minamata

Upload: salwajody

Post on 16-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sasdaw

TRANSCRIPT

Studi Kasus Pelanggaran Etika7

BAB IPendahuluanDi zaman modern sekarang ini, banyak sekali macam-macam profesi. Dan setiap profesi pun memiliki aturan atau etika di dalam pengerjaannya. Aturan yang dibuat bertujuan meminimalisir terjadinya pelanggaran terhadap profesi tersebut. Sebagai seorang mahasiswa teknik kimia, kita harus mengetahui aturan yang ada dalam profesi kita nantinya.Akan berakibat fatal jika lulusan teknik kimia menyelewengkan profesinya. Contohnya saja, bila lulusan teknik kimia tidak mementingkan warga di sekitar pabriknya, bisa-bisa warga disekitar terkena limbah pabrik yang berakibat ke kesehatan. Contoh lainnya ketika bekerja di kilang minyak. Jika tidak hati-hati dalam menangani pipa pengeboran bisa berakibat meledak nya kilang. Dan di zaman sekarang pun banyak pabrik-pabrik yang membuang limbahnya di sembarangan tempat, yang tidak memikirkan apa akibatnya pada lingkungan sekitar. Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa teknik kimia harus mengetahui dan memiliki etika atau aturan dalam profesi kita, agar tidak melakukan kesalahan besar di masa yang akan datang.

BAB IIEtika dan Profesi2.1EtikaMenurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ethos yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.

Etika secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu :Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.

2.2ProfesiProfesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa etika profesi dalah keterampilan seseorang dalam suatu pekerjaan utama yang diperoleh dari jalur pendidikan atau pengalaman dan dilaksanakan secara kontinu yang merupakan sumber utama untuk mencari nafkah.

BAB IIIStudi Kasus Pelanggaran EtikaChisso Company

Pabrik Chisso dimulai sebagai perusahaan energi hidroelektrik pada akhir jaman Meiji. Perusahaan Chisso berpusat di Tokyo, dan dua pabrik lainnya terletak di Chiba dan Okayama selain di Minamata. Pada tahun 1908 Chisso membangun pabrik karbit di Minamata menggunakan energi listrik.Gambar 3.1 Letak Pabrik Chisso Produk utama Pabrik Chisso di Minamata adalah kristal cair, pengawet, bahan pelembab, pupuk kimia, resin sintetis dan sebagainya. Di pabrik tersebut, diproduksi asetal dehida, dengan cara reaksi gas asetilen dengan merkuri-sulfat. Asetal-dehida diolah lagi untuk menghasilan asam asetat dan PVC.Penyebab Terjadinya Tragedi Minamata

Minamata adalah sebuah desa kecil yang menghadap ke laut Shiranui, bagian selatan Jepang. Sebagian besar penduduknya hidup sebagai nelayan, dan merupakan pengonsumsi ikan cukup tinggi, yaitu 286-410gram/hari.

