makalah protein kerandan

56
MAKALAH PROTEIN “ KERANDAN SUMBER PROTEIN ALTERNATIF DALAM MENCEGAH KWASHIORKOR “ Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Biokimia Dosen Pengampu : dr. Ngakan Putu DS, M.Kes Oleh RIA SUPRIYANI 6411412007 ROMBEL 1 JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Upload: rhiaa-mbaa-alvinafry

Post on 09-Nov-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas kuliah

TRANSCRIPT

MAKALAH PROTEIN

KERANDAN SUMBER PROTEIN ALTERNATIF DALAM MENCEGAH KWASHIORKOR

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah BiokimiaDosen Pengampu : dr. Ngakan Putu DS, M.Kes

Oleh RIA SUPRIYANI6411412007ROMBEL 1

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAANUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2013BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah gizi masih cukup rawan dibeberapa wilayah Indonesia, terutama di wilayah pemukiman kumuh daerah perkotaan, wilayah yang sering dilanda musim kering (NTB dan NTT). Dimana kondisi masyarakat tersebut banyak yang kekurangan gizi, banyak balita yang terkena gizi buruk. Gizi buruk / gizi kurang sering terjadi karena makanan yang tidak seimbang, terutama dalam hal protein.Protein sangat penting untuk membantu pertumbuhan anak-anak, dan meningkatkan daya tahan tubuh mereka. Dan juga kelebihan protein juga akan menimbulkan penyakit, seperti kwashiorkor, marasmus, dan obesitas.Di Indonesia, sekitar 8 juta balita terancam tumbuh kembangnya akibat kekurangan gizi (Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2009). Di Jabar dengan jumlah penduduk 42,3 juta jiwa dengan jumlah anak balita mencapai 5,1 jiwa dianalogikan sebagai penyuplai kasus gizi buruk dibanding daerah lain di Indonesia. Di beberapa DT II seperti di Kodya Bogor kasus gizi buruk dilaporkan sebanyak 16 kasus, lima di antara meninggal dunia dan 9 penderita lagi dirawat intensif. Sedangkan di Kab. Sukabumi ada 4 balita menderita kekurangan gizi yang parah. Secara keseluruhan Kekurangan Energi Protein (KEP) murni sebanyak 940 balita, marasmus 66, kwashiorkor 15, marasmus dan kwashiorkor 12 orang balita. Bahkan di Kab. Cirebon balita yang menderita KEP mencatat angka yang fantastis hingga mencapai 46.637 balita. Dari jumlah itu, 13.725 balita menderita gizi buruk dan berada di bawah garis merah di dalam kartu menuju sehat (KMS). Namun ada sekitar 50 bayi yang kondisinya sudah parah dan perlu dirawat di rumah sakit.Malnutrisi adalah suatu keadaan di mana tubuh mengalami gangguan dalam penggunaan zat gizi untuk pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas. Malnutrisi dapatdisebabkan oleh kurangnya asupan makanan maupun adanya gangguan terhadap absorbsi, pencernaan dan penggunaan zat gizi dalam tubuh. Selain itu, malnutrisi bisa disebabkan apabila asupan kalori yang berlebih dari kebutuhan harian, dan mengakibatkan penyimpangan energi dalam bentuk bertambahnya jaringan adiposa. Masalah nutrisi yang terjadi pada anak antara lain malnutrisi kurang energi protein (kwashiorkor).Malnutrisi kurang energi protein adalah gangguan gizi yang disebabkan oleh kekurangan protein dan atau kalori, serta sering disertai dengan kekurangan zat gizi lain. Penyebab Malnutrisi kurang energi protein dapat dibagi kepada dua penyebab yaitu malnutrisi primer dan malnutrisi sekunder.Malnutrisi primer adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh asupan protein maupun energi yang tidak adekuat. Malnutrisi sekunder adalah malnutrisi yang terjadikarena kebutuhan yang meningkat, menurunnya absorpsi dan / atau peningkatan kehilangan protein maupun energi dari tubuh. Secara klinis, kurang energi protein dapat dibagikan kepada tiga tipe yaitu: kwashiokor, marasmus dan marasmik kwashiorkor. Namun pada kesempatan ini akan lebih spesifik di bahas tentang kwashiorkor.manifestasi dari kurangnya asupan protein dan energi, dalam makanan sehari-hari yang tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG), dan biasanya juga diserta adanya kekurangan dari beberapa nutrisi lainnya. Disebut malnutrisi primer bila kejadian Malnutrisi kurang energi protein akibat kekurangan asupan nutrisi, yang padaumumnya didasari oleh masalah sosial ekonomi, pendidikan serta rendahnya pengetahuan dibidang gizi. Malnutrisi sekunder bila kondisi masalah nutrisi seperti diatas disebabkan karena adanya penyakit utama, seperti kelainan bawaan, infeksi kronis ataupun kelainan pencernaan dan metabolik, yang mengakibatkankebutuhan nutrisi meningkat, penyerapan nutrisi yang turun dan meningkatnya kehilangan nutrisi. Makanan yang tidak adekuat akan menyebabkan mobilisasi berbagai cadangan makanan untuk menghasilkan kalori demi penyelamatan hidup, dimulai dengan pembakaran cadangan karbohidrat kemudian cadangan lemak serta protein dengan melalui proses katabolik. Pada kondisi ini penting peranan radikal bebas dan anti oksidan. Dengan demikian pada Malnutrisi kurang energi protein dapat terjadi gangguan pertumbuhan, atrofi otot, penurunan kadar albumin serum, penurunan hemoglobin, penurunan sistem kekebalan tubuh, penurunan berbagai sintesis enzim.1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan protein?2. Bagaimana Metabolisme Protein?3. Apa saja Fungsi Protein?4. Apa pengertian Kwashiorkor ?5. Siapa yang mengalami Kwashiorkor?6. Kapan terjadinya Kwashiorkor ?7. Apa itu kerandan ?8. Apa kandungan Kerandan ?9. Bagaimana Kerandan dapat sebagai pencegah Kwashiorkor ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Pengertian Protein.2. Mengetahui Metabolisme Protein.3. Mengetahui Fungsi Protein.4. Mengetahui pengertian Kwashiorkor.5. Mengetahui Siapa yang mengalami Kwashiorkor.6. Mengetahui Kapan terjadinya Kwashiorkor.7. Mengetahui kerandan.8. Mengetahui kandungan tanaman Kerandan.9. Mengetahui Bagaimana Kerandan dapat mencegah Kwashiorkor.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Protein secara kimia lebih kompleks lagi, tetapi seperti karbohidrat dan lipid, protein juga tersusun dari senyawa gabungan yang sederhana semua protein mengandung atom karbon, oksigen, hidrogen, dan nitrogen serta protein-protein yang mengandung sulfur dan fosfat. (Ethel Sloane 2003 : 24)Manusia maupun hewan tidak dapat mensintesis sepuluh dari dua puluh asam L- amino umum dalam jumlah yang memadai untuk menunjang pertumbuhan pada masa bayi atau mempertahankan kesehatan saat dewasa. ( Robert K. Murray 2009 : 14 ). Protein mengalami perubahan fisik dan fungsional yang mencerminkan siklus hidup organisme tempat protein itu berada. ( Robert K. Murray 2009 22 )Protein dalam bahan biologis biasanya terdapat dalam bentuk ikatan fisis yang renggang maupun ikatan kimiawi yang lebih erat dengan lemak atau karbohidrat. Ikatan-ikatan ini mempengaruhi penentuan sifat-sifat fisis bahan, misalnya dalam system emulsi makanan. Pemanasan yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan bahan yang sesuai selera akan berpengaruh terhadap protein yangterkandung didalamnya, serta pemanasan yang berlebihan akan merusak nilai protein dipandang dari sudut nilai gizi (Morion, 1980).Di sistem pencernaan protein akan diuraikan menjadi peptida-peptida yang strukturnya lebih sederhana terdiri dari asam amino. Hal ini dilakukan dengan bantuan enzim. Tubuh manusia memerlukan 9 asam amino. Darah membawa asam amino itu ke setiap sel tubuh. Kode untuk asam amino tidak esensial dapat disintesa oleh DNA. Ini disebut dengan DNA transkripsi. Kemudian mRNA hasil transkripsi di proses lebih lanjut di ribosom atau retikulum endoplasma, disebut sebagai translasi (Fardiaz, 1992).Protein dalam bahan makanan yang dikonsumsi manusia akan diserap oleh usus dalam bentuk asam amino. Kadang-kadang beberapa asam amino yang nerupakan peptida dan merupakan molekul-molekul protein kecil dapat juga diserap melalui dinding usus, masuk ke dalam pembuluh darah. Hal semacam inilah yang akan menimbulkan reaksi-reaksi alergik dalam tubuh yang sering kali timbul pada orang yang makan bahan makanan yang mengandung protein seperti susu, ikan laut, udang, telur, dan sebagainya (Winarno, 2008). Metabolisme meliputi proses sintesis dan proses penguraian senyawa atau komponen dalam sel hidup. Proses sintesis itu disebut anabolisme dan proses penguraian disebut katabolisme. Semua reaksi metablisme dikatalisis oleh enzim, termasuk reaksi yang sederhana seperti penguraian asam karbonat menjadi H2O dan CO2. Hal lain yang penting dari metabolisme adalah peranannya dalam proses penawar racun atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh (Wirahadikusumah, 1985).

