media transportasi
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Merupakan media yang membahas tentang perkembangan transportasi di IndonesiaTRANSCRIPT

EDIS I 12/2012
Kinerja Kementerian Perhubungan Tahun 2012


Majalah Kementerian PerhubunganNo.STT. No. 349 SK/Ditjen PPG/STT 1976
ISSN : 0853179X
PembinaMenteri Perhubungan RI
Wakil Menteri Perhubungan RI
PenasehatSekretaris Jenderal Kementerian PerhubunganInspektur Jenderan Kementerian Perhubungan
Dirjen Perhubungan Darat Dirjen Perhubungan Laut
Dirjen Perhubungan UdaraDirjen Perkeretaapian
Kepala Badan Pengembangan SDM PerhubunganKepala Badan Litbang Perhubung
PengarahKepala Pusat Komunikasi Publik
Penanggung Jawab/Pemimpin UmumEuis Eliany Kusumah
Pelaksana Pimpinan RedaksiNina Anggraeni
EditorNuris Rochmadi
Fransiskus Agung Setiawan
Dewan RedaksiProf.Dr.H.K.Martono SH LLMIr. Drs. Djoko Setijowarno, MT
Mia ErmayaBadrul Ulum
Gatut AribowoRisky Rahardjo
Sekretaris RedaksiTyasmithaYosephinMifdhal
PhotographerPainoHerdinWisnu
Hari BuyungHari Supriyono
KaryotoElvis Sendouw
Creative DesignFranky Houtman
Agnesia Cindy
Alamat RedaksiJl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta PusatTelp. (021) 3504631, 3811308 Ext. 1122, 1419
Fax (021) 3504631, 3511809e-mail: [email protected]
PenerbitKementerian Perhubungan RI
3
EDIT
ORIA
LTR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
Transportasi mempunyai peranan yang penting dan strategis di
dalam mendukung, mendorong dan menunjang segala aspek
kehidupan baik dalam pembangunan politik, ekonomi, sosial
budaya dan pertahanan keamanan.
Oleh karena itu, Kemenhub telah menyusun Rencana Strategis
(RENSTRA) Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014. Sasaran yang
hendak dicapai dalam RENSTRA Kemenhub adalah: Meningkatnya
keselamatan, keamanan, dan pelayanan sarana dan prasarana transportasi
sesuai Standar Pelayanan Minimal; Meningkatnya aksesibilitas masyarakat
terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi guna mendorong
pengembangan konektivitas antar wilayah; Meningkatnya kapasitas sarana
dan prasarana transportasi untuk mengurangi backlog dan bottleneck kapasitas infrastruktur transportasi; Peningkatan kualitas SDM dan
melanjutkan restrukturisasi kelembagaan serta reformasi regulasi;
Terwujudnya pengembangan teknologi transportasi yang efisien dan ramah
lingkungan sebagai antisipasi terhadap perubahan iklim.
Lebih lanjut, untuk mengejar pertumbuhan ekonomi, Pemerintah sejak
tahun 2011 telah menyusun kebijakan Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Implementasi dari MP3EI ini
adalah penciptaan 6 koridor ekonomi yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara dan Papua-Kepulauan Maluku, dimana
mutlak membutuhkan dukungan infrastruktur yang memadai termasuk di
dalamnya sektor perhubungan.
Peran sektor perhubungan di sini adalah ikut mendorong terciptanya
konektivitas baik intra wilayah maupun antar wilayah dengan tujuan
menghubungkan pusat-pusat ekonomi utama dalam setiap koridor dan
antar koridor. Pada prinsipnya tidak ada hal yang bertentangan menyangkut
kebijakan dan pola perencanaan pembangunan transportasi yang telah
disusun Kementerian Perhubungan dengan perkembangan strategis terbaru
seperti implementasi MP3EI.
Hal ini mengingat pada prinsipnya penyusunan MP3EI juga sudah selaras
mengacu Sistem Transportasi Nasional (Sistranas), dan MP3EI merupakan
dokumen yang bersifat melengkapi dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP). Oleh karena itu dokumen MP3EI ini menjadi acuan dalam
penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (Rencana
Strategis 5 tahunan) yang diterjemahkan menjadi Rencana Kerja setiap
tahunnya.
Lebih dari itu, ada banyak capaian yang
dilakukan oleh Kemenhub di tahun 2012 untuk
menggapai RENSTRA 2010-2014 dan mewujudkan
MP3EI. Semuanya dilakukan demi kepentingan
dan kesejahteraan Rakyat Indonesia. Dengan
tetap mengakui adanya kekurangan, maka untuk
tahun depan Kemenhub bertekad meningkatkan
kinerjanya dengan penuh harapan. n
EDITORIAL
EDIS I 12/2012
Kinerja Kementerian Perhubungan Tahun 2012
CAPAIAN KINERJA KEMENHUB 2012
Sumber Foto: wwww. flickr.com

TRAN
S IS
I
4
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Trans Utama
TRANS ISI TRANSMEDIA Edisi 12 Tahun 2012
6
48
1223
Trans News
n KEMENHUB Deklarasikan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi44 - 47
Trans Moda Udaran Operator Jasa Transportasi Diminta Tidak Cepat Puas48
1230
Kolom Opinin Kebijakan Pembatasan Kendaraan Pribadi30 - 33
n Para Menteri Transportasi ASEAN Sepakati Konektivitas40 - 41
n Petugas Pelayanan Terpadu Satu Dituntut Profesional43n Dibuka Wacana Pembangunan Jalur Khusus Motor42
Trans Moda Daratn Bentuk Karakter “Budaya Selamat” Sedini Mungkin49
49
n Konektivitas ASEAN38 - 39
n Indonesia-Australia Kerja Sama Tingkatkan Standar Transportasi36 - 37
n Bersinergi Membangun Transportasi menuju Indonesia Sejahtera23 - 29n Kinerja Kementerian Perhubungan Tahun 20126 - 22
n Kemenhub akan Wujudkan Angkutan Khusus Ternak34 - 35

5
TRAN
S IS
ITR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
Trans Moda Laut
Trans Sejarahn Lapangan Udara Pitu Strep Morotai
Trans Unikn KLB Pembawa Presiden Pertama Hijrah ke Yogyakarta
58- 59
n Kementerian Perhubungan Komitmen dalam Peningkatan
Keselamatan Pelayaran Standar Kapal Non Konvensi
Transiklopedian 19 Jenis Lokomotif Kereta Api yang Digunakan di Indonesia
72 - 73
Trans Teknon Presiden Mencoba Mobil Listrik Buatan UGM 62 - 63
Trans Wisatan Pulo Kemaro, Paduan Wisata Kebudayaan dan Keagamaan
68 - 71
52
60
68
64 - 68
50 - 53
Trans Featuren Syafei dan tantangan Menjadi Masinis
60 - 61
62
Trans Moda KAn Lokomotif Diesel Hidrolik CC 30054 - 57

TRAN
S U
TAM
A
6
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Transportasi mempunyai
peranan yang penting
dan strategis di dalam
mendukung, mendorong
dan menunjang segala aspek
kehidupan baik dalam pembangunan
politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan. Oleh karena
itu, Kementerian Perhubungan
bekerja keras sepanjang tahun
2012 ini untuk mewujudkan sistem
transportasi yang andal.
Demikian diungkap Menteri
Perhubungan, EE Mangindaan dalam
Jumpa Pers Akhir Tahun 2012 yang
diselenggarakan di Kementerian
Perhubungan, Jakarta (20/12/2012).
KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2012
“Dalam rangka mewujudkan peran
strategis transportasi tersebut
maka telah disusun Rencana
Strategis (RENSTRA) Kementerian
Perhubungan Tahun 2010-2014 yang
dituangkan dalam Keputusan Menteri
Perhubungan No KM 7 Tahun 2010,”
kata Mangindaan.
RENSTRA Kementerian
Perhubungan ini pada dasarnya
merupakan tindak lanjut penjabaran
tugas sektoral transportasi dari
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Nasional 2010-
2014 yang ditetapkan dengan
Peraturan Presiden No. 5 Tahun
2010. Keberadaan RENSTRA
Kementerian Perhubungan ini
kemudian menjadi pedoman
dalam penyelenggaran dan
pembangunan transportasi
periode tahun 2010 – 2014 dengan
sasaran-sasaran yang ditetapkan
sebagai berikut:
Pertama, meningkatnya
keselamatan, keamanan, dan
pelayanan sarana dan prasarana
transportasi sesuai Standar
Pelayanan Minimal; Kedua, meningkatnya aksesibilitas
masyarakat terhadap pelayanan
sarana dan prasarana transportasi
guna mendorong pengembangan
konektivitas antar wilayah;
TRAN
S U
TAM
A
6
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Foto
: Fra
ns A
gung
S

7
TRAN
S U
TAM
ATR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
Ketiga, meningkatnya kapasitas
sarana dan prasarana transportasi
untuk mengurangi backlog dan
bottleneck kapasitas infrastruktur
transportasi; Keempat, peningkatan
kualitas SDM dan melanjutkan
restrukturisasi kelembagaan
serta reformasi regulasi; Kelima, terwujudnya pengembangan teknologi
transportasi yang efisien dan ramah
lingkungan sebagai antisipasi
terhadap perubahan iklim.
Mengacu RENSTRA Kementerian
Perhubungan Tahun 2010-
2014 disusun rencana kerja
tahunan (renja) yang memuat
program-program pembangunan
transportasi sesuai arah kebijakan
masing-masing sub sektor yaitu
Transportasi Darat, Transportasi
Perkeretaapian, Transportasi
Laut, Transportasi Udara, Badan
Penelitian dan Pengembangan,
Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Inspektorat Jenderal, dan
Sekretariat Jenderal.
Selama 3 tahun terakhir yaitu
mulai tahun 2010 hingga 2012,
jumlah total pagu anggaran yang
diterima Kementerian Perhubungan
mengalami kenaikan. Pada tahun
2010 tercatat total pagu Rp. 17,8
trilyun (pagu definitif Rp 15,8 trilyun),
tahun 2011 Rp. 23, 3 trilyun (pagu
definitif Rp 22,1 trilyun) dan tahun
2012 Rp. 33,8 trilyun (pagu definitif
Rp. 28,1 trilyun) . Sementara itu
tingkat penyerapan yang berhasil
dicapai pada tahun 2012 posisi
sampai dengan bulan November
adalah 63,2% diprediksikan
pada akhir tahun akan mencapai
88,85%. Dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya prosentase penyerapan
ini tidak jauh berbeda yaitu pada
tahun 2010 tercatat sebesar 86,9%
dan tahun 2011 sebesar 85,86%.
Namun apabila dilihat dari jumlah
rupiah yang terserap terdapat
peningkatan mengingat jumlah total
pagu anggarannya juga meningkat.
Meskipun cenderung mengalami
kenaikan jumlah total pagu setiap
tahunnya, anggaran yang disediakan
Pemerintah melalui APBN untuk
sektor perhubungan masih jauh
dari kebutuhan sesungguhnya.
Tiga tahun terakhir rata rata APBN
hanya memenuhi 52,1 % dari
kebutuhan anggaran yang diajukan,
7
TRAN
S U
TAM
ATR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
Foto
: Fra
ns A
gung
S

TRAN
S U
TAM
A
8
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
seperti misalnya pada tahun 2012
ini dari kebutuhan anggaran yang
diajukan Rp. 45,5 trilyun APBN
hanya memenuhi Rp. 28,1 trilyun
(pagu definitif) yang berarti hanya
61,8%. Ketimpangan pembiayaan
sektor perhubungan akan semakin
terlihat apabila merujuk kebutuhan
yang seharusnya dipenuhi untuk
pembangunan sektor perhubungan.
Dalam kurun waktu 2010 – 2015
untuk mengejar target pertumbuhan
ekonomi sebesar 6,3% per tahun,
seharusnya dibutuhkan pembiayaan
sebesar Rp. 1.626 trilyun hanya
untuk sektor perhubungan, pada
kenyataannya APBN diperkirakan
hanya mampu memenuhi lebih
kurang 7 % atau senilai Rp. 119,7
trilyun.
Untuk mengejar pertumbuhan
ekonomi, Pemerintah sejak tahun
2011 telah menyusun kebijakan
Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI). Implementasi
dari MP3EI ini adalah penciptaan
6 koridor ekonomi yaitu Sumatera,
Jawa, Kalimantan, Sulawesi,
Bali-Nusa Tenggara dan Papua-
Kepulauan Maluku, dimana
mutlak membutuhkan dukungan
infrastruktur yang memadai termasuk
di dalamnya sektor perhubungan.
Peran sektor perhubungan
di sini adalah ikut mendorong
terciptanya konektifitas baik intra
wilayah maupun antar wilayah
dengan tujuan menghubungkan
pusat-pusat ekonomi utama dalam
setiap koridor dan antar koridor.
Pada prinsipnya tidak ada hal yang
bertentangan menyangkut kebijakan
dan pola perencanaan pembangunan
transportasi yang telah disusun
Kementerian Perhubungan dengan
perkembangan strategis terbaru
seperti implementasi MP3EI.
Hal ini mengingat pada prinsipnya
penyusunan MP3EI juga sudah
selaras mengacu Sistem Transportasi
Nasional (Sistranas), dan MP3EI
merupakan dokumen yang bersifat
melengkapi dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP). Oleh karena itu dokumen
MP3EI ini menjadi acuan dalam
penyusunan dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
(Rencana Strategis 5 tahunan) yang
diterjemahkan menjadi Rencana
Kerja setiap tahunnya.
Namun seperti halnya dialami
oleh sektor/ kementerian lain,
upaya untuk menarik investasi
swasta di sektor perhubungan
ini belum membuahkan hasil
sesuai dengan yang diharapkan.
Reformasi kebijakan yang menjadi
aspek fundamental agar swasta
dapat terlibat dalam pembangunan
transportasi sebenarnya telah
selesai dilaksanakan Kementerian
Perhubungan secara tuntas.
Namun hal ini belum cukup mampu
untuk mendorong swasta masuk,
sehingga masih terus dilaksanakan
strategi dan langkah-langkah
lain yang dikoordinasikan secara
bersama dengan instansi lain
seperti Bappenas, Kantor Menko
“Meskipun statistik penerbangan
komersial menunjukkan
peningkatan yang signifikan, Pemerintah
tetap menjalankan kewajiban
penyelenggaraan angkutan penerbangan perintis untuk daerah-
daerah terpencil.”
TRAN
S U
TAM
A
8
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Foto
: Fra
ns A
gung
S

9
TRAN
S U
TAM
ATR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
Perekonomian dan Kementerian
Keuangan. Seperti diketahui saat
ini guna menarik investasi swasta
untuk semua sektor infrastruktur
(tidak hanya perhubungan) melalui
mekanisme KPS, telah dilakukan
pemisahan yang jelas antara fungsi
regulator dan operator. Untuk
penyiapan/ pengemasan proyek agar
menarik investor dilakukan oleh
BUMN PT (Persero) Sarana Multi
Infrastruktur (SMI), sementara untuk
pemberian jaminan pemerintah
dilakukan oleh BUMN PT (Persero)
Penjaminan Infrastruktur Indonesia
(PII) dan untuk kebutuhan penyediaan
dana talangan dilakukan oleh Pusat
Investasi Pemerintah (PIP) yang
merupakan BLU dibawah naungan
Kementerian Keuangan.
Dengan peningkatan upaya dan
strategi tersebut, saat ini di sektor
perhubungan telah selesai dilakukan
pra studi kelayakan terhadap proyek
Terminal Pelabuhan Karang Ampo,
Karang Asem Bali yang bernilai USD
36 juta dan sedang dilaksanakan pra
studi kelayakan untuk Bandar Udara
Banten Selatan di Pandeglang Banten
senilai USD 214 juta. Sementara
itu untuk dua proyek perhubungan
yang semula direncanakan akan
ditawarkan melalui skema KPS pada
akhirnya Pemerintah memutuskan
opsi lain yaitu dengan bentuk
penugasan khusus kepada BUMN.
Dua proyek tersebut adalah
pembangunan Pelabuhan Kalibaru
sebagai bagian dari perluasan
Pelabuhan Tanjung Priok
dimana Pemerintah memberikan
penugasan kepada PT Pelindo II
dan pembangunan konektivitas
kereta api komuter ke wilayah
Bandara Soekarno-Hatta, dimana
Pemerintah memberikan penugasan
kepada PT Kereta Api Indonesia.
“Keputusan ini diambil Pemerintah
mengingat kebutuhan yang sudah
sangat mendesak sementara
apabila menggunakan skema
KPS akan membutuhkan waktu
yang lebih lama. Kedua proyek ini
dalam pembiayaannya sepenuhnya
diusahakan oleh BUMN yang ditunjuk
tanpa membebani APBN,” tutur
Mangindaan.
Kementerian Perhubungan juga
telah melakukan berbagai upaya
peningkatan dalam hal pengawasan
dan tata kelola, yang menjadi satu
rangkaian pelaksanakan kebijakan
reformasi birokrasi. Upaya untuk
mempercepat reformasi birokrasi
telah dimulai pada tahun 2011 lalu
dengan dikeluarkannya Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor Nomor
KP.159 Tahun 2011 Tanggal 09 Maret
2011 tentang Reformasi Birokrasi.
Tindak lanjut dari keputusan tersebut
pada saat ini telah dibentuk Tim
Reformasi Birokrasi Kementerian
9
TRAN
S U
TAM
ATR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2Fo
to: F
rans
Agu
ng S

TRAN
S U
TAM
A
10
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Perhubungan yang bertugas untuk
melaksanakan program reformasi
birokrasi meliputi: manajemen
perubahan, penataaan peraturan
perundangan, penataan dan
penguatan organisasi, penataan
tata laksana, penataan sistem
manajemen SDM aparatur, penguatan
pengawasan, penguatan akuntabilitas
kinerja, penguatan kualitas pelayanan
publik serta monitoring dan evaluasi.
Beberapa langkah nyata pada
tahun 2012 telah dilakukan. Untuk
penguatan pengawasan internal
misalnya saat ini Kementerian
Perhubungan melakukan koordinasi
dengan BPKP guna menyusun
desain penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Interen Pemerintah
(SPIP), serta meningkatkan peran
Aparat Pengawasan Interen
Pemerintah sebagai quality assurance dan consulting. Selain itu Inspektorat
Jenderal Kementerian Perhubungan
yang menjadi leading sector percepatan reformasi birokrasi pada
tahun ini telah melaksanakan pula
salah satu sub program monitoring
yaitu Persiapan Pelaksanaan
Pedoman Penilaian Mandiri
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
(PMPRB) online yang nantinya hasil
reformasi Birokrasi Kementerian bisa
diakses secara online.
Tidak hanya dalam hal
pengawasan, upaya peningkatan
pelayanan publik pada tahun 2012
telah mencatat sebuah keberhasilan
yang cukup berarti dengan
diresmikannya sistem Pelayanan
Terpadu Satu Atap (PTSA) Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut.
“Keberadaan PTSA dengan 16 loket
dalam satu layanan terpadu satu atap
ini diharapkan akan memberikan
kemudahan dan kenyamanan
pelayanan terkait dengan berbagai
perijinan di sub sektor perhubungan
laut. Perbaikan kinerja pengawasan
dan pelayanan ini terus diperkuat
pula dengan kebijakan yang bersifat
pembinaan,” ujar Mangindaan.
Dalam hal pengawasan, lanjutnya,
telah dilakukan program pembinaan
dengan memberikan penilaian dan
penghargaan kepada Unit Pelaksana
Teknis yang memiliki kinerja
pelaksanaan anggaran yang baik,
dimana pada tahun 2013 nanti akan
diperluas ke lingkungan Satuan Kerja
(Satker) di lingkungan Kementerian
Perhubungan. Diharapkan pembinaan
dengan melalui cara seperti ini
akan dapat mendorong tata kelola
anggaran yang lebih baik, sehingga
akan memberikan kontribusi pada
upaya untuk pencapaian opini wajar
tanpa pengecualian dari BPK.
Sementara itu dalam hal
pembinaan pelayanan telah pula
dilakukan penilaian dan pemberian
penghargaan pelayanan prima yang
TRAN
S U
TAM
A
10
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Foto
: Dok
.Pus
kom
Pub
lik/P
n

11
TRAN
S U
TAM
ATR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
dilakukan 2 tahun sekali. Pada tahun
2012 kegiatan ini telah memberikan
penilaian dan penghargaan terhadap
unit layanan publik yang terdiri dari
UPT Subsektor Perhubungan, BUMN
dan Swasta. Dari 132 unit pelayanan
publik yang dinilai, yang memperoleh
penghargaan pelayanan prima
sebanyak 118 Unit layanan dengan
kategorisasi pelayanan: Prima Utama
sebanyak 22 buah, Prima Madya
sebanyak 69 buah, Prima Pratama
sebanyak 27 buah.
Langkah-langkah reformasi
birokrasi yang dilakukan
Kementerian Perhubungan ternyata
berhasil mendapatkan apresiasi
dari kelembagaan pengawasan
eksternal. Tercatat pada tahun 2012
Kementerian Perhubungan berhasil
mendapat predikat terbaik dalam
Penilaian Inisatif Anti Korupsi (PIAK)
yang diselenggarakan oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Dalam keikutsertaannya yang
ketiga kali tersebut Kementerian
Perhubungan mendapatkan
total nilai 7,65, merupakan nilai
tertinggi dari seluruh peserta yang
berjumlah 23 instansi pusat dan
13 instansi daerah. Komponen
penilaian yang mendapatkan nilai
tinggi diantaranya menyangkut akses
publik untuk mendapatkan informasi,
mekanisme pengaduan masyakat dan
transparansi pengadaan barang dan
jasa. Penghargaan lain yang didapat
adalah menyangkut mekanisme
penyelenggaraan barang dan jasa
melalui e-procurement, dimana
Layanan Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE) Kementerian Perhubungan
mendapatkan penilaian terbaik pada
kategori Organizational Transformation
atau LPSE yang banyak memfasilitasi
lelang dengan akselerasi tertinggi,”
urai Mangindaan.
Penghargaan yang diperoleh
tersebut, menurut Mangindaan, tentu
memberikan kebanggaan tersendiri
bagi Kementerian Perhubungan,
walaupun disadari bahwa tetap masih
banyak yang harus dilakukan dalam
rangka implementasi reformasi
birokrasi. Untuk itu pada bulan
“Keberadaan PTSA dengan 16 loket dalam
satu layanan terpadu satu atap ini diharapkan akan memberikan kemudahan
dan kenyamanan pelayanan terkait dengan
berbagai perijinan di sub sektor perhubungan laut. Perbaikan kinerja
pengawasan dan pelayanan ini terus
diperkuat pula dengan kebijakan yang bersifat
pembinaan.”
11
TRAN
S U
TAM
ATR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
Foto
: Dok
.Pus
kom
PU
blik
/RR

TRAN
S U
TAM
A
12
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Desember 2012 Kementerian
Perhubungan mencanangkan
pembangunan Zona Intregitas
Menuju Wilayah Bebas Korupsi
di lingkungan Kementerian
Perhubungan.
Pencanangan ini diharapkan
akan semakin mendorong dan
mempercepat proses pelaksanaan
reformasi birokrasi di lingkungan
Kementerian Perhubungan,
mengingat perubahan yang
harus dilaksanakan seringkali
menyentuh hal-hal mendasar dari
kultur birokrasi yang terbangun
lama sebelumnya. Proses ini
jelas membutuhkan waktu, oleh
karena itu harus terus didorong
dan dilaksanakan secara konsisten
agar pada akhirnya nanti benar-
benar teruwjud birokrasi yang
profesional, melayani, transparan
dan akuntabel bebas dari KKN.
Kinerja Sub Sektor Perhubungan
Pelaksanaan program
pembangunan transportasi di
tahun 2012, telah menghasilkan
berbagai capaian. Di sub sektor
perhubungan darat khususnya
di bidang keperintisan telah
ditetapkan subsidi angkutan
perintis jalan sebanyak 169 trayek
di 25 propinsi dan pengadaan
bus perintis perintis sebanyak 65
unit. Dibandingkan dengan tahun
sebelumnya terdapat peningkatan
dimana untuk tahun 2011 subsidi
perintis jalan tercatat 157 trayek
dan pengadaan bus perintis
sebanyak 48 unit. Sementara itu
untuk angkutan penyeberangan
pada tahun 2012 pemerintah
menyelenggarakan subsidi pada
135 lintasan, dimana terdapat
peningkatan pula dibanding tahun
2011 yang tercatat sebanyak 117
lintasan. Penyelenggaraan subsidi
keperintisan merupakan kewajiban
Pemerintah untuk melayani
masyarakat di wilayah-wilayah
terpencil agar mereka tetap memiliki
aksesibiltas terhadap pelayanan
transportasi.
Selain keperintisan, sub sektor
perhubungan darat pada tahun 2012
juga terus meningkatkan upaya
untuk pembenahan transportasi
perkotaan di berbagai kota di
Indonesia. Transportasi perkotaan
merupakan salah satu permasalahan
transportasi darat yang mendesak
untuk dibenahi, namun mengingat
segala kewenangan menyangkut
transportasi perkotaan ada pada
Pemerintah Daerah setempat, maka
upaya yang dilakukan Kementerian
Perhubungan lebih banyak bersifat
pembinaan.
“Penataan sistem angkutan
perkotaan secara menyeluruh dan
pengembangan angkutan umum
massal perkotaan berbasis bus
merupakan alternatif pembenahan
yang diharapkan dapat dilaksanakan
oleh pemerintah daerah. Sampai
dengan tahun 2012 telah terdapat
13 kota yang mencoba menerapkan
sistem angkutan masal berbasis bus
“Tercatat pada tahun 2012 Kementerian Perhubungan
berhasil mendapat predikat terbaik dalam Penilaian Inisatif Anti Korupsi (PIAK) yang
diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam
keikutsertaannya yang ketiga kali tersebut
Kementerian Perhubungan mendapatkan total nilai
7,65, merupakan nilai tertinggi dari seluruh
peserta yang berjumlah 23 instansi pusat dan 13
instansi daerah.”
TRAN
S U
TAM
A
12
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Foto
: Elv
is S

