makalah talak dan fasakh

66
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu perceraian yang dibolehkan oleh syariat adalah dengan Talak, khuluk dan fasakh. Sepintas terlihat bahwa permainan pihak suami terhadap istri atas hak talak yang dimilikinya, sehingga syari’at khuluk tidak banyak dipahami dan dipraktekkan dalam kehidupan keluarga muslim. Banyak kalangan menilai bahwa syari’at telah memberikan porsi hak yang berlebihan kepada suami dalam ikatan perkawinan. Sehingga kehidupan rumah tangga selalu saja di warnai oleh hegomoni ,arogansi suami atas istri yang tidak seimbang dalam rumah tangga. Penilain tersebut merupakan suatu penilaain yang tidak komprehensif di dalam menafsirkan kandungan teks al-quran maupun hadis yang berkenaan tentang perceraian. dan akan semakin biasa manakala ayat-ayat tentang perceraian di dekati melalui perpektif HAM, kesetaraan gender, kebebasan , demokratisasi dll. Tentu saja penilaian demikian akan memberikan citra buruk terhadap ajaran Islam tentang perceraian, dan seolah-olah syari’at telah terlanjur memberikan porsi yang tidak seimbang bagi istri, padahal syari’at telah meletakkan posisi suami istri dalam bingkai keseimbangan dan keadilan dalam kehidupan rumah tangga . Bila syari’at telah meletakkan hak talak ada di tangan suami , maka syari’at khuluk diletakkan di tangan istri. Tentunya FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 1

Upload: singgihilmana

Post on 12-Jul-2016

71 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

aghdbhwjbfwjnfweejbejebwbjwjwbjgjngjbdsbf d fv dvdbvdvjjdjfdvjbaaghdbhwjbfwjnfweejbejebwbjwjwbjgjngjbdsbf d fv dvdbvdvjjdjfdvjbaaghdbhwjbfwjnfweejbejebwbjwjwbjgjngjbdsbf d fv dvdbvdvjjdjfdvjbaaghdbhwjbfwjnfweejbejebwbjwjwbjgjngjbdsbf d fv dvdbvdvjjdjfdvjbaaghdbhwjbfwjnfweejbejebwbjwjwbjgjngjbdsbf d fv dvdbvdvjjdjfdvjbaaghdbhwjbfwjnfweejbejebwbjwjwbjgjngjbdsbf d fv dvdbvdvjjdjfdvjbaaghdbhwjbfwjnfweejbejebwbjwjwbjgjngjbdsbf d fv dvdbvdvjjdjfdvjbaaghdbhwjbfwjnfweejbejebwbjwjwbjgjngjbdsbf d fv dvdbvdvjjdjfdvjbaaghdbhwjbfwjnfweejbejebwbjwjwbjgjngjbdsbf d fv dvdbvdvjjdjfdvjbaaghdbhwjbfwjnfweejbejebwbjwjwbjgjngjbdsbf d fv dvdbvdvjjdjfdvjbaaghdbhwjbfwjnfweejbejebwbjwjwbjgjngjbdsbf d fv dvdbvdvjjdjfdvjbaaghdbhwjbfwjnfweejbejebwbjwjwbjgjngjbdsbf d fv dvdbvdvjjdjfdvjbaaghdbhwjbfwjnfweejbejebwbjwjwbjgjngjbdsbf d fv dvdbvdvjjdjfdvjbaaghdbhwjbfwjnfweejbejebwbjwjwbjgjngjbdsbf d fv dvdbvdvjjdjfdvjbaaghdbhwjbfwjnfweejbejebwbjwjwbjgjngjbdsbf d fv dvdbvdvjjdjfdvjbaaghdbhwjbfwjnfweejbejebwbjwjwbjgjngjbdsbf d fv dvdbvdvjjdjfdvjbaaghdbhwjbfwjnfweejbejebwbjwjwbjgjngjbdsbf d fv dvdbvdvjjdjfdvjbaaghdbhwjbfwjnfweejbejebwbjwjwbjgjngjbdsbf d fv dvdbvdvjjdjfdvjbaaghdbhwjbfwjnfweejbejebwbjwjwbjgjngjbdsbf d fv dvdbvdvjjdjfdvjbaaghdbhwjbfwjnfweejbejebwbjwjwbjgjngjbdsbf d fv dvdbvdvjjdjfdvjbaaghdbhwjbfwjnfweejbejebwbjwjwbjgjngjbdsbf d fv dvdbvdvjjdjfdvjba

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Talak Dan Fasakh

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu perceraian yang dibolehkan oleh syariat adalah dengan Talak,

khuluk dan fasakh. Sepintas terlihat bahwa permainan pihak suami terhadap istri atas

hak talak yang dimilikinya, sehingga syari’at khuluk tidak banyak dipahami dan

dipraktekkan dalam kehidupan keluarga muslim. Banyak kalangan menilai bahwa

syari’at telah memberikan porsi hak yang berlebihan kepada suami dalam ikatan

perkawinan. Sehingga kehidupan rumah tangga selalu saja di warnai oleh

hegomoni ,arogansi suami atas istri yang tidak seimbang dalam rumah tangga.

Penilain tersebut merupakan suatu penilaain yang tidak komprehensif di dalam

menafsirkan kandungan teks al-quran maupun hadis yang berkenaan tentang

perceraian. dan akan semakin biasa manakala ayat-ayat tentang perceraian di dekati

melalui perpektif HAM, kesetaraan gender, kebebasan , demokratisasi dll. 

Tentu saja penilaian demikian akan memberikan citra buruk terhadap ajaran

Islam tentang perceraian, dan seolah-olah syari’at telah terlanjur memberikan porsi

yang tidak seimbang bagi istri, padahal syari’at telah meletakkan posisi suami istri

dalam bingkai keseimbangan dan keadilan dalam kehidupan rumah tangga . Bila

syari’at telah meletakkan hak talak ada di tangan suami , maka syari’at khuluk

diletakkan di tangan istri. Tentunya semua itu diatur dalam ketentuan hukum dan

perundang-undangan, agar masing-masing orang tidak begitu seenaknya

menggunakan hak yang telah diberikan kepadanya.

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 1

Page 2: Makalah Talak Dan Fasakh

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian talak?

2. Apa saja macam-macam talak?

3. Bagaimana hukum talak dan dalil hukumnya?

4. Apa saja rukun dan syarat talak?

5. Bagaimana ungkapan cerai (sighat thalaq)?

6. Bagaimana cara perhitungan talak?

7. Apa saja akibat talak?

8. Apa pengertian fasakh?

9. Apa saja hal-hal yang menyebabkan fasakh?

10. Apa saja bebtuk-bentuk fasakh?

11. Apa akibat dari fasakh?

12. Apa perbedaan talak dan fasakh?

13. Bagaimana hasil penelitian dari talak?

C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui pengertian talak

2. Untuk mengetahui macam-macam talak

3. Untuk mngetahui hukum talak dan dalil hukumnya

4. Untuk mngetahui rukun dan syarat talak

5. Untuk mengetahui ungkapan cerai (sighat thalaq)

6. Untuk mengetahui cara perhitungan talak

7. Untuk mengetahui akibat talak

8. Untuk mengetahui pengertian fasakh

9. Untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan fasakh

10. Untuk mengetahui bebtuk-bentuk fasakh

11. Untuk mengetahui akibat dari fasakh

12. Untuk mengetahui talak dan fasakh

13. Untuk mengetahui hasil penelitian dari talak

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 2

Page 3: Makalah Talak Dan Fasakh

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TALAK

Talak berasal dari kata ithlaq ( ( أآلطآلق yang berarti melepaskan atau

meninggalkan. Dalam istilah agama talak berarti melepaskan ikatan perkawinan atau

bubarnya hubungan perkawinan.1

Al-jaziry mendefinisikan : محصوص بلفظ حله نقصان او النكاح ازالة الطالق

“ Talak ialah menghilangkan ikatan perkawinan atau mengurangi pelepasan

ikatanya dengan menggunakan kata-kata tertentu.”

Menurut abu zakaria al-anshari,talak ialah: ونحوه الطالق بلفظ النكاح عقد حل

“ melepas tali akad nikah dengan kata talak dan yang semacamnya.”

Jadi,talak itu ialah menghilangkan ikatan perkawinan sehingga setelah

hilangnya ikatan perkawinan itu istri tidak lagi halal bagi suaminya.2

Melepaskan ikatan pernikahan,artinya membubarkan hubungan suami istri

sehingga berakhirlah perkawinan atau terjadi perceraaian. Menurut sayyid sabiq

(1987:7),apabila telah terjadi perkawinan,yang harus dihindari adalah

perceraain,meskipun perceraaian bagian dari hukum adanya persatuan atau

perkawinan itu sendiri. Perceraain mendatangkan kemudharatan, sedangkan sesuatu

yang memudharatkan harus di tinggalkan, meskipun cara meninggalkanya senantiasa

berdampak buruk bagi yang lainnya.

Perceraain hanya boleh dilakukan apabila mengandung unsur kemaslahatan

dan setoap jalan perdamaian antara suami istri yang bertikai tidak menghasilkan

kebaikan. Perceraain setidaknya merupakan alternatif yang lebih mendidik kedua

belah pihak. Ketika terjadi konflik suami istri,salah satu jalan harus di pilih:

1. Meneruskan perkawinan tersebut yang berarti membiarkan kehidupan rumah

tangga sebagai neraka

1 Sayyid Sabiq. 2006. Fiqih Sunnah jilid.3. Jakarta: Pena Pundi Aksara, h.1352 Dr.H.Abd.Rahman Ghazaly,M.A. 2006. Fiqih Munakahat. Jakarta: Kencana, h.192

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 3

Page 4: Makalah Talak Dan Fasakh

2. Mengadakan perpisahan secara jasmaniah ,sementara tetap dalam status sebagai

suami istri, merupakan penyiksaan lahir batin terutama bagi pihak istri

3. Melakukan perceraian dan masing masing pihak menjadi bebas dan leluasa untuk

merenungkan dan mempertimbangkan kenbali kehidupan rumah tangganya.

Mereka bebas untuk meneruskan perceraian dan bebas pula untuk rukun kembali.3

Jika ikatan antara suami istri sedemikian kuatnya maka tidak sepantasnya

apabila hubungan tersebut di rusak dan di sepelekan, setiap usaha untuk

menyepelekan hubungan pernikahan dan melemahkannya sangat dibenci oleh Islam

karena ia merusak kebaikan dan menghilangkan kemaslahatan antara suami istri.

Ibnu umar berkata bahwa rasulullah saw,bersabda:

عن ابن عمر ان رسول الله صلى الله عليه وسلم. قال : أبغض الحالل الى الله الطالق } روه ابو داود والحاكم

وصححه {“ Perbuatan halal yang sangat di benci oleh Allah adalah talak” (HR abu dawud dan

hakim dan di shahihkan olehnya)

Siapapun yang merusak hubungan antara suami istri dia tidak mempunyai

tempat terhormat dalam islam. Demikian dijelaskan dalam sebuah hadist Nabi Saw

Artinya:

“Rasulullah SAW bersabda “ tidak termasuk golongan kami seseorang yang

merusak hubungan seseorang perempuan dari suaminya” (HR.Abu dawud dan nasai)4

a. isteri yang ditalak sudah pernah digauli, bila belum pernah digauli maka bukan

termasuk talak sunni.

B. MACAM-MACAM TALAK

a) Talak ditinjau dari waktu melakukan talak dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Talak Sunni yaitu talak yang dijatuhkan sesuai dengan tuntutan sunnah.

Dikatakan talak sunni jika memenuhi 4 (empat) syarat yaitu :

isteri yang ditalak sudah pernah digauli, bila belum pernah digauli

maka bukan termasuk talak sunni.

3 Drs.Beni Ahmad saebani. 2001. Fiqih munakahat 2. Bandung: Pustaka Setia, h. 55-564 Op.cit, h.136

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 4

Page 5: Makalah Talak Dan Fasakh

isteri dapat segera melakukan menunggu ‘iddah’ suci setelah ditalak

yaitu dalam keadaan suci dari haid

talak itu dijatuhkan ketika isteri dalam keadaan suci, baik dipermulaan,

dipertengahan maupun diakhir suci, kendati beberapa saat lalu datang

haid.

suami tidak pernah menggauli isteri selama masa suci di mana talak itu

dijatuhkan. Talak yang dijatuhkan oleh suami ketika isteri dalam

keadaan suci dari haid tetapi pernah digauli, tidak termasuk talak

sunni.

b. Talak Bid’i yaitu talak yang dijatuhkan tidak sesuai atau bertentangan dengan

tuntutan sunnah dan tidak memenuhi ketentuan syarat-syarat talak sunni.

