mod module networking administrator (basic)

70

Upload: arief-putranto

Post on 15-Dec-2015

108 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Module Networking Administrator (Basic)

TRANSCRIPT

TOT (Training of Trainer)

NETWORK ADMINISTRATOR

BALAI PELATIHAN DAN RISET TIK (BPRTIK) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SDM (BLSDM) KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (KEMKOMINFO)

Chapter 1 Introduction of Network Fundamentals

Maksud dan tujuan dari chapter ini adalah :

Peserta mampu untuk memahami konsep dasar dari jaringan komputer.

Peserta mampu mengidentifikasi semua elemen jaringan komputer.

Peserta mampu untuk mendiskusikan topik jaringan komputer secara menyeluruh.

1. Definisi Jaringan Komputer

Jaringan Komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling berhubungan antara satu

dengan yang lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga

dapat saling berbagi informasi, program-program, dan menggunakan bersama perangkat keras.

1.1 Tujuan Jaringan Komputer

Tujuan dibangunnya suatu jaringan komputer adalah membawa informasi secara tepat

dan tanpa adanya kesalahan dari sisi pengirim (transmitter) menuju ke sisi penerima

(receiver) melalui media komunikasi.

1.2 Manfaat Jaringan Komputer

Beberapa manfaat yang akan kita dapatkan apabila kita menerapkan atau

mengimplementasikan jaringan komputer:

a) Kita dapat berbagi peralatan dan sumber daya (sharing)

b) Integrasi data (data integrity)

c) Komunikasi (communication)

d) Keamanan (security)

e) Pengembangan dan Pemeliharaan

f) Sumber Daya Lebih Efisien dan Informasi Terkini

2. Tipe Jaringan Komputer

Penerapan jaringan komputer di Indonesia khususnya dan di dunia pada umumnya sangatlah

bergantung pada kondisi dari besar, struktur dan sistem pendanaan yang dimiliki oleh

perusahaan. Masing - masing perusahaan akan memiliki tipe jaringan komputer yang berbeda-

beda. Jaringan komputer dapat di kategorikan menjadi 2 tipe seperti di bawah ini :

2.1 Peer-to-peer Network

Jaringan tipe peer-to-peer diistilahkan non-dedicated server,

karena server tidak berperan sebagai server murni melainkan

sekaligus dapat berperan sebagai workstation. Peer-to-peer

merupakan jaringan komputer sederhana yang dapat

digunakan untuk menghubungkan jaringan komputer

sebanyak kurang dari 10 komputer.

Keunggulan Peer-to-peer Network

Antar komputer dalam jaringan dapat saling berbagi-pakai

fasilitas yang dimilikinya seperti: harddisk, drive, fax/modem, printer.

Contoh: model Peer-to-peer

network

Kelemahan Peer-to-peer Network

a) Troubleshooting jaringan relatif lebih sulit, karena pada jaringan tipe Peer-to-peer

setiap komputer dimungkinkan untuk terlibat dalam komunikasi yang ada.

b) Tidak ada nya administrasi jaringan yang tersentralisasi sehingga anda di haruskan untuk

melakukan konfigurasi user accounts serta keamanan jaringan di setiap komputer yang

terhubung dengan jaringan tersebut.

2.2 Server-Based Network

Jaringan tipe server-based network yang biasa disebut

dengan istilah client-server merupakan suatu tipe

jaringan yang mempunyai jangkauan luas. Apabila

mempunyai komputer yang lebih dari 10 komputer ada

baiknya anda menggunakan tipe jaringan ini.

Server adalah komputer yang menyediakan fasilitas

bagi komputer-komputer lain di dalam jaringan dan

client adalah komputer-komputer yang menerima atau

menggunakan fasilitas yang disediakan oleh server.

Server ini murni berperan sebagai server yang

menyediakan fasilitas kepada / client dan server tersebut tidak dapat berperan sebagai

workstation.

Keunggulan Server-Based Network

a) Kecepatan akses lebih tinggi karena penyediaan fasilitas jaringan dan pengelolaannya

dilakukan secara khusus oleh satu komputer (server).

b) Sistem keamanan dan administrasi jaringan lebih baik, karena terdapat sebuah

komputer yang bertugas sebagai administrator jaringan.

c) Sistem backup dan recovery data lebih baik, karena pada jaringan client-server backup

dilakukan terpusat di server,yang akan membackup seluruh data yang digunakan di

dalam jaringan.

Kelemahan Server-Based Network

a) Diperlukan adanya satu komputer khusus yang berkemampuan lebih untuk ditugaskan

sebagai server.

b) Diperlukan budget dan tingkat pengetahuan yang lebih.

Beberapa peran yang dapat dilakukan oleh server diantara nya adalah sebagai berikut :

1. File and print servers, mengontrol dan menyebarkan (sharing) printer dan files di dalam

jaringan. File and print servers merupakan alasan utama untuk mempunyai sebuah

jaringan; banyak pengguna yang mengakses data dan file secara bersamaan, sehingga

data dan file tersebut harus ditempatkan di dalm server.

2. Application servers, merupakan server yang ditugaskan untuk menjalankan beberapa

program aplikasi di dalam jaringan tersebut. Contoh dari application server ini adalah ;

Database server dan Email server.

Contoh: model Peer-to-peer network

3. Web servers, merupakan server yang di tugaskan untuk menjalankan HTTP (Hyper Text

Transfer Protocol) dan di desain untuk melakukan penyebaran informasi melalui web di

internet maupun intranet perusahaan.

4. Directory servers, merupakan sebuah server yang berfungsi untuk merekam data user

accounts yang dapat melakukan log on ke dalam jaringan.

3. Topologi Jaringan Komputer

Topologi merupakan representasi layout physical maupun logical dari sebuah jaringan. Layout

physical merupakan sebuah gambaran dari penempatan komputer, kabel dan komponen lainnya

yang ada di dalam jaringan. Sedangkan layout logical menggambarkan hubungan secara logika

yang terjadi pada masing-masing komputer dalam jaringan.

3.1 Topologi Bus

Topologi Bus sebuah topologi yang media transmisinya

menggunakan kabel tunggal atau kabel pusat tempat

yang menghubungkan client dan server. Topologi bus ini

memakai kabel BNC dan di bagian kedua ujungnya harus

diberi terminator. Sebenarnya Topologi ini cukup

sederhana serta mudah ditangani, tetapi saat ini telah

banyak ditinggalkan dikarenakan padatnya lalulintas data dan jika terdapat satu node yang

rusak maka seluruh jaringan tidak bisa berfungsi.

Keuntungan topologi bus:

a. Lebih hemat kabel, karena media transmisinya hanya memakai kabel tunggal serta

terpusat sehingga tidak memerlukan kabel yang banyak.

b. Mempunyai layout kabel yang sederhana, dalam pemasangan topologi bus skema dan

rancangan kabel yang dipakai sangat sederhana sehingga pemasangannya lebih mudah.

c. Mudah dikembangkan, karena dalam pengembangan jaringan komputer baik client

maupun server bisa dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu komputer lain.

Kerugian topologi bus:

a. Sulit mengidentifikasi kesalahan jika jaringan mengalami gangguan.

b. Lalu lintas data padat karena topologi bus menggunakan kabel terpusat sebagai transmisi.

c. Jika terdapat salah satu client yang rusak, maka jaringan tidak dapat berfungsi.

d. Untuk penggunaan jaringan dengan jangkauan yang sangat luas dibutuhkan repeater

sebagai penguat sinyal.

3.2 Topologi Star

Topologi Star merupakan bentuk topologi jaringan yang berupa konvergensi dari node tengah

ke setiap node atau pengguna. Masing- masing workstation di hubungkan secara langsung ke

Server atau Hub/Switch. Intinya topologi ini mengunakan Hub/Switch untuk menghubungkan

dari komputer satu ke komputer yang lain. Hub/ Switch berfungsi untuk menerima sinyal-

sinyal dari komputer dan meneruskan ke semua komputer yang terhubung dengan Hub/Swich

tersebut. Topologi jaringan Star termasuk topologi jaringan dengan biaya menengah.

Contoh : Skema Topologi Bus

Kelebihan Topologi Star

a) Kerusakan pada satu saluran hanya akan memengaruhi jaringan pada saluran tersebut

dan station yang terpaut.

b) Tingkat keamanan termasuk tinggi.

c) Tahan terhadap lalu lintas jaringan yang sibuk.

d) Penambahan dan pengurangan station dapat dilakukan dengan mudah.

e) Akses Kontrol terpusat.

f) Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan/kerusakan pengelolaan jaringan.

g) Paling fleksibel.

Kekurangan Topologi Star

a) Jika node tengah mengalami kerusakan, maka seluruh rangkaian akan berhenti.

b) Boros dalam pemakaian kabel.

c) Hub/Switch jadi elemen kritis karena kontrol terpusat.

d) Peran hub sangat sensitif sehinga ketika terdapat masalah dengan Hub/Switch maka

jaringan tersebut akan down.

e) Jaringan tergantung pada terminal pusat.

f) Jika menggunakan Hub/Switch dan lalu lintas data padat dapat menyebabkan jaringan

lambat.

g) Biaya jaringan lebih mahal dari pada bus atau ring.

3.3 Topologi Mesh

Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar

perangkat dimana setiap perangkat terhubung secara

langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan.

Akibatnya, dalam topologi mesh setiap perangkat dapat

berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju

(dedicated links). Dengan demikian maksimal banyaknya

koneksi antar perangkat pada jaringan bertopologi mesh ini

dapat dihitung yaitu sebanyak n(n-1)/2. Selain itu karena

setiap perangkat dapat terhubung dengan perangkat lainnya

yang ada di dalam jaringan maka setiap perangkat harus memiliki sebanyak n-1 Port

Input/Output (I/O ports). Di antara topologi yang lain topologi mesh memiliki hubungan yang

berlebihan antara peralatan-peralatan yang ada. Jadi susunannya, setiap peralatan yang ada

didalam jaringan saling terhubung satu sama lain. Dapat dibayangkan jika jumlah peralatan

yang terhubung sangat banyak, tentunya ini akan sangat sulit sekali untuk dikendalikan

dibandingkan hanya sedikit peralatan saja yang terhubung.

Kelebihan Topologi Mesh :

a) Keuntungan utama dari penggunaan topologi mesh adalah fault tolerance.

b) Terjaminnya kapasitas channel komunikasi, karena memiliki hubungan yang berlebih.

c) Relatif lebih mudah untuk dilakukan troubleshoot.

Kekurangan Topologi Mesh :

a) Sulitnya pada saat melakukan instalasi dan melakukan konfigurasi ulang saat jumlah

komputer dan peralatan-peralatan yang terhubung semakin meningkat jumlahnya.

b) Biaya yang besar untuk memelihara hubungan yang berlebih.

3.4 Topologi Ring

Ciri khas utama susunan dan koneksi komputer-komputer pada

topologi Ring adalah tiap komputer terhubung dengan dua

komputer di sebelahnya secara langsung tanpa melalui sebuah

terminal pusat seperti pada topologi star. Aliran data pada topologi

Ring bergerak satu arah dari satu komputer ke komputer yang

berada tepat pada koneksi berikutnya atau yang terhubung

langsung.

Kelebihan Topologi Ring :

a) Aliran data mengalir lebih cepat karena dapat melayani data dari kiri atau kanan server .

b) Dapat melayani aliran lalu lintas data yang padat, karena data dapat bergerak ke-kiri atau

ke-kanan.

c) Waktu untuk mengakses data lebih optimal.

d) Tidak ada monopoli dari sebuah komputer terkait pemakaian jaringan.

e) Hemat pemakaian material kabel.

Kelemahan Topologi Ring :

a) Penambahan terminal /node menjadi lebih sulit bila port sudah habis.

b) Jika salah satu terminal mengalami kerusakan, maka semua terminal pada jaringan tidak

dapat digunakan.

3.5 Topologi Hybrid

Topologi Hybrid adalah kombinasi dari dua atau lebih

topologi berbeda berpadu menjadi satu bentuk baru

pada sistem jaringan komputer. Bila topologi berbeda

terhubung ke satu sama lainnya dan tidak menampilkan

satu karakteristik topologi tertentu maka bentuk desain

jaringan ini disebut topologi jaringan hybrid.

Kelebihan Topologi Hybrid

Salah satu keuntungan yang menonjol topologi hybrid adalah fleksibilitas. Topologi

jaringan hybrid dirancang sedemikiana rupa sehingga dapat diterapkan untuk sejumlah

lingkungan jaringan yang berbeda.

Hybrid mengkombinasikan konfigurasi yang berbeda tapi dapat bekerja dengan sempurna

untuk jumlah lalu lintas jaringan yang berbeda.

Menambahkan koneksi periferal lain cukup mudah, seperti node baru dan/atau periferal

dapat terhubung antar topologi berbeda

Contoh : Topologi Ring

contoh : Topologi Hybrid

Dibandingkan dengan jenis topologi komputer lainya, topologi ini terpercaya. Memiliki

toleransi kesalahan yang lebih baik. ketika sejumlah topologi berbeda terhubung ke satu

sama lain

Ketika link tertentu dalam jaringan komputer mengalami gangguan, tidak menghambat

kerja dari jaringan lainnya.

Jenis topologi dapat dikombinasikan dengan jenis-jenis topologi jaringan komputer lain

tanpa harus membuat perubahan apapun pada topologi yang telah ada.

Kecepatan topologi konsisten, seperti menggabungkan kekuatan dari masing-masing

topologi dan menghilangkan kelemahannya. Oleh sebab itu topologi jaringan

hybrid sangat efisien

Kelebihan topologi periferal yang paling penting adalah mengabaikan kelemahan topologi

berbeda yang terhubung dan hanya akan dipertimbangkan segi kekuatannya walaupun

topologi jaringan hybrid kelihatan sangat rumit tapi merupakan solusi untuk perluasan

jaringan tanpa harus merombak topologi jaringan yang teleh terbangun sebelumnya.

Kelemahan Topologi hybrid

Karena merupakan penggabungan beberapa bentuk menjadi topologi hybrid, maka

pengelolaan topologi akan menjadi lebih sulit.

Dari segi ekonomisnya jaringan hybrid sulit dipertahankan karena membutuhkan biaya

yang lebih topologi tinggi dibandingkan dengan topologi jaringan yang murni dalam satu

bentuk. Faktor biaya dapat dihubungkan dengan biaya penambahan hub/switch dan Biaya

pengkabelan yang meningkat untuk membangun bentuk topologi ini.

Instalasi dan konfigurasi dari topologi ini sulit karena ada topologi yang berbeda yang

harus dihubungkan satu sama lainnya, pada saat yang sama harus dipastikan bahwa tidak

satupun dari node di jaringan gagal berfungsi sehingga membuat instalasi dan konfigurasi

topologi hybrid menjadi sangat sulit.

3.6 Topologi Wireless

Jaringan nirkabel (Wireless) menjadi trend sebagai

alternatif dari jaringan kabel, terutama untuk

pengembangan LAN tradisional karena bisa mengurangi

biaya pemasangan kabel dan mengurangi tugas-tugas

relokasi kabel apabila terjadi perubahan dalam

arsitektur bangunan dsb. Topologi ini dikenal dengan

berbagai nama, misalnya WLAN, WaveLAN, HotSpot, dsb.

Jaringan nirkabel secara topologi terbagi 2, yaitu :

1. Point-to-point

Frekuensi yang digunakan bisa 2,5 GHz, 5 GHz, 10 GHz, 15 GHz, dst. Harus memenuhi

kriteria LOS = Line Of Sight (terlihat tanpa ada penghalang di antaranya). Boleh ada

penghalang di antaranya tetapi tidak boleh masuk dalam area jari-jari pertama Zone

Fresnel (Fresnel Zone 1). Daya yang digunakan juga harus di sesuaikan, harus ada

cadangan power jika terjadi hujan dan redaman atmosfer. Cadangan power untuk

mengantisipasi redaman disebut Fading Margin. Perhitungan daya yang dibutuhkan

Contoh : topologi wireless

antara 2 titik dengan jarak tertentu disebut Link Budget. Untuk kemampuan hardware,

masing-masing produk berbeda-beda. Disesuaikan dengan kebutuhan. Point-to-point

biasanya digunakan untuk jaringan backbone/trunk atau jaringan akses berkecepatan

tinggi.

2. Point-to-multipoint

Secara garis besar, frekuensi dan perhitungan power hampir sama dengan point-to-

point. Hanya saja jaringan point-to-multipoint ada yang mampu membentuk jaringan

yang baik walaupun diantaranya terdapat penghalang (NLOS = Not Line Of Sight).

Teknologi yang digunakan adalah OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing).

Memanfaatkan penghalang/obstacle sebagai media pemantul sinyal OFDM yang

mempunyai banyak carrier (multi-carrier) sampai ke tujuan. Sehingga sinyal yg datang

dari berbagai arah pantulan sampai di sisi penerima dibuat saling memperkuat. Jika

jarak antar antena tidak ada penghalang maka jangkauannya akan lebih jauh.

Untuk coverage area jaringan point-to-multipoint bergantung pada besar kecilnya daya

pancar BTS pada saat pengaturan awal. Di dalam dunia nirkabel ada 3 hal yang

mempengaruhi jarak jangkau dengan suatu aturan sebagai berikut :

a) Power, semakin besar daya, semakin jauh jaraknya. Tetapi daya yang besar sangat tidak

baik, terutama bagi kesehatan tubuh.

b) Frekuensi, semakin besar frekuensi maka jaraknya semakin pendek. Tetapi frekuensi ini

sudah tersedia slotnya, yaitu 2,4 GHz, 5 GHz, dst, jadi tidak bisa juga di atur-atur.

c) Alat yang digunakan. Misalnya penguatan antena, loss pada kabel, sensifitas penerima.