13
TRAN
S U
TAM
ATR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
ini,” ucap Mangindaan.
Langkah peningkatan aksesibilitas
masyarakat terhadap pelayanan
transportasi serta peningkatkan
konektifitas wilayah terpencil
melalui program keperintisan juga
dilakukan di sub sektor perhubungan
laut. Pada tahun tahun anggaran
2012 Kementerian Perhubungan
mengalokasikan anggaran sebesar
Rp. 331,8 milyar untuk subsidi
67 trayek pelayaran perintis di
20 propinsi. Jumlah tersebut
mengalami kenaikan dibanding tahun
sebelumnya yang tercatat sebesar
Rp. 279 milyar dengan sebagian besar
trayek ada di Indonesia Timur.
Selain subsidi trayek
pembangunan kapal perintis juga
terus dilakukan sehingga pada tahun
2012 jumlah kapal perintis yang telah
dibangun Pemerintah berjumlah 36
buah kapal, meningkat dari tahun
2011 yang berjumlah 32 kapal. Selain
keperintisan, subsidi angkutan laut
juga dilakukan dalam bentuk PSO
yang diberikan kepada operator (PT
Pelni). Jumlah subsidi dalam bentuk
PSO pada tahun 2012 adalah sebesar
Rp. 897 milyar untuk melayani 24
trayek dan 22 kapal, jumlah ini sedikit
meningkat dibandingkan tahun 2011
yang tercatat Rp. 872 milyar.
Sebagai tindak lanjut pelaksanaan
asas cabotage merujuk Inpres No.
5 Tahun 2005, dari tahun ke tahun
dunia pelayaran nasional telah
mampu meningkatkan jumlah kapal
berbendera Indonesia. Apabila pada
bulan Oktober 2011 jumlah kapal
berbendera Indonesia tercatat
sebanyak 10.784 unit, maka pada
bulan oktober 2012 tercatat sudah
bertambah menjadi 11.629 unit.
Pertambahan terasa cukup sigifikan
terlebih apabila dibandingkan tahun
2005 saat kebijakan ini diberlakukan
dimana jumlah kapal berbendera
Indonesia hanya 6.042 unit.
Dengan kondisi saat ini selama
tiga tahun terakhir secara rata-
rata armada nasional mampu
mempertahankan penguasan pangsa
muatan pelayaran dalam negeri
sebesar 98 %. Kondisi ini cukup
menggembirakan terlebih dari
sisi jumlah perusahaan pelayaran
terdapat kecenderungan kenaikan
pula, dimana pada tahun 2010
tercatat pemegang SIUPAL sebanyak
1885 kemudian berkembang menjadi
2106 pada tahun 2011 dan terakhir
pada tahun 2012 bertambah menjadi
2248.
Di bidang regulasi dan tata kelola,
Ditjen Perhubungan Laut pada tahun
2012 telah melakukan serangkaian
kebijakan penyederhanaan organisasi
yaitu penggabungan syahbandar dan
otoritas pelabuhan dengan melalui
Peraturan Menteri Perhubungan No.
34 tahun 2012 tentang Organisasi
13
TRAN
S U
TAM
ATR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
Foto
: Elv
is S

Kesyahbandaran Utama, Peraturan
Menteri Perhubungan No 35 tahun
2012 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Otoritas Pelabuhan serta
Peraturan Menteri Perhubungan No.
36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Kesyahbandaraan
dan Otoritas Pelabuhan. “Dengan
adanya langkah ini diharapkan akan
berdampak pada sistem tatalaksana
akan menjadi lebih tertib dan efisien,
demikian pula pelayanan publik juga
akan lebih baik dan efisien karena
masih dalam 1 lingkup wadah
organisasi,” kata Mangindaan.
Seiring dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi Indonesia
yang cukup baik dalam beberapa
tahun terakhir ini, bisnis angkutan
penerbangan nasional juga
terus bergerak tumbuh bahkan
dapat dikatakan paling pesat
pertumbuhannya dibandingkan moda-
moda lainnya. Statistik mencatat
bahwa pada 3 tahun terakhir
jumlah penumpang angkutan terus
menunjukkan pertumbuhan.
Pada tahun 2010 total jumlah
penumpang 58.390.593 orang dengan
perincian domestik 51.775.656 orang
dan internasional 6.614.937 orang.
Prosentase pertumbuhan yang dicatat
pada tahun 2010 total adalah 19,62
% dengan perincian domestik 18,18%
dan internasional 32,19%. Sementara
itu pada tahun 2011 tercatat total
jumlah penumpang 68.349.439 orang
dengan perincian domestik 60.197.306
orang dan internasional 8.152.133
orang. Prosentase pertumbuhan yang
dicatat pada tahun 2011 adalah total
17,06% dengan perincian domestik
16,27% dan internasional 23,24%.
Mengenai data jumlah penumpang
untuk tahun 2012 baru tercatat
sampai bulan oktober yaitu sebesar
total 40.845.295 orang dengan
perincian 35.522.576 orang domestik
dan 5.322.719 orang internasional.
Peningkatan jumlah penumpang
domestik ini diikuti pula dengan
penambahan rute penerbangan
komersial domestik menjadi
berjumlah 249 rute pada tahun 2012
dibandingkan pada tahun 2011 yang
tercatat 222 rute.
Meskipun statistik penerbangan
komersial menunjukkan peningkatan
yang signifikan, Pemerintah
tetap menjalankan kewajiban
penyelenggaraan angkutan
penerbangan perintis untuk daerah-
daerah terpencil. Data menunjukkan
pada tahun 2012 Pemerintah
mengalokasikan subsidi perintis
penerbangan senilai lebih kurang Rp.
279,2 milyar untuk melayani 130 rute
di 19 propinsi. Penerbangan perintis
ini terutama diselenggarakan guna
mendukung mobilitas masyarakat
di wilayah wilayah tertentu yang
karena kondisi geografis tidak
memungkinkan menggunakan moda
lain. Sejauh ini dalam pelaksanaannya
penerbangan perintis memang masih
kurang optimal dalam pencapaian
target mengingat seringkali ditemui
kendala di lapangan. Pembatalan
penerbangan karena faktor cuaca/
alam ataupun kerusakan pesawat
merupakan hal-hal yang sering
“Penataan sistem angkutan perkotaan secara menyeluruh dan pengembangan
angkutan umum massal perkotaan berbasis bus merupakan alternatif pembenahan yang diharapkan dapat dilaksanakan oleh
pemerintah daerah. Sampai dengan tahun 2012 telah terdapat 13 kota yang mencoba menerapkan sistem
angkutan massa berbasis bus ini.”
TRAN
S U
TAM
A
14
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Foto
: ww
w.b
logs
pot.
com
Bandara Kualanamu

menjadi kendala di lapangan.
Untuk mendukung pertumbuhan
angkutan udara ini secara rutin
dan bertahap juga dilakukan
pembangunan dan peningkatan
daya dukung prasarana seperti
bandar udara. Salah satu proyek
strategis yaitu pembangunan Bandar
Udara Kualanamu, progress yang
telah dicapai sampai dengan bulan
November 2012 adalah 96,95% untuk
realisasi sektor publik sedangkan
realisasi sektor privat mencapai
80,58%, sehingga secara keseluruhan
progress mencapai 89,76%. Kegiatan
peningkatan daya dukung secara
rutin juga dilakukan terhadap semua
bandar udara yang tidak diusahakan,
yang merupakan Unit Pelaksana
Teknis Ditjen Perhubungan Udara.
Peningkatan daya dukung yang
dilakukan misalnya adalah pelebaran
dan perpanjangan run way, pelapisan
run way dan rehabilitasi terminal
dengan pendanaan murni dari APBN.
Aspek yang masih terkait
dengan peningkatan prasarana
yang sangat erat kaitannya pula
dengan keselamatan adalah navigasi
penerbangan. Pada tahun 2012 ini
telah terbit Peraturan Pemerintah
No. 77 Tahun 2012 yang mendasari
berdirinya Perum Pelayanan
Navigasi Penerbangan Indonesia
(PPNPI). Berdirinya PPNPI yang
telah diperjuangkan sejak lama
dan merupakan amanat UU No. 1
tahun 2009 tentang Penerbangan,
merupakan tonggak penting guna
melakukan peningkatan dan
pengembangan navigasi penerbangan
secara utuh. Melalui PPNPI ini
nantinya pelayanan navigasi
penerbangan akan digabungkan
menjadi satu provider guna
menghasilkan layanan navigasi yang
lebih handal. Meskipun PPNPI baru
akan mulai efektif berfungsi pada
tahun-tahun mendatang bukan
berarti selama ini Pemerintah
tidak memperhatikan keandalan
peralatan navigasi penerbangan.
Peningkatan dan pengembangan
merupakan proses yang selalu rutin
dan konsisten dilakukan agar tidak
menganggu tingkat kehandalan. “Saat
ini Pemerintah tengah mengupayakan
peremajaan sistem pengaturan lalu
lintas udara yang berada di wilayah
barat (Jakarta Automated Air Traffic Control System/JAATS) agar tingkat
kehandalan dan sasaran targetnya
mencapai 100 %.”
Seiring dengan itu pula saat
ini telah berlangsung proses
pembangunan gedung JAATS di
Tangerang yang sampai dengan bulan
November 2012 progresnya telah
mencapai 40% dan diharapkan selesai
pembangunannya pada bulan Agustus
2013. Kegiatan ini menggunakan
pendanaan dari APBN dengan
format multiyears mengingat proses
pengerjaanya membutuhkan tahapan-
tahapan waktu tertentu.
Peningkatan dan pengembangan
juga dilakukan di kawasan timur yang
menjadi wilayah Makasar Automated Air Traffic Control System (MAATS)
khususnya terkait dengan proses New
ICAO Flight Plan Format. Sementara
itu di Tanjung Pinang, Natuna,
Pontianak, Sorong, Semarang,
Palembang dan Ambon dilakukan
peremajaan radar MSSR mode S,
sedangkan untuk wilayah ruang
udara yang tidak terjangkau radar
diberilan layanan pengamatan dengan
Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADSB) untuk upper level.
Yang terpenting, ujar Mangindaan,
dalam rangka menjamin aspek
keselamatan penerbangan
Pemerintah juga giat melakukan
pengawasan dan penegakan
aturan. Sejak bulan Januari hingga
September 2012 telah dilakukan
kegiatan Ramp Check sebanyak 985
15
TRAN
S U
TAM
ATR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
Foto
: Sar
i Isk
anda
r

TRAN
S U
TAM
A
16
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
kali. Sementara itu sejak tahun 2010
hingga saat ini setidaknya pemerintah
telah mengeluarkan 11 tindak lanjut
pengawasan berupa surat peringatan,
surat pembekuan dan pencabutan
yang ditujukan baik kepada operator
penerbangan ataupun personil
penerbangan. Kerjasama dengan
instansi lain juga sering dilakukan
untuk melakukan pengawasan
terkait potensi pelanggaraan yang
dilakukan oleh personil penerbangan
menyangkut hal-hal di luar teknis
penerbangan, misalnya penyalah
gunaan narkoba. Bekerjasama
dengan Badan Narkotika Nasional
(BNN), pada tahun 2012 telah
dilakukan serangkaian pemeriksaan
Ramp Check spesial Narkotika dam
Zat Adiktif NAPZA dengan hasil
secara umum negatif.
Di sub sektor perkeretaapian
Pemerintah secara bertahap
dan konsisten berupaya untuk
meningkatkan kehandalan moda
kereta api agar dapat lebih berperan
dalam pemenuhan kebutuhan
transportasi publik. Kereta api
sendiri ke depan diarahkan untuk
menjadi alternatif moda yang mampu
mengurangi beban transportasi jalan,
dan termasuk jenis transportasi
yang harus dikembangkan dalam
rangka MP3EI khususnya di koridor
Sumatera dan Jawa.
Salah satu kegiatan strategis
yang saat ini sedang dilaksanakan
untuk meningkatkan kehandalan
kereta api adalah pembangunan jalur
ganda (double track) lintas utara
Jawa, meliputi Cirebon-Brebes 63
km, Pekalongan-Semarang 90km,
Semarang-Bojonegoro 180 km dan
Bojonegoro – Surabaya 103 km,
Progress fisik kegiatan ini sampai
November 2012 tercatat secara
kumulatif sebesar 49,21%, dimana
target yang ingin dicapai pada akhir
tahun 2012 adalah sebesar 60,44%.
“Proyek yang pembiayaannya
murni dengan APBN ini diharapkan
akan selesai dan beroperasional
selambat-lambatnya pada tahun
2014. Dari sisi pembiayaan negara
cukup diuntungkan karena ternyata
dengan pengerjaan sendiri tanpa
menggunakan loan dari negara asing,
biaya yang dibutuhkan jauh lebih
rendah,” ungkap Mangindaan.
Dari sisi sarana pada tahun 2012
telah terdapat penambahan jumlah
kereta regional dengan dioperasikan
KRDE AC Way Lumpu, KRDE AC
Kelud Express, KRDE AC Arjuno
Express, KRDE AC Maguwo Express
dan KRDE AC Pasar Senen-Tegal (2
Set). Selain KRDE, Pemerintah pada
tahun 2012 juga telah meluncurkan
pengoperasian Kereta Ekonomi AC
yaitu KA Ekonomi AC Majapahit I
dan II (Pasar Senen-Malang) dan KA
Ekonomi AC Menoreh (Pasar Senen-
Poncol Semarang). Pengadaan Kereta
Ekonomi AC ini juga merupakan
bagian dari program peningkatan
TRAN
S U
TAM
A
16
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Foto
: Dok
.Pus
kom
Pub
lik

17
TRAN
S U
TAM
ATR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
pelayanan publik dimana nantinya
diharapkan semua kereta ekonomi
menggunakan AC.
Seperti halnya di sub sektor
yang lain, dalam penyelenggaraan
transportasi perkeretaapian
Pemerintah memiliki kewajiban
untuk memberikan subsidi bagi
golongan tidak mampu. Bentuk
subsidi Pemerintah dalam
penyelenggaraan transportasi
perkeretaapian adalah menggunakan
mekanisme Public Service Obligation (PSO). Jumlah alokasi dana PSO
pada tahun 2012 tercatat Rp. 770,
1 milyar mengalami peningkatan
16,94 % dibanding tahun 2011 yang
berjumlah Rp. 639,6 milyar.
“Salah satu aspek penting yang
ikut berpengaruh pada tingkat
kehandalan kereta api adalah aspek
keselamatan. Sesudah penataan
yang jelas mengenai kewenangan
fungsi pengawasan keselamatan,
selama 2 tahun terakhir Pemerintah
secara intensif telah melakukan
berbagai langkah guna meningkatkan
keselamatan perkeretaapian.
Langkah-langkah yang dilakukan
di antaranya adalah sertifikasi baik
terhadap Sumber Daya Manusia
(SDM) maupun sarana perkertaapian,
audit keselamatan perkeretaapian,
inspeksi keselamatan secara
random (terhadap SDM sarana dan
prasarana), sosialisasi keselamatan,
pencegahan kecelakaan kereta
api dengan penggunaan teknologi
maupun penegakan hukum. Sejauh
ini upaya yang telah dilakukan
menunjukkan kecenderungan positif
pada penurunan kecelakaan kereta
api,” Mangindaan menguraikan.
Pada tahun 2011 tercatat
total jumlah kecelakaan kereta
api sebanyak 33 kali menurun
dibandingkan pada tahun 2010 yang
tercatat sebanyak 42 kali. Untuk
tahun 2012 sampai dengan akhir
bulan november tercatat jumlah
“Sebagai tindak lanjut pelaksanaan asas
cabotage merujuk Inpres No. 5 Tahun 2005, dari tahun ke tahun dunia
pelayaran nasional telah mampu meningkatkan
jumlah kapal berbendera Indonesia. Apabila
pada bulan Oktober 2011 jumlah kapal
berbendera Indonesia tercatat sebanyak 10.784 unit, maka pada bulan
oktober 2012 tercatat sudah bertambah menjadi 11.629 unit. Pertambahan terasa cukup sigifikan terlebih apabila dibandingkan
tahun 2005 saat kebijakan ini diberlakukan dimana jumlah kapal berbendera
Indonesia hanya 6.042 unit.”
17
TRAN
S U
TAM
ATR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
Foto
:Dok
.INK
A

TRAN
S U
TAM
A
18
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
kecelakaan kereta api 29 kali.
Begitu pula untuk jumlah korban
terdapat kecenderungan semakin
menurun, jika pada tahun 2010
tercatat 276 korban maka pada tahun
2011 menurun menjadi 112 orang
dan tahun 2012 sampai akhir bulan
november tercatat 49 orang.
Lebih lanjut, pertumbuhan
transportasi yang cukup pesat
bersamaan dengan pertumbuhan
ekonomi nasional yang semakin
membaik, pada sisi lain
memunculkan permasalahan
dalam hal terbatasnya ketersediaan
sumber daya manusia pendukung.
Kondisi ini terutama terjadi pada
transportasi udara dan transportasi
laut, dengan skala kebutuhan tidak
hanya dalam lingkup nasional tetapi
juga internasional. Terkait hal ini
Kementerian Perhubungan melalui
Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia (BPSDM) terus
berupaya untuk mengoptimalkan
kapasitas pendidikan pembentukan
melalui sekolah-sekolah yang ada
di lingkungan pembinaan BPSDM.
Selain itu diupayakan pula kerjasama
dengan swasta untuk mendidik
sumber daya manusia melalui
mekanisme ikatan dinas.
Mengingat kebutuhan sumber
daya manusia transportasi
khususnya di transportasi udara
dan laut harus memenuhi standar
internasional, maka BPSDM juga
telah melaksanakan berbagai
program yang berhubungan dengan
peningkatan kualitas kurikulum,
pengajar maupun fasilitas pendidikan.
Program-program ini selain dibiayai
APBN juga dilaksanakan melalui
mekanisme kerjasama dengan
kelembagaan terkait di luar negeri.
Badan penunjang di Kementerian
Perhubungan selain BPSDM adalah
Badan Litbang Perhubungan.
Pada tahun 2012 Badan Litbang
Perhubungan telah melaksanakan
program diantaranya adalah
pelaksanaan studi yang berkaitan
dengan implementasi Sistranas
pada penyusunan Tatrawil. Studi
ini dilakukan dengan melibatkan
ahli transportasi dan perguruan
tinggi di seluruh Indonesia. Output
kegiatannya berupa naskah akademik
dan Pergub tentang Sistranas pada
Tatrawail. Studi-studi strategis lain
yang dilakukan adalah studi-studi
pendukung tentang konektifitas
dan juga studi pendukung guna
menyusun Rancangan Standar
Nasional Indonesia (RSNI) di sektor
perhubungan.
Rencana Kerja Tahun 2013 Demikianlah beberapa informasi
terkait garis besar pelaksanan
program kerja yang telah
dilaksanakan oleh Kementerian
Perhubungan Tahun 2012.
Mangindaan mengakui, bahwa dalam
pelaksanaan program kerja setiap
sub sektor yang ada di Kementerian
Perhubungan ini tidak lepas dari
berbagai permasalahan dan
tantangan.
Mengenai rencana kerja tahun
2013, Kementerian Perhubungan
telah menyusun perencanaan dengan
mengacu pada Rencana Strategis
Kementerian Perhubungan Tahun
2010 – 2014, yang secara garis besar
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.Transportasi DaratProgram pembangunan
transportasi darat tahun 2013
bertujuan untuk mendukung
pengembangan transportasi
darat yang lancar, terpadu, aman
dan nyaman, sehingga mampu
meningkatkan efisiensi pergerakan
orang dan barang, memperkecil
kesenjangan pelayanan angkutan
antar wilayah serta mendorong
ekonomi nasional. Program
Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Transportasi Darat berdasarkan
hasil trilateral meeting 2012 (draft
kesepakatan) yang akan dilaksanakan
yaitu, pertama Pengembangan
Fasilitas Keselamatan LLAJ di 32
provinsi, kegiatan teknis bidang LLAJ,
bidang transportasi perkotaan, bidang
keselamatan, serta dukungan teknis
TRAN
S U
TAM
A
18
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Foto
: Fra
ns A
gung

19
TRAN
S U
TAM
ATR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
dan dukungan manajemen lainnya di
antaranya dengan alokasi dana Rp.
1.021.015.624.000.
Kedua, pengembangan
infrastruktur Sungai Danau dan
Penyeberangan di 30 provinsi serta
dukungan teknis dan dukungan
manajemen lainnya di beberapa
UPT Pelabuhan Penyeberangan
dengan alokasi dana sebesar Rp.
1.786.406.976.000.
Ketiga, perencanaan teknis Bina
Sarana Transportasi Perkotaan,
pengadaan/pembangunan bus,
penyediaan fasilitas integrasi
pemadu moda, transportasi
perkotaan (3 lokasi), dan sosialisasi
bidang perkotaan dengan alokasi
dana Rp. 72,1 milyar; serta
perencanaan teknis keselamatan
transportasi darat dan sosialisasi
keselamatan transportasi darat
dengan alokasi dana sebesar Rp.
37.395.500.000.
2.Transportasi PerkeretaapianProgram pembangunan
perkeretaapian tahun 2013 bertujuan
untuk meningkatkan keselamatan,
mengurangi beban jalan raya,
meningkatkan kapasitas angkut
kereta api, menciptakan keterpaduan
antar dan intra moda transportasi
serta reformasi kebijakan dan
kelembagaan untuk penguatan
peran Pemerintah sebagai regulator
serta peningkatan peran Pemda/
Swasta dalam penyelenggaraan
perkeretaapian.
Dengan tetap memperhatikan
kesinambungan pembangunan
perkeretaapian, maka disusun
program pembangunan tahun 2013
dengan rencana angggaran Pagu
Indikatif sebesar Rp. 7.923,088 milyar
yang terdiri dari APBN sebesar Rp.
7.531,851 milyar dan PHLN sebesar
Rp. 229,307 milyar dengan rincian
untuk masing-masing kegiatan
“Yang terpenting, dalam rangka menjamin
aspek keselamatan penerbangan Pemerintah
juga giat melakukan pengawasan dan
penegakan aturan. Sejak bulan Januari hingga September 2012 telah
dilakukan kegiatan Ramp Check sebanyak 985
kali. Sementara itu sejak tahun 2010 hingga saat ini
setidaknya pemerintah telah mengeluarkan 11
tindak lanjut pengawasan berupa surat peringatan,
surat pembekuan dan pencabutan yang
ditujukan baik kepada operator penerbangan
ataupun personil penerbangan.”
19
TRAN
S U
TAM
ATR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
Foto
:Dok
. IN
KA

