metabolisme energi

23
LAPORAN FAAL PRAKTIKUM Metabolisme Energi Dosen Pembimbing : Lilik Herawati, dr.,M.Kes Kelompok A-4: Nisrina Hasna Nabila 021211131044 Amellia Kristanti Rahardjo 021211131045 Dita Rana Widati 021211131046 Wilda Safira 021211131047 Masha Andina 021211131048 Aghnia Alma L 021211131049 Isna Nur Inayatur R 021211131050 Nabiela Rahardja 021211131052 Firly Rakhmawati 021211131053 Nike Kurniawati 021211131054 Claudia Yosephine S 021211131055 Rizky Nugraha Putra 021211131056 Aditya Rama Devara 021211131064

Upload: nabiladhitama

Post on 01-Jan-2016

755 views

Category:

Documents


41 download

DESCRIPTION

Laporan praktikum faal mengenai metabolisme energi. Mencakup pengukuran metabolisme basal, BMR, dan metabolic rate seseorang. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan spirometer.

TRANSCRIPT

Page 1: Metabolisme Energi

LAPORAN FAAL PRAKTIKUM

Metabolisme Energi

Dosen Pembimbing : Lilik Herawati, dr.,M.Kes

Kelompok A-4:

Nisrina Hasna Nabila 021211131044

Amellia Kristanti Rahardjo 021211131045

Dita Rana Widati 021211131046

Wilda Safira 021211131047

Masha Andina 021211131048

Aghnia Alma L 021211131049

Isna Nur Inayatur R 021211131050

Nabiela Rahardja 021211131052

Firly Rakhmawati 021211131053

Nike Kurniawati 021211131054

Claudia Yosephine S 021211131055

Rizky Nugraha Putra 021211131056

Aditya Rama Devara 021211131064

Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Airlangga

2013

Page 2: Metabolisme Energi

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metabolisme merupakan perubahan senyawa kimia secara biokimia di dalam

tubuh organisme. Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian

(katabolisme) molekul organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-

tahapan yang melibatkan enzim. Hal ini dikenal pula sebagai jalur metabolisme.

Metabolisme total merupakan semua proses biokimia di dalam organisme. Metabolisme

sel mencakup proses kimia di dalam sel. Tanpa metabolisme, makhluk hidup tidak dapat

bertahan hidup.

Derajat metabolisme seseorang sangat dipengaruhi oleh aktivitas atau kerja dari

orang yang bersangkutan. Karena aktivitas kerja sangat bervariasi maka diperlukan suatu

keadaan standar sehingga tingkat metabolisme seseorang dapat dinilai dan

dibandingkan. Keadaan itu disebut keadaan basal atau metabolisme basal.

Metabolisme basal adalah sejumlah energi yang diperlukan oleh tubuh dalam

keadaan istirahat total baik jasmani maupun rohani dalam keadaan berbaring tidak tidur

dan suhu badan dalam lingkungan yang serasi.

Angka Metabolisme Basal (AMB) atau Basal Metabolic Rate (BMR) adalah

kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang

vital. Kebutuhan energi metabolisme basal termasuk jumlah energi yang diperlukan

untuk pernapasan, peredaran darah, pekerjaan ginjal, pankreas, dan lain-lain alat tubuh,

serta untuk proses metabolisme di dalam sel-sel dan untuk mempertahankan suhu tubuh.

Kurang lebih dua pertiga energi yang dikeluarkan seseorang sehari digunakan untuk

kebutuhan aktivitas metabolisme basal tubuh. Angka metabolisme basal dinyatakan

dalam kilokalori per kilogram berat badan per jam. Angka ini berbeda antar orang dan

mungkin pada orang yang sama bila terjadi perubahan dalam keadaan fisik dan

lingkungan. Metabolisme basal bergantung pada luas permukaan badan, usia, dan jenis

kelamin.

1.2 Masalah

1. Bagaimana besar metabolisme basal dan metabolisme kerja seseorang?

2. Bagaimana menghitung BMR dan Metabolic Rate?

Page 3: Metabolisme Energi

3. Bagaimana menghitung BMR dengan Rumus Reed?

4. Apa saja faktor-faktor fisiologis yang mempengaruhi hasil praktikum BMR?

1.3 Tujuan

1. Menghitung dan menyimpulkan besar metabolisme “basal” dan metabolisme kerja

subyek.

