master plane rencana pengembangan kawasan desa … · a. sejarah desa asal usul desa lebaksiu dan...

20
Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 1 MASTER PLANE RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA BUKIT SUTANJUNG DESA LEBAKSIU LOR KECAMATAN LEBAKSIU KABUPATEN TEGAL A. SEJARAH DESA ASAL USUL DESA LEBAKSIU DAN POTENSI WILAYAH DESA. Lebaksiu berasal dr kata Lebak Ciut, karna pada zaman dahulu kala ada orang yang bermata pencaharian petani membuat Lebak dan lebak itu ciut (sempit). Lebaksiu merupakan salah satu nama daerah di Kabupaten Tegal yang terletak di sebelah Selatan Kota Slawi. Penduduk sekitar yang biasanya bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, atau penambang sirtu (pasir dan batu). Meski demikian, Lebaksiu mempunyai beberapa ikon sebagai ciri khas yang membedakannya dengan daerah lain di Kabupaten Tegal, bahkan mungkin di wilayah nusantara. Berbicara tentang desa Lebaksiu Lor tidak lepas dari Bukit Sitanjung yang menjadi ikon desa Lebaksiu Lor. Dan berbicara tentang Bukit Sitanjung tidak lepas dari legenda mbah Gringsing. Berikut sekilas cerita tentang mbah Gringsing. Dahulu kala ada sepasang suami Istri , beliau bekerja sebagai petani disekitar bukit sitanjung. Pagi itu sepasang suami istri tersebut sedang beraktifitas seperti biasanya, hingga kemudian sang istri menemukan sebuah telur misterius di sekitar sawah mereka. Lalu sang istri bertanya kepada suaminya ,telur apa ini. Itu seperti telur biawak mungkin. Telur itu pun dibawa pulang, lalu sang istri memasak terlur tersebut. Ketika waktu istirahat siang , sang istri membawakan masakan untuk suaminya, mereka menyantap makanan itu, dan sang istri memakan telur yang ia temukan tadi, dan tiba tiba ia merasa aneh, sang suami pun terkejut dan tidak memakan telur itu. kemudian bertanya kepada istrinya,apa yang terjadi. Pusing dan aneh jawabnya. Tiba tiba kulit sang istri berubah menjadi bersisik seperti ular, dan sekujur tubuhnya pun sudah terbalut sisik ular tidak lama kemudian. Sang suami pun kebingungan melihat apa yang terjadi, dan semenjak saat itu sang istri yang berubah menjadi ular disebut sebagai mbah gringsing. Dan menjadi suatu pantangan bagi yang berkunjung ke Bukit Sitanjung menggunakan kain / Selendang bermotif Gringsing. Dan menjadi mitos sampai sekarang ini yang dituturkan oleh warga setempat. Cerita versi lain: Dari cerita jawa orang2 tua dulu sikasur dan sigringsing terkena oleh kutukan, "Keadaanya ketika itu si kasur tidak tahu kalau istrinya terjadi keanehan.. Dia kepanasan badanya, lalu menuju sungai agar mengurangi rasa panas pada badanya, tanpa diinginkan malah tubuh si gringsing sedikit demi sedikit bersisik, sikasur belum tahu ketika itu, lalu sigringsing bertanya" hai sikasur kalo kamu ingin tahu "ɑ pa͡" yang terjadi padaku,silahkan makanlah sisa telur itu." Lalu sikasur penasaran akhirnya memakan telur itu juga, badan sikasur juga merasakan hal yang sama seperti sigringsing yaitu panas,lalu ikut berendam di kali bersama si gringsing. tidak ada perbedaan si kasur Ĵчğå mulai bersisik dan keduanya berubah menjadi ular. Karena kutukan,mereka tidak akan bertemu sampai kiamat nanti, mereka terpisah untuk selamanya, masyarakat dulu mempercayai kalau si gringsing di kali gung bagian utara yaitu Adiwerna dan si kasur di daerah selatan kaligung tepatnya di daerah Tanjung. Sampai sekarang mitos ini dipercayai masyarakat terdahulu sampai sekarang.keberadaan si gringsing di utara kali gung pun sudah banyak yang tahu dan merasakan. Ikon yang menjadi andalan Lebaksiu diantaranya: 1. Martabak Martabak merupakan jenis makanan yang mengadopsi makanan khas cita rasa negeri India. Di Indonesia ada dua jenis martabak, yaitu martabak telor (di India disebut moortaba) dan martabak terang bulan atau biasa disebut martabak manis. Susunan Bahan Dasar Martabak Telor terdiri dari donan tepung terigu yang dibentuk bulat sebesar telur ayam, kemudian dibanting, dilebarkan diatas kaca, marmer atau seng. Setelah membentuk lingkaran

Upload: others

Post on 23-Jan-2020

43 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung

Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 1

MASTER PLANE

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA BUKIT SUTANJUNG DESA LEBAKSIU LOR

KECAMATAN LEBAKSIU KABUPATEN TEGAL

A. SEJARAH DESA

ASAL USUL DESA LEBAKSIU DAN POTENSI WILAYAH DESA.