TRAN
S U
TAM
A
20
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
adalah sebagai berikut:
a. Program pembangunan
perkeretaapian di Kantor
Administrator TPK Gedebage
–Bandung dengan alokasi dana
sebesar Rp. 39.951.999.000,
b. Kantor Administrasi TPK Rambipuji
– Jember dengan alokasi dana Rp.
53.169.688.000,
c. Satker Kantor Pusat Ditjen
Perkeretaapian dengan alokasi
dana Rp. 68.737.494.000,
d. Satker Pengembangan Lalu Lintas
dan Peningkatan Angkutan
KA dengan alokasi dana Rp.
80.055.240.000,
e.Program pembangunan
perkeretaapian Aceh dengan alokasi
dana Rp. 37.244.082.000,
f. Program pembangunan
perkeretaapian Sumatera
Utara dengan alokasi dana Rp.
78.645.480.000,
g. Program pembangunan
perkeretaapian Sumatera
Barat dengan alokasi dana Rp.
51.659.440.000,
h. Program pembangunan
perkeretaapian Sumatera
Selatan dengan alokasi dana Rp.
49.514.693.000,
i. Program pembangunan
perkeretaapian Lampung dengan
alokasi dana Rp. 66.532.943.000,
j. Program pembangunan
perkeretaapian Jawa Barat dengan
alokasi dana Rp. 101.901.032.000;
k. Peningkatan jalan KA lintas utara
Jawa dengan alokasi dana
Rp. 550.813.186.000;
l. Program pembangunan
perkeretaapian Jawa Tengah
dengan alokasi dana Rp.
2.524.627.893.000,
m.Pembangunan jalur ganda Cirebon
– Kroya dengan alokasi dana Rp.
134.026.877.000;
n. Pembangunan jalur ganda Tegal
– Pekalongan – Semarang dengan
alokasi dana Rp. 1.260.172.688.000;
o. Peningkatan jalan KA lintas Selatan
Jawa dengan alokasi dana
Rp. 318.964.987.000,
p. Pengembangan perkeretaapian
Jawa Timur dengan alokasi dana
Rp. 1.255.864.768.000;
q. Prasarana KA Jabodetabek dengan
alokasi dana Rp. 329.131.625.000,
r. Pembangunan double-double
track dengan alokasi dana Rp.
105.690.290.000;
s. Pembangunan jalur ganda
Tanah Abang – Serpong – Maja
– Merak dengan alokasi dana Rp.
241.523.791.000;
t. Pengembangan dan peningkatan
prasarana perkeretaapian;
u.Pengembangan sarana
perkeretaapian dengan alokasi dana
Rp. 236.410.035.000;
v.Pengembangan dan peningkatan
fasilitas sarana dan keselamtan
TRAN
S U
TAM
A
20
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Foto
: F

21
TRAN
S U
TAM
ATR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
perkeretaapian dengan alokasi
dana Rp. 57.839.521.000;
w. Program pembangunan Kantor
Administrator TPK Jebres –
Surakarta. dengan alokasi dana
Rp. 1.784.893.000.
3.Transportasi LautSesuai dengan Rencana
Strategis Kementerian Perhubungan
tahun 2010-2014, pembangunan
transportasi laut bertujuan untuk
mendukung pengembangan
transportasi laut yang lancar,
terpadu, aman, dan nyaman
sehingga mampu meningkatkan
efisiensi pergerakan orang dan
barang, memperkecil kesenjangan
pelayanan angkutan antar wilayah
serta mendorong ekonomi nasional.
Total pagu indikatif untuk program
pengelolaan dan penyelenggaraan
transportasi laut tahun 2013
adalah Rp. 8.157,86 milyar dengan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Pertama, kegiatan dukungan
manajemen dan dukungan teknis
lainnya Ditjen Hubla dengan alokasi
dana Rp. 15 milyar; kegiatan
pengelolaan dan penyelenggaraan
kegiatan di bidang pelabuhan
dan pengerukan di 32 provinsi
dengan alokasi dana sebesar Rp.
5,473,416,545,000.
Kedua, kegiatan pengelolaan
dan penyelenggaraan kegiatan di
bidang lalu lintas dan angkutan laut
di 21 provinsi dengan alokasi dana
sebesar Rp. 735,868,600,000.
Ketiga, kegiatan pengelolaan
dan penyelenggaraan kegiatan di
bidang perkapalan dan kepelautan
di Unit Penyelenggara Pelabuhan
Kwandang, Gorontalo dan DIPA
Pusat Ditjen Hubla dengan alokasi
dana sebesar Rp. 2,2 milyar.
Keempat, kegiatan pengelolaan
dan penyelenggaraan i bidang
kenavigasian alokasi dana
sebesar Rp. 594.591.048.000.
Kelima, kegiatan pengelolaan
dan penyelenggaraan kegiatan di
bidang penjagaan laut dan pantai
di dengan alokasi dana sebesar Rp.
167.247.413.000.
4.Transportasi UdaraPembangunan transportasi
udara pada tahun 2013 bertujuan
melanjutkan kebijakan peningkatan
kualitas pelayanan transportasi udara
melalui penerapan pelayanan dasar
sesuai dengan standar pelayanan
minimal, peningkatan dukungan
terhadap daya saing sektor riil serta
peningkatan investasi proyek-proyek
infrastruktur yang dilakukan oleh
swasta melalui berbagai skema
kerjasama antara pemerintah dan
swasta dengan prioritas menunjang
pertumbuhan, pengentasan
kemiskinan, dan membuka lapangan
kerja. Program pembangunan
transportasi udara 2013 terdiri dari:
Pertama, program pembangunan
rehabilitasi dan pemeliharaan
prasarana transportasi udara yaitu
fasilitas landasan, bangunan dan
terminal, fasilitas keselamatan
penerbangan dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.
2.958.315,440,000;
Kedua, program pembangunan
transportasi udara yaitu subsidi
angkutan udara perintis dan
angkutan BBM penerbangan
perintis, pengadaan dan
pemasangan fasilitas keselamatan
penerbangan, pembangunan
Jakarta Automated Air Traffic System (JAATS), pembangunan/
peningkatan bandara di daerah
perbatasan, terpencil dan
rawan bencana, pinjaman luar
negeri/hibah luar negeri dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.
1.667.442,020.000;
Ketiga, program pengelolaan
dan penyelenggaraan transportasi
udara dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 6,068,256,933.000;
Keempat, kegiatan dukungan
manajemen dan dukungan teknis
lainnya Ditjen Hubud di 31 provinsi
21
TRAN
S U
TAM
ATR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
Foto
: Fra
ns A
gung
S

TRAN
S U
TAM
A
22
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
732,784,500.000;
Kelima, kegiatan pelayanan
angkutan udara perintis di 14 provinsi
dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 290,841,376.000; Keenam, kegiatan pembangunan, rehabilitasi
dan pemeliharaan prasarana
bandar udara di 31 provinsi dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.
3,334,794,484.000; Ketujuh, kegiatan
pembangunan, rehabilitasi dan
pemeliharaan prasarana keamanan
penerbangan di 26 provinsi dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.
397,126,937.000;
kedepalan, kegiatan
pembangunan, rehabilitasi, dan
pemeliharaan prasarana navigasi
penerbangan di 22 provinsi dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 1,440
milyar; Kesembilan, kegiatan
pembangunan, rehabilitasi, dan
pemeliharaan prasarana Kelaikan
Udara dan Pengoperasian Pesawat
Udara (KUPPU) di Direktorat KUPPU,
Balai Kalibrasi Penerbangan, dan
Balai Kesehatan Penerbangan
dengan alokasi dana sebesar Rp.
152.880.046.000.
5. Badan Penelitian dan Pengembangan
Program Badan Penelitian
dan Pengembangan Perhubungan
tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Pertama, kegiatan dukungan
manajemen dan dukungan teknis
lainnya Badan Litbang Perhubungan
dengan alokasi dana sebesar Rp.
82.835.993.000;
Kedua, kegiatan penelitian
dan pengembangan manajemen
transportasi multimoda dengan
alokasi anggaran dana Rp.
26.441.068.000; Ketiga, kegiatan
penelitian dan pengembangan
perhubungan darat dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 55.036.904.000;
Keempat, kegiatan penelitian
dan pengembangan perhubungan laut
dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
32,075,980,000; Kelima, kegiatan
penelitian dan pengembangan
perhubungan udara dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 35,739,255,000.
6. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP)
Program Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Perhubungan
tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Pertama, kegiatan dukungan
manajemen dan dukungan teknis
lainnya Sekretariat BPSDMP dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.
217,368,113,000; Kedua, kegiatan
pengembangan SDM perhubungan
darat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 201,662,112,000;
Ketiga, kegiatan pengembangan
SDM perhubungan laut dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.
491,832,723,000; Keempat, kegiatan
pengembangan SDM perhubungan
udara dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 216,663,373,000;
Kelima, kegiatan pengembangan
SDM Aparatur Perhubungan dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.
88,547,165,000;
Keenam, pendidikan SDM
perhubungan darat dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.
280,386,414,000; Ketujuh, kegiatan
pendidikan SDM perhubungan
laut dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 657,759,358,000; Kedepalan, kegiatan pendidikan
SDM perhubungan udara dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.
740,525,243,000.
Semoga informasi yang diperoleh
dari pemaparan kinerja Kementerian
Perhubungan tahun 2011 ini dapat
memberi manfaat yang optimal
khususnya kepada masyarakat luas.
Karena apa yang dilakukan oleh
Kemenhub ini merupakan bagian
dari implementasi keterbukaan
informasi publik. “Dan masyarakat
berhak untuk mendapatkan
informasi ini,” tutup Mangindaan. n
TRAN
S U
TAM
A
22
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Foto
: Dok
. Pus
kom
Pub
lik/T
aufik

23
TRAN
S U
TAM
ATR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2P
emerintah serius
dalam melakukan
pembangunan
transportasi.
Untuk itu, Pemerintah telah
membuka diri supaya swasta
bisa masuk dalam pembangunan
transportasi. Namun, sampai
saat ini investor yang diharapkan
belum tertarik, sekalipun
Kementerian Perhubungan telah
melakukan banyak langkah
reformasi birokrasi yang sudah
diakui oleh lembaga eksternal.
Demikian diungkap
oleh Menteri Perhubungan,
EE Mangindaan diJakarta
(20/12/2012). “Kita masih terus
melaksanakan strategi dan
langkah-langkah lain yang
dikoordinasikan secara bersama
dengan Bappenas (Kementerian/
Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional),
Kementerian Koordinator
Perekonomian, dan Kementerian
Keuangan,” katanya.
Untuk menarik investasi
swasta di sektor infrastruktur dan
perhubungan melalui skema kerja
sama pemerintah swasta (KPS),
pemerintah telah memisahkan
fungsi regulator dan operator.
Untuk itu pengemasan proyek
juga dilakukan agar menarik
investor yang dilakukan PT
Sarana Multi Infrastruktur.
“Sementara pemberian
jaminan Pemerintah
dilakukan PT Penjaminan
Infrastruktur Indonesia dan
untuk kebutuhan penyediaan
dana talangan dilakukan
Pusat Investasi Pemerintah
yang merupakan BLU (badan
layanan umum) di bawah
Kementerian Keuangan,” tutur
Mangindaan.
BERSINERGI MEMBANGUN TRANSPORTASIMenuju Indonesia Sejahtera
Foto
: Dok
.Pus
kom
Pub
lik/P
n

TRAN
S U
TAM
A
24
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Beberapa proyek perhubungan
yang semula menggunakan skema
KPS tetapi kemudian ditugaskan
khusus kepada badan usaha milik
negara (BUMN), kata Mangindaan,
yaitu proyek Pelabuhan Kalibaru
(perluasan Pelabuhan Tanjung
Priok) kepada PT Pelindo II
dan proyek kereta komuter
ke Bandara Soekarno-Hatta
kepada PT Kereta Api Indonesia
(KAI). “Keputusan ini diambil
pemerintah mengingat kebutuhan
sudah sangat mendesak. Apabila
menggunakan skema KPS akan
membutuhkan waktu lebih lama.
Semuanya ini demi kepentingan
dan kesejahteraan rakyat.”
Pada kesempatan tersebut,
Mangindaan mengungkap
perkembangan pembangunan
Bandara Kualanamu. Bandara yang
terletak di Sumatera Utara tersebut
akan dilakukan operasional
bayangan pada Maret 2013.
Sampai saat ini, kata
Mangindaan, perkembangan
pembangunan Bandara Kualanamu
telah mencapai 96,95 persen untuk
sektor publik, sedangkan sektor
privat mencapai 80,58 persen.
“Hingga November 2012 progress
secara keseluruhan mencapai 89,76
persen.”
Pembangunan bandara tersebut
merupakan upaya dalam mendukung
pertumbuhan angkutan udara di
Indonesia. Untuk fasilitas pendukung
seperti Kereta Api Bandara juga
sedang dilakukan pembangunannya.
Ditambahkan oleh Dirjen
Perkeretaapian Kemenhub, Tundjung
Inderawan, secara prinsip prasarana
berupa rel kereta api bandara
lebih kurang 27 kilometer sudah
selesai. Tetapi untuk sementara
memang masih single track. “Stasiun
keberangkatan beserta ruangannya
untuk city check in di stasiun medan
dalam tahap penyelesaian, terus
stasiun yang di bandara dibangun
oleh Angkasa Pura. Tanda tangan
kontrak sudah dilakukan, kita
harapkan dalam 3 bulan selesai,
sehingga nanti kalau soft launching pada Maret 2013 sudah siap.”
Proyek lain sub sektor KA yang
menjadi perhatian Tundjung adalah
pembangunan double track di
kawasan Pantai Utara Jawa (Pantura)
yang merupakan implementasi
dari rencana induk perkeretaapian
nasional dan mendukung MP3EI
koridor Jawa. “Ini menghubungkan
Menurut Kepala BPSDM, Bobby R Mamahit, saat ini kemampuan dari
BPSDM dalam melakukan pendidikan
dan pelatihan khususnya di bidang transportasi cukup mumpuni. Ada 21
sekolah transportasi yang sudah tersebar di
seluruh Indonesia.
Foto
:Fra
ns A
gung
S

25
TRAN
S U
TAM
ATR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
2 pusat perekonomian utama, yakni
Jabodetabek di Barat dan Kertasusila
di Timur, yang di tengah-tengahnya
ada juga kegiatan perekonomian yang
cukup signifikan, yakni Semarang dan
Cirebon.”
Salah satu tujuan pembangunan
ini adalah memindahkan angkutan
barang yang selama ini di jalan raya
untuk pindah ke KA. Selain itu untuk
mempercepat angkutan penumpang,
dari jarak tempuh yang mencapai 10
jam dipangkas dengan menggunakan
KA menjadi 8 jam. Keuntungan
yang diperoleh dari proyek ini, yakni
berkurangkanya biaya pemeliaraan
untuk jalan, tingkat kecelakaan di
jalan Pantura akan berkurang karena
kepadatan berkurang, penggunaan
bahan bakar akan turun drastis,
emisi akan turun, pergerakan
perekonomian di kota-kota kecil yang
dilalui akan bergerak lebih cepat.
Terkait dengan penyerapan
anggaran, Tundjung menargerkan
bisa terserap dana 96 persen. Posisi
per 1 Desember 2012 penyerapan
sudah mencapai 74 persen.
“Terhadap target ini saya pribadi
sangat optimis,” ucap Tundjung.
Lebih lanjut, pada sub sektor
perhubungan udara yang menjadi
perhatian para wartawan dalam
jumpa pers tersebut adalah soal
pembentukan Perum Lembaga
Penyelenggara Pelayanan Navigasi
Penerbangan Indonesia (LPPNPI).
Menurut Dirjen Perhubungan Udara
Herry Bakti, pembentukan perum ini
sebagai amanat dari Undang-undang
(UU) No 1/2009 tentang Penerbangan,
khususnya Pasal 271 ayat (2) dimana
untuk menyelenggara pelayanan
navigasi penerbangan, Pemerintah
membentuk suatu perum yang
bertujuan untuk mengutamakan
keselamatan penerbangan di
Indonesia.
Dengan adanya perum lembaga
ini, kata dia, maka di Indonesia
nantinya cuma ada satu lembaga
navigasi yang menggabungkan
navigasi penerbangan di Indonesia
saat ini ada empat yaitu UPT Ditjen
Hubungan Udara, PT Angkasa Pura
I, PT Angkasa Pura II, serta Bandar
Udara Khusus. Pembuatan perum ini
berdasarkan UU No 1/2009 tentang
Penerbangan.
Posisi saat ini, Peraturan
Pemerintah soal LPPNPI sudah
diterbitkan dengan keluarnya PP
No 77/2012 tentang Perum LPPNPI
yang ditandatangani presiden
13 September 2012. Sekarang
tengah dilakukan seleksi calon
Foto
:Dok
.Pus
kom
Pub
lik/M
ifdal

TRAN
S U
TAM
A
26
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
direksi perum, dan kemudian
mempersiapkan organisasi,
termasuk penyatuan aset-aset
misalnya aset dari Angkasa Pura
I, Angkasa Pura II dan Ditjen
Perhubungan Udara yang akan
disatukan menjadi aset perum.
Demikian juga sedang dibahas
penyatuan SDM-nya. “Latar
belakang pembentukan LPPNPI
ini adalah untuk mewujudkan
keselamatan penerbangan,” kata
Herry.
Capaian lain di tahun
ini, katanya, adalah soal
meningkatkanya on time
performance maskapai-maskapai
nasional. Kalau dulu ada satu
maskapai yang terus dikomplain
soal OTP, tapi sekarang maskapai
tersebut sudah mulai bagus.
“OTP sudah rata-rata 75-
80 persen. Mereka semakin
menyadari bahwa inti dari
pelayanan transportasi adalah
ketepatan waktu. Oleh karena itu
OTP terus diupayakan menjadi
sebuah budaya transportasi.”
Capaian keselamatan juga
menjadi tolok ukur kinerja Ditjen
Perhubungan Darat. Menurut
Direktur Jenderal Perhubungan
Darat Suroyo Alimoeso, tahun
ini pihaknya melakukan aksi
keselamatan melalui program
dekade aksi keselamatan jalan
2011-2020 sesuai dengan
resolusi PBB No. A/RES/64/255.
“Rencana Umum Nasional
Keselamatan Jalan akan
Beberapa proyek perhubungan yang semula menggunakan skema KPS tetapi kemudian
ditugaskan khusus kepada badan usaha milik negara (BUMN),
kata Mangindaan, yaitu proyek Pelabuhan Kalibaru (perluasan
Pelabuhan Tanjung Priok) kepada PT Pelindo II dan proyek kereta komuter ke Bandara Soekarno-
Hatta kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI). “Keputusan
ini diambil pemerintah mengingat kebutuhan sudah sangat mendesak. Apabila
menggunakan skema KPS akan membutuhkan waktu lebih lama. Semuanya ini demi kepentingan
dan kesejahteraan rakyat.”
Foto
:Fra
ns A
gung
S

27
TRAN
S U
TAM
ATR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
diimplementasikan di tingkat provinsi
menjadi rencana aksi keselamatan
jalan. Untuk mempersiapkan
provinsi-provinsi tersebut, maka
sejak tahun 2010 pekan keselamatan
jalan mulai dilaksanakan di daerah
dengan melalui anggaran APBN yang
dititipkan dalam satuan kerja lalu
lintas dan angkutan jalan provinsi.”
Keselamatan merupakan salah
satu prinsip dasar penyelenggaraan
transportasi. Sudah sewajarnya hal
ini menjadi prioritas nasional yang
mendesak untuk terus ditingkatkan.
Undang-undang (UU) Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan khususnya pada
Pasal 203 mengamanatkan untuk
menyusun Rencana Umum Nasional
Keselamatan (RUNK) Jalan. “RUNK
Jalan bertujuan untuk memberikan
pedoman bagi para pemangku
kebijakan agar dapat merencanakan
dan melaksanakan penanganan
keselamatan jalan secara terkoordinir
dan selaras. Juga menjadi acuan
bagi Pemerintah Daerah untuk
menjabarkan langkah-langkah
penanganan keselamatan jalan di
wilayahnya,” urai Suroyo.
Kemudian, pada sub sektor
perhubungan laut juga menunjukkan
capaiannya dalam bidang reformasi
birokrasi. Menurut Pelaksana
Tugas Dirjen Perhubungan Laut,
Leon Muhamad, pihaknya telah
meresmikan Sistem Pelayanan
Terpadu Satu Atap Dirjen
Perhubungan Laut pada 22 November
lalu. Selain itu, belum lama ini
pihaknya juga telah diluncurkan
secara resmi Standar dan Petujuk
Teknis Pelaksanaan Kapal-Kapal Non
Konvensi Berbendera Indonesia.
Pencapaian lainnya di tahun
2012, Ditjen Perhubungan Laut
sudah menyelesaikan pembangunan
109 pelabuhan di Indonesia. Ini
sangat penting karena semangat
pembangunan Indonesia saat ini
adalah mewujudkan konektifitas
melalui program MP3EI. Apa yang
dilakukan oleh Ditjen Perhubungan
Laut adalah mendukung program
tersebut. Harapannya tentu akan
mendongkrak perekonomian
masyarakat.
Bagaimana dengan tahun
tahun 2013? “Kita di tahun 2013
berencana melaksanakan program
Zero Accident. Diharapkan bisa
mengurangi jumlah kecelakaan.
Untuk melakukannya kita akan
Foto
: M.T
aufik

TRAN
S U
TAM
A
28
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
menggencarkan pembangunan diklat
di Indonesia. Contohnya di kawasan
barat di Sumatera dan di kawasan
timur di Papua,” ujar Leon.
Selain itu, ia melanjutkan,
pihaknya akan melakukan
penambahan alat bongkar muat.
Pelabuhan juga akan bertambah
sebanyak 150 buah termasuk
pelabuhan perintis. Yang dimaksud
di sini bukan membangun baru tetapi
menyelesaikan yang sedang dibangun
saat ini. Dari APBN Rp 10 triliun, Rp 6
triliunnya untuk membuat pelabuhan.
Semua capaian dan keberhasilan
di atas turut didukung oleh kinerja
Inspektorat Jenderal Kementerian
Perhubungan. Dalam tugasnya, salah
satu yang menjadi acuan adalah
instruksi Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono untuk melaksanakan
program reformasi birokrasi dan good
governance yang dicanangkannya.
Wujud nyata pelaksanaan instruksi
tersebut di dalam tubuh Kementerian
Perhubungan, adalah ditetapkannya
Kemenhub sebagai kementerian
yang mendapat penilaian inisiatif anti
korupsi (PIAK) terbaik pada 2012 yang
dirilis oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK).
Di balik penghargaan ini, Irjen
Kementerian Perhubungan Iskandar
Abubakar, melihat reformasi birokrasi
menjadi sangat penting untuk
menciptakan pemerintahan yang
bersih dari praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme (KKN). “Langkah
KPK sangat positif sehingga peluang
KKN dipersempit. Program PIAK ini
merupakan langkah awal pencegahan
korupsi di setiap instansi.”
Yang penting, ia melanjutkan,
dalam penilaian anti korupsi ini
kita wajib memiliki kode etik, di
mana diatur apa yang menjadi hak
bagi pegawai dan apa langkah yang
dilakukan jika terjadi pelanggaran.
Untuk sistem rekrutmen pegawai
di Kemenhub, sudah menyerahkan
prosesnya kepada pihak ketiga.
“Pelaksaannnya menjadi sangat
transparan, semua bisa masuk
selama lulus dan memenuhi
persyaratan, bukan lagi karena
kenalan,”papar Iskandar.
Lebih lanjut, sektor transportasi
tidak bisa dilepaskan oleh peran
SDM yang ada di dalamnya. Di
sinilah peran BPSDM. Menurut
Kepala BPSDM, Bobby R Mamahit,
saat ini kemampuan dari BPSDM
dalam melakukan pendidikan dan
pelatihan khususnya di bidang
transportasi cukup mumpuni.
Ada 21 sekolah transportasi
yang sudah tersebar di seluruh
Indonesia. “Terkait dengan
kebutuhan khususnya penerbangan
dan pelayaran, kami menambah
beberapa fasilitas beberapa
sekolah, baik optimalisasi sekolah
ataupun menambah sarana-
prasarana yang baru, seperti saat
ini sudah direncanakan untuk
tahun depan menambah sekolah
pelayaran di Sumatera Barat
dan Sulawesi Utara dan ATKP
Surabaya.”
Tentunya di samping
memenuhi kebutuhan SDM
transportasi, tetapi kompetensinya
tidak bisa diabaikan. Karena
hal itu sudah menjadi suatu
standar internasional. “Maka
kami berkomitmen untuk
mempertahankan kompentensi dari
lulusan tiap sekolah transportasi
dari BPSDM. Dan dalam rangka
penyebaran lembaga pendidikan
di seluruh Indonesia yang saat ini
memang lebih banyak di Jawa dan
Sulawesi, bisa menyebar ke arah
Sumatera dan timur Indonesia
seperti Papua. Tahun 2013 akan
dibangun sekolah pelayaran baru
di Sulawesi Utara dan Sumatera
Barat.
Foto
: Dok
.Pus
kom
Pub
lik