2. Mempelajari perlunya menghitung BMR dan bukan hanya Metabolic Rate saja.

3. Menghitung dan membandingkan pengukuran BMR dengan rumus Reed:

B.M.R = 0,75 {(frekuensi nadi) + 0,74 (tekanan nadi)} – 72.

4. Mempelajari pengaruh faktor-faktor fisiologi yang mempengaruhi hasil pengukuran

BMR.

2. METODE KERJA

2.1 ALAT DAN BAHAN

1. Alat spirometer 8. Cermin kecil

2. Alat pencatat suhu ruangan 9. Metronom

3. Alat pencatat tekanan udara (barometer) 10. Tampat tidur

4. Pipa mulut (mouth piece) dan penjepit hidung 11. Tensimeter

5. Timbangan dan pengukur tinggi badan 12. Tangki Oksigen

6. Tabel Nomogram Aub Du Bois

7. Tabel tekanan uap air jenuh

2.2 TATA KERJA

2.2.1 Pemeriksaan Metabolisme Basal

1. Pemeriksaan secara tak langsung dilakukan dengan menggunakan alat Spirometer.

Spirometer termasuk jenis kalometri tertutup. Co2 dalam pemeriksaan ini

dihilangkan dengan pengikatan gas co2 oleh soda lime. Penurunan tabung sungkup

dari awal menunjukan besarnya pemakaian oksigen.

2. Persiapan orang coba (ingat pada kenyataan orang coba tidak dalam keaadaan

basal yang sesungguhnya).

a Catat : nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan.

b Hitung luas badan orang coba dengan cara mengukur tinggi dan berat badan,

Selanjutnya dengan menggunkan “monogram dari aub du bois” dicari luas

badannya.

Page 4: Metabolisme Energi

c Suruh orang coba istirahat berbaring tenang minimal setengah jam.

3. Persiapan alat – alat :

a. Catat suhu ruang dan tekanan udara yang terbaca pada barometer.

b. Spirometer

Bilas sungkup 2 – 3 kali dengan udara atmosfer dengan cara menekan kebawah

dan menarik ke atas sungkup. Pastikan terlebih dahulu kran pengatur aliran udara

pada ujung pipa dalam keaadaan terbuka agar sungkup dapat ditekan dan ditarik.

Periksalah soda limenya apakah sudah mengalami kejenuhan dengan cara melihat

perubahan warnanya.

Periksalah pipa – pipa aliran udara terpasang dengan benar, hawa ekspirasi keluar

melewati soda lime masuk ke dalam sungkup.

Isi sungkup dengan oksigen melalui kran pengisi oksigen. Perhatikan kran

pengatur aliran udara pada ujung pipa napas dalam keadaan tertutup.

Selanjutnya pasang kertas dalam drum (tromole)

Isi tinta penulis jika perlu

Pasang pipa mulut ( mouth piece) yang telah disterilkan.

Hubungkan arus listrik dan periksalah jalan tromol. Gunakan kecepatan yang

paling rendah.

4. Jalannnya pemeriksaaan

a. Setelah istirahat, menjelang pemeriksaan ukur suhu tubuh, frekuensi nadi,

tekanan darah, serta frekuensi pernafasan. Pastikan keadaan jiwa betul – betul

tenang.

b. Pasang pipa mulut pada orang coba, kemudian jepit hudungnya dengan penjepit

hidung. Biarkan orang coba membiasakan diri dengan alatnya ( masih bernafas

dengan udara luar).

c. Setelah pernafasan teratur jalankan tromol pencatat, kemudian pada saat akhir

ekspirasi buka kran pengatur aliran udara suhingga orang coba bernafas dengan

udara dalam spirometer.

d. Periksalah, jangan sampai ada kebocoran gas melalui mulut, maupun hidung

( lakukan dengan menggunakan cermin kecil).

