mas qonita fix

46
KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya referat pada kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Anak ini. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing kami, yaitu dr.Effendi, SpA atas bimbingan dan waktu yang telah diberikan kepada kami. Referat dengan judul Meconium Aspiration Syndrome ini membahas mengenai sindroma klinis akibat aspirasi mekonium pada bayi yang lahir dengan air ketuban yang terkontaminasi dengan mekonium. Terdapat peningkatan mortalitas dan morbiditas pada neonatus yang lahir dengan aspirasi mekonium ini, yang sebenarnya kematian dapat dicegah dengan penanganan yang tepat.Tatalaksana pada aspirasi mekonium telah berkembang secara progresif dengan dikemukakannya patofisiologi yang mendasari terjadinya aspirasi mekonium tersebut.Oleh sebab itu, melalui referat ini kami mencoba membahas secara singkat mengenai gejala dan tanda aspirasi mekonium pada neonatus, serta penanganannya. Namun demikian, kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam referat ini. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangan yang ada dan semoga referat ini dapat membantu berbagai pihak yang turut membaca. Atas perhatiannya,kami ucapkan terima kasih.

Upload: muhammad-najib-abd

Post on 13-Feb-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

anak

TRANSCRIPT

Page 1: MAS Qonita Fix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya referat pada

kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Anak ini. Kami juga mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada pembimbing kami, yaitu dr.Effendi, SpA atas bimbingan dan waktu

yang telah diberikan kepada kami.

Referat dengan judul Meconium Aspiration Syndrome ini membahas mengenai sindroma

klinis akibat aspirasi mekonium pada bayi yang lahir dengan air ketuban yang terkontaminasi

dengan mekonium. Terdapat peningkatan mortalitas dan morbiditas pada neonatus yang lahir

dengan aspirasi mekonium ini, yang sebenarnya kematian dapat dicegah dengan penanganan

yang tepat.Tatalaksana pada aspirasi mekonium telah berkembang secara progresif dengan

dikemukakannya patofisiologi yang mendasari terjadinya aspirasi mekonium tersebut.Oleh sebab

itu, melalui referat ini kami mencoba membahas secara singkat mengenai gejala dan tanda

aspirasi mekonium pada neonatus, serta penanganannya.

Namun demikian, kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

referat ini. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangan yang ada dan semoga

referat ini dapat membantu berbagai pihak yang turut membaca.

Atas perhatiannya,kami ucapkan terima kasih.

Jombang, 21 Januari 2014

Penyusun

Page 2: MAS Qonita Fix

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………………...iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 2

2.1. Meconium-stained Amniotic Fluid danMeconium Aspiration Syndrome....................2

2.2. Epidemiologi Meconium Aspiration Syndrome............................................................3

2.3. Patofisiologi Meconium Aspiration Syndrome.............................................................3

2.4. Manifestasi Meconium Aspiration Syndrome ..............................................................6

2.5. Diagnosis Meconium Aspiration Syndrome .................................................................7

2.5.1. Laboratorium .................................................................................................7

2.5.2. Radiologi ......................................................................................................7

2.5.3. Ekokardiografi ..............................................................................................9

2.6. Tatalaksana Meconium Aspiration Syndrome ..............................................................9

2.6.1. Tatalaksana di Ruang Bersalin......................................................................9

2.6.1.1. Pemantauan Janin Intrapartum…………………………………….9

2.6.1.2. Pemantauan di Ruang Bersalin Saat Intrapartum: Suction Orofaring

dan Nasofaring Sebelum Lahirnya Bahu Bayi……………………9

2.6.1.3. Tatalaksana di Ruang Bersalin Setelah Bayi Lahir: Intubasi dan

SuctionEndotrakeal……………………………………….………9

2.6.2. Tatalaksana di NICU…........................................................................11

2.6.2.1. Temuan Radiografi…………………………………………….....11

2.6.2.2. Dukungan Pernafasan…………………………………………….12

2.6.2.2.1. Terapi Oksigen…………………………………………12

2.6.2.2.2. Continuous Positive Airway Pressure (CPAP)………..12

2.6.2.2.3. Intubasi…………………………………………………12

2.6.3. Terapi Tambahan Pada Kasus Berat…………………...............................13

ii

Page 3: MAS Qonita Fix

2.6.4. Surfaktan…………………….. .............................................................14

2.6.5. Steroid ........................................................................................................14

2.6.6 Antibiotik ....................................................................................................15

2.7. Prognosis ...................................................................................................................15

BAB III Laporan Kasus.................................................................................................................16

BAB IV Kesimpulan .............................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 25

iii

Page 4: MAS Qonita Fix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Patofisiologi Meconium Aspiration Syndrome……………………………………...4

Gambar 2.2. Fenomena Ball-valve………………………………………………………………..5

iv

Page 5: MAS Qonita Fix

BAB I

PENDAHULUAN

Meconium-stained amniotic fluid (MSAF) terjadi pada 13% dari seluruh kelahiran hidup,

dimana insidensi MSAF biasanya terjadi pada neonatus dengan usia gestasi 37 minggu atau

lebih, terutama pada neonatus yang post-matur dan neonatus dengan kecil masa kehamilan.

Sekitar 5-10% dari nonatus dengan MSAF mengalami Meconium Aspiration Syndrome

(MAS).Insidens dan tingkat keparahan MAS ditentukan oleh pendekatan obstetrik dan neonatal

pada bayi yang lahir dengan MSAF. Terjadinya MAS meningkatkan mortalitas dan morbiditas

pada neonatus.Saat ini telah terdapat perkembangan mengenai MAS dan tata lakasana yang

berkaitan dengan patofisiologi yang mendasarinya.Tata laksana ini mencakup tatalaksana MAS

intrapartum dan tatalaksana setelah bayi lahir. Perkembangan ini diharapkan dapat meningkatkan

survival ratepada neonatus dengan MAS, terutama pada negara berkembang, dimana MAS

masih merupakan salah satu masalah utama.1,2

MAS dapat mengancam jiwa, dan sering berkomplikasi gagal napas, kebocoran udara

paru, dan persistent pulmonary hypertension of the newborn (PPHN). Pendekatan pada

pencegahan MAS telah berubah dengan berjalannya waktu, dengan kolaborasi antara dokter

spesialis kandungan dan spesialis pediatrik dalam membentuk pondasi perawatan bayi.