Gambar 3.2 IlustrasiPenyakit minamata mirip orang yang keracunan logam berat. Kemudian dari kebudayaan setempat diketahui bahwa orang Jepang mempunyai kebiasaan mengonsumsi ikan laut dalam jumlah banyak. Dari hipotesis dan kebiasaan pola makan tesebut kemudian dilakukan eksperimen untuk mengetahui apakah ikan-ikan di Teluk Minamata banyak mengandung logam berat (merkuri), dan ternyata benar. Kemudian di susun teori bahwa penyakit tersebut diakibatkan oleh keracunan logam merkuri yang terkandung pada ikan. Ikan tesebut mengandung merkuri akibat adanya orang atau pabrik yang membuang merkuri ke laut.Penyakit ini ditemukan pertama kali di kota Kumamoto pada tahun 1956 dan pada tahun 1968 pemerintah Jepang menyatakan bahwa penyakit ini disebabkan pencemaran pabrik batu baterai Chisso Co., Ltd. oleh pembuangan limbah metil merkuri.Produk utama Pabrik Chisso di Minamata adalah kristal cair, pengawet, bahan pelembab, pupuk kimia, resin sintetis dan sebagainya. Di pabrik tsb, diproduksi asetal dehida, dengan cara reaksi gas asetilen dengan merkuri-sulfat. Asetal-dehida diolah lagi untuk menghasilkan asam asetat dan PVC. Semua sampah bahan kimia itu, tanpa diolah terlebih dahulu, langsung dibuang ke laut di Teluk Minamata. Dampaknya, teluk Minamata tercemar dan sistem aquatik di sana menimbun sampah kimia dalam rantai makanannya.Sejak jaman Taisho (1912-1926), pencemaran laut oleh limbah Chisso telah menjadi masalah. Walaupun begitu dalam tahun 1932-1968, Chisso tetap menggunakan merkuri anorganik sebagai katalis untuk memproduksi asetaldehid yang digunakan untuk membuat asam asetat dan pelemas plastik dengan menghasilkan produk sampingan metil merkuri yang dibuang ke laut tanpa pengolahan limbah hingga tahun 1966. Bahkan setelah diketahui sebagai penyebab penyakit Minamata, Chisso tetap menjalankan produksi. Dalam pengadilan pertama pada kasus penyakit Minamata, sikap pabrik yang tidak peduli ini mendapat kritikan keras.Metil merkuri adalah merkuri organik yang berbentuk serbuk putih dan berbau seperti belerang pada sumber air panas. Senyawa ini mudah terserap oleh organ pencernaan dan dibawa oleh darah ke dalam otak, liver dan ginjal bahkan ke dalam janin. Metil merkuri yang masuk ke tubuh manusia akan menyerang sistem saraf pusat. Merkuri anorganik dapat berubah menjadi metil merkuri karena ditransformasi oleh bakteri di perairan, misalnya Desulfovibrio desulfuricans LS. Merkuri organik akan terserap oleh ikan dan kerang melalui insang atau saluran pencernaan. Metil merkuri yang terbentuk di perairan secara bertahap diakumulasi dalam tubuh ikan dan kerang dan konsentrasinya berlipat ganda dalam rantai makanan biota perairan. Contohnya merkuri dalam plankton diserap oleh ikan kecil dan jumlahnya berlipat sesuai dengan jumlah plankton yang dimakan ikan, kemudian ikan kecil dimakan oleh ikan besar dan merkurinya berlipat ganda. Beberapa polutan seperti metil merkuri dan dioksin yang dilepaskan ke lingkungan menunjukkan konsentrasi yang tinggi pada organisme yang menempati puncak rantai makanan.Metil merkuri dalam ikan tidak dapat direduksi dengan memasaknya karena metil merkuri dalam ikan terikat erat pada protein dan pemanasan pada temperatur yang biasa digunakan saat memasak kecuali jika ikan dibakar pada suhu diatas 400 dan ikan akan menjadi arang. Oleh sebab itulah terjadi penyakit Minamata.

Proses Produksi di Pabrik ChissoProduk utama Pabrik Chisso di Minamata adalah kristal cair, pengawet, bahan pelembab, pupuk kimia, resin sintetis dan sebagainya. Di pabrik tsb, diproduksi asetal dehida, dengan cara reaksi gas asetilen dengan merkuri-sulfat. Asetal-dehida diolah lagi untuk menghasilkan asam asetat dan PVC.

Semua sampah bahan kimia itu, tanpa diolah terlebih dahulu, langsung dibuang ke laut di Teluk Minamata. Dampaknya, teluk Minamata tercemar dan sistem aquatik di sana menimbun sampah kimia dalam rantai makanannya. Berikut flowchart salah satu produk, yakni pembuatan pupuk kimia :

