metode pelaksanaan

90
NAMA PAKET PEKERJAAN : LOKASI : PENAWAR : METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan PENINGKATAN Jalan Sei. Pagar – Mentulik AC-WC 2,2 Km adalah selama 180 (Seratus delapan puluh hari kalender) hari kalender dengan metode pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Latar belakang Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Sei. Pagar – Mentulik AC-WC 2,2 Km di wilayah Kabupaten Kampar Propinsi Riau adalah dalam rangka peningkatan perbaikan mobilitas maupun aksebillitas di wilayah tersebut yang akan memberikan tingkat pelayanan yang lebih baik seiring dengan pesatnya laju perkembangan perekonomian dan pertumbuhan penduduk selalu signifikan dengan peningkatan aktivitas-aktivitas manusia sehingga memerlukan ruang gerak pada wilayah tersebut untuk melakukan kegiatannya 2. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan secara garis besar uraian tahapan pelaksanaan dari pekerjaan umum, pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing - masing pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan. Dalam metode ini juga akan digambarkan pelaksanaan pekerjaan dengan memperkecil gangguan terhadap lingungan dan lalulintas pekerjaan 3. LOKASI DAN LINGKUP PEKERJAAN . A. LOKASI Lokasi pekerjaan berada di wilayah Kabupaten Kampar Propinsi Riau

Upload: kanandagusta

Post on 08-Jul-2016

210 views

Category:

Documents


52 download

DESCRIPTION

berguna

TRANSCRIPT

Page 1: metode pelaksanaan

NAMA PAKET PEKERJAAN :

LOKASI :

PENAWAR :

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan PENINGKATAN Jalan Sei. Pagar – Mentulik AC-WC 2,2 Km adalah selama 180 (Seratus delapan puluh hari kalender) hari kalender dengan metode pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Latar belakang Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Sei. Pagar – Mentulik AC-WC 2,2 Km di wilayah Kabupaten Kampar Propinsi Riau adalah dalam rangka peningkatan perbaikan mobilitas maupun aksebillitas di wilayah tersebut yang akan memberikan tingkat pelayanan yang lebih baik seiring dengan pesatnya laju perkembangan perekonomian dan pertumbuhan penduduk selalu signifikan dengan peningkatan aktivitas-aktivitas manusia sehingga memerlukan ruang gerak pada wilayah tersebut untuk melakukan kegiatannya

2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan secara garis besar uraian tahapan pelaksanaan dari pekerjaan umum, pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing - masing pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan. Dalam metode ini juga akan digambarkan pelaksanaan pekerjaan dengan memperkecil gangguan terhadap lingungan dan lalulintas pekerjaan

3. LOKASI DAN LINGKUP PEKERJAAN .

A. LOKASI

Lokasi pekerjaan berada di wilayah Kabupaten Kampar Propinsi Riau

B. LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Sei. Pagar – Mentulik AC-WC 2,2 Km di wilayah Kabupaten Kampar Propinsi Riau adalah sebagai berikut:

DIVISI 1. UMUM

Page 2: metode pelaksanaan

1.2 Mobilisasi

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH 3. 2.(2a) Timbunan Pilihan Selain Dari Sumber Galian 3.3 Penyiapan Badan Jalan

DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR 5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A

5.1.(2) Lapis Pondasi Agregat Kelas B

DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL 6.1(1)(a) Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair

6.3(5a) Laston Lapis Aus (AC-WC)

DIVISI 7. STRUKTUR 7.1(7)a Beton mutu sedang dengan fc’= 20 MPa (K-250)

7.1(8) Beton mutu rendah dengan fc’= 15 MPa (K-175)

7.3(1) Baja Tulangan BJ 24 Polos

C. KETENTUAN & SYARAT-SYARAT Pembahasan Metode Pelaksanaan pekerjaan ini mengambil beberapa ketentuan

antara lain :

1. Dalam Melaksanakan Kegiatan pekerjaan akan dimulai selambat – lambatnya 7 (tujuh)

hari dari tanggal penyerahan lapangan, atau yang di awali dengan melakukan Pre Cost

Meeting (PCM).

2. Mobilisasi

Pelaksanaan Mobilisasi dilaksanakan dalam waktu ± 28 hari kalender.

3. Lokasi

Dalam Melaksanakan Kegiatan pekerjaan yang akan dilaksanakan lokasinya harus

sudah diperiksa kondisi tanahnya dan pengukuran di lapangan untuk pembuatan

gambar rencana (shop drawing) yang disetujui oleh Direksi lapangan (Pihak Pengguna

Jasa)

4. Peralatan

Kapasitas Peralatan yang digunakan seperti yang terlihat di dalam analisa teknis yang

merupakan bagian dari analisa harga satuan.

5. Bahan / Material

Bahan dan material yang digunakan semua telah memenuhi persyaratan teknis yang

tertera di dalam spesifikasi teknis berlaku.

Page 3: metode pelaksanaan

BAB II METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN

I. PEKERJAAN UMUM

Metode Pelaksanaan ini akan kami uraikan sesuai urutan langkah kerja yang akan

dilaksanakan dalam pengerjaan proyek.

Adapun urutan langkah kerja yang dimaksud adalah sebagai berikut :

A. Serah Terima Lokasi Pekerjaan

Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, maka terlebih dahulu dilakukan serah

terima lokasi pekerjaan dari pemilik pekerjaan kepada penyedia jasa yang dibuktikan

dengan Berita Acara Serah Terima Lokasi Pekerjaan yang ditandatangani oleh kedua

belah pihak yaitu Pejabat pembuat Komitmen Pekerjaan Pembangunan Fasilitas

Pelabuhan Laut Belang-belang selaku pemilik pekerjaan dan PT. Sentra Multikarya

Insfrastruktur selaku pelaksana pekerjaan atau Penyedia Jasa. Setelah selesai

pelaksanaan serah terima lokasi pekerjaan barulah penyedia jasa melaksanakan

berbagai aktivitas pelaksanaan pekerjaan di lokasi yang sudah diserahterimakan.

B. Sosialisasi

Sosialisasi dimulainya pelaksanaan pekerjaan ini akan kami awali dengan

menyampaikan surat pemberitahuan mulai kerja yang ditujukan kepada Direksi

Pekerjaan dengan tembusan ditujukan kepada pihak terkait. Pelaksanaan sosialisasi

dengan cara tatap muka dilaksanakan bersama wakil Direksi Pekerjaan kepada semua

stake holders yang terkait dengan pekerjaan ini.

1. UITZET/PENGUKURAN

1.1 UMUM

Sebelum memulai pekerjaan di adakan pengukuran kembali dengan teliti

elevasi dasar saluran air , permukaan tanah, ketinggian tanggul dan jalan atau

elevasi lainnya sesuai permintaan Direksi. Semua pengukuran kembali harus

dikaitkan terhadap titik referensi (BM ) yang sudah ditentukan. Alat-alat yang

dipergunakan adalah waterpass lengkap dengan statif dan rambu-rambunya,

theodolit lengkap dengan statif dan rambu-rambunya, meteran, jalon, prisma

dan alat lainnya sesuai dengan instruksi Direksi.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran adalah :

Page 4: metode pelaksanaan

a. Pemberitahuan kepada Direksi setiap suatu bagian pekerjaan yang akan

dimulai untuk dicek terlebih dahulu ketepatan peil dan ukurannya.

b. Senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dalam tiap pekerjaan dan

segera melapor secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan bila terdapat perbedaan

ukuran, untuk memberikan keputusan pembetulannya. Penyedia jasa tidak

dibenarkan melakukan pembetulan sendiri kekeliruan tersebut tanpa

persetujuan Direksi Pekerjaan.

c. Hasil pengukuran diperikasa dan disetujui bersama oleh direksi dan

pengawas lapangan. Kemudian dituangkan dalam gambar kerja kerja (Shop

Drawing).

Gambar 2. Pengukuran lapangan

2. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI2.1 UMUM2.1.1 Uraian

Cakupan kegiatan mobilisasi dan demobilisasi yang diperlukan dalam pekerjaan

ini tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan

sebagaimana yang telah diisyaratkan dan harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :

a) Mobilisasi peralatan dan material sesuai dengan yang tercantum dalam

dokumen kontrak

b) Demobilisasi dilakukan pada saat akhir Kontrak. Demobilisasi meliputi

pemindahan semua instalasi, peralatan serta perlengkapan yang ada selama

pekerjaan berlangsung termasuk pembersihan semua fasilitas sementara, pohon

material sisa dan lain-lain yang terdapat di lokasi pekerjaan.

Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan

bersih dan siap digunakan dan harus mengembalikan lokasi pekerjaan seperti

kondisi semula sebelum pekerjaan berlangsung. Semua sampah atau kotoran hasil

Page 5: metode pelaksanaan

pekerjaan konstruksi harus dibersihkan dan dibuang ke luar lokasi pekerjaan.

2.1.2 Periode Mobilisasi dan Demobilisasi

Mobilisasi dan demobilisasi dari seluruh mata pekerjaan dilapangan harus

sesuai dengan yang terdaftar dalam kontrak. Setiap kegagalan dalam kegiatan

mobilisasi dan demobilisasi fasilitas dan sebagaimana yang telah disebutkan

menjadi tanggung jawab peneydia jasa

2.1.3 Pengajuan Kesiapan Kerja

Penyedia jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu program

mobilisasi dan demobilisasi menurut detail dan waktu yang diisyaratkan.

2.2 PROGRAM MOBILISASI

1. Setelah penandatanganan kontrak, melakukan rapat pra pelaksanaan (Pre

Constuction Meeting) yang dihadiri oleh Pemilik, Direksi Pekerjaan, Konsultan

Pengawas dan Penyedia jasa untuk membahas semua hal, baik yang bersifat

teknis maupun non teknis.

2. Dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah rapat pra pelaksanaan Penyedia

jasa harus menyerahkan program mobilisasi dan jadwal kemajuan pelaksanaan

berdasarkan atas persetujuan Direksi Pekerjaan.

3. Program mobilisasi harus menetapkan waktu dan semua kegiatan mobilisasi

yang diisyaratkan serta harus mencakup informasi tambahan berikut :

- Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukan lokasi asal semua peralatan

termasuk daftar peralatan yang diusulkan, cara pengangkutan dan jadwal

kedatangan ke lapangan.

- Setiap perubahan peralatan maupun personil yang diusulkan harus

mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.

Page 6: metode pelaksanaan

Rapat Persiapan Pelaksanaan

Program Mobilisasi

Mobilisasi Personil

Pelaksanaan Pekerjaan

Pembangunan Falitas Pendukung

Demobilisasi Peralatan & Personil

Mobilisasi Peralatan

Mulai

Selesai

FLOWCHART MOBILISASI

Gambar 3. Mobilisasi Alat

3. PENGENDALIAN LALU LINTAS PADA JALAN UMUM, KEAMANAN DAN MANAJEMEN LAPANGAN3.1 UMUM

a) Tujuan pengendalian lalu lintas adalah untuk menjamin bahwa selama

pelaksanaan pekerjaan berlangsung, semua jalan lama tetap terbuka untuk

jalan lalu lintas serta dijaga dalam kondisi aman dan dapat digunakan dengan

baik. Untuk jalan yang berdekatan dengan Pekerjaan disediakan jalan masuk yang

Page 7: metode pelaksanaan

aman dan nyaman ke pemukiman penduduk.

b) Dalam keadaan khusus Penyedia jasa dapat mengalihkan lalu lintas ke jalan

sementara Pengalihan ini harus dapat mendapat persetujuan dari Direksi

Pekerjaan.

