menggali nilai pengorbanan diri dari paulus …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf ·...

129
MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS BERDASARKAN 2 KORINTUS 9:6-15 SEBAGAI SUMBER INSPIRASI BAGI PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik Oleh: Juli Sunarti NIM: 141124026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 06-Feb-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

i

MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS

BERDASARKAN 2 KORINTUS 9:6-15 SEBAGAI SUMBER INSPIRASI

BAGI PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Juli Sunarti

NIM: 141124026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

SKRIPSI

MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARt PAULUSBERDASARKAN 2 KORINTUS 9:6-15 SEBAGAI SUMBER INSPIRASI

BAGI PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG

Oleh:

Tanggal 17 Desember 2018

\[:IK

!i),.

Juli Sunarti-~.....

,.........NIM:1.41124026

0,r

~~.

Pembimbing·

St Eko Riyadi, Ph. D.

, 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

SKRIPSI

MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DAR! PAULUSBERDASARKAN 2 KORINTUS 9:6-15 SEBAGAI SUMBER INSPIRASI

BAGI PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG

Dipersiapkan dan ditulis oleh

Juli Sunarti

NIM: 141124026

\ [i.! ,':Z:' -r.!.LJ II --;::. : Ij[~\\ :L) ( , Tanda tangan

\ Dr..~ Agus ~ftkt.!r!l1\to!Sf'r.~ ;U J' . @+:: y, Kri~tiantoSFK.,M'rd. - ~1/ ....CJi7... '. '.: 1. St. Eko Riyadi, Ph. 1'. .DIf .;:jf;~~ ~. Banyu D.ewa H~, S.Ag., M:Si. ,. l/fmjlj/1!43. Y. H. Bmtang Nusant~a,SFK, M.Hun:f ./~el1..

Anggota

Nama

Ketua

Sekretaris

Yogyal{arta, 4 Jinuari 2019

Fakultas Keguruan dan lImu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

111

/'1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada almarhum tercinta bapakku Matius Jumat

yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya

dan sekarang menjadi pendoa bagi keluarga.

Kepada yang tercinta ibuku Terina, kakak Petrus, kakak Yanti, kakak Mantio,

adik Pelipus, adik Yosafat dan adik Romero, yang telah mendukung dan

mendoakan selama menempuh pendidikan hingga selesai. Tidak lupa juga skripsi

ini kupersembahkan kepada pihak bidikmisi yang telah membiaya perkuliahan

hingga selesai, serta semua sahabat yang selalu memperhatikan melalui kasih, doa

dan perhatian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

v

MOTTO

“Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru:

mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka

berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah”.

(Yes 40:31)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan

daftar pustaka sebagaimana layaknya karya tulis ilmah.

Yogyakarta, 4 Januari 2019

Penulis,

9tiJu1i Sunarti

VI -)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta:

Nama : Juli Sunarti

NIM : 141124026

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan wewenang

bagi Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul

MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS BERDASARKAN

2 KORINTUS 9:6-15 SEBAGAI SUMBER INSPlRASI BAG! PELAYANAN

KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG

Dengan demikian penulis memberikan kepada Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta izin maupun memberikan royalti kepada penulis, selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 4 Januari 2019

Yang menyatakan,

g..Juli Sunarti

VB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

viii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI

DARI PAULUS BERDASARKAN 2 KORINTUS 9:6-15 SEBAGAI

SUMBER INSPIRASI BAGI PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN

SEKARANG”. Aneka keprihatinan dan tantangan yang dialami oleh katekis

dalam melaksanakan tugas dan pelayanan, sehingga semangat melayani semakin

menurun. Dalam sebuah kemajuan Gereja katekis memiliki peran dan tanggung

jawab yang sangat besar, maka tidak mungkin Gereja dapat hidup dan

berkembang tanpa peran katekis di dalamnya. Oleh karena itu, dalam tugas

pewartaan, katekis perlu menemukan sosok yang dapat memberi inspirasi dalam

melaksanakan tugas pelayanan mereka. Bertolak dari keprihatinan tersebut,

skripsi ini bermaksud untuk memberi inspirasi bagi katekis dalam melaksanakan

tugas dan panggilan sebagai pewarta agar tetap semangat dalam melayani.

Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah inspirasi macam apa yang dapat

digali dari pengorbanan diri dari Rasul Paulus berdasarkan 2 Korintus 9:6-15

untuk meningkatkan pelayanan katekis di zaman sekarang. Persoalan ini dikaji

dengan menggunakan studi pustaka terhadap kisah pelayanan Rasul Paulus guna

memperoleh inspirasi-inspirasi pelayanan terutama pelayanan dalam 2 Korintus

9:6-15 yang kiranya dapat berguna bagi para katekis untuk meningkatkan

semangat pelayanan dalam melaksanakan tugas pewartaan mereka.

Rasul Paulus merupakan sosok yang menginspirasi bagi pelayanan katekis

zaman sekarang, keseluruhan hidupnya diserahkan untuk mewartakan Kristus.

Dalam mewartakan Kristus, Paulus juga mengalami berbagai macam kesulitan

sama halnya juga dengan katekis. Paulus banyak melakukan pengorbanan diri.

Aniaya dan penjara pernah ia alami bahkan dalam pelayanannya seringkali ia

ditolak. Meski mengalami berbagai macam tantangan dan kesulitan tidak

membuat Paulus putus asa bahkan menyerah begitu saja. Paulus merupakan sosok

yang pantang menyerah, semangat Paulus dalam mewartakan Kristus tak pernah

padam. Paulus juga merupakan sosok yang berani dan rela menderita sebagai

seorang pewarta. Rasul Paulus dapat menjadi contoh pewarta atau pelayan yang

setia. Oleh karena itu, katekis sebagai seorang pewarta diharapkan mampu

memiliki semangat yang sama seperti Rasul Paulus demi meningkatkan semangat

pelayanan mereka. Dengan demikian, sosok katekis yang diharapkan zaman

sekarang adalah sosok yang mampu memberi dengan rela, melayani dengan tulus,

meningkatkan hidup doa, berani berkorban, dan mampu bersyukur dalam segala

hal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

ix

ABSTRACT

This undergraduate thesis is titled "DIGGING THE SELF-SACRIFICE

VALUE OF PAUL BASED ON 2 CORINTHIANS 9: 6-15 AS THE SOURCE OF

INSPIRATION FOR CATECHIST SERVICE TODAY". Many concerns and

challenges are catechistically natural in carrying out their duties and services, so

that the spirit of service decreases. In a progress the Catechist Church has very

large roles and responsibilities, so it is impossible for the Church to live and

develop without the role of catechists in it. Therefore, in the preaching of

catechists, it is necessary to find a figure who can inspire them to carry out their

ministry duties. Starting from these concerns, this thesis intends to inspire

catechists in carrying out their duties and calls as evangelists to keep their spirit

in service.

The main problem in this undergraduate thesis is what kind of inspiration

can be extracted from the self sacrifice of the Apostle Paul based on 2 Corinthians

9: 6-15 to improve catechistical services today. This issue is examined by using a

literature study of the ministry of the Apostle Paul to obtain ministry inspirations,

especially ministry in 2 Corinthians 9: 6-15 which may be useful for catechists to

increase the spirit of service in carrying out their proclamation.

The Apostle Paul was a figure who inspired the catechist ministry of

today, his whole life was given up to proclaim Christ. In proclaiming Christ, Paul

also experienced various difficulties as well as catechists. Paul made many self-

sacrifices. He had experienced persecution and prison even in his ministry he was

often refused. Although experiencing various kinds of challenges and difficulties

did not make Paul desperate and even gave up. Paul is an unyielding figure,

Paul's enthusiasm in proclaiming Christ never goes out. Paul is also a person

who is brave and willing to suffer as an evangelist. The Apostle Paul can be an

example of a faithful steward or servant. Therefore, catechists as evangelists are

expected to be able to have the same enthusiasm as the Apostle Paul in order to

increase their spirit of service. Thus, the figure of the catechist who is expected

today is a person who is able to give willingly, serve sincerely, improve the life of

prayer, dare to sacrifice, and be able to be grateful in all things.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang berlimpah penulis haturkan kepada Tuhan Yesus dan

Bunda Maria atas segala berkat, cinta, dan kasih setia yang selalu menyertai dan

mendampingi, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS

BERDASARKAN 2 KORINTUS 9:6-15 SEBAGAI SUMBER INSPIRASI

BAGI PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG”.

Skripsi ini ditulis berdasarkan pengalaman keprihatinan pelayanan katekis

yang banyak dihadapkan dengan berbagai tantangan zaman. Dengan berbagai

tantangan tersebut banyak katekis tidak mau berkorban diri, mereka melaksanakan

tugas hanya sebatas kewajiban, tidak memandang bahwa tugas tersebut

merupakan tugas yang mulia. Dalam Evangelii Gaudium penulis mengambil

beberapa tantangan zaman yakni: konsumerisme, globalisasi ketidakpedulian,

klerikalisme dan relativisme. Penulis juga mengambil tantangan zaman dalam

Direktorium Formatio Iman yakni: sekularisasi dan sekularisme, pendangkalan

hidup dan budaya instan, krisis iman dan moral: ateisme dan relativisme dan

merebaknya kemiskinan. Dari berbagai tantangan zaman tersebut katekis

diharapkan mampu meyikapinya secara bijaksana dan tetap semangat dalam

melayani meskipun mengalami banyak tantangan pelayanan. Oleh karena itu,

penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mencari dan menemukan inspirasi

pelayanan dari Rasul Paulus sebagai sumber inspirasi bagi pelayanan katekis di

zaman sekarang. Selain itu, skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

xi

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Proses penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan

berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bernadus. Agus Rukiyanto, SJ selaku Kaprodi Pendidikan Agama Katolik

Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan perhatian dan dukungan

selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

2. St. Eko Riyadi, Ph.D. selaku dosen pembimbing utama yang selalu

memberikan perhatian, meluangkan waktu untuk mendampingi dan

membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memberi masukan-masukan,

memotivasi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

3. P. Banyu Dewa HS, S.Ag., M.Si selaku dosen penguji kedua dan dosen

pembimbing akademik yang telah mendukung dan memberikan semangat

dalam menyelesaikan skripsi ini

4. Y. H. Bintang Nusantara, SFK, M.Hum selaku dosen penguji ketiga yang

telah bersedia membaca, memberikan masukan serta mendampingi penulis

dalam mempertanggungjawabkan skripsi ini.

5. Y. Kristianto SFK, M.Pd selaku Wakaprodi Pendidikan Agama Katolik, yang

telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis dalam

menyelesaikan penulisan ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

xii

6. Seluruh staf dosen dan karyawan, Program Studi Pendidikan Agama Katolik

yang telah mendidik dan membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan

studi di Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma dengan baik.

7. Ibu, kakak, adik dan semua keluarga yang memberikan semangat, motivasi,

dukungan moral dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan

sampai pada menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh staf perpustakaan Kolese St. Ignatius Kotabaru dan perpustakaan

Program Studi Pendidikan Agama Katolik yang murah hati dalam

meminjamkan buku dan melayani dengan baik selama ini.

9. Teman-teman angkatan 2014 (teristimewa Sr. Maxima PI, Sr. Elisa PPYK,

Sr. Theodora ADM, dan Sr. Helmi FMM) yang selalu memberikan semangat,

motivasi, dorongan serta bantuan kepada penulis selama perkuliahan hingga

skripsi ini selesai.

10. Ibu kost Retno Wulan yang telah menerima dengan baik untuk tinggal di

kostnya selama awal perkuliahan hingga selesai dan teman-teman kost (Sesi,

Cika, Nita, Riana Nana, Arni, Agnes, Niken, Lusi, Maria, Ivon, Ayu, Elis,

Wiwit, Silvia, Fika, Santi, Lestari, Vera dan Nova) yang dengan caranya

sendiri telah membantu penulis selama hidup bersama dalam satu kost

11. Seluruh warga kampus Program Studi Pendidikan Agama Katolik yang telah

menemani, memberikan semangat, serta dukungan doa dari awal perkuliahan

hingga penyelesaian skripsi ini.

12. Kepada pihak bidikmisi yang telah memberikan beasiswa kepada penulis dari

awal perkuliahan hingga selasai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

13. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang

telah memberikan motivasi serta' bantuan, kepada penulis dari awal

perkuliahan hingga selesai.

Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki keterbatasan dan

kekurangan. Oleh karena itu, penulis terbuka akan segala kritik, saran dan

masukan yang membangun demi perkembangan skripsi ini. Akhir kata, penulis

berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca.

Yogyakarta, 4 Januari 2019

Penulis,

f)Juli Sunarti

X111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv

MOTTO .......................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................................. vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACK ..................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiv

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xvii

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Permasalahan ....................................................................... 5

C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 6

D. Manfaat Penulisan ............................................................................... 6

E. Metode Penulisan ................................................................................ 7

F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 7

BAB II. TANTANGAN ZAMAN MODERN DAN SOSOK KATEKIS

YANG DIBUTUHKAN .................................................................... 9

A. Tantangan Zaman Menurut Paus Fransiskus dalam Evangelii

Gaudium ................................................................................................ 10

1. Konsumerisme .................................................................................. 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

xv

2. Globalisasi Ketidakpedulian ............................................................. 13

3. Klerikalisme ...................................................................................... 15

4. Relativisme ....................................................................................... 17

B. Tantangan Zaman dalam Direktorium Formatio Iman ......................... 19

1. Sekularisasi dan Sekularisme ............................................................ 19

2. Pendangkalan Hidup dan Budaya Instan .......................................... 20

3. Krisis Iman dan Moral: Ateisme dan Relativisme ............................ 22

4. Merebaknya Kemiskinan .................................................................. 23

C. Sosok Katekis di Zaman Sekarang ........................................................ 24

1. Sosok Katekis .................................................................................... 24

2. Kepribadian Seorang Katekis ........................................................... 32

3. Spiritualitas Katekis .......................................................................... 34

D. Rangkuman ............................................................................................ 40

BAB III. KEUTAMAAN HIDUP DAN KARYA KERASULAN PAULUS 42

A. Identitas Paulus ...................................................................................... 43

1. Paulus dari Tarsus ............................................................................ 43

2. Orang Farisi ..................................................................................... 45

3. Penganiaya Orang Kristen ............................................................... 46

4. Paulus Menuju Damsyik .................................................................. 47

5. Pemberitaan Injil Paulus .................................................................. 49

B. Karya Kerasulan Paulus ......................................................................... 52

C. Tafsiran Atas 2 Korintus 9:6-15 ............................................................ 56

1. Konteks ............................................................................................. 56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

xvi

2. Struktur Teks ..................................................................................... 57

3. Penjelasan Teks ................................................................................. 59

D. Keutamaan Kerasulan Paulus ................................................................ 66

1. Menabur Banyak ............................................................................... 66

2. Memberi dengan Rela ....................................................................... 67

3. Tahan Uji ......................................................................................... 68

BAB IV. INSPIRASI RASUL PAULUS BAGI PELAYANAN KATEKIS

ZAMAN SEKARANG ................................................................... 69

A. Menggali Inspirasi dari Rasul Paulus Berdasarkan 2 Kor 9:6-15 .......... 70

1. Memberi dengan Rela ........................................................................ 70

2. Melayani dengan Tulus ..................................................................... 72

3. Hidup dalam Doa .............................................................................. 75

4. Berani Berkorban .............................................................................. 76

5. Bersyukur dalam Segala Hal ............................................................. 78

B. Refleksi Kateketis .................................................................................. 80

C. Usulan Program Retret untuk Meningkatkan Semangat Pelayanan Katekis

Paroki St. Alfonsus Nandan Yogyakarta ............................................... 83

1. Latar Belakang Program .................................................................... 83

2. Matriks Usulan Program Retret ........................................................ 85

3. Contoh Persiapan Program Retret ...................................................... 90

BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 104

A. Kesimpulan ........................................................................................... 104

B. Saran ...................................................................................................... 107

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

xvii

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Ams : Amsal

Ef : Efesus

Flp : Filipi

Gal : Galatia

Kis : Kisah Para Rasul

1Kor : 1Korintus

2Kor : 2Korintus

Mat : Matius

Mrk : Markus

Rm : Roma

Ul : Ulangan

Yoh : Yohanes

B. Singkatan Dokumen

AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiatan Misioner

Gereja, 7 Desember 1965

CEP : Congregation for Evangelization of Peoples, (Kongregasi

Evangelisasi Bangsa-bangsa)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

xviii

CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes

Paulus II kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman

tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979.

EG : Evangelii Gaudium, Anjuran Apostolik Paus Fransiskus tentang

Sukacita Injil, 24 November 2013.

GS : Gaudium Et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II

mengenai Gereja di Dunia Dewasa Ini, 7 Desember 1965.

KHK : Kitab Hukum Kanonik, susunan atau kodifikasi peraturan

kanonik dalam Gereja Katolik, 25 Januari 1983.

RM : Redemptoris Missio, Ensiklik Bapa Suci Yohanes Paulus II

tentang Amanat Misioner Gereja, 7 Desember 1990.

C. Singkatan Lain

APP : Aksi Puasa Pembangunan

Art : Artikel

Bdk : Bandingkan

BKSN : Bulan Kitab Suci Nasional

Hal : Halaman

LAI : Lembaga Alkitab Indonesia

LBI : Lembaga Biblika Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

xix

Lih : Lihat

Kan : Kanon

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

M : Masehi

SM : Sebelum Masehi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pewartaan Injil oleh Gereja tidak terlepas dari sosok tokoh yang

menginspirasi setiap pewarta saat ini. Salah satu tokoh yang menjadi inspirasi

pewarta Injil sampai saat ini adalah Rasul Paulus. Paulus dikenal sebagai seorang

yang mewartakan Injil kepada segala bangsa. Paulus dipandang sebagai inspirator dan

teladan dalam menyebarkan Injil. Ia adalah orang Yahudi dari suku Benyamin yang

lahir di Kota Tarsus dan dibesarkan di Yerusalem. Lukas mengatakan bahwa Paulus

berkebangsaan Roma (Kis 22). Masa muda dilaluinya sebagai seorang Farisi yang

sangat taat pada Hukum Taurat sehingga hidup rohaninya dibentuk dengan

latarbelakang demikian. Tentunya, lingkungan Yunani dimana ia tinggal pun turut

memberi adil dalam pembentukan hidupnya sehingga walaupun berlatar belakang

Yahudi, ia tetap hidup dalam kebudayaan Yunani. Dengan kata lain, ia tidak berasal

dari Palestina, melainkan wilayah “diaspora”, yaitu jemaat Yahudi yang tinggal di

antara kaum kafir (Jacobs, 1983: 9). Paulus mengikuti jalur pendidikan seorang rabbi

dan untuk itu ia dikirim ke Yerusalem. Di kota itu ia belajar pada Gamaliel, seorang

rabbi dari golongan Farisi yang terkenal pada zamannya (Kis 22:3). Gamaliel adalah

cucu sekaligus penerus ajaran Rabbi Hillel (60 SM-20 M). Berkat pendidikan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

2

diperolehnya, Paulus menjadi “jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya

dengan aku diantara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat

istiadat nenek moyangku” (Gal 1:14). Bahkan, ia berani menyatakan bahwa “tentang

kebenaran dalam menaati hukum Taurat aku tidak bercacat” (Flp 3:6).

Paulus merupakan sosok yang menginspirasi bagi seorang pewarta. Dalam

mewartakan Injil Paulus rela dipenjara dan dianiaya, rela melakukan perjalanan yang

berbahaya demi mewartakan Injil kepada segala bangsa. Semangat Paulus tak pernah

padam bahkan setelah beberapa kali didera dan diterpa bahaya maut (lih. 2 Kor.

11:23-30; Kis 27:27). Sesungguhnya ia dapat mengasihi Kristus sedemikian rupa

karena Yesus terlebih dahulu mengasihi dia. Perjumpaan dengan Kristus di perjalanan

menuju Damsyik mengubah seluruh hidupnya, dan melalui sentuhan kasih Kristus ia

menjadi manusia baru (lih Kis 9:1-19, 22:1-16, 26:9-18). Paulus tidak lagi hidup

menurut pengertian dan kehendaknya sendiri, namun menurut ajaran dan kehendak

Kristus. Keseluruhan jiwa dan kehendaknya begitu terarah kepada Kristus. Semangat

Paulus dalam mewartakan Injil dapat menjadi inspirasi bagi para katekis untuk

melakukan tugas dan perwartaannya di tengah-tengah arus zaman yang terus

berkembang.

Perubahan zaman nampaknya berlangsung semakin cepat. Perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi modern senantiasa menjadi bagian dari kehidupan

setiap orang. Teknologi dapat membawa bentuk perubahan di segala bidang

kehidupan termasuk dalam bidang pewartaan. Tatanan ekonomi dan gaya hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

3

manusia berubah, khususnya di era sekarang perubahan itu semakin cepat. Semua

kemajuan dan perubahan ini bukan tidak membawa masalah. Masalah yang

cenderung dihadapkan pada manusia dalam tantangan zaman ini adalah hidup

materialisme dan hedonisme. Inovasi produk-produk untuk kebutuhan hidup manusia

terus berubah mengikuti perkembangan zaman. Orang muda maupun dewasa

diperkenalkan dengan barang-barang yang berteknologi.

Ditempat tertentu masih ada katekis yang belum mampu berkorban demi

pelayanannya. Misalnya saja ketika diminta untuk memimpin ibadat lingkungan

masih memikirkan banyak hal, memperhitungkan untung dan ruginya. Berkorban

dalam hal ini bisa saja katekis memberikan waktu dan tenaganya demi pelayanan.

Ketika ditelusuri, ada beberapa faktor penyebab yang membuat para katekis kurang

berkorban. Adapun penyebabnya yaitu, pengorbanan diri dianggap hanya membuang

waktu dan tenaga yang sia -sia. Mereka lebih baik bekerja keras meluangkan waktu

untuk diri dan keluarga mereka daripada untuk Gereja. Kemudian ada alasan lain

bahwa faktor ekonomi tidaklah menjamin kehidupan mereka. Mereka bekerja keras,

meluangkan waktu dan tenaga tetapi mendapatkan upah yang amat minim. Mereka

harus menghidupi keluarga mereka. Jika mereka bekerja lebih banyak untuk Gereja,

bagaimana dengan ekonomi keluarga mereka? Inilah tantangan yang dihadapi zaman

sekarang. Ketekis yang bekerja di Gereja amatlah kecil jumlahnya jika dibandingkan

dengan dunia pekerjaan lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

4

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa katekis, penulis menemukan

tantangan-tantangan yang para katekis alami saat ini. Tantangan tersebut antara lain

gaji yang rendah sedangkan kebutuhan ekonomi terus meningkat, sebagian orang

tidak tertarik berkumpul untuk membaca dan merenungkan Kitab Suci, enggan untuk

mengikuti pertemuan lingkungan misalnya ketika ada pendalaman adven,

pendalaman APP, dan ketika pendalaman BKSN, begitu juga jika lingkungan

menanggung tugas koor di gereja sedikit yang ikut mengambil bagian di dalamnya.

Berbagai tantangan tersebut membuat mereka terkadang merasa putus asa bahkan

ingin menyerah. Dalam tantangan tersebut para katekis perlu menyadari tugas dan

tanggungjawab mereka sebagai pewarta. Memang sulit memilih bila dihadapkan

dengan situasi yang sulit, namun karena mereka adalah seorang pewarta

bagaimanapun keadaan dan kondisi bahkan ditolak sekalipun mereka tetap

mewartakan. Ketika mewawancarai katekis penulis mendengar kisah satu ibu yang

membuat penulis merasa sedih sekaligus terharu, yakni ibu ini mengatakan bahwa

dalam pelayanan yang ia berikan seringkali ia tidak mendapatkan upah yang layak

sedangkan ia harus memenuhi kebutuhan keluarga dan kebutuhan keluarga semakin

hari terus meningkat. Namun, meskipun demikian ibu ini terus melayani dan

mewartakan.