4. Media Transmisi dan Konektor

Media transmisi adalah media yang digunakan untuk mengirimkan informasi dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam jaringan, semua media yang dapat menyalurkan gelombang listrik atau elektromagnetik atau cahaya dapat dipakai sebagai media pengirim, baik untuk pengiriman dan peneriman data.

Data yang dikirim melalui media transmisi maik kabel maupun nirkabel, bentuknya adalah sinyal-

sinyal listrik (tegangan atau arus) digital. Jenis-jenis kabel yang dipakai sebagai transmisi data

pada jaringan :

4.1 Coaxial Cable

Kabel ini sering digunakan sebagai kabel antenna TV. Disebut juga sebagai kabel BNC

(Bayone Naur Connector). Kabel ini merupakan kabel yang paling banyak digunakan pada

LAN, karena memiliki perlindungan terhadap derau (noise) yang lebih tinggi, murah, dan

mampu mengirimkan data dengan kecepatan standar. 4 jenis kabel coaxial, yaitu :

a) Thinnet atau RG-58 (10 Base2)

Kabel Thinnet

b) Thicknet atau RG-58 (10 Base2)

Kabel Thikcnet

c) RG-59

Kabel RG-59

d) RG-6

Kabel RG-6

Ada 3 jenis konektor pada kabel Coaxial, yaitu T konekor, I konektor (socket) dan BNC lonektor.

Keuntungan menggunakan kabel koaksial adalah lebih murah dari kabel fiber optic dan jarak

jangkauannya cukup jauh dari kabel jenis UTP/STP yang menggunakan repeater sebagai

penguatnya. Kekurangannya adalah susah pada saat installasi, baik installasi konektor maupun

kabel.

4.2 Twisted-Pair Cable

Twisted-Pair terdiri dari 2 jenis :

a) STP (Shielded Twisted Pair)

Keuntungan menggunakan kabel STP adalah lebih tahan

terhadap interferensi gelombang elektromagnetik baik dari dari

dalam maupun dari luar. Kekurangannya adalah mahal, susah

pada saat instalasi (terutama masalah grounding), dan jarak

jangkauannya hanya 100m.

b) UTP (Unshielded Twisted Pair)

Keuntungan menggunakan kabel UTP adalah murah dan mudah

diinstalasi. Kekurangannya adalah rentan terhadap interferensi

gelombang elektromagnetik, dan jarak jangkauannya hanya 100m.

Kategori Kabel UTP

4.3 Fiber Optic Fiber optic adalah media transmisi yang terbuat dari serat kaca dan plastik yang menggunakan

bias cahaya dalam mentransmisikan data. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser karena

mempunyai spectrum yang sangat sempit. Kelebihan dari fiber optic ini adalah mampu untuk

mentransmisikan informasi dengan kapasitas (bandwidth) yang tinggi, karena murni terbuat dari

kaca dan plastik maka signal tidak terpengaruh pada gelombang elektromagnetik dan frekuensi

radio. Dengan kelebihan yang dimiliki ini maka fiber optic sudah banyak digunakan sebagai tulang

punggung (backbone) jaringan telekomunikasi.

Dari segi penggunaan fiber optic dibagi dalam dua jenis, yaitu single mode dan multi

mode. Perbedan single mode dan multi mode adalah bahwa single mode memiliki ukuran core

yang kecil, sumber sinar laser, unlimited bandwidth, dan jarak yang jauh ( > 60 km ) sedangkan

multi mode memiliki ukuran core yang lebih besar, sumber sinar laser atau Light Emitting Diodes

(LED), bandwidth terbatas, jarak sekitar (300 – 500 m).

Komponen Fiber Optik

Struktur dasar fiber optic terdiri dari tiga bagian yaitu core (inti), cladding (kulit),

dan buffer (pelindung) atau coating (mantel). Core dan cladding terbuat dari kaca sedangkan

buffer atau coating terbuat dari plastik agar fleksibel.

Core / inti umumnya terbuat dari bahan silica, core berfungsi sebagai waveguide (saluran / pipa

untuk tempat merambat nya cahaya) dimana pengiriman sinyal dilakukan.

Cladding merupakan lapisan kedua setelah core, fungsinya sebagai selimut pengaman interferensi

dari luar. cladding merupakan batas reflekstif (batas pantulan sinar) bahan nya membuat kualitas

cahaya yang memantul tetap terjaga. Memantulkan sinyal kembali ke dalam inti. Umumnya

terbuat dari acrilat. Cladding dan Core tercampur menyatu tidak bisa dipisahkan satu dan lainnya.

Jacket fungsinya untuk melindungi Core secara pisik dan terhadap lingkungan luar

Terdapat dua tipe kontruksi fiber optic cable yaitu loose tube dan tight buffered.

a) Loose tube Cable

Kabel tipe Loose tube dirancang untuk penggunaan pada environment lingkungan yang

keras diluar ruangan, misalnya ditanam dijalan-jalan, dibentangkan di tiang-tiang. Pada

Loose tube cable terdapat lumuran Gel yang melapisi yang fungsinya untuk melindungi serat

optik dari kelembaban dimana air dan pengembunan merupakan masalah serius.

Penggunaan Gel ini membuat kontruksi loose tube cable ini sangat ideal pada lingkungan

dengan kelembaban tinggi (contoh ditanam didalam tanah). Pada Loose tube cable terdapat

12 sampai 200 core per kabel.

b) Tight buffered Cable

Tipe kabel optic Tight-buffered adalah plastik pelapis yang berfungsi melindungi fiber dari

kerusakan. Diinstal untuk indoor environment dikarenakan tidak memiliki banyak lapisan

pelindung seperti Loose tube cable. tipe ini menawarkan connectability langsung dan

fleksibilitas. Umumnya menggunakan 900 micron terbuat dari plastik sebagai jaket

pelindung Core dan cladding yang terbuat dari bahan acrilat.

Aplikasi dari kabel optik tipe tight buffered :

1. intrabuilding backbone

2. Horizontal distribution.

3. Patch cords and equipment cables.

Keuntungan Fiber Optic

a) Kecepatan: menggunakan Laser / LED sebagai sinyal informasi, mengalirkan informasi

dengan kecepatan cahaya, dapat menempuh 1000 Km hanya dengan 5 mili second

b) Bandwidth: fiber optic mampu membawa paket-paket dengan kapasitas besar. Seiring

dengan perkembangan teknologi, banyak perangkat yang bekerja dengan koneksi 10Gigabit

per second bahkan ada Tera router dengan menggunakan teknologi DWDM

c) Distance: sinyal-sinyal dapat ditransmisikan lebih jauh tanpa memerlukan perlakuan

“refresh” atau “diperkuat”.

d) Resistance: daya tahan kuat terhadap imbas elektromagnetik yang dihasilkan perangkat-

perangkat elektronik seperti radio, motor, atau bahkan kabel-kabel transmisi lain di

sekelilingnya.

Kerugian FO

a) Biaya yang mahal untuk peralatannya.

b) Perlu konversi data listrik ke Cahaya dan sebaliknya yang rumit.

c) Perlu peralatan khusus dalam prosedur pemakaian dan pemasangannya.

d) Untuk perbaikan yang kompleks perlu tenaga yang ahli di bidang ini.

e) Selain merupakan keuntungan, sifatnya yang tidak menghantarkan listrik juga merupakan

kelemahannya, karena musti memerlukan alat pembangkit listrik eksternal.

f) Bisa menyerap hidrogen yang bisa menyebabkan loss data.

g) Harga yang relatif masih mahal

h) Instalasi yang relatif sulit

Konektor Fiber Optic

Jenis konektor ada beberapa yang sering digunakan seperti ST, SC, FC, LC ,SMA dll ,konektor yang

biasa digunakan untuk koneksi OTB (Optical Termination Box) adalah konektor ST atau FC .

Ada beberapa jenis konektor yang sering digunakan dalam teknologi fiber Optic

a) Biconic: Salah satu konektor yang kali pertama muncul dalam komunikasi fiber Optic. Saat

ini sangat jarang digunakan.

b) D4: Konektor ini hampir mirip dengan FC hanya berbeda ukurannya saja. Perbedaannya

sekitar 2 mm pada bagian ferrule-nya.

c) FC: Digunakan untuk kabel single mode dengan akurasi yang sangat tinggi dalam

menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver. Konektor ini menggunakan

sistem drat ulir dengan posisi yang bisa diatur, sehingga ketika dipasangkan ke perangkat,

akurasinya tidak akan mudah berubah.

d) SC: Digunakan untuk kabel single mode dan bisa dicopot pasang. Konektor ini tidak terlalu

mahal, simpel, dan dapat diatur secara manual akurasinya dengan perangkat.

e) SMA: Konektor ini merupakan pendahulu dari konektor ST yang sama-sama menggunakan

penutup dan pelindung. Namun seiring dengan berkembangnya ST konektor, maka

konektor ini sudah tidak berkembang lagi penggunaannya.

f) ST: Bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip dengan konektor BNC. Sangat umum

digunakan baik untuk multimode maupun single mode kabel. Sangat mudah digunakan baik

dipasang maupun dicabut.

Selain itu pada konektor tersebut biasanya menggunakan warna tertentu dengan maksud sebagai

berikut:

Warna Konektor Arti Keterangan

Biru Physical Contact (PC), 0° yang paling umum digunkan untuk serat optik single-mode.

Hijau Angle Polished (APC), 8° sudah tidak digunakan lagi untuk serat optik multi-mode

Hitam Physical Contact (PC), 0°

Abu-abu, Krem Physical Contact (PC), 0° serat optik multi-mode

Putih Physical Contact (PC), 0°

Merah

Penggunaan khusus

4.4 Wireless LAN

Saat ini sudah banyak digunakan jaringan tanpa kabel (wireless network), transmisi data

menggunakan sinar infra merah atau gelombang mikro untuk menghantarkan data. Walaupun

kedengarannya praktis, namun kendala yang dihadapi disini adalah masalah jarak, bandwidth, dan

mahalnya biaya. Wireless Access Point juga bisa digabungkan (up-link) dengan ActiveHub dari

jaringan yang sudah ada.

Media transmisi wireless menggunakan gelombang radio frekuensi tinggi. Biasanya gelombang

elektromagnetik dengan frekuensi 2.4 Ghz dan 5 Ghz. Data-data digital yang dikirim melalui

wireless ini akan dimodulasikan ke dalam gelombang elektromagnetik ini.

Tabel Standar-IEEE-802.11

5 Komponen Jaringan Komputer

5.1 PC (PERSONAL COMPUTER)

PC adalah seperangkat peralatan komputer yang digunakan oleh satu orang/pribadi, baik

dilingkungan kantor, toko, rumah maupun lainnya. komputer jenis PC ini berfungsi mengolah

data input dan menghasilkan output data informasi sesuai dengan keinginan pengguna atau

sering disebut sebagai user.

5.2 NIC (Network Interface Card)

NIC atau sering juga disebut adapter card adalah sebuah kartu

elektronik yang dipasang pada semua komputer yang ingin

dihubungkan pada suatu network (termasuk komputer server –

client). NIC inilah yang berfungsi menghubungkan komputer –

komputer pada suatu LAN dan mengijinkan semua komputer

tersebut dapat saling berkomunikasi.

5.3 HUB/Switch

HUB/Switch merupakan perangkat jaringan yang bekerja di

OSI layer 1, Physical Layer. Sehingga dia hanya bekerja tak

lebih sebagai penyambung atau concentrator saja, dan

hanya menguatkan sinyal di kabel UTP. HUB/Switch tdk

Mengenal MAC Addressing / Physical Addressing sehingga

tdk bisa memilah data yg harus ditransmisikan sehingga

collision tdk bisa dihindari dari penggunaan HUB/Switch ini.

Dengan perkembangan teknologi sekarang ini sudah ada

switch yang bekerja di OSI layer 2, Data Link. Sehingga alat

tersebut sudah dapat melakukan physical addressing.

5.4 REPEATER

Repeater sering disebut juga sebagai Penguat Sinyal adalah Alat yang berfungsi untuk

memperkuat sinyal di dalam jaringan komputer, dengan cara menerima sinyal dari satu

segmen kabel pada jaringan (LAN,MAN,WAN) yang kemudian dipancarkan kembali dengan

mempertahankan kekuatan sinyal asli yang pertama diterima segmen kabel tsb. bisa juga

mengembalikan kekuatan sinyal asli seperti dari pusatnya

5.5 WIRELESS

Wireless dalam bahasa Indonesia disebut nirkabel, adalah

teknologi yang menghubungkan dua piranti untuk bertukar data

tanpa media kabel (menggunakan gelombang radio).

Gambar NIC

Gambar HUB/SWITCH

Gambar Wifi

5.6 MODEM

MODEM atau bisa juga disebut modulator-

demodulator merupakan perangkat yang berfungsi

merubah sinyal analog menjadi sinyal digital. pada

umumnya digunakan untuk memperoleh koneksi

internet baik menggunakan kabel telepon maupun

sinyal mobile. Modulator mempunyai fungsi

melakukan proses menghantarkan data dalam bentuk

sinyal informasi ke sinyal pembawa (carrier) agar

dapat dikirim ke pengguna melalui media tertentu dan proses ini disebut dengan proses

modulasi. Sedangkan Demodulator mempunyai fungsi sebagai proses untuk mendapatkan

kembali data yang dikirim oleh pengirim. Pada proses ini data akan dipisahkan dari frekuensi

tinggi dan data yang berupa sinyal analog akan diubah kembali menjadi sinyal digital agar bisa

dibaca oleh komputer.

Ada 2 macam modem yaitu:

a. Modem Internal

Modem internal bentuknya nyaris sama dengan LAN card yang kita pasangkan yaitu pada

salah satu slot komputer serta memakai power suplply dari PC. Modem internal

merupakan modem yang letaknya di dalam CPU dan menancap langsung ke motherboard.

b. Modem External

Modem external adalah modem yang ditempatkan di luar perangkat utama CPU. Modem

ini terpisah dari PC dan dihubungkan melalui kabel LAN dan kabel USB, tergantung tipe

modemnya.

5.7 Connector

Konektor adalah alat yang menghubungkan kabel dengan network adapter. Konektor

digunakan sebagai sarana penghubung antara kabel dengan colokan NIC (Network Interface

Card) yang ada pada komputer Anda.

Macam-macam Konektor dan Fungsinya :

a) Konektor pada coaxial

Konektor yang digunakan bersama

kabel koaksial adalah konektor

Bayonet Neil Concelman (BNC).

Adapter-adapter dengan tipe

berbeda tersedia untuk konektor

BNC, termasuk konektorT,konektor

barrel, dan terminator. Konektor pada kabel merupakan titik terlemah di jaringan.

b) Konektor pada Twister pair Gambar Connector

Konektor RJ45 adalah konektor yang biasa dipergunakan

dalam instalasi jaringan kecil (LAN) dimana kabel yang

digunakan adalah kabel twisted pair tipe UTP. Konektor

ini berfungsi untuk menghubungkan kabel UTP dengan NIC

Gambar MODEM

yang mana kini port yang dipergunakan kebanyakan adalah port RJ45. Ciri-ciri yang

mendasar dari konektor ini adalah warna konektor yang bening an terdapat 8 pin

tembaga di ujung konektor ini sebagai pin-pin yang akan menghubungkan NIC dengan

UTP. RJ 11 adalah konektor yang dipergunakan dalam jaringan telepon. Konektor ini

biasanya disandingkan dengan kabel STP.

c) Konektor pada Fiber Optik

1. Konektor FC : digunakan untuk jenis kabel single mode dengan akurasi yang tinggi

untuk menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver.

2. Konektor SC : digunakan dalam jenis kabel single mode dan bisa dilepas pasang. .

Konektor SC,bentuknya persegi dan lebih mudah dihubungkan ke area yang

ditentukan

3. Konektor ST : bentuknya seperti bayonet berkunci dan hampir mirip dengan konektor

BNC. Umum digunakan pada jenis kabel single mode maupun multi mode. Konektor

ini paling umum dan yang sering digunakan bersama kabel fiber optik.

5.8 KABEL JARINGAN

Kabel dalam sebuah jaringan digunakan sebagai media penghubung. Meskipun sekarang

sudah ada teknologi tanpa kabel (wireless) namun kabel masih sering digunakan karena

mudah dalam pengoperasiannya.

Jenis-jenis Kabel Jaringan dan fungsinya :

a) Kabel UTP

Kabel UTP atau kepanjangannya Unshielded twisted-pair adalah jenis kabel yang terbuat

dari bahan penghantar tembaga, memiliki isolasi dari plastik dan terbungkus oleh bahan

isolasi yang mampu melindungi dari api dan kerusakan fisik.

Fungsi :

Fungsi kabel UTP yaitu digunakan sebagai kabel jaringan LAN

(Local Area Network) pada sistem jaringan komputer, dan

biasanya kabel UTP mempunyai impedansi kurang lebih 100 ohm,

serta dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan

kemampuannya sebagai penghantar data.

b) Kabel STP

STP (Shielded Twisted Pair) adalah jenis kabel telepon yang

digunakan dalam beberapa bisnis instalasi. Terdapat

pembungkus tambahan untuk tiap pasangan kabel, Kabel STP

juga digunakan untuk jaringan Data, digunakan pada jaringan

Token-Ring IBM. Pembungkusnya dapat memberikan proteksi

yang lebih baik terhadap interferensi EMI.

Fungsi :

Media transmisi digunakan pada beberapa peralatan elektronika untuk menghubungkan

antara pengirim dan penerima supaya dapat melakukan pertukaran data. Beberapa alat

elektronika, seperti telepon,komputer televisi dan radio membutuhkan media transmisi

untuk dapat menerima data. Seperti pada pesawat telepon, media transmisi yang

digunakan untuk menghubungkan dua buah telepon adalah kabel.

c) Kabel Coaxsial

Kabel coaxial adalah jenis kabel yang memiliki dua buah

penghantar konduktor berupa kabel solid terbuat dari

tembaga sebagai inti, kemudian dilapisi sekat isolator dan

dililit kembali oleh penghantar berupa kabel serabut yang

terbuat dari tembaga atau alumunium sebagai penghantar

bagian luar. Kabel coaxial atau kabel koaksial terbungkus

oleh isolator elastis yang terbuat dari plastik tahan air.