Bahan baku : Gas CO2 dan Liquid NH3 yang di supply dari Pabrik Amoniak Proses pembuatan Urea dibagi menjadi 6 Unit yaitu : Sintesa Unit Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa dengan mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 didalam Urea Reaktor dan kedalam reaktor ini dimasukkan juga larutan Recycle karbamat yang berasal dari bagian Recovery. Tekanan operasi disintesa adalah 175 Kg/Cm2 G. Hasil Sintesa Urea dikirim ke bagian Purifikasi untuk dipisahkan Ammonium Karbamat dan kelebihan amonianya setelah dilakukan Stripping oleh CO2.Purifikasi Unit Amonium Karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan Ammonia di Unit Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan dan pemanasan dengan 2 step penurunan tekanan, yaitu pada 17 Kg/Cm2 G. dan 22,2 Kg/Cm2 G. Hasil peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim kebagian recovery, sedangkan larutan Ureanya dikirim ke bagian Kristaliser. Kristaliser Unit Larutan Urea dari unit Purifikasi dikristalkan di bagian ini secara vacum, kemudian kristal Ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang di perlukan untuk menguapkan air diambil dari panas Sensibel Larutan Urea, maupun panas kristalisasi Urea dan panas yang diambil dari sirkulasi Urea Slurry ke HP Absorber dari Recovery. Prilling Unit Kristal Urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8 % berat dengan udara panas, kemudian dikirimkan kebagian atas prilling tower untuk dilelehkan dan didistribusikan merata ke distributor, dan dari distributor dijatuhkan kebawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan produk Urea butiran (prill). Produk Urea dikirim ke Bulk Storage dengan Belt Conveyor. Recovery Unit Gas Ammonia dan Gas CO2 yang dipisahkan dibagian Purifikasi diambil kembali dengan 2 Step absorbasi dengan menggunakan Mother Liquor sebagai absorben, kemudian direcycle kembali ke bagian Sintesa. Proses Kondensat Treatment Unit Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian Kristalliser didinginkan dan dikondensasikan. Sejumlah kecil Urea, NH3 dan CO2 ikut kondensat kemudian diolah dan dipisahkan di Strpper dan Hydroliser. Gas CO2 dan gas NH3 nya dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk direcover. Sedang air kondensatnya dikirim ke Utilitas. Kwalitas Urea yang dihasilkan : Nitrogen 46,2 % berat (minimum) Air 0,3 % berat (minimum) Biuret 0,5 % berat (minimum) Besi 1 ppm berat (maksimum) NH3 bebas 150 ppm berat (maksimum) Abu 15 ppm berat (maksimum).

Dampak Limbah MerkuriSebagian senyawa mercury yang dilepas ke lingkungan akan mengalami proses methylation menjadi methylmercury (MeHg) oleh microorganisme dalam air dan tanah. MeHg dengan cepat akan diakumulasikan dalam ikan atau tumbuhan dalam air permukaan. Kadar mercury dalam ikan dapat mencapai 100.000 kali dari kadar air disekitarnya.

Industri yang memberikan efluents Hg adalah :Yang memproses chlorinProduksi Coustic sodaAmbang dan prosesing biji HgMetalurgi dan elektroplatingPabrik KimiaPabrik TintaPabrik KertasPenyamakan KulitPabrik TekstilPerusahaan FarmasiPenambangan emas tradisional

Dampak Polusi Air karena Buangan IndustriSalah satu contoh dampak polusi air karena buangan industri adalah limbah merkuri (Hg). Mercuri biasanya digunakan dalam proses penambangan emas. Sisa penambangan yang dibuang ke perairan menyebabkan air tercemar merkuri. Merkuri masuk ke dalam rantai makanan organisme air. Merkuri akan terakumulasi dalam organisme air dan akan berdampak pada kesehatan manusia. Merkuri dengan kadar tinggi dapat bersifat racun terhadap organisme air, seperti ikan.

Kelompok Resiko Tinggi Terpajan Hg.Orang-orang yang mempunyai potensial terpajan Hg diantaranya :Pekerja pabrik yang menggunakan HgJanin, bayi dan anak-anak :

MeHg dapat menembus placentaSistem syaraf sensitif terhadap keracunan HgMeHg pada ASI, maka bayi yang menyusu dapat terpajan

Masyarakat pengkonsumsi ikan yang berasal dari daerah perairan yang tercemar mercury.

Dampak yang Diakibatkan oleh Tragedi MinamataKasus minamata disebabkan oleh metil merkuri yang dihasilkan dalam proses produksi asetaldehida dimana produksinya menggunakan raksa (mercury) sebagai katalis. Metil raksa mengkontaminasi dan terakumulasi pada ikan-ikan dan makhluk hidup lain yang ada di laut tersebut, sehingga siapapun yang mengkonsumsi hasil laut itu akan mengalami keracunan metil mercury. Kasus ini merupakan kasus pertama yang terjadi melalui rantai makanan dari polusi lingkungan.