Melihat realitas yang ada saat ini, penulis ingin menggali nilai pengorbanan

diri yang ada dalam diri katekis berinspirasi pada nilai-nilai yang dapat ditemukan

dalam surat 2 Kor 9:6-15. Di dalam teks ini, dapat dibaca bagaimana pengorbanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

5

Paulus dalam melayani jemaat, terutama dalam hal pemberitaan Injil. Dari teladan

Paulus ini, para katekis belajar untuk melayani Gereja zaman ini.

Penulis meyakini bahwa nilai pengorbanan diri Paulus sangat menginspirasi

dalam pewartaan Injil. Berdasarkan latar belakang dan fakta-fakta di lapangan yang

penulis temui, penulis ingin mengangkat masalah itu menjadi judul skripsi yaitu:

“MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS BERDASARKAN 2

KOR 9:6-15 SEBAGAI SUMBER INSPIRASI BAGI PELAYANAN KATEKIS DI

ZAMAN SEKARANG.”

B. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis merumuskan permasalahan

yang akan dibahas dalam penulisan ini sebagai berikut:

1. Bagaimana riwayat kerasulan Paulus? Apa nilai-nilai utama yang dihayatinya

dalam kerasulannya?

2. Apakah tantangan-tantangan katekis dalam pelayanan pemberitaan Injil di zaman

sekarang?

3. Inspirasi apakah yang bisa ditimba dari Paulus oleh para katekis dalam hal

pengorbanan diri dalam kerasulan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

6

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam

penulisan ini sebagai berikut:

1. Menguraikan riwayat kerasulan Paulus, nilai-nilai yang dihayati terutama nilai

pengorbanan diri.

2. Menjelaskan sosok katekis dan tantangan-tantangan pelayananya di zaman

sekarang.

3. Memaparkan pengorbanan diri sebagai nilai yang perlu diperjuangkan oleh

seorang katekis dengan mengambil inspirasi dari kerasulan Paulus.

D. Manfaat Penulisan

Adapun beberapa manfaat penulisan sebagai berikut:

1. Menambah wawasaan dan pengetahuan baru bagi para katekis tentang sosok yang

memberikan inspirasi bagi pelayanan katekis di zaman sekarang lewat sosok diri

Paulus.

2. Memberi pengetahuan dan pemahaman baru kepada umat akan siapa itu katekis

dan bagaimana pelayanannya di zaman sekarang, sehingga para katekis juga dapat

menyadari tugas dan tanggungjawab mereka dalam pelayanan yang mereka

berikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

7

3. Memberi inspirasi kepada para katekis dalam usaha menghayati dan mencintai

tugas dan panggilannya sebagai pewarta sehingga bersemangat dalam melayani

dan mewartakan di tengah-tengah umat.

E. Metode Penulisan

Untuk mengembangkan kerangka pemikiran dalam tulisan ini, penulis

mengadakan riset kepustakaan. Dalam artian, metode yang digunakan oleh penulis

dalam mengembangkan tulisan ini adalah metode analisis deskriptif, yakni penulis

memaparkan hasil yang diperoleh dari studi pustaka.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran lebih jelas, penulis menyampaikan pokok-pokok

sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I: Dalam bab I ini, penulis akan menjabarkan pendahuluan berupa latar

belakang, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, kajian

pustaka, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II: Dalam bab II ini, penulis akan menguraikan situasi zaman sekarang

yang berkaitan dengan tantangan katekis dan katekis yang seperti apa yang

dibutuhkan di zaman sekarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

8

BAB III: Dalam bab III ini, penulis akan membahas tentang riwayat Rasul

Paulus, karya kerasulan Paulus dan tafsiran atas 2 Kor 9:6-15

BAB IV: Pada bab IV ini, penulis akan menemukan inspirasi dari karya

kerasulan Paulus bagi pelayanan katekis di zaman sekarang berdasarkan teks 2 Kor

9:6-15.

BAB V: Pada bab V ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

9

BAB II

TANTANGAN ZAMAN MODERN DAN SOSOK KATEKIS YANG

DIBUTUHKAN

Kemajuan sebuah Gereja tergantung dari orang yang berperan di dalamnya.

Gereja tidak bisa berkembang sendiri tanpa bantuan dari pihak-pihak yang

berkepentingan di dalamnya; antara lain katekis. Dalam perkembangan Gereja,

kehadiran para katekis telah memberi dampak positif bagi terwujudnya visi dan misi

Gereja. Melihat kontribusi begitu penting dari para katekis, Gereja dengan tegas

mengakui dan mengapresiasi keberhasilan pelayanan mereka. Terutama pada waktu

awal evangelisasi, kehadiran para katekis mempercepat perkembangan Gereja baik

dari segi teritorial maupun dari segi jumlah umat. Karena pelayanan sangat vital bagi

Gereja, para katekis perlu dipersiapkan dengan baik melalui berbagai usaha terus-

menerus agar mampu melaksanakan tugas dan pelayanan dalam situasi zaman yang

dihadapi. Oleh karena itu dalam bab ini penulis akan menguraikan tantangan-

tantangan zaman, sosok katekis, kepribadian, dan spritualitas katekis di zaman

sekarang sehingga katekis dapat semakin menyadari peranan mereka dalam sebuah

kemajuan Gereja.

Pembahasan bab II ini dibagi dalam tiga bagian utama, yaitu bagian pertama

membahas tantangan zaman menurut Paus Fransiskus dalam Evangelii Gaudium.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

10

Bagian kedua membahas tentang tantangan arus zaman dalam Direktorium Formatio

Iman. Bagian ketiga membahas sosok katekis di zaman sekarang, yang meliputi

pembahasan tentang sosok katekis, kepribadian seorang katekis, dan spiritualitas

katekis.

A. Tantangan Zaman Menurut Paus Fransiskus dalam Evangelii Gaudium

Dewasa ini banyak orang beralih dari gaya hidup tradisional menjadi modern.

Bahkan banyak dari antara mereka mulai meninggalkan nilai-nlai kebudayaan

Indonesia. Norma dan adat istiadat mulai terkikis. Banyak juga gaya hidup yang

bertentangan dengan nilai-nilai Kristiani. Zaman yang terus berkembang ini membuat

manusia semakin dihadapkan pada berbagai tantangan. Tantangan-tantangan tersebut

dapat menghambat perkembangan iman dan spiritualitas di zaman sekarang. Manusia

perlu mengenali berbagai tantangan tersebut agar mampu menghadapinya. Terutama

untuk para pemberita Injil. Mereka harus peka dan tanggap terhadap situasi zaman.

Dalam pembahasan tantangan zaman ini, penulis mengambil beberapa

tantangan zaman dalam dokumen Evangelii Gaudium. Mengapa penulis mengambil

tantangan zaman dalam Evangelii Gaudium? Karena dokumen ini merupakan

dokumen yang ditulis oleh bapa suci tentang pemberitaan Injil di dunia modern dan

ketekis merupakan salah satu pemberita Injil di dunia modern. Kemudian ditunjukan

oleh bapa suci tantangan-tantangan Gereja di dunia modern, yang tentunya juga

menjadi tantangan-tantangan pemberita Injil di zaman sekarang. Beberapa tantangan

zaman dalam EG dapat penulis uraikan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

11

1. Konsumerisme

Konsumerisme merupakan sebuah “cara hidup (a way of life), dengan kata

lain sebuah gaya hidup yang terpenuhi dengan mengomsumsi secara berlebihan”

(Soedjatmiko Haryanto, 2008: 29). Ada orang dengan tingkat konsumsi yang

melampaui batas. Manusia terkadang dipandang sebagai barang yang dapat

diperjualbelikan dan dapat ditukar, sehingga lahir dalam diri manusia sifat dan

tindakan manipulasi sesama. Manusia tidak lagi dianggap sebagai makhluk yang

berharga, manusia dipandang tidak mempunyai kehendak bebas. Ia diterima oleh

orang sekitar karena ia berguna, setelah tidak lagi berguna maka ia akan dibuang.

Dalam Evangelii Gaudium, Paus Fransiskus menyebutkan gaya hidup seperti ini

sebagai “budaya sekali pakai lalu dibuang” (EG, art. 53).

Paus Fransiskus mengatakan tentang bahaya besar dalam dunia sekarang ini

dalam artikel berikut;

Bahaya besar dalam dunia sekarang ini, yang diliputi oleh konsumerisme,

adalah kesedihan dan kecemasan yang lahir dari hati yang puas diri namun

tamak, pengejaran akan kesenangan sembrono dan hati nurani yang tumpul.

Ketika kehidupan batin kita terbelenggu dalam kepentingan dan

kepeduliannya sendiri, tak ada lagi ruang bagi sesama, tak ada tempat bagi si

miskin papa. Suara Allah tak lagi didengar, sukacita kasih-Nya tak lagi

dirasakan, dan keinginan untuk berbuat baik pun menghilang. Ini merupakan

bahaya yang sangat nyata bagi kaum beriman. Banyak orang menjadi korban,

dan berakhir dengan rasa benci, marah, dan lesu. (EG, art. 2).

Tantangan zaman seperti yang diungkapkan Paus Fransiskus dalam artikel di

atas membuat manusia tidak lagi peduli terhadap sesamanya. Manusia lebih memilih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

12

untuk mencari kebahagiaan masing-masing tanpa mempedulikan kebutuhan sesama

di sekitar. Gaya konsumtif seperti ini mengabaikan orang miskin dan terlantar. Semua

yang dia miliki adalah untuk dirinya sendiri, untuk kepuasan jasmaninya semata.

Gaya hidup seperti ini bukanlah gaya hidup yang terpuji, banyak orang menjadi

korban bahkan berakhir dengan rasa benci. Hal seperti ini membuat hidup manusia

berada dalam ruangnya masing-masing.

Artikel dalam Evangelii Gaudium oleh Puas Fransiskus berikut mengatakan:

Mekanisme ekonomi dewasa ini meningkatkan konsumsi berlebihan, namun

jelas bahwa konsumerisme tak terkendali yang bergandengan dengan

ketidaksetaraan terbukti dua kali lipat merusak struktur sosial. Kesenjangan

sosial akhirnya menimbulkan kekerasan, yang tidak pernah dan tidak akan

mampu dipecahkan oleh perlombaan senjata. Perlombaan senjata hanya

memberikan harapan palsu kepada mereka yang menuntut peningkatan

keamanan, meskipun sekarang ini kita tahu bahwa persenjataan dan

kekerasan, alih-alih memberikan solusi, justru menciptakan konflik-konflik

baru yang lebih serius. (EG, art. 60).

Dalam artikel di atas jelas dikatakan bahwa konsumerisme yang berlebihan

dapat merusak struktur sosial yang memunculkan kesenjangan sosial. Kesenjangan

sosial dapat membuat hubungan antar sesama manusia semakin jauh. Kesenjangan

sosial juga dapat menimbulkan kekerasan, sehingga terjadi ketidakseimbangan, maka

timbullah sikap kurang perhatian dan kasih kepada sesama. Hal seperti ini membuat

manusia tidak lagi menghargai hidup yang lebih berharga dari pada barang-barang

duniawi yang hanya bersifat sementara. Dengan egoisme masing-masing, manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

13

semakin bersaing dalam berbagai hal, maka tidak jarang timbul konflik yang

berlebihan dan orang bermusuhan satu sama lain.

2. Globalisasi Ketidakpedulian

Kata “Globalisasi” berasal bahasa Inggris globalizatio yang berarti suatu

proses pelebaran pada elemen-elemen baru baik gaya hidup, pemikiran teknologi

maupun informasi tanpa ada batasan negara atau mendunia. Globalisasi bisa diartikan

sebagai suatu proses di mana batas-batas di dalam suatu negara akan bertambah

sempit karena terdapat kemudahan di dalam melakukan interaksi antar negara di

bidang perdagangan, informasi, gaya hidup dan dalam bentuk interaksi yang lainnya.

Globalisasi juga bisa diartikan menjadi suatu proses di mana di dalam

kehidupan sehari-hari, ide-ide dan informasi akan menjadi tolak ukur standar pada

seluruh dunia. Proses tersebut itu diakibatkan karena berkembang pesatnya teknologi

komunikasi, informasi dan transportasi dan aktivitas ekonomi yang telah memasuki

pasar dunia, (http://pengertian.website/pengertian-globalisasi-pengaruh-dan-

dampaknya/ diunggah pada 21 Juni 2018).

Paus Fransiskus dalam artikel EG berikut ini mengatakan:

Dalam budaya yang dominan dewasa ini, prioritas diberikan kepada hal yang

lahiriah, langsung, terlihat, cepat, dangkal, dan sementara. Yang nyata

memberi tempat kepada yang kelihatan. Di banyak negara globalisasi berarti

kemerosotan yang berlangsung begitu cepat dari akar budaya mereka sendiri

dan invasi cara berpikir dan bertindak yang dimiliki budaya lain secara maju,

tetapi secara etis lemah (EG, art. 62). Individualisme zaman pasca-modern

dan globalisasi menyukai cara hidup yang melemahkan pengembangan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

14

stabilitas hubungan antar-pribadi dan merintangi ikatan-ikatan keluarga (EG,

art. 67).

Dalam artikel di atas, Paus Fransiskus menegaskan bahwa globalisasi tidak

selalu membawa dampak yang baik bagi perkembangan pribadi manusia. Globalisasi

dapat membawa dampak kemerosotan. Oleh karena itu, orang lebih menyukai hal-hal

yang lahiriah semata, langsung, terlihat, dan cepat, sehingga timbul kedangkalan

hidup dan hanya bersifat sementara. Hal tersebutlah yang membuat globalisasi

berdampak tidak baik. Selain itu, globalisasi juga membuat hubungan antar pribadi

melemah, ikatan-ikatan keluarga pun tidak lagi dipandang sebagai hal yang sangat

berharga dan dibangun terus-menerus. Globalisasi cenderung dapat mendekatkan

yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Orang tidak lagi saling bertukar pikiran atau

pendapat karena orang sibuk dengan dunianya masing-masing. Gaya hidup seperti ini

membuat orang tidak lagi menganggap relasi dan komunikasi yang sudah lama

terjalin sebagai hal yang berharga yang perlu dipertahankan. Karena sibuk dengan

dunianya masing-masing mereka tidak lagi peka terhadap kebutuhan sesama di

sekitar.

Paus Fransiskus dalam EG mengutarakan bahwa “untuk mempertahankan

antusiasme demi cita-cita egois itu, telah mengembangkan globalisasi

ketidakpedulian” (EG, art. 54). Dari artikel tersebut mau menjelaskan bahwa tanpa

disadari pada akhirnya kita tidak mampu merasakan belas kasihan kepada sesama

yang miskin dan tidak merasa perlu membantu mereka. Budaya seperti ini telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

15

mematikan perasaan kita dan kita bergairah ketika pasar menawarkan sesuatu untuk

dibeli. Budaya ketidakpedulian seperti inilah yang membuat manusia semakin egois,

kasih kepada sesama yang membutuhkan diabaikan sehingga hanya mementingkan

kesenangannya belaka.

3. Klerikalisme

Pada hakikatnya, klerikalisme merupakan sikap yang memisahkan klerus

(para pelayan tertahbis) dari umat, memandang umat sebagai bawahan yang harus

siap mendengar keputusan yang telah diambil, serta cenderung otoriter. Dari sudut

kaum awam, klerikalisme adalah “sikap menempatkan para pelayan tertahbis sebagai

tuan yang selalu harus diikuti kehendak dan keinginannya”

(http://daiwithin16.blogspot.com/2015/10/klerikalisme.html, diunggah pada 21 Juni

2018). Dalam tulisan berikut Prakosa Heru (2015: 33) mengatakan bahwa:

klerikalisme tidak lebih daripada keyakinan dan prilaku yang dominan di

antara kaum klerus sedemikian rupa sehingga mereka melihat diri sebagai

pihak yang berbeda, terpisah dan tak tersentuh oleh norma-norma, aturan-

aturan dan konsekuensi-konsekuensi yang berlaku bagi setiap orang di dalam

masyarakat Gerejani.

Dalam kalimat di atas jelas dikatakan klerikalisme merupakan sikap melihat

bahwa diri mereka itu berbeda dari yang lain, mereka juga terpisah dari aturan-aturan

yang berlaku dalam Gereja. Dari hal tersebut dapat dikatakan adanya pengkotakan

dalam diri klerus dengan umat. Suharyo Ignatius (2017: 4) dalam tulisannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

16

mengatakan bahwa klerikalisme dapat menimbulkan “sikap merasa diri lebih

daripada yang lain dan paling paham tentang sabda dan kehendak Allah”.

Paus Fransiskus dalam artikel EG mengatakan hal sebagai berikut:

Kesadaran kaum awam akan tugas dan tanggung jawab mereka sebagai

anggota Gereja yang telah menerima rahmat baptis dan penguatan membuat

mereka siap untuk terlibat dalam melayani sesama umat dalam dunia

pewarta. Namun dalam beberapa kasus, kaum awam tidak diberi pembinaan

yang perlu untuk mengemban tanggung jawab-tanggung jawab yang penting,

hal ini terjadi karena dalam Gereja partikular mereka tidak mendapatkan

ruang untuk berbicara dan bertindak karena klerikalisme berlebihan yang

menjauhkan mereka dari pengambilan keputusan (EG, art. 102).

Dalam artikel di atas dijelaskan bahwa kaum awam tidak diberikan

pembinaan yang memadai sesuai dengan peran mereka. Tidak hanya itu, dijelaskan

juga bahwa kaum awam tidak mendapatkan ruang dalam pengambilan keputusan

karena masih ada anggapan bahwa kaum tertahbislah yang memegang peranan

penting dalam Gereja sehingga kaum awam (termasuk para katekis) tidak diberi

ruang untuk mendapatkan pembinaan yang layak dan pengambilan keputusan yang

bebas, sehingga pengetahuan mereka pun tidak berkembang dengan begitu baik. Hal

seperti ini dapat menyebabkan orang tidak mau terlibat aktif dalam membangun

Gereja.

Dalam Konsili Vatikan II, kaum awam dibicarakan terkait dengan martabat

Kristiani berkat sakramen pembaptisan, peristiwa iman secara personal ketika setiap

orang yang dibaptis bersatu dengan Kristus. Martabat demikian menunjukkan

panggilan ke hidup suci sebagai kesempurnaan hidup Kristiani. Kedudukan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

17

martabat paling luas dan mendasar disebut dalam Lumen Gentium art 30 “Segala

sesuatu yang telah dikatakan tentang Umat Allah sama-sama dimaksudkan bagi kaum

awam pria maupun wanita, mengingat kedudukan dan perutusan mereka”. Dalam

penjelasan tersebut dikatakan bahwa kaum awam juga memiliki kedudukan dan

perutusan yang juga sama melayani sebagai umat Allah. Kaum awam juga memberi

sumbangan untuk kesejahteraan seluruh Gereja. Konsekuensi bagi peran kaum awam

merupakan tugas kerasulan yang sungguh amat dibutuhkan Gereja demi tugas

perutusan Gereja dunia. Di banyak daerah jumlah imamnya sedikit sehingga tanpa

para awam, Gereja tidak bisa hadir dan aktif.

4. Relativisme

Relativisme secara umum dapat didefinisikan sebagai penolakan terhadap

bentuk kebenaran universal tertentu. Kesamaan yang dimiliki oleh semua bentuk dan

sub bentuk. Relativisme adalah keyakinan bahwa sesuatu bersifat relatif terhadap

prinsip tertentu dan penolakan bahwa prinsip itu mutlak benar atau paling salah

(Shomali, Mohammad, 2005: 31). Dalam Evangelii Gaudium Paus Fransiskus

menjelaskan bahwa “sikap hidup relativisme melakukan tindakan seakan-akan Allah

tidak ada, membuat keputusan seolah-olah kaum papa tidak ada, menentukan tujuan

hidup seolah-olah orang lain tidak ada, dan bekerja seakan-akan orang belum

menerima Injil (EG, art. 80). Manusia memikirkan pandangannya sendiri tanpa

melihat dari sudut padang orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

18

Pengaruh relativisme saat ini sedang melanda umat manusia seluruh dunia,

bahkan telah menyusup ke dalam Gereja. Paham relativisme yang telah menyusup ke

dalam Gereja tanpa disadari adalah orang Kristiani zaman sekarang semakin malas

membaca Kitab Suci. Orang Kristiani sekarang lebih suka mendengarkan khotbah

dari pada membaca Kitab Suci sendiri. Dampak tersebut membuat orang Kristiani

tidak dapat membedakan manakah ajaran dari sinkritisme (mencampur aduk ajaran

Kristiani dengan ajaran lainnya, misalnya ilmu kebatinan, perdukunan, dan lain

sebagainya). Orang Kristiani malas menelaah Kitab Suci secara langsung, maka

hanya menelan secara langsung setiap ajaran, tanpa peduli apakah suatu ajaran

berdasarkan ajaran Kitab Suci atau perkataan manusia. Dari contoh ini dapat dilihat

bahwa adanya relativisme: para pemimpin Kristiani menyerukan bahwa membawa

Kitab Suci penting, sedangkan orang Kristiani sendiri menganggap tidak penting.

Paus Fransiskus dalam EG mengatakan:

Kadangkala tantangan berbentuk serangan-serangan nyata terhadap kebebasan

beragama atau penganiayaan baru yang ditujukan pada umat Kristiani; di

beberapa negara serangan-serangan tersebut sudah mencapai tingkat

kebencian dan kekerasan yang mengkhawatirkan. Di banyak tempat,

masalahnya terutama adalah meluasnya ketidakpedulian dan relativisme, yang

terkait dengan kekecewaan dan krisis ideologi yang telah muncul sebagai

reaksi atas segala sesuatu yang terlihat totaliter. Hal ini tidak hanya

membahayakan Gereja, tetapi juga struktur masyarakat secara keseluruhan

(EG, art. 61). Relativisme juga terus-menerus berkembang sehingga

menyuburkan disorientasi hidup baik secara umum maupun secara khusus di

kalangan remaja dan kalangan dewasa muda, yang sangat rentan terhadap

berbagai perubahan (EG, art. 64).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

19

Kemajuan zaman yang terus berubah membuat kehidupan manusia juga

berubah. Setiap pribadi manusia ingin membangun kebenarannya sendiri-sendiri

tanpa bekerjasama dengan orang lain, sehingga apa yang dicita-citakan secara

bersama-sama tidak tercapai. Dalam artikel di atas dijelaskan bahwa kehidupan orang

Kristiani terancam mengarah pada kekhawatiran-kekhawatiran yang berlebihan.

Orang tidak bebas dalam beragama sehingga timbul rasa benci bahkan juga tindakkan

kekerasan. Ancaman ini mengarah pada kaum muda yang menjadi masa depan

Gereja.

B. Tantangan Zaman dalam Direktorum Formatio Iman

Menimbang zaman adalah melihat secara kritis segala keadaan dan perkembangan

zaman yang menjadi konteks hidup umat dan masyarakat dalam menghayati dan

menghidupi imannya. Direktorium Formatio Iman secara khusus membahas

tantangan arus zaman yang tidak mudah untuk disikapi. Pada bagian ini penulis akan

memaparkan beberapa tantangan arus zaman menurut Direktorium Formatio Iman.