Lebaksiu berasal dr kata Lebak Ciut, karna pada

zaman dahulu kala ada orang yang bermata

pencaharian petani membuat Lebak dan lebak

itu ciut (sempit). Lebaksiu merupakan salah satu

nama daerah di Kabupaten Tegal yang terletak

di sebelah Selatan Kota Slawi. Penduduk sekitar

yang biasanya bermata pencaharian sebagai

petani, pedagang, atau penambang sirtu (pasir

dan batu). Meski demikian, Lebaksiu mempunyai

beberapa ikon sebagai ciri khas yang

membedakannya dengan daerah lain di

Kabupaten Tegal, bahkan mungkin di wilayah

nusantara. Berbicara tentang desa Lebaksiu Lor tidak lepas dari Bukit Sitanjung yang menjadi ikon desa Lebaksiu Lor.

Dan berbicara tentang Bukit Sitanjung tidak lepas dari legenda mbah Gringsing. Berikut sekilas cerita tentang mbah

Gringsing.

Dahulu kala ada sepasang suami Istri , beliau bekerja sebagai petani disekitar bukit sitanjung. Pagi itu sepasang suami

istri tersebut sedang beraktifitas seperti biasanya, hingga kemudian sang istri menemukan sebuah telur misterius di

sekitar sawah mereka. Lalu sang istri bertanya kepada suaminya ,telur apa ini. Itu seperti telur biawak mungkin. Telur itu

pun dibawa pulang, lalu sang istri memasak terlur tersebut. Ketika waktu istirahat siang , sang istri membawakan masakan

untuk suaminya, mereka menyantap makanan itu, dan sang istri memakan telur yang ia temukan tadi, dan tiba tiba ia

merasa aneh, sang suami pun terkejut dan tidak memakan telur itu. kemudian bertanya kepada istrinya,apa yang terjadi.

Pusing dan aneh jawabnya. Tiba tiba kulit sang istri berubah menjadi bersisik seperti ular, dan sekujur tubuhnya pun

sudah terbalut sisik ular tidak lama kemudian. Sang suami pun kebingungan melihat apa yang terjadi, dan semenjak saat

itu sang istri yang berubah menjadi ular disebut sebagai mbah gringsing. Dan menjadi suatu pantangan bagi yang

berkunjung ke Bukit Sitanjung menggunakan kain / Selendang bermotif Gringsing. Dan menjadi mitos sampai sekarang ini

yang dituturkan oleh warga setempat.

Cerita versi lain:

Dari cerita jawa orang2 tua dulu sikasur dan sigringsing terkena oleh kutukan, "Keadaanya ketika itu si kasur tidak tahu

kalau istrinya terjadi keanehan.. Dia kepanasan badanya, lalu menuju sungai agar mengurangi rasa panas pada badanya,

tanpa diinginkan malah tubuh si gringsing sedikit demi sedikit bersisik, sikasur belum tahu ketika itu, lalu sigringsing

bertanya" hai sikasur kalo kamu ingin tahu "ɑ pa" yang terjadi padaku,silahkan makanlah sisa telur itu." Lalu sikasur

penasaran akhirnya memakan telur itu juga, badan sikasur juga merasakan hal yang sama seperti sigringsing yaitu

panas,lalu ikut berendam di kali bersama si gringsing. tidak ada perbedaan si kasur Ĵчğå mulai bersisik dan keduanya

berubah menjadi ular. Karena kutukan,mereka tidak akan bertemu sampai kiamat nanti, mereka terpisah untuk

selamanya, masyarakat dulu mempercayai kalau si gringsing di kali gung bagian utara yaitu Adiwerna dan si kasur di

daerah selatan kaligung tepatnya di daerah Tanjung.

Sampai sekarang mitos ini dipercayai masyarakat terdahulu sampai sekarang.keberadaan si gringsing di utara kali gung

pun sudah banyak yang tahu dan merasakan.