Penggunaan surfaktan dan NO telah menunjukkan penurunan mortalitas dan morbiditas bayi

dengan MAS.1

Pendekatan dalam mencegah MAS telah berkembang dalam 30 tahun terakhir. Pada akhir

tahun 1970, semua bayi yang lahir dengan MSAF, menjalani pengisapan saluran napas atas

sebelum lahir bahu bayi dan lalu menjalani intubasi trakeal dan pengisapan endotrakeal di kamar

bersalin. Sekarang, pengisapan saluran napas atas tidak lagi direkomendasikan, dan hanya bayi

yang kondisinya sangat buruk yang diintubasi untuk pengisapan endotrakeal. Saat ini, insidensi

dan mortalitas telah menurun secara signifikan karena adanya perbaikan pada managemen

obstetrik intrapartum dan resusitasi postnatal bayi yang lahir dengan MSAF. MAS dinilai bukan

sebagai penyebab tunggal dari gangguan postnatal yang dapat dicegah dengan pengisapan trakea

rutin di ruang bersalin, namun sebagai gangguan multifaktorial yang kompleks dengan faktor

antenatal dan juga intrapartum.1

1

Page 6: MAS Qonita Fix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Meconium-stained Amniotic Fluid dan Meconium Aspiration Syndrome

Mekonium merupakan akumulasi debris yang steril, kental, tidak berbau, dan

berwarna hitam-hijau, yang berasal dari usus janin sejak usia kehamilan 10-16 minggu atau

sekitar usia kehamilan tiga bulan. Komponen utama dari mekonium adalah air (sekitar 72-

80%), sel-sel yang berasal dari saluran cerna dan kulit, musin dari gastrointestinal, rambut

lanugo, lemak dari verniks kaseosa, cairan amnion, sekresi intestinal, blood-group-specific-

glycoproteins, empedu, dan metabolit dari obat. Selain itu, mekonium juga mengandung zat-

zat proinflamasi seperti tumor necrosis factors-α (TNF-α), interleukin-1β (IL-1β), IL-6, dan

IL-8.3,4

Normalnya, proses defekasi pada janin berkurang pada usia kehamilan 16 minggu dan

menghilang pada usia kehamilan 20 minggu, dimana ini berhubungan dengan proses

inervasi dari persarafan anus. Hingga usia kehamilan 34 minggu, pasase mekonium

berangsur-angsur kembali lebih aktif, dan mencapai normal saat 24-48 jam setelah lahir.5

Hal inilah yang menyebabkan mekonium pada cairan amnion jarang didapati sebelum usia

kehamilan 34 minggu dan lebih banyak didapati pada usai kehamilan cukup bulan serta port-

matur (mencapai sekitar 30%). Pasase mekonium ini bergantung pada peristaltik usus,

relaksasi dari sfingter anus, dan usia kehamilan, dimana pada usia kehamilan kurang dari 34

minggu, mekonium biasanya belum mencapai kolon desending dan anus.Keadaan

didapatinya mekonium pada cairan amnion disebut sebagai meconium-stained amniotic fluid

(MSAF).6,7

Disebut sebagai aspirasi mekonium apabila ditemukan adanya mekonium di bawah

pita suara.Meconium Aspiration Syndrome (MAS) didefinisikan sebagai suatu gangguan

nafas pada bayi yang baru lahir denganMSAF tanpa disertai penyebab distress nafas

lainnya.3,5,8Literatur lain, mendefinisikan MAS sebagai gangguan nafas pada 4 jam pertama

settelah bayi lahir, dimana adanya peningkatan kebutuhan oksigen, serta ditandai dengan

gambaran MAS pada pemeriksaan radiografi thoraks.9 Mekonium dapat teraspirasi ketika

terjadi fetal gasping atau nafas dalam yang terstimulasi oleh hipoksia dan hiperkapnia.

2

Page 7: MAS Qonita Fix

Aspirasi mekonium sebelum dan saat proses kelahiran dapat membuat obstruksi jalan nafas,

mengganggu pertukaran gas, dan menyebabkan severe respiratory distress.2

2.2. Epidemiologi Meconium Aspiration Syndrome

Insidensi MSAF bervariasi dari 8% sampai 20% dari seluruh kelahiran.3 Insidensi

MSAF pada bayi preterm sangat rendah. Kebanyakan bayi dengan MSAF berusia 37

minggu atau lebih, dan hampir seluruh bayi dengan MSAF adalah bayi postmatur dan kecil

usia kehamilan. Sekitar 5-10% dari nonatus dengan MSAF mengalami MAS.MSAF

berhubungan dengan meningkatnya risiko kelainan respiratori dan hampir 50%

membutuhkan ventilasi mekanis.3,4

2.3. Patofisiologi Meconium Aspiration Syndrome

MAS terjadi karena aspirasi mekonium pada waktu janin menarik napas intrauterin

atau pada saat bayi bernapas saat lahir. Hipoksia akibat stres janin dapat menstimulasi

aktivitas kolon, yang menyebabkan pasase mekonium dan juga menstimulasi gerakan

menarik napas pada janin yang mengakibatkan teraspirasinya mekonium selama dalam

rahim.2,10

Patofisiologi MAS merupakan hal yang kompleks. Mekonium yang teraspirasi dapat

mempengaruhi pernapasan normal melalui beberapa mekanisme, yaitu: (1) obstruksi jalan

napas akut, (2) disfungsi atau inaktivasi surfaktan, (3) pneumonitis kimiawi dengan

pelepasan vasokonstriktif dan mediator inflamasi, dan (4) persistent pulmonary hypertension

of the newborn (PPHN) dengan shunt kanan-ke-kiri ekstrapulmoner. Gangguan yang terjadi

pada fungsi paru pada MAS adalah hipoksemia dan penurunan komplians paru. Oksigenasi

yang buruk disebabkan oleh kombinasi antara mismatch ventilasi dan perfusi, shunt

intrapulmoner yang disebabkan atelektasis regional, dan shunt ekstrapulmoner yang

berhubungan dengan PPHN.10,11,12,13

Berikut merupakan skema patofisiologi dari MAS.2

3

Page 8: MAS Qonita Fix

(Diambil dari Burris HH.Meconium Aspiration. Di dalam: Cloherty JP, Eichenwald EC, Hansen AR, Stark AR, editor.

Manual of Neonatal Care.Ed-7. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2012)

Gambar 2.1. Patofisiologi Meconium Aspiration Syndrome2

Obstruksi jalan nafas pada MAS dapat bersifat parsial atau komplit. Pada obstruksi

parsial, terjadi fenomena ball-valve, dimana udara inspirasi dapat masuk ke alveolus dan

menyebabkan alveolus mengembang, tetapi saat ekspirasi udara sulit keluar akibat dari

penumpukan mekonium, sehingga terjadi air trapping dan hiperdistensi pada alveoli.