Fungsi :

Fungsi kabel coaxial adalah untuk mentransmisikan frekuensi tinggi mulai dari 300 kHz

keatas, dan penggunaan kabel ini mempunyai kanal frekuensi yang sangat besar. Dalam

penggunaan sehari-hari, kabel coaxial banyak dijumpai pada antena televisi, antena

pemancar radio, dan juga kabel jaringan LAN. Penggunaan kabel koaksial dalam jaringan

internet melengkapi instalasi kabel UTP yang juga berperan penting dalam jaringan LAN.

d) Fiber Optik (FO)

Kabel jenis ini menggunakan serat optik. Kecepatan dan kehandalan dalam menghantarkan

jaringan tidak diragukan lagi. Namun biasanya hanya dipakai di perusahaan yang besar

karena harganya yang mahal dan pemasangannya yang sulit. Kecepatan pengiriman dara

dengan media FO ini lebih dari 100 Mbps dan bebas pengaruh lingkungan.

5.9 PERANGKAT LUNAK

Perangkat lunak (Software) yang digunakan dalam jaringan komputer baik untuk server

maupun client, antara lain:

a) Sistem Operasi

Sistem operasi adalah perangkat lunak yang membuat komputer dapat beroperasi. Sistem

operasi merupakan perangkat lunak yang pertama kali harus dipasang agar komputer

dapat digunakan/dioperasikan. Dalam jaringan komputer, sistem operasi untuk client

berbeda dengan yang digunakan untuk server.

Untuk komputer client, OS yang digunakan : Windows Xp Prof, Win 2000 Proffesional,

Win ‘98/Me, Linux. Sedangkan untuk server, Network Operating System yang digunakan

antara lain: Windows NT Server, Windows 2000 Server, Windows 2003 Server, Unix,

Novell Netware dan Linux.

b) Program Aplikasi

Program aplikasi biasanya digunakan oleh komputer client untuk produktivitas kerja. Yang

termasuk dalam program aplikasi antara lain : Microsoft Office, Open Office, Corel Draw,

SPSS, Adobe Photoshop, dan lain-lain.

c) Aplikasi Jaringan

Aplikasi jaringan merupakan perangkat lunak yang khusus digunakan untuk jaringan

komputer, misal:

1. ISA Server, SQUID Software untuk proxy server

2. MS SQL Server, MySQL, Oracle Software untuk Database Server

3. Qmail, Postfix, Ms Exchange Software untuk Mail Server

4. IIS, Apache Software untuk Web Server

5. Superscan, tcpdump, ethereal, windup, ping, route Software utility untuk jaringan

komputer, dan lain-lain.

6 Standar dan Protocol Jaringan Komputer

Jenis Jenis Protocol dan Fungsinya Pada Jaringan Komputer

6.1 TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol)

Adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses

tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet.

Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan

protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak

digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak

(software) di sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP

stack. Pada TCP/IP terdapat beberapa protokol sub yang menangani masalah komunikasi

antar komputer. TCP/IP mengimplemenasikan arsitektur berlapis yang terdiri atas empat

lapis, diantaranya adalah :

1. Protokol lapisan aplikasi

2. Protokol lapisan antar-host

3. Protokol lapisan internetwork

4. Protokol lapisan antarmuka jaringan

TCP/IP pun mempunyai beberapa layer, layer-layer itu adalah :

IP (internet protocol) yang berperan dalam pentransmisian paket data dari node ke node. IP

mendahului setiap paket data berdasarkan 4 byte (untuk versi IPv4) alamat tujuan (nomor

IP). Internet authorities menciptakan range angka untuk organisasi yang berbeda.

Organisasi menciptakan grup dengan nomornya untuk departemen. IP bekerja pada mesin

gateaway yang memindahkan data dari departemen ke organisasi kemudian ke region dan

kemudian ke seluruh dunia. TCP (transmission transfer protocol) berperan didalam

memperbaiki pengiriman data yang benar dari suatu klien ke server. Data dapat hilang di

tengah-tengah jaringan. TCP dapat mendeteksi error atau data yang hilang dan kemudian

melakukan transmisi ulang sampai data diterima dengan benar dan lengkap.Sockets yaitu

merupakan nama yang diberikan kepada subrutin paket yang menyediakan akses ke TCP/IP

pada kebanyakan sistem.

6.2 UDP (User Datagram Protocol)

UDP, singkatan dari User Datagram Protocol, adalah salah satu protokol lapisan transport

TCP/IP yang mendukung komunikasi yang tidak andal (unreliable), tanpa koneksi

(connectionless) antara host-host dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP. Dengan

kemampuan connectionless ini pesan-pesan UDP akan dikirimkan tanpa harus dilakukan

proses negosiasi koneksi antara dua host yang hendak bertukar informasi. Sedangkan

dengan adanya sifat unreliable pesan-pesan UDP akan dikirimkan sebagai datagram tanpa

adanya nomor urut atau pesan acknowledgment. Protokol lapisan aplikasi yang berjalan di

atas UDP harus melakukan pemulihan terhadap pesan-pesan yang hilang selama transmisi.

UDP menyediakan mekanisme untuk mengirim pesan-pesan ke sebuah protokol lapisan

aplikasi atau proses tertentu di dalam sebuah host dalam jaringan yang menggunakan

TCP/IP. Header UDP berisi field Source Process Identification dan Destination Process

Identification. UDP menyediakan penghitungan checksum berukuran 16-bit terhadap

keseluruhan pesan UDP.

6.3 Domain Name System (DNS)

Domain Name System (DNS) adalah distribute database system yang digunakan untuk

pencarian nama komputer (name resolution) di jaringan yang mengunakan TCP/IP

(Transmission Control Protocol/Internet Protocol). DNS biasa digunakan pada aplikasi yang

terhubung ke Internet seperti web browser atau e-mail, dimana DNS membantu

memetakan host name sebuah komputer ke IP address. Selain digunakan di Internet, DNS

juga dapat di implementasikan ke private network atau intranet dimana DNS memiliki

keunggulan seperti:

1. Mudah, DNS sangat mudah karena user tidak lagi direpotkan untuk mengingat IP

address sebuah komputer cukup host name (nama Komputer).

2. Konsisten, IP address sebuah komputer bisa berubah tapi host name tidak berubah.

3. Simple, user hanya menggunakan satu nama domain untuk mencari baik di Internet

maupun di Intranet.

6.4 Point-to-Point Protocol

Point-to-Point Protocol (sering disingkat menjadi PPP) adalah sebuah protokol enkapsulasi

paket jaringan yang banyak digunakan pada wide area network (WAN). Protokol ini

merupakan standar industri yang berjalan pada lapisan data-link dan dikembangkan pada

awal tahun 1990-an sebagai respons terhadap masalah-masalah yang terjadi pada protokol

Serial Line Internet Protocol (SLIP), yang hanya mendukung pengalamatan IP statis kepada

para kliennya. Dibandingkan dengan pendahulunya (SLIP), PPP jauh lebih baik, mengingat

kerja protokol ini lebih cepat, menawarkan koreksi kesalahan, dan negosiasi sesi secara

dinamis tanpa adanya intervensi dari pengguna. Selain itu, protokol ini juga mendukung

banyak protokol-protokol jaringan secara simultan.

6.5 Serial Line Internet Protocol

Serial Line Internet Protocol dianggap berkaitan erat dengan pengertian berikut disingkat

dengan SLIP. Sebuah protokol yang memungkinkan pemindahan data IP melalui saluran

telepon. Alat bantu lainnya dalam SLIP adalah PPP yang mendeteksi kesalahan dan

konfigurasi. Sistem ini memerlukan satu komputer server sebagai penampungnya, dan

secara perlahan-lahan akan digantikan oleh standar PPP yang memiliki kecepatan proses

lebih tinggi.

6.6 Internet Control Message Protocol (ICMP)

ICMP adalah salah satu protokol inti. ICMP berbeda tujuan dengan TCP dan UDP dalam hal

ICMP tidak digunakan secara langsung oleh aplikasi jaringan milik pengguna. salah satu

pengecualian adalah aplikasi ping yang mengirim pesan ICMP Echo Request (dan menerima

Echo Reply) untuk menentukan apakah komputer tujuan dapat dijangkau dan berapa lama

paket yang dikirimkan dibalas oleh komputer tujuan. ICMP utamanya digunakan oleh sistem

operasi komputer jaringan untuk mengirim pesan kesalahan yang menyatakan, sebagai

contoh, bahwa komputer tujuan tidak bisa dijangkau.

6.7 POP3 (Post Office Protocol)

POP3 adalah kepanjangan dari Post Office Protocol version 3, yakni protokol yang digunakan

untuk mengambil email dari email server. Protokol POP3 dibuat karena desain dari sistem

email yang mengharuskan adanya email server yang menampung email untuk sementara

sampai email tersebut diambil oleh penerima yang berhak. Kehadiran email server ini

disebabkan kenyataan hanya sebagian kecil dari komputer penerima email yang terus-

menerus melakukan koneksi ke jaringan internet.

6.8 IMAP (Internet Message Access Protocol)

IMAP (Internet Message Access Protocol) adalah protokol standar untuk

mengakses/mengambil e-mail dari server. IMAP memungkinkan pengguna memilih pesan

e-mail yang akan ia ambil, membuat folder di server, mencari pesan e-mail tertentu, bahkan

menghapus pesan e-mail yang ada. Kemampuan ini jauh lebih baik daripada POP (Post

Office Protocol) yang hanya memperbolehkan kita mengambil/download semua pesan yang

ada tanpa kecuali.

6.9 SMTP (Simple Mail Transfer Protocol)

SMTP adalah suatu protokol yang umum digunakan untuk pengiriman surat elektronik atau

email di Internet. Protokol ini gunakan untuk mengirimkan data dari komputer pengirim

surat elektronik ke server surat elektronik penerima. Untuk menggunakan SMTP bisa dari

Microsoft Outlook. biasanya untuk menggunakan SMTP di perlukan settingan :

1. Email Address : contoh —> [email protected]

2. Incoming Mail (POP3, IMAP or HTTP) server : mail.doaminanda.com

3. Outgoing (SMTP) server : mail.domainanda.com

4. Account Name : [email protected]

5. Password : password yang telah anda buat sebelumnya

6.10 HTTP (Hypertext Transfer Protocol)

HTTP (Hypertext Transfer Protocol) suatu protokol yang digunakan oleh WWW (World

Wide Web). HTTP mendefinisikan bagaimana suatu pesan bisa diformat dan dikirimkan

dari server ke client. HTTP juga mengatur aksi-aksi apa saja yang harus dilakukan oleh web

server dan juga web browser sebagai respon atas perintah-perintah yang ada pada

protokol HTTP ini.

Contohnya bila kita mengetikkan suatu alamat atau URL pada browser maka web browser

akan mengirimkan perintah HTTP ke web server. Web server kemudian akan menerima

perintah ini dan melakukan aktivitas sesuai dengan perintah yang diminta oleh web

browser. Hasil aktivitas tadi akan dikirimkan kembali ke web browser untuk ditampilkan

kepada kita.

6.11 HTTPS Hypertext Transfer Protocol Secure)

HTTPS adalah versi aman dari HTTP, protokol komunikasi dari World Wide Web.

Ditemukan oleh Netscape Communications Corporation untuk menyediakan autentikasi

dan komunikasi tersandi dan penggunaan dalam komersi elektris. Selain menggunakan

komunikasi plain text, HTTPS menyandikan data sesi menggunakan protokol SSL (Secure

Socket layer) atau protokol TLS (Transport Layer Security). Kedua protokol tersebut

memberikan perlindungan yang memadai dari serangan eavesdroppers, dan man in the

middle attacks. Pada umumnya port HTTPS adalah 443.

Tingkat keamanan tergantung pada ketepatan dalam mengimplementasikan pada

browser web dan perangkat lunak server dan didukung oleh algorithma penyandian yang

aktual. Oleh karena itu, pada halaman web digunakan HTTPS, dan URL yang digunakan

dimulai dengan ‘https://’ bukan dengan ‘http://’

6.12 SSH (Secure Shell)

SSH adalah protocol jaringan yang memungkinkan pertukaran data secara aman antara

dua komputer. SSH dapat digunakan untuk mengendalikan komputer dari jarak jauh

mengirim file, membuat Tunnel yang terrenkripsi dan lain-lain. Protocol ini mempunyai

kelebihan dibanding protocol yang sejenis seperti Telnet, FTP, Danrsh, karena SSH

memiliki system Otentikasi,Otorisasi, dan ekripsinya sendiri. Dengan begitu keamanan

sebuah sesi komunikasi melalui bantuan SSH ini menjadi lebih terjamin.

6.13 Telnet (Telecommunication network)

Telecommunication network Adalah sebuah protokol jaringan yang digunakan di koneksi

Internet atau Local Area Network. TELNET dikembangkan pada 1969 dan distandarisasi

sebagai IETF STD 8, salah satu standar Internet pertama. TELNET memiliki beberapa

keterbatasan yang dianggap sebagai risiko keamanan.

6.14 FTP ( File Transfer Protocol )

FTP ( File Transfer Protocol ) adalah sebuah protocol internet yang berjalan di dalam

lapisan aplikasi yang merupakan standar untuk pentransferan berkas (file) computer antar

mesin-mesin dalam sebuah internetwork. FTP atau protocol Transmission Control Protocol

(TCP) untuk komunikasi data antara klien dan server, sehingga diantara kedua komponen

tersebut akan dibuatlah sebuah sesi komunikasi sebelum transfer data dimulai. FTP hanya

menggunakan metode autentikasi standar, yakni menggunakan User name dan

paswordnya yang dikirim dalam bentuk tidak terenkripsi. Pengguna terdaftar dapat

menggunakan username dan password-nya untuk mengakses ,men-download ,dan meng-

upload berkas- berkas yang ia kehenaki. Umumnya, para pengguna terdaftar memiliki

akses penuh terdapat berapa direktori , sehingga mereka dapat membuar berkas ,

membuat direktori dan bahkan menghapus berkas. Pengguna yang belum terdaftar dapat

juga menggunakan metode anonymous login, yakni dengan menggunakan nama

pengguna anonymous & password yang diisi dengan menggunakan alamat e-mail. Sebuah

server FTP diakses dengan menggunakan Universal Resource Identifier (URI) dengan

menggunakan format ftp://namaserver. Klien FTP dapat menghubungi server FTP dengan

membuka URI tersebut.

Tujuan FTP server adalah sebagai beikut :

1. Untuk men-sharing data.

2. Untuk menyediakan indirect atau implicit remote computer.

3. Untuk menyediakan tempat penyimpanan bagi User.

4. Untuk menyediakan tranper data yang reliable dan efisien.

6.15 LDAP (Lightweight Directory Access Protocol)

LDAP adalah protokol perangkat lunak untuk memungkinkan semua orang mencari

resource organisasi, perorangan dan lainnya, seperti file atau printer di dalam jaringan

baik di internet atau intranet. Protokol LDAP membentuk sebuah direktori yang berisi

hirarki pohon yang memiliki cabang, mulai dari negara (countries), organisasi,

departemen sampai dengan perorangan. Dengan menggunakan LDAP, seseorang dapat

mencari informasi mengenai orang lain tanpa mengetahui lokasi orang yang akan dicari

itu.

6.16 SSL (Secure Socket Layer)

SSL adalah protocol internet yang paling banyak digunakan untuk enkripsi. Ditambah lagi,

SSL digunakan tidak hanya untuk keamanan koneksi web, tetapi untuk berbagai aplikasi

yang memerlukan enkripsi jaringan end-to-end. Secure Sockets Layer (SSL) merupakan

sistem yang digunakan untuk mengenkripsi pengiriman informasi pada internet, sehingga

data dapat dikirim dengan aman. Protokol SSL mengatur keamanan dan integritas

menggunakan enkripsi, autentikasi, dan kode autentikasi pesan. SSL protocol

menyediakan privasi komunikasi di internet. SSL tidak mendukung file encryption, access-

control, atau proteksi virus, jadi SSL tidak dapat membantu mengatur data sensitif setelah

dan sebelum pengiriman yang aman.

6.17 Ethernet

Protokol Ethernet paling banyak di gunakan dalam sistem jaringan. Ethernet

menggunakan metode akses yang disebut dengan CSMA/CD (Carrier Sense Multiple

Access/Collision Detection) dalam mengkomunikasikan data. Protocol Ethernet bekerja

dengan memperhatikan network atau jaringan sebelum di lakukan transformasi atau

transmisi data . Apabila jalur masih sibuk maka akan dia akan menunggu melakukkan

pengiriman data hingga jalur bersih dari data.

6.18 Local Talk/AppleTalk

Local Talk merupakan protokol jaringan dengan menggunakan metode akses yang disebut

CSMA/CA (Carrier Sense Multiple Access with Collision Avoidance) dalam

mengkomunikasikan data. Protocol Local Talk di Populerkan oleh Machintos atau Apple

Computer. Protocol Local Talk bekerja dengan menghindari dari tabrakan saat pengiriman

data. Adapter Local Talk dan Kabel Twisted Pair khusus di gunakan dalam jaringan ini

melalui serial port.

6.19 Token Ring

Protokol Token Ring di populerkan oleh IBM pada tahun 1980. Metode akses protokol

Token Ring adalah melalui sebuah Token dalam sebuah lingkaran seperti cincin. Sinyal

Token bergerak berputar dalam sebuah lingkaran (cincin) dalam sebuah jaringan dan

bergerak dari satu komputer menuju ke komputer lainnya. Jika pada persinggahan di

salah satu komputer terdapat data yang ingin ditransmisikan, Token akan mengirimkan

data ke tempat yang di inginkan tersebut. Selanjutnya, Token bergerak untuk saling

mengkoneksikan di antara masing-masing komputer.