29
TRAN
S U
TAM
ATR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
Kemudian, capaian kerja pada
Badan Litbang Kemenhub juga
sangat diapresiasi. Saat ditemui,
Pelaksana Tugas Kepala Balitbang
Denny Siahaan, menuturkan bahwa
salah satu pencapaian Litbang
di 2012 adalah merumuskan
Rancangan Peraturan Gubernur
tentang Sistem Transportasi
Nasional (SISTRANAS) pada tataran
Transportasi Wilayah. “Ada 32
Rapergub yang kita sukseskan dan
kita mendorong gubernur secepatnya
menandatanganinya. Tujuannya
untuk mempercepat pembangunan
transportasi di masing-masing
propinsi. Ini akan menjadi landasan
pengembangan transportasi wilayah.”
Pencapaian lainnya tentang NSPK
(Norma Standar Kriteria Pedoman)
yang menjadi pedoman transportasi.
NSPK ini berjumlah ribuan dan tahun
ini sudah diselesaikan ratusan. “Ini
nantinya akan jadi SNI di bidangnya
masing-masing. Kita bekerja sama
dengan BSN. Ini akan kita kaji lebih
lanjut dalam rapat-rapat dengan
stakeholder perhubungan nasional.
Untuk tahun 2013, target Balitbang
adalah mendorong Sistranas (Sistem
Transportasi Nasional). Pilot project-nya di Kawasan Timur Indonesia. Akan
ada 23 lokasi pilot project di sana
terkait Sistranas. Lokasinya akan
ditetapkan kemudian. “Kita juga akan
dorong Sistranas pada tatanan lokal,
Kabupaten/ Kota. Kemarin sudah ada
yang membuat rencana itu akan kita
dorong. Kalau terwujud Sistranas itu
akan menjamin connectivity.n
Pelaksana Tugas Kepala Balitbang Denny Siahaan,
menuturkan bahwa salah satu pencapaian Litbang di 2012
adalah merumuskan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Sistem Transportasi Nasional
(SISTRANAS) pada tataran Transportasi Wilayah. “Ada 32 Rapergub yang kita sukseskan dan kita mendorong gubernur
secepatnya menandatanganinya. Tujuannya untuk mempercepat
pembangunan transportasi di masing-masing propinsi. Ini akan menjadi landasan
pengembangan transportasi wilayah.”
Foto
: M.T
aufik

KOLO
M O
PINI
30
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Berbicara tentang
keselamatan jalan tidak
lepas dari bagaimana
Pemerintah menerapkan
kebijakan yang tepat. Jika manajemen
transportasinya tidak bagus maka
selain macet, masalah lain yang
timbul adalah akibat yang fatal.
Oleh karena itu, saya akan melihat
bagaimana kebijakan transportasi di
DKI Jakarta.
Dari pemberitaan diketahui
bahwa Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta sedang menggodok rencana
pembatasan kendaraan yang berlaku
untuk mobil dan sepeda motor.
Kebijakan ini diterapkan untuk roda
dua dan empat, agar tidak terjadi
peralihan moda angkutan ketika
kebijakan diberlakukan.
Menurut Kepala Dinas
Perhubungan DKI Jakarta Udar
Pristono, jika hanya pembatasan pada
mobil, kami khawatir ada peralihan
penggunaan mobil pribadi ke sepeda
motor sehingga muncul persoalan
baru. Yang ingin dicapai dari
kebijakan ini adalah memaksimalkan
penggunaan angkutan publik di
Jakarta.
Apa yang dilakukan oleh
Pemerintah DKI Jakarta ini sudah
mendapat banyak reaksi. Mengingat
pengguna sepeda motor sangat
banyak di Jakarta. Namun yang perlu
diingat, sebagian dari pengguna
sepeda motor sebelumnya juga
pengguna angkutan umum.
Menurut rencana, pembatasan
dengan menggunakan mekanisme
nomor polisi genap dan ganjil akan
diberlakukan tahun 2013. Opersional
pembatasan kendaraan akan
diberlakukan mulai pukul 06.00
hingga 20.00 setiap Senin hingga
Jumat. Pembatasan berlangsung
di ruas jalan program 3 in 1, yaitu
di Jalan Sisingamangaraja, Jalan
Kebijakan Pembatasan Kendaraan Pribadi
KOLO
M O
PINI
30
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Djoko Setijowarno

31
KOLO
M O
PINI
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Jenderal Sudirman, Jalan MH
Thamrin, Jalan Medan Merdeka
Barat, antara persimpangan Jalan
Gatot Subroto-Jalan Gerbang Pemuda
sampai dengan persimpangan Jalan
HR Rasuna Said.
Sejalan dengan rencana
pembatasan itu, Pemprov DKI Jakarta
tengah memperbaiki manajemen
angkutan publik. Tahun 2013,
Pemprov DKI menggulirkan program
hibah 1.000 bus untuk menggantikan
bus sedang yang buruk kondisinya.
Pemprov DKI juga mewajibkan
penerima program hibah
memiliki badan usaha agar dapat
memaksimalkan operasional bus.
Awal tahun depan, Pemprov DKI
mulai memberlakukan integrasi bus
sedang ke lajur bus Transjakarta.
Menurut saya, apapun reaksi yang
diperlihatkan atau diekspresikan oleh
masyarakat Jakarta pada umumnya,
sebaiknya kembali berkaca pada
niatan awal untuk menyelesaikan
persoalan macet. Setiap kali selalu
mengeluh macet, oleh karena itu
diharapkan masing-masing pihak
harus bersama-sama menyatukan
visi untuk Jakarta yang bebas macet.
Jika program ini berhasil tentu akan
menjadi role model bagi daerah-
daerah lain.
Selain itu, wacana pembatasan
kendaraan juga digulirkan oleh
Korps Lalu Lintas Kepolisian
Republik Indonesia yang berencana
menerbitkan aturan yang membatasi
jarak tempuh kendaraan roda dua.
Cakupannya memang lebih luas.
Kepala Korlantas Polri, Inspektur
Jenderal Pudji Hartanto mengatakan,
hal ini dilakukan karena sepeda
motor lebih berisiko celaka saat
menempuh jarak jauh. Terutama saat
melampaui 200 kilometer.
Bertolak dari motivasi
mewujudkan keselamatan, maka
kepolisian tengah menyiapkan aturan
khusus sepeda motor agar tidak
melampaui jarak yang melebihi
kemampuan mesin. Salah satu poin
aturan itu akan melarang sepeda
motor bernomor polisi B (Jakarta)
untuk memasuki daerah Bandung
(nomor polisi D). Selain itu polisi akan
menindak pengendara sepeda motor
yang membawa muatan berlebih
karena membahayakan keselamatan.
Dalam catatan Kepolisian
disebutkan, jumlah sepeda motor
yang melakukan perjalanan
mudik Lebaran 2012 mencapai
2.514.634. Angka ini naik 6,16 persen
dibandingkan 2011 yang mencapai
2.368.720 kendaraan. Sedangkan
jumlah mobil pribadi mencapai
1.605.299 unit, naik 5,60 persen
dibandingkan 2011 yang mencapai
1.520.150 unit.
Terhadap wacana ini, Komisi
Perhubungan (Komisi V) DPR
menyetujui pemberlakuan
pembatasan jarak tempuh perjalanan
sepeda motor. Pembatasan tersebut
“Saya sendiri berpendapat
bahwa pembatasan kendaraan pribadi
dan memprioritaskan transportasi umum adalah kebijakan
yang tepat. Baik itu yang akan dilakukan
oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
maupun oleh Korlantas Polri. Peraturan
membatasi sepeda motor diperlukan
untuk menurunkan jumlah kecelakaan
lalu-lintas, baik itu dalam aktivitas
sehari-hari, maupun di saat liburan panjang
seperti mudik lebaran dan mudik natal-tahun
baru.”
31
KOLO
M O
PINI
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012

KOLO
M O
PINI
32
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
diperlukan untuk mengurangi jumlah
kecelakaan sepeda motor. Hal
tersebut diungkap Anggota Komisi
V Yudi Widiana Adia saat rapat kerja
dengan pemerintah.
Dengan pemberlakukan
peraturan baru tersebut, Pemerintah
mempunyai konsekuensi harus
menyediakan layanan lebih memadai
untuk masyarakat. Di waktu yang
sama, pemerintah harus segera
menyiapkan transportasi publik yang
memadai. Harus serius dan berjalan
paralel. Jangan sampai transportasi
publik tidak ada, penggunaan motor
dilarang.
Saya sendiri berpendapat bahwa
pembatasan kendaraan pribadi dan
memprioritaskan transportasi umum
adalah kebijakan yang tepat. Baik itu
yang akan dilakukan oleh Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta maupun oleh
Korlantas Polri. Peraturan membatasi
sepeda motor diperlukan untuk
menurunkan jumlah kecelakaan lalu-
lintas, baik itu dalam aktivitas sehari-
hari, maupun di saat liburan panjang
seperti mudik lebaran dan mudik
natal-tahun baru.
sebaliknya. Orang sangat bangga bisa
membeli sepeda motor dengan cc
yang tinggi, walau harganya sangat
mahal. Di jalan yang macet dan
infrastuktur yang belum sempurna
dipaksakan membawa motor dengan
kecepatan tinggi. Risikonya tentu
sudah bisa ditebak. Namun, hal ini
bisa “dimengerti” karena kalau kita
perhatikan iklan-iklan, para produsen
sepeda motor selalu memamerkan
kecepatan produk mereka masing-
masing. Bahkan untuk bintang
iklannya sengaja dihadirkan dari
kalangan pembalap.
Apakah kebijakan ini tabu untuk
diberlakukan di Indonesia? Saya
kira tidak. Karena negara penghasil
kendaraan roda ini seperti Jepang
dan China malah memberlakukan
pembatasan penggunaan sepeda
motor. Di negara-negara tersebut,
kapasitas silinder sepeda motor
harus di bawah 100 cc dan wilayah
operasinya dibatasi. Tidak semua
jalan raya boleh dilewati oleh sepeda
motor.
Kemudian, yang juga perlu
diperhatikan adalah selain regulasi
“Lebih dari itu, untuk menjamin aksesibilitas aktivitas masyarakat,
maka transportasi umum tersebut, harus
saling terintegrasi. Moda satu dengan
moda yang lain saling terhubungkan dengan moda lain di simpul-simpul transportasi,
baik antarkota maupun dalam kota.”
Namun catatan dari saya,
pembatasan harusnya dari awal.
Maksudnya sepeda motor yang
dijual di Indonesia saat dibuat sudah
ditetapkan batas maksimal kapasitas
atau isi silidernya. Pembatasan
cc tersebut, diharapkan dapat
membatasi pemanfaatan sepeda
motor. Misalnya, kapasitas silinder
sepeda motor ditetapkan di bawah
100 cc. Dengan demikian kendaraan
tersebut mau tidak mau hanya bisa
ditempuh untuk jarak dekat dan
kecepatan yang terbatas.
Apa yang terjadi saat ini justru
KOLO
M O
PINI
32
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012

33
KOLO
M O
PINI
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
yang berkaitan dengan sepeda
motor maka perlu juga penegakan
hukum oleh pihak kepolisian dalam
menindak pelanggaran. Hal ini
harus dilakukan dengan penuh
komitmen dan tanpa toleransi.
Sedikit saja toleransi diberikan akan
menjadi preseden yang buruk untuk
berhasilnya pelaksanaan peraturan
itu.
Seperti telah kita ketahui
bersama, bahwa motivasi awal dari
semua ide pembatasan ini adalah
menciptakan keteraturan di dalam
berlalu-lintas sehingga tingkat
kecelakaan bisa ditekan. Masyarakat
secara sadar meninggalkan
kendaraan pribadinya dan beralih
ke kendaraan umum. Kelancaran
yang terjadi akan membuat denyut
produktivitas semakin kencang dan
memicu pertumbuhan perekonomian,
serta kesejahteraan yang terus
menjanjikan dari tahun ke tahun.
Sekalipun demikian, langkah-
langkah di atas bersifat kuratif.
Yang juga harus dilakukan secara
bersamaan adalah tindakan preventif,
yang dapat dilakukan untuk jangka
panjang. Yakni perlunya pendidikan
berlalu lintas sejak dini.
Lalu lintas dilihat dalam konteks
pendidikan adalah usaha sadar untuk
menumbuhkan kesadaran tertib lalu
lintas, sehingga anak-anak mampu
mengendalikan atau mengurangi
timbulnya kecelakaan lalu lintas.
Karena berupa pendidikan maka ada
sebuah rangkaian proses secara
terprogram dan tersistem untuk
melahirkan generasi yang memiliki
etika dan budaya tertib berlalu lintas.
Pendidikan lalu lintas
menfokuskan pada penanaman
pengetahuan tentang tata cara
berlalu lintas (transfer of knowledge) dan menanamkan nilai-nilai
(tranform of values) etika dan budaya
tertib berlalu lintas dan membangun
perilaku pada generasi muda.
Ada beberapa tujuan
diselenggarakannya pendidikan
lalu lintas di sekolah, yakni: Agar
generasi muda secara sadar
mampu mengimplementasikan
sistem nilai yaitu etika dan budaya
berlalu lintas yang aman, santun,
selamat, tertib dan lancar yang
diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari; Mengubah perilaku
pemakai jalan (road user behavior);
Menurunkan pelanggaran dan
kecelakaan lalu lintas; Memberikan
informasi secara real seputar lalu
lintas.
Hal lain yang juga penting adalah
tentunya pembangunan transportasi
umumnya. Seperti telah disebut di
atas, jangan sampai orang sudah
“dipaksa” meninggalkan kendaraan
pribadinya tetapi transportasi
umumnya tidak memadai. Jika
ini terjadi maka akan berpotensi
menimbulkan reaksi yang tidak
konstruktif dari masyarakat.
Jadi dalam hal ini harus ada
keseimbangan kebijakan.
Lebih dari itu, untuk
menjamin aksesibilitas
aktivitas masyarakat, maka
transportasi umum tersebut,
harus saling terintegrasi. Moda
satu dengan moda yang lain
saling terhubungkan dengan
moda lain di simpul-simpul
transportasi, baik antarkota
maupun dalam kota.
Bagaimana dengan
anggarannya? Dalam rencana
anggaran subsidi energi tahun
2013 jumlahnya mencapai
Rp274,74 triliun. Menurut saya,
dana tersebut dapat dialihkan
untuk perbaikan infrastruktur
transportasi umum dan harga
BBM dinaikkan. n
33
KOLO
M O
PINI
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012

TRAN
S N
EWS
34
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
TRAN
S N
EWS
34
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Kemenhub akan Wujudkan
ANGKUTAN KHUSUS TERNAK
Untuk
menyejahterakan
masyarakat sering
kali persoalan di
lapangan harus dipecahkan oleh
kerja sama antara kementerian-
kementerian yang berkaitan.
Dalam hal ini Kementerian
Perhubungan sangat terbuka
akan adanya kerja sama
tersebut.
Demikian pernyataan
Menteri Perhubungan EE
Mangindaan saat ditanya
wartawan soal bagaimana
Kemenhub menyikapi
persoalan yang harus
diselesaikan oleh beberapa
Foto
: Fra
nsis
kus
Agu
ng S

35
TRAN
S N
EWS
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
35
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
TRAN
S N
EWS
kementerian. “Memang
ada masih terkendala.
Tetapi harus diakui
bahwa ada kerja sama
yang sudah berjalan,
dan sangat bermanfaat
bagi masyarakat,” kata
Mangindaan.
Salah satu program
kerja sama tersebut
adalah antara Kementerian
Perhubungan dengan
Kementerian Pertanian
terkait dengan angkutan
ternak. Mangindaan
menangkap keprihatinan
mitranya tersebut
saat melihat langsung
bagaimana selama ini
ternak sapi diangkut.
Dengan menggunakan
jaring yang di dalamnya
berisi 2 sampai 3 sapi,
ternak tersebut dipindahkan
dari darat ke kapal. “Kalau
seperti ini sapinya bisa
stres. Belum lagi soal
bagaimana kondisi kapal.
Kalau nanti sampai sakit,
harga bisa jatuh, dan rakyat
juga yang rugi,” tutur
Mangindaan.
Lebih lanjut, menurut
Mangindaan, pihaknya akan
segera merealisasikan
angkutan bagi ternak.
Hal ini dimaksudkan
agar ternak dikondisikan
dengan selamat, aman,
dan nyaman dalam
pengirimannya. “2013 akan
kami realisasikan angkutan
untuk ternak.”
Kerja sama kedua
kementerian ini merangkul
BUMN Pelayaran Nasional
Indonesia (Pelni). ”Pelni
misalnya, mereka sudah
siap untuk memodifikasi
kapal laut untuk dijadikan
angkutan bagi ternak. Diharapkan
dengan adanya angkutan ini,
ternak tetap dalam keadaan
sehat dan beratnya tidak
berkurang saat pengiriman,”
terang mangindaan.
Di lain kesempatan,
Mangindaan pun menawarkan
kepada PT Kereta Api Indonesia
(KAI) untuk menyediakan
angkutan khusus hewan ternak.
Alasannya sama, yakni supaya
kualitas hewan ternak tetap
terjaga. “Kita harus antisipasi
layanan ternak menggunakan
kereta api,” tutur Mangindaan di
Kantornya.
Mangindaan menjelaskan nantinya
gerbong kereta api disesuaikan
dengan kebutuhan hewan ternak
seperti sapi dan kambing. Hal ini
dimaksudkan agar kondisi sapi dan
kambing tidak mengalami stres pada
waktu perjalanan. “Agar dari tempat
pemberangkatan, dan tempat tujuan,
hewan ternak tetap sehat. Kemudian
berat si sapi tidak berkurang,” ujarnya.
Selain itu, Mangindaan
menambahkan Kementerian
Perhubungan menghimbau kepada
operator untuk terus meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat baik
angkutan penumpang ataupun
barang.n
Foto
: Flic
kr.c
omFo
to: F
lickr
.com

TRAN
S O
PINI
36
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
TRAN
S N
EWS
36
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Indonesia-Australia Kerja Sama Tingkatkan Standar Transportasi
Pemerintah Indonesia dan
Australia melanjutkan
kerja sama di bidang
transportasi. Landasan
dari kerja sama ini adalah
meningkatkan keselamatan
transportasi sesuai standar
internasional dan praktik
manajemen keselamatan melalui
Indonesia Transport Safety
Assistance Package (ITSAP).
Penandatanganan kerja sama
dilakukan Menteri Perhubungan
EE. Mangindaan dengan Menteri
Infrastruktur dan Transportasi
Australia Anthony Albanese untuk
kerjasama sektor transportasi, yaitu
Memorandum of Understanding
Between the Government of
the Republic of Indonesia and
the Australian Government on
Cooperation in the Transport Sector,
beserta dengan Annex-nya yaitu
Arrangement between the Ministry
of Transportation of the Republic
of Indonesia and the Department
of Infrastructure and Transport of
Australia on the Indonesia Transport
Safety Assistance Package (ITSAP).
Mangindaan mengemukakan,
kerja sama ini meliputi empat
komponen, yakni kebijakan
keselamatan dan manajemen
transportasi, keselamatan
penerbangan, keselamatan kelautan
dan angkutan transportasi dan paket
manajemen.
“Sementara tanggung jawab
mengenai teknis pelaksanaan
bantuan tersebut berada di bawah
Project Review Group (PRG), yang
mengadakan pertemuan dua kali
dalam setahun guna melakukan
review terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan dan usulan
kegiatan baru di masa datang,” ujar
Mangindaan.
Kerja sama ini, merupakan
lanjutan dari kerja sama transportasi
yang akan berakhir pada Januari 2013
mendatang. Nantinya akan diatur
masalah teknis dan diharapkan salah
satunya bisa melakukan pelatihan
keselamatan bersama antara
Indonesia dan Australia.
MoU Kerjasama Transportasi
Indonesia-Australia tersebut memiliki
tujuan untuk:
Memfasilitasi kerja sama
transportasi antara kedua
negara; Pertukaran informasi dan
konsultasi mengenai hal-hal yang
terkait transportasi, termasuk
menyelenggarakan pertemuan atas
persetujuan bersama; Mengadakan
kajian bersama mengenai
pertumbuhan transportasi yang
potensial antara kedua negara
dan hubungan antara transportasi
dengan perkembangan industri lain
di kedua negara; Berbagi informasi
dan konsultasi mengenai kegiatan
yang terkait dengan transportasi dan
implementasinya pada organisasi
internasional; Membahas ruang
lingkup pemahaman khusus tentang
Foto
: Fra
ns A
gung
S

TRAN
S O
PINI
37
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
37
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
aspek-aspek tertentu dari
kerjasama transportasi, dengan
memperhatikan hal-hal signifikan
yang mempengaruhi hubungan
antara sektor transportasi di setiap
negara; Memfasilitasi dan menjalin
kerjasama antara perusahaan
swasta di bidang transportasi
kedua negara.
Bidang kerjasama yang
termasuk di dalam MoU tersebut
meliputi: transportasi darat,
perkeretaapian, transportasi
laut dan angkutan sungai danau,
transportasi udara, pendidikan
dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan transportasi,
transportasi multimoda,
keselamatan transportasi,
keamanan transportasi, dampak
transportasi terhadap lingkungan,
perencanaan dan peraturan
transportasi, pencarian dan
penyelamatan (Search and
Rescue), manajemen data dan
informasi, serta bidang-bidang lain
yang disepakati bersama.
Sementara itu, yaitu Annex
1 dari MoU tersebut adalah
mengenai Paket Bantuan
Keselamatan Transportasi untuk
Indonesia (Arrangement between
the Ministry of Transportation of
the Republic of the Indonesia and
the Department of Infrastructure
and Transport of Australia
on the Indonesia Transport
Safety Assistance Package
(ITSAP). Penandatanganan
annex ini menjadi dasar hukum
perpanjangan bantuan Pemerintah
Australia untuk program ITSAP
(ITSAP tahap 2).
Pengaturan yang sama
mengenai ITSAP telah
ditandatangani oleh Menteri
Perhubungan kedua negara pada
tahun 2010, namun mengingat MoU
yang menjadi induk/rujukannya
telah habis masa berlakunya dan
MoU yang baru dibuat kembali,
maka annex dari MoU tersebut
juga diperbaharui kembali.
Tujuan dari kerjasama
ITSAP adalah untuk membantu
Pemerintah Indonesia guna
mengatur dan mempromosikan
keselamatan transportasi yang
sesuai dengan standar-standar
internasional dan praktik-praktik
manajemen keselamatan.
Hasil yang ingin dicapai dari
paket bantuan tersebut adalah
untuk meningkatkan keselamatan
transportasi Indonesia. Ruang
lingkup pengaturan ITSAP meliputi
4 komponen, yaitu: kebijakan
keselamatan dan manajemen
transportasi, keselamatan
penerbangan, keselamatan
kelautan dan angkutan transportasi
dan paket manajemen. Sementara
itu, tanggung jawab mengenai
teknis pelaksanaan bantuan
tersebut berada di bawah Project
Review Group (PRG), yang
mengadakan pertemuan 2 kali
dalam setahun guna melakukan
review terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan dan usulan
kegiatan baru di masa datang.
Menteri Infrastruktur dan
Transportasi Australia Anthony
Albanese mengungkapkan
kerjasama ini berpotensi sangat
baik dan hubungan kedua negara
ini sangat erat.
Penandatangan MoU
dan annex-nya oleh Menteri
Perhubungan dan Menteri
Infrastruktur dan Transportasi
Australia tersebut disaksikan
oleh jajaran pejabat kementerian
perhubungan kedua negara
beserta pejabat dari Kementerian
Luar Negeri dan Kedutaan
Besar Australia di Jakarta.
Penandatanganan tersebut
dilakukan pada saat kunjungan
ke-4 Menteri Infrastruktur
dan Transportasi Australia ke
Indonesia.n
TRAN
S N
EWS
Foto
: Fra
ns A
gung
S