Termasuk dalam talak bid’i adalah :

talak yang dijatuhkan terhadap isteri pada waktu haid (menstruasi) baik

dipermulaan haid maupun dipertengahannya.

talak yang dijatuhkan terhadap isteri dalam keadaan suci tetapi pernah

digauli oleh suaminya dalam keadaan suci dimaksud. 

b) Talak ditinjau dari jelas tidaknya ucapan talak dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Talak Sharih yaitu talak dengan mempergunakan kata-kata yang jelas dan

tegas, dapat dipahami sebagai pernyataan talak atau cerai seketika diucapkan,

tidak mungkin ada pemahaman lagi. Contoh Talak Sharih yaitu:

Engkau saya talak sekarang juga.

Engkau saya firaq sekarang juga.

Apabila suami menjatuhkan talak terhadap isterinya dengan talak sharih maka

menjadi jatuhlah talak itu dengan sendirinya sepanjang ucapan itu dinyatakan

dalam keadaan sadar dan atas kemauannya sendiri.

b. Talak Kinayah yaitu talak dengan menggunakan kata-kata sindiran, samar-

samar seperti contoh :

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 5

Page 6: Makalah Talak Dan Fasakh

Engkau sekarang telah jauh dariku.

Pulanglah kerumah ibumu.

Ucapan-ucapan tersebut mengandung sebuah kemungkinan cerai dan

mengandung kemungkinan lain. Tentang kedudukan talak dengan kata-kata

kinayah atau sindiran sebagaimana dikemukakan oleh Taqiyuddin Al Husaini,

tergantung kepada niatnya seseorang artinya jika suami dengan kata-kata

tersebut berniat untuk menjatuhkan talak maka talak jatuh, akan tetapi jika

tidak berniat untuk menjatuhkan talak, maka talak tidak jatuh.

c) Talak ditinjau dari kemungkinan ruju’ atau tidak dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Talak Raj’i yaitu  talak yang dijatuhkan suami terhadap isterinya yang telah

digauli, talak yang pertama kali dijatuhkan atau yang kedua kalinya. Setelah

terjadi talak raj’i, maka isteri wajib ber iddah, bila kemudian suami hendak

kembali kepada isteri sebelum berakhir masa iddah, maka hal itu dapat

dilakukan dengan jalan rujuk, tetapi jika dalam masa iddah tersebut suami

tidak menyatakan rujuknya, maka talak tersebut berubah menjadi talak bain

dengan berakhir iddahnya.: kemudian jika sesudah berakhir iddahnya itu

suami ingin kembali kepada bekas isterinya, maka wajib dilakukan dengan

akad nikah baru dan dengan mahar yang baru pula. Talak raj’i hanya terjadi

dengan talak yang pertama dan kedua saja.

b. Talak Ba’in yaitu talak yang tidak memberi hak merujuk bagi bekas suami

terhadap bekas isterinya. Untuk mengembalikan bekas isteri ke dalam ikatan

perkawinan harus melalui akad nikah baru lengkap dengan rukun dan syarat-

syaratnya. Adapun talak ba’in dibagu menjadi dua:

Talak Ba’in Sughra yaitu talak bain yang menghilangkan kepemilikan

bekas suami terhadap isteri tetapi tidak menghilangkan kehalalan bekas

suami untuk menikahkan kembali dengan bekas isterinya tersebut.

Termasuk talak bain sughra adalah:

Talak sebelum berkumpul.

Talak dengan pergantian harta dari isteri atau disebut talak

khulu’.

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 6

Page 7: Makalah Talak Dan Fasakh

Talak karena adanya aib (cacat), karena salah seorang

dipenjara, talak karena penganiayaan atau semacamnya dan

lain-lain.

Talak Bain Kubra yaitu talak yang menghilangkan pemilikan bekas

suami terhadap bekas isteri serta menghilangkan kehalalan bekas

suami untuk kawin kembali dengan bekas isterinya, kecuali setelah

bekas isteri itu kawin lagi dengan lelaki lain, telah berkumpul dengan

suami kedua serta telah bercerai secara wajar dan telah selesai

menjalankan iddahnya. Talak ba’in kubra terjadi pada talak yang

ketiga.

d) Talak ditinjau dari cara menyampaikan talak ada empat, yaitu:

a. Talak dengan ucapan yaitu talak yang disampaikan oleh suami dengan ucapan

dihadapan isterinya dan isteri mendengar secara langsung ucapan tersebut.

b. Talak dengan tulisan yaitu talak yang disampaikan oleh suami secara tertulis

lalu disampaikan kepada isterinya, kemudian isteri membacanya dan

memahami isi dan maksudnya. Talak yang dinyatakan secara tertulis dapat

dianggap sah, meski yang bersangkutan dapat mengucapkannnya,

sebagaimana talak dengan ucapan ada talak sharih dan kinayah, maka talak

dengan tulisan pun demikian pula.

c. Talak dengan isyarat yaitu talak yang dilakukan dalam bentuk isyarat oleh

suami  yang tuna wicara. Isyarat bagi suami yang tuna wicara dapat dipandang

sebagai alat komunikasi untuk memberikan pengertian dan menyampaikan

maksud dan isi hati. Oleh karena itu, isyarat baginya sama dengan ucapan bagi

yang dapat berbicara dalam menjatuhkan talak, sepanjang isyarat itu jelas dan

meyakinkan bermaksud talak atau mengakhiri perkawinan.

d. Talak dengan utusan yaitu talak yang disampaikan oleh suami kepada isteri

melalui perantaraan orang lain

C. HUKUM TALAK DAN DALIL HUKUMNYA

Syari’at Islam menjadikan pertalian suami istri dalam ikatan perkawinan

sebagai pertaian yang suci dan kokoh, sebagaimana Al-Qur’an memberikan istilah

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 7

Page 8: Makalah Talak Dan Fasakh

pertalian itu dengan mitsaq ghalizh (janji kukuh). Firman Allah dalam surat An-Nisa’

ayat 21 menyatakan:

وأخذن منكم ميثاقا غليظا

Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu janji yang kuat.

Oleh karena itu suami-istri wajib memelihara hubungannya tali pengikat itu,

dan tidak sepantasnya mereka berusaha merusak dan memutuskan tali pengikat

tersebut. Meskipun dalam hukum Islam suami diberi kewenangan menjatuhkan talak,

namun tidak dibenarkan suami menggunakan hak nya itu dengan gegabah dan sesuka

hati, apalagi hanya menurutkan hawa nafsunya.

Menjatuhkan talak tanpa alasan dan sebab yang dibenarkan adalah termasuk

perbuatan tercela, terkutuk dan dibenci oleh Allah.

أبغض الحالل إلى الله الطالق

Perkara halal yang paling dibenci Allah adalah menjatuhkan talak.

Hadits ini menjadi dalil bahwa diantara jalan halal itu ada yang dimurkai Allah

jika tidak dipergunakan sebagaimana mestinya. Maka menjatuhkan talak itu sama

sekali tidak ada pahalanya dan tidak dapat dipandang sebagai perbuatan ibadah.

Hadits ini juga menjadi dalil bahwa suami wajib selalu menjauhkan diri dari

menjatuhkan talak selagi masih ada jalan untuk menghindarkannya. Suami hanya

dibenarkan menjatuhkan talak jika terpaksa, tidak ada jalan lain untuk

menghindarinya, dan talak itulah salah satunya jalan terciptanya kemaslahatan.

Istri yang meminta talak kepada suaminya tanpa sebab dan alasan yang

dibenarkan adalah perbuatan tercela, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

أيما إمرأة سألت زوجها طالقا من غير بأس فحرام عليهاراءحة الجنة

Manakala istri menuntut cerai dari suaminya tanpa adanya suatu alasan, maka

haram baginya bau surga.5

5 Dr. H. Abd. Rahman Ghazaly, M.A., Fiqih Munakahat,(Jakarta: Kencana, 2006), cet. Ke-2, h. 211-213.

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 8

Page 9: Makalah Talak Dan Fasakh

Tentang hukum talak ini para ahli fiqih berbeda pendapat. Pendapat yang

paling benar diantara semua itu adalah yang mengatakan “terlarang”, kecuali karena

alasan yang benar. Mereka yang berpendapat begini adalah golongan Hanafi dan

Hambali. Alasannya yaitu:

قال رسو ل لله صلى الله عليه وسلم: لعن الله كل ذواقمطالق

Rasulullah SAW bersabda: “Allah melaknat tiap-tiap orang yang suka merasai dan

bercerai.” (Maksudnya: suka kawin dan bercerai).

Ini disebabkan karena carai itu kufur terhadap nikmat Allah. Sedangkan kawin

adalah satu nikmat dan kufur terhadap nikmat adalah haram. Jadi tidak halal bercerai,

kecuali karena ada darurat.

Darurat yang membolehkan cerai yaitu bila suami meragukan kebersihan

tingkah laku istrinya, atau tidak punya cinta dengannya. Sebab soal hati hanya terletak

dalam genggaman Allah. Tetapi jika tidak ada alasan apapun, maka bercerai yang

demikian berarti kufur terhadap nikmat Allah, berlaku jahat kepada istri. Maka itu

dibenci dan terlarang.6

Syara’ menjadikan talak sebagai jalan yang sah untuk bercerainya suami-istri,

namun syara’ membenci terjadinya perbuatan ini dan tidak merestui dijatuhkannya

talak tanpa adanya sebab atau alasan. Adapun sebab-sebab dan alasan-alasan untuk

jatuhnya talak itu adakalanya menyebabkan kedudukan hukum talak menjadi wajib,

adakalanya menjadi haram, adakalanya menjadi mubah, dan adakalanya menjadi

sunnah. Asy-Syekh Muhammad bin Qasim Al-Ghaziy dalam kitabnya fat-hul Qorib

mengemukakan hukum talak dapat dibagi menjadi: Talak wajib, talak sunnah, talak

makruh, dan talak haram.

Talak wajib, yaitu talak yang dalam hal terjadi kasus syiqaq yakni talak yang

dijatuhkan oleh pihak hakam (penengah), apabila kedua hakam berpendapat bahwa

talak itulah satu-satunya jalan untuk mengakhiri persengketaan suami-istri. Demikian

pula dalam kasus ila’, yakni suami bersumpah tidak akan mencampuri istrinya dan

6 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 8, Penerjemah: Drs. Mohammad Thalib, (Bandung: PT Al-Ma’arif, 1980), cet. Ke-14, h. 9-10.

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 9

Page 10: Makalah Talak Dan Fasakh

telah berlalu masa empat bulan setelah sumpah tersebut si suami tidak mencabut

sumpahnya itu, berdasarkan firman Allah dalam QS. Al-baqarah 226-227:

للذين يؤلون من نسائهم تربص أربعة أشهر فإن فآءو فإنحيم. وإن عزموا الطالق فإن الله سميع عليم الله غفور ر

(227-226)البقرة :

kepada orang-orang yang meng-ila’ istrinya diberi tangguh empat bulan (lamanya).

Kemudian jika mereka kembali (kepada istrinya) maka sesungguhnya Allah maha

pengampun lagi maha penyayang. Dan jika mereka berazam (bertetap hati untuk)

talak, maka sungguh Allah maha mendengar lagi maha tahu.

Dengan sumpah ini seorang istri menderita karena tidak disetubuhi dan tidak

pula diceraikan. Setelah empat bulan berselang sumpah suami dan tidak hendak

kembali kepada istrinya, maka wajiblah ia menjatuhkan talak-nya, agar dengan

demikian istri tidak terkatung-katung seperti orang digantung, sedangkan jika suami

berkehendak untuk kembali lagi, maka ia wajib membayar kafarat sumpah.