1. Sekularisasi dan Sekularisme

Sekularisasi adalah arus zaman yang secara mendasar mempengaruhi

kehidupan manusia dari berbagai bidang, baik secara rohani maupun duniawi

(Direktorium Formatio Iman, 2014: 11). Sekularisasi adalah proses penemuan jati

diri dunia yang otonom. Otonom berarti manusia memiliki hukum dan nilainya

sendiri yang sedikit demi sedikit harus dikenal, dimanfaatkan dan makin diatur oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

20

manusia yang selaras dengan kehendak Sang Pencipta. Sekularisasi tidak selalu

berdampak baik bagi kehidupan rohani manusia. Pada akhirnya sekularisasi

melahirkan suatu pandangan dan prilaku bahwa karena otonom segala ciptaan tidak

tergantung dari Allah dan manusia bisa menggunakan sedemikian rupa tanpa relasi

dengan Allah. Paham ini merupakan suatu ideologi tertutup yang memutlakkan

otonomi duniawi tanpa keterbukaan dengan yang Ilahi (Direktorium Formatio Iman,

2014: 11). Inilah yang disebut dengan sekularisme yang berarti manusia bertindak

sekehendak dirinya sendiri tanpa menghiraukan Allah. Ia hidup dan bertindak sesuai

keinginan dan kepentingannya sendiri. Manusia berperilaku seolah-olah Allah tidak

ada. Dari hal tersebut manusia melihat bahwa semua bisa dilakukan oleh dirinya

sendiri tanpa campur tangan Allah, hal ini bersifat negatif. Manusia hidup dan

bertindak sesuai keinginan dan kepentingan sendiri. Allah Sang Pencipta tidak

diperhitungkan dalam menentukan keputusan-keputusan hidupnya.

2. Pendangkalan Hidup dan Budaya Instan

Dampak negatif sekularisme diperparah lagi dengan munculnya budaya

instan. Budaya instan adalah budaya hidup manusia yang tidak lagi menghargai

proses. Hidup berorientasi hanya pada hasil dengan menghalalkan segala cara.

Manusia dipadang dan dihargai sebatas sebagai sumber daya dan bukan sebagai citra

Allah (Direktorium Formatio Iman, 2014: 12). Akibatnya manusia tidak berdaya. Hal

itulah yang membuat hidup manusia menjadi dangkal, tidak berakar. Sekularisme

berdampak secara mendalam dan meluas pada segala dimensi hidup manusia zaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

21

ini. Akibatnya manusia tidak menghargai hidup sebagai anugerah; hidup mudah

sekali dikurbankan demi kepentingan-kepentingan duniawi.

Kedangkalan yang dimunculkan oleh budaya instan melahirkan pula manusia

atau masyarakat tanpa nilai dan akar sehingga muncullah budaya kematian. Dengan

munculnya budaya kematian, kultur dan sistem tidak menghargai nilai sehingga

solidaritas dan penghargaan kepentingan umum diabaikan dan orang yang lemah

cenderung disingkirkan dan bahkan diabaikan (Direktorium Formatio Iman, 2014:

12). Budaya seperti ini cenderung mementingkan kepentingan sendiri dan

kepentingan bersama diabaikan. Dengan sikap egosentris seperti ini yang

mengandalkan kekuatan sendiri maka Allah tidak mendapat tempat dalam segi

kehidupan.

Budaya instan melahirkan budaya konsumerisme di mana setiap individu

memiliki kebutuhan atau keinginannya sendiri. Konsumerisme adalah paham atau

ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok yang menjalankan proses

konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebih atau tidak

sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan (Direktorium Formatio Iman Edisi Revisi,

2018: 15).. Cara hidup seperti ini melihat bahwa apa yang sediakan oleh dunia dibeli

untuk dimiliki. Dasar pembelian tersebut tidak berdasarkan kebutuhan semata-mata

akan tetapi karena gaya hidup dan trend. Apa yang dibeli dan dimiliki

menggambarkan jati dirinya. Maka tepatlah ‘Emo ergo sum’. Saya belanja maka saya

ada (Direktorium Formatio Iman Edisi Revisi, 2018: 15). Hal ini membuat manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

22

tidak lagi peduli terhadap sesamanya, semua hanya demi kepentingannya sendiri

demi egonya semata. Tidak lagi ada tempat bagi orang lain, apalagi bagi kaum kecil,

lemah, miskin dan tersingkir. Masalah ini menimbulkan krisis iman dan moral.

3. Krisis Iman dan Moral: Ateisme dan Relativisme

Modernitas dan sekularisme yang mengagungkan otonomi manusia dan dunia

melahirkan ateisme yang berarti pengabaian atau penolakan akan Allah (Direktorium

Formatio Iman, 2014: 12). Istilah “ateisme” menunjuk kepada gejala-gejala yang

sangat berbeda satu dengan yang lainnya. Sebab ada kelompk orang yang jelas-jelas

mengingkari Allah. Ada juga yang menggambarkan Allah sedemikian rupa sehingga

hasil khayalan yang mereka tolak itu memang sama sekali bukan Allah menurut Injil

(GS. Art. 19). Dalam hal pengabaian akan Allah dapat berwujud ritualisme, yakni

pelaksanaan agama yang tidak seimbang karena mengutamakan upacara-upacara

keagamaan atau ritual saja, tanpa memperhatikan penghayatan dan perwujudan iman

dalam hidup sehari-hari. Manusia kehilangan hidup mistiknya, yaitu suatu relasi

pribadi yang akrab dengan Allah (Direktorium Formatio Iman Edisi Revisi, 2018:

19). Hilangnya keakraban itu mengakibatkan tumpulnya hati nurani, yakni runtuhnya

getar religiositas batin manusia sehingga menimbulkan sikap relativisme yakni sikap

merelatifkan segala cara (Direktorium Formatio Iman Edisi Revisi, 2018: 19).

Moralitas disingkirkan, sehingga tidak ada lagi yang absolut, tiada kebenaran yang

pasti dan hakiki. Orang bertindak semaunya sendiri karena setiap orang berpegang

pada kebenarannya masing-masing. Dari sinilah manusia menghadapi krisis iman dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

23

moral di mana manusia bertindak semaunya sendiri tanpa mempertimbangkan

berbagai hal.

4. Merebaknya Kemiskinan

Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar persoalan jumlah angka dan

prosentasenya. Lebih dari itu, persoalan kemiskinan menyangkut tingkat kedalaman

dan keparahan kemiskinan itu sendiri (Direktorium Formatio Iman, 2014: 17).

Tingkat kemiskinan semakin dalam karena akses pendidikan semakin sulit. Banyak

sistem dan struktur dinilai tidak adil karena meningkatkan dan malah memperparah

kemiskinan itu sendiri. Begitu juga dengan tingkat ketidakadilan sosial semakin

tinggi. Yang berkuasa semakin berkuasa dan yang lemah semakin disingkirkan.

Materialisme dan konsumerisme semakin memperparah kemiskinan dan

meminggirkan rakyat kecil (Direktorium Formatio Iman, 2014: 17). Budaya ini

membuat semakin merebaknya ketidakadilan sosial yang mengakibatkan rakyat kecil

semakin disingkirkan. Kecenderungan konsumerisme dan materialisme turut masuk

dalam kehidupan rakyat kecil sehingga mempengaruhi kehidupan mereka. Dari sebab

itu konsumsi mereka pun meningkat, sementara situasi ekonomi tidak mendukung

sehingga mereka melakukan berbagai cara agar dapat memenuhi kebutuhan dan

keinginan mereka. Hal tersebut mengakibatkan orang kecil, lemah dan miskin

semakin dipermiskin dan disingkirkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

24

C. Sosok Katekis di Zaman Sekarang

Katekis memiliki tugas dan peranan penting dalam kemajuan Gereja. Katekis

adalah seorang yang diutus dengan cara khusus untuk melaksanakan/memberikan

pelayanan kepada umat. Oleh karena itu pada bagian ini penulis akan memaparkan

sosok katekis, kepribadian seorang katekis, dan spiritualitas katekis. Dengan

demikian diharapkan bahwa para katekis dapat menyadari dan menghayati tugas dan

panggilan mereka sebagai pelayan umat.

1. Sosok Katekis

Berbicara mengenai sosok berarti menjelaskan identitas seseorang. Seseorang

dapat dikenal dari identitas dirinya. Pemaparan berikut mau menjelaskan sosok

(pribadi) seorang katekis dan spiritualitas katekis. Tulisan berikut berhubungan

dengan usaha menggambarkan sosok katekis yang diharapkan oleh umat beriman

pada zaman sekarang. Gambaran ini dimaksudkan untuk menyemangati pelayanan

para katekis dan sekaligus meningkatkan keyakinan mereka sebagai orang-orang

yang dipanggil untuk mencintai dan melayani umat beriman. Berikut akan dijelaskan

dua bagian pokok mengenai sosok katekis:

a. Siapa Katekis

Tidak bisa dipungkiri bahwa pemahaman tentang siapakah katekis masih

sangat kurang digali. Di desa-desa terpencil, banyak orang tidak mengetahui siapa itu

katekis. Jangankan orang lain, ketika para katekis itu sendiri ditanya tentang peran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

25

dan tugasnya, banyak di antara mereka yang merasa kebingungan. Ada yang

memahami secara umum bahwa katekis itu guru Agama Katolik yang mengajar di

sekolah. Pada dasarnya katekis bukan hanya sekedar mengajar di sekolah, tetapi lebih

dari itu. Dalam dokumen Konsili Vatikan II, Ad Gentes 17 memaparkan bahwa

katekis adalah orang-orang yang berani memberikan sumbangan istimewa bagi

perkembangan Gereja. Hal tersebut ditegaskan sebagai berikut:

Demikian pula pantas dipuji barisan, yang berjasa begitu besar dalam karya

misioner di antara para bangsa, yakni barisan para katekis baik pria maupun

wanita, yang dijiwai semangat merasul, dengan banyak jerih payah memberi

bantuan yang istimewa dan sungguh-sungguh perlu demi penyebarluasan

iman dan Gereja (Ad, art. 17)

Pernyataan di atas jelas mengatakan bahwa katekis adalah pria dan wanita

yang sungguh-sungguh memiliki semangat misioner demi pelayanan iman. Para

katekis dengan memberikan bantuan istimewa berupaya dengan sungguh

menyebarluaskan iman dan Gereja. Pada zaman sekarang, tugas para katekis

sangatlah penting mengingat jumlah imam yang sedikit sedangkan penyebarluasan

Injil begitu besar. Oleh karena itu, pendidikan bagi katekis juga dilaksanakan dan

disesuaikan dengan kemajuan yang sedemikian rupa, sehingga para katekis mampu

menjadi rekan kerja yang tangguh bagi para imam dan mampu menunaikan sebaik

mungkin tugas dan tanggung jawab yang semakin sulit karena beban-beban baru yang

lebih berat. Maka dianjurkan bahwa katekis dipersiapkan dengan sebaik mungkin dan

dibina secara terus-menerus (KHK, Kan 780).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

26

Berbicara mengenai katekis “di tanah-tanah misi”, Magisterium Gereja

menganggapnya sebagai hal yang penting dan memberinya tempat khusus. Ensiklik

Redemptoris Missio, misalnya, melukiskan para katekis sebagai “pekerja-pekerja

khusus, saksi-saksi langsung, para pewarta yang mewakili kekuatan utama

komunitas-komunitas Kristiani, khususnya dalam Gereja-gereja muda” (RM, 73).

Jelas dikatakan bahwa katekis adalah mereka yang memiliki pekerjaan khusus,

pelayan, menjadi saksi secara langsung, menjadi sumber kekuatan kolompok-

kelompok tertentu, menjadi penginjil dan tulang punggung komunitas Kristiani

terutama bagi Gereja-gereja yang masih muda.

Dalam Kitab Hukum Kanonik, (KHK, Kan 785) katekis disebutkan sebagai

“kaum awam pengikut Kristus yang mendapat pendidikan khusus dan menonjol

dalam menjalani kehidupan Kristianinya.” Di bawah bimbingan para misionaris,

mereka harus menghadirkan ajaran Injil dan terlibat dalam pelayanan liturgis dan

dalam karya karitatif atau karya amal kasih (CEP, 1997: 16). Berdasarkan kutipan

tersebut, katekis adalah pengikut Kristus yang secara khusus mendapat pendidikan

dan berkarya secara aktif dalam berbagai bidang, baik itu dalam bidang pelayanan

liturgi maupun dalam kegiatan amal kasih lainnya. Dalam karya pelayanan tersebut,

katekis membangun kerjasama yang baik dengan para pewarta lainnya sehingga

mereka dapat sungguh-sungguh menghadirkan kabar gembira di tengah-tengah

masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

27

CEP (1997: 17) menjelaskan bahwa katekis adalah “seorang awam yang

ditunjuk secara khusus oleh Gereja, sesuai dengan kebutuhan setempat, untuk

memperkenalkan Kristus, dicintai dan diikuti oleh mereka yang belum mengenal-Nya

dan oleh kaum beriman itu sendiri”. Dari kutipan tersebut dapat dijelaskan bahwa

katekis adalah mereka yang memperkenalkan Kristus, dengan ditunjuk secara khusus

oleh Gereja sesuai dengan kebutuhan. Mereka inilah yang memperkenal Kristus

kepada mereka yang belum mengenal sampai orang tersebut sungguh-sungguh

mencintai sampai pada mengimani-Nya.

Suhardo (1972: 10) dalam bukunya mengatakan bahwa katekis adalah “orang

beriman yang secara khusus mendapat tugas untuk memberikan kesaksiannya atas

imannya sendiri dalam masyarakat ke arah apa yang diimaninya, yaitu Kristus yang

telah menderita sengsara, wafat dan bangkit”. Dalam penjelasan tersebut jelas

dikatakan bahwa katekis adalah mereka yang mendapatkan tugas untuk memberikan

kesaksian iman mereka di tengah-tengah masyarakat. Kesaksian iman tersebut

mengenai keseluruhan hidup dan karya pelayanan Kristus sampai wafat-Nya di kayu

salib. Dengan memberi kesaksian iman, seorang katekis diharapkan dengan sungguh-

sungguh mengimani Dia yang telah menderita sengsara dan wafat di kayu salib demi

manusia. St. Yohanes Paulus II dalam Anjuran Apostolik Catechesi Tradendae (CT,

66) menyatakan bahwa:

Katekis adalah mereka yang lahir dalam keluarga yang sudah Kristen, atau

suatu ketika masuk agama Kristen, menerima pendidikan dari para misionaris

atau dari seorang katekis, kemudian membaktikan hidup mereka tahun demi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

28

tahun kepada katekese bagi anak-anak dan orang-orang dewasa di negeri

mereka sendiri (CT, 66).

Artikel di atas menjelaskan bahwa katekis adalah mereka yang beragama

Kristen atau dalam perjalanan waktu masuk agama Kristen. Para ketekis

mendapatkan pendidikan yang memadai yang menjadi bekal mereka. Pewartaan para

katekis ditujukan kepada anak-anak maupun orang dewasa. Pendidikan yang katekis

dapatkan bisa langsung dari para misionaris maupun langsung dari katekis itu sendiri.

Mereka diberi tugas sesuai dengan peran mereka dan mereka bertanggungjawab atas

tugas yang dipercayakan kepada mereka. Dengan kata lain katekis adalah seorang

pendidik yang memberikan atau melaksanakan “pendidikan keagamaan dan latihan

bagi kehidupan seturut Injil” (CT 62).

Dengan panggilan yang khas, seorang katekis wajib mencari kerajaan Allah,

menjalankan segala macam tugas dan pekerjaan duniawi, dan berada di tengah

kenyataan hidup keluarga dan sosial. Di situ katekis dipanggil oleh Allah untuk

menunaikan tugas mereka sendiri dengan dijiwai semangat Injil. Begitu katekis

memancarkan iman, harapan, dan cintakasih terutama dengan kesaksian hidup

mereka yang istimewa yakni menyinari dan mengatur semua hal-hal yang fana, yang

erat melibatkan mereka sedemikian rupa, sehingga itu semua selalu terlaksana dan

berkembang menurut kehendak Kristus, demi kemuliaan Sang Pencipta dan Penebus.

Dengan kata lain, katekis memiliki kepekaan khusus untuk mengutamakan Injil

dalam kehidupan konkret mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

29

b. Syarat Menjadi Katekis

Syarat menjadi seorang katekis pada dasarnya adalah memiliki orientasi

menjadi seorang pewarta iman apa pun latar belakang keahliannya. (Prasetya, 2007:

40-42) memaparkan bahwa keberadaan dan jati diri katekis tidak dapat dilepaskan

dari kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, sudah sepantasnya para katekis berupaya

untuk mengembangkan aneka keutamaan yang mendukung tugasnya sebagai katekis,

khususnya dalam sikap dan semangat keteladananan. Keberadaan katekis dalam umat

Katolik memiliki tujuan untuk menjamin kualitas hidup dan memerankan tugas

perutusan dengan baik dan penuh tanggung jawab. Dalam artian, katekis yang

bermutu baik dalam hidup rohani maupun kepribadiannya akan membawa umat

beriman membangun intimitas dengan Kristus sendiri.

Prasetya (2007: 41) dalam bukunya memaparkan beberapa kriteria atau syarat

demi menjamin kualitas hidup dan tugas perutusan sebagai katekis. Syarat-syarat

tersebut dapat dilihat sebagai berikut: pertama, memiliki hidup rohani yang

mendalam, maksud di sini ialah seorang katekis harus memiliki hidup rohani yang

dalam dan terbuka akan Sabda Allah, baik melalui doa, membaca dan merenungkan

Kitab Suci, menghidupi devosi-devosi maupun dengan cara-cara yang lain. Kedua,

memiliki nama baik sebagai pribadi dan keluarganya, maksudnya seorang katekis

harus memiliki nama baik, entah berkaitan dengan perilakunya, hidup imannya, dan

hidup moralnya. Nama baik di sini bukan hanya pribadinya sendiri melainkan setiap

anggota keluarganya. Ketiga, diterima oleh umat, maksudnya seorang katekis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

30

diharapkan menjadi pribadi yang sungguh diterima oleh umat, baik di lingkungan

tempat ia tinggal dan di manapun ia berada. Keempat, mempunyai pengetahuan yang

memadai, maksudnya ialah seorang katekis dalam mewartakan tidak hanya sekedar

mau melainkan harus sungguh-sungguh memiliki pengetahuan yang memadai,

misalnya mengetahui tentang Kitab Suci, teologi moral, liturgi, dan sebagainya.

Kelima, mempunyai ketrampilan yang cukup, maksudnya ialah dalam mewartakan

seorang katekis diharapkan memiliki berbagai ketrampilan dalam menggunakan

sarana-sarana yang diperlukan yang dapat mendukung tugas perutusannya.

CEP (1997: 45) menjelaskan bahwa seorang katekis dituntut untuk memenuhi

tuntutan tugasnya, bertanggung jawab dan dinamis, bekerja dengan penuh semangat

dan sukacita di dalam tugas dan pelayanan yang diberikan kepadanya. Dengan

demikian untuk menjamin kualitas hidup sosok seorang katekis dan perannya sebagai

pewarta, CEP juga mengolongkan ke dalam beberapa kemampuan yang hendak

dimiliki oleh seorang katekis adalah sebagai berikut:

1) Memiliki Kedewasaan Manusiawi

Seorang katekis diharapkan memiliki kemampuan dasar sebagai manusia yang

dapat dikembangkan. Yang diharapkan adalah seorang pribadi dengan

kematangan sebagai manusia yang sesuai dengan perannya yang penuh

tanggung jawab dalam komunitas Gerejawi.

2) Memiliki Kehidupan Rohani yang Mendalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

31

Para katekis harus memiliki hidup rohani yang mendalam agar bisa mendidik

orang lain dalam iman. Aspek ini merupakan hal yang sangat penting dari

sosok katekis. Kehidupan rohani mereka didasarkan pada persekutuan dalam

iman dan cinta dengan pribadi Yesus yang memanggil dan mengutus mereka

dalam tugas perutusannya. Cara terbaik untuk memiliki kedewasaan rohani

adalah melalui kehidupan sakramen dan kehidupan doa yang tekun.

3) Memiliki Semangat Pastoral

Dalam semangat tanggung jawab pastoral yang unggul, para katekis dituntut

untuk mampu mewartakan pesan Kristiani dan mengajarkannya, memimpin

orang lain dalam komunitas dan doa liturgis, dan menjalani berbagai

pelayanan pastoral lainnya. Kualitas yang perlu dikembangkan dalam tugas ini

adalah semangat tanggung jawab pastoral dan kepemimpinan; sikap murah

hati, dinamis dan kreatif (CEP, 1997: 52). Dengan demikian para katekis

dapat menyadari tugas dan perannya sebagai pewarta sehingga dapat

menjalankan penuh dengan kesadaran dan kesungguhan.

4) Memiliki Semangat Misioner

Dimensi misioner merupakan bagian hakiki dari identitas dan karya seorang

katekis. Oleh karena itu, para katekis perlu mendapat pembinaan yang cukup.

Para katekis harus diberi pengajaran secara teoritis dan praktis, bagaimana

mencurahkan seluruh hidupnya bagi karya kerasulan misi yang diembannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

32

5) Sikap terhadap Gereja

Pada hakikatnya Gereja bersifat misoner dan diutus untuk mewartakan Injil ke

seluruh dunia. Dalam arti, kegiatan kerasulan bukan sesuatu yang bersifat

pribadi atau terpisah, melainkan selalu dilaksanakan dalam persekutuan

dengan Gereja lokal dan universal. Karya para katekis merupakan bagian dari

Gereja dan mengambil bagian dalam rahmat-Nya.

2. Kepribadian Seorang Katekis

Lalu Yosep (2009: 19) mengatakan “kepribadian (identity) berarti keseluruhan

sikap, sifat, dan watak, meliputi seluruh pembawaan dan mutu diri seseorang,

termasuk keseluruhan kekuatan dan kelemahan, kecenderungan dan cita-cita serta

cara bagaimana semua unsur itu diintegrasikan dan diselaraskan dalam diri

seseorang.” Kepribadian yang dimaksud tersebut terus berkembang ke arah yang

seimbang (kepribadian yang baik) atau merosot ke arah yang buruk. Manusia

berpribadi matang (dewasa) kalau ia mampu berdiri sendiri sesuai dengan sikap yang

dapat dipertanggungjawabkan bukan hanya terhadap hati nuraninya, tetapi juga

terhadap masyarakat.

Bertolak dari arti dan makna kepribadian di atas, maka seorang katekis secara

konkret diharapkan dapat menghayati sikap, sifat, watak serta pembawaan yang

disebut itu. Secara konkret dan sederhana, hal terebut dapat diwujudkan dalam relasi-

relasinya baik dengan dirinya sendiri, sesama/masyarakat sekitar dan relasinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

33

dengan Tuhan. Penjelasan berikut ini dapat memberi pengertian lebih jelas mengenai

kepribadian seorang katekis:

a. Terhadap dirinya sendiri, seorang katekis hendaknya: bersikap jujur, menerima

diri apa adanya, tidak angkuh, tetapi juga tidak rendah diri. Ia perlu tahu menahan

diri, misalnya tidak terlalu banyak bicara, dan sabar mendengarkan. Katekis

berusaha juga menjadi seorang yang kreatif, inovatif dan mandiri.

b. Terbuka terhadap sesama dan masyarakat. Terbuka dalam hal ini yakni terbuka

terhadap sesama, jujur dan rendah hati, memiliki kepekaan dan komitmen, suka

mendengarkan dan penuh pengertian, ramah, serta komunikatif.

c. Terhadap situasi, konteks dan lingkungan hidup. Dalam hal ini katekis harus

bersikap kritis, tidak terbawa arus, tetapi terbuka, bisa menyesuaikan diri, cekatan

membaca tanda zaman serta mencintai lingkungan hidup.

d. Terhadap tugas, seorang katekis hendaknya: mencintai ethos kerja dan tugas serta

terpanggil untuk itu. Seorang katekis juga berusaha untuk menjadi profesional

dalam menjalankan tugas.

e. Terhadap Tuhan, seorang katekis hendaknya: percaya pada Tuhan dalam situasi

apa saja, senantiasa bersyukur pada Tuhan dalam untung dan malang, senantiasa

berharap pada Tuhan dan penuh semangat optimis.