3.2 PERLINDUNGAN PEKERJAAN TERHADAP KERUSAKAN AKIBAT LALU LINTAS

- Penyedia jasa harus melaksanakan pekerjaan sedemikian rupa sehingga

pekerjaan tersebut terlindungi dari kerusakan akibat lalu lintas umum maupun

proyek.

- Pengendalian lalu lintas dan pengalihan lalu lintas harus dilaksanakan

sebagaimana diperlukan untuk melindungi pekerjaan.

- Pengendalian lalu lintas harus dapat mendapat perhatian khusus, pada saat

cuaca yang buruk, pada saat lalu lintas padat dan selama periode

pekerjaan yang sedang dilaksanakan sangat peka terhadap kerusakan.

3.3 PEKERJAAN JALAN SEMENTARA DAN JEMBATAN DARURAT (BAILEY)1. Pembuatan Jembatan darurat (Bailey) akan dilaksanakan dengan tujuan kontraktor

tetap menyediakan jembatan darurat sebagai sarana untuk penduduk melewati

akses jalan yang sedang diperbaki agar mobilitas kegiatan penduduk tetap dapat

berjalan seperti biasanya.

2. Lahan yang Diperlukan

Sebelum membuat jalan sementara, Penyedia jasa harus melakukan semua

pengaturan yang diperlukan. Bila diperlukan termasuk pembayaran kepada

pemilik tanah yang bersangkutan atas pemakaian tanah itu dan harus

memperoleh persetujuan dari pejabat yang berwenang dan Direksi Pekerjaan.

Setelah pekerjaan selesai, Penyedia jasa harus membersihkan dan mengembalikan

kondisi tanah itu ke kondisi semula sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan dan

pemilik tanah yang bersangkutan.

3. Peralatan Penyedia jasa yang Lewat

Penyedia jasa harus melakukan semua pengaturan agar pekerjaan yang sudah

dilaksanakan dapat dilewati dengan aman oleh Peralatan Konstruksi, bahan dan

karyawan Penyedia jasa yang melaksanakan pekerjaan di dekat proyek, harus

menyerahkan suatu jadwal transportasi yang demikian kepada Direksi Pekerjaan

untuk mendapat persetujuan minimal 15 (lima belas) hari sebelumnya.

4. Jalan alih sementara atau detour dan jembatan darurat atau bailey Jalan harus

dibangun sesuai dengan keperluan untuk kondisi lalu lintas yang ada, dengan

Page 8: metode pelaksanaan

memperhatikan ketentuan keselamatan dan kekuatan struktur. Semua jalan alih

yang demikian tidak boleh dibuka untuk lalu lintas umum sampai alinyemen,

pelaksanaan, drainase dan pemasangan rambu lalu lintas sementara telah

disetujui Direksi Pekerjaan. Selama digunakan untuk lalu lintas umum Penyedia

jasa harus memelihara pekerjaan yang telah dilaksanakan, drainase dan rambu

lalu lintas sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan.

3.4 PENGATURAN UNTUK LALU LINTAS

1. Rambu Peringatan dan Rmbu Pengarah Jalan (Barrier)

Agar dapat melindungi Pekerjaan dan menjaga keselamatan umum dan

kelancaran arus lalu lintas yang melalui atau di sekitar pekerjaan, harus

memasang dan memelihara rambu lalu lintas, pengarah jalan dan fasilitas

lainnya yang sejenis pada setiap tempat dimana kegiatan pelaksanaan akan

mengganggu lalu lintas umum. Semua rambu lalu lintas dan penghalang harus

diberi garis-garis (strips) yang reflektif dan atau terlihat dengan jelas pada malam

hari.Selalu menerapkan Amdal Lalu Lintas dan K3 sesuai pedoman instansi

terkait

2. Petugas Bendera

Petugas bendera di tempatkan di semua tempat kegiatan pelaksanaan yang

mengganggu arus lalu lintas, terutama pada pengaturan lalu lintas satu arah.

Tugas utama petugas bendera adalah mengarahkan dan mengatur lalu lintas yang

melalui dan di sekitar Pekerjaan tersebut.

3.5 MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTASDalam setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan mulai dari awal pelaksanaan pekerjaan

sampai dengan akhir kegiatan di lapangan diusahakan tidak mengganggu arus lalu

lintas di sekitar lokasi pekerjaan. Aktifitas arus lalu lintas yang terhambat akibat adanya kegiatan

proyek akan merugikan pengguna jalan raya.

Agar dalam pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi kerugian dipihak pengguna jalan, maka

Manajemen lalu lintas dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :

Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di lapangan.

Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan menempatkannya secara tepat

dan benar.

Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan mengarahkan arus lalu

lintas.

Page 9: metode pelaksanaan

Pada saat pekerjaan, rambu-rambu diletakkan sepanjang daerah galian,

tujuannya agar lalu linatas tidak masuk atau terperosok ke dalam daerah galian.

Rambu-rambu yang dipasang haruslah mempunai cat dengan pantulan cahaya, guna

menghindari kecelakaan di malam hari.

Selama pelaksanaan pekerjaan, harus dijamin bahwa perkerasan, bahu

jalan lokasi yang berdekatan dengan Daerah Milik Jalan harus dijaga agar bebas dari

bahan pelaksanaan, kotoran dan bahan yang tidak terpakai lainnya yang dapat

mengganggu atau membahayakan lalu lintas yang lewat. Pekerjaan juga harus

Page 10: metode pelaksanaan

dijaga agar bebas dari setiap parkir liar atau kegiatan perdagangan kaki lima kecuali

untuk daerah-daerah yang digunakan untuk maksud tersebut.

4. PENYIAPAN LABORATORIUM LAPANGAN

Untuk menjaga kualitas atau Mutu pekerjaan di lapangan dan untuk

pengendalian mutu pekerjaan akan menyiapkan Laboraturium di Base camp.

Berbagai jenis peralatan untuk pengujian seperti alat pengujian tanah, alat pengujian

beton, alat pengujian aspal dan alat pengujian agregat kasar dan agregat halus dan

sebagainya kesemuanya akan dilengkapi jenis peralatan pengujian yang disediakan

adalah disesuaikan dengan daftar mobilisasi dan sesuai dengan kebutuhan lapangan

5. SISTEM PENGENDALIAN MUTU

Kualitas pekerjaan dari suatu proyek benar-benar dituntut dari masing-

masing item pekerjaan. Untuk itu pelaksana akan menyiapkan Laboraturium dilokasi

pekerjaan atau base camp yang ada dengan berbagai peralatan pengujian. Untuk

menjamin mutu bahan dari hasil pekerjaan, pemeriksaan pengujian akan dilakukan

sebagai berikut :

1. Pengujian Aspal Marshall Asphal Test

Penetration Test

Core Drill

Extraction Test

dll

2. Pengujian Beton Test kubus

Slump test

Uji kuat tekan

Uji kelenturan

dll

3. Pengujian bahan Tanah CBR Laboraturium

CBR Lapangan

Kepadatan lapangan > Sand Cone

Kepadatan Laboraturium > Proctor test

Pemeriksaan Kadar air

Pemeriksaan Berat Jenis

Plastisitas Indeks, Batas-batas Atterberg

Page 11: metode pelaksanaan

4. Pengujian Agregat Analisa saringan

Berat Jenis

Abrasi

Dll

Referensi yang dijadikan pedoman pengendalian mutu bahan yang digunakan dan hasil

pelaksanaa pekerjaan yang dicapai di lapangan ada beberapa pedoman yaitu :

1. Spesifikasi Umum

2. Spesifikasi Khusus

3. Standar AASHTO dan SNI

Ketentuan-ketentuan lain dari Sistim Pengendalian mutu ini adalah :

a. Pengendalian mutu akan dilakukan sejak pengadaan seluruh bahan dasar yang

akan digunakan pada pekerjaan Kegiatan ini.

b. Pengendalian mutu ini dijalankan untuk memeriksa dan menjamin agar bahan-

bahan yang digunakan pada pekerjaan ini telah memenuhi ketentuan yang

disyaratkan dalam spesifikasi teknik.

c. Pemeriksaan mutu bahan akan dilaksanakan oleh pelaksana dengan personil

lapangan sebagai Quality Engineer dan Material Pavement Engineer.

d. Hasil pemeriksaan mutu akan diperiksa oleh pihak konsultan supervisi dan Direksi

Pekerjaan untuk dapat disetujui.

6. ANALISA DAMPAK LINGKUNGAN

1. General Rencana pelakasanaan pekerjaan Pembangunan Jalan ini akan menimbulkan dampak

Negatif terhadap aspek lingkungan, terutama pada saat pelaksanaan pekerjaan penataan ruas

Page 12: metode pelaksanaan

Jalan tersebut.

2. Dampak yang Akan Terjadi Dampak yang terjadi dalam aspek lingkungan ini diperkirakan dalam tahapan sebelum

pekerjaan dimulai (Pra pelaksanaan) dan tahapan saat berjalannya pekerjaan.

Pra Pelaksanaan

Bahagian dari lingkungan pekerjaan yang diperkirakan terkena dampak pembangunan jalan

saat Pra Pelaksaan adalah : Pengguna Jalan.

Pelaksanaan

Bahagian dari ligkungan pekerjaan yang mengakibatkan terkena dampak lingkungan pada

Tahap Pelaksanaan adalah :

Akibat Utilitas, pemindahan milik PLN, Telkom dan PDAM, akan mengganggu aktifitas

masyarakat

Kegiatan Alat-alat berat yang sedang beroperasi

Kegiatan pengangkutan material untuk pelaksanaan pekerjaan

Suara alat-alat berat yang beroperasi menimbulkan kebisingan di sekitar lokasi pekerjaan.

Meningkatnya volume lalu lintas alat pengangkutan dan alat berat mengakibatkan polusi

debu di sekitar lokasi pekerjaan.

Meningkatnya volume lalu lintas alat pengangkutan dan alat berat yang beroperasi di lokasi

pekerjaan akibat buangan asap/gas dari alat angkut tersebut mengakibatkan polusi udara.

Selain yang tersebut di atas dampak positif yang timbul pada sekitar daerah lokasi

pekerjaan antara lain :

Terbukanya lapangan kerja

Terbukanya kesempatan usaha baru untuk berjualan disekitar lokasi Pelaksanaan Pekerjaan.

Kedua hal tersebut di atas dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat sekitar

proyek.

3. Sistim dan Cara Pengelolaan Cara pengelolaan karena adanya dampak lingkungan yang timbul juga ada dua bahagian

yaitu:

1. Tahap sebelum dimulainya pekerjaan (Pra pelaksanaan)

2. Tahap sedang berjalannya pekerjaan lapangan

1. Pra Pelaksanaan

Beberapa hal yang perlu dilakukan terhadap dampak lingkungan yang mungkin terjadi dalam

tahap Pra pelaksanaan ini.

Memberi penyuluhan kepada masyarakat sekitar lokasi proyek yang melibatkan

penduduk

Dan perangkat desa disekitar wilayah pelaksanaan. Penyuluhan menjelaskan mengenai

rencana kegiatan pelaksanaan dan bagaimana hasil pelaksanaan setelah penanganan

Page 13: metode pelaksanaan

selesai. Penyuluhan juga melibatkan pemuka-pemuka daerah setempat seperti, Kepala

Sekolah, Kepala Desa, Camat, dll. Disini pihak proyek juga harus dapat menerima aspirasi

masyarakat sekitar yang terkena dampak lingkungan pada saat pelaksanaan.