Page 5: Metabolisme Energi

e. Ukurlah kembali frekuensi nadi, frekuensi pernafasan pada pertengahan

percobaan.

f. Catat suhu spirometer. Ini adalah suhu udara didalam spirometer.

g. Lanjutkan percobaan sampai didapat grafik yang teratur, paling sedikit dalam 6

menit.

h. Setelah selesai lepaskan semua alat dari orang coba.

i. Jangan lupa menghitung kembali frekuensi nadi dan frekuensi pernafasan orang

coba setelah percobaan.

j. Untuk menghitung pemakaian oksigen buatlah garis lurus yang banyak

menyinggung titik ujung akhir ekspirasi dari grafik yang didapat. Besarnya

pemakaian oksigen diperhitungkan dari tingginya kenaikan grafik selama 6

menit.

5. Contoh penghitungan

a. Laki-laki 21 tahun, T.B. = 165 cm. B.B. = 65 kg

Luas badan = 1,73 m2 (lihat tabel nomogram Aub Du Bois)

Buat garis yang menghubungkan T.B. dan B.B. mahasiswa yang memotong garis

L.B.

b. Pemakaian oksigen 6 menit = 1,6 liter (diperhitungkan dengan cara menarik garis

yang banyak menyinggung titik-titik akhir ekspirasi selama 6 menit. Hitunglah

tingginya grafik, 1mm = 30ml oksigen). Suhu spirometer = 27⁰ C (lihat

temperatur yang terpasang di atas sungkup). Tekanan uap air jenuh pada 27⁰ C =

26,5 mmHg (lihat pada tabel tekanan uap air jenuh). Barometer ruangan = 763

mmHg (lihat alat pencatat barometer)

c. Ubahlah volume Ambient Temperature Pressure Saturated (ATPS) ke Standard

Temperature Pressure Dry (STPD) dengan menggunakan rumus Boyle-Gay

Lussac

d. Pemakaian oksigen tiap jam = 60 min/6 min x 1,41 = 10 x 1,41 = 14,1 liter

Page 6: Metabolisme Energi

e. Pada keadaan post absorptive dengan RQ (Respiratory Quotient) = 0,82 satu liter

O2 setara dengan 4,825 kcal

f.

Cara menghitung Metabolisme Basal (BMR)

Di dalam daftar Aub Du Bois didapatkan bahwa untuk seseorang laki-laki

berumur 21 tahun Metabolisme standar adalah 39,5 kcal/m2/jam.

Bila subyek dalam keadaan basa, maka:

BMR = (negatif)

2.2.2. Pemeriksaan Metabolisme Kerja

Prosedur persiapan dan pelaksanaan dama dengan pemeriksaan metabolisme

basal (BMR) hanya saja selama pengukuran, subyek melakukan kerja dengan kedua

tangannya menggenggam beban di kanan kiri yang beratnya kurang lebih 500 gram,

kemudian subyek melakukan gerakan fleksi lengan bawah sampai sudut sendi siku

kurang lebih 90⁰ lalu meluruskannya lagi dengan frekuensi 20 kali per menit (ikuti

irama metronom) selama 2 menit saja dan selanjutnya pengukuran oksigen tetap

diteruskan samapi 4 menit tanpa melakukan kerja sehingga total keseluruhan adalah 6

menit. Metabolisme kerja subyek dihitung dengan cara seperti pada pemeriksaan

metabolisme basal (BMR).

3. HASIL PENGAMATAN

Nama Subyek : Aditya Rama Devara

Umur : 18 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Mahasiswa

Tinggi Badan : 172 cm

Berat Badan : 70 kg

Luas Tubuh : 1,8 m2

Page 7: Metabolisme Energi

Suhu Tubuh : 37o C

Suhu Spirometer : 30o C

Tekanan Barometer : 738 mmHg

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Tabel 1. Pemeriksaan laju metabolisme istirahat dan laju metabolisme kerja