6.20 FDDI (Fiber Distributted Data Interface)

FDDI merupakan protokol jaringan dengan metode akses model Token. FDDI

menghubungkan beberapa komputer sampai jarak yang jauh. Topologi ini bentuknya

sama dengan Token Ring tetapi menggunakan 2 buah ring. Dengan Maksud apabila ring 1

ada masalah maka secara otomatis akan berpindah ke ring 2.

6.21 ARP (Address Resolution Protocol)

ARP adalah protokol yang bertugas untuk menemukan hardware address suatu host

dengan alamat IP tertentu. ARP berada di antara layer 2 dan layer 3. Ketika suatu IP paket

akan dikirim (tentu saja sudah ada alamat pengirim dan penerima), maka paket tersebut

diteruskan ke layer dibawahnya (Ethernet atau Token Ring), yang akan memberikan

alamat hardware sesuai dengan alamat IP tersebut. Jika alamat hardware ini tidak ada di

dalam cache ARP, maka ARP bertugas mencarinya di dalam jaringan (lokal)

Cara untuk mengecek ARP Table

6.22 Port

Port adalah mekanisme yang mengizinkan sebuah komputer untuk mendukung beberapa

sesi koneksi dengan komputer lainnya dan program di dalam jaringan

1. Port 21 FTP (File Transfer Protocol)

2. Port 23 Telnet

3. Port 22 SSH (Secure shell)

4. Port 25 SMTP (Simple Mail Transfer Protocol)

5. Port 80 HTTP (Hypertext Transfer Protocol)

6. Port 110 POP3 (post office protocol, version 3)

7. Port 194 IRC (Internet Relay Chat Protocol)

8. Port 443 HTTPS

9. Port 53 DNS ( Domain Name Services)

10. Port 161 SNMP (Simple Network Management Protocol)

11. Port 7 Echo

6.23 DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)

DHCP menyediakan alamat-alamat IP secara dinamis dan konfigurasi lain. DHCP ini

didesain untuk melayani network yang besar dan konfigurasi TCP/IP yang kompleks.

DHCP memungkinkan suatu client menggunakan alamat IP yang reusable, artinya alamat

IP tersebut bisa dipakai oleh client yang lain jika client tersebut tidak sedang

menggunakannya (off). DHCP memungkinkan suatu client menggunakan satu alamat IP

untuk jangka waktu tertentu dari server.

6.24 Layer OSI

7 Layer OSI adalah sebuah model arsitektural jaringan

yang dikembangkan oleh badan International

Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada

tahun 1977. OSI mempunyai sebuah kepanjangan,

yaitu: Open System Inter Connection yang

merupakan kumpulan Layer - layer

yang tidak salingbergantungan namun saling berkaitan

satu sama lainnya.

Komponen Penyusun 7 Layer OSI

7 OSI Layer memiliki 7 Layer yang Terdiri dari :

1. Physical Layer

2. DataLink Layer

3. Network Layer

4. Transport Layer

5. Session Layer

6. Presentation Layer

7. Application Layer.

Fungsi Masing-Masing Layer beserta Protokol dan Perangkatnya

1. Physical Layer

Berfungsi untuk

mendefinisikan media

transmisi jaringan,

metode pensinyalan,

sinkronisasi bit,

arsitektur jaringan,

topologi jaringan dan

pengkabelan. Adapun

perangkat-perangkat

yang dapat

dihubungkan dengan

Physical layer adalah

NIC (Network Interface

Card) berikut dengan

Kabel – kabelnya

2. Data Link Layer

Berfungsi untuk menentukan bagaimana data dikelompokkan menjadi format yang

disebut sebagai frame.

Pada Layer ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat

keras seperti Halnya MAC Address, dan menentukan bagaimana perangkat-

perangkat jaringan seperti HUB, Bridge, Repeater, dan Switch layer 2 beroperasi.

Spesifikasi IEEE 802, membagi Layer ini menjadi dua Layer anak, yaitu lapisan

Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).

3. Network Layer

Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-

paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan

menggunakan Router dan Switch layer-3.

4. Transport Layer

Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan

nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi

tujuan setelah diterima. Selain itu, pada layer ini juga membuat sebuah tanda

bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan

ulang terhadap paket-paket yang hilang di tengah jalan.

5. Session Layer

Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau

dihancurkan. Selain itu, di layer ini juga dilakukan resolusi nama.

6. Presentation Layer

Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke

dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada

dalam Layer ini adalah perangkat lunak re-direktor (redirector software), seperti

layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual

Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)).

7. Application Layer

Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan,

mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat

pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam layer ini adalah HTTP, FTP,

SMTP, dan NFS.

Chapter 2 IP Network Fundamentals

Maksud dan tujuan dari chapter ini adalah :

Peserta mampu untuk memahami konsep dasar dari IP Network.

Peserta mampu mengidentifikasi IP Network.

Peserta mampu untuk mendiskusikan topik IP Network secara menyeluruh.

2.1 IP address

IP address adalah sebuah sistem pengalamatan unik setiap host yang terkoneksi ke jaringan

berbasis TCP/IP. IP address bisa dianalogikan seperti sebuah alamat rumah. Ketika sebuah

datagram dikirim, informasi alamat inilah yang menjadi acuan datagram agar bisa sampai ke

device yang dituju. IP Address terbagi dalam 2 versi, IPv4 dan IPv6. Sebuah IP address versi 4

atau IPv4 terbentuk dari 32 binary bits. Dari 32 binary bits tersebut terbagi lagi menjadi 4 octet

(1 octet = 8 bits). Nilai tiap oktet diatara 0 sampai 255 dalam format desimal, atau 00000000 -

11111111 dalam formal binary. Setiap octet dikonversi menjadi desimal dan dipisahkan oleh

tanda titik (dot). Sehingga format akhir IP address biasanya berupa angka desimal yang

dipisahkan dengan tanda titik, contohnya 172.16.254.1.

Jika pada sebuah octet semua angka biner bernilai satu, maka nilai desimal dalam octet tersebut

adalah 255. Cara konversi dari biner ke desimal, adalah dengan memperhatikan nilai bits. Jika

dilihat dari posisi bits, bits paling kanan memiliki nilai 2 0. Dan nilai pangkat ditambahkan untuk

angka biner sebelah kirinya menjadi 2 1. Terus dilanjutkan sampai bits paling kiri.

Kita coba jabarkan IP address 172.16.254.1. Seperti yang telah kita pelajari sebelumnya bahwa

satu IP address terbentuk dari 32 bits, maka detailnya akan menjadi seperti dibawah ini :

2.2 Sistem komunikasi

Berdasarkan bagaimana perangkat saling berkomunikasi, terbagi menjadi beberapa jenis, yakni

sebagai berikut:

a) Unicast, merupakan komunikasi antar sebuah host atau point-to-point. Contoh : HTTP

b) Broadcast, merupakan metode komunikasi dari sebuah host ke semua host yang masih

dalam satu jaringan. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.

Contoh : ARP Ethernet.

c) Multicast, merupakan metode komunikasi dari sebuah host ke banyak host yang bergabung

dalam group multicast yang sama. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-

many. Contoh : Video Streaming.

d) Anycast, merupakan metode komunikasi dari sebuah host ke host atau kelompok host lain

yang diset memiliki IP sama. Contoh : 6 to 4 relay.

Pada awal mula design network, diperkirakan konektivitas end-to-end terjadi pada seluruh host

yang terkoneksi ke internet. Dan menjadi tugas IP address untuk menjadi sebuah alamat unik

yang menjadi identitas sebuah host. Akan tetapi pada perkembangannya, tidak semua host

butuh terkoneksi dengan dunia internet. Misalnya jaringan sebuah perusahaan yang hanya ingin

masing - masing host cukup bisa berkomunikasi dengan host yang masih satu perusahaan, dan

tidak perlu berkomunikasi dengan internet. Dengan adanya kasus seperti ini, maka IP address

dibagi menjadi beberapa kelompok.

2.3 IP Public dan IP Private

IP Public Public IP Address merupakan IP Address yang dapat diakses di jaringan internet. IP

Public juga dikenal sebagai globally routable unicast IP address. Ketika sebuah perangkat

memiliki IP public dan terkoneksi ke jaringan internet, maka perangkat tadi bisa diakses

darimanapun melalui jaringan internet juga. Akan tetapi kita tidak bisa memasang sembarang IP

public di sebuah device. Ada aturan mengenai alokasi IP public. Kita bisa mendapatkan Public IP

Address dari pinjaman ISP atau alokasi dari APNIC/IDNIC (www.idnic.net).

IP Private

Pada arsitektur IP address, Private IP Address adalah IP Address yang diperuntukkan untuk

jaringan lokal. IP private tidak boleh ada di jaringan internet dan tidak dapat diakses di jaringan

internet. Pada implementasi di jaringan real, biasanya jaringan lokal menggunakan IP Private,

kemudian ditambahkan sebuah router yang menjembatani jaringan lokal yang menggunakan IP

private dengan jaringan publik yang menggunakan IP Public. Untuk cakupan IP Private, Anda bisa

lihat tabel IP Private di pembahasan mengenai CIDR.

IP Khusus

Selain IP Private dan IP Public, ada beberapa IP khusus lain. IP ini sudah memiliki tujuan

penggunaan khusus yang sudah disepakati secara international, sehingga tidak dapat digunakan

untuk pengalamatan sebuah host.

2.4 Kelas IP

Pada awal mula design IP address, IP address dibagi dalam beberapa kelas. Kelas IP dibedakan

berdasarkan jumlah bits network ID. Masing masing kelas memiliki jumlah netowrk yang

berbeda, dan jumlah host di tiap network yang berbeda pula. Pembagian ip address berdasarkan

kelas ini sudah mulai ditinggalkan digantikan dengan sistem CIDR. Akan tetapi, ada baiknya kita

coba lihat sejarah kelas IP address ini.

Kelas A

IP address kelas A biasa digunakan untuk jaringan dengan skala besar. Bits pertama di dalam IP

address kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Bits kedua sampai bits ke delapan merupakan

sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host

identifier. Dengan jumlah host identifier sampai 24 bits, artinya kelas A memiliki 16,777,214 host.

Kelas B

Kelas B biasa digunakan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di

dalam oktet pertama alamat IP kelas B biasanya berupa bilangan biner 10. 14 bit berikutnya

merupakan network identifier. Sisa 16 bit merepresentasikan host identifier. Ip address kelas B

memiliki 65,534 host.

Kelas C

Digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama bernilai biner 110. Kemudian 21 bit

selanjutnya merupakan network identifier. Dan 8 bit sisanya merepresentasikan host identifier.

Dengan begitu IP address kelas C memiliki 254 host untuk setiap network-nya.

Kelas D

merupakan alokasi IP address yang disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, dan

Kelas E merupakan IP alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan

untuk digunakan pada masa depan.

Kelas D.

Kelas E

Akan tetapi pada perkembangannya, alokasi kelas IP address dengan metode ini dirasa sudah

tidak cocok dan sekarang kita beralih menggunakan metode Classless Inter-Domain Routing

(CIDR).

Chapter 3 Subnetting And Routing

Maksud dan tujuan dari chapter ini adalah :

Peserta mampu untuk memahami konsep dasar subnetting dan routing.

Peserta mampu mengidentifikasi dan melakukan subnetting.

Peserta mampu melakukan routing pada jaringan komputer.

3.1 Subnet Mask

Subnet Mask merupakan nilai yang dibentuk dari angka biner 32 bits. sama seperti IP address.

Dari angka biner 32 bits ini, juga dipisahkan dengan tanda dot pada setiap octet. Fungsi dari

subnet mask ini adalah membedakan network id dan host id. pada gambar kelas IP, kita bisa

melihat alokasi nilai bits pada masing - masing identifier. Didalam subnet mask semua bit yang

dialokasikan untuk network id diwakili oleh angka biner 1 sedangkan semua bit alokasi host id

akan diwakili oleh angka biner 0. Selain membedakan identifier, subnet mask juga digunakan

untuk menentukan letak suatu host, apakah di jaringan yang masih dalam satu segmen, atau

sudah berbeda segmen.

3.2 Network Address dan Broadcast Address

Dalam sebuah alokasi IP address, ada 3 jenis IP.

a) Host address, IP address yang dapat dipasang ke sebuah perangkat jaringan seperti

komputer atau router agar dapat saling interkoneksi. Host IP ini sifatnya unik, dalam artian

dalam sebuah network tidak boleh ada host IP yang sama.

b) Network address, IP address yang mereprentasikan alamat sebuah network. Semua host

dalam satu network memiliki network address yang sama. Network address merupakan IP

pertama dalam sebuah subnet IP

c) Broadcast address, jenis IP address yang digunakan untuk mengirim data ke semua host yang

masih berada dalam satu network. Broadcast address adalah ip terakhir dalam sebuah

subnet IP.

Network address dan broadcast address tidak dapat dipasang dalam sebuah perangkat. Contoh,

kita memiliki IP address 192.168.0.1 dengan subnet mask 255.255.255.0 maka untuk

mendapatkan nilai network address dan boradcast address, kita bisa membuat perhitungan

seperti berikut :

IP address 192.168.0.1 11000000.10101000.00000000 .00000001

Untuk mendapatkan nilai network address, ubah semua bit dalam alokasi host-id menjadi

bernilai 0.

Susunan bit awal 11000000.10101000.00000000 .00000001

Susunan bit network address 11000000.10101000.00000000 .00000000

Dotted-decimal network address 192 168 0 0

Untuk mendapatkan nilai ubah semua bit dalam alokasi host-id menjadi bernilai 1.

Susunan bit awal 11000000.10101000.00000000.00000001

Susunan bit broadcast address 11000000.10101000.00000000.11111111

Dotted-decimal broadcast address 192 168 0 255

Jadi untuk ip address 192.168.0.1 dengan subnet mask 255.255.255.0, memiliki network address

192.168.0.0 dan broadcast address 192.168.0.255.

3.3 Subnetting (VLSM)

Subnetting adalah sebuah mekanisme perhitungan pembagian network menjadi network dengan

skala yang lebih kecil, biasa disebut subnet. Subbnetting dilakukan dengan meminjam nilai bits

yang dialokasikan pada host id, sehingga memungkinkan penggunaan IP address yang lebih

efisien. Subnetting biasa disebut juga Variable Length Subnet Mask (VLSM). Subnetting biasa

diterapkan dengan mengubah nilai subnet mask. Contoh kasus misalnya sebuah perusahaan

hanya memiliki 60 komputer yang akan terhubung dalam satu jaringan menggunakan IP kelas C

dengan subnet mask default 255.255.255.0. Untuk alasan keamanan dan efisisnsi jaringan, maka

hanya perlu alokasi IP kurang lebih sejumlah 60 ip address. Disinilah fungsi subnetting

dibutuhkan.

Berikut cara sederhana untuk melakukan subnetting dengan mengubah nilai subnet mask.

Desimal 255.255.255.0

Biner 1111111.11111111.11111111.00000000

Dari nilai biner diatas, berarti alokasi porsi bits untuk network-id sebanyak 24 bits, dan porsi

untuk host-id ada 8 bits. Dengan porsi sebanyak 8 bits, maka maksimal IP address adalah 254.

Karena kebutuhan perusahaan tersebut hanya 60 ip address, maka porsi host id akan dikurangi

dengan metode subnetting. Pertama kita ubah jumlah IP yang kita butuhkan menjadi angka

biner, 60 = 111100.

Kalau kita perhatikan, dengan jumlah kurang lebih 60 ip address, membutuhkan 6 bits nilai biner,

maka kita kurangi alokasi bits pada host-id yang sebelumnya 8 bits, menjadi 6 bits. Ingat bahwa

di dalam subnet mask, host-id di representasikan dengan angka biner 0.

Subnet awal 1111111.11111111.11111111.00000000 (8 bits host-id)

Subnet baru 1111111.11111111.11111111.11000000 (6 bits host-id)

Decimal 255 255 255 192

Dengan alokasi bits host-id 6 digit, maka kita memiliki alokasi IP address dalam subnet baru

tersebut adalah 111111 dalam bilangan biner atau 63 ip address dalam desimal. Dengan adanya

network addres dan broadcast address , maka IP yang bisa kita pasang pada device jaringan

maksimal adalah 62 ip address, contoh:

Range IP Address : 192.168.0.1 - 192.168.0.62

Netmask : 255.255.255.192

Network : 192.168.0.0

Broadcast : 192.168.0.63

3.4 Classless Inter-Domain Routing (CIDR)

Seiring dengan perkembangan dunia jaringan komputer yang cukup pesat, pembagian IP dengan

menggunakan kelas A, B, dan C mulai ditinggalkan karena masih menyisakan banyak IP yang

tidak digunakan. Selain mengurangi alokasi IP address, dengan cara yang sama dapat digunakan

untuk keperluan sebaliknya, yakni menambah alokasi IP address. Contohnya kelas C yang secara

teoritis hanya mendukung 254 alamat tiap jaringan, akan tetapi dengan CIDR, dapat

menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.

CIDR merupakan cara alternatif baru untuk merepresentasikan alamat IP dan subnet IP. CIDR

disebut juga Supernetting atau Prefix. Jika kita sebelumnya sudah membahas mengenai IP

Private, berikut tabel range IP address yang dilalokasikan sebagai IP Private dengan system CIDR.

Alokasi IP Private dengan system CIDR

CIDR biasanya ditulis dengan tanda "/" setelah IP address, kemudian diikuti dengan informasi

jumlah bits yang dialokasikan sebagai network-id, contoh 192.168.0.0/27. Jika Anda pernah

melakukan konfigurasi router Mikrotik, tentu Anda sudah familiar dengan format IP seperti ini.