Suhardo (1972: 11) mengungkapkan kepribadian yang paling penting untuk

dimiliki oleh seorang katekis adalah “mempunyai penghayatan iman yang nyata dan

hidup, terlebih dahulu menjadi manusia yang beriman, yang masak dan dewasa.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

34

Dengan kata lain, hidup katekis harus mendekati hidup Kristus. Hal tersebut harus

sungguh-sungguh dipahami oleh setiap katekis, karena walaupun ia pandai mengajar

tetapi hidupnya sendiri belum beres, tidak menyerupai hidup Kristus, maka ia tidak

akan sukses dalam membina masyarakat ke arah kemajuan seperti yang dikehendaki

oleh Kristus.

3. Spiritualitas Katekis

Heuken (2002: 11) mengatakan bahwa spiritualitas adalah “istilah yang

menandakan ‘kerohanian’ atau ‘hidup rohani’. Kata ini menekankan segi

kebersamaan, bila dibandingkan dengan kata yang lebih tua, yaitu ‘kesalehan’, yang

menandakan hubungan perorangan dengan Allah.” Spiritualitas dapat disebut cara

mengamalkan seluruh kehidupan sebagai seorang beriman yang berusaha merancang

dan menjalankan hidup ini semata-mata seperti Tuhan menghendakinya.

Dalam hal ini Lalu Yosep (2009: 21) mendefinisikan spiritualitas sebagai berikut:

Spiritualitas dapat diartikan sebagai hubungan pribadi seorang beriman

dengan Allahnya dan aneka perwujudan dalam sikap dan perbuatan, hidup

berdasarkan kekuatan Roh Kudus dengan mengembangkan iman, harapan dan

cinta kasih, usaha mengintegrasikan segala segi kehidupan ke dalam cara

hidup yang secara sadar bertumpu pada iman akan Yesus Kristus. Dan

spritualitas juga diartikan sebagai pengalaman iman Kristiani secara konkret

(Lalu Yosep, 2009: 21).

Definisi spiritualitas di atas mau menekankan bahwa sumber dan ukuran

spiritualitas manapun adalah kehidupan Kristus itu sendiri. Kalimat pertama di atas

jelas mengatakan bahwa spiritualitas adalah hubungan antara orang beriman dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

35

Allah. Seorang yang memiliki spirit melakukan segala sesuatu berdasarkan kekuatan

Roh Kudus. Dalam dirinya ia menyadari bahwa satu-satunya yang ia imani ialah

Yesus Kristus. Ia mengungkapkan imannya lewat sikap dan pebuatannya dalam hidup

sehari-hari. Katekis adalah misionaris. Paus Yohanes Paulus II berkata, “Misionaris

sejati adalah santo” (RM, art. 90). Sama seperti para kudus yang mewartakan hidup

Yesus Kristus di dalam hidup mereka, katekis juga mewartakan hidup Yesus Kristus

di dalam hidupnya. Itu berarti bahwa pewartaan katekis bukan hanya ucapan kata

saja, melainkan juga melalui seluruh aspek kehidupannya. Spiritualitas katekis tidak

jauh berbeda dari setiap orang Kristen lainnya. Sebagai kelompok fungsionaris

Gereja, katekis mempunyai perilaku khusus yang menandai martabat dan fungsinya.

Spiritualitasnya menyangkut hubungan pribadi antara katekis itu sendiri dengan Allah

yang nampak dalam kehidupan sehari-hari. Berikut akan dijelaskan beberapa bagian

spiritualitas katekis dalam majalah Rohani tahun XXIX No 2 Februari. h.33

(Sarjumanarsa, 1982: 33):

a. Sedia Diutus

Sebagai fungsionaris Gereja, katekis memiliki spiritualitas sedia diutus oleh

Gereja. Pengutusan katekis oleh Gereja bukan hanya dibentuk oleh konsekuensi

baptis yang menjadi wajib bagi setiap orang Kristen. Pengutusan katekis sejati

ditumbuhkan oleh Tuhan sendiri yang memanggil dia secara khusus. Menjadi katekis

adalah suatu panggilan (Sarjumunarsa, 1982: 33). Sikap sedia diutus oleh Gereja

yang hidup dalam diri para katekis pada dasarnya mengalir dari panggilan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

36

dikehendaki oleh Tuhan Yesus sendiri. Semua orang yang dipertemukan dengan

Tuhan Yesus disatukan dengan diri-Nya. Maka apa yang ada dalam diri Tuhan Yesus

juga akan melimpah kepadanya. Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Oleh

karenanya, seorang katekis yang dipersatukan dengan-Nya digerakkan untuk menjadi

manusia yang layak seperti Yesus. Tidak hanya dalam cita-cita saja melainkan

menjadi nyata dalam kepribadiannya, keluarganya maupun dalam sepak terjangnya.

Demikian pula seorang katekis sebagai fungsionaris Gereja dipanggil untuk

berkembang dalam kehidupan rohani yang khusus. Katekis akan mengusahakan diri

membawa dan menampilkan hal-hal kerohanian dalam hidupnya yang terbatas dan

duniawi. Khususnya kehidupan doa, latihan rohani, membaca Kitab Suci dan devosi

nampak menonjol. Katekis sedia diutus oleh Gereja karena ia merasa terpanggil untuk

mengikuti cara hidup Tuhan Yesus yang juga sedia diutus oleh Bapa-Nya yang ada di

surga. Seorang katekis yang mengaku dirinya sebagai utusan Gereja tentu saja

menghayati pesan dan perintah Yesus ini dengan seksama. Sebagaimana Allah

nampak dalam diri Yesus, Yoh 14:9 demikian Tuhan Yesus nampak dalam Gereja

yang berkumpul. Mat 18:20. Oleh karena itu, keterlibatan katekis dengan pesan dan

perintah Yesus yang mengutusnya terungkap dalam keterlibatannya yang formal

dengan pengutusan Gereja.

b. Semangat Menggereja

Sarjumunarsa (1982: 34) dalam tulisannya mengata bahwa “katekis yang baik

mempunyai semangat menggereja yang dalam. Gereja di sini dimaksudkan sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

37

persekutuan hidup masyarakat yang percaya akan Yesus Kristus.” Gereja sebagai

persekutuan hanya mungkin tumbuh dan berkembang dalam kegiatan komunitas antar

sesama anggota Jemaat. Dilatarbelakangi oleh pandangan tentang Gereja sebagai

persekutuan dan komunikasi inilah spiritualitas katekis mendapatkan identitasnya.

Selain itu, spiritualitas katekis tidak dapat dipisahkan dari tugasnya sehari-hari

sebagai aktivis dalam kegiatan katekese. Katekis sebagai fungsionaris yang bergerak

dalam peristiwa komunikasi iman tentu saja memiliki dalam dirinya sendiri sikap dan

sifat komunikatif. Sikap dan sifat ini dimulai dalam dirinya yang bersifat terbuka,

khususnya kesediaan untuk mendengar. Kesediaan mendengar Sabda Tuhan

merupakan ciri khusus dari seluruh Gereja yang berhadapan dengan Tuhan yang

selalu menyapa manusia. Kekhususan tugas katekis dalam rangka menggereja yaitu

bergerak dalam komunikasi iman umat. Karena semua orang membutuhkan katekese

atau komunikasi iman sebagai tindakan melihat, mengimani dan mengikuti Yesus

Kristus sebagai jalan kebenaran dan hidup, agar hidup umat mencontohi dan

meneladani hidup Yesus yang diwujudkan dalam keseharian hidup umat. Tugas

katekis dalam komunikasi iman yakni memberikan katekese sesuai dengan kebutuhan

umat, baik dari segi bahasa maupun latar belakang kehidupan umat sehingga katekese

yang diberikan sungguh dapat dirasakan oleh umat sampai pada mendewasakan iman

umat akan Yesus Kristus, dimana pembinaan tersebut berlaku seumur hidup/sampai

akhir hayat. Katekese begitu pentingnya dalam kehidupan umat maupun Gereja dan

katekis salah satu yang memegang peranan penting dalam komunikasi iman umat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

38

tersebut. Maka dari itu katekis memiliki dalam dirinya suatu semangat dan cita-cita

untuk menggerakkan seluruh kegiatan Gereja dalam mengkomunikasikan imannya.

c. Menjadi Murid

Berkaitan dengan spiritualitas katekis, pesan dan tugas dari Yesus ada dua

pokok yang penting yaitu menjadi murid dan mengajar. “Menjadi murid dan

mengajar adalah dua kegiatan yang berlawanan tetapi saling melengkapi. Tidak

pernah ada murid tanpa pengajaran dan tidak ada pengajaran tanpa murid”

(Sarjumunarsa, 1982: 35). Berkaitan dengan tugas sehari-hari, katekis lebih banyak

dikaitkan dengan kegiatan mengajar. Jadi ia lebih menyatakan dirinya sebagai guru

yang harus mengajar banyak orang yang ikut dalam kegiatan katekese. Semua orang

Kristen pada dasarnya adalah murid di depan Tuhan Yesus. Maka dari itu seorang

katekis betapapun dalam dan luas pengetahuannya, betapapun lama ia telah mengajar,

namun sebagai murid Yesus ia turut belajar pada-Nya.

Semangat belajar dan menjadi murid bukan disebabkan oleh karena

kebodohan atau kurang pengalamannya melainkan karena panggilannya. Setiap

katekis sepantasnya mendengar baik-baik akan segala Sabda Tuhan: “Belajarlah

pada-Ku karena Aku lemah lembut dan rendah hati” (Mat 11:29). Dalam rangka

menjadi seorang pelayan umat, setiap katekis harus belajar banyak. Oleh karena itu,

katekis sepantasnya sedia dikritik, terbuka pada berbagai pengalaman dan pendapat

serta tidak malu bertanya. Sekalipun katekis menghadapi keterbatasan dan

kekurangan, ia tetap mengemban amanat dan pesan yang diterimanya dari Tuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

39

Yesus melalui Gereja. Maka dari itu sebagai fungsionaris yang diutus oleh Gereja ia

mengambil bagian dalam kegembalaan dan magisterium Gereja. “Kewibaaan katekis

tidak datang dari kuasa dan kemampuannya sendiri melainkan dari Tuhan Yesus

sendiri” (Sarjumunarsa, 1982: 36).

d. Berakar dan Berbuah

Dalam hal ini, Tuhan Yesus memberikan patokan yang sederhana, “Dari

buahnya kamu akan mengenal mereka” (Mat 7:16). Patokan menekankan hasil

terakhir dari seluruh spiritualitas dalam bentuk karya yang nyata. “Katekis akan

berhasil mengembangkan spiritualitasnya dalam dua segi kehidupan Gereja, yaitu

semakin berakarnya dan semakin berkembangnya Gereja” (Sarjumunarsa, 1982: 36).

Bagi katekis sendiri berakarnya iman umat diwujudkannya dalam hidup sehari-hari.

Oleh karena itu, katekis yang tinggal bersama-sama dengan umat setempat

merupakan ukuran apakah spiritualitasnya sudah dalam. Hanya mereka yang sanggup

menyatakan hidup yang layak dapat menjadi katekis yang baik. Katekis semacam itu

sanggup menjalankan spiritualitas yang ditulis oleh Paulus “bersukacitalah dengan

orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis” (Rm 12:15).

Semangat ini diwujudkannya dengan hidup bersama umat dalam suka dan dukanya.

Kehidupan Gereja yang makin berakar umumnya juga makin berkembang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

40

D. Rangkuman

Dari berbagai tantangan zaman yang telah penulis uraikan di atas, diharapkan

katekis dapat mengambil sikap yang benar dan tepat terhadap pelayanan mereka di

zaman sekarang ini. Tantangan-tantangan zaman yang ada tidak membuat para

katekis mundur dari pelayanannya, melainkan tetap maju dan semangat dalam

pelayanan yang mereka berikan. Tantangan-tantangan tersebut harus disikapi secara

bijaksana dan kritis oleh katekis agar dalam pelayanan yang mereka lakukan kasih

Allah dapat tersalurkan kepada banyak orang.

Selain itu, di atas juga sudah dipaparkan siapa itu katekis, kepribadian seorang

katekis dan spiritualitas katekis. Spiritualitas di sini dijelaskan dalam empat bagian.

Pertama sedia diutus. Kedua semangat menggereja. Ketiga menjadi murid. Keempat

berakar dan berbuah. Dalam uraian di atas diharapkan para katekis semakin

menyadari dan menghayati siapa itu diri mereka, spiritualitas yang mereka miliki,

sehingga mereka selalu siap melayani, memiliki spiritualitas mendalam, teguh

pendiriannya, selalu bersemangat dalam melayani, tangguh serta tanggap terhadap

situasi zaman.

Oleh karena itu perlu adanya pembinaan dan pendampingan yang rutin

terhadap para katekis, agar para katekis memiliki cukup bekal dalam melaksanakan

tugas dan pelayanan mereka di tengah dunia yang penuh dengan tantangan zaman ini.

Dengan bekal yang cukup para katekis pun semakin mantap dalam melaksanakan

tugas mereka. Maka pembahasan bab selanjutnya merupakan upaya memberi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

41

inspirasi kepada para katekis melalui tokoh Rasul Paulus dalam melaksanakan tugas

dan pelayanannya supaya para katekis dapat menghayati dan semangat dalam

melaksanakan tugas dan panggilan mereka sebagai pelayan umat meskipun banyak

tantangan dan kesulitan yang harus mereka hadapi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

42

BAB III

KEUTAMAAN HIDUP DAN KARYA KERASULAN RASUL PAULUS

Paulus merupakan sosok yang sangat menginspirasi bagi pewarta.

Keseluruhan hidup dan karyanya merupakan cerminan pelayanan katekis di zaman

sekarang. Paulus banyak melakukan pengorbanan diri, antara lain: ia yang dahulu

merupakan seorang penganiaya sekarang menjadi pelayan (pewarta). Dulu dia

seorang yang keras dan sekarang lemah lembut. Dia yang dulu mapan dan orang yang

terkemuka di Tarsus tapi sekarang dia mau menjadi orang terkecil. Dengan terbuka

ketika menuju jalan Damsyik dan tersungkur di tanah, dia terbuka akan Kristus yang

pernah ia aniaya. Keseluruhan hidup dan karya Paulus ini menarik untuk dipelajari

dan didalami oleh para katekis agar katekis dapat melihat bagaimana Paulus dapat

menjadi sumber inspirasi bagi karya dan pewartaan mereka di zaman sekarang.

Dalam bab III ini, penulis akan menjelaskan kehidupan Paulus sebagai

landasan untuk menggali keutamaan-keutamaan rasuli dan pokok-pokok

pewartaannya. Bab ini akan dibagi dalam empat bagian besar. Bagian pertama

menjelaskan identitas Paulus. Bagian kedua mengenai karya kerasulan Paulus. Bagian

ketiga tafsir atas 2 Korintus 9:6-15 yang terdiri dari tiga topik utama yakni konteks,

struktur teks, dan penjelasan teks. Dan yang keempat yakni menggali keutamaan-

keutamaan kerasulan Paulus dalam surat kedua kepada jemaat di Korintus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

43

A. Identitas Paulus

1. Paulus dari Tarsus

Kisah Para Rasul mengatakan bahwa Paulus berasal dari Tarsus, “Aku adalah

orang Yahudi, dari Tarsus, warga dari kota yang terkenal di Kilikia…” (Kis 21:39;

22:3). Paulus lahir di Tarsus, provinsi Kilikia, di luar wilayah Palestina, wilayah Asia

Kecil sebelah selatan yang sekarang termasuk negara Turki. Tarsus bukanlah suatu

wilayah pedesaan, melainkan suatu kota, bahkan kota besar dan maju dalam

perdagangan dan kebudayaan Yunani (Seto Marsunu, 2008: 14). Purwa Hadiwardaya

mengatakan bahwa Tarsus merupakan sebuah kota perdagangan yang ramai dan kota

tempat studi filsafat dan budaya (Purwa Hadiwardoyo, 2008: 12). Selain itu, Tarsus

juga terkenal sebagai kota yang amat memajukan pendidikan dan budaya Yunani

(Hari Kustono, 2008: 10). Dari beberapa sumber di atas, jelas dikatakan bahwa

Paulus berasal dari Tarsus. Tarsus bukanlah sembarang kota, melainkan kota yang

besar pengaruhnya bagi perkembangan Paulus terutama dalam bidang pendidikan.

Ayah Paulus berasal dari suku Benyamin. Karena itu, ia memberikan kepada

anaknya nama Saulus, sama dengan nama raja pertama Israel yaitu Saul, yang juga

berasal dari suku Benyamin. Paulus diperkirakan lahir sekitar tahun 5-15 Masehi.

Sejak kecil Paulus sudah disunat, sebagai tanda bahwa ia masuk ke dalam lingkungan

iman Abraham (Purwa Hardiwardoyo, 2008: 12). Kisah Para Rasul juga mengatakan

bahwa nama Paulus dulunya adalah Saulus. Ia muncul pertama kali sebagai seorang

Yahudi fanatik yang mengejar-ngejar jemaat Kristen untuk menangkap dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

44

menyerahkan mereka kepada pengadilan Mahkamah Agama Yahudi (Kis 8:3) (Hari

Kustono, 2008: 9).

Orang tua Paulus adalah seorang Yahudi perantau. Dari orang tuanya Paulus

mewarisi kewarganegaraan Roma. Kewarganegaraan ini memainkan peran penting

dalam konflik yang dialaminya dengan para penguasa lokal tempat ia mewartakan

Injil (Kis. 16:37; 22:28; 25:10). Karena statusnya itu, Paulus mempunyai kemudahan

untuk memasuki kota dan wilayah kekaisaran Romawi yang mengitari Laut Tengah

ketika dia menjalani karya misinya.

Di kota Yunani itu memang banyak orang-orang Yahudi perantau.

Sekalipun perantau dan tinggal di kota berkebudayaan Yunani, mereka tetap taat pada

iman leluhur mereka tanpa harus tinggal sebagai kelompok tertutup. Dalam

keluarganya, tentu saja ia dididik dalam agama Yahudi sehingga ia menjadi seorang

Yahudi yang taat. Dalam hal ini Hari Kustono (2008: 12) mengatakan:

Pada masa kecilnya, Paulus dididik di lingkungan budaya Yunani (helenis),

apalagi Tarsus terkenal sebagai kota yang amat memajukan pendidikan dan

budaya Yunani. Meskipun begitu Paulus tetap berpegang kuat pada imannya

sebagai orang Yahudi. Jelas bahwa pendidikan Paulus cukup memadai

sebagai pewarta Kristus, apalagi dia menguasai bahasa Aram, bahasa Ibrani,

dan bahasa Yunani dengan baik.

Dalam tulisan di atas jelas dikatakan bahwa Paulus dididik dalam budaya

Yunani. Karena kota Tarsus merupakan kota yang sangat maju dalam hal pendidikan,

tidak mengherankan jika Paulus menguasai banyak bahasa dari banyak hal yang telah

dia pelajari tersebut sehingga ketika ia mewartakan Kristus, bahasa tidak menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

45

persoalan baginya karena bahasa yang ia kuasai cukup memadai. Paulus juga

merupakan seorang Yahudi yang taat pada imannya.

2. Orang Farisi

Paulus dikirim untuk belajar ke Yerusalem oleh orang tuanya. Ia belajar pada

Gamaliel (Kis 22:30) yang merupakan ahli waris pemikiran Rabi Hillel dan menjadi

wakil utama dari aliran kaum Farisi yang lebih lunak dan manusiawi dalam

menerapkan Hukum Taurat. Bea (1975: 10) mengatakan bahwa dalam Kisah Para

Rasul, Rabi Gamaliel dikenal sebagai seorang tokoh yang bijaksana, saleh, dan sangat

dihormati oleh rakyat (Kis 5:34). Bagi orang Yahudi, hukum Taurat adalah hukum

yang dianugerahkan oleh Allah kepada umat pilihan-Nya (Seto Marsunu, 2008: 15).

Hukum inilah yang menjadi dasar hidup bagi orang Yahudi. Orang-orang Farisi

berusaha untuk sepenuhnya menaati Hukum Taurat. Dalam tulisan berikut Eko

Riyadi (2017: 11) mengatakan bahwa:

Paulus bukanlah orang Yahudi sembarangan. Ia adalah seorang Yahudi muda

yang berwibawa. Hal ini didukung oleh pengakuan Paulus tentang siapa

dirinya. Ia adalah orang Yahudi yang lahir di Tarsus, tetapi dibesarkan di

Yerusalem dan dididik di bawah pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek

moyang sehingga ia menjadi orang yang giat bekerja bagi Allah (Kis 22:3),

bahkan ia hidup sebagai seorang Farisi menurut aliran yang paling keras

dalam agama Yahudi (Kis 26:5). Seperti halnya orang-orang Farisi yang lain,

Paulus berpengang pada hukum Taurat dan hukum nenek moyang.

Dalam tulisan di atas sangat jelas dikatakan bahwa Paulus seorang Yahudi

muda yang mendapatkan pendidikan sangat memadai di bawah pimimpinan gurunya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

46

yang bernama Gamaliel. Berkat pendidikan yang diperolehnya, Paulus menjadi jauh

lebih maju, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat. Bahkan ia

berani menyatakan bahwa “tentang kebenaran dalam menaati hukum Taurat aku tidak

bercacat” (Flp 3:6). Karena itu, Paulus yang telah menjadi pengikut Kristus dengan

tegas menyatakan diri sebagai orang Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam

agama Yahudi (Kis. 26:5; Flp. 3:4-6). Sebagai seorang Farisi, Paulus dengan tegas

dan keras mempertahankan nilai-nilai keagamaan Yahudi (Seto Marsunu, 2016: 14).

Ia dididik untuk menerapkan hukum keagamaan Yahudi dalam situasi konkret dan

untuk setia pada hukum itu. Kepada Jemaat Galatia, ia menyatakan diri sebagai orang

fanatik dalam agama Yahudi (Gal. 1:14).

3. Penganiaya Orang Kristen

Sebagai orang yang berlatar belakang seorang Farisi, Paulus beraksi sangat

keras terhadap para pengikut Kristus yang dianggapnya sebagai orang Yahudi yang

sesat. Paulus tidak dapat menerima ajaran bahwa mereka yang mengimani Kristus

menyatakan Dia yang telah dijatuhi hukuman mati dan disalib telah dibangkitkan

oleh Allah. Bagi Paulus tidak mungkin Yesus itu Mesias, Anak Allah karena Ia mati

di kayu salib. Kematian Yesus di kayu salib merupakan bukti bahwa Dia adalah

orang dikutuk oleh Allah (bdk. Ul 21:23). Dengan amarah dan penuh keyakinan,

Paulus dengan sekuat tenaga mau menghentikan ajaran tersebut. Dengan izin para

pemimpin Yahudi, Paulus mengejar-ngejar para pengikut Kristus dan memasukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

47

mereka ke dalam penjara. Paulus sendiri menggambarkan tindakannya itu dengan

berkata:

Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan

banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari

imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati. Dalam

rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk

menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar

mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing (Kis 26:10-11).

