menjadi universitas riset: fakta atau mimpi fileuniversitas indonesia secara jelas dituliskan “ui...

5
2 I DRPM GAZETTE I VOL. 05 NO. 04 OKTOBER 12 Topik Utama K etika berbicara soal universitas riset, kita semua sepatutnya berkaca juga pada pengalaman negara tetangga, kita yaitu Malaysia yang mulai menetapkan 5 universitas terkemuka di Malaysia sebagai universitas riset sejak tahun 2007. Konsistensi dan dukungan dana riset yang besar dari pemerintah Malaysia kepada 5 universitas tersebut memberikan dampak yang luar biasa pada peningkatan kegiatan riset berikut luaran risetnya, terutama publikasi internasional dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 ini, jumlah publikasi internasional yang terindeks di SCOPUS dari kelima universitas riset Malaysia tersebut telah mampu mengalahkan jumlah publikasi Singapura. Bagaimana isu universitas riset di Indonesia? Universitas riset merupakan sesuatu yang tak asing lagi di telinga kita sejak era 2000-an. Di Universitas Indonesia, konon istilah universitas riset bahkan telah mulai didengungkan sejak tahun 90-an. Gaung kata universitas riset semakin intensif didengarkan sejak kepemimpinan Rektor UI periode 2002-2007 dan periode 2008-2012. Visi Universitas Indonesia secara jelas dituliskan “UI diakui sebagai universitas riset yang merupakan pusat unggulan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya”. Bagaimana dengan universitas-universitas lain di Indonesia? Ada yang secara terang-terangan memasukkan kata tersebut dalam visi universitas, contohnya UGM. Ada juga yang tidak secara eksplisit memasukkannya dalam visi-misi namun memasukkannya dalam orbital irama menuju universitas riset, contohnya ITB. Namun, banyak juga yang hanya sekedar ikut menyemarakkan pembicaraan universitas riset bahkan tidak sedikit pula yang hanya mendengarkan saja hiruk-pikuk pembicaraan universitas riset. Untuk mengetahui aktualisasi universitas riset di Indonesia, UI yang didukung penuh oleh DIKTI mengajak ITB dan UGM untuk berbagi pengalaman aktualisasi upaya-upaya pencapaian universitas riset melalui sebuah sebuah half day seminar pada kegiatan Gelar Ilmu UI 2012 yang mengambil tema “Menjadi Universitas Riset: Fakta atau Mimpi?” Dalam kegiatan tersebut, DIKTI memaparkan Menjadi universitas riset: fakta atau mimpi oleh Yasman Bagaimana sebenarnya program universitas riset di Indonesia? Yasman menggambarkan pengalaman tiga universitas besar di Indonesia, UI, ITB, dan UGM, dalam mengimplementasikan konsep universitas riset selama sekitar 5 tahun terakhir ini. Berbagi pengalaman ini diangkat dalam acara Gelar Ilmu yang diselenggarakan UI tahun ini.

Upload: docong

Post on 01-Jul-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Menjadi universitas riset: fakta atau mimpi fileUniversitas Indonesia secara jelas dituliskan “UI diakui sebagai universitas riset yang merupakan pusat unggulan ilmu pengetahuan,

2 i DRPM gazette i vol. 05 No. 04 oktobeR 12

Topik Utama

Ketika berbicara soal universitas riset, kita semua sepatutnya berkaca juga pada

pengalaman negara tetangga, kita yaitu Malaysia yang mulai menetapkan 5

universitas terkemuka di Malaysia sebagai universitas riset sejak tahun 2007.

Konsistensi dan dukungan dana riset yang besar dari pemerintah Malaysia

kepada 5 universitas tersebut memberikan dampak yang luar biasa pada peningkatan

kegiatan riset berikut luaran risetnya, terutama publikasi internasional dari tahun ke

tahun. Pada tahun 2012 ini, jumlah publikasi internasional yang terindeks di SCOPUS dari

kelima universitas riset Malaysia tersebut telah mampu mengalahkan jumlah publikasi

Singapura.