Ikon yang menjadi andalan Lebaksiu diantaranya:

1. Martabak

Martabak merupakan jenis makanan yang mengadopsi makanan khas cita rasa negeri India. Di Indonesia ada dua

jenis martabak, yaitu martabak telor (di India disebut moortaba) dan martabak terang bulan atau biasa disebut

martabak manis. Susunan Bahan Dasar Martabak Telor terdiri dari donan tepung terigu yang dibentuk bulat sebesar

telur ayam, kemudian dibanting, dilebarkan diatas kaca, marmer atau seng. Setelah membentuk lingkaran

Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung

Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 2

berdiameter kurang lebih 40

cm, kemudian diisi dengan

campuran telur, sayuran,

irisan-irisan kecil daging

yang telah dimasak dengan

bumbu-bumbu. Kemudian

digoreng, dan kemudian

bisa langsung dihidangkan

tanpa kare kambing/gulai.

sedangkan Martabak terang

bulan/martabak manis (disebut terang bulan, karena bentuknya bulat seperti bulan purnama) dibuat dengan bahan-

bahan dasar adonan tepug terigu, gula, telor, dan lain-lain. Kemudian dicetak menggunakan cetakan piring Seng.

Kemudian dipanggang dan digoyangkan diatas bara api, arang kayu, maupun kompor minyak. Sering martabak

terang bulan ini disebut juga martabak “goyang”. Isi atau bumbu-bumbunya adalah olesan mentega/margarine, susu,

selai pepaya, selai nanas, meises, kacang dan lain-lain. Saat ini Martabak Lebaksiu, baik Martabak Telor maupun

Martabak Manis, menyebar dan bisa dinikmati hampir di seluruh wilayah nusantara. Bukan hanya itu, penyebaran

Martabak juga sudah sampai ke luar negeri diantaranya Jeddah, Saudi Arabia. Maka jangan heran jika banyak

dijumpai Pengusaha dan Pedagang Martabak berhasil menunaikan ibadah Haji.

2. Patung GBN

GBN merupakan singkatan dari Gerakan Banteng Negara.

GBN merupakan nama Komando yang dibentuk pada

Januari 1950 dibawah pimpinan Letkol Sarbini. GBN ini

berfungsi untuk mencegah penyebaran Gerakan DI/TII di

Jawa Tengah yang dipimpin oleh Amir Fatah (bekas

anggota TNI dari kesatuan Hizbullah) di bagian utara,

yang bergerak di daerah Tegal, Brebes dan Pekalongan.

Gerakan DI/TII dapat ditumpas melalui Operasi Banteng

Negara pimpinan Kolonel Sarbini, Letkol Bachrum dan

Letkol Ahmad Yani, pada tahun 1950. Untuk

mengenangnya, di Procot Slawi dibangun monument GBN dan di Kecamatan Lebaksiu dibangun juga patung GBN

yang lokasinya terletak sekitar 8 KM dari Slawi kea rah Selatan. Menurut cerita warga sekitar, penumpasan Gerakan

DI/TII di Tegal juga melewati Bukit Sitanjung di Lebaksiu.

3. Sungai Gung

Lebaksiu menjadi daerah aliran Sungai Gung yang

memilik daya pikat tersendiri. Jika arus sungainya tidak

deras, kita bisa bermain-main air atau sekedar duduk-

duduk di bebatuan yang besar. Meski demikian,

dianjurkan tetap berhati-hati karena terdapat beberapa

bebatuan yang licin dan bagian sungai yang dalam. Di

sore hari akan dijumpai beberapa penduduk sekitar yang

memancing ikan.

4. Jembatan Sunglon

Di atas Sungai Gung, ada jembatan yang memiliki nilai

historis dan biasa disebut oleh penduduk sekitar sebagai

Jembatan Sunglon. Jembatan yang mempunyai panjang

sekitar 200 meter dibangun pada jaman penjajahan

Belanda. Lokasi jembatan ini berada di sebelah Timur

Patung GBN. Bentuk bangunannya masih asri walau ada

sedikit renovasi dan rusak (berlobang) di beberapa bagian

jembatan karena bangunannya sudah tua, sehingga kita

harus hati-hati apabila melintasinya.

Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung

Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 3

5. Bukit Sitanjung

Tidak jauh dari Jembatan Sunglon terdapat Bukit

Sitanjung yang menjadi salah satu obyek wisata alam di

Desa Lebaksiu Lor, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten

Tegal. Apabila kita mendaki ke atas bukit, kita bisa melihat

pemandangan deretan pegunungan yang menjulang,

bentangan Sungai Gung yang lebar, di tenggara terlihat

Gunung Slamet yang menambah keindahan.

6. Rumah Makan Bukit Sitanjung

Disekitar bukit si tanjung juga terdapat Rumah Makan

yang bernama Rumah Makan Bukit Sitanjung ,

didalamnya terdapat arena pemancingan dengan harga

yang terjangkau.