Keadaan ini menyebabkan peningkatan resistensi saat ekspirasi. Air trapping juga

meningkatkan risiko terjadinya air leaks 20-50% yang kemudian dapat mengakibatkan

pneumotoraks, pneumomediastinum, atau pneumoperikardium.11,12 Pada obstruksi komplit,

terjadi atelektaksis yang mengakibatkan mismatch ventilasi dan perfusi.4,10,11

4

Page 9: MAS Qonita Fix

Goldsmith JP. Continuous Positive Airway Pressure and Conventional Mechanical Ventilation in the Treatment of

Meconium Aspiration Syndrome. Di dalam: Lawson EE, Martin GI, Vidyasagar D, editor. Proceedings of the First

International Conference for Meconium Aspiration Syndrome and Meconium-induced Lung Injury.Journal of

Perinatology.Vol 28.Supp 3. 2008.

Gambar 2.2. Fenomena Ball-valve13

Atelektasis dan mismatch ventilasi perfusi juga dapat disebabkan atau diperburuk

akibat inaktivasi surfaktan endogen serta penurunan produksi surfaktan akibat mekonium.

Mekanisme pasti inaktivasi surfaktan paru oleh mekonium belum begitu jelas. Namun,

beberapa komponen mekonium, khususnya yang larut lemak (asam lemak bebas, kolesterol,

dan trigliserida), dan yang larut air (bilirubin, asam empedu, dan enzim-enzim) dapat

merusak fungsi paru. Mekonium dapat merusak surfaktan paru melalui kombinasi aksi dari

kolesterol dan asam empedu yang ada pada mekonium. Mekonium juga dapat mengubah

viskositas dan ultrastruktur surfaktan, menurunkan tingkat protiein surfaktan, dan juga

mempercepat konversi dari permukaan agregasi luas dan aktif menjadi kecil dan kurang

aktif. Disfungsi surfaktan dipicu juga oleh kebocoran protein plasma melalui membran

kapiler alveolus yang rusak, juga oleh enzim proteolitik, dan radikal bebas oksigen yang

lepas dari sel-sel yang teraktivasi selama inflamasi.10,11,14

Mekonium dapat menyebabkan pneumonitis kimiawi. Mekonium merupakan

chemoattractant yang bagus bagi neutrofil. Dalam beberapa jam, neutrofil dan makrofag

dapat ditemukan di alveolus, jalan napas yang lebih besar, dan parenkim paru. Mekonium

juga merupakan sumber mediator inflamasi seperti interleukin (IL-1, IL-6, IL-8), dan TNF.

5

Page 10: MAS Qonita Fix

Hal ini akan menginduksi inflamasi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui

stimulasi oksidatif neutrofil serta makrofak alveolus, yang dapat merusak parenkim paru

atau menyebabkan kebocoran vaskular. Hal ini mengakibatkan terjadinya pneumonitis

toksik dan edema hemoragik pulmoner.9,8,11 Ketidakseimbangan ventilasi akibat obstruksi

parsial, atelektasis, ataupun pneumonitis akan mengakibatkan terjadinya retensi dari

karbodioksida dan hipoksemia.3

Kontaminasi intrapulmoner oleh mekonium secara akut menginduksi respon hipertensi

paru, dimana hal ini bergantung pada konsentrasinya.Sebanyak 15-20% bayi dengan MAS

menunjukkan adanya PPHN. PPHN pada bayi dengan MAS disebabkan oleh (1)

vasokonstriksi pulmoner karena hipoksia, hiperkarbia, dan asidosis (2) hipertrofi kapiler

postasinar sebagai hasil dari hipoksia kronis intrauterin, dan (3) vasokonstriksi pulmoner

sebagai hasil dari inflamasi pulmoner.Akan tetapi kerusakan paru tidak berhuubungan

dengan jumlah mekonium pada jaringan paru, melainkan pada derajat hipoksia dan asidosis

pada saat lahir. Ghidini dan Spong menyatakan bahwa MAS berat tidak disebabkan oleh

aspirasi mekonium, melainkan disebabkan oleh proses patologis lain yang terjadi dalam

rahim, seperti asfiksia kronik, infeksi, atau hipertensi paru persisten.8,9

2.4. Manifestasi Klinis dan Faktor RisikoMeconium Aspiration Syndrome

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya MAS, yaitu

kehamilan post-term, dimana pada janin yang post-term terjadi peningkatan motilitas dan

fungsional dari sistem gastrointestinalsehingga hal ini menyebabkan terjadinya pengeluaran

mekonium intra-uterin. Selain karena maturitas sistem gastrointestinal yang lebih baik,

kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko MAS adalah terstimulasinya refleks vagal

akibat dari kompresi tali plasenta atau kompresi kepala, serta adanya stress pada janin,

dimana terjadi aspirasi terjadi saat janin berusaha untuk menarik nafas dalam.2,3,16Faktor dari

keadaan ibu yang juga mempertinggi angka kejadian MAS adalah hipertensi, termasuk

keadaanpre-eklampsia dan eklampsia, diabetes mellitus, adanya penyakit paru dan/atau

jantung kronis, serta ibu yang merokok, dimana pada faktor-faktor tersebut terjadi gangguan

uteroplasenta akibat gangguan pada pembuluh darah yang menyebabkan lebih mudahnya

terjadi hipoksia pada janin.12

Manifestasi klinis dari MAS dapat dilihat dari warna kuning kehijauan pada kuku jari

tangan, tali pusat, serta kulit dan adanya tanda-tanda gangguan pernafasan, seperti takipnea,

6

Page 11: MAS Qonita Fix

retraksi, mendengkur, dan bentuk dada barrel-chest.11Pewarnaan kuning kehijauan terjadi

akibat dari mekonium yang terjadiUmumnya, pewarnaan pada kuku terjadi 6 jam setelah

paparan dan pewarnaan pada kulit serta tali pusat 12-14 jam setelah paparan.5Untuk

gangguan pernafasan pada MAS, dapat dikategorikan sebagai ringan, sedang, dan berat.