2. Pelaksanaan

Sistim dan cara pengelolaan terhadap Dampak ligkungan yang mungkin terjadi pada saat

pelaksanaan adalah :

Dampak yang timbul karena adanya pekerjaan utilitas, seperti membongkar dan

memindahkan tiang listrik, tiang telpon dan pipa PDAM, maka harus dilakukan koordinasi

dengan pihak terkait.

Dampak yang timbul akibat pelaksanaan seperti pekerjaan tanah, sehingga adanya

debu

yang mengganggu daerah sekitar hendaklah dilakukan penyiraman tanah dan jalan yang

sedang dikerjakan.

Dampak yang timbul akibat debu, maka semua armada Kegiatan yang keluar dan

masuk

membawa material harus ditutup dengan penutup seperti terpal.

Dampak yang timbul akibat kebisingan alat-alat berat yang beroperasi dengan

memperlambat

kecepatan laju kenderaan yang melewati lokasi Pekerjaan.

Dampak yang timbul akibat kelebihan volume air tanah akibat hujan dan lain-lain

perlu di

siapkan saluran sementara untuk menghindari genangan air pada badan jalan dan daerah

pekerjaan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan pekerjaan agar

pengelolaan

kemungkinan terjadinya aspek dampak lingkungan maka perlu ditempatkan

seorang Kepala Keamanan Lapangan yang selalu memantau pelaksanaan di

lapangan. Kepala Keamananan Lapangan betugas memantau pelaksanaan secara

rutin agar tidak terjadi gangguan terhadap lingkungan pekerjaan.

7. TES MATERIAL BETON

7.1 UMUM

Pekerjaan Tes material beton adalah pengetesan kuat tekan beton pada

saat pekerjaan beton dilakukan. Dilakukan dengan cara membuat kubus beton 15

x15 x 15 cm dan pada saat setiap saat melakukan pengecoran dilakukan uji slump

test dengan menggunakan kerucut plat.

7.2 PROSEDUR PELAKSANAAN

Page 14: metode pelaksanaan

Untuk pengetesan Beton penyedi jasa akan mengambil 3 set contoh benda uji, di

bawah pengawas dari masing-masing pekerjaan bagian struktur dan setiap 40m3

lantai beton an atau bagian struktur lainnya yang ada , dari tiap kelas beton yag di

tempatkan , harus di ambil sedikitnya satu set benda uji , terdiri dari dua contoh

benda uji harus di ambil dari suatu adukan beton yang terpisah dari beton yang di

cor

Umur pengujan standard adalah 28 hari dan 7 hari dengan izin dari pengawas

8. PENYELIDIKAN TANAH

8.1 UMUM

Tujuan penyelidikan tanah adalah untuk mengetahui kondisi geologi dan

geoteknik tanah untuk berbagai keperluan seperti desain pondasi, pertambangan,

kestabilan lereng, pembuatan jalan dan lain-lain. Pekerjaan ini mencakup pekerjaan

pengeboran coring dan non-coring, test in-situ seperti Standard Penetration Test

(SPT), Cone Penetration Test (CPT/Sondir) dan Test Permeabilitas.

8.2 JENIS-JENIS PENYELIDIKAN TANAH

a. Hand Auger Boring

Hand Auger Boring yaitu pengeboran dilakukan dengan menggunakan bor

ulir tangan atau dengan metode coring menerus menggunakan diameter inti 73

mm. Sampel tidak terganggu untuk pengujian laboratorium diambil dengan

menggunakan thin wall shelby tube dengan diameter 70 mm dan panjang 70

cm. Biasanya digunakan untuk pengambilan sampel tanah dangkal.

b. Standard Penetration Test (SPT) dilakukan dengan menggunakan prosedur dan

peralatan sesuai ASTM D1586-84, "Standard Method for Penetration Test and

Split Barrel Sampling of Soils". Besarnya tahanan tanah dalam test ini dinyatakan

dengan nilai-N. Jumlah pukulan palu SPT pada ujung atas stang bor yang

menyebabkan penurunan split spoon pada ujung bawah stang bor masuk ke

dalam tanah sedalam 3x15cm dicatat. Jumlah pukulan 2x15cm terakhir disebut

nilai N. Hasil test dicatat dalam boring log.

c. Cone Penetration Test (CPT) yang kita kenal sebagai test Sondir digunakan

untuk mengetahui profil ke dalam tanah secara menerus yang dinyatakan dengan

nilai tahanan ujung konus dan tahanan selimut. Interprestasi yang tepat terhadap

data ini dapat digunakan untuk mengestimasi profil tanah, kepadatan relatif

(untuk pasir), kuat geser tanah, kekakuan tanah, permeabilitas tanah atau

Page 15: metode pelaksanaan

koefisien konsolidasi, kuat geser selimut tiang, dan kapasitas daya dukung

ujung tiang.

d. Pengeboran sampel tanah Pengambilan sampel tanah tidak-terganggu dilakukan

dengan mengikuti prosedur ASTM D 1587-83 “Standard Practice for Thin-Walled

Tube Sampling of Soils". Sampel tanah tidak-terganggu diambil dari

kedalaman tertentu sesuai spesifikasi dengan menggunakan shelby tube sampler

(tabung sampel berdinding tipis). Sampel tanah yang telah diambil dari lubang

pengeboran disimpan dan dilindungi terhadap benturan, getaran dan perubahan

kelembaban air, dengan tujuan untuk menjaga struktur tanah dan komposisi

fisik sesuai dengan kondisi aslinya sampai dikeluarkan dari tabung untuk

ditest di laboratorium tanah kami. Kedalaman pengambilan sampel dicatat dalam

boring log.

9. PENYEDIAAN LOKASI HASIL GALIAN

9.1 UMUM

Pekerjaan ini bertujuan ntuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan

dimana diperlukan lahan/ tempat stok material/bahan ataupun tempat alat–alat

berat. Penyediaan lahan ini sebagai tempat penempatan pembuangan sementara

hasil galian tanah yang nantinya digunakan untuk urugan kembali. Penyediaan

lokasi hasil galian berdekatan dengan lokasi pekerjaan

10. PEMBUATAN LAPORAN, FOTO, VCD DAN GAMBAR KERJA

10.1 UMUM

Semua arsip kegiatan proyek harus di simpan dan termasuk semua perubahan

pekerjaan dalam kontrak sejak dimulai sampai selesainya pekerjaan proyek.

Pembuatan Laporan, Foto/VCD dokumentasi dan Gambar Kerja (Shop

Drawing) sebagai berikut

a. Menyerahkan kepada direksi teknik laporan kemajuan pelaksanaan proyek

tersebut untuk persetujuan yang harus dilaksanakan pada hari ke 25 tiap-tiap

bulan, berupa laporan harian, mingguan dan bulanan yang dilengkapi dengan

time schedule termasuk foto-foto dokumentasi atau tanggal lain menurut

perintah Direksi Pekerjaan.

Isi masing-masing laporan tersebut adalah :

- Laporan harian

Page 16: metode pelaksanaan

Laporan harian harus dibuat setiap material dan alat yang digunakan,

pekerjaan yang telah dan akan dilaksanakan, termasuk keadaan cuaca dan

kendala yang dihadapi di lapangan.

- Laporan mingguan

Laporan mingguan tentang kemajuan pekerjaan selama satu minggu.

- Laporan bulanan

Laporan bulanan berisi tentang kemajuan pekerjaan selama satu bulan.

- Foto Dokumentasi dan VCD

Selama tahapan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia jasa harus membuat

dokumentasi terhadap masing -masing item pekerjaan berupa foto 0% (sebelum

pelaksanaan pekerjaan), 50% (pertengahan pelaksanaan pekerjaan) dan foto

100% (setelah pekerjaan selesai), dengan latar belakang pengambilan gambar

kerja pada titik yang sama. Foto-foto tersebut harus dicetak rangkap 3 (tiga),

yang dimasukkan dalam album.

b. Semua dokumen memerlukan persetujuan direksi teknik

Hal-hal yang harus diperhatikan gambar kerja/pelaksanaan (Shop Drawing)

adalah :

1. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar-gambar yang

harus disiapkan

2. Sebelum gambar-gambar Pelaksanaan disetujui oleh Direksi, tidak

diperbolehkan melaksanakan pekerjaan di lapangan.

3. Melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta oleh Direksi Pekerjaan dan

menyerahkan kembali seluruh gambar kerja/ pelaksanaan.

11. AS BUILT DRAWING

11.1 UMUM

Sesudah pelaksanaan pekerjaan selesai Penyedia jasa harus membuat dan

menyerahkan gambar kerja-gambar kerja yang sesuai dengan pelaksanaan

pekerjaan

(as built drawing). Gambar kerja-gambar kerja tersebut harus memberikan

informasi yang lengkap dan benar dari seluruh pelaksanaan pekerjaan.

Gambar kerja-gambar kerja tersebut harus diserahkan kepada Direksi untuk

diperiksa dan disetujui yang kemudian diserahkan kepada Pemberi Tugas.

Asbuilt Drawing diserahkan segera setelah serah terima pertama ses uai

dengan ketentuan dalam spsesifikasi pekerjaan ini. Pembuatan As Build Drawing

harus menggambarkan volume dan item pekerjaan yang dilaksanakan

Page 17: metode pelaksanaan

12. DIREKSI KEET

Penyedian Kantor Lapangan, Gudang, Pemondokan Buruh dan Perumahan Staff

(Direksi keet)

Penyediaan kantor lapangan untuk direksi lapangan, gudang, pemondokan buruh

dan perumahan staff akan disediakan dengan fasilitas sesuai yang disyaratkan

dan atas persetujuan Direksi Lapangan. Gudang, Kantor lapangan penyedia jasa

akan diusahakan di dekat lokasi kerja untuk memudahkan pengawasan

penggunaan alat dan bahan, maupun kontrol pelaksanaan pekerjaan.

Pembangunan direksi keet ini dilakukan di tempat yang tidak akan mengganggu

kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama. Adapun fasilitas yang harus

disediakan di dalam direksi keet / kantor proyek antara lain adalah :

1. Papan nama proyek

2. Almari arsip

3. Meja dan kursi4. Buku direksi5. Buku tamu6. Jadwal waktu pelaksanaan7. Grafik cuaca8. Gambar rencana9. Gambar kerja10. Perhitungan Mutual Check 0%11. Lembar pengesahan/izin kerja12. Foto proyek dalam kondisi 0%13. Kota obat (P3K).

13. Papan Nama Proyek

10.1 Umum

Papan nama proyek penting dipasang untuk memberi informasi kepada

publik mengenai pekerjaan yang sedang dikerjakan. Papan Nama Proyek akan

dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan. Papan Nama Proyek ini

dibuat dari triplek t. 3 mm dengan ukuran 80 x 120 cm, ditopang kayu kaso (5/7)

Page 18: metode pelaksanaan

kelas 2 dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan dicat dasar warna yang

sesuai dan huruf cetak berwarna hitam yang berisi informasi mengenai cakupan

kegiatan yang akan dilaksanakan, antara lain :

Nama Kegiatan

Pemilk Proyek

Penyedia jasa Pelaksana

Konsultan Pengawas

NIlai Kontrak

Sumber dana

Jangka waktu pelaksanaan

Papan nama proyek dipasang pada lokasi yang mudah dilihat.

