math modul

Upload: adetclones

Post on 10-Feb-2018

316 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Math Modul

    1/50

    1

  • 7/22/2019 Math Modul

    2/50

    2

    DAFTAR ISI

    HalamanKATA PENGANTAR ..... iDAFTAR ISI .... iiKompetensi/sub kompetensi ..... iiiPeta Bahan Ajar ..... ivBAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

    A. Latar Belakang .......... 1B. Tujuan ............. 1C. Sasaran ......................................................................................... 1D. Ruang Lingkup ............. 1

    BAB II KONSEP PENJUMLAHAN, PENGURANGAN, PERKALIAN DAN ... 2PEMBAGIANA.Pengantar .......................... .................................................... 2B.Tujuan Pembelajaran, Kompetensi, Strategi Belajar, Media Belajar 2F. Konsep Penjumlahan dan Pengurangan ........................................... 2G.Konsep Perkalian dan Pembagian ..... ............... ............ 6

    Latihan 1 ...................................................................................... 15H. Operasi Hitung Campuran . ........ 16

    Latihan 2 ...................................................................................... 16

    BAB III PEMBELAJARAN KPK DAN FPB DENGAN PENDEKATANKONTEKSTUAL ..... 17A.Tujuan Pembelajaran, Kompetensi, Strategi Belajar, Media Belajar 17E. Pembelajaran KPK .... 17F. Pembelajaran FPB ...... 20

    Latihan 3 ....................................................................................... 29

    BAB IV BILAGAN PERSEGI, KUBIK, DAN PENARIKAN AKARNYA .... 30A. Tujuan Pembelajaran, Kompetensi ................................................ 30B. Bilangan Persegi ....... 30C. Bilangan Kubik ........... 31D. Teknik Menguadratkan dan Menarik Akar ....... 32

    Latihan 4 ....... 36

    BAB V BILANGAN BULAT DAN OPERASINYA ........................................ 38A. Tujuan Pembelajaran, Kompetensi ................................................. 38B. Konsep bilangan bulat ................................................................... 38C. Operasi pada bilangan bulat ......................................................... 38

    Latihan 5....... 45

    BAB VIII PENUTUP ........ 46

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 47

    Kunci Jawaban Soal-soal Latihan ............................................................................ 48

  • 7/22/2019 Math Modul

    3/50

    3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Kurikulum 2004 atau yang dikenal sebagai kurikulum berbasis kompetensi

    mengamanatkan bahwa pembelajaran kepada siswa harus mengacu pada siswa mencapai

    kompetensi yang digariskan. Kompetensi merupakan pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai yang

    dapat ditunjukkan dalam berfikir dan bertindak oleh peserta didik di setiap saat.

    Materi bilangan Asli, Cacah, dan Bulat yang disajikan pada tulisan ini dirancang sesuai

    dengan tuntutan kurikulum agar siswa mampu mencapai kompetensi dari kenal masalah,

    paham masalah, dan trampil memecahkan soal. Untuk maksud tersebut pendekatan

    pembelajaran yang dikembangkan khususnya penawaran konsep untuk topik-topik esensial

    dimulai dari mengenal masalah, memecahkan masalah secara informal menggunakan

    kompetensi yang sudah dicapai sebelumnya, pendekatan formal secara matematis, dan

    diakhiri dengan pembinaan ketrampilan.

    B. TUJUAN

    Modul ini ditulis untuk para peserta Diklat Matematika Sekolah Dasar dengan tujuan setelah

    mengikuti diklat ini dapat:

    1. Memperoleh pengetahuan secara konkrit materi-materi esensial bilangan asli, cacah, dan

    bulat di Sekolah Dasar.

    2. Memperoleh alternatif pendekatan pembelajaran yang tepat termasuk alat peraga dan

    media pembelajaran yang diperlukan.

    3. Memperoleh wawasan keilmuan mengenai materi metode dan strategi pembelajaran

    bilangan asli, cacah, dan bulat di Sekolah Dasar

    4. Menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki kepada siswa di sekolahnya.

    5. Mengimbaskan pengetahuan yang diperolehnya kepada rekan seprofesi.

    C. SASARAN

    Sasaran pengguna modul ini adalah guru SD peserta diklat pasca Uji Kompetensi Awal(UKA)

    D. RUANG LINGKUP

    Pokok-pokok materi yang dibahas melalui modul ini meliputi:

    1. Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian, dan pembagian

    2. KPK dan FPB

    3. Bilangan kuadrat, kubik, dan penarikan akarnya

    4. Bilangan Bulat dan operasinya.

  • 7/22/2019 Math Modul

    4/50

    4

    BAB II

    KONSEP PENJUMLAHAN, PENGURANGAN, PERKALIAN, DAN PEMBAGIAN

    A. PENGANTAR

    Menurut Psikologi Bruner (Bruner, 1967: 124) pembelajaran akan lebih bermakna dan

    lebih cepat mencapai tujuan jika dimulai dari tahapan konkret (enactive) yakni menggunakan

    obyek sesungguhnya, kemudian semi konkret (econic) yakni obyeknya diganti gambar, dan

    terakhir abstrak (symbolic) yakni sajiannya hanya dalam bentuk lambang/simbol yang hanya

    berupa huruf-huruf saja atau angka-angka saja. Menurut Bruner jika siswa mengalami

    pembelajaran matematika untuk setiap topiknya dengan perlakuan seperti ketiga tahapan

    tersebut, maka siswa akan mampu mengembangkan pengetahuannya jauh melampaui apa

    yang pernah mereka terima dari gurunya.

    Sajian Diklat untuk materi Bilangan Asli, Cacah, dan Bulat (ACB) ini dirancang mulai

    dari tahapan kedua yakni semi konkret(econic) dan kemudian abstraknya/bentuk symbolicnya

    yang hanya berupa huruf-huruf saja dan angka-angka saja. Tahapan kongkritnya langsung

    diperagakan saat tatap muka. Harapannya peserta Diklat dapat membayangkan tingkat

    kesuksesannya jika hal itu diterapkan di lapangan/sekolah masing-masing.

    B. TUJUAN PEMBELAJARAN

    Peserta diklat dapat memperagakan konsep penjumlahan, pengurangan, perkalian, danpembagianyang mampu dicerna peserta didik kelas rendah sebagai bekal untuk mengembangkan

    pengetahuan dan kompetensinya di kelas-kelas berikutnya hingga jenjang yang lebih tinggi.

    C. KOMPETENSIPeserta diklat menguasai kompetensi pedagogik pembelajaran bilangan asli, cacah, bulat

    dan operasinya.

    D. STRATEGI BELAJAR

    Fasilitator menunjukkan garis besar isi modul, pemecahan masalah yang dikemukakan

    pada modul, dan meminta tanggapan peserta diklat. Peserta diklat menyimak, menyampaikanpendapat/gagasan, dan menanggapi pendapat pihak lain.

    E. MEDIA BELAJAR

    Bahan Ajar (Modul), Bahan Tayang, dan Alat Peraga (bila diperlukan).

    F.KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

    1. Penjumlahan

    Untuk peserta didik kelas rendah (SD Kelas I, II, III) pengertian/konsep yang dapat

    diterima dengan jelas adalahpenjumlahansama dengan penggabungan 2 kumpulan benda

  • 7/22/2019 Math Modul

    5/50

    5

    menjadi 1 kumpulan benda (Marsudi Raharjo, 2007: Laporan Hasil Praktek Konsultansi di

    SD Ngijon 1, Seyegan Sleman 2004 s.d 2007). Dari peragaan melalui beberapa gambar

    siswa kelas rendah dapat melihat suatu pola/kecenderungan tertentu sehingga dapatmenyimpulkan sendiri di alam pikirannya bahwa ditambah = digabung dan akibat dari

    ditambah adalah hasilnya akan menjadi lebih banyak.

    Tahap kongkret/enactivepada penjumlahan.

    Contoh : 3 + 5 = ...

    Misalnya kita menggunakan tutup botol sebagai alat peraga.

    Langkah-langkahnya sebagai berikut:

    1. Tunjukkan ada 1 kelompok isinya 3 tutup botol

    2.

    Tunjukkan lagi ada 1 kelompok lainnya yang berisi 5 tutup botol3. Tanyakan ke siswa jika kedua kelompok itu digabung hasilnya ada berapa tutup

    botol? Ayo coba berapa hasilnya?

    4. Tanyakan ke siswa siapa yang dapat menunjukkan bagaimana cara menggabungkan

    keduanya (kedua kelompok itu)

    5. Ajak siswa lainya mengamati bentuk gabungannya.

    6. Guru: Mengucapkan sambil menuliskannya di papan tulis bahwa 3 ditambah dengan

    5 hasilnya sama dengan 8 artinya bentuk yang kita tulis 3 + 5 = 8.

    7. Guru: memberikan 2 atau 3 soal sejenis lagi dengan kata kunci digabung sehingga

    secara kongkret sebanyak 3 hingga 4 contoh soal tersebut sudah cukup representatif

    dalam memberikan gambaran kepada siswa secara kongkret arti penjumlahan.

    Tahap semi kongkret/econic pada penjumlahan diawali dengan soal cerita yang kemudian

    disajikan dalam bentuk gambar.

    Contoh

    Gambar berikut berasal dari soal cerita yang berbunyi :

    1. ayam Ali 4 ekor 2. Cahya memetik jambu ... buah

    ayam Budi 2 ekor memetik lagi ... buah

    ayam Ali digabung dengan ayam Budi berapa jambu Cahya sekarang?

    berapa Ayam mereka sekarang?.

    Soal seperti di atas bagi siswa SD kelas I jelas sulit untuk dipahami karena ada 4 kalimat.

    Akan sangat lain keadaannya jika sajian soal cerita itu diujudkan dalam bentuk gambar

    yang sajian medianya dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS adalah media

    pembelajaran tertulis yang memuat ciri-ciri konsep, sementara Lembar Tugas Siswa (LTS)

    adalah media pembelajaran tertulis yang sudah tidak memuat lagi ciri-ciri konsep. Ciri-ciri

    konsep sudah diperoleh siswa saat kegiatan kongkret (enactive) dan semi kongkret(econic)

    (Elly Estiningsih:1994, 17). Soal nomor 2 bahkan banyaknya jambu tidak diketahui, namun

  • 7/22/2019 Math Modul

    6/50

    6

    karena sajiannya dalam bentuk gambar siswa ternyata tetap dapat menyelesaikan soal yang

    dimaksud. Berikut adalah contoh bentuk LKS yang dimaksud.

    Jika kedua nomor soal tersebut dilanjutkan hingga 10 nomor dengan aneka macam kata

    kunci (Modul Bermutu 2009: Soal Cerita Penjumlahan dan Pengurangan halaman 17 19

    dan lampiran halaman 67 68) hasilnya 68 % siswa kelas I (yang baru masuk sekolah 2

    bulan) mendapat nilai maksimal 10; 27 % mendapat nilai 9; dan hanya 5 % saja yang

    mendapat nilai 5 asal LKS yang setiap nomor memuat gambar-gambar diberikan pada

    setiap siswa dan kelimat-kalimatnya dibacakan oleh gurunya.