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 PENGERTIAN PROTEINProtein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat hubungannya dengan proses-proses kehidupan.Nama protein berasal dari bahasa Yunani (Greek)proteus yang berarti yang pertama atau yang terpenting. Seorang ahli kimia belanda yang bernama Mulder , mengisolasi susunan tubuh yang mengandung nitrogen dan menamakannya protein terdiri dari satuan dasarnya yaitu asam amino (biasa disebut juga unit pambangun protein). (Suhardjo-Clara M.Kusharto,1999).Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jns Jakob Berzelius pada tahun 1838.Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi. Dalam proses pencernaan, protein akan dipecah menjadi satuan-satuan dasar kimia.Protein terbentuk dari unsur-unsur organik yang hampir sama dengan karbohidrat dan lemak yaitu terdiri dari unsur karbon(C),hidrogen(H) dan oksigen(O) akan tetapi ditambah dengan unsur lain yaitu nitrogen(N). Beberapa protein juga mengandung unsur-unsur mineral yaitu fosfor, sulfur dan zat besi. Molekul protein tersusun dari satuan-satuan dasar kimia yaitu asam amino. Dalam molekul protein, asam-asam amino ini saling berhubung-hubungan dengan suatu ikatan yang disebut ikatan peptida (-CONH-). Satu molekul protein dapat terdiri dari 12 sampai 18 macam asam amino dan dapat mencapai jumlah ratusan asam amino (Suhardjo-Clara M.Kusharto,1999). Karena jumlahnya yang sangat banyak protein dapat digolonggolongkan dengan berbagai cara, diantaranya yang sering dipakai sebagai klasifikasi protein adalah dengan melihat asam amino pembentuknya, bentuk fisiknya atau dilihat dari nilai gizinya (Hertog Nursanyoto,dkk,1992).