10.2 Kebutuhan Tenaga, alat dan Bahan

1 Tenaga yang dibutuhkan

Pekerja = 2 orang

Mandor = 1 orang

2 Waktu pelaksanaan = 2 hari

3 Peralatan yang dibutuhkan

Alat Tukang = 1 Ls

4. Dimulai pada minggu ke = 1

II. PELAKSANAAN PEKERJAAN DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH

Page 19: metode pelaksanaan

Berikut ini adalah tahapan pelaksanaan pekerjaan Tanah

3.2 Timbunan Pilihan Selain Dari Sumber Galian

1 Umum

a. Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan

dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui oleh Direksi

Pekerjaan.

b. Urugan yang dimaksud adalah urugan tanah kembali dan urugan

didatangkan

Pekerjaan ini mencakup pengurugan kembali dari tanah bekas galian yang

dihasilkan pada lubang - lubang yang sudah disiapkan dengan pemadatan lapis demi

lapis setiap 20 cm dengan menggunakan alat pemadat yang sesuai sampat didapat

dimensi yang dikehendaki

2. Ketentuan KerjaPekerjaan penimbunan atau urugan yang dapat mengganggu lalu

lintas harus dilakukan dengan menggunakan metode konstruksi setengah jalan.

Selama pelaksanaan pekerjaan diperlukan adanya jadwal kerja dan pengaturan

lalu lintas sehingga setiap saat tetap terbuka untuk lalu lintas.

Adapun kondisi tempat kerja harus memenuhi ketentuan :

- Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan tetap kering sebelum dan selama

pekerjaan pemasangan termasuk pada proses pemadatan berlangsung. Oleh karena

itu bahan urugan selama konstruksi harus memiliki kemiringan yang cukup untuk

membantu drainase dari aliran air hujan.

- Kontraktor harus menjamin di tempat kerja tersedia air yang cukup untuk

pengendalian kelembaban urugan selama operasi pemasangan dan pemadatan.

- Urugan tidak boleh dipasang, dihamparkan atau dipadatkan sewaktu hujan dan pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan.

3. BahanBahan urugan harus dipilih dari sumber yang telah mendapat persetujuan

Direksi Pekerjaan. Ukuran dan mutu bahan harus sesuai dengan yang diisyaratkan.

Bahan yang dipilih sebaikanya tidak termasuk tanah yang plastisitasnya

tinggi, diklasifikasikan sebagai A-7-6 dari persyaratan AASHTO M 145 atau sebagai

CH dalam sistem klasifikasi “Unified atau Casagrade”. Bila penggunaan tanah yang

plastisitasnya tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut hanya digunakan pada

bagian dasar dari urugan atau pada urugan kembali yang tidak memerlukan

Page 20: metode pelaksanaan

daya dukung yang tinggi. Tanah plastis seperti itu tidak tidak boleh digunakan pada

lapisan 30 cm di bawah tanah dasar pekerasan atau bahu. Sebagai tambahan,

urugan dalam zona ini bila diuji dengan AASHTO T193 memiliki harga CBR yang

tidak kurang dari6% setelah masa perendaman selama 4 hari dan setelah

dipadatkan 100% dari kepadatan kering maksimum seperti yang ditetapkan oleh

AASHTO T99.

4. Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Tempat Kerja

- Sebelum pemasangan urugan pada suatu tempat, seluruh bahan yang

tidak memenuhi persyaratan harus dibuang sebagaimana yang

diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

- Bila tinggi urugan 1 m atau kurang, dasar pondasi harus benar-benar

dipadatkan sehingga pada bagian atas setinggi 15 cm dapat memenuhi

persyaratan kepadatan yang ditentukan untuk urugan yang dipasang di

atasnya.

(2) Pemasangan urugan

- Urugan harus dibawa ke permukaan yang telah dipersiapkan dan disebar

merata pada lapisan yang bila dipadatkan harus sesuai dengan gambar kerja

kerja. Bila terdapat lebih dari satu lapis yang akan dipasang, maka setiap

lapisan diusahakan memiliki ketebalan yang sama.

- Umumnya urugan tanah harus langsung diangkut dari lokasi sumber

bahan ke tempat yang telah dipersiapkan sewaktu cuaca kering dan

disebar. Penimbunan stok tanah urug biasanya tidak diperbolehkan, terutama

pada musim hujan.

- Bila terdapat urugan di atas gorong-gorong dan di belakang struktur

harus dilaksanakan secara sistematis dan secepatnya menyusul pemasangan

gorong- gorong atau struktur. Sebelum dilakukan pengurugan minimal harus

diberikan waktu selama 8 jam setelah pemberian adukan pada sambungan-

sambungan gorong-gorong atau pengecoran struktur beton dengan gaya

berat pasangan batu atau pasangan batu dengan adukan. Periode 14 hari

harus diberikan sebelum dilakukan pengurugan disekitar struktur penahan

tanah yang terbuat dari beton, pasangan batu atau pasangan batu dengan

adukan.

(3) Pemadatan urugan

Page 21: metode pelaksanaan

a. Setelah pemasangan dan penghamparan urugan tiap-tiap lapisan harus

dipadatkan dengan alat pemadat yang memadai sampai mencapai

kepadatan yang ditentukan dan mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.

b. Pemadatan urugan tanah dilakukan bila kadar air dari bahan berada dalam

rentang kurang dari 3% sampai lebih dari dari 1% dari kadar air optimum.

Kadar air optimum adalah kadar air pada kepadatan kering maksimum yang

diperoleh bila tanah dipadatkan sesuai dengan AASHTO T99.

c. Tiap-tiap lapis urugan dipasang harus dipadatkan sesuai dengan ketentuan,

diuji untuk kepadatan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapis

berikutnya dipasang.

e. Urugan harus dipadatkan mulai dari tepi dan berlanjut ke arah sumbu jalan

sehingga tiap-tiap bagian menerima jumlah pemadatan yang sama. Bila

memungkinkan lalu lintas alat konstrusi harus dilewatkan di atas urugan dan

arahnya terus diubah-ubah untuk menyebarkan proses pemadatan dari lalu

lintas tersebut.

f. Bila bahan urugan akan dipasang pada struktur, maka harus dilakukan agar

urugan memiliki ketinggian yang sama pada kedua sisi struktur.

g. Urugan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat

mesin 15 cm dan secara menyeluruh dipadatkan dengan penumbuk

loncat mekanis atau timbris (tamper) minimum seberat 10 kg

a. Peralatan yang digunakan

1. Dump truck, untuk mengangkut material ke lokasi pekerjaan.

2. Motor Grader, untuk meratakan timbunan

3. Tandem, untuk memadatkan timbunan

4. Water Tanker, untuk penyiraman timbunan pada saat pemadatan

b. Metoda Pelaksanaan1 Material pilihan diangkut dari quarry dengan menggunakan dumptruk ke

Page 22: metode pelaksanaan

Mulai

Persiapan Alat & Material

Penghamparan Material di lokasi Proyek

Pemadatan

Selesai

Pengangkutan Material dari stock pile

InpeksiNo

Perbaikan

lokasi pekerjaan, kemudian dituangkan ke area yang akan ditimbun dengan

cara dibagi menjadi beberapa tumpuk dengan jarak tertentu.

2. Selanjutnya, material pilihan di ratakan dengan menggunakan grader

3. Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck

(sebelum pemadatan) dan di padatkan lapis demi lapis dengan

menggunakan vibratory roller.

4. Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan

dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu secara manual.

Gambar . Metoda Pekerjaan Timbunan

FLOWCHART TIMBUNAN PILIHAN SELAIN DARI SUMBER GALIAN

Page 23: metode pelaksanaan

3.3 PENYIAPAN BADAN JALAN

Penyiapan badan jalan meliputi pekerjaan pembersihan, pembentukan dan

pemadatan tanah dasar atau badan jalan existing agar elevasinya sesuai degan yang

ditunjukkan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan.

Pekerjaan ini mencangkup penyiapan tanah dasar untuk dasar pelaksanaan

lapisan pondasi agregat (sub-base). Penyiapan tanah dasar (subgrade) mencangkup

pada ruang area badan jalan dengan lebar kebutuhan sesuai rencana termasuk bahu

jalan. Pada pekerjaan ini mengupayakan formasi galian, terutama permukaan dalam

keadaan kadar air optimum dan stabil untuk penghamparan bahan material lapisan

pondasi agregat. Tanah dasar pada setiap tempat haruslah mempunyai daya dukung

minimum sebagaiamana yang diberikan dalam gambar atau sekurang – kurangnya

mempunyai CBR minimum 6% jika tidak disebutkan.

Pelaksanaan kerja :

Bila tanah dasar memiliki nilai CBR lapangan kurang dari 2% atau berdaya dukung

rendah maka minimal dilakukan timbunan pilihan dihampar dalam satu atau

beberapa lapis dan harus dipadatkan dengan alat Vibro roller.

Permukaan tanah dilakukan pembentukan penampang melintang dan memanjang

dengan menggunakan motor Grader. Diusahakan mendapatkan permukaan yang

rata.

Kepadatan sekurang – kurangnya 100% dari kepadatan kering maksimum, dan

pada kadar air 2% dari kadar air optimum di laboratorium. Serta CBR minimum

untuk subgrade 6%.

Bila tanah dalam keadaan kering dengan kadar air belum tercapai, maka tanah

disiram air water tanker untuk mendapatkan kadar air optimum.

Pengecekan kerataan dilakukan dengan sebuah mal datar sepanjang 3m diletakan

pada permukaan jalan sejajar dan tegak lurus terhadap garis sumbu jalan, variasi

permukaan yang ada tidak boleh melampui 12 mm.

Seluruh permukaan akhir harus cukup halus dan rata serta memiliki kelandaian

yang cukup, untuk menjamin berlakuknya aliran bebas dari air permukaan.

Bilaman cuaca tidak memngkinkan seperti hujan maka untuk melindungi

permukaan akhir dapat dilakukan penutupan permukaan dengan hamparan

plastic kedap air, agar terhindar dari kerusakan oleh hujan.

Page 24: metode pelaksanaan

A. Alat yang di gunakan:

1. Motor Grader

2. Vibrator Roller

Aat Bantu Lainnya

B. Metoda Pelaksanaan

Tahapan pekerjaan penyiapan badan jalan yaitu:

1. Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat menggangu pekerjaan

seperti semak - semak, batu besar, dan material lainnya.

2. Permukaan diratakan dengan motor grader dan dibentuk sesuai dengan elevasi

rencana.

3. Pemadatan  Tanah dasar dilakukan dengan menggunakan alat vibratory Roller.

4. Sekelompok pekerja akan membantu meratakan badan jalan dengan alat bantu

Page 25: metode pelaksanaan

Mulai

Persiapan Alat & Pekerja

Pembersiahan lokasi Pekerjaan

Pemadatan

Selesaii

Pengukuran dan pemasangan patok acuan

InpeksiNo

Perbaikan

Perataan Badan Jalan

FLOWCHART PENYIAPAN BADAN JALAN

III. PELAKSANAAN PEKERJAAN PERKERASAN BERBUTIR

1. Umum

Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan,

pembasahan dan pemadatan agregat bergradasi di atas permukaan yang telah

disiapkan dan telah diterima sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan dan

memelihara lapis pondasi agregat yang telah selesai sesuai dengan persyaratan.

Pemrosesan harus meliputi, bila perlu pemecahan, pengayaan, pemisahan, pencampuran

dan operasi lainnya yang perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang memenuhi

ketentuan.