    Tahap terakhir abstrak/symbolic adalah tahapan pembelajaran yang bentuk soal-soalnya

    hanya berupa kalimat tanpa gambar. Kalimat-kalimatnya hanya ditulis dalam bentuk huruf-

    huruf dan angka-angka saja, dan Lembar Tugas Siswa (LTS) nya diberikan ke setiap siswadan kalimat-kalimatnya dibacakan oleh gurunya. Hasilnya cukup fantastis persentase siswa

    yang mendapat nilai 10 bertambah menjadi 77 % siswa mendapat nilai maksimal 10.

    Sisanya 9 % siswa mendapat nilai 8; dan 4,5 % siswa masing-masing mendapat nilai 9, 7,

    dan 6 dengan tak seorang siswapun mendapat nilai di bawah 5.

    2. Pengurangan

    Untuk peserta didik kelas rendah (SD Kelas I, II, III),pengertian dari pengurangan yang

    dapat mereka terima dengan baik secara kongkret/enactive melalui peragaan adalah

    ayam Ali

    digabungdengan

    berapa

    1

    ayam mereka sekarang?ayam Budi

    + = 4

    2

    Cahya memetik jambu jambu Cahya sekarang

    berapamemetiklagi

    + =

  • 7/22/2019 Math Modul

    7/50

    7

    pengambilan sebagian dari sejumlah obyek (Marsudi Raharjo, 2009: Modul Bermutu

    Pembelajaran Operasi hitung Perkalian dan Pembagian Bilangan Cacah di SD). Dalam

    bentuk kegiatan bermain peran kata-kata kunci yang nyaman digunakan adalah : diminta,dipinjam, dan diberikan kepada. Hasil pengurangannya adalah sisa obyek yang tidak

    terambil. Sehingga dalam bentuk gambar (semi kongkret/enactive) sisa yang diperagakan

    harus memperlihatkan bahwa bekas dari obyek terkena proses pengambilan adalah kosong.

    Agar makna pengurangan ini cepat ditangkap siswa, sajian soal ceritanya seperti yang

    digambarkan pada LKS berikut ini.

    Jika kedua nomor soal tersebut dilanjutkan hingga 10 nomor soal dengan aneka macam

    kata kunci (Marsudi Raharjo, 2009: 17 19 dan 67 68) hasilnya 41% siswa kelas I (yang

    baru masuk sekolah 2 bulan) mendapat nilai maksimal 10, sementara siswa lainnya 29 %

    siswa mendapat nilai 9; 6 % siswa mendapat nilai 8; 11,8 % siswa mendapat nilai 7; dan 6

    % siswa mendapat nilai 6. Syaratnya tentu saja asal lembar kerjanya diberikan pada setiap

    siswa dan kelimat-kalimatnya dibacakan oleh gurunya.

    Tahap terakhir abstrak/symbolic adalah tahapan pembelajaran yang bentuk soal-soalnya

    hanya berupa kalimat tanpa gambar hanya ditulis dalam bentuk huruf-huruf dan angka-

    angka saja, asal Lembar Tugas Siswa (LTS) nya diberikan ke setiap siswa dan kalimat-

    kalimatnya dibacakan oleh gurunya. Hasilnya juga cukup fantastis ternyata 17 dari 22 siswa

    (41 %) mendapat nilai maksimal 10; 35 % mendapat nilai 9; 6 % mendapat nilai 7; dan

    12% mendapat nilai 6 dengan tak satupun siswa memperoleh skor di bawah 6.

    di piring ada jambujambu yang masih

    ada di piring

    =

    berapa

    diambil

    1

    2

    dijual

    Budi punya kambing kambing Budi sekarang

    berapa

    =

  • 7/22/2019 Math Modul

    8/50

    8

    G.PERKALIAN DAN PEMBAGIAN

    1. Perkalian

    Untuk perkalian, pengalaman dengan anak sendiri yang sedang duduk di SD kelas II tahunajaran 2007/2008 anak lebih cepat menghapal perkalian dasar bila teknik yang kita gunakan

    bersifat kontekstual. Contohnya antara lain adalah:

    Perkalian dengan 1 obyek kontekstualnya kepala 1 orang = 1 kepala

    Perkalian dengan 2 obyek kontekstualnya sepeda 1 sepeda motor = 2 roda

    Perkalian dengan 3 obyek kontekstualnya becak 1 becak = 3 roda

    Perkalian dengan 4 obyek kontekstualnya kambing 1 kambing = 4 kaki

    Perkalian dengan 5 obyek kontekstualnya tangan 1 tangan = 5 jari

    Perkalian dengan 6 obyek kontekstualnya daun singkong

    1 daun singkong = 5 jariPerkalian dengan 7 obyek kontekstualnya minggu 1 minggu = 7 hari

    Perkalian dengan 8 obyek kontekstualnya windu 1 windu = 8 tahun.

    Ada penjelasan dari fasilitator (atau gambar) bahwa,

    Kepala orang ada 1 ....

    Roda sepeda ada 2 ....

    Roda becak ada 3 ....

    Kaki Kambing ada 4 ....

    Jari tangan orang ada 5 ....

    Daun singkong ada 6 ....

    Satu minggu ada 7 ....

    Satu windu ada 8 ....

    Setelah obyek kontekstualnya dikenalkan langsung ditindak lanjuti dengan bentuk perkalian

    yang bersesuaian. Sebagai contoh misalnya untuk perkalian dengan bilangan 4, anak kita beri

    pertanyaan:

    1 kambing kakinya berapa? dijawab 4

    2 kambing kakinya berapa? dijawab 8

    3 kambing kakinya berapa? dijawab 12

    4 kambing kakinya berapa? dijawab 16

    5 kambing kakinya berapa? dijawab 20, dan seterusnya hingga 10 kambing

    10 kambing kakinya berapa? dijawab 40.

    Kita sebagai guru mengusahakan agar pertanyaan di atas diulang-ulang hingga 3 kali. Jika

    ingin siswa lebih cepat hapal, guru menuliskan di papan tulis dan siswa diminta mencatatnya.

    1kambing kakinya = 4 1 4 = 42kambing kakinya = 8 2 4 = 83kambing kakinya = 12 3 4 = 12

  • 7/22/2019 Math Modul

    9/50

    9

    4kambing kakinya = 16 4 4 = 165kambing kakinya = 20 5 4 = 206kambing kakinya = 24 6 4 = 247kambing kakinya = 28 7 4 = 288kambing kakinya = 32 8 4 = 329kambing kakinya = 36 9 4 = 3610kambing kakinya = 40 10 4 = 40.

    Teknik seperti di atas berlaku untuk perkalian-perkalian dasar lainnya. Jika susah mencari

    obyek kontekstualnya misal perkalian dengan 6, 8, dan 9 langsung ditulis bentuk perkaliannya

    saja kemudian siswa diminta untuk menghapalkan.

    Pembagian panjang bersifat lanjut, jadi sudah bukan merupakan pembagian dasar lagi.

    Pembagian panjang adalah pembagian yang tak dapat diperoleh langsung dari hafalan perkalian

    dua bilangan 1 angka.

    2.Pembagian

    2.1 Pembagian Dasar

    Untuk pembagian dasar (pembagian yang terkait dengan perkalian 2 bilangan 1 angka),

    strategi pembelajaran pertama yang diberikan adalah seperti berikut. Disediakan 6 buah sedotan

    minuman. Siswa diminta membagi 6 buah sedotan itu rata/sama banyak kepada 2 orang teman

    sekelasnya. Mereka bebas membaginya dengan cara masing-masing.

    Dari pengalaman, siswa dapat melakukan pembagiannya dalam 3 (tiga) cara, yakni

    Cara 1:

    Langsung dibagikan kepada 2 orang temannya sama rata masing-masing sebanyak 3 buah

    sedotan. Guru menanyakan ke semua siswa masing-masing teman menerima berapa?, dijawab

    3 (tiga). Guru menegaskan sambil menuliskannya di papan tulis itu berarti bahwa 6 dibagi

    rata pada 2 orang hasilnya sama dengan 3, ditulis

    6 : 2 = 3.

    Cara 2:

    Diberikan satu demi satu sampai habis secara bergantian pada 2 orang temannya. Ternyata

    masing-masing menerima sebanyak 3 buah sedotan. Guru menegaskan sambil menuliskannya

    di papan tulis itu berarti bahwa 6 dibagi rata pada 2 orang hasilnya sama dengan 3, ditulis

    6 : 2 = 3.

    Cara 3:

    Diberikan terlebih dahulu dua-dua pada 2 orang temannya. Ternyata masih tersisa 2 buah

    sedotan. Maka langkah selanjutnya pasti 2 buah sedotan sisanya dibagi rata kepada kedua

    orang temannya itu. Akhirnya tampak bahwa masing-masing teman mendapat 3 buah sedotan.

    Guru menegaskan sambil menuliskannya di papan tulis itu berarti bahwa 6 dibagi rata pada 2

    orang hasilnya sama dengan 3, ditulis

    6 : 2 = 3.

  • 7/22/2019 Math Modul

    10/50

    10

    Catatan

    Untuk diketahui bahwa dalam kehidupan sehari-hari ketiga cara di atas semua benar, tetapisecara matematika ketiga cara di atas salah. Secara matematika aturan pembagian yang benar

    untuk 6 : 2 = ... adalah karena dibagi rata pada 2 orang, maka setiap kali mengambil sebanyak

    2 sedotan. Kedua sedotan pada setiap kali mengambil itu kemudian dibagi rata (sama banyak)

    kepada kedua orang penerima hingga pengambilannya habis. Hasil baginya adalah sejumlah

    sedotan yang diterima oleh kedua orang penerima. Berikut adalah contoh peragaannya jika 6

    buah bolpoin dibagi rata (sama banyak) kepada 2 orang yaitu Ali dan Budi.

    Perhatikan bahwa semula (sebelum dibagi rata/sama banyak kepada Ali dan Budi) terdapat

    kumpulan bolpoin sebanyak 6 buah. Pengambilan ke-1 (pertama) sebanyak 2 buah kemudian

    dibagi rata pada Ali dan Budi masing-masing akan menerima 1 buah. Pengambilan ke-2

    sebanyak 2 buah kemudian dibagi rata masing-masing akan menerima 2 buah dan pengambilanke-3 sebanyak 2 buah kemudian dibagi rata masing-masing akan menerima 3 buah. Ternyata

    hingga pengambilan terakhir (ke-3) dan kemudian dibagi rata, masing-masing penerima (Ali

    dan Budi) akan menerima bolpoin sebanyak 3. Hal itu berarti bahwa

    6 : 2 = 3.

    Catatan

    1. Secara formal matematika pembagian 6 : 2 = ... yang didefinisikan adalah ada berapa kali

    pengambilan dua-dua (2 an) sampai habis pada bilangan 6? Jawabanya adalah 3.

    Hasil akhir = 3.Maka 6 : 2 = 3.

    Ali Budi Ali Budi Ali Budi Ali Budi

    Pengambilan ISemula Pengambilan II Pengambilan III

  • 7/22/2019 Math Modul

    11/50

    11

    Karena ada 3 kali pengambilan 2 an sampai habis pada bilangan 6, maka berarti

    6 : 2 = 3.

