mastitis
DESCRIPTION
penyakit payudaraTRANSCRIPT
SISTEM REPRODUKSI
M A S T I T I S
OlehFITRAH JELITA
841410091
KELAS BSEMSTER V ANGKATAN 2010
JURUSAN KEPERAWATANFAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
T.A 2013
M a s ti ti s Page 11
KONSEP MEDIS MASTITIS
1. DEFINISI
Mastitis adalah suatu inflamasi atau infeksi jaringan mammae. Mastitis sering
terjadi pada pascapartum semasa awal laktasi, jika mikroorganisme berhasil
masuk dan mencapai jaringan payudara melalui fisura pada putting. Pada infeksi
yang berat atau tidak diobati, bisa terbentuk abses mammae (penimbunan nanah di
dalam mammae).
2. KLASIFIKASI
Pembagian mastitis menurut penyebab dan kondisinya dibagi menjadi 3,
yaitu :
1. Mastitis periductal
Mastitis periductal biasanya muncul pada wanita di usia menjelang
menopause, penyebab utamanya tidak jelas diketahui. Di duga akibat perubahan
hormonal dan aktivitas menyusui di masa lalu. Pada saat menjelang menopause
terjadi penurunun hormon estrogen yang menyebabkan adanya jaringan yang
mati. Tumpukan jaringan mati dan air susu menyebabkan penyumbatan pada
saluran di mammae. Penyumbatan menyebabkan buntunya saluran dan akhirnya
melebarkan saluran di belakangnya, yang biasanya terletak di belakang puting
payudara. Hasil akhirnya ialah reaksi peradangan yang disebut mastitis periductal.
2. Mastitis puerperalis/lactational
M a s ti ti s Page 11
Mastitis puerperalis banyak dialami oleh wanita hamil atau menyusui.
Penyebab utama mastitis puerperalis yaitu kuman yang menginfeksi mammae ibu,
yang ditransmisi ke niple ibu melalui kontak langsung. Kuman yang paling
banyak menyebabkan mastitis puerperalis adalah Staphylococcus aureus. Selain
itu kuman dapat masuk ke mammae karena suntik silikon atau injeksi kolagen
sehingga menyebabkan peradangan
3. Mastitis supurativa
Mastitis supurativa paling banyak dijumpai. Penyebabnya bisa dari kuman
Staphylococcus, jamur, kuman TBC dan juga sifilis. Infeksi kuman TBC
memerlukan penanganan yang ekstra intensif. Bila penanganannya tidak tuntas,
bisa menyebabkan pengangkatan mammae/mastektomi
3. ETIOLOGI
Penyebab utama mastitis adalah statis ASI dan infeksi. Statis ASI biasanya
merupakan penyebab primer yang dapat disertai atau menyebabkan infeksi.
1. Statis ASI
Statis ASI terjadi jika ASI tidak dikeluarkan dengan efisien dari mammaea.
Hal ini terjadi jika mammaea terbendung segera setelah melahirkan, atau setiap
saat jika bayi tidak mengisap ASI, kenyutan bayi yang buruk pada payudara,
pengisapan yang tidak efektif karena frenulum bayi yang pendek, pembatasan
M a s ti ti s Page 11
frekuensi/durasi menyusui, sumbatan pada saluran ASI, suplai ASI yang sangat
berlebihan dan menyusui untuk kembar dua/lebih.
2. Infeksi
Organisme yang paling sering ditemukan pada mastitis dan abses mammae
adalah organisme koagulase-positif Staphylococcus aureus dan Staphylococcus
albus. Escherichia coli dan Streptococcus kadang – kadang juga ditemukan.
Mastitis jarang ditemukan sebagai komplikasi demam tifoid.
Faktor Predisposisi
Beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko mastitis, yaitu :
1. Mastitis lebih banyak diderita oleh primipara.
2. Serangan mastitis pertama cenderung berulang, hal ini merupakan akibat
teknik menyusui yang buruk yang tidak diperbaiki. Misal digigt bayi ketika
menyusui.