No Keterangan Metabolisme Istirahat Metabolisme Kerja

Frekuensi Nadi Frekuensi pernapasan Frekuensi Nadi Frekuensi Pernapasan

1 Permulaan 78/menit 21/menit 66 20

2 Pertengahan 67 20 71 22

3 Akhir 66 24 69 20

Tabel 2. Pemakaian oksigen

No Metabolisme Istirahat Metabolisme Kerja

1 Banyaknya pemakaian

oksigen 6 menit

1,41 liter ATPS Banyaknya pemakaian

oksigen 2 menit kerja

0,24 liter ATPS

2 Banyaknya pemakaian

oksigen 6 menit

1,184 liter STPD Banyaknya pemakaian

oksigen 4 menit

pemulihan

0,54 liter ATPS

3 Banyaknya pemakaian

oksigen 1 jam

11,84 liter STPD Banyaknya pemakaian

oksigen 6 menit

0,78 liter ATPS

4 Metabolisme rate 3,78 kcal/m2/jam Banyaknya pemakaian

oksigen 6 menit

0,6552 liter STPD

5 Metabolisme baku Fleisch 39,2 Kcal/m2/jam Banyaknya pemakaian

oksigen 1 jam

6,552 liter STPD

6 BMR subyek 1,4 Kcal/m2/jam

= 3,57 %

Metabolic Rate 20,9 Kcal/m2/jam

Pada percobaan ini, di lakukan pengamatan pada metabolisme energy dengan subyek

salah satu anggota kelompok kami, yaitu Aditya Rama Devara.Subyek berumur 18 tahun,

dengan keadaan kesehatan baik, suhu tubuh, berat badan, serta tekanan darah yang

normal.Suhu tubuh subyek 37ocelsius, TB/BB 172/70, tekanan darah 120/80 mmHg dan luas

tubuh 1,8 m2.

Page 8: Metabolisme Energi

Percobaan ini memeriksa laju metabolism istirahat dan laju metabolism kerja. Dimana

laju metabolism istirahat diusahakan semirip mungkin dengan keadaan basal serta metabolism

kerja berupa mengangkat beban seberat 500gr dengan kecepatan 20 angkatan tiap menit.

Tiap mekanisme dilihat dari frekuensi napas dan frekuensi denyut nadi. Dimana tiap

frekuensi dibagi menjadi frekuensi awal, tengah, dan akhir.Jadi, subyek dihitung 3 kali per

pengukuran frekuensi pada satu mekanisme. Untuk mekanisme istirahat, di dapatkan frekuensi

nadi dari awal, tengah dan akhir sebesar 78,67, dan 66 kali per-menit. Sedangkan frekuensi

pernapasan sebesar 21, 20 dan 24 kali per-menit. Untuk mekanisme kerja, didapatkan

frekuensi nadi dari awal, tengah dan akhir sebesar 66, 71, dan 69 kali per-menit. Sedangkan

frekuensi pernapasan sebesar 20, 22 dan 20 kali per-menit.

Pada metabolisme istirahat, didapatkan dua hasil pemakaian oksigen per 6 menit.Yaitu

melalui pengukuran ATPS dan STPD.Untuk ATPS didapatkanhasil 1,41dan 1,184 untuk

STPD. Sedangkan banyaknya pemakaian oksigen setiap 1 jam didapatkan 11,84 dengan

pengukuran STPD. Metabolisme rate dan metabolism fleisch masing-masing didapatkan

37,8dan 39,2 kcal/m2/jam. Sedangkan BMR subyek sebesar 1,4 Kcal/m2/jam atausebesar

3,57%.

Untuk metabolism kerja, banyaknya pemakaian oksigen saat 2,4, dan 6 menit kerja

berturut-turutsebesar 0,24, 0,54 dan 0,78 liter dalam pengukuran ATPS. Sedangkan banyak

pemakaian oksigen 6 menit dan 1 jam berdasarkan pengukuran STPD berturut-turut

didapatkan sebesar 0,6552dan 6,552 liter. Dan berdasarkan pengukuran, maka di dapatkan

pula hasil metabolic rate sebesar 20,9 Kcal/m2/jam.