7. Sarana Olahraga

Bagi yang hobi Futsal, tersedia lapangan futsal yang baru

dibangun. Ada yang indoor adapula yang outdoor. Futsal

di pagi hari dengan sejuknya cuaca di daerah sekitar

lapangan ini patut dicoba.

8. Pabrik Es Sari Petejo

Selain berwisata menikmati pemandangan alam, di Lebaksiu juga terdapat wisata pendidikan dengan menunjungi

Pabrik Es Sari Petojo. Pabrik es ini sering menyuplai kebutuhan es masyarakat sekitar Kabupaten dan Kota Tegal.

Terlebih di Tempat Pelelangan Ikan.

Pada momen tertentu, di sekitar Bukit Sitanjung juga

dilaksanakan perayaan Rabu Pungkasan (Rebo Wekasan)

satu tahun sekali. Dalam Bahasa Jawa ‘Rebo’ artinya hari

Rabu, dan ‘Wekasan’artinya terakhir. Rebo Wekasan

dipakai untuk menamai hari Rabu terakhir pada bulan

Shafar.

Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung

Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 4

B. GAMBARAN UMUM DESA

LETAK GEOGRAFIS

Desa Lebaksiu Lor berada di Kecamatan

Lebaksiu Kabupaten Tegal. Jarak antara desa

Lebaksiu Lor dengan pusat pemerintahan

kabupaten + 21 Km dimana desa Lebaksiu Lor

terletak pada ketinggian + 30 m diatas

permukaan air laut.

Batas wilayah desa :

Sebelah selatan : Desa Lebaksiu Kidul

Sebelah barat : Desa Yamansari

Sebelah Utara : Desa Kajen

Sebelah Timur : Kec. Pangkah

KONDISI DEMOGRAFIS

Luas wilayah :

Jumlah penduduk :

C. KONDISI EKSISTING

Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung

Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 5

D. RENCANA PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH

Desa Lebaksiu Lor memiliki potensi yang sangat luar biasa baik potensi Sumber Daya Alam maupun potensi Sumber

Daya Manusia yang sangat potensial. Apa saja potensi-potensi yang ada di desa Lebaksiu Lor? Berikut gambarannya:

POTENSI WILAYAH

Jembatan Sunglon

Jembatan sungai Gung yang merupakan jalur

penghubung antara desa Lebaksiu Lor dengan

kecamatan Pangkah memiliki daya Tarik

tersendiri bagi yang melewatinya. Sehingga tidak

heran jika jembatan tersebut sering dijadikan

sebagai tempat selfi diatas jembatan terlebih

pada hari minggu pagi banyak yang berkunjung

di jembatan Gung tersebut. Tidak hanya sekedar

selfi saja, bahkan pada tahun 2013 jembatan

tersebut sering dipakai untuk rapeling bagi anak-

anak muda yang tertantang dengan olahraga

yang memacu adrenalin salah satunya

mahasiswa UPS Tegal. Berdasarkan cerita dari sebagian warga, jembatan tersebut dulu sering dipakai untuk anak-anak

mandi di sungai dan menyusuri saluran inspeksi dibawah jembatan, tetapi sekarang sudah tidak ada lagi warga yang

bermain dibawah jembatan. Jembatan sungai Gung merupakan potensi yang dapat dikembangkan secara maksimal

sebagai salah satu destinasi wisata. Jembatan yang memiliki nilai sejarah ini akan sangat berpotensi menarik

pengunjung/wisatawan untuk datang ke lokasi tersebut.

Lahan Strategis Pinggir Sungai Gung

Banyak lahan strategis di pinggir sungai Gung

yang dapat difungsikan secara optimal, salah

satu diantaranya sebelah selatan Jembatan -

barat Sungai Gung. Lokasi tersebut sangat

strategis dan berpotensi memberikan dampak

pada peningkatan ekonomi desa jika dikelola

menjadi kolam renang yang menjadi obyek

wisata air. Tidak hanya kolam renang saja, di

sekitar kolam renang dapat dibuat sebagai

tempat Ruang Terbuka Hijau yang dapat

dijadikan sebagai tempat bermain bagi anak-

anak. Ada dua nilai yang dapat diambil dari

pengembangan kawasan ini, pertama adalah nilai ekonomis yang didapat dari hasil pengelolaan wisata air dan yang yang

kedua adalah nilai edukasi dimana memberikan tempat bagi anak-anak untuk bermain dan berkumpul bersama mengenal

alam dan lingkungan.