Dari ayat Kitab Suci yang diambil dari Kisah Para Rasul di atas jelas

dikatakan bahwa Paulus mengatakan kejahatan-kejahatannya terhadap para pengikut

Kristus. Begitu berkobar-kobar kebencian Paulus terhadap pengikut Kristus, sampai-

sampai ia ingin memusnahkan mereka, dengan penuh semangat ia menyiksa mereka

bahkan dia juga setuju kalau para pengikut Kristus itu dihukum mati. Paulus adalah

seorang yang taat pada agama Yahudi dan ia merasa apa yang dilakukannya itu benar,

walaupun kemudian hal ini membuatnya paling hina di antara semua rasul dan tidak

pantas disebut rasul (1Kor 15:9).

4. Paulus Menuju Damsyik

Paulus yang telah memiliki kuasa penuh dan membawa surat izin untuk

memasuki kota dan menangkap semua orang Kristen di kota itu, dengan penuh

semangat bersama teman-temannya berjalan menuju ke Damsyik. Ia memutuskan

untuk pergi ke sana guna melanjutkan penganiayaannya terhadap para pengikut

Kristus yang percaya (Kis 26:12), akan tetapi dalam perjalanan menuju Damsyik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

48

sebelum ia bisa menangkap dan memenjarakan para pengikut Kristus, Yesus terlebih

dahulu menampakkan diri kepadanya. Dalam Kisah Para Rasul berikut dapat dilihat

bagaimana perjumpaannya dengan Yesus yang bangkit:

Dalam perjalannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba

cahaya memancar dari langit dan mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan

kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: Saulus, Saulus,

mengapa engkau menganiaya Aku? Jawab Saulus: “Siapakah Engkau,

Tuhan?” Katanya: Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan

pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus

kauperbuat” (Kis 9:3-6).

Dalam peristiwa tersebut di atas jelaslah bahwa Yesus menampakkan diri

secara langsung kepada Saulus. Saulus seketika itu juga rebah karena pancaran

cahaya yang menyinarinya. Cahaya yang memancar itu sangat menyilaukan (Kis

22:6). Cahaya tersebut menyebabkan Saulus rebah ke tanah dan kemudian ia

mendengar satu suara. Tampaknya ada dua unsur peristiwa di sini: cahaya dan suara.

“Cahaya yang memancar dari langit barangkali memang dimengerti sebagai tanda

kehadiran yang Ilahi. Orang menyebutnya sebagai kemuliaan Allah yang terpancar

dan dikenali oleh manusia” (Eko Riyadi, 2012: 46).

Bea (1975: 16) mengatakan “berkat kejadian di Damsyik itulah Paulus

menjadi pelayan Kristus yang tak kenal lelah.” “Aku lebih banyak berjerih lelah;

lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut”…

(2 Kor 11:23, 26-27). Semuanya itu dilakukan oleh Saulus sebab cinta Kristus terus

mendorongnya (2 Kor 5:14). Pengalaman Damsyik menjadikan Paulus berbalik dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

49

pemahaman dan anggapannya tentang Yesus. Hari Kustono (2008: 19) menambahkan

bahwa perubahan dari Paulus sebagai penganiaya umat Kristen menjadi pengikut

Kristus tidak dapat disamakan dengan perubahan dari orang kafir menjadi orang

beriman, atau dari tak bermoral menjadi bermoral, atau dari agama tertentu ke agama

lain. Paulus menggambarkannya sebagai karya Allah yang tanpa dapat dijelaskan

persisnya, yang ternyata telah masuk ke dalam dirinya dan mengubah hidupnya dari

dalam sebagai bagian dari anak-anak Allah yang merdeka.

5. Pemberitaan Injil Paulus

Setelah peristiwa Damsyik Paulus mengalami perubahan total. Dari

perjumpaan dengan Tuhan dalam peristiwa Damsyik tersebut ia menjadi pribadi yang

amat berbeda. Sebelumnya ia ingin menangkap pengikut Yesus, sekarang ia sendiri

yang ditangkap oleh Yesus (Suharyo, 2003: 65). Pengenalan Tuhan dalam peristiwa

Damsyik mendorong Paulus untuk menjadi saksi dan pembawa kabar gembira

keselamatan. Dengan penuh keberanian Paulus mulai memberitakan Injil, mulai dari

bangsanya sendiri di rumah-rumah ibadat orang Yahudi (Kis 9:20; 13:5) hingga

bangsa bukan Yahudi. Baik kepada orang terpelajar maupun tidak terpelajar (Rm

1:14). Baik kepada perorangan (Kis 16:14-15, 30-32) maupun orang banyak (Kis

17:22-34). Kepada narapidana di penjara hingga penghuni istana (Flp 1:12-13).

Bahkan Paulus dengan penuh keberanian memberitakan Injil dan meyakinkan Raja

Herodes Agripa II (Kis 26). Dalam diri Paulus, dia sadar bahwa memberitakan Injil

adalah tugas yang ditanggungkan kepadanya (1 Kor 9:17), bahkan dia sendiri terus-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

50

menerus merasa “berhutang Injil” kepada berbagai lapisan manusia (Rm 1:14).

Dalam surat pertama Paulus kepada jemaat di Korintus dicatat: “Karena jika aku

memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu

adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil” (1 Kor

9:16).

Dalam memberitakan Injil Paulus tidak sendirian. Suharyo (2003: 59)

mencatat bahwa ada teman sejawat dan kawan seperjuangan bersama-sama dengan

Paulus memberitakan Injil. Dalam perjalanan penginjilannya Paulus berkenalan

dengan begitu banyak pribadi yang berperan besar dalam hidup dan karyanya.

Suharyo (2003: 59) menerangkan bahwa masing-masing kelompok mempunyai corak

dan kadar hubungan yang berbeda. Ada yang disebut dengan teman sejawat atau

rekan, misalnya Barnabas (Kis 11:25), Silas (Kis 15:40), Apolos (Kis 18:24). Ada

juga yang disebut dengan orang-orang kepercayaan yang tidak hanya menemani

dalam perjalanan dan karya-karyanya. Mereka ini diberi tugas khusus oleh Paulus

bahkan diutus menjadi wakil dirinya, kalau ia sendiri tidak sempat hadir. Kelompok

tersebut antara lain Timotius (Ki 17:14-15; 18:5; Flp 2:19), Titus (2 Kor 2:13; 12:18),

Tikhikus (Kis 20:4), Epafras (Kol 1:7; Flm 23). Ada juga kelompok yang disebut

kalangan sahabat. Mereka ini tidak berperan sebagai pembantu atau utusan,

melainkan memberikan dukungan rohani maupun jasmani kepada Paulus dalam

menunaikan tugas kerasulannya (Suharyo, 2003: 60). Kelompok ini antara lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

51

Akwila dan Priska yang disebut tukang kemah (Kis 18:2; Rm 16:4), Aristarkhus (Kis

19:29), dan Trofimus (Kis 20:4).

Eko Riyadi (2017: 15) menuliskan pola pemberitaan Injil yang dilakukan oleh

Paulus yang dicermati dalam Kisah Para Rasul, yakni setiap memasuki sebuah kota,

Paulus masuk ke dalam rumah ibadat orang Yahudi (Sinagoga) dan memberitakan

kabar sukacita tentang Yesus yang wafat di salib dan bangkit dari kematian. Dalam

pemberitaan Injil tersebut tidak semua orang mau menerimanya, banyak orang

menolak bahkan menyerang Paulus. Paulus mencatat peristiwa berat yang dialaminya

yakni: dipenjara, didera, disesah, dilempari batu, mengalami kapal karam, terkantung-

kantung di tengah laut (2 Kor 11:24-25). Meskipun mengalami berbagai rintangan

dan hambatan dalam pewartaan, Paulus banyak menumbahkan benih-benih iman

dalam diri orang-orang yang takut akan Allah.

Purwa Hardiwadoyo (2012: 20) menuliskan buah pewartaan Paulus dalam

surat-suratnya yang disebut warisan Paulus. Paulus menulis surat untuk para

jemaatnya di berbagai kota, masing-masing surat memiliki kekhasannya sendiri.

Beberapa surat tersebut adalah surat kepada jemaat di Tesalonika 1dan 2, surat

kepada jemaat di Galatia, surat kepada jemaat di Korintus 1 dan 2, surat kepada

jemaat di Filipi, surat kepada jemaat di Roma, surat kepada jemaat di Efesus, surat

kepada jemaat di Kolese. Di dalam surat-surat tersebut terdapat ajaran iman, nasehat-

nasehat pastoral dan nasehat-nasehat moral bagi jemaat yang dituju. Ketika Paulus

dipenjara selama dua tahun di Romo, ia meluangkan waktu untuk menulis surat untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

52

menyapa jemaatnya. Surat-surat tersebut antara lain: surat kepada jemaat di Filipi,

surat kepada jemaat di Efesus, surat kepada jemaat di Kolese, dan surat kepada

jemaat di Filemon. Masing-masing isi pokok dari surat tersebut berbeda-beda

menyesuaikan dengan kondisi dan situasi jemaat yang dituju.

B. Karya Kerasulan Paulus

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karya diartikan sebagai suatu

pekerjaan atau hasil perbuatan. Sedangkan kerasulan sendiri diambil dari kata rasul

yang artinya orang yang menerima wahyu Tuhan untuk disampaikan kepada manusia.

Dari pengertian tersebut karya kerasulan yang dilakukan oleh Paulus berarti segala

pekerjaan dan perbuatan Paulus sebagai bentuk perutusan yang disampaikan kepada

manusia. “Bagi Paulus mewartakan berarti membawa orang ke hadapan peristiwa

keselamatan Allah sendiri” (Jacobs Tom, 1985: 38). Dalam suratnya kepada jemaat di

Korintus, Paulus mengatakan “Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil” (1

Kor 9:16). Dari pernyataannya tersebut jelaslah bahwa memberitakan Injil merupakan

sebuah keharusan bagi Paulus. Oleh karena itu pada bagian ini penulis akan

memaparkan beberapa karya kerasulan yang dilakukan oleh Paulus.

Karya kerasulan Paulus pasti berkaitan dengan karya misinya. Pada masa

karyanya, Paulus dihadapkan dengan berbagai tantangan dan kesulitan. Dia sendiri

juga mengatakan demi pemberitaan Injil Kristus ia “banyak berjerih lelah; sering di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

53

dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut, dilempari dengan

batu, tiga kali mengalami karam kapal,” … (2 Kor 11:23-28). Akan tetapi Paulus

tidak pernah menyerah dalam keadaan sesulit apapun. Paulus menyadari tugas

perutusan yang diberikan oleh Yesus untuk memberitakan Injil. Bahkan Paulus

sendiri tahu sejak awal bahwa banyak penderitaan yang akan ia alami oleh karena

nama Yesus. Dalam tulisannya, Bea (1975: 13) mengajak untuk melihat karya

missioner Paulus dari dekat, misalnya: kegiatan yang total demi kebenaran, kejujuran

radikal untuk membela keyakinannya, daya kerja yang tidak kenal letih dalam usaha

melaksanakan rencana-rencananya serta pandangan luas yang mendorong dia

melintasi batas-batas kota atau wilayah. Sifat-sifat manusiawi dari Paulus tersebut

memang sudah ada dalam kepribadiannya. Allah sendiri yang telah memberikan sifat

dan bakat tersebut sejak Paulus diciptakan (Bea, 1975: 13).

Dalam Kisah Para Rasul, karya Paulus dijabarkan dengan sangat lengkap,

dapat dilihat pada Kis 13-21:26. Dalam pembahasan perjalanan misi Paulus ini,

penulis menggunakan buku Mgr. Suharyo sebagai sumber utama, tetapi juga

menggunakan sumber-sumber yang lain. Pada perjalanan misi yang pertama, Paulus

berkeliling bersama Barnabas untuk memulai memberitakan Injil di sekitar Asia

Kecil (Eko Riyadi, 2017: 14). Perjalanan misi yang pertama ini dimulai dengan

kotbah Paulus di Antiokhia dan di Pisidia (Kis 13:16-41). Suharyo (2003: 25) dalam

tulisannya mengatakan bahwa kotbah pertama Paulus mendapatkan kesan bagus,

bahkan dapat menarik perhatian. Kotbah Paulus menarik dapat dilihat bahwa Paulus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

54

diminta lagi untuk berkotbah pada hari Sabat berikutnya. Ketika berkotbah pada hari

Sabat berikutnya, banyak orang datang bahkan hampir seluruh kota berkumpul untuk

mendengarkan firman Allah (Kis 13:42-44). Melihat orang banyak tersebut timbullah

rasa iri hati dalam diri orang Yahudi. Mereka membantah ajaran Paulus dan

menghasut perempuan-perempuan terkemuka di tempat itu, sehingga Paulus dan

Barnabas diusir dari tempat tersebut (Kis 13:45.50). Setelah itu Paulus dan Barnabas

melanjutkan perjalanan ke Ikonium. Akan tetapi di tempat tersebut lagi-lagi orang

Yahudi menolak mereka. Bukan hanya menolak, mereka juga membuat suatu gerakan

bersama dengan para pemimpin untuk menyiksa mereka dan melempari mereka

dengan batu (Kis 14:2.5). Peristiwa tersebut membawa mereka ke Listra dan Derbe

(Kis 14:6), tetapi musuh-musuh yang membenci mereka dari Antiokhia dan Ikonium

terus mengejar mereka (Suharyo, 2003: 26).

Setelah beberapa lama tinggal di Antiokhia, Paulus mengajak Barnabas

mengunjungi jemaat-jemaat yang telah mereka dirikan untuk melihat keadaan mereka

(Kis 15:36). Barnabas menerima ajakan Paulus tetapi kemudian terjadi konflik di

antara keduanya (Kis 15:37-40) yang berujung pada perpisahan. Pada perjalanan misi

yang kedua ini, terjadi perbedaan di antara Paulus dan Barnabas (Eko Riyadi, 2017:

15). Mereka berseberangan jalan. Barnabas memilih pergi melalui laut ke Siprus

bersama Yohanes Markus, sedangkan Paulus memilih jalur darat ke Asia kecil

bersama teman perjalanan yang lain yakni Silas. Dalam perjalanan di Derbe, ia

menemukan seorang murid dan pengikut setia yakni Timotius. Pada perjalanan misi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

55

yang kedua ini, Paulus dan Silas ditangkap. Mereka diseret ke pasar untuk

menghadap penguasa dan mereka didera serta dilemparkan ke dalam penjara (Kis

16:19-23). Suharyo (2003: 27) mengatakan bahwa setelah dibebaskan dari penjara,

Paulus dan Silas tiba di Tesalonika. Di kota itu pun Paulus dan Silas dicari untuk

dihadapkan kepada sidang rakyat (Kis 17:5-9), sehingga mereka terpaksa lari ke

Berea. Di kota itu Paulus terus diganggu (Kis 17:13). Setelah itu ia berangkat ke

Atena (Kis 17:15), di kota itu Paulus diejek (Kis 17:32). Kemudian ia melanjutkan

perjalanan ke Korintus dan di Korintus pun ia dimusuhi dan dihujat (Kis 18:1-6).

Setelah itu ia kembali ke Antiokhia (Kis 18:22).

Perjalanan misi selanjutnya tidak berbeda jauh. Dalam tulisannya, Suharyo

(2003: 28) menuliskan bahwa perjalanan misi ketiga ini dimulai tidak lama setelah

Paulus sampai di Antiokhia. “Setelah beberapa hari ia tinggal di situ, ia berangkat

pula lalu menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati semua

murid” (Kis 18:23). Tidak semua orang mau mendengarkan Paulus, bahkan banyak

orang yang mengumpat dia (Kis 19:9). Di Makedonia “orang Yahudi bermaksud

membunuh dia. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk kembali melalui Makedonia”

(Kis 20:3-4). Dari Makedonia ia melanjutkan perjalanan ke Troas (Kis 20:6),

kemudian ke Miletus (Kis 20:15), ke Tirus (Kis 21:3), dan akhirnya tiba di Kaisarea

(Kis 21:8), kemudian bersama dengan kawan seperjalanan ke Yerusalem. Perjalanan

misi ketiga ini berakhir dengan penangkapan Paulus (Suharyo, 2003: 28).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

56

C. Tafsir Atas 2 Korintus 9:6-15

1. Konteks

Dalam perikop 2 Kor 9:6-15 ini, Paulus berbicara tentang pengumpulan uang

untuk orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem yang belum selesai. Perlu

diketahui bahwa orang-orang yang percaya di Yerusalem sangat miskin pada waktu

itu. Mereka sangat dibenci oleh orang Yahudi yang tidak percaya. Kebanyakan

mereka telah kehilangan mata pencaharian atau usaha mereka. Setahun sebelumnya,

orang-orang Korintus sudah mulai mengumpulkan uang dan hal dilakukan dengan

sungguh-sungguh, akan tetapi pengumpulan uang tersebut belum selesai. Oleh karena

itu, Paulus mengajak mereka untuk menyelesaikannya. Pengumpulan uang dari orang

Korintus itu sudah ditunjukkan di 2 Kor 8:10. Dalam suratnya yang pertama, Paulus

juga sudah mengajak jemaat bahwa “Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu

hendaklah kamu masing-masing sesuai dengan apa yang kamu peroleh” … (1 Kor

16:2). Paulus juga berjanji bahwa ia akan mengirimkan pengumpulan uang itu untuk

Yerusalem melalui delegasi yang sudah dipilih (bdk 2 Kor 8:19). Pengumpulan uang

disini bukan hanya untuk menolong orang miskin saja, tetapi juga untuk membiayai

gembala sidang dan segala keperluan jemaat dalam pemberitaan Injil Yesus Kristus,

(Brill Wesley t.thn: 135).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

57

2. Struktur Teks

Dalam perikop 2 Korintus 9:6-15 ini penulis membagi ke dalam beberapa

bagian, yakni sebagai berikut:

Bagian I: (Ayat 6-7)

a. Menabur banyak

b. Memberi dengan Kerelaan Hati

Bagian II: (Ayat 8-9)

a. Berkecukupan dan berkelebihan dalam kebajikan

b. Membagi-bagikan

Bagian III: (Ayat 10-11)

a. Penyedia dan pengganda benih

b. Diperkaya dalam segala hal, dan murah hati

Bagian IV: (Ayat 12-15)

a. Pelayanan kasih dan ucapan syukur

b. Tahan uji dalam pelayanan

c. Bersyukur atas kasih karunia Allah yang melimpah

Pembagian struktur dari perikop 2 Kor 9:6-15 yang telah penulis sebutkan di

atas berdasarkan pada struktur yang telah dijelaskan oleh Brill Wesley (t.thn: 129),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

58

namun penulis memiliki alasan sendiri dalam pembagian struktur tersebut yaitu

sebagai berikut:

Bagian I (ayat 6-7)

Paulus mengawali ajarannya kepada jemaat di Korintus dengan menekankan

pada prinsip “menabur banyak” yang berarti umat Korintus sebagai jemaat yang

percaya kepada Kristus hendaknya menyadari panggilan dan tugas mereka untuk

bersikap “murah hati” (dengan kerelaan hati) dengan memberi apa yang telah

diterima dari Tuhan. Karena apa yang diberikan tidak akan hilang melainkan

bagaikan benih yang ditabur akan bertambah banyak. Dengan kata lain, orang yang

menabur banyak (memberi banyak) akan menuai banyak juga dan begitu juga

sebaliknya.

Bagian II (ayat 8-9)

Dalam ayat ini, Paulus ingin menegaskan bahwa orang yang menabur banyak

dengan kerelaan dan murah hati adalah gambaran dari umat yang sudah

“berkecukupan dan berkelebihan dalam kebajikan rohani” dan sadar bahwa dengan

memberi maka akan malah berkecukupan dan berkelebihan, seperti ditegaskan juga

dalam Ams 11:24 “Ada yang menyebar harta tetapi bertambah kaya” dan sebaliknya.

Hal ini akan hanya dimengerti oleh orang-orang yang beriman dan menghidupi ajaran

Kristus.

Bagian III (ayat 10-11)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

59

Dalam ayat ini, lebih lanjut Paulus menegaskan kepada jemaat Korintus

bahwa umat beriman kepada Kristus dalam menjalankan panggilan kerasulan harus

selalu berpusat kepada sang “penyedia dan pengganda benih” dan yang selalu

memperkaya setiap umat-Nya dengan segala macam kemurahan hati. Karena apabila

seseorang memberi tidak akan membuatnya menjadi miskin malahan akan terberkati

dan tercukupi dalam segala keperluannya, sebab nilai dari memberi memiliki banyak

makna.

Bagian IV (ayat 12-15)

Di ayat selanjutnya, Paulus menegaskan bahwa di tengah-tengah umat

beriman kepada Kristus “pelayanan kasih” perlu diwujudnyatakan kepada semua

saudara-saudara seiman (dan bukan hanya diantara mereka saja) supaya pelayanan

kasih itu dinikmati oleh semua umat dan menumbuhkan sikap syukur kepada Allah

dan menjadi tahan uji dalam pelayanan berkat kasih karunia yang melimpah dari

Allah.

3. Penjelasan Teks

a. Ayat 6-7

9:6 Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan

orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.

9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan

dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang

memberi dengan sukacita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

60

Di ayat 6, makna “menabur banyak” dalam ayat ini bisa dipahami sebagai

praktek melakukan suatu pekerjaan yang telah Allah tugaskan kepada kita dengan

sepenuh hati, baik dalam bentuk materi maupun juga dalam bentuk dukungan moral.

Kedua pekerjaan ini adalah panggilan mulia sebagai umat Kristen yang harus

memberitakan kabar baik. Memberitakan kabar baik sama dengan menabur benih.

Selain tokoh Rasul Paulus, dalam Injil Yohanes bisa dilihat bahwa Yohanes

Pembaptis juga bekerja sebagai penabur. Yesus sendiri menyamakan pekerjaan

pengabaran Injil dengan pekerjaan penabur. Maka tidak bisa dipungkiri bahwa kita

pun harus menjadikan pekerjaan ini menjadi hal penting dalam hidup, yaitu

menaburkan sebanyak-banyaknya kebaikan kapan dan dimana saja, sebab untuk

dapat menuai banyak buah yang baik dalam hidup, perlu orang menaburkan benih-

benih kebaikan sebanyak-banyaknya pula.

Di ayat 7, arti dari “memberi dengan kerelaan hati” dalam ayat ini yaitu orang-

orang yang memberi dengan kondisi hati yang damai, bukan memberi dengan

paksaan. Orang memberi dengan kerelaan hati tanpa pilih-pilih, sekalipun mungkin

bantuan yang diberi sebagian akan jatuh di tempat (orang) dimana bantuan yang

diberi tidak akan tumbuh atau memberi hasil seperti yang diinginkan si pemberi.

Biarlah hal itu menjadi urusan orang yang diberi bantuan dengan Allah. Biar Allah

saja yang mengatur dimana benih (bantuan) yang diberi akan jatuh, tumbuh dan

menghasilkan. Yang penting adalah kita tidak memberi karena terpaksa, tidak dengan

sedih hati dan tidak memberi benih/bantuan yang membinasakan orang lain, tetapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

61

kita memberi dengan kerelaan hati. Sehingga apa yang diberikan dengan kerelaan hati

akan menghasilkan buah kebenaran.