Ringan apabila dalam kurang dari 48 jam, kebutuhan pemberian oksigennya kurang dari

40%. Derajat sedang bila kebutuhan akan pemberian oksigen lebih dari 40%, tetapi tidak

didapati adanya kebocoran paru. Sedangkan derajat berat bila sudah memerlukan assisted

ventilation pada lebih dari 48 jam. Hal ini biasanya berhubungan dengan Pulmonary

hypertension of the Newborn (PPHN).2

2.5. Diagnosis Meconium Aspiration Syndrome

Sangatlah penting memantau bayi yang lahir dengan MSAF untuk mencari tanda-

tanda distres pernapasan paling tidak selama 24 jam. Diagnosis MAS berdasarkan adanya

distres napas pada bayi yang lahir dengan MSAF, tanpa adanya penyebab lain dari distres

napas tersebut. Radiografi dada dan analisis gas darah harus dilakukan jika perlu. Karena

mekanisme MAS bervariasi, temuan radiologis akan bervariasi pula. Temuan radiografis

klasik pada MAS adalah ekspansi paru dengan infiltrat yang luas. Namun, keparahan pola

X-ray tidak selalu berhubungan dengan keparahan klinis.10

2.5.1. Laboratorium

Analisa gas darah biasanya menunjukkan adanya hipoksemia. Hiperventilasi

dapat menyebabkan alkalosis respiratorik pada kasus ringan, namun bayi dengan

penyakit berat umumnya memiliki asidosis respiratorik sebagai akibat dari obstruksi

jalan napas, atelektasis, dan pneumonitis.2

2.5.2. Radiologi

Radiografi dada menunjukkan hiperinflasi lapang paru dan diafragma yang

mendatar. Terdapat infiltrat ireguler, patchy, dan banyak. Dapat ditemukan

pneumothorax atau pneumomediastinum.2

Pada umumnya kejadian MAS dikaitkan dengan obstruksi saluran napas oleh

meconium.Ball valve phenomenon terjadi saat sebagian kecil meconium bergerak

perlahan ke jalan nafas perifer. Mekanisme ini menyebabkan udaa dapat masuk

melalui meconium saat inspirasi, namun tertahan di distal saat ekspirasi

7

Page 12: MAS Qonita Fix

menyebabkan air trapping. Pada akhirnya hal ini akan meningkatkan resistensi

ekspiratorik paru, kapasitas residu fungsional,dan diameter anterposterior dada.

Atelektasis regional juga terbentuk dari obstruksi total jalan napas kecil. Daerah

sekitarnya sering sebagian terhalang dan overexpanded, yang menyebabkan

kebocoran udara dan pneumotoraks pneumomediastinum. Fenomena saluran napas

obstruktif mennimbulkan temuan klasik radiografi MAS yang ditunjukkan pada

gambaran berikut.14

8

Page 13: MAS Qonita Fix

Diambil dari: Klingner MC, Kruse J. Meconium Aspiration Syndrome: Pathopysiology and Prevention. Journal

of the American Board of Family Medicine. 1999.

Gambar 2.3.Atelektasis, pneumotoraks, dan daerah hiperekspansi paru-paru.

Radiogioli: terjadi konsolidasi, efusi pleura, dan penampilan radiografi yang relatif normal.

Tingkat keparahan temuan radiografi tidak akurat memprediksi tingkat keparahan

penyakit.15

2.5.3. Ekokardiografi

Hipertensi pulmonal dengan akibatnya yaitu hipoksemia, shunt atrium kanan

ke kiri dan shunt duktus PDA, berhubungan dengan temuan pada bayi yang

mengalami MAS.2

2.6. Tatalaksana Meconium Aspiration Syndrome

2.6.1. Tatalaksana di ruang bersalin

Tatalaksana bayi yang lahir dengan MSAF di ruang bersalin didasarkan pada

asumsi bahwa terjadinya gangguan napas pada bayi disebabkan terutama karena

obstruksi jalan napas dan terpenuhinya alveolus dengan mekonium.9

2.6.1.1. Pemantauan janin intrapartum

Pemantauan denyut jantung janin intrapartum dilakukan untuk

mendeteksi adanya hipoksia janin, yang merupakan faktor risiko

MAS.Beberapa peneliti menyatakan bahwa peningkatan frekuensi denyut

jantung janin berhubungan dengan meconium-stained amniotic fluid (MSAF).

Telah dilaporkan juga bahwa dengan adanya MSAF, takikardi janin,

deselerasi variabel dan deselerasi lambat, dan menurunnya variaiblitas denyut

jantung janin pada kardiotokogram merupakan faktor risiko terjadinya MAS.9

9

Page 14: MAS Qonita Fix

2.6.1.2. Tatalaksana di ruang bersalin saat intrapartum: suction orofaring dan

nasofaring sebelum lahirnya bahu bayi

Falciglia membandingkan 742 bayi yang lahir dengan MSAF dimana

tidak dilakukan suction saat intrapartum, dengan 755 bayi yang lahir pada

rumah sakit yang sama, dan dilakukan suction intrapartum. Dari penelitian

tersebut, dinyatakan bahwa insidens MAS hampir sama pada kedua

kelompok.16

Penelitian lain oleh Nestor dkk, berupa randomized controlled trial

mengenai suction orofaring dan nasofaring pada bayi dengan MSAF sebelum

lahirnya bahu bayi, bertujuan menilai keberhasilan suction orofaring dan

nasofaring intrapartum dalam mencegah terjadinya MAS. Penelitian ini

membandingkan 1263 bayi dengan MSAF yang menjalani suction

intrapartum, dengan 1251 bayi dengan MSAF yang tidak menjalani suction

intrapartum. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna dalam insiden MAS,