Berdasarkan Prof. Tokumi yang telah meneliti kasus ini, tanda-tanda keracunan merkuri pada kasus minamata ini ada berbagai macam. Dari seluruh korban yang diperiksa 100% korban mengalami gangguan sensorik dan penyempitan jarak pandang, 93,5% diantaranya mengalami gangguan koordinasi, 88,2 % mengalami dysarthia, 85,3 % mengalami gangguan pendengaran dan 75,8% mengalami gejala tremor. Selain itu, diantara 85,4% dari penderita juga mengalami ganguan dalam berjalan. Tak hanya itu, gangguan syaraf perioral juga ditemukan dalam kasus ini. Kasus Minamata ini juga menimbulkan gangguan syaraf yang unik dan belum pernah ditemukan sebelumnya. Ganguan syaraf ini mirip dengan gangguan pada syaraf peripheral. Berdasarkan penelitian yang dilakukan setelahnya, terdapat kemungkinan besar bahwa gangguan syaraf tersebut tergolong dalam gangguan syaraf pusat.Pada tahun 1962 ditemukan bukti bahwa metal merkuri juga mengkontaminasi mengkontaminasi janin pada Ibu hamil, karena logam merkuri dapat melintasi plasenta dan memengaruhi janin. Ini dibuktikan dari penelitian, bahwa bayi yang terkena logam dalam kandungan ibunya, akan dipengaruhi secara berlebihan daripada ibunya. Faktor ini mengakibatkan beberapa warga yang berasal dari Minamata enggan mengakui dirinya berasal dari Minamata, karena takut tidak akan mendapatkan jodoh. Sekitar 9% dari bayi yang baru lahir tersebut memiliki kandungan raksa dalam tubuhnya yang sangat tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, semua anak tersebut mengalami keterbelakangan mental, gangguan koordinasi, gangguan pertumbuhan, chorea-ethetose dan dysarthia.Untuk faktor usia, anak-anak lebih rentan diserang keracunan logam merkuri daripada orang desawa. Hal ini disebabkan kepekaan dan tingkat penyerapan dalam saluran pencernaan anak-anak yang lebih besar daripada orang dewasa. Selain itu, pada anak-anak yang mempunyai berat badan sangat kecil, lebih mudah diserang oleh racun logam. Faktor berat badan pada anak-anak ternyata juga berpengaruh pada orang dewasa. Faktor-faktor diet yang menyebabkan defisiensi protein, vitamin C, dan vitamin D dapat meningkatkan resiko keracunan logam.Secara patologis, kandungan raksa yang terlalu tinggi akan merusak bagian kortial cerebrum dan cerebellum. Dengan kata lain pada bagian pusat visual (calcarine areas), pusat motorik (precentral gyrus), pusat sensorik (postcentral gyrus) dan pusat audiotorik (transverse temporal gyrus).Senyawa metil mercury juga akan bergerak melalui plasenta seperti halnya melalui pembuluh-pembuluh darah. Sehingga dapat dipastikan bahwa senyawa ini akan merusak otak fetal melalui plasenta dari ibu yang terkontaminasi metil mercury. Akibatnya terjadi kerusakan pada cerebral, yang termasuk gangguan intelektual, gangguan pertumbuhan, kesulitan dalam berbicara, kesulitan dalam bergerak dll.kondisi ini disebut dengan Fetal Minamata Disease, yang diakibatkan kerusakan pada saat kehamilan.Sebelumnya telah disebutkan bahwa senyawa merkuri dapat larut dalam darah karena mempunyai sifat lipofilik, sehingga dapat menuju ke berbagai sistem organ dalam tubuh, dan menyebabkan gangguan pada sistem organ tersebut. Antara lain:Sistem Syaraf