TRAN
S O
PINI
38
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
TRAN
S N
EWS
38
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Konektivitas dalam
bidang transportasi
memiliki peran yang
sangat strategis dalam
upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Di tengah komitmen
untuk memperjuangkan konektivitas
nasional, Pemerintah Indonesia juga
memiliki visi kearah konektivitas
ASEAN.
Hal tersebut semakin ditandaskan
dengan peran Indonesia sebagai tuan
rumah Pertemuan Tingkat Menteri
Perhubungan ASEAN (ATM), yang
berlangsung di Nusa Dua, Badung,
Bali, Kamis (29/11/2012).
Menteri Perhubungan Indonesia
EE Mangindaan yang dipilih menjadi
pemimpin sidang menyatakan
bahwa pertemuan ini membahas
konektivitas perhubungan bidang
transportasi darat, laut, dan udara
antarnegara ASEAN. Pertemuan yang
didahului pertemuan pejabat senior
kementerian perhubungan ASEAN
(STOM) ke-34, merupakan pertemuan
tingkat menteri transportasi negara
anggota ASEAN yang dilaksanakan
setiap tahun sekali dan terakhir
diselenggarakan di Phnom Penh,
Kamboja pada 15-16 Desember 2011.
Dalam pertemuan Mangindaan
didampingi oleh Wakil Ketua Sidang,
yakni Menteri PU dan Perhubungan
Laos, Sommad Pholsena, juga
dilakukan pertemuan dengan mitra
dialog ASEAN, yakni Jepang, China,
dan Republik Korea.
Pertemuan dengan Mitra Dalam kesempatan yang
baik tersebut, Mangindaan
mengadakan pertemuan dengan
Menteri Pertanahan, Infrastruktur,
Transportasi dan Pariwisata Jepang,
Yuichiro Hata. Salah satu poin
pertemuan, para Menteri menyambut
baik hasil dari ASEAN-Japan Summit
Ke-15 yang diselenggarakan pada
tanggal 19 November 2012 di Phnom
Penh, Kamboja, termasuk kontribusi
yang signifikan Jepang untuk
pelaksanaan Master Plan on ASEAN
Connectivity dan inisiatif baru Jepang
untuk mengembangkan transportasi
yang selamat, aman, mudah dan
ramah lingkungan di bawah ASEAN-
Japan Transport Partnership (AJTP).
Para Menteri lanjut menyambut
baik inisiatif Jepang untuk
memperkuat kerjasama dalam
promosi "Transprotsi Berkualitas",
yang akan mencakup pengembangan
"Transportasi Selamat dan Aman,
Ramah Lingkungan dan User-
friendly," sebagai fokus utama untuk
AJTP di dekade berikutnya. Inisiatif
ini akan menjadi salah satu poin
penting untuk merayakan HUT ke-40
Persahabatan dan Kerjasama antara
ASEAN-Jepang tahun 2013.
Para Menteri mengesahkan
Rencana Kerja AJTP untuk 2012-2013,
yang meliputi proyek-proyek, antara
lain: Kerjasama teknis di bidang
Port Electronic Data Interchange;
Eco-Airport dan New Air Sistem
Navigasi; Kerjasama Teknis Proyek
Keselamatan dan Lingkungan;
Rencana Aksi Perbaikan Lingkungan.
Para Menteri juga mendukung
usulan Jepang untuk meningkatkan
ASEAN Connectivity, termasuk
"Kerjasama Komprehensif pada
Teknologi Transportasi Aman dan
Efisien," "Kerjasama Pencegahan
Bencana Alam di Sektor Transportasi,"
"Proyek Peningkatan dan Harmonisasi
Standar Keselamatan dan Kapal
Inspeksi Kapal Pesisir "dan "Rencana
Aksi Regional Port Security (New
RAPPS) di bawah Program Keamanan
Transportasi Maritim ASEAN-Jepang.
Setelah Jepang, pertemuan
dilakukan dengan mitra ASEAN
lain yakni China. Hadir sebagai
wakil Pemerintah China yakni
Para Menteri Transprotasi ASEAN Sepakati Konektivitas
Foto
:Dok
.Pus
kom
Pub
lik/P
n

TRAN
S O
PINI
39
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
39
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
TRAN
S N
EWS
GAO Hongfeng, Wakil Menteri
Perhubungan Rakyat. Para menteri
mendukung mandat ASEAN
Coordinating Committee on
Conectivity and Chinese Working
Committee on Connectivity untuk
membahas dan mengidentifikasi
bidang utama terkait kerja sama
konektivitas dan mengkoordinasikan
mobilisasi sumber daya teknis dan
keuangan dari kedua pihak ASEAN
dan China, termasuk dukungan
terhadap pembiayaan proyek-proyek
kerja sama konektivitas.
Para Menteri menyambut baik
usulan China untuk mendirikan
China-ASEAN Cooperation Fund
Maritime senilai RMB 3 miliar.
Kegiatan yang tercakup di dalamnya,
meliputi: kerja sama di bidang
penelitian ilmiah kelautan dan
konektivitas dan keselamatan
navigasi. Para Menteri juga
menyambut tambahan kontribusi
China sebesar USD 5 juta kepada
China-ASEAN Cooperation Fund
untuk mendukung pelaksanaan
proyek infrastruktur transportasi yang
menghubungkan Negara Anggota
ASEAN dan China.
Lebih lanjut, para menteri
melakukan tukar pandangan
melalui The ASEAN-China Maritime
Consultation Mechanism tentang
pelaksanaan dan dampak dari
beberapa konvensi internasional
maritim termasuk Maritime Labor
Convention, Amandemen Lampiran
VI ke 1973 Konferensi Internasional
tentang Pencegahan Pencemaran
dari Kapal ( MARPOL) dan kerja
sama Tanggap Darurat (Search and
Rescue). Mereka sepakat untuk
melaksanakan dan memenuhi
standar maritim internasional
tersebut dan meminta pejabat senior
masing-masing negara untuk lebih
meningkatkan kerja sama melalui
kegiatan bersama maritim.
Di bidang transportasi udara,
kedua belah pihak menyoroti
kebebasan lalu lintas udara antara
negara anggota ASEAN dan China
di bawah Perjanjian ASEAN-
China Air Transport. Kerja sama
ini diyakini memberikan lebih
banyak kesempatan bagi maskapai
penerbangan untuk terbang ke
kota-kota sehingga meningkatkan
kegiatan bisnis maupun
pariwista, sekaligus mewujudkan
konektivitas.
Terakhir adalah pertemuan
dengan Park Kee Poong, Menteri
Perencanaan dan Koordinasi,
Kementerian Pertanahan,
Transportasi dan Kelautan
Republik Korea. Para Menteri
menyambut kemajuan penting yang
dibuat dalam pelaksanaan ASEAN-
ROK Transport Cooperation
Roadmap.
Beberapa hal yang telah dicapai
dari kerja sama itu, meliputi:
Melakukan Program Internasional
Kepelabuhan & Logistik (IPPL)
untuk negara-negara ASEAN;
Melakukan Program HRD untuk
Performance Based Navigation
(PBN) Implementation Plan
Dalam kesempatan ATM, Mangindaan mengadakan
pertemuan dengan Yuichiro Hata (Menteri
Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan
Pariwisata, Jepang), GAO Hongfeng (Wakil Menteri
Perhubungan Rakyat, China), Park Kee Poong
(Menteri Perencanaan dan Koordinasi, Kementerian Pertanahan, Transportasi dan Kelautan, Republik
Korea).
Requirements; Penyelesaian Studi
Kelayakan untuk Pengembangan dan
Modernisasi Pelabuhan Iloilo dan
Cagayan de Oro.
Para Menteri meminta Pemerintah
Korea untuk memperpanjang bantuan
teknis dalam proyek strategis lainnya,
seperti kereta api dan pembangunan
pelabuhan yang akan membantu
untuk memfasilitasi pelaksanaan
Rencana Strategis Transportasi
ASEAN (ASTP)/ Rencana Aksi Brunei
(BAP) dan Master Plan on ASEAN
Connectivity (MPAC).n
Foto
:Dok
.Pus
kom
Pub
lik/P
n

TRAN
S N
EWS
40
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
TRAN
S N
EWS
40
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
1 | 2
012
Untuk mendukung
terwujudnya konektivitas
ASEAN, Pemerintah
Indonesia harus
mewujudkan dahulu konektivitas
nasional. “Konektivitas dalam negeri
mempunyai peran yang penting
dalam mendukung konektivitas
ASEAN, oleh karena itu kita harus
memperkuat konektivitas domestik
kita,” kata Menteri Perhubungan, EE
Mangindaan saat Pertemuan Tingkat
Pejabat Senior Bidang Transportasi
Negara-negara ASEAN (ASEAN
Senior Transport Officials Meeting -
STOM) ke-34 di Bali (26-28/12/2012).
Dalam rangka memperkuat
konektivitas nasional, menurut
Mangindaan, Indonesia tengah
menerapkan Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Program tersebut memiliki 6 pilar
koridor ekonomi berdasarkan
prioritas area/ sektor komoditas,
visi konektivitas nasional dan
pembangunan infrastruktur pada
koridor ekonomi Kalimantan,
Sulawesi dan Papua.
Terkait dengan penguatan
konektivitas domestik negara-
negara ASEAN lainnya, Mangindaan
meminta agar seluruh negara
anggota ASEAN mengalokasikan
sumber daya yang cukup untuk
mewujudkan langkah-langkah
yang tepat untuk tahun 2015. Yakni
saat dimana ASEAN menjadi pasar
terbuka dan sumber produksi, serta
menjadi kawasan yang kompetitif
dengan pertumbuhan ekonomi yang
seimbang, serta terintegrasi ke
dalam ekonomi global.
“Hal ini sejalan dengan adopsi
agenda The 17th ATM di Phnom Penh
tahun lalu mengenai penguatan
usaha untuk memastikan realisasi
Masyarakat Ekonomi ASEAN pada
2015 dengan memprioritaskan
langkah-langkah konkrit untuk
menghadapi tantangan dalam
pelaksanaan Masyarakat Ekonomi
ASEAN,” urai Mangindaan.
Ada beberapa agenda yang
dibicarakan terkait transportasi
darat, laut, udara, kereta api dan
juga bidang ASEAN Search and Rescue (SAR). Pertemuan pejabat
senior bidang perhubungan
darat membahas mengenai hasil
pertemuan ke-3 ASEAN Multisector Road Safety Special Working Group
(MRSSWG) yang diselenggarakan
pada 3 Juli 2012 di Vientiane-
Laos; perkembangan pelaksanaan
Singapore-Kunming Rail Link (SKRL)
Project; ASEAN Highway Network
Project; dan proyek efisiensi energi
dan mitigasi perubahan iklim dalam
sektor transportasi darat.
Bidang perhubungan laut
membahas ASEAN Single Shipping Market (ASSM); Master Plan Study and Feasibility Study on the Establishment of an ASEAN Roll-On/Roll-Off (ro-ro) Shipping Network and Short Sea Shipping; membahas
perjanjian terbaru untuk Standards of Training, Certification and Watch Keeping for Seafarers (STCW) in
ASEAN Near Coastal Voyages (NCV)
Limits; ASEAN Search and Rescue
(SAR) Expert Group Meeting; Project
proposal on Sustainable Port
Development in The ASEAN Region-
Phase II; serta perkembangan kerja
sama IMO-ASEAN.
Sementara itu pada sektor
perhubungan udara, pertemuan
membahas mengenai finalisasi Paket
ke-8 Komitmen Bidang Pelayanan
Jasa Angkutan Udara (The 8th
Konektivitas ASEAN
Foto
:Dok
.Pus
kom
Pub
lik/W
isnu

41
TRAN
S N
EWS
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
41
TRAN
S N
EWS
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
1 | 2
012
Package of Commitments on Air
Transport Services) yang berada di
bawah kerangka ASEAN Framework
Agreement on Services; ASEAN Single Aviation Market (ASAM). Di
dalamnya termasuk mengenai kerja
sama bidang ekonomi dan teknis;
serta perkembangan perjanjian
bidang angkutan udara dengan
mitra dialog yaitu Cina, Jepang dan
Republik Korea.
Pertemuan dengan 3 negara mitra
ASEAN tersebut dilakukan setelah
ASEAN STOM selesai, dilakukan
dalam forum Pertemuan Tingkat
Menteri Perhubungan ASEAN pada
29-30 November 2012 (The 18th
ASEAN Transport Ministers Meeting).
Menurut Menteri Perhubungan E.E.
Mangindaan saat pidato pembukaan,
kedua agenda tersebut sangat
strategis dalam mewujudkan
konektivitas ASEAN di bidang
transportasi, memberikan dampak
ganda pada sektor lain seperti
perdagangan, industri, pariwisata dan
pertanian. Karena semua kegiatan
tersebut membutuhkan sektor
transportasi.
Terkait masyarakat ASEAN telah
dicapai beberapa kemajuan dalam
menerapkan berbagai langkah di
bawah Brunei Action Plan (BAP)/
ASEAN Strategic Transport Plan
(ASTP) 2011-2015 dan Master Plan
on ASEAN Connectivity (MPAC),
yang meliputi transportasi sektor
udara, darat dan laut serta fasilitas
transportasi.
Rekomendasi Peserta Lebih lanjut, dalam pertemuan
tersebut, perwakilan dari negara-
negara kawasan Asia Tenggara
(ASEAN) sepakat untuk mendukung
adanya harmonisasi prosedur dan
persyaratan untuk memfasilitasi
pergerakan orang antarnegara di
kawasan itu.
“Aturan yang sudah ada kita
komunikasikan terlebih dahulu, baru
kita laksanakan. Sudah ada yang
kita lakukan. Kesepakatan kita akan
konektivitas tetap akan berjalan tetapi
tetap menghormati undang-undang
masing-masing negara,” kata Menteri
Perhubungan EE Mangindaan.
Untuk lintas darat antarnegara
ASEAN, Mangindaan mengatakan
bahwa saat ini sudah dilaksanakan
antara Serawak, Malaysia, dengan
Kalimantan. Begitu pula pada jalur
laut juga sudah ada yakni antara
Bitung, Sulawesi Utara, dengan
Santos City, Filipina, dengan
menggunakan kapal roro.
Namun ia menekankan agar
ada penguatan infrastruktur di
masing-masing negara termasuk
mengenai imigrasi, bea cukai,
dan keamanan. “Konkretnya
dalam rangka `cross border`
itu infrastruktur harus siap,
seperti melalui kereta api
berstandar internasional melintasi
antarnegara dan aturan imigrasi
dan bea cukai harus dihormati,”
tambah Mangindaan.
Selain darat dan laut,
perhubungan udara juga menjadi
salah satu poin penting dalam
mewujudkan pertumbuhan
ekonomi ASEAN yang
berkelanjutan dan komprehensif.
Para peserta konferensi
memberikan perhatian terhadap
Rencana Kerja Kerja Sama Teknis
Transportasi Udara (ATTC) dalam
mendukung Pasar Tunggal
Penerbangan ASEAN.
Mangindaan mengharapkan jika
memungkinkan tarif penerbangan
antarnegara di ASEAN sama atau
melalui pengaturan, maka jangan
sampai merugikan satu sama lain.
Selain melakukan harmonisasi
prosedur dan persyaratan,
perwakilan negara anggota
ASEAN di bidang transportasi itu
juga sepakat untuk melakukan
penyederhanaan untuk mendukung
finalisasi kerangka perjanjian
transportasi pergerakan orang di
daerah perbatasan antarnegara
ASEAN.
Hal itu sesuai dengan target
yang telah diatur sebelumnya
di dalam Rencana Transportasi
Strategis ASEAN (ASTP), Rencana
Aksi Brunei (BAP), dan Masterplan
Konektivitas ASEAN (MPAC) 2011-
2015.nFoto
:Dok
.Pus
kom
Pub
lik/W
isnu

TRAN
S N
EWS
42
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Tingkat keselamatan
di jalan telah menjadi
perhatian anak-anak.
salah seorang anak Duta
Keselamatan mengungkapkan
wacana pembangunan jalur khusus
sepeda motor untuk menekan jumlah
angka kecelakaan yang melibatkan
kendaraan roda dua itu.
Apa yang disampaikan anak
tersebut dalam kesempatan
Konferensi Anak Indonesia ke-12
tahun 2012 itu mendapat sambutan
positif dari Menteri Perhubungan,
E.E. Mangindaan. Menurutnya,
pembangunan jalur khusus pengguna
sepeda motor bukannya tidak
mungkin, namun pasti membutuhkan
perlebaran jalan, dan hal ini yang
tidak mudah, karena akan terkendala
pembebasan lahan.
“Namun demikian, Pemerintah
pasti memikirkan hal ini, dan
menjadi perhatian bersama. Apalagi
mengingat belakangan sudah
semakin banyaknya para pengguna
sepeda motor dan tingginya angka
penjualan sepeda motor di Indonesia,
utamanya Jakarta,” urai Mangindaan
dalam acara yang bertema
Keselamatanku di Jalan.
Pada kesempatan tersebut,
Mangindaan berpesan, agar segala
sesuatu yang terkait dengan aturan
berlalu lintas di jalan tidak hanya
menjadi pengetahuan dan ikrar saja,
tetapi diterapkan. Dan yang juga
penting adalah menyebarluaskan
pengetahuan tentang keselamatan
di jalan kepada orang tua, saudara-
saudara, teman-teman dan siapa
saja. Supaya semakin banyak orang
yang sadar dan mempraktikkan
perilaku tertib di jalan.
Konferensi Anak Indonesia 2012
sendiri merupakan kegiatan rutin
tahunan yang diselenggarakan
sejak 2001. Dengan demikian,
penyelenggaraan tahun ini sudah
memasuki tahun ke-12. Khusus tahun
ini ada 36 delegasi anak Indonesia
yang datang.
Sosialisasi keselamatan di jalan
yang bertepatan pada acara ini
sangat penting. Mengingat menurut
catatan Badan Kesehatan Dunia
(WHO), kematian anak di jalan akibat
kecelakaan menduduki urutan kedua.
Sementara data dari Korlantas
Polri, setiap harinya terdapat 85
orang meninggal akibat kecelakaan,
termasuk anak-anak.
Untuk itu, Mangindaan berpesan
pula supaya para pengguna sepeda
motor dapat mematuhi ketentuan
dalam berkendara. Misalnya,
menggunakan helm berstandar
nasional dan motor miliknya terbatas
untuk 2 orang. Dan yang terpenting,
jangan pernah mengoperasikan
alat komunikasi saat sedang
berkendara.n
PEMBANGUNAN JALUR KHUSUS MOTOR
TRAN
S N
EWS
42
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
DIBUKA WACANA
Foto:Dok.PuskomPublik/Pn

43
TRAN
S N
EWS
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
43
TRAN
S N
EWS
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Untuk menciptakan
kualitas layanan yang
lebih baik, mereka
yang bertugas di
Pelayanan Terpadu Satu Atap harus
profesional dalam menjalankan
tugasnya. Sehingga masyarakat dapat
menikmati kenyamanan dan merasa
puas.
“Pengoperasian pelayanan
terpadu satu atap ini, sekaligus
sebagai wujud nyata dari Ditjen
Perhubungan Laut dalam
mewujudkan reformasi birokrasi
di lingkungan Kemenhub, kalau
tadinya dilayani satu persatu, kini
semuanya dilaksanakan di ruang
ini,” kata Menteri Perhubungan E.E.
Mangindaan di tengah-tengah acara
pengoperasian Pelayanan Terpadu
Satu Atap Direktorat Perhubungan
Laut di Gedung Karya lantai 6,
Kementerian Perhubungan, Jakarta
Pusat.
Dengan adanya ruang pelayanan
terpadu ini, sambung Mangindaan,
maka semua proses pengurusan
perizinan maupun administrasi
lainnya di Ditjen Perhubungan
Laut akan menjadi lebih cepat,
efektif dan efisien, serta transparan
dan akuntabel.”Pengoperasian
ruang pelayanan terpadu satu
atap ini merupakan satu langkah
maju bagi Kemenhub dalam
memberikan tugas pelayanan
kepada masyarakat. Ini juga sejalan
dengan prinsip pelaksanaan
PETUGAS PELAYANAN TERPADU SATU ATAPDituntut Profesional
good governance dan reformasi
birokrasi.”
Di ruang tersebut, masyarakat
luas akan memperoleh 19 macam
pelayanan perizinan yang berasal
dari lima direktorat, di antaranya:
Direktorat Pelabuhan dan
Pengerukan, Direktorat Lalu Lintas
dan Angkutan Laut, Direktorat
Perkapalan dan Kepelautan,
Direktorat Kenavigasian, dan
Direktorat Kesatuan Penjagaan
Laut dan Pantai.
“Ke depannya pelayanan dalam
ruang tersebut tidak lagi ada
loket pembayaran tunai, namun
E-payment, sehingga petugas tidak
berhubungan dengan uang tunai,”
harap Mangindaan.n
Foto
: Dok
.Pus
kom
Pub
lik/W
isnu

TRAN
S N
EWS
44
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI
KEMENHUB Deklarasikan
TRAN
S N
EWS
44
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
KEMENTERIAN
Perhubungan tanggal
12 Desember 2012
mendeklarasikan Zona
Integritas (ZI) Menuju Wilayah
Bebas Korupsi (WBK). Deklarasi ini
merupakan komitmen Kementerian
Perhubungan untuk melakukan
upaya percepatan pencegahan
korupsi dan membangun birokrasi
yang kuat, akuntabel serta mampu
melayani masyarakat secara lebih
baik, sebagai implementasi Instruksi
Presiden Nomor 5 Tahun 2004
tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi, Instruksi Presiden Nomor
17 Tahun 2011 tentang Rencana
Aksi Pencegahan Pemberantasan
Korup-si dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor
60 Tahun 2012 tentang Pedoman
Umum Pembangunan Zona Integritas
Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi
dan Wilayah Birokrasi Bersih dan
Melayani di Lingkungan Kementerian/
Lembaga dan Pemerintah Daerah.
Deklarasi Zona Integritas
menuju Wilayah Bebas Korupsi yang
dilakukan Kementerian Perhubungan
didorong adanya Penilaian Inisiatif
Anti Korupsi (PIAK) yang dilakukan
oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) pada tahun 2012
yang menempatkan Kementerian
Perhubungan sebagai Peringkat
Pertama, survey Integritas yang
dilakukan oleh KPK pada tahun
2011 menempatkan Kemente¬rian
Perhubungan pada Peringkat Enam,
naik dari tahun sebelumnya yang
berada di Peringkat 47, adanya
penghargaan dari Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa (LKPP)
atas Layanan Pengadaan Se¬cara
Elektronik (LPSE), yang menyebutkan
Kementerian Perhubungan sebagai
“Organization Transformation of The Year” oleh lembaga tersebut.
Selain itu, Kementerian
Perhubungan juga telah meluncurkan
Pelayanan Terpadu Satu Atap
sebagai upaya untuk memberikan
pelayanan publik yang berkualitas,
Foto
: Dok
.Pus
kom
Pub
lik/W
isnu

45
TRAN
S N
EWS
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
45
TRAN
S N
EWS
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
cepat, mudah, terjangkau dan
terukur, serta Pemberian Izin
Angkutan Pariwisata pada tahun
2011 Kementerian Perhubungan
mendapatkan sertifikat ISO
9001:2008.
Sebelum Zona Integritas
dideklarasikan, Pembangunan Zona
Integritas Menuju Wilayah Bebas
Korupsi sudah disosialisasikan
kepada jajaran Eselon I dan
II di lingkungan Kementerian
Perhubungan. Bahkan Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) telah
memberikan penilaian Wajar
Dengan Pengecualian (WDP) atas
Laporan Keuangan Kementerian
Perhubungan pada tahun 2008
sampai dengan tahun 2011,
registrasi online dalam seleksi
CPNS di lingkungan Kementerian
Perhubungan, dll.
Kementerian Perhubungan
juga memberlakukan persyaratan
wajib menyampaikan LHKPN bagi
pejabat eselon I dan II, serta KPA,
PPK, dan Bendahara. Dalam rangka
pelaksanaan Undang Undang
Keterbukaan Informasi Publik (KIP)
Kementerian Perhubungan telah
membentuk Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi
(PPID), hasil monitoring dan
evaluasi Komisi Informasi Pusat
Kementerian Perhubungan
menempati urutan ke Empat dari 82
Badan Publik, pada tahun 2011.
Kementerian Perhubungan juga
menyiapkan saluran pengaduan
masyarakat melalui www.dephub.
go.id/pengaduan untuk menerima
masukan, kritik, saran, keluhan atas
pelayanan jasa perhubungan.
pencegahan dan pemberantasan
korupsi bukanlah pekerjaan yang mudah, terlebih
Kementerian Perhubungan yang
mempunyai unit kerja yang tersebar di seluruh wilayah
tanah air Indonesia, bahkan berada di
pulau terdepan dan daerah perbatasan. Dengan demikian
diperlukan dukungan dan kerjasama semua
pihak tanpa kenal lelah dan putus asa.
Foto
: Dok
.Pus
kom
Pub
lik/W
isnu