Bagaimana isu universitas riset di Indonesia?

Universitas riset merupakan sesuatu yang tak asing lagi di telinga kita sejak era 2000-an.

Di Universitas Indonesia, konon istilah universitas riset bahkan telah mulai didengungkan

sejak tahun 90-an. Gaung kata universitas riset semakin intensif didengarkan

sejak kepemimpinan Rektor UI periode 2002-2007 dan periode 2008-2012. Visi

Universitas Indonesia secara jelas dituliskan “UI diakui sebagai universitas riset

yang merupakan pusat unggulan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya”.

Bagaimana dengan universitas-universitas lain di Indonesia? Ada yang secara

terang-terangan memasukkan kata tersebut dalam visi universitas, contohnya

UGM. Ada juga yang tidak secara eksplisit memasukkannya dalam visi-misi

namun memasukkannya dalam orbital irama menuju universitas riset,

contohnya ITB. Namun, banyak juga yang hanya sekedar ikut menyemarakkan

pembicaraan universitas riset bahkan tidak sedikit pula yang hanya

mendengarkan saja hiruk-pikuk pembicaraan universitas riset.

Untuk mengetahui aktualisasi universitas riset di Indonesia, UI yang

didukung penuh oleh DIKTI mengajak ITB dan UGM untuk berbagi

pengalaman aktualisasi upaya-upaya pencapaian universitas

riset melalui sebuah sebuah half day seminar pada kegiatan Gelar

Ilmu UI 2012 yang mengambil tema “Menjadi Universitas Riset:

Fakta atau Mimpi?” Dalam kegiatan tersebut, DIKTI memaparkan

Menjadi universitas riset: fakta atau mimpi

oleh Yasman

Bagaimana sebenarnya program universitas riset di Indonesia? Yasman menggambarkan pengalaman tiga universitas besar di

Indonesia, UI, ITB, dan UGM, dalam mengimplementasikan konsep universitas riset selama sekitar 5 tahun terakhir ini. Berbagi

pengalaman ini diangkat dalam acara Gelar Ilmu yang diselenggarakan UI tahun ini.

Page 2: Menjadi universitas riset: fakta atau mimpi fileUniversitas Indonesia secara jelas dituliskan “UI diakui sebagai universitas riset yang merupakan pusat unggulan ilmu pengetahuan,

Jumlah Pengusul Proposal Riset tahun 2008 −2012

Jumlah Penerima Hibah Riset tahun 2008—2012

Hibah Internal UI Hibah Eksternal UI Total

1400

1200

1000

800

600

400

200

0

155

2008 2009 2010 2011 2012

178333

418

578

996

761

433

1194

788

233

1021

452361

813

Jum

lah

Prop

osal

Hibah Internal UI Hibah Eksternal UI Total500

450

400

350

300

250

200

150

100

50

0

83

2008 2009 2010 2011 2012

95

178146

288

434

270

155

425

174

80

254

171

125

296

Jum

lah

Prop

osal

Gambar 1

Gambar 2

vol. 05 No. 04 oktobeR 12 i DRPM gazette i 3

program dan dukungan DIKTI untuk

mewujudkan universitas riset di Indonesia,

sementara UI, ITB, dan UGM memaparkan

pengalaman tentang arah dan kebijakan,

budaya riset, serta jejaring untuk

mendukung terwujudnya universitas riset.

Arah dan Kebijakan Universitas Riset

Tak dapat dipungkiri bahwa arah

dan kebijakan umum untuk menjadi

universitas riset harus dituangkan ke

dalam visi universitas yang selanjutnya

dibahasakan secara operasional

menjadi misi universitas. Melalui visi

dan misi tersebutlah program-program

yang dikembangkan dan diatur dalam

managemen riset yang baik, berbagai

faktor pendukung (seperti SDM, dana,

dan infrastruktur) serta indikator

kinerja harus diharmonisasikan untuk

membentuk budaya riset yang kuat di

Universitas. Kedelapan pilar utama inilah

yang dijadikan UI dalam upaya menjadi

universitas riset.