Merkuri dapat dengan mudah dapat memasuki susunan syaraf dan mengakibatkan keracunan pada bentuk metil merkuri (CH3Hg+), yang biasanya masuk lewat pencernaan, yang mana telah mencerna ikan, kerang, udang, maupun air dari perairan yang telah terkontaminasi. Metil merkuri sendiri terbentuk dari reaksi antara merkuri dengan metana yang terdapat di alam. Metil merkuri bersifat racun, dalam bentuk metal merkuri, sebagian besar berakumulasi di otak. Karena senyawa ini mudah diserap, dalam waktu singkat dapat menyebabkan berbagai gangguan. Mulai dari rusaknya keseimbangan tubuh, tidak bisa berkonsentrasi, tuli, dan berbagai gangguan lain. Ini dibuktikan dengan adanya laporan pada tahun 1956, bahwa gadis berusia 5 tahun menderita gejala kerusakan otak, gangguan bicara, dan hilangnya keseimbangan sehingga tidak bisa berjalan.Pada Ginjal

Resiko ginjal terserang keracunan merkuri cukup kecil, karena hanya merkuri dalam bentuk logam saja yang dapat menyerang ginjal. Itupun merupakan sisa dari dari ekskresi merkuri yang mengendap pada ginjal. Tapi jika melihat fakta bahwa penduduk Minamata merupakan pengkonsumsi ikan yang sangat tinggi, dan telah tercemar oleh merkuri, maka keracunan pun tidak dapat dihindari. Ginjal yang diserang oleh merkuri akan mengalami kerusakan, dan mengganggu sistem ekskresi dalam tubuh. Seseorang masih beruntung jika hanya satu ginjal yang diserang, karena setiap manusia dalam keadaan normal mempunyai dua buah ginjal dalam tubuhnya. Tetapi jika terserang keduanya, maka orang tersebut dinyatakan gagal ginjal, dan harus melakukan cuci darah secara rutin, atau menerima donor ginjal dari orang lain untuk mengganti ginjalnya yang rusak.Pada Pernapasan

Dalam kasus Minamata, resiko untuk keracunan pada sistem pernapasan cukup kecil, karena penyebab utama keracunan di Minamata adalah penduduk yang terlalu banyak terpapar merkuri yang terdapat pada ikan-ikan yang mereka makan setiap harinya. Sedangkan cara untuk merkuri memasuki sistem pernapasan adalah melalui uapnya, yang dapat berasal dari uap air raksa yang terhirup dalam waktu lama dan terus menerus, sehingga merusak paru-paru. Kerusakan paru-paru akan berujung pada kematian.Akibat lain yang ditimbulkan pada keracunan merkuri selain kerusakan organ adalah karsinogenisitas. Karsinogenisitas merupakan pembengkakan pada jaringan tubuh (tumor).Jika melihat dari banyak hal yang terjadi pada kasus Minamata, dari pembuangan limbah yang belum diolah dengan benar, yang langsung dibuang ke perairan dimana perairan tersebut menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar. Sampai pada dampak yang ditimbulkan oleh keracunan tersebut, seperti gangguan pada sistem organ yang sampai berujung pada kematian, bisa diambil beberapa pelajaran, antara lain pentingnya pengolahan limbah hasil industri, apalagi jika mengandung logam-logam berat, seperti merkuri (Hg), mangan (Mn), selenium (Se), dan thalium (Tl). Yang dapat mencemari perairan, sehingga menyebabkan kerusakan ekosistem air dan keracunan bagi penduduk sekitar, yang berupa cacat fisik permanen, sampai kematian.Mengatasi Permasalahan Akibat Tragedi MinamataBerbagai usaha restorasi dan rehabilitasi lingkungan teluk Minamata dan laut Shiranui pada umumnya untuk mencegah terus menyebarnya metil merkuri tersebut ke rantai makanan dan manusia, sejak tahun 1970 untuk merehabilitasi lingkungan. Usaha-usaha tersebut mencakup 5 kategori, yaitu : (1) Kegiatan penelitian, (2) Peraturan-peraturan dan administrasi (3), Pengobatan bagi korban, (4) Pemantauan merkuri dan bahan berbahaya lainnya serta (5) Usaha perbaikan lingkungan.