Talak juga menjadi wajib bagi suami atas permintaan istri dalam hal suami

tidak mampu menunaikan hak-hak istri serta menunaikan kewajibannya sebagai

suami, seperti suami tidak mampu lagi mendatangi istri. Dalam hal ini istri berhak

menuntut talakdari suaminya, dan suaminya wajib menuruti tuntutan istri.7

Talak sunnah, yaitu dikarenakan istri mengabaikan kewajibannya kepada

Allah dan tidak normal keadaannya, seperti istri yang meninggalkan shalat dan rusak

moralnya, padahal suami tidak mampu memaksakannya agar istri menjalankan

kewajibannya tersebut, atau istri kurang rasa malunya.

Imam Ahmad berkata: Tidak patut memegang istri seperti ini. Karena hal itu

dapat mengurangi keimanan suami, tidak membuat aman ranjangnya dari perbuatan

rusaknya. Dalam hal ini suami tidak salah untuk bertindak keras kepada istrinya, agar

ia mau menebus dirinya dengan mengembalikan maharnya untuk bercerai. Allah

SWT berfirman dalam QS. An-Nisa’ ayat 19:

7 Lihat Abd. Rahman Ghazaly, op.cit., h. 214-216.

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 10

Page 11: Makalah Talak Dan Fasakh

أن يأتين وال تعضلوهن لتذهبوا ببعض ما ءاتيتموهن إالبينة )النسا: (19بفاحشة م

Dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali

sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka

melakukan pekerjaan keji yang nyata.8

Maksud dari ayat tersebut adalah, bahwasannya seorang suami tidak boleh

menyusahkan istrinya dengan menghalanginya untuk mengawini laki-laki lain dengan

menahan mereka, padahal suami tersebut sudah tidak ada keinginan lain terhadap

mereka selain menyusahkan belaka karena hendak mengambil kembali sebagian apa

yang telah ia berikannya kepada istrinya berupa mahar, kecuali jika istri tersebut

melakukan pekerjaan keji yang nyata, dalam artian zina atau nusyuz, maka ketika itu

bolehlah seorang suami menyusahkan mereka hingga mereka melakukan khulu’ atau

menebus diri mereka.9

Ibn Qudamah berkata: Talak dalam salah satu dari keadaan diatas (yaitu tidak

taat kepada Allah dan kurang rasa malunya) barangkali wajib. Katanya pula: Talak

sunnah yaitu talak karena perpecahan antara suami-istri yang sudah berat dan bila istri

keluar rumah dengan meminta khulu’ karena ingin terlepas dari bahaya.10

Talak makruh, menurut yaitu talak perempuan yang normal keadaannya.

Dalam riwayat lain dikatakan bahwa talak makruh adalah talak yang tanpa sebab,

berdasarkan hadits yang menetapkan bahwa talak merupakan jalan halal yang paling

dibenci Allah, yakni dibenci jika tidak ada sebab yang dibenarkan, sedangkan Nabi

menamakannya halal, juga karena talak itu menghilangkan perkawinan yang di

dalamnya terkandung kemaslahatan-kemaslahatan yang disunahkan, sehingga talak

itu hukumnya makruh.11

Talak haram, sebagaimana dikemukakan oleh Asy-Syekh Muhammad bin

Qasim Al-Ghazy yaitu talak bid’ah, yaitu suami menjatuhkan talak kepada istrinya

yang sedang haid atau suci tetapi suami telah melakukan jimak dengannya.

8 Lihat Sayyid Sabiq, op.cit., h.11.9 Jalaluddin Asy-Syuyuthi dan Jalaluddin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahally, Tafsir Jalalain, Penerjemah:

Dani Hidayat, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2009)10 Op.cit., hal. 12.11 Lihat Abd. Rahman Ghazaly, loc.cit., h. 216.

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 11

Page 12: Makalah Talak Dan Fasakh

Abd. Rahman Ghazaly menyatakan bahwa talak itu diharamkan jika dengan

talak itu kemudian suami berlaku serong, baik dengan bekas istrinya ataupun dengan

wanita lain, suami diharamkan menjatuhkan talak jika hal itu mengakibatkan

terjatuhnya suami kedalam perbuatan haram.

Sayyid Sabiq mengemukakan bahwa talak diharamkan jika dengan talak itu

akan merugikan bagi suami dan istri, dan tidak adanya kemaslahatan yang mau

dicapai dengan perbuatan talaknya itu. Maka diharamkannya talak itu seperti

haramnya merusak harta benda, karena demikian itu bertentangan dengan sabda

Rasulullah SAW:

ال ضرر وال ضرار

Tidak boleh timbul madharat dan tidak boleh saling menimbulkan madharat.12

Dalam riwayat lain talak serupa hal yang dibenci sebagaimana sabda Nabi SAW:

ما أحل الله شيأ أبغض إليه من الطالق )رواه أبوداود(

Tidak ada sesuatu yang dihalalkan Allah, tetapi dibenci-Nya selain daripada talak.

Talak itu dibenci bila tidak ada suatu alasan yang benar, sekalipun Nabi SAW

mengatakannya halal. Karena ia merusak perkawinan yang mengandung kebaikan-

kebaikan yang dianjurkan oleh agama. Karena itu talak seperti ini dibenci.13

Talak itu mubah hukumnya ketika ada keperluan untuk itu, yakni karena

jeleknya perilaku istri, bukanya sikap istri terhadap suami, atau suami menderita

madharat lantaran tingkah laku istri, atau suami tidak mencapai tujuan perkawinan

dari istri.14

Imam Haramain memberikan isyarat pada talak yang mubah, yaitu talak yang

dijatuhkan oleh suami kepada istrinya yang tidak dia sukai dan tidak mau menjual

murah terhadap dirinya dengan memberikan pembiayaan kepada istrinya tanpa

menikmati kesenangan.15

12 Ibid. 13 Lihat Sayyid Sabiq, Loc.cit..,h. 11.14 Op.cit., h. 217.15 Asy-Syekh Muhammad bin Qosim Al-Ghazy, Fat-hul Qorib jilid 2, Penerjemah: Achmad Sunarto,

(Surabaya: Al-Hidayah, 1992), h. 67.

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 12

Page 13: Makalah Talak Dan Fasakh

D. RUKUN DAN SYARAT TALAK

Rukun talak adalah unsur pokok yang harus ada dalam talak dan terwujudnya

talak bergantung ada dan lengkapnya unsur-unsur dimaksud. Diantara rukun talak

adalah:16

a. Suami: Islam memberikan hak talak hanya kepada laki-laki saja. Karena ia yang

lebih bersikeras untuk melanggengkan tali perkawinannya yang dibiayai dengan

hartanya, sehingga jika ia hendak cerai atau kawin lagi ia perlu membiayainya lagi

dengan jumlah yang lebih besar. Selain itu, laki-laki menurut kadar dan tabiatnya

bersifat lebih sabar menghadapi perangai istrinya yang tidak disukainya. Ia juga

tidak terburu-buru untuk bercerai karena rasa marah atau kejelekan istrinya.

Sedangkan perempuan biasanya lebih cepat marah, kurang pertimbangannya,

tidak menanggung biaya-biaya perceraian dengan segala akibatnya dan tidak pula

mengeluarkan belanja seperti yang diwajibkan kepada laki-laki.17

Untuk sahnya talak, maka suami harus memenuhi beberapa syarat diantaranya:

1. Berakal. Suami yang gila tidak sah menjatuhkan talak. Yang dimaksud dengan

gila dalam hal ini adalah hilang akal atau rusak akal karena sakit, termasuk

didalamnya adalah sakit pitam,hilang akal karena sakit panas, atau sakit

ingatan karena rusak syaraf otaknya.

2. Baligh. Tidak dipandang jatuh talak yang dinyatakan oleh orang yang belum

dewasa. Dalam hal ini ulama Hanabilah mengatakan bahwa talak oleh anak

yang sudah mumayyiz kendati umur anak itu kurang dari 10 tahun asalkan ia

telah mengenal arti talak dan mengetahui akibatnya, telah dipandang jatuh.

3. Atas kemauan sendiri. Yang berarti jatuhnya talak tersebut bukan karena

paksaan. Kehendak dan kesukarelaan melakukan perbuatan menjadi dasar

taklif dan pertanggungjawaban. Oleh karena itu, orang yang dipaksa

melakukan sesuatu (dalam hal ini menjatuhkan talak) tidak bertanggungjawab

atas perbuatannya. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:

تى الخطأ والنسيان وما إن الله وضع عن أماستكرهوا عليه

Sungguh Allah melepaskan dari umatku tanggung jawab dari dosa, lupa dan

sesuatu yang dipaksakan kepadanya.

16 Op.cit., h. 201.17 Lihat Sayyid Sabiq, op.cit..,h. 15-16.

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 13

Page 14: Makalah Talak Dan Fasakh

b. Istri. Perempuan hanya dapat dijatuhi talak bila ia jadi objeknya. Perempuan

dikatakan jadi objek talak bila ada dalam keadaan sebagai berikut:18

1. Berada dalam ikatan suami-istri yang sah. Jika ia menjadi istri dengan akad

nikah yang bathil, seperti akad nikah terhadap wanita dalam masa iddahnya,

atau akad nikah dengah dengan perempuan saudara istrinya (memadu antara

dua perempuan bersaudara), atau akad nikah dengan perempuan saudara

istrinya (memadu antara dua perempuan bersaudara), atau akad nikah dengan

anak tirinya sedangkan suami itu pernah menggauli ibu dari ibunya dan anak

tiri itu berada dalam pemeliharaannya, maka talak yang demikian itu tidak

dipandang ada.

2. Istri itu masih tetap berada dalam perlindungan kekuasaan suami. Istri yang

menjalin masa iddah talak raj’i atau iddah talak ba’in sughra dari suaminya

oleh hukum Islam dipandang masih berada dalam perlindungan kekuasaan

suami. Karenanya bila dalam masa itu suami menjatuhkan talak lagi

dipandang jatuh talaknya. Sehingga menambah jumlah talak yang dijatuhkan

dan mengurangi hak talak yang dimiliki suami. Dalam hal talak ba’in, bekas

suami tidak berhak menjatuhkan talak lagi terhadap bekas istrinya, meski

dalam masa iddahnya, karena dengan talak ba’in itu bekas istri tidak lagi

berada dalam perlindungan kekuasaan bekas suami.19

3. Jika perempuan berada dalam pisah badan karena dianggap sebagai talak,

seperti pisah badan karena suami tidak mau jadi Islam, bila istrinya masuk

Islam, atau karena ila’. Pisah badan dalam keadaan seperti ini dianggap talak

oleh golongan Hanafi.

4. Jika perempuan dalam ‘iddah karena pisah badan yang dianggap sebagai

fasakh, tetapi pada dasarnya akadnya tidak batal, seperti karena istri murtad.