Dari contoh subnet 192.168.0.0/27, maka dari 32 bits IP address, 27 bits dialokasikan untuk

network-id, tersisa 5 bits untuk host-id. Jumlah IP address yang ada dalam subnet tersebut bisa

dihitung dengan rumus : 2 (32-x) Dimana "x" adalah nilai CIDR.

Contoh, untuk subnet 192.168.0.0/27 bisa dihitung sebagai berikut :

2 (32-27) = 2 (5)= 32 Nilai 32 adalah total IP address yang ada dalam subnet tersebut. Dikurangi

dengan network address dan broadcast address, maka IP yang bisa dipasang pada perangkat

jaringan ada 30 ip address.

Range IP Address : 192.168.0.1 - 192.168.0.30

Netmask : 255.255.255.224

Network : 192.168.0.0

Broadcast : 192.168.0.31

3.5 Routing

3.5.1 Inside the Router

3.5.1.1 Router are Computers

Router adalah komputer, seperti halnya komputer lain termasuk PC. Router pertama

yang digunakan oleh Advanced Research Projects Agency Network (ARPANET) adalah

yang disebut dengan Interface Message Processor (IMP). IMP merupakan minikomputer

Honeywell 316, komputer ini membangun jaringan ARPANET pada tanggal 30 agustus

1969.

Catatan: ARPANET dikembangkan oleh Advanced Research Projects Agency (ARPA) yang

merupakan organisasi dibawah Departemen Pertahanan Amerika Serikat. ARPANET

merupakan jaringan packet switching pertama yang beroperasi di dunia dan menjadi

cikal bakal internet sekarang ini.

Router mempunyai kesamaan komponen software dan hardware dengan komputer

lainnya:

a. CPU

b. RAM

c. ROM

d. OS

Router are at the network center

Biasanya user tidak terlalu peduli terhadap ada tidaknya sejumlah router di jaringan

sendiri atau di internet. User hanya berharap bisa mengakses halaman web, mengirim

email dan mendownload musik – apakah server yang diakses berada pada jaringan yang

sama atau berada pada jaringan remote. Namun tidak demikian dengan networking

professionals yang mengetahui bahwa router yang bertanggung jawab untuk mengirim

paket dari jaringan ke jaringan, dari sumber ke tujuan.

Router menghubungkan berbagai macam jaringan. Ini berarti router memiliki banyak

interface yang menjadi milik dari IP jaringan yang berbeda. Ketika router menerima

paket IP melalui salah satu interface, router akan menentukan interface mana yang

akan melanjutkan paket ke titik tujuan. Interface tersebut bisa jadi merupakan

penghubung ke tujuan akhir dari paket tersebut, atau menghubungkan jaringan yang

terhubung dengan router lain untuk sampai ke titik tujuan yang dimaksud.

Setiap jaringan yang terhubung ke router membutuhkan interface yang terpisah satu

sama lain. Interface-interface tersebut digunakan untuk menghubungkan kombinasi

LAN dan WAN. Jaringan LAN biasanya merupakan jaringan Ethernet yang terdiri dari

perangkat PC, printer, dan server. WAN digunakan untuk menghubungkan area

geografis yang luas. Contohnya, koneksi WAN yang digunakan untuk menghubungkan

LAN dengan ISP.

Router Determine the Best Path

Tanggung jawab utama sebuah router adalah untuk mengirim paket untuk jaringan

lokal ataupun jaringan remote dengan cara:

a. Menentukan jalur terbaik untuk mengirim paket

b. Menyampaikan paket ke masing-masing titik tujuan

Router menggunakan routing table yang ada padanya untuk menentukan jalur terbaik

dalam menyampaikan paket. Ketika router menerima paket, router kemudian

memeriksa alamat IP dan mencari alamat network yang paling cocok yang ada pada

routing tablenya. Interface juga termasuk ke dalam routing table yang digunakan untuk

menyampaikan paket. Setelah menemukan yang cocok, router akan mengenkapsulasi

paket IP ke bentuk frame data link dan kemudian dikirim melalui interface yang

dimaksud.

Berkemungkinan besar router menerima paket dengan salah satu tipe frame data link,

seperti frame etherney dan saat mengirimnya, router akan mengenkapsulasi paket

tersebut dengan frame data link yang berbeda, seperti Point-to-Point Protokol (PPP).

Enkapsulasi data link tergantung kepada tipe interface pada router dan tipe medium

yang akan dilalui. Tipe teknologi data link yang berbeda yang dihubungkan oleh router

seperti teknologi LAN (Ethernet), koneksi WAN (T1 menggunakan PPP, frame relay,

ATM).

Berdasarkan gambar, kita bisa mengikuti bahwa paket yang berasal dari PC yang dikirim

ke sebuah PC di remote network. Merupakan tanggung jawab router untuk menemukan

jaringan tujuan pada routing table dan menyampaikan paket kearah tujuannya. Pada

contoh, router R1 menerima paket yang dienkapsulasi dengan frame Ethernet. Setelah

di dekapsulasi, R1 menggunakan IP titik tujuan untuk mencari alamat network yang

cocok pada routing table. Setelah menemukan alamat network tujuan pada routing

table, R1 mengenkapsulasi paket dengan menggunakan frame PPP dan mengirimkan

paket ke R2. Proses yang sama terjadi pada R2.

Protokol routing statis dan dinamis digunakan oleh router untuk mempelajari jaringan

remote dan membangun routing table pada masing-masing router.

3.5.1.2 Router CPU and Memory

Meskipun ada beberapa tipe dan model yang berbeda dari router, setiap router

memiliki komponen hardware yang sama. Namun posisi masing-masing hardware

tergantung pada seri router. Pada gambar merupakan komponen dalam router seri

1841.

Router Components and their Functions

Seperti PC, router juga terdiri dari:

a. Central Processing Unit (CPU)

CPU mengeksekusi instruksi sistem operasi, seperti system inisialisasi, fungsi

pemetaan dan fungsi switching.

b. Random-Access Memory (RAM)

RAM menyimpan perintah dan data yang harus di eksekusi oleh CPU. RAM akan

menyimpan komponen berikut:

1. Sistem Operasi IOS Cisco (Internetwork Operating System) disalin ke RAM

pada saat bootup.

2. Running Configuration File

Ini merupakan file komfigurasi yang menyimpan perintah konfigurasi yang

biasanya digunakan oleh IOS router. Dengan beberapa pengecualian, semua

perintah konfigurasi yang ada pada router disimpan pada file running

configuration yang dikenal dengan running-config.

3. IP Routing Table:

File ini menyimpan informasi tentang koneksi langsung dan remote network.

Ini digunakan untuk menentukan jalur yang terbaik untuk menyampaikan

paket.

4. ARP Cache

Cache ini berisi alamat IPv4 untuk memetakan alamat MAC, sama dengan

ARP pada PC. ARP cache digunakan oleh router yang memiliki interface

Ethernet.

5. Packet Buffer:

Merupakan tempat penyimpanan sementara ketika router menerima paket

dan sebelum mengirim kembali paket melalui interface.

RAM merupakan memori yang bersifat volatile dan isi yang ada didalam dapat

hilang kapan saja disaat router mati ataupun restarted. Namun, router juga berisi

memori permanen seperti ROM, dan flash serta NVRAM.

c. ROM

Merupakan tempat penyimpanan permanen. Perangkat Cisco menggunakan ROM

untuk menyimpan:

1. Instruksi bootstrap

2. Software diagnosa dasar

3. IOS

ROM menggunakan firmware yang merupakan software yang di embedded ke

dalam IC. Firmware juga terdiri dari software yang biasanya tidak dimodifikasi

atau di upgraded, seperti instruksi bootup. Memori yang tersimpan pada ROM

tidak akan hilang, walaupun router kehilangan daya atau restarted.

d. Flash Memory

Merupakan memori nonvolatile computer yang disimpan dan dihapus. Flash

digunakan untuk penyimanan permanen system operasi IOS Cisco. Di kebanyakan

model router Cisco, IOS secara permanen disimpan pada memori flash dan disalin

pada RAMsaat proses bootup, dan disinilah akan di eksekusi oleh CPU. Versi

pertama router Cisco, IOS langsung dieksekusi dari flash memori. Flash terdiri dari

kartu SIMMs atau PCMCIA, yang bisa di upgraded untuk meningkatkan kapasitas

memori ini.

e. NVRAM

Tidak akan kehilangan data yang ada padanya disaat router kehilangan daya atau

restrated. Sangat kontras dengan jenis RAM yang dikenal, seperti DRAM, yang

membutuhkan daya untuk mengelolah informasi. NVRAM digunakan oleh IOS

Cisco sebagai tempat penyimpanan permanen untuk eksekusi pada saat startup.

Semua kofigurasi yang mengalami perubahan disimpan pada file running-config

yang ada pada RAM, dengan beberapa pengecualian, diimplementasikan

secepatnya oleh IOS. Untuk menyimpan perubahan kalau seandainya router

kehilangan daya atau restarted, running-config harus di salin pada NVRAM, yang

merupakan tempat penyimpanan file startup-config. NVRAM akan tetap

menyimpan data yang ada padanya, walaupun router mengalami restarted atau

kehilangan daya.

3.5.1.3 Internetwork Operating System Software system operasi yang digunakan oleh router Cisco dikenal dengan Cisco Internetwork Operation System (IOS). Seperti sistem operasi yang digunakan oleh komputer pada umumnya, IOS Cisco mengatur hardware dan software yang menjadi resource sebuah router, mencakup alokasi memori, proses, keamanan dan system file. IOS Cisco menjalankan berbagai operasi yang mengintegrasikan proses fungsi routing, switching, internetworking dan telekomunikasi.

Walaupun IOS Cisco kelihatan sama pada semua router, namun ada berbagai

perbedaan antar masing-masing IOS yang disebut dengan IOS image. IOS image adalah

file yang berisi semua ISO untuk router yang bersangkutan. Cisco menciptakan berbagai

macam jenis IOS image yang bergantung pada model serta fitur yang disediakan oleh

router yang bersangkutan. Biasanya semakin banyak fitur yang disediakan, semakin

besar IOS image tersebut, selain itu, semakin besar kapasitas flash dan RAM maka

semakin besar kapasitas yang disimpan oleh IOS. Contohnya penambahan fiutr IPv6 dan

NAT.

Seperti halnya system operasi lain, IOS Cisco juga punya interfacenya sendiri yang

bersifat GUI (Graphical User Interface) yaitu Command Lone Interface (CLI) yang

digunakan untuk mengkonfigurasi router Cisco.

Sewaktu bootup, file startup-config yang ada pada NVRAM disalin ke RAM dan disimpan

sebagai file running-config. IOS akan mengeksekusi command konfigurasi pada running-

config. Semua perubahan yang dilakukan oleh administrator jaringan akan disimpan

pada running-config dan segera diimplementasikan oleh IOS.

3.5.1.4 Router Boot-up Process

Ada empat tahap utama proses yang dilakukan pada saat bootup, antara lain:

a. Performing the POST

Power-On Self Test (POST) merupakan proses yang biasa terjadi pada hamper

semua komputer pada saat bootup. Proses POST digunakan untuk mencek

hardware dari router. Ketika sebuah router berada pada posisi power on, software

yang ada pada chip ROM melakukan proses POST. Selama proses ini berlangsung,

router melakukan diagnosa eksekusi dari ROM beberapa komponen hardware

termasuk CPU, RAM dan NVRAM. Setelah proses ini selesai, router menheksekusi

program bootstrap.

b. Loading the Bootstrap Program

Setelah proses POST selesai, program bootstrap disalin dari ROM ke RAM. Setelah

itu, CPU mengeksekusi instruksi yang ada pada program bootstrap. Tugas utama

dari program bootstrap adalah untuk menemukan IOS Cisco dan memuatnyan ke

RAM.

1. Locating and Loading Cisco IOS

a) Locating the Cisco Software

Biasanya IOS disimpan pada flash memory, namun juga bisa disimpan di

tempat lain seperti server TFTP (Trivial File Transfer Protocol). Jika full

IOS image tidak bisa ditemukan, versi scaled-dwon dari IOS disalin dari

ROM ke RAM. Versi IOS digunakan untuk membantu dalam

mendiagnosa berbagai masalah yang mungkin terjadi dan bisa digunakan

untuk mengisi versi lengkap dari IOS ke RAM.

b) Loading the IOS

Beberapa versi lama dari router Cisco menjalankan IOS langsung dari

flash, namun sekarang ini IOS disalin ke RAM dan dieksekusi oleh CPU.

Note: Sesaat setelah IOS di load, maka akan muncul string (#).

c. Locating and Loading the Configuration File

1. Locating the Startup Configuration File

Setelah IOS di load, program bootstrap mencari file konfigurasi startup, yang

dikenal dengan startup-config, yang ada pada NVRAM. File ini menyimpan

beberapa parameter dan command, antara lain:

a) Alamat interface

b) Informasi routing

c) Password

d) Konfigurasi lain yang disimpan oleh administrator jaringan.

Jika file konfigurasi stratup berada pada NVRAM, yang dikenal dengan

startuo-config, akan disalin ke RAM sebagai file konfigurasi running, running-

config.

Note: Jika file konfigurasi startup tidak ada pada NVRAM, router akan

mencarinya pada server TFTP. Jika router mendeteksi bahwa ada link yang

aktif pada konfigurasi router lain, router tersebut akan mengirim pencarian

broadcast untuk mencari file konfigurasi melalui link yang aktif tadi. Kondisi

ini akan menyebabkan router mengalami pause dan pada konsul akan muncul

pesan berikut:

<router pauses here while it broadcasts for a configuration file across

an active link>

%Error opening tftp://255.255.255.255/network-confg (Timed out)

%Error opening tftp://255.255.255.255/cisconet.cfg (Timed out)

2. Executing the Configuration File

Jika file konfigurasi startup tidak bisa ditemukan, router akan menganjurkan

user untuk masuk ke setup mode. Setup mode merupakan seri pertanyaan

yang membuat user menjalankan informasi konfigurasi dasar.Disaat router

menjalankan booting namun tidak berisi file konfigurasi startup, akan muncul

pesan:

Would you like to enter the initial configuration dialog? [yes/no]: no

Disaat setup mode tidak digunakan, IOS membuat default running-config.

Default running-config merupakan file konfigurasi dasar termasuk interface

router, manajemen interface dan informasi default lainnya. Default running-

config tidak terdiri dari alamat interface, informasi routing, password, atau

informasi konfigurasi lainnya.

d. Command Line Interface

Tergantung pada platform dan IOS, router akan menanyakan pertanyaan berikut:

Would you like to terminate autoinstall? [yes]: <Enter>

Press the Enter key to accept the default answer.

Router>

Note: Jika startup ditemukan, running-config berkemungkinan berisi hostname

dan prompt akan menampilkan hostname dari router tersebut.

Sesaat setelah prompt tampil pada layar, router sekarang menjalankan IOS dengan

file konfigurasi running. Administrator jaringan sekarang sudah bisa memulai

mengkonfigurasi router sesuai kebutuhan.

1. Verifying Router Bootup Process

Perintah show version bisa digunakan untuk membantu dalam verifikasi dan

troubleshoot untuk beberapa komponen dasar hardware dan software dari

router. Perintah show version menampilkan informasi tentang versi software

IOS yang sedang digunakan oleh router, versi program bootstrap dan

informasi konfigurasi hardware juga sistem informasi yang ada.

Output show version perintah adalah:

IOS version

Cisco Internetwork Operating System Software

IOS (tm) C2600 Software (C2600-I-M), Version 12.2(28), RELEASE

SOFTWARE (fc5)

Ini merupakan versi software IOS Cisco yang tersimpan padad RAM yang

dipakai oleh router tersebut.

ROM Bootstrap Program

ROM: System Bootstrap, Version 12.1(3r)T2, RELEASE SOFTWARE (fc1) Ini merupakan versi dari software system bootup, disimpan pada ROM memori, yang digunakan untuk boot up router. Location if IOS

System image file is "flash:c2600-i-mz.122-28.bin" Ini menampilkan diman lokasi program bootstrap disimpan oleh IOS Cisco dan juga nama filenya.

CPU and Amount of RAM

cisco 2621 (MPC860) processor (revision 0x200) with 60416K/5120K bytes of

memory

Baris pertama dari tampilan di atas adalah tipe CPU yang ada pada router. Baris berikutnya adalah DRAMnya. Beberapa seri router, seperti 2600,menggunakan bagian dari DRAM sebagai memori paket. Memori paket digunakan untuk paket buffer. Untuk menentukan jumlah total DRAM pada router, jumlahkan keduanya. Pada contoh ini, router Cisco 2621 memiliki memori DRAM yang bebas 60.416 KB (kilobytes) yang merupakan memori sementara dan proses lain. 5.120 KB dialokasikan untuk memory paket. Jadi jumlah keseluruhan adalah 64 megabytes (MB). Node: Momeri RAM pada IOS bisa diupgrade.

Interfaces 2 FastEthernet/IEEE 802.3 interface(s) 2 Low-speed serial(sync/async) network interface(s) Bagian ini menampilkan interface fisik yang ada pada router. Seperti contoh, router Cisco seri 2621 memiliki 2 fastethernet dan 2 serial. Amount of NVRAM 32K bytes of non-volatile configuration memory.

Menampilkan kapasitas NVRAM router. NVRAM berfungsi untuk menyimpan file startup-config. Amount of Flash

16384K bytes of processor board System flash (Read/Write)

Menampilkan kapasitas memori flash router. Flash memory merupakan

tempat penyimpanan permanen dari IOS Cisco dan bisa diupgrade.

Configuration Register

Configuration register is 0x2102

Baris terakhir perintah show version menampilakan nilai konfigurasi yang sedang berjalan dari software konfigurasi dalam bentuk hexadecimal. Settingan defaultnya adalah 0x2102. Nilai ini mengindikasikan router akan me-load software IOS Cisco dari flash memory dan me-load konfigurasi startup dari NVRAM.