Selain larangan bagi masyarakat untuk menangkap ikan di teluk ini, program pembersihan sedimen dengan teknik remediasi dilakukan dari tahun 1974-1990. Limbah sedimen yang mengandung merkuri di teluk Minamata diperkirakan sebanyak 70 - 150 ton. Sedimen yang ada di dasar teluk Minamata tersebut di keruk dan ditaruh pada lokasi reklamasi menggunakan pompa yang didesain khusus untuk mencegah kekeruhan di saat penggerukan. Kemudian sedimen yang terkontaminasi tersebut ditimbun lagi/ditutupi dengan menggunakan tanah yang tidak terkontaminasi secara hati-hati (diisolasi). Teknik remediasi ini dilakukan aktif antara tahun 1983-1987 dan berakhir di tahun 1990, teknik ini teruji efektif namun mahal dan memakan waktu serta dapat saja bocor dan mencemari lingkungan lagi. Lewat program ini, merkuri yang terkontaminasi di sedimen sebanyak 25 ppm di tahun 1977 menurun menjadi 4,6 ppm (1990). Daerah yang direklamasi di teluk Minamata seluas 58 hektar dan menghabiskan anggaran 48 Milyar Yen. Chisso menanggung lebih dari 30.5 Milyar yen dan sisanya ditanggung oleh pemerintah. Berbagai alternatif teknik selain remidiasi dan imobilisasi dikaji untuk digunakan seperti dengan treatment tanah atau air yang terpolusi baik secara fisik atau kimia. Teknik ini lebih murah namun tidak berlaku umum, hanya memindahkan dari polusi air ke polusi udara, dan tetap berpotensi menimbulkan pencemaran lain. Teknik lainnya seperti fitoremediasi, yakni dengan menggunakan tumbuhan penyerap metilmerkuri relatif murah dan polutan yang telah terakumulasi dapat dikumpulkan dan digunakan bila perlu. Namun proses ini relatif lambat dan belum cukup teruji serta kemungkinan terjadi gangguan pada ekosistem.Usaha lain yang dilakukan adalah measang jaring sebagai batas mengelilingi mulut teluk untuk menangkap ikan yang terkontaminasi (imobilisasi). Teknik ini cukup efektif serta lebih murah, namun gangguan efek ekologis pada ekosistem tempat batas dipasang dapat saja terjadi. Pemerintah telah mengizinkan kembali penangkapan ikan di teluk Minamata di tahun 1997 dan menyatakan bahwa tingkat merkuri di Laut Shiranui telah mencapai batas aman untuk dimakan. Bersama dengan persetujuan nelayan setempat, jaring yang membatasi teluk Minamata diangkat dan teluk Minamata dibuka kembali untuk umum. untuk pertama kalinya dalam 24 tahun, penangkapan ikan dan promosi mengenai amannya ikan dari teluk minamata dan Laut Shiranui pada umumnya dilakukan. Namun masyarakat sudah tidak mau lagi mengkonsumsi ikan yang terdapat di teluk Minamata.Pencemaran air oleh merkuri dalam skala yang lebih kecil pun tidak bisa diatasi hanya dengan cara penyaringan, koagulasi kopulasi, pengendapan, atau pemberian tawas. Hal ini karena merkuri di air berbentuk ion. Cara terbaik untuk menghilangkan merkuri dalam air ini adalah dengan pertukaran ion. Yaitu mempergunakan suatu resin yang mampu mengikat ion merkuri hingga menjadi jenuh, kemudian diregenerasi kembali dengan penambahan suatu asam, sehingga Mercury bisa dinetralisir. Namun karena biaya ionisasi ini sangat mahal, maka biaya termurah dan terbaik adalah dengan mencegah merkuri tidak masuk perairan. Cara lain, yaitu penyulingan. Tapi setali tiga uang, biaya yang akan dikeluarkan untuk penyulingan pun sangat mahal.Penelitian tentang pengobatan keracunan merkuri sangat terbatas. Akhir- akhir ini dapat digunakan chelators N-acetyl-D,L-penicillamine (NAP), British Anti-Lewisite (BAL), 2,3-dimercapto-1-propanesulfonic acid (DMPS), and dimercaptosuccinic acid (DMSA). Pada penelitian dengan sampel kecil dilakukan pada pekerja yang terkontaminasi air raksa diberikan DMSA dan NAP. Obat ini bekerja dengan cara memperkecil partikel air raksa,sehingga pengeluaran ke ginjal bisa di tingkatkan.Selain itu juga, suatu laporan yang dibuat oleh Enviromental Protection Agency (EPA) memuat beberpa rekomedasi untuk mencegah terjadinya pencemaran merkuri di lingkungan. Rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut :Pestisida alkil merkuri tidak boleh digunakan lagi.Penggunaan pestisida yang menggunakan komponen merkuri lainnya dibatasi untuk daerah-daerah tertentu.Semua industri yang menggunakan merkuri harus membuang limbah industri dengan terlebih dahulu mengurangi jumlah merkurinya sampai batas normal.

