Pola Kota SatelitBerdasarkan pada kenampakan morfologi kotanya serta jenis perembetan areal

kekotaan yang ada Hudson (1970) (dalam Hadi Sabari Yunus) mengemukakan beberapaalternatif model bentuk-bentuk kota yang didasarkan atas sifat-sifat ldquoUrban Sprawlrdquo sertakemungkinan ldquo trendrdquo (kecenderungan ) perkembangan yang akan datang

Salah satu bentuk yang dikemukakan yaitu bentuk satelit dan pusat-pusat barudalam hal ini kota utama yang ada dengan kota-kota kecil disekitarnya (kota satelit) akandijalin hubungannya sedemikian rupa sehingga pertalian fungsional lebih efektif dan efisienKota satelit adalah kota kecil yang berada disekitar kota besar dimana kehidupan kotanyasangat ditentukan oleh keberadaan kota besar yang bersangkutan dalam arti ekonomiPeningkatan sarana prasarana transportasi dan komunikasi antara kota besar dan kota-kotasatelit maupun antar kota satelit harus ditingkatkan sedemikian rupa Pengembangan kota-kotasatelit ini dapat berfungsi sebagai penyerap mengalirnya arus urbanit yang sangat besar kekota utama dengan jalan meningkatkan fungsi-fungsi yang ada dikota-kota satelit sehinggamemperluas peluang lapangan kerja

Gambar 3 Pola Kota Satelit

54

32

ZONE 1 Kawasan Pusat BisnisZONE 2 Zona TransisiZONE 3 Zona PerumahanZONE 4 Zona Perumahan Menengah KeatasZONE 5 Zona Pinggiran Kota

Kota satelit

Kota bsar (pusat Kota)

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

III METO DETujuan dari penelit ian ini adalah untuk merumuskan model permukiman pengungsi

yang terintegrasi kedalam sistem permukiman Kota Bau-Bau dalam segi fisik perkembangankota data dan informasi yang diprlukan menggunakan penelit ian deskriptif kualitatif

Penelit ian deskriptif bertujuan untuk membuat pencandraan secara sistematis faktualdan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu singkatnyapenelit ian ini hanya ditujukan untuk mencari informasi aktual yang secara detail mencandragejala yang ada

Teknik analisa yang digunakan adalah analisa tipologi-morfologi (Loeckx danOcharoen1984) Kegiatan utama yang dilakukan dalam proses analisa ini adalah1 Untuk menemukan adanya kestabilan dan atau perubahan dari hal-hal yang membentuk

satu tipe arsitektur2 Membuat diskripsi mengenai tipologi yang ditujukan oleh bagian artefak kota yaitu jalan

drainase dan ruang kota3 Mengidentifikasi struktur keterkaitan dan atau hubungan antara bagian-bagian dari kota4 Studi mengenai pembentukan dan dinamika dari tipe dan struktur obyek penelit ian

Selain itu digunakan pula analisa komparatif yaitu membandingkan antarapermukiman pengungsi dengan permukiman kota dalam aspek fisik permukiman berdasar ataspengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadipenyebab melalui data tertentu

IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Identifikasi permukiman Kota Bau-BauKondisi fisik wilayah Kota Bau-Bau secara umum memiliki karakteristik wilayah

pesisir Kota tumbuh pada dataran rendah di sepanjang pinggir pantai dengan limitasiperkembangan berupa kondisi topografi wilayah yang berbukit ke arah dalam Sedangkanpusat pelayanan saat ini masih memusat di kawasan pusat kegiatan dari berbagai tingkatanskala pelayanan Pertumbuhan ini cenderung membentuk satu pusat kota dan tiga sub pusatkota

Pola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau dapat diidentifikasi merupakan polakonsentris sesuai dengan teori Burgess Pada permukiman Kota Bau-Bau terdapat beberapazonasi kawasan dengan pola pemanfaatan aksesbilitas sistem pelayanan dan batasan yangcukup jelas Zona pertama adalah dominasi fungsi pusat perdagangan dan jasa meliputikawasan pusat perdagangan di sekitar Pelabuhan Murhum Zona kedua meliputi kawasanpendukung perdagangan di Betoambari bagian timur Zonasi ketiga merupakan wilayahtransisi meluas dari kawasan Betoambari bagian barat sampai pinggiran Kecamatan WolioZonasi keempat dengan ciri dominasi kegiatan perdesaan berupa kegiatan pertanian dalam artiluas

Beberapa perbedaan pokok struktur konsentris yang dibangun Burgess dengan kondisinyata Kota Bau-Bau adalah perbedaan homogenitas kota Burgess membangun asumsiberdasarkan luasan lahan yang relatif homogen sedangkan kondisi Kota Bau-Bau sangatheterogen ditinjau dari kelerengannya Demikian pula sistem transportasi yang terbentukKota Bau-Bau dibentuk dari sistem transportasi yang justru pada awal perkembangannyaadalah sistem transportasi laut Pada perkembangan selanjutnya barulah sistem transportasidarat menyusun struktur dan morfologi kota

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Berdasarkan pola pembentukannya jejak-jejak struktur dan morfologi kota masihterlihat bahwa pola konsentris terlihat jelas sebagai bentuk dasar kota dengan tiga ciriperbedaan Perbedaan-perbedaan tersebut adalah

o Pola konsentris hanya berbentuk setengah lingkaran Hal ini sebenarnya merupakanpengaruh sistem transportasi laut yang titik hentinya berupa tit ik Berbeda dengan sistemtransportasi darat yang pengaruhnya berupa linear

o Batasan-batasan alam berupa kelerengan sangat mempengaruhi struktur dan morfologikota

o Arah perkembangan kota mengikuti pola jalan dengan tarikan-tarikan batas sesuaidengan konsep waktu dan biaya (time and cost)

Gambar 4 Pola struktur Kota Bau-Bau

Struktur utama kota Bau-Bau dibentuk oleh tiga ruas jalan arteri dengan sumbuPelabuhan Murhum Ketiga ruas tersebut menghubungkan guna lahan yang berbeda sehinggamemiliki daya mekar kota yang berbeda pula Kecenderungan pertumbuhan kota saat inimembentuk kota satelit dengan mendorong pertumbuhan pusat-pusat baru melaluiperencanaan bagian wilayah kota Perkembangan kota cenderung mengarah ke kawasan yangmasih tersedia lahan yang murah dan mempunyai sarana jalan dan transportasi yangmendukung

Gambar 5 Struktur jalan Kota Bau-Bau

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Identifikasi Permukiman PengungsiPola permukiman yang dibangun oleh pemerintah dilingkungan Lamanaga

menggunakan pola jalan sistem grid dimana bagian-bagian perumahan dibagi dalam blok-blok persegi panjang dengan jalan-jalan yang paralel longitudinal dan transversal membentuksudut siku-siku

Dari gambaran diatas terlihat bahwa pola permukiman di Lingkungan Lamanagaberdasarkan pola jalan yang terbangun menggunakan sistem grid yaitu jalan lingkungan danjalan setapak yang menghubungkan daerah permukiman dengan daerah yang lain namunkondisi jalan kurang besar tidak sesuai dengan penggunaannya Jalan lingkungan berfungsiuntuk menghubungkan permukiman pengungsi dengan jalan poros provinsi yang berpolalinier dimana jalan tersebut menghubungkan kota Bau-Bau dengan Kota-kota satelit diKecamatan Sorawolio sedangkan jalan setapak adalah jalan yang menghubungkan perumahanpengungsi dengan jalan lingkungan

Gambar 6 Pola permukiman pengungsi

Gambar 7 Kondisi Permukiman pengungsi (sumber survei lapangan September 2009)

Hubungan keterkaitan antara permukiman pengungsi dengan permukiman kotadihubungkan oleh jaringan jalan arteri Bau-Bau menuju Pasarwajo (Kabupaten Buton) Saranaprasarana yang terbangun dilingkungan Lamanaga di manfaatkan pula oleh masyarakat kotamisalnya fasilitas pendidikan rumah ibadah

Integrasi permukiman Pengungsi kedalam sistem Permukiman KotaPerkembangan kota mengarah kedaerah-daerah pinggiran yang telah dikembangkan

sebagai pusat pertumbuhan baru Pola permukiman pengungsi berbentuk grid berada padakota bagian atas Permukiman pengungsi merupakan bagian dari permukiman kota Bau-Baudan terintegrasi melalui hubungan jaringan jalan yang berbentuk linear

Sistem pusat pelayanan Kota Bau-Bau terdiri dari satu pusat dan tiga sub pusatdengan pola pemanfaatan aksesbilitas sistem pelayanan Pusat pelayanan kota berada pada

BTN MED IBRATA

S LT P NE G 12

S DN

EG 2 P

ALAT

IGA

UT ARA

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

daerah dataran rendah Permukiman pengungsi sebagai sub pusat antara permukiman kotadengan daerah pertumbuhan baru kecamatan Sorawolio Pusat pelayanan permukimanpengungsi merupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasimelalui hubungan pelayanan sub pusat atas pusat kota

Pola jaringan jalan kota Bau-Bau merupakan sistem yang menghubungkan sistemjalan kota dan pinggiran kota Jaringan jalan yang terbentuk pada permukiman pengungsiberpola grid dan berada pada dataran tinggi yaitu kota bagian atas Jaringan jalan permukimanpengungsi merupakan bagian dari jaringan jalan kota dan terintegrasi dengan permukimankota melalui pola jalan linier

Pola jaringan air bersih Kota Bau-Bau dibentuk oleh sistem air bersih dari sungaiBau-Bau dan dari beberapa sumber mata air Sumber air bersih permukiman pengungsidiperoleh dari dari sungai Bau-Bau melalui sumber mata air wakonti sehingga Jaringan airbersih permukiman pengungsi terintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau

Sistem drainase Kota Bau-Bau bermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistemjaringan drainase permukiman pengungsi merupakan bagian dari sistem drainase kotamengikuti saluran sungai Bau-Bau dan Permukiman pengungsi terintegrasi denganpermukiman kota melalui hubungan jaringan drainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian daripermukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan program

Sistem jaringan listrik kota dibentuk oleh jaringan sutem dan sutet yang melayaniseluruh bagian kota dan permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Jadi Integrasipermukiman pengungsi kedalam permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrikmengikuti pola jaringan sutem dan menjadi satu kesatuan

V KESIMPULANPola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau dapat diidentifikasi merupakan pola

konsentris setengah lingkaran dan pola permukiman pusat Kota Bau-Bau berbentuk grid padadaerah datar dan berada dikota bagian bawah dan linear pada arah luar kota serta cenderungmembentuk kota satelit sedangkan pola permukiman pengungsi berbentuk grid dimanahubungan keduanya antara lain dihubungkan oleh jaringan jalan yang berbentuk linear

Pusat pelayanan berada pada pusat kota Bau-Bau mengarah pada satu pusat kota dandalam pusat kota terdiri dari tiga sub pusat kota Pusat pelayanan permukiman pengungsimerupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasi melaluihubungan pelayanan sub pusat atas pusat kotaPermukiman pengungsi sebagai sub pusat kotaantara daerah pertumbuhan baru di Kecamata Sorawolio dengan pusat Kota Bau-Bau

Sumber air bersih permukiman pengungsi diperoleh dari dari sungai Bau-Bau melaluisumber mata air wakonti dan merupakan Jaringan air kota sehingga permukiman pengungsiterintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau Sistem drainase Kota Bau-Baubermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistem jaringan drainase permukiman pengungsimerupakan bagian dari sistem drainase kota mengikuti saluran sungai Bau-Bau danPermukiman pengungsi terintegrasi dengan permukiman kota melalui hubungan jaringandrainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian dari

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

permukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan programSistem jaringan listrik permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Integrasi permukimanpengungsi kedalam sistem permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrik denganmengikuti pola jaringan sutem sehingga menjadi satu kesatuan

Model integrasi permukiman pengungsi kedalam sistem permukiman kota dalampenelitian ini adalah integrasi fisik dimana Faktor fisik berkaitan dengan wujud fisik kawasankota dan memiliki komponen-komponen spasial visual dan detail Kawasan kota yangterintegrasi dengan demikian adalah kawasan yang unsur-unsurnya secara fungsi terjalinsinergis

VI DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Bau-Bau (2007) Bau-Bau Dalam Angka BPS Kota Bau-BauBintarto 1983 Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya Jakarta Ghalia IndonesiaBudihardjoEko 1997 Tata Ruang Perkotaan Bandung Penerbit Alumni-------------------- 1999 Kota Berkelanjutan Bandung Penerbit AlumniBranch Melville(Dalam Wibisono Bambang H 1995) Perencanaan Kota Komprehensif

Bandung Penerbit Gajah Mada University PressDaldjoeniN 2003 Geografi Kota dan Desa Bandung Penerbit AlumniDarjosanjoto Endang TS 2006 Penelit ian Arsitektur diBidang Perumahan dan

Permukiman Surabaya ITS pressDinas Pekerjaan Umum Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Program Investasi Jangka

Menengah Dinas PU Kota Bau-BauDinas Tata Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bau-Bau Dinas

Tata Kota Bau-BauDirektorat Jenderal Perumahan dan Permukiman (2002) Departemen Permukiman dan

Prasarana Wilayah JakartaKantor Menteri Negara Lingkungan Hidup 1997 Agenda 21 IndonesiaKantor Menteri Negara Perumahan Rakyat 1997 Perumahan Rakyat Untuk Kesejahteraan

dan Pemerataan Jakarta Penerbit PropertiKeputusan Sekretaris Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Dan Penanganan

Pegungsi Nomor 2 tahun 2001 Tentang Pedoman Umum Penanggulangan Bencanadan Penanganan Pengungsi

Koestoer Raldi H dkk 2001 Dimensi Keruangan Kota Jakarta Penerbit UniversitasIndonesia Press

Lynch Kevin Good City form MIT Press-Cambridge 1981 514 hlmRapoportAmos 1977 Human Aspect In Urban Design Toronto Pergamon UniversitySabari Yunushadi 2000 Struktur Tata Ruang Kota Yogyakarta Penerbit Pustaka PelajarSantosoHappy Ratna dkk 2006 Pedoman Penyusunan Tesis Institut Teknologi Sepuluh

Nopember Surabaya Program PascasarjanaSastra M Suparno 2006 Perencanaan dan Pengembangan Perumahan Yogyakarta Penerbit

AndiSadyohutomo Mulyono 2008 Manajemen Kota dan Wilayah Jakarta Penerbit Bumi

AksaraSujarto Djoko 1998 Pengantar Planologi Bandung Penerbit ITB

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Trancik Roger Finding Lost Space Theories of urban design Van NostrandReinholdCompany New York 1986 246 hlm

Turner John FC 1976 Housing By People Pantheos ndash New York USAWibowo Rudi 2004 Konsep Teori dan Landasan Analisis Wilayah Malang Penerbit

Bayumedia PublishingYudohusodo Siswono (1991) Rumah Untuk Seluruh Rakyat INKOPOL Unit Bharakerta

JakartaYuliastuti Nany Perumahan dan Permukiman Artikel Jurusan PWK Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro SemarangZahndMarkus 1999 Perancangan Kota secara Terpadu Semarang Penerbit

KanisiusSoegijapranata University Press

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Paper Seminar Nasional

MODEL INTEGRASI PERMUKIMAN PENGUNGSIKEDALAM SISTEM PERMUKIMAN KOTA

Mahasiswa MuhIrsyad CahyadiNrp 32 08 201 822

JURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA2010

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

terkait dengan hal diatas melatarbelakangi disusunnya suatu kebijakan dan strategi yangcakupannya dapat meliputi bidang perumahan dan permukiman sebagai suatu kesatuan yangtidak terpisahkan Pedoman penataan ruang permukiman di Indonesia dijelaskan pada UU No262007 Undang-undang ini mengamanatkan perlunya dilakukan penataan ruang yang dapatmengharmoniskan lingkungan alam dan lingkungan buatan Tujuan penataan ruang adalahuntuk mencapai keterpaduan penggunaan sumberdaya alam dan buatan serta dapat memberiperlindungan terhadap fungsi ruang pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan hidupakibat penataan ruang Berlandaskan UU No41992 mengenai perumahan dan permukimantelah dikeluarkan Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman (KSNPP)pada tahun 1999 sebagai suatu pedoman penyusunan kebijakan teknis perencanaanpemograman dan kegiatan yang terkait dengan perumahan dan permukiman

Sebagai perpanjangan dari Deklarasi Istanbul tahun 1996 KSNPP ini memilikivisimisi dan sasaran yang bertujuan mewujudkan komitmen Habitat Agenda dimana visi dariKSNPP yaitu berusaha mewujudkan perumahan yang layak dan terjangkau pada lingkunganyang sehat aman harmonis dan berkelanjutan dalam upaya terbentuknya masyarakat yangberjatidiri mandiri dan produktif

Perumahan dan permukiman selain merupakan salah satu kebutuhan dasar manusiajuga mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam perannya sebagai pusat pendidikankeluarga persemaian budaya dan peningkatan kualitas generasi yang akan datang sertamerupakan pengejawantahan jati diri Terwujudnya kesejahteraan rakyat dapat ditandaidengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat antara lain melaluipemenuhan kebutuhan papannya Dengan demikian upaya menempatkan bidang perumahandan permukiman sebagai salah satu sektor prioritas dalam pembangunan manusia Indonesiayang seutuhnya adalah sangat strategis

Beberapa konsep toeritis tentang permukiman diutarakan pula oleh Kuswartojo bahwapermukiman yang diciptakan dan dikembangkan dapat menjadi sarana bagi kehidupan yangpenuh ketakwaan dan keimanan menimbulkan rasa aman dan nyaman menjamin kesehatanjasmani dan rohani meningkatkan keakraban serta menciptakan hubungan sosial danpergaulan yang bermutu (Kuswartojo 2005 8)

Namun untuk kepentingan undang-undang perumahan permukiman di Indonesiaberdasarkan beberapa definisi yang didapatkan dan keinginan pengaturan permukiman diIndonesia maka permukiman didefinisikan sebagai rdquokawasan yang terdiri dari satu atau lebih perumahan mempunyai infrastruktur dasarterencana ataupun tidak terencana dan mempunyai fasilitas yang mendukung perikehidupandan penghidupan dan dapat berbentuk perdesaan maupun perkotaanrdquo

Sistim Permukiman KotaPermukiman yang menempati areal paling luas dalam pemanfaatan ruang kota

mengalami perkembangan yang selaras dengan perkembangan penduduk dan mempunyaipola-pola tertentu yang menciptakan bentuk dan struktur suatu kota yang berbeda dengan kotalainnya Perkembngan permukiman pada bagian-bagian kota tidaklah sama tergantung padakarakteristik kehidupan masyarakat potensi sumber daya (kesempatan kerja) yang tersediakondisi fisik alami serta fasilitas kota yang terutama berkaitan dengan transportasi dankomunikasi (Bintaro 1977)

Intensitas penggunaan tanah didaerah pusat kota yang tinggi dan mengakibatkannaiknya nilai harga tanah sementara jumlah penduduk kota bertambah terus dan memerlukantempat hunian yang pada gilirannya memaksa penduduk kota memilih alternatif mendirikan

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

perumahannya kearah pinggiran kota Kecenderungan alami perkembangan permukimanberlangsung secara bertahap kearah luar (mengalami pemekaran) dan polanya mengikutiprasarana transportasi (jaringan jalan) yang ada

Perkembangan permukiman yang demikian itu mengakibatkan penurunan kerapatanbangunan perumahan secara linear dari daerah pusat kota kearah pinggiran kota namun padasisi lain potensi degradasi lingkungan cenderung semakin berkurang kearah luar kota Halinilah yang mendorong kelompok ekonomi kuat lebih menyukai tinggal didaerah pinggirankota sementara kelompok ekonomi lemah memilih bertempat tinggal didaerah pusat kotayang dekat tempat kerja meskipun dengan kondisi lingkungan yang marginal (Bahr 1990)

Ciri-ciri kota antara lain adalah produk dari berbagai faktor seperti topografi sejarahmotif ekonomi budaya manusia serta aneka kesempatannya Ciri-ciri tersebut tidak pernahstatis melainkan berubah mengikuti tawaran ruang dan waktu Meski kota nampak kacaubalau susunannya jika diamati seksama akan menunjukan bentuknya yang khas misalnya adakota yang berbentuk persegi persegi panjang bulat bulat telur ataupun seperti bintang yangterulur disepanjang rute jalan utama Hal sama dapat dikatakan pula untuk susunan bangunandalam kota disitu ada pengelompokan berdasarkan tata guna tanah kota misalnya dari suatukota dapat dilihat adanya pembagian zona

Amos Rapoport mengutip Hardoy yang menggunakan 10 kriteria secara lebih spesifikuntuk merumuskan kota sebagai berikut 1 Ukuran dan jumlah pendudukya yang besar terhadap massa dan tempat2 Bersifat permanen3 Kepadatan minimum terhadap massa dan tempat4 Struktur dan tata ruang perkotaan seperti yang ditunjukan oleh jalur jalan dan ruang-

ruang perkotaan yang nyata5 Tempat dimana masyarakat tinggal dan bekerja6 Fungsi perkotaan minimum yang diperinci sebuah pusat militer sebuah pusat

keagamaan atau sebuah pusat aktifitas intelektual bersama dengan kelembagaan yangsama

7 Heteroginitas dan pembedaan yang bersifat hierarkis pada masyarakat8 Pusat ekonomi perkotaan yang menghubungkan sebuah daerah pertanian di tepi kota dan

memproses bahan mentah untuk pemasaran yang lebih luas9 Pusat pelayanan (services) bagi daerah-daerah lingkungan setempat10 Pusat penyebaran memiliki suatu falsafah hidup perkotaan pada massa dan tempat itu

Arsitektur kota bersifat tiga dimensi yang terbentuk oleh susunan yang sifatnyaspasial Secara teoritis dikenal tiga cara perkembangan dasar didalam kota dengan tiga istilahteknis yaitu perkembagan horizontal perkembangan vertikal dan perkembangan interstisial1 Perkembangan horizontal mengarah keluar artinya daerah bertambah sedangkan

ketinggian dan kuantitas lahan terbangun tetap sama Ini terjadi dipinggiran kota dimanalahan masih lebih murah dan dekat jalan raya yang mengarah ke kota (dimana banyakkeramaian)

2 Perkembangan interstisial mengarah kedalam artinya daerah dan ketinggian bangunan-bangunan rata tetap sama sedangkan kuantitas lahan terbangun bertambah Ini seringterjadi dipusat kota dan antara pusat dan pinggir kota yang kawasannya sudah dibatasidan hanya dapat dipadatkan