TRAN
S N
EWS
46
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
TRAN
S N
EWS
46
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Reformasi Birokrasi Kesiapan pelaksanaan
Reformasi Birokrasi di Kementerian
Perhubungan yang telah dituangkan
dalam Dokumen Usulan dan
Road Map telah memenuhi syarat
kelengkapan sebagaimana diatur
dalam Peraturan Presiden No. 81
Tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025 dan
peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010
tentang Road Map Reformasi
Birokrasi 2010-2014 dengan nilai
kelengkapan Dokumen Usulan
mencapai 82% dan Road Map
mencapai 93%.
Verifikasi lapangan Kementerian
Perhubungandiperoleh dengan cara
memastikan ketepatan, kelengkapan
dan kualitas dokumen usulan dan
Road Map Reformasi Birokrasi
serta proses pencapaian kinerja
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
yang dilengkapi dengan bukti-bukti
pendukungnya.
Berdasarkan penilaian terhadap
Dokumen Usulan dan Road Map
Reformasi Birokrasi, Kementerian
Perhubungan menduduki peringkat
11 dari 25 Kementerian dan lembaga
yang dinilai oleh Tim Teknis Unit
Pengelola Reformasi Birokrasi
(UPRBN).
Tujuan Reformasi Birokrasi
bagi Kementerian Perhubungan
adalah mengurangi dan akhirnya
menghilangkan setiap penyalahguaan
kewenangan publik oleh pejabat
Kementerian Perhubungan;
menjadikan Kementerian
Perhubungan yang memiliki Most-Improved Bureaucracy; meningkatkan
mutu pelayanan kepada masyarakat;
meningkatkan mutu perumusan
dan pelaksanaan kebijakan/
program Kementerian Perhubungan;
meningkatkan efisiensi (biaya dan
waktu) dalam pelaksanaan semua
Foto
: Dok
.Pus
kom
Pub
lik/W
isnu
segi tugas kementerian serta
menjadikan birokrasi Kementerian
Perhubungan antisipatif, proaktif,
dan efektif dalam menghadapi
globalisasi dan dinamika perubahan
lingkungan strategis.
Deklarasi Pembangunan
Zona Integritas di lingkungan
Kementerian Perhubungan
disaksikan langsung oleh Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi, Komisi
Pemberantasan Korupsi, Pimpinan
Ombudsman, para Pejabatan Eselon
I dan II di lingkungan Kementerian
Perhubungan.
Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Azwar Abubakar sangat
mengapresiasi apa yang telah dicapai
Kementerian Perhubungan. Menurut
Azwar, deklarasi Zona Integritas yang
dilakukan Kementerian Perhubungan
merupakan upaya reformasi
birokrasi yang bertujuan mewujudkan

47
TRAN
S N
EWS
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
47
TRAN
S N
EWS
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
birokrasi yang bersih, profesional,
berintegritas tinggi, akuntabel, dan
melayani.
Menteri Perhubungan
EE.Mangindaan, yang memimpin
deklarasi tersebut mengungkapkan,
pencegahan dan pemberantasan
korupsi bukanlah pekerjaan yang
mudah, terlebih Kementerian
Perhubungan yang mempunyai
unit kerja yang tersebar di seluruh
wilayah tanah air Indonesia, bahkan
berada di pulau terdepan dan daerah
perbatasan. Dengan demikian
diperlukan dukungan dan kerjasama
semua pihak tanpa kenal lelah dan
putus asa.
Menurut EE Mangindaan,
pelayanan jasa transportasi
merupakan urat nadi perekonomian,
dan peranannya sangar vital dalam
pengembangan perekonomian
nasional. Oleh karena itu peranan
Kementerian Perhubungan
dituntut untuk terus meningkatkan
kinerjanya baik di bidang
transportasi darat, perkeretaapian,
laut dan udara dengan diimbangi
SDM yang semakin kompeten dan
profesional dan didukung oleh
tatakelola yang efektif, efisien,
dan akuntabel serta sesuai
dengan kebutuhan pelayanan yang
berkembang di masyarakat.
“Ada dua kementerian yang
sangat penting dalam menunjang
perekonomian nasional, yaitu
Kementerian Perhubungan,
dan Kementerian Pekerjaan
Umum (PU). Jika Kementerian
Perhubungan mampu memberikan
pelayanan yang maksimal kepada
Foto
: Dok
.Pus
kom
Pub
lik/W
isnu
masyarakat, kita akan melihat
gerak ekonomi nasional akan
meningkat, kesejahteraan akan
tercipta karena akan terbuka
cukup banyak lapangan kerja,”
cetusnya.n
Berdasarkan penilaian terhadap Dokumen Usulan dan Road Map Reformasi
Birokrasi, Kementerian Perhubungan
menduduki peringkat 11 dari 25 Kementerian
dan lembaga yang dinilai oleh Tim
Teknis Unit Pengelola Reformasi Birokrasi
(UPRBN).

TRANS MODA UDARA
Gerakan Indonesia Bersih
yang diimplementasikan
pada wilayah transportasi,
bisa dikatakan berhasil.
Namun, capaian membanggakan ini
tidak boleh membuat berbagai pihak
lengah untuk selalu memberikan
yang terbaik kepada masyarakat.
“Dari hasil pantauan yang
dilakukan di beberapa lokasi, hampir
semua mengalami peningkatan
kebersihan. Namun seluruh
operator tidak boleh cepat puas dan
diminta untuk terus membudayakan
bersih agar tertular juga kepada
para pengguna jasa transportasi
untuk sadar bersih,” kata Menteri
Perhubungan, E.E Mangindaan.
Beberapa tempat yang telah
dikunjungi oleh Mangindaan adalah
terminal, pelabuhan, stasiun kereta
api, dan bandara. Melalui gerakan
ini, Pemerintah mau memberikan
jaminan bahwa pihaknya bersama
para operator transportasi mampu
memberikan pelayanan demi
keselamatan, keamanan dan
kenyamanan kepada masyarakat.
Kesan Mangindaan dalam
kunjungannya, misalnya di Terminal 1
dan 2 Bandara Soekarno-Hatta, pada
umumnya cukup terkesan. Namun ia
memberikan perhatian kepada ubin-
ubin yang harus mendapat perhatian
lebih, karena terlihat tidak mengkilap
dan lusuh.
“Ke depannya diharapkan bisa
lebih baik lagi, seperti Stasiun
Senen, saat saya memantau ubinnya
mengkilat dan penumpang jadi bisa
santai duduk di sana walau tanpa
bangku,” tutur Mangindaan.
Direktur Utama PT Angkasa
Pura II sebagai pengelola Bandara
Soekarno-Hatta, Tri S Sunoko
mengemukakan, untuk program
Indonesia Bersih atau Berseri (Bersih,
Sehat, Asri) pihaknya tidak main-
main. Mereka mengerahkan petugas
kebersihan untuk airside dan landside di setiap bandara yang dikelolanya.
Untuk sampah airside dikumpulkan
27 ton sampah/ hari, sedangkan di
area landside yang terbagi di antaranya
cargo, boarding, chek in, tenant, dan
area parkir kendaraan, setiap hari
diangkut 22 ton sampah ditambah
total sampah cair 8.800.000 liter/
hari. “Khusus untuk mengantisipasi
lonjakan penumpang yang setiap
tahun meningkat, AP 2 juga sudah
menyiapkan beberapa program,” ujar
Tri.
Program tersebut di antaranya
optimalisasi 3R (reduce, reuse, and recylce), peningkatan sumber daya
manusia (SDM), pemberdayaan
masyarakat untuk pengelolaan
limbah menjadi briket dan kompos,
dan pengelolaan limbah dengan lebih
baik lagi sejalan dengan grand desain
Bandara Soekarno Hatta.n
Operator Jasa Transportasi Diminta Tidak Cepat Puas
TRAN
S M
ODA
48
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Foto
:Dok
.Pus
kom
Pub
lik/P
n

TRANS MODA DARAT
81
TRAN
S M
ODA
49
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
1 | 2
012
Membentuk karakter
budaya keselamatan
lalu lintas dan
angkutan jalan tidak
bisa terjadi dalam waktu singkat. Hal
tersebut harus sudah diperkenalkan
dan disosialisasikan sejak anak-anak.
Untuk itu, Kementerian Perhubungan
melakukan Pemilihan Pelajar Pelopor
Keselamatan Transportasi Darat
Tingkat Nasional tahun 2012.
“Ini wujud perhatian Pemerintah
dalam meningkatkan keselamatan
lalu lintas dan angkutan jalan dengan
membidik pelajar sebagai pelopor
keselamatan di bidang transportasi
darat,” kata Direktur Keselamatan
Transportasi Darat, Hotma
Simanjuntak saat memberi sambutan.
Menurutnya, tema yang dipilih
tahun ini adalah Melalui Pemilihan
Pelajar Pelopor Keselamatan
Transportasi Darat, Kita Tingkatkan
Kepedulian Pelajar terhadap
Keselamatan Transportasi Darat.
“Beberapa aspek yang menjadi
pertimbangan dan penilaian
dalam pemilihan pelajar pelopor
keselamatan transportasi darat
adalah kepemimpinan (leadeship),
kemampuan berbicara di depan
umum (public speaking), norma/
etika, dan materi karya tulis.”
Kegiatan tahun ini diikuti oleh
16 orang pelajar yang merupakan
perwakilan dari Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam (NAD), Sumatera
Barat, Bangka Belitung, Lampung,
Jambi, Banten, DKI Jakarta, Jawa
Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur,
Bentuk Karakter
Kalimantan Timur, Kalimantan
Barat, Gorontalo dan Sulawesi
Selatan.
Proses seleksi peserta dimulai
dari tingkat kabupaten/ kota,
dengan diikuti oleh perwakilan
sekolah menengah umum
yang ada di kabupaten /kota.
Selanjutnya dari proses seleksi
dimaksud, didapatkan 3 orang
pemenang. Kemudian mereka
yang terpilih diusulkan oleh Dinas
Perhubungan Kabupaten/ Kota ke
Dinas Perhubungan Provinsi untuk
mengikuti proses seleksi pemilihan
pelajar pelopor keselamatan lalu
lintas dan angkutan jalan di tingkat
provinsi. Selanjutnya nama-nama
pemenang di tingkat provinsi
tersebut kemudian diusulkan ke
Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat c.q. Direktorat Keselamatan
Transportasi Darat untuk mengikuti
seleksi di tingkat nasional.
Mereka yang hadir dalam
acara pembukaan ini di antaranya:
Direktur Utama PT. Jasa Raharja,
Kepala Korps Lalu Lintas Mabes
Polri, Direktur Pendidikan Dasar dan
Menengah Kemendiknas, Direktur
Bina Teknik Ditjen Bina Marga
Kementerian Pekerjaan Umum,
Direktur Penanggulangan Penyakit
Tidak Menular Kementerian
Kesehatan, Kepala Abdan Penelitian
dan Pengembangan SDM Kominfo,
para pejabat di lingkungan
perhubungan darat, para Kepala
Balai LLASDP, para kepala Dinas
Perhubungan Provinsi dan para
praktisi. nFoto
:Dok
.Hum
asH
ubda
t/A
ulia
“Budaya Selamat” Sedini Mungkin

TRAN
S M
ODA
50
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
TRANS MODA LAUT
Indonesia, tumpah darah bangsa
Indonesia, diciptakan Tuhan Yang
Maha Esa dengan hamparan
gugusan Kepulauan terletak
pada koordinat ideal dan strategis
di kawasan tropis khatulistiwa.
Posisi strategis wilayah Indonesia
itu telah terbukti sepanjang sejarah
kehidupan masyarakat dunia, dengan
disinggahinya wilayah Indonesia
oleh berbagai bangsa di dunia untuk
berbagai kepentingan. Dahulu
bangsa-bangsa di belahan lain dunia,
hanya dapat singgahi Indonesia
menggunakan kapal.
Wilayah teritorial kepulauan
Indonesia seluas 8 juta km2 yang
terdiri dari lebih 17.000 pulau
disatukan oleh laut seluas 5,8 juta
km2 atau seluas 2/3 dari seluruh
wilayah teritorial Indonesia. Laut
merupakan anugerah terbesar
Tuhan Yang Maha Esa kepada
bangsa Indonesia, memiliki kekayaan
yang melimpah dan luar biasa dari
berbagai dimensi. Laut bukan menjadi
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KOMITMEN DALAM PENINGKATAN KESELAMATAN PELAYARAN
Standar Kapal Non Konvensipenghalang dan pemisah bagi
bangsa Indonesia yang bermukim
di ribuan pulau tersebut. Sejarah
panjang Bangsa Indonesia telah
membuktikan ketangguhan dan
keuletannya untuk memanfaatkan
laut bagi kesejahteraan hidupnya.
Sejarah Bangsa Indonesia di dunia
kelautan atau maritim telah dikenal
tidak hanya terbatas lingkup
regional namun sudah mendunia
sejak dahulu kala. Pelaut-pelaut
handal dan tangguh Indonesia telah
TRAN
S M
ODA
50
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012

51
TRAN
S M
ODA
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
mencapai wilayah seantero dunia
dengan menggunakan kapal yang
handal buatan sendiri.
Karena akrab dengan laut, sejak
dahulu kala masyarakat Indonesia
telah hidup berdampingan dan
akrab dengan kapal sebagai alat
transportasi. Awalnya masyarakat
mengenal kapal dengan tujuan
untuk memudahkannya dalam
menempuh jarak untuk mencapai
tujuan. Kapal masa itu sangatlah
sederhana. Masyarakat hanya
menggunakan tenaga manusia
dan angin. Dengan perkembangan
peradabannya, manusia menemukan
teknologi mesin mulai dari uap
sampai tercanggih saat ini. Kini
ribuan kapal berlayar di perairan
Indonesia untuk melayani berbagai
kebutuhan masyarakat Indonesia.
Di bidang teknologi perkapalan,
dunia pelayaran Indonesia memiliki
keunikan tersendiri. Berbagai
jenis kapal mulai dari yang paling
sederhana, kapal yang digerakkan
oleh angin dan peralatan navigasi
yang mengandalkan bintang,
sampai dengan Kapal yang memiliki
peralatan nan canggih, dilengkapi
sistem komputer mutakhir ada
di perairan Indonesia. Hal ini
dimungkinkan seiring dengan
perkembangan teknologi di
bidang perkapalan serta tuntutan
masyarakat akan pentingnya faktor
keselamatan pelayaran.
Ditinjau dari aspek regulasi/
aturan di bidang keselamatan
pelayaran Indonesia dilayani
beberapa jenis kapal yang dapat
diklasifikasikan menjadi 2 (dua)
yaitu Kapal-kapal Konvensi dan
Kapal-kapal Non Konvensi atau Non
Convention Vessel Standard (NCVS).
Kapal Konvensi yaitu kapal
dengan GT lebih besar atau sama
500 GT berbendera Indonesia yang
melakukan pelayaran Internasional/
berlayar ke luar negeri harus
memenuhi ketentuan Safety of
Life At Sea (SOLAS) 1974, beserta
protokol amandemennya yang
telah diratifikasi oleh Pemerintah
Indonesia.
Sedang kapal Non Konvensi atau
Non Convention Vessel Standard
(NCVS) adalah seluruh kapal
Berbendera Indonesia baik kapal
lama maupun kapal baru yang tidak
diatur dalam konvensi internasional
harus menerapkan Standard dan
Petunjuk Keknis Pelaksanaan Kapal
Non Konvensi.
Kapal-kapal non Konvensi
Berbendera Indonesia adalah :
• Kapal-kapal penumpang yang
hanya berlayar di perairan Indonesia
• Seluruh kapal niaga yang tidak
berlayar ke luar negeri
• Kapal-kapal niaga yang berukuran
GT di bawah 500 yang berlayar ke
luar negeri
• Kapal-kapal yang tidak digerakkan
dengan tenaga mekanis (tongkang,
pontoon dan kapal layar)
• Kapal-kapal kayu atau Kapal
Layar Motor (KLM) dengan mesin
penggerak
• Kapal-kapal penangkap iklan
• Kapal pesiar
• Kapal-kapal dengan rancang
bangun baru dan tidak biasa (novel)
• Kapal-kapal Negara yang
difungsikan untuk niaga
• Semua kapal yang ada yang
mengalami perubahan fungsi
Kementerian Perhubungan telah
berkomitmen untuk meningkatkan
keselamatan pelayaran. Oleh karena
itu Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut, Kementerian Perhubungan RI
bekerjasama dengan the Australian
Maritime Safety Authority (AMSA)
membentuk kerjasama teknis untuk
mengembangkan standar kapal-kapal
non konvensi berbendera Indonesia,
guna meningkatkan keselamatan
transportasi maritim di Indonesia.
Proyek pengembangan NCVS dimulai
setelah ditanda tangani proposal
Foto
: Fra
ns A
gung
S
51
TRAN
S M
ODA
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012

TRAN
S M
ODA
52
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
NCVS antara Ditkapel dan AMSA
pada tanggal 21 Agustus 2008.
Kerjasama Indonesia dan
Australia telah menghasilkan
Standar Kapal Non Konvensi
Berbendera Indonesia yang
selanjutnya ditetapkan dalam
Keputusan Menteri Perhubungan
No. 65 tahun 2009 tanggal 17
September 2009 tentang Standar
Kapal Non Konvensi (Non
Convention Vessel Standard)
Berbendera Indonesia. Standar
Kapal-kapal non konvensi
berbendera Indonesia ini
meliputi konstruksi, peralatan,
perlengkapan keselamatan,
permesinan dan kelistrikan, garis
muat, pengukuran, pengawakan
dan manajemen operasional.
Hal ini menandai selesainya
phase I pengembangan NCVS
dan dimulainya pembangunan
phase II yaitu phase persiapan
implementasi.
Dalam phase implemetasi
ini dokumen NCVS telah melalui
kaji ulang, sebagai persiapan
impelentasi NCVS Indonesia.
Beberapa kali telah dilakukan
lokarya sebagai kegiatan lanjutan
untuk menyusun juknis dengan
melibatkan Tim Ahli NVCS
Indonesia dengan Ditkapel dan
telah dapat diselesaikan dengan
ditetapkannya Juknis tersebut
melalui SK Dirjen Perhubungan
Laut No. UM.008/9/20/DJPL-12,
tanggal 16 Februari 2012. Petunjuk
teknis pelaksanan standar
kapal non konvensi memuat
penjelasan teknis mengenai
pelaksanaan standar kapal non
konvensi termasuk kualifikasi
peralatan dan perlengkapan yang
diperlukan sesuai jenis, ukuran,
daerah operasi dan daerah
pelayaran kapal. Semua kapal
non konvensi harus memenuhi
standar dan petunjuk teknis
untuk kapal berbendera, sehingga
keselamatan pelayaran dapat
terjamin dari segi teknis.
Standar kapal non konvensi
berbendera Indonesia dan
petunjuk teknis pelaksanaanya
diberlakukan bagi kapal-kapal
non konvensi bangunan baru yang
peletakan lunasnya dilakukan
pada dan setelah tanggal 1 Januari
2014, bagi kapal bangunan lama
yang jadwal dokingnya dilakukan
pada dan setelah tanggal 1
januari 2013. Standar kapal ini
merupakan living document yang
akan diperbaharui secara berkala
Foto
: Dok
.Pus
kom
Pub
lik/M
ifdal
TRAN
S M
ODA
52
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012

53
TRAN
S M
ODA
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
mengikuti perkembangan teknologi,
ilmu pengetahuan dan kebutuhan
pelayaran Indonesia.
Keuntungan Pelaksanaan NCVS
Indonesia :
Dengan diberlakukannya Standar
Kapal Non Konvensi berbendera
Indonesia dan Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Kapal Non Konvensi
Berbendera Indonesia beberapa
keuntungan yang diperoleh meliputi :
• Meningkatkan keselamatan
pelayaran kapal non konvensi
melalui standarisasi berbagai aspek
teknis dan aspek lain, termasuk
aspek pendidikan sumber daya
manusia dan aspek pengawasan
kapal;
• Meningkatkan peluang daya saing
di bidang pelayaran nasional dan
regional dengan meningkatnya
aspek keselamatan pelayaran;
• Membuka peluang munculnya
industri yang berkaitan dengan
aspek keselamatan pelayaran,
misalnya industri peralatan
keselamatan kapal;
• Memberikan rujukan bagi industri
galangan kapal, Badan Klasifikasi
dan penyiapan fasilitas pelabuhan
serta rujukan bagi Industri
asuransi kapal, asuransi jiwa
maupun asuransi kargo.
Dengan diimplementasikannya
Standar Kapal Non Konvensi
dan Standar Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Kapal Non Konvensi
Berbendera Indonesia diharapkan
keselamatan pelayaran kapal non
konvensi terus meningkat dan angka
kecelakaan kapal terus menurun,
sesuai dengan program Kementerian
Perhubungan yaitu Road Map To Zero
Accident. Pemberlakuan NCVS dan
Juknisnya diharapkan juga dapat
menurunkan tingkat kecelakaan
kapal non konvensi yang disebabkan
oleh faktor manusia, dan teknis
sehingga dapat meningkatkan budaya
selamat. Meningkatkan budaya
selamat ini dapat dilakukan melalui
penerapan aturan keselamatan
yang dilaksanakan secara baik,
tegas dan benar oleh seluruh pihak
terkait. Keselamatan harus menjadi
prioritas utama dalam pelayanan
jasa pelayaran di seluruh perairan
Indonesia.n
Foto
: Dok
.Pus
kom
Pub
lik/M
ifdal
Foto
: Fra
ns A
gung
S
53
TRAN
S M
ODA
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012

TRAN
S M
ODA
54
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012 D
alam rangka mewujudkan
konektivitas nasional,
semua moda transportasi
massal dikembangkan.
Salah satunya yang cukup masif
adalah moda kereta api. Salah satu
wujud nyatanya yang sudah terlihat
adalah pembangunan rel jalur ganda
di sepanjang Pantai Utara Jawa
(Pantura). Perkembangan ini turut
mendesak kebutuhan akan lokomotif
di Indonesia.
Sadar akan tingginya tingkat
kebutuhan tersebut,
Direktorat Jenderal
Perkeretaapian pada tahun
2010-2011 bekerja sama dengan PT.
Industri Perkeretaapian (PT. INKA)
telah mengembangkan lokomotif baru.
Lokomotif itu berjenis diesel hidrolik
CC-300, yang sekaligus menjadi
lokomotif pertama untuk jenis diesel
hidrolik dengan 6 gandar. Lokomotif
karya putra putri bangsa Indonesia,
pembuatannya sudah mencapai tahap
akhir, yaitu tahap uji kelaikan operasi.
Lokomotif diesel hidrolik CC 300
ini telah dibuat sedemikian rupa
rancangan mengacu pada standar
internasional yang berlaku yaitu: JIS
(Japanese Industrial Standard), DIN
(Deutsche Internationale Normung), BS (British Standard), UIC (Union Internationale des Chemins de Fer), AAR (Association of American Railroads), SII (Standar Industri Indonesia), dan SNI (Standar Nasional Indonesia).
Umur teknis badan lokomotif
didesain agar dapat bertahan selama
25 tahun dengan perawatan yang
memadai seperti yang disyaratkan
dalam manual perawatan lokomotif.
Badan lokomotif diesel ini dirancang
Ir. Hermanto Dwiatmoko, MSTr
LOKOMOTIF DIESEL HIDROLIK CC 300
TRAN
S M
ODA
54
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
sehingga dapat berjalan dengan aman
pada jalan lurus maupun lengkung
tanpa mengakibatkan adanya bagian
lokomotif yang keluar dari batas
ruang bebas yang dipersyaratkan.
Interferensi antar komponen/
bagian yang bergerak dan akses
perawatan baik di lintas maupun di
dipo merupakan merupakan aspek
pertimbangan dalam penentuan
ukuran lokomotif diesel hidrolik ini.
Semua kegiatan yang
berhubungan dengan proyek ini
dikerjakan sesuai dengan sistim
manajemen mutu ISO 9001. Satuan
berat, bahan, komponen, dan
; ww
w.f
lickr
.com
Foto
TRANS MODA KA