    2. Definisi selengkapnya untuk pembagian a : b = c adalah a : b = c a = b c .Sehingga pengertian 6 : 2 = ... artinya adalah ada berapa kali pengambilan sebanyak 2an

    pada bilangan 6 tanpa tampak adanya proses membagi sama sekali tidak dapat diterima

    oleh siswa SD kelas II semester 2.

    3. Setelah aturan (definisi) pembagian pada catatan nomor 2 di atas diganti dengan nomor 1

    ternyata dapat diterima/dipahami oleh mayoritas siswa di kelas II/2 SD Ngijon 1, Seyegan,

    Sleman, D.I Yogyakarta. Itulah alasannya mengapa definisi pembagian yang seharusnya

    seperti nomor 2 diganti menjadi definisi pembagian seperti nomor 1 dengan tanpa

    mengubah makna definisi pembagian yang seharusnya seperti nomor 2.

    2.1 Pembagian Lanjut

    Pembagian lanjut (pembagian panjang dengan cara bersusun) ialah pembagian yang tidak

    berhubungan langsung dengan perkalian dasar (perkalian 2 bilangan 1 angka.). Untuk

    pembagian panjang lambang yang umum digunakan adalah . Bilangan yang dibagi

    diletakkan di dalam tanda itu, bilangan pembaginya diletakkan disebelah kirinya, dan bilangan

    hasil baginya diletakkan di bagian atasnya. Sebagai contoh misalnya kita akan mencari hasil

    bagi dari 72 : 3 = , kita tulis 3 7 2 . Berikut adalah langkah-langkah peragaan dan proses

    penulisannya (peragaan dan proses penulisan harus seiring). Pembagian dimulai dari bagian

    yang terbesar. Misalnya kalau bilangan yang dibagi berupa bilangan ratusan, maka yang dibagi

    dimulai dari bagian ratusan, sesudah itu baru bagian puluhan danterakhir bagian satuan.Jika

    yang dibagi bilangan puluhan, maka yang dibagi mulai dari bagian puluhan barulah bagian

    satuannya.

  • 7/22/2019 Math Modul

    12/50

    12

    Contoh: Tentukan hasil pembagian 72 : 3 =

    Proses peragaan dan penulisannya adalah seperti berikut.

    72 : 3 artinya ada satu kelompok isinya 72 dibagirata pada 3 kotak, masing-masing kotak mendapatberapa?

    Karena dibagi 3 maka yang 7 puluhan kita ambiltiga-tiga dengan setiap kali pengam-bilan tigaandibagi rata ke seluruh kelompok

    Terakhir sisanya 1 puluhan dan 2 satuan. Sisa 1puluhan itu dapat dibagi 3 jika ikatan puluhannyadilepas sehingga menjadi satuan.

    2.

    No Proses Peragaan Proses Penulisan

    1.

    . . .3 7 2

    Ikatan puluhan iniharus dilepassehingga menjadisatuan

    2 . .3 7 2

    yg terbagi 6

    sisa 1

  • 7/22/2019 Math Modul

    13/50

    13

    Setelah yang puluhan dilepas ikatannya akan menjadisatuan. Gabungkan dengan satuan sebelumnyasehingga semuanya menjadi 12, ambil tiga-tiga danbagi rata ke masing-masing anggota kelompok sampaihabis.

    No Proses Peragaan Proses Penulisan

    2 . .3 7 2

    yg terbagi 6

    sisa 1 2

    3.

  • 7/22/2019 Math Modul

    14/50

    14

    Dengan peragaan tersebut, kerangka berpikir dalam pengoperasionalnya adalah sebagaiberikut.

    Langkah 172 dibagi 3, kita mulai dari kumpulan yang besar yaitupuluhan.

    Puluhannya ada 7 dibagi pada 3 orang, maka hasilbaginya 2 ikat puluhan dan sisanya 1 ikat puluhan

    Kita tulis hasil baginya 2 ikat di tempat hasil bagipuluhan, dan sisanya 1 ikat puluhan diletakkan lurusdengan puluhan.

    Langkah 2Karena puluhan yang dibagi sebanyak 7 dan sisapembagiannya 1, berapa ikat puluhan yang terbagi?

    Jawabannya tentu yang terbagi = 6 ikat puluhan, dan kitatulis 6 di tempatnya yang lurus dengan tempat puluhan.

    Hingga langkah ini berarti urusan dengan puluhanselesai.

    Langkah 3

    No Proses Peragaan Proses Penulisan

    2 43 7 2

    yg terbagi 6

    sisa 1 2yg terbagi 1 2

    sisa akhir 0Artinya :

    72 : 3 = 24.

    4.

    Sat

    7 23

    Pul

    2

    Sisa

    yg terbagi

    1

    Pembagi Bil yg dibagi

    Sat

    7 23

    Pul

    2 Hasil bagi

    Sat

    7 23

    Pul

    2

    Sisa

    yg terbagi

    1

    6

    Urusandg pul

    Sat

    7 23

    Pul

    2

  • 7/22/2019 Math Modul

    15/50

    15

    Urusan kita berikutnya adalah dengan satuan.Puluhan yang tersisa 1 ikat itu kita jadikan satuan,bagaimana caranya?

    Caranya tentu kita lepas 1 ikat puluhan sisa itu, setelahdilepas menjadi berapa satuan?

    Jawabannya tentu menjadi 10 satuan + satuan yang sudahada sebelumnya hingga satuan seluruhnya ada 12.Selanjutnya kita tulis 12 itu pada baris berikutnya.

    Langkah 4

    Ternyata satuan 12 itu sama dengan kalau kitamenurunkan bilangan 2 dari atas.

    Nah selanjutnya satuan sebanyak 12 ini kita bagi pada 3orang. Masing-masing orang mendapat berapa dansisanya berapa?

    Langkah 5

    Jawabannya pertanyaan tadi tentu masing-masing orangmendapat 4 satuan (letakkan di kolom satuan pada hasilbagi) dan sisanya nol.

    Karena sisanya 0 (nol), berarti yang terbagi adalahsemuanya, yaitu semua dari 12 satuan.

    Jadi 72 : 3 = 24.

    Contoh 2Diskripsikan penggunaan alat peraga pada pembagian bilangan 504 dibagi kepada 12 orang.Berapakah hasil baginya?

    Jawab

    Sat

    7 23

    Pul

    2

    1Sisa

    6yg terbagi

    1 2

    Sat

    7 23

    Pul

    2 4

    1

    6yg terbagi

    1 2

    Sisa 0

    1 2

    Urusandg pul

    Urusandg sat

    Sisa

    yg terbagi

  • 7/22/2019 Math Modul

    16/50

    16

    Langkah 1

    Urusan pembagian kita urut dari yang terbesar yaitupertama dari ratusan, kedua baru puluhan, dan terakhirsatuan.

    Ratusannya 5 dibagi pada 12 orang, maka hasil baginya 0,sisanya 5, sehingga yang terbagi sebanyak 0 ikat ratusan.Kita tulis 0 di hasil bagi ratusan,

    5 di sisa ratusan, dan0 di tempat yang terbagi.

    Dengan demikian hingga langkah ini urusan pembagiankita dengan ratusan selesai.

    Langkah 2

    Urusan pembagian kita selanjutnya adalah dengan ikatanpuluhan. Untuk itu sisa ikatan ratusan seba-nyak 5 kitajadikan puluhan dengan cara melepas ikatannya.

    Ada berapa ikat puluhan setelah ikatan ratusannyadilepas? Jawabnya tentu menjadi 50 ikat puluhan.

    Jika ikatan puluhan sebanyak 50 itu kita tambah denganpuluhan yang sudah ada sebelumnya (yakni nol puluhan)

    maka semuanya tetap 50 puluhan.Sama dengan kalau 0 nya diturunkan.

    Langkah 3

    Urusan kita sekarang pada ikatan puluhan.

    Ikatan puluhan sebanyak 50 itu jika kita bagi rata pada 12orang, maka masing-masing orang akan mendapat 4 ikat,sisanya 2 ikat sehingga yang terbagi ada 48 ikat(puluhan).Hingga langkah ini urusan pembagian kita pada puluhanselesai.

    5 0 4

    RatPul

    Sat

    0 4

    Sisa

    yg terbagi 0

    5 0 (ikat pul)

    4 8

    2 (ikat pul)Sisa

    yg terbagi

    1 2

    RatPul

    Sat

    0

    0

    5 0 (ikat pul)

    5 0 41 2

    Sisa

    yg terbagi

    5 01 2 4

    RatPul

    Sat

    0

    0

    5 (ikat ratusan)

    Urusandg rat

    Sisa

    yg terbagi

  • 7/22/2019 Math Modul

    17/50

    17

    Langkah 4

    Urusan pembagian kita yang terakhir adalah dengansatuan.

    Untuk itu sisa ikatan puluhan sebanyak 2 ikat tadi kitalepas ikatannya sehingga menjadi satuan. Menjadi berapasatuan?. Jawabnya tentu 20 satuan.Dan bagaimana setelah dijadikan satuan kemudian

    ditambah dengan satuan yang sudah ada sebelmnya, yaitu4?Jawabnya tentu = 20 sat + 4 sat = 24 satuan, sama dengankalau 4 nya diturunkan.

    Langkah 5

    Satuan sebanyak 24 ini kemudian kita bagi rata pada 12orang. Ternyata hasil banginya 2, dan sisanya 0. Berartiyang terbagi semuanya yakni 24.Kita tulis 2 di tempat hasil bagi (atas)0 sisanya (di sisa tempat terbawah)24 di tempat yang terbagi.Hasil baginya tertulis 042 = 42.

    Jadi 504 : 12 = 42.

    Latihan 1

    1. Tentukan bilangan pada titik-titik isian di bawah ini1) 32 : 4 = 5) : 8 = 3 9) 35 : = 72) 36 : 9 = 6) : 5 = 6 10) 30 : = 53) 45 : 5 = 7) : 7 = 4 11) 27 : = 94) 40 : 8 = 8) : 9 = 3 12) 24 : = 6.

    2.Hitunglah hasil bagi pada masing-masing pembagian berikut dengan teknik susun ke bawah

    (ikat sat)

    5 0 4

    RatPul

    Sat

    0 4

    Sisa

    yg terbagi 0

    5 0 (ikat pul)

    4 8

    2Sisa

    yg terbagi

    4

    1 2

    5 0 4

    RatPul

    Sat

    0 4 2

    0

    5 0

    4 8

    2 4

    2 4

    0Sisa

    yg terbagi

    1 2

    Sisa

    yg terbagi

    Urusandg rat

    Urusandg pul

    Urusandg sat

  • 7/22/2019 Math Modul

    18/50

    18

    1) 528 : 4 = 2) 832 : 4 = 3) 5.838 : 7 = 4) 1.848 : 12 = 5) 2.912 : 14 =

    H.OPERASI HITUNG CAMPURAN

    Operasi hitung campuran adalah operasi hitung yang melibatkan lebih dari satu macamoperasi dalam suatu perhitungan (Wirasto, 1993: 54). Dalam suatu soal hitungan yangmenjadi prioritas untuk dihitung terlebih dahulu adalah bilangan-bilangan yang ada di dalamtanda kurung. Nah yang menjadi masalah adalah jika dalam soal operasi hitung campuran itutidak ada tanda kurung, bagaimana aturan perhitungannya?. Untuk meng-hindari kesimpangsiuran dalam penafsiran khususnya kalau dalam soal itu tidak ada tanda kurungnya, secara

    internasional (dibuktikan menggunakan kalkulator bertanda Scientific) diberikan definisi(kesepakatan) sebagai berikut.