Menurut Carnegie Foundation (1994),

universitas riset harus menyediakan

dana untuk kegiatan risetnya paling tidak

Rp400 miliar per tahunnya. Berdasarkan

definisi tersebut terlihat bahwa UI

menekankan pentingnya penempatan

prioritas tingginya kegiatan riset dan

dukungan dana yang besar. Sebagai

konsekuensinya, UI mengembangkan

berbagai skema hibah penelitian

dan pengabdian masyarakat melalui

pendanaan internal UI yang bertujuan

menambah critical mass periset yang

mempunyai kompetensi & capaian

keilmuan yg diakui secara internasional

dan menciptakan terjadinya sinergi antara

riset dan pengajaran, serta riset dan

pengabdian masyarakat. Diharapkan,

hal ini mendorong tercapainya bentuk

pengamalan tridharma perguruan tinggi

yang berintikan riset tapi tetap merupakan

satu kesatuan yg utuh. Dalam hal

pendanaan riset, UI berkomitmen untuk

peningkatan Anggaran Hibah Murni (AHM)

secara kontinyu menuju angka 20% dari

total anggaran UI.

Berdasarkan data-data yang ditampilkan

terkait kegiatan riset di UI (jumlah

proposal riset, jumlah proposal

yang didanai, dan jumlah publikasi

internasional; Gambar 1-4) serta

Page 3: Menjadi universitas riset: fakta atau mimpi fileUniversitas Indonesia secara jelas dituliskan “UI diakui sebagai universitas riset yang merupakan pusat unggulan ilmu pengetahuan,

200180160140120100

80604020

02008 2009 2010 2011 2012*

UI

ITB

UGM

10392

83

124138

91

129145

120

179188

157143

120103

Jumlah publikasi total UI, ITB dan UGM Tahun 2008−2012*data hingga Bulan Oktober

500450400350300250200150100

500

141

2008 2009 2010 2011 2012*

165

98

UI

ITB

UGM

166

277

123

174

293

162

273

465

197 184221

126

Jumlah publikasi dalam artikel UI, ITB dan UGM Tahun 2008−2012*data hingga Bulan Oktober

Gambar 3

Gambar 4

4 i DRPM gazette i vol. 05 No. 04 oktobeR 12

komitmen pendanaan riset internal UI,

terlihat jelas bahwa arah dan kebijakan

UI untuk menjadi universitas riset sudah

berjalan dengan baik. Namun, jika merujuk

kepada definisi universitas riset dari

Carnegie Foundation, UI masih harus

berjuang keras untuk menapak menjadi

universitas riset yang sesungguhnya.

Budaya Riset Untuk Mendukung Universitas Riset

Budaya riset merupakan suatu yang

sangat penting jika ingin menjadi

universitas riset. Salah satu cirinya adalah

menempatkan ritme kegiatan riset yang

tinggi sebagai prioritas kegiatan utama

di universitas. Budaya riset harus dapat

dibangun melalui suatu sistem yang

dijalankan oleh badan khusus, pemberian

perhatian kepada periset dengan cara

memberikan award ataupun hibah-hibah

pendanaan riset, serta menyediakan

jejaring riset yang menciptakan adanya

perluasan peluang riset.

Di ITB misalnya, budaya riset dibangun

dengan didirikannya Komisi Penelitian,

Pengabdian Masyarakat, Inovasi,

dan Kewirausahaan (Komisi PPMIK)

yang memiliki peranan dalam hal

penjagaan kualitas dan akuntabilitas

riset, mendorong adanya publikasi dan

diseminasi hasil riset dalam berbagai

bentuk, memberikan supervisi riset

dengan seksama, dan menjamin

ketepatan dan kerincian prosedur dan

hasil riset. ITB pun memberikan perhatian

yang besar kepada periset dengan cara

memberikan kredit yang layak pada hasil

riset dan publikasi, memperlakukan hasil

riset secara etis dan objektif, memberikan

intensif untuk publikasi internasional,

serta penyediaan dana riset dengan

prioritas kepada riset kolaborasi nasional

dan internasional. Selain itu, ITB pun

secara aktif memfasilitasi pembentukan

jejaring riset yang luas dan kuat dengan

berbagai pihak sehingga periset akan

menjadi responsif dan aktif terhadap

peluang-peluang riset.