3 Perkembangan vertikal mengarah keatas artinya daerah pembangunan dan kuantitaslahan terbangun tetap sama sedangkan ketinggian bangunan-bangunan bertambah Ini

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

biasa terjadi dipusat kota (dimana harga lahan mahal) dan dipusat-pusat perdaganganyang memiliki potensi ekonomi

Prasarana dan Sarana UmumPrasarana dan sarana umum berperan sebagai fasilitas yang dibutuhkan masyarakat

luas yang penyediaannya dilakukan secara serentak atau massal T ingkat pemenuhankebutuhan fasilitas tersebut menjadi ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat Penyediaanprasarana dan sarana umum tersebut antara lain mencakup jaringan jalan listrik air minumsaluran drainase dan jaringan telepon Fasilitas jalan baik yang menghubungkan kota itudengan kota lain atau daerah sekitarnya maupun jaringan jalan yang menghubungkan antarbagian kota memegang peranan yang sangat penting bagi kelancaran aktifitas penduduk danperkembangan kota itu sendiri serta sekaligus sebagai kerangka dasar yang membentukstruktur kota (Bintarto 1977)

Jaringan utilitas sebagai bagian utama dari prasarana dan sarana untuk kehidupanpokok sehari-hari seperti listrik air minum telepon dan drainase dibangun diatas dan dibawahtanah Jaringan tersebut biasanya mengikuti atau menumpang pada bentuk jaringan jalanSekali utilitas dibangun maka keberadaannya akan berlangsung lama dan akan menarikpenduduk untuk menempati dan membangun tanah yang memperoleh akses utilitas tersebut

Jalan merupakan ruang linier yang dibatasi oleh bangunan-bangunan (RapoportMoudon 1987) Untuk merancang jalan tersebut perlu dikenali fungsi utama dari jalan yangdirancang Jalan sebagai ruang umum utama kota mrupakan elemen yang sangat menentukanwajah kota Jalan merupakan linier urban space jika tertutup pada kedua sisinya ataumempunyai beberapa elemen dengan karakter yang mempersatukan seperti pohon-pohon ataubangunan-bangunan yang serupa

Air bersih merupakan kebutuhan vital setiap manusia sehingga ketersediaan air bersihmenentukan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup masyarakat Kebutuhan air bersihdiperkotaan perlu ditangani secara massal dalam bentuk penyediaan fasilitas jaringan pipa airminum Pengelola fasilitas ini umumnya dalam bentuk perusahaan daerah yang disebutPDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)

Wajah kota dapat dilihat dari pula dengan keberadaan saluran Bagi kebanyakan orangsaluran merupakan elemen kota yang dominan walaupun dengan bermacam-macamkepentingan menurut tingkat keakrabannya dengan suatu kota Saluran yang istimewa biasmenjadi ciri-ciri yang penting pada sejumlah jalan Konsentrasi dari suatu penggunaan danaktifitas yang spesial disepanjang jalan-jalan dapat memberinya keunggulan dalam benakseorang pengamat

Salah satu energi yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam bentuk layanan umum adalahfasilitas listrik Digunakan untuk penerangan energi rumah tangga dan sektor industriPelayanan prasarana energi secara massal mencakup penyediaan sumber energi ataupembangkit energi dan kegiatan distribusi pelayanan ke pelanggan mengikuti pola jaringanjalan Perencanaan penyediaan prasarana energi tersebut terkait dengan perhitungan sisikebutuhan Jumlah kebutuhan dalam dimensi waktu menunjukan fluktuasi harian mingguanbulanan atau musiman dengan tujuan agar dapat terlayani seluruh kebutuhan masyarakatsecara merata

Permukiman PengungsiKegiatan penanganan pengungsi meliputi upaya operasional yang bersifat

koordinatif dilaksanakan dalam bentuk kegiatan Sampai dengan saat ini secara garis besar

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

penanganan pengungsi di Dep Kimpraswil dilakukan dengan pendekatan penanganan sebagaiberikut 1 Kegiatan pembangunan perumahan dan permukiman dalam rangka penanganan

pengungsi yang dapat dilaksanankan dalam pola sisipan (infill) dan pola terkonsentrasi(massive) pada prinsipnya dapat dilaksanakan baik di daerah perkotaan maupun daerahperdesaan serta berprinsip ldquoequal treatmentrdquo termasuk bagi masyarakat setempat

2 Fasilitasi penanganan berupa pembangunan rumah yang dilengkapi dengan prasarana dansarana permukiman yang diperlukan meliputi penyediaan rumah sarana air bersihsarana lingkungan permukiman prasarana jalan dan prasarana tata pengairan (saluran)Bantuan fasilitasi pembangunan sarana dan prasarana bidang Kimpraswil tersebut padadasarnya merupakan program bantuan stimulan khususnya yang berupa bantuan bahanbangunan untuk perumahan

3 Pendekatan penanganan dilaksanakan dengan menerapkan konsep holistik sehinggadiperlukan dukungan koordinasi dan keterpaduan dalam penanganan oleh berbagaiinstansi yang terkait dengan kegiatan relokasi pengungsi termasuk khsususnya kesiapanPemerintah Daerah dalam menetapkan lokasi relokasi yang memenuhi persyaratankelayakan hunian (sosial ekonomi lingkungan) bagi relokasi pengungsi tersebut

4 Dalam penanganannya didasarkan kepada prinsip pembangunan yang bertumpu kepadamasyarakat (community based devlopment) pendekatan Tridaya yang mengacu kepadapemberdayaan masyarakat pengembangan usaha ekonomi produktif dan pendayagunaanprasarana dan sarana lingkungan hunian (permukiman) dalam mendukung kemandirianproduktivitas dan kemandirian serta pengembangan jati diri masyarakat sebagai satukesatuan konsep penanganan yang tidak terpisahkan

Struktur KotaPenggunaan tanah pada suatu kota umumnya berbentuk tertentu dan pola

perkembangannya dapat diestimasikan Keputusan-keputusan pembangunan kota biasanyaberkembang bebas tetapi diupayakan sesuai dengan perencanaan penggunaan tanah Motifpenggunaan ekonomi adalah motif yang utama dalam pembentukan struktur penggunaantanah suatu kota dengan timbulnya pusat-pusat bisnis yang strategis Selain motif bisnisterdapat pula motif polit ik bentuk fisik kota seperti topografi dan drainase

Meski struktur kota tampak tidak beraturan namun kalau dilihat secara seksamamemiliki keteraturan pola tertentu Bangunan-bangunan fisik membentuk zona-zona internkota Teori-teori struktur kota yang ada digunakan mengkaji bentuk-bentuk penggunaan lahanyang biasanya terdiri dari penggunaan tanah untuk perumahan bisnis industry pertanian danjasa Teori struktur kota antara lain yaitu teori konsentris teori sektoral dan teori inti ganda

Teori KonsentrisPenyusunnya adalah Burges pada tahun 1923 yang intinya adalah pembangunan

kota yang berkembang keluar dari daerah pusat kota yang polanya akan berbentuk lingkaranZona pertama adalah Kawasan Pusat Bisnis (KPB) yang dikelilingi daerah transisi

Dalam teori konsentris terdapat asumsi bahwa mobilitas fungsi-fungsi danpenduduk mempunyai intensitas yang sama dalam konfigurasi relief kota yang seragam Olehkarena pada kenyataannya terdapat faktor utama yang mempengaruhi mobilitas ini makadalam beberapa hal mesti akan terjadi distorsi model yang dipengaruhi mobilitas yaitu porostransportasi yang menghubungkan kawasan pusat bisnis dengan bagian luarnya

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

1

Gambar 2 Model Zona Konsentris (SumberSabari Yunus Struktur Tata Ruang Kota)

Bentuk Morfologi KotaSuatu kota selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu Perkembangan

dalam hal ini menyangkut berbagai aspek politik sosialbudaya teknologi ekonomi dan fisikKhusus mengenai aspek yang berkaitan langsung dengan penggunaan lahan kekotaan maupunpenggunaan lahan kedesaan adalah perkembangan fisik khususnya perubahan arealnyaBeberapa sumber mengemukakan bahwa tinjauan terhadap morfologi kota ditekankan padabentuk-bentuk fisikal yang antara lain tercermin pada sistim jalan-jalan yang ada blok-blokbangunan baik daerah hunian ataupun bukan (perdaganganindustry) dan juga bangunan-bangunan individual (Herbert 1973) Sementara itu Smailes (1955) sebelumnya telahmemperkenalkan 3 unsur morfologi kota yaitu

1 Unsur-unsur penggunaan lahan2 Pola-pola jalan3 T ipe-tipe bangunan

Pola Kota SatelitBerdasarkan pada kenampakan morfologi kotanya serta jenis perembetan areal

kekotaan yang ada Hudson (1970) (dalam Hadi Sabari Yunus) mengemukakan beberapaalternatif model bentuk-bentuk kota yang didasarkan atas sifat-sifat ldquoUrban Sprawlrdquo sertakemungkinan ldquo trendrdquo (kecenderungan ) perkembangan yang akan datang

Salah satu bentuk yang dikemukakan yaitu bentuk satelit dan pusat-pusat barudalam hal ini kota utama yang ada dengan kota-kota kecil disekitarnya (kota satelit) akandijalin hubungannya sedemikian rupa sehingga pertalian fungsional lebih efektif dan efisienKota satelit adalah kota kecil yang berada disekitar kota besar dimana kehidupan kotanyasangat ditentukan oleh keberadaan kota besar yang bersangkutan dalam arti ekonomiPeningkatan sarana prasarana transportasi dan komunikasi antara kota besar dan kota-kotasatelit maupun antar kota satelit harus ditingkatkan sedemikian rupa Pengembangan kota-kotasatelit ini dapat berfungsi sebagai penyerap mengalirnya arus urbanit yang sangat besar kekota utama dengan jalan meningkatkan fungsi-fungsi yang ada dikota-kota satelit sehinggamemperluas peluang lapangan kerja

Gambar 3 Pola Kota Satelit

54

32

ZONE 1 Kawasan Pusat BisnisZONE 2 Zona TransisiZONE 3 Zona PerumahanZONE 4 Zona Perumahan Menengah KeatasZONE 5 Zona Pinggiran Kota

Kota satelit

Kota bsar (pusat Kota)

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

III METO DETujuan dari penelit ian ini adalah untuk merumuskan model permukiman pengungsi

yang terintegrasi kedalam sistem permukiman Kota Bau-Bau dalam segi fisik perkembangankota data dan informasi yang diprlukan menggunakan penelit ian deskriptif kualitatif

Penelit ian deskriptif bertujuan untuk membuat pencandraan secara sistematis faktualdan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu singkatnyapenelit ian ini hanya ditujukan untuk mencari informasi aktual yang secara detail mencandragejala yang ada

Teknik analisa yang digunakan adalah analisa tipologi-morfologi (Loeckx danOcharoen1984) Kegiatan utama yang dilakukan dalam proses analisa ini adalah1 Untuk menemukan adanya kestabilan dan atau perubahan dari hal-hal yang membentuk

satu tipe arsitektur2 Membuat diskripsi mengenai tipologi yang ditujukan oleh bagian artefak kota yaitu jalan

drainase dan ruang kota3 Mengidentifikasi struktur keterkaitan dan atau hubungan antara bagian-bagian dari kota4 Studi mengenai pembentukan dan dinamika dari tipe dan struktur obyek penelit ian

Selain itu digunakan pula analisa komparatif yaitu membandingkan antarapermukiman pengungsi dengan permukiman kota dalam aspek fisik permukiman berdasar ataspengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadipenyebab melalui data tertentu

IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Identifikasi permukiman Kota Bau-BauKondisi fisik wilayah Kota Bau-Bau secara umum memiliki karakteristik wilayah

pesisir Kota tumbuh pada dataran rendah di sepanjang pinggir pantai dengan limitasiperkembangan berupa kondisi topografi wilayah yang berbukit ke arah dalam Sedangkanpusat pelayanan saat ini masih memusat di kawasan pusat kegiatan dari berbagai tingkatanskala pelayanan Pertumbuhan ini cenderung membentuk satu pusat kota dan tiga sub pusatkota

Pola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau dapat diidentifikasi merupakan polakonsentris sesuai dengan teori Burgess Pada permukiman Kota Bau-Bau terdapat beberapazonasi kawasan dengan pola pemanfaatan aksesbilitas sistem pelayanan dan batasan yangcukup jelas Zona pertama adalah dominasi fungsi pusat perdagangan dan jasa meliputikawasan pusat perdagangan di sekitar Pelabuhan Murhum Zona kedua meliputi kawasanpendukung perdagangan di Betoambari bagian timur Zonasi ketiga merupakan wilayahtransisi meluas dari kawasan Betoambari bagian barat sampai pinggiran Kecamatan WolioZonasi keempat dengan ciri dominasi kegiatan perdesaan berupa kegiatan pertanian dalam artiluas

Beberapa perbedaan pokok struktur konsentris yang dibangun Burgess dengan kondisinyata Kota Bau-Bau adalah perbedaan homogenitas kota Burgess membangun asumsiberdasarkan luasan lahan yang relatif homogen sedangkan kondisi Kota Bau-Bau sangatheterogen ditinjau dari kelerengannya Demikian pula sistem transportasi yang terbentukKota Bau-Bau dibentuk dari sistem transportasi yang justru pada awal perkembangannyaadalah sistem transportasi laut Pada perkembangan selanjutnya barulah sistem transportasidarat menyusun struktur dan morfologi kota

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Berdasarkan pola pembentukannya jejak-jejak struktur dan morfologi kota masihterlihat bahwa pola konsentris terlihat jelas sebagai bentuk dasar kota dengan tiga ciriperbedaan Perbedaan-perbedaan tersebut adalah

o Pola konsentris hanya berbentuk setengah lingkaran Hal ini sebenarnya merupakanpengaruh sistem transportasi laut yang titik hentinya berupa tit ik Berbeda dengan sistemtransportasi darat yang pengaruhnya berupa linear

o Batasan-batasan alam berupa kelerengan sangat mempengaruhi struktur dan morfologikota

o Arah perkembangan kota mengikuti pola jalan dengan tarikan-tarikan batas sesuaidengan konsep waktu dan biaya (time and cost)

Gambar 4 Pola struktur Kota Bau-Bau

Struktur utama kota Bau-Bau dibentuk oleh tiga ruas jalan arteri dengan sumbuPelabuhan Murhum Ketiga ruas tersebut menghubungkan guna lahan yang berbeda sehinggamemiliki daya mekar kota yang berbeda pula Kecenderungan pertumbuhan kota saat inimembentuk kota satelit dengan mendorong pertumbuhan pusat-pusat baru melaluiperencanaan bagian wilayah kota Perkembangan kota cenderung mengarah ke kawasan yangmasih tersedia lahan yang murah dan mempunyai sarana jalan dan transportasi yangmendukung

Gambar 5 Struktur jalan Kota Bau-Bau

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Identifikasi Permukiman PengungsiPola permukiman yang dibangun oleh pemerintah dilingkungan Lamanaga

menggunakan pola jalan sistem grid dimana bagian-bagian perumahan dibagi dalam blok-blok persegi panjang dengan jalan-jalan yang paralel longitudinal dan transversal membentuksudut siku-siku

Dari gambaran diatas terlihat bahwa pola permukiman di Lingkungan Lamanagaberdasarkan pola jalan yang terbangun menggunakan sistem grid yaitu jalan lingkungan danjalan setapak yang menghubungkan daerah permukiman dengan daerah yang lain namunkondisi jalan kurang besar tidak sesuai dengan penggunaannya Jalan lingkungan berfungsiuntuk menghubungkan permukiman pengungsi dengan jalan poros provinsi yang berpolalinier dimana jalan tersebut menghubungkan kota Bau-Bau dengan Kota-kota satelit diKecamatan Sorawolio sedangkan jalan setapak adalah jalan yang menghubungkan perumahanpengungsi dengan jalan lingkungan

Gambar 6 Pola permukiman pengungsi

Gambar 7 Kondisi Permukiman pengungsi (sumber survei lapangan September 2009)

Hubungan keterkaitan antara permukiman pengungsi dengan permukiman kotadihubungkan oleh jaringan jalan arteri Bau-Bau menuju Pasarwajo (Kabupaten Buton) Saranaprasarana yang terbangun dilingkungan Lamanaga di manfaatkan pula oleh masyarakat kotamisalnya fasilitas pendidikan rumah ibadah

Integrasi permukiman Pengungsi kedalam sistem Permukiman KotaPerkembangan kota mengarah kedaerah-daerah pinggiran yang telah dikembangkan

sebagai pusat pertumbuhan baru Pola permukiman pengungsi berbentuk grid berada padakota bagian atas Permukiman pengungsi merupakan bagian dari permukiman kota Bau-Baudan terintegrasi melalui hubungan jaringan jalan yang berbentuk linear

Sistem pusat pelayanan Kota Bau-Bau terdiri dari satu pusat dan tiga sub pusatdengan pola pemanfaatan aksesbilitas sistem pelayanan Pusat pelayanan kota berada pada

BTN MED IBRATA

S LT P NE G 12

S DN

EG 2 P

ALAT

IGA

UT ARA

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

daerah dataran rendah Permukiman pengungsi sebagai sub pusat antara permukiman kotadengan daerah pertumbuhan baru kecamatan Sorawolio Pusat pelayanan permukimanpengungsi merupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasimelalui hubungan pelayanan sub pusat atas pusat kota

Pola jaringan jalan kota Bau-Bau merupakan sistem yang menghubungkan sistemjalan kota dan pinggiran kota Jaringan jalan yang terbentuk pada permukiman pengungsiberpola grid dan berada pada dataran tinggi yaitu kota bagian atas Jaringan jalan permukimanpengungsi merupakan bagian dari jaringan jalan kota dan terintegrasi dengan permukimankota melalui pola jalan linier

Pola jaringan air bersih Kota Bau-Bau dibentuk oleh sistem air bersih dari sungaiBau-Bau dan dari beberapa sumber mata air Sumber air bersih permukiman pengungsidiperoleh dari dari sungai Bau-Bau melalui sumber mata air wakonti sehingga Jaringan airbersih permukiman pengungsi terintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau

Sistem drainase Kota Bau-Bau bermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistemjaringan drainase permukiman pengungsi merupakan bagian dari sistem drainase kotamengikuti saluran sungai Bau-Bau dan Permukiman pengungsi terintegrasi denganpermukiman kota melalui hubungan jaringan drainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian daripermukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan program

Sistem jaringan listrik kota dibentuk oleh jaringan sutem dan sutet yang melayaniseluruh bagian kota dan permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Jadi Integrasipermukiman pengungsi kedalam permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrikmengikuti pola jaringan sutem dan menjadi satu kesatuan

V KESIMPULANPola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau dapat diidentifikasi merupakan pola

konsentris setengah lingkaran dan pola permukiman pusat Kota Bau-Bau berbentuk grid padadaerah datar dan berada dikota bagian bawah dan linear pada arah luar kota serta cenderungmembentuk kota satelit sedangkan pola permukiman pengungsi berbentuk grid dimanahubungan keduanya antara lain dihubungkan oleh jaringan jalan yang berbentuk linear

Pusat pelayanan berada pada pusat kota Bau-Bau mengarah pada satu pusat kota dandalam pusat kota terdiri dari tiga sub pusat kota Pusat pelayanan permukiman pengungsimerupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasi melaluihubungan pelayanan sub pusat atas pusat kotaPermukiman pengungsi sebagai sub pusat kotaantara daerah pertumbuhan baru di Kecamata Sorawolio dengan pusat Kota Bau-Bau

Sumber air bersih permukiman pengungsi diperoleh dari dari sungai Bau-Bau melaluisumber mata air wakonti dan merupakan Jaringan air kota sehingga permukiman pengungsiterintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau Sistem drainase Kota Bau-Baubermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistem jaringan drainase permukiman pengungsimerupakan bagian dari sistem drainase kota mengikuti saluran sungai Bau-Bau danPermukiman pengungsi terintegrasi dengan permukiman kota melalui hubungan jaringandrainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian dari

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

permukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan programSistem jaringan listrik permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Integrasi permukimanpengungsi kedalam sistem permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrik denganmengikuti pola jaringan sutem sehingga menjadi satu kesatuan

Model integrasi permukiman pengungsi kedalam sistem permukiman kota dalampenelitian ini adalah integrasi fisik dimana Faktor fisik berkaitan dengan wujud fisik kawasankota dan memiliki komponen-komponen spasial visual dan detail Kawasan kota yangterintegrasi dengan demikian adalah kawasan yang unsur-unsurnya secara fungsi terjalinsinergis

VI DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Bau-Bau (2007) Bau-Bau Dalam Angka BPS Kota Bau-BauBintarto 1983 Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya Jakarta Ghalia IndonesiaBudihardjoEko 1997 Tata Ruang Perkotaan Bandung Penerbit Alumni-------------------- 1999 Kota Berkelanjutan Bandung Penerbit AlumniBranch Melville(Dalam Wibisono Bambang H 1995) Perencanaan Kota Komprehensif

Bandung Penerbit Gajah Mada University PressDaldjoeniN 2003 Geografi Kota dan Desa Bandung Penerbit AlumniDarjosanjoto Endang TS 2006 Penelit ian Arsitektur diBidang Perumahan dan

Permukiman Surabaya ITS pressDinas Pekerjaan Umum Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Program Investasi Jangka

Menengah Dinas PU Kota Bau-BauDinas Tata Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bau-Bau Dinas

Tata Kota Bau-BauDirektorat Jenderal Perumahan dan Permukiman (2002) Departemen Permukiman dan

Prasarana Wilayah JakartaKantor Menteri Negara Lingkungan Hidup 1997 Agenda 21 IndonesiaKantor Menteri Negara Perumahan Rakyat 1997 Perumahan Rakyat Untuk Kesejahteraan

dan Pemerataan Jakarta Penerbit PropertiKeputusan Sekretaris Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Dan Penanganan

Pegungsi Nomor 2 tahun 2001 Tentang Pedoman Umum Penanggulangan Bencanadan Penanganan Pengungsi

Koestoer Raldi H dkk 2001 Dimensi Keruangan Kota Jakarta Penerbit UniversitasIndonesia Press

Lynch Kevin Good City form MIT Press-Cambridge 1981 514 hlmRapoportAmos 1977 Human Aspect In Urban Design Toronto Pergamon UniversitySabari Yunushadi 2000 Struktur Tata Ruang Kota Yogyakarta Penerbit Pustaka PelajarSantosoHappy Ratna dkk 2006 Pedoman Penyusunan Tesis Institut Teknologi Sepuluh