Pelaksanaan rekomendasi tersebut tidak seluruhnya dapat memecahkan masalah pencemaran merkuri di lingkungan. Pencemaran tetap terjadinya pada lumpur di dasar sungai atau danau dan menghasilkan CH3Hg+ yang dilepaskan ke badan air sekililingnya.Kasus Minamata ini menjadi pelajaran yang sangat berarti bagi masyarakat Jepang, khususnya Pemerintah Jepang. Pasca bencana Minamata, secara bersama-sama masyarakat Minamata, kalangan industri, pemerintah kota dan pemerintah Jepang melakukan perbaikan lingkungan dengan upaya terpadu. Secara konsisten, seluruh industri diharuskan mengolah limbah. Peraturan disusun dan dilaksanakan secara konsisten. Pada saat bersamaan pemulihan lingkungan teluk Minamata dilakukan, sehingga kualitas air di teluk Minamata kembali seperti sebelum pencemaran. Limbah rumah tangga dari seluruh bangunan diolah secara sungguh-sungguh, sehingga tidak ada lagi limbah industri dan limbah rumah tangga yang mencemari perairan kota Minamata. Sejarah kemudian mencatat, bahwa Minamata yang semula tercemar logam berat, kini menjadi kota kualitas lingungannya baik, kota yang nyaman dan aman untuk ditinggali.BAB IVKesimpulan dan SaranKesimpulanPembuangan limbah pabrik yang dilakukan secara sembarangan, dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan sekaligus merusak rantai makanan makhluk hidup. Sebagai Mahasiswa Teknik Kimia kita harus mengetahui jika ingin membangun sebuah pabrik, maupun bekerja di pabrik, pembuangan limbah harus diperhatikan secara seksama dan direncanakan agar tidak merusak ekosistem yang telah ada. Tidak membuat polusi udara, polusi air, maupun polusi tanah yang dapat menyebabkan kerusakan ekosistem. Seperti kasus Chisso Co. di Minamata, Jepang. Dimana pabrik berbuat sesuka hatinya dalam pembuangan limbah, sehingga mencemari ekosistem laut yang ada. Oleh karena itu, limbah industri dan rumah tangga harus dijaga, agar tidak merusak lingkungan.SaranProduksi masal dan konsumsi masal membuat hidup lebih nyaman tetapi juga menghasilkan limbah masal yang mengorbankan lingkungan dan kesehatan. Dikelilingi oleh asap, pupuk kimia, pengawet makanan dan bahan beracun lainnya. Kita tidak boleh mementingkan kehidupan materialis tanpa memperhatikan hubungan satu sama lain. Penyakit Minamata menunjukkan bahwa manusia menyebabkan terjadinya masalah sekaligus menjadi korban dari masalah yang dibuatnya sendiri.Penyakit Minamata juga mengajarkan pada kita tentang kebersamaan dengan alam, bahwa kita dapat hidup karena adanya alam semesta, membina hubungan dengan manusia, sungai, laut, dan membutuhkan makanan yang aman, perlu mengurangi limbah rumah tangga dan industri serta berupaya melakukan daur ulang untuk mengatasi berbagai masalah global.

Daftar PustakaWikipedia Ensiklopedia Bebas. 2011. Penyakit Minamata http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_Minamata. Diunduh: 14 November 2013, pukul 14.45 WIB.Indahnya berbagi biologi. 2011. Minamata Disease http://indahnyaberbagibiologi.blogspot.com/2011/06/minamata-disease.html Diunduh: 14 November 2013, pukul 14.45 WIB.Ku ingin menulis. 2011. Sejarah dan Pengumpulan Bukti Ilmiah Tragedi Teluk Minamata, Jepanghttp://triligayanti.blogspot.com/2010/10/sejarah-dan-pengumpulan-bukti-ilmiah.html Diunduh: 14 November 2013, pukul 14.45 WIB.