Panjat Dinding

Masih di sekitar lokasi rencana Kolam Renang,

ada lokasi yang sangat strategis untuk dijadikan

sebagai tempat wisata bagi kawula muda yang

memacu adrenalin yaitu panjat dinding buatan.

Mengingat bukit Sitanjung struktur tanahnya

rawan longsor, maka pilihan yang paling aman

adalah panjat dinding buatan. Ada nilai yang

dapat diambil dari jenis pengembangan seperti

ini terlebih bagi BUMDES yang nantinya dapat

bekerjasama dengan pemuda dan karang

taruna. Dari sisi ekonomis, BUMDES dan

Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung

Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 6

pemuda atau karang taruna dapat mengambil bagian dalam kegiatan ini seperti menjual penyediaan alat-alat panjat

tebing yang dibutuhkan atau penyewaaan alat-alat. Selain itu karang taruna dapat ambil bagian menjadi event organizer

bagi komunitas atau pengunjung yang ingin belajar dan mencoba wisata alam tersebut.

Flying Fox

Sungai Gung tidak hanya memiliki potensi

sumber daya alam saja yang dapat dieksploitasi

seperti penambangan galian c (batu, kerikil dan

pasir), namun lebih dari itu, tanpa harus

melakukan eksploitasi alam dan lingkungan,

Sungai Gung dapat dikembangkan menjadi

obyek wisaya seperti Flying Fox yang

menyeberangi Sungai Gung, dimulai dari

sebelah timur menyeberangi sungai hingga titik

perhentian di kolam renang. Seperti halnya

panjat tebing, flying fox juga memberikan nilai

ekonomis dan nilai edukasi terlebih bagi

BUMDES dan pemuda atau karang taruna.

Jalur Inspeksi Irigasi

Jalur inspeksi irigasi juga memiliki daya Tarik

tersendiri bagi masyarakat dan juga para

pengunjungnya. Dimulai dari arah selatan depan

pabrik es, atau warga setempat menamakannya

sebagai bolongan papat sampai jembatan

Gung, memiliki potensi untuk bisa dijadikan

sebagai tempat wisata air (rafting) lalu diteruskan

menelusuri jalur inspeksi dibawah jembatan

menyeberangi sungai Gung. Nilai ekonomis yang

dapat diambil, BUMDES dapat menyediakan

sewa peralatan rafting seperti ban / alat

pelampung, helm, baju renang, senter, dll yang

dapat menghasilkan keuntungan dari hasil penyewaan.

Sentra Perikanan

Air yang melimpah merupakan anugerah alam

yang perlu disyukuri dan dimanfaatkan secara

optimal. Namun persoalannya hingga saat ini,

potensi alam yang melimpah dengan air tersebut

belum dimanfaatkan secara optimal. Beberapa

model pengembangan yang dapat dilakukan.

Pertama, BUMDES dapat membuat sentra

perikanan milik masyarakat dengan system bagi

hasil dari keuntungan yang diperoleh. Kedua,

BUMDES dapat menyewa lahan milik

masyarakat untuk dibuat sentra perikanan.

Ketiga, masyarakat yang memiliki lahan dan

dapat membuat dan mengembangkan usaha perikanan, hasil dari perikanan dijual dan ditampung oleh BUMDES. Dari

ketiga model pengembangan tersebut dapat dipilih salah satu atau dua atau mungkin dapat dipakai semuanya sesuai

dengan kondisi dan kemampuan masyarakat.

Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung

Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 7

Lahan Pertanian Sekitar Sungai Gung

Disebelah utara jembatan sunglon, baik di

sebelah barat sungai ataupun sebelah timur

sungai, ada lahan pertanian milik warga yang

dapat dimanfaatkan lebih optimal lagi tanpa

harus mengubah fungsi lahan pertanian. Salah

satu model pengembangan yang dapat

menghasilkan nilai lebih adalah menjadikan

lahan pertanian tersebut menjadi pusat agro

wisata. Belajar dari desa Pujon Kidul di daerah

Malang – Jawa Timur, lahan pertanian milik

warga yang dilewati sebagai area agro wisata,

dihitung luasan lahannya dan dijadikan sebagai

investasi saham ke BUMDES. Dalam hal ini, BUMDES dapat mengelola pusat jajanan kuliner kas Lebaksiu Lor,

mengelola distribusi masuk area wisata, menyediakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan, dll. Share pembagian

keuntungan dari pengelolaan area wisata ini dengan system bagi hasil antara BUMDES dengan masyarakat pemilik lahan

pertanian. Dari pola pengembangan seperti ini, dapat memberikan nilai lebih bagi para petani milik lahan pertanian dan

bagi BUMDES tanpa harus mengubah fungsi lahan pertanian.