Nopember Surabaya Program PascasarjanaSastra M Suparno 2006 Perencanaan dan Pengembangan Perumahan Yogyakarta Penerbit

AndiSadyohutomo Mulyono 2008 Manajemen Kota dan Wilayah Jakarta Penerbit Bumi

AksaraSujarto Djoko 1998 Pengantar Planologi Bandung Penerbit ITB

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Trancik Roger Finding Lost Space Theories of urban design Van NostrandReinholdCompany New York 1986 246 hlm

Turner John FC 1976 Housing By People Pantheos ndash New York USAWibowo Rudi 2004 Konsep Teori dan Landasan Analisis Wilayah Malang Penerbit

Bayumedia PublishingYudohusodo Siswono (1991) Rumah Untuk Seluruh Rakyat INKOPOL Unit Bharakerta

JakartaYuliastuti Nany Perumahan dan Permukiman Artikel Jurusan PWK Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro SemarangZahndMarkus 1999 Perancangan Kota secara Terpadu Semarang Penerbit

KanisiusSoegijapranata University Press

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Paper Seminar Nasional

MODEL INTEGRASI PERMUKIMAN PENGUNGSIKEDALAM SISTEM PERMUKIMAN KOTA

Mahasiswa MuhIrsyad CahyadiNrp 32 08 201 822

JURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA2010

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

perumahannya kearah pinggiran kota Kecenderungan alami perkembangan permukimanberlangsung secara bertahap kearah luar (mengalami pemekaran) dan polanya mengikutiprasarana transportasi (jaringan jalan) yang ada

Perkembangan permukiman yang demikian itu mengakibatkan penurunan kerapatanbangunan perumahan secara linear dari daerah pusat kota kearah pinggiran kota namun padasisi lain potensi degradasi lingkungan cenderung semakin berkurang kearah luar kota Halinilah yang mendorong kelompok ekonomi kuat lebih menyukai tinggal didaerah pinggirankota sementara kelompok ekonomi lemah memilih bertempat tinggal didaerah pusat kotayang dekat tempat kerja meskipun dengan kondisi lingkungan yang marginal (Bahr 1990)

Ciri-ciri kota antara lain adalah produk dari berbagai faktor seperti topografi sejarahmotif ekonomi budaya manusia serta aneka kesempatannya Ciri-ciri tersebut tidak pernahstatis melainkan berubah mengikuti tawaran ruang dan waktu Meski kota nampak kacaubalau susunannya jika diamati seksama akan menunjukan bentuknya yang khas misalnya adakota yang berbentuk persegi persegi panjang bulat bulat telur ataupun seperti bintang yangterulur disepanjang rute jalan utama Hal sama dapat dikatakan pula untuk susunan bangunandalam kota disitu ada pengelompokan berdasarkan tata guna tanah kota misalnya dari suatukota dapat dilihat adanya pembagian zona

Amos Rapoport mengutip Hardoy yang menggunakan 10 kriteria secara lebih spesifikuntuk merumuskan kota sebagai berikut 1 Ukuran dan jumlah pendudukya yang besar terhadap massa dan tempat2 Bersifat permanen3 Kepadatan minimum terhadap massa dan tempat4 Struktur dan tata ruang perkotaan seperti yang ditunjukan oleh jalur jalan dan ruang-

ruang perkotaan yang nyata5 Tempat dimana masyarakat tinggal dan bekerja6 Fungsi perkotaan minimum yang diperinci sebuah pusat militer sebuah pusat

keagamaan atau sebuah pusat aktifitas intelektual bersama dengan kelembagaan yangsama

7 Heteroginitas dan pembedaan yang bersifat hierarkis pada masyarakat8 Pusat ekonomi perkotaan yang menghubungkan sebuah daerah pertanian di tepi kota dan

memproses bahan mentah untuk pemasaran yang lebih luas9 Pusat pelayanan (services) bagi daerah-daerah lingkungan setempat10 Pusat penyebaran memiliki suatu falsafah hidup perkotaan pada massa dan tempat itu

Arsitektur kota bersifat tiga dimensi yang terbentuk oleh susunan yang sifatnyaspasial Secara teoritis dikenal tiga cara perkembangan dasar didalam kota dengan tiga istilahteknis yaitu perkembagan horizontal perkembangan vertikal dan perkembangan interstisial1 Perkembangan horizontal mengarah keluar artinya daerah bertambah sedangkan

ketinggian dan kuantitas lahan terbangun tetap sama Ini terjadi dipinggiran kota dimanalahan masih lebih murah dan dekat jalan raya yang mengarah ke kota (dimana banyakkeramaian)

2 Perkembangan interstisial mengarah kedalam artinya daerah dan ketinggian bangunan-bangunan rata tetap sama sedangkan kuantitas lahan terbangun bertambah Ini seringterjadi dipusat kota dan antara pusat dan pinggir kota yang kawasannya sudah dibatasidan hanya dapat dipadatkan

3 Perkembangan vertikal mengarah keatas artinya daerah pembangunan dan kuantitaslahan terbangun tetap sama sedangkan ketinggian bangunan-bangunan bertambah Ini

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

biasa terjadi dipusat kota (dimana harga lahan mahal) dan dipusat-pusat perdaganganyang memiliki potensi ekonomi

Prasarana dan Sarana UmumPrasarana dan sarana umum berperan sebagai fasilitas yang dibutuhkan masyarakat

luas yang penyediaannya dilakukan secara serentak atau massal T ingkat pemenuhankebutuhan fasilitas tersebut menjadi ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat Penyediaanprasarana dan sarana umum tersebut antara lain mencakup jaringan jalan listrik air minumsaluran drainase dan jaringan telepon Fasilitas jalan baik yang menghubungkan kota itudengan kota lain atau daerah sekitarnya maupun jaringan jalan yang menghubungkan antarbagian kota memegang peranan yang sangat penting bagi kelancaran aktifitas penduduk danperkembangan kota itu sendiri serta sekaligus sebagai kerangka dasar yang membentukstruktur kota (Bintarto 1977)

Jaringan utilitas sebagai bagian utama dari prasarana dan sarana untuk kehidupanpokok sehari-hari seperti listrik air minum telepon dan drainase dibangun diatas dan dibawahtanah Jaringan tersebut biasanya mengikuti atau menumpang pada bentuk jaringan jalanSekali utilitas dibangun maka keberadaannya akan berlangsung lama dan akan menarikpenduduk untuk menempati dan membangun tanah yang memperoleh akses utilitas tersebut

Jalan merupakan ruang linier yang dibatasi oleh bangunan-bangunan (RapoportMoudon 1987) Untuk merancang jalan tersebut perlu dikenali fungsi utama dari jalan yangdirancang Jalan sebagai ruang umum utama kota mrupakan elemen yang sangat menentukanwajah kota Jalan merupakan linier urban space jika tertutup pada kedua sisinya ataumempunyai beberapa elemen dengan karakter yang mempersatukan seperti pohon-pohon ataubangunan-bangunan yang serupa

Air bersih merupakan kebutuhan vital setiap manusia sehingga ketersediaan air bersihmenentukan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup masyarakat Kebutuhan air bersihdiperkotaan perlu ditangani secara massal dalam bentuk penyediaan fasilitas jaringan pipa airminum Pengelola fasilitas ini umumnya dalam bentuk perusahaan daerah yang disebutPDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)

Wajah kota dapat dilihat dari pula dengan keberadaan saluran Bagi kebanyakan orangsaluran merupakan elemen kota yang dominan walaupun dengan bermacam-macamkepentingan menurut tingkat keakrabannya dengan suatu kota Saluran yang istimewa biasmenjadi ciri-ciri yang penting pada sejumlah jalan Konsentrasi dari suatu penggunaan danaktifitas yang spesial disepanjang jalan-jalan dapat memberinya keunggulan dalam benakseorang pengamat

Salah satu energi yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam bentuk layanan umum adalahfasilitas listrik Digunakan untuk penerangan energi rumah tangga dan sektor industriPelayanan prasarana energi secara massal mencakup penyediaan sumber energi ataupembangkit energi dan kegiatan distribusi pelayanan ke pelanggan mengikuti pola jaringanjalan Perencanaan penyediaan prasarana energi tersebut terkait dengan perhitungan sisikebutuhan Jumlah kebutuhan dalam dimensi waktu menunjukan fluktuasi harian mingguanbulanan atau musiman dengan tujuan agar dapat terlayani seluruh kebutuhan masyarakatsecara merata

Permukiman PengungsiKegiatan penanganan pengungsi meliputi upaya operasional yang bersifat

koordinatif dilaksanakan dalam bentuk kegiatan Sampai dengan saat ini secara garis besar

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

penanganan pengungsi di Dep Kimpraswil dilakukan dengan pendekatan penanganan sebagaiberikut 1 Kegiatan pembangunan perumahan dan permukiman dalam rangka penanganan

pengungsi yang dapat dilaksanankan dalam pola sisipan (infill) dan pola terkonsentrasi(massive) pada prinsipnya dapat dilaksanakan baik di daerah perkotaan maupun daerahperdesaan serta berprinsip ldquoequal treatmentrdquo termasuk bagi masyarakat setempat

2 Fasilitasi penanganan berupa pembangunan rumah yang dilengkapi dengan prasarana dansarana permukiman yang diperlukan meliputi penyediaan rumah sarana air bersihsarana lingkungan permukiman prasarana jalan dan prasarana tata pengairan (saluran)Bantuan fasilitasi pembangunan sarana dan prasarana bidang Kimpraswil tersebut padadasarnya merupakan program bantuan stimulan khususnya yang berupa bantuan bahanbangunan untuk perumahan

3 Pendekatan penanganan dilaksanakan dengan menerapkan konsep holistik sehinggadiperlukan dukungan koordinasi dan keterpaduan dalam penanganan oleh berbagaiinstansi yang terkait dengan kegiatan relokasi pengungsi termasuk khsususnya kesiapanPemerintah Daerah dalam menetapkan lokasi relokasi yang memenuhi persyaratankelayakan hunian (sosial ekonomi lingkungan) bagi relokasi pengungsi tersebut

4 Dalam penanganannya didasarkan kepada prinsip pembangunan yang bertumpu kepadamasyarakat (community based devlopment) pendekatan Tridaya yang mengacu kepadapemberdayaan masyarakat pengembangan usaha ekonomi produktif dan pendayagunaanprasarana dan sarana lingkungan hunian (permukiman) dalam mendukung kemandirianproduktivitas dan kemandirian serta pengembangan jati diri masyarakat sebagai satukesatuan konsep penanganan yang tidak terpisahkan

Struktur KotaPenggunaan tanah pada suatu kota umumnya berbentuk tertentu dan pola

perkembangannya dapat diestimasikan Keputusan-keputusan pembangunan kota biasanyaberkembang bebas tetapi diupayakan sesuai dengan perencanaan penggunaan tanah Motifpenggunaan ekonomi adalah motif yang utama dalam pembentukan struktur penggunaantanah suatu kota dengan timbulnya pusat-pusat bisnis yang strategis Selain motif bisnisterdapat pula motif polit ik bentuk fisik kota seperti topografi dan drainase

Meski struktur kota tampak tidak beraturan namun kalau dilihat secara seksamamemiliki keteraturan pola tertentu Bangunan-bangunan fisik membentuk zona-zona internkota Teori-teori struktur kota yang ada digunakan mengkaji bentuk-bentuk penggunaan lahanyang biasanya terdiri dari penggunaan tanah untuk perumahan bisnis industry pertanian danjasa Teori struktur kota antara lain yaitu teori konsentris teori sektoral dan teori inti ganda

Teori KonsentrisPenyusunnya adalah Burges pada tahun 1923 yang intinya adalah pembangunan

kota yang berkembang keluar dari daerah pusat kota yang polanya akan berbentuk lingkaranZona pertama adalah Kawasan Pusat Bisnis (KPB) yang dikelilingi daerah transisi

Dalam teori konsentris terdapat asumsi bahwa mobilitas fungsi-fungsi danpenduduk mempunyai intensitas yang sama dalam konfigurasi relief kota yang seragam Olehkarena pada kenyataannya terdapat faktor utama yang mempengaruhi mobilitas ini makadalam beberapa hal mesti akan terjadi distorsi model yang dipengaruhi mobilitas yaitu porostransportasi yang menghubungkan kawasan pusat bisnis dengan bagian luarnya

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

1

Gambar 2 Model Zona Konsentris (SumberSabari Yunus Struktur Tata Ruang Kota)

Bentuk Morfologi KotaSuatu kota selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu Perkembangan

dalam hal ini menyangkut berbagai aspek politik sosialbudaya teknologi ekonomi dan fisikKhusus mengenai aspek yang berkaitan langsung dengan penggunaan lahan kekotaan maupunpenggunaan lahan kedesaan adalah perkembangan fisik khususnya perubahan arealnyaBeberapa sumber mengemukakan bahwa tinjauan terhadap morfologi kota ditekankan padabentuk-bentuk fisikal yang antara lain tercermin pada sistim jalan-jalan yang ada blok-blokbangunan baik daerah hunian ataupun bukan (perdaganganindustry) dan juga bangunan-bangunan individual (Herbert 1973) Sementara itu Smailes (1955) sebelumnya telahmemperkenalkan 3 unsur morfologi kota yaitu

1 Unsur-unsur penggunaan lahan2 Pola-pola jalan3 T ipe-tipe bangunan

Pola Kota SatelitBerdasarkan pada kenampakan morfologi kotanya serta jenis perembetan areal

kekotaan yang ada Hudson (1970) (dalam Hadi Sabari Yunus) mengemukakan beberapaalternatif model bentuk-bentuk kota yang didasarkan atas sifat-sifat ldquoUrban Sprawlrdquo sertakemungkinan ldquo trendrdquo (kecenderungan ) perkembangan yang akan datang

Salah satu bentuk yang dikemukakan yaitu bentuk satelit dan pusat-pusat barudalam hal ini kota utama yang ada dengan kota-kota kecil disekitarnya (kota satelit) akandijalin hubungannya sedemikian rupa sehingga pertalian fungsional lebih efektif dan efisienKota satelit adalah kota kecil yang berada disekitar kota besar dimana kehidupan kotanyasangat ditentukan oleh keberadaan kota besar yang bersangkutan dalam arti ekonomiPeningkatan sarana prasarana transportasi dan komunikasi antara kota besar dan kota-kotasatelit maupun antar kota satelit harus ditingkatkan sedemikian rupa Pengembangan kota-kotasatelit ini dapat berfungsi sebagai penyerap mengalirnya arus urbanit yang sangat besar kekota utama dengan jalan meningkatkan fungsi-fungsi yang ada dikota-kota satelit sehinggamemperluas peluang lapangan kerja

Gambar 3 Pola Kota Satelit

54

32

ZONE 1 Kawasan Pusat BisnisZONE 2 Zona TransisiZONE 3 Zona PerumahanZONE 4 Zona Perumahan Menengah KeatasZONE 5 Zona Pinggiran Kota

Kota satelit

Kota bsar (pusat Kota)

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

III METO DETujuan dari penelit ian ini adalah untuk merumuskan model permukiman pengungsi

yang terintegrasi kedalam sistem permukiman Kota Bau-Bau dalam segi fisik perkembangankota data dan informasi yang diprlukan menggunakan penelit ian deskriptif kualitatif

Penelit ian deskriptif bertujuan untuk membuat pencandraan secara sistematis faktualdan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu singkatnyapenelit ian ini hanya ditujukan untuk mencari informasi aktual yang secara detail mencandragejala yang ada

Teknik analisa yang digunakan adalah analisa tipologi-morfologi (Loeckx danOcharoen1984) Kegiatan utama yang dilakukan dalam proses analisa ini adalah1 Untuk menemukan adanya kestabilan dan atau perubahan dari hal-hal yang membentuk

satu tipe arsitektur2 Membuat diskripsi mengenai tipologi yang ditujukan oleh bagian artefak kota yaitu jalan

drainase dan ruang kota3 Mengidentifikasi struktur keterkaitan dan atau hubungan antara bagian-bagian dari kota4 Studi mengenai pembentukan dan dinamika dari tipe dan struktur obyek penelit ian

Selain itu digunakan pula analisa komparatif yaitu membandingkan antarapermukiman pengungsi dengan permukiman kota dalam aspek fisik permukiman berdasar ataspengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadipenyebab melalui data tertentu

IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Identifikasi permukiman Kota Bau-BauKondisi fisik wilayah Kota Bau-Bau secara umum memiliki karakteristik wilayah

pesisir Kota tumbuh pada dataran rendah di sepanjang pinggir pantai dengan limitasiperkembangan berupa kondisi topografi wilayah yang berbukit ke arah dalam Sedangkanpusat pelayanan saat ini masih memusat di kawasan pusat kegiatan dari berbagai tingkatanskala pelayanan Pertumbuhan ini cenderung membentuk satu pusat kota dan tiga sub pusatkota

Pola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau dapat diidentifikasi merupakan polakonsentris sesuai dengan teori Burgess Pada permukiman Kota Bau-Bau terdapat beberapazonasi kawasan dengan pola pemanfaatan aksesbilitas sistem pelayanan dan batasan yangcukup jelas Zona pertama adalah dominasi fungsi pusat perdagangan dan jasa meliputikawasan pusat perdagangan di sekitar Pelabuhan Murhum Zona kedua meliputi kawasanpendukung perdagangan di Betoambari bagian timur Zonasi ketiga merupakan wilayahtransisi meluas dari kawasan Betoambari bagian barat sampai pinggiran Kecamatan WolioZonasi keempat dengan ciri dominasi kegiatan perdesaan berupa kegiatan pertanian dalam artiluas

Beberapa perbedaan pokok struktur konsentris yang dibangun Burgess dengan kondisinyata Kota Bau-Bau adalah perbedaan homogenitas kota Burgess membangun asumsiberdasarkan luasan lahan yang relatif homogen sedangkan kondisi Kota Bau-Bau sangatheterogen ditinjau dari kelerengannya Demikian pula sistem transportasi yang terbentukKota Bau-Bau dibentuk dari sistem transportasi yang justru pada awal perkembangannyaadalah sistem transportasi laut Pada perkembangan selanjutnya barulah sistem transportasidarat menyusun struktur dan morfologi kota

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Berdasarkan pola pembentukannya jejak-jejak struktur dan morfologi kota masihterlihat bahwa pola konsentris terlihat jelas sebagai bentuk dasar kota dengan tiga ciriperbedaan Perbedaan-perbedaan tersebut adalah

o Pola konsentris hanya berbentuk setengah lingkaran Hal ini sebenarnya merupakanpengaruh sistem transportasi laut yang titik hentinya berupa tit ik Berbeda dengan sistemtransportasi darat yang pengaruhnya berupa linear

o Batasan-batasan alam berupa kelerengan sangat mempengaruhi struktur dan morfologikota

o Arah perkembangan kota mengikuti pola jalan dengan tarikan-tarikan batas sesuaidengan konsep waktu dan biaya (time and cost)

Gambar 4 Pola struktur Kota Bau-Bau

Struktur utama kota Bau-Bau dibentuk oleh tiga ruas jalan arteri dengan sumbuPelabuhan Murhum Ketiga ruas tersebut menghubungkan guna lahan yang berbeda sehinggamemiliki daya mekar kota yang berbeda pula Kecenderungan pertumbuhan kota saat inimembentuk kota satelit dengan mendorong pertumbuhan pusat-pusat baru melaluiperencanaan bagian wilayah kota Perkembangan kota cenderung mengarah ke kawasan yangmasih tersedia lahan yang murah dan mempunyai sarana jalan dan transportasi yangmendukung

Gambar 5 Struktur jalan Kota Bau-Bau

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Identifikasi Permukiman PengungsiPola permukiman yang dibangun oleh pemerintah dilingkungan Lamanaga

menggunakan pola jalan sistem grid dimana bagian-bagian perumahan dibagi dalam blok-blok persegi panjang dengan jalan-jalan yang paralel longitudinal dan transversal membentuksudut siku-siku

Dari gambaran diatas terlihat bahwa pola permukiman di Lingkungan Lamanagaberdasarkan pola jalan yang terbangun menggunakan sistem grid yaitu jalan lingkungan danjalan setapak yang menghubungkan daerah permukiman dengan daerah yang lain namunkondisi jalan kurang besar tidak sesuai dengan penggunaannya Jalan lingkungan berfungsiuntuk menghubungkan permukiman pengungsi dengan jalan poros provinsi yang berpolalinier dimana jalan tersebut menghubungkan kota Bau-Bau dengan Kota-kota satelit diKecamatan Sorawolio sedangkan jalan setapak adalah jalan yang menghubungkan perumahanpengungsi dengan jalan lingkungan

Gambar 6 Pola permukiman pengungsi

Gambar 7 Kondisi Permukiman pengungsi (sumber survei lapangan September 2009)

Hubungan keterkaitan antara permukiman pengungsi dengan permukiman kotadihubungkan oleh jaringan jalan arteri Bau-Bau menuju Pasarwajo (Kabupaten Buton) Saranaprasarana yang terbangun dilingkungan Lamanaga di manfaatkan pula oleh masyarakat kotamisalnya fasilitas pendidikan rumah ibadah

Integrasi permukiman Pengungsi kedalam sistem Permukiman KotaPerkembangan kota mengarah kedaerah-daerah pinggiran yang telah dikembangkan

sebagai pusat pertumbuhan baru Pola permukiman pengungsi berbentuk grid berada padakota bagian atas Permukiman pengungsi merupakan bagian dari permukiman kota Bau-Baudan terintegrasi melalui hubungan jaringan jalan yang berbentuk linear

Sistem pusat pelayanan Kota Bau-Bau terdiri dari satu pusat dan tiga sub pusatdengan pola pemanfaatan aksesbilitas sistem pelayanan Pusat pelayanan kota berada pada

BTN MED IBRATA

S LT P NE G 12

S DN

EG 2 P

ALAT

IGA

UT ARA

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

daerah dataran rendah Permukiman pengungsi sebagai sub pusat antara permukiman kotadengan daerah pertumbuhan baru kecamatan Sorawolio Pusat pelayanan permukimanpengungsi merupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasimelalui hubungan pelayanan sub pusat atas pusat kota

Pola jaringan jalan kota Bau-Bau merupakan sistem yang menghubungkan sistemjalan kota dan pinggiran kota Jaringan jalan yang terbentuk pada permukiman pengungsiberpola grid dan berada pada dataran tinggi yaitu kota bagian atas Jaringan jalan permukimanpengungsi merupakan bagian dari jaringan jalan kota dan terintegrasi dengan permukimankota melalui pola jalan linier