55
TRAN
S M
ODA
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
dengan konstruksi semi-monocoque yang ringan dan konstruksi baja
las yang memiliki kekuatan,
dan kekakuan tinggi terhadap
pembebanan yang terjadi pada saat
operasi kerja dari lokomotif, untuk
menghindari terjadinya deformasi
tetap. Rangka dasar terbuat dari baja
karbon dan material setara lainnya
yang mempunyai kekuatan tinggi
sehingga dapat menahan beban,
getaran dan goncangan sebesar berat
lokomotif.
Konstruksi lokomotif ini dirancang
untuk dapat menahan beban vertikal
secara merata dan beban longitudinal
lebih dari 110 ton. Sebelumnya,
permodelan dari badan lokomotif
telah disimulasikan ketahanannya
dengan metode simulasi Elemen
Hingga (Finite Element Methods) untuk menjamin kekuatan konstruksi
dari lokomotif. Lantai pada kabin
masinis dilapisi dengan bahan anti
selip, yang terbuat dari bahan pelat
baja setara baja gelombang corten
atau Superior Atmospheric Corrosion
(SPA-C) dengan tebal 1,2 mm dan
ditutup dengan UNITEX. Lantai
ruangan selain ruang kabin terbuat
dari pelat baja kembang (checkered plate) dengan tebal 4.5 mm.
Konstruksi dinding samping dan
ujung dirancang dengan bentuk
estetis, kuat dan rigid. Terdiri dari
rangka baja dan panel baja dengan
penempatan pintu masuk kabin, pintu
untuk perawatan, jendela dan lampu
semboyan samping. Bagian atas
badan lokomotif dapat dibuka untuk
memudahkan perawatan.
Interior badan lokomotif
terdiri dari panel dinding dalam
dan plafon. Panel dinding dalam
terbuat dari bahan tahan api (fire retardant), tidak beracun (non toxic), dan tahan terhadap bahan kimia
(chemicalresistant). Sedangkan
plafon ditutup dengan panel dari
melamine plastik aluminium sheet.
Lokomotif ini juga dilengkapi
dengan peralatan penghalau
rintangan dan peralatan perangkai.
Fungsi dari peralatan penghalau
rintangan yang terbuat dari
konstruksi baja las adalah untuk
melindungi komponen lokomotif
yang berada di bawah badan
lokomotif dari benda-benda yang
mungkin berada di atas rel saat
lokomotif beroperasi. Sedangkan
peralatan perangkai digunakan
untuk menggandengkan lokomotif
dengan kereta, gerbong, dan/
atau peralatan khusus yang akan
ditarik atau didorong oleh lokomotif
tersebut.
Kemudian ada peralatan
penerus daya yakni Voith Turbo
Transmision L 620 reU2+KB385
yang merupakan konverter hidrolik.
Transmisi menggunakan sistem
hidrodinamik yang berfungsi untuk
meneruskan torsi dan putaran
motor diesel ke roda penggerak
dalam dua arah (maju mundur)
dengan kemampuan sama dan
mudah dikendalikan dari kabin
masinis.
Pada lokomotif ini mesin
diesel dan transmisi dikendalikan
secara simultan menggunakan unit
pengendali mikro (micro controller) dengan sistem hidrodinamik yang
terdiri dari modul konversi torsi
(torque converter) dan modul kopling
hidrolik. Masukan sistem pengendali
mikro berasal dari tuas pengendali
utama (master controller dari woojin)
di kabin masinis berupa sinyal
yang akan diterjemahkan menjadi
kebutuhan tenaga motor diesel. Tuas
pengendali utama juga berfungsi
untuk mengoperasikan pengereman
hidrodinamik.
Kabin MasinisLokomotif dilengkapi dengan 2
buah kabin masinis yang ditempatkan
pada tiap ujung lokomotif. Konstruksi
55
TRAN
S M
ODA
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
; ww
w.f
lickr
.com
Foto

TRAN
S M
ODA
56
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
kabin masinis dirancang sesuai
dengan kebutuhan keselamatan,
keamanan, kenyamanan dan mampu
melindungi masinis serta peralatan
di dalam kabin dari akibat benturan.
Kabin masinis dirancang sedemikian
rupa sehingga kebisingan
maksimum hanya mencapai 85 db
(A) pada kondisi bergerak dengan
kecepatan maksimum, sedangkan
kebisingan diluar lokomotif pada
jarak 15 meter di ruang terbuka
adalah dibawah 93 db (A).
Peralatan penggerak yang
digunakan berupa motor diesel 4
langkah tipe variabel speed yaitu
Caterpillar Engine 3512B untuk aplikasi
traksi lokomotif dengan keluaran daya
2280 BHp (1700 kW) pada putaran 1800
rpm. Motor diesel sebagai peralatan
penggerak dipasang di atas lantai
lokomotif dan dilengkapi dengan
baterai untuk start (24 VDC) serta
sistem monitoring berupa peralatan
diagnosa dan perekam yang dapat
tersimpan dalam sistem memori
elektronik yang datanya dapat diambil
menggunakan perangkat komputer.
Instrumen KeteranganKaca Kaca laminasi yang aman untuk masinisPintu masuk ruang masinis
Pintu ayun manual dilengkapi dengan handel, kunci dan jendela bebas pandang. Jendela pintu dirancang untuk dapat dibuka dan diatur pada ketinggian tertentu sesuai kebutuhan.
Pintu penghubung ke ruang mesinTempat duduk Ergonomis dengan sandaran, dapat diatur maju mundur, naik turun & berputarPeralatan Operasional :
Tuas atau tombol
Berfungsi untuk menjalankan lokomotif (forward / backward), pengatur pengereman, deadman device (terhubung langsung dengan sistem pengereman darurat) yang diletakkan di tempat yang mudah dijangkau
Pedal deadmanKlakson kuat suara 88 dB (A) yang diukur pada jarak 200 m didepan lokomotif.Radio Lokomotif
Lampu penerangan
Lampu utama, dipasang dimuka kabin masinis bagian atas tengah dengan kuat cahaya 150 lux diukur pada jarak 200 m kondisi gelap.Lampu tanda, dipasang di muka lokomotif bagian bawah kiri dan kanan. Lampu tanda terlihat jelas pada jarak 600 meter pada track lurus.
Spion Dipasang di ujung kabin masinis
Pembersih kaca (wiper)
Wiper digerakan dengan motor elektrik dan dapat dikontrol pada beberapa tingkat kecepatan yang dilengkapi dengan penyemprot air.
Peralatan pemantau (ukur)Indikator rem parkirIndikator tenaga penggerak Radiator Temperature, RPM dan Oil pressure
Indikator bahan bakarIndikator kelistrikanPetunjuk kecepatan dilengkapi perekamPetunjuk tekanan udara pengereman
Sistem Pendingin Udara
1 set pendingin udara (AC) dengan suplai tegangan 24 VDC dan daya maksimum 1 kW, dilengkapi perala-tan kontrol :- Panel kontrol, pengaturan pendingin udara- Kontrol temperatur (thermostat)
Kadar emisi yang dikeluarkan telah
memenuhi standar EURO II atau
setara.
Lokomotif juga dilengkapi sistem
kontrol electronic microprocessor dengan power management untuk
optimalisasi bahan bakar dan sistem
pendingin air berupa radiator yaitu
Voith cooling unit complete set (engine cooler & fuel cooler).
Sistem kontrol pada lokomotif
menggunakan tegangan 24 V DC.
Instalasi listrik untuk melayani
kebutuhan daya listrik pada rangkaian
TRAN
S M
ODA
56
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Kelengkapan ruang kabin masinis secara detail adalah sebagai berikut :

57
TRAN
S M
ODA
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
kereta atau gerbong yang ditarik
oleh lokomotif dirancang untuk
beroperasi pada tegangan 380 Volt, 3
fasa, 50 Hz, serta dilengkapi dengan
kabel saluran utama dan coupler
listrik yang dipasang pada dinding
ujung.
Sistem pengereman yang
digunakan adalah sistem
pengereman hidrodinamik dan
sistem pengereman pneumatik
yang dikontrol melalui tuas kendali.
Rem hidrodinamik pada sistem
transmisi hidrolik digunakan sebagai
pengereman utama yang juga
berfungsi untuk mempertahankan
kecepatan lokomotif. Pengereman
pneumatic dilengkapi dengan
peralatan sistem pengereman udara
yang sesuai dengan standar UIC untuk
kecepatan operasi sampai dengan 120
km/jam.
Untuk memberi jaminan
keselamatan, lokomotif dilengkapi
dengan peralatan keselamatan di saat
terjadi keadaan darurat dan untuk
menunjang operasional lokomotif.
Peralatan keselamatan antara lain:
Pemadam kebakaran (berjenis dry chemical yang ramah lingkungan
dengan kapasitas isi 3 kg 1 tabung
dan 12 kg 2 tabung; Stop blok (balok
pengganjal roda terbuat dari kayu
berfungsi untuk mengganjal roda
kereta); Deadman device (berupa
peralatan yang terhubung langsung
dengan rem darurat); Rem darurat
(berupa katup pada pipa udara
tekan untuk kondisi pengereman
mendadak).
Lebih lanjut, supaya terjadi
kesesuaian antara lokomotif dengan
fungsi yang diharapkan, maka
dilakukan pengujian kelaikan yang
meliputi pengujian rancang bangun,
statis dan dinamis. Uji rancang
bangun terdiri dari uji kekuatan dan
uji ketahanan.
Uji statis meliputi: Uji pengisian
udara tekan oleh kompresor; Uji
kebocoran udara dari komponen
udara tekan; Uji kebocoran udara
dari komponen udara bertekanan
(komponen rem); Uji pengereman;
Uji rem mekanik (rem service, rem
parkir dan rem darurat); Peralatan
pengaman; Uji perintah pada saat
diam; Uji peralatan kelistrikan; Uji
ruang bebas; Dan uji kebocoran
Dan yang terkahir adalah uji
dinamis. Pengujian ini dilakukan
pada lintasan utama yang meliputi:
Uji kualitas pengendaraan; Uji
kelistrikan; Uji performansi traksi; Uji
pengereman.
Satu Lokomotif diesel hidrolik
CC-300 ini telah menjalani pengujian
pada bulan Oktober 2012 untuk
mengetahui kemampuannya dengan
menarik rangkaian kereta kedinasan
milik Ditjen Perkeretaapian di lintas
Madiun – Surabaya – Malang – Blitar
– Madiun. Untuk dapat mengetahui
keandalan lokomotif CC-300, perlu
dilakukan uji operasional dengan
menarik beban rangkaian kereta
kerja (angkutan batu balas, rel) dan
kereta kedinasan untuk waktu 6
bulan sampai dengan 1 tahun.n
57
TRAN
S M
ODA
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
; ww
w.f
lickr
.com
Foto
; ww
w.f
lickr
.com
Foto

TRAN
S U
NIK
58
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Pembawa Presiden Pertama Hijrah ke Yogyakarta
Moda transportasi
tidak bisa dipisahkan
dari jalan panjang
perjuangan Negara
Republik Indonesia. Peristiwa
kepindahan Ibu Kota Negara dari
Jakarta ke Yogyakarta menjadi
salah satu tonggak sejarah yang
fundamental bagi kedaulatan
bangsa dan negara dalam panggung
internasional.
Semua itu bermula pada
tanggal 4 Januari 1946 ketika
Presiden Soekarno memboyong
pemerintahannya ke Yogyakarta
karena situasi keamanan ibu kota
Jakarta makin memburuk dengan
kedatangan tentara sekutu yang
diboncengi NICA.
Kedatangan NICA yang
membonceng tentara sekutu
menyebabkan para petinggi
Pemerintah Republik Indonesia waktu
itu terancam nyawanya. Perdana
Menteri Sutan Sjahrir sendiri pernah
merasakan mobilnya diberondong
peluru. Bahkan hampir setiap malam
Soekarno berpindah-pindah tempat
karena diburu pasukan intel Belanda.
Kondisi tersebut menyebabkan
pemerintahan yang masih seumur
jagung tidak berjalan efektif.
Tan Malaka, aktivis pejuang
kemerdekaan Indonesia memberi
saran kepada pemerintah agar
Jakarta segera dikosongkan
dari pemerintahan Republik dan
pemerintah menyingkir ke daerah
lain. Wakil Presiden Mohamad
Hatta mengusulkan Yogyakarta
untuk tempat “berlindung”
Pemerintah Indonesia sambil
KLBTR
ANS
UNI
K
58
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Foto
: Fra
ns A
gunn
g S.

TRAN
S U
NIK
59
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
mengefektifkan pemerintahan.
Hatta menyebut Yogyakarta
adalah tempat yang tepat, karena
semua rakyatnya dikendalikan
oleh Sri Sultan Hamengku
Buwono IX. Soekarno setuju, dan
kemudian memerintahkan stafnya
menghubungi Sri Sultan.
Raja Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat itu kemudian
menyatakan dirinya menjamin
Pemerintahan Republik Indonesia
aman di Yogyakarta. Jaminan dari
Sri Sultan itulah yang dijadikan
momentum paling penting bagi
keberadaan Republik Indonesia di
tengah ancaman serbuan pasukan
Belanda.
Pada 4 Januari 1946 Soekarno
dan Hatta memindahkan pusat
pemerintahan sekaligus Ibu
Kota Negara Republik Indonesia
ke Yogyakarta. Presiden dan
Wakil Presiden sebagai lambang
kekuasaan negara pindah ke
Yogyakarta dengan kereta api luar
biasa (KLB), sekaligus memboyong
keluarga mereka.
Proses pemindahan ini tidak
mudah, dan kerap luput dari sejarah.
Karena konteks zaman itu yang
sangat tegang dan membahayakan
keselamatan orang nomor satu dan
dua di Indonesia. Dari sekian banyak
moda transportasi, yang dipilih
pada akhirnya adalah kereta api.
Bagi petugas KA, ini adalah sebuah
misi yang berat dan penuh risiko.
Perjalanan 3-4 Januari 1946 ini
kerahasiannya dijaga.
KLB yang mengangkut perangkat
pemerintahan ini berlokomotif Uap
C.2809 buatan Henschel, Jerman.
Kereta berangka besi ini mulai
berdinas pada tanggal 20 Mei 1919.
Spesifikasinya: memiliki panjang
18,5 meter, tinggi 3,695 meter, lebar
2,594 meter. Sistem pendingin yang
digunakan adalah es balok yang
dihembuskan ke dalam kereta. Saat
ini kereta bersejarah ini disimpan
di Museum Transportasi dengan
perawatan terakhir pada tanggal 18
Agustus 1981.
Sesampai di Yogyakarta,
rombongan Presiden Soekarno
dijemput langsung oleh Sri Sultan
Hamengkubuwana IX, Sri Paduka
Pakualam VIII, Jenderal Sudirman,
pejabat tinggi di Yogyakarta dan
segenap rakyat kawula Yogyakarta.
Mereka berarak-arakan menuju
Gedung Agung melewati Jalan
Malioboro.
Selama hampir empat tahun, 4
Januari 1946 hingga 27 Desember
1949, Ibu Kota Negara Republik
Indonesia berada di Yogyakarta.
Pada saat itu Yogyakarta menjadi
pusat pemerintahan secara politis,
dan memiliki posisi strategis dalam
perjuangan dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
Waktu itu seluruh petinggi
pemerintah Indonesia ditempatkan di
lingkungan Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat. Sedangkan Presiden
Soekarno bertempat tinggal di
Gedung Agung (Gedung Negara atau
Istana Presiden), yang jaraknya hanya
beberapa ratus meter dari keraton.
Salah satu sumber menyebutkan
meskipun Belanda tahu Yogyakarta
menjadi pusat kendali Pemerintah
Republik Indonesia saat itu, namun
tentara Belanda tidak berani
langsung menyerbu Yogyakarta.
Sebab, Ratu Juliana dulu adalah
teman sekolah Sri Sultan di Belanda.
Mereka berdua sejak di sekolah dasar
hingga perguruan tinggi di Belanda
berada dalam lingkungan yang sama.
Pesan dari Kerajaan Belanda
waktu itu, keselamatan Sri Sultan
tidak boleh diganggu. Karena sikap
keras Ratu Juliana yang tidak
memperbolehkan kekuatan militernya
menyenggol Sri Sultan, maka staf
militer di Belanda menempuh
kebijakan untuk mempengaruhi Sri
Sultan agar berpihak kepada Belanda.
Sri Sultan kemudian ditawari
menjadi pemimpin pemerintahan
bersama Indonesia-Belanda, namun
tawaran itu ditolak oleh Raja Keraton
Ngayogyakarta Hadiningrat.n
TRAN
S U
NIK
59
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Foto
: Fra
ns A
gunn
g S.

TRAN
S M
ODA
60
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
situlah, saat berumur 7 tahun, ia
mulai berkenalan dengan kereta api.
Setiap kali melihat kereta api,
Syafei mengaku begitu terkesan.
Bagaimana bisa sebuah kendaraan
yang terdiri dari rangkaian besi
bisa bergerak. Bagaimana bisa
lokomotif yang menjadi bagian kecil
dari keseluruhan rangkaian bisa
menggerakkan semua kereta atau
gerbong. Semua keheranan tersebut
ia simpan dalam hati.
Ketika usia semakin beranjak
dewasa, laki-laki kelahiran
Palembang 14 April 1968 itu dengan
mantap memilih jalur hidupnya
sebagai seorang masinis. Selepas
STM, Syafei membuat lamaran
menjadi masinis ke instansi tenaga
kerja yang kala itu bernama
Departemen Tenaga Kerja. “Saya
melamar, kemudian dipanggil
untuk tes. Yang saya ingat waktu
itu tesnya pengetahuan umum,
psikotes, kesehatan, dan lain-lain.
Alhamdulilah keterima.”
Rasa senang menaungi Syafei
di tahun 1991, saat ia dinyatakan
diterima. Namun untuk menjadi
masinis, ia harus menjadi asisten/
pembantu masinis. Tugas
pertamanya kala itu adalah di
Stasiun Tanjung Karang, Lampung.
Kalau sekarang, pendidikan
masinis dilaksanakan oleh PT
Kereta Api Indonesia (PT KAI)
di Balai Pelatihan Teknik Traksi
(BPTT), di Jalan Dr Wahidin Sudiro
Husodo Yogyakarta. Kurikulum
pendidikan masinis mencakup:
Syafei dan Tantangan Menjadi Masinis
Kereta api menjadi salah
satu transportasi yang
memiliki daya tarik
bagi anak kecil. Liatlah
bagaimana kisah “Thomas And
Friends,” kartun berbentuk kereta
api yang menyedot perhatian anak-
anak. Begitu juga yang membuat
Syafei kecil begitu mengagumi
kendaraan yang berjalan di atas rel
itu.
“Hal yang menjadi perhatian
utama saya adalah lokomotif,” kata
Syafei kepada Trans Media saat
ditemui di ruang kerjanya.
Saat itu, Syafei mengisahkan, ia
sedang berada di rumah saudaranya
di daerah Batu Raja, Sumatera
Selatan. Kebetulan rumah tersebut
dekat dengan stasiun kereta api. Dari
Foto
: M.S
yari
f
TRAN
S F
EATU
RE
60
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2| 2
012

61
TRAN
S M
ODA
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Dasar Kewiraan, Kursus Pra Jabatan,
Pengenalan lapangan, Pendidikan
dan pelatihan teknis fungsional
serta praktik lapangan dan proses
magang. Untuk memperkaya
pengalaman sebelum magang di
lapangan para calon masinis dilatih
dengan menggunakan simulator
kereta api dimana semua peralatan
yang ada di dalam simulator ada di
dalam kabin kereta api.
Setelah dirasa cukup cakap
menjadi asisten masinis, Syafei
diangkat menjadi masinis. Kini ia
bertugas di KA 2725, di Stasiun
Kertapati, Kota Palembang,
Sumatera Selatan. Sebagai
gambaran bagaimana ia mengemban
tugas, misalnya saat ia ditugaskan
untuk melaksanakan perjalanan dari
Stasiun Kertapati menuju Stasiun
Batu Raja. Jam keberangkatan 11.37,
berarti ia harus sudah ada di stasiun
jam 10.37 atau satu jam sebelum
berangkat. Kalau tidak ada halangan,
ia sudah sampai di Stasiun Batu Raja
jam 18.00. Setelah itu ia diwajibkan
untuk istirahat selama 6 jam. Jadwal
keberangkatan berikutnya adalah
berangkat jam 03.00 dari Stasiun
Batu Raja menuju Stasiun Kertapati.
Selain Kertapati – Batu Raja, relasi
yang dipercayakan kepada Syafei
adalah Kertapati-Lahat, pergi pulang.
Apa yang menjadi kebanggaan
menjadi seorang masinis? Dengan
mantap, suami dari Poniasi
ini menjawab, “Kebanggaan
tersendiri bagi saya masinis dapat
mengantarkan penumpang dengan
selamat dari satu tempat ke tempat
tujuan dengan selamat. Itu rasanya
luar biasa, tidak bisa terkatakan.”
Apa yang disampaikan Syafei
selaras dengan tugas dan tanggung
jawab masinis. Juru mudi kereta
ini memang merupakan orang
yang bertangung jawab untuk
menjalankan kereta api. Kata
“masinis” berasal dari bahasa
Belanda machinist yang sebenarnya
berarti juru mesin. Disebut masinis
karena pada awalnya juru mesinlah
yang menjalankan kereta api.
Masinis bertanggung jawab
untuk mempercepat, memperlambat
atau menghentikan kereta api
mengikuti/mematuhi sinyal kereta
api, semboyan dan menjamin
keselamatan kereta api yang
dijalankannya. Sehingga dapat
dikatakan masinis adalah kepala
perjalanan.
Tantangan Menjadi MasinisTanggung jawab Syafei ini
tidaklah mudah, dan mendapat
tantangan di setiap perjalanan yang
ia lakukan. Tantangan pertama
datang dari pengguna jalan, baik
itu yang naik kendaraan bermotor,
tidak bermotor atau pejalan kaki.
Masih sering ia jumpai pemakai jalan
nyelonong melintasi rel kereta api,
walau sudah ditutup portal. “Kalau
pas dinas ada saja kendaraan yang
nyelonong, padahal sudah disulingi,
masih nyelonong saja. Saya sendiri
selalu was-was, jangan sampai nanti
ada korban. Untung sampai sekarang
tidak terjadi kejadian,” tutur Syafei.
Tantangan lainnya datang dari
hewan peliaraan yang berkeliaran.
Salah satu hewan yang kerap dijumpai
dalam perjalanan adalah kerbau.
Hewan ini kerap dilepas, apalagi
malam hari. “Jangan sampai saya
menabrak kerbau ini, karena kereta
bisa terguling,” ujar Syafei.
Dan yang terakhir, adalah
tantangan dari oknum yang tidak
bertanggung jawab. Ia mengaku, masih
saja ada oknum yang melemparkan
batu ke arah kaca saat kereta melintas.
Sasarannya tidak hanya kaca di kereta
penumpang, tetapi juga diarahkan
ke kaca lokomotif. “Hal ini sangat
membahayakan masinis. Makanya ada
lokomotif yang kacanya dilapisi teralis
besi untuk melindungi masinis yang
ada di dalamnya.”
Menghadapi berbagai tantangan
di atas, Syafei menyerahkan segala
apa yang ia kerjakan kepada Tuhan.
Sikap pasrah dan iklas ia pilih
sebagai kekuatan dan motivasi di
setiap menjalankan tugasnya sebagai
masinis. “Saya bersyukurnya, keluarga
mendukung penuh pekerjaan saya.
Apalagi, anak pertama saya juga
berkeinginan untuk menjadi masinis
seperti saya,” ucap bapak 3 anak ini
dengan penuh haru.n
61
TRAN
S F
EATU
RETR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
Foto: Frans Agung

TRAN
S TE
KNO
62
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
TRAN
S TE
KNO
62
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Generasi muda Indonesia
tidak pernah berhenti
berkarya. Karya-karya
inovatif terus bermunculan.
Ini membuktikan, tidak semua generasi
penerus bangsa Indonesia terjerus
dalam perilaku tidak terpuji, seperti
terlibat dalam tawuran.
Belum lama ini, setelah setahun
melakukan riset, Universitas Gadjah
Mada (UGM) meluncurkan mobil
listrik eSemar Experimental sebagai
rintisan kendaraan internal kampus.
Dibutuhkan dana sekitar Rp 200 juta
untuk menyelesaikan mobil rendah
emisi tersebut. Siapa dibalik capaian
ini? Mereka adalah Panji Setyo Nugroho dan
Yahya Muhammad Nurul Ahbab.
“Mobil dibuat selama enam bulan,
dengan baterai berdaya 3,3 kilowatt, dan
memiliki daya aki 48 voltage. Kecepatannya
sekitar 35 km per jam ,” kata Panji,
mahasiswa Teknik Mesin FT UGM itu, di
sela-sela peluncuran.
Pembagian kerja dalam membuat
mobil ini, Panji membuat desain elektrik,
sedangkan Yahya bertugas mendesain
konstruksi bodi. Namun, banyak kendala
yang dihadapi terutama bahan pembuatan
mobil. Kendala pembuatan karena sebagian
besar bahan diimpor, 70 persen impor dan
30 persen produk lokal. “Bahan baku yang
Presiden MencobaMobil ListrikBuatan UGM