Fasakh dalam hal seperti ini terjadi karena adanya halangan yang

membatalkan kelangsungan ikatan perkawinan, bila kemurtadannya benar-

benar terbukti.20

c. Sighat talak, yaitu kata-kata yang diucapkan oleh suami terhadap istrinya yang

menunjukkan talak, baik itu sharih (jelas) atau kinayah (sindiran), baik berupa

ucapan/lisan, tulisan, isyarat bagi suami tunawicara ataupun dengan suruhan orang

18Ibid., h. 2319 Lihat Abd. Rahman Ghazaly, op.cit., h. 203.20 Loc.cit., h. 23-24

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 14

Page 15: Makalah Talak Dan Fasakh

lain. talak tidak dipandang jatuh jika perbuatan suami terhadap istrinya

menunjukkan kemarahannya, mengantarkannya kerumah orang tuanya,

menyerahkan barang-barangnya, tanpa disertai pernyataan talak. Demikian pula

niat talak atau masih berada dalam pikiran dan angan-angan, tidak diucapkan,

tidak dipandang sebagai talak.

d. Qoshdu (sengaja), artinya bahwa dengan ucapan talak itu memang dimaksudkan

oleh ayng mengucapkannya untuk talak, bukan untuk maksud lain. oleh karena itu

salah ucap yang tidak di maksud ubtuk talak tidak dipandang jatuh talak.21

E. UNGKAPAN CERAI (SHIGHAT THALAQ)

Perceraian dapat terjadi dengan segala cara yang menunjukkan berakhirnya

hubungan suami istri, baik dinyatakan dengan kata-kata, atau dengan surat kepada

istrinya, atau dengan isyarat oleh orang orang yang bisu atau dengan mengirimkan

seorang utusan.22 Jika seseorang berniat menalaq istrinya didalam hatinya tanpa

diungkapkan atau semacamnya maka tidak terjadi talak menurut umumnya orang-

orang berilmu. Diantaranya Atha’, Jabir bin Zaid, Said bin Zubair, Yahya bin Abi

Katsir, Asy-Syafi’i, Ishak, Al-Qasim, Salim, dan Al-Hasan. Berkenaan hal ini Zuhri

berkata: “Jika seseorang berazam demikian, maka terjadilah talak.” Ibn Sirin

berkenaan orang yang menalaq istrinya dalam hati berkata: “Tidakkah Allah

mengetahuinya?” Sedangkan pendapat jumhur Ulama’ lebih kuat karena sabda

Rasulullah SAW:

تي ما حدثت به أنفسها ما لم تعمل أو إن الله تجاوز عن أمتتكلم

Sesungguhnya Allah melewati umatku (tidak ada sanksinya) apa yang dikatakan

hati selagi belum dikerjakan atau belum diungkapkan. (HR. Al-Bukhari, An-Nasa’i,

dan At-Tirmidzi)

Hadits ini hasan shahih (shahih lighairihi) sebagaimana talak menghilangkan

kepemilikan, ia tidak terjadi jika hanya dengan niat seperti jual beli dan hibah.23

Berikut ini adalah beberapa ungkapan talak:

1. Talak dengan Kata-kata 21 Op.cit., h. 204.22 Lihat Sayyid Sabiq, op.cit..,h. 27.23 Prof. Dr. Abdul Aziz Muhammaz Azzam dan Prof. Dr. Abdul Wahhab Sayyed Hawwas (eds.), Fiqh

Munakahat, Khitbah, Nikah, dan Talak, Penerjemah:Dr.H. Abdul Majid Khon, M.Ag, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 264.

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 15

Page 16: Makalah Talak Dan Fasakh

Ucapan talak dengan kata-kata ada dua macam, yaitu sharih (jelas) dan

kinayah (sindiran). Talak sharih adalah talak yang diungkapkan dengan kata yang

terus terang yaitu kata-kata yang mudah dipahami artinya dan tidak mengandung

sesuatu lain selain talak itu sendiri. Sedangkan Talak kinayah adalah setiap kata

yang mirip talak dan lainnya atau talak yang mengandung sesuatu selain talak. 24

Talak sharih terjadi tanpa tanpa niat. Talak sharih itu menggunakan tiga lafal

yaitu: Cerai (thalaq), pisah (firaq),dan terlepas (sarah). Lafal pertama sudah

popular, baik secara bahasa maupun syara’. Lafal kedua dan ketiga terdapat dalam

Al-Qur’an dengan makna terpisah antara kedua pasang suami dan istri. Keduanya

diungkapkan secara jelas seperti lafal talak. Allah SWT berfirman: Maka menahan

dengan baik atau melepaskan dengan baik. (QS. Al-Baqarah (2): 229) dan

Tahanlah mereka dengan baik atau pisahlah dengan baik. (QS. Al-Baqarah (2):

231) dan firman-Nya: Dan jika mereka berpisah Allah mengkayakan mereka dari

keluasan-Nya. (QS. An-Nisa’ (4): 130).

Ayat kedua dan ketiga dengan jelas mengungkapkan talak menurut Imam Asy-

Syafi’i. Sedangkan oposisinya, berpendapat keduanya merupakan sindiran karena

tidak popular dengan arti talak. Contoh lafal talak seperti: Hai orang yang tertalak

wanita ,)يا طالق) tertalak ة( ssمطلق(, engkau seorang tertalak أنت) .( ) طلقتكdan aku talak engkau ,)طالق

Semua lafal diatas tegas dan jelas (sharih) wanita tertalak dengan lafal-lafal

tersebut, baik seorang suami berniat talak maupun tidak selama ia mengerti

maksud lafal tersebut dan sengaja melafalkannya. Baik ia bersungguh-sungguh

maupun bercanda, karena sabda Rasulullah SAW:

جعة ثالث جدهن وهزلهن جد النكاح والطالق والرAda tiga perkara, kesungguhannya menjadi sungguh-sungguh dan

bercandanya pun dianggap sungguh-sungguh, yakni talak, nikah, dan rujuk.

Jika seseorang mengatakan salah satu lafal tersebut kemudian mengatakan aku

bermaksud yang lain, hanya saja lisanku terlanjur mengucapkannya, maka tidak

diterima perkataan orang tersebut karena menyalahi lahirnya. Hal itu urusan antara

dirinya dan Allah karena bisa saja diartikan seperti pengakuannya, tetapi

Rasulullah SAW bersabda: Aku menghukumi yang lahir dan Allah-lah yang

menguasai yang tersembunyi.

24 Lihat Asy-Syekh Muhammad bin Qosim Al-Ghazy, op.cit.,h. 63.

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 16

Page 17: Makalah Talak Dan Fasakh

Lafal talak sindiran yaitu suatu kalimat yang mempunyai arti cerai atau yang

lain. kalimatnya banyak dan tidak terhitung, tetapi berikut ini disebutkan beberapa

contoh saja bukan berarti menjumlah hitungan. Ungkapan kata yang tidak berarti

talak, tidak menyerupainya, dan tidak menunjukkan cerai seperti perkataan seorang

kepada istrinya, misalnya: duduklah, engkau cantik, semoga Allah memberkahi

engkau, dan sebagainya. Dengan menggunakan kata-kata tersebut, tidak terjadi

talak sekalipun berniat talak, kaerena kata-kata tersebut tidak ada kemungkinan

didalamnya makna talak. Andaikan dijatuhkan talak hanya sekedar niat belaka.25

Adapun cerai dengan kata-kata sindiran tidak dianggap sah kecuali dengan

adanya niat, sekalipun yang mengucapkan tadi berkata dengan lafal yang jelas,

tetapi maksudnya bukan untuk mentalak tetapi hanya dimaksudkan telah jatuh

talak. 26

Berikut ini beberapa contoh talak sindiran, misalnya: engkau bebas, engkau

terputus, engkau terpisah, melanggarlah, bebaskan rahimmu, pulanglah kerumah

orang tuamu, talimu terhadap aku keanehanmu, jauhkan aku, pergilah, dan lain-

lain.

Lafal i’taq (pemerdekaan) sindiran pada talak. Demikian juga sebaliknya, kata

thalaq sindiran bagi pemerdekaan. Jika seseorang berkata kepada istrinya: “Aku

memerdekakan engkau atau engkau merdeka” dan berniat talak maka terjadilah

talak. Demikian juga jika seseorang berkata kepada hambanya: “Engkau saya

talak” dengan berniat talak terjadilah pemerdekaan, dai ia merdeka.27

2. Talak dengan Isyarat

Talak dengan isyarat tidak terlepas dari dua hal, yaitu:

a. Isyarat bagi Orang Bisu

Isyarat bagi orang yang bisu merupakan alat komunikasi dan

menjelaskan makssud hatinya kepada orang lain. karena itu isyarat seperti ini

dipandang nilainya sama dengan kata-kata yang diucapkan dalam

menjatuhkan talak. Jika ia memberikan isyarat yang menunjukkan pada

maksudnya yaitu menghentikan hubungan pasangan suami-istri dan semua

orang paham, maka talak itu sharih. Jika isyarat itu tidak dapat dipahami

25 Op.cit., h. 264-26526 Lihat Sayyid Sabiq, op.cit..,h. 28.27 Lihat Prof. Dr. Abdul Aziz Muhammaz Azzam dan Prof. Dr. Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, op.cit., h. 268

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 17

Page 18: Makalah Talak Dan Fasakh

melainkan orang-orang yang cerdas saja, ada dua pendapat, adakalanya sharih

dan adakalanya kinayah.

Sebagian ahli fiqih mensyaratkan bahwa isyarat orang bisu itu

dibolehkan apabila ia tidak dapat menulis dan tidak mengetahui tulisan. Jika ia

mengetahui dan mampu menulis, tidak boleh menggunakan isyarat, sebab

tulisan lebih jelas maksudnya daripada isyarat. Dan isyarat tidak boleh

digunakan kecuali kalau benar-benar ia sudah tidak mampu berbuat lain.

b. Isyarat bagi Orang yang dapat Berbicara

Ulama’ berbeda pendapat tentang isyarat orang yang dapat berbicara:

Pertama: Isyarat talak bagi orang yang dapat berbicara tidak sah talaknya,

karena isyarat yang diterima dan menempati ucapan bagi haknya orang bisu

diposisiksn karena darurat, sedangkan disini tidak ada darurat. perpindahan

orang yang dapat berbicara dari ucapan ke isyarat dipahami tidak bertujuan

talak dan jika bertujuan maka hal tersebut sangat langka bermaksud memberi

pengalaman.

Kedua: Isyarat orang yang dapat berbicara dikategorikan talak sindiran, karena

secara global memberi pemahaman talak.

3. Talak dengan Tulisan/Surat

Talak dapat terjadi dengan tulisan walaupun penulis mampu berkata-kata.

Sebagaimana suami boleh menalaq istri dengan lafal atau ucapan, ia juga boleh

menalaq dengan tulisan.

Fuqaha’ mensyaratkan bahwa tulisan itu hendaknya harus jelas dan

terlukis. Maksudnya jelas adalah jelas tulisannya sehingga terbaca ketika ditulis

dilembaran kertas dan sesamanya. Maksud terlukis adalah tertulis ke alamat istri.

Misalnya suami menulis surst kepada istrinya: “Hai Fulanah engkau tercerai”. Jika

tulisan itu tidak dialamatkan kepada istri maka tidak tercerai kecuali dengan niat.

Misalnya suami menulis diatas kertas:”Engkau tercerai atau istriku tercerai”.

Maka yang seperti ini dianggap tidak sah talaknya, kecuali dengan niat. Sebab

boleh jadi tulisan seperti ini ditulis dengan tidak sengaja dimaksudkan untuk

mentalak, tetapi sekedar berlatih mengindahkan tulisan misalnya.28

4. Talak dengan Mengirimkan Seorang Utusan

Talak dianggap sah dengan mengirim seorang utusan untuk

menyampaikan kepada istrinya yang berada ditempat lain, bahwa ia telah ditalak. 28 Ibid.,h. 271-272.

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 18

Page 19: Makalah Talak Dan Fasakh

Dalam hal ini utusan tadi bertindak selaku orang yang mentalak. Karena itu sah-

lah talaknya.29

5. Talak Bebas dan Bergantung

Shighat talak adakalanya bebas tidak terikat (munjizah), adakalanya

bergantung (mu’allaq),dan adakalanya disandarkan pada masa yang akan datang.

Shighat talak yang bebas adalah Shighat yang tidak bergantung pada syarat dan

tidak disandarkan pada waktu yang kan datang. Ia dimaksudkan oleh yang

mengucapkannya terjadinya talak sekaligus, seperti ucapan suami:”Engkau

tertalak”. Hukum talak ini menjatuhkan talak seketika, kapan saja diucapkan oleh

ahlinya dan pada tempatnya.

Shighat talak bergantung adalah apa yang dijadikan suami untuk mencapai

talak digantungkan pada syarat suatu sifat. Seperti ucapan seorang suami kepada

istri:”Jika engkau pergi ke teather maka engkau tertalak”. Disyaratkan sah-nya

talak bergantung dan terjadinya talak pada tiga perkara:

1. Hendaklah digantungkan pada sesuatu yang belum ada dan mungkin ada

setelah itu. jika digantungkan pada sesuatu yang telah ada pada saat

mengucapkan shighat, ia masuk pada talak bebas, sekalipun bentuknya

bergantung. Misalnya “Jika siang terbit engkau tercerai” diucapkan pada siang

hari yang sudah terbit.

2. Shighat talak diucapkan pada wanita yang menjadi sasaran cerai masih dalam

tanggungannya.

3. Wanita dalam tanggungannya pada saat tercapainya sifat yang digantungi.

Talak bergantung (talak mu’allaq) ada dua bagian;

Pertama, ta’liq qasami, dimaksudkan sebagaimana dalam sumpah, yakni

untuk menekan istri agar mau melakukan sesuatu untuk meninggalkannya dan atau

memperkuat berita. Misalnya ucapan suami kepada istri: “Jika engkau pergi kerja

engkau tertalak”. Hal demikian dimaksudkan mencegahnya keluar kerja bukan

menjatuhkan talak.