Pola jaringan air bersih Kota Bau-Bau dibentuk oleh sistem air bersih dari sungaiBau-Bau dan dari beberapa sumber mata air Sumber air bersih permukiman pengungsidiperoleh dari dari sungai Bau-Bau melalui sumber mata air wakonti sehingga Jaringan airbersih permukiman pengungsi terintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau

Sistem drainase Kota Bau-Bau bermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistemjaringan drainase permukiman pengungsi merupakan bagian dari sistem drainase kotamengikuti saluran sungai Bau-Bau dan Permukiman pengungsi terintegrasi denganpermukiman kota melalui hubungan jaringan drainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian daripermukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan program

Sistem jaringan listrik kota dibentuk oleh jaringan sutem dan sutet yang melayaniseluruh bagian kota dan permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Jadi Integrasipermukiman pengungsi kedalam permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrikmengikuti pola jaringan sutem dan menjadi satu kesatuan

V KESIMPULANPola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau dapat diidentifikasi merupakan pola

konsentris setengah lingkaran dan pola permukiman pusat Kota Bau-Bau berbentuk grid padadaerah datar dan berada dikota bagian bawah dan linear pada arah luar kota serta cenderungmembentuk kota satelit sedangkan pola permukiman pengungsi berbentuk grid dimanahubungan keduanya antara lain dihubungkan oleh jaringan jalan yang berbentuk linear

Pusat pelayanan berada pada pusat kota Bau-Bau mengarah pada satu pusat kota dandalam pusat kota terdiri dari tiga sub pusat kota Pusat pelayanan permukiman pengungsimerupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasi melaluihubungan pelayanan sub pusat atas pusat kotaPermukiman pengungsi sebagai sub pusat kotaantara daerah pertumbuhan baru di Kecamata Sorawolio dengan pusat Kota Bau-Bau

Sumber air bersih permukiman pengungsi diperoleh dari dari sungai Bau-Bau melaluisumber mata air wakonti dan merupakan Jaringan air kota sehingga permukiman pengungsiterintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau Sistem drainase Kota Bau-Baubermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistem jaringan drainase permukiman pengungsimerupakan bagian dari sistem drainase kota mengikuti saluran sungai Bau-Bau danPermukiman pengungsi terintegrasi dengan permukiman kota melalui hubungan jaringandrainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian dari

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

permukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan programSistem jaringan listrik permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Integrasi permukimanpengungsi kedalam sistem permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrik denganmengikuti pola jaringan sutem sehingga menjadi satu kesatuan

Model integrasi permukiman pengungsi kedalam sistem permukiman kota dalampenelitian ini adalah integrasi fisik dimana Faktor fisik berkaitan dengan wujud fisik kawasankota dan memiliki komponen-komponen spasial visual dan detail Kawasan kota yangterintegrasi dengan demikian adalah kawasan yang unsur-unsurnya secara fungsi terjalinsinergis

VI DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Bau-Bau (2007) Bau-Bau Dalam Angka BPS Kota Bau-BauBintarto 1983 Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya Jakarta Ghalia IndonesiaBudihardjoEko 1997 Tata Ruang Perkotaan Bandung Penerbit Alumni-------------------- 1999 Kota Berkelanjutan Bandung Penerbit AlumniBranch Melville(Dalam Wibisono Bambang H 1995) Perencanaan Kota Komprehensif

Bandung Penerbit Gajah Mada University PressDaldjoeniN 2003 Geografi Kota dan Desa Bandung Penerbit AlumniDarjosanjoto Endang TS 2006 Penelit ian Arsitektur diBidang Perumahan dan

Permukiman Surabaya ITS pressDinas Pekerjaan Umum Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Program Investasi Jangka

Menengah Dinas PU Kota Bau-BauDinas Tata Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bau-Bau Dinas

Tata Kota Bau-BauDirektorat Jenderal Perumahan dan Permukiman (2002) Departemen Permukiman dan

Prasarana Wilayah JakartaKantor Menteri Negara Lingkungan Hidup 1997 Agenda 21 IndonesiaKantor Menteri Negara Perumahan Rakyat 1997 Perumahan Rakyat Untuk Kesejahteraan

dan Pemerataan Jakarta Penerbit PropertiKeputusan Sekretaris Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Dan Penanganan

Pegungsi Nomor 2 tahun 2001 Tentang Pedoman Umum Penanggulangan Bencanadan Penanganan Pengungsi

Koestoer Raldi H dkk 2001 Dimensi Keruangan Kota Jakarta Penerbit UniversitasIndonesia Press

Lynch Kevin Good City form MIT Press-Cambridge 1981 514 hlmRapoportAmos 1977 Human Aspect In Urban Design Toronto Pergamon UniversitySabari Yunushadi 2000 Struktur Tata Ruang Kota Yogyakarta Penerbit Pustaka PelajarSantosoHappy Ratna dkk 2006 Pedoman Penyusunan Tesis Institut Teknologi Sepuluh

Nopember Surabaya Program PascasarjanaSastra M Suparno 2006 Perencanaan dan Pengembangan Perumahan Yogyakarta Penerbit

AndiSadyohutomo Mulyono 2008 Manajemen Kota dan Wilayah Jakarta Penerbit Bumi

AksaraSujarto Djoko 1998 Pengantar Planologi Bandung Penerbit ITB

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Trancik Roger Finding Lost Space Theories of urban design Van NostrandReinholdCompany New York 1986 246 hlm

Turner John FC 1976 Housing By People Pantheos ndash New York USAWibowo Rudi 2004 Konsep Teori dan Landasan Analisis Wilayah Malang Penerbit

Bayumedia PublishingYudohusodo Siswono (1991) Rumah Untuk Seluruh Rakyat INKOPOL Unit Bharakerta

JakartaYuliastuti Nany Perumahan dan Permukiman Artikel Jurusan PWK Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro SemarangZahndMarkus 1999 Perancangan Kota secara Terpadu Semarang Penerbit

KanisiusSoegijapranata University Press

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Paper Seminar Nasional

MODEL INTEGRASI PERMUKIMAN PENGUNGSIKEDALAM SISTEM PERMUKIMAN KOTA

Mahasiswa MuhIrsyad CahyadiNrp 32 08 201 822

JURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA2010

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

biasa terjadi dipusat kota (dimana harga lahan mahal) dan dipusat-pusat perdaganganyang memiliki potensi ekonomi

Prasarana dan Sarana UmumPrasarana dan sarana umum berperan sebagai fasilitas yang dibutuhkan masyarakat

luas yang penyediaannya dilakukan secara serentak atau massal T ingkat pemenuhankebutuhan fasilitas tersebut menjadi ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat Penyediaanprasarana dan sarana umum tersebut antara lain mencakup jaringan jalan listrik air minumsaluran drainase dan jaringan telepon Fasilitas jalan baik yang menghubungkan kota itudengan kota lain atau daerah sekitarnya maupun jaringan jalan yang menghubungkan antarbagian kota memegang peranan yang sangat penting bagi kelancaran aktifitas penduduk danperkembangan kota itu sendiri serta sekaligus sebagai kerangka dasar yang membentukstruktur kota (Bintarto 1977)

Jaringan utilitas sebagai bagian utama dari prasarana dan sarana untuk kehidupanpokok sehari-hari seperti listrik air minum telepon dan drainase dibangun diatas dan dibawahtanah Jaringan tersebut biasanya mengikuti atau menumpang pada bentuk jaringan jalanSekali utilitas dibangun maka keberadaannya akan berlangsung lama dan akan menarikpenduduk untuk menempati dan membangun tanah yang memperoleh akses utilitas tersebut

Jalan merupakan ruang linier yang dibatasi oleh bangunan-bangunan (RapoportMoudon 1987) Untuk merancang jalan tersebut perlu dikenali fungsi utama dari jalan yangdirancang Jalan sebagai ruang umum utama kota mrupakan elemen yang sangat menentukanwajah kota Jalan merupakan linier urban space jika tertutup pada kedua sisinya ataumempunyai beberapa elemen dengan karakter yang mempersatukan seperti pohon-pohon ataubangunan-bangunan yang serupa

Air bersih merupakan kebutuhan vital setiap manusia sehingga ketersediaan air bersihmenentukan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup masyarakat Kebutuhan air bersihdiperkotaan perlu ditangani secara massal dalam bentuk penyediaan fasilitas jaringan pipa airminum Pengelola fasilitas ini umumnya dalam bentuk perusahaan daerah yang disebutPDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)

Wajah kota dapat dilihat dari pula dengan keberadaan saluran Bagi kebanyakan orangsaluran merupakan elemen kota yang dominan walaupun dengan bermacam-macamkepentingan menurut tingkat keakrabannya dengan suatu kota Saluran yang istimewa biasmenjadi ciri-ciri yang penting pada sejumlah jalan Konsentrasi dari suatu penggunaan danaktifitas yang spesial disepanjang jalan-jalan dapat memberinya keunggulan dalam benakseorang pengamat

Salah satu energi yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam bentuk layanan umum adalahfasilitas listrik Digunakan untuk penerangan energi rumah tangga dan sektor industriPelayanan prasarana energi secara massal mencakup penyediaan sumber energi ataupembangkit energi dan kegiatan distribusi pelayanan ke pelanggan mengikuti pola jaringanjalan Perencanaan penyediaan prasarana energi tersebut terkait dengan perhitungan sisikebutuhan Jumlah kebutuhan dalam dimensi waktu menunjukan fluktuasi harian mingguanbulanan atau musiman dengan tujuan agar dapat terlayani seluruh kebutuhan masyarakatsecara merata

Permukiman PengungsiKegiatan penanganan pengungsi meliputi upaya operasional yang bersifat

koordinatif dilaksanakan dalam bentuk kegiatan Sampai dengan saat ini secara garis besar

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

penanganan pengungsi di Dep Kimpraswil dilakukan dengan pendekatan penanganan sebagaiberikut 1 Kegiatan pembangunan perumahan dan permukiman dalam rangka penanganan

pengungsi yang dapat dilaksanankan dalam pola sisipan (infill) dan pola terkonsentrasi(massive) pada prinsipnya dapat dilaksanakan baik di daerah perkotaan maupun daerahperdesaan serta berprinsip ldquoequal treatmentrdquo termasuk bagi masyarakat setempat

2 Fasilitasi penanganan berupa pembangunan rumah yang dilengkapi dengan prasarana dansarana permukiman yang diperlukan meliputi penyediaan rumah sarana air bersihsarana lingkungan permukiman prasarana jalan dan prasarana tata pengairan (saluran)Bantuan fasilitasi pembangunan sarana dan prasarana bidang Kimpraswil tersebut padadasarnya merupakan program bantuan stimulan khususnya yang berupa bantuan bahanbangunan untuk perumahan

3 Pendekatan penanganan dilaksanakan dengan menerapkan konsep holistik sehinggadiperlukan dukungan koordinasi dan keterpaduan dalam penanganan oleh berbagaiinstansi yang terkait dengan kegiatan relokasi pengungsi termasuk khsususnya kesiapanPemerintah Daerah dalam menetapkan lokasi relokasi yang memenuhi persyaratankelayakan hunian (sosial ekonomi lingkungan) bagi relokasi pengungsi tersebut

4 Dalam penanganannya didasarkan kepada prinsip pembangunan yang bertumpu kepadamasyarakat (community based devlopment) pendekatan Tridaya yang mengacu kepadapemberdayaan masyarakat pengembangan usaha ekonomi produktif dan pendayagunaanprasarana dan sarana lingkungan hunian (permukiman) dalam mendukung kemandirianproduktivitas dan kemandirian serta pengembangan jati diri masyarakat sebagai satukesatuan konsep penanganan yang tidak terpisahkan

Struktur KotaPenggunaan tanah pada suatu kota umumnya berbentuk tertentu dan pola

perkembangannya dapat diestimasikan Keputusan-keputusan pembangunan kota biasanyaberkembang bebas tetapi diupayakan sesuai dengan perencanaan penggunaan tanah Motifpenggunaan ekonomi adalah motif yang utama dalam pembentukan struktur penggunaantanah suatu kota dengan timbulnya pusat-pusat bisnis yang strategis Selain motif bisnisterdapat pula motif polit ik bentuk fisik kota seperti topografi dan drainase

Meski struktur kota tampak tidak beraturan namun kalau dilihat secara seksamamemiliki keteraturan pola tertentu Bangunan-bangunan fisik membentuk zona-zona internkota Teori-teori struktur kota yang ada digunakan mengkaji bentuk-bentuk penggunaan lahanyang biasanya terdiri dari penggunaan tanah untuk perumahan bisnis industry pertanian danjasa Teori struktur kota antara lain yaitu teori konsentris teori sektoral dan teori inti ganda

Teori KonsentrisPenyusunnya adalah Burges pada tahun 1923 yang intinya adalah pembangunan

kota yang berkembang keluar dari daerah pusat kota yang polanya akan berbentuk lingkaranZona pertama adalah Kawasan Pusat Bisnis (KPB) yang dikelilingi daerah transisi

Dalam teori konsentris terdapat asumsi bahwa mobilitas fungsi-fungsi danpenduduk mempunyai intensitas yang sama dalam konfigurasi relief kota yang seragam Olehkarena pada kenyataannya terdapat faktor utama yang mempengaruhi mobilitas ini makadalam beberapa hal mesti akan terjadi distorsi model yang dipengaruhi mobilitas yaitu porostransportasi yang menghubungkan kawasan pusat bisnis dengan bagian luarnya

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

1

Gambar 2 Model Zona Konsentris (SumberSabari Yunus Struktur Tata Ruang Kota)

Bentuk Morfologi KotaSuatu kota selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu Perkembangan

dalam hal ini menyangkut berbagai aspek politik sosialbudaya teknologi ekonomi dan fisikKhusus mengenai aspek yang berkaitan langsung dengan penggunaan lahan kekotaan maupunpenggunaan lahan kedesaan adalah perkembangan fisik khususnya perubahan arealnyaBeberapa sumber mengemukakan bahwa tinjauan terhadap morfologi kota ditekankan padabentuk-bentuk fisikal yang antara lain tercermin pada sistim jalan-jalan yang ada blok-blokbangunan baik daerah hunian ataupun bukan (perdaganganindustry) dan juga bangunan-bangunan individual (Herbert 1973) Sementara itu Smailes (1955) sebelumnya telahmemperkenalkan 3 unsur morfologi kota yaitu

1 Unsur-unsur penggunaan lahan2 Pola-pola jalan3 T ipe-tipe bangunan

Pola Kota SatelitBerdasarkan pada kenampakan morfologi kotanya serta jenis perembetan areal

kekotaan yang ada Hudson (1970) (dalam Hadi Sabari Yunus) mengemukakan beberapaalternatif model bentuk-bentuk kota yang didasarkan atas sifat-sifat ldquoUrban Sprawlrdquo sertakemungkinan ldquo trendrdquo (kecenderungan ) perkembangan yang akan datang

Salah satu bentuk yang dikemukakan yaitu bentuk satelit dan pusat-pusat barudalam hal ini kota utama yang ada dengan kota-kota kecil disekitarnya (kota satelit) akandijalin hubungannya sedemikian rupa sehingga pertalian fungsional lebih efektif dan efisienKota satelit adalah kota kecil yang berada disekitar kota besar dimana kehidupan kotanyasangat ditentukan oleh keberadaan kota besar yang bersangkutan dalam arti ekonomiPeningkatan sarana prasarana transportasi dan komunikasi antara kota besar dan kota-kotasatelit maupun antar kota satelit harus ditingkatkan sedemikian rupa Pengembangan kota-kotasatelit ini dapat berfungsi sebagai penyerap mengalirnya arus urbanit yang sangat besar kekota utama dengan jalan meningkatkan fungsi-fungsi yang ada dikota-kota satelit sehinggamemperluas peluang lapangan kerja

Gambar 3 Pola Kota Satelit

54

32

ZONE 1 Kawasan Pusat BisnisZONE 2 Zona TransisiZONE 3 Zona PerumahanZONE 4 Zona Perumahan Menengah KeatasZONE 5 Zona Pinggiran Kota

Kota satelit

Kota bsar (pusat Kota)

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

III METO DETujuan dari penelit ian ini adalah untuk merumuskan model permukiman pengungsi

yang terintegrasi kedalam sistem permukiman Kota Bau-Bau dalam segi fisik perkembangankota data dan informasi yang diprlukan menggunakan penelit ian deskriptif kualitatif

Penelit ian deskriptif bertujuan untuk membuat pencandraan secara sistematis faktualdan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu singkatnyapenelit ian ini hanya ditujukan untuk mencari informasi aktual yang secara detail mencandragejala yang ada

Teknik analisa yang digunakan adalah analisa tipologi-morfologi (Loeckx danOcharoen1984) Kegiatan utama yang dilakukan dalam proses analisa ini adalah1 Untuk menemukan adanya kestabilan dan atau perubahan dari hal-hal yang membentuk

satu tipe arsitektur2 Membuat diskripsi mengenai tipologi yang ditujukan oleh bagian artefak kota yaitu jalan

drainase dan ruang kota3 Mengidentifikasi struktur keterkaitan dan atau hubungan antara bagian-bagian dari kota4 Studi mengenai pembentukan dan dinamika dari tipe dan struktur obyek penelit ian

Selain itu digunakan pula analisa komparatif yaitu membandingkan antarapermukiman pengungsi dengan permukiman kota dalam aspek fisik permukiman berdasar ataspengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadipenyebab melalui data tertentu

IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Identifikasi permukiman Kota Bau-BauKondisi fisik wilayah Kota Bau-Bau secara umum memiliki karakteristik wilayah

pesisir Kota tumbuh pada dataran rendah di sepanjang pinggir pantai dengan limitasiperkembangan berupa kondisi topografi wilayah yang berbukit ke arah dalam Sedangkanpusat pelayanan saat ini masih memusat di kawasan pusat kegiatan dari berbagai tingkatanskala pelayanan Pertumbuhan ini cenderung membentuk satu pusat kota dan tiga sub pusatkota

Pola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau dapat diidentifikasi merupakan polakonsentris sesuai dengan teori Burgess Pada permukiman Kota Bau-Bau terdapat beberapazonasi kawasan dengan pola pemanfaatan aksesbilitas sistem pelayanan dan batasan yangcukup jelas Zona pertama adalah dominasi fungsi pusat perdagangan dan jasa meliputikawasan pusat perdagangan di sekitar Pelabuhan Murhum Zona kedua meliputi kawasanpendukung perdagangan di Betoambari bagian timur Zonasi ketiga merupakan wilayahtransisi meluas dari kawasan Betoambari bagian barat sampai pinggiran Kecamatan WolioZonasi keempat dengan ciri dominasi kegiatan perdesaan berupa kegiatan pertanian dalam artiluas

Beberapa perbedaan pokok struktur konsentris yang dibangun Burgess dengan kondisinyata Kota Bau-Bau adalah perbedaan homogenitas kota Burgess membangun asumsiberdasarkan luasan lahan yang relatif homogen sedangkan kondisi Kota Bau-Bau sangatheterogen ditinjau dari kelerengannya Demikian pula sistem transportasi yang terbentukKota Bau-Bau dibentuk dari sistem transportasi yang justru pada awal perkembangannyaadalah sistem transportasi laut Pada perkembangan selanjutnya barulah sistem transportasidarat menyusun struktur dan morfologi kota

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Berdasarkan pola pembentukannya jejak-jejak struktur dan morfologi kota masihterlihat bahwa pola konsentris terlihat jelas sebagai bentuk dasar kota dengan tiga ciriperbedaan Perbedaan-perbedaan tersebut adalah

o Pola konsentris hanya berbentuk setengah lingkaran Hal ini sebenarnya merupakanpengaruh sistem transportasi laut yang titik hentinya berupa tit ik Berbeda dengan sistemtransportasi darat yang pengaruhnya berupa linear

o Batasan-batasan alam berupa kelerengan sangat mempengaruhi struktur dan morfologikota

o Arah perkembangan kota mengikuti pola jalan dengan tarikan-tarikan batas sesuaidengan konsep waktu dan biaya (time and cost)

Gambar 4 Pola struktur Kota Bau-Bau

Struktur utama kota Bau-Bau dibentuk oleh tiga ruas jalan arteri dengan sumbuPelabuhan Murhum Ketiga ruas tersebut menghubungkan guna lahan yang berbeda sehinggamemiliki daya mekar kota yang berbeda pula Kecenderungan pertumbuhan kota saat inimembentuk kota satelit dengan mendorong pertumbuhan pusat-pusat baru melaluiperencanaan bagian wilayah kota Perkembangan kota cenderung mengarah ke kawasan yangmasih tersedia lahan yang murah dan mempunyai sarana jalan dan transportasi yangmendukung

Gambar 5 Struktur jalan Kota Bau-Bau

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Identifikasi Permukiman PengungsiPola permukiman yang dibangun oleh pemerintah dilingkungan Lamanaga

menggunakan pola jalan sistem grid dimana bagian-bagian perumahan dibagi dalam blok-blok persegi panjang dengan jalan-jalan yang paralel longitudinal dan transversal membentuksudut siku-siku

Dari gambaran diatas terlihat bahwa pola permukiman di Lingkungan Lamanagaberdasarkan pola jalan yang terbangun menggunakan sistem grid yaitu jalan lingkungan danjalan setapak yang menghubungkan daerah permukiman dengan daerah yang lain namunkondisi jalan kurang besar tidak sesuai dengan penggunaannya Jalan lingkungan berfungsiuntuk menghubungkan permukiman pengungsi dengan jalan poros provinsi yang berpolalinier dimana jalan tersebut menghubungkan kota Bau-Bau dengan Kota-kota satelit diKecamatan Sorawolio sedangkan jalan setapak adalah jalan yang menghubungkan perumahanpengungsi dengan jalan lingkungan

Gambar 6 Pola permukiman pengungsi

Gambar 7 Kondisi Permukiman pengungsi (sumber survei lapangan September 2009)

Hubungan keterkaitan antara permukiman pengungsi dengan permukiman kotadihubungkan oleh jaringan jalan arteri Bau-Bau menuju Pasarwajo (Kabupaten Buton) Saranaprasarana yang terbangun dilingkungan Lamanaga di manfaatkan pula oleh masyarakat kotamisalnya fasilitas pendidikan rumah ibadah