3.2 PENGGOLONGAN, STRUKTUR DAN DENATURASI PROTEIN3.2.1 Penggolongan Protein Berdasarkan BentukBerdasarkan bentuknya protein dibedakan atas :1) Protein GlobularProtein Globular berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini larut dalam air, berdifusi cepat dan bersifat dinamis, mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam serta mudah mengalami denaturasi. Contohnya meliputi enzim, hormon dan protein darah.2) Protein Serabut (Fibrous) Terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral yang terjalin satu sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku. Protein fibrous mempunyai bentuk molekul panjang seperti serat atau serabut, tidak larut dalam air. mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi dan tahan terhadap enzim pencernaan. Protein ini terdapat dalam unsur-unsur struktur tubuh. Contohnya meliputi kolagen ; miosin ; fibrin ; dan karatin pada rambut, kuku, dan kulit.3.2.2 Struktur ProteinAda 4 struktur protein antara lain ;1) Struktur PrimerStruktur primer adalah rantai polipeptida. Struktur primer protein di tentukan oleh ikatan kovalen antara residu asam amino yang berurutan yang membentuk ikatan peptida. Struktur primer dapat di gambarkan sebagai rumus bangun yang biasa di tulis untuk senyawa organik.2) Struktur SekunderStruktur sekunder ditentukan oleh bentuk rantai asam amino : lurus, lipatan, atau gulungan yang mempengaruhi sifat dan kemungkinan jumlah protein yang dapat dibentuk. Struktur ini terjadi karena ikatan hydrogen antara atom O dari gugus karbonil ( C=O) dengan atom H dari gugus amino ( N-H ) dalam satu rantai peptida, memungkinkan terbentuknya konfirasi spiral yang disebut struktur helix.3) Struktur tersierStruktur tersier ditentukan oleh ikatan tambahan antara gugus R pada asam-asam amino yang memberi bentuk tiga dimensi sehingga membentuk struktur kompak dan padat suatu protein.4) Struktur kuartenerStruktur kuartener adaalah susunan kompleks yang terdiri dari dua rantai polipeptida atau lebih, yang setiap rantainya bersama dengan struktur primer, sekunder, tersier membentuk satu molekul protein yang besar dan aktif secara biologis.3.2.3 Denaturasi Protein Protein dapat mempertahankan kesesuaian bentuknya asalkan lingkungan fisik dan kimianya dipertahankan. Jika lingkungan berubah maka, protein dapat terurai atau mengalami perubahan sifat ( denaturasi ); mereka dapat kehilangan struktur sekunder, tersier, dan kuarternya sehingga aktivitas biologisnya juga hilang.1) Kesesuaian bentuk protein bergantung pada ikatan hidrogen, yang lemah dan sangat senitif terhadap perubahan PH dan suhu.2) Paparan singkat pada suhu yang tinggi ( diatas 60oC ) atau paparan pada asam atau basa kuat dalam periode waktu yang lama akan menyebabkan denaturasi karena ikatan hidrogen ruptur.a) Sebagian protein dapat dikembalikan kebentuk aslinya, jika terdenaturasi tanpa harus menjadi insoluble.b) Perbedaan panas yang besar dapat menyebabkan denaturasi yang menetap. Putih telur akan memadat dan menjadi insoluble jika dipanaskan. Suhu tubuh yang sangat tinggi dapat menyebabkan koagulasi protein selular. Jika suhu tubuh naik sampai diatas 41oC atau 42oC maka akan mengakibatkan denaturasi protein.3.3 ASAM AMINO PROTEINAsam amino terdiri atas atom karbon yang terikat pada suatu gugus karboksil ( - COOH ) satu gugus amino ( - NH2 ), satu atom hidrogen ( - H ) dan satu gugus radikal ( - R ), atau rantai cabang. Sebagaimana tampak pada gambar struktur asam amino dibawah ini ; COOH (gugus karboksil)H C R (gugus radikal)NH2 (gugus amino)3.3.1 Klasifikasi Asam AminoAsam amino mengandung sedikitnya satu gugus asam Karboksil (-COOH) dan sedikitnya satu gugus amino (-NH2) kedua gugus tersebut tersebut terikat pada atom karbon yang sama. Setiap asam amino mempunyai anak rantai yang disebut sebagai satu gugus R. Asam-asam amino memiliki perbedaan dalam gugus R-nya yang memberi ciri khas dan mempengaruhi sifat protein tempat asam amino tersebut bergabung. Gugus R nonpolar menyebabkan asam amino relatif tidak larut dalam air. Gugus R yang polar atau bermuatan listrik menyebabkan asam amino larut dalam air.Asam-asam amino bergabung untuk membentuk protein melalui reaksi kondensasi (dehidrasi) antara gugus karboksil dari salah satu asam amino dan gugus amino dari asam amino lain. Klasifikasi Asam Amino Menurut Esensial dan Tidak Esensial. Dr. William Rose, (1917) seorang peonir dalam penelitian protein dengan menggunakan berbagai campuran asam amino dan meneliti pengaruhnya pertumbuhan tikus percobaan dan manusia. membagi asam amino dalam dua golongan, yaitu asam amino esensial dan tidak esensial. dalam penelitiannya ternyata ada 10 macam asam amino yang dibutuhkan binatang ( tikus ) untuk pertumbuhan yang tidak dapat disintesis tubuh , asam amino ini dinamakan asam amino esensial. Asam amino lain dinamakan asam amino tidak esensial. Asam amino tidak esensial juga penting untuk pembentukan protein tubuh, tetapi asam amino ini bila tidak terdapat dalam tubuh dapat disintesis tubuh dalam jumlah yang diperlukan. Ternyata ada sembilan jenis asam amino esensial untuk manusia yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. kesembilan asam amino ini tidak dapat disintesis tubuh, yang berarti harus ada dalam makanan sehari-hari. Bila tubuh mengandung cukup nitrogen, tubuh mampu mensintesis sebelas jenis asam amino lain, yaitu asam amino tidak esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Nitrogen ini dapat berasal dari asam amino tidak esensial dan asam amino esensial yang berlebihan. Sudah tentu ke 20 asam amino tersebut diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan kesehatan tubuh.3.4 PENCERNAAN DAN METABOLISME PROTEIN3.4.1 Pencernaan ProteinSebagian besar protein dicernakan menjadi asam amino, selebihnya menjadi tripeptida dan dipeptida. Lambung Pencernaan atau hidrolisis protein dimulai didalam lambung. Asam klorida lambung membuka gulungan protein (proses denaturasi), sehingga enzim pecernaan dapat memecah ikatan peptida. Asam klorida mengubah enzim pepsinogen tidak aktif yang dikeluarkan oleh mukosa lambung menjadi bentuk aktif pepsin. Karena makanan hanya sebentar tinggal di lambung, pencernaan protein hanya terjadi hingga dibentuknya campuran polipeptida, proteose dan pepton. Usus halus Pencernaan protein dilanjutkan didalam usus halus yang berasal campuran enzim proteose. Pankreas mengeluarkan cairan yang bersifat sedikit basa dan mengandung berbagai prekursor protease seperti tripsinogen, kemotripsinogen, prokarbobsipeptidase, dan proelastase. Enzim-enzim ini menghidrolisis ikatan peptida tertentu. Sentuhan kimus terhadap mukosa usus halus mengrangsang dikeluarkannya enzim enterokinase yang mengubah tripsinogen tidak aktif yang berasal dari pankreas menjadi Tripsin aktif. Perubahan ini juga dilakukan oleh Tripsin sendiri secara oto-katalitik disamping itu Tripsin dapat mengaktifkan enzim-enzim proteolitik lain berasal dari pankreas. Kimotripsinogen diubah menjadi beberapa jenis kimotripsin aktif; prokarboksipeptidase dan proelastase diubah menjadi karboksipeptidase dan elastase aktif. Enzim-enzim pankreas ini memecah protein dari polipeptida menjadi peptida lebih pendek, yaitu tripeptida, dipeptida, dan sebagian menjadi asam amino. Mukosa usus halus juga mengeluarkan enzim-enzim proteose yang menghidrolisis ikatan peptida. Sebagian enzim mukosa usus halus ini bekerja di dalam sel. Hasil pencernaan terjadi setelah memasuki sel-sel mukosa atau pada saat diangkut pada dinding epitel. Mukosa usus halus mengeluarkan enzim amino peptidase yang memecah polipeptida menjadi asam amino bebas. Enzim ini membutuhkan mineral Mn++ dan Mg++ untuk pekerjaannya. Mukosa usus halus juga mengandung enzim dipeptidase yang memecah dipeptida tertentu dan membutuhkan mineral Co++ dan Mn++ untuk pekerjaannya.Ringkasan pencernaan proteinSaluran pencernaanPencernaan dan absorpsi

1. MulutMengunyah makanan bercampur dengan air ludah dan ditelan.

2. EsofagusTidak ada pencernaan

3. LambungAsam lambung membuka molekul protein dan mengaktifkan enzim lambung.

4. Usus halusProtein protease lambung HCL polipeptida lebih pendek Pepsin ( proteose dan pepton )Polipeptida protease pankreas dipeptida, tripeptida dan Eterokinase, tripsin asam amino ( diserap )Peptida dipeptidase dan asam amino bebas Tripeptidase mukosa usus halus ( diserap )

3.4.2 Metabolisme Proteina) Absorpsi dan TransportasiHasil akhir pencernaan protein terutama berupa asam amino dan ini segera diabsorpsi dalam waktu lima belas menit setelah makan. Absorpsi terutama terjadi dalam usus halus berupa empat sistem absorpsi aktif yang membutuhkan energi. Asam amino yang diabsorpsi memasuki sirkulasi darah melalui vena porta dan dibawa ke hati. Sebagian asam amino digunakan oleh hati, dan sebagian lagi melalui sirkulasi darah di bawa ke sel-sel jaringan. Kadang-kadang protein yang belum dicerna dapat memasuki mukosa usus halus dan muncul dalam darah. Hal ini sering terjadi pada protein susu dan protein telur yang dapat menimbulkan gejala alergi (immunological sensitive protein ).Sebagian besar asam amino telah diabsorpsi pada saat asam amino sampai di ujung usus halus. Hanya 1% protein yang dimakan ditemukan dalam feses. Protein endogen yang berasal sekresi saluran cerna dan sel-sel yang rusak juga dicerna dan diabsorpsi.