Pekerjaan ini mencangkup pekerjaan :

Lapis pondasi agregat kelas A

Lapis pondasi agregat kelas B

2. Pengajuan Kesiapan Kerja

a. menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan hal-hal dibawah ini paling lambat 21

hari sebelum tanggal yang disulkan dalam penggunaan setiap bahan untuk pertama

Page 26: metode pelaksanaan

kalinya sebagai lapis pondasi agregat :

Dua contoh masing-masing 50 kg bahan, satu disimpan oleh Direksi Pekerjaan

sebagai rujukan selama peeriode kontrak.

Pernyataan perihal asal dan komposisi setiap bahan yang yang diusulkan

untuk lapis pondasi agregat, bersama dengan haasil laboratorium yang

membuktikan bahwa sifat-sifat bahan tersebut telah memenuhi persyaratan.

b. Mengirim hal-hal di bawah ini dengan bentuk tertulis kepada Direksi Pekerjaan

segera terkait :

Hasil pengujian kepadatan dan kadar air sesuai dengan persyaratan.

Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data hasil survey

pemeriksaan yang menyatakan bahwa toleransi yang diisyaratkan harus

terpenuhi.

3. Bahan

a. Sumber bahan

Bahan lapis pondasi agregat harus dipilih dari sumber yang telah disetujui oleh

Direksi pekerjaan.

b. Kelas lapis pondasi agregat

Terdapat dua kelas yang berbeda dari lapis pondasi agregat yaitu kelas A dan kelas

B. Pada umumnya lapis pondasi agregat kelas A adalah mutu lapis pondasi atas

untuk semua lapisan di bawah lapisan beraspal dan lapis pondasi agregat kelas B

boleh digunakan untuk bahu jalan tanpa penutup aspal.Untuk pekerjaan ini

menggunakan agregat kelas B.

c. Fraksi agregat kasar

Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel

pecahan bayu atau kerikil yang keras atau awet. Bahan yang dipecah bila berulang

dibasahi dan dikeringkan tidak boleh digunakan.

Bilamana digunakan untuk lapis pondasi agregat kelas A, maka untuk agregat

kasar yang berasal dari kerikil tidak kurang dari 100% berat agregat kasar harus

mempunyai minimum satu bidang pecah.

Sedangkan untuk lapis pondasi agregat kelas B, agregat kasar yang berasal

dari kerikil tidak kurang dari 50% berat agregat kasar ini harus mempunyai

minimum satu bidang pecah.

d. Fraksi agregat halus

Page 27: metode pelaksanaan

Agregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel pasir

atau batu pecah halus dan partikel lainnya.

e. Sifat-sifat bahan yang diisyaratkan sesuai yang tertuang di RKS

4. Pelaksanaan Pekerjaan

Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu jalan

lama, semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan lama harus

diperbaiki terlebih dahulu.

Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar pada suatu lapisan perkerasan

lama atau tanah dasar baru yang disiapkan, maka lapisan harus diselesaikan

sepenuhnya sesuai pada lokasi dan jenis lapisan terdahulu.

Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar langsung di atas permukaan

perkerasan aspal lama, maka harus dipastikan bahwa lapis pondasi tersebut tidak

mengalami kerusakan dan sesuai petunjuk Direksi pekerjaan.

Lapis pondasi agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang merata

dan

harus dihampar pada kadar air yang telah sesuai dengan persyaratan.

Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran yang merata agar

menghasilkan ketebalan yang sesuai. Bilamana akan dihamparkan lebih dari satu

lapis, maka lapisan tersebut harus mempunyai ketebalan yang sama.

Lapis pondasi agregat harus dihampar dan dibentuk dengan metode yang telah

disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan tidak menyebabkan terjadinya segregasi pada

Page 28: metode pelaksanaan

partikel agregat tersebut. Bilamana terjadi segregasi, maka harus diperbaiki atau

dibuang kemudian digunakan bahan yang bergradasi baik.

Setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan

secara menyeluruh dengan alat pemadat hingga kepadatan minimum

100% dari kepadatan kering maksimum modifikasi.

Penggunaan mesin gilas beroda karet untuk pemadatan akhir, bila mesin

gilas statis beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan atau

menyebabkan terjadinya degradasi berlebihan dari lapis pondasi agregat.

Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang

3% di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum, dimana

kadar air adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum

modifikasi.

Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi

sedikit kearah sumbu jalan dalam arah memanjang. Pada bagian yang

bersuperelevasi, penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak

sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus

dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut

terpadatkan secara merata.

a) Alat yang di gunakan:

1. Dump Truck

2. Whell Loader

3. Motor Grader

4. Vibrator Roller

5. Water Tangker

6. Alat Bantu Lainnya

b) Metode pelaksanaan:

1. Pendatangan material Agregrat dari base camp dengan menggunakan Dump

Truck

Page 29: metode pelaksanaan

Mulai

Pengangkutan Material ke Lokasi Proyek

Job Mix Material di stock pile Uji Material

Persiapan alat & Material

2. Agregat kemudian dihamparkan dan dibentuk kemiringannya dengan Motor Grader

3. Hamparan agregat kemudian dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Roller

dan PTR hingga dihasilkan 100 % kepadatan kering maksimum sambil disiram

air sejumlah 0.07 Liter/m² dengan menggunakan Water Tanker

FLOWCHART PELAKSANAAN PEKERJAAN BERBUTIR

Page 30: metode pelaksanaan

Mulai

Pencampuran Aspal & Kerosin Pembersihan Lokasi dengan Air Compresor

Persiapan alat & Material

IV. PELAKSANAAN PEKERJAAN DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL

2.1 Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair

1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup Pekerjaan ini mencakup peneyedian dan penghamparan bahan aspal pada

permukaan yang telah di siapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal

berikutnya dan dihampar diatas permukaan yang sudah beraspal

2. Persiapan Pekerjaan

1) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,

perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk

memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan dimulai.

2) Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal

dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

5. Tahapan Pekerjaan

FLOWCHART PELAKSANAAN PEKERJAAN LAPIS REKAT PENGIKAT ASPAL CAIR

Page 31: metode pelaksanaan

a. Alat Yang di gunakan:

1. Compressor

2. Aspal Sprayer

3. Alat Bantu Lainnya

b. Analisa K3

1. Personil

Pelaksana

Petugas K3L

Tenaga Kerja

2. Aspek K3

Memasang Rambu Peringatan

Rambu Peringatan : “HATI-HATI ADA PEKERJAAN PENGASPALAN”

Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )

Sarung Tangan

Helm

Sepatu Safety

c. Metode pelaksanaan:

1. Terlebih dahulu Permukaan dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air

Compressor

Page 32: metode pelaksanaan

2. Selama dalam pekerjaan pembersihan berlangsung, aspal dan minyak tanah,

dicampur (perbandingan 56:44) dan dipanaskan dalam Aspal Sprayer sehingga

menjadi campuran aspal cair. Setelah mencapai temperatur 38° C - 93° C, campuran

aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang akan

dilapis.

2.2 Laston Lapis Aus (AC-WC)

1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet untuk

lapisan perata, lapis pondasi atau lapis campuran aspal yang terdiri dari agrergrat dan

bahan aspal yang di campur di AMP, serta menghampar dan memadatkan campuran

tersebut di atas pondasi atau permukaan yang telah di siapkan

2. Persiapan Pekerjaan

Page 33: metode pelaksanaan

Mulai

Persiapan Alat dan Material

Pengangkutan Campuran ke Lokasi Proyek

Penghamparan Material di lokasi Proyek dan Pemadatan

Selesai

Pencampuran Aspal + Agregrat + Filler + Aditif

1) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,

personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh

persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan dimulai.

2) Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal

dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

3. Tahapan Pekerjaan

FLOWCHART PELAKSANAAN PEKERJAAN LASTON-LAPIS AUS AC-WC

4. Uraian Pekerjaan

1) Wheel Loader memuuat agrgrat dari stock pile ke hot bin, kemudian bersama-sama dengan aspal asbuton butir di campur di unit pencampuran aspal dengan komposisi yang telah di setujui

2) Hotmix di produksi dengan AMP sesuai degan spesifikasi 3) Dump Truck membawa campuran hot mix ke lokasi pekerjaan 4) Kemudian Hotmix di tuangkan ke alt asphalt Finisher dengan suhu yang telah di

tetapkan dan di sebar denga tebal sesuai tial compaction yang telah di setujui

Page 34: metode pelaksanaan

Gambar 15. Penghamparan hotmix dengan Asphalt Finisher

5) Selanjutnya, dilakukan pemadatan awal (Break down Rolling) dengan

menggunakan Tandem Roller pada suhu hot mix sekitar 125*C - 140*C, dengan

jumlah lintasan sesuai spesifikasi teknis

6) Pemadatan akhir (Finishing Rolling)) dengan menggunakan tandem roller sebanyak

dua lintasan pada suhu hotmix antara 60*C – 90*C.

7) Selama penghamparan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi dan sambungan

hamparan secara manual, sebagian lagi bertugas mengatur lalulintas yang lewat

Gambar Pemadatan Aspala. Alat Yang di gunakan:

1. AMP

2. Dump Truck

3. Tandem Roller

4. Asphlt Finisher

5. Pheneumetic Tyre Roller

6. Alat Bantu Lainnya

b. Analisa K3

1. Personil

Pelaksana

Petugas K3L

Tenaga Kerja

2. Aspek K3

Page 35: metode pelaksanaan

Memasang Rambu Peringatan : “HATI-HATI ADA PEKERJAAN

PENGASPALAN”

Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )

Sarung Tangan

Helm

Sepatu Safety

c. Metode pelaksanaannya:

1. Agregat dan aspal dicampur dan dipanaskan dalam AMP. Kemudian dimuat

langsung ke dalam Dump Truck dan diangkut ke lokasi pekerjaan

2. Dump Truck kemudian menuangkan material Aspal ke dalam Asphalt Finisher

lalu kemudian dihampar dan diratakan. Setelah penghamparan kemudian

dilakukan pemadatan awal dengan Tandem Roller sebanyak 1-3 Lintasan

3. Selanjutnya pemadatan antara dengan rentang waktu sekitar 5 -15 menit setelah

pemadatan awal dengan menggunakan PTR sebanyak 10 – 16 Lintasan.

Kemudian Pemadatan akhir dengan Tandem Roller sebanyak 1 – 2 Lintasan

dengan rentang waktu tidak lebih dari 45 menit sesudah penghamparan.

Pemadatan ini dilakukan untuk meningkatkan penampakan permukaan

Page 36: metode pelaksanaan

V. PELAKSANAAN PEKERJAAN DIVISI 7. STRUKTUR

A. PEKERJAAN BETON

1. Umum

Yang dimaksud dengan beton adalah campuran antara semen Portland atau semen

hidraulik yang setara, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan

tambah membentuk massa padat;

Pekerjaan harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton bertulang, beton

pracetak sesuai dengan spesifikasi dan gambar kerja rencana atau sebagaimana yang

disetujui oleh Direksi Pekerjaan;

Pekerjaan ini mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pengadaan

perawatan beton, lantai kerja dan pemeliharaan pondasi seperti pemompaan

atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering;

Mutu beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam

Kontrak harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja rencana atau

sebagaimana diperintahkan oleh Direksi

Yang dimaksud beton adalah campuran antara semen Portland atau semen

hidraulik yang setara. agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan

tambahan membentuk gass padat. Beton yang dihasilkan harus memenuhi kekuatan

sesuai dengan yang ditentukan dalam perencanaan. Kandungan udara harus masih

dalam batas yang dianjurkan sesuai dengan ukuran agregat dan daerah di mana beton

akan digunakan. Beton harus mempunyai factor air semen yang tidak lebih dari yang

dianjurkan untuk mengatasi kondisi lingkungan yang mungkin terjadi .