4. PEMBAHASAN

4.1 Diskusi Hasil

Basal metabolic rate (BMR) merupakan tingkat pemakaian energi oleh tubuh pada

kondisi istirahat. Aktivitas yang membutuhkan energi pada proses metabolisme basal tidak

membutuhkan usaha secara sadar, melainkan aktivitas yang dilakukan oleh tubuh secara terus-

menerus untuk mempertahankan hidup, seperti bernafas, detak jantung, dll. Faktor yang paling

berpengaruh dalam meningkatkan tingkat metabolisme adalah olahraga dan kegiatan

berat.Kontraksi otot maksimal dalam waktu singkat pada otot dapat melepaskan hingga 100

Page 9: Metabolisme Energi

kali panas dibandingkan kondisi basal untuk beberapa detik. Untuk keseluruhan tubuh, kerja

otot maksimal dapat meningkatkan produksi panas tubuh hingga 50 kali normal.1,2

Hal ini berarti kerja otot yang dilakukan oleh subjek meningkatkan tingkat

metabolismenya.Tingkat metabolisme dapat diukur secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam percobaan ini, dilakukan pengukuran secara tidak langsung menggunakan spirometer.

Dalam pengukuran metabolisme secara tidak langsung, volume oksigen yang digunakan oleh

subyek menjadi dasar pengukuran.

Spirometer merupakan alat yang digunakan dalam pengukuran kapasitas dan volume

paru.Hasil pencatatan dari alat ini berupa spirogram.Spirometer merupakan wadah terkalibrasi

yang mengumpulkan gas dan melakukan pengukuran kapasitas volume dan paru yang dapat

diekspirasi. Bernafas pada komponen bell akan merubah volume dari gas yang terperangka di

dalamnya, dan perubahan volume ini akan diterjemahkan sebagai gerakan vertikal yang

tercatat oleh kymographseperti dijelaskan dalam gamber berikut.3

Gambar 1.Komponen spirometer.

Dalam praktikum ini digunakan sebuah alat yakni spirometer yang dihubungkan

dengan pipa mulut (mouth piece) pada orang coba yang berbaring atau dalam kondisi istirahat.

Sementara itu hidung orang coba juga dijepit agar pernafasan terjadi lewat mulut dan harus

dipastikan bahwa tidak ada kebocoran sedikitpun. Kebocoran ini akan sangat mempengaruhi

hasil praktikum karena udara yang seharusnya masuk ke dalam pipa mulut dan menggerakkan

alat spirometer ternyata keluar dari sistem.

Setelah alat disiapkan dengan baik dan benar, orang coba mulai melakukan ekspirasi

dan inspirasi seperti biasa melalui mulut selama 6 menit. Orang coba mendapatkan udara dari

Page 10: Metabolisme Energi

tabung oksigen yang telah dihubungkan dengan pipa mulut dan mengeluarkan oksigen

kembali. Sementara itu tabung pada spirometer akan bergerak naik turun dan mencatat grafik

pernafasan secara otomatis.

Grafik pernafasan yang terbentuk merupakan cerminan dari keadaan inspirasi (grafik

naik) dan keadaan ekspirasi (grafik turun) yang terjadi pada orang coba. Dari grafik inilah

kemudian dapat diketahui besarnya oksigen yang dibutuhkan orang coba dalam proses

pernafasan serta besarnya oksigen yang telah digunakan untuk metabolisme. Grafik ini

semakin lama akan semakin naik karena karbon dioksida akan semakin habis seiring dengan

bertambahnya oksigen di dalam sistem. Hal ini dikarenakan karbon dioksida diikat oleh soda

lime.

Meningkatnya volume gas yang digunakan subjek saat melakukan kerja memiliki

kaitan dengan metabolisme respirasi.Respirasi merupakan sekelompok reaksi kimia yang

bertujuan untuk melepaskan energi dari makanan.Bahan mkanan utama yang digunakan dalam

reaksi ini adalah glukosa, tetapi gula lain, asam lemak, bahkan asam aminu juga dapat

digunakan.Untuk mendapatkan energi dari makanan diperlukan adanya suplai

oksigen.Produksi energi dengan oksigen disebut sebagai respirasi aerobik.Sebagian dari energi

ini dilepaskan sebagai panas yang berguna untuk mempertahankan suhu tubuh hangat. Sisanya

disimpan dalam bentuk ATP sampai digunakan oleh sel, termasuk sel otot.4

Selanjutnya, dengan mengetahui besarnya pemakaian oksigen dalam volume ATPS

(Ambient Temperature Pressure Saturated) maka dapat dikonversikan pula pemakaian oksigen

tersebut dalam volume STPD (Standard Temperature Pressure Dry). Rumus yang digunakan

adalah :