    1. Tambah dan kurang sama kuat (mana yang lebih kiri dikerjakan terlebih dahulu).2. Kali dan bagi sama kuat (mana yang lebih kiri dikerjakan terlebih dahulu).3. Kali dan bagi lebih kuat dari tambah dan kurang.

    Contoh

    Hitunglah 48 : 3 2 + 24 4 : 2 5 =

    Jawab

    Berdasarkan aturan operasi hitung campuran di atas dan teknik penulisan yang nyaman untuk

    difahami siswa, teknik penulisan dan pengerjaannya adalah seperti berikut.

    Ruas kiri = 48 : 3 2 + 24 4 : 2 5

    = 16 2 + 96 : 2 5

    = 32 + 48 5

    = 80 5

    = 75.

    Latihan 2

    Hitunglah!

    1. 5 4 : 2 + 12 : 2 3 =

    2. 7 4 : 2 + 18 : 3 2 =

    3. 24 : 2 3 2 3 : 2 =

    4. 45 : 5 3 6 3 : 2 + 10 =

    5. 7 4 : 2 + 18 : 2 3 6 =

    BAB III

  • 7/22/2019 Math Modul

    19/50

    19

    PEMBELAJARAN KPK DAN FPB

    DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

    A. TUJUAN PEMBELAJARAN

    Peserta diklat dapat memberikan contoh pembelajaran Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

    dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dimulai dari pendekatan kontekstual, formal, pembinaan

    ketrampilan, dan mampu menggunakannya dalam pemecahan masalah

    B. KOMPETENSI

    Peserta diklat menguasai kompetensi pedagogik pembelajaran Kelipatan Persekutuan Terkecil

    (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari 2 (dua) atau 3(tiga) bilangan.

    C.

    STRATEGI BELAJARFasilitator menunjukkan garis besar isi modul, pemecahan masalah yang dikemukakan pada

    modul, dan meminta tanggapan peserta diklat. Peserta diklat menyimak, menyampaikan

    pendapat/gagasan, dan menanggapi pendapat pihak lain.

    D. MEDIA BELAJAR

    Bahan Ajar (Modul), Bahan Tayang, dan Alat Peraga (bila diperlukan).

    E. PEMBELAJARAN KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil)

    1.Pendekatan kontekstual untuk KPK.a. Soal tentang lampu kedip

    Misalkan terdapat sebuah lampu berwarna merah dan sebuah lampu lagi berwarna kuning.

    Lampu merah berkedip setiap 2 detik sedangkan lampu kuning berkedip setiap 3 detik.

    Jika kedua lampu dinyalakan bersama-sama

    1) pada detik ke berapa saja kedua lampu berkedip secara bersamaan.

    2) pada detik ke berapa kedua lampu untuk pertama kalinya berkedip bersama.

    b. Fasilitas yang perlu disiapkan guru

    Fasilitas yang perlu disiapkan berupa lembar kerja (LK) dalam bentuk tabel seperti berikut

    Lampu Berkedip pada detik ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    Merah

    Kuning

    c. Aktifitas siswa.

    Bekerja kelompok mengisi LK tersebut dengan tanda-tanda centang () pada kolom-

    kolom yang disediakan.

    Hasil kerja kelompok yang diharapkan adalah:

  • 7/22/2019 Math Modul

    20/50

    20

    Lampu Berkedip pada detik ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    Merah

    Kuning

    Dari tabel dapat dilihat bahwa

    1) kedua lampu akan berkedip bersama-sama pada detik ke 6, 12, 18, dan seterusnya.

    2) kedua bola lampu berkedip bersama pertama kalinya pada detik ke-6.

    Maka KPK dari 2 dan 3 hasilnya = 6. Ditulis KPK(2,3) = 6.

    d. Peran guru sebagai fasilitator.

    Menyiapkan soal, menyiapkan LK, mengawasi kerja kelompok, memberikan

    klarifikasi/kejelasan tentang jawaban mana yang benar/paling benar.

    2.KPK secara matematis (oleh guru).Soal:

    Berapakah kelipatan persekutuan dari bilangan 2 dan 3?Berapakah kelipatan persekutuan yang terkecil (KPK) dari bilangan 2 dan 3?

    Jawab:

    Kelipatan 2 2, 4, 6 , 8, 10, 12 , 14, 16, 18 , 20, 22, 24 ,

    Kelipatan 3 3, 6 , 9, 12 , 15, 18 , 21, 24 , 27,

    Kelipatan persekutuan dari 2 dan 3 adalah6, 12, 18, 24,

    terkecilMaka KPK (2, 3) = 6.

    3.Pemberian soal-soal lain untuk KPK (oleh guru).Soal:

    Tentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari bilangan-bilangan berikut

    a. 4 dan 6

    b. 10 dan 15

    c. 15 dan 20

    d. 5 dan 10

    e. 25 dan 50

    Jawaban yang diharapkan adalah:

    a. kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 adalah 12, 24, 36, 48,

    sehingga KPK (4, 6) = 12.

    b. kelipatan persekutuan dari 10 dan 15 adalah 30, 60, 90,

  • 7/22/2019 Math Modul

    21/50

  • 7/22/2019 Math Modul

    22/50

    22

    a. Soal tentang membagi sama banyak kepada beberapa orang

    Misalkan ada 12 jambu dan 18 rambutan. Jambu dan rambutan sebanyak itu akan dibagi

    rata (sama banyak) kepada beberapa orang.

    Pertanyaan:

    1) Yang memungkinkan jambu dan rambutan itu dapat dibagi sama banyak kepada berapa

    orang?

    (1 orang, 2 orang, 3 orang, 4 orang, 5 orang, 6 orang, dan lain-lain).

    2) Dari hasil-hasil penyelidikan tersebut, paling banyak kepada berapa orang jambu dan

    rambutan itu dapat dibagi secara merata (sama banyak).

    3) Adakah cara yang paling singkat untuk memperoleh jawaban yang ditanyakan pada

    pertanyaan b?

    b. Fasilitas yang pelru disiapkan.

    Untuk siswa setiap kelompok harus menyediakan kerikil-kerikil sesuai dengan warna

    dan jumlah yang dimaksud, sedangkan guru mempersiapkan LK berupa isian tentang

    kemungkinan-kemungkinan tentang kedua kelompok kerikil itu dapat dibagi sama

    banyak kepada 2 orang, 3 orang, 4 orang, 6 orang dan 8 orang seperi berikut.

    2 orang A dan B 3 orang A, B, dan C 4 orangjambu ramb Jambu ramb jambu ramb

    AB

    ABC

    ABCD

    6 orang 8 orangjambu rambutan Jambu rambutan

    ABC

    DEF

    ABC

    DEFGH

    Ada sisa/tidakAda sisa/tidak Ada sisa/tidak

    Ada sisa/tidakAda sisa/tidak

  • 7/22/2019 Math Modul

    23/50

    23

    c. Bentuk kegiatanSiswa secara berkelompok mengerjakan lembar kerja, guru mengawasi kegiatan siswa

    dan terakhir memberikan klarifikasi tentang jawaban yang benar. Jawaban yang

    diharapkan.

    2 orang A dan B 3 orang A, B, dan C 4 orangJambu

    12Ramb

    18Jamb

    12Ramb

    18Jamb

    12Ramb

    18AB

    66

    99

    ABC

    444

    666

    ABCD

    3333

    4444

    6 orang 8 orangjamb

    12ramb

    18jamb

    12ramb

    18ABCDE

    F

    22222

    2

    33333

    3

    ABCDE

    FGH

    11111

    111

    22222

    222

    sisa sisa 4 sisa 2

    Kesimpulan:

    Maksimal 12 jambu dan 18 rambutan dapat dibagi rata (sama banyak) pada 6 orang.

    Maka FPB(12,18) = 6.

    Guru kemudian menanyakan, adakah cara yang lebih cepat untuk memperoleh jawabantersebut, yakni jambu dan rambutan itu dapat dibagi rata (sama banyak) kepada maksimal

    6 orang?

    Jawabannya: Ada (oleh guru)

    Yaitu FPB (12, 18) = 6, barulah membahas FPB secara matematika.

    2.Pembahasan FPB secara matematika.FPB (12, 18) = ?

    Tanpa sisajadi habis dibagi rata

    pada 6 orang

    Rambutan sisa 2

    jadi tak habis dibagirata pada 4 orang

    Ada sisa, jadi tidakmungkin dibagi 8

    orang.

    Tanpa sisa

    jadi habis dibagi ratapada 2 orang

    Tanpa sisa

    jadi habis dibagi ratapada 3 orang

  • 7/22/2019 Math Modul

    24/50

    24

    Jawab:

    12 18

    1 122 63 4

    1 182 93 6

    Sesudah itu guru dapat memberikan soal-soal lainnya untuk dapat dikerjakan dengan cara

    yang sama. Siswa boleh bekerja sama dalam memecahkan masalah tersebut.

    Contoh:

    Paling banyak (maksimal) dapat dibagi sama banyak kepada berapa orang sekumpulan

    benda-benda berikut.

    a. 30 kelereng merah dan 20 kelereng putih.

    b. 40 bola merah dan 60 bola putih.

    c. jeruk 12 buah, duku 16 buah dan rambutan 20 buah.

    d. telur puyuh 40 buah, telur ayam 30 buah, telur bebek 20 buah.

    Jawaban akhir yang diharapkan adalah

    a. FPB (30, 20) = 10, maka maksimal kelereng-kelereng itu dapat dibagikansama banyak kepada 10 orang.

    b. FPB (40, 60) = 20, maka maksimal bola-bola itu dapat dibagikan samabanyak kepada 20 orang.

    c. FPB (12, 16, 20) = 40, maka maksimal jeruk, duku, dan rambutan itu dapat

    dibagikan sama banyak kepada 4 orang.d. FPB (40, 30, 20) = 10, maka maksimal telur-telur itu dapat dibagikan sama

    banyak kepada 10 orang.

    3.Cara cepat menentukan FPB (oleh guru).Dari contoh-contoh yang telah dipelajari, siswa diajak mengamati hasilnya, ternyata nilai

    FPB yang dimaksud adalah

    FPB = bilangan terbesar yang dapat membagi habis

    bilangan-bilangan itu.

    Dari data akan dipeorlehFaktor dari 12 1 , 2 , 3 , 4, 6 , 12

    Faktor dari 18 1 , 2 , 3 , 6 , 9, 18

    Faktor persekutuan dari 12 dan 18ialah 1 , 2 , 3 , 6

    terbesar

    Maka FPB (12, 18) = 6Sehingga 12 jambu dan 18 rambutan itu dapat

    dibagi sama banyak maksimal pada 6 orang.

  • 7/22/2019 Math Modul

    25/50

    25

    Contoh:Tentukan FPB (12, 18) =

    Jawab:3 membagi habis (tanpa sisa) bilangan 12

    3 membagi habis (tanpa sisa) bilangan 18.