Integrasi permukiman Pengungsi kedalam sistem Permukiman KotaPerkembangan kota mengarah kedaerah-daerah pinggiran yang telah dikembangkan

sebagai pusat pertumbuhan baru Pola permukiman pengungsi berbentuk grid berada padakota bagian atas Permukiman pengungsi merupakan bagian dari permukiman kota Bau-Baudan terintegrasi melalui hubungan jaringan jalan yang berbentuk linear

Sistem pusat pelayanan Kota Bau-Bau terdiri dari satu pusat dan tiga sub pusatdengan pola pemanfaatan aksesbilitas sistem pelayanan Pusat pelayanan kota berada pada

BTN MED IBRATA

S LT P NE G 12

S DN

EG 2 P

ALAT

IGA

UT ARA

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

daerah dataran rendah Permukiman pengungsi sebagai sub pusat antara permukiman kotadengan daerah pertumbuhan baru kecamatan Sorawolio Pusat pelayanan permukimanpengungsi merupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasimelalui hubungan pelayanan sub pusat atas pusat kota

Pola jaringan jalan kota Bau-Bau merupakan sistem yang menghubungkan sistemjalan kota dan pinggiran kota Jaringan jalan yang terbentuk pada permukiman pengungsiberpola grid dan berada pada dataran tinggi yaitu kota bagian atas Jaringan jalan permukimanpengungsi merupakan bagian dari jaringan jalan kota dan terintegrasi dengan permukimankota melalui pola jalan linier

Pola jaringan air bersih Kota Bau-Bau dibentuk oleh sistem air bersih dari sungaiBau-Bau dan dari beberapa sumber mata air Sumber air bersih permukiman pengungsidiperoleh dari dari sungai Bau-Bau melalui sumber mata air wakonti sehingga Jaringan airbersih permukiman pengungsi terintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau

Sistem drainase Kota Bau-Bau bermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistemjaringan drainase permukiman pengungsi merupakan bagian dari sistem drainase kotamengikuti saluran sungai Bau-Bau dan Permukiman pengungsi terintegrasi denganpermukiman kota melalui hubungan jaringan drainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian daripermukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan program

Sistem jaringan listrik kota dibentuk oleh jaringan sutem dan sutet yang melayaniseluruh bagian kota dan permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Jadi Integrasipermukiman pengungsi kedalam permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrikmengikuti pola jaringan sutem dan menjadi satu kesatuan

V KESIMPULANPola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau dapat diidentifikasi merupakan pola

konsentris setengah lingkaran dan pola permukiman pusat Kota Bau-Bau berbentuk grid padadaerah datar dan berada dikota bagian bawah dan linear pada arah luar kota serta cenderungmembentuk kota satelit sedangkan pola permukiman pengungsi berbentuk grid dimanahubungan keduanya antara lain dihubungkan oleh jaringan jalan yang berbentuk linear

Pusat pelayanan berada pada pusat kota Bau-Bau mengarah pada satu pusat kota dandalam pusat kota terdiri dari tiga sub pusat kota Pusat pelayanan permukiman pengungsimerupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasi melaluihubungan pelayanan sub pusat atas pusat kotaPermukiman pengungsi sebagai sub pusat kotaantara daerah pertumbuhan baru di Kecamata Sorawolio dengan pusat Kota Bau-Bau

Sumber air bersih permukiman pengungsi diperoleh dari dari sungai Bau-Bau melaluisumber mata air wakonti dan merupakan Jaringan air kota sehingga permukiman pengungsiterintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau Sistem drainase Kota Bau-Baubermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistem jaringan drainase permukiman pengungsimerupakan bagian dari sistem drainase kota mengikuti saluran sungai Bau-Bau danPermukiman pengungsi terintegrasi dengan permukiman kota melalui hubungan jaringandrainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian dari

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

permukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan programSistem jaringan listrik permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Integrasi permukimanpengungsi kedalam sistem permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrik denganmengikuti pola jaringan sutem sehingga menjadi satu kesatuan

Model integrasi permukiman pengungsi kedalam sistem permukiman kota dalampenelitian ini adalah integrasi fisik dimana Faktor fisik berkaitan dengan wujud fisik kawasankota dan memiliki komponen-komponen spasial visual dan detail Kawasan kota yangterintegrasi dengan demikian adalah kawasan yang unsur-unsurnya secara fungsi terjalinsinergis

VI DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Bau-Bau (2007) Bau-Bau Dalam Angka BPS Kota Bau-BauBintarto 1983 Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya Jakarta Ghalia IndonesiaBudihardjoEko 1997 Tata Ruang Perkotaan Bandung Penerbit Alumni-------------------- 1999 Kota Berkelanjutan Bandung Penerbit AlumniBranch Melville(Dalam Wibisono Bambang H 1995) Perencanaan Kota Komprehensif

Bandung Penerbit Gajah Mada University PressDaldjoeniN 2003 Geografi Kota dan Desa Bandung Penerbit AlumniDarjosanjoto Endang TS 2006 Penelit ian Arsitektur diBidang Perumahan dan

Permukiman Surabaya ITS pressDinas Pekerjaan Umum Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Program Investasi Jangka

Menengah Dinas PU Kota Bau-BauDinas Tata Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bau-Bau Dinas

Tata Kota Bau-BauDirektorat Jenderal Perumahan dan Permukiman (2002) Departemen Permukiman dan

Prasarana Wilayah JakartaKantor Menteri Negara Lingkungan Hidup 1997 Agenda 21 IndonesiaKantor Menteri Negara Perumahan Rakyat 1997 Perumahan Rakyat Untuk Kesejahteraan

dan Pemerataan Jakarta Penerbit PropertiKeputusan Sekretaris Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Dan Penanganan

Pegungsi Nomor 2 tahun 2001 Tentang Pedoman Umum Penanggulangan Bencanadan Penanganan Pengungsi

Koestoer Raldi H dkk 2001 Dimensi Keruangan Kota Jakarta Penerbit UniversitasIndonesia Press

Lynch Kevin Good City form MIT Press-Cambridge 1981 514 hlmRapoportAmos 1977 Human Aspect In Urban Design Toronto Pergamon UniversitySabari Yunushadi 2000 Struktur Tata Ruang Kota Yogyakarta Penerbit Pustaka PelajarSantosoHappy Ratna dkk 2006 Pedoman Penyusunan Tesis Institut Teknologi Sepuluh

Nopember Surabaya Program PascasarjanaSastra M Suparno 2006 Perencanaan dan Pengembangan Perumahan Yogyakarta Penerbit

AndiSadyohutomo Mulyono 2008 Manajemen Kota dan Wilayah Jakarta Penerbit Bumi

AksaraSujarto Djoko 1998 Pengantar Planologi Bandung Penerbit ITB

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Trancik Roger Finding Lost Space Theories of urban design Van NostrandReinholdCompany New York 1986 246 hlm

Turner John FC 1976 Housing By People Pantheos ndash New York USAWibowo Rudi 2004 Konsep Teori dan Landasan Analisis Wilayah Malang Penerbit

Bayumedia PublishingYudohusodo Siswono (1991) Rumah Untuk Seluruh Rakyat INKOPOL Unit Bharakerta

JakartaYuliastuti Nany Perumahan dan Permukiman Artikel Jurusan PWK Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro SemarangZahndMarkus 1999 Perancangan Kota secara Terpadu Semarang Penerbit

KanisiusSoegijapranata University Press

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Paper Seminar Nasional

MODEL INTEGRASI PERMUKIMAN PENGUNGSIKEDALAM SISTEM PERMUKIMAN KOTA

Mahasiswa MuhIrsyad CahyadiNrp 32 08 201 822

JURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA2010

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

penanganan pengungsi di Dep Kimpraswil dilakukan dengan pendekatan penanganan sebagaiberikut 1 Kegiatan pembangunan perumahan dan permukiman dalam rangka penanganan

pengungsi yang dapat dilaksanankan dalam pola sisipan (infill) dan pola terkonsentrasi(massive) pada prinsipnya dapat dilaksanakan baik di daerah perkotaan maupun daerahperdesaan serta berprinsip ldquoequal treatmentrdquo termasuk bagi masyarakat setempat

2 Fasilitasi penanganan berupa pembangunan rumah yang dilengkapi dengan prasarana dansarana permukiman yang diperlukan meliputi penyediaan rumah sarana air bersihsarana lingkungan permukiman prasarana jalan dan prasarana tata pengairan (saluran)Bantuan fasilitasi pembangunan sarana dan prasarana bidang Kimpraswil tersebut padadasarnya merupakan program bantuan stimulan khususnya yang berupa bantuan bahanbangunan untuk perumahan

3 Pendekatan penanganan dilaksanakan dengan menerapkan konsep holistik sehinggadiperlukan dukungan koordinasi dan keterpaduan dalam penanganan oleh berbagaiinstansi yang terkait dengan kegiatan relokasi pengungsi termasuk khsususnya kesiapanPemerintah Daerah dalam menetapkan lokasi relokasi yang memenuhi persyaratankelayakan hunian (sosial ekonomi lingkungan) bagi relokasi pengungsi tersebut

4 Dalam penanganannya didasarkan kepada prinsip pembangunan yang bertumpu kepadamasyarakat (community based devlopment) pendekatan Tridaya yang mengacu kepadapemberdayaan masyarakat pengembangan usaha ekonomi produktif dan pendayagunaanprasarana dan sarana lingkungan hunian (permukiman) dalam mendukung kemandirianproduktivitas dan kemandirian serta pengembangan jati diri masyarakat sebagai satukesatuan konsep penanganan yang tidak terpisahkan

Struktur KotaPenggunaan tanah pada suatu kota umumnya berbentuk tertentu dan pola

perkembangannya dapat diestimasikan Keputusan-keputusan pembangunan kota biasanyaberkembang bebas tetapi diupayakan sesuai dengan perencanaan penggunaan tanah Motifpenggunaan ekonomi adalah motif yang utama dalam pembentukan struktur penggunaantanah suatu kota dengan timbulnya pusat-pusat bisnis yang strategis Selain motif bisnisterdapat pula motif polit ik bentuk fisik kota seperti topografi dan drainase

Meski struktur kota tampak tidak beraturan namun kalau dilihat secara seksamamemiliki keteraturan pola tertentu Bangunan-bangunan fisik membentuk zona-zona internkota Teori-teori struktur kota yang ada digunakan mengkaji bentuk-bentuk penggunaan lahanyang biasanya terdiri dari penggunaan tanah untuk perumahan bisnis industry pertanian danjasa Teori struktur kota antara lain yaitu teori konsentris teori sektoral dan teori inti ganda

Teori KonsentrisPenyusunnya adalah Burges pada tahun 1923 yang intinya adalah pembangunan

kota yang berkembang keluar dari daerah pusat kota yang polanya akan berbentuk lingkaranZona pertama adalah Kawasan Pusat Bisnis (KPB) yang dikelilingi daerah transisi

Dalam teori konsentris terdapat asumsi bahwa mobilitas fungsi-fungsi danpenduduk mempunyai intensitas yang sama dalam konfigurasi relief kota yang seragam Olehkarena pada kenyataannya terdapat faktor utama yang mempengaruhi mobilitas ini makadalam beberapa hal mesti akan terjadi distorsi model yang dipengaruhi mobilitas yaitu porostransportasi yang menghubungkan kawasan pusat bisnis dengan bagian luarnya

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

1

Gambar 2 Model Zona Konsentris (SumberSabari Yunus Struktur Tata Ruang Kota)

Bentuk Morfologi KotaSuatu kota selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu Perkembangan

dalam hal ini menyangkut berbagai aspek politik sosialbudaya teknologi ekonomi dan fisikKhusus mengenai aspek yang berkaitan langsung dengan penggunaan lahan kekotaan maupunpenggunaan lahan kedesaan adalah perkembangan fisik khususnya perubahan arealnyaBeberapa sumber mengemukakan bahwa tinjauan terhadap morfologi kota ditekankan padabentuk-bentuk fisikal yang antara lain tercermin pada sistim jalan-jalan yang ada blok-blokbangunan baik daerah hunian ataupun bukan (perdaganganindustry) dan juga bangunan-bangunan individual (Herbert 1973) Sementara itu Smailes (1955) sebelumnya telahmemperkenalkan 3 unsur morfologi kota yaitu

1 Unsur-unsur penggunaan lahan2 Pola-pola jalan3 T ipe-tipe bangunan

Pola Kota SatelitBerdasarkan pada kenampakan morfologi kotanya serta jenis perembetan areal

kekotaan yang ada Hudson (1970) (dalam Hadi Sabari Yunus) mengemukakan beberapaalternatif model bentuk-bentuk kota yang didasarkan atas sifat-sifat ldquoUrban Sprawlrdquo sertakemungkinan ldquo trendrdquo (kecenderungan ) perkembangan yang akan datang

Salah satu bentuk yang dikemukakan yaitu bentuk satelit dan pusat-pusat barudalam hal ini kota utama yang ada dengan kota-kota kecil disekitarnya (kota satelit) akandijalin hubungannya sedemikian rupa sehingga pertalian fungsional lebih efektif dan efisienKota satelit adalah kota kecil yang berada disekitar kota besar dimana kehidupan kotanyasangat ditentukan oleh keberadaan kota besar yang bersangkutan dalam arti ekonomiPeningkatan sarana prasarana transportasi dan komunikasi antara kota besar dan kota-kotasatelit maupun antar kota satelit harus ditingkatkan sedemikian rupa Pengembangan kota-kotasatelit ini dapat berfungsi sebagai penyerap mengalirnya arus urbanit yang sangat besar kekota utama dengan jalan meningkatkan fungsi-fungsi yang ada dikota-kota satelit sehinggamemperluas peluang lapangan kerja

Gambar 3 Pola Kota Satelit

54

32

ZONE 1 Kawasan Pusat BisnisZONE 2 Zona TransisiZONE 3 Zona PerumahanZONE 4 Zona Perumahan Menengah KeatasZONE 5 Zona Pinggiran Kota

Kota satelit

Kota bsar (pusat Kota)

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

III METO DETujuan dari penelit ian ini adalah untuk merumuskan model permukiman pengungsi

yang terintegrasi kedalam sistem permukiman Kota Bau-Bau dalam segi fisik perkembangankota data dan informasi yang diprlukan menggunakan penelit ian deskriptif kualitatif

Penelit ian deskriptif bertujuan untuk membuat pencandraan secara sistematis faktualdan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu singkatnyapenelit ian ini hanya ditujukan untuk mencari informasi aktual yang secara detail mencandragejala yang ada

Teknik analisa yang digunakan adalah analisa tipologi-morfologi (Loeckx danOcharoen1984) Kegiatan utama yang dilakukan dalam proses analisa ini adalah1 Untuk menemukan adanya kestabilan dan atau perubahan dari hal-hal yang membentuk

satu tipe arsitektur2 Membuat diskripsi mengenai tipologi yang ditujukan oleh bagian artefak kota yaitu jalan

drainase dan ruang kota3 Mengidentifikasi struktur keterkaitan dan atau hubungan antara bagian-bagian dari kota4 Studi mengenai pembentukan dan dinamika dari tipe dan struktur obyek penelit ian

Selain itu digunakan pula analisa komparatif yaitu membandingkan antarapermukiman pengungsi dengan permukiman kota dalam aspek fisik permukiman berdasar ataspengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadipenyebab melalui data tertentu

IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Identifikasi permukiman Kota Bau-BauKondisi fisik wilayah Kota Bau-Bau secara umum memiliki karakteristik wilayah

pesisir Kota tumbuh pada dataran rendah di sepanjang pinggir pantai dengan limitasiperkembangan berupa kondisi topografi wilayah yang berbukit ke arah dalam Sedangkanpusat pelayanan saat ini masih memusat di kawasan pusat kegiatan dari berbagai tingkatanskala pelayanan Pertumbuhan ini cenderung membentuk satu pusat kota dan tiga sub pusatkota

Pola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau dapat diidentifikasi merupakan polakonsentris sesuai dengan teori Burgess Pada permukiman Kota Bau-Bau terdapat beberapazonasi kawasan dengan pola pemanfaatan aksesbilitas sistem pelayanan dan batasan yangcukup jelas Zona pertama adalah dominasi fungsi pusat perdagangan dan jasa meliputikawasan pusat perdagangan di sekitar Pelabuhan Murhum Zona kedua meliputi kawasanpendukung perdagangan di Betoambari bagian timur Zonasi ketiga merupakan wilayahtransisi meluas dari kawasan Betoambari bagian barat sampai pinggiran Kecamatan WolioZonasi keempat dengan ciri dominasi kegiatan perdesaan berupa kegiatan pertanian dalam artiluas

Beberapa perbedaan pokok struktur konsentris yang dibangun Burgess dengan kondisinyata Kota Bau-Bau adalah perbedaan homogenitas kota Burgess membangun asumsiberdasarkan luasan lahan yang relatif homogen sedangkan kondisi Kota Bau-Bau sangatheterogen ditinjau dari kelerengannya Demikian pula sistem transportasi yang terbentukKota Bau-Bau dibentuk dari sistem transportasi yang justru pada awal perkembangannyaadalah sistem transportasi laut Pada perkembangan selanjutnya barulah sistem transportasidarat menyusun struktur dan morfologi kota

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Berdasarkan pola pembentukannya jejak-jejak struktur dan morfologi kota masihterlihat bahwa pola konsentris terlihat jelas sebagai bentuk dasar kota dengan tiga ciriperbedaan Perbedaan-perbedaan tersebut adalah

o Pola konsentris hanya berbentuk setengah lingkaran Hal ini sebenarnya merupakanpengaruh sistem transportasi laut yang titik hentinya berupa tit ik Berbeda dengan sistemtransportasi darat yang pengaruhnya berupa linear

o Batasan-batasan alam berupa kelerengan sangat mempengaruhi struktur dan morfologikota

o Arah perkembangan kota mengikuti pola jalan dengan tarikan-tarikan batas sesuaidengan konsep waktu dan biaya (time and cost)

Gambar 4 Pola struktur Kota Bau-Bau

Struktur utama kota Bau-Bau dibentuk oleh tiga ruas jalan arteri dengan sumbuPelabuhan Murhum Ketiga ruas tersebut menghubungkan guna lahan yang berbeda sehinggamemiliki daya mekar kota yang berbeda pula Kecenderungan pertumbuhan kota saat inimembentuk kota satelit dengan mendorong pertumbuhan pusat-pusat baru melaluiperencanaan bagian wilayah kota Perkembangan kota cenderung mengarah ke kawasan yangmasih tersedia lahan yang murah dan mempunyai sarana jalan dan transportasi yangmendukung

Gambar 5 Struktur jalan Kota Bau-Bau

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Identifikasi Permukiman PengungsiPola permukiman yang dibangun oleh pemerintah dilingkungan Lamanaga

menggunakan pola jalan sistem grid dimana bagian-bagian perumahan dibagi dalam blok-blok persegi panjang dengan jalan-jalan yang paralel longitudinal dan transversal membentuksudut siku-siku

Dari gambaran diatas terlihat bahwa pola permukiman di Lingkungan Lamanagaberdasarkan pola jalan yang terbangun menggunakan sistem grid yaitu jalan lingkungan danjalan setapak yang menghubungkan daerah permukiman dengan daerah yang lain namunkondisi jalan kurang besar tidak sesuai dengan penggunaannya Jalan lingkungan berfungsiuntuk menghubungkan permukiman pengungsi dengan jalan poros provinsi yang berpolalinier dimana jalan tersebut menghubungkan kota Bau-Bau dengan Kota-kota satelit diKecamatan Sorawolio sedangkan jalan setapak adalah jalan yang menghubungkan perumahanpengungsi dengan jalan lingkungan

Gambar 6 Pola permukiman pengungsi

Gambar 7 Kondisi Permukiman pengungsi (sumber survei lapangan September 2009)

Hubungan keterkaitan antara permukiman pengungsi dengan permukiman kotadihubungkan oleh jaringan jalan arteri Bau-Bau menuju Pasarwajo (Kabupaten Buton) Saranaprasarana yang terbangun dilingkungan Lamanaga di manfaatkan pula oleh masyarakat kotamisalnya fasilitas pendidikan rumah ibadah

Integrasi permukiman Pengungsi kedalam sistem Permukiman KotaPerkembangan kota mengarah kedaerah-daerah pinggiran yang telah dikembangkan

sebagai pusat pertumbuhan baru Pola permukiman pengungsi berbentuk grid berada padakota bagian atas Permukiman pengungsi merupakan bagian dari permukiman kota Bau-Baudan terintegrasi melalui hubungan jaringan jalan yang berbentuk linear

Sistem pusat pelayanan Kota Bau-Bau terdiri dari satu pusat dan tiga sub pusatdengan pola pemanfaatan aksesbilitas sistem pelayanan Pusat pelayanan kota berada pada

BTN MED IBRATA

S LT P NE G 12

S DN

EG 2 P

ALAT

IGA

UT ARA

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

daerah dataran rendah Permukiman pengungsi sebagai sub pusat antara permukiman kotadengan daerah pertumbuhan baru kecamatan Sorawolio Pusat pelayanan permukimanpengungsi merupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasimelalui hubungan pelayanan sub pusat atas pusat kota

Pola jaringan jalan kota Bau-Bau merupakan sistem yang menghubungkan sistemjalan kota dan pinggiran kota Jaringan jalan yang terbentuk pada permukiman pengungsiberpola grid dan berada pada dataran tinggi yaitu kota bagian atas Jaringan jalan permukimanpengungsi merupakan bagian dari jaringan jalan kota dan terintegrasi dengan permukimankota melalui pola jalan linier

Pola jaringan air bersih Kota Bau-Bau dibentuk oleh sistem air bersih dari sungaiBau-Bau dan dari beberapa sumber mata air Sumber air bersih permukiman pengungsidiperoleh dari dari sungai Bau-Bau melalui sumber mata air wakonti sehingga Jaringan airbersih permukiman pengungsi terintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau

Sistem drainase Kota Bau-Bau bermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistemjaringan drainase permukiman pengungsi merupakan bagian dari sistem drainase kotamengikuti saluran sungai Bau-Bau dan Permukiman pengungsi terintegrasi denganpermukiman kota melalui hubungan jaringan drainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian daripermukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan program

Sistem jaringan listrik kota dibentuk oleh jaringan sutem dan sutet yang melayaniseluruh bagian kota dan permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Jadi Integrasipermukiman pengungsi kedalam permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrikmengikuti pola jaringan sutem dan menjadi satu kesatuan