3.5.1.5 Router Interfaces

Management Ports

Router memiliki konektor fisik yang digunakan untuk mengatur router. Konektor-

konektor tersebut dikenal dengan management ports. Tidak seperti interface Ethernet

dan serial, management ports. Tidak seperti interface Ethernet dan serial, management

port tidak dipakau untuk pengiriman paket. Management port yang sangat dikenal

adalah port konsul. Port konsul digunakan untuk menghubungkan terminal, yang

biasanya adalah software terminal emulator yang berjalan pada sebuah PC, yang

digunakan untuk mengkonfigurasi router tanpa harus terhubung dengan network. Port

konsul harus digunakan selama inisiasi konfigurasi dari router tersebut.

Management port lainnya adalah port auxiliary. Tidak semua router memiliki port ini.

Pada suatu ketika, port auxiliary bisa dipakai seperti port konsul. Ini juga digunakan

untuk terhubung ke modem.

Router Interfaces

Yang dimaksud dengan interface pada router Cisco adalah konektor fisik yang

bertanggung jawab untuk mengirim dan menerima paket. Router memilki berbagai

jenis interface untuk menghubungkan berbagai jaringan. Biasanya, interface terhubung

dengan beberapa tipe jaringan, yang berarti membutuhkan berbagai jenis media dan

konektor yang berbeda. Seringkali router akan membutuhkan berbagai tipe konektor

yang berbeda. Contohnya, router biasanya memiliki interface fastethernet untuk

menghubungkan berbagai jaringan LAN dan juga berbagai jenis tipe interface WAN

yaitu koneksi serial seperti T1, DSL dan ISDN.

Seperti pada PC, port interface router berada pada bagian luar router tersebut yang

akan memudahkan user untuk menghubungkan media dengan konektor yang cocok.

Seperti kebanyakan perangkat jaringan, router Cisco menggunakan LED sebagai

indikator. LED yang ada pada interface mengindikasikan aktif tidaknya interface yang

dimaksud. Jika LEDnya tidak menyala ketika media sudah dikoneksikan dengan benar ke

interface, ada kemungkinan interface tersebut ada masalah. Jika interface tersebut

sibuk, LED akan selalu menyala.

Interface Belong to Different Network

Seperti pada gambar, setiap interface yang ada pada router merupakan anggota atau

host dari IP network yang berbeda. Masing-masing interface harus dikonfigurasikan

dengan alamat IP dan subnetmask untuk jaringan yang berbeda. Tidak ada interface

yang berbeda milik jaringan yang sama pada IOS Cisco.

Interface router dibagi kedalam dua kelompok, yaitu:

a. Interface LAN

Sesuai namanya, interface LAN digunakan untuk menghubungkan router dengan

LAN, hampir sama dengan cara meghubungkan NIC PC dengan jaringan LAN. Seperti

NIC pada PC, interface Ethernet pada router juga mempunyai alamat MAC lapis ke

dua dan berfungsi sama dengan host lain yang terhubung dengan LAN. Contohnya,

interface Ethernet pada router berpartisipasi pada proses ARP untuk LAN tersebut.

Router juga mengatur ARP cache untuk ARP tersebut, mengirim ARP request jika

dibutuhkan, mengirim ARP request jika dibutuhkan dan merespon ARP replies jika

diminta.

Interface Ethernet pada router biasanya RJ-45 yang mendukung kabel UTP. Ketika

router terhubung ke switch menggunakan tipe kabel straight-through. Jika

terhubung dengan PC menggunakan jenis crossover.

b. WAN Interfaces

Interface WAN digunakan untuk menghubungkan router dengan jaringan eksternal,

biasanya terpisahkan oleh jarak geografis yang jauh. Enkapsulasi pada layer 2 bisa

menggunakan berbagai tipe, seperti PPP, Frame Relay, dan HDLC (High-Level Data

Link Control). Sama dengan interface LAN, setiap interface WAN memiliki alamat IP

dan subnet masknya sendiri, yang mengidentikasikan anggota dari jaringan

tertentu.

Note: alamat MAC digunakan pada interface LAN, seperti Ethernet dan tidak

digunakan pada interface WAN. Namun, interface WAN menggunakan alamat lapis

2 nya sendiri, tergantung pada jenis teknologi yang digunakan.

Router Interface

Pada gambar, router tersebut memiliki empat interface. Masing-masing interface

memiliki alamat IP dan subnetmask lapis 3 yang dikonfigurasi untuk jaringan yang

berbeda. Interface Ethernet juga memliki alamat MAC lapis 2.

Interface WAN juga memiliki enkapsulasi lapis 2 yang berbeda satu sama lain. Serial

0/0/0 menggunakan HDLC dan serial 0/0/1 menggunakan PPP. Kedia serial PPP

menggunakan alamat broadcast untuk alama tujuan lapis 2 ketika mengenkapsilasi

paket IP ke frame data link.

3.5.2 Routers and the Network Layer

Tujuan utama dari router adalah untuk menghubungkan berbagai jaringan dan mengirimkan

paket yang tujuan berada pada jaringannya sendiri atau jaringan lainnya. Router merupakan

perangkat lapis 3 karena router yang menentukan proses pengiriman paket berdasarkan

informasi IP lapis 3, khususnya alamat IP titik tujuan. Proses ini disebut dengan routing.

Disaat router menerima paket, router akan memeriksa alamat IP titik tujuan. Jika alamat IP

titik tujuan tidak milik jaringan yang langsung terhubung dengan router tersebut, router akan

menyampaikan paket tersebut ke router lain. Dari gambar, R1 memeriksa alamat IP titik

tujuan dari paket yang datang padanya. Setelah mencari pada routing table, R1 meneruskan

paket tersebut ke R2. Disaat R2 menerima paket ini, R2 juga akan memeriksa alamat IP titik

tujuan. Setelah mencari pada routing table, R2 meneruskan paket tersebut ke Ethernet yang

terhubung langsung dengan R2 yaitu PC2.

3.5.2.1 Router Operate at Layers 1,2 dan 3

Router membuat keputusan pengiriman paket pada lapis ke 3, namun kita lihat

sebelumnya, proses ini juga melibatkan proses yang ada pada lapis ke 2 dan 1. Setelah

router memeriksa alamat IP titik tujuan dari paket yang datang dan

mengkonsultasikannya dengan routing table yang ada padanya, kemudian router akan

membuat keputusan untuk meneruskan paket tersebut ke interface yang akan

mengarahkan paket tersebut ke titik tujuannya. Enkapsulasi router paket IP lapis ke 3

menjadi porsi data yang merupakan frame lapis ke 2 tergantung kepada interface yang

akan meneruskan paket itu. Tipe frame yang dimaksud bisa saja Ethernet, HDLC atau

tipe enkapsulasi layer ke 2 – jenis enkapsulasi apasaja yang digunakan oleh interface

khusus. Frame lapis ke 2 di encoding menjadi sinyal fisik lapis ke 1 yang dipakai untuk

menampilkan bit-bit melalui koneksi fisik.

Untuk lebih mengerti tentang system ini, lihat pada gambar. PC1 beroperasi melalui

ketujuh lapisan OSI, mengenkapsulasi data dan mengirimkan frame keluar dalam

bentuk aliran bit-bit melalui gatewaynya (R1).

R1 menerima aliran data tersebut yang merupakan bit-bit hasil encoding melalui

interfacenya. Bit-bit tersebut didecoding dan dikirim ke lapis ke 2, dimana R1

mendekapsulasi frame. Router memeriksa alamat tujuan dari frame data link untuk

menentukan apakah cocok dengan interface yang menerima aliran bit-bit tersebut, juga

alamat broadcast dan multicastnya. Jika cocok, frame data tersebut dilewatkan ke lapis

ke 3, dimana R1 membuat kesimpulan routing. R2 me-enkapsulasi ulang paket tersebut

ke frame baru lapisan data link sesuai dengan media fisik yang akan dilalui dan

meneruskannya ke interface outbound berbentuk aliran encoding bit-bit.

Proses ini berulang pada R3, dimana R3 ini akan meneruskan paket IP, mengenkapsulasi

dalam bentuk frame data link yang baru dan meneruskannya ke PC2.

Setiap router yang terdapat pada jalur dari titik sumber dan tujuan akan melakukan

proses dekapsulasi yang sama, mencari routing table, dan mengekapsulasi ulang.

3.6 CLI Configuration and Addressing

3.5.3 Implementing Basic Addressing Schemes

Ketika merancang jaringan baru atau melakukan pemetaan jaringan yang sudah ada,

membuat dokumen sangat penting. Setidaknya dokumen tersebut berisi diagram topologi

yang mengindikasikan koneksi fisik dan tabel alamat yang berisi informasi berikut:

a. Nama alat

b. Interface yang digunakan

c. Alamat IP dan subnet masknya

d. Alamat Deafult gateway untuk perangkat end device seperti PC.

3.5.3.1 Populating an Address Table

Dari gambar berikut dapat dilihat terdapat topologi jaringan dengan perangkat yang

sudah terhubung satu sama lain dan konfigurasi alamat IPnya. Selanjutnya juga terdapat

tabel yang merupakan dokumen jaringan tersebut.

3.5.3.2 Basic Router Configuration

Disaat mengkonfigurasi router, tugas dasar seorang administrator antara lain:

a. Memberi nama pada router

b. Memberi passwords

c. Konfigurasi interface

d. Konfigurasi banner

e. Menyimpan perubahan yang ada pada router

f. Memverifikasi konfigurasi dasar dan operasi router

Pada router, prompt pertama muncul dalam bentuk user mode. User mode

memungkinkan kita mengetahui bagian dari router, tapi tidak mengkonfigurasinya. User

mode merupakan teknisi jaringan, operator dan engineers yang bertanggungjawa

terhadap konfigurasi perangkat jaringan.

Router>

Perintah enable digunakan untuk masuk ke privileged EXEC mode. Mode ini

memungkinkan user untuk membuat perubahan konfigurasi pada router. Prompt router

akan berubah dari ”>” ke “#”.

Router>enable

Router#

Hostnames and Passwords

Gambar berikut memperlihatkan sintak perintah konnfigurasi router R1. Dengan

menggunakan Packet Tracer:

Pertama,masuk ke global configuration mode.

Router#config t

Selanjutnya masukkan hostname pada router

Router(config)#hostname R1

R1(config)#

Sekarang, konfigurasi password untuk masuk ke privileged EXEC mode. Untuk latihan,

gunakan passwordnya class. Namun realnya, harus menggunakan password yang lebih

kuat lagi.

Selanjutnya, konfigurasi konsul dan telnet lines dengan password cisco. Perintah login

memungkinkan untuk mencek password. Jika tidak masuk ke perintah login, user akan

bisa mengakses tanpa ada password.

R1(config)#line console 0

R1(config-line)#password cisco

R1(config-line)#login

R1(config)#line vty 0 4

R1(config-line)#password cisco

R1(config-line)#login

Configuration a Banner

Dari global configuration mode, konfigurasikan message-of-the-day (motd) banner.

Karakter pembatas untuk banner adalah “#” awal dan akhir dari banner tersebut.

R1(config)#banner motd #

Enter TEXT message. End with the character '#'.

******************************************

WARNING!! Unauthorized Access Prohibited!!

******************************************

#

3.5.3.3 Router Interface Configuration

Selanjutnya mengkonfigurasi interface yang terdapat pada router dengan memberi

masing-masing interface tersebut alamat IP dan informasi lainnya. Pertama, masuk ke

interface configuration mode dengan menetapkan tipe interface dan nomornya. Setelah

itu, mengkonfigurasi alamat IP dan subnet masknya:

R1(config)#interface Serial0/0

R1(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0

Merupakan latihan yang baik setelah mengkonfigurasi interface dan nomornya serta

alamat IP dengan menambahkan informasi untuk interface tersebut. Informasi ini

disebut dengan “description” dengan panjang karakter maksimal 240 karakter. Hal ini

berguna saat troubleshooting.

R1(config-if)#description Link to R2

Setelah konfigurasi alamat IP dan description dilakukan, interface harus diaktifkan

dengan mengetik perintah no shutdown. Interface harus terkoneksi dengan perangkat

lain (hub, switch, atau router lain) untuk mengaktifkan lapisan fisik.

Router(config-if)#no shutdown

Note: Ketika menghubungkan kabel serial untuk koneksi point-to-point, salah satu

ujung dari kabel tersebut ditandai dengan DTE dan satunya lagi dengan DCE dengan

penambahan perintah clock rate.

R1(config-if)#clock rate 64000

Sama halnya dengan konfigurasi interface diatas, untuk interface lain juga melalui

langkah-langkah tersebut.

R1(config)#interface FastEthernet0/0

R1(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0

R1(config-if)#description R1 LAN

R1(config-if)#no shutdown

3.5.3.4 Each Interface Belongs to a Different Network

Pada titik ini, jaringan yang terhubung pada interface miliki jaringan yang berbeda.

Walaupun IOS membolehkan user mode mengkonfigurasi dua interface berbeda

dengan alamat IP yang sama, router tidak akan mengaktifkan interface kedua.

Contohnya, apa yang terjadi apa bila interface fastethernet 0/1 pada R1 diset dengan

alamat network IP 192.168.1.0/24? Sedangkan fastethernet 0/0 sudah diset dengan

alamat network yang sama, maka pada layar akan muncul pesan:

R1(config)#interface FastEthernet0/1

R1(config-if)#ip address 192.168.1.2 255.255.255.0

192.168.1.0 overlaps with FastEthernet0/0

Jika mencoba mengetikkan perintah no shutdown, akan muncul pesan berikut:

R1(config-if)#no shutdown

192.168.1.0 overlaps with FastEthernet0/0

FastEthernet0/1: incorrect IP address assignment

Dengan mengetikkan perintah show ip interface brief juga memperlihatkan pesan yang

sama (down), yaitu:

R1#show ip interface brief

<output omitted>

FastEthernet0/1 192.168.1.2 YES manual administratively down down

3.5.3.5 Verifying Basic Router Configuration

Seperti yang ada pada contoh, semua perintah konfigurasi dasar sebuah router masuk

dan disimpan pada file running-config R1. File running-config disimpan pada RAM dan

file tersebut dikonfigurasi dengan menggunakan IOS. Selanjutnya untuk verifikasi

perintah dengan menggunakan perintah:

R1#show running-config

Sekarang perintah konfigurasi dasar sudah masuk, sangat penting untuk menyimpan file

running-config ke memori nonvolatile, NVRAM router tersebut. Dengan disimpannya

file tersebut ke NVRAM, maka jika suatu saat router kehilangan daya, router akan bisa

mereboot kembali konfigurasi yang sudah ada. Setelah semua konfigurasi selesai,

penting untuk menyimpan running-config ke startup-config sebagai file konfigurasi yang

permanen. Setelah menyimpan semua konfigurasi dasar, user bisa menggunakan

beberapa perintah untuk verifikasi konfigurasi yang sudah benar pada router tersebut.

R1#show running-config

Perintah ini menampilkan file running-cofig yang sedang tersimpan di RAM. Dengan

beberapa pengecualian, semua perintah konfigurasi yang digunakan akan masuk ke

running-config dan di implementasikan oleh IOS.

R1#show startup-config

Perintah ini menampilkan file konfigurasi startup yang disimpan pada NVRAM. File

konfigurasi ini digunakan oleh router pada reboot berikutnya. Konfigurasi ini tidak

berubah kecuali konfigurasi running yang sudah ada disimpan pada NVRAM1 dengan

perintah copy running-config startup-config. Dilihat pada gambar, konfigurasi startup

dan running bersifat identik. Bersifat indentik karena, running configuration tidak

berubah dari terakhir kali disimpan. Perintah show startup-config juga menampilkan

jumlah bytes pada NVRAM yang digunakan untuk menyimpan file tersebut.

3.5.4 Building the Routing Table

Fungsi utama dari router adalah untuk menyampaikan paket ke jaringan tujuan, dan itu

adalah paket alamat IP titik tujuan. Untuk itu, router mencari informasi routing yang

disimpan routing table.

Routing table merupakan file data yang ada pada RAM yang digunakan untuk menyimpan

informasi route baik yang terhubung langsung atau jaringan remote. Isi routing table adalah

jaringan/ yang diasosiasikan dengan next hop. Routing table menuntun router untuk

mengirim paket ke beberapa tujuan (next hop/router lain) yang merupakan jalan menuju

tujuan akhir dari paket tersebut. Next hop ini bisa jadi terhubung langsung dengan titik

tujuan atau jalur menuju titik tujuan.

Kumpulan network/ interface yang menjadi jalan keluar paket tersebut bisa juga merupakan

alamat jaringan dari titik tujuan paket IP tersebut. Ini terjadi apabila router terhubung

langsung dengan alamat network tujuan.

Network yang terhubung langsung merupakan network yang terhubung dengan salah satu

interface yang ada pada router. Ketika interface router dikonfigurasi dengan alamat IP dan

subnetmask, interface tersebut menjadi host jaringan tersebut. Alamat network dan

subnetmask dari interface tersebut serta tipe dan nomornya, terdaftar pada routing table

sebagai jaringan yang terhubung langsung. Disaat router meneruskan paket ke host, seperti

web server, host tersebut berada pada jaringan yang sama sebagai jaringan yang terhubung

langsung dengan router.

Jaringan remote merupakan jaringan yang tidak terhubung langsung dengan router. Dengan

kata lain, jaringan remote merupakan jaringan yang hanya bisa dicapai dengan mengirim

paket melalui router lain. Jaringan remote ditambahkan pada routing table dengan

menggunakan protokol routing dinamis atau konfigurasi routing statis. Routing dinamis

adalah route ke jaringan remote dengan mempelajari secara otomatis routing table router

lain dengan menggunakan protokol routing dinamis. Sedangkan routing statis adalah route

ke jaringan remote yang diset secara manual oleh administrator jaringan.