b) Katabolisme proteinKatabolisme protein (penguraian asam amino untuk energi) berlangsung di hati. Jika sel telah mendapatkan protein yang mencukupi kebutuhannya. Setiap asam amino tambahan akan dipakai sebagai energi atau disimpan sebagai lemak.1. Deaminasi Asam AminoDeaminasi asam amino merupakan langkah pertama, melibatkan pelepasan satu hidrogen dan satu gugus amino sehingga membentuk amonia (NH3). Amonia yang bersifat racun akan masuk ke peredaran darah dan dibawa ke hati. Hati akan mengubah amonia menjadi ureum yang sifat racunnya lebih rendah, dan mengembalikannya ke peredaran darah. Ureum dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal dan urine. Ureum diproduksi dari asam amino bebas didalam tubuh yang tidak digunakan dan dari pemecahan protein jaringan tubuh.2. Osidasi asam amino terdeaminasiBagian asam amino nonitrogen yang tersisa disebut produk asam keto yang teroksidasi menjadi energi melalui siklus asam nitrat. Beberapa jenis asam keto dapat diubah menjadi glukosa (glukoneogenesis) atau lemak (lipogenesis) dan disimpan didalam tubuh.Karbohidrat dan lemak adalah cadangan protein dan dipakai tubuh sebagai pengganti protein untuk energi. Sat kelaparan, tubuh menggunakan karbohidrat dan lemak baru kemudian memulai mengkatabolis protein.c) Anabolisme protein1. Sintesis proteinSintesis protein dari asam amino berlangsung disebagian sel tubuh. Asam amino bergabung dengan ikatan peptida pada rangkaian tertentu yang ditentukan berdasarkan pengaturan gen.

Sintesis protein meliputi pembentukan rantai panjang asam amino yang dinamakan rantai peptida. Ikatan kimia yang mengaitkan dua asam amino satu sama lain dinamakan ikatan peptida. Ikatan ini terjadi karena satu hidrogen (H) dari gugus amino suatu asam amino bersatu dengan hidroksil (OH) dari gugus asam karboksil asam amino lain. Proses ini menghasilkan satu molekul air, sedangkan CO dan NH yang tersisa akan membentuk ikatan peptida . sebaliknya, ikatan peptida ini dapat dipecah menjadi asam amino oleh asam atau enzim pencernaan dengan penambahan satu molekul air, proses ini dinamakan hidrolisis.2. TransaminasiTransaminasi yang berlangsung di hati, merupakan sintesis asam amino nonesensial melalui pengubahan jenis asam amino menjadi jenis lainnya. Proses ini melibatkan pemindahan satu gugus amino (NH2) dari sebuah asam amino menjadi satu asam keto sehingga terbentuk satu asam amino dan satu asam keto baru.

3.5 FUNGS PROTEINMenurut Winarno (2002), Protein mempunyai bermacam-macam fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai enzim, zat pengatur pergerakan, pertahanan tubuh, alat pengangkut.1. Sebagai biokatalisator (enzim). Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa makromolekul spesifik yang disebut enzim; dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit seperti reaksi kromoson.Hamper semua enzim menunjukan daya kualitik yang luar biasa, dan biasanya dapat mempercepat reaksi sampai beberapa juta kali. Sampai kini lebih dari seribu enzim telah dapat diketahui sifat-0sifatnya dan jumlaha tersebut terus bertambah. Protein besar peranannya terhadap perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologis.2. Alat pengangkut dan alat penyimpanBanyak molekul dengan Berat molekul serta beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritosit, sedang mioglobin mengankut oksigen dalam otot. Ion besi diangkut dalam plasma darah oleh transferin dan disimpan dalam hati sebagai kompleks dengan feritin, suatu protein yang berbeda dengan transferin. Sebagai protein transport contohnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit, mioglobin mengangkut oksigen dalam otot. Ion besi diangkut dalam plasma darah oleh transferin dan disimpan dalam hati sebagai kompleks dengan feritin.3. Sebagai pengatur pergerakan. Protein merupakan komponen utama daging. Gerakan otot terjadi karena ada dua molekul (aktin dan miosin) protein yang saling bergeseran. Pergerakan silia dan flagela pada organisme protista akibat dari protein tubulli pada organel tersebut. Protein merupakan komponen utama daging; gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul protein yang saling bergeseran. Pergerakan flagella sperma disebabkan oleh protein.4. Sebagai penunjang mekanis. Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen. Pada persendian ada elastin. Pada kuku, bulu rambut ada protein keratin. Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut.

5. Pertahanan tubuh dalam bentuk antibodi. Suatu protein khusus yang mengikat benda asing yang masuk kedalam tubuh seperti virus, bakteri dan lain lain. Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibody, yaitu suatu protein khusus yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh seperti virus, bakteri, dan sel-sel asong lain. Protein dapat membedakan benda-benda yang menjadi anggota tubuh dengan benda-benda asing.6. Sebagai media perambatan impuls saraf. Protein ini biasanya berbentuk reseptor misalnya rodopsin suatu protein yang bertindak sebagai reseptor atau penerima warna atau cahaya pada sel sel mata.Sebagai pengendalian pertumbuhan. Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi-fungsi bagain DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan.

3.6 AKIBAT KEKURANGAN DAN KELEBIHAN PROTEIN DALAM TUBUHa. Akibat Kekurangan Protein1. Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin)2. Yang paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit kekurangan protein. Biasanya pada anak-anak kecil penderitanya, dapat dilihat dari yang namanya busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan odema terutama pada perut, kaki dan tangan. Gejalanya adalah pertumbuhan terhambat otot-otot berkurang dan melemah, edema, muka bulat seperti bulan dan gangguan psikomotor, anak apatis, tidak ada nafsu makan tidak gembira dan suka merengek. Kulit mengalami depigmentasi, kering, bersisik, pecah-pecah, dan dermatosis. Luka sukar sembuh, rambut mengalami depigmentasi menjadi lurus , kusam, halus, dan mudah rontok, hati membesar dan berlemak dan sering disertai anemia.3. Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berakibat kematian. Meramus pada umumnya merupakan penyakit pada bayi (dua belas bulan pertama). Meramus adalah penyakit kelaparan, gejalanya adalah pertumbuhan terhambat, lemak dibawah kulit berkurang, serta otot-otot berkurang dan melemah. Tidak ada edema tetapi, kadang-kadang terjadi perubahan pada kulit, rambut dan pembesaran hati. Sering terjadi gastroenteritis yang diikuti oleh dehidrasi, infeksi saluran pernapasan, tuberkolosis, cacingan berat dan penyakit kronis lain. Meramus sering mengalami defisiensi vitamin D dan vitamin A. b. Akibat Kelebihan proteinProtein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Kelebihan protein dapat menimbulkan masalah lain terutama pada bayi. Kelebihan asam amino akan memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam.