V KESIMPULANPola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau dapat diidentifikasi merupakan pola

konsentris setengah lingkaran dan pola permukiman pusat Kota Bau-Bau berbentuk grid padadaerah datar dan berada dikota bagian bawah dan linear pada arah luar kota serta cenderungmembentuk kota satelit sedangkan pola permukiman pengungsi berbentuk grid dimanahubungan keduanya antara lain dihubungkan oleh jaringan jalan yang berbentuk linear

Pusat pelayanan berada pada pusat kota Bau-Bau mengarah pada satu pusat kota dandalam pusat kota terdiri dari tiga sub pusat kota Pusat pelayanan permukiman pengungsimerupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasi melaluihubungan pelayanan sub pusat atas pusat kotaPermukiman pengungsi sebagai sub pusat kotaantara daerah pertumbuhan baru di Kecamata Sorawolio dengan pusat Kota Bau-Bau

Sumber air bersih permukiman pengungsi diperoleh dari dari sungai Bau-Bau melaluisumber mata air wakonti dan merupakan Jaringan air kota sehingga permukiman pengungsiterintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau Sistem drainase Kota Bau-Baubermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistem jaringan drainase permukiman pengungsimerupakan bagian dari sistem drainase kota mengikuti saluran sungai Bau-Bau danPermukiman pengungsi terintegrasi dengan permukiman kota melalui hubungan jaringandrainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian dari

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

permukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan programSistem jaringan listrik permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Integrasi permukimanpengungsi kedalam sistem permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrik denganmengikuti pola jaringan sutem sehingga menjadi satu kesatuan

Model integrasi permukiman pengungsi kedalam sistem permukiman kota dalampenelitian ini adalah integrasi fisik dimana Faktor fisik berkaitan dengan wujud fisik kawasankota dan memiliki komponen-komponen spasial visual dan detail Kawasan kota yangterintegrasi dengan demikian adalah kawasan yang unsur-unsurnya secara fungsi terjalinsinergis

VI DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Bau-Bau (2007) Bau-Bau Dalam Angka BPS Kota Bau-BauBintarto 1983 Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya Jakarta Ghalia IndonesiaBudihardjoEko 1997 Tata Ruang Perkotaan Bandung Penerbit Alumni-------------------- 1999 Kota Berkelanjutan Bandung Penerbit AlumniBranch Melville(Dalam Wibisono Bambang H 1995) Perencanaan Kota Komprehensif

Bandung Penerbit Gajah Mada University PressDaldjoeniN 2003 Geografi Kota dan Desa Bandung Penerbit AlumniDarjosanjoto Endang TS 2006 Penelit ian Arsitektur diBidang Perumahan dan

Permukiman Surabaya ITS pressDinas Pekerjaan Umum Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Program Investasi Jangka

Menengah Dinas PU Kota Bau-BauDinas Tata Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bau-Bau Dinas

Tata Kota Bau-BauDirektorat Jenderal Perumahan dan Permukiman (2002) Departemen Permukiman dan

Prasarana Wilayah JakartaKantor Menteri Negara Lingkungan Hidup 1997 Agenda 21 IndonesiaKantor Menteri Negara Perumahan Rakyat 1997 Perumahan Rakyat Untuk Kesejahteraan

dan Pemerataan Jakarta Penerbit PropertiKeputusan Sekretaris Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Dan Penanganan

Pegungsi Nomor 2 tahun 2001 Tentang Pedoman Umum Penanggulangan Bencanadan Penanganan Pengungsi

Koestoer Raldi H dkk 2001 Dimensi Keruangan Kota Jakarta Penerbit UniversitasIndonesia Press

Lynch Kevin Good City form MIT Press-Cambridge 1981 514 hlmRapoportAmos 1977 Human Aspect In Urban Design Toronto Pergamon UniversitySabari Yunushadi 2000 Struktur Tata Ruang Kota Yogyakarta Penerbit Pustaka PelajarSantosoHappy Ratna dkk 2006 Pedoman Penyusunan Tesis Institut Teknologi Sepuluh

Nopember Surabaya Program PascasarjanaSastra M Suparno 2006 Perencanaan dan Pengembangan Perumahan Yogyakarta Penerbit

AndiSadyohutomo Mulyono 2008 Manajemen Kota dan Wilayah Jakarta Penerbit Bumi

AksaraSujarto Djoko 1998 Pengantar Planologi Bandung Penerbit ITB

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Trancik Roger Finding Lost Space Theories of urban design Van NostrandReinholdCompany New York 1986 246 hlm

Turner John FC 1976 Housing By People Pantheos ndash New York USAWibowo Rudi 2004 Konsep Teori dan Landasan Analisis Wilayah Malang Penerbit

Bayumedia PublishingYudohusodo Siswono (1991) Rumah Untuk Seluruh Rakyat INKOPOL Unit Bharakerta

JakartaYuliastuti Nany Perumahan dan Permukiman Artikel Jurusan PWK Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro SemarangZahndMarkus 1999 Perancangan Kota secara Terpadu Semarang Penerbit

KanisiusSoegijapranata University Press

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Paper Seminar Nasional

MODEL INTEGRASI PERMUKIMAN PENGUNGSIKEDALAM SISTEM PERMUKIMAN KOTA

Mahasiswa MuhIrsyad CahyadiNrp 32 08 201 822

JURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA2010

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

1

Gambar 2 Model Zona Konsentris (SumberSabari Yunus Struktur Tata Ruang Kota)

Bentuk Morfologi KotaSuatu kota selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu Perkembangan

dalam hal ini menyangkut berbagai aspek politik sosialbudaya teknologi ekonomi dan fisikKhusus mengenai aspek yang berkaitan langsung dengan penggunaan lahan kekotaan maupunpenggunaan lahan kedesaan adalah perkembangan fisik khususnya perubahan arealnyaBeberapa sumber mengemukakan bahwa tinjauan terhadap morfologi kota ditekankan padabentuk-bentuk fisikal yang antara lain tercermin pada sistim jalan-jalan yang ada blok-blokbangunan baik daerah hunian ataupun bukan (perdaganganindustry) dan juga bangunan-bangunan individual (Herbert 1973) Sementara itu Smailes (1955) sebelumnya telahmemperkenalkan 3 unsur morfologi kota yaitu

1 Unsur-unsur penggunaan lahan2 Pola-pola jalan3 T ipe-tipe bangunan

Pola Kota SatelitBerdasarkan pada kenampakan morfologi kotanya serta jenis perembetan areal

kekotaan yang ada Hudson (1970) (dalam Hadi Sabari Yunus) mengemukakan beberapaalternatif model bentuk-bentuk kota yang didasarkan atas sifat-sifat ldquoUrban Sprawlrdquo sertakemungkinan ldquo trendrdquo (kecenderungan ) perkembangan yang akan datang

Salah satu bentuk yang dikemukakan yaitu bentuk satelit dan pusat-pusat barudalam hal ini kota utama yang ada dengan kota-kota kecil disekitarnya (kota satelit) akandijalin hubungannya sedemikian rupa sehingga pertalian fungsional lebih efektif dan efisienKota satelit adalah kota kecil yang berada disekitar kota besar dimana kehidupan kotanyasangat ditentukan oleh keberadaan kota besar yang bersangkutan dalam arti ekonomiPeningkatan sarana prasarana transportasi dan komunikasi antara kota besar dan kota-kotasatelit maupun antar kota satelit harus ditingkatkan sedemikian rupa Pengembangan kota-kotasatelit ini dapat berfungsi sebagai penyerap mengalirnya arus urbanit yang sangat besar kekota utama dengan jalan meningkatkan fungsi-fungsi yang ada dikota-kota satelit sehinggamemperluas peluang lapangan kerja

Gambar 3 Pola Kota Satelit

54

32

ZONE 1 Kawasan Pusat BisnisZONE 2 Zona TransisiZONE 3 Zona PerumahanZONE 4 Zona Perumahan Menengah KeatasZONE 5 Zona Pinggiran Kota

Kota satelit

Kota bsar (pusat Kota)

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

III METO DETujuan dari penelit ian ini adalah untuk merumuskan model permukiman pengungsi

yang terintegrasi kedalam sistem permukiman Kota Bau-Bau dalam segi fisik perkembangankota data dan informasi yang diprlukan menggunakan penelit ian deskriptif kualitatif

Penelit ian deskriptif bertujuan untuk membuat pencandraan secara sistematis faktualdan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu singkatnyapenelit ian ini hanya ditujukan untuk mencari informasi aktual yang secara detail mencandragejala yang ada

Teknik analisa yang digunakan adalah analisa tipologi-morfologi (Loeckx danOcharoen1984) Kegiatan utama yang dilakukan dalam proses analisa ini adalah1 Untuk menemukan adanya kestabilan dan atau perubahan dari hal-hal yang membentuk

satu tipe arsitektur2 Membuat diskripsi mengenai tipologi yang ditujukan oleh bagian artefak kota yaitu jalan

drainase dan ruang kota3 Mengidentifikasi struktur keterkaitan dan atau hubungan antara bagian-bagian dari kota4 Studi mengenai pembentukan dan dinamika dari tipe dan struktur obyek penelit ian

Selain itu digunakan pula analisa komparatif yaitu membandingkan antarapermukiman pengungsi dengan permukiman kota dalam aspek fisik permukiman berdasar ataspengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadipenyebab melalui data tertentu

IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Identifikasi permukiman Kota Bau-BauKondisi fisik wilayah Kota Bau-Bau secara umum memiliki karakteristik wilayah

pesisir Kota tumbuh pada dataran rendah di sepanjang pinggir pantai dengan limitasiperkembangan berupa kondisi topografi wilayah yang berbukit ke arah dalam Sedangkanpusat pelayanan saat ini masih memusat di kawasan pusat kegiatan dari berbagai tingkatanskala pelayanan Pertumbuhan ini cenderung membentuk satu pusat kota dan tiga sub pusatkota

Pola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau dapat diidentifikasi merupakan polakonsentris sesuai dengan teori Burgess Pada permukiman Kota Bau-Bau terdapat beberapazonasi kawasan dengan pola pemanfaatan aksesbilitas sistem pelayanan dan batasan yangcukup jelas Zona pertama adalah dominasi fungsi pusat perdagangan dan jasa meliputikawasan pusat perdagangan di sekitar Pelabuhan Murhum Zona kedua meliputi kawasanpendukung perdagangan di Betoambari bagian timur Zonasi ketiga merupakan wilayahtransisi meluas dari kawasan Betoambari bagian barat sampai pinggiran Kecamatan WolioZonasi keempat dengan ciri dominasi kegiatan perdesaan berupa kegiatan pertanian dalam artiluas

Beberapa perbedaan pokok struktur konsentris yang dibangun Burgess dengan kondisinyata Kota Bau-Bau adalah perbedaan homogenitas kota Burgess membangun asumsiberdasarkan luasan lahan yang relatif homogen sedangkan kondisi Kota Bau-Bau sangatheterogen ditinjau dari kelerengannya Demikian pula sistem transportasi yang terbentukKota Bau-Bau dibentuk dari sistem transportasi yang justru pada awal perkembangannyaadalah sistem transportasi laut Pada perkembangan selanjutnya barulah sistem transportasidarat menyusun struktur dan morfologi kota

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Berdasarkan pola pembentukannya jejak-jejak struktur dan morfologi kota masihterlihat bahwa pola konsentris terlihat jelas sebagai bentuk dasar kota dengan tiga ciriperbedaan Perbedaan-perbedaan tersebut adalah

o Pola konsentris hanya berbentuk setengah lingkaran Hal ini sebenarnya merupakanpengaruh sistem transportasi laut yang titik hentinya berupa tit ik Berbeda dengan sistemtransportasi darat yang pengaruhnya berupa linear

o Batasan-batasan alam berupa kelerengan sangat mempengaruhi struktur dan morfologikota

o Arah perkembangan kota mengikuti pola jalan dengan tarikan-tarikan batas sesuaidengan konsep waktu dan biaya (time and cost)

Gambar 4 Pola struktur Kota Bau-Bau

Struktur utama kota Bau-Bau dibentuk oleh tiga ruas jalan arteri dengan sumbuPelabuhan Murhum Ketiga ruas tersebut menghubungkan guna lahan yang berbeda sehinggamemiliki daya mekar kota yang berbeda pula Kecenderungan pertumbuhan kota saat inimembentuk kota satelit dengan mendorong pertumbuhan pusat-pusat baru melaluiperencanaan bagian wilayah kota Perkembangan kota cenderung mengarah ke kawasan yangmasih tersedia lahan yang murah dan mempunyai sarana jalan dan transportasi yangmendukung

Gambar 5 Struktur jalan Kota Bau-Bau

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Identifikasi Permukiman PengungsiPola permukiman yang dibangun oleh pemerintah dilingkungan Lamanaga

menggunakan pola jalan sistem grid dimana bagian-bagian perumahan dibagi dalam blok-blok persegi panjang dengan jalan-jalan yang paralel longitudinal dan transversal membentuksudut siku-siku

Dari gambaran diatas terlihat bahwa pola permukiman di Lingkungan Lamanagaberdasarkan pola jalan yang terbangun menggunakan sistem grid yaitu jalan lingkungan danjalan setapak yang menghubungkan daerah permukiman dengan daerah yang lain namunkondisi jalan kurang besar tidak sesuai dengan penggunaannya Jalan lingkungan berfungsiuntuk menghubungkan permukiman pengungsi dengan jalan poros provinsi yang berpolalinier dimana jalan tersebut menghubungkan kota Bau-Bau dengan Kota-kota satelit diKecamatan Sorawolio sedangkan jalan setapak adalah jalan yang menghubungkan perumahanpengungsi dengan jalan lingkungan

Gambar 6 Pola permukiman pengungsi

Gambar 7 Kondisi Permukiman pengungsi (sumber survei lapangan September 2009)

Hubungan keterkaitan antara permukiman pengungsi dengan permukiman kotadihubungkan oleh jaringan jalan arteri Bau-Bau menuju Pasarwajo (Kabupaten Buton) Saranaprasarana yang terbangun dilingkungan Lamanaga di manfaatkan pula oleh masyarakat kotamisalnya fasilitas pendidikan rumah ibadah

Integrasi permukiman Pengungsi kedalam sistem Permukiman KotaPerkembangan kota mengarah kedaerah-daerah pinggiran yang telah dikembangkan

sebagai pusat pertumbuhan baru Pola permukiman pengungsi berbentuk grid berada padakota bagian atas Permukiman pengungsi merupakan bagian dari permukiman kota Bau-Baudan terintegrasi melalui hubungan jaringan jalan yang berbentuk linear

Sistem pusat pelayanan Kota Bau-Bau terdiri dari satu pusat dan tiga sub pusatdengan pola pemanfaatan aksesbilitas sistem pelayanan Pusat pelayanan kota berada pada

BTN MED IBRATA

S LT P NE G 12

S DN

EG 2 P

ALAT

IGA

UT ARA

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

daerah dataran rendah Permukiman pengungsi sebagai sub pusat antara permukiman kotadengan daerah pertumbuhan baru kecamatan Sorawolio Pusat pelayanan permukimanpengungsi merupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasimelalui hubungan pelayanan sub pusat atas pusat kota

Pola jaringan jalan kota Bau-Bau merupakan sistem yang menghubungkan sistemjalan kota dan pinggiran kota Jaringan jalan yang terbentuk pada permukiman pengungsiberpola grid dan berada pada dataran tinggi yaitu kota bagian atas Jaringan jalan permukimanpengungsi merupakan bagian dari jaringan jalan kota dan terintegrasi dengan permukimankota melalui pola jalan linier

Pola jaringan air bersih Kota Bau-Bau dibentuk oleh sistem air bersih dari sungaiBau-Bau dan dari beberapa sumber mata air Sumber air bersih permukiman pengungsidiperoleh dari dari sungai Bau-Bau melalui sumber mata air wakonti sehingga Jaringan airbersih permukiman pengungsi terintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau

Sistem drainase Kota Bau-Bau bermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistemjaringan drainase permukiman pengungsi merupakan bagian dari sistem drainase kotamengikuti saluran sungai Bau-Bau dan Permukiman pengungsi terintegrasi denganpermukiman kota melalui hubungan jaringan drainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian daripermukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan program

Sistem jaringan listrik kota dibentuk oleh jaringan sutem dan sutet yang melayaniseluruh bagian kota dan permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Jadi Integrasipermukiman pengungsi kedalam permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrikmengikuti pola jaringan sutem dan menjadi satu kesatuan

V KESIMPULANPola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau dapat diidentifikasi merupakan pola

konsentris setengah lingkaran dan pola permukiman pusat Kota Bau-Bau berbentuk grid padadaerah datar dan berada dikota bagian bawah dan linear pada arah luar kota serta cenderungmembentuk kota satelit sedangkan pola permukiman pengungsi berbentuk grid dimanahubungan keduanya antara lain dihubungkan oleh jaringan jalan yang berbentuk linear

Pusat pelayanan berada pada pusat kota Bau-Bau mengarah pada satu pusat kota dandalam pusat kota terdiri dari tiga sub pusat kota Pusat pelayanan permukiman pengungsimerupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasi melaluihubungan pelayanan sub pusat atas pusat kotaPermukiman pengungsi sebagai sub pusat kotaantara daerah pertumbuhan baru di Kecamata Sorawolio dengan pusat Kota Bau-Bau

Sumber air bersih permukiman pengungsi diperoleh dari dari sungai Bau-Bau melaluisumber mata air wakonti dan merupakan Jaringan air kota sehingga permukiman pengungsiterintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau Sistem drainase Kota Bau-Baubermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistem jaringan drainase permukiman pengungsimerupakan bagian dari sistem drainase kota mengikuti saluran sungai Bau-Bau danPermukiman pengungsi terintegrasi dengan permukiman kota melalui hubungan jaringandrainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian dari

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

permukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan programSistem jaringan listrik permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Integrasi permukimanpengungsi kedalam sistem permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrik denganmengikuti pola jaringan sutem sehingga menjadi satu kesatuan

Model integrasi permukiman pengungsi kedalam sistem permukiman kota dalampenelitian ini adalah integrasi fisik dimana Faktor fisik berkaitan dengan wujud fisik kawasankota dan memiliki komponen-komponen spasial visual dan detail Kawasan kota yangterintegrasi dengan demikian adalah kawasan yang unsur-unsurnya secara fungsi terjalinsinergis

VI DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Bau-Bau (2007) Bau-Bau Dalam Angka BPS Kota Bau-BauBintarto 1983 Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya Jakarta Ghalia IndonesiaBudihardjoEko 1997 Tata Ruang Perkotaan Bandung Penerbit Alumni-------------------- 1999 Kota Berkelanjutan Bandung Penerbit AlumniBranch Melville(Dalam Wibisono Bambang H 1995) Perencanaan Kota Komprehensif

Bandung Penerbit Gajah Mada University PressDaldjoeniN 2003 Geografi Kota dan Desa Bandung Penerbit AlumniDarjosanjoto Endang TS 2006 Penelit ian Arsitektur diBidang Perumahan dan

Permukiman Surabaya ITS pressDinas Pekerjaan Umum Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Program Investasi Jangka

Menengah Dinas PU Kota Bau-BauDinas Tata Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bau-Bau Dinas

Tata Kota Bau-BauDirektorat Jenderal Perumahan dan Permukiman (2002) Departemen Permukiman dan

Prasarana Wilayah JakartaKantor Menteri Negara Lingkungan Hidup 1997 Agenda 21 IndonesiaKantor Menteri Negara Perumahan Rakyat 1997 Perumahan Rakyat Untuk Kesejahteraan

dan Pemerataan Jakarta Penerbit PropertiKeputusan Sekretaris Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Dan Penanganan

Pegungsi Nomor 2 tahun 2001 Tentang Pedoman Umum Penanggulangan Bencanadan Penanganan Pengungsi

Koestoer Raldi H dkk 2001 Dimensi Keruangan Kota Jakarta Penerbit UniversitasIndonesia Press

Lynch Kevin Good City form MIT Press-Cambridge 1981 514 hlmRapoportAmos 1977 Human Aspect In Urban Design Toronto Pergamon UniversitySabari Yunushadi 2000 Struktur Tata Ruang Kota Yogyakarta Penerbit Pustaka PelajarSantosoHappy Ratna dkk 2006 Pedoman Penyusunan Tesis Institut Teknologi Sepuluh

Nopember Surabaya Program PascasarjanaSastra M Suparno 2006 Perencanaan dan Pengembangan Perumahan Yogyakarta Penerbit

AndiSadyohutomo Mulyono 2008 Manajemen Kota dan Wilayah Jakarta Penerbit Bumi

AksaraSujarto Djoko 1998 Pengantar Planologi Bandung Penerbit ITB

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Trancik Roger Finding Lost Space Theories of urban design Van NostrandReinholdCompany New York 1986 246 hlm

Turner John FC 1976 Housing By People Pantheos ndash New York USAWibowo Rudi 2004 Konsep Teori dan Landasan Analisis Wilayah Malang Penerbit

Bayumedia PublishingYudohusodo Siswono (1991) Rumah Untuk Seluruh Rakyat INKOPOL Unit Bharakerta

JakartaYuliastuti Nany Perumahan dan Permukiman Artikel Jurusan PWK Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro SemarangZahndMarkus 1999 Perancangan Kota secara Terpadu Semarang Penerbit

KanisiusSoegijapranata University Press

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Paper Seminar Nasional

MODEL INTEGRASI PERMUKIMAN PENGUNGSIKEDALAM SISTEM PERMUKIMAN KOTA

Mahasiswa MuhIrsyad CahyadiNrp 32 08 201 822

JURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA2010

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

III METO DETujuan dari penelit ian ini adalah untuk merumuskan model permukiman pengungsi

yang terintegrasi kedalam sistem permukiman Kota Bau-Bau dalam segi fisik perkembangankota data dan informasi yang diprlukan menggunakan penelit ian deskriptif kualitatif

Penelit ian deskriptif bertujuan untuk membuat pencandraan secara sistematis faktualdan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu singkatnyapenelit ian ini hanya ditujukan untuk mencari informasi aktual yang secara detail mencandragejala yang ada

Teknik analisa yang digunakan adalah analisa tipologi-morfologi (Loeckx danOcharoen1984) Kegiatan utama yang dilakukan dalam proses analisa ini adalah1 Untuk menemukan adanya kestabilan dan atau perubahan dari hal-hal yang membentuk

satu tipe arsitektur2 Membuat diskripsi mengenai tipologi yang ditujukan oleh bagian artefak kota yaitu jalan

drainase dan ruang kota3 Mengidentifikasi struktur keterkaitan dan atau hubungan antara bagian-bagian dari kota4 Studi mengenai pembentukan dan dinamika dari tipe dan struktur obyek penelit ian