    Tetapi FPB (12, 18) 3 sebab masih ada

    bilangan lain yang lebih dari 3 yang

    dapat membagi habis 12 dan 18.

    Bilangan itu adalah 6. Maka

    FPB (12, 18) = 6.

    Catatan

    Cara mencongak hanya tepat dilakukan untuk bilangan-bilangan yang mudah dibayangkan.

    4.Pembinaan keterampilan menentukan FPB.Kaidah yang digunakan untuk membina keterampilan, yakni menentukan FPB dari 2bilangan atau lebih secara mencongak adalah seperti pada langkah 3. Guru kemudian

    memilih dan mempersiapkan bilangan-bilangan yang mudah dicongak dalam mencariFPB. Bilangan-bilangan itu misalnya:

    Tentukan FPB dari

    a. 20 dan 30

    b. 20 dan 40

    c. 25 dan 50

    d. 50 dan 75

    e. 100 dan 150 dan lain-lain.

    Jawaban yang diharapkan secara cepat (mencongak) adalah

    a. FPB (20, 30) = 10

    b. FPB (20, 40) = 20

    c. FPB (25, 50) = 25

    d. FPB (50, 75) = 25

    e.

    FPB (100, 150) = 505.Menentukan KPK dan FPB dengan faktorisasi prima

    Faktorisasi prima digunakan untuk menyelesaikan permasalahan mencari KPK dan

    FPB dari bilangan-bilangan yang sulit dibayangkan/diangankan. Teknik menentukan KPK

    dan FPB dengan faktorisasi prima dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu

    KPK = hasil kali faktor prima gabungan pangkat yang terbesar

    FPB = hasil kali faktor prima sekutu pangkat yang terkecil

    KPK = hasil kali faktor prima yang ada maupun tak ada pasangannya

    FPB = hasil kali faktor prima yang ada pasangannya

    FPB Secara Mencongak

    DicobaFPB (12, 18) = 1 (sukses membagi 12 dan

    sukses membagi 18, tapikurang besar)

    2 (sukses tapi kurang besar)3 (sukses tapi kurang besar)4 (salah, ada yang tak sukses)5 (salah, keduanya tak sukses)6 (sukses dan yang terbesar)

    Maka (12, 18) = 6.

  • 7/22/2019 Math Modul

    26/50

    26

    ContohTentukan KPK dan FPB dari bilangan-bilangan 300 dan 350.

    Jawab1. Berdasarkan fakta yang ada (konsep), maka

    2.Dengan pemfaktoran primayang dimaksud adalah

    Dengan demikian maka dari faktorisasi prima teknik 1, diperoleh

    KPK (300,350) = hasil kali faktor prima yang ada pasangannya dan yang tidak adapasangannya = 223557

    = 2.100FPB (300,350) = 255

    = 50.

    3. Dengan faktorisasi prima teknik 2 KPK dan FPB dua atau beberapa bilangan diperolehdengan cara seperti berikut. Untuk KPK hasilnya sama dengan hasil kali faktor-faktor primagabungannya pangkat yang terbesar. Sementara FPB hasilnya sama dengan hasil kali faktor-

    faktor prima sekutunya pangkat yang terkecil.

    300 = 22 3 52 300 = 22 3 52

    350 = 21 52 7 350 = 21 52 7

    KPK (300, 350) = hasil kali faktor prima gabungan pangkat yang terbesar.

    300

    150

    75

    5

    25

    5

    3

    2

    2

    350

    175

    35

    75

    5

    2yang ada pasangannya

    yang ada dan tak ada pasangannya

    300 = 2 2 3 5 5 = 2 35

    350 = 2 5 5 7 = 2527

    FPB(300,350) = ... Secara mencongak,Dicoba

    FPB(300,350) 10 (kurang besar)20 (salah)sebab 20 suksesmembagi 300 tetapi

    tidak sukses membagi35025 (kurang besar)50 (tepat)

    Maka FPB(300,350) = 50.

    Kelipatan 1 300 3502 600 7003 900 10504 1200 14005 1500 1750

    6 1800 21007 2100 KPK = 2100

    21 52FPB = 22 3 5

    2 7 KPK =

  • 7/22/2019 Math Modul

    27/50

  • 7/22/2019 Math Modul

    28/50

    28

    b. Nyatakan dalam bentuk yang paling sederhana untuk pecahan96

    72.

    Jawaba. ...

    6

    1

    4

    1

    3

    2

    KPK penyebut = KPK (3, 4, 6) = 12.

    Maka :

    12

    7

    12

    2

    12

    3

    12

    8

    12

    ...

    12

    ...

    12

    ...

    6

    1

    4

    1

    3

    2 .

    b. Dengan faktorisasi prima

    Sehingga .4

    3

    22

    3

    322222

    33222

    96

    72

    Perhatikan bahwa bagian yang dicoret adalah FPB dari 72 dan 96 yakniFPB (72, 96) = 2 2 2 3 = 24Dengan begitu bila kita sudah mengetahui bahwa FPB (72, 96) = 24 maka untuk

    menyederhanakan pecahannya dilakukan dengan cara .4

    3

    24:96

    24:72

    96

    72

    Ada contoh terapan lainnya yang cukup menarik untuk pelajaran matematika SD adalah

    terapan KPK dalam perhitungan jarak, waktu, dan kecepatan.

    Contoh 2

    Ali bersepeda dari kota P ke kota Q dengan kecepatan rata-rata 20 km/jam berangkat pukul07.00. Satu setengah jam kemudian Budi menyusul Ali menggunakan sepeda motor

    dengan kecepatan 30 km/jam. Pada km berapa dan pada pukul berapa Budi menyusul Ali?

    Jawab

    Selisih waktu perjalanan antara Ali dan Budi =2

    11 jam. Selisih waktu itulah yang nantinya

    akan dipakai sebagai dasar perhitungan KPK. Perhatikan bahwa:

    Ali 1 jam menempuh jarak 20 km 2

    11 jam =

    2

    11 20 km = 30 km.

    72

    36

    18

    3

    9

    3

    2

    2

    2

    72

    36

    18

    3

    9

    3

    2

    2

    2

    72

    36

    18

    3

    9

    3

    2

    2

    2

    96

    48

    24

    3

    12

    2

    2

    2

    2

    62

  • 7/22/2019 Math Modul

    29/50

    29

    Budi 1 jam menempuh jarak 30 km 2

    11 jam =

    2

    11 30 km = 45 km.

    Berdasarkan uraian diatas apabila dibuat diagram, pengerjaannya sebagai berikut :

    Diagram jarak, waktu, dan kecepatan yang digambarkan di atas ternyata cukup dapatmemberikan kejelasan bahwa :a) Budi menyusul Ali tepatnya pada km 90 = KPK (30, 45)

    b) Waktu Budi menyusul Ali adalah

    Untuk Ali waktu dihitung dari pukul 07.00, yakni

    pukul 07.00 + 3 2

    1

    1 jam = 07.00 + 2

    1

    4 jam = 11.30

    Untuk Budi waktu dihitung dari pukul 08.30, yakni

    pukul 08.30 + 2 2

    11 jam = 08.30 + 3 jam = 11.30

    Contoh 3

    Ali bersepeda motor berangkat dari kota P pukul 07.00 menuju kota Q yang berjarak 250

    km dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam. Pada saat yang bersamaan Budi berangkat dari

    kota Q menuju kota P dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam.

    Pertanyaan

    a. Pada km berapa dan pada pukul berapa Ali dan Budi berpapasan di jalan?b. Jika waktu berangkatnya tidak bersamaan, yaitu Ali berangkat pukul 07.00 sementara

    Budi berangkatnya pukul 08.30. Pada km berapa dan pukul berapa Ali dan Budi

    berpapasan di jalan?

    Jawab :

    250 km QP

    07.00 07.00BudiAli 40 km/jam 60 km/jam

    100 km 150 km

    2

    12 jm

    2

    12 jm

    0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 km

    | | | | | | | | | | |

    07.00 Ali

    08.30 Budi

    2

    11 jam

    2

    11 jam

    2

    11 jam

    2

    11 jam

    2

    11 jam

  • 7/22/2019 Math Modul

    30/50

    30

    a. Ali 1 jam menempuh jarak 40 km (dari kiri)

    Budi 1 jam menempuh jarak 60 km (dari kanan)

    Ali dan Budi 1 jam menempuh jarak 100 km.

    Karena jarak yang harus mereka tempuh berdua = 250 km maka waktu tempuhnya =

    100

    250 jam =

    2

    12 jam. Itu berarti Ali dan Budi berpapasan di jalan setelah keduanya

    melakukan perjalanan selama2

    12 jam yakni

    pukul 07.00 +2

    12 jam = 09.30.

    Tempat keduanya berpapasan adalah

    Ali = 40jam

    km

    2

    12 jam = 100 km (dari kiri/dari kota P)

    Budi = 60jam

    km

    2

    12 jam = 150 km (dari kanan/dari kota Q)

    Total = 250 km

    b.

    Karena waktu berangkatnya tidak sama maka perhitungannya dimulai dari saat

    keduanya mulai berjalan, berarti pukul 08.30 yaitu2

    11 jam dari Ali mulai bergerak

    barulah Budi mulai bergerak.

    Dari pukul 08.30

    Ali telah menempuh jarak 40 jam

    km 2

    11 jam = 60 km (tiba di R). Kini jarak yang harus

    ditempuh keduanya = 250 km 60 km = 190 km.Karena 1 jam Ali dan Budi menempuh total jarak 100 km maka waktu pertemuannya

    dicapai saat keduanya menempuh perjalanan selama100

    190jam = 1,9 jam = 1 jam 54

    menit.

    Waktu keduanya berpapasan adalah

    Ali = pukul 07.00 +2

    11 jam + 1 jam 54 menit

    +

    190 km QP

    07.00 08.30BudiAli

    40 km/j 60 km/j40 km/j

    R60 km

    08.30

  • 7/22/2019 Math Modul

    31/50

    31

    = 07.00 + 1 jam 30 menit + 1 jam 54 menit= 10.24

    Budi = 08.30 + 1 jam 54 menit= 10.24

    Jarak keduanya berpapasan adalah

    Ali = 60 km + 40jam

    km

    10

    91 jam = (60 + 76) km = 136 km

    Budi = 60jam

    km

    10

    91 jam = (60 + 54) km = 114 km

    Total = 250 km

    Latihan 31. Tentukan FPB dan KPK dari bilangan-bilangan berikut

    2. Ali berkunjung ke bank sekali dalam 10 hari, Budi sekali dalam 15 hari. Jika sekarang iabertemu di bank itu, dalam berapa hari lagi mereka akan saling bertemu kembali padabank tersebut?

    3. Misalkan tersedia cat-cat dalam kemasan kaleng-kaleng kecil. Cat merah 150 kaleng, catputih 120 kaleng dan cat kuning 90 kaleng. Jika cat-cat itu akan dibagi rata (samabanyak) pada para tukang cat, maksimal kepada berapa orang cat-cat itu dapat dibagirata?

    4. Ali bersepeda dari kota A ke kota B dengan kecepatan 20 km/jam, berangkat pukul 07.00.satu setengah jam kemudian Budi menyusul berangkat dari tempat yang sama (kota A)dengan kecepatan 30 km/jam. Pada km berapa dan pukul berapa Budi menyusul Ali?