Konservasi Alam Dan Lingkungan

Hal yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat

desa Lebaksiu Lor dan mungkin bagi

masyarakat kabupaten Tegal, adalah potensi

wilayah Bukit Sitanjung yang memiliki nilai

sejarah dan budaya. Namun demikian, walaupun

ada potensi wilayah yang memiliki nilai historis

dan nilai budaya yang sudah tertanam sejak

lama, belum dimanfaatkan secara optimal.

Tetapi, sebelum optimalisasi potensi wilayah

desa yang ada di bukit Sitanjung, hal yang perlu

dipahami adalah bahwa struktur tanah yang ada

di daerah bukit Sitanjung adalah struktur tanah

yang rawan longsor. Struktur tanah yang rawan longsor tersebut, bukan menjadi kendala bagi optimalisasi pemanfaatan

lahan melainkan sebaliknya menjadi peluang bagi masyarakat untuk menghasilkan nilai lebih. Mengingat struktur tanah

yang rawan longsor, maka model pengembangan kawasan di bukit Sitanjung yang perlu mendapatkan prioritas adalah

konservasi hutan dan lingkungan. Dalam hal ini, bukit Sitanjung merupakan bukit yang harus dijaga kelestariannya,

dimana masyarakat dapat menyiapkan bibit tanaman keras (polyback) yang dijual kepada BUMDES. Bibit yang dibeli oleh

BUMDES dari petani / masyarakat desa setempat, dijual lagi kepada setiap pengunjung yang akan masuk area wisata

alam bukit Sitanjung dengan dikenakan retribusi misalnya saja Rp.5.000,- atau Rp.10.000,-. Dari retribusi tersebut,

pengunjung diberikan bibit tanaman yang dapat ditanam di area wisata bukit Sitanjung.

Dari model pengembangan kawasan wisata seperti ini, ada beberapa nilai yang didapatkan. Nilai ekonomis sudah pasti

didapat dimana petani mendapatkan keuntungan dari penjualan bibit tanaman kepada BUMDES, demikian juga BUMDES

pun dapat keuntungan dari hasil penjualan. Selain nilai ekonomis tadi, ada nilai edukasi dimana setiap orang pengunjung

dan juga masyarakat sekitar memiliki rasa memiliki hutan dana lam yang perlu dijaga kelestariannya. Dari dua manfaat

nilai yang didapatkan berdampak pada nilai ekologis dimana hutan dan lingkungan tetap terjaga kelestariannya untuk

mencegah rawan longsor.

Jelajah Alam Bukit Sitanjung

Model pengembangan kawasan di area bukit Sitanjung selanjutnya adalah jelajah alam dengan menggunakan sepeda

atau ATF. Yang perlu jadi catatan adalah kelestarian hutan dan lingkungan bukit sitanjung harus tetap terjaga, sehingga

alat/kendaraan yang diperbolehkan masuk area wisata bukit Sitanjung hanya sepeda dan ATF (kecuali sepeda motor bagi

pengelola dan masyarakat sekitar). Dari model pengembangan ini, BUMDES dapat menyediakan sewa ATF dan sepeda

Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung

Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 8

bagi para pengunjung yang ingin melakukan

jelajah alam di sekitar area wisata bukit

Sitanjung. Dari hasil penyewaan sepeda, ATF

dan perlengkapan yang diperlukan akan

mendatangkan nilai lebih bagi BUMDES

kedepan.

Arena Permainan Outbond

Di area Bukit Sitanjung dapat dimanfaatkan

sebagai arena / tempat bermain bersama yang

lebih popular dikenal dengan Outbond. Dalam

hal ini BUMDES dapat bekerjasama dengan

pemuda dan karang taruna dalam

pengelolaannya. Ada nilai edukasi yang

didapatkan selain nilai ekonomis dimana

BUMDES dapat memberdayakan pemuda dan

karang taruna dalam pengelolaan wisata alam.

Yang perlu dipersiapkan adalah belajar

bagaimana menjadi event organizer sehingga

ketika suatu saat ada komunitas atau dari pihak sekolah atau dari pihak manapun yang akan melakukan outbond, karang

taruna dan pemuda dapat menjadi event organizernya. Sehingga BUMDES tidak perlu lagi mencari event organizer dari

luar desa.

Bumi Perkemahan

Kegiatan yang hampir mirip dengan outbond

adalah bumi perkemahan. Pola

pengembangannya hamper sama dengan pola

pengelolaan pada permainan outbond dimana

BUMDES dapat bekerjasama dengan pihak

pemuda dan karang taruna.