Campuran beton yang di buat harus memiliki kelekatan yang baik agar memberikan

kemudahan dalam pengerjaan tanpa terjadi segregasi atau bliding dan setelah beton

mengeras memenuhi kriteria kekuatan , keawetan , dan kedap air.

2. Bahan Beton dan Semen

Bahan yang digunakan harus berasal dari sumber yang telah diketahui dan

dibuktikan telah memenuhi persyaratan dan ketentuan dalam pedoman baik mutu

maupun jumlahnya .

Page 37: metode pelaksanaan

1. Agregat

Agregat harus dikelola untuk menegah pemisahan butir, penurunan mutu ,

pengotoran atau pencampuran antara fraksi dari jenis yang berbeda .

Bilabahan mengalami pemisahan butir, penurunan mutu atau pengotoran ,

maka sebelum digunakan harus diperbaiki dengan cara pencampuran dan

penyaringan ulang, pencucian atau cara-cara lainnya.

Agregat yang berbeda sumber dan ukuran serta gradasinya tidak boleh

disatukan.

Semua agregat yang dicuci harus didiamkan terlebih dahulu minimum 12 jam

sebelum digunakan.

Waktu penumpukan lebih dari 12 jam harus dilakukan untuk agregat yang

berkadar air tinggi atau kadar air yang tidak seragam.

Pada waktu agregat dimasukkan ke dalam mesin pengaduk , agregat

tersebut harus mempunyau kadar air yang seragam.

Agregat halus/pasir harus diperiksa kadar airnya. Volume agregat yang

mempunyai kadar air bervariasi lebih dari 5% harus dikoreksi.

Pada penakaran dengan berat banyaknya agregat setiap fraksi harus

ditimbang terpisah . Agregat harus diperiksa kadar airnya, berat agregat yang

menpunyai kadar air bervariasi lebih dari 3% harus dikoreksi.

Agregat kasar harus dipilih sedemikan rupa sehingga ukuran agregat

terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau

antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya dimana beton

harus dicor.

Agregat yang digunakan harus bersih , keras, kuat yang diperoleh dari

pemecahan batu atau koral , atau dari penyaringan dan pencucian kerikil dan

pasir sungai.

Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh

pengujian SNI 03-2816-1992 tentang metode pengujian kotoran organik

dalam pasir untuk campuran mortar dan beton.

2. Semen

Semen yang digun akan untuk pekerjaan beton semen harus sesuai dengan

SNI 15-2049-2004. Cara penyimpanan semen harus mengkuti ketentuan sebagai

berikut:

Semen disimpan di ruangan yang kering dan tertutup rapat.

Page 38: metode pelaksanaan

Semen ditumpuk dengan jarak setinggi minimum 30 cm dari lantai ruangan.

tidak m enempel/melekat pada dinding ruangan dan maksimum setinggi

10 sak semen .

Tumpukan sak semen disusun sedemikian rupa sehingga tidak

terjadipermutaran udara di antaranya dan mudah untuk diperiksa.

Semen dari berbagai jenis/merk harus disimpan secara terpisah sehingga

tidak mungkin tertukar dengan jenis/merk yang lain.

Semen yang baru datang tidak boleh ditimbun di atas timbunan semen

yangsudah ada dan penggunaannya harus di lakukan menurut urutan

pengiriman .

Pada penggunaan semen curah , suhu semen harus kurang dari 70°C

3. Air

Air yang digunakan untuk campuran atau perawatan harus bersih dan bebas

dari minyak, garam. asam, bahan nabati. lumpur atau bahan bahan lain yang dalam

jumlah tertentu dapat membahayakan. Air harus berasal dari sumber yang telah

terbukti baik dan memenuhi persyaratan sesuai SNI 03-6817-2002 tentang

metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton.

Apabila timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan karena

sesuatu sebab pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus

diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir standar

dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air murni hasil sulingan.

Air yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat tekan mortar dengan air tersebut

pada umur 7 (tujuh ) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari mempunyai kuat tekan

minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan air suling untuk periode umur yang

sama. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan.

4. Bahan tambahan

Digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat

berupa bahan kimia, bahan mineral atau hasil limbah yang berupa serbuk

pozzolanik sebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton.

Bahan kimia Bahan tambahan yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam

campuran beton dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses

pengadukan atau selama pelaksanaan pengadukan tambahan dalam pengecoran

beton. Ketentuan mengenai bahan tambahan ini harus mengacu pada SNI

Page 39: metode pelaksanaan

032495-1991. Untuk tujuan peningkatan kinerja beton segar, bahan tambahan

campuran beton dapat digunakan untuk keperluan - keperluan :

meningkatkan kinerja adukan beton tanpa menambah air;

mengurangi Penggunaan air dalam campuran beton tanpa mengurangi

kelecakan;

mempercepat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;

memperlambat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;

meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton;

mengurangi kecepatan terjadinya kehilangan slump (slump loss ) :

mengurangi susutbeton atau memberikan sedikit pengembangan volume

beton (ekspansi);

mengurangi terjadinya bliding (bleeding); mengurangi terjadinya

segregasi.

Mineral Berupa bahan tambahan atau bahan limbah dapat berbentuk abu

terbang (fly ash. Apabila digunakan bahan tambahan berupa abu terbang, maka

bahan tersebut harus sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan dalam

SNI 03-2460-1991 tentang Spesifikasi abu terbang sebagai bahan tambahan

untuk campuran beton

5. Bekisting

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan-pekerjaanya termasuk perancangan, pelaksanaan dan

pembongkaran dari semua cetakan beton serta penunjang untuk semua beton

cor

2. Bahan

Bahan-bahan dan perlengkapan-perlengkapan tambahan (accessories) harus

disediakan seperti disyaratkan untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan

beton seperti disyaratkan.

3. Pelaksanaan

Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan

terhindar dari bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan

konstruksinya sendiri harus juga kokoh terhadap pembebanan yang

akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya prategang dan gaya-gaya

sentuhan yang mungkin dan membuat langkah-langkah persiapan

Page 40: metode pelaksanaan

yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya-gaya

yang bekerja padanya sedemikian rupa hingga akhir pekerjaan beton,

lendutan dari permukaan dan bentuk konstruksi beton sesuai dengan

kedudukan (peil) dan bentuk yang seharusnya. Perancah harus dibuat

dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah lapuk.

Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dinamis, kelurusan dan

kemiringan dari beton seperti ditunjukkan pada gambar, dilengkapi

untuk lubang-lubang (openings), celah-celah, pengunduran (recesses),

chamfers dan proyeksi- proyeksi seperti yang diperlukan.

Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah,

kedap air dan dikencangkan secukupnya serta diperkuat untuk

mempertahankan posisi dan kemiringan serta mencegah tekuk dan

lendutan antara penunjang- penunjang cetakan.

4. Pembongkaran Cetakan dan Pengencangan Kembali Perancah

Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan PBI-71 NI-2.

Seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar harus

dilepas secara berhati-hati tanpa menambah tegangan atau tekanan

terhadap sudut- sudut,off sets ataupun bukaan-bukaan (reveals).

Bersihkan cetakan-cetakan beton secepatnya setelah pembongkaran

untuk mencegah kerusakan pada bidang kontak.

Pemasangan kembali perancah segera setelah pembongkaran cetakan

harus ditopang/ditunjang kembali sepenuhnya pada semua pelat dan

balok sampai dengan sedikitnya tiga lantai di bawahnya. Pemasangan

perancah kembali harus tetap ditempatnya sampai beton mencapai

kriteria umum kekuatan tekan 28 hari. Periksa dengan teliti kekuatan

beton dengan test silinder atas biaya Kontraktor.

Penunjang-penunjang sementara; sebelum pengecoran beton,

tulangan menerus balok-balok dengan betang panjang (12 m)

ditunjang dengan penopang-penopang sementara sedemikian untuk

meminimumkan lendutan akibat beban dari beton basah.

Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian selama

pengecoran beton dan selama diperlukan untuk mencegah penurunan

dari penunjang tersebut. Perancah tidak boleh dipindahkan sampai beton

mencapai kekuatan yang mencukupi.

5. Pencampuran beton

Page 41: metode pelaksanaan

Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis

dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari

seluruh bahan. Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan

alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang

digunakan dalam setiap penakaran. Pertama-tama alat pencampur harus diisi

dengan agregat dan semen yang telah ditakar, dan selanjutnya alat pencampur

dijalankan sebelum air ditambahkan.

Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam

campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum

waktu pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran

untuk mesin berkapasitas ¥.. m3 atau kurang haruslah I ,5 menit; untuk mesin yang

lebih besar waktu harus ditingkalkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 mm.

Bila tidak memungkinkan penggunaa n m esin pencam pur, Direksi Pekerjaan

dapat menyetujui pencampuran beton dcngan cara manual , sedekat mungkin

dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampura n bcton dengan cara manual

harus dibatasi pada beton non-struktural. Pekerjaan beton mutu sedang dengan

(fc'= 20 Mpa) digunakan untuk pekerjaan:

6. Pengecoran

Sebelum di lakukan penegecoran di beritahukan terlebih dahulu kepada

Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai

pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton bilamana

pengecoran beton telah ditunda lebih dari 6 jam (final setting).

Pengecoran di mulai apabila telah hadir perwakilan dari direksi

Sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau

diolesi pelumas di sisi dalamnya agar didapat kemudahan pembukaan

acuan tanpa menimbulkan kerusakan pada permukaan beton.

Pengecoran beton ke dalam acuan harus selesai sebelum terjadinya

pengikatan awal beton

Pengecoran beton harus berkesinambungan tanpa berhenti sampai

dengan lokasi sambungan pelaksanaan (construction joint) yang telah

disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai;

Pengecoran beton harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak

terjadi segregasi antara agregat kasar dan agregat halus dari campuran.

Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat

Page 42: metode pelaksanaan

dicapai pada posisi akhir beton. Pengaliran beton tidak boleh melampaui

satu meter dari tempat awal pengecoran;

Pengecoran beton ke dalam acuan struktur yang berbentuk rumit dan

penulangan yang rapat harus dilaksanakan secara lapis demi lapis dengan

tebal yang tidak melampaui 150 mm. Untuk dinding beton, tebal lapis

pengecoran dapat sampai 300 mm menerus sepanjang seluruh keliling

struktur;

Tinggi jatuh bebas beton ke dalam cetakan tidak boleh lebih dari 1,5 m.

Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa

hingga campuran beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat

menyatu dengan campuran beton yang baru;

Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton baru yang

akan dicor, harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-

bahan yang lepas dan rapuh dan dilapisi dengan bonding agent yang

disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Dalam waktu 24 jam setelah pengecoran permukaan pekerjaan beton,

tidak boleh ada air yang mengalir di atasnya. Untuk perawatan dengan

pemberian air di atas permukaan, dapat dilakukan sebelum 24 jam setelah

pengecoran dengan persetujuan Direksi Pekerjaan;

Untuk pengecoran beton yang menggunakan pompa beton dari alat Ready

Mix, maka perlu diperhatikan kapasitas, daya pemompaan, kelecakan

beton untuk mendapatkan hasil pengecoran yang sesuai dengan

ketentuan.