3.7 PENGERTIAN KWASHIORKORIstilah kwashiorkor sendiri berasal dari bahasa salah satu suku di Afrika yang berarti "kekurangan kasih sayang ibu". Tanda yang khas adalah adanya edema (bengkak) pada seluruh tubuh sehingga tampak gemuk, wajah anak membulat dan sembab (moon face) terutama pada bagian wajah, bengkak terutama pada punggung kaki dan bila ditekan akan meninggalkan bekas seperti lubang, otot mengecil dan menyebabkan lengan atas kurus sehingga ukuran LIngkar Lengan Atas LILA-nya kurang dari 14 cm, timbulnya ruam berwarna merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas, tidak bernafsu makan atau kurang, rambutnya menipis berwarna merah seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit, sering disertai infeksi, anemia dan diare, anak menjadi rewel dan apatis perut yang membesar juga sering ditemukan akibat dari timbunan cairan pada rongga perut salah salah gejala kemungkinan menderita "busung lapar"Istilah kwashiorkor berasal dari bahasa salah satu suku di Afrika yang berarti "kekurangan kasih sayang ibu". Kwashiorkor ialah gangguan yang disebabkan oleh kekurangan protein, Kwashiorkor ialah defisiensi protein yang disertai defisiensi nutrien lainnya yang biasa dijumpai pada bayi masa disapih dan anak prasekolah (balita). kwashiorkor bisanya terjadi pada anak usia 1-3 tahun. Pertumbuhannya terhambat, jaringan otot lunak dan kendor.Menurut Suriadi & Rita Yulianni pada bukunya Asuhan Keperawatan pada anak Kwashiorkor yaitu suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Kekurangan protein dalam makanan akan mengakibatkan kekurangan asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sintesis metabolisme terutama sebagai pertumbuhan dan perbaikan sel, makin berkurangnya asam amino dalam serum akan menyebabkan berkurangnya produksi albumin oleh hati.Kwashiorkor adalah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh defisiensi protein yang berat bisa dengan konsumsi energi dan kalori tubuh yang tidak mencukupi kebutuhan. Kwashiorkor atau busung lapar merupakan salah satu bentuk sindroma dari gangguan yang dikenali sebagai Malnutrisi Energi Protein (MEP) dengan beberapa karakteristik berupa edema dan kegagalan pertumbuhan ,depigmentasi, hyperkeratosis.Penyakit ini merupakan bentuk malnutrisi paling banyak didapatkan di dunia ini, terutama sekali pada Negara berkembang (seperti Afrika, Asia, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan bagian-bagian termiskin di Eropa) dan wilayah yang masih terkebelakangan bidang industrinya serta sering terjadi pada golongan umur tertentu yaitu bayi pada masa menyusui dan pada anak prasekolah, 1 hingga 3 tahun yang merupakan golongan umur yang relatif memerlukan lebih banyak protein untuk tumbuh sebaik-baiknya.Banyak hal yang menjadi penyebab kwashiorkor, namun faktor paling mayor adalah menyusui, yaitu ketika ASI digantikan oleh asupan yang tidak adekuat atau tidak seimbang. Setelah usia 1 tahun atau lebih, kwashiorkor dapat muncul bahkan ketika kekurangan bahan pangan bukanlah menjadi masalahnya, tetapi kebiasaan adat atau ketidaktahuan (kurangnya edukasi) yang menyebabkan penyimpangan keseimbangan nutrisi yang baik.PERBEDAAN ANTARA MARASMUS DAN KWASHIORKORMARASMUSKWASHIORKOR

-Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit- Wajah seperti orang tua- Cengeng, rewel- Perut cekung- Kulit keriput- Sering disertai diare kronik atau sembelit- Edema di seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki- Wajah membulat dan sembab- Pandangan mata sayu- Cengeng, rewel, kadang apatis- Rambut berwarna kepirangan, kusam dan mudah dicabut- Otot mengecil, teramati terutasa saat berdiri dan duduk- Bercak merah coklat pada kulit, yang dapat berubah hitam dan mengelupas- Menolak sigala jenis makanan (anoreksia)- Sering disertai anemia, diare dan infeksi

Sumber tabel : Kelas Santa Teresa. 2010. Makalah Kwashiorkor pada Anak. Bandung. Prodi DIII Keperawatan STIS Santo Borromeus

3.8 METABOLISME PROTEIN PADA KWASHIORKORPencernaan protein menghasilkan asam amino.sebagian besar asam amino digunakan untuk pembangunan protein tubuh. Bila ada kelebihan atau bila tidak tersedia cukup karbohidrat dan lemak untuk kebutuhan energi, sebagian asam amino dipecah melalui jalur yang sama dengan glukosa untuk menghasilkan energi. Asam amino lain langsung memasuki siklus TCA untuk menghasilkan energi.Dalam keadaan normal Dua puluh sampai tiga puluh gram protein dipecahkan dan digunakan untuk menhasilakan zat kimia tubuh lainnya setiap hari. Oleh sebab itu, semua sel harus terus menerus membentuk protein baru untuk menggantikan protein yang telah dihancurkan, dan suplai protein dalam makanan dibutuhkan untuk memenuhi tujuan ini. Seorang manusia dapat mempertahankan cadangan protein normal asalkan asupan hariannya di atas 30 sampai 55 gram.Sebagian protein tidak mempunyai jumlah asam amino esensial yang cukup dan oleh karena itu tidak dapat dipergunakan untuk membentuk protein tubuh. Protein seperti itu disebut protein parsial, dan bila jumlahnya banyak dalam diet, maka kebutuhan harian protein akan lebih besar dari normal. Contoh khusus defisiensi diet yang disebabkan oleh protein parsial terdapat dalam diet sebagian besar penduduk asli Afrika yang makanannya terutama dari jagung. Protein jagung hampir tidak mengandung triptofan; salah satu asam amino esensial; oleh sebab itu, secara sederhana, seluruh diet penduduk asli Afrika ini hampir sama sekali kekurangan protein. Akibatnya, pada penduduk asli ini khususnya pada anak-anak, mengalami sindron defisiensi protein yang disebut kwashiorkor, yang meliputi kegagalan pertumbuhan, letargi, depresi mental dan edema lipoprotein.Pada penderita Kwashiorkor, asupan protein dari makanan kurang sehingga menyebabkan neraca protein negatif (keluaran bebih banyak masukan) sehingga asam amino dalam darah, hati dan intrasel mengalami defisiensi yang menyebabkan proses metabolisme selanjutnya terganggu. 3.9 PENDERITA KWASHIORKORKwashiorkor paling seringnya terjadi pada usia antara 1-4 tahun ,namun dapat pula terjadi pada bayi .Kwashiorkor yang mungkin terjadi pada orang dewasa adalah sebagai komplikasi dari parasit atau infeksi lain.Banyak hal yang menjadi penyebab kwashiorkor, namun faktor paling mayor adalah menyusui, yaitu ketika ASI digantikan oleh asupan yang tidak adekuat atau tidak seimbang. Setelah usia 1 tahun atau lebih ,kwashiorkor dapat muncul bahkan ketika kekurangan bahan pangan bukanlah menjadi masalahnya, tetapi kebiasaan adat atau ketidak tahuan (kurang nya edukasi) yang menyebabkan penyimpangan keseimbangan nutrisi yang baik.Walaupun kekurangan kalori dan bahan-bahan makanan yang lain memepersulit pola-pola klinik dan kimiawinya, gejala-gejala utama malnutrisi protein disebabkan oleh kekurangan pemasukan protein yang mempunyai nilai biologik yang baik.Bisa juga terdapat gangguan penyerapan protein,misalnya yang dijumpai pada keadaan diare kronik,kehilangan protein secara tidak normal pada proteinuria (nefrosis), infeksi,perdarahan atau luka-luka bakar serta kegagalan melakukan sintesis protein , seperti yanga didapatkan pula pada penyakit hati yang kronis.Kwashiorkor dijumpai terutama pada golongan umur tertentu yaitu bayi pada masa menyusui dan pada anak prasekolah, 1 hingga 3 tahun yang merupakan golongan umur yang relatif memerlukan lebih banyak protein untuk tumbuh sebaik-baiknya. Sindrom demikian kemudian dilaporkan oleh berbagai negeri terutama negeri yang sedang berkembang seperti Afrika, Asia, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan bagian-bagian termiskin di Eropa (Lisal, 2010). Penyakit ini banyak terdapat anak dari golongan penduduk yang berpenghasilan rendah. Ini dapat dimengerti karena protein yang bermutu baik terutama pada bahan makanan yang berasal dari hewan seperti protein, susu, keju, telur, daging, dan ikan (Kliegman, 2000). Bahan makanan tersebut cukup mahal , sehingga tidak terjangkau oleh mereka yang berpenghasilan rendah. Akan tetapi faktor ekonomi bukan merupakan satu-satunya penyebab penyakit ini. Ada berbagai protein nabati yang bernilai cukup baik, misalnya kacang kedele, kacang hijau, dan sebagainya, akan tetapi karena tidak diketahui atau tidak disadari, bahan makanan tersebut tidak digunakan sebagaimana mestinya (Lisal, 2010). Pengetahuan yang kurang tentang nilai bahan makanan, cara pemeliharaan anak, disamping ketakhyulan merupakan faktor tambahan dari timbulnya penyakit kwashiorkor. Keadaan higiene yang buruk, sehingga mereka mudah dihinggapi infeksi dan infestasi parasit dan timbulnya diare mempercepat atau merupakan trigger mechanisme dari penyakit ini (Staf Pengajar, 1985).Manifestasi dini pada kwashiorkor cukup samar-samar mencakup letargi,apati, dan iritabilitas. Manifestasi lanjut yang berkembang dapat berupa pertumbuhan yang tidak memadai, kurangnya stamina, hilangnya jaringan otot, menjadi lebih peka terhadap serangan infeksi dan edema. Nafsu makan berkurang ,jaringan bawah kulit mengendor dan lembek serta ketegangan otot menghilang. Pembesaran hati dapat terjadi secra dini atau kalau sudah lanjut, infiltrasi lemak lazim ditemukan. Edema biasanya terjadi secara dini, kegagalan mencapai penambahan BB ini dapat terselubungi oleh edema yang terjadi ,yang kerap kali telah terdapat pada organ-organ dalam, sebelum ia dapat terlihat pada muka dan anggota gerak.1) Wujud UmumSecara umumnya penderita kwashiorkor tampak pucat, kurus, atrofi pada ekstremitas, adanya edema pedis dan pretibial serta asites. Muka penderita ada tanda moon face dari akibat terjadinya edema (Lisal,2010).2) Retardasi PertumbuhanGejala penting ialah pertumbuhan yang terganggu. Selain berat badan, tinggi badan juga kurang dibandingkan dengan anak sehat (Staf Pengajar,1985).3) Perubahan MentalBiasanya penderita cengeng, hilang nafsu makan dan rewel. Pada stadium lanjut bisa menjadi apatis. Kesadarannya juga bisa menurun, dan anak menjadi pasif (Staf Pengajar, 1985).4) EdemaPada sebagian besar penderita ditemukan edema baik ringan maupun berat. Edemanya bersifat pitting. Edema terjadi bisa disebabkan hipoalbuminemia, gangguan dinding kapiler, dan hormonal akibat dari gangguan eliminasi ADH (Lisal,2010).5) Kelainan RambutPerubahan rambut sering dijumpai, baik mengenai bangunnya (texture), maupun warnanya. Sangat khas untuk penderita kwashiorkor ialah rambut kepala yang mudah tercabut tanpa rasa sakit. Pada penderita kwashiorkor lanjut, rambut akan tampak kusam, halus, kering, jarang dan berubah warna menjadi putih. Sering bulu mata menjadi panjang (Staf Pengajar,1985).