Memberikan yang mau diajarkan Paulus di sini bukan hanya soal harta tetapi

bagaimana memberi dengan sukacita dan ikhlas demi iman akan Kristus. Maka

bentuk pengorbanan di sini bukan hanya mengorbankan harta yang dimiliki semata

melainkan pemberian diri yang penuh, sebagaimana Paulus berkorban demi iman,

sehingga ia mampu mengalami segala penderitaan semata-mata karena karunia Allah

menyertainya. Tokoh lain dalam Injil yaitu kisah seorang janda miskin yang

mempersembahkan dua peser ke dalam peti persembahan. Di mana jumlah dua peser

tersebut merupakan segala yang dia miliki pada saat itu, namun ia rela memberikan

semuanya (Mrk 12:43).

b. Ayat 8-9

9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya

kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di

dalam pelbagai kebajikan.

9:9 Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang

miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya."

Di ayat 8, “berkecukupan” berarti tidak kekurangan dalam hal apapun, segala

yang diperlukan cukup. Dan “berkelebihan” berarti teramat banyak, melampaui atau

melebihi apa yang diperlukan. Dalam hal ini orang yang bijaksana akan selalu merasa

berkecukupan dalam segala hal meskipun sebenarnya dia tidak memiliki kekayaan

atau materi yang berlebih. Iman yang dimiliki membuat orang-orang percaya merasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

62

cukup akan harta duniawi. Dalam LBI (1991: 139) dijelaskan bahwa “Allah akan

memberi kepada yang bermurah hati bukan hanya apa yang dibutuhkan orang itu

sendiri, melainkan juga supaya mereka dapat memberi atau berbagi pada yang lain.

Perbuatan baik tersebut Allah akan selalu mengingatnya.” Lebih lanjut orang-orang

percaya yang murah hatinya akan selalu mengalami kebenaran janji Allah bahwa “Ia

akan memenuhi segala keperluannya menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam

Yesus Kristus” (Flp 4:19).

“Ia membagi-bagikan” di ayat 9 berarti Allah melimpahkan berkat karunia bagi

orang-orang percaya terpisah dari tindakan atau jasa orang (manusia) itu sendiri.

Dengan kata lain, Allah memberi berkat karunia-Nya bagi setiap orang percaya

dengan cuma-cuma. Brill Wesley (t.thn: 132) dalam tulisannya mengatakan bahwa

“orang yang percaya kepada Yesus Kristus telah menerima kasih karunia Allah yang

menyelamatkan dan karena itu ia wajib menyatakan kemurahan hatinya.” Hal tersebut

ditegaskan lagi dalam Matius 10:8 “Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma,

karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.”

c. Ayat 10-11

9:10 Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga

yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan

menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;

9:11 kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang

membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

63

Di ayat 10, “penyedia dan pengganda benih” di sini menjelaskan kepemilikan dan

penyediaan dari Tuhan atas segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Dalam

bahasa Yunani kepemilikan Allah berarti “penyediaan” (yaitu, chorēgeō atau

chorus). Istilah lain dalam bahasa Yunani “Koine” yaitu dermawan yang secara

melimpah memasok suatu kebutuhan. Orang percaya modern menghubungkannya

dengan kemakmuran mereka akan kreativitas, etos kerja, akumulasi pengetahuan,

atau usaha diri mereka sendiri. Namun, dalam pandangan Alkitabiah makna

“penyedia” berhubungan dengan semua sumber daya dari Allah. Kepemilikan dan

penyediaan Tuhan atas segala sesuatu tersebut memampukan orang percaya dalam

melakukan pelayanan yang dipercayakan oleh Allah.

Ayat 11, makna dari “diperkaya dalam segala hal” ini menerangkan bahwa

orang tidak diperkaya dalam hal materi saja, namun juga dalam hal kebutuhan rohani

yang membuat orang yang diperkaya dalam hal materi dan rohani tersebut menjadi

orang yang murah hati (tulus, murni) otentik (asli) dalam berbagi. Perbuatan

kemurahatian itu akan dilihat orang dan memuliakan Allah. Tujuan Allah

memperkaya orang percaya adalah supaya suasana kasih dan penghargaan di tengah

umat-Nya tumbuh berkembang (Utley, 2011: 283).

d. Ayat 12-15

9:12 Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan

keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur

kepada Allah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

64

9:13 Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka

memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan

karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan

dengan semua orang,

9:14 sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu oleh karena

kasih karunia Allah yang melimpah di atas kamu.

9:15 Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu!

Ayat 12, dalam bahasa Yunani “pelayanan kasih” merupakan kata lain dari

leitourgia (liturgi) yang dipakai untuk menyebut kebaktian-kebaktian umum.

Pelayanan kasih dapat diwujudnyatakan dalam tindakan pelayanan, atau pelayanan

yang didasari oleh kasih. Pelayanan kasih juga dapat disebut dengan pelayanan kasih

karena tidak ada imbalan atau gaji, itu dilakukan berkat ketulusan dari hati yang

memberi. Pelayanan kasih yang diberikan oleh jemaat Korintus dalam pemberian

tersebut membawa hasil yang memuaskan bahkan membawa hasil dua kali lipat.

Hasil tersebut “mencukupkan keperluan orang kudus dan melipatgandakan ucapan

syukur kepada Allah” (Brill Wesley, t.thn: 133). Dalam hal ini, Paulus memberi

pengertian kepada jemaat Korintus bahwa pelayanan kasih atau kemurahan hati yang

telah mereka berikan tidak membuat mereka miskin, melainkan suatu kemurahan

yang membuat jiwa mereka kaya sehingga memuji Allah. Dalam ayat 13 dikatakan

“tahan uji dalam pelayanan” dalam arti bahwa jemaat di Korintus sudah terbukti

kebaikannya terhadapan pemberian yang mereka berikan untuk orang-orang yang ada

di Yerusalem. Berkat kesabaran dan ketekunan jemaat Korintus dalam

mengumpulkan dana untuk orang Yerusalem maka dana tersebut pun terkumpul

sesuai dengan apa yang diharapkan. Begitu juga dengan Paulus, dia telah tahan uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

65

dalam pelayanan, dia ingin menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan tidaklah

mudah selalu menghadapi rintangan dan kesulitan, tidak jarang apa yang terjadi tidak

sesuai dengan apa yang diinginkan.

Berkat kemurahan hati jemaat Korintus dalam memberikan bantuan kepada

orang-orang miskin yang ada di Yerusalem, orang-orang Yahudi merindukan mereka.

Orang Kristen yang tinggal di Yerusalem mendoakan orang-orang Korintus (ayat 14).

Di sini Paulus menyadari bahwa pemberian orang Korintus tersebut mendatangkan

berkat sehingga orang Yahudi dan Yunani yang dahulu tidak saling bergaul, sekarang

dipersatukan berkat kemurahan hati orang Korintus tersebut. “Orang Kristen di

Yerusalem menyadari bahwa kasih Allah melimpah atas orang Kristen yang ada di

Korintus” (Brill Wesley, t.thn: 133). LBI (1991: 140) dalam tulisannya mengatakan

bahwa “demikian hal itu mempersatukan dua kelompok dalam suatu kesatuan yang

erat dengan kemurahan hati dan doa.” Hal tersebut ditegaskan lagi dalam Ef 2:14

“Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan

yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan.”

Di ayat 15, arti dari “karunia” adalah Yesus Kristus sendiri. Ialah karunia

terbesar bagi umat manusia. “Allah telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal

kepada manusia, dan sebenarnya karunia itu adalah dasar dari segala pemberian

manusia” (Brill Wesley, t.thn: 134). “Suatu karunia yang demikian luhur sehingga

tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, tetapi harus selalu menjadi ungkapan

syukur” (LBI, 1991: 141). Oleh karena itu, Paulus pada akhir suratnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

66

menyampaikan rasa syukurnya yang tidak dapat diekspresikan lagi. Karena Allah

telah memberikan Putra-Nya yang tunggal bagi manusia merupakan wujud pemberian

tertinggi tak terbatas atas manusia. Menurut Paulus pemberian Allah ini adalah hal

yang tidak dapat dikatakan dengan bahasa manusia dan sama sekali tidak cukup

diekspresikan atau dijelaskan.

D. Keutamaan Kerasulan Paulus

Setelah menganalisa ayat-ayat Kitab Suci di atas, penulis melihat banyak

keutamaan yang dapat dipelajari dari rasul Paulus. Di sini penulis hanya mengambil

beberapa keutamaan dari pelayanan Paulus yang bisa menjadi inspirasi bagi para

katekis. Keutamaan-keutamaan tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Menabur Banyak

Seperti yang yang telah dijelaskan di atas bahwa menabur berarti sama dengan

memberitakan kabar baik. Di sini penulis melihat bahwa memberitakan kabar baik

kepada semua orang dengan sebanyak-banyaknya sama juga dengan kita menabur

banyak maka akan menghasilkan banyak juga. Dalam ayat tersebut dikatakan “Orang

yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak,

akan menuai banyak juga” (2 Kor 9: 6), maksudnya di sini ialah kita memberitakan

kabar baik sebanyak kita mampu. Bagaikan benih yang ditabur, maka akan bertambah

juga kabar baik yang kita wartakan. Sebab untuk dapat menuai banyak buah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

67

baik dalam hidup, perlu menaburkan benih-benih kebaikan sebanyak-banyaknya pula.

Seperti halnya seorang pewarta, ia harus mampu menabur banyak kebaikan kepada

semua orang sehingga apa yang ia wartakan sungguh menjadi kabar baik bagi banyak

orang.

2. Memberi dengan Kerelaan Hati

Penulis mengambil keutamaan memberi dengan kerelaan hati, karena penulis

merasa bahwa setiap pelayanan yang dilakukan harus didasari oleh kerelaan hati dari

si pemberi. Maksudnya ialah bahwa memberi itu harus dengan rela, tidak dengan

terpaksa dan tidak dengan sedih hati. Pemberian yang hendak diberikan pun harus

pemberian yang dengan sukacita, bukan karena paksaan, bukan karena sebuah

keharusan atau karena peraturan belaka. Setiap orang harus memberikan dengan

senang hati dan sebanyak ia mampu, bukan semata-mata karena diharuskan. Sumber

pemberian bukanlah kantong, melainkan hati. Memberi dengan kerelaan hati di sini,

sama juga dengan seorang pewarta. Seorang pewarta dalam mewartakan harus juga

dengan sepenuh hati tidak dengan setengah-setengah atau karena terpaksa dan tidak

menuntut imbalan (gaji) melainkan ia harus mewartakan secara sukarela. Maka

bentuk pengorbanan dari si pewarta itu di sini adalah pewartaan yang ia berikan tanpa

menuntut balas. Seorang pewarta harus berani berkorban. Baik itu berkorban dari segi

waktu, keuangan, bahkan mengorbankan dirinya sendiri apabila perlu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

68

3. Tahan Uji

Tahan uji dalam hal ini penulis melihat bahwa sebenarnya Paulus ingin

memperlihatkan pengorbanan yang telah ia lakukan dalam pelayanannya; bukan

hanya sekedar ungkapan untuk jemaat Korintus yang telah berhasil dalam memberi

bantuan tersebut, melainkan lebih pada pelayanan yang Paulus sendiri telah lakukan.

Dalam suratnya kepada jemaat Korintus, Paulus mengatakan “Aku lebih banyak

berjerih lelah; lebih sering dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam

bahaya maut”… (2 Kor 11:23-29). Dalam ayat Kitab Suci tersebut, Paulus

menunjukkan bahwa kesulitan dan tantangan dalam pelayanan telah Paulus alami

akan tetapi Paulus telah tahan uji dalam berbagai situasi tersebut. Paulus telah

mengorbankan banyak masanya dan tenaganya dalam melayani Tuhan.

Dalam hal ini, penulis melihat bahwa sebagai seorang pewarta Paulus merupakan

tokoh yang dapat menjadi panutan dalam melakukan pelayanan. Ketaatan dalam

pelayanan yang telah Paulus lakukan membuat ia tahan uji dari berbagai macam

kesulitan yang ia alami. Oleh karena itu seperti yang dilakukan oleh Paulus,

pengorbanan seorang pewarta di sini dengan maksud sesuatu yang kita serahkan

untuk suatu perkara tanpa mengharapkan kembali apa yang telah kita serahkan.

Pelayanan kita kepada Tuhan menuntut pengorbanan. Tanpa pengorbanan mustahil

untuk seseorang membuktikan pegangan dan kepercayaannya. Karena setiap

pelayanan menuntut adanya pengorbanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

69

BAB IV

INSPIRASI RASUL PAULUS BAGI PELAYANAN KATEKIS ZAMAN

SEKARANG

Katekis merupakan seorang pelayan yang memiliki panggilan dan tanggung

jawab mulia untuk melayani dengan sepenuh hati. Supaya panggilan dan tanggung

jawab yang luhur tersebut bisa dihayati, seorang katekis membutuhkan komitmen.

Panggilan dan tanggungjawab tersebut tidak dilaksanakan karena keterpaksaan,

melainkan karena komitmen diri, yakni pilihan pribadi untuk memberikan yang

terbaik. Mengingat betapa besar peranan katekis dalam karya dan pelayanan Gereja,

katekis perlu memperoleh perhatian yang mendukung dan menginspirasi agar katekis

tetap setia pada tugas dan panggilan mereka sebagai pelayan.

Oleh karena itu, pada bab IV ini penulis memaparkan inspirasi bagi katekis

untuk lebih menghayati dan mencintai tugas dan panggilan sebagai pewarta (pelayan)

Kristus. Secara khusus dalam bab IV ini penulis akan menyampaikan inspirasi-

inspirasi dari Rasul Paulus berdasarkan suratnya yang kedua kepada jemaat Korintus.

Pembahasan bab IV ini dibagi dalam tiga bagian utama, yakni bagian pertama

membahas tentang inspirasi dari Rasul Paulus berdasarkan 2 Korintus 9:6-15, bagian

kedua tentang refleksi kateketis, bagian ketiga usulan program.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

70

A. Menggali Inspirasi dari Rasul Paulus Berdasarkan 2 Kor 9:6-15

Seorang katekis di zaman sekarang perlu menilik kembali nilai-nilai hidup

Rasul Paulus dalam menjalankan tugas pelayanannya di Korintus karena ia adalah

pemberita Injil dan penggema iman (katekis) pionir dalam tradisi Kristen. Nilai-nilai

itu perlu dihidupkan kembali dalam diri para katekis di zaman sekarang. Jika seorang

katekis menginginkan agar mereka yang dilayani mengalami perubahan dan

perkembangan yang lebih baik, maka dia sendiri harus bekerja lebih keras untuk itu.

Keutamaan-keutamaan kerasulan Paulus seperti pengorbanan diri dalam melayani

umat di Korintus bisa menjadi salah satu inspirasi. Penulis akan memaparkan lima

inspirasi dari Rasul Paulus berdasarkan 2 Korintus 9:6-15 yang membantu katekis

dalam menghayati tugas dan panggilan mereka sebagai perwarta (pelayan) Kristus.

1. Memberi dengan Rela

Tindakan memberi merupakan sebuah pelajaran hidup yang paling penting.

Banyak orang mengatakan bahwa ia bisa memberi ketika ia memiliki. Pada

prinsipnya hal tersebut benar adanya. Nemo dat quod non habet, tidak seorang pun

bisa memberikan apa yang tidak ia miliki. Seseorang tidak bisa memberikan kasih

jika ia sendiri tidak memiliki kasih. Seorang tidak bisa memberikan semangat jika ia

sendiri tidak memiliki semangat. Memberi berarti melepaskan apa yang dimiliki.

Syarat utama bisa memberi adalah jika memiliki. Maka dibutuhkan terlebih dahulu

memiliki sesuatu hal jika seseorang ingin memberikan sesuatu kepada orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

71

Apabila dengan penuh kasih seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain, ia

menunjukkan kasihnya yang besar kepada Allah. “Memberi menurut kehendak Allah

berarti memberi kepada Allah itu sendiri. Memberi secara benar merupakan suatu

pembaktian diri” (Lembaga Pendidikan Kader, 1971: 17).

Rasul Paulus dalam ajarannya kepada umat di Korintus menegaskan bahwa

jika ingin menuai banyak, maka menaburlah yang banyak, karena orang yang

menabur sedikit, akan menuai sedikit juga (2 Kor 9:6). Melayani berarti memberi,

memberi berarti berkorban. Nilai pengorbanan yang diajarkan oleh Paulus diteladani

dari Yesus dan para katekis perlu kembali menghidupkan nilai itu dalam dirinya

dalam melayani orang-orang yang dipercayakan padanya. Paulus menjelaskan

hendaklah masing-masing (katekis) memberikan dengan rela, tidak dengan sedih hati

atau karena paksaan, karena Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita

dan sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu. “Ia membagi-bagikan,

Ia memberikan kepada orang miskin, Ia menyediakan benih bagi penabur dan

melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu (2 Kor 9:7-10).

Perikop di atas menegaskan bahwa nilai pengorbanan diri dalam melayani

tidak akan pernah sia-sia. Sebaliknya, pelayanan yang dilakukan dengan terpaksa,

tidak sepenuh hati dan tidak dengan hati yang gembira akan sia-sia dan dengan

sendirinya akan menghambat kasih karunia yang hendak dilimpahkan Allah. Hal

memberi juga dijelaskan dalam Injil, yakni dalam kisah persembahan janda miskin

(bdk Mrk 12:43). Dalam persembahan janda miskin tersebut Yesus tidak melihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

72

berapa banyak yang janda miskin berikan, tetapi apa yang ia berikan. Janda miskin

tersebut memberikan seluruh hidupnya, bukan uangnya. Ia memberikan segala-

galanya. Dengan cara memberi tersebut, janda miskin itu menunjukkan bagaimana

seharusnya mengasihi Tuhan melebihi apapun.

Katekis sebagai pelayan Tuhan diharapkan mampu meneladani sikap-sikap

dalam hal memberi tersebut. Dalam konteks katekis memberi bisa saja memberikan

diri, tenaga, waktu, pengalaman melalui setiap bentuk pelayanan yang diberikan.

Misalnya memberikan pendampingan katekumen, mendampingi komuni pertama,

memberikan materi untuk pertemuan lingkungan, memberikan pendalaman iman

lingkungan dan masih banyak yang lain. Dengan memberikan berbagai pelayanan

tersebut, sebenarnya para katekis sudah menunjukkan pengorbanan demi pelayanan

tersebut. Memberi bukan hanya berbicara soal berapa banyak yang diberikan,

melainkan lebih kepada apa yang diberikan. Seorang katekis tidak mampu melakukan

apapun jika pemberian diri hanya dilakukan setengah-setengah. Oleh karena itu,

seorang katekis membutuhkan suatu pengorbanan diri yang utuh. Pemberian terbesar

katekis adalah pemberian diri yang penuh demi karya dan pelayanannya.

2. Melayani dengan Tulus

Melayani dengan tulus berarti melayani tidak hanya setengah-setengah.

Pelayanan yang hanya dituntut oleh tugas dan kewajiban tidak mempunyai makna.

Semuanya menjadi bermakna dengan menjadikan pelayanan tersebut sebagai bagian

hidup yang membahagiakan sesama. Melayani dengan tulus berarti melayani tanpa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

73

memandang kepada siapa pelayanan tersebut ditujukan. Melayani dengan tulus

berarti tidak menuntut balas atas pelayanan yang diberikan.

Seorang katekis adalah seorang saksi. Dia terutama adalah saksi kabar

gembira keselamatan Allah. Karena kesaksian tersebut adalah tentang pribadi Yesus

Kristus, maka hubungan pribadi dengan-Nya adalah kunci utama dari pembentukan

diri sebagai seorang saksi Kristus. Yang hendak dibangun dengan itu semua tidak lain

merupakan pelayanan yang lebih didasarkan pada sikap melayani secara tulus.

Melayani dengan hati yang tulus nampak dalam kegembiraan kasih serta kesediaan

untuk menyediakan diri dan waktu, keberanian untuk mengakui kerapuhan serta

keterbatasan dirinya. Pengakuan ini tidak membuat katekis patah semangat dan putus

harapan, tetapi senantiasa mau belajar dan mendengarkan, tidak berhenti pada dirinya

sendiri, apalagi pada pemenuhan rasa cukup diri.

Dalam surat 2 Korintus 9:6-15 nampak jelas adanya pelayanan yang tulus

dalam diri jemaat Korintus. Tanpa ketulusan hati mereka, mustahil jemaat Korintus

dapat mengumpulkan dana sesuai dengan jumlah yang diharapkan sehingga jemaat

Korintus dapat membantu orang miskin yang ada di Yerusalem. Selain itu, ketulusan

Rasul Paulus sendiri dalam pelayanan yang dapat dilihat dalam suratnya yang

pertama kepada jemaat di Tesalonika 2:1-6 juga dapat dijadikan contoh ketulusan

Rasul Paulus dalam melayani jemaat. Ketulusan pewartaan Rasul Paulus dilihat dari

pewartaannya itu tidak menjadi sia-sia, tidak dengan tipu daya, tidak mencari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

74

keuntungan dan kekayaan sendiri, bukan untuk menyukakan hati manusia melainkan

semata-mata untuk kemuliaan Allah.

Di sinilah letak pengorbanan diri dari Rasul Paulus dalam pelayanannya yang

dapat dijadikan sebagai inspirasi bagi para katekis zaman ini dalam pelayanannya,

yaitu melayani dengan tulus, sungguh-sungguh, dalam segala situasi. Dalam segala

situasi maksudnya, baik saat senang, sedih, saat mempunyai dan tidak mempunyai,

baik saat digaji rendah maupun digaji tinggi, dan sebagainya. Dengan kata lain,

seorang katekis zaman sekarang diharapkan mau melayani bukan karena saat butuh

imbalan. Pelayanan yang dilakukan bukanlah untuk berlomba-lomba mengejar

keuntungan pribadi, melainkan demi kemuliaan Tuhan dan kebutuhan mereka yang

dilayani.

Atas segala macam pelayanan yang dilakukan oleh katekis secara tulus hati,

Allah sendiri yang akan mencukupkan segala sesuatu yang diperlukannya, seperti

dikatakan dalam 2 Korintus 9:8, “Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia

kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu...” Oleh

karena itu, katekis melakukan pelayanan tidak dengan sedih hati melainkan dengan

hati yang gembira, tulus, ikhlas, dan Allah akan melimpahkan kepadanya apa yang

menjadi keperluannya. Jika ia mengandalkan dan berserah diri kepada Tuhan dalam

setiap pelayanan, katekis akan selalu dicukupkan bahkan berkelimpahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

75

3. Hidup dalam Doa

Doa berarti “mengarahkan hati kepada Allah. Ketika seseorang berdoa, ia

masuk dalam hubungan yang hidup dengan Allah.” Darminta (1997: 7) menuliskan

bahwa doa merupakan “kontak dan perjumpaan dengan Allah. Perjumpaan yang

benar sering diwujudkan dengan kata-kata dan saling berbicara.” Doa sebagai

perjumpaan memiliki daya untuk mengubah hidup manusia. Berdoa berarti orang

berbicara dengan Allah. Oleh karena itu, doa sebagai peristiwa berjumpa dan

berdialog dengan Allah merupakan saat membangun diri dalam relasi yang semakin

penuh dengan Allah. Lewat perjalanan pengolahan hidup, yang berarti membuka diri

kepada Allah, maka manusia akan semakin menjadi sempurna, yakni hidup dalam

kesederhanaan (Darminta, 1997: 8).

Seorang katekis (pewarta/pelayan) Kristus idealnya ialah orang yang dewasa,

baik dalam sikap maupun dalam tingkat kerohaniannya. Pewarta/pelayan Tuhan yang

sejati memiliki semangat melayani yang ditunjang dengan doa, iman, dan kasih

karena tanpa ketiga hal tersebut pelayanan yang dilakukan seakan-akan tidak

memiliki jiwa. Tanpa jiwa pelayanan, seorang pelayan akan mudah lelah dan tidak

memiliki sukacita ketika melakukan pekerjaan pelayanan. Oleh karena itu, penting

bagi seorang pelayan yakni katekis untuk memiliki saat teduh, waktu hening, dan

doa.