3. Pelekatan bayi pada payudara yang kurang baik. Bayi yang hanya mengisap
nipple (tidak termasuk areola) menyebabkan nipple terhimpit diantara gusi
atau bibir sehingga aliran ASI tidak sempurna.
4. Asupan garam dan lemak tinggi serta anemia menjadi faktor predisposisi
terjadinya mastitis. Antioksidan dari vitamin E, vitamin A dan selenium dapat
mengurangi resiko mastitis.
5. Penekanan mammae misalnya oleh bra yang terlalu ketat atau sabuk
pengaman pada mobil.
6. Sumbatan pada saluran atau muara saluran oleh gumpalan ASI, jamur,
serpihan kulit, dan lain – lain.
7. Penggunaan krim pada nipple.
8. Wanita yang merasa nyeri dan demam sering merasa lelah dan ingin istirahat,
tetapi tidak jelas apakah kelelahan dapat menyebabkan keadaan ini atau tidak.
9. Pekerjaan diluar rumah ini diakibatkan oleh statis ASI karena interval antar
menyusui yang panjang dan kekurangan waktu dalam pengeluaran ASI yang
adekuat.
10. Trauma pada payudara karena penyabab apapun dapat merusak jaringan
kelenjar dan saluran susu dan hal ini dapat menyebabkan mastitis.
M a s ti ti s Page 11
M a s ti ti s Page 11
4. PATOFISIOLOGI
Terjadinya mastitis diawali dengan peningkatan tekanan di dalam duktus
(saluran ASI) akibat stasis ASI. Bila ASI tidak segera dikeluarkan maka terjadi
tegangan alveoli yang berlebihan dan mengakibatkan sel epitel yang memproduksi
ASI menjadi datar dan tertekan, sehingga permeabilitas jaringan ikat meningkat.
Beberapa komponen (terutama protein kekebalan tubuh dan natrium) dari plasma
masuk ke dalam ASI dan selanjutnya ke jaringan sekitar sel sehingga memicu
respons imun. Stasis ASI, adanya respons inflamasi, dan kerusakan jaringan
memudahkan terjadinya infeksi.
Terdapat beberapa cara masuknya kuman yaitu melalui duktus laktiferus ke
lobus sekresi, melalui puting yang retak ke kelenjar limfe sekitar duktus
(periduktal) atau melalui penyebaran hematogen (pembuluh darah). Organisme
yang paling sering adalah Staphylococcus aureus, Escherecia coli dan
Streptococcus. Kadangkadang ditemukan pula mastitis tuberkulosis yang
menyebabkan bayi dapat menderita tuberkulosa tonsil. Pada daerah endemis
tuberkulosa kejadian mastitis tuberkulosis mencapai 1%.
5. MANIFESTASI KLINIS
Biasanya diawali dengan nipple susu luka/lecet
Nyeri tekan pada mammae dan tegang atau bengkak, panas jika dipalpasi
Eritematosa
Indurasi
Biasanya hanya satu mammae
Terjadi antara 3-4 minggu pasca persalinan
Timbul reaksi sistemik seperti demam
Limfedenopati aksilaris yang nyeri
Bila sudah masuk tahap abses, gejalanya:
× Nyeri bertambah hebat di mammae
× Kulit diatas abses mengkilap
× Suhu tubuh (39 – 400C)
× Bayi sendiri tidak mau minum pada mammae sakit, seolah bayi tahu
bahwa susu disebelah itu bercampur dengan nanah.
M a s ti ti s Page 11
6. PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan :
Inspeksi :
Kemerahan pada mammae
Tampak ada luka pada mammae
Bengkak pada mammae
Benjol – benjol pada mammae
Bentuk prisma segitiga tidak beraturan (wedge ) pada mammae
Palpasi :
Mammae teraba keras/tegang/indurasi
Nyeri tekan pada daerah yang terinflamasi
Teraba hangat pada mammae yang terinflamasi
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Jika
tidak sedang menyusui, bisa dilakukan mammografi atau biopsi payudara,
ultrasound payudara.