Kedua, ta’liq syarthi, dimaksudkan menjatuhkan talak ketika tercapainya

syarat. Misalnya ucapan suami kepada istri: “ Jika engkau membebaskan aku dari

sisa maharmu, engkau tertalak”.

29 Op.cit., h. 33.

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 19

Page 20: Makalah Talak Dan Fasakh

Kedua talak bergantung diatas menyebabkan terjadinya talak, menurut

mayoritas ulama’ jika tercapai apa yang digantunginya.

6. Shighat Talak pada Masa yang Akan Datang

Talak terkadang disandarkan pada masa yang akan datang dengan tujuan

talak kapan waktu itu datang. Seperti perkataan suami kepada istrinya:”Engkau

tertalak besok atau besok awal tahun”. Talak terjadi besok atau awal tahun apabila

wanita itu masih miliknya pada saat datangnya waktu yang disandarkan tersebut.30

F. PERHITUNGAN TALAK

Seorang suami apabila sudah mengumpuli istrinya maka ia berhak tiga kali

talak. Para ulama’ sepakat suami dilarang mentalak istrinya tiga kali berturut-turut

dalam masa satu kali suci. Alasan mereka ialah jika suami menjatuhkan talak tiga

kali berarti menutup pintu untuk kembali dan bertemu lagi disaat ia menyesali

perbuatannya, dan juga menyalahi ketentuan agama, karena dijadikannya talak

berkali-kali adalah untuk memberikan kesempatan kembali diwaktu menyesali

perbuatannya, karena orang yang menjatuhkan cerai tiga kali berarti telah merugikan

wanita dikarenakan telah menjadikan wanita dengan talaknya itu sebagai orang yang

tidak sah untuk diri (laki-laki)nya. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW:

روى النسائ من حديث محمود بن لبيد قال: أخبرنا رسواللله عن رجل طلق إمرأته ثالث تطليقات

جميعا, فقام غضبان,فقال: أيلعب بكتاب الله وانا بين اظهركم , حتى قام رجل فقال : يا رسول لله أفال

اقتله ؟Nasa’i meriwayatkan hadits Mahmud bin Lubaid, katanya: Rasulullah

mengkhabarkan kepada kami tentang seorang laki-laki yang menceraikan istrinya

tiga kali sekaligus. Maka beliau berdiri dengan marah lalu bersabda: “Apakah akan

dipermainkan kitab Allah padahal saya ada ditengah-tengah kamu?” sehingga

bangunlah seseorang, lalu berkata: “Wahai Rasulullah adakah saya boleh

membunuh dia?”

30 Lihat Prof. Dr. Abdul Aziz Muhammaz Azzam dan Prof. Dr. Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, op.cit., h. 274-276

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 20

Page 21: Makalah Talak Dan Fasakh

Ibnu Qayyim dalam kitab Ighatsatul-lahfaan berkata: “Ia dikatakan

mempermainkan kitab Allah, dikarenakan menyalahi ketentuan talak yang benar dan

menginginkan apa yang tidak dikehendaki oleh Allah. Allah menghendaki seseorang

mentalak satu kali saja, kemudian jika ia mau, dapat kembali kepada istrinya. Lalu

mentalaknya lagi jika ia menghendaki, kemudian jika ia menghendaki, kemudian ia

tidak boleh kembali merujuknya lagi setelah itu.

Selain itu menjatuhkan talak tiga kali sekaligus menyalahi firman Allah:

تان )البقره: (229الطالق مرTalak itu dua kali

Jika para ulama’bersepakat tentang haramnya mengucapkan tiga kali talak

sekaligus, namun mereka berselisih pendapat jika suami mentalak istrinya tiga kali

dengan sekali ucap. Apakah sah atau tidak? Jumhur ulama’berpendapat sah. Tetapi

sebagian yang lain berpendapat tidak sah. Tetapi yang berpendapat sah juga masih

berselisih. Sebagian ada yang berpendapat bahwa tiga kali ucapan talak berarti tiga

kali talak. Dan sebagian yang lain berpendapat dihitung sekali talak saja. Sebagian

lain lagi membeda-bedakan antara perempuan yang ditalak itu sudah dikumuli atau

belum dikumpuli. Yang sudah dikumpuli dihitung tiga kali, sedangkan yang belum

dikumpuli hanya dihitung sekali talak saja.

Alasan golongan yang berpendapat seperti diatas ialah dalil-dalil sebagai

berikut:

1. Ayat yang menerangkan bolehnya menjatuhkan sekali talak, dua kali, dan tiga

kali adalah:

فإن طلقها فال تحل له من بعد حتى تنكح زوجا (230غيره )البقره:

Dan jika ia mentalak istri, maka tidak halal baginya sesudah itu sehingga (bekas

istri) kawin dengan laki-laki lain.

(236)البقره:ال جناح عليكم إن طلقتم النساء Tidak apa bagi kamu jika mentalak istri-istri

وهن وقد فرضتم وإن طلقتموهن من قبل أن تمس(237)البقره:لهن فريضة

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 21

Page 22: Makalah Talak Dan Fasakh

Dan jika kamu menceraikan istri-istrimu sebelum mencampuri mereka, padahal

kamu sudah menetapkan mahar

Dzahir daripada ayat diatas menerangkan bolehnya menjatuhkan sekali talak,

dua kali dan tiga kali. Karena dalam ayat ini tidak membedakan antara

menjatuhkan talak sekali atau dua kali atau tiga kali.

2. Ayat yang membolehkan talak dua kali atau tiga kali dengan sekaligus atau

secara terpisah

تان فإمساك بمعروف أو تسريح بإحسان الطالق مرTalak itu dua kali. Karena itu peganglah baik-baik atau ceraikanlah dengan

baik-baik.

Selain ayat-ayat diatas diterangkan pula dalam beberapa riwayat hadits dibawah

ini:

ا ال عن أخوبنى عجالن عن سهل بن سعد, قال : لم إمرأته, قال: يا رسول الله ظلمتها إن أمسكتها:

هي الطالق, هي الطالق, هي الطالق )رواه أحمد(Dari Sahl bin Sa’id berkata: Tatkala saudara Bani Ajlaan mengutuk istrinya, ia

berkata:”Wahai Rasulullah! Jika saya tetap memegang dia saya berbuat zalim

kepadanya, yaitu (saya) menjatuhkan talak, menjatuhkan talak, menjatuhkan

talak.” (HR. Ahmad)

عن الحسن قال : حدثنا عبدالله بن عمر, أنه طلق إمرأته تطليقة وهي حائض, ثم أراد ان يتبعها

بتطلقين أخريين عند القرأين فبلغ ذالك رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال يا ابن عمر, ما هاكذا

نة ان نة والس امرك الله تعالى! إنك قداخطأت الس تستقبل الطهر فتطلق لكل قرء. وقال : فأمرنى رسول الله صلى الله عليه وسلم, فراجعتها. ثم قال: اذا هي طهرت فطلق عند ذالك او امسك,

فقلت يا رسول الله: أرأيت لوطلقتها ثالثا, اكان

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 22

Page 23: Makalah Talak Dan Fasakh

يحل لي ان اراجعها؟ قال: ال... كانت تبين منك)وتكون معصية. )رواه الدارقطنى(

Dari Al-Hasan, berkata: Abdullah bin Umar bercerita kepada kami, bahwa ia

mentalak istrinya diwaktu haid dengan sekali talak. Kemudian ia ingin

menyusulnya dengan dua kali talak lain ketika dua masa haid kemudiannya.

Maka sampailah kejadian itu kepada Rasulullah, kemudian beliau

bersabda:Wahai Ibnu Umar! Tidaklah begitu Allah memerintahkan. Engkau

sesungguhnya telah menyalahi sunnah. Karena sunnah menetapkan pada waktu

suci tetapi engkau menjatuhkan talak setiap waktu haid”. Dan ia Ibnu Umar

berkata:” Maka Rasulullah memerintahkan saya (untuk merujuk). Lalu sayapun

merujuk. “Kemudian ia berkata:”Apabila ia dalam keadaan suci bolehlah kamu

talak atau kamu pegang terus. “Lalu saya (Ibnu Umar) berkata: “Wahai

Rasulullah! Bagaimana pendapat tuan kalau saya talak tiga kali? Adakah halal

bagiku merujuknya lagi?” Lalu Nabi bersabda:” Tidak. Karena kau telah

mentalak ba’in kepadanya (dan berarti berbuat terlarang).”

Demikianlah pendapat Jumhur Tabi’in dan sebagian besar sahabat serta para

imam empat madzhab.

3. Adapun yang berpendapat hanya dihitung sekali talak, mereka beralasan dengan

dalil-dalil dibawah ini:

Hadits yang diriwayatkan Muslim, bahwasanya Abu ash-Shahba’ berkata kepada

Ibn ‘Abbas, “Tahukah kamu bahwa yang tiga itu dulu dijadikan satu talak saja

pada masa Rasulullah SAW, Abu Bakar dan permulaan masa ‘Umar.? Ia

menjawab, “Ya.” Di dalam lafazh yang lain, “dikembalikan kepada satu

talak.?”,ia mejawab, “Ya.”

Ini merupakan nash yang shahih dan sangat jelas sekali, tidak bisa ditakwil-

takwil atau pun dirubah.

Ibnu Taimiyah dalam kitab Fatawa:3:22, ia berkata: “Di dalam dalil-dalil

agama (Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas) tak ada keterangan yang

mengharuskan tiga kali ucapan talak dihitung tiga kali. Perkawinan dengan bekas

istrinya setelah mengucapkan tiga kali talak tetap sah. Istrinya menjadi haram kawin

dengan orang lain. dan apabila ia menceraikannya ketiga kalinya, bekas istrinya

halal bagi orang lain tetapi haram baginya. Cara untuk mendapatkan kembali istrinya

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 23

Page 24: Makalah Talak Dan Fasakh

dengan jalan tahlil diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Kawin tahlil tidak pernah

terjadi dimasa Rasulullah dan para khalifahnya. Dan tak pernah ada riwayat

bahwadimasa Rasulullah dan para khalifahnya ada seorang perempuan yang dirujuk

oleh suaminya setelah talak tiga kali dengan jalan kawin tahlil, bahkan Rasulullah

melaknat orang yang kawin tahlil. Selanjutnya, Ibnu Taimiyah berkata: Ringkasnya

segala yang ditetapkan oleh Rasulullah secara tegas pada umatnya tidaklah bisa

dirubah. Karena itu tidaklah dapat dihapuskan sesudah wafatnya beliau.31

G. AKIBAT TALAK

1. Akibat Talak Raj’i

Talak raj’i tidak melarang mantan suami berkumpul dengan mantan

istrinya, sebab akad perkawinannya tidak hilang dan tidak menghilangkan hak

(pemilikan), serta tidak mempengaruhi hubungannya yang halal kecuali

persetubuhan).

Sekalipun tidak mengakibatkan perpisahan, talak ini tidak menimbulkan

akibat-akibat hukum selanjutnya selama masih dalam masa iddah istrinya.

Segala akibat hukum talak baru berjalan sesudah habis masa iddah dan jika tidak

ada ruju’. Apabila masa iddah telah habis maka tidak boleh ruju’ dan berarti

perempuan itu telah tertalak ba’in. Jika masih ada dalam masa iddah maka talak

raj’i yang berarti tidak melarang suami berkumpul dengan istrinya kecuali

bersenggama. Jika ia menggauli istrinya berarti ia telah ruju’.

Istri yang menjalani iddah raj’iyyah, jika ia taat atau baik terhadap

suaminya, maka ia berhak memperoleh tempat tinggal, pakaian dan uang belanja

dari mantan suaminya. Tetapi jika ia durhaka maka tidak berhak mendapatkan

apa-apa. Rasulullah SAW:

كنى للمرأة إذا كان لجوجها عليها إن النفقة والسجعة )رواه احمد والنسأئ( الر

Perempuan yang berhak mendapat nafkah dan tempat tinggal (rumah) dari

mantan suaminya adalah apabila mantan suaminya itu berhak merujuk

kepadanya. (HR. Ahmdad dan An-Nasa’i).