    5. Dodi bersepeda motor dari kota A ke kota B yang berjarak 125 km dengan kecepatan 20

    km/jam berangkat pukul 07.00. Pada saat yang bersamaan Eka berangkat dari kota B kekota A denagn kecepatan 30 km/jam. Pada km berapa dari kota A dan pada pukul berapakeduanya berpapasan di jalan?

    6. Jika untuk soal nomor 2 (jarak kota A ke kota B adalah 125 km) Eka berangkat dari kotaB menuju kota A pukul 07.00 dengan kecepatan rata-rata 30 km/jam. Sementara Dodiberangkatnya dari kota A menuju kota B pada pukul 08.30. Pada km berapa dari kota Adan pada pukul berapa Dodi dan Eka berpapasan di jalan?

    +

    a. 9 dan 12b. 8 dan 20c. 8 dan 16d. 12 dan 16e. 20 dan 24

    f. 10 dan 30g. 20 dan 25h. 40 dan 60i. 50 dan 60j. 80 dan 120

    k. 4, 6, dan 9l. 8,10, dan 12m. 40,50, dan 60n. 200,400, dan 600o. 250,300, dan 400.

  • 7/22/2019 Math Modul

    32/50

    32

    BAB IVBILANGAN PERSEGI, BILANGAN KUBIK, DAN PENARIKAN AKAR

    A. TUJUAN PEMBELAJARAN

    Peserta diklat dapat menguadratkan suatu bilanagan asli, memangkatkan tiga, menarik akar

    kuadrat suatu bilangan persegi, dan menarik akar pangkat tiga suatu bilangan kubik hingga

    bilangan 1.000.000.

    B. KOMPETENSI

    Peserta diklat menguasai kompetensi pedagogik pembelajaran menguadratkan suatu bilanagan

    asli, memangkatkan tiga, menarik akar kuadrat suatu bilangan persegi, dan menarik akar pangkat

    tiga suatu bilangan kubik hingga bilangan 1.000.000.

    C. BILANGAN KUADRAT/PERSEGI (SQUARE NUM BER)Sebagai pendekatan kontekstual, pertama perhatikan pola pada 4 persegi berikut

    Perhatikan bahwa panjang sisi dan luas dari masing-masing persegi itu adalah:

    Gambar I : Panjang sisi = 1, Luas persegi I = 1Gambar II : Panjang sisi = 2, Luas persegi II = 4Gambar III : Panjang sisi = 3, Luas persegi III = 9

    Gambar IV : Panjang sisi = 4, Luas persegi IV = 16.

    Selanjutnya bilangan-bilangan 1, 4, 9, 16, . . . dan seterusnya masing-masing disebut bilanganpersegi.Amati bahwa hubungan antara pola persegi dengan luas persegi itu (banyaknya persegisatuan penyusunnya) adalah seperti berikut.

    , ,,,

    1 4 9 16

    . . .

    . . .,,,,

    Pola

    Luas

    , A,,

    I II III IV

    . . .

  • 7/22/2019 Math Modul

    33/50

    33

    Bila bilangan-bilangan persegi tersebut dilanjutkan, akan didapatkan pola seperti

    1, 4, 9, 16, 25, 36, 49, 64, 81, 100, . . .

    Pola itu dikenal sebagai pola bilangan persegi, dan bilangan yang tertulis disebut 10 bilanganpersegi yang pertama.

    Nah sekarang bagaimana kita dapat menentukan bilangan persegi berikutnya atau bagaimana

    kita dapat menentukan bilangan-bilangan persegi yang lain?Jawabannya adalah pola dari

    1, 4 , 9 , 16, 25, 36, 49, 64, 81, 100, . . . sama dengan

    12, 22, 32, 42, 52, 62, 72, 82, 92, 102, . . .

    Sehingga bilangan persegi (square number) juga disebut sebagai bilangan kuadrat yakni

    bilangan yang diperoleh dengan menguadratkan suatu bilangan asli.

    D. BILANGAN KUBIK (CUBE NUMBER)

    Sebagai ilustrasi, perhatikan pola dari 4 kubus dengan 4 macam ukuran seperti berikut .

    Jika disediakan sejumlah kubus satuan, maka untuk membentuk kubus yang panjang rusuknnya

    1 satuan, 2 satuan, 3 satuan, 4 satuan, dan seterusnya masing-masing akan diperlukan sebanyak

    1, 8, 27, dan 64 kubus satuan. Sehingga hubungan antara panjang rusuk dan volum dari masing-

    masing kubus itu adalah:

    Gambar I : Panjang rusuk = 1 satuan, Volum kubus I = 1 satuan

    Gambar II : Panjang rusuk = 2 satuan, Volum kubus II = 8 satuan

    Gambar III : Panjang rusuk = 3 satuan, Volum kubus III = 27 satuan

    Gambar IV : Panjang rusuk = 4 satuan, Volum kubus IV = 64 satuan.

    Selanjutnya 1, 8, 27, 64, . . . dan seterusnya masing-masing disebut bilangan kubik.Dengan

    begitu

    , , , , . . .

    I II III IV , . . .,,,

    Bilangan kubik bersesuaian dengan volume kubus yang ukuran

    panjang rusuknya bulat.

  • 7/22/2019 Math Modul

    34/50

    34

    Hubungan antara pola kubus dan volum kubus yang ditunjukkannya adalah sebagai berikut:

    Bila bilangan-bilangan kubik tersebut dilanjutkan, akan didapatkan pola seperti

    1, 8, 27, 64, 125, 216, 343, 512, 729, 1000, . . .

    Kesepuluh bilangan yang tertulis di atas disebut 10 bilangan kubik yang pertama.

    Nah sekarang bagaimana kita dapat menentukan bilangan kubik berikutnya atau bagaimana

    kita dapat menentukan bilangan-bilangan kubik lainnya?

    Jawabannya adalah pola dari

    1 , 8 , 27, 64, 125, 216, 343, 512, 729, 1000, . . . sama dengan13, 23, 33, 43, 53, 63, 73, 83 , 93, 103, . . .

    sehingga bilangan kubik (cube number) juga disebut sebagai bilangan berpangkat tiga yaitu

    bilangan yang diperoleh dengan memangkatkan tiga suatu bilangan asli.

    B.TEKNIK MENGUADRATKAN DAN MENARIK AKAR

    1. Teknik Menguadratkan Dilanjutkan Menarik Akar KuadratTeknik menguadratkan telah dibahas di bagian depan, teknik menarik akar (akar kuadrat)

    pertamakali ditemukan olehCalandra (seorang matematikawan India) pada tahun 1491.

    Untuk menarik akar (akar kuadrat ) digunakan teknik seperti berikut.

    , ,1 9 16. ..

    , . . .

    1 8 27 64 . . .,,

    ,

    ,,

    Pola

    Volum

  • 7/22/2019 Math Modul

    35/50

    35

    Contoh 1

    2062=

    Teknik menarik akar

    pisahkan angka-angka dari bilangan yang ditarik akarnya dua angka-dua angkadari satuan (bagian pengelompokan paling kanan)

    kerjakan mulai dari angka paling kiri (setelah ada pemisahan)

    nyatakan angka paling kiri itu sebagai perkalian dua bilangan yang sama besar,

    hasil kali 2 bilangan yang sama itu tidak boleh melebihi bilangan yang dimaksud,

    sama adalah yang paling diharapkan.

    cari sisa dari bilangan pertama dikurangi dengan hasil kali dua bilangan sama

    yang dikalikan itu, kemudian turunkan sekaligus dua angka yang ada di bagian

    angka paling kanan angka pertama yang diproses untuk dijadikan sebagai angka

    kedua yang akan diproses

    jumlahkan dua bilangan sama besar itu untuk disambungkan dengan suatu

    bilangan 1 angka yang bila dikalikan dengan bilangan 1 angka yang dimaksud itu,

    hasilnya tidak melebihi bilangan pada angka kedua yang diproses

    cari sisa dari bilangan pada kelompok angka kedua yang diproses dikurangi

    dengan hasil kali yang dimaksud di atas.

    200 206 212

    6 6

    2062 = 200 212 + 62

    = (2212)100 + 36

    = 42400 + 36

    = 42436

    206236.24.4

    2 2

    =

    = 4

    +

    +

    4 0 0 =

    0

    36

    24

    24

    0

    40 6 6 24

    36

    0=Sisa terahir

    2 0 6

    Maka:

    42436 = 206

    Teknik menarik akar

  • 7/22/2019 Math Modul

    36/50

    36

    Contoh 2

    4252=

    Agar anda lebih tertantang cobalah untuk membuat soal sendiri misal 4152 = , carilah

    hasilnya dengan teknik seperti yang telah dicontohkan di atas kemudian gunakan teknik

    penarikan akar yang dimaksud.

    3.2. Teknik Menarik Akar Pangkat Tiga Bilangan Kubik

    Berbeda dengan penarikan akar kuadrat, penarikan akar pangkat tiga tidak memiliki teknik

    yang bersifat umum seperti halnya penarikan akar pangkat dua (akar kuadrat). Sudah banyak

    matematikawan yang berusaha ke arah itu diantaranya adalah matematikawan Italia Gerolamo

    Cardano (1501 1576) di tahun 1535. Namun hingga kini belum ditemukan teknik yang

    berlaku secara umum.Ada suatu teknik menarik akar pangkat tiga dan teknik itu hanya berlaku efektif untuk

    penarikan akar pangkat tiga bilangan kubik hingga 1.000.000. Teknik yang dilakukan

    menggunakan daftar seperti berikut.

    400 425 450

    25

    4252 = 400 450 + 252

    = (4451000 + 625

    = 180.000 + 625

    = 180.625

    425

    25

    25.06.18

    4

    =

    =16

    +

    +

    8 =

    2 06

    42

    1 64

    84 5

    25

    0=Sisa terakhir

    4 2 5

    Maka:

    625.180 = 425

    Teknik menarik akar

    4

    2

    25425

    2

  • 7/22/2019 Math Modul

    37/50

    37

    Contoh penggunaan tabel

    Tentukan akar pangkat tiga dari bilangan kubik 103.823, yakni tentukan 3 823.103 =

    Jawab:

    Letak bilangan kubik 103.823 adalah 64.000 < 103.823 < 125.000, maka

    40 < 3 823.103 < 50 atau 3 823.103 = empat puluh sekian

    =Langkah-langkah penyelidikan lebih lanjut adalah

    Lihat angka terakhir dari bilangan kubik itu

    Angka terakhir dari 103.823 adalah 3

    Lihat bilangan kubik dasar yang angka terakhirnya sama dengan itu

    Bilangan kubik dasar yang angka terakhirnya 3 adalah 343

    Lihat akar pangkat tiga dari bilangan kubik dasar yang dimaksud

    Berdasar tabel, diperoleh 3 343 = 7.

    Maka satuannya = 7, sehingga disimpulkan bahwa

    3 823.103 = = 47.