Analogi berikut membantu memahami keterangan diatas:

a. Directly Connected Routes

Untuk mengunjungi tetangga, kita hanya turun ke jalan untuk sampai kerumahnya.

Jalur ini sama dengan koneksi langsung karena tujuan yang akan dicapai terhubung

langsung dengan jalan yang ada. Dalam hal ini interface.

b. Static Routes

Kereta api menggunakan rel yang sama setiap waktunya. Jalur ini sama dengan route

statis, karena jalur ke titik tujuan selalu sama.

c. Dynamic Routes

Ketika mengendarai mobil, kita bisa saja memilih jalur yang kita inginkan, tergantung

kepada kepadatan, cuaca dan kondisi lain yang mempengaruhi perjalanan. Jalur ini

sama dengan route dinamis karena paket bisa memilih jalur baru sesuai kepadatan

dan ketersediaan bandwidth.

3.5.4.1 The show ip route command

Perintah show ip route digunakan untuk meilhat isi dari routing table. Pada titik ini,

kofigurasi route statis dan protokol route dinamis sudah tidak terlihat lagi. Namun,

routing table pada R1 hanya memperlihatkan router yang terhubung langsung

padanya. Untuk masing-masing jaringan daftar routing tablenya terdiri dari informasi

berikut ini:

a. C – Informasi yang terdapat pada baris ini merupakan informasi route titik sumber,

apakah terhubung langsung, route statis atau menggunakan protokol route

dinamis.

b. 192.168.1.0/24 – Ini merupakan alamat jaringan dan subnet mask yang terhubung

langsung dengan router ataupun jaringan remote. Pada contoh ini, kedua masukan

192.168.1.0/24 dan 192.168.2.0/24 merupakan jaringan yang terhubung langsung.

c. FastEthernet 0/0 – Informasi yang terdapat pada bagian bawah routing table

adalah interface dan/atau alamat IP dari next hop sebuah router

Selain penjelasan diatas, pada routing table juga terdapat informasi tambahan untuk

jaringan remote seperti routing metric dan administrative.

Pada PC juga terdapat routing table dengan mengetikkan route print pada command

promt. Perintah ini akan menampilkan default gateway, loopback, multicast dan

broadcast network.

3.5.4.2 Adding a Connected Network to the Routing Table

Seperti yang telah diterangkan sebelumnya, ketika interface router telah dikonfigurasi

dengan alamat IP dan subnetmask, maka interface tersebut sudah menjadi host dari

jaringan tersebut. Contohnya, ketika interface fastethernet 0/0 pada R2 dikonfigurasi

dengan alamat IP 192.168.1.1 dengan subnetmask 255.255.255.0, interface

fastetnernet 0/0 menjadi anggota dari alamat jaringan 192.168.1.0/24. Host yang

berada pada LAN yang sama juga dikonfigurasi dengan alamat IP yang menjadi anggota

jaringan 192.168.10./24.

Ketika PC dikonfigurasi dengan alamat IP dan subnetmask, PC menggunakan

subnetmask untuk menentukan anggota alamat jaringan lain.

PC dikonfigurasi dengan satu alamat IP karena hanya memiliki satu interface jaringan,

biasanya NIC Ethernet. Router memiliki beberapa interface, masing-masing interface

merupakan anggota alamat jaringan yang berbeda satu sama lain.

Setelah interface router dikonfigurasi dan interface diaktifkan dengan mengetikkan

oerintah no shutdown, interface tersebut menerima sinyal carrier dari peralatan lain

(router, switch, hub, dll) sebelum interface tersebut berada pada posisi “up”. Sesaat

setelah sebuah interface berada pada posisi tersebut, interface itu telah masuk ke

routing table dengan jaringan terkoneksi langsung ke router.

Sebelum ada route statis atau protokol route dinamis dikonfigurasi ke router, router

hanya mengenali jaringan yang terhubung langsung padanya. Hanya jaringan tersebut

itulah yang terlihat pada routing table sampai route statis atau dinamis di konfigurasi.

Jaringan yang terhubung langsung merupakan kunci penting untuk membuat keputusan

routing oleh sebuah router. Route statis atau dinamis tidak akan bisa ada pada routing

table tanpa jaringan yang terhubung langsung dengan router tersebut. Router tidak

akan bisa mengirim paket keluar dari interface jika interface tidak mempunyai alamat IP

dan subnetmask, sama dengan PC yang tidak memiliki alamat IP yang tidak bisa

mengirim data.

3.5.4.3 Static Routing

Jaringan remote ditambahkan pada routing table dengan menggunakan statis route

atau protokol route dinamis. Disaat IOS mempelajari jaringan remote dan interface

digunakan untuk mencapai jaringan tersebut, sepanjang interface tersebut aktif.

Yang termasuk kedalam route statis adalah alamat jaringan dan subnetmask jaringan

remote serta alamat IP dari router next-hop atau exit interface. Router statis ditandai

dengan huruf S pada routing table.

Statis route digunakan pada saat:

a. Jaringan hanya terdiri dari beberapa router saja

Menggunakan protokol route dinamis tidak member keuntungan yang signifikan.

Karena route dinamis memberikan overhead yang cukup besar pada jaringan.

b. Jaringan terhubung ke Internet hanya menggunakan satu buah ISP

Tidak dibutuhkan route dinamis karena ISP telah mewakili satu titik ke internet.

c. Jaringan yang luas dikonfigurasi dengan menggunakan hub-and-spoke topology.

Jaringan seperti ini terdiri dari sebuah hub yang menjadi sentral dari jaringan

tersebut.

Biasanya penggunaan konfigurasi route merupakan kombinasi antara keduanya.

3.5.4.4 Dynamic Routing

Jaringan remote juga bisa ditambahkan pada routing table dengan menggunakan

protokol route dinamis. Pada gambar, R1 secara otomatis mempelajari alamat jaringan

192.168.4.0/24 dari R2 melalui protokol route dinamis, RIP. RIP merupakan protokol

routing yang pertama.

Protokol routing dinamis digunakan oleh router untuk berbagi informasi tentang status

dan kondisi jaringan remote yang bisa dijangkau. Route dinamis melakukan beberapa

fungsi berikut:

a. Automatic Network Discovery

Network discovery merupakan kemampuan protokol routing table membagi

informasi tentang jaringan lain yang memiliki protokol routing yang sama. Dari

pada mengkonfigurasi routing statis disetiap router untuk mempelajari network

remote, protokol routing dinamis akan secara otomatis mempelajari jaringan lain

melalui router lain. Jaringan ini dan jalur terbaik menuju masing-masing jaringan

dtambahkan pada routing table dan akan digunakan oleh protokol routing

dinamis untuk member informasi jalur terbaik.

b. Maintaining Routing Tables

Setelah menemukan jaringan lain, protokol routing dinamis meng-update dan

mengelolah jaringan yang ada pada routing table. Protokol routing dinamis tidak

hanya membuat jalur terbaik tapi juga menentukan jalur baru apabila terdapat

perubahan topologi atau router yang down. Untuk alasan ini, protokol routing

dinamis memiliki kelebihan dibandingkan routing statis. Router-router yang

menggunakan protokol routing dinamis secara otomatis berbagi informasi routing

dengan router lain dan mengganti apabila terdapat perubahan topologi tanpa

melibatkan administrator jaringan.

c. IP Routing Protocols

Ada beberapa protokol routing dinamis untuk IP, antara lain:

1. RIP (Routing Information Protocol)

2. IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)

3. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)

4. IS-IS (Intermediate System-to-Internediate System)

5. BGP (Border Gateway Protocol).

Kebanyakan router menggunakan kombinasi routing statis dan protokol routing

dinamis.

3.5.4.5 Routing Table Principles

Tiga prinsip routing table yang akan membantu kita dalam memahami, konfigurasi dan

troubleshooting saat routing adalah:

a. Setiap router membuat keputusan routingnya sendiri, berdasarkan informasi yang

ada pada routing tablenya.

b. Fakta bahwa sebuah router memiliki beberapa informasi yang terdapat pada

routing tablenya tidak berarti router yang lain memiliki informasi routing yang

sama.

c. Informasi routing yang berisi jalur dari satu jaringan ke jaringan lain tidak

menyediakan informasi routing dari jaringan sebaliknya.

Efek ketiga prinsip diatas dapat digambarkan dengan contoh berikut:

a. Setelah membuat keputusan routing, router R1 menyampaikan paket ke PC3

melalui R2. R1 hanya mengetahui informasi tentang routing tablenya sendiri, yang

mengindikasikan bahwa R2 merupakan next-hopnya. R1 tidak mengetahui apakah

R2 merupakan rute ke jaringan tujuan atau tidak.

b. Merupakan tanggungjawab administrator jaringan untuk memastikan bahwa

semua router yang berada dalam pengawasannya mempunyai informasi routing

yang lengkap dan akurat sehingga paket dapat dikirim antara dua jaringan. Ini bisa

dilakukan denga routing statis atau menggunakan protokol routing dinamis.

c. Router R2 bisa memforward paket ke jaringan tujuan PC3. Namun, paket dari PC2

ke PC1 terbuang pada R2. Meskipun R2 memiliki informasi routing table tentang

jaringan tujuan ke PC1.

Asymmetric Routing

Karena router-router tidak memiliki informasi routing table yang sama, paket bisa

berjalan dengan satu arah, menggunakan satu jalur dan kembali dengan menggunakan

arah, jalur yang berbeda. Ini disebut dengan asymmetric routing. Asymmetric routing

umum terdapat pada jaringan internet dnegan menggukana protokol routing BGP dari

pada jaringan internal.

Contoh ini diimplikasi ketika merancang dan troubleshooting jaringan, administrator

jaringan harus memeriksa informasi routing, antara lain:

a. Apakah ada jalur yang menghubungkan titik sumber dan tujuan bisa dua arah?

b. Apakah jalur antara titik sumber ke titik tujuan sama dengan sebaliknya?

Chapter 4 Switching Concepts

Maksud dan tujuan dari chapter ini adalah :

Peserta mampu untuk memahami konsep switching.

Peserta mampu mengidentifikasi dan melakukan konfigurasi switching pada jaringan

komputer.

Komunikasi voice ataupun data tidak terlepas dari teknik switching. Berikut adalah uraian

beberapa teknik switching yang diterapkan. Teknik Switching dikenal ada dua buah

yaitu Circuit Switching and Packet Switching.

4.1 Circuit Switching

Menerapkan sebuah path komunikasi yang dedicated (permanen) antara 2 buah station

a) melibatkan tiga fase :

b) Circuit Establishment

c) Signal Transfer (mungkin analog voice, digitized voice, binary data)

d) Circuit disconnect

e) kurang efisien karena koneksi tetap established walaupun tidak ada data yang

ditransfer

f) contoh konkret adalah public telephone network, PBX (Public Branches eXchange

utk gedung)

g) tidak complex dalam routing, flow control, dan syarat-syarat error control

4.1.1 Routing dalam Circuit Switching

Efisiensi jaringan diperoleh dengan cara meminimisasi switching and kapasitas

transmisi. Komponen dalam arsitektur jaringan telekomunikasi umum adalah :

a) pelanggan

b) local loop : link antara pelanggan dan jaringan. Hampir semuanya

menggunakan twisted pair. Panjangnya antara beberapa kilometer dan

beberapa puluh kilometer.

c) exchanges :Switching Lokal mendukung pelanggan-pelanggan yang

dikenal dengan nama end office yang biasanya dapat mendukung beribu-

ribu pelanggan dalam local area.

d) trunks : cabang-cabang antara exchanges. Trunks membawa multiple

voice-frequency dengan menggunakan FDM (Frequency Division

Multiplex) atau synchronous TDM (Time Division Multiplex).

a dan b koneksi dalam satu buah end office, sedangkan c dan d koneksi yang

lebih kompleks. Lebih disukai menggunakan dynamic routing daripada static

routing dikarenakan kondisi traffic yang makin kompleks dan lebih fleksibel.

Adapun dalam kelas-kelas dalam dynamic routing adalah sebagai berikut : 4.1.1.1 Alternate Routing

Adalah routing-routing pilihan yang dapat digunakan antara dua end

office. Tiap switch diberikan sejumlah route untuk mencapai tiap

tujuan. Jika hanya ada satu route dalam tiap pasang source-

destination, ini disebut dengan fixed alternate routing. Yang lebih

umum digunakan adalah dynamic alternate routing. Routing

decision didasari atas status current traffic (akan ditolak jika sibuk)

dan historical traffic patterns (urutan-urutan route yang diinginkan).

4.1.1.2 Adaptive Routing

Didesain untuk memfungsikan switch dalam mengubah bentuk traffic

pada sebuah jaringan. Situasi seperti ini, switch yang ada saling

bertukar informasi untuk mempelajari kondisi jaringan sehingga tipe

routing ini lebih efisien daripada alternate routing dalam

hal resourcing jaringan.

DTM (Dynamic Traffic Management) yang dikembangkan oleh

Northern Telecom menggunakan central network untuk mencari the

best alternate route bergantung dari congestion (kepadatan) dalam

jaringan tersebut. Central controller mengumpulkan status data dari

tiap switch untuk mencari alternate route yang diinginkan.

Jaringan dengan menggunakan circuit-switched adalah didesain

untukvoice traffic. Walaupun demikian, circuit-switched network juga

digunakan dalam komunikasi data dimana akan terjadi :

1. untuk terminal-to-host data connection, waktu pada line

terbuang percuma. Jadi komunikasi data akan tidak efisien jika

menggunakan circuit-switched network.

2. koneksi menyediakan rate yang konstan. Jadi device yang

saling terhubung mempunyai rate yang sama

saat transmit atau receiving data. Ini membatasi utilitas dalam

jaringan yang banyak terdapat variasi komputer dan terminal.

4.2 Packet Switching

Dalam Packet Switching, data yang ditransmisikan dibagi-bagi ke dalam paket-paket

kecil. Jika source mempunyai message yang lebih panjang untuk dikirim, message itu

akan dipecah ke dalam barisan-barisan paket. Tiap paket berisi data dari user dan info

control. Info control berisi minimal adalah info agar bagaimana paket bisa melalui

jaringan dan mencapai alamat tujuan.

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari packet switching :

a) efisiensi line sangat tinggi; hubungan single node-to-node dapat

disharesecara dinamis oleh banyak paket. Paket-paket diqueue dan

ditransmisikan secepat mungkin. Secara kontras, dalam circuit switching,

waktu pada link node-to-node adalah dialokasikan terlebih dahulu

menggunakan time-division multiplexing.

b) jaringan packet-switched dapat membuat konversi data-rate. Dua buah

station yang berbeda data-ratenya dapat saling menukar paket.

c) ketika traffic mulai padat, beberapa call diblok, yang menunjukkan jaringan

menolak permintaan koneksi tambahan sampai beban di jaringan menurun.

Dalam packet switchied network, paket masih dapat diterima akan

tetapidelay delivery bertambah.

d) prioritas dapat digunakan. Jadi kalau sebuah node mempunyai

sejumlahqueued packet untuk ditransmisikan, paket dapat ditransmisikan

pertama kali berdasarkan prioritas yang lebih tinggi. Paket-paket ini

mempunyai delay yang lebih kecil daripada lower-priority packets.

4.3 Operasi Internal

Ada dua pendekatan yang berhubungan dengan jaringan, yaitu datagram dan virtual

circuit. Pada datagram tiap paket bisa diroutekan berbeda, misalnya station A akan

kirim paket 1, 2, dan 3. Route A menuju E ada dua route, maka kemungkinan paket 1

menempuh route yang berbeda dengan paket 2 tergantung dari kepadatan masing-

masing jalur.

Sedangkan pada virtual circuit, sebuah route antara station dikonfigurasi sebelum terjadi

transfer data. Ini bukan dedicated path seperti dalam circuit-switching. Sebuah paket

masih disimpan dalam tiap node.Perbedaannya dengan datagram adalah node tidak

perlu melakukan routing decision untuk tiap paket, dilakukan hanya sekali dan berlaku

untuk semua paket.

Jika ada dua station yang akan saling menukar data dalam periode waktu tertentu,

maka dapat dipastikan keuntungan banyak diperoleh jika menggunakan virtual circuit.

Pertama, jaringan menyediakan pelayanan yang berhubungan dengan virtual

circuit termasuk sequencing and error-control. Sequencing berfungsi apabila semua

paket mengambil route yang sama. Error control adalah pelayanan untuk meyakinkan

semua paket dapat tiba di tujuan, tapi juga tiba dengan paket yang benar-benar

diinginkan, tidak ada cacat. Keuntungan dari datagram adalah call setup phrase dapat

dihindari. Jadi sebuah station yang mengirim hanya satu atau sedikit paket

pengiriman datagramakan lebih cepat.

Keuntungan yang lain adalah lebih flexible, lebih primitive. Sebagai contoh, apabila ada

satu bagian network yang buntu, maka datagram yang dikirim akan mengambil route

menjauhi network tersebut. Dengan penggunaan virtual circuit, karena paket-paket

didefinisikan routingnya sebelum dikirim maka hal ini akan menjadi sulit apabila route

yang diambil mengalami buntu.

Keuntungan ketiga adalah pengiriman datagram secara tersirat lebih reliable.

Pada virtual circuit, apabila ada node yang gagal, semua virtual circuit yang

mendefinisikan lewat node tersebut akan lenyap. Pada datagram, paket-paket akan

mencari alternatif routing dimana akan mengabaikan node yang gagal. Di virtual

circuit pada operasi internalnya digunakan packet-switching.Dari sudut pandang user,

tidak akan dapat begitu berbeda apabila provider menggunakan packet-

switched atau circuit-switched network.