7. Pemadatan

Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari

luar acuan yang telah disetujui. Bilamana diperlukan dan disetujui oleh

Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara manual

dengan alat yang cocok untuk menjamin kepadatan yang tepat dan

memadai. Alat penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan

campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam acuan;

Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk memastikan semua

sudut, di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar terisi tanpa

menggeser tulangan sehingga setiap rongga dan gelembung udara terisi;

Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi pada

hasil pemadatan yang

Page 43: metode pelaksanaan

Mulai

Persiapan Alat dan Material

Penegecoran & Pemadatan Beton

Selesai

Pemasangan Bekisting

Posisi alat penggetar mekanis yang digunakan untuk memadatkan beton di

dalam acuan harus vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi

sampai kedalaman 100 mm dari dasar beton yang baru dicor sehingga

menghasilkan kepadatan yang menyeluruh pada bagian tersebut.

Pencelupan jarum penggetar kedalam adukan beton tidak boleh terlalu

lama sebab bisa mengakibatkan pemisahan unsur – unsur adukan beton.

Ukuran diameter jarum penggetar yang digunakan harus disesuaikan

dengan keadaan/dimensi bagian yang harus dicor.

FLOWCHART PEKERJAAN CAMPURAN BETON

3. 1 Beton mutu sedang dengan fc’= 20 MPa (K-250)

a. Alat yang di gunakan:

1. Concrete Mixer

2. Water Tanker

3. Concrete Vibrator

4. Alat Bantu

Page 44: metode pelaksanaan

b. Metode pelaksanaan:

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan

kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahakan hasil pengujian material (mix design) Beton mutu sedang

dengan fc’= 20 MPa (K-250) yang akan digunakan dan harus sesuai dengan

Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.

c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

d. Bahan material yang akan digunakan Agregat Kasar, Agregta Halus dan Semen.

e. Material tersebut dicampur dengan menggunakan Con Pan mixer dan diberi

air yang telah disediakan dengan alat water tank truck.

f. Komposisi campuran sesuai dengan spesifikasi teknik

g. Hasil campuran Beton di bawa dengan truk mixer

h. Sebelum pemasangan harus dibuatkan bekisting dengan menggunakan kayu

perancah dan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan sesuai

dengan gambar.

i. Setelah bekisting dan tulangan sudah dipasang, maka pengecoran

dilaksanakan dengan menuangkan campuran beton ke bekisting dan

pemadatannya menggunakan alat concrete vibrator agar beton padat dan

karakteristik (kuat tekan) beton tercapai.

h. Dalam proses pengecoran harus dibuatkan pengukuran slump test dan benda

uji kubus beton untuk dilakukan pengetesan dilaboratorium

7. 2 Beton mutu rendah dengan fc’= 15 MPa (K-175)

a. Alat yang di gunakan:

1. Concrete Mixer

2. Water Tanker

3. Concrete Vibrator

4. Alat Bantu

b. Metode pelaksanaan:

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan

kepada direksi untuk disetujui.

b. Menyerahakan hasil pengujian material (mix design) Beton mutu sedang

dengan fc’= 15 MPa (K-175) yang akan digunakan dan harus sesuai dengan

Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.

c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

Page 45: metode pelaksanaan

d. Bahan material yang akan digunakan Agregat Kasar, Agregta Halus dan

Semen.

e. Material tersebut dicampur dengan menggunakan Con Pan mixer dan diberi

air yang telah disediakan dengan alat water tank truck.

f. Komposisi campuran sesuai dengan spesifikasi teknik

g. Hasil campuran Beton di bawa dengan truk mixer

h. Sebelum pemasangan harus dibuatkan bekisting dengan menggunakan

kayu perancah dan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan

sesuai dengan gambar.

i. Setelah bekisting dan tulangan sudah dipasang, maka pengecoran

dilaksanakan dengan menuangkan campuran beton ke bekisting dan

pemadatannya menggunakan alat concrete vibrator agar beton padat dan

karakteristik (kuat tekan) beton tercapai.

h. Dalam proses pengecoran harus dibuatkan pengukuran slump test dan

benda uji kubus beton untuk dilakukan pengetesan dilaboratorium.

B. BAJA TULANGAN

7. 3 Baja Tulangan BJ 24 Polos

1. Umum

a. Uraian

Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan

sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar kerja, atau sebagaimana yang

diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pada pekerjaan ini mutu beton yang

dilaksanakan yaitu Beton K-175 dan Beton K-250.

b. Pengajuan Kesiapan Kerja

Sebelum memesan bahan, seluruh daftar pesanan dan diagram

pembengkokan harus disediakan untuk mendapatkan persetujuan

dari Direksi Pekerjaan, dan tidak ada bahan yang boleh dipesan sebelum

daftar tersebut serta diagram pembengkokan disetujui.

Sebelum memulai pekerjaan baja tulangan, Kontraktor harus

menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan daftar yang disahkan pabrik baja

yang memberikan berat satuan nominal dalam kilogram untuk setiap

ukuran dan mutu baja tulangan atau anyaman baja dilas yang akan

digunakan dalam pekerjaan.

2. Bahan

Page 46: metode pelaksanaan

Baja tulangan harus baja polos atau berulir U24 dengan mutu yang sesuai dengan Gambar kerja dan RKS

Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman tulangan yang dilas yang harus memenuhi harus AASHTO M55

Kawat beton

3. Alat

a. Alat yang di gunakan:1. Bar Cutter 2. Alat Bantu Lainnya

4. Pelaksanaan Pekerjaan

a) Pabrikasi

Batang-batang tulangan harus dibuat sesuai dengan bentuk dan ukuran

dalam gambar, dan pekerjaannya jangan sampai merusak tulangan baja

itu.

Sebelum dipasang di lapangan harus diadakan uji pembongkakan batang

tulangan dengan beberapa diameter dan lengkung pembengkokan, dan

harus dilakukan sedemikian rupa agar sifat fisik baja tidak berubah.

Kecuali bila ditentukan lain. semua batang tulangan yang harus

dibengkokkan maka harus dibengkokkan dalam keadaan dingin. Bila

batang tulangan dibengkokkan dengan pemanasan, maka cara

pengerjaannya harus disetujui dahulu oleh direksi pekerjaan dan harus

dilakukan sedemikan rupa agar sifat fisik baja tidak berubah .

Batang tulangan yang tidak bisa diluruskan tidak boleh digunakan.

batang tulangan yang sudah tertanam sebagian dalam beton tidak boleh

dibengkokkan, kecuali bila tertera dalam gambar atau ketentuan lain.

Untuk pemotongan dan pembengkokan, harus disediakan pekerja yang

ahli dan alat-alat yang memadai.

Kawat pen gikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang

memenuhi SNI 07-640 1-2000.

b) Pemasangan

Sebelum dipasang, batang tulangan harus diberikan dari karat, kotoran,

lumpur, serpihan yang mudah lepas, cat minyak atau bahan asing lainnya

yang dapat merusakikatan.

Batang-batang tulangan harus ditempatkan pada kedudukan yang

semestinya sehingga tetap kokoh pada waktu beton dicor.

Page 47: metode pelaksanaan

Mulai

Persiapan Alat dan Material

Besi di bawa ke lokasi pekerjaan

Penganyaman dan Pengikatan Besi Beton

Selesai

Pemotongan & Pembengkokan Besi

Jarak batang-batang tulangan dari cetakan harus dijaga agar tidak

berubah menggunakan gantungan logam, balok adukan penopang dari

beton atau penopang lainnya yang disetujui oleh direksi pekerjaan.

Setelah ditempatkan, batang-batang tulangan dilakukan pemeriksaan, jika

batang tulangan telah lama terpasang maka harus dibersihkan sebelum

pengecoran beton.

Bilamana penyambungan dengan tumpang tindih disetujui, maka panjang

tumpang tindih minimum haruslah 40 diameter batang dan batang

tersebut harus diberikan kait pada ujungnya. Simpul dari kawat pengikat

harus diarahkan membelakangi permukaan beton sehingga tidak akan

terekspos.

Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu

yang cukup lama, maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan

diolesi dengan adukan semen acian (semen dan air saja).

FLOWCHART BAJA TULANGAN

BAB III. URAIAN URUTAN PEKERJAAN

Page 48: metode pelaksanaan

A. PEKERJAAN UTAMA

DIVISI 1. UMUM

1.1 Mobilisasi

1.1.2 Pekerjaan Pembuatan Kantor Sementara

1. Volume Pekerjaan 1 Ls

2. Tenaga Kerja

- Pekerja 4 orang

- Tukang Kayu 2 orang

- Mandor 1 orang

3. Peralatan

- Alat bantu 1 Ls

4. Bahan

- Kayu Kaso 4/6

- Triplek 6 mm

- Paku

- Pasir

- Semen

- Asbes gelombang

- Paku asbes

- Pintu double teakwood ran

- Cat dinding

5. Waktu pelaksanaan : 7 Hari, Minggu ke 1 sampai dengan Minggu ke 2

6. Uraian Pekerjaan :

- Pembuatan Kantor Sementara dengan lantai plesteran

- Bila telah selesai maka akan dilakukan pemasangan papan nama pekerjaan

dilokasi pekerjaan

1.1.3 Papan Nama Proyek

1. Volume Pekerjaan 1 Ls

2. Tenaga Kerja

- Pekerja dan Tukang 2 orang

- Mandor 1 orang

Page 49: metode pelaksanaan

3. Peralatan

- Alat bantu 1 Ls

4. Bahan

- Kayu Kaso 5/7

- multiplek 12 mm

- Paku

- Cat Kayu

5. Waktu pelaksanaan : 2 Hari, Minggu ke 1 sampai dengan Minggu ke 1

6. Uraian Pekerjaan :

- Pertama multiplek di potong dan di ukur sesuai ukuran papan nama cat warna dasar

- kemudian di cat warna dasar setelah itu di cetak tulisan dengan menggunakan

cetakan dari karton yang di semprot dengan cat semprot, kemudian di keringkan .