Beliau juga bersabda:

31 Lihat Sayyid Sabiq, op.cit..,h. 49-57.

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 24

Page 25: Makalah Talak Dan Fasakh

جعة )روهى كنى لمن تملك الر إن النفقة والسالدارقطنى والنسائ(

nafkah dan tempat tinggal bagi wanita yang memiliki (kesempatan untuk) diruju’.

(HR.At-Daruquthni dan Nasa’i).

Bila salah seorang meninggal dalam masa ‘iddah, yang lain menjadi ahli

warisnya, dan mantan suami tetap wajib memberi nafkah kepadanya selama masa

‘iddah.

Ruju’ adalah salah satu hak suami dalam masa ‘iddah. Oleh karena itu ia

tidak berhak membatalkannya sekalipun suami misalnya berkata: “tidak ada ruju’

bagiku.” Namun sebenarnya ia tetap mempunyai hak rujuk. Sebab dalam firman

Allah disebutkan:

(228وبعولتهن أحق بردهن )البقرة:Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa iddah itu.... (QS. Al-

Baqarah:228)

Karena ruju’ merupakan hak suami, maka untuk merujukmya suami tidak perlu

saksi, dan kerelaan mantan istri serta wali. Namun menghadirkan saksi dalam

ruju’ hukumnya sunnat, karena dikhawatirkan apabila kelak istri akan

menyangkal rujuknya suami.

Ruju’ boleh dengan ucapan, seperti:”Saya ruju’ kamu”, dan dengan

perbuatan, misalnya: menyetubuhinya, merangsangnya, seperti mencium dan

sentuhan-sentuhan birahi. Imam Syafi’i berpendapat bahwa ruju’ hanya

diperbolehkan dengan ucapan terang dan jelas dimengerti. Tidak boleh ruju’

dengan persetubuhan, ciuman, dan rangsangan-rangsangan nafsu birahi.

Ibnu Hazm berkata: “dengan menyetubuhinya tidak berarti merujuknya

sebelum kata ruju’ itu diucapkannya dan menghadirkan saksi, serta mantan istri

diberi tahu terlebih dahulu sebelum masa ‘iddahnya habis”. Hal demikian sebab

Allah berfirman:

واذا بلغن أجلهن فامسكوهن أو فارقوهن(3بمعروف وأشهدواذوي منكم )الطالق:

Apabila mereka telah mendekati akhir masa iddahnya, maka rujukilah mereka

dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan

dua orang saksi yang adil diantara kamu

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 25

Page 26: Makalah Talak Dan Fasakh

Disini Allah SWT tidak membedakan antara ruju’ talak dengan

menghadirkan saksi. Karena itu tidak boleh memisahkan antara satu dengan yang

lainnya, seperti menalaq tanpa dua orang saksi laki-laki yang adl atau ruju’ tanpa

adanya orang yang adil sebagai saksi perbuatan seperti ini melanggar hukum

Allah. Nabi Muhammad SAW bersabda:

جل يطلق عن عمران ابن حصين انه سئل عن الر إمرأته ثم يقع بها ولم يشهد على طالقها وال على

رجعتها فقال: طلقت لغير سنة أشهد على طالقها والعلى رجعتها وال تعد

)رواه أبو داود و إبن ماجه والبيهقى والطبران(Dari Imran bin Hussain, sesungguhnya ia pernah ditanya tentang orang yang

menalaq istrinya, kemudian disenggamainya, padahal tidak ada saksi ketika

menalaqnya dan ketika merujuknya. Maka jawabannya, “ Engkau menalaq tidak

menurut sunnah, dan merujuk tidak menurut sunnah. Hadirkanlah saksi untuk

menalaq dan merujuknya dan jangan engkau mengulangi perbuatan itu.

2. Akibat Talak Ba’in Sughra

Talak ba’in sughra ialah memutuskan hubungan perkawinan antara suami

dan istri sertelah kata talak diucapkan. Karena ikatan perkawinan telah putus,

maka istrinya kembali menjadi orang lain bagi suaminya. Oleh karena itu ia tidak

boleh bersenang-senang dengan perempuan tersebut apalagi sampai

menyetubuhinya.

Apabila ia baru menalaqnya satu kali, berarti ia masih memiliki sisa dua

kali talak setelah ruju’ dan jika sudah dua kali talak, maka ia hanya berhak atas

satu kali talak setelah ruju’.

3. Akibat Talak Ba’in Kubra

Hukum talak ba’in kubra sama dengan talak ba’in sughra, yaitu

memutuskan hubungan tali perkawinan antara suami dan istri. Tetapi talak ba’in

kubra tidak menghalalkan bekas suami merujuk kembali bekas istri, kecuali

sesudah ia menikah dengan laki-laki lain dan telah bercerai setelah dikumpulinya

(telah bersenggama), tanpa ada niat nikah tahlil. Allah SWT berfirman:

فإن طلقهافال تحل له من بعدحتى تنكحزوجا غيره

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 26

Page 27: Makalah Talak Dan Fasakh

(230)البقره: Kemudian jika ia menceraikannya lagi maka wanita itu tidak halal lagi baginya

setelah itu hingga dia kawin dengan suami yang lain.

Perempuan yang menjalani iddah talak ba’in, jika tidak hamil ia hanya

berhak memperoleh tempat tinggal (rumah), tidak lain. tetapi jika ia hamil ia juga

berhak mendapat nafkah. Dalam Al-Qur’an di tegaskan:

أسكنوهن من حيث سكنتم من وجدكم والوهن لتضيقوا عليهن وإن كن أوالت حملتضار

فأنفقوا عليهن حتى يضعن حملهنTempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut

kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan

(hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalak) itu sedang

hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin,

Perempuan yang menjalani iddah wafat (karena ditinggal mati oleh

suaminya), ia tidak berhak sama sekali nafkah dan tempat tinggal dari mantan

suaminya, karena ia dan anak (yang dikandungnya) adalah pewaris yang berhak

mendapat harta pusaka dari almarhum suaminya itu. Rasulullah SAW bersabda:

ليس للحامل المتوقى عنها زوجها نفقة )رواه الدارقطنى(

Perempuan hamil yang ditinggal mati suaminya tidak berhak memperoleh

nafkah.

Perempuan yang di talak suaminya sebelum dikumpuli (qobla dukhul), ia

tidak memiliki iddah, tetapi berhak memperoleh mut’ah atau pemberian. Hal ini

ditegaskan oleh Allah SWT:

يا أيها الذين آمنوا إذا نكحتم المؤمنات ثموهن فما لكم عليهن من طلقتموهن من قبل أن تمس

حوهن سراحا جميالعدة تعتدونها فمتعوهن وسرHai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan-perempuan

yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya

maka sekali-sekali tidak wajib atas mereka ´iddah bagimu yang kamu minta

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 27

Page 28: Makalah Talak Dan Fasakh

menyempurnakannya. Maka berilah mereka mut´ah dan lepaskanlah mereka itu

dengan cara yang sebaik-baiknya. 

Selanjutnya, baik mantan suami atau istri harus memperhatikan

kesejahteraan anak. Jika anak itu masih dalam kandungan, maka ibunya harus

menjaganya baik-baik, demikian juga ketika anak menyusu kepada ibunya,

sekalipun bisa juga perempuan lain yang menyusui anak tersebut jika misalnya

ibunya enggan atau repot. Sampai anak itu bisa berdiri sendiri, maka tanggung

jawab nafkah tetap menjadi kewajiban bapaknya. Dalam Al-Qur’an disebutkan:

وإن كن أوالت حمل فأنفقوا عليهن حتى يضعن وأتمروا فإن أرضعن لكم فآتوهن أجورهن حملهن

وإن تعاسرتم فسترضع له أخرىبينكم بمعروف Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka

berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika

mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka

upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik;

dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak

itu) untuknya.

Jika anak tersebut sudah mengerti maka ia dipersilahkan memilih apakan

mau mengikuti ibunya atau bapaknya.

H. PENGERTIAN FASAKH

Menurut bahasa kata "fasakh" berasal dari bahasa Arab - -فسخا يفسخ فسخ

yang berarti batal atau rusak32 Sedang menurut istilah dapat diartikan sebagai

berikut :

Menurut DR. Ahmad al Ghundur Fasakh adalah batal akad (pernikahan)

dan hilangnya keadaan yang menguatkan kepadanya33. Menurut Sayyid Sabiq

Memfasakh adalah membatalkannya dan melepaskan ikatan pertalian antara

suami-isteri.34, Menurut Ensiklopedi Islam fasakh ialah pemutusan hubungan

pernikahan oleh hakim atas permintaan suami atau isteri atau keduanya akibat 32 Mahmūd Yunus, Kamus Arab – Indonesia, Jakarta : Hida Karya Agung, 1990, cet. Ke-8, hlm. 31633 Ahmad Ghundur, Aţ-Thalāq fi Asy-Syarīah al-Islāmiyyah, wa al-Qonūn, Mesir : Dār al- Maārif, 1967, cet. Ke-1, hlm. 3534 Sayyid Sābiq, Fiqih As-Sunnah, Jilid 2, Beirut : Dār Al-Fkr, 1992, hlm. 268

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 28

Page 29: Makalah Talak Dan Fasakh

timbulnya hal-hal yang dirasa berat oleh masing-masing atau salah satu pihak suami-

isteri secara wajar dan tidak dapat mencapai tujuan dari sebuah pernikahan yang di

inginkan oleh suami dan istri.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan jikalau pengertian fasakh nikah adalah

suatu bentuk perceraian yang diputuskan oleh hakim karena dianggap pernikahan itu

memberatkan salah satu pihak baik istri atau laki laki atau bahkan kedua belah pihak.

I. HAL-HAL YANG MENYEBABKAN FASAKH

Fasakh adakalanya disebabkan terjadinya kerusakan atau cacat pada akad

nikah itu sendiri dan adakalanya disebabkan hal-hal yang datang kemudian yang

menyebabkan akad pernikahan tersebut tidak dapat dilanjutkan.

1) Fasakh yang disebabkan rusaknya atau terdapatnya cacat dalam akad nikah,

antara lain sebagai berikut :

a) Setelah pernikahan berlangsung, di kemudian hari diketahui bahwa suami

isteri adalah saudara sekandung, seayah seibu atau saudara sepersusuan.

b) Apabila ayah atau kakek menikahkan anak laki-laki atau perempuan di

bawah umur dengan orang yang juga di bawah umur. Maka setelah kedua

anak ini dewasa mereka berhak untuk memilih melanjutkan pernikahan

tersebut atau menghentikan pernikahan itu. Apabila anak itu

menghentikan pernikahan tersebut, maka dinamakan fasakh. Hak pilih

seperti ini oleh ulama fiqih tersebut khiyar al-bulugh.

2) Fasakh yang disebabkan ada penghalang (mani' al-huruf) setelah

berlangsungnya pernikahan misalnya antara lain sebagai berikut :

a) Salah seorang di antara suami isteri itu murtad (keluar dari agama

Islam).

b) Apabila pasangan suami isteri tersebut dahulunya menganut agama

non Islam. Kemudian isterinya memeluk agama Islam maka dengan

sendirinya akad pernikahan itu batal. Apabila suaminya yang masuk Islam

sedangkan wanita tersebut kitabiyah (yahudi atau nasrani) maka

pernikahan tersebut tidak batal.

J. BENTUK-BENTUK FASAKH

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 29

Page 30: Makalah Talak Dan Fasakh

Bentuk-bentuk fasakh yang terjadi dengan sendirinya di antaranya sebagai

berikut :

1) Fasakh terjadi karena rusaknya akad pernikahan yang diketahui setelah

pernikahan berlangsung, seperti pernikahan tanpa saksi dan mengawini

mahram.

2) Fasakh terjadi karena isteri dimerdekakan dari status budak. Sedangkan

suaminya tetap berstatus budak.

3) Fasakh terjadi karena pernikahan yang dilakukan adalah nikah mut'ah.

4) Fasakh terjadi karena mengawini wanita dalam masa iddah.

Adapun fasakh yang memerlukan campur tangan hakim antara lain

sebagai berikut :

1) Fasakh disebabkan isteri merasa tidak kafaah dengan suaminya.