Dengan V1 adalah pemakaian oksigen selama 6 menit, P1 didapat dari tekanan

barometer ruangan dikurangi tekanan uap jenuh, T1 adalah tekanan absolut (273 °C) ditambah

suhu spirometer, P2 bernilai 760 dan T1 bernilai 273 °C (suhu absolut). Sedangkan V2 adalah

volume STPD yang akan dicari.

Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi BMR yaitu umur, jenis kelamin, berat

badan, tinggi badan, luas permukaan tubuh, dll. Semakin tua umur seseorang, maka BMR

Page 11: Metabolisme Energi

makin rendah, pria mempunyai BMR yang lebih besar dibandingkan wanita, sedangkan pada

orang cina dan india mempunyai BMR yang lebih kecil dibandingkan dengan orang caucasian

dan semakin tinggi suhu maka semakin tinggi BMR (kenaikan 1°C akan menaikkan BMR

sebesar 14).

Dalam keadaan basal, energi yang digunakan hanya untuk melangsungkan

metabolisme dalam rangka mempertahankan hidup, sehingga walaupun tingkat aktivitas

minimum, jumlah energi yang dibutuhkan tidak akan mencapai nol.

Faktor fisiologis yang dapat mempengaruhi :

a. Kerja

Di mana pada kontraksi maksimal singkat pada satu otot akan melepas panas 100x

saat istirahat.

b. SDA

Dimana setelah makan, laju metabolisme tubuh basal akan  meningkat

c. Umur

Dimana semakin tua, laju metabolisme tubuh makin menurun.

d. Hormon thyroid

Dimana tiroxyn yang disekresikan berfungsi untuk meningkatkan aktifitas reaksi

kimia dalam tubuh.

e. Penyakit

Dimana mekanisme tubuh melakukan pelawanan terhadap penyakit dapat

meningkatkan metabolisme

f. Malnutrisi

Kecepatan metabolisme menurun karena tidak adanya zat makanan yang

dibutuhkan oleh sel.

g. Kadar epinefrin dan norepinefrin

Dimana semakin banyak metabolisme tubuh semakin meningkat

Pada metabolisme kerja, kita mungkin menduga bahwa metabolisme rate dalam

keadaan kerja lebih besar dibandingkan pada waktu istirahat. Tetapi kenyataanya hal yang

Page 12: Metabolisme Energi

terjadi adalah sebaliknya. Pemakaian oksigen pada saat pemulihan lebih besar daripada saat

melakukan kerja. Sesudah kerja, orang akan terus bernapas dengan kuat dan memakai oksigen

dalam jumlah yang berlebihan selama beberapa menit dan kadang-kadang selama 1 jam

sesudahnya. Jumlah oksigen yang berlebihan ini dipakai untuk mengubah AMP dan ADP,

mengubah asam laktat yang disimpan selama kerja menjadi glukosa kembali, menghasilkan

ATP, mengubah kembali kreatin dan fosfat menjadi fosfokreatin, untuk mengembalikan ke

konsentrasi norma ikatan oksigen dengan hemoglobin dan mioglobin dan untuk meningkatkan

konsentrasi oksigen dalam paru sehingga mencapai tingkat

4.2 Diskusi Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan metabolic rate secara langsung dan tidak

langsung?

a. Pemeriksaan metabolic rate secara langsung adalah pemeriksaan menggunakan

kalorimeter sehingga panas yang diproduksi dapat langsung dilihat pada dinding

kalorimeter. Alat ini pada dasarnya mengukur energi yang dilepaskan oleh

pembakaran bahan makanan diluar tubuh dengan mengoksidasi senyawa-senyawa

dalam alat kalorimeter.

b. Pemeriksaan metabolic rate secara tidak langsung adalah pemeriksaan

menggunakan spinometer sehingga dapat diketahui seberapa besar pemakaian

oksigen untuk menentukan kecepatan metabolisme.