- Bila telah selesai maka akan dilakukan pemasangan papan nama pekerjaan

dilokasi pekerjaan

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH

3.2 Timbunan Pilihan Selain Dari Sumber Galian

1. Volume Pekerjaan 1912,003 m3

2. Tenaga Kerja:

- Pekerja 4 orang

- Mandor 1 orang

- Operator/sopir 10 orang

3. Peralatan

- Wheel Laoder 1 unit

- Dump Truck 6 unit

- Motor Grader 1 unit

- Tandem Roller 1 unit

- Water Tanker 1 unit

- Alat Bantu 1 ls

4. Bahan

- Tanah Timbunan Pilihan 2122,323 m3

5. Waktu pelaksanaan : 56 Hari, Minggu ke 3 sampai dengan Minggu ke 10

6. Uraian Pekerjaan

- Wheel Loader menggali dan memuat ke dalam dump truck

- Dump Truck mengangkut ke Lokasi pekerjaan

- Material diratakan dengan menggunakan Motor Grader

Page 50: metode pelaksanaan

- Hamparan material disiram air dengan watertank truck

- Material dipadatkan menggunakan Tandem Roller

- Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level

permukaan dengan menggunakan alat bantu

3.3 Penyiapan Badan Jalan

1. Volume Pekerjaan 51300 m2

2. Tenaga Kerja:

- Pekerja 4 orang

- Mandor 1 orang

- Operator/sopir 2 orang

3. Peralatan

- Motor Grader 1 unit

- Vibrator Roller 1 unit

- Alat Bantu 1 ls

4. Waktu pelaksanaan : 49 Hari, Minggu ke 4 sampai dengan Minggu ke 10

5. Uraian Pekerjaan

- Motor Grader meratakan permukaan hasil galian

- Vibro Roller memadatkan permukaan yang telah dipotong/diratakan oleh Motor

Grader

- Sekelompok pekerja akan membantu meratakan badan jalan dengan alat Bantu

DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR

5. 1 Lapis Pondasi Agregat Kelas B

1. Volume Pekerjaan 2508 m3

2. Tenaga Kerja:

- Pekerja 7 orang

- Mandor 1 orang

- Operator/sopir 10 orang

3. Peralatan

- Wheel Laoder 1 unit

- Dump Truck 6 unit

- Motor Grader 1 unit

- Tandem Roller 1 unit

Page 51: metode pelaksanaan

- Water Tanker 1 unit

- Alat Bantu 1 ls

4. Bahan

- Aggregat B 3009,6 m3

5. Waktu pelaksanaan : 49 Hari, Minggu ke 10 sampai dengan Minggu ke 16

6. Uraian Pekerjaan

- Wheel Loader mencampur dan memuat Agregat ke dalam Dump Truck di Base

Camp

- Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan dan dihampar dengan Motor

Grader

- Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadakan dengan

Tandem Roller, selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi

hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu

5.2 Lapis Pondasi Agregat Kelas A

1. Volume Pekerjaan 1765,5 m3

2. Tenaga Kerja:

- Pekerja 7 orang

- Mandor 1 orang

- Operator/sopir 10 orang

3. Peralatan

- Wheel Loader 1 unit

- Dump Truck 6 unit

- Motor Grader 1 unit

- Tandem Roller 1 unit

- Water Tanker 1 unit

- Alat Bantu 1 ls

4. Bahan

- Aggregat A 2118,6 m3

5. Waktu pelaksanaan : 43 Hari, Minggu ke 11 sampai dengan Minggu ke 17

6. Uraian Pekerjaan

- Wheel Loader mencampur dan memuat Agregat ke dalam Dump Truck di Base

Camp

- Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan dan dihampar dengan

Motor Grader

Page 52: metode pelaksanaan

- Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadakan

dengan

Tandem Roller, selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi

hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu

DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL

6.1 Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair

1 Volume Pekerjaan 8976 Liter

2 Tenaga Kerja:

- Pekerja 4 orang

- Mandor 1 orang

- Operator/sopir 2 orang

3. Peralatan

- Compressor 1 Unit

- Asphalt Distributor 1 Unit

- Alat Bantu Lainnya 1 Ls

4. Bahan:

- Asphalt 6094,5 kg

- Karosene 3328,3 liter

5. Waktu pelaksanaan : 56 Hari, Minggu ke 17 sampai dengan Minggu ke 24

6. Uraian Pekerjaan

- Aspal dan minyak tanah, dicampur (perbandingan 56:44) dan dipanaskan

- Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air

Compressor

- Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Distributor ke atas

permukaan yang akan dilapis.

6.2 Laston Lapis Aus (AC-WC) (Gradasi Halus /Kasar)

1. Volume Pekerjaan 1012 ton

2. Tenaga Kerja:

- Pekerja 10 orang

- Mandor 1 orang

- Operator/sopir 12 orang

3. Peralatan

Page 53: metode pelaksanaan

- Wheel Loader 1 Unit

- AMP 1 Unit

- Genset 1 Unit

- Dump Truck 6 Unit

- Tandem Roller 1 Unit

- Asphalt Finisher 1 Unit

- Pheneumetic Tyre Roller 1 Unit

- Alat Bantu Lainnya 1 Ls

4. Bahan:

- Agregat Kasar 291,84 m3

- Agregat Halus 362,09 m3

- Filler 36978,48 kg

- Aspal 62541,6 kg

5. Waktu pelaksanaan : 56 Hari, Minggu ke 17 sampai dengan Minggu ke 24

6. Uraian Pekerjaan

- Wheel loader memuat agregat ke dalam cold bin AMP

- Agregat dan aspal dicampur dan dipanaskan dengan AMP untuk dimuat langsung ke

dalam dump truck dan diangkut ke lokasi pekerjaan

- Campuran panas Aspal concrete dihampar dengan finisher dan dipadatkan

dengan tandem dan pneumatic tire roller

- Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi

hamparan dengan menggunakan alat bantu

B. PEKERJAAN PENUNJANG ATAU MINOR

DIVISI 7. STRUKTUR

7.3 Baja Tulangan BJ 24 Polos

1. Volume Pekerjaan 9786,2 kg

2. Tenaga Kerja

- Pekerja Biasa 3 orang

- Tukang 1 orang

- Mandor 1 orang

3. Peralatan

- Alat Bantu 1 ls

4. Bahan:

- Baja Tulangan BJ D24 10764,82 kg

Page 54: metode pelaksanaan

- Kawat Beton 24,46 kg

5. Waktu pelaksanaan : 28 Hari, Minggu ke 6 sampai dengan Minggu ke 9

6. Uraian Pekerjaan

- Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang diperlukan

- Batang tulangan dipasang / disusun sesuai dengan Gambar Pelaksanaan

dan persilangannya diikat kawat

7.1 Beton mutu sedang dengan fc’= 20 MPa (K-250)

1. Volume Pekerjaan 25,34 m3

2. Tenaga Kerja

- Pekerja Biasa 6 orang

- Tukang 4 orang

- Mandor 1 orang

- Operator/sopir 3 orang

3. Peralatan

- Concrete Mixer 2 Unit

- Water Tanker 1 Unit

- Concrete Vibrator 1 Unit

- Alat Bantu 1 ls

4. Bahan:

- Semen 9501,28 kg

- Pasir beton 12,4 m3

- Agregat Kasar 22,7 m3

- Kayu Perancah 1,2 m3

- Kayu Bekisting 2,5 m3

- Triplek 19, lbr

- Paku 10,1 kg

5. Waktu pelaksanaan : 28 Hari, Minggu ke 7 sampai dengan Minggu ke 10

6. Uraian Pekerjaan

- Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton

dengan menggunakan concrete mixer

- Beton di-cor ke dalam bekisting yang telah disiapkan dna dipadatkan

dengan concrete vibrator

- Selanjut pemasangan dan perapian setelah pemasangan

7. 2 Beton mutu rendah dengan fc’= 15 MPa (K-175)

Page 55: metode pelaksanaan

1. Volume Pekerjaan 2,45 kg

2 Tenaga Kerja

- Pekerja Biasa 2 orang

- Tukang 1 orang

- Mandor 1 orang

- Operator/sopir 2 orang

3. Peralatan

- Con. Mixer 1 Unit

- Water Tanker 1 Unit

- Concrete Vibrator 1 Unit

- Alat Bantu 1 ls

4. Bahan:

- Semen 769,4 kg

- Pasir beton 1,2 m3

- Agregat Kasar/Kerikil 2,2 m3

- Kayu Perancah 0,2 m3

- Paku 0,98 kg

5. Waktu pelaksanaan : 4 Hari, Minggu ke 10 s.d Minggu ke 11

6. Uraian Pekerjaan

- Bahan Campuran Beton di campur dan diaduk di concrete Mixer

- Beton dicor ke dalam bekisting yang telah disiapkan

- Selanjutnya penyelesaian dan perapian setelah pemasangan

BAB X. METODE KESEHATAN KESELAMATAN KERJA dan LINGKUNGAN (K3L)

1. LINGKUP PEKERJAAN Bagian ini mengatur mengenai pelaksanaan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3l)

dalam pelaksanaan pekerjaan.

2.PEDOMAN DAN STANDAR1) Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

2) Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan

Dan Kesehatan Kerja

3) Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.: Kep.245/MEN/1990 tentang Hari Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja Nasional

4) Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Page 56: metode pelaksanaan

3. KESELAMATAN KERJA

Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, material dan peralatan teknis serta konstruksi.

Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan melengkapi dengan perlengkapan keselamatan kerja seperti safety line, rambu - rambu, papan promosi keselamatan, dan lain - lain.

Wajib menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi dengan memenuhi aturan dan ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku (Jamsostek).

Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dari pekerja lapangan.

Setiap pekerja diwajibkan menggunakan sepatu pada waktu bekerja dan di lokasi harus disediakan Alat Pelindung Diri (APO) berupa safety belt, safety helmet, masker/kedok las terutama untuk dipakai pada pekerjaan pemasangan kuda-kuda baja dan pekerjaan yang beresiko tertimpa benda keras.

Menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan, kecuali atas ijin PPK.

Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan kepada Konsultan danmengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban korban kecelakaan itu.

4. PROSEDUR OPERASI STANDAR (SOP) KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

1) Membuat SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

2) SOP diajukan kepada Konsultan untuk dievaluasi.

3) Menyampaikan laporan pelaksanaan SOP kepada Direktur Keselamatan, Ditjen

Perkeretaapian, Direktur Prasarana Ditjen Perkeretaapian, PPK, dan Konsultan.

5. MATRIK PROGRAM K3

a. Safety Health and Environmental Induction Kegiatan ini dilaksanakan setiap ada tamu ataupun

pekerja baru yang memasuki wilayah kerja proyek

b. Safety Health and Environmental Talk Program ini bertujuan untuk sosialisasi dan pembahasan

mengenai seluruh permasalahan penerapan K-3L dan Lingkungan selama masa pelaksanaan

proyek. Pelaksanaan Safety talk setiap 1 minggu sekali

c. Safety Health and Environmental Patrol / Inspection Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin,

bertujuan untuk memonitor pelaksanaan K-3L di seluruh lingkungan proyek dan menjaga

konsistensi pelaksanaan K-3L.

d. Safety Health and Environmental Meeting Program SHE meeting dilaksanakan seminggu sekali

dimana dalam kegiatan ini membahas permasalahan dan kejadian yang terjadi dan rencana

tindak lanjut untuk memperbaikinya serta membahas permasalahan yang mungkin terjadi serta

Page 57: metode pelaksanaan

langkah-langkah pencegahannya.

e. Safety Health and Environmental Audit Program ini dilaksanakan insidental bertujuan untuk

melakukan audit terhadap kedisiplinan dalam pelaksanaan standar K-3L di lingkungan proyek

terhadap peraturan yang diberlakukan dalam lingkungan perusahaan.

f. Safety Health and Environmental Trainning Pelatihan terhadap seluruh komponen proyek yaitu

karyawan, subkon, mandor dan seluruh pekerja mengenai K-3L, P3K dan respon terhadap

keadaan darurat

g. Housekeeping Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari bertujuan untuk menjaga kebersihan,

kerapihan, kenyamanan di lingkungan kerja.

Gambar Perlengkapan K3

Gambar Pemakaian Perlengkapan K3

6. DIAGRAM ALIR K3

Page 58: metode pelaksanaan
Page 59: metode pelaksanaan
Page 60: metode pelaksanaan

BAB VII. PENUTUP

Page 61: metode pelaksanaan

Demikian metode pelaksanaan secara garis besar, selanjutnya dalam Pelaksanaan nanti

kami akan membuat metode yang lebih detail untuk setiap pekerjaan. Mudah-mudahan

uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang langkah-langkah yang

akan dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini.

Bandung, 02 Mei 2016 Penawar,

PT. SENTRA MULTIKARYA INFRASTRUKTUR

APIT MULYADI Direktur Utama

Page 62: metode pelaksanaan