dan disimpulkan bahwa suction orofaring dan nasofaring intrapartum pada

bayi dengan MSAF tidak mencegah MAS.17

2.6.1.3. Tatalaksana di ruang bersalin setelah bayi lahir: intubasi dan suction

endotrakeal

Linder dkk melakukan non-randomized trial untuk mengevaluasi efek

intubasi pada 572 bayi dengan MSAF yang lahir pervaginam. Intubasi dan

suction dilakukan pada 308 bayi oleh neonatologis yang meyakini bahwa

prosedur ini bermanfaat. Sedangkan pada 264 bayi sisanya, suction

endotrakeal tidak dilakukan. Pada penelitian tersebut didapatkan bahwa

suction endotrakeal tidak menurunkan insidens MAS dan terdapat beberapa

komplikasi pada bayi akibat tindakan intubasi tersebut.16

Penelitian-penelitian berikutnya oleh neonatologis dilakukan untuk

memeriksa hipotesis bahwa intubasi endotrakeal dapat mengurangi insidens

dan/atau tingkat keparahan aspirasi mekonium.2094 bayi dibagi menjadi 2

kelompok yaitu kelompok intubasi dan suction, dan kelompok yang tidak

diintubasi. Hasilnya adalah frekuensi MAS dan gangguan napas dalam bentuk

lain sama pada kedua kelompok.16

10

Page 15: MAS Qonita Fix

Dengan adanya publikasi dari hasil-hasil penelitian tersebut, Neonatal

Resuscitation Program dari American Academy of Pediatrics (AAP) dan

International Liaison Committee on Resuscitation (ILCOR) menyatakan

bahwa suction intrapartum dan suction endotrakeal post-natal pada bayi

dengan MSAF yang tampak aktif tidak direkomendasikan. Sekarang ini,

suction endotrakeal hanya direkomendasikan pada neonatus yang lahir

dengan MSAF, yang tidak aktif saat lahir.16

2.6.2. Tatalaksana di NICU

2.6.2.1. Temuan radiografi

Temuan radiologis tipikal yang mendeskripsikan bayi dengan MAS

adalah adanya ekspansi paru-paru dengan infiltrat luas.Tetapi, keparahan

temuan radiologis tidaklah mencerminkan keparahan klinis.Bayi dengan

kondisi klinis yang cukup parah dapat saja memiliki gambaran radiologis

yang minimal, dan pada kasus lainnya dengan temuan radiologis bermakna,

namun tanpa gejala klinis. Hubungan yang tidak nyata antara temuan

radiologis dan klinis ini membuktikan bahwa tingkat keparahan MAS tidak

bergantung pada obstruksi mekonium pada saluran pernapasan, dibandingkan

aspek lainnya pada MAS, contohnya adanya hipertensi paru yang berat.16

Pada kasus ringan, oksigen dapat diberikan sebagai bagian dari

tatalaksana hipertensi pulmonal.Oksigen konsentrasi tinggi perlu dihindari

untuk mencegah kerusakan paru, dan durasi terapi oksigen harus dibatasi

untuk menghindari kerusakan karena oksigen radikal bebas. Tidak terdapat

bukti yang merekomendasikan penggunaan continuous positive airway

pressure (CPAP) pada pasien dengan MAS, dan CPAP dapat meningkatkan

risiko terjadinya pneumotoraks.16

Tidak terdapat dukungan spesifik dalam strategi ventilasi mekanik

untuk bayi dengan MAS.Hiperventilasi dihindari karena hal itu dapat

membawa risiko lebih kebocoran udara dan perubahan yang merusak pada

aliran darah otak.paCO2 dipantau tetap antara 40-50 mmHg. Pada beberapa

bayi, mekonium disedot berulang kali melalui pipa endotrakeal selama 1 jam

pertama kehidupannya, yang mengindikasikan adanya obstruksi. Meskipun

11

Page 16: MAS Qonita Fix

ventilasi frekuensi tinggi digunakan sebagai tatalaksana penyelamatan bayi

dengan MAS dan gagal napas berat, tidak terdapat kelebihan melebihi

carakonvensional. Ventilasi frekuensi tinggi tidak direkomendasikan sebagai

tatalaksana rutin, namun dapat digunakan pada bayi dengan obstruksi jalan

napas berat.16

2.6.2.2. Dukungan pernapasan

2.6.2.2.1. Terapi Oksigen

Pemberian suplementasi oksigen merupakan dasar

tatalaksana MAS dan pada beberapa kasus yang tidak berat,

mungkin merupakan satu-satunya terapi yang diperlukan.17

Pada bayi prematur, pengubahan konsentrasi oksigen (atau

aliran oksigen) pada bayi dengan MAS bergantung pada saturasi

oksigen yang diukur menggunakan pulse oximetry (SpO2). Karena

tingginya insidens ductal shunt kanan-ke-kiri yang berhubungan

dengan hipertensi paru, SpO2 pre-duktus lebih sering digunakan,

dengan target SpO2 lebih tinggi, yaitu antara 94-98%. Pada bayi

yang diberikan ventilasi, terapi oksigen juga dapat dimonitor

dengan analisa gas darah dari darah arteri, yaitu pada arteri radial

kanan (posisi pre-duktus). Target pO2 adalah 60-100 mmHg (pre-

duktus).17

2.6.2.2.2. Continuous Positive Airway Pressure (CPAP)

Dari seluruh bayi dengan MAS yang membutuhkan bantuan

pernapasan mekanik, 10-20%nya diberikan hanya CPAP saja.

CPAP dapat secara efektif dihantarkan melalui binasal prongs

atau single nasal prongs, dengan tekanan CPAP 5-8 cm H2O.

Toleransi bayi terhadap alat CPAP bergantung pada

prematuritasnya, dan ketidaknyamanan penggunaan alat CPAP

yang dapat menimbulkan eksaserbasi hipertensi paru dimana

nantinya akan dibutuhkan intubasi.17

12

Page 17: MAS Qonita Fix

2.6.2.2.3. Intubasi

Sekitar satu pertiga dari seluruh bayi dengan MAS

membutuhkan intubasi dan ventilasi mekanik. Indikasi intubasi

pada bayi dengan MAS adalah (a) tingginya kebutuhan oksigen

(FiO2> 0,8), (b) asidosis respiratorik, dengan pH arteri persisten

dibawah 7,25, (c) hipertensi pulmonal, (d) circulatory

compromise, dengan tekanan darah sistemik dan perfusi yang

buruk. Kecuali pada kondisi gawat darurat, premedikasi harus

diberikan pada bayi yang akan diintubasi. Endotracheal tube yang

digunakan umumnya berdiameter dalam 3,5 mm. Pasien yang

diintubasi membutuhkan infus sedasi terus menerus (morfin atau

fentanil), dan kemungkinan membutuhkan suplementasi dengan

benzodiazepin.16

Positive End-Expiratory Pressure (PEEP).Pada gangguan

napas bayi baru lahir, khususnya MAS, penggunaan PEEP harus

diseimbangkan dengan adanya atelektasis, sementara juga

mencegah terjadinya overdistensi.Telah diteliti sebelumnya

bahwa keuntungan terbesar didapatkan dengan tekanan PEEP 4

dan 7 cm H2O, dimana tekanan yang lebih tinggi (8-14 cm H2O)

hanya memberikan sedikit keuntungan.Tidak terdapat penelitian

klinis terbaru yang membahas mengenai seleksi PEEP pada MAS.