4.4 Ukuran Paket

Ada hubungan antara ukuran paket dengan waktu dalam pentransmisian data. Pada gambar

terlihat bahwa data apabila dipecah makin kecil membutuhkan waktu lebih cepat, dan tiap

paket pecahannya harus disisipiheadernya. Akan tetapi jika dipecah semakin kecil akan

didapatkan waktu transmisi yang lebih besar dari sebelum paket lebih diperkecil lagi. Dalam hal

ini harus dipilih pemecahan paket yang optimum

Perbedaan Ukuran-Ukuran Paket

4.5 Perbandingan antara Circuit Switching dengan Packet Switching :

Pada gambar diatas dimisalkan ada 4 node, node 1 sebagai source address dan node 4

sebagai destination address.

Untuk circuit switching ada sejumlah delay sebelum message dikirim, yaitu untuk call

request, lalu jika destination station tidak sibuk, sinyal accepted dikirim dari destination

address. Proses ini tidak berlangsung setelah koneksi telah disetup.

Virtual circuit switching hampir sama dengan circuit switching. perbedaan dengan circuit

switching, call acceptance akan memakan waktu (delay) walaupun koneksi

telah established. Hal itu karena paket itu mengalami antrian dan harus menunggu

untuk retransmisi. Sekali virtual circuit established, message akan dikirim dalam bentuk

paket-paket. Maka virtual circuit tidak akan lebih cepat dari circuit switching.

Datagram packet switching tidak membutuhkan call setup. Jadi untuk message pendek

akan lebih cepat dari virtual circuit packet switching dan mungkin juga circuit switching.

Selama tiap datagram di route secara bebas, proses untuk tiap datagram di tiap node

mungkin lebih panjang dari paket-paketvirtual circuit. Jadi untuk message yang panjang-

panjang, teknik virtual circuit mungkin diutamakan.

Tabel Perbedaan antara Circuit Switching dengan Packet Switching

Circuit Switching Virtual-Circuit Packet Switching Datagram Packet Switching

Dedicated transmission

path

No dedicated path No dedicated path

Continous transmission of

data

Transmission of packets Transmission of packets

Fast enough for interactive Fast enough for interactive Fast enough for interactive

Messages are not stored Packets stored until delivered Packets may be stored until

delivered

The path is established for

entire conversation

Route established for entire

conversation

Route established for each

packet

Call setup delay; negligible

transmission delay

Call setup delay; packet

transmission delay

Packet transmission delay

Busy signal if called party

busy

Sender notified of connection

denial

Sender may be notified if

packet not delivered

Overload may block call

setup; no delay for

established calls

Overload may block call setup;

increases packet delay

Overload increases packet

delay

User responsible for

message loss protection

Network may be responsible for

packet sequences

Network may be

responsible for individual

packets

Usually no speed or code

conversion

Speed and code conversion Speed and code conversion

Fixed-bandwidth

transmission

Dynamic use of bandwidth Dynamic use of bandwidth

No overhead bits after call

setup

Overhead bits in each packet Overhead bits in each

packet

4.6 Pengantar VLAN

Kinerja sebuah jaringan sangat dibutuhkan oleh organisasi terutama dalam hal kecepatan dalam

pengiriman data. Salah satu kontribusi teknologi untuk meningkatkan kinerja jaringan adalah

dengan kemampuan untuk membagi sebuah broadcast domain yang besar menjadi beberapa

broadcast domain yang lebih kecil dengan menggunakan VLAN. Broadcast domain yang lebih

kecil akan membatasi device yang terlibat dalam aktivitas broadcast dan membagi device ke

dalam beberapa grup berdasar fungsinya, seperti layanan database untuk unit akuntansi, dan

data transfer yang cepat untuk unit teknik.

Teknologi VLAN (Virtual Local Area Network) bekerja dengan cara melakukan pembagian

network secara logika ke dalam beberapa subnet. VLAN adalah kelompok device dalam sebuah

LAN yang dikonfigurasi (menggunakan software manajemen) sehingga mereka dapat saling

berkomunikasi asalkan dihubungkan dengan jaringan yang sama walaupun secara fisikal mereka

berada pada segmen LAN yang berbeda. Jadi VLAN dibuat bukan berdasarkan koneksi fisikal

namun lebih pada koneksi logikal, yang tentunya lebih fleksibel. Secara logika, VLAN membagi

jaringan ke dalam beberapa subnetwork. VLAN mengijinkan banyak subnet dalam jaringan yang

menggunakan switch yang sama.

Dengan menggunakan VLAN, kita dapat melakukan segmentasi jaringan switch berbasis pada

fungsi, departemen atau pun tim proyek. Kita dapat juga mengelola jaringan kita sejalan dengan

kebutuhan pertumbuhan perusahaan sehingga para pekerja dapat mengakses segmen jaringan

yang sama walaupun berada dalam lokasi yang berbeda.

Beberapa keuntungan penggunaan VLAN antara lain:

1. Security – keamanan data dari setiap divisi dapat dibuat tersendiri, karena segmennya

bisa dipisah secarfa logika. Lalu lintas data dibatasi segmennya.

2. Cost reduction – penghematan dari penggunaan bandwidth yang ada dan dari upgrade

perluasan network yang bisa jadi mahal.

3. Higher performance – pembagian jaringan layer 2 ke dalam beberapa kelompok

broadcast domain yang lebih kecil, yang tentunya akan mengurangi lalu lintas packet

yang tidak dibutuhkan dalam jaringan.

4. Broadcast storm mitigation – pembagian jaringan ke dalam VLAN-VLAN akan

mengurangi banyaknya device yang berpartisipasi dalam pembuatan broadcast storm.

Hal ini terjadinya karena adanya pembatasan broadcast domain.

5. Improved IT staff efficiency – VLAN memudahkan manajemen jaringan karena pengguna

yang membutuhkan sumber daya yang dibutuhkan berbagi dalam segmen yang sama.

6. Simpler project or application management – VLAN menggabungkan para pengguna

jaringan dan peralatan jaringan untuk mendukung perusahaan dan menangani

permasalahan kondisi geografis.

Untuk memberi identitas sebuah VLAN digunakan nomor identitas VLAN yang dinamakan VLAN

ID. Digunakan untuk menandai VLAN yang terkait. Dua range VLAN ID adalah:

1. Normal Range VLAN (1 – 1005)

a. digunakan untuk jaringan skala kecil dan menengah.

b. Nomor ID 1002 s.d. 1005 dicadangkan untuk Token Ring dan FDDI VLAN.

c. ID 1, 1002 - 1005 secara default sudah ada dan tidak dapat dihilangkan.

d. Konfigurasi disimpan di dalam file database VLAN, yaitu vlan.dat. file ini disimpan

dalam memori flash dimiliki switch.

e. VLAN trunking protocol (VTP), yang membantu manajemen VLAN, hanya dapat

bekerja pada normal range VLAN dan menyimpannya dalam file database VLAN.

2. Extended Range VLANs (1006 – 4094)

a. memampukan para service provider untuk memperluas infrastrukturnya kepada

konsumen yang lebih banyak. Dibutuhkan untuk perusahaan skala besar yang

membutuhkan jumlah VLAN lebih dari normal.

b. Memiliki fitur yang lebih sedikit dibandingkan VLAN normal range.

c. Disimpan dalam NVRAM (file running configuration).

d. VTP tidak bekerja di sini.

Switch catalyt 2960 mendukung 255 normal range dan extended range.

Beberapa terminologi di dalam VLAN

a. VLAN Data

VLAN Data adalah VLAN yang dikonfigurasi hanya untuk membawa data-data yang

digunakan oleh user. Dipisahkan dengan lalu lintas data suara atau pun manajemen switch.

Seringkali disebut dengan VLAN pengguna, User VLAN.

b. VLAN Default

Semua port switch pada awalnya menjadi anggota VLAN Default. VLAN Default untuk

Switch Cisco adalah VLAN 1. VLAN 1 tidak dapat diberi nama dan tidak dapat dihapus.

c. Native VLAN

Native VLAN dikeluarkan untuk port trunking 802.1Q. port trunking 802.1Q mendukung lalu

lintas jaringan yang datang dari banyak VLAN (tagged traffic) sama baiknya dengan yang

datang dari sebuah VLAN (untagged traffic). Port trunking 802.1Q menempatkan untagged

traffic pada Native VLAN.

d. VLAN Manajemen

VLAN Manajemen adalah VLAN yang dikonfigurasi untuk memanajemen switch. VLAN 1

akan bekerja sebagai Management VLAN jika kita tidak mendefinisikan VLAN khusus sebagai

VLAN Manajemen. Kita dapat memberi IP address dan subnet mask pada VLAN Manajemen,

sehingga switch dapat dikelola melalui HTTP, Telnet, SSH, atau SNMP.

e. VLAN Voice

VLAN yang dapat mendukung Voice over IP (VoIP). VLAN yang dikhusukan untuk komunikasi

data suara.

Terdapat 3 tipe VLAN dalam konfigurasi, yaitu:

a. Static VLAN – port switch dikonfigurasi secara manual.

Konfigurasi:

SwUtama#config Terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Utama(config)#VLAN 10

Utama (config-vlan)#name VLAN_Mahasiswa

Utama (config-vlan)#exit

Utama (config)#Interface fastEthernet 0/2

Utama (config-if)#switchport mode access

Utama (config-if)#switchport access VLAN 10

b. Dynamic VLAN – Mode ini digunakan secara luas di jaringan skala besar. Keanggotaan port

Dynamic VLAN dibuat dengan menggunakan server khusu yang disebut VLAN

Membership Policy Server (VMPS). Dengan menggunakan VMPS, kita dapat menandai

port switch dengan VLAN? secara dinamis berdasar pada MAC Address sumber yang

terhubung dengan port.

c. Voice VLAN - port dikonfigurasi dalam mode voice sehingga dapat mendukung IP phone

yang terhubung.

Konfigurasi:

Utama (config)#VLAN 120

Utama (config-vlan)#name VLAN_Voice

Utama (config-vlan)#exit

Utama (config)#Interface fastEthernet 0/3

Utama (config-if)#switchport voice VLAN 120

Komunikasi antar host dalam sebuah VLAN dengan host dalam VLAN yang lain dinamakan Inter-

VLAN. Tentunya dalam komunikasi Inter-VLAN dibutuhkan sebuah Router karena mereka

berbeda network. Switch layer 3 dapat membuat route di antara VLAN-VLAN dengan

menggunakan teknologi switch virtual interface (SVI). SVI merupakan interface (secara logika)

yang dikonfigurasi untuk suatu VLAN. SVI perlu dikonfigurasi untuk membuat route antar VLAN

atau untuk memberikan koneksi IP dengan host. Secara default, SVI dibuat untuk VLAN 1

sehingga bisa dikelola secara remote.

Sebuah VLAN Native ditandai dengan sebuah port trunk 802.1Q. Sebuah port trunk 802.1Q

mendukung traffic dari banyak VLAN sama seperti traffic yang tidak berasal dari sebuah VLAN.

Trunk adalah link point-to point diantara satu atau lebih interface ethernet device jaringan

seperti router atau switch. Trunk Ethernet membawa lalu lintas dari banyak VLAN melalui link

tunggal. Sebuah VLAN trunk mengijinkan kita untuk memperluas VLAN melalui seluruh jaringan.

Jadi link Trunk digunakan untuk menghubungkan antar device intermediate. Dengan

menggunakan port trunk, dapat digunakan sebuah link fisik untuk menghubungkan banyak

VLAN. Gambar 2 dan 3 memberikan perbandingan tanpa trunking dengan penggunaan link

trunk.

Sebuah Port pada Switch Cisco Catalyst mempunyai beberapa mode trunk. Mode trunking

tersebut didefinisikan untuk negosiasi antar port yang saling berhubungan dengan

menggunakan Dynamic Trunking Protocol (DTP). DTP merupakan sebuah protokol keluaran

Cisco. Switch dari vendor lain tidak mendukung DTP. DTP mengatur negosiasi mode trunk hanya

jika port switch dikonfigurasi dalam mode trunk yang mendukung DTP. DTP mendukung baik ISL

maupun 802.1Q. Ada tiga mode trunk pada DTP, yaitu: Trunk, Access, Dynamic Auto dan

Dynamic Desirable. Interaksi antar port trunk diberikan dalam Tabel dibawah ini.

Trunk Access Desirable Auto

Trunk Trunk Tidak bisa Trunk Trunk

Access Tidak bisa Access Access Access

Desirable Trunk Access Trunk Trunk

Auto Trunk Access Trunk Access

Chapter 5 Firewalls

Maksud dan tujuan dari chapter ini adalah :

Peserta mampu untuk memahami konsep Firewalls.

Peserta mampu mengidentifikasi dan melakukan switching pada jaringan komputer.

Lab Discussions

1. Konfigurasi dasar VLAN pada Swicth Cisco Catalyst

Langkah 1: Membuat VLAN

(secara default, hanya ada satu VLAN, yaitu VLAN 1)

Switch#configure terminal

Switch(config)#vlan NomorVLAN

Switch(config-vlan)#name NamaVLAN

contoh: untuk membuat VLAN dengan ID nomor 10 nama marketing.

Switch#configure terminal

Switch(config)#vlan 10

Switch(config-vlan)#name marketing

Switch(config-vlan)#end

Langkah 2: Verifikasi VLAN yang sudah dibuat:

Command:

Switch#sh vlan brief

Langkah 3: Memasukkan Port menjadi anggota suatu VLAN

(secara default semua port dalam switch menjadi anggota VLAN 1)

Contoh: memasukkan Port Fa0/1 menjadi anggota VLAN 10:

Switch#configure terminal

Switch(config)#interface fa0/1

Switch(config-if)#switchport mode access

Switch(config-if)#switchport access vlan 10

Switch(config-if)#end

Jika Anda ingin memasukkan beberapa port bersama-sama menjadi anggota port 10, bisa juga

menggunakan interface range. misal Anda ingin memasukkan port Fa0/1 sampai dengan Fa0/6,

maka urutan perintahnya adalah:

Switch#configure terminal

Switch(config)#interface range fa0/1 - fa0/6

Switch(config-if-range)#switchport mode access

Switch(config-if-range)#switchport access vlan 10

Langkah 4: Verifikasi Pengaturan Port Menjadi anggota VLAN:

Switch#sh vlan brief

VLAN Name Status Ports

—- ——————————– ——— ——————————-

1 default active Fa0/7, Fa0/8, Fa0/9, Fa0/10

Fa0/11, Fa0/12, Fa0/13, Fa0/14

Fa0/15, Fa0/16, Fa0/17, Fa0/18

Fa0/19, Fa0/20, Fa0/21, Fa0/22

Fa0/23, Fa0/24, Gig1/1, Gig1/2

10 marketing active Fa0/1, Fa0/2, Fa0/3, Fa0/4

Fa0/5, Fa0/6

1002 fddi-default active

1003 token-ring-default active

1004 fddinet-default active

1005 trnet-default active

Menghapus VLAN:

Bila anda ingin menghapus sebuah VLAN, Anda dapat menggunakan perintah

“no vlan Nomor Vlan”

contoh: perintah untuk menghapus VLAN 10:

Switch#configure terminal

Switch(config)#no vlan 10

Konfigurasi Trunking pada port Fa0/1 sebuah switch.

Switch#configure terminal

Switch(config)#interface fa0/1

Switch(config-if)#switchport mode trunk

Switch(config-if)#end

2. Soal-soal refreshing

1. Sebutkan beberapa karkateristik dari VLAN 1! a. pesan CDP (Cisco Discovery Protocol – untuk meneukan peralatan Cisco di sekitarnya) dan

pesan STP (spanning tree protocol) hanya dikirim melalui VLAN 1 b. pada awalnya, semua port switch menjadi anggota VLAN 1 c. konfigurasi IP address pada switch hanya dapat dilakukan pada port anggota VLAN 1

2. Switch-A dan Switch-B keduanya dikonfigurasi dengan port-port untuk VLAN marketing, Sales,

Accounting, dan Admin. Setiap VLAN memiliki 12 pengguna. Berapa banyak subnetwork yang berbeda yang dibutuhkan supaya antar VLAN dapat berhubungan menggunakan router? Jawab: 4 subnetwork.

3. Secara default, VLAN berapa saja yang memiliki mode trunk? Jawab: semua VLAN.

4. Informasi apakah yang ditambahkan pada setiap frame untuk mengijinkan pengiriman frame melalui switch mode trunk? Jawab: VLAN ID

5. Diberikan gambar berikut ini.

Buatlah satu pernyataan yang menjelaskan gambar tersebut.

Jawab: link antara Fa0/1 dan Fa0/2 harus dibuat dalam mode trunk.

6. Perhatikan gambar di bawah ini. Host A mengirim frame ke host B. pada link yang mana saja antara host A dan B akan ditambahkan tag VLAN ID ke dalam frame?

Jawab: pada link C dan E.

7. Apa yang terjadi pada port anggota suatu VLAN jika VLAN terkait dihapus? Jawab: akan menjadi inactive, artinya akan tetap menjadi anggota VLAN tersebut sampai dengan

diperintah untuk dimasukkan menjadi anggota suatu VLAN tertentu.

8. Seorang administrator jaringan sedang menghilangkan beberapa VLAN dari sebuah Switch. Ketika ia memberikan perintah no vlan 1, muncul pesan kesalahan. Mengapa hal ini terjadi? Jawab: karena VLAN 1 tidak dapat dihapus.

9. Apakah efek penggunaan perintah switchport mode dynamic desirable? Jawab: Port switch akan mengadakan negosiasi mode trunk dengan port switch lainnya yang

terhubung. Jika switch yang terhubung dikonfigurasi dengan switchport mode dynamic auto atau

switchport mode trunk, maka data dari banyak VLAN akan ditransmisikan melalui link tunggal.

10. Perhatikanlah gambar di bawah ini?

Host B berada dalam satu VLAN dengan Host D, namun tidak bisa berkomunikasi, mengapa?

Jawab: karena pengalamatan host D tidak tepat, harusnya host D mempunyai alamat dalam

subnetwork 10.1.3.0/24 (subnet untuk VLAN 3)