6) Kelainan KulitKulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih mendalam dan lebar. Sering ditemukan hiperpigmentasi dan persisikan kulit. Pada sebagian besar penderita dtemukan perubahan kulit yang khas untuk penyakit kwashiorkor, yaitu crazy pavement dermatosis yang merupakan bercak-bercak putih atau merah muda dengan tepi hitam ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat tekanan . Terutama bila tekanan itu terus-menerus dan disertai kelembapan oleh keringat atau ekskreta, seperti pada bokong, fosa politea, lutut, buku kaki, paha, lipat paha, dan sebagainya. Perubahan kulit demikian dimulai dengan bercak-bercak kecil merah yang dalam waktu singkat bertambah dan berpadu untuk menjadi hitam. Pada suatu saat mengelupas dan memperlihatkan bagian-bagian yang tidak mengandung pigmen, dibatasi oleh tepi yang masih hitam oleh hiperpigmentasi (Staf Pengajar,1985).7) Kelainan Gigi dan TulangPada tulang penderita kwashiorkor didapatkan dekalsifikasi, osteoporosis, dan hambatan pertumbuhan. Sering juga ditemukan caries pada gigi penderita (Lisal, 2010).8) Kelainan HatiPada biopsi hati ditemukan perlemakan, bisa juga ditemukan biopsi hati yang hampir semua sela hati mengandung vakuol lemak besar. Sering juga ditemukan tanda fibrosis, nekrosis, da infiltrasi sel mononukleus. Perlemakan hati terjadi akibat defisiensi faktor lipotropik (Lisal, 2010).9) Kelainan Darah dan Sumsum TulangAnemia ringan selalu ditemukan pada penderita kwashiorkor. Bila disertai penyakit lain, terutama infestasi parasit ( ankilostomiasis, amoebiasis) maka dapat dijumpai anemia berat. Anemia juga terjadi disebabkan kurangnya nutrien yang penting untuk pembentukan darah seperti Ferum, vitamin B kompleks (B12, folat, B6). Kelainan dari pembentukan darah dari hipoplasia atau aplasia sumsum tulang disebabkan defisiensi protein dan infeksi menahun. Defisiensi protein juga menyebabkan gangguan pembentukan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya terjadi defek umunitas seluler, dan gangguan sistem komplimen (Lisal, 2010).10) Kelainan Pankreas dan Kelenjar LainDi pankreas dan kebanyakan kelenjar lain seperti parotis, lakrimal, saliva dan usus halus terjadi perlemakan (Lisal, 2010).11) Kelainan JantungBisa terjadi miodegenerasi jantung dan gangguan fungsi jantung disebabkan hipokalemi dan hipmagnesemia (Lisal,2010).12) Kelainan GastrointestinalGejala gastrointestinal merupakan gejala yang penting. Anoreksia kadang-kadang demikian hebatnya, sehingga segala pemberian makanan ditolak dan makanan hanya dapat diberikan dengan sonde lambung. Diare terdapat pada sebagian besar penderita. Hal ini terjadi karena 3 masalah utama yaitu berupa infeksi atau infestasi usus, intoleransi laktosa, dan malabsorbsi lemak. Intoleransi laktosa disebabkan defisiensi laktase. Malabsorbsi lemak terjadi akibat defisiensi garam empedu, konyugasi hati, defisiensi lipase pankreas, dan atrofi villi mukosa usus halus (Lisal,2010).Dermatitis juga lazim ditemukan.Penggelapan kulit terjadi pada tempat-tempat yang mengalami iritasi,namun tidak pada daerah-daerah yang terkena sinar matahari. Rambutnya biasanya jarang dan halu-halus serta kehilangan elastisitasnya. Pada anak-anak yang berambut gelap dapat terlihat jalur-jalur rambut berwarna merah atau abu-abu. Otot-otonya tampak lemah dan atrofi, tetapi sesekali dapat ditemukan lemak dibawah kulit yang berlebihan.