Berdasarkan prinsip fisiologis, jika pada bayi predominan

atelektasis, peningkatan PEEP (hingga maksimal 10 cm H2O)

dapat memperbaiki oksigenasi, sedangkan jika terdapat

hiperinflasi regional atau global, digunakan PEEP yang lebih

rendah (3-4 cm H2O). Pada bayi dengan atelektasis berat, tekanan

PEEP di atas 10 cm H2O dapat meningkatkan risiko terjadinya

pneumotoraks.17

2.6.3. Terapi tambahan pada kasus berat

13

Page 18: MAS Qonita Fix

Sedasi, analgesik, dan paralisis otot digunakan pada bayi dengan MAS,

terutama pada bayi dengan hipertensi paru berat dan penurunan oksigenasi. Meski

tidak terdapat percobaan klinis yang menunjukkan keuntungan, terapi ini sering

digunakan karena kesulitan dalam mengatur ventilasi mekanik pada bayi cukup bulan

yang aktif.16

Natrium bikarbonat telah digunakan untuk meningkatkan pH dan menurunkan

shunt kanan-ke-kiri, yang hal ini juga merupakan terapi empiris, bukan berdasarkan

penelitian ilmiah.15Obat-obatanvasoaktif sering digunakan untuk meningkatkan

tekanan darah sistemik atau memperbaiki kontraktilitas jantung.16

Nitrit oksida digunakan untuk hipertensi paru.Respon bayi dengan MAS

terhadap nitrit oksida bergantung pada area paru yang dapat dicapai oleh gas

tersebut.Namun, NO diindikasikan pada bayi aterm dengan hipoksia karena gagal

respirasi tanpa kelainan struktur jantung.16,18

2.6.4. Surfaktan

Beberapa penelitian menilai keuntungan penggunaan surfaktan pada model

hewan dengan hasil yang kontroversial. Beberapa percobaan klinis mengevaluasi

pemberian bolus surfaktan dosis tinggi pada bayi.15,19

Pemberian bolus surfaktan tidak direkomendasikan sebagai tatalaksana rutin

bayi dengan MAS, hanya digunakan pada bayi dengan penyakit parenkimal dan

gagal napas berat.Beberapa laporan kasus dan penelitian kecil melakukan tindakan

lavase bronkoalveolar dengan surfaktan pada bayi dengan MAS.Teori yang

mendasari teknik ini adalah potensi pembuangan mekonium, neutrofil, protein sisa,

dan sebagainya, meninggalkan surfaktan dosis terapeutik dalam paru-paru pada akhir

prosedur. Hasil dari penelitian ini optimis, namun teknik tersebut berisiko dan harus

dicoba pada percobaan klinis besar, sebelum dapat direkomendasikan sebagai terapi

rutin.15

2.6.5. Steroid

Berdasarkan penelitian yang menduga bahwa mekonium menimbulkan respon

inflamasi pada jaringan paru,15,20,21 steroid telah dicobakan pada bayi dengan MAS.

Hasil dari penelitian tersebut tidak membuahkan kesimpulan, dan komplikasi dari

14

Page 19: MAS Qonita Fix

obat-obatan tersebut telah diketahui. Masih belum terdapat bukti ilmiah yang

bermakna yang dapat merekomendasikan penggunaan steroid sebagai terapi rutin

MAS.15

2.6.6. Antibiotik

Adanya mekonium meningkatkan kemungkinan kultur positif dari cairan

amnion pada bayi prematur dan aterm. Namun, penelitian yang mempelajari tentang

sepsis pada bayi dengan MSAF gagal menunjukan hubungan diantaranya. Meskipun

antibiotik profilaksis untuk bayi dengan MAS belum dibenarkan, kebanyakan bayi

mendapatkan antibiotik pada hari pertama usianya, sebelum diagnosis pneumonia

dapat secara pasti disingkirkan.16

2.7. Prognosis

Komplikasi dari MAS biasa terjadi dan berhubungan dengan mortalitas yang

signifikan. Modalitas terapi yang terbaru seperti pemberian surfaktan eksogen, high

frequency ventilation (HFV), inhalasi nitrit oksida, dan ECMO, mengurangi mortalitas

hingga <5%. Pasien yang selamat dari MAS berat, displasia bronkopulmoner atau penyakit

paru kronis dapat terjadi karena ventilasi mekanik jangka lama. Pasien dengan asfiksia

yang bermakna dapat menimbulkan sekuel neurologis.3

BAB III

LAPORAN KASUS

Identitas Penderita

• Nama : By. Ny. T

15

Page 20: MAS Qonita Fix

• Umur : 1 hari

• Jenis kelamin : Perempuan

• Nama Ayah : Tn Ah.S

• Umur : 33 thn

• Pendidikan : SMP

• Pekerjaan : Kontruksi

• Nama Ibu : Ny. T

• Umur : 30 thn

• Pendidikan : SMP

• Pekerjaan : Ibu Rumah tangga

• Agama : Islam

• Suku : Jawa

• Bangsa : Indonesia

• Alamat : Jombatan Jombang

• Register : 25-51-68

Anamnesis

- Riwayat kehamilan ibu

• Hamil Ketiga (GIII P2002)

16

Page 21: MAS Qonita Fix

• Aktivitas selama kehamilan tidak melakukan pekerjaan yang berat, hanya melakukan

pekerjaan rumah tangga seperti memasak menyapu, mengepel dan mencuci.

• Selama kehamilan,trimester I 2x kontrol bidan , trimester II 2x kontrol kebidan dan pada

trimester III kontrol 2x di bidan.

• Saat kehamilan memasuki minggu ke 39/40

• THIU inpartu kala II lama, lahir spt B. Tidak langsung menangis, ketuban meconial.

- Riwayat persalinan

Ibu melahirkan di PONEK RSUD Jombang

Usia kehamilan 39– 40 minggu

Bayi lahir pada tgl 12 Januari 2015 pukul 04.20 WIB

Bayi lahir spontan per vaginam bayi lahir tidak langsung menangis

Ketuban meconeal

Letak bayi (presentasi) : kepala.

- Antropometri:

BBL : 3370

Panjang Badan : 51 cm

Lingkar kepala : 34 cm

Lingkar abdomen : 31 cm

Ballard Score

17

Page 22: MAS Qonita Fix

Pemeriksaan Fisik

0 KU : bayi merintih, nafas tidak spontan, dan tidak teratur.

18

20

20

Page 23: MAS Qonita Fix

0 HR : 170x

0 RR : 62x

0 Suhu : 36,3 C

0 CRT : < 2detik

Sistem saraf:

0 Gerak tangis : lemah

0 Tingkat kesadaran : gelisah

0 Tonus : normal

0 Pupil : PBI 3mm/3mm RC +/+

Sistem pernafasan:

0 Warna kulit : kulit warna kehijauan terkena meconeal, akral sianosis

0 Kecepatan nafas : ireguler

0 Dinding dada : simetris, retaksi +/+

0 Pernafasan : spontan

0 Suara nafas : vesikuler

0 Down score :

19

Page 24: MAS Qonita Fix

0 Total : 4

Sistem cardiovaskular:

0 Suara jantung : teratur

0 Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler terdengar dengan mudah, mur-mur –