2) Fasakh disebabkan mahar isteri tidak dibayar penuh sesuai dengan yang

dijanjikan.

3) Fasakh akibat salah seorang suami/isteri menderita penyakit gila.

4) Fasakh terjadi karena isteri yang musyrik tidak mau masuk Islam setelah

suaminya masuk Islam, sedangkan wanita tersebut menuntut perceraian

dari suaminya.

5) Fasakh disebabkan salah seorang suami/isteri murtad dan menjadi

musyrik/musyrikah.

6) Fasakh terjadi karena li'an.

7) Fasakh disebabkan adanya cacat baik pada suami maupun pada isteri.

8) Menurut jumhur ulama, hakim juga harus campur tangan dalam fasakh

yang disebabkan suami tidak mampu memberi nafkah, baik pangan,

sandang, maupun papan.

9) Fasakh karena suami dipenjara.

K. AKIBAT FASAKH

Fasakh yang semula dapat membatalkan akad, maka di sini timbul beberapa

ketentuan hukum, misalnya : tidak ada kewajiban mahar, haram kawin untuk

selama-lamanya, bila fasakh itu terjadi dengan mahram, disamping itu tidak mesti

menunggu keputusan hakim. Namun dalam kasus- kasus lain biasanya lebih banyak

harus diputuskan oleh hakim. Disini juga, perceraian tidak dihubungkan dengan

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 30

Page 31: Makalah Talak Dan Fasakh

masa iddah. Akan tetapi, pada fasakh karena sebab yang datang setelah akad, maka

jika itu dari isteri sebelum ditentukan mahar, maka mahar itu gugur seluruhnya.

Akan tetapi, jika fasakh itu dari suami maka ia wajib membayar setengah dari

mahar itu. Disini perceraian itu sifatnya sementara dan dihubungkan dengan

masa iddah.

Adapun masa iddahnya berlaku seperti iddah talak35. Disamping itu, baik

bentuk fasakh yang pertama atau kedua, menyebabkan perceraian, umumnya terjadi

pada saat itu juga. Ketentuan hukum yang lain ialah bahwa perceraian

Dengan jalan fasakh tidak mengurangi jumlah ţalaq. Dan bekas isteri tidak

boleh dirujuk oleh bekas suaminya. Jika si suami mau mengambil isterinya itu

kembali, ia harus nikah lagi.

L. PERBEDAAN TALAK DAN FASAKH

No

.

TALAK FASAKH

1. Talak ialah pembubaran ikatan

perkawinan dengan lafal talak .

Fasakh bererti memutuskan pernikahan

tanpa menjatuhkan talak,

2. Perceraian boleh dilakukan

dengan lafal sharih (jelas) dan

lafaz kinayah (sindiran), begitu

juga perceraian boleh dilakukan

dengan talak raj’i atau talak

ba’in.

Sedangkan pembubaran perkawinan

secara fasakh hanya boleh diputuskan

oleh hakim di mahkamah.

3. Berpisahnya suami istri akibat

talak tidak mengakhiri ikatan

suami istri secara seketika.

Karena dalam talak ada talak

ba’in dan talak raj’i , talak raj’i

tidak mengakhiri ikatan suami

istri dengan seketika. Sedangkan

talak ba’in mengakhirinya

Adapun fasakh, baik karena hal-hal yang

datang belakangan ataupun karena

adanya syarat-syarat yang tidak

terpenuhi, maka ia mengakhiri ikatan

pernikahan seketika itu.

35 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995, cet. ke-1, hlm. 316

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 31

Page 32: Makalah Talak Dan Fasakh

seketika itu juga.

4. Pisahnya suami isrtri yang

diakibatkan talak dapat

mengurangi bilangan talak itu

sendiri. Jika suami menalak

isterinya dengan talak raj’i

kemudian kembali pada masa

iddahnya, atau akad lagi setelah

habis masa iddahnya dengan

akad baru, maka perbuatan

terhitung satu talak, yang berarti

ia masih ada kesempatan dua

kali talak lagi.

Sedangkan pisah suami istrri karena

fasakh, hal ini tidak berarti mengurangi

bilangan talak, meskipun terjadinya

fasakh karena khiyar baligh, kemudian

kedua suami istri tersebut menikah

dengan akad baru lagi, maka suami tetap

mempunyai kesempatan tiga kali talak.

PERBEDAAN DARI SEGI HAKIKAT

Talak (kecuali talak ba’in kubra)

adalah pengakhiran akad tanpa

kesan menghilangkan kebolehan

(hak) untuk melakukan

hubungan (kembali).

Fasakh adalah pembatalan akad dari segi

asasnya, dan berkaitan bagi

menghilangkan hukum yang timbul

karenanya.

PERBEDAAN KARENA PENGARUHNYA.

Penjatuhan talak akan

mengurangi jumlah bilangan

yang ada pada suami.

Peristiwa fasakh tidak mengurangi

bilangan-bilangan talak yang dimiliki

suami;

M. HASIL PENELITIAN

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 32

Page 33: Makalah Talak Dan Fasakh

DATA KASUS CERAI TALAK PENGADILAN AGAMA KOTA MALANG

Jalan Raden Panji Suroso No. 1, Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang,

January

February

March

AprilMay June

July

August

Septem

ber

October

November

December

88

50

67 66

41

69

37

2

Cerai Talak 2013Cerai Talak "2013"

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 33

Page 34: Makalah Talak Dan Fasakh

January

February

March

April May JuneJuly

August

Septem

ber

October

November

December

72 69

49

75

6455

73

29

85

5868 71

Cerai Talak 2012Cerai Talak 2012

january

febru

arymarc

hap

ril may junejuly

augu

st

septem

ber

october

november

december

67

4655

6555 53

44

30

54

90

4537

Cerai Talak 2011Cerai Talak 2011

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 34

Page 35: Makalah Talak Dan Fasakh

january

febru

arymarc

hap

ril may junejuly

augu

st

septem

ber

october

november

december

0 0 1 2 4 3 510 11

33

4853

Cerai Talak 2010Cerai Talak 2010

201320%

201236%

201130%

201014%

Periode 2010-2013

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 35

Page 36: Makalah Talak Dan Fasakh

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERCERAIAN

PENGADILAN AGAMA MALANG

TAHUN 2012

No. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERCERAIAN

1 Moral (poligami tidak sehat, krisis akhlak, cemburu)

2 Meninggalkankewajiban (Kawinpaksa, ekonomi, Tidak tanggung jawab .

3 Kawin di bawah umur

4 Penganiayaan

5 Di hokum

6 Cacat biologis

7 Politis

8 Gangguan pihak ketiga

9 Tidak ada keharmonisan

10 Menyakitijasmani(kekejamanmental,kekejamanjasmani)

N. PERTANYAAN-PERTANYAAN BESERTA JAWABAN

1. Mengapa harus ada muhallil pada talak bain kubra?

Karena ingin membatasi peluru talak agar tidak salah digunakan oleh laki-

laki dan si wanita supaya dapat pengalaman baru dengan menikah dengan orang lain

yang di kumpuli lalu cerai dan bisa kembali menikah dengan suami nya yang

pertama. Cara yang dilakukan ini tidak boleh sekedar rekayasa sebagiaman dalam

nikah muhallil (Rahmat hakim,2000:1620).36

2. Bagaimana hukumnya dipaksa cerai menurut 4 madzhab?

Menurut imam abu hanifah tetap jatuh cerai dan hukumya sah, karena tidak

ada dalil yang menyatakan talak karena paksaan tidak sah,bahkan pendapat tersebut

bertentangan dengan pendapat jumhur sahabat nabi saw yaitu:

36 Drs.Beni Ahmad Saebani,M.SI.2001.Fiqih Munakahat 2 . Bandung:CV.Pustaka setia.hal:75

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 36

Page 37: Makalah Talak Dan Fasakh

. : . ومااستكرهواعليه والنسيان الخطاء أمتي عن رفع قال صلعم الله رسول ان روي

والحاكم والطبراني والدارقظى حبان وابن ماجه ابن .رواه

Artinya:

Diriwayatkan dari nabi muhammad saw bersabda, “umatku terbebas dariakibat

hukum karena perbuatan yang keliru(khilaf) karena lupa dan bagi mereka yang di

paksa untuk berbuat sesuatu” (HR.Ibnu majah,ibnu hiban daruquthni,Thabrani, Dan

hakim)

Talak yang dijatuhkan suami karena terpaksa atau dipaksa hukumnya tidak

sah, sebagaimana pendapat imam malik,imam syafi’i,imam ahmad,imam abu dawud

dan para fuqaha pada umumnya.

Dengan demikian ,thalaq yang dijatuhkan karena ia dipaksa menurut

kesepakatan ulama mazhab hal itu tidak sah, terkecuali mazhab imam Hanafi yang

menyatakan bahwa hal sedemikian rupa dianggap sah.

3. Apakah di zaman Rasulullah ada kejadian fasakh?

Ada, dalam hadist rasulullah saw disebutkan bahwa rasulullah saw menikahi

seorang wanita dari bani ghifar, tatkala ia masuk kepada nabi beliau melihat di

sebelah rusuknya ada warna putih (sopak),kemudian nabi menolaknya dan

mengembalikan wanita itu kepada keluarganya.

4. Dalam talak bain sughra dan bain kubra setelah cerai apakah harus ada

muhallil?

Dalam talak bain sughra tidak ada muhallilnya dan bain kubra wajib ada

muhallil. Karena Talak Ba’in Sughra yaitu talak bain yang menghilangkan

kepemilikan bekas suami terhadap isteri tetapi tidak menghilangkan kehalalan bekas

suami untuk menikahkan kembali dengan bekas isterinya tersebut.

Talak Bain Kubra yaitu talak yang menghilangkan pemilikan bekas suami

terhadap bekas isteri serta menghilangkan kehalalan bekas suami untuk kawin

kembali dengan bekas isterinya, kecuali setelah bekas isteri itu kawin lagi dengan

lelaki lain, telah berkumpul dengan suami kedua serta telah bercerai secara wajar dan

telah selesai menjalankan iddahnya.

Jadi dalam bain sugra tidak wajib ada muhallil karena dalam talak ini tidak

menghilangkan kepemilikan bekas suami terhadap istri.

5. Apakah fasakh membutuhkan hakamain?

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 37

Page 38: Makalah Talak Dan Fasakh

Dalam fasakh tidak membutuhkan hakamain karena hakamai adalah juru

damai, yang man dalam kasus fasak ini tidak perlu adanya hakamain. Dalam masa

perkawinan mungkin terdapat sesuatu pada suami atau istri yang menyebabkan tidak

mungkin melanjutkan hubungan perkawinan baik karena diketahuinya bahwa salah

satu di antara rukun dan syarat tidak terpenuhi atau terjadi sesuatu kemudian hari,

maka perkawinan dihentikan, baik oleh hakim atau dihentikan dengan

sendirinya.Dalam hukum perdata disebut juga dengan “pembatalan perkawinan”.

6. Bagaimana hak asuh anak pada talak dan fasakh?

Hak asuh tetap di asuh oleh ibunya,atau neneknya. Karena istri lebih berhak

untuk mendidik dan merawat anak itu hingga ia mengerti akan kemaslahatan dirinya.

Pada saat itu si anak hendaklah tinggal bersama ibunya selama sang ibu belum

menikah dengan orang lain.

7. Bolehkah istri yang tidak dinafkahi meminta gugatan cerai?

Jika suami dengan sengaja menelantarkan dan menzhalimi istri dan anaknya

dengan tidak memberikan nafkah, maka itu adalah kesalahan dan dia berdosa karena

telah melalaikan kewajibannya sebagai seorang suami dan ayah bagi anak-anaknya.

Istri dapat menuntut hak-haknya. Jika nafkah tersebut tidak dapat dipenuhi dan

diberikan oleh suami maka istri pun dapat menuntutnya dengan mengajukan gugatan

ke Pengadilan Agama. Gugatan ini dapat berakibat kepada perceraian yang disebut

dengan tafriq qadha’i (perceraian melalui Pengadilan Agama) Jika gugatan tersebut

dikabulkan oleh Hakim berdasarkan bukti-bukti dari pihak istri, maka Hakim berhak

memutuskan (tafriq) hubungan perkawinan antara keduanya. Ini adalah madzhab

jumhur ulama, berdasarkan firman Allah,

البقرة ] : بإحسان تسريح أو بمعروف [ 229فإمساك

“Maka peganglah dengan baik atau lepaskan dengan baik.” Al-Baqarah: 229.