Mammografi merupakan proses pemeriksaan mammae manusia menggunakan
sinar x dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv). Biopsi adalah pengambilan
sejumlah kecil jaringan dari tubuh manusia untuk pemeriksaan patologis
mikroskopik. Biopsy atau kultur ASI, menyediakan koloni bakteri untuk tumbuh.
Identifikasi bakteri penyebab dapat dilihat melalui mikroskop. Pada saat yang
sama tes dapat dilakukan untuk menentukan antibiotic yang paling efektif untuk
melawan bakteri penyebab. Selain itu pemeriksaan darah (WBC) meningkat atau
tidak. Meningkatnya WBC sebagai tanda adanya peradangan.
8. PENATALAKSANAAN
Penanganan berupa pemanasan local, antipiretik dan analgesic ringan,
pengosongan mammae berkala dengan terus memberikan ASI atau memompa,
dan terapi antibiotic oral. Jika terjadi abses, pasien perlu masuk rumah sakit untuk
mendapatkan antibiotic intravena, aspirasi, atau insisi dan jika perlu drainase.
M a s ti ti s Page 11
Setiap cairan aspirasi perlu dilakukan pemeriksaan histologik untuk
menyingkirkan keganasan
1. Antibiotik.
Pengobatan mastitis umumnya membutuhkan waktu sekitar 10 – 14 hari
pemberian antibiotik. Klien bisa jadi sudah merasa sehat 24 – 48 jam setelah
mulai meminum antibiotik, namun obatnya tetap harus dihabiskan untuk
menurunkan kemungkinan timbul kembali. Terapi antibiotik diindikasikan pada :
Hitung sel dan koloni bakteri dan biakan yang ada serta menunjukkan infeksi
Gejala berat sejak awal
Terlihat nipple pecah-pecah
Gejala tidak membaik setelah 12-24 jam setelah pengeluaran ASI diperbaiki
Antibiotic
× Laktamase harus ditambahkan agar efektif terhadap Staphylococcus
aureus. Untuk organisme gram negatif, sefaleksin/amoksisillin mungkin
paling tepat. Jika mungkin, ASI dari mammae yang sakit sebaiknya
dikultur dan sensivitas bakteri antibiotik ditentukan.
× Antibiotik Dosis
Eritromisin 250-500 mg setiap 6 jam
Flukloksasilin 250 mg setiap 6 jam
Dikloksasilin 125-250 mg setiap 6 jam per oral
Amoksasilin (sic) 250-500 mg setiap 8 jam
Sefaleksin 250-500 mg setiap 6 jam
2. Analgetik
Rasa nyeri merupakan faktor penghambat produksi hormon oksitosin yang
berguna dalam proses pengeluaran ASI. Analgesik diberikan untuk mengurangi
rasa nyeri pada mastitis. Analgesik yang dianjurkan adalah obat anti inflamasi
seperti ibuprofen. Ibuprofen lebih efektif dalam menurunkan gejala yang
berhubungan dengan peradangan dibandingkan parasetamol atau asetaminofen.
Ibuprofen sampai dosis 1,6 gram per hari tidak terdeteksi pada ASI sehingga
direkomendasikan untuk ibu menyusui yang mengalami mastitis
3. Perawatan Sendiri
M a s ti ti s Page 11
Istirahat, tetap terus menyusui dan minum lebih banyak cairan akan membantu
tubuh klien mengatasi infeksi mammae. Kosongkan mammae yang terinfeksi
sesering mungkin. Bila bayi menolak menyusu pada mammae yang sakit, gunakan
pompa asi atau perah dengan tangan untuk mengosongkan mammae.
9. KOMPLIKASI
1. Recurrence
Bila klien pernah mengalami mastitis, ada kemungkinan akan mengalaminya
lagi, ketika menyusui bayi yang sama atau anak berikutnya. Hal ini biasanya
disebabkan oleh pengobatan yang terlambat atau tidak tepat.
