makalah prinsip prinsip pengajaran
TRANSCRIPT
PRINSIP-PRINSIP PENGAJARAN
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Strategi Belajar Mengajar
yang dibimbing oleh Ibu Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I
Oleh:
Andri Sujatmiko (20130109037)
Mohammad Firman Anshari (20130109014)
Nur Azizah (20130109033)
Semester IV
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH IBNU SINA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN S1 PENDIDIKAN
APRIL 2015
i
PRAKATA
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah S.W.T. atas
segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Prinsip-Prinsip Pengajaran”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Strategi Belajar
mengajar yang dibimbing oleh Ibu Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. Namun, tanpa
adanya bantuan serta motivasi dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan bisa
terselesaikan. Sehingga, pada kesempatan ini kami selaku penyusun ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Hj. As’adul Anam, M.Ag, selaku Ketua 1 Sekolah Tinggi Ilmu
Tarbiyah IBNU SINA yang telah banyak memberikan kemudahan berupa
tersedianya sarana dan prasarana.
2. Bapak Arito Nur Rohmah. M.A, selaku Ketua Program Studi Sekolah Tinggi
Ilmu Tarbiyah IBNU SINA yang telah memilihkan paket matakuliah selama
satu semester.
3. Ibu Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I, selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam
penyusunan makalah ini.
4. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat
bermanfaat kepada penulis selama ini.
5. Aziz Ma’rifatullah selaku ketua kelas semester IV Prodi PAI STIT IBNU
SINA, yang telah sangat membantu kami dalam kelancaran pembuatan
makalah dan selalu setia menemani kami.
6. Bapak To dan Bapak Narko yang selalu membersihkan kelas kami sebelum
kami memasuki kelas dan selalu menyediakan kopi panas ketika kami
istirahat.
ii
7. Ibu Nur Azizah yang telah memberikan masukan dan meminjamkan buku
sebagai bahan rujukan serta membelikan martabak gula ketika pembuatan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah yang tersusun ini masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan yang disebabkan oleh kelemahan serta
terbatasnya pengetahuan dan materi yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi mahasiswa khususnya dan seluruh pembaca pada umumnya, dan
semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan mendapat Imbalan
dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.
Kepanjen, 29 Maret 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................................ i
PRAKATA ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan Makalah ............................................................ 3
D. Batasan Masalah ........................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Prinsip Pengajaran ...................................................... 5
B. Cara meningkatkan Partisipasi Peserta didik dalam KBM ........... 5
C. Implikasi minat peserta didik dalam KBM ................................... 7
D. Penerapan Prinsip Pengulangan Dalam KBM .............................. 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................. 12
DAFTAR RUJUKAN .................................................................................... 13
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Profesi guru pada saat ini masih banyak dibicarakan masyarakat
karena kebanyakan kegagalan dalam mengajar dan memberi keteladanan
akhlak yang baik. Ketika terjadi kesalahan peserta didik maka yang pertama
kali disalahkan adalah guru. Salah satu penyebab kegagalan dalam mengejar
dan pemberian keteladanan adalah, guru tidak mengetahui prinsip-prinsip
pengajaran, sehingga peserta didik kurang matang dalam menerima dan
memahami ilmu yang diberikan oleh guru. Guru cenderung bersifat
monoton dalam mengajar sehingga peserta didik merasa tidak nyaman
ketika kegiatan belajar mengajar, peserta didik merasa bosan, peserta didik
merasa takut dan tertekan. Salah satu penyebabnya adalah guru kurang
menguasai prinsip-prinsip pengajaran jadi guru cenderung menerapakan
satu dari berbagai macam prinsip-prinsip pengajaran.
Tugas utama seorang pengajar adalah menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran. Agar kegiatan itu terselenggarakan dengan efektif, seorang
pengajar harus mengetahui prinsip-prinsip pengajaran dan strategi kegiatan
belajar mengajar. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku
melalui interaksi antara individu dan lingkungan dimana dia hidup. Dalam
hal ini proses merupakan rangkaian kegiatan yang berkelanjutan1.
Sesungguhnya mengajar bukanlah perbuatan yang sederhana, bila
mengajar ingin menerapkan prinsip cepat dan tepat. Dalam hal ini
mengusasai materi, kesulitan akan muncul dari perkembangan suatu ilmu
tertentu. Guru kadang-kadang tidak mempunyai waktu luang untuk
mengikuti perkembangan itu. Karena itu, teori-teori baru kadang-kadang
tidak diketahui oleh guru. Keadaan perekonomian guru juga menjadi
1 Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, cet II, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 1.