Dengan terbangunnya budaya riset

yang kuat, maka suatu universitas riset

akan dapat secara konsisten untuk

terus memberikan komitmen dalam

hal menciptakan pengetahuan baru

dan menggali kearifan lokal, prediksi

perkembangan IPTEKS di masa yang akan

datang, serta terciptanya research-based

learning.

Jejaring Riset Untuk Mendukung Universitas Riset

Jejaring riset akan memberikan dampak

postif bagi periset melalui perluasan

peluang-peluang riset. Jejaring riset harus

dapat dibangun dengan prinsip kemitraan.

Untuk itu, menjadi penting untuk

memahami prinsip-prinsip kemitraan,

yaitu memahami dan menerima perlunya

kemitraan, mengembangkan kemitraan

secara jelas dan realistis, memastikan

Page 4: Menjadi universitas riset: fakta atau mimpi fileUniversitas Indonesia secara jelas dituliskan “UI diakui sebagai universitas riset yang merupakan pusat unggulan ilmu pengetahuan,

vol. 05 No. 04 oktobeR 12 i DRPM gazette i 5

komitmen dan kepemilikan, mengembangkan dan menjaga

kepercayaan, pengaturan kemitraan yang jelas dan kuat,

pemantauan, penilaian dan proses pembelajaran. Tiga model

kemitraan yang ditawarkan oleh UGM dalam membangun jejaring

riset adalah ABG (Academic, Business, Governance), UIC (University,

Industry, Community), serta pentaheliks yang melibatkan

University/Academic – Development Partners/Professional Association

– Industry/Business – Community/Governance – Investment Partners.

Dari ketiga model kemitraan yang ditawarkan, terdapat banyak

sisi sulit mengembangkan kemitraan dengan pihak industri

di Indonesia. Hal tersebut lebih disebabkan karena kultur

perguruan tinggi yang belum kompatibel dengan kultur industri,

koordinasi internal antar unit di perguruan tinggi belum tertata

dan berjalan dengan baik, serta peraturan pemerintah yang

berkaitan dengan kerjasama universitas dengan industri belum

dapat dioperasionalkan secara utuh.

Dukungan DIKTI untuk Mewujudkan Universitas Riset di Indonesia

DIKTI yang merupakan pengayom semua

perguruan tinggi di Indonesia mengaku

bahwa universitas riset merupakan ruh

program-program riset dan pengabdian

masyarakat mereka. DIKTI memandang

perguruan tinggi memiliki peran yang

besar sebagai lembaga penghasil

modal insani serta sains, teknologi, dan

inovasi yang dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat (termasuk industri, swasta,

dan pemerintah). Perguruan tinggilah

yang memiliki kewenangan utama

melakukan kegiatan pengajaran, riset,

dan pengabdian kepada masyarakat

yang diharapkan dapat menghasilkan

lulusan dan professional yang secara

aktif mengeluarkan merupakan karya

tulis, paten, prototipe, produk komersial

yang kesemuanya mendukung dan

menguatkan eksistensi budaya bangsa

dan bahkan ikut membangun peradaban

dunia.

Pemenuhan luaran riset berupa karya

tulis dan paten menjadi penting untuk

dikembangkan mengingat masih

minimnya hal tersebut di Indonesia jika

dibandingkan dengan negara-negara

sahabat di ASEAN seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Padahal, jumlah penduduk (SDM) Indonesia jauh lebih besar

dibandingkan dengan negara-negara tersebut.