0 CRT :<2 detik

Sistem gastrointestinal:

0 Bising usus : ada, 6x/menit

0 Palpasi abdomen : flat, supel

0 Umbilicus : terpasang UCC

0 Genetalia :, rugae cukup jelas, testis sudah turun

0 Anus : ada

Pemeriksaan laboratorium :

20

Page 25: MAS Qonita Fix

Hemoglobin : 15,2 g/dl

Lekosit : 23.400 /cmm

Hematokrit : 16,9%

Eritrosit : 4.390.000 jt/ul

Trombosit : 209.000 /cmm

Eosinofil :1%

Basofil :-

Batang :-

Segmen : 66%

Limfosit : 24%

Monosit : 9%

Diagnosis

- BCB – SMK

- Observasi Meconeal Aspiration Syndrome

Planning

0 Terapi :

0 Thermoregulasi

0 Perawatan BBL

0 Inj Vit K 1 mg

0 Tetes mata gestamicin dextra/sinistra

0 CPAP 8cm H2O, FIO2 40

0 infus D10 300cc/24jam

0 Ca glukonas 15cc/24jam

21

Page 26: MAS Qonita Fix

0 Viccilin sx 2x250 mg

0 Gentamisin 1x15 mg

0 Puasa

0 Diagnosa :

0 DL

0 BGA

0 Foto thorax

0 Kultur darah

0 GDA

Monitoring

0 KU bayi

0 Vital sign

0 Nutrisi

0 Perawatan tali pusat

(1) 12/01/2014 (2) 11/10/2014 (3) 12/11/2014

S Grunting (+), hpersalivasi (+), pch (+), retraksi (+), demam (-),

grunting (+), sesak (+), hipersalivasi (-), BAB/BAK +/+

Menangis lemah (+), sesak (+), hipersalivasi (-), BAB/BAK +/+

22

Page 27: MAS Qonita Fix

, malas minum (-) , malas minum (-)

O BB: 3370 gr KU: lemahGT: (+) lemahHR:170x/mntT:36,7RR:62x/mntCRT <2 detik SpO2 86%Kepala. anemis- Icterus- cyanosis- dispneu+Thorax . simetris, retraksi (+/+),Rhonkhi-/- Wheezing-/-Cor: s1s2 tunggal, murmur(-), gallop(-)Abdomen : supel, Hepar/Lien tak teraba, Bising Usus (+) Normal, meteorismus(-)Extremitas: akral hangat, edema-,cyanosis-

BB: 3505 gr KU: lemahGT: (+) lemahHR:168x/mntT:36,5RR:60x/mntCRT <2 detik SpO2 88%%Kepala. anemis- Icterus- cyanosis- dispneu-Thorax . simetris, retraksi (+/+),Rhonkhi-/- Wheezing-/-Cor: s1s2 tunggal, murmur(-), gallop(-)Abdomen : supel, Hepar/Lien tak teraba, Bising Usus (+) Normal, meteorismus(-)Exrtemitas: akral hangat, edema-,cyanosis-

BB: 3375 gr KU: lemahGT: (+) lemahHR:160x/mntT:37,3RR:56x/mntCRT<2 detik SpO2 90%Kepala. anemis- Icterus- cyanosis- dispneu-Thorax . simetris, retraksi (+/+),Rhonkhi-/- Wheezing-/-Cor: s1s2 tunggal, murmur(-), gallop(-)Abdomen : supel, Hepar/Lien tak teraba, Bising Usus (+) Normal, meteorismus(-)Extremitas: akral hangat, edema-,cyanosis-

A BCB + SMK + obs. aspirasi meconium

BCB + SMK + obs. aspirasi meconium

BCB + SMK + aspirasi meconium

P Thermoregulasi-Injeksi vitamin K 1 mg IM-Gentamicyn 2% tetes mata 1 tetes mata kanan dan kiri-infus D10 300cc/24jam-Ca glukonas 15cc/24jam-Viccilin sx 2x250 mg-Gentamisin 1x15 mg-CPAP 8cm H2O, FiO2 40- puasa

-Thermoregulasi

-Perawatan bayi + tali pusat

- Infus D10 250 cc/24 jam

-Ca glukonas 15cc/24jam-Viccilin sx 2x250 mg- Gentamisin 1x15 mg- O2 nasal canul 2 liter/menit-ASI/PASI 10cc/2jam

- Thermoregulasi- perawatan bayi+tali pusat- infus D10 1/5 NS 200cc/24jam-Ca glukonas 15cc/24jam-Viccilin sx 2x250 mg- Gentamisin 1x15 mg- O2 nasal Canul 1 liter/menit-ASI/PASI 20cc/2jam- Cek DL. CRP

(4) 13/10/2014 (5) 14/10/2014 (6) 15/11/2014

S Menangis kuat (+), Menangis kuat (+), sesak (-), Menangis kuat (+), sesak (-),

23

Page 28: MAS Qonita Fix

hpersalivasi (-), pch (-), retraksi (-), demam (-), merintih (-)

hipersalivasi (-), BAB/BAK -/- , malas minum (-)

hipersalivasi (-), BAB/BAK -/- , malas minum (-)

O BB: 3340 gr Keadaan Umum: cukupGerak Tangis: (+) cukupHR:155x/mntT:36,5RR:42x/mntCRT <2 detikKepala. anemis- Icterus- cyanosis- dispneu-Thorax . simetris, retraksi (-/-),Rhonkhi-/- Wheezing-/-Cor: s1s2 tunggal, murmur(-), gallop(-)Abdomen : supel, Hepar/Lien tak teraba, Bising Usus (+) Normal, meteorismus(-)Extremitas: akral hangat, edema-,cyanosis-

BB: 3375 gr Keadaan Umum: cukupGerak Tangis: (+) cukupHR:155x/mntT:36,5RR:48x/mntKepala. anemis- Icterus- cyanosis- dispneu-Thorax . simetris, retraksi (-),Rhonkhi-/- Wheezing-/-Cor: s1s2 tunggal, murmur(-), gallop(-)Abdomen : supel, Hepar/Lien tak teraba, Bising Usus (+) Normal, meteorismus(-)Extremitas: akral hangat, edema-,cyanosis-

BB: 3350 gr Keadaan Umum: cukupGerak Tangis: (+) cukupNadi :148x/mntsuhu :37RR:50x/mntKepala. anemis- Icterus- cyanosis- dispneu-Thorax . simetris, retraksi (-),Rhonkhi-/- Wheezing-/- Cor: s1s2 tunggal, murmur(-), gallop(-)Abdomen : supel, Hepar/Lien :ttb, Bising Usus (+) Normal, meteorismus(-)Extremitas: akral hangat, edema-,cyannosis-