Pasar Desa Sebagai Pusat Belanja

Potensi lain yang sudah ada di desa Lebaksiu Lor

adalah adanya pasar desa yang menjadi pusat

perekonomian. Pasar desa yang sudah ada ini,

dapat menjadi pendorong bagi tumbuh

kembangnya ekonomi masyarakat desa Lebaksiu

Lor. Seperti yang sudah terkenal, lebaksiu

terkenal dengan Martabak Lebaksiu yang

sebenarnya dapat dijadikan sebagai produk

unggulan desa. Tidak hanya martabak saja,

masyarakat dapat memproduksi produk lain yang

dapat mengangkat wisata bukit Sitanjung,

misalnya saja pamuda dan karang taruna

Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung

Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 9

membuat kaos, topi, gantungan kunci, kalung, gelang, atau souvenir lainnya yang mencirikan khas Lebaksiu Lor dengan

brand image Bukit Sitanjung yang dapat dijual. Bagi ibu-ibu rumah tangga, dapat mengembangan aneka jajanan kuliner

khas lebaksiu selain martabak yang bisa dijual di pasar sebagai oleh-oleh jajanan khas lebaksiu. Beberapa model yang

dapat dikembangan pada kawasan ini diantaranya: Pertama: masyarakat membuat berbagai macam produk unggulan dan

dijual sendiri di pasar memngingat sudah ada pasar desa. Kedua, produk unggulan hasil produksi dari masyarakat dapat

dijual atau dititipkan melalui BUMDES. Dalam hal ini BUMDES berperan memasarkan produk unggulan masyarakat desa.

Banyak sekali manfaat nilai yang didapatkan dari model pengembangan kawasan ini. Selain nilai ekonomis yang didapat

bagi masyarakat dan BUMDES, ada nilai edukasi dimana pasar desa dapat memberdayakan dan menggerakkan ekonomi

masyarakat.

Tempat Penginapan / Home Stay

Belajar dari desa Ponggok yang ada di

kabupaten Klaten, karena sudah terkenal

dengan desa yang mandiri dengan wisata

airnya, BUMDES menyediakan home stay bagi

para pengunjung yang membutuhkannya. Tidak

hanya dari BUMDES, dari masyarakat yang

memiliki modal baik dana ataupun sudah dalam

bentuk bangunan rumah dan ingin disewakan

menjadi home stay, dapat di pasarkan melalui

BUMDES yang ada. Untuk pengembangan

home stay ini bersifat jangka panjang, melihat

perkembangan desa.

Pusat Studi Desa

Dari berbagai model pengembangan yang ada,

hampir sebagian besar berorientasi pada nilai

ekonomis. Tetapi dalam model pengembangan

ini, lebih menitikberatkan pada nilai edukasi

dimana menjadikan desa Lebaksiu Lor sebagai

pusat studi desa bagi masyarakat desa setempat

khususnya dan bagi masyarakat luar desa pada

umumnya. Desa membangun perpustakaan

desa yang bisa dijadikan sebagai tempat belajar

bagi masyarakat. Point penting untuk desa

Lebaksiu Lor telah memiliki nilai historis yang

perlu disampaikan kepada masyarakat terkait

dengan pembangunan monument GBN dan bukit Sitanjung.

Beberapa model pengembangan yang ada tadi, ada infrastruktur pendukung yang bisa memberikan nilai lebih bagi

pengembangan kawasan desa wisata seperti parkir, pusat jajanan rakyat, MCK, dll yang akan dijelaskan pada skema

pengembangan kawasan.

CATATAN:

Semua jenis model pengembangan kawasan desa wisata, pada nantinya akan dikelola secara professional oleh BUMDES

yang sedang dalam tahap proses pembentukan.

BUMDES yang dibangun hendaknya menumbuhkembangkan gerak ekonomi masyarakat agar lebih maju dan mandiri,

jangan sampai menggusur ekonomi masyarakat.

POTENSI SOSIAL BUDAYA

Selain potensi alam yang ada, desa Lebaksiu Lor memiliki potensi sosial budaya dimana ada Tradisi Rabu Pungkasan

yang sudah menjadi agenda rutin tahunan merupakan potensi budaya yang perlu dilestarikan.