2. Milk Stasis
Ketika payudara tidak sepenuhnya dikosongkan saat menyusui, kondisi milk
stasis (produksi asi berlebih) dapat terjadi. Hal ini menyebabkan peningkatan
tekanan pada pembuluh asi dan kebocoran asi pada jaringan mammae di
sekitarnya, sehingga timbul rasa sakit dan pembengkakan.
3. Abscess (Bernanah)
Bila mastitis tidak segera ditangani dengan tepat, atau terjadi milk stasis, akan
muncul nanah dalam mammae. Bila hal ini terjadi, dibutuhkan operasi untuk
membersihkan nanah tersebut dari mammae. Untuk menghindari komplikasi ini,
segera konsultasikan ke dokter bila muncul tanda atau gejala mastitis.
4. CA mammae
5. Galaktokel adalah merupakan massa berisi susu yang tersumbat apada duktus
laktiferus.
6. Galaktorea adalah cairan puting susu yang tidak terkait dengan produksi susu.
10. PENCEGAHAN
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan untuk mencegah mastitis.
1. Gunakan BH yang sesuai dengan ukuran mammae.
2. Usahakan selalu menjaga kebersihan mammae dengan cara membersihkan
dengan kapas dan air hangat sebelum dan sesudah menyusui untuk
menghilangkan kerak dan susu yang sudah kering
M a s ti ti s Page 11
3. Risiko terjadi mastitis akan berkurang dengan benar – benar mengosongkan
mammae saat menyusui. Misalnya, biarkan bayi mengosongkan mammae kiri
Anda sebelum pindah ke mammae kanan. Bila bayi hanya menyusu sebentar –
atau bahkan tidak sama sekali – pada mammae kanan, untuk jadwal menyusui
berikutnya berikan mammae kanan terlebih dahulu.
4. Perbaikan pemahaman penatalaksanaan menyusui
Menyusui sidini mungkin setelah melahirkan
Menyusui dengan posisi yang benar
Memberikan ASI On Demand dan memberikan ASI eklusif
Makan dengan gizi yang seimbang
Tanda-tanda posis bayi menyusu dengan baik :
× Dagu menyentuh mammae ibu
× Mulut terbuka lebar
× Hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh mammae ibu
× Mulut bayi mencakup sebanyak mungki areola (tidak hanya putting
saja). Lingkar areola atas terlihat lebih banyak dibandingkan lingkar
areola bawah.
× Lidah bayi menopang nipple dan areola bagian bawah
× Bibir bawah bayi melengkung keluar
× Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang – kadang
disertai berhenti sesaat.
5. Hal – hal yang mengaggu proses menyusui, membatasi, mengurangi isapan
proses menyusui dan meningkatkan statis ASI antara lain :
Pengunaan dot
Pemberian minuman lain pada bayi pada bulan – bulan pertama
Tindakan melepaskan mulut bayi dari mammae pertama sebelum ia siap
untuk menghisap mammae yang lain.
Beban kerja yang berat atau penuh tekanan
Kealpaan menyusui bila bayi mulai tidur sepanjang malam
Trauma mammae karena tindakan kekerasan atau penyebab lain. Dgigit
bayi misalnya.
M a s ti ti s Page 11
6. Penatalaksaan yang efektif pada mammae yang penuh dan kencang
Hal-hal yang harus dilakukan yaitu :
Ibu harus dibantu untuk memperbaiki kenyutan pada mammae oleh
bayinya untuk memperbaiki pengeluaran ASI serta mencegah luka pada
punting susu.
Ibu harus didorong untuk menyusui sesering mungkin dan selama bayi
menghendaki tanpa batas.
Perawatan mammae dengan dikompres dengan air hangat dan pemerasan
ASI
M a s ti ti s Page 11
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer DKK, Kapita Selekta Kedokteran FKUI, Media
Aesculapius, Jakarta, 2000.
Brunner dan Suddart, Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, EGC, Jakarta,
2002.
Lynn S. Bickley, Buku Saku Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan
Bates, EGC, Jakarta, 2008
Price A Sylvia, Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit
Edisi 6, EGC, Jakarta, 2003
Taber Ben – Zion, Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, EGC, Jakarta,
1994
M a s ti ti s Page 11