Selain itu digunakan pula analisa komparatif yaitu membandingkan antarapermukiman pengungsi dengan permukiman kota dalam aspek fisik permukiman berdasar ataspengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadipenyebab melalui data tertentu

IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Identifikasi permukiman Kota Bau-BauKondisi fisik wilayah Kota Bau-Bau secara umum memiliki karakteristik wilayah

pesisir Kota tumbuh pada dataran rendah di sepanjang pinggir pantai dengan limitasiperkembangan berupa kondisi topografi wilayah yang berbukit ke arah dalam Sedangkanpusat pelayanan saat ini masih memusat di kawasan pusat kegiatan dari berbagai tingkatanskala pelayanan Pertumbuhan ini cenderung membentuk satu pusat kota dan tiga sub pusatkota

Pola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau dapat diidentifikasi merupakan polakonsentris sesuai dengan teori Burgess Pada permukiman Kota Bau-Bau terdapat beberapazonasi kawasan dengan pola pemanfaatan aksesbilitas sistem pelayanan dan batasan yangcukup jelas Zona pertama adalah dominasi fungsi pusat perdagangan dan jasa meliputikawasan pusat perdagangan di sekitar Pelabuhan Murhum Zona kedua meliputi kawasanpendukung perdagangan di Betoambari bagian timur Zonasi ketiga merupakan wilayahtransisi meluas dari kawasan Betoambari bagian barat sampai pinggiran Kecamatan WolioZonasi keempat dengan ciri dominasi kegiatan perdesaan berupa kegiatan pertanian dalam artiluas

Beberapa perbedaan pokok struktur konsentris yang dibangun Burgess dengan kondisinyata Kota Bau-Bau adalah perbedaan homogenitas kota Burgess membangun asumsiberdasarkan luasan lahan yang relatif homogen sedangkan kondisi Kota Bau-Bau sangatheterogen ditinjau dari kelerengannya Demikian pula sistem transportasi yang terbentukKota Bau-Bau dibentuk dari sistem transportasi yang justru pada awal perkembangannyaadalah sistem transportasi laut Pada perkembangan selanjutnya barulah sistem transportasidarat menyusun struktur dan morfologi kota

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Berdasarkan pola pembentukannya jejak-jejak struktur dan morfologi kota masihterlihat bahwa pola konsentris terlihat jelas sebagai bentuk dasar kota dengan tiga ciriperbedaan Perbedaan-perbedaan tersebut adalah

o Pola konsentris hanya berbentuk setengah lingkaran Hal ini sebenarnya merupakanpengaruh sistem transportasi laut yang titik hentinya berupa tit ik Berbeda dengan sistemtransportasi darat yang pengaruhnya berupa linear

o Batasan-batasan alam berupa kelerengan sangat mempengaruhi struktur dan morfologikota

o Arah perkembangan kota mengikuti pola jalan dengan tarikan-tarikan batas sesuaidengan konsep waktu dan biaya (time and cost)

Gambar 4 Pola struktur Kota Bau-Bau

Struktur utama kota Bau-Bau dibentuk oleh tiga ruas jalan arteri dengan sumbuPelabuhan Murhum Ketiga ruas tersebut menghubungkan guna lahan yang berbeda sehinggamemiliki daya mekar kota yang berbeda pula Kecenderungan pertumbuhan kota saat inimembentuk kota satelit dengan mendorong pertumbuhan pusat-pusat baru melaluiperencanaan bagian wilayah kota Perkembangan kota cenderung mengarah ke kawasan yangmasih tersedia lahan yang murah dan mempunyai sarana jalan dan transportasi yangmendukung

Gambar 5 Struktur jalan Kota Bau-Bau

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Identifikasi Permukiman PengungsiPola permukiman yang dibangun oleh pemerintah dilingkungan Lamanaga

menggunakan pola jalan sistem grid dimana bagian-bagian perumahan dibagi dalam blok-blok persegi panjang dengan jalan-jalan yang paralel longitudinal dan transversal membentuksudut siku-siku

Dari gambaran diatas terlihat bahwa pola permukiman di Lingkungan Lamanagaberdasarkan pola jalan yang terbangun menggunakan sistem grid yaitu jalan lingkungan danjalan setapak yang menghubungkan daerah permukiman dengan daerah yang lain namunkondisi jalan kurang besar tidak sesuai dengan penggunaannya Jalan lingkungan berfungsiuntuk menghubungkan permukiman pengungsi dengan jalan poros provinsi yang berpolalinier dimana jalan tersebut menghubungkan kota Bau-Bau dengan Kota-kota satelit diKecamatan Sorawolio sedangkan jalan setapak adalah jalan yang menghubungkan perumahanpengungsi dengan jalan lingkungan

Gambar 6 Pola permukiman pengungsi

Gambar 7 Kondisi Permukiman pengungsi (sumber survei lapangan September 2009)

Hubungan keterkaitan antara permukiman pengungsi dengan permukiman kotadihubungkan oleh jaringan jalan arteri Bau-Bau menuju Pasarwajo (Kabupaten Buton) Saranaprasarana yang terbangun dilingkungan Lamanaga di manfaatkan pula oleh masyarakat kotamisalnya fasilitas pendidikan rumah ibadah

Integrasi permukiman Pengungsi kedalam sistem Permukiman KotaPerkembangan kota mengarah kedaerah-daerah pinggiran yang telah dikembangkan

sebagai pusat pertumbuhan baru Pola permukiman pengungsi berbentuk grid berada padakota bagian atas Permukiman pengungsi merupakan bagian dari permukiman kota Bau-Baudan terintegrasi melalui hubungan jaringan jalan yang berbentuk linear

Sistem pusat pelayanan Kota Bau-Bau terdiri dari satu pusat dan tiga sub pusatdengan pola pemanfaatan aksesbilitas sistem pelayanan Pusat pelayanan kota berada pada

BTN MED IBRATA

S LT P NE G 12

S DN

EG 2 P

ALAT

IGA

UT ARA

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

daerah dataran rendah Permukiman pengungsi sebagai sub pusat antara permukiman kotadengan daerah pertumbuhan baru kecamatan Sorawolio Pusat pelayanan permukimanpengungsi merupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasimelalui hubungan pelayanan sub pusat atas pusat kota

Pola jaringan jalan kota Bau-Bau merupakan sistem yang menghubungkan sistemjalan kota dan pinggiran kota Jaringan jalan yang terbentuk pada permukiman pengungsiberpola grid dan berada pada dataran tinggi yaitu kota bagian atas Jaringan jalan permukimanpengungsi merupakan bagian dari jaringan jalan kota dan terintegrasi dengan permukimankota melalui pola jalan linier

Pola jaringan air bersih Kota Bau-Bau dibentuk oleh sistem air bersih dari sungaiBau-Bau dan dari beberapa sumber mata air Sumber air bersih permukiman pengungsidiperoleh dari dari sungai Bau-Bau melalui sumber mata air wakonti sehingga Jaringan airbersih permukiman pengungsi terintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau

Sistem drainase Kota Bau-Bau bermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistemjaringan drainase permukiman pengungsi merupakan bagian dari sistem drainase kotamengikuti saluran sungai Bau-Bau dan Permukiman pengungsi terintegrasi denganpermukiman kota melalui hubungan jaringan drainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian daripermukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan program

Sistem jaringan listrik kota dibentuk oleh jaringan sutem dan sutet yang melayaniseluruh bagian kota dan permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Jadi Integrasipermukiman pengungsi kedalam permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrikmengikuti pola jaringan sutem dan menjadi satu kesatuan

V KESIMPULANPola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau dapat diidentifikasi merupakan pola

konsentris setengah lingkaran dan pola permukiman pusat Kota Bau-Bau berbentuk grid padadaerah datar dan berada dikota bagian bawah dan linear pada arah luar kota serta cenderungmembentuk kota satelit sedangkan pola permukiman pengungsi berbentuk grid dimanahubungan keduanya antara lain dihubungkan oleh jaringan jalan yang berbentuk linear

Pusat pelayanan berada pada pusat kota Bau-Bau mengarah pada satu pusat kota dandalam pusat kota terdiri dari tiga sub pusat kota Pusat pelayanan permukiman pengungsimerupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasi melaluihubungan pelayanan sub pusat atas pusat kotaPermukiman pengungsi sebagai sub pusat kotaantara daerah pertumbuhan baru di Kecamata Sorawolio dengan pusat Kota Bau-Bau

Sumber air bersih permukiman pengungsi diperoleh dari dari sungai Bau-Bau melaluisumber mata air wakonti dan merupakan Jaringan air kota sehingga permukiman pengungsiterintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau Sistem drainase Kota Bau-Baubermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistem jaringan drainase permukiman pengungsimerupakan bagian dari sistem drainase kota mengikuti saluran sungai Bau-Bau danPermukiman pengungsi terintegrasi dengan permukiman kota melalui hubungan jaringandrainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian dari

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

permukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan programSistem jaringan listrik permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Integrasi permukimanpengungsi kedalam sistem permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrik denganmengikuti pola jaringan sutem sehingga menjadi satu kesatuan

Model integrasi permukiman pengungsi kedalam sistem permukiman kota dalampenelitian ini adalah integrasi fisik dimana Faktor fisik berkaitan dengan wujud fisik kawasankota dan memiliki komponen-komponen spasial visual dan detail Kawasan kota yangterintegrasi dengan demikian adalah kawasan yang unsur-unsurnya secara fungsi terjalinsinergis

VI DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Bau-Bau (2007) Bau-Bau Dalam Angka BPS Kota Bau-BauBintarto 1983 Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya Jakarta Ghalia IndonesiaBudihardjoEko 1997 Tata Ruang Perkotaan Bandung Penerbit Alumni-------------------- 1999 Kota Berkelanjutan Bandung Penerbit AlumniBranch Melville(Dalam Wibisono Bambang H 1995) Perencanaan Kota Komprehensif

Bandung Penerbit Gajah Mada University PressDaldjoeniN 2003 Geografi Kota dan Desa Bandung Penerbit AlumniDarjosanjoto Endang TS 2006 Penelit ian Arsitektur diBidang Perumahan dan

Permukiman Surabaya ITS pressDinas Pekerjaan Umum Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Program Investasi Jangka

Menengah Dinas PU Kota Bau-BauDinas Tata Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bau-Bau Dinas

Tata Kota Bau-BauDirektorat Jenderal Perumahan dan Permukiman (2002) Departemen Permukiman dan

Prasarana Wilayah JakartaKantor Menteri Negara Lingkungan Hidup 1997 Agenda 21 IndonesiaKantor Menteri Negara Perumahan Rakyat 1997 Perumahan Rakyat Untuk Kesejahteraan

dan Pemerataan Jakarta Penerbit PropertiKeputusan Sekretaris Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Dan Penanganan

Pegungsi Nomor 2 tahun 2001 Tentang Pedoman Umum Penanggulangan Bencanadan Penanganan Pengungsi

Koestoer Raldi H dkk 2001 Dimensi Keruangan Kota Jakarta Penerbit UniversitasIndonesia Press

Lynch Kevin Good City form MIT Press-Cambridge 1981 514 hlmRapoportAmos 1977 Human Aspect In Urban Design Toronto Pergamon UniversitySabari Yunushadi 2000 Struktur Tata Ruang Kota Yogyakarta Penerbit Pustaka PelajarSantosoHappy Ratna dkk 2006 Pedoman Penyusunan Tesis Institut Teknologi Sepuluh

Nopember Surabaya Program PascasarjanaSastra M Suparno 2006 Perencanaan dan Pengembangan Perumahan Yogyakarta Penerbit

AndiSadyohutomo Mulyono 2008 Manajemen Kota dan Wilayah Jakarta Penerbit Bumi

AksaraSujarto Djoko 1998 Pengantar Planologi Bandung Penerbit ITB

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Trancik Roger Finding Lost Space Theories of urban design Van NostrandReinholdCompany New York 1986 246 hlm

Turner John FC 1976 Housing By People Pantheos ndash New York USAWibowo Rudi 2004 Konsep Teori dan Landasan Analisis Wilayah Malang Penerbit

Bayumedia PublishingYudohusodo Siswono (1991) Rumah Untuk Seluruh Rakyat INKOPOL Unit Bharakerta

JakartaYuliastuti Nany Perumahan dan Permukiman Artikel Jurusan PWK Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro SemarangZahndMarkus 1999 Perancangan Kota secara Terpadu Semarang Penerbit

KanisiusSoegijapranata University Press

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Paper Seminar Nasional

MODEL INTEGRASI PERMUKIMAN PENGUNGSIKEDALAM SISTEM PERMUKIMAN KOTA

Mahasiswa MuhIrsyad CahyadiNrp 32 08 201 822

JURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA2010

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Berdasarkan pola pembentukannya jejak-jejak struktur dan morfologi kota masihterlihat bahwa pola konsentris terlihat jelas sebagai bentuk dasar kota dengan tiga ciriperbedaan Perbedaan-perbedaan tersebut adalah

o Pola konsentris hanya berbentuk setengah lingkaran Hal ini sebenarnya merupakanpengaruh sistem transportasi laut yang titik hentinya berupa tit ik Berbeda dengan sistemtransportasi darat yang pengaruhnya berupa linear

o Batasan-batasan alam berupa kelerengan sangat mempengaruhi struktur dan morfologikota

o Arah perkembangan kota mengikuti pola jalan dengan tarikan-tarikan batas sesuaidengan konsep waktu dan biaya (time and cost)

Gambar 4 Pola struktur Kota Bau-Bau

Struktur utama kota Bau-Bau dibentuk oleh tiga ruas jalan arteri dengan sumbuPelabuhan Murhum Ketiga ruas tersebut menghubungkan guna lahan yang berbeda sehinggamemiliki daya mekar kota yang berbeda pula Kecenderungan pertumbuhan kota saat inimembentuk kota satelit dengan mendorong pertumbuhan pusat-pusat baru melaluiperencanaan bagian wilayah kota Perkembangan kota cenderung mengarah ke kawasan yangmasih tersedia lahan yang murah dan mempunyai sarana jalan dan transportasi yangmendukung

Gambar 5 Struktur jalan Kota Bau-Bau

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Identifikasi Permukiman PengungsiPola permukiman yang dibangun oleh pemerintah dilingkungan Lamanaga

menggunakan pola jalan sistem grid dimana bagian-bagian perumahan dibagi dalam blok-blok persegi panjang dengan jalan-jalan yang paralel longitudinal dan transversal membentuksudut siku-siku

Dari gambaran diatas terlihat bahwa pola permukiman di Lingkungan Lamanagaberdasarkan pola jalan yang terbangun menggunakan sistem grid yaitu jalan lingkungan danjalan setapak yang menghubungkan daerah permukiman dengan daerah yang lain namunkondisi jalan kurang besar tidak sesuai dengan penggunaannya Jalan lingkungan berfungsiuntuk menghubungkan permukiman pengungsi dengan jalan poros provinsi yang berpolalinier dimana jalan tersebut menghubungkan kota Bau-Bau dengan Kota-kota satelit diKecamatan Sorawolio sedangkan jalan setapak adalah jalan yang menghubungkan perumahanpengungsi dengan jalan lingkungan

Gambar 6 Pola permukiman pengungsi

Gambar 7 Kondisi Permukiman pengungsi (sumber survei lapangan September 2009)

Hubungan keterkaitan antara permukiman pengungsi dengan permukiman kotadihubungkan oleh jaringan jalan arteri Bau-Bau menuju Pasarwajo (Kabupaten Buton) Saranaprasarana yang terbangun dilingkungan Lamanaga di manfaatkan pula oleh masyarakat kotamisalnya fasilitas pendidikan rumah ibadah

Integrasi permukiman Pengungsi kedalam sistem Permukiman KotaPerkembangan kota mengarah kedaerah-daerah pinggiran yang telah dikembangkan

sebagai pusat pertumbuhan baru Pola permukiman pengungsi berbentuk grid berada padakota bagian atas Permukiman pengungsi merupakan bagian dari permukiman kota Bau-Baudan terintegrasi melalui hubungan jaringan jalan yang berbentuk linear

Sistem pusat pelayanan Kota Bau-Bau terdiri dari satu pusat dan tiga sub pusatdengan pola pemanfaatan aksesbilitas sistem pelayanan Pusat pelayanan kota berada pada

BTN MED IBRATA

S LT P NE G 12

S DN

EG 2 P

ALAT

IGA

UT ARA

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

daerah dataran rendah Permukiman pengungsi sebagai sub pusat antara permukiman kotadengan daerah pertumbuhan baru kecamatan Sorawolio Pusat pelayanan permukimanpengungsi merupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasimelalui hubungan pelayanan sub pusat atas pusat kota

Pola jaringan jalan kota Bau-Bau merupakan sistem yang menghubungkan sistemjalan kota dan pinggiran kota Jaringan jalan yang terbentuk pada permukiman pengungsiberpola grid dan berada pada dataran tinggi yaitu kota bagian atas Jaringan jalan permukimanpengungsi merupakan bagian dari jaringan jalan kota dan terintegrasi dengan permukimankota melalui pola jalan linier

Pola jaringan air bersih Kota Bau-Bau dibentuk oleh sistem air bersih dari sungaiBau-Bau dan dari beberapa sumber mata air Sumber air bersih permukiman pengungsidiperoleh dari dari sungai Bau-Bau melalui sumber mata air wakonti sehingga Jaringan airbersih permukiman pengungsi terintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau

Sistem drainase Kota Bau-Bau bermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistemjaringan drainase permukiman pengungsi merupakan bagian dari sistem drainase kotamengikuti saluran sungai Bau-Bau dan Permukiman pengungsi terintegrasi denganpermukiman kota melalui hubungan jaringan drainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian daripermukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan program

Sistem jaringan listrik kota dibentuk oleh jaringan sutem dan sutet yang melayaniseluruh bagian kota dan permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Jadi Integrasipermukiman pengungsi kedalam permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrikmengikuti pola jaringan sutem dan menjadi satu kesatuan

V KESIMPULANPola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau dapat diidentifikasi merupakan pola

konsentris setengah lingkaran dan pola permukiman pusat Kota Bau-Bau berbentuk grid padadaerah datar dan berada dikota bagian bawah dan linear pada arah luar kota serta cenderungmembentuk kota satelit sedangkan pola permukiman pengungsi berbentuk grid dimanahubungan keduanya antara lain dihubungkan oleh jaringan jalan yang berbentuk linear

Pusat pelayanan berada pada pusat kota Bau-Bau mengarah pada satu pusat kota dandalam pusat kota terdiri dari tiga sub pusat kota Pusat pelayanan permukiman pengungsimerupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasi melaluihubungan pelayanan sub pusat atas pusat kotaPermukiman pengungsi sebagai sub pusat kotaantara daerah pertumbuhan baru di Kecamata Sorawolio dengan pusat Kota Bau-Bau

Sumber air bersih permukiman pengungsi diperoleh dari dari sungai Bau-Bau melaluisumber mata air wakonti dan merupakan Jaringan air kota sehingga permukiman pengungsiterintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau Sistem drainase Kota Bau-Baubermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistem jaringan drainase permukiman pengungsimerupakan bagian dari sistem drainase kota mengikuti saluran sungai Bau-Bau danPermukiman pengungsi terintegrasi dengan permukiman kota melalui hubungan jaringandrainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian dari

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

permukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan programSistem jaringan listrik permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Integrasi permukimanpengungsi kedalam sistem permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrik denganmengikuti pola jaringan sutem sehingga menjadi satu kesatuan

Model integrasi permukiman pengungsi kedalam sistem permukiman kota dalampenelitian ini adalah integrasi fisik dimana Faktor fisik berkaitan dengan wujud fisik kawasankota dan memiliki komponen-komponen spasial visual dan detail Kawasan kota yangterintegrasi dengan demikian adalah kawasan yang unsur-unsurnya secara fungsi terjalinsinergis

VI DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Bau-Bau (2007) Bau-Bau Dalam Angka BPS Kota Bau-BauBintarto 1983 Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya Jakarta Ghalia IndonesiaBudihardjoEko 1997 Tata Ruang Perkotaan Bandung Penerbit Alumni-------------------- 1999 Kota Berkelanjutan Bandung Penerbit AlumniBranch Melville(Dalam Wibisono Bambang H 1995) Perencanaan Kota Komprehensif

Bandung Penerbit Gajah Mada University PressDaldjoeniN 2003 Geografi Kota dan Desa Bandung Penerbit AlumniDarjosanjoto Endang TS 2006 Penelit ian Arsitektur diBidang Perumahan dan

Permukiman Surabaya ITS pressDinas Pekerjaan Umum Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Program Investasi Jangka

Menengah Dinas PU Kota Bau-BauDinas Tata Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bau-Bau Dinas

Tata Kota Bau-BauDirektorat Jenderal Perumahan dan Permukiman (2002) Departemen Permukiman dan

Prasarana Wilayah JakartaKantor Menteri Negara Lingkungan Hidup 1997 Agenda 21 IndonesiaKantor Menteri Negara Perumahan Rakyat 1997 Perumahan Rakyat Untuk Kesejahteraan

dan Pemerataan Jakarta Penerbit PropertiKeputusan Sekretaris Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Dan Penanganan

Pegungsi Nomor 2 tahun 2001 Tentang Pedoman Umum Penanggulangan Bencanadan Penanganan Pengungsi

Koestoer Raldi H dkk 2001 Dimensi Keruangan Kota Jakarta Penerbit UniversitasIndonesia Press

Lynch Kevin Good City form MIT Press-Cambridge 1981 514 hlmRapoportAmos 1977 Human Aspect In Urban Design Toronto Pergamon UniversitySabari Yunushadi 2000 Struktur Tata Ruang Kota Yogyakarta Penerbit Pustaka PelajarSantosoHappy Ratna dkk 2006 Pedoman Penyusunan Tesis Institut Teknologi Sepuluh

Nopember Surabaya Program PascasarjanaSastra M Suparno 2006 Perencanaan dan Pengembangan Perumahan Yogyakarta Penerbit

AndiSadyohutomo Mulyono 2008 Manajemen Kota dan Wilayah Jakarta Penerbit Bumi

AksaraSujarto Djoko 1998 Pengantar Planologi Bandung Penerbit ITB

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Trancik Roger Finding Lost Space Theories of urban design Van NostrandReinholdCompany New York 1986 246 hlm

Turner John FC 1976 Housing By People Pantheos ndash New York USAWibowo Rudi 2004 Konsep Teori dan Landasan Analisis Wilayah Malang Penerbit