Dalam suratnya yang kedua kepada jemaat Korintus (2 Kor 9:13-14), Paulus

melihat bahwa berkat pengumpulan dana yang dilakukan jemaat Korintus, banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

76

orang mengucap syukur kepada Allah dan mendoakan jemaat Korintus atas kebaikan

hati yang telah mereka lakukan. Paulus menyadari bahwa bantuan tersebut

mendatangkan berkat yang melimpah sehingga orang tidak lupa mengucap syukur

kepada Allah. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa dalam melakukan setiap pekerjaan

ataupun di saat mendapatkan sesuatu, orang tidak lupa untuk mengucap syukur dan

berdoa kepada Allah. Paulus dalam pelayanannya selalu berserah diri kepada

kehendak Allah. Layaknya juga seorang katekis dalam melakukan pelayanan, hidup

doa merupakan pegangan yang harus selalu katekis hidupi karena tanpa doa, apapun

yang dilakukan terasa hampa dan tidak bermakna.

Dalam melakukan tugas dan pelayanan, katekis harus selalu melibatkan Roh

Kudus karena mustahil seorang katekis mampu melaksanakan tugas dan pelayanan

mereka tanpa melibatkan karya Allah di dalamnya. Dalam situasi zaman yang penuh

tantangan, katekis perlu selalu berpegang teguh dalam iman dan serah diri, serta

selalu melibatkan Tuhan dalam setiap karya dan pelayanan sehingga apa yang ia

lakukan menghadirkan secara nyata Allah yang berkarya di dalam dirinya.

4. Berani Berkorban

Sikap rela berkorban merupakan suatu sikap yang mencerminkan adanya

kesediaan dan keikhlasan dalam memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain.

Atau lebih sederhananya, rela berkorban bisa diartikan sebagai suatu sikap dan

perilaku yang tindakannya dilakukan dengan ikhlas serta mendahulukan kepentingan

orang lain daripada kepentingan diri sendiri. Rela berkorban berarti bersedia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

77

bertindak dengan ikhlas dan tidak mengharapkan imbalan dari orang lain. Oleh

karena itu, seorang yang berani berkorban berarti berani mengorbankan apapun yang

dimilikinya demi kepentingan orang lain ketimbang kepentingannya sendiri.

Melayani Tuhan berarti merelakan diri untuk siap berkorban. Berkorban di sini dapat

berwujud mengorbankan waktu, pikiran, tenaga, perasaan, uang, dan tidak jarang

seluruh hidup dapat juga menjadi sebuah pengorbanan. Yesus sendiri sudah

menunjukkan pengorbanan-Nya demi cinta-Nya kepada manusia sampai ia rela wafat

di kayu salib.

Sebagai seorang pewarta (pelayan) Kristus, katekis diharapkan mampu

berkorban demi pelayananya, meskipun hal tersebut tidak mudah dilakukan. Seperti

halnya Paulus, dia banyak berkorban untuk melayani Tuhan dalam kehidupannya,

tetapi semua itu dia lakukan hanya untuk kemuliaan Tuhan. Salah satu contoh

pengorbanan Rasul Paulus dalam mewartakan Kristus ialah ia rela dipenjara dan

dianiya, rela melakukan perjalanan yang berbahaya, demi mewartakan Kristus kepada

segala bangsa. Semangat Rasul Paulus dalam mewartakan tak pernah padam bahkan

beberapa kali ia didera dan diterpa bahaya maut (lih. 2 Kor 11:23-25). Semangat

Rasul Paulus dalam mewartakan ini sangat tepat untuk dihidupi oleh para katekis

dalam melaksanakan tugas pewartaan yang telah Kristus percayakan.

Pengorbanan yang diwujudkan oleh katekis dapat berupa mengorbankan

waktu, tenaga, uang, pikiran, perasaan, bahkan bisa mengorbankan dirinya sendiri

demi tugas dan pelayanannya. Itulah bentuk pengorbanan yang paling nyata dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

78

pelayanan katekis. Tanpa adanya pengorbanan yang tulus dari katekis, pelayanan

tersebut tidak memiliki makna apapun juga. Setiap pelayanan menuntut pengorbanan.

Dalam 2 Korintus 9:6-15, nampak pengorbanan yang dilakukan oleh jemaat Korintus

dari pengumpulan dana untuk orang Yerusalem tersebut. Jemaat Korintus dapat

memberikan dana tersebut berkat usaha jerih payah mereka. Itu semua berkat adanya

pengorbanan dalam diri jemaat Korintus sehingga mereka dapat membantu orang

Yerusalem sesuai dengan apa yang diharapkan. Pelayanan yang tidak mengorbankan

apapun tidak akan mencapai apapun juga. Pengorbanan dalam sebuah pelayanan

adalah sebuah hal yang sangat istimewa. Dalam zaman yang banyak menghadapi

tantangan ini, perlu adanya pewarta yang berani berkorban demi melaksanakan tugas

dan pelayanannya.

5. Bersyukur dalam Segala Hal

Ungkapan syukur merupakan hal yang dasariah bagi setiap orang. Orang akan

mengucap syukur karena bisa sekolah di tempat yang diinginkan, lulus tepat waktu,

mendapatkan pekerjaan, dan masih banyak lagi hal yang lainnya. Mengapa orang

mengucap syukur atas apa yang diinginkan terwujud? Karena tanpa campur tangan

Allah di dalamnya manusia tidak bisa melakukannya sendirian. Namun hal tersebut

tidak bisa disalahartikan bahwa orang mengucap syukur karena hal yang diinginkan

terwujud, melainkan orang harus selalu mengucap syukur dalam setiap peristiwa

hidup yang dialami sehari-hari, entah itu menyenangkan atau juga menyakitkan.

Orang dituntut untuk selalu mampu bersyukur dalam setiap keadaan. Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

79

mengucap syukur manusia sadar bahwa apa yang ada dalam dirinya merupakan

pemberian Allah. Dan selalu memohon pertolongan rahmat-Nya agar mampu

mengucap syukur dalam segala hal.

Dalam 2 Korintus 9:12 dikatakan bahwa “mencukupkan keperluan-keperluan

orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah.” Hal ini

dapat dilihat bahwa selain mencukupkan kebutuhan orang kudus, pengorbanan jemaat

tersebut juga melimpahkan ungkapan syukur atas keberhasilan jemaat Korintus dalam

pelayanan kasih yang mereka berikan, terutama untuk keberhasilan jemaat Korintus

dalam mengumpulkan dana untuk membantu orang Yerusalem dan orang-orang

kudus di sana, sehingga ucapan syukur tersebut berlipatganda. Ketika seseorang

mendapatkan sesuatu, hendaknya ia selalu bersyukur dan menyadari bahwa semua itu

karena Allah campur tangan di dalamnya. Hal tersebut dapat diteladani oleh katekis

dalam melaksanakan tugas dan pelayanan di zaman sekarang.

Pekerjaan seberat-berat apapun jika katekis mampu bersyukur maka akan

terasa lebih ringan. Selalu mengucap syukur dan memohon rahmat penyertaan Tuhan

dalam setiap pelayanan adalah hal yang patut katekis lakukan. Karena tanpa-Nya

katekis tidak mampu melaksanakan tugas itu sendirian. Katekis akan merasa cepat

kelelahan, cemas, cepat bosan, dan bahkan jenuh dengan pelayanan tersebut, jika

kaketis itu tidak mampu bersyukur dalam segala hal, maka pelayanan tersebut akan

terasa sulit dilakukan. Akan tetapi sebaliknya, jika katekis mampu bersyukur dalam

setiap tugas dan pelayanan yang dilakukan maka semuanya terasa menyenangkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

80

Seberat-berat apapun pelayanyannya akan terasa ringan. Pelayanan yang dilakukan

dengan sukacita maka akan mendatangkan sukacita juga bagi mereka yang dilayani.

B. Refleksi Kateketis

Setelah menemukan inspirasi-inspirasi dari pengorbanan pelayanan Paulus

berdasarkan suratnya yang kedua kepada jemaat Korintus 9:6-15, penulis menyadari

bahwa banyak inspirasi yang dapat digali sebagai sumber inspirasi bagi pelayanan

katekis di zaman sekarang. Penulis memiliki alasan tersendiri untuk memaparkan

lima inspirasi tersebut di atas. Dengan kelima inspirasi tersebut, penulis berharap

dapat sungguh membantu katekis dalam melaksanakan tugas dan pelayanan katekis di

zaman sekarang. Setelah menganalisa teks perikop 2 Korintus 9:6-15, dan

menemukan inspirasi-inspirasi bagi katekis, penulis memiliki refleksi tersendiri.

Penulis melihat bahwa perikop 2 Korintus 9:6-15 ini sangat cocok untuk

dijadikan acuan dalam pelayanan terutama untuk pelayanan katekis di zaman

sekarang. Di zaman yang banyak tantangan ini, hal memberi sangat memprihatinkan.

Ada orang yang mau memberi berharap akan dibalas atas pemberiannya tersebut.

Orang memberi masih memperhitungkan untung dan ruginya. Jika memberi itu

menguntungkan dan akan mendapat balas, maka orang memberi dengan secepat

mungkin. Sebaliknya, jika memberi tidak menguntungkan, orang masih berpikir

panjang jika ingin memberi. Rasul Paulus dalam suratnya yang kedua kepada jemaat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

81

Korintus ini mengajak jemaat Korintus untuk dapat memberi dengan sukarela, tidak

dengan sedih hati atau karena terpaksa, melainkan pemberian tersebut harus dengan

sukacita. “Allah megasihi orang yang memberi dengan sukacita” (2 Kor 9:7). Hal ini

merupakan tuntutan yang tegas. Rasul Paulus menegaskan bahwa Allah berkenan

kepada orang-orang yang memberi dengan sukacita, aktif, dan gembira. Pemberian

yang dimaksud adalah pemberian yang sungguh-sungguh dan bebas. Rasul Paulus

mengingatkan jemaat Korintus bahwa hendaklah memberi dengan sukacita.

Prinsip yang harus dikembangkan katekis sebagai pewarta adalah sikap murah

hati karena semua kekayaan, bakat, kemampuan, kepandaian, dan seluruh hidup

katekis merupakan pemberian cuma-cuma dari Allah. Oleh karena itu, selayaknya

katekis juga memberikan secara cuma-cuma kepada orang yang dilayani. Dalam Injil

Matius dikatakan “Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu

berikanlah pula dengan cuma-cuma”… (Mat 10;8). Hal tersebut ingin menunjukkan

kemurahan hati Allah. Prinsip kemurahan hati tersebut tentu merupakan prinsip yang

diinginkan Rasul Paulus terhadap jemaat Korintus dalam pemberian mereka. Rasul

Paulus dalam pelayanannya selalu mengutamakan kepentingan jemaat yang ia layani.

Dia ingin bahwa orang yang dia layani semakin diperkaya dalam segala hal oleh

karena pewartaan yang ia berikan.

Katekis zaman sekarang perlu memiliki prinsip seperti yang dimiliki oleh

Paulus, yakni melayani dengan tujuan untuk memperkaya orang lain dan bukan

memperkaya diri sendiri. Dalam hal ini, para katekis diharapkan tidak mementingkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

82

dirinya sendiri, melainkan selalu melihat kebutuhan umat yang ia layani sehingga

pelayanan yang diberikan sungguh-sungguh sesuai dengan apa yang diinginkan dan

sesuai dengan kebutuhan umat. Pelayanan ini juga dilakukan agar umat semakin

diperkaya oleh karena apa yang diwartakan. Sehingga dari pelayanan yang katekis

berikan tersebut umat dapat menyadari bahwa wajah Kristus sendirilah yang katekis

tampakkan dalam setiap karya dan pelayanannya. Dalam melaksanakan karya dan

pelayanan tersebut, katekis tidak melaksanakan hanya dengan kata-kata belaka,

melainkan harus dengan tindakkan nyata. Apa yang katekis katakan itu yang katekis

lakukan. “Iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati” (Yak 2:26). Hal tersebut mau

menegaskan bahwa iman yang dimiliki oleh seorang katekis harus sungguh

dilaksanakan, baik dalam kata maupun dalam tindakkan.

Dalam menghadapi berbagai tantangan zaman seperti yang telah penulis

uraikan dalam bab II, misalnya konsumerisme, globalisasi ketidakpedulian,

klerikalisme dan relativisme, katekis dituntut untuk lebih bijaksana dalam

menghadapi situasi zaman tersebut. Oleh karena itu, hal yang diperlukan oleh seorang

katekis adalah menjadi pribadi yang utuh. Utuh berarti bahwa pelayanan yang

dilakukan secara penuh. Seluruh hidupnya diarahkan kepada pelayanan atau bisa

dikatakan melayani dengan sepenuh hati, tanpa memperhitungkan untung ruginya.

Dalam pelayanan yang katekis lakukan juga memerlukan adanya kasih di dalamnya.

Karena pelayanan tanpa kasih ibaratkan makan tanpa garam. Jika tanpa kasih dalam

melaksanakan tugas dan pelayanan maka orang mudah sekali untuk marah, mudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

83

terpengaruh, pilih kasih, bahkan mengharapkan imbalan. Kasih yang mau

ditunjukkan di sini ialah kasih kepada Allah dan kasih kepada mereka yang katekis

layani.

C. Usulan Program Retret untuk Meningkatkan Semangat Pelayanan Katekis di

Paroki St. Alfonsus Nandan Yogyakarta

1. Latar Belakang Program

Desawa ini, semangat pelayanan diberbagai tempat mulai menurun. Banyak

pewarta hanya melakukan tugas mereka sebatas kewajiban bukan melaksanakan

sebagai panggilan yang mulia yang dilaksanakan dengan hati yang tulus. Terutama

lagi dihadapkan dengan berbagai arus zaman yang semakin hari semakin mengerogoti

setiap aspek kehidupan. Tantangan arus zaman tersebut perlu disikapi secara kritis

dan bijaksana oleh pewarta. Oleh karena itu, perlu diadakan pendampingan khusus

yang dapat meningkatkan semangat pelayanan terutama bisa semakin menghayati

tugas dan panggilan mereka sebagai pewarta.

Dalam hal ini, fokus pendampingan penulis kepada para katekis. Katekis yang

hendak diberikan pendampingan oleh penulis adalah para katekis Paroki St. Alfonsus

Nandan Yogyakarta. Mereka merupakan para pewarta paroki yang sangat perlu

diberikan penyegaran kembali akan tugas dan tanggungjawab mereka, agar mereka

semakin menyadari sampai pada menghayati tugas dan panggilan mereka sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

84

pewarta (pelayan) Tuhan. Oleh karena itu, penulis mengadakan program retret untuk

para katekis demi pengembangan dan peningkatan semangat pelayanan sebagai

pewarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

85

2. Matriks Usulan Program Retret

USULAN PROGRAM RETRET

Tema : Rasul Paulus sumber inspirasi pelayanan katekis di zaman sekarang

Tujuan : Membantu katekis agar semakin menghayati panggilannya sebagai pelayan dengan menimba inspirasi

dari Rasul Paulus berdasarkan 2 Korintus 9:6-15 sehingga semakin semangat dalam melaksanakan tugas dan

pelayanan sebagai pewarta

No Waktu

(Menit) Judul Pertemuan

Tujuan

Pertemuan Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

HARI PERTAMA

1 60 SESI I

Pengantar dan

perkenalan

singkat antara

pendamping dan

peserta

Agar peserta

mengenal

pendamping dan

para peserta

retret lainnya.

Membantu

peserta

memahami

tujuan diadakan

Perkenalan

antar peserta

dan

pendamping

Tujuan retret

Aturan selama

retret

Dialog

Informasi

Laptop

LCD

Mic

Sound

system

Materi persiapan

retret

85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

86

retret dan aturan

selama

mengikuti retret.

2 90 SESI II

Tantangan

katekis zaman

sekarang

Membantu

katekis

memahami dan

menyadari

tantangan

pelayanan zaman

sekarang.

Tantangan

zaman dalam

Evangelii

Gaudium

Tantangan

zaman dalam

Direktorium

Formatio Iman

Membaca

Pengayaan

informasi

Dialog

Tanya

jawab

Refleksi

LCD

Laptop

Sound

system

PPT

Fransiskus. (2015).

Evangelii Gaudium,

Seri Dokumen

Gerejawi No. 94

(F.X. Adisusanto &

Bernadeta Harini Tri

Pasasti, Penerjemah).

Jakarta: Departemen

Dokumentasi dan

Penerangan

Waligereja

Indonesia. (Dokumen

asli diterbitkan tahun

2013).

Nur Widipranoto,

Markus, Fransiscus

Xaverius Sugiyana,

86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

87

dan Thomas Aquino

Purwono. (2018).

Diroktorium

Formatio Iman

Keuskupan Agung

Semarang.

Yogyakarta:

Kanisius.

HARI KEDUA

3 60 SESI III

Identitas Paulus

Mengenal sosok

Rasul Paulus

sebagai sumber

inspirasi dan

teladan katekis

dalam melayani

agar semakin

menyadari

identitas dan

tugasnya sebagai

seorang pewarta.

Paulus dari

Tarsus

Orang Farisi

Penganiaya

orang Kristen

Paulus

tertangkap oleh

Kristus (Paulus

menuju

Damsyik)

Membaca

Refleksi

Sharing

Informasi

Tanya

jawab

Meditasi

LCD

Laptop

Sound

system

PPT

Lembara

n materi

Buku

tulis

Bea, Agustinus.

(1975). Paulus yang

Tertangkap Oleh

Kristus. Flores: Nusa

Indah.

Hari Kustono,

Antonius. (2012).

Paulus dari Tarsus.

Yogyakarta:

Kanisius.

Jakobs, Tom. (1983).

Paulus: Hidup,

Karya, dan

Teologinya.

Yogyakarta:

87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

88

Kanisius.

4 90 SESI IV

Karya kerasulan

Paulus

Membantu

peserta semakin

memahami karya

pewartaan yang

dilakukan oleh

Paulus dalam

melaksanakan

tugas dan

panggilan sebagai

pewarta.

Perjalanan misi

pertama

Perjalanan misi

kedua

Perjalanan misi

ketiga

Membaca

Refleksi

Tanya

jawab

Informasi

Sharing

LCD

Laptop

Sound

system

PPT

Lembara

n materi

Buku

tulis

Suharyo, Ignatius.

(2003). Menjadi

Manusia Dewasa.

Yogyakarta:

Kanisius.

Purwa

Hadirwardoyo, Al.

(2012). Warisan

Paulus bagi Umat.

Yogyakarta:

Kanisius.

5 120 SESI V

Inspirasi Rasul

Paulus

berdasarkan 2

Korintus 9:6-15

Membantu

peserta menggali

dan menemukan

inspirasi yang

dapat diperoleh

dari Rasul Paulus

berdasarkan 2

Korintus 9:6-15

Memberi

dengan rela

Melayani

dengan tulus

Hidup dalam

doa

Berani

berkorban

Membaca

Refleksi

Sharing

Informasi

Tanya

jawab

LCD

Laptop

Sound

system

PPT

Lembara

n materi

Buku

tulis

Brill, J. Wesley.

(t.thn). Tafsiran

Surat Korintus

Kedua. Bandung:

Kalam Hidup.

Darminta, J. (1997).

Doa dan Pengolahan

Hidup. Yogyakarta:

Kanisius

88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

89

sebagai teladan

dalam pelayanan

katekis.

Bersyukur

dalam segala

hal

6 90 SESI VI

Sosok dan

spiritualitas

katekis

Membantu

katekis semakin

menyadari dan

memahami siapa

diri mereka, apa

tugas dan

tanggung jawab

mereka, sehingga

semakin

meningkatnya

semangat

pelayanan katekis

di zaman

sekarang.

Sosok katekis

Pengertian

spiritualitas

Spritualitas

katekis

Membaca

Diskusi

Tanya

jawab

Refleksi

bersama

Sharing

Informasi

LCD

Laptop

PPT

Sound

system

Buku

tulis

Kongregasi

Evangelisasi untuk

Bangsa-bangsa. CEP.

(2001). Pedoman

untuk Katekis

(Komisi Kateketik

KWI, Penerjemah).

Yogyakarta:

Kanisius.

Heuken, A. (2002).

Spiritualitas

Kristiani-Pemekaran

Hidup Rohani

Selama Dua Puluh

Abad. Jakarta: Cipta

Loka Caraka.

Sarjumunarsa, Th.

(1982). “Spiritualitas

Katekis” Rohani,

Tahun XXIX,

Februari. h.33.