    Bilangan KubikDasar

    Bilangan KubikRibuan

    1233343536373

    83

    93

    10

    182764

    1252163435127291000

    10203303403503603703

    803

    903

    100

    1.0008.00027.00064.000125.000216.000343.000512.000729.000

    1.000.000

    103.823

    Puluhannya 4

    Satuannya 7

    4

  • 7/22/2019 Math Modul

    38/50

    38

    Latihan 4

    1. Hitunglah penguadratan berikut secara mencongak dengan cara seperti di atas. Setelah hasil

    penguadratan diperoleh tarik akarnya dan periksa hasilnya.a. 142= ... b. 232= c. 462= d. 2072= e. 4252=

    2. Tentukan luas masing-masing persegi yang panjang sisinya diketahui seperti berikut

    a. b. c. d.

    3. Tentukan panjang sisi masing-masing persegi yang luasnya diketahui seperti berikut:

    a. b. c. d.

    4. Tentukan volume kubus yang panjang rusuk-rusuknya adalaha. 14 cm b. 25 cm c. 45 dm d. 75 dm

    e. 8 satuan f. 18 satuan g. 53 satuan h. 65 satuan.

    5. Hitunglah akar pangkat tiga dari bilangan-bilangan kubik

    a. 6.859 b. 13.824 c. 32.768 d. 97.336

    e. 148.877 f. 592.704 g. 804.357 h. 941.192.

    6. Tentukan panjang rusuk kubus yang volumenya

    a. 50.653 cm3 b. 140.608 cm3 c. 405.224 cm3 d. 571.787 cm3.

    7. Dengan menggunakan cara menguadratkan seperti yang telah dicontohkan sebelumnya,

    cobalah untuk menguadratkan bilangan-bilangan berikut kemudian tariklah akarnya

    a. 19 b. 26 c. 48 d. 57 e. 65 f. 75

    g. 85 h. 88 i.96 j. 108 k. 225 l. 512

    8. Dengan menggunakan sifat a2= (a + b)(a b) + b2 , sifat a3= a2a, dan perkalian

    menggunakan batang Napier, tentukan (coba tanpa kalkulator) pangkat tiga dari :

    a. 16 b. 25 c. 36 d. 49 e. 64 f. 81

    Setelah hasil ditemukan cobalah tarik akar pangkat tiga dari bilangan-bilangan yang Andahasilkan itu.

    14 cm

    55 m

    25 cm

    94 m

    169 cm2

    18.225 cm2784 cm

    99.225 cm2

  • 7/22/2019 Math Modul

    39/50

    39

    9.Tanpa menggunakan kalkulator hitunglah akar pangkat tiga dari masing-masing bilangankubik berikut.

    a. 2197 e. 50653 i. 205.379b. 2744 f. 59.319 j. 636.056

    c. 4913 g. 79.507 k. 778.688

    d. 9261 h. 97.336 l. 941.192.

  • 7/22/2019 Math Modul

    40/50

    40

    BAB V

    BILANGAN BULAT DAN OPERASINYA

    A. TUJUAN PEMBELAJARAN

    Peserta diklat dapat menuliskan letak suatu bilangan bulat pada suatu garis bilangan jika titik

    pangkal 0 dari bilangan bulat itu diketahui dan mencari hasil operasi antara dua bilangan bulat.

    B. KOMPETENSI

    Peserta diklat menguasai kompetensi pedagogik pembelajaran bilangan bulat dan operasinya.

    C. BILANGAN BULAT

    Pengertian Bilangan bulat adalah bilangan yang utuh dalam arti bukan berupa pecahan

    (sumber kutipan). Dengan demikian bilangan bulat dapat berupa bilangan positip, nol,maupun bilangan negatip. Bilangan negatip dipandang sebagai lawan dari bilangan positip

    demikian pula sebaliknya. Sebagai contoh misalnya lawan dari 5 adalah 5 (baca negatip

    lima) sedangkan lawan dari 12 adalah 12, demikian pula untuk yang lainnya.

    Dipandang dari wawasan tentang himpunan, himpunan bilangan bulat merupakan perluasan

    dari himpunan bilangan cacah. Perluasan yang dimaksud adalah keanggotaannya. Sehingga

    himpunan yang diperluas itu menjadi tertutup terhadap operasi pengurangan. Dalam bentuk

    himpunan, himpunan bilangan bulat yang dimaksud adalah B = {, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, }.

    Apabila digambarkan dengan garis bilangan bentuknya akan seperti berikut:

    -3 -2 -1 0 1 2 3

    D. OPERASI PADA BILANGAN BULAT

    1. Penjumlahan dan Pengurangan

    Operasi yang akan diterapkan pada bilangan bulat adalah (+, , , :) yakni penjumlahan,

    pengurangan, dan pembagian. Khusus untuk pembagian tidak diperlukan atas semua

    bilangan bulat tetapi hanya dikhususkan pada bilangan-bilangan tertentu sehingga hasil

    baginya juga bilangan bulat.

    Karena penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat bersesuaian dengan kaidah

    perhitungan vektor berdimensi satu, maka cara yang mudah, cukup menarik, dan mudah

    ditangkap oleh siswa SD, cara penanaman konsepnya adalah sebagai berikut:

    Bermula dari titik pangkal nol dan menghadap ke kanan

    positip maju tambah terus

    Bilangan negatip mundur Operasi

    nol diam kurang balik arah

  • 7/22/2019 Math Modul

    41/50

  • 7/22/2019 Math Modul

    42/50

    42

    Ternyata hasil akhirnya 4. Jadi 3 (7) = 4.

    Cara lain untuk menemukan hasil-hasil operasi pada bilangan bulat secara umum adalah

    denganmenggunakan pola bilangan.

    Alasannya karena dengan pola bilangan akan diperoleh konsistensi hukum/kaidah/aturanyang sesuai dengan sifat matematika yang deduktif dan konsisten.

    Dengan pola bilangan bentuk langkah-langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut:

    Soal Pola yang diciptakan Pengamatan pola

    2 + 5 = 3 + 5 = 3 + 5 = 8

    2 + 5 = 2 + 5 = 7

    1 + 5 = 1 + 5 = 6

    Stop, amati polanya 0 + 5 = 0 + 5 = 5

    1 + 5 = 1 + 5 = 4

    2 + 5 = 2 + 5 = 3

    Dengan demikian maka 2 + 5 = 3

    Soal Pola yang diciptakan Pengamatan pola

    2 (3) = 2 3 = 2 3 = 1

    2 2 = 2 2 = 0

    2 1 = 2 1 = 1

    Stop, amati polanya 2 0 = 2 0 = 2

    2 (1) = 2 (1) = 3

    2 (2) = 2 (2) = 4

    2 (3) = 2 (3) = 5

    Dengan demikian maka 2 (3) = 5

    turun 1

    turun 1

    turun 1

    naik 1

    naik 1

    naik 1

    23 1 0 1 3 42 5 6 7 8

  • 7/22/2019 Math Modul

    43/50

    43

    2. Perkalian dan Pembagian

    Secara konsep, mengali adalah menghitung anggota seluruh kelompok benda bila masing-

    masing kelompoknya beranggota sama banyak. Karena secara konsep banyaknya kelompokjuga harus berupa bilangan positip, maka secara konsep mengali juga harus berupa bilangan

    positip. Sebagai pemahaman makna dari konsep tersebut berikut diberikan peragaan-

    peragaannya.

    a. Peragaan untuk 3 2 = 6 b. Peragaan untuk 3 (2) = 6

    Jika 1 kelompok berisi + 2 (positip 2), Jika 1 kelompok berisi 2 (negatip 2),

    berapakah isi dari 3 kelompok? berapakah isi dari 3 kelompok?

    Jawab: Jawab:

    Isi dari Isi dari:

    3 kelompok = 3 (+2) 3 kelompok = 3 (2)

    = 3 2 = (2) + (2) + (2)

    = 2 + 2 + 2 = 6 = 6

    Untuk operasi pembagian demikian pula halnya. Secara konsep membagi adalah menjadikan

    sekelompok benda menjadi beberapa kumpulan benda sama banyak. Dengan demikian secara

    konsep bilangan pembagi juga harus berupa bilangan positip. Gambaran konsepnya adalah

    seperti berikut.

    a. Peragaan untuk (+6) : 3 = +2 atau 6 : 3 = 2

    Cara membacanya

    Ada satu kelompok berisi positip 6, dijadikan 3 kelompok sama banyak.

    Berapakah isi masing-masing kelompok yang baru itu?

    Jawab:

    Dari hasil peragaan berarti secara konsep:

    (+6) : 3 = +2 atau cukup ditulis 6 : 3 = 2.

  • 7/22/2019 Math Modul

    44/50

    44

    b. Peragaan untuk (6) : 3 = (2) atau 6 : 3 = 2.

    Cara membacanya:

    Ada 1 kelompok berisi negatip 6, dijadikan 3 kelompok sama banyak.

    Berapakah isi dari masing-masing kelompok yang baru itu?

    Jawab:

    Dari hasil peragaan berarti secara konsep:

    (6) : 3 = (2) atau cukup ditulis 6 : 3 = 2.

    Mengingat matematika bukanlah ilmu yang bersifat diam, tetapi merupakan ilmu yang terus

    berkembang, para ahli kemudian mengembangkannya ke arah bentuk yang lebih umum

    walaupun tampaknya tidak sesuai dengan konsep yang semula. Pertimbangan mereka adalah

    asal kaidahnya dapat bersifat konsisten. Sebab sifat dasar matematika adalah deduktif dan

    konsisten (GBPP Matematika SD 1994 : bagian pembukaan). Bentuk yang lebih umum yang

    dimaksud adalah pengali maupun pembagi yang seharusnya berupa bilangan positip

    diusahakan dapat berlaku pula untuk bilangan negatip. Untuk maksud tersebut, ide

    pengembangannya didasarkan atas pola bilangan. Dari pola bilangan itu, jawaban-jawaban

    yang dihasilkan kemudian diamati pola kecenderungannya. Nah dari pola kecenderungan

    yang diamati itulah kemudian pengembangan (yang sebenarnya berada di luar konsep) dapatditentukan/dicari jawabannya hingga sampai pada tujuan yang dimaksud. Terakhir dari

    terjawabnya tujuan yang dimaksud itu kemudian diadakan generalisasi.

    Dalam matematika, pola bilangan digunakan untuk menjelaskan pengembangan pemikiran

    karena kaidah yang diperoleh dari pola itu memiliki azas konsisten sesuai dengan sifat

    matematika yang hakiki yakni bersifat deduktif dan konsisten. Seperti telah diketahui bahwa

    secara konsep dapat dikemukakan bahwa bilangan positip dikalikan dengan bilangan negatip

    hasilnya adalah bilangan negatip. Sedangkan bilangan negatip dibagi dengan bilangan positip

    hasilnya adalah bilangan negatip. Kini dengan pola bilangan akan dijelaskan mengapabilangan negatip dikalikan bilangan positip hasilnya berupa bilangan negatip.

  • 7/22/2019 Math Modul

    45/50

    45

    1. Bilangan

    negatip positip = bilangan negatip

    Pola yang dikembangkan Pola isian 4 baris yang

    pertama

    Isian selengkapnya

    4 2 =

    3 x 2 =

    2 2 =

    1 2 =

    0 x 2 =

    -1 2 =

    -2

    2 = -3 2 =

    4 2 = 8

    3 2 = 6

    2 2 = 4

    1 2 = 2

    0 2 =

    -1 2 =

    -2 2 = -3 2 =

    4 2 = 8

    3 2 = 6

    2 2 = 4

    1 2 = 2

    0 2 = 0

    -1 2 = -2

    -2 2 = -4-3 2 = -6

    Kesimpulan : Bilangan negatif bilangan positif =

    bilangan negatif

    2. Bilangan

    negatip negatip = bilangan positip.