Bayumedia PublishingYudohusodo Siswono (1991) Rumah Untuk Seluruh Rakyat INKOPOL Unit Bharakerta

JakartaYuliastuti Nany Perumahan dan Permukiman Artikel Jurusan PWK Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro SemarangZahndMarkus 1999 Perancangan Kota secara Terpadu Semarang Penerbit

KanisiusSoegijapranata University Press

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Paper Seminar Nasional

MODEL INTEGRASI PERMUKIMAN PENGUNGSIKEDALAM SISTEM PERMUKIMAN KOTA

Mahasiswa MuhIrsyad CahyadiNrp 32 08 201 822

JURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA2010

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Identifikasi Permukiman PengungsiPola permukiman yang dibangun oleh pemerintah dilingkungan Lamanaga

menggunakan pola jalan sistem grid dimana bagian-bagian perumahan dibagi dalam blok-blok persegi panjang dengan jalan-jalan yang paralel longitudinal dan transversal membentuksudut siku-siku

Dari gambaran diatas terlihat bahwa pola permukiman di Lingkungan Lamanagaberdasarkan pola jalan yang terbangun menggunakan sistem grid yaitu jalan lingkungan danjalan setapak yang menghubungkan daerah permukiman dengan daerah yang lain namunkondisi jalan kurang besar tidak sesuai dengan penggunaannya Jalan lingkungan berfungsiuntuk menghubungkan permukiman pengungsi dengan jalan poros provinsi yang berpolalinier dimana jalan tersebut menghubungkan kota Bau-Bau dengan Kota-kota satelit diKecamatan Sorawolio sedangkan jalan setapak adalah jalan yang menghubungkan perumahanpengungsi dengan jalan lingkungan

Gambar 6 Pola permukiman pengungsi

Gambar 7 Kondisi Permukiman pengungsi (sumber survei lapangan September 2009)

Hubungan keterkaitan antara permukiman pengungsi dengan permukiman kotadihubungkan oleh jaringan jalan arteri Bau-Bau menuju Pasarwajo (Kabupaten Buton) Saranaprasarana yang terbangun dilingkungan Lamanaga di manfaatkan pula oleh masyarakat kotamisalnya fasilitas pendidikan rumah ibadah

Integrasi permukiman Pengungsi kedalam sistem Permukiman KotaPerkembangan kota mengarah kedaerah-daerah pinggiran yang telah dikembangkan

sebagai pusat pertumbuhan baru Pola permukiman pengungsi berbentuk grid berada padakota bagian atas Permukiman pengungsi merupakan bagian dari permukiman kota Bau-Baudan terintegrasi melalui hubungan jaringan jalan yang berbentuk linear

Sistem pusat pelayanan Kota Bau-Bau terdiri dari satu pusat dan tiga sub pusatdengan pola pemanfaatan aksesbilitas sistem pelayanan Pusat pelayanan kota berada pada

BTN MED IBRATA

S LT P NE G 12

S DN

EG 2 P

ALAT

IGA

UT ARA

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

daerah dataran rendah Permukiman pengungsi sebagai sub pusat antara permukiman kotadengan daerah pertumbuhan baru kecamatan Sorawolio Pusat pelayanan permukimanpengungsi merupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasimelalui hubungan pelayanan sub pusat atas pusat kota

Pola jaringan jalan kota Bau-Bau merupakan sistem yang menghubungkan sistemjalan kota dan pinggiran kota Jaringan jalan yang terbentuk pada permukiman pengungsiberpola grid dan berada pada dataran tinggi yaitu kota bagian atas Jaringan jalan permukimanpengungsi merupakan bagian dari jaringan jalan kota dan terintegrasi dengan permukimankota melalui pola jalan linier

Pola jaringan air bersih Kota Bau-Bau dibentuk oleh sistem air bersih dari sungaiBau-Bau dan dari beberapa sumber mata air Sumber air bersih permukiman pengungsidiperoleh dari dari sungai Bau-Bau melalui sumber mata air wakonti sehingga Jaringan airbersih permukiman pengungsi terintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau

Sistem drainase Kota Bau-Bau bermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistemjaringan drainase permukiman pengungsi merupakan bagian dari sistem drainase kotamengikuti saluran sungai Bau-Bau dan Permukiman pengungsi terintegrasi denganpermukiman kota melalui hubungan jaringan drainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian daripermukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan program

Sistem jaringan listrik kota dibentuk oleh jaringan sutem dan sutet yang melayaniseluruh bagian kota dan permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Jadi Integrasipermukiman pengungsi kedalam permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrikmengikuti pola jaringan sutem dan menjadi satu kesatuan

V KESIMPULANPola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau dapat diidentifikasi merupakan pola

konsentris setengah lingkaran dan pola permukiman pusat Kota Bau-Bau berbentuk grid padadaerah datar dan berada dikota bagian bawah dan linear pada arah luar kota serta cenderungmembentuk kota satelit sedangkan pola permukiman pengungsi berbentuk grid dimanahubungan keduanya antara lain dihubungkan oleh jaringan jalan yang berbentuk linear

Pusat pelayanan berada pada pusat kota Bau-Bau mengarah pada satu pusat kota dandalam pusat kota terdiri dari tiga sub pusat kota Pusat pelayanan permukiman pengungsimerupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasi melaluihubungan pelayanan sub pusat atas pusat kotaPermukiman pengungsi sebagai sub pusat kotaantara daerah pertumbuhan baru di Kecamata Sorawolio dengan pusat Kota Bau-Bau

Sumber air bersih permukiman pengungsi diperoleh dari dari sungai Bau-Bau melaluisumber mata air wakonti dan merupakan Jaringan air kota sehingga permukiman pengungsiterintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau Sistem drainase Kota Bau-Baubermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistem jaringan drainase permukiman pengungsimerupakan bagian dari sistem drainase kota mengikuti saluran sungai Bau-Bau danPermukiman pengungsi terintegrasi dengan permukiman kota melalui hubungan jaringandrainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian dari

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

permukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan programSistem jaringan listrik permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Integrasi permukimanpengungsi kedalam sistem permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrik denganmengikuti pola jaringan sutem sehingga menjadi satu kesatuan

Model integrasi permukiman pengungsi kedalam sistem permukiman kota dalampenelitian ini adalah integrasi fisik dimana Faktor fisik berkaitan dengan wujud fisik kawasankota dan memiliki komponen-komponen spasial visual dan detail Kawasan kota yangterintegrasi dengan demikian adalah kawasan yang unsur-unsurnya secara fungsi terjalinsinergis

VI DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Bau-Bau (2007) Bau-Bau Dalam Angka BPS Kota Bau-BauBintarto 1983 Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya Jakarta Ghalia IndonesiaBudihardjoEko 1997 Tata Ruang Perkotaan Bandung Penerbit Alumni-------------------- 1999 Kota Berkelanjutan Bandung Penerbit AlumniBranch Melville(Dalam Wibisono Bambang H 1995) Perencanaan Kota Komprehensif

Bandung Penerbit Gajah Mada University PressDaldjoeniN 2003 Geografi Kota dan Desa Bandung Penerbit AlumniDarjosanjoto Endang TS 2006 Penelit ian Arsitektur diBidang Perumahan dan

Permukiman Surabaya ITS pressDinas Pekerjaan Umum Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Program Investasi Jangka

Menengah Dinas PU Kota Bau-BauDinas Tata Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bau-Bau Dinas

Tata Kota Bau-BauDirektorat Jenderal Perumahan dan Permukiman (2002) Departemen Permukiman dan

Prasarana Wilayah JakartaKantor Menteri Negara Lingkungan Hidup 1997 Agenda 21 IndonesiaKantor Menteri Negara Perumahan Rakyat 1997 Perumahan Rakyat Untuk Kesejahteraan

dan Pemerataan Jakarta Penerbit PropertiKeputusan Sekretaris Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Dan Penanganan

Pegungsi Nomor 2 tahun 2001 Tentang Pedoman Umum Penanggulangan Bencanadan Penanganan Pengungsi

Koestoer Raldi H dkk 2001 Dimensi Keruangan Kota Jakarta Penerbit UniversitasIndonesia Press

Lynch Kevin Good City form MIT Press-Cambridge 1981 514 hlmRapoportAmos 1977 Human Aspect In Urban Design Toronto Pergamon UniversitySabari Yunushadi 2000 Struktur Tata Ruang Kota Yogyakarta Penerbit Pustaka PelajarSantosoHappy Ratna dkk 2006 Pedoman Penyusunan Tesis Institut Teknologi Sepuluh

Nopember Surabaya Program PascasarjanaSastra M Suparno 2006 Perencanaan dan Pengembangan Perumahan Yogyakarta Penerbit

AndiSadyohutomo Mulyono 2008 Manajemen Kota dan Wilayah Jakarta Penerbit Bumi

AksaraSujarto Djoko 1998 Pengantar Planologi Bandung Penerbit ITB

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Trancik Roger Finding Lost Space Theories of urban design Van NostrandReinholdCompany New York 1986 246 hlm

Turner John FC 1976 Housing By People Pantheos ndash New York USAWibowo Rudi 2004 Konsep Teori dan Landasan Analisis Wilayah Malang Penerbit

Bayumedia PublishingYudohusodo Siswono (1991) Rumah Untuk Seluruh Rakyat INKOPOL Unit Bharakerta

JakartaYuliastuti Nany Perumahan dan Permukiman Artikel Jurusan PWK Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro SemarangZahndMarkus 1999 Perancangan Kota secara Terpadu Semarang Penerbit

KanisiusSoegijapranata University Press

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Paper Seminar Nasional

MODEL INTEGRASI PERMUKIMAN PENGUNGSIKEDALAM SISTEM PERMUKIMAN KOTA

Mahasiswa MuhIrsyad CahyadiNrp 32 08 201 822

JURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA2010

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

daerah dataran rendah Permukiman pengungsi sebagai sub pusat antara permukiman kotadengan daerah pertumbuhan baru kecamatan Sorawolio Pusat pelayanan permukimanpengungsi merupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasimelalui hubungan pelayanan sub pusat atas pusat kota

Pola jaringan jalan kota Bau-Bau merupakan sistem yang menghubungkan sistemjalan kota dan pinggiran kota Jaringan jalan yang terbentuk pada permukiman pengungsiberpola grid dan berada pada dataran tinggi yaitu kota bagian atas Jaringan jalan permukimanpengungsi merupakan bagian dari jaringan jalan kota dan terintegrasi dengan permukimankota melalui pola jalan linier

Pola jaringan air bersih Kota Bau-Bau dibentuk oleh sistem air bersih dari sungaiBau-Bau dan dari beberapa sumber mata air Sumber air bersih permukiman pengungsidiperoleh dari dari sungai Bau-Bau melalui sumber mata air wakonti sehingga Jaringan airbersih permukiman pengungsi terintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau

Sistem drainase Kota Bau-Bau bermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistemjaringan drainase permukiman pengungsi merupakan bagian dari sistem drainase kotamengikuti saluran sungai Bau-Bau dan Permukiman pengungsi terintegrasi denganpermukiman kota melalui hubungan jaringan drainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian daripermukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan program

Sistem jaringan listrik kota dibentuk oleh jaringan sutem dan sutet yang melayaniseluruh bagian kota dan permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Jadi Integrasipermukiman pengungsi kedalam permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrikmengikuti pola jaringan sutem dan menjadi satu kesatuan

V KESIMPULANPola struktur dan morfologi Kota Bau-Bau dapat diidentifikasi merupakan pola

konsentris setengah lingkaran dan pola permukiman pusat Kota Bau-Bau berbentuk grid padadaerah datar dan berada dikota bagian bawah dan linear pada arah luar kota serta cenderungmembentuk kota satelit sedangkan pola permukiman pengungsi berbentuk grid dimanahubungan keduanya antara lain dihubungkan oleh jaringan jalan yang berbentuk linear

Pusat pelayanan berada pada pusat kota Bau-Bau mengarah pada satu pusat kota dandalam pusat kota terdiri dari tiga sub pusat kota Pusat pelayanan permukiman pengungsimerupakan bagian dari pelayanan yang berada pada pusat kota dan terintegrasi melaluihubungan pelayanan sub pusat atas pusat kotaPermukiman pengungsi sebagai sub pusat kotaantara daerah pertumbuhan baru di Kecamata Sorawolio dengan pusat Kota Bau-Bau

Sumber air bersih permukiman pengungsi diperoleh dari dari sungai Bau-Bau melaluisumber mata air wakonti dan merupakan Jaringan air kota sehingga permukiman pengungsiterintegrasi dengan jaringan kota melalui sungai Bau-Bau Sistem drainase Kota Bau-Baubermuara ke sungai Bau-Bau dan laut Sistem jaringan drainase permukiman pengungsimerupakan bagian dari sistem drainase kota mengikuti saluran sungai Bau-Bau danPermukiman pengungsi terintegrasi dengan permukiman kota melalui hubungan jaringandrainase dan sungai Bau-Bau

Fasilitas sosial kota terbentuk oleh sistem pusat sosial dan sub pusat di daerahpinggiran sedangkan fasilitas sosial Permukiman pengungsi merupakan bagian dari

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

permukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan programSistem jaringan listrik permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Integrasi permukimanpengungsi kedalam sistem permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrik denganmengikuti pola jaringan sutem sehingga menjadi satu kesatuan

Model integrasi permukiman pengungsi kedalam sistem permukiman kota dalampenelitian ini adalah integrasi fisik dimana Faktor fisik berkaitan dengan wujud fisik kawasankota dan memiliki komponen-komponen spasial visual dan detail Kawasan kota yangterintegrasi dengan demikian adalah kawasan yang unsur-unsurnya secara fungsi terjalinsinergis

VI DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Bau-Bau (2007) Bau-Bau Dalam Angka BPS Kota Bau-BauBintarto 1983 Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya Jakarta Ghalia IndonesiaBudihardjoEko 1997 Tata Ruang Perkotaan Bandung Penerbit Alumni-------------------- 1999 Kota Berkelanjutan Bandung Penerbit AlumniBranch Melville(Dalam Wibisono Bambang H 1995) Perencanaan Kota Komprehensif

Bandung Penerbit Gajah Mada University PressDaldjoeniN 2003 Geografi Kota dan Desa Bandung Penerbit AlumniDarjosanjoto Endang TS 2006 Penelit ian Arsitektur diBidang Perumahan dan

Permukiman Surabaya ITS pressDinas Pekerjaan Umum Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Program Investasi Jangka

Menengah Dinas PU Kota Bau-BauDinas Tata Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bau-Bau Dinas

Tata Kota Bau-BauDirektorat Jenderal Perumahan dan Permukiman (2002) Departemen Permukiman dan

Prasarana Wilayah JakartaKantor Menteri Negara Lingkungan Hidup 1997 Agenda 21 IndonesiaKantor Menteri Negara Perumahan Rakyat 1997 Perumahan Rakyat Untuk Kesejahteraan

dan Pemerataan Jakarta Penerbit PropertiKeputusan Sekretaris Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Dan Penanganan

Pegungsi Nomor 2 tahun 2001 Tentang Pedoman Umum Penanggulangan Bencanadan Penanganan Pengungsi

Koestoer Raldi H dkk 2001 Dimensi Keruangan Kota Jakarta Penerbit UniversitasIndonesia Press

Lynch Kevin Good City form MIT Press-Cambridge 1981 514 hlmRapoportAmos 1977 Human Aspect In Urban Design Toronto Pergamon UniversitySabari Yunushadi 2000 Struktur Tata Ruang Kota Yogyakarta Penerbit Pustaka PelajarSantosoHappy Ratna dkk 2006 Pedoman Penyusunan Tesis Institut Teknologi Sepuluh

Nopember Surabaya Program PascasarjanaSastra M Suparno 2006 Perencanaan dan Pengembangan Perumahan Yogyakarta Penerbit

AndiSadyohutomo Mulyono 2008 Manajemen Kota dan Wilayah Jakarta Penerbit Bumi

AksaraSujarto Djoko 1998 Pengantar Planologi Bandung Penerbit ITB

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Trancik Roger Finding Lost Space Theories of urban design Van NostrandReinholdCompany New York 1986 246 hlm

Turner John FC 1976 Housing By People Pantheos ndash New York USAWibowo Rudi 2004 Konsep Teori dan Landasan Analisis Wilayah Malang Penerbit

Bayumedia PublishingYudohusodo Siswono (1991) Rumah Untuk Seluruh Rakyat INKOPOL Unit Bharakerta

JakartaYuliastuti Nany Perumahan dan Permukiman Artikel Jurusan PWK Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro SemarangZahndMarkus 1999 Perancangan Kota secara Terpadu Semarang Penerbit

KanisiusSoegijapranata University Press

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Paper Seminar Nasional

MODEL INTEGRASI PERMUKIMAN PENGUNGSIKEDALAM SISTEM PERMUKIMAN KOTA

Mahasiswa MuhIrsyad CahyadiNrp 32 08 201 822

JURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA2010

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

permukiman kota melalui interaksi kegiatan dan program sehingga permukiman pengungsiterintegrasi kedalam sistem permukiman kota melalui jalur koordinasi kegiatan dan programSistem jaringan listrik permukiman pengungsi merupakan bagian sistem jaringan kota yangdihubungkan oleh jaringan saluran udara tegangan menengah (sutem) Integrasi permukimanpengungsi kedalam sistem permukiman kota dihubungkan oleh Jaringan listrik denganmengikuti pola jaringan sutem sehingga menjadi satu kesatuan

Model integrasi permukiman pengungsi kedalam sistem permukiman kota dalampenelitian ini adalah integrasi fisik dimana Faktor fisik berkaitan dengan wujud fisik kawasankota dan memiliki komponen-komponen spasial visual dan detail Kawasan kota yangterintegrasi dengan demikian adalah kawasan yang unsur-unsurnya secara fungsi terjalinsinergis

VI DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Bau-Bau (2007) Bau-Bau Dalam Angka BPS Kota Bau-BauBintarto 1983 Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya Jakarta Ghalia IndonesiaBudihardjoEko 1997 Tata Ruang Perkotaan Bandung Penerbit Alumni-------------------- 1999 Kota Berkelanjutan Bandung Penerbit AlumniBranch Melville(Dalam Wibisono Bambang H 1995) Perencanaan Kota Komprehensif

Bandung Penerbit Gajah Mada University PressDaldjoeniN 2003 Geografi Kota dan Desa Bandung Penerbit AlumniDarjosanjoto Endang TS 2006 Penelit ian Arsitektur diBidang Perumahan dan

Permukiman Surabaya ITS pressDinas Pekerjaan Umum Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Program Investasi Jangka

Menengah Dinas PU Kota Bau-BauDinas Tata Kota Bau-Bau (2003-2012) Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bau-Bau Dinas

Tata Kota Bau-BauDirektorat Jenderal Perumahan dan Permukiman (2002) Departemen Permukiman dan

Prasarana Wilayah JakartaKantor Menteri Negara Lingkungan Hidup 1997 Agenda 21 IndonesiaKantor Menteri Negara Perumahan Rakyat 1997 Perumahan Rakyat Untuk Kesejahteraan

dan Pemerataan Jakarta Penerbit PropertiKeputusan Sekretaris Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Dan Penanganan

Pegungsi Nomor 2 tahun 2001 Tentang Pedoman Umum Penanggulangan Bencanadan Penanganan Pengungsi

Koestoer Raldi H dkk 2001 Dimensi Keruangan Kota Jakarta Penerbit UniversitasIndonesia Press

Lynch Kevin Good City form MIT Press-Cambridge 1981 514 hlmRapoportAmos 1977 Human Aspect In Urban Design Toronto Pergamon UniversitySabari Yunushadi 2000 Struktur Tata Ruang Kota Yogyakarta Penerbit Pustaka PelajarSantosoHappy Ratna dkk 2006 Pedoman Penyusunan Tesis Institut Teknologi Sepuluh

Nopember Surabaya Program PascasarjanaSastra M Suparno 2006 Perencanaan dan Pengembangan Perumahan Yogyakarta Penerbit

AndiSadyohutomo Mulyono 2008 Manajemen Kota dan Wilayah Jakarta Penerbit Bumi

AksaraSujarto Djoko 1998 Pengantar Planologi Bandung Penerbit ITB

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Trancik Roger Finding Lost Space Theories of urban design Van NostrandReinholdCompany New York 1986 246 hlm

Turner John FC 1976 Housing By People Pantheos ndash New York USAWibowo Rudi 2004 Konsep Teori dan Landasan Analisis Wilayah Malang Penerbit

Bayumedia PublishingYudohusodo Siswono (1991) Rumah Untuk Seluruh Rakyat INKOPOL Unit Bharakerta

JakartaYuliastuti Nany Perumahan dan Permukiman Artikel Jurusan PWK Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro SemarangZahndMarkus 1999 Perancangan Kota secara Terpadu Semarang Penerbit

KanisiusSoegijapranata University Press

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Paper Seminar Nasional

MODEL INTEGRASI PERMUKIMAN PENGUNGSIKEDALAM SISTEM PERMUKIMAN KOTA

Mahasiswa MuhIrsyad CahyadiNrp 32 08 201 822

JURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA2010

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Trancik Roger Finding Lost Space Theories of urban design Van NostrandReinholdCompany New York 1986 246 hlm

Turner John FC 1976 Housing By People Pantheos ndash New York USAWibowo Rudi 2004 Konsep Teori dan Landasan Analisis Wilayah Malang Penerbit

Bayumedia PublishingYudohusodo Siswono (1991) Rumah Untuk Seluruh Rakyat INKOPOL Unit Bharakerta

JakartaYuliastuti Nany Perumahan dan Permukiman Artikel Jurusan PWK Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro SemarangZahndMarkus 1999 Perancangan Kota secara Terpadu Semarang Penerbit

KanisiusSoegijapranata University Press

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Paper Seminar Nasional

MODEL INTEGRASI PERMUKIMAN PENGUNGSIKEDALAM SISTEM PERMUKIMAN KOTA

Mahasiswa MuhIrsyad CahyadiNrp 32 08 201 822

JURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA2010

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now

Model integrasi Permukiman Pengungsi Kedalam Sistem Permukiman Kota

Paper Seminar Nasional

MODEL INTEGRASI PERMUKIMAN PENGUNGSIKEDALAM SISTEM PERMUKIMAN KOTA

Mahasiswa MuhIrsyad CahyadiNrp 32 08 201 822

JURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA2010

Easy PDF Creator is professional software to create PDF If you wish to remove this line buy it now