Untuk itulah DIKTI melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian

kepada Masyarakat (Ditlitabmas) melaksanakan penyusunan

bahan perumusan kebijakan, standarisasi, dan pemberian

bimbingan teknis serta evaluasi di bidang penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat yang bermuara pada indikator

kinerja utama, yaitu meningkatnya persentase jumlah dosen

yang melakukan publikasi nasional dan internasional serta

jumlah HKI yang dihasilkan. Di akhir tahun 2011, Ditlitabmas

DIKTI melakukan pemetaan kinerja riset perguruan Ttnggi

di Indonesia dan memberikan block grant dana riset melalui

Page 5: Menjadi universitas riset: fakta atau mimpi fileUniversitas Indonesia secara jelas dituliskan “UI diakui sebagai universitas riset yang merupakan pusat unggulan ilmu pengetahuan,

6 i DRPM gazette i vol. 05 No. 04 oktobeR 12

program desentralisasi pendanaan riset

dengan tujuan memperkuat percepatan

tercapainya ketiga indikator kinerja utama

tersebut.

Universitas Riset: Fakta atau Mimpi?

DIKTI dan 3 perwakilan Perguruan

Tinggi (UI, ITB, dan UGM) sepakat bahwa

universitas riset merupakan mimpi yang

faktanya sekarang sudah mulai terlihat

nyata. Program Desentralisasi 70%

pendanaan hibah riset DIKTI ke perguruan

tinggi di Indonesia membuktikan bahwa

DIKTI mendukung penuh perguruan tinggi

di Indonesia untuk menjadi universitas

riset. Namun harus diakui bahwa

“bagi-bagi kue” pendanaan hibah riset

Program Desentralisasi DIKTI terlihat

berlawanan arah dengan kebijakan

pemerintah Malaysia yang menfokuskan

dukungan pendanaan riset hanya kepada

5 perguruan tinggi terbaik. Dana yang

“terbagi” tentu akan sulit mendukung

penuh penelitian unggulan suatu

perguruan tinggi sehingga kurang mampu

memberikan perbedaan yang signifikan

dalam hal peningkatan aktivitas riset di

Perguruan Tinggi yang menerima dana

hibah riset tersebut.

Namun apa betul masalahnya hanya di

pendanaan riset yang pas-pasan atau

cenderung kurang? Ambil contoh ITB

yang berdasarkan besaran pendanaan

kegiatan riset bahkan sudah terkategori

sebagai RU/VH (research university/

very high research activity), Namun

jika dilihat dari data-data publikasi di

jurnal internasionalnya tidaklah terlalu

memberikan gambaran yang berbeda

signifikan dibandingkan UGM atau bahkan

UI. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan

menyeluruh dan komprehensif dalam

sistem manajemen riset di Indonesia perlu

dilakukan.

Jika DIKTI ingin mewujudkan banyak

universitas riset di Indonesia, DIKTI harus

mampu membuat sebuah sistem yang

komprehensif yang dapat mensinergikan

kekuatan-kekuatan yang ada di masing-

masing peguruan tinggi di Indonesia.

Mulailah untuk fokus ke perguruan tinggi

yang memiliki kinerja riset yang baik,

perguruan tinggi yang masuk dalam

kategori Perguruan Tinggi Mandiri dalam

hibah riset Program Desentralisasi DIKTI,

misalnya. Sinergi dan harmonisasikan

program-program riset unggulan 10

perguruan tinggi tersebut agar menjadi

success story keberhasilan manajemen

riset yang baik yang selanjutnya dalam

menjadi lokomotif untuk kemudian

menarik gerbong-gerbong perguruan

tinggi lainnya menjadi universitas riset.

Dengan demikian, universitas riset di

Indonesia akan menjadi FAKTA yang

berangkat dari sebuah MIMPI. _

Yasman, doktor di bidang bahan alam laut,

adalah Kepala Subdit Riset dan Inkubator

Industri DRPM UI