Memegang tanpa nafkah bukan memegang yang baik, maka melepasnya adalah

keharusan.

Hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda,

تطلقني أن ا وإم تطعمني أن ا إم المرأة تقول تعول بمن وابدأ

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 38

Page 39: Makalah Talak Dan Fasakh

‘’Mulailah (memberi nafkah) kepada orang yang menjadi tanggunganmu, (kalau

tidak) maka istrimu akan mengatakan, nafkahilah aku atau ceraikan aku.’’

(HR.Bukhori 4936).

Bila suami tidak mau menafkahi padahal dia sanggup menafkahi atau tidak

mau berusaha padahal dia sanggup berusaha, tetapi bila suami sudah berusaha sebatas

kesanggupannya dan Allah belum memberinya jalan, maka hendaknya istri bersabar.

8. Apakah fasakah boleh diajukan dari pihak keluarga?

Sebagaimana perspektif UU No. 1 Tahun 1974 berkenaan dengan pihak yang

dapat mengajukan pembatalan perkawinan yaitu dijelaskan dalam pasal 23 sebagai

berikut:

a. Para keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas dari suami atau istri.

b. Suami atau istri.

c. Pejabat yang berwenang hanya selama perkawinan belum diputuskan.

d. Pejabat yang ditunjuk tersebut ayat (2) pasal 16 UU ini dan setiap orang yang

mempunyai kepentingan hukum secara langsung terhadap perkawinan

tersebut, tetapi hanya setelah perkawinan itu putus.

9. Apakah ada batasan memandang istri yang sudah talak tiga?

Apabila suami mentak istrinya tiga kali talak, maka wanita tidak halal bagi

suami kecuali sesudah adanya muhallil. Maka wanita tersebut bagi suaminya adalah

seorang ajnabiyah. Dan melihatnya orang lelaki kepada perempuan ajnabiyah tanpa

hajat itu tidak boleh, haram hukumnya. Allah Swt. berfirman:

إن .30 لهم أزكى ذلك فروجهم ويحفظوا أبصارهم من وا يغض للمؤمنين قل

يصنعون بما خبير اللهKatakanlah kepada laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan

pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci

bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".

10. Apakah fasakh ada massa iddahnya?

Tergantung kasus, menggunakan istibroh. Pada umumnya perceraian dengan

jalan fasakh tidak dihubungkan dengan masa iddah. Akan tetapi, pada fasakh

karena sebab yang datang setelah akad, maka jika itu dari isteri sebelum ditentukan

mahar, maka mahar itu gugur seluruhnya. Akan tetapi, jika fasakh itu dari suami

maka ia wajib membayar setengah dari mahar itu. Disini perceraian itu

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 39

Page 40: Makalah Talak Dan Fasakh

sifatnya sementara dan dihubungkan dengan masa iddah. Adapun masa

iddahnya berlaku seperti iddah talak.

11. Apakah pengertian nikah tahlil?

Tahlil (muhallil) artinya menghalalkan. Sedangakan yang dimaksud dengan

nikah tahlil adalah pernikahan yang dilakukan seorang laki-laki dengan seorang

wanita yang telah diceraikan suaminya dengan talak tiga. Kemudian setelah suami

kedua tersebut menggaulinya dan menceraikannya dan telah habis masa idahnya,

maka perempuan tersebut boleh kembali untuk dinikahi suaminya yang pertama.

Pernikahan seperti ini disebut sebagai pernikahan muhallil. Sebab dengan

adanya pernikahan tersebut menjadikan mantan suami yang mentalak tiga halal

menikah kembali dengan mantan istrinya.

12. Bolehkah suami memerintahkan orang untuk menikahi istrinya demi

menghalalkan kembali hubungannya dengan istri lama?

Nikah muhallil ini dilarang oleh agama dan bahkan Rasulullah melaknatnya.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh lima ulama’ hadits disebutkan bahwa

Rasul melaknat muhallil dan muhallil lahu (suami yang mentalak tiga). Dalam

riwayat lain disebutkan bahwa Allah melaknat keduanya, sebagaimana hadits berikut:

أخبركم اال وسلم عليه الله صلى رسولله قال عامر بن عقبة قال

له المحلل الله لعن المحلل هو قال رسولله يا بلى قالوا المستعار بالتيس( ماجح) إبن رواهDari Uqbah bin Amir, ia berkata:”Telah bersabda Rasululillah Saw. “Maukah kuberi

tahu hukum kepadamu tentang kambing jantan yang dipinjam?”. Para sahabat

menjawab “Mau wahai Rasulullah”. Nabi bersabda “ Yaitu muhallil dan muhallil

lahu. “(H.R. Ibnu Majah)

13. Bagaimana hukum suami mencerai sedangkan tidak memberi nafkah ?

Hukum suami yang mencerai dan sang suami tidak memberikan nafkah pada suami

awalnya tidak apa apa akan tetapi bisa menjadi dosa disaat tidak memberi nafkah

tersebut saat dalam masa Iddah.

14. Apakah dalam kasus fasakh pasangan harus pisah rumah ?

Apabila yang di fasakh masih dalam status keluarga apa lagi jika masih dalam sedarah

maka diperbolehkan dalam 1 rumah akan tetapi jikia yang difasakh tidak sedarah

maka harus pisah rumah

15. Mengapa pemegang hak talak pada laki-laki ?

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 40

Page 41: Makalah Talak Dan Fasakh

Karena laki laki dianggap sebagai orang yang memiliki beban berat dalam keluarga,

seperti suami harus wajib menafkahi sekeluarga dan jika ada apa apa maka laki laki

atau sang suami yang bertanggung jawab

16. Bagaimana hukum talak apabila suami dalam keadaan sakit ?

Talak dari suami tidak dianggap sah karena suami dalam keadaan yang kurang

maksimal.

17. Bagaimana hukum talak yang dilakukan sebelum berhubungan badan?

Talak ini tidak termasuk dalam talak Bid’I ataupun talak Sunni.

18. Bagaimana ungkapan talak sharih dan kinayah ?

Untuk talak sharih menggunakan kata thalaq, firaq dan sarah. Untuk talak dengan

kinayah menggunakan kata kata sendiri namun tidak ada ketetapan manggunakan kata

apa dalam menalak istri

19. Bagaimana hukum talak melalui SMS?

Hukum melakukan talak lewat sms adalah diperbolehkan, karena talak ada berbagai

macam, termasuk melakukan talak lewat sms.

20. Bagaimana hukumnya suami mentalak karena tertekan oleh orang lain dan

dalam keadaan terpaksa

Jika talak terjadi karena tertekan oleh orang lain, maka talak itu dihukumi tidak sah,

karena salah satu syarat sah talak adalah mengucapkan shighot talak atas kemauan

sendiri.

21. Kapankah wanita benar benar tertalak?

Wanita benar-benar telah tertalak dari suaminya apabila syarat dan rukun talak telah

terpenuhi.

22. Bagaimana hukum suami talak dengan masud bercanda, dan bagaimana hukum

persetubuhannya?

Talak dengan maksud bercanda tetaplah jatuh dan sah, maka hukum melakukan

persetubuhan adalah haram jika tidak diniati ruju’.

23. Bagaimana hukum talak dalam kondisi marah?

Talak dalam kondisi marah tetap jatuh jika suami melakukan talak dengan keadaan

sadar.

24. Bagaimana status hukum ditalak saat hamil atau haid?

Hukum menceraikan istri dalam keadaan hamil dan haid adalah haram, dan boleh

melakukan talak setelah istri melahirkan atau suci.

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 41

Page 42: Makalah Talak Dan Fasakh

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari pembahasan isi makalah ini adalah:

1. Talak menurut bahasa adalah membuka ikatan. Sedangkan menurut syara’ ialah

melepaskan taali perkawinan dan mengakhiri tali pernikahan suami istri.

2. Berikut ini adalah beberapa macam talak menurut beberapa tinjauan:

a. Macam-macam talak ditinjau dari waktu melakukan yaitu: Thalaq sunni dan

thalaq bid’i Talak ditinjau dari jelas tidaknya ucapan yaitu: Sharih dan kinayah

b. Talak ditinjau dari kemungkinan ruju’ atau tidak yaitu:Thalaq raj’i dan thalaq

ba’in

c. Talak ditinjau dari cara menyampaikan yaitu: dengan ucapan, tulisan, isyarat ,

dan dengan utusan.

3. Para Ahli Fiqih berbeda pendapat tentang hukum talak. Pendapat yang paling benar

diantara semua itu adalah yang mengatakan “terlarang”, kecuali karena alasan yang

benar.

4. Diantara rukun-rukun talak adalah adanya: a. Suami, b. Istri, c. Shighat thalaq dan, d.

Qhosdu.

5. Diantara beberapa shighat thalaq (ungkapan) adalah: dengan kata-kata, dengan

isyarat, dengan tulisan/Surat, serta dengan mengirimkan seorang utusan.

6. Seorang suami apabila sudah mengumpuli istrinya maka ia berhak tiga kali talak. Para

ulama’ sepakat, suami dilarang mentalak istrinya tiga kali berturut-turut dalam masa

satu kali suci.

7. Berikut ini adalah beberapa akibat talak dalam talak raj’i, apabila masa iddah telah

habis maka tidak boleh ruju’ dan berarti perempuan itu telah ter talak ba’in. Dalam

talak ba’in suami harus melakukan akad nikah baru jika ingin kembali.

8. Menurut bahasa kata "fasakh" berasal dari bahasa Arab - فسخا- يفسخ yang فسخ

berarti batal atau rusak. Sedangkan menurut istilah fasakh adalah suatu bentuk

perceraian yang diputuskan oleh hakim karena dianggap pernikahan itu memberatkan

salah satu pihak baik istri atau laki laki atau bahkan kedua belah pihak.

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 42

Page 43: Makalah Talak Dan Fasakh

9. Fasakh adakalanya disebabkan terjadinya kerusakan atau cacat pada akad nikah

itu sendiri dan adakalanya disebabkan hal-hal yang datang kemudian.

10. Beberapa bentuk fasakh diantaranya: Fasakh yang terjadi dengan sendirinya dan

fasakh yang memerlukan campur tangan hakim.

11. Perbedaan talak dan fasakh:

a. Talak ialah pembubaran ikatan perkawinan dengan lafal talak. Sedangkan fasakh

memutuskan pernikahan tanpa menjatuhkan talak.

b. Perceraian boleh dilakukan dengan lafal sharih (jelas) dan lafaz kinayah

(sindiran), begitu juga perceraian boleh dilakukan dengan talak raj’i atau talak

ba’in. Sedangkan pembubaran perkawinan secara fasakh hanya boleh diputuskan

oleh hakim di mahkamah.

c. Berpisahnya suami istri akibat talak tidak mengakhiri ikatan suami istri secara

seketika, karena ada masa iddah, kecuali pada thalaq ba’in. Sedangkan fasakh

baik karena hal-hal yang datang belakangan ataupun karena adanya syarat-syarat

yang tidak terpenuhi, maka ia mengakhiri ikatan pernikahan seketika itu.

B. KRITIK DAN SARAN

Didalam kehidupan, tentu kita sering kita mendengar kata talak dan fasakh

serta yang berkaitan tentang itu, tetapi kebanyakan kita tidak mengetahui secara benar

apa yang dimaksud dengan talak, dan fasakh tersebut. Untuk itu, maka kami

menyusun makalah ini agar dapat memberikan pemahaman tentang talak dan fasakh

serta menambah wawasan tentangnya.

Demikianlah makalah yang kami susun dengan judul “Thalaq dan Fasakh”.

Dalam Penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan

baik pada teknis penyusunan, maupun pada materi. Mengingat akan kemampuan

yang kami miliki, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan

demi penyempurnaan penyusunan makalah yang akan datang.

Semoga Makalah ini memberikan manfaat dan faedah untuk dunia ilmu dan

pengembangannya. Terutama bagi penyusun dan semua pihak yang membacanya,

baik dalam lingkup lembaga pendidikan maupun selainnya.

FIQIH MUNAKAHAT | Talak dan Fasakh 43