1
2
kendala untuk mengikuti perkembangan suatu ilmu. Dalam ilmu agama
Islam misalnya, perkembangan pemikiran cukup cepat terjadinya. Ide-ide
baru bermunculan. Ide-ide itu biasanya muncul karena terjadinya
perkembangan kebudayaan masyarakat. Perkembangan kebudayaan itu juga
sebaiknya diketahui oleh guru.
Pada bidang studi agama Islam kesulitan itu masih ditambah dengan
sifat ilmu ini yang khas agama islam yang diajarkan disekolah adalah agama
islam sebagai ilmu dan sebagai agama. Sifat sebagai agama ini juga
menimbulkan kesulitan dalam pengajaran agama islam. Pertama kesulitan
dalam bidang teknologinya; kedua, kesulitan dalam bertoleransi dengan
berbagai aliran agama yang dianut oleh peserta didik. Barang kali tidak ada
atau jarang ada orang tua peserta didik yang memprotes guru karena guru
salah dalam mengajarkan matematika kepada anaknya. Tetapi seringkali
terjadi orang tua memprotes guru agama, karena guru agama dianggap salah
dalam mengajarkan agama pada anaknya. Agama selain merupakan
pengetahuan juga merupakan keyakinan, anutan, andalan dalam hidup.
Tidak ada yang lebih sensitif pada manusia kecuali rasa agamanya.
Masalah-masalah tersebut harus dipertimbangkan dalam membuat lesson
plan yang memuat prinsip-prinsip mengajar.
Menurut Ahmad tafsir yang dikutip oleh Binti Maunah,
menanamkan pengetahuan dan kecakapan dengan cara yang cepat dan tepat
memerlukan penguasaan teori-teori sebagian dari teori itu dibicarakan di
dalam didaktik umum. Didaktik umum membicarakan teori-teori mengajar
pada umumnya2. Teori-teori itu mempunyai bagian-bagian yang prinsip.
Prinsip-prinsip itu dibicarakan disini sebagiannya. Pembuat perencanaan
pengajaran harus menerapkan prinsip-prinsip tertentu dalam membuat
lesson plan.
Prinsip-prinsip pengajaran selain untuk membantu guru
menanamkan ilmu kepada peserta didik, juga dapat membantu tugas guru
sebagai fasilitator yang bertugas memberi kemudahan belajar kepada
2 Binti Maunah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Cet I, (Yogyakarta, Sukses, 2009), h. 1
3
seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang
menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani
mengemukakan pendapat secara terbuka3. Peserta didik mengemukakan
pendapat secara terbuka merupakan modal dasar bagi peserta didik untuk
tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang siap beradaptasi,
menghadapai kemungkinan, dan memasuki era globalisasi yang penuh
berbagai tantangan.
Prinsip-prinsip pengajaran juga dapat membantu memudahkan
tercapainya tujuan pengelolaan kelas, yaitu penyediaan fasilitas bagi
bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial,
emosional, dan intelektual dalam kelas.
Berdasarkan banyaknya guru yang tidak mengetahui prinsip-prinsip
pengajaran, kami dari kelompok dua pada matakuliah Strategi Belajar
Mengajar tertarik untuk menulis makalah tentang pengertian dan macam-
macam prinsip pengajaran. Dengan tujuan agar dapat memberikan
pengetahuan kepada guru pada umumnya dan pembaca pada umumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Prinsip pengajaran?
2. Bagaimana Cara Meningkatkan Partisipasi Peserta Didik dalam KBM?
3. Bagaimana implikasi minat peserta didik dalam KBM?
4. Bagaimana penerapan prinsip pengulangan?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Mengetahui pengertian Prinsip pengajaran?
2. Mengetahui cara Meningkatkan Partisipasi Peserta Didik dalam KBM?
3. Mengetahui implikasi minat peserta didik dalam KBM?
4. Mengetahui penerapan prinsip pengulangan?
3 Mulyasa, Standart Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 53.
4
D. Batasan Masalah
Dari rumusan masalah yang terpapar di atas diperoleh gambaran
dimensi permasalahan yang begitu luas namun menyadari adanya
keterbatasan waktu dan kemampuan, maka penulis memandang perlu
memberi batasan masalah secara jelas dan terfokus .
Selanjutnya masalah yang menjadi pokok bahasan dibatasi hanya
pada cara meningkatkan keterlibatan peserta didik dan cara menarik minat
peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Prinsip Pengajaran
Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat
mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam
melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip
belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat4. Banyak
teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu
dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan.
Kata prinsip berasal dari bahasa Latin yang berarti “asas (kebenaran
yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya) dasar.”5
Prinsip merupakan sebuah kebenaran atau kepercayaan yang diterima
sebagai dasar dalam berfikir atau bertindak. Jadi prinsip dapat diartikan
sebagai sesuatu yang menjadi dasar dari pokok berpikir, berpijak atau
bertindak.