3.10 TERJADINYA KWASHIORKORKonsep Dasar Timbulnya Penyakit Kwashiorkor Menurut Teori SegitigaEpidemiologiSegitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberi gambaran tentang hubungan antara tiga faktor yg berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Segitiga epidemiologi menggambarkan interaksi antara Host (penjamu), Agent (penyebab) dan Environment (lingkungan). Suatu penyakit dapat timbul di masyarakat apabila terjadi ketidakseimbangan antara Host, Agent dan Environment. Hal ini dikarenakan perubahan pada salah satu faktor atau komponen akan mengubah keseimbangan secara keseluruhan. Hubungan ketiga komponen digambarkan dengan tuas dalam timbangan, dimana environment sebagai penumpunya.Konsep penyebab dan proses terjadinya penyakit dalam epidemiologi berkembang dari rantai sebab akibat ke suatu proses kejadian penyakit yakni proses interaksi antara manusia (pejamu) dengan berbagai sifatnya (biologis, Fisiologis, Psikologis, Sosiologis dan antropologis) dengan penyebab (agent) serta dengan lingkungan (Enviroment).Pada kasus balita yang mengalami kwashiorkor, penyakit dapat timbul dikarenakan tidak seimbangnya host, agent, dan environmentnya.a) Host (pejamu)Host atau pejamu ialah keadaan manusia dimana dapat menjadi faktor risiko untuk terjadinya suatu penyakit. Faktor ini di sebabkan oleh faktor intrinsik. Faktor pejamu yang timbul pada penyakit kwashiorkor ialah :1. Umur. Bayi dan balita merupakan golongan rawan terhadap penyakit kwashiorkor. Selain karena daya tahan tubuhnya yang masih rendah, faktor organ pencernaan yang belum berfungsi sempurna juga turut mempengaruhi.2. Status kesehatan. Status gizi yang buruk menyebabkan mudahnya menderita kwashiorkor3. Keadaan imunitas dan respons imunitas. Adanya alergi atau intolerant terhadap protein tertentu terutama protein susu mempengaruhi intake protein dalam tubuh. Sehingga menyebabkan kurangnya protein apabila tidak dicari penggantinya4. Tingkat Pendidikan. Kwashiorkor juga dipengaruhi akibat rendahnya pengetahuan Ibu mengenai keseimbangan nutrisi pada anak dan kurangnya pemahaman akan makanan peralihan dari asi ke makanan pengganti asi.b) Agent (penyebab)Pada dasarnya, tidak ada satu pun penyakit yang dapat timbul hanya disebabkan oleh satu faktor tunggal semata. Umumnya kejadian penyakit disebabkan oleh berbagai unsur yang secara bersama-sama mendorong terjadinya penyakit, namun demikian, secara dasar, unsur penyebab penyakit dapat dibagi dalam dua bagian utama yakni : Penyebab Kausal Primer, dan Penyebab Kausal SekunderPenyebab kausal primer pada penderita kwashiorkor ialah rendahnya asupan makanan yang mengandung protein. Padahal zat ini sangat dibutuhkan oleh anak untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, namun tidak semua makanan mengandung protein/asam amino yang mencukupi kebutuhan dalam tubuh.Sedangkan penyebab kausal sekunder lebih kepada lingkungan pasien itu sendiri seperti ketersediaan bahan pangan di daerah tempat tinggalnya yang memadai atau tidak.c) Environment (lingkungan)Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya sifat karakteristik individu sebagai pejamu dan ikut memegang peranan dalam proses kejadian penyakit kwashiorkor.- Lingkungan FisikDaerah dimana ketersediaan dan ketahanan pangannya rendah akan menjadi daerah endemik penyebaran kwashiorkor. Lingkungan fisik ada yang terjadi secara alamiah tetapi dapat juga mucul akibat ulah manusia sendiri (Nur nasri noor,2000).- Lingkungan SosialSemua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat tersebut. Faktor hidup di tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untukmenggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun temurun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor. Selain itu tingkat pendapatan yang rendah sehingga mengakibatkan daya beli barang yang rendah juga turut andil mengakibatkan kwarshiorkor.Dari keseluruhan unsur di atas, dimana hubungan interaksi antara satu dengan yang lainnya akan menentukan proses dan arah dari proses kejadian penyakit, baik pada perorangan, maupun dalam masyarakat. Dengan demikian Terjadinya suatu penyakit tidak hanya di tentukan oleh unsur penyebab semata, tetapi yang utama adalah bagaimana rantai penyebab dan hubungan sebab akibat di pengaruhi olehberbagai faktor maupun unsur lainnya.3.11 BUAH KERANDAN SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN Kekayaan sumber daya alam Indonesia sangat besar, baik sumber daya hayati maupun non hayati yang tersebar di hampr seluruh bagian wilayah Indonesia. Berbagai jenis sumber daya hayati seperti tumbuhan, hewan, ikan dan mikroorganisme telah dieksplorasi dan sebagian belum diekplorasi. Salah satu jenis tanaman yang belum diekplorasi adalah tanaman kerandang (Canavalia virosa). Kerandang merupakan tanaman leguminosa yang mampu hidup dan berkembang di lahan pasir. Potensi lahan pasir di Indonesia yang belum dimanfaatkan sepanjang pantai 181.000 km (SUHARDI, 2008), sedangkan potensi sumberdaya lahan pasir di DI Yogyakarta seluas 3.300 ha yang berada di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo Di dalam taksonomi tumbuhan, kerandang masuk ke dalam famili Fabaceae, Genus Canavalia dan Spesies Canavalia virosa. Dalam identifikasi, 3 spesies Canavalia yang hampir sama sering membingungkan yaitu C. ensiformis, C. gladiata dan C. virosa (PROSEA, 1992). Kerandang termasuk tanaman kacangkacangan tropis yang merambat, berdaun tiga dengan bunga warna pink. Panjang bunga kerandang 3 cm, ukuran polong 17 cmx 3 cm, warna biji coklat atau coklat kemerahan dengan marble warna hitam (PROSEA, 1992). Kerandang merupakan tanaman tahunan yang mampu tumbuh cepat di lahan pasir dan merupakan tanaman penutup lahan yang bagus untuk lahan pasir yang kering. Saat ini tanaman kerandang tumbuh sebagai tanaman liar, yang mampu hidup dan berproduksi tanpa adanya campur tangan manusia. Disamping itu, kerandang juga mampu mengikat nitrogen dari udara sehingga berpotensi untuk memperbaiki kesuburan lahan.Tanaman kerandang (Canavalia virosa) merupakan salah satu jenis tumbuhan yang diketahui beradaptasi dengan lahan pasir. Tumbuhan ini merupakan tanaman legum tropis yang mampu hidup dan berkembang dengan baik di lahan pasir, tetapi pemanfaatannya belum dieksplorasi. Sebagai tanaman kacang-kacangan, kerandang diharapkan bisa turut menyumbang bagi pemenuhan kebutuhan protein masyarakat Indonesia. Saat ini sumber protein nabati utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, yaitu kedelai. Tahun 2005 masyarakat Indonesia mengkonsumsi kedelai sebesar 1.837.209 ton, sedangkan produksi dalam negeri baru mencapai 808.353 ton, sehingga pemerintah harus mengimpor kedelai sebesar 1.028.856 ton (Sudaryanto dan Swastika, 2007). Potensi lahan pasir di Indonesia yang belumdimanfaatkan sangat besar, yaitu sekitar 181.000 km (Suhardi, 2008). Dengan potensi lahan sepanjang itu, kerandang berpotensi menjadi sumber pangan maupun pakan yang luar biasa besarnya. Meskipun lahan pasir miskin unsur hara, tetapi berpotensi untuk pengembangan tanaman kerandang. Saat ini tanaman kerandang belum dibudidayakan dan belum mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak.Masyarakat sekitar pantai juga belum memanfaatkan tanaman kerandang secara optimal. Sampai saat ini pemanfaatan tanaman kerandang hanya sebatas diambil bunganya untuk sayuran dan kadang-kadang daunnya untuk pakan ternak.