Sejarah dibangunnya Monument GBN merupakan asset yang memiliki nilai historis

Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung

Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 10

E. VISI, MISI DAN TUJUAN

VISI:

Mewujudkan desa Lebaksiu Lor yang Berdikari “Berdiri Diatas Kaki Sendiri”

MISI:

1. Menjadikan desa Lebaksiu Lor sebagai Desa Wisata

2. Menjadikan desa Lebaksiu Lor sebagai Pusat Ekonomi Desa

3. Menjadikan desa Lebaksiu Lor sebagai Pusat Studi Desa

TUJUAN:

1. Mengembangkan Potensi Sumber Daya Alam yang ada

2. Mengembangkan ekonomi masyarakat

3. Membangun dan mengembangkan sumber daya manusia yang berdaya saing

F. RENCANA STRATEGIS PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA

G. PEMBAGIAN ZONA WILAYAH

Dalam mewujudkan impian Desa Lebaksiu Lor

sebagai Desa Wisata, tidak mungkin akan

diselesaikan dalam satu tahapan mengingat

keterbatasan sumberdaya yang ada. Maka

dalam penyelesaiannya, dibagai menjadi 4 zona

wilayah pengembangan kawasan.

Zona 1:

Berada di sekitar wilayah bantaran Sungai Gung

Zona 2:

Berada di area Bukit Sitanjung

Zona 3:

Berada di area pasar desa sebagai pusat perbelanjaan dan permukiman warga

Zona 4:

Berada di area pertanian

Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung

Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 11

Secara lebih detail, model pengembangan kawasan pada masing-masing zona (wilayah) dapat dilihat dalam tabel

dibawah ini:

H. DETAIL SITE PLANE ZONA 1

I. SKEMA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA

Skema program pengembangan kawasan desa wisata dapat dilihat dalam diagram berikut:

Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung

Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 12

Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung

Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 13

Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung

Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 14

Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung

Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 15

Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung

Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 16

Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung

Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 17

Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung

Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 18

Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung

Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 19

J. LANGKAH STRATEGIS DI TAHUN 2018

Beberapa langkah strategis yang perlu dipersiapkan di tahun 2018 dalam upaya membangun ide dan gagasan, menyusun

perencanaan dan penganggaran di tahun 2019 s/d 2028. Langkah strategis di tahun 2018 dapat dilihat dalam tabel berikut

ini:

K. JEJARING KERJASAMA

Impian besar untuk menjadikan Lebaksiu Lor sebagai Desa Wisata tidak akan dapat dilakukan sendirian, maka perlu

dibangun jejaring kerjasama dengan semua pihak. Daftar para pihak yang dapat dijadikan sebagai steakholder dapat

dilihat dalam diagram berikut ini

Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung

Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 20

L. MEDIA SOSIALISASI

Ide dan gagasan besar ini perlu dan

harus disosialisasikan kepada khalayak

umum terlebih kepada masyarakat desa

Lebaksiu Lor untuk menguatkan ide dan

gagasan, menyusun perencanaan

secara partisipatif serta membangun

modal sosial yang ada.

Beberapa media yang dapat dijadikan

media komunikasi:

Pertemuan informal:

Sosialisasi dapat dilakukan melalui

pertemuan informal di pos kamling,

warung kopi, atau tempat-tempat yang

sering digunakan masyarakat

berkumpul. Pendekatan seperti ini cenderung lebih efektif dan mudah diterima masyarakat, walaupun harus diakui

membutuhkan waktu dan tenaga yang ekstra.

Pertemuan informal:

Pertemuan formal seperti Musdes, Musrenbang, pertemuan tingkat RT/RW, pertemuan PKK, Posyandu, Karang Taruna,

BPD, LPMD, dll sangat memungkinkan sebagai media sosialisasi.

FGD dengan kelompok masyarakat:

Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok Terarah), sangat efektif untuk sosialisasi sekaligus membangun ide dan

gagasan. FGD akan lebih terarah dan efektif jika materi sudah disiapkan dan dilakukan dengan peserta diskusi antara 7 –

9 orang kepada kelompok-kelompok masyarakat baik kelompok ekonomi, sosial, kelompok perempuan, kelompok

pemuda, dll.

Media Sosial:

Media sosial seperti WA, BBM, facebook, twiter, Instagram, website desa, linkedin, slide share, pinteres, youtube, dll

merupakan salah satu media sosialisasi yang dapat digunakan dan sangat memungkinkan dapat menjangkau masyarakat

luas. Media ini sangat membantu selain sebagai media sosialisasi juga dalam upaya membangun jejaring kerjasama

kepada pihak luar.

Media Cetak:

Media cetak seperti surat kabar, majalah, brosur, leaflet, pamphlet, dll juga dapat digunakan sebagai media sosialisasi.

Seperti halnya tulisan ini, adalah bagian dari media sosialisasi dengan menggunakan media cetak.

Media Elektronik:

Media elektronik seperti radio dan televise juga dapat dijadikan sebagai media sosialisasi.

M. PENUTUP