A BCB + SMK + aspirasi meconium

BCB + SMK + aspirasi meconium

BCB + SMK + aspirasi meconium

P - Thermoregulasi- Perawatan bayi + tali usat - Viccilin sx 2x250 mg- Gentamisin 1x15 mg- ASI/ PASI 30cc/24 jam

-Thermoregulasi- Perawatan bayi + tali usat - Viccilin sx 2x250 mg- Amikasin 1x15 mg- ASI atau PASI 30cc/24 jam

-Thermoregulasi-Perawatan bayi + tali usat - Viccilin sx 2x250 mg- Amikasin 1x15 mg- ASI atau PASI 30cc/24 jam- KRS

BAB IV

KESIMPULAN

24

Page 29: MAS Qonita Fix

MAS umumnya terjadi pada bayi yang lahir dengan MSAF, namun kejadian MAS ini

dapat dicegah dan diturunkan insidennya dengan penatalaksaan yang tepat dan sesuai.

Tatalaksana agresif, selain memperbaiki kondisi bayi dengan MAS, juga memiliki risiko

terjadinya efek samping yang tidak diinginkan, oleh karena itu pemilihan bayi yang akan

menjalani terapi agresif juga harus dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh.

25

Page 30: MAS Qonita Fix

DAFTAR PUSTAKA

Martin GI, Vidyasagar D. Introduction: Proceedings of the First International Conference for

Meconium Aspiration Syndrome and Meconium-induced Lung Injury.

Burris HH. Meconium Aspiration. Di dalam: Cloherty JP, Eichenwald EC, Hansen AR, Stark

AR, editor. Manual of Neonatal Care.Ed-7. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

2012.

Hachey WE.Meconium Aspiration. Di dalam: Gomella TL, Cunningham MG, Eyal FG, editor.

Neonatology: Management, Procedure, On-call, Problems, Diseases, and Drugs. Ed-6.

New York: McGraw Hill Medical Publishing. 2009.

Salvesen B. Pathophysiological and Immunological Aspects of Meconium Aspiration Syndrome.

Departement of Pediatric Research Instituteof Immunology Faculty of Medicine

University of Oslo. 2009.

Fanaroff AA. Meconium Aspiration Syndrome: Historical Aspects.Di dalam: Lawson EE,

Martin GI, Vidyasagar D, editor. Proceedings of the First International Conference for

Meconium Aspiration Syndrome and Meconium-induced Lung Injury.Journal of

Perinatology.Vol 28.Supp 3. 2008.

Yeh TF. Core Concepts: Meconium Aspiration Syndrome: Pathogenesis and Current

Management. American Academy of Pediatrics. 2010.

Ghidini A, Poggi SH. Pathophysiology of Meconium Passage Into The Amniotic Fluid. Elsevier.

2009.

Bhutani VK. Developing A Systems Approach to Prevent Meconium Aspiration Syndrome:

Lesson learned From Multinational studies. Di dalam: Lawson EE, Martin GI,

Vidyasagar D, editor. Proceedings of the First International Conference for Meconium

Aspiration Syndrome and Meconium-induced Lung Injury.Journal of Perinatology.Vol

28.Supp 3. 2008.

X Hu, Wei S, Fraser WD. Obstetric Approaches to the Prevention of Meconium Aspiration

Syndrome. Di dalam: Lawson EE, Martin GI, Vidyasagar D, editor. Proceedings of the

First International Conference for Meconium Aspiration Syndrome and Meconium-

induced Lung Injury.Journal of Perinatology.Vol 28.Supp 3. 2008.

26

Page 31: MAS Qonita Fix

Swarnam K, Soraisham AS Sivanandan S. Advances in the Management of Meconium

Aspiration Syndrome. International journal of Pediatrics. 2011.

Clark MB, Clark DA.Meconium Aspiration Syndrome.Medscape Reference. 2012. [terhubung

berkala]. emedicine.medscape.com/article/974110-overview. [Juli 2013].

Raju ACU, Sondhi MV, Patnaik MSK. Meconium Aspiration Syndrome: An Insight. Medical

Journal Armed Forces India. 2010.

Goldsmith JP. Continuous Positive Airway Pressure and Conventional Mechanical Ventilation in

the Treatment of Meconium Aspiration Syndrome. Di dalam: Lawson EE, Martin GI,

Vidyasagar D, editor. Proceedings of the First International Conference for Meconium

Aspiration Syndrome and Meconium-induced Lung Injury.Journal of Perinatology.Vol

28.Supp 3. 2008.

Roett MA, Lawrence D, Bennett K. Meconium Aspiration Syndrome. Brown P, editor.

Departement of Family Medicine, Georgetown University-Providence Hospital. 2010.

[terhubungberkala].Mospace.umsystem.edu/xmlui/bitstream/handle/10355/13988/

MeconiumAspirationSyndrome.pdf?sequence=1. [Juli 2013].

Klingner MC, Kruse J. Meconium Aspiration Syndrome: Pathopysiology and Prevention.

Journal of the American Board of Family Medicine. 1999.

Vain NE, Szyld EG, Prudent LM, Aguilar AM. What (Not) To Do and After Delivery?

Prevention and Management of Meconium Aspiration Syndrome.Elsevier. 2009.

Dargaville PA. Respiratory Support in Meconium Aspiration Syndrome: A Practical Guideline.

International Journal of Pediatrics. 2011.

Steinhorn RH. Nitric Oxide and Beyond: New Insights and Therapies for Pulmonary

hypertension. Di dalam: Lawson EE, Martin GI, Vidyasagar D, editor. Proceedings of the

First International Conference for Meconium Aspiration Syndrome and Meconium-

induced Lung Injury.Journal of Perinatology.Vol 28.Supp 3. 2008.

Choi HJ, Hahn S, Lee J, Park BJ, Lee SM, Kim HS, Bae CW. Surfactant Lavage Therapy for

Meconium Aspiration Syndrome: A Systematic Review and Meta-Analysis. Neonatology.

2011.

Asad A, Bhat R. Pharmacotherapy for Meconium Aspiration. Di dalam: Lawson EE, Martin GI,

Vidyasagar D, editor. Proceedings of the First International Conference for Meconium

27

Page 32: MAS Qonita Fix

Aspiration Syndrome and Meconium-induced Lung Injury.Journal of Perinatology.Vol

28.Supp 3. 2008.

Mokra D, Mokry J. Glucocorticoids in the Treatment of Neonatology Meconium Aspiration

Syndrome. European Journal of Pediatrics. 2011.

28