63
TRAN
S TE
KNO
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
63
TRAN
S TE
KNO
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
diimpor di antaranya kontroler dan
motor listrik,” tutur Panji.
Menurut Koordinator Tim Semar
Jurusan Teknik Mesin dan Industri
Dr. Jayan Sentanuhady, satu mobil
eSemar Experimental dirintis sejak
2011 dan kini siap dioperasikan.
Tingkat efisiensi energi mobil ini
mencapai 80 persen, sementara
mesin mobil hanya mencapai 35
persen. Namun baterainya hanya
bertahan untuk menjelajah sekitar
50 kilometer dan diisi ulang selama
enam jam. Sayangnya, karena
sebagian besar bahan pembuatan
mobil masih impor maka harga
eSemar tergolong mahal, Rp.200 juta
per unit.
Mobil kebanggaan Indonesia
ini masih terus dikembangkan.
Jika operasional lancar, maka
kendaraan empat penumpang ini
akan dikembangkan menjadi bus
berkapasitas 22 penumpang dengan
menggunakan energi hybrid, deep
cycle accu dan CNG Engine sebagai
cadangan.
Direktur Direktorat Pengelolaan
dan Pemeliharaan Aset (DPPA)
UGM Dr. Ing. Singgih Hawibowo
menyatakan, mobil listrik akan
melayani difabel, lansia, tamu VIP,
dan warga kampus. Sebelum mobil
listrik diluncurkan, UGM telah
mengembangkan kendaraan tanpa
mesin dengan peluncuran 800
sepeda ontel. Mobil listrik ini sebagai
bagian dari pengembangan kampus
berwawasan lingkungan yang bebas
polusi dan kebisingan.
Dicoba oleh Presiden Sebagai bentuk dukungan,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
pun mencoba purwa rupa mobil
listrik eSemar. Bersama Menko
Perekonomian Hatta Rajasa,
Mensesneg Sudi Silalahi, dan Menpora
Andi Alifian Mallarangeng, SBY
menaiki mobil listrik itu berkeliling
halaman Gedung Agung, Yogyakarta,
dimulai dari samping Wisma Negara
hingga depan Gedung Utama.
Presiden hadir di Yogyakarta
dalam rangka rapat koordinasi
membahas isu mobil ramah
lingkungan. Ini merupakan rapat
kedua sejak Presiden pertama
kali mengangkat isu mobil ramah
lingkungan di bulan Maret 2012.
Presiden menyadari kebutuhan
energi dunia yang terus meningkat,
termasuk di Indonesia, sedangkan
cadangan sumber daya semakin
menurun. “Bicara energi kita tahu
bahwa persoalannya bukan hanya
mismatch antara suply dengan
demand, tetapi juga dampak energi
bagi lingkungan,” katanya dalam
rakor mobil ramah lingkungan.
Oleh karena itu, Presiden
mengajak bangsa Indonesia menjadi
bangsa yang cerdas untuk membangun
berbagai sistem transportasi, terutama
dalam penggunaan enegi. Hal ini
sekaligus diharapkan menjadi bagian
dari solusi global untuk gerakan hemat
energi, ramah lingkungan, bahkan bisa
meminimalkan emisi karbon.
Kendaraan hemat energi dan
ramah lingkungan, seperti mobil
listrik Esemar buatan UGM, menurut
Presiden bisa digunakan dalam
lokalitas terbatas, misalnya di
lingkungan militer atau pemerintah
daerah. Jika sudah teruji, baru masuk
ke mainstream transportasi publik.
“Kita yang menentukan policy-nya,
kita yang menentukan arah dari riset
dan development ini, dan kemudian
--harapan kita semuanya-- menjadi
solusi,” Presiden menambahkan.n

TRAN
S S
EJAR
AH
64
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
PITU STREP MOROTAITRAN
S S
EJAR
AH
64
LAPANGAN UDARA
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Secara geografis, lokasi Pulau
Morotai, yang masuk Provinsi
Maluku Utara, berada sangat
strategis di Samudera Pasifik.
Menjadi pintu masuk negara-negara Asia
Pasifik. Dengan demikian, diharapkan akan
menjadi salah satu tujuan wisata bahari
sekaligus wisata mengenang Perang Dunia II
yang menjanjikan.
Pulau yang berdekatan dengan Negara
Palau dan Filipina itu, tak hanya kaya akan
peninggalan PD II, tetapi juga menawarkan
pemandangan alam yang sangat indah. Ada
53 pulau di Kabupaten Morotai ini, yang
sebagian besar merupakan pantai perawan
nan sepi. Karena itu keindahan panorama
bahari pun mampu menggoda untuk
berkunjung ke Morotai. Belum lagi bawah
laut Morotai penuh dengan benda-benda
peninggalan Perang Dunia II.
Namun sayangnya, akses untuk
menuju ke sana cukup terbatas. Salah
satu cara untuk sampai ke tempat ini
adalah dengan menggunakan transportasi
udara melalui landasan udara Pitu Strep.
Maskapai penerbangan nasional membuka
penerbangan dengan pelayanan penerbangan
perintis sejak tahun 2010.
Landasan udara tersebut memiliki daya
tarik tinggi bagi wisatawan, karena Pitu Strep
dulunya merupakan landasan udara tentara
Amerika Serikat. Keberadaannya bermula
Foto: www.wordpress.com

65
TRAN
S SE
JARA
HTR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
pada September 1944. Pulau yang
awalnya sunyi senyap berubah
seketika tatkala Jenderal Douglas
MacArthur membawa ratusan
pesawat Sekutu ke Morotai.
MacArthur memilih pulau itu
karena posisinya sangat dekat
dengan Filipina dan berada di sisi
Samudera Pasifik.
Kehadiran tentara Sekutu
tersebut, berawal dari kekalahan
mereka terhadap serangan
tentara Jepang di Filipina.
Maka, mundurlah Jendral
MacArthur dan para prajuritnya
ke Pulau Morotai yang sekaligus
mempergunakannya sebagai basis
komando mereka. Dari pulau
ini, Sekutu merancang strategi
merebut kembali Filipina.
Dalam jangka waktu tiga
bulan, Sekutu menyulap
Pulau Morotai menjadi sebuah
pangkalan militer. Tiga ribu
pesawat tempur, pesawat angkut,
dan pengebom, serta 63 batalyon
tempur memenuhi pulau seluas
2.474,94 m2 ini. Tanjung Dahegila
dijadikan pusat pemukiman para
tentara. Tank-tank dan Jeep
Wilis, yang terkenal mampu
menjelajahi medan-medan sulit,
memenuhi setiap sudut pulau ini.
Sebanyak 12 landasan pesawat
darurat dibangun dengan panjang
2.700 m dan lebar 40 m. Tujuh
di antaranya dijadikan landasan
permanen, yang menyebabkan
seluruh landasan angkatan
perang Sekutu ini kerap disebut
65
TRAN
S SE
JARA
HTR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
dengan nama Pitu Strep.
Hasilnya, Amerika dan Sekutu
berhasil melumpuhkan Jepang
melalui Filipina.
Peninggalan Perang Dunia
II tidak hanya landasan pacu. Di
Pulau Zum Zum, dekat dengan
Morotai, terdapat bungker
tentara Amerika Serikat. Dulu
bungker ini menjadi tempat
persembunyian senjata dan
tentara Amerika. Sedangkan di
antara hutan mangrove terdapat
gua tempat tentara Jepang
bertahan.
Kalau sempat menyelam di
sekitar Pulau Zum Zum, Anda
bisa melihat bangkai kapal
selam milik tentara Jepang.
Tapi jika tak bisa menyelam,
Anda bisa datang ke Desa
Mata Air yang letaknya tak jauh
dari Pitu Strep. Di mata air itu
biasanya MacArthur mandi
untuk membersihkan dirinya.
Di seberang Pulau Zum
Zum terdapat Pulau Dodola.
Pulau ini dahulu menjadi
tempat wisata pasukan Amerika
Serikat. Untuk mencapai Pulau
Dodola memerlukan waktu
sekitar 10 menit perjalanan

TRAN
S S
EJAR
AH
66
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
dengan menggunakan perahu motor.
Pulau ini dikelilingi pasir putih yang
menghubungkan antara Pulau Dodola
Besar dan Dodola Kecil. Airnya jernih dan
sangat cocok untuk berenang.
Pada saat Perang Dunia II, Jendral
Douglas MC Artur beserta tentara Amerika
Serikat kerap menghabiskan akhir pekan
dengan bersantai di tempat ini. Hingga
sekarang, tempat ini menjadi tempat
wisata bagi warga setempat setiap akhir
pekan.
Begitulah kisah Perang Dunia II yang
terpatri di pulau kecil yang penuh cerita
perang. Kondisi Pitu Strep yang awalnya
memiliki tujuh landasan saat ini hanya
tersisa dua lajur. Sisanya telah dipenuhi
semak belukar hingga tak bisa lagi
dilandasi. Begitu juga dengan bungker
Amerika dan tempat persembunyian
tentara Jepang, tertutup ilalang.
TRAN
S S
EJAR
AH
66
Foto
: ww
w.w
ordp
ress
.com
Foto
: ww
w.w
ordp
ress
.com
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012

67
TRAN
S SE
JARA
HTR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
Ada dua jalur yang dapat
digunakan untuk mencapai
Pulau Morotai. Pertama, menggunakan kapal laut dari
Ternate ke Morotai. Perjalanan
menggunakan kapal ini akan
memakan waktu sekitar 12
jam, dan kapal ini sendiri
hanya akan beroperasi dua kali
dalam seminggu. Kedua, dapat
menggunakan penerbangan
perintis dari Bandara Babullah,
Ternate, menuju Pulau
Morotai, dengan melewati
Galela, Halmahera Utara
yang beroperasi setiap hari.
Penggunaan pesawat terbang
ini dapat menghemat waktu,
hanya memakan waktu selama
30 menit, namun tentu dengan
biaya lebih dibanding naik kapal
laut.n
67
TRAN
S SE
JARA
H
Foto
: ww
w.w
ordp
ress
.com
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012

TRAN
S W
ISAT
A
68
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Angin yang kencang
berhembus menghapus
panas terik yang semula
terasa membakar
kulit. Sudah beberapa hari itu,
hujan tidak turun. Tetapi, Trans
Media tetap bertekad menyusuri
pelataran Benteng Kuto Besak
yang sekaligus menjadi tepian
Sungai Musi. “Sebelum kembali ke
Jakarta, harus ada tempat wisata
yang dikunjungi,” begitu ketetapan
hati kami.
Setelah bertanya ke
beberapa orang, kami
direkomendasikan untuk
mengunjungi salah satu andalan
wisata kota yang bernama
Pulo Kemaro. Untuk mencapai
tempat yang berupa pulau di
sebelah timur Kota Palembang
atau sekitar lima kilo meter
sebelah hilir Jembatan Ampera
itu, adalah dengan menyusuri
Sungai Musi menggunakan
perahu kecil.
Perjalanan menggunakan
perahu atau penduduk setempat
menyebutnya dengan ketek, sangat
mengesankan. Tidak pernah
membayangkan, kami bisa melewati
bagian bawah Jembatan Ampera yang
menjadi icon Kota Palembang. Tidak
hanya itu, dengan ketek pula kami
menjumpai berbagai aktivitas warga
di sepanjang aliran Sungai Musi.
Misalnya, ada yang berniaga dengan
kapal-kapal besar, berjumpa dengan
warga yang menambang pasir,
Paduan Wisata Kebudayaan dan Keagamaan
Foto: Frans Agung
PULO KEMARO, TR
ANS
WIS
ATA
68
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012

TRAN
S W
ISAT
A
69
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
aktivitas pelabuhan barang,
dan yang menarik adalah ketika
berpapasan dengan perahu
cepat. Ombak yang mereka
timbulkan membuat ketek kami
berayun-ayun, bahkan sempat
membuat kami terjatuh.
Pulo Kemaro sangat mudah
dikenali. Dari kejauhan, setelah
melakukan perjalanan 30
menit, di tengah rerimbunan
pohon tampak bangunan
Pagoda setinggi 9 tingkat bercat
mayoritas merah dan kuning
yang menjadi khas arsitektur
masyarakat Tionghoa. “Kemaro”
sendiri dalam bahasa Indonesia
berarti kemarau. Dinamakan
Pulo Kemaro atau Pulau
Kemarau karena pulau ini tidak
pernah digenangi air walaupun
volume air di sungai Musi sedang
meningkat.
Di bagian depan pulau
ada bangunan gedung yang
merupakan Klenteng tempat
sembahyang umat Budha.
Klenteng yang dibangun sejak
1962 itu awalnya hanya berupa
bangunan Klenteng Soei Goeat
Kiong (atau yang lebih dikenal
dengan Klenteng Kuan Im).
Bangunan Pagoda berlantai 9
itu baru mulai dibangun tahun
2006. Di depan klenteng
terdapat pula makam Tan
Bun An dan Siti Fatimah
yang berdampingan. Kisah
cinta mereka berdualah yang
menjadi legenda terbentuknya
pulau ini.
Sebuah Legenda
Siti Fatimah yang seorang
putrid Palembang terlibat kisah
cinta dengan anak seorang
putra raja di Cina bernama Tan
Bun Ann. Kisahnya dimulai
saat Tan Bun Ann melamar
Siti Fatimah untuk diperistri.
Ayah Siti Fatimah, seorang
raja di Sriwijaya, mengajukan
syarat kepada Tan Bun Ann
untuk menyediakan sembilan
guci berisi emas. Keluarga Tan
Bun Ann bersedia menerima
syarat itu, maka disediakanlah
sembilan guci berisi emas.
Karena khawatir akan
ancaman perompak, tanpa
sepengetahuan Tan Bun Ann,
keluarganya menaruh sayur-
mayur di atas emas-emas di
dalam guci itu. Sesampainya
di Sriwijaya, ketika akan
menyerahkan kesembilan
guci tersebut Tan Bun Ann
memeriksa isinya. Betapa
terkejut dan marahnya dia
ketika melihat isi guci tersebut
adalah sayur-mayur. Tanpa
memeriksa lebih dahulu,
Foto: Frans Agung
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012

TRAN
S W
ISAT
A
70
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Foto
: Fra
nsis
kus
Agu
ng S
guci- guci tersebut dilemparkan
ke sungai Musi. Ketika guci-guci
tersebut dilemparkan, ada satu guci
yang pecah, sehingga menampakkan
kepingan emas yang ada di dalamnya.
Melihat hal itu, Tan Bun Ann
menyesali perbuatannya dan
menceburkan diri ke Sungai Musi. Siti
Fatimah pun lalu ikut menceburkan
diri sembari berkata “Bila suatu saat
ada tanah yang tumbuh di tepian
sungai ini, maka di situlah kuburan
saya!”. Itulah legenda asal-usul Pulau
Kemaro.
Bangunan yang dipercayai
sebagai makam Siti Fatimah
bergabung dalam satu komplek
Klenteng Hok Tjing Rio di mana di
dalamnya juga terdapat Dewa Bumi
(Hok Tek Cin Sin), dewanya umat
Budha. Di makam Siti Fatimah, para
penziarah juga dapat melihat sejauh
mana peruntungan yang di dapat di
masa depan. Dengan menggunakan
kayu panjang seukuran panjang
dua tangan manusia, kayu panjang
sebagai media melihat sejauh mana
peruntungan yang diinginkannya.
Jika dua tangan yang direntangkan
lebih panjang dari batas yang ditandai
oleh karet gelang pada kayu tersebut
dari pengukuran rentang tangan
pertama, maka penziarah memiliki
peruntungan yang lebih baik di masa
depan. Jika tidak sampai batas karet
gelang tersebut adalah sebaliknya.
Apakah hal tersebut mutlak
adanya, tidak ada seorang pun
yang memastikan. Klenteng Hok
Tjing Rio dengan luas 3,5 hektar itu
juga menjadi salah satu tonggak
kehadiran China dalam sejarah
perkembangan Palembang.
Arsitektur klenteng mencerminkan
pula filosofi bangunan khas China,
sebagaimana terdapat di berbagai
klenteng di daerah lain. Seluruh
bangunan berwarna dominan merah
dengan tambahan warna kuning
TRAN
S W
ISAT
A
70
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012

TRAN
S W
ISAT
A
71
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
1 | 2
012
keemasan. Bangunan terdiri atas
pendopo di tepi Sungai Musi, dua
menara tempat pembakaran uang
emas, ruang utama, ruang belakang,
dan ruang keramat kuburan
pasangan Siti Fatimah dan Tan Bun
An.
Di Pulau Kemaro ini terlihat
adanya dua unsur keyakinan yang
tetap berjalan berkesinambungan.
“Siti Fatimah ini muslim, dan
didalamnya ada altar persembahan
untuk Dewa Bumi yang diyakini oleh
umat Budha. Berdampingannya
dua keyakinan dalam satu komplek
di Pulau Kemaro ini membuktikan
bahwa bersatunya umat Budha
dan Islam membawa keselarasan
dalam kehidupan, karena keyakinan
adalah mutlak hubungannya antara
manusia dengan Sang Pencipta.
Akulturasi perlu terus dikenang untuk
menanamkan semangat toleransi
dan kerja sama bagi generasi baru,”
terang Linda, salah satu penjaga di
Pulo Kemaro.
Potensi yang dikembangkan di
pulau yang total luasnya 24 hektar
ini, adalah wisata budaya dan
wisata keagamaan. Dalam perayaan
Cap Go Me ribuan masyarakat
Tionghoa termasuk yang datang
dari berbagai kota bahkan dari luar
negeri, berkunjung ke Pulo Kemaro
untuk melakukan sembahyang atau
berziarah. Perayaan ini berlangsung
sampai 2-3 hari. Perayaan Cap Go Me
adalah perayaan pada 15 hari (saat
terang bulan) setelah tahun baru Imlek.
Karena banyaknya pengunjung, pihak
pengelola sampai membuat akses
khusus untuk masuk pulau. Yakni,
berupa jembatan ponton (terapung)
yang sengaja dibangun untuk mereka
agar bisa menyeberang dari tepian
dekat pabrik Intirub.
Setelah puas berkeliling dan
mengabadikan tempat bersejarah ini,
Trans Media meninggalkan pulau.
Dalam perjalan pulang, kembali kami
menikmati kehidupan sungai yang
sangat dinamis. Tidak kalah dengan
budaya darat yang mengandalkan
sarana jalan serta jembatan. Kami
diturunkan kembali di dermaga yang
tidak jauh dari Benteng Kuto Besak.
Ongkos yang dikeluarkan untuk
perjalanan wisata pergi-pulang cukup
mahal karena tidak ada orang lain yang
ikut bersama kami. Maka tips bagi yang
tertarik ke Pulo Kemaro sebaiknya
berombongan, sehingga biayanya bisa
lebih murah. n
TRAN
S W
ISAT
A
71
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Foto
: Fra
nsis
kus
Agu
ng S
Foto
: Fra
nsis
kus
Agu
ng S

TRAN
SIKL
OPED
IA
72
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012
Berikut ini beberapa
lokomotif yang pernah ada
di Indonesia. Pertama, BB204. Lokomotif yang
ada di Indonesia sejak 1981 ini,
berdaya mesin sebesar 1230HP, dan
kecepatan maksimumnya 60km/
jam. Lokomotif ini terdapat di Divisi
Regional II Sumatera Barat yang
relnya bergigi.
Kedua, CC202. Lokomotif
buatan General Motors Kanada ini
merupakan lokomotif terberat di
Indonesia, yaitu 108 ton. Lokomotif
ini mempunyai spesifikasi teknik
dan karakteristik khusus untuk
menarik kereta api barang. CC202
yang berdaya mesin 2250HP hanya
terdapat di Sumatera Selatan untuk
melayani kereta api pengangkut batu
bara.
Ketiga, CC201, merupakan
lokomotif buatan General Electric
yang memiliki Daya Mesin 1950 HP.
Keempat, CC200 yang
merupakan lokomotif diesel pertama
yang dipesan Pemerintah Indonesia
dari General Electric Amerika Serikat
pada awal 1950-an. Tenaga yang
diusung lokomotif ini adalah 1750Hp.
Kelima, D300 atau lokomotif
diesel hidrolik buatan pabrik Fried
Krupp, Jerman. Lokomotif ini mulai
dinas sejak 1968. Lokomotif dengan
Foto
:Fra
ns A
gung
S
TRAN
SIKL
OPED
IA
72
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
1 | 2
012
Yang Digunakan Di Indonesia
19 Jenis Lokomotif Kereta Api
Foto
: Fra
ns A
gung
S

73
TRAN
SIKL
OPED
IATR
AN
SMED
IA |
Edis
i 12
| 201
2
daya mesin sebesar 340HP, biasa
digunakan untuk langsir kereta
penumpang ataupun kereta barang.
Lokomotif ini dapat berjalan dengan
kecepatan maksimum 50 km/jam.
Keenam, D301 yang adalah tipe
kedua dari D300. Lokomotif ini mulai
dinas sejak 1962 dengan daya mesin
sebesar 340 HP.
Ketujuh, BB306. Lokomotif BB
306 adalah lokomotif diesel hidrolik
yang dipunyai oleh Dipo Kereta-
kereta Besar di Jakarta Kota. Loko
ini kerap digunakan untuk melangsir
kereta penumpang yang akan
diberangkatkan dari Stasiun Jakarta
Kota (JAKK). Lokomotif ini sering
digunakan pada tahun 80-an hingga
90-an, sejak datangnya era KRL, loko
ini mulai terlupakan dan kebanyakan
rusak termakan usia dan kurang suku
cadang.
Berikutnya, kedelapan BB305
(Jenbach), yang tidak lain adalah
lokomotif diesel hidrolik buatan
pabrik Jenbacher, Austria. Lokomotif
ini mulai dinas sejak 1978 dan hanya
memiliki satu kabin masinis. BB305
memiliki daya mesin sebesar 1550 HP
dan dapat berjalan dengan kecepatan
maksimum 120 km/jam.
Kesembian, BB304, yang
merupakan lokomotif diesel hidrolik
buatan pabrik Fried Krupp, Jerman.
Lokomotif yang mulai dinas sejak
1976 itu, memiliki daya mesin
sebesar 1550 HP dengan kecepatan
maksimum yaitu 120 km/jam. Dan
biasa digunakan untuk kereta
penumpang ataupun kereta barang.
Kesepuluh, BB303. Lokomotif
BB 303 adalah lokomotif diesel
hidrolik buatan pabrik Henschell,
Jerman. Lokomotif ini mulai dinas
sejak 1973 dan berdaya mesin
sebesar 1010 HP serta dapat berjalan
dengan kecepatan maksimum yaitu
90 km/jam.
Kesebelas, BB203 buatan
General Electric yang merupkan
lokomotif diesel elektrik tipe keempat
(U18B) dengan transmisi daya
DC – DC. Lokomotif yang mulai
beroperasi sejak tahun 1978 itu
memiliki bentuk, ukuran, dan
komponen utama yang sama
dengan lokomotif CC201, yang
membedakan hanya susunan
gandarnya.
Keduabelas, BB202.
Lokomotif buatan General
Motors ini termasuk lokomotif
diesel elektrik tipe ketiga dengan
transmisi daya DC – DC, yang
mulai beroperasi sejak tahun
1970-an. Lokomotif ini berbeda
dengan lokomotif BB200 dan
BB201 ataupun lokomotif diesel
elektrik lain, karena lokomotif
yang mempunyai satu kabin
masinis ini tidak memiliki hidung.
Ketigabelas, BB201 yang
tidak lain lokomotif diesel elektrik
tipe kedua dengan transmisi daya
DC - DC yang sudah dioperasikan
sejak tahun 1964. Keempat belas,
BB200 yang merupakan lokomotif
diesel elektrik tipe pertama dengan
transmisi daya DC - DC yang sudah
digunakan di Jawa sejak tahun
1957.
Kelimabelas, CC203.
Lokomotif CC 203 buatan General
Electric seri U20C merupakan
pengembangan desain dari
lokomotif CC201, khususnya
pada bentuk kabin masinis, ujung
lokomotif dibuat pendek dengan
mempertimbangkan arodinamika,
serta melebarkan ruang masinis
untuk memenuhi standar
kenyamanan.
Terakhir, CC204 yag adalah
salah satu jenis lokomotif yang
dibuat khusus di Indonesia, yaitu
hasil kerjasama antara PT General
Electric Lokomotif Indonesia dan
Industri Kereta Api Madiun (INKA).
Lokomotif ini terbagi menjadi
dua jenis, yaitu CC204 produksi
pertama yg bentuknya seperti
CC201,dan CC204 produksi kedua
yang bentuknya seperti CC203.n
73
TRAN
SIKL
OPED
IATR
AN
SMED
IA |
Edis
i 11
| 201
2
Foto
: Fra
ns A
gung
SFo
to: F
rans
Agu
ng S

TRAN
S F
IGUR
E
74
TRA
NSM
EDIA
| Ed
isi 1
2 | 2
012