    Dengan mengadopsi hasil sebelumnya yakni bilangan positip negatip = negatip.

    Pola yang dikembangkan Pola isian 4 baris yang

    pertama

    Isian selengkapnya

    4 (-2) =

    3 (-2) =

    2 (-2) =

    1 (-2) =

    0 x (-2) =

    -1 2 =

    -2 2 =

    -3 2 =

    4 (-2) = -8

    3 (-2) = -6

    2 (-2) = -4

    1 (-2) = -2

    0 (-2) =

    -1 (-2) =

    -2 (-2) =

    -3 (-2) =

    4 (-2) = -8

    3 (-2) = -6

    2 (-2) = -4

    1 (-2) = -2

    0 (-2) = 0

    -1 (-2) = 2

    -2 (-2) = 4

    -3 (-2) = 6

    Kesimpulan : Bilangan negatif bilangan negatif =

    bilangan positif.

    Pembagian Bilangan Bulat

    Seperti yang pernah dikemukakan sebelumnya bahwa secara konsep bilangan pembagi

    adalah bilangan positip. Bagaimana pengembangannya untuk pembagi yang berupa

    bilangan negatip, apakah juga dapat dilakukan menggunakan pola seperti perkalian?

    Jawabnya adalah tidak. Sebab untuk membuat pola akan berhadapan dengan bilangan

    Stop amatipola hasilisiannya

    turun 2

    turun 2

    turun 2

    Stop amatipola hasilisiannya

    naik 2

    naik 2

    naik 2

  • 7/22/2019 Math Modul

    46/50

    46

    nol. Padahal pembagian dengan bilangan nol hasilnya tak ada (does not exist). Oleh

    karena itu akan lebih baik bila ditanyakan ke siswa apa hubungannya antara bilangan

    yang dibagi dengan pembagi dan hasil bagi seperti misalnya apa hubungan antara:

    a. 15 dengan 3 dan 5 pada pembagian 15 : 3 = 5

    b. 12 dengan 4 dan 3 pada pembagian 12 : 4 = 3

    c. 6 dengan 3 dan 2 pada pembagian 6 : 3 = -2 dan lain-lain.

    Setelah siswa menjawab dikalikan atau lebih lengkapnya bilangan yang dibagi =

    pembagi kali hasil bagi guru kemudian mengarahkan siswa pada bentuk umum:

    a:b= cbila dan hanya bila a= bc

    Pernyataan itu dapat pula ditulis dengan notasi lainnya seperti:

    a:b= ca= bc atau cb

    a a= bc

    Dari bentuk umum itu guru dapat menjelaskan kasus-kasus seperti bilangan (yang

    dimaksud adalah bilangan tidak nol) dibagi nol, nol dibagi bilangan, dan nol dibagi nol.

    Hasil yang dimaksud masing-masing adalah:

    (1) nol

    bilangantak ada (does not exist)

    Sebab dari bentuk seperti n0

    5 5 = 0 n ternyata tak ada nilai n yang

    memenuhi.

    (2)bilangan

    nol= nol

    Sebab dari bentuk seperti n50 0 = 5 nmakanyang memenuhi agar 0 = 5 n

    adalah n= 0.

    (3)nol

    nol= tak tentu (semua bilangan memenuhi)

    Sebab dari bentuk seperti n0

    0 0 = 0 n maka berapapun nilai n yang

    dimasukkan akan selalu memenuhi bentuk 0 = 0 n.

    Latihan 5

  • 7/22/2019 Math Modul

    47/50

    47

    1.Uraikan jawabannya dengan kata-kata seperti maju sekian, mundur sekian, terus, balik

    arah, dan hasilnya berapa.a. 2 + 2 = , 2 disebut lawan dari 2

    b. 3 + 3 = , 3 disebut lawan dari 3

    c. 4 + (6) =

    d. 5 + (3) =

    e. 4 (3) =

    f. 3 (5) =

    g. 2 (5) =

    h. 3 (7) =

    2. Hitunglah

    a. 5 ( 4) = e. 10 4 ( 2) =

    b. 4 ( 20) = f. 15 + 4 (2 5) =

    c. 20 : ( 4) = g. 25 2 (10 5) =

    d. 100 : ( 4) = h. 5 10 + 75 =

    3. Hitunglah

    . 10 : ( 2) 4 + 30 3 ( 4) =

    b.16 ( 4) : 2 40 : ( 4) 2 =

  • 7/22/2019 Math Modul

    48/50

    48

    BAB VI

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Bilangan asli, cacah, dan bulat yang kita kenal sebagai bilangan ACB pada matematikaSekolah Dasar meliputi konsep bilangan dihubungkan dengan banyaknya satuan (unit) benda

    dalam suatu kumpulan. Operasi (penjumlahan, pengu-rangan, perkalian, dan pembagian)adalah operasi biner (operasi yang menghubungkan antara 2 unsur/bilangan sehinggamenghasilkan unsur tunggal) yang diterapkan pada bilangan. Sajian materi berikutnya adalah

    kelipatan persekutuan terkecil (KPK), faktor persekutuan terbesr (FPB), penguadratan,

    pemangkatan tiga, dan penarikan akar (pangkat dua dan tiga), serta bilangan bulat (positip,nol, negatip) dan operasinya. Suatu lingkup bahasan yang cukup luas untuk dibahas dalam

    diklat guru Sekolah Dasar. Namun semuanya ternyata dapat dilalui secara menarik danmenyenangkan. Resep apa sebenarnya sehingga yang membuat matematika yang dibahas

    pada kegiatan diklat dapat menarik dan menyenangkan? Jawabnya tidak lain adalah karenasajian materinya diawali secara kontekstual (berangkat dari konteks kehidupan siswa sehari-

    hari) dan mengikuti teori Bruner, yakni pembelajaran berangkat dari kongkrit, ditindaklanjutidengan gambar-gambar (semi kongkrit), dan diakhiri dengan lambang yang sifatnya abstrak.

    Menurut Bruner, jika pembelajaran berjalan seperti itu, maka siswa akan mampu

    mengembangkan pengetahuannya jauh lebih luas dari apa yang pernah mereka terima darigurunya. Apabila itu semua dialami oleh peserta diklat (guru), mengapa siswa tidakmengalaminya?. Semuanya tentu tergantung kepada komitmen (niat baik) dan realisasi

    (pelaksanaan riil/ sesungguhnya) saat kembali ke tempat tugas masing-masing.

    B. SARAN

    Bagi para alumni diklat yang berkomitmen untuk merealisasikan komitmennya pada anakdidik agar mereka menjadi senang dengan pelajaran matematika diberikan saran-saran sebagaiberikut.

    1.Laporkan kepada atasan langsung tentang pengalaman apa saja yang menarik selama

    menerima sajian akademik dalam kegiatan pelatihan2.Pikirkan perangkat kerja apa saja yang mendesak untuk dibuat dan segera dite-

    rapkan/diimplementasikan di lapangan, jika sebagai guru pertama adalah yang untuk

    diterapkan di kelas yang diampunya, selanjutnya kepada sesama guru di sekolahnya,kemudian pada kegiatan KKG

    3.Susunlah perangkat tersebut dengan niat baik, tulus, dan iklas demi anak bangsa di masadepan

    4.Diskusikan rencana tindak lanjut Anda pasca pelatihan kepada kepala sekolah dan kepada

    pengawas5.Bersemboyanlah Apa yang terbaik yang saya miliki dan dapat saya perbuat untuk

    kemajuan bangsa ini sebagai andil dalam rangka mencerdaskan bangsa. Tuhan mahamengetahui dan pasti akan memberikan ganjaran yang patut disyukuri berupa sesuatu yang

    tak terduga di masa depan.

  • 7/22/2019 Math Modul

    49/50

    49

    Amin.

    DAFTAR PUSTAKA

    Bruner, Jerome. 1967. Toward a Theory of Learning. New York: John Wiley & Sons, Inc.

    Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 (Standar Kompetensi Mata pelajaran Matematika SD/MI).Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

    -------------. (2006). Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.

    Estiningsih, Elly. (1994). KBM Matematika di Sekolah Dasar (Makalah Penataran).Yogyakarta: PPPG Matematika.

    Edi Prayitno. (1997). KPK dan FPB (Paket Pembinaan Penataran). Yogyakarta : PPPGMatematika.

    Niven, IvanZuckerman, Hurbert S. (1978). An Introduction to the Theory of Numbers (ThirdEdition).New York : John Wiley & Sons, Inc.

    Wirasto. (1993). Matematika Untuk Orang Tua Murid Dan Guru (Jilid I). Jakarta : PT.Indira.

  • 7/22/2019 Math Modul

    50/50

    KUNCI JAWABAN SOAL-SOAL LATIHAN

    Kunci Lat 1 (halaman 15)

    No. 1

    1) 8 2) 4 3) 9 4) 5 5) 24 6) 30 7) 28 8) 27 9) 5 10) 6

    11) 3 12) 4.

    No. 2

    1) 132 2) 208 3) 834 4) 154 5) 208

    Latihan 2 Halaman 16

    1. 28 2. 26 3. 33 4. 46 5. 35.

    Latihan 3 halaman 29

    1. a. 3 b. 4 c. 4 d. 4 e. 4 f. 10 g. 5 h. 5

    i. 10 j. 40 k. 1 l. 2 m. 10 n. 200 o. 50

    2. 30 3. 30 orang 4. km 90 pukul 11.30 5. km 50 pukul 09.30 6. km 32 pukul 09.06

    Latihan 4 halaman 36

    1. a. 196 b. 529 c. 2.116 d. 42.849 e. 180.625

    2. a. 196 cm2 b. 625 cm2 c. 3.025 cm2 d. 8. 836 cm2

    3. a. 13 cm b. 28 cm c. 135 cm d. 315 cm4. a. 2.744 cm3 b. 15.25 cm3 c. 91.125 dm3 d. 421.875 dm3

    e. 512 f. 5.832 g. 148.877 h. 274.25

    5. a. 19 b. 24 c. 32 d. 46

    e. 53 f. 84 g. 93 h. 98

    6. a. 37 cm b. 52 cm c. 74 cm d. 83 cm

    7. a. 361 b. 676 c. 2.304 d. 3.249 e. 4.225 f. 5.625

    g. 7.225 h. 7.744 i. 9.216 j. 11.664 k. 50.625 l. 262.144

    8. a. 4.096 b. 15.625 c. 4.656 d. 117.649 e. 262.144 f. 531.441

    9. a. 13 b. 14 c. 17 d. 21 e. 37 f. 39g. 43 h. 46 i. 59 j. 86 k. 92 l. 98.

    Latihan 5 halaman 45

    1. a.0 b. 0 c. 2 d. 2 e. 7 f. 8 g. 3 h. 21

    2. a. 20 b. 80 c. 5 d. 25 e. 18 f. 3 g. 15 h. 25

    3. a. 22 b. 9