2. Apa yang dimaksud dengan kalorimeter tertutup dan terbuka?

a. Kalorimeter tertutup

Kalorimeter yang inspirasi dan ekspirasinya dalam satu sungkup.

b. Kalorimeter terbuka

Kalorimeter yang bawa inspirasi dan ekspirasi dalam 2 sungkup yang berbeda.

3. Faktor apa saja yang mempengaruhi hasil pemeriksaan matabolic rate?

a. aktifitas tubuh

b. emosi/cemas

c. suhu tubuh

d. suhu lingkungan

Page 13: Metabolisme Energi

e. asupan makanan

f. tinggi, berat, dan lebar badan

g. sex

h. usia

4. Mengapa perlu dilakukan perubahan pengukuran kondisi ATPS ke STPD?

Karena STPD merupakan standar perhitungan volume gas. STPD mengacu pada

volume gas dalam keadaan standar.

5. Apa pengaruh SDA terhadap hasil pemeriksaan metabolic rate?

Karena SDA adalah peningkatan produksi panas akibat pemasukan makanan, sehingga

mempengaruhi perubahan suhu tubuh saat pemeriksaan metabolic rate.

6. Bagaimana pendapat saudara mengenai pengukuran metabolic rate menggunakan

rumus Reed?

Rumus Reed kurang akurat apabila digunakan untuk pengukuran metabolic rate karena

rumus Reed hanya mengukur frekuensi nadi dan tekanan darah tubuh padahal

frekuensi nadi dan tekanan darah dengan mudah berubah bila dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu posisi, aktifitas dan suhu tubuh.

5. ANALISA HASIL PRAKTIKUM

Pada saat percobaan metabolisme menggunakan spirometer, frekuensi nadi dan

frekuensi pernapasan subyek diukur. Frekuensi nadi pada mahasiswa coba rata-rata 70

kali/menit. Frekuensi ini dinyatakan normal karena pada umumnya frekuensi nadi normal

berkisar antara 60 hingga 80 kali/menit. Sedangkan frekuensi pernafasan pada mahasiswa

coba sekitar 22 kali/ menit, pada umumnya frekuensi normal sekitar 12-18 kali/menit.

Jumlah frekuensi pernapasan subjek lebih banyak mungkin dikarenakan suhu ruang yang

kurang nyaman pada saat dilakukan pemeriksaan. Untuk tekanan darah didapatkan hasil

sebesar 119/80 mmHg. Nilai ini normal bila dibandingkan dengan tekanan darah orang

dewasa kebanyakan.

Frekuensi nadi pada pemeriksaan metabolisme kerja rata-rata 69 kali/menit,

sementara frekuensi pernafasan rata-ratanya adalah 21 kali/menit. Secara teoritis, aktivitas

fisik seharusnya meningkatkan metabolic rate pada tubuh karena memicu banyak organ

untuk meningkatkan aktivitasnya, termasuk dalam hal ini adalah nadi dan sistem

Page 14: Metabolisme Energi

pernafasan. Kemungkinan aktivitas yang dilakukan mahasiswa coba masih terlalu mudah

atau tidak berat, sehingga tidak terjadi peningkatan yang signifikan dalam frekuensi nadi

dan pernafasan.

Perhitungan BMR subyek menggunakan daftar nilai Fleisch adalah 3.57%. Hasil

ini bernilai positif, menunjukkan bahwa tingkat metabolisme basal subyek lebih tinggi dari

harga standart kelompoknya.