89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

90

3. Contoh Persiapan Program Retret

RETTRET KATEKIS

Rumah Retret: Rumah Retret Sangkalputung Klaten

Tanggal/Bulan/Tahun: 25-17/1/2019

a. Konsep Dasar

Tema : Rasul Paulus sumber inspirasi pelayanan katekis di zaman

sekarang

Tujuan : Membantu katekis agar semakin menghayati panggilannya

sebagai pelayan dengan menimba inspirasi dari Rasul Paulus

berdasarkan 2 Korintus 9:6-15 sehingga semakin semangat dalam

melaksanakan tugas dan pelayanan sebagai pewarta

b. Dinamika (Jadwal kegiatan)

Hari Pertama (25 Januari 2019)

14.00-14.15 : Peserta tiba di rumah retret

14.15-15.00 : Pembagian kamar oleh petugas retret

15.00-16.00 : Persiapan pribadi

16.00-16.30 : Snack

16.30-17.30 : Sesi I: Pengantar dan perkenalan

17.30-18.30 : Ibadat pembukaan retret

18.30-19.30 : Makan malam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

91

19.30-21.00 : Sesi II : Tantangan katekis zaman sekarang

21.00-21.30 : Refleksi pribadi

21.30-22.00 : Ibadat malam

22.00 : Istirahat

Hari Kedua (26 Januari 2019)

06.00-06.30 : Ibadat pagi

06.30-07.00 : Persiapan pribadi

07.00-08.00 : Makan pagi

08.00-09.00 : Sesi III : Identitas Paulus

09.00-10.00 : Meditasi pribadi

10.00-10.30 : Snack

10.30-12.00 : Sesi IV : Karya kerasulan Paulus

12.00-13.00 : Makan siang

13.00-15.30 : Istirahat siang

15.30-16.00 : Snack

16.00-18.00 : Sesi V : Inspirasi Rasul Paulus berdasarkan 2 Korintus

9:6-15

18.00-19.00 : Refleksi pribadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

92

19.00-20.00 : Makan malam

20.00-21.00 : Sharing

21.00-22.00 : Ibadat malam

22.00 : Istirahat malam

Hari Ketiga (27 Januari 2019)

06.00-07.00 : Meditasi alam dan doa pagi

07.00-08.00 : Makan pagi

08.00-09.30 : Sesi VI : Sosok dan spiritualitas katekis

09.30-10.00 : Snack

10.00-11.00 : Evaluasi dan refleksi bersama

11.00-11.15 : Persiapan misa penutupan retret

11.15-13.00 : Misa penutup

13.00-13.30 : Makan siang

13.30-14.00 : Sayonara

c. Langkah-langkah dinamika retret

Hari pertama (25 Januari 2019)

14.00-14.15 : Peserta tiba di rumah retret

Pendamping menyambut kedatangan peserta retret

14.15-15.00 : Pembagian kamar oleh petugas retret

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

93

Petugas rumah retret mengarahkan peserta menuju kamar masing-

masing

15.00-16.00 : Persiapan pribadi

Peserta mempersiapkan diri

16.00-16.30 : Snack

Peserta dan pendamping menuju ruang makan dan bersama-sama

menikmati snack yang sudah disediakan

Salah satu peserta memimpin doa snack

16.30-17.30 : Sesi I: Pengantar dan perkenalan

1. Tujuan:

Peserta mengerti tema, maksud, tujuan dan tata tertib retret

Peserta menjadi akrab satu sama lain

Peserta membentuk kelompok terdiri dari 4 orang untuk diskusi dan

sharing

Peserta mampu membuka diri terhadap diri sendiri, sesama dan

Tuhan

2. Langkah I:

Pendamping menyapa peserta dan memperkenalkan diri kemudian

peserta masing-masing memperkenalkan diri

3. Langkah II:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

94

Pendamping dan peserta membuat kesepakatan bersama untuk

beberapa hal praktis sesuai dengan situasi dan kebutuhan peserta

4. Langkah III:

Pendamping mengarahkan peserta untuk membuat kelompok kecil

untuk diskusi, refleksi dan sharing, dan kelompok ini akan dipakai

selama kegiatan retret berlangsung

Pendamping dan petugas ibadat yang sudah dipilih menyiapkan

ibadat pembuka retret

17.30-18.30 : Ibadat pembukaan retret

Semua peserta dan pendamping mengikuti ibadat pembuka

18.30-19.30 : Makan malam

Peserta diarahkan untuk menuju ke ruang makan sesuai aturan dan

kesepakatan dalam suasana hening

Salah satu dari peserta memimpin doa makan

19.30-21.00 : Sesi II : Tantangan katekis zaman sekarang

1. Tujuan:

Peserta semakin mengenal dan mengetahui situasi zaman sebagai tantangan

pelayanan katekis zaman sekarang

2. Langkah I:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

95

Pendamping memberikan pegantar singkat mengenai materi yang

akan di dalami

Pendamping membagikan lembar fotokopy materi mengenai

tantangan zaman dan memberikan waktu singkat untuk peserta

membaca masing-masing secara pribadi

3. Langkah II:

Pendamping mempersilahkan kepada peserta yang mau bertanya

Pendamping menanggapi pertanyaan peserta dan memberikan

penjelasan secara rinci

4. Langkah III:

Pendamping membagikan lembar refleksi kepada peserta dan peserta

diberi waktu untuk berefleksi secara pribadi

21.00-21.30 : Refleksi pribadi

Dalam suasana hening peserta melakukan refleksi pribadi secara bebas

memilih tempat yang nyaman

Setelah dirasa cukup pendamping meminta kepada peserta untuk

sharing dari hasil refleksi tersebut

21.30-22.00 : Ibadat malam

Pendamping dan semua peserta mengikuti ibadat malam sesuai

dengan apa yang sudah dipersiapkan

22.0 : Istirahat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

96

Semua peserta beristirahat dalam suasana hening

Hari Kedua (26 Januari 2019)

06.00-06.30 : Ibadat pagi

Pendamping dan semua peserta mengikuti ibadat pagi sesuai dengan

apa yang sudah disiapkan

06.30-07.00 : Persiapan pribadi

Pendamping dan peserta masing-masing mempersiapkan diri

07.00-08.00 : Makan pagi

Peserta dan pendamping menikmati makan pagi bersama

Salah satu peserta memimpin doa makan

08.00-09.00 : Sesi III : Identitas Paulus

1. Tujuan:

Membantu peserta mengenal sosok Rasul Paulus sebagai sumber inspirasi

dan teladan katekis dalam melayani agar semakin menyadari identitas dan

tugasnya sebagai seorang pewarta

2. Langkah I:

Pendamping membagikan lembar materi kepada peserta untuk dibaca

secara pribadi

3. Langkah II:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

97

Pendamping meminta beberapa peserta untuk sharing dari apa yang

didapatkan selama membaca secara pribadi tersebut

4. Langkah III:

Pendamping menjelaskan secara rinci baik dari hasil sharing beberapa

peserta maupun dari keseluruhan materi yang dibahas

09.00-10.00 : Meditasi pribadi

Peserta melakukan meditasi secara pribadi untuk melihat kembali dan

memperdalam arti dan makna panggilannya sebagai pewarta

10.00-10.30 : Snack

Peserta dan pendamping bersama-sama menikmati snack yang sudah

disediakan dalam suasana hening

Salah satu peserta memimpin doa snack

10.30-12.00 : Sesi IV : Karya kerasulan Paulus

1. Tujuan:

Membantu peserta semakin memahami karya pewartaan yang dilakukan

oleh Paulus dalam melaksanakan tugas dan panggilan sebagai pewarta

2. Langkah I:

Pendamping membagikan lembaran perenungan kepada peserta

Pendamping memberikan pengantar singkat berkaitan dengan bahan

perenungan yang sudah ada pada peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

98

3. Langkah II:

Berdasarkan bahan perenugan yang sudah dibagikan peserta masing-

masing membaca, merenungkan dan merefleksikan pengalaman

berdasarkan pertanyaan yang sudah disiapkan

4. Langkah III:

Setelah merenungkan dan merefleksikan pengalaman tersebut peserta

diminta berkumpul dalam kelompok kecil untuk mensharingkan hasil

refleksinya tersebut

Salah satu perserta dalam masing-masing kelompok mencatat buah-buah

hasil refleksi

5. Langkah IV:

Setelah dirasa cukup pendamping meminta setiap kelompok menyiapkan

satu peserta untuk perwakilan kelompok membacakan hasil sharing

dalam kelompok besar

Pendamping mempersilahkan kepada perwakilan dari setiap kelompok

untuk membacakan buah-buah yang didapatkan dalam sharing untuk

saling memperkaya satu sama lain

Pendamping merangkum dari keseluruhan hasil sharing dan memberikan

peneguhan

12.00-13.00 : Makan siang

Pendamping dan peserta menikmati makan siang bersama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

99

Salah satu dari peserta memimpin doa makan

13.00-15.30 : Istirahat siang

Peserta diberi waktu istirahat siang dalam suasana hening

15.30-16.00 : Snack

Pendamping dan peserta menikmati snack bersama-sama

Salah satu peserta memimpin doa snack

16.00-18.00 : Sesi V : Inspirasi Rasul Paulus berdasarkan 2

Korintus 9:6-15

1. Tujuan:

Membantu peserta menggali dan menemukan inspirasi yang dapat

diperoleh dari Rasul Paulus berdasarkan 2 Korintus 9:6-15 sebagai

teladan dalam pelayanan katekis

2. Langkah I:

Pendamping memberikan lembaran materi kepada peserta untuk peserta

membaca secara pribadi

3. Langkah II:

Pendamping meminta beberapa dari peserta untuk membagikan hasil dari

membaca tersebut

Peserta yang lain mendengarkan dan mencatat buah-buah yang berharga

4. Langkah III:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

100

Pendamping merangkum dari hasil sharing secara keseluruhan dan

memberikan peneguhan berkaitan dengan materi yang bersangkutan

18.00-19.00 : Refleksi pribadi

Pendamping memberikan beberapa pertanyaan sebagai bahan refleksi

Peserta secara pribadi merefleksikan sesuai dengan pertanyaan yang

sudah pendamping berikan

19.00-20.00 : Makan malam

Pendamping dan peserta menikmati makan malam bersama

Salah satu dari peserta memimpin doa makan

20.00-21.00 : Sharing

Pendamping meminta peserta berkumpul dalam kelompok kecil untuk

mensharingkan hasil refleksinya

Masing-masing kelompok mencatat buah-buah penting yang ditemukan

dalam sharing

Setelah dirasa cukup pendamping meminta peserta memplenokan

dalam kelompok besar

Pendamping merangkum hasil sharing secara keseluruhan dan

memberikan peneguhan

21.00-22.00 : Ibadat malam

Pendamping dan semua peserta mengikuti ibadat malam sesuai dengan

apa yang sudah disiapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

101

22.00 : Istirahat malam

Pendamping dan peserta istirahat malam tetap menciptakan suasana

hening

Hari Ketiga (27 Januari 2019)

06.00-07.00 : Meditasi alam dan doa pagi

Pendamping dan peserta melakukan meditasi alam dan doa pagi sesuai

dengan apa yang sudah dipersiapkan

07.00-08.00 : Makan pagi

Pendamping dan peserta bersama-sama menikmati makan pagi

Salah satu dari peserta memimpin doa makan

08.00-09.30 : Sesi VI : Sosok dan spiritualitas katekis

1. Tujuan:

Membantu katekis semakin menyadari dan memahami siapa diri mereka,

apa tugas dan tanggung jawab mereka, sehingga semakin meningkatnya

semangat pelayanan katekis di zaman sekarang

2. Langkah I:

Pendamping meminta peserta berkumpul dalam kelompok kecil untuk

berdiskusi dan berrefleksi secara bersama sambil membagikan

lembaran diskusi kepada peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

102

Pendamping meminta peserta dalam setiap kelompok mendiskusikan

dan merefleksikan sesuai dengan pertanyaan yang sudah dibagikan

3. Langkah II:

Pendamping meminta salah satu perwakilan dari peserta untuk

membagikan hasil diskusi dalam kelompok besar dan peserta yang lain

diminta untuk menanggapi

Setiap kelompok secara bergantian membagikan hasil diskusi dan

refleksi bersama tersebut dalam kelompok besar

4. Langkah III:

Pendamping merangkum keseluruhan sharing peserta dan memberikan

peneguhan dari hasil sharing dan juga materi yang bersangkutan

09.30-10.00 : Snack

Pendamping dan peserta menikmati snack bersama

Salah satu memimpin doa snack

10.00-11.00 : Evaluasi dan refleksi bersama

Pendamping memberikan pengantar singkat untuk evaluasi dan refleksi

bersama tentang keseluruhan kegiatan retret selama 3 hari berlangsung

Pendamping meminta peserta untuk terbuka hati memberikan hal-hal

yang menarik dan kurang menarik selama proses retret berlangsung

Pendamping meminta peserta untuk memberikan masukan dan saran

untuk perbaikan retret yang akan datang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

103

11.00-11.15 : Persiapan misa penutupan retret

Pendamping dan peserta mempersiapkan misa penutup

Pendamping memilih dari peserta yang bertugas dalam perayaan

Ekaristi

Pendamping memastikan semua peserta siap mengikuti perayaan

Ekaristi

11.15-13.00 : Misa penutup

Pendamping dan peserta bersama-sama mengikuti Misa penutupan

retret

13.00-13.30 : Makan siang

Pendamping dan peserta bersama-sama menikmati makan siang yang

sudah disediakan

Salah satu peserta memimpin doa makan

13.30-14.00 : Sayonara

Perwakilan dari salah satu dari peserta memberikan sepatah dua patah

kata ungkapan terima kasih kepada pendamping

Pendamping juga memberikan ucapan terima ksih kepada semua

peserta karena semua dapat mengikuti retret dengan baik sehingga

semua dapat berjalan dengan lancar

Peserta dan pendamping bersiap-siap untuk pulang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

104

BAB V

PENUTUP

Bab-bab dalam skripsi ini telah memaparkan tantangan pelayanan katekis,

siapa katekis, dan karya pewartaan Rasul Paulus. Inspirasi-insirasi tentang

pengorbanan diri yang diambil dalam 2 Korintus 9:6-15 yang meliputi memberi

dengan rela, melayani dengan tulus, hidup dalam doa, berani berkorban dan

bersyukur dalam segala hal sudah penulis paparkan dengan sederhana, agar lebih

mudah dimengerti dan dipahami oleh katekis. Maka pada bab V ini penulis

menarik kesimpulan atas pembahasan dalam bab-bab sebelumnya. Bagian ini juga

memaparkan beberapa saran yang dapat membantu katekis dalam meningkatkan

semangat dalam melaksanakan tugas dan pelayanan sebagai pewarta di zaman

sekarang.

A. Kesimpulan

Perubahan zaman yang terus-menerus memunculkan pelbagai tantangan

zaman yang semakin kompleks. Katekis zaman sekarang menghadapi banyak

tantangan dalam pelayanan mereka. Tantangan-tantangan tersebut dapat

mempengaruhi karya pewartaan katekis di mana umat yang mereka layani

merupakan umat yang hidup di zaman ini. Katekis memiliki peran dan tanggung

jawab yang sangat besar dalam sebuah kemajuan Gereja. Secara khusus Gereja

Indonesia tidak mungkin hidup dan berkembang tanpa kehadiran dan peran para

katekis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

105

Katekis adalah seorang yang telah diutus oleh Gereja untuk membantu

menyebarkan kasih Allah kepada semua orang. Katekis juga dapat diartikan

sebagai kaum awam yang mendapatkan pendidikan khusus dan menonjol dalam

menjalankan tugas misioner Gereja. Katekis disebut juga sebagai pelayan, saksi,

penginjil, dan tulang punggung komunitas Kristiani terutama bagi Gereja yang

masih muda. Tugas katekis pertama-tama adalah memperkenalkan Kristus kepada

semua orang sehingga semakin dicintai dan diikuti oleh mereka yang belum

mengenal-Nya dan oleh kaum beriman itu sendiri. Dalam melaksanakan tugas dan

pelayanan, katekis banyak dihadapkan dengan berbagai tantangan zaman.

Tantangan-tantangan tersebut dalam Evangelii Gaudium meliputi: konsumerisme,

globalisasi ketikpedulian, klerikalisme dan relativime. Selain itu dalam

Direktorium Formatio Iman juga disebutkan beberapa tantangan arus zaman

yakni: sekularisasi dan sekularisme, pendangkalan hidup dan budaya instan, krisis

iman dan moral: ateisme dan relativisme dan merebaknya kemiskinan. Dalam

menghadapi tantangan zaman tersebut katekis diharapkan dapat menyikapi

berbagai tantangan zaman tersebut secara kritis dan bijaksana.

Rasul Paulus merupakan tokoh yang dapat menjadi panutan katekis dalam

melaksanakan tugas pewartaan dan pelayanan di zaman sekarang. Rasul Paulus

dapat menjadi cotoh pewarta atau pelayan yang setia. Keseluruhan hidup dan

karyanya diserahkan hanya untuk melayani Kristus. Paulus dalam suratnya yang

pertama kepada jemaat Korintus mengatakan bahwa “Celakalah aku, jika aku

tidak memberitakan Injil” (1 Kor 9:16). Hal tersebut menunjukkan bahwa

memberitakan Injil merupakan suatu keharusan bagi Paulus. Dalam suratnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

106

kepada jemaat Filipi Rasul Paulus juga berkata “Karena bagiku hidup adalah

Kristus dan mati adalah keuntungan” (Flp 1:21). Hal ini mau menunjukkan bahwa

hidup Rasul Paulus sepenuhnya hanya untuk pewartaan. Baginya hidup adalah

Kristus berarti sepenuhnya hidup Rasul Paulus diserahkan untuk karya dan

pewartaannya dan bukti cintanya kepada Allah.

Paulus merupakan seorang Yahudi termasuk golongan Farisi. Ia

memelihara hukum nenek moyong dan taat pada hukum Taurat, bahkan dalam

memelihara hukum Taurat ia tidak bercacat. Ayah Paulus berasal dari suku

Benyamin. Dari ayahnya ia mewarisi kewarganegaraan Romawi dan dididik

dalam budaya Yunani. Paulus pertama kali muncul sebagai orang Yahudi fanatik

yang mengejar-ngejar jemaat Kristen. Pada saat Paulus begitu semangat ingin

memusnahkan jemaat Kristen disitulah ia tertangkap oleh Kristus. Pada perjalanan

menuju Damsyik ada cahaya menyinarinya. Paulus rebah ke tanah kemudian ia

mendengar ada satu suara. Berkat kejadian di Damsyik itulah Paulus menjadi

pelayan Kristus yang tak kenal lelah.

Paulus melakukan perjalanan sebanyak tiga kali dalam pelayanannya.

Dalam mewartakan Kristus banyak pengorbanan yang dilakukan oleh Paulus.

Tidak jarang Paulus dan rekannya ditolak bahkan diusir oleh karena nama Kristus.

Aniaya dan penjara merupakan hal yang seringkali Paulus dan rekannya lalui.

Paulus meski mengalami berbagai macam tantangan dan kesulitan dalam karya

dan pewartaannya pada saat itu, tidak membuat dia goyah dalam melaksanakan

tugasnya sebagai pewarta Kristus. Rintangan dan hambatan tersebut tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

107

membuat Paulus menyerah. Semangatnya tak pernah padam dalam mewartakan

Kristus.

Inspirasi yang dapat dipelajari oleh katekis dari Rasul Paulus terutama

dalam 2 Korintus 9:6-15 adalah memberi dengan rela, melayani dengan tulus,

hidup dalam doa, berani berkorban, dan bersyukur dalam segala hal. Sebagai

pewarta kelima inspirasi tersebut merupakan hal yang perlu katekis dalami.

Karena tanpa memberikan diri dengan rela katekis tidak bisa melayani dengan

tulus, tanpa doa katekis tidak bisa berjalan sendiri, tanpa berkorban pelayanan

katekis tidak memiliki makna, dan tanpa bersyukur dalam segala hal tugas

pewartaan yang dilakukan oleh katekis terasa berat dan melelahkan. Oleh karena

itu, kelima inspirasi tersebut diharapkan dapat memberi manfaat bagi katekis

dalam meningkatkan semangat pelayanan katekis di zaman sekarang.

B. Saran

Karya tulis ini tentu bukan merupakan hasil yang sudah sempurna, masih

memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penulisan. Akan tetapi

meskipun begitu berikut penulis menyampaikan beberapa saran yang kiranya

dapat berguna bagi pelayanan katekis. Saran tersebut disampaikan kepada:

1. Para katekis terutama bagi katekis yang sedang berkarya dapat menggali

inspirasi dari Rasul Paulus antara lain memberi dengan rela, melayani dengan

tulus, hidup dalam doa, berani berkorban dan bersyukur dalam segala hal.

Akan tetapi tidak terbatas pada pemaparan penulis saja masih banyak inspirasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

108

yang dapat digali dari sumber-sumber yang lain sesuai dengan yang

dibutuhkan.

2. Untuk meningkatkan semangat pelayanan katekis, paroki-paroki perlu

mengadakan program retret atau rekoleksi khusus bagi katekis, yang dapat

memberi motivasi dan inspirasi bagi katekis dalam melaksanakan tugas

pelayanan mereka. Retret dan rekoleksi perlu diadakan agar dalam

melaksanakan tugas pelayanan para katekis selalu sadar akan tugas dan

tanggung jawab mereka sebagai pewarta sehingga selalu semangat dalam

melayani.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

109

DAFTAR PUSTAKA

Bea, Agustinus. (1975). Paulus yang Tertangkap Oleh Kristus. Flores: Nusa

Indah.

Bright, Laurence. (1971). Paul II. London: Beccles and Colchester.

Brill, J. Wesley. (t.thn). Tafsiran Surat Korintus Kedua. Bandung: Kalam

Hidup.

Darminta, J. (1997). Doa dan Pengolahan Hidup. Yogyakarta: Kanisius.

Dewan Karya Pastoral KAS. (2014). Direktorium Formatio Iman, Menjadi

Katolik Cerdas Tangguh dan Misioner Sejak Dini Sampai Mati.

Semarang: Keuskupan Agung Semarang.

Eko Riyadi, St. (2012). Hidup dalam Kristus. Yogyakarta: Kanisius.

____________. (2017). Surat-surat Proto Paulino. Yogyakarta.

Fransiskus. (2015). Evangelii Gaudium, Seri Dokumen Gerejawi No. 94

(F.X. Adisusanto & Bernadeta Harini Tri Pasasti, Penerjemah). Jakarta:

Departemen Dokumentasi dan Penerangan Waligereja Indonesia.

(Dokumen asli diterbitkan tahun 2013).

Hari Kustanto, Antonius. (2008). Paulus dari Tarsus: 21 tanya jawab.

Yogyakarta: Kanisius.

Haryanto Soedjatmiko. (2008). Saya Berbelanja, Maka Saya Ada.

Yogyakarta dan Bandung: Jalasutra.

Heru Prakosa, J. B. (2015). “Tantangan Zaman dan Ancaman Klerikalisme”

Rohani, Tahun ke-62, Agustus. h.33

Heuken, A. (2002). Spiritualitas Kristiani-Pemekaran Hidup Rohani Selama

Dua Puluh Abad. Jakarta: Cipta Loka Caraka.

http://daiwithin16.blogspot.com/2015/10/klerikalisme.html, diunggah pada

21 Juni 2018

http://pengertian.website/pengertian-globalisasi-pengaruh-dan-dampaknya/

diunggah pada 21 Juni 2018

Jakobs, Tom. (1983). Paulus: Hidup, Karya, dan Teologinya. Yogyakarta:

Kanisius.

____________. (1985). Paulus Rasul. Yogyakarta: Kanisius.

Kitab Hukum Kanonik. (2016). Edisi Resmi Bahasa Indonesia (Revisi II).

Bogor: Konferensi Waligereja Indonesia. (Dokumen asli diterbitkan

tahun 1983).

Kongregasi Evangelisasi untuk Bangsa-bangsa. CEP. (2001). Pedoman untuk

Katekis (Komisi Kateketik KWI, Penerjemah). Yogyakarta: Kanisius.

Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. (R. Hardawiryana,

Penerjemah). Jakarta: Obor. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1966).

Lalu, Yosep. (2009). “Kepribadian dan Spiritualitas Katekis dalam Tantangan

Zaman” dalam Predicamus, Vol VIII, Edisi Januari-Maret. h.l2

Lembaga Alkitab Indonesia. (2012). Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: LAI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: MENGGALI NILAI PENGORBANAN DIRI DARI PAULUS …repository.usd.ac.id/32937/2/141124026_full.pdf · yang setengah perjalanan skripsiku meninggalkan kupergi untuk selamanya dan sekarang

110

Lembaga Biblika Indonesia. (1991). Tafsir Perjanjian Baru 7 Surat-surat

Paulus 2. Yogyakarta: Kanisius.

Lembaga Pendidikan Kader. (1971). Memberi Berarti Melimpahkan.

Yogyakarta. Kanisius.

Nur Widipranoto, Markus, Fransiscus Xaverius Sugiyana, dan Thomas

Aquino Purwono. (2018). Direktorium Formatio Iman Keuskupan Agung

Semarang. Yogyakarta: Kanisius.

Prasetya, L. (2007). Menjadi Katekis, Siapa Takut?. Yogyakarta: Kanisius.

Purwa Hadirwardoyo, Al. (2008). Warisan Paulus bagi Umat. Yogyakarta:

Kanisius.

Sarjumunarsa, Th. (1982). “Spiritualitas Katekis” Rohani, Tahun XXIX,

Februari. h.33.

Seto Marsunu, Y. M. (2008). Paulus Sukacita Rasul Kristus. Yogyakarta:

Kanisius

____________. (2016). Pengantar Surat-surat Paulus. Yogyakarta: Kanisius

Shomai, Mohammad A. (2005). Relativisme Etika, Analisis Prinsip-prinsip

Moralitas. Jakarta: Serambi.

Suhardo, E. (1972). Sukses Katekis dalam Kepemimpinan. Yogyakrat: Bagian

Publikasi Puskat.

Suharyo, Ignatius. (2003). Menjadi Manusia Dewasa. Yogyakarta: Kanisius.

Yohanes Paulus II. (1992). Catechesi Tradendae, Seri Dokumen Gerejawi No

28, Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan

Konferensi Waligereja Indonesia. (Dokumen asli diterbitkan

tahun 1979).

____________. (2015). Redemptoris Missio, Seri Dokumen Gerejawi No 14,

Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan

Konferensi Waligereja Indonesia. (Dokumen asli diterbitkan

tahun 1990).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI