matriks keadaaan lokasi

15
1 MATRIK : KEADAAN KAWASAN SPTN VI BESITANG TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER Lokasi Nama MK Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Wilayah SPTN VI Besitang, Langkat, Propinsi Sumatera Utara Ismail Letak Wilayah Ekologi (Ecoregion) (dan kode): Negara: Indonesia Kawasan: Kabupaten, Langkat, Sumatera Utara Cantumkan koordinat Google Earth dan lampiran peta , menunjukkan letak dalam konteks Negara Secara administratif, kawasan TNGL yang membentang sepanjang 1.292 kilometer berada dalam Provinsi Daerah Istimewa Aceh (Nangroe Aceh Darussalam sekarang) dan Sumatera Utara, antara 98-30 derajat BT dan 2 55-4.05 derajat LU dengan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) terletak di Negara Indonesia yang terbentang terletak di wilayah Propinsi NAD & Sumatera Utara. Fokus program Pride Campaign adalah kawasan TNGL wilayah SPTN VI Besitang-Langkat-Sumatera Utara. Deskripsi Geologi : Jenis batuannya terdiri dari batuan sedimen, batuan vulkanik, batuan kapur, batuan pluton, batuan alluvium dan batuan lainnya, keadaan tanahnya didominasi oleh komplek podsolik coklat, podsolik dan litosol. Topografi topografi datar sampai perbukitan, Merupakan hutan hujan tropika dataran rendah (low land forest). Ketinggian Tempat 0 - 3.381 m dpl. Ukuran : Luas Total TNGL adalah 1.092.694 Ha (SK. Menteri Kehutanan No. 276/Kpts-II/1997), terletak di wilayah Propinsi NAD & Sumatera Utara. Kawasan TNGL di Propinsi Sumatera Utara, kabupaten Langkat, seluas 218.000 Ha. Dan yang menjadi fokus program Pride Campaign adalah kawasan TNGL wilayah Besitang-Langkat seluas + 85.000 Ha. Jelaskan iklim yang ada di lokasi, bersama data suhu dan curah hujan bulanan : Temperatur Udara 21° - 28° C Curah Hujan 2000 - 3.200 mm/tahun Sediakan peta lokasi terperinci, termasuk komunitas berbatasan, rute akses jalan dan udara, hotel, sekolah dan infrastruktur lain.

Upload: ngotruc

Post on 12-Jan-2017

277 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Matriks Keadaaan Lokasi

1

MATRIK : KEADAAN KAWASAN SPTN VI BESITANG TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER

Lokasi Nama MK

Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Wilayah SPTN VI Besitang, Langkat, Propinsi Sumatera Utara Ismail

Letak Wilayah Ekologi (Ecoregion) (dan kode): Negara: Indonesia Kawasan: Kabupaten, Langkat, Sumatera Utara Cantumkan koordinat Google Earth dan lampiran peta , menunjukkan letak dalam konteks Negara

Secara administratif, kawasan TNGL yang membentang sepanjang 1.292 kilometer berada dalam Provinsi Daerah Istimewa Aceh (Nangroe Aceh Darussalam sekarang) dan Sumatera Utara, antara 98-30 derajat BT dan 2 55-4.05 derajat LU dengan

Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) terletak di Negara Indonesia yang terbentang terletak di wilayah Propinsi NAD & Sumatera Utara. Fokus program Pride Campaign adalah kawasan TNGL wilayah SPTN VI Besitang-Langkat-Sumatera Utara.

Deskripsi Geologi : Jenis batuannya terdiri dari batuan sedimen, batuan vulkanik, batuan kapur, batuan pluton, batuan alluvium dan batuan lainnya, keadaan tanahnya didominasi oleh komplek podsolik coklat, podsolik dan litosol. Topografi topografi datar sampai perbukitan, Merupakan hutan hujan tropika dataran rendah (low land forest). Ketinggian Tempat 0 - 3.381 m dpl. Ukuran : Luas Total TNGL adalah 1.092.694 Ha (SK. Menteri Kehutanan No. 276/Kpts-II/1997), terletak di wilayah Propinsi NAD & Sumatera Utara. Kawasan TNGL di Propinsi Sumatera Utara, kabupaten Langkat, seluas 218.000 Ha. Dan yang menjadi fokus program Pride Campaign adalah kawasan TNGL wilayah Besitang-Langkat seluas + 85.000 Ha. Jelaskan iklim yang ada di lokasi, bersama data suhu dan curah hujan bulanan : Temperatur Udara 21° - 28° C Curah Hujan 2000 - 3.200 mm/tahun Sediakan peta lokasi terperinci, termasuk komunitas berbatasan, rute akses jalan dan udara, hotel, sekolah dan infrastruktur lain.

Page 2: Matriks Keadaaan Lokasi

2

Page 3: Matriks Keadaaan Lokasi

3

Faktor sosial – ekonomi

Buatlah daftar sumber daya hidup dan tidak hidup yang sekarang diekstraksi dari lokasi Anda, bubuhkan pengukur nilai produk ini dalam mata uang setempat (per item, kilo, berkas, dsb.). Tunjukkan berapa lazimnya penghasilan seorang pekerja yang dibayar per jam atau per hari.

Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) wilayah VI Besitang, Langkat berada di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Besitang, Sei Lepan, dan Batang Serangan.

Besitang

Luas : 710.48 Km2

Ibukota : Besitang Jarak ke Stabat : 56 Km

Pembagian Wilayah : 11 Desa/Kelurahan

Penduduk : 60.785 jiwa Potensi : Perkebunan, Pertanian Tanaman Pangan, Perikanan.

Batang Serangan

Luas : 993.32 Km2

Ibukota : Batang Serangan

Jarak ke Stabat : 30 Km

Pembagian Wilayah : 7 Desa/Kelurahan

Penduduk : 36.158 jiwa Potensi : Perkebunan, Pertanian, Pariwisata, dan bahan galian .

Sei Lepan

Luas : 654.04 Km2

Ibukota : Alur Durian

Jarak ke Stabat : 43 Km

Pembagian Wilayah : 15 Desa/Kelurahan

Penduduk : 50.068 jiwa

Potensi : Perkebunan, Pertanian.

Komoditi tersebasr masyarakat yang ada adalah kelapa sawit, karet. Kecamatan Besitang jumlah produksikaret pada tahun 2006 sebanyak 1.964 ton, kecamatan Sei Lepan 2.400 ton, Kecamatan Batang Serangan 3.661 ton. Komiditas sawit di Besitang pada tahun 2006 sejumlah 107.054 ton, Sei Lepan sebanyak 34.151 ton, dan Batang Serangan 47.859 ton. Jenis pekerjaan mayoritas adalah petani kebun dan pekerja/buruh di perkebunan swasta/perseorangan. Para pekerja kebun memiliki penghasilan rata-rata/bulan Rp. 500.000 – 1.000.000. rata-rata pengahilsan petani karet maupun sawit Rp 1 – 2 juta / 2 hektar.

Page 4: Matriks Keadaaan Lokasi

4

Keanekaragaman hayati

Siapkan sebuah ulasan tentang keanekaragaman hayati kawasan, termasuk jenis ekosistem dan sebuah estimasi kekayaan spesies untuk sebanyak mungkin kelompok (rujuk data dari lokasi yang sama kalau perlu). Keragaman Hayati Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) merupakan suaka tropis terbesar dan terkaya di dunia. MacKinnon dan MacKinnon (1986) menilai TNGL memiliki skor tertinggi di antara kawasan konservasi di seluruh Indo-Malaya. TNGL merupakan habitat dari sejumlah besar spesies fauna mulai dari mamalia, burung, reptil, ampibi, ikan, dan invertebrate. Kawasan ini memiliki daftar spesies burung yang panjang, di mana dari 380 spesies burung yang ada (65% dari total jumlah spesies burung di seluruh Pulau Sumatera), 350 di antaranya tinggal di kawasan ini. Di TNGL juga terdapat 36 dari 50 jenis burung endemik di Sundaland. Hampir 65% atau 129 spesies mamalia dari total 205 spesies (mamalia besar dan kecil) di Sumatera tercatat tinggal di taman nasional ini. TNGL merupakan habitat dari orang utan Sumatera (Pongo abelii), harimau Sumatera (Panthera tigris), badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), tapir (Tapirus indicus), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), siamang (Hylobathes lar), leaf monkey (Presbytis thomasi) dan lain-lain. Pentingnya kawasan ini dibuktikan dengan ekspedisi van Steenis tahun 1937, dan dilanjutkan dengan ekspedisi-ekspedisi lainnya, membuktikan kayanya keragaman hayati taman nasional ini. Tidak kurang dari 4.000 spesies tumbuhan dapat dijumpai, termasuk yang paling fenomenal adalah ditemukannya 3 dari 15 tanaman parasit yang terkenal, yaitu jenis Rafflesia. TNGL juga habitat jenis bunga tertinggi di dunia yaitu Amorphophalus titanum (Whitten et al, 1997). Buatlah daftar semua riset mutakhir tentang keanekaragaman hayati lokasi (sediakan rujukan lengkap bagi semua karya selama dasawarsa terakhir).

No

Nama Judul/ Tema Waktu

1 Acil Muhammad PKL dan PL Sistematika Tb.an Tinggi Pada Kaw TNGL SKW III Resort Bekancan Sumut

6-10 April 2005

2 Gita Andriani & Siti Hartati

Keanekaragaman dan Komposisi Herba di Kaw TNGL Desa Telaga Kab Langkat

16-30 April 2005

3 Siti Hartati keanekaragaman dan Komposisi Makropipit di Kaw TNGL Desa Telaga Kab Langkat

16-30 April 2005

4 Lina Susanti Juswara,M.Sc

Inventarisasi Tumbuh-tumbuhan Kerabat Anggrek-anggrekan 10-11 Agt 2004

5 A. Rivai, dkk Inventarisasi Beberapa Tanaman Obat yang Ada di Bohorok 5 Mei 2004

6 Dr. M. Hisyam, dkk Kajian Kerusakan Lingk TNGL Sebagai Dampak Pembangunan Fisik

10 Agt-Nov 2004

7 Drs. Tonggo Sinaga, MS & Drs. Alludin Manalu

Tinjauan Kerusakan Habitat Satwa Orangutan di Pusat Penelitian Orangutan Pasca Banjir Bandang Sungai Bohorok

1 Juli-31 Agt 2004

Page 5: Matriks Keadaaan Lokasi

5

8 Fitiani Survei Lokasi Penelitian dan Pengambilan Data 14 Feb 2004

9 Fitiani Studi Potensi Pask Bumi (Eurycoma longifolia Jack) di Pusat Penelitian Orangutan Bukit Lawang Sumut

28 Juni-27 Juli 2003

10 Mulyani Populasi Jelutung (Dyeara Costulata Hook.f.) di Pusat Penelitian Orangutan Bukit Lawang Sumut

28 Juni-27 Juli 2003

11 Renta Ria Aritonang

Nilai Ekosistem Wisata Alam Bukit Lawang TNGL Bohorok dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Masyarakat Sekitar

12 Sept-11 Okt 2003

12 Faizal Reza & Andi Kurniawan Lubis

Pemotretan kegiatan dan pengumpulan data di kawasan konservasi

21-23 Feb 2003

13 Zulkarnain, dkk Survei Flora dan Fauna di KEL/ TNGL 25 Sept-5 Okt 2003

14 Susilawati Silaban Tanggapan Pengunjung Domestik Terhadap Obyek Wisata di Bohorok TNGL

12 Sept-12 Okt 2003

15 Nida Melvitri Perilaku Orangutan Sumatera 24 Mar-14 Jun 2003

16 Irma Usdayani Skrining Metabolit Sekunder Tumbuhan Obat 21-26 Juli 2003

17 Renta Ria Aritonang

Nilai Ekonomi Wisata Alam Bukit Lawang TNGL dan dampaknya terhadap Perekonomian Masyarakat Sekitar

21 Sept-11 Okt 2003

18 Zulkarnaini, dkk Survei Flora dan Fauna di KEL/ TNGL, Kec Bahorok Kab Langkat 16-29 Okt 2003

19 Teguh Heru Susanto

Ex situ Conservation of Shorea leprosula and lephoetalum multinerviumand Their Use for Future Breeding and Biotecnology

7Jan-Mei 2002

20 Mr. Ulirch Reichard Observasi Singkat dan Wisata 4-20 April 2002

21 Syaukani,S.Si & Dr. Rosichan Ubadilah

Survei Penelitian Keragaman Jenis Semut 17-19 Agt 2002

22 Cecilia Srihadi The Balikpapan Orangutan Survival Fundation and Its Role to Protect Orangutan

13 November 2002

23 Syaukani,S.Si, dkk Survei Penelitian Keragaman Jenis Semut 14-25 Agt 2002

24 Theo Haerkens & Gerrit de Boer

Observasi Lapangan 7-9 Okt 2002

25 Dr. Rosichan Ubadilah

Keragaman Jenis Semut 17-19 Agt 2002

26 Cristian N Simanjuntak,S.Si

Perilaku Bermain dan Tingkat Kemandirian Anak Orangutan 14 Feb 2000-14 Feb 2001

27 Maradona Magang di Pusat Rehabilitasi Orangutan Bukit Lawang 1-5 Des 2001

Page 6: Matriks Keadaaan Lokasi

6

Alamsyah, dkk

28 Syaukani,S.Si, dkk Survei Pemantauan Rayap 22 Feb-31 Mar 2001

29 Dr. Ivona Foitova Parasite and Natural Anti Parasitics Okt 2000-Juli 2001

30 Cristian N Simanjuntak,S.Si

Perilaku Bermain dan Tingkat Kemandirian Anak Orangutan 15 Agt-Feb 2001

31 Leonardo Roy Nainggolan

Studi Kelimpahan dan keragaman Makrozoobentos di S. Bohorok 5 Januari 2001

32 Basa Maria Sihite Kelimpahan Serangga Nocturnal dan ketertarikannya Pada Warna Cahaya yang Berbeda

5-9 Januari 2001

33 Rahmi Nasution Keanekaragaman dan Kelimpahan Fauna di Kaw Bukit Lawang 5 Januari 2001

34 Yuni Hariaman Aspek Hukum Perdata Terhadap Peran Serta Masyarakat Dalam Upaya Perlindungan dan Konservasi Hutan (Studi Kasus TNGL)

23-29 Agt 2001

35 Hendra A Ginting Penangkaran Orangutan di Kawasan Bukit Lawang Sebagai Upaya Pelaksanaan UU Pengelolaan LH

1-6 Okt 2001

36 Henry Tarigan Masalah Pembangunan Pondok-pondok Wisata di Pinggiran Sungai

14 Juli 2001

37 Rahmawaty, dkk Keanekaragaman jenis burung pada habitat terbuka dan tertutup di Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara

2006

38 Edy Batara M Siregar

Inventarisasi jenis palm (Arecaceae)pada kawasan hutan dataran rendah di stasiun pnelitian Sikundur (Kawasan Ekosistem Leuser) Kab. langkat

2005

Siapkan sebuah daftar tipe vegetasi, termasuk tipe utama lahan hutan, padang rumput dan komunitas serupa, dan lahan budi daya, tunjukkan apakah ada yang mermerlukan tindakan konservsasi tertentu. Taman Nasional Gunung Leuser, memiliki penyebaran vegetasi hutan yang komplit mulai dari vegetasi hutan pantai/rawa, hutan dataran rendah, hutan dataran tinggi dan pegunungan. Kawasan terdiri dari hutan pantai/rawa, hutan dataran rendah, hutan dataran tinggi dan pegunungan yang sebagian besar kawasan didominir oleh ekosistem hutan Dipterocarpaceae. Komposisi vegetasinya tersebar dalam beberapa zonasi (menurut ketinggian dari permukaan laut), yaitu Coastal Vegetation, Tropical Zone (0-1.000 m), Colline Sub-Zone, (500-1.000 m), Submontane Zone (1.000-1500 m), Montane Zone (1.500-2400 m), Subalpine Zone (2.400-3.400 m), Mountain Blang Vegetation (2.600-3.000 m), dan Anthropogenic

Page 7: Matriks Keadaaan Lokasi

7

Vegetatinon. Selain itu, taman nasional ini juga tempat yang penting sebagai habitat tumbuhan obat (Brimacombe & Elliot, 1996). Siapkan sebuah daftar flora endemik. Sedapat mungkin cantumkan nama Indonesia, daerah dan ilmiahnya, dan tunjukkan mana yang terancam atau dalam bahaya (menurut kategori IUCN). Potensi Flora Kawasan terdiri dari hutan pantai/rawa, hutan dataran rendah, hutan dataran tinggi dan pegunungan yang sebagian besar kawasan didominir oleh ekosistem hutan Dipterocarpaceae dengan flora langka khas Raflesia atjehensis dan Johanesteinimania altifrons (pohon payung raksasa) dan Rizanthes zippelnii yang merupakan bunga terbesar, langka dan dilindungi dengan diamater 1,5 meter. Selain itu, itu terdapat tumbuhan yang unik yaitu ara atau tumbuhan paceklik ada pohon raksasa Koompassia excelsa., kantong semar (Nepenthes sp). Taman Nasional Gunung Leuser, memiliki penyebaran vegetasi hutan yang komplit mulai dari vegetasi hutan pantai/rawa, hutan dataran rendah, hutan dataran tinggi dan pegunungan. Diperkirakan ada sekitar 3.500 jenis flora. Siapkan sebuah daftar mamalia dan unggas endemik yang terdapat dalam kawasan. Sedapat mungkin, cantumkan nama-nama Indonesia, daerah dan ilmiahnya. Juga tunjukkan mana yang terancam atau dalam bahaya (menurut kategori the International Union for Conservation of Nature [IUCN]) Potensi Fauna Taman Nasional Gunung Leuser juga kaya akan jenis fauna mulai dari Mamalia dan/Primata, Carnivora, Herbivora, Aves, Reptil, Amphibi, Pisces dan Invertebrata. Diperkirakan ada sekitar 89 jenis satwa yang tergolong langka dan dilindungi ada di sini di samping jenis satwa lainnya. Untuk jenis mamalia dan/Primata Taman Nasional Gunung Leuser memiliki 130 jenis mamalia atau sepertiga puluh dua dari keseluruhan jenis mamalia yang ada di dunia atau seperempat dari seluruh jumlah jenis mamalia yang ada di Indonesia. Diantaranya yang paling menonjol adalah Mawasa (Pongo pygmaeus abelii), Sarudung (Hylobates lar), Siamang (Hylobates syndactilus), Kera (Macaca fascicularis), Beruk (Macaca nemestriana) dan Kedih (Presbytis thomasi). Untuk jenis satwa carnivora seperti Macan dahan (Neofelis nebulosa), Beruang (Helarctos malayanus), Harimau sumatera (Phantera tigris Sumatraensis). Jenis satwa herbivora seperti Gajah (Elephas maximus), Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatraensisi), Rusa (Cervus unicolor). Jenis satwa Aves/burung , diperkirakan ada sekitar 325 jenis burung di Taman Nasional Gunung Leuser atau sepertiga puluh dari jumlah jenis burung yang ada di dunia. Diantaranya yang paling menonjol adalah Rangkong Badak (Buceros rhinoceros). Jenis fauna Reptilia dan Amphibia didominasi oleh jenis fauna ular berbisa dan Buaya (Crocodillus sp). Untuk fauna jenis Pisces yang menarik adalah Ikan Jurung (Tor sp), yang merupakan ikan khas Sungai Alas dan dagingnya terkenal akan kelezatannya serta bisa mencapai panjang 1 meter. Sedangkan jenis fauna Invertebrata, didominasi oleh Kupu-kupu. Satwa langka dan dilindungi yang terdapat pada hutan Taman Nasional Gunung Leuser antara lain:

Orang Utan (Pongo pygmaeus abelii) status : Orangutan Sumatera sekarang ini sudah digolongkan kedalam kategori (“Critically Endangered)“ (“Sangat Terancam punah”) oleh International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources ( Serikat Internasional Konservasi Alam dan Sumber daya Alam), dan spesies

Page 8: Matriks Keadaaan Lokasi

8

Bornean sebagai spesies “Endangered” (terancam punah)” (IUCN/SSC, 2000). Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) Harimau loreng Sumatera (Panthera tigris sumatrae) Gajah Sumatera (Elephas maximus) Beruang Madu (Helarctos malayanus) Burung Rangkong Papan (Buceros bicornis) Anjing Ajag (Cuon Alpinus) Siamang (Hylobates syndactylus)

Jenis-jenis satwa endemic Taman Nasional Gunung Leuser

Kelompok Satwa Status Konservasi IUCN Red List 2007

Mamalia Orangutan Sumatera( Pongo abelii) Critical Endangered

Slow Loris (Nycticebus coucang)

Vulnerable

Harimau Sumatera (Phantera tigris sumatrae)

Endangered

Gajah Sumatera (Elephas maximus)

Endangered

Beruang Madu (Helarctos malayanus)

Vulnerable

Kambing Hutan Sumatera (Naemorthedus Sumatrensis)

Vulnerable

Siamang (Hylobates syndactylus) Endangered

Kera (Macaca fascicularis) Least Concern Kedih (Presbytis thomasi) Vulnerable

Beruk (Macaca nemestriana)

Rusa (Cervus unicolor). Vulnerable

Macan dahan (Neofelis nebulosa), Vulnerable

Landak Asia (Hystrix brachyuran) Vulnerable

kucing emas (Felis temmincki)

muntjak (Muntiacus muntjak) Least Concern Burung Burung Rangkong Papan (Buceros bicornis,

Buceros rhinoceros, Rhinoplax vigil) Near Threatened

Reptil Buaya (Crocodillus sp).

Pisces Ikan Jurung (Tor Sp).

dll dll dll

Page 9: Matriks Keadaaan Lokasi

9

Siapkan sebuah daftar spesies pendatang. Sedapat mungkin cantumkan nama Indonesia, daerah dan ilmiahnya, dan tunjukkan apakah spesies menyebabkan masalah dan sejauh mana Siapkan informasi tentang spesies lain yang istimewa (boleh jadi unik secara taksonomi, bernilai bagi pengobatan dan khasiat lain), spesies panji-panji potensial, dsb.

Kepemilikan lahan & aspek-aspek legislatif lain

Siapkan sebuah daftar instrumen-instrumen legal yang berkaitan dengan lokasi Anda, beri angka berdasarkan keefektivannya pada saat sekarang.

Instrument legal kawasan skor

Kawasan Konservasi Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) ditetapkan berdasarkan pengumuman Menteri pertanian No 811/kpts/UM/1980 tanggal 6 Maret 1980 seluas 792.675 ha

5

Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 276/Kpts-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997 tentang Penunjukan Taman Nasional Gunung Leuser luas kawasan TNGL bertambah menjadi 1.094.692 Ha

5

Tahun 1981 TNGL titetapkan sebagai Cagar Biosfir oleh UNESCO atas usulan pemerintah Indonesia

4

SK Menteri Kehutanan No. 096/Kpts-II/1984 tentang pembentukka Unit Pelaksana Teknis Balai TNGL di bawah Dirjen PHVA

5

1984 di tetapkan sebagai ASEAN Park Heritage 3

Juli 2004 Keputusan Komite Warisan Dunia menetapkan TNGL, TNKS, dan TNBBS sebagai kelompok Tropical Rainforest Heritage of Sumatra

4

Siapkan sebuah daftar tradisi dan praktek budaya apa saja yang dapat relevan bagi konservasi hidupan liar dalam lokasi Anda dan dikenai sanksi sosial, beri angka berdasarkan keefektivannya pada saat sekarang.

Nilai-nilai konservasi

Buatlah daftar dan jelaskan nilai-nilai konservasi kunci (dengan kutipan terkait sedapat mungkin). TNGL mendapatkan 2 status yang berskala global yaitu sebagai Cagar Biosfer pada tahun 1981 dan sebagai warisan Dunia pada tahun 2004. ditetapkan oleh Unesco dan world Heritage Committee atas usulan Pemerintah Indonesia, setelah melalui suatu proses seleksi yang ketat. Cagar Biosfer melayani perpaduan tiga fungsi yaitu (1) kontribusi . konservasi lansekap ,ekosistem, jenis, dan plasma nutfah,( 2) menyuburkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan baik secara ekologi maupun budaya,

Page 10: Matriks Keadaaan Lokasi

10

dan (3) mendukung logistik untuk penelitian, pemantauan, pendidikan, dan pelatihan yang terkait dengan masalah konservasi dan pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal, regional, nasional, maupun global. Sebagai hasil KTT Bumi 1992, berbagai fungsi Cagar Biosfer serta Jaringan Cagar Biosfer Dunia telah didefinisikan dan diuraikan dalam “Strategi Seville dan Kerangka Hukum Jaringan Dunia ”(LIPI,2004). MacKinnon & MacKinnon (1986) menyatakan bahwa Leuser mendapatkan skor tertinggi untuk kontribusi konservasi terhadap kawasan konservasi diseluruh kawasan Indo - Malaya. Leuser merupakan habitat sebagian besar fauna Sumatera, dari mamalia, burung, mulai amfibia, reptilia, ikan dan hewan tak bertulang belakang (avertebrata). Buatlah daftar dan jelaskan praktek-praktek sejarah atau budaya yang berkaitan dengan lokasi yang mungkin relevan bagi konservasi hidupan liarnya.

Page 11: Matriks Keadaaan Lokasi

11

Layanan ekologi Buatlah daftar dari semua layanan ekologi yang menurut Anda dapat disediakan oleh lokasi Anda TNGL merupakan hulu dari 10 daerah aliran sungai (DAS), yaitu Sei Wampu, Sei Lepan, Sei Besitang di Provinsi Sumut; Lawe Alas, Kr Kluet, A Simpang Kanan, Kr Tripa, Kr Baru, Kr Susok, dan Kr Batee di Provinsi NAD. Kesepuluh DAS ini menyediakan suplai air bagi sekitar 4 juta masyarakat yang tinggal di NAD maupun Sumatera Utara. Hampir 11 kabupaten tergantung pada jasa lingkungan TNGL, yaitu jasa berupa ketersediaan air konsumsi, air pengairan, penjaga kesuburan tanah, pengendali banjir, dan sebagainya. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Beukering, dkk (2003), Nilai Ekonomi Total TNGL dihitung dengan suku bunga 4% selama 30 tahun adalah USD 7,0 miliar (bila terdeforestasi), USD 9,5 miliar (bila dikonservasi), dan USD 9,1 miliar (bila dimanfaatkan secara lestari). Kawasan Ekosistem Leuser termasuk TNGL menyuplai air bagi 4 juta masyarakat yang tingga di NAD dan SumateraUtara. Sebanyak 9 kabupaten tergantung pada TNGL dalam bentuk jasa lingkungan ketersediaan air konsumsi, air pengairan, penjaga kesuburan tanah, mengendalikan banjir, dan Sungai Wampu di Langkat. sebagainya.Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dilindungi oleh TNGL dan Ekosistem Leuser sebanyak 5 DAS di wilayah Prop.NAD. Jasa ekologi lain : 1. Pengatur Keseimbangan Alam (Tata Air, Iklim, Pengurangan Panas Bumi) 2. Pensuplai Oksigen “Paru-paru Dunia” 3. Sumber Plasma Nutfah dan Laboratorium Alam 4. Penyedia Tempat Rekreasi/Wisata Alam 5. laboratorium alam

Page 12: Matriks Keadaaan Lokasi

12

Ancaman Menggunakan klasifikasi IUCN lengkap, buatlah sebuah daftar dari semua ancaman yang menurut Anda paling penting bagi lokasi Anda dan bagi spesies apa saja yang dikenal dalam lokasi itu. Beri peringkat keparahan relatif pada tiap ancaman dengan skala 1-3, yaitu 1=rendah, 2=sedang, 3=tinggi.

Ancaman Kategori Ancaman IUCN Skor

Aktivitas illegal logging / pembalakkan liar Kategori ancaman IUCN : 5 (penggunaan sumber daya biologi) : 5.1. perburuan satwa darat

3

Perambahan kawasan menjadi kawasan perkebuan baik skala besar (terorganisir/perusahaan), maupun skala kecil (tidak terorganisir)

Kategori ancaman IUCN : 7 (perubahan (modifikasi) system alami) : 7.3. modifikasi ekosistem lainnya

3

Pendudukan kawasan TNGL oleh eks pengungsi asal Aceh, sebagai akibat konflik Aceh

Kategori ancaman IUCN : 1 (pembangunan hunian & komersil : 1.1. wilayah perumahan

3

Penjualan lahan kawasan TNGL secara terorganisir Kategori ancaman IUCN : 7 (perubahan (modifikasi) system alami) : 7.3. modifikasi ekosistem lainnya

2

Perburuan satwa liar Kategori ancaman IUCN : 5 (penggunaan sumber daya biologi) : 5.3. penebangan kayu & pemanenan kayu

1

Konflik batas kawasan Kategori ancaman IUCN : 7 (perubahan (modifikasi) system alami) : 7.3. modifikasi ekosistem lainnya

3

Pengelolaan Buatlah daftar lembaga atau lembaga-lembaga, departemen, dan kelompok-kelompok yang terlibat dalam pengelolaan lokasi atau yang mempengaruhi lokasi dan pengelolaannya melalui berbagai cara.

No

Partisipan / Kelompok Pemangku

Kepentingan Nama partisipan, posisi, dan detail

kontak

Isu-isu kunci (area utama dari minat dan fokus

Kontribusi potensial (apa yang para partisipan bawa kepertemuan)

Motivasi menghadiri pertemuan (apa yg bisa

diberikan pertemuan tersebut kepada partisipan)

Konsekuensi konsekuensi

jika tidak diundang

Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser TNGL)

1 Nurhadi Utomo

Ka. BalaiBesar TNGL

Pengambil kebijakan & pemangku kepentingan, informasi potensi & ancaman kawasan. Data pelaku perusakan kawasan.

memberikan informasi, menjalin kerjasama untuk penyelesaian kawasan Besitang. Rencana Strategis penyelesaian kawasan TNGL wlilayah Besitang

Projrct tidak berjalan baik, tidak ada dukungan legal & terjadi konflik lembaga

2 Ari subianto Ka. Bidang III Stabat

3 Subhan, Shut Ka. SPTN IV

Besitang

4 ? Ka. Bidang Tekinis

5 Irvan Ka. Partnership

Pemda kabupaten Langkat

6 Dinas Kehutan & Perkebunan kabupaten langkat

? Ka. Dishutbun Langkat

informasi pengelolaan lahan, kebijakan lokal tataguna hutan

memberikan informasi, Rencana Strategis penyelesaian kawasan

penyelesaian ancaman kawasan tidak terintegrasi dan

Page 13: Matriks Keadaaan Lokasi

13

TNGL wilayah Besitang menglamai hambatan

Lembaga Konservasi

7 Fauna & Flora International (FFI)

Wahdi azmi / 0816308414

SECP-Pogramme manager

Data biodiversity, kemitraan dalam program

Kolaborasi dan dukungan program.

Project tidak berjalan baik, tidak terbangunnya konstiuen di site project

Edi Simon/081375052438

Tangkahan Site Manager

pengalaman membangun konstituen

Kolaborasi dan dukungan program.

Project tidak berjalan baik, tidak terbangunnya konstiuen di site project

8 Lembaga Pariwisata Tangkahan (LPT)

Okor Sembiring Ketua harian LPT Pengalaman membangun konstituen, pengorganisasian & pendampingan masyarakat

shared learning & upaya membangun konstituen bersama

Kurangnya dukungan teknis.

9 Leuser International Foundation (LIF)

Dian,Yasra, Rivai / 081533755624 Div. Awareness

Data biodiversity, kemitraan dalam program

Kolaborasi dan dukungan program.

Project tidakberjalan baik, tidak terbangunnya konstiuen di site project

Nizar Tarigan, Bapak Siregar UPG Arasnapal

KSM/Lembaga Lokal

10 KSM GEPAL (Gerakan Masyrakat Pecinta Leuser)

Bapak Syamsul / 081370750213

Ketua umum KSM memiliki pengaruh sosial tinggi, memiliki massa, memiliki pengalaman membangun kesadaran masyarakat lain utk terlibat dalam kegiatan konservasi di areanya

membangun jaringan pengembangan desa & masyarakat, informasi keadaaan kawasan terkini, informasi kegiatan masyarakat terkait kawasan

tidak ada dukungan masyarakat dalam pelaksanaan project.

11 KSM OPEL (Organisasi Masyarakat Pecinta Leuser)

Bapak Wagimin / 081396776482

Ketua umum KSM memiliki pengaruh sosial tinggi, memiliki massa, memiliki pengalaman membangun kesadaran masyarakat lain utk terlibat dalam kegiatan konservasi di areanya

membangun jaringan pengembangan desa & masyarakat, informasi keadaaan kawasan terkini, informasi kegiatan masyarakat terkait kawasan

tidak ada dukungan masyarakat dalam pelaksanaan project.

Page 14: Matriks Keadaaan Lokasi

14

12 Lembaga Pariwisata Sekundur & Ketua BPD

Watson Tarigan / 085275525566

Ketua umum KSM memiliki pengaruh sosial tinggi, memiliki massa, memiliki pengalaman membangun kesadaran masyarakat lain utk terlibat dalam kegiatan konservasi di areanya

membangun jaringan pengembangan desa & masyarakat, informasi keadaaan kawasan terkini, informasi kegiatan masyarakat terkait kawasan

tidak ada dukungan masyarakat dalam pelaksanaan project.

13 KSM Permata Rimba Bapak Usman / 081396374211

Ketua umum KSM memiliki pengaruh sosial tinggi, memiliki massa, memiliki pengalaman membangun kesadaran masyarakat lain utk terlibat dalam kegiatan konservasi di areanya

membangun jaringan pengembangan desa & masyarakat, informasi keadaaan kawasan terkini, informasi kegiatan masyarakat terkait kawasan

tidak ada dukungan masyarakat dalam pelaksanaan project.

Tokoh Lokal

14 Desa Mekar makmur Bapak Suwito /

081362437175 Kepala Dea informasi potensi lokal, dukungan program

mendukung program, upaya membangun masyarakat desanya

tidak ada dukungan masyarakat dalam pelaksanaan project, adanya profokasi tingkat lokal

15 BPD Mekar Makmur Bapak M. Nur Ketua BPD informasi potensi lokal, dukungan program

mendukung program, upaya membangun masyarakat desanya

tidak ada dukungan masyarakat dalam pelaksanaan project, adanya profokasi tingkat lokal

16 Desa Harapan Maju Bapak Mulia

Barus Kepala Desa informasi potensi lokal, dukungan program

mendukung program, upaya membangun masyarakat desanya

tidak ada dukungan masyarakat dalam pelaksanaan project, adanya profokasi tingkat lokal

17 Desa Sekoci ? Kepala Desa informasi potensi lokal, dukungan program

mendukung program, upaya membangun masyarakat desanya

tidak ada dukungan masyarakat dalam pelaksanaan project, adanya profokasi tingkat lokal

18 Desa Halaban ? Kepala Desa informasi potensi lokal, dukungan program

mendukung program, upaya membangun masyarakat desanya

tidak ada dukungan masyarakat dalam pelaksanaan project, adanya profokasi tingkat lokal

19 Desa Bukit Mas ? Kepala Desa informasi potensi lokal, dukungan program

mendukung program, upaya membangun masyarakat desanya

tidak ada dukungan masyarakat dalam pelaksanaan project, adanya profokasi tingkat lokal

Page 15: Matriks Keadaaan Lokasi

15

Adakah rencana (atau rencana-rencana) pengelolaan/pengembangan untuk lokasi (pastikan memperoleh salinannya)? 1. Dokumen Rencana Strategis Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Tahun 2006 – 2010. (terlampir) 2. Dokumen Rencana Aksi konservasi orangutan Indonesia 2007-2017. (terlampir) 3. Dokumen Rencana Aksi konservasi gajah Indonesia 2007-2017. (terlampir) 4. Dokumen Rencana Aksi konservasi harimau Indonesia 2007-2017. (terlampir)

Pemangku kepentingan lokal manakah yang terlibat dalam pengelolaan lokasi? Bagaimana mereka terlibat? Pemangku kepentingan utama pengelolaan TNGL adalah Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Ada beberapa pemangku kepentingan lokal yang selama ini terlibat dalam pengelolaan kawasan TNGL :

1. FFI : terlibat dalam aspek pengamanan dan patroli melalui CRU (conservation Respon Unit) 2. YLI : terlibat dalam patrol melalui Unit Patroli gajah dan bidang penelitian Sekundur Langkat 3. LPT Tangkahan : pengelolaan ekowista Tangkahan 4. WCS : penanganan konflik satwa dan manusia 5. SOS-OIC : komunikasi, pendidikan dan kampaye konservasi kawasan

Persepsi Deskripsikan lokasi proyek Anda menggunakan semua kriteria dan deskripsi subyektif yang menurut Anda paling sesuai. Kawasan TNGL wilayah besitang adalah wilayah yang memiliki permasalahan sangat komplek dalam pengelolaannya. Bila proses penyelesaian ancaman-ancaman terhadap kelestarian TNGL wilayah besitang tidak dilakukan maka dapat menimbulkan krugian yang bersar bagi manusia dan mansyarkat sekiat secara langsung seperti telah terjadi banjair bandang tahun 2006 yng mengakibatkan kerugian jiwa dan materil sangat besar. Upaya pengurangan & penhentian ancaman terhadap kawasan TNGL wilayah Besitang merupakan barometer komitmen mempertahankan status TNGL sebagai warisan dunia. Konflik pal batas dengan perusaan maupun perkebunan rakyat harus segera ada penyelesaian secara hukum, sehingga permasalahan dan ancaman kawasan warisan dunia ini tidak berkepanjangan, Usaha sosialisasi dan penyadaran tentang kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) sangat penting dilakukan secara berkala dan berkelanjutan agar tidak terjadi persepsi yang berbeda dari perubahan waktu ke waktu. Upaya pemeberdayaan masyarakat lokal harus menjad agenda utama dalam penyelamatan dan penyelesaian konflik yang ada. Pelibatan masyarakat dalam kegiatan pengamanan kawasan hutan dan rehabilitasi kawasan yang dedgradasi strategi jitu di masa depan.