Perhitungan metabolic rate menunjukkan hasil laju metabolisme kerja yang lebih

kecil daripada laju metabolisme istirahat, yaitu 37,8 kcal/m2/jam untuk metabolisme

istirahat dan 20,9 kcal/m2/jam untuk metabolisme kerja. Hasil percobaan ini tidak sesuai

dengan teori. Teori menyatakan bila aktivitas kerja meningkat, maka aktivitas metabolisme

juga meningkat sehingga volume gas O2 yang digunakan subjek untuk pembakaran yang

menghasilkan energi juga meningkat. Peningkatan pemakaian oksigen pada saat subjek

melakukan kerja meningkatkan metabolisme respirasi. Hal ini menandakan bahwa

pengukuran tingkat metabolisme secara tidak langsung dilakukan dengan cara mengukur

penggunan oksigen oleh subjek. Respirasi merupakan sekelompok reaksi kimia yang

bertujuan untuk melepaskan energi dari makanan. Untuk mendapatkan energi dari

makanan diperlukan adanya suplai oksigen. Produksi energi dengan oksigen disebut

sebagai respirasi aerobik. Sebagian dari energi ini dilepaskan sebagai suhu panas yang

berguna untuk mempertahankan suhu tubuh dalam keadaan hangat yang berarti adanya

metabolisme yang terjadi di dalam tubuh. Hal ini menunjukkan adanya aktivitas respirasi

yang meningkat sejalan dengan peningkatan metabolisme tubuh yang disebabkan oleh

aktivitas kerja yang bertambah.

Ketidaksesuaian hasil praktikum dengan teori dapat disebabkan oleh beberapa

faktor. Pada saat dilakukan pemeriksaan laju metabolisme istirahat, subjek belum bisa

menyesuaikan diri dengan alat spirometer dan belum bisa tenang sehingga terjadi

metabolisme yang lebih besar daripada seharusnya. Selain itu, suhu ruangan pada awal

dimulai dirasa lebih tinggi dapat diketahui dari keringat yang banyak keluar dari

mahasiswa coba. Hal ini dapat menimbulkan peningkatan kerja metabolisme di dalam

tubuh dikarenakan peningkatan suhu di dalam tubuh dan usaha tubuh untuk melakukan

homestasis akan menjadi lebih besar serta membutuhkan energy yang lebih banyak.

Page 15: Metabolisme Energi

Pada hasil penghitungan pemakaian oksigen pada metabolisme istirahat lebih

banyak dibandingkan pemakaian oksigen pada metabolisme kerja yaitu 1,41 liter ATPS

atau 1,184 STPD dibandingkan dengan 0,78 liter ATPS atau 0.6552 STPD. Ini tidak sesuai

dengan teori dikarenakan saat melakukan kerja seharusnya tubuh mengkonsumsi lebih

banyak oksigen yang digunakan sebagai pembakaran atau metabolisme untuk

menghasilkan energi. Hal ini dapat terjadi mungkin dikarenakan pada saat awal mahasiswa

coba kurang nyaman dan merasa panas yang disebabkan suhu ruangan yang kurang

mendukung sehingga konsumsi oksigen menjadi lebih banyak untuk homeostasis tubuh

seperti sudah dijelaskan sebelumnya.

Beberapa ketidaksesuain hasil ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang

kurang mendukung saat dilakukannya percobaan:

A. Suhu ruangan/lingkungan yang kurang nyaman

B. Belum terbiasanya mahasiswa coba dengan alat spirometer

C. Beban yang kurang bagi mahasiswa coba saat melakukan kerja

D. Konsumsi lemak dan protein pada hari sebelum dilakukannya percobaan

E. Ketidaksiapan mental mahasiswa coba saat ditunjuk sebagai mahasiswa coba

F. Kurangnya istirahat pada saat di ruangan akan dilakukan percobaan

6. DAFTAR PUSTAKA

1. Brown J E. (2011). Nutrition Now. 6th ed. Belmont: Wadsworth Cengage Learning.

pp.83-84.

2. Guyton A C & Hall J E. (2006). Textbook of Medical Physiology. 11th ed.

Philadelphia: Elsevier Saunders. p.887.

3. Khandpur R S. (2003). Handbook of Biomedical Instrumentation. 2nded. New Delhi:

Tata McGraw-Hill Publishing. pp.362-363.

4. Wright D. (2000). Human Physiology and Health. Oxford: Heinemann Educational

Publishers. p.50.

5. Ganong, WF. 2005. Review of Medical Physiology. 22th Edition., Aplpleton & Lange

A Simon & Schuster Co., Los Altos, California.

Page 16: Metabolisme Energi