3.12 KANDUNGAN BUAH KRANDAN Kulit biji kerandang berwarna hitam, coklat tua dan coklat muda. Kulit biji cukup keras dan tebal, dalam satu biji kerandang, sekitar 32% nya merupakan kulit biji. Dalam penelitian ini sampel biji yang dianalisa adalah biji bersama kulitnya. Kandungan protein kasar biji kerandang cukup besar yaitu 27,44%. Dengan kandungan protein kasar sebesar ini maka biji kerandang berpotensi sebagai sumber protein pangan maupun pakan ternak, sesuai dengan klasifikasi bahan penyusun ransum maka bahan yang mengandung protein kasar diatas 20% termasuk sumber protein (KAMAL, 1997).

Tabel 1. Kandungan nutrisi biji, kulit biji, kulit polong, dan daun kerandang. Kandungan nutrisi (DM)

Bagian tanamanKandungan nutrisi (DM)

Protein (%)Lemak (%)Serat (%)Abu (%)Karbohidrat (%)

Biji27,440,8930,473,5237,68

Kulit biji8,940,1548,853,1038,96

Kulit polong6,191,4049,1011,4831,83

Daun18,668,84-10,27-

Tabel 2. Kandungan protein berbagai jenis kacang-kacangan. Jenis tanamanKandungan protein (%)Sumber pustaka

Kedelai38-40Afandi (2001)

Kacang hijau29,13Anggrahini (2007)

Koro Pedang35Siddhuraju dan Becker (2000)

Koro benguk24Budiyanto (2002)

Kacang gude20,7Budiyanto (2002)

Koro komak17,11,5Andrew et al. (2006)

3.13 KERANDAN SUMBER PROTEIN ALTERNATIF PENCEGAH KWASHIORKORPenyakit kwashiorkor hampir disemua kasus diderita oleh orang yang ekonomiya rendah. Hal ini disebabkan karena ketidakmampuan membeli sumber protein. Masyarakat pada umumnya hanya mengenal sumber protein itu berasal dari hewani yaitu daging dan telur. Dikarenakan harganya yang mahal, jadi tidak semua golongan masyarakat dapat mengkonsumsinya untuk sumber protein dalam pemenuhan kebutuhan protein tubuh mereka sehari-hari. Protein merupakan salah satu nutrisi yang sangat dibutuhkan tubuh. Protein berfungsisebagai biokatalisator, alat pengangkut dan alat penyimpan, sebagaipengatur pergerakan, sebagai penunjang mekanis, sebagai pertahanan tubuh dalam membentuk antibod, serta sebagai media perambat impuls saraf.Sumber protein alternaif yang lebih murah dapat dijumpai pada tanaman kerandan, utamanya pada biji. Keranda dapat tumbuh di daerah berpasir. Menurut penelitian kandungan protein kerandan lebih tinggi dibandingkan kedelei. Hal ini dapat dijadikan sumber protein nabati yang murah, dan semua masyarakat dapat dengan mudh mengkonsumsnya untuk emenuhan kebutuhan protein tubuh sehingga penyakit kekurangan protein tubuh dapat dicegah, terutama kwashiorkor.

BAB IVPENUTUP

4.1 KesimpulanBerdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat hubungannya dengan proses-proses kehidupan. Metabolisme protein tubuh dalam bentuk asam amino yang lebih sederhana. Protein berfungsi sebagai biokatalaisator, alat pengangkut dan alat penyimpan, sebagai pengatur pergerakan, sebagai penunjang mekanis, perahanan dalam membentuk antibodi. An sebagai media perambatan impuls saraf. Salah satu penyakit akibat kekurangan protein dalam tubuh adalah kwashiorkor. Kwashiorkor adalah defisiensi protein yang disertai defisiensi nutrien lainnya yang biasa dijumpai pada bayi masa disapih dan anak prasekolah (balita). kwashiorkor bisanya terjadi pada anak usia 1-3 tahun. Pertumbuhannya terhambat, jaringan otot lunak dan kendor. Kwashiorkor salah satunya disebabkan oleh konsumsi protein yang rendah. Kandungan protein kerandan lebih tinggi dibanding kandungan protein pada kedelei. Kerandan adalah sumber protein alternatif yang murah untuk pemenuhan kebutuhan tubuh. Sehingga dengan mengkonsumsi protein yang cukup, penyakit kwashiorkor dapat dicegah.

4.2 SaranSaran yang dapat disampaikan adalah kerandan merupakan sumber protein alternatif yang kandungan proteinnya lebih tinggi dibanding kedelei. Sehingga diharapkan produksi, pengolahan dan pemanfaattan kerandan sebagai sumber protein dapat ditingkatkan. Keranan sebagai sumber protein murah yang semua masyarakat dapat dengan mudah mengkonsumsinya sebagai asupan protein untuk pemenuhan kebutuhan protein tubuh. Dengan asupan protein yang cukup diharapkan masyarakat dapat terhindar dari kwashiorkor.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A. Aziz.2009.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medica.Almatsier, S. 2006.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Utama.Dr. Lisal Sp.A., Diktat Kuliah Ilmu Gizi Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Universitas Hasanuddinhttp://sururudin.wordpress.com/2009/03/14/krandan-berpotensi-gantikan-kedelai/http://www.google.co.id//journal-tentang-protein Irianto, Kus.2008.Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Para Medis.Bandung: Yrama Widya.Jati, wijaya. 2007. Aktif Biologi. Jakarta : Ganeca exact.KAMAL, M. 1997. Kontrol Kualitas Pakan Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, YogyakartaKartasapoetra, Drs.G. 2003.Ilmu Gizi. Jakarta: Rineka Cipta. Moehdi, S. 2002. Ilmu Gizi. Jakarta: Papasinar Sinanti.Murray, Robert K. Daryl K. Granner. Victor W. Radwell. 2009.Biokimia Harper Edisi 27.Jakarta: Penerbit Buku Kedokeran (EGC).PROSEA. 1992. Plant Resources of South-East Asia 4. Forages. Prosea, Bogor.Robert M. Kliegman MD, Hal B. Jenson MD, Nelson Essential of Pediatrics 5th Edition, Elsevier Saunders, 2000Sloane, Ethel.2003.Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula.jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC).Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Buku Kuliah ilmu Kesehatan Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1985Sudaryanto, T. dan D.K.S. Swastika. 2007. Ekonomi kedelai di Indonesia. Teknik Produksi dan Pengembangannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.Suhardi. 2008. Pengembangan agro industri berbasis pangan lokal untuk meningkatkan kedaulatan pangan. Prosiding Semnas Pengembangan produk berbasis pangan lokal. Universitas Mercu Buana. Yogyakarta.Tim Penerbit Buku Kedokteran.2005.Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.