Pembelajaran adalah suatu aktivitas atau proses mengajar dan
belajar. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar
yang dilakukan oleh pihak guru dan belajar dilakukan oleh peserta didik.
Jadi, prinsip-prinsip pembelajaran adalah landasan berpikir, landasan
berpijak dengan harapan tujuan pembelajaran tercapai dan tumbuhnya
proses pembelajaran yang dinamis dan terarah.
B. Cara Meningkatkan Partisipasi Peserta Didik dalam KBM
Termasuk dalam pembelajaran, peserta didik harus selalu aktif.
Mulai dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai pada kegiatan psikis
yang susah diamati.6 Dengan demikian belajar yang berhasil harus melalui
banyak aktivitas baik fisik maupun psikis. Bukan hanya sekedar menghafal
4 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Rineka Cipta, Jakarta, 2006), h. 41.5 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. I, (Jakarta. Balai
Pustaka, 2001), h. 8966 Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. . . h. 45.
5
6
sejumlah rumus-rumus atau informasi tetapi belajar harus berbuat, seperti
membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan
sebagainya.
kegiatan pembelajaran perlu menyediakan pengalaman belajar yang
dikaitkan dengan pengetahuan awal siswa serta disesuaikan dengan
keterampilan dan nilai yang dimiliki siswa sambil memperluas dan
menunjukan keterbukaan pada cara pandang dan cara tindak sehari-hari7.
Prinsip aktivitas di atas menurut pandangan psikologis bahwa segala
pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman sendiri.
Jiwa memiliki energi sendiri dan dapat menjadi aktif karena didorong oleh
kebutuhan-kebutuhan.8 Jadi, dalam pembelajaran yang mengolah dan
mencerna adalah peserta didik sesuai dengan kemauan, kemampuan, bakat
dan latar belakang masing-masing, guru hanya merangsang keaktifan
peserta didik dengan menyajikan bahan pelajaran.
Menurut Binti Maunah9
Peserta didik dapat dikatakan berpartisipasi aktif bila dia ikut melakukan gerakan-gerkan badaniyah. Peserta didik yang ikut aktif secara akliyah atau batiniyah dalam proses pengajaran dapat juga disebut dia telah ikut secara aktif berpartisipasi dalam proses pengajaran. Bila peserta didik mulai tidak dapat mengikuti isi ceramah guru, atau tulisan guru atau perbuatan-perbuatan peserta didik tidak mendukung kegiatan, pikiran atau perasaannya teah berpindah kepada objek lain yang tidak ada hubungannya dengan pengajaran itu, kita mengatakan bahwa peserta didik tersebut tidak ada lagi aprtisipasi aktif dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakan.
Cara lain untuk memperbaiki dan meningkatkan keterlibatan atau
keaktifan siswa dalam belajar adalah sebagai berikut:10
Cara memperbaiki keterlibatan kelas:
1. Abdikanlah waktu yang lebih banyak untuk kegiatan belajar
mengajar.
7 http://jenabpurnamasari194.blogspot.com/2013/03/prinsip-prinsip-pembelajaran.html (diakses pada hari senin tanggal 22 Maret 2015, pukul 23.40)
8 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Cet. II; Jakarta.Rineka Cipta, 2004), h. 49 Binti Maunah, Metodologi Pengajaran Agama Islam. . . h. 2710 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 26
7
2. Tingkatkan partisipasi siswa secara aktif dalam kegiatan belajar
mengajar dengan menuntut respons yang aktif dari siswa.
Gunakan berbagai teknik mengajar, motivasi, serta penguatan.
3. Masa perubahan antara berbagai kegiatan dalam mengajar
hendaknya dilakukan secara cepat dan luwes.
4. Berikanlah pengajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan
mengajar yang akan dicapai.
5. Usahakan agar pengajaran dapat lebih menarik minat murid.
Untuk itu guru harus mengetahui minat siswa dan mengaitkannya
dengan bahan dan prosedur pengajaran.
Cara meningkatkan keterlibatan siswa:
1. Kenalilah dan bantulah peserta didik yang kurang terlibat, selidiki
apa yang menyebabkannya dan usaha apa yang bisa dilakukan
untuk meningkatkan partisipasi anak tersebut.
2. Siapkanlah peserta didik secara tepat. Persyaratan awal apa yang
diperlukan anak untuk mempelajari tugas belajar yang baru.
3. Sesuaikan pengajaran dengan kebutuhan-kebutuhan individual
peserta didik. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan usaha
dan keinginan siswa untuk berperan secara aktif dalam kegiatan
belajar.
C. Implikasi minat peserta didik dalam KBM
Setiap peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologi yang
berbeda-beda (terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis), maka sudah
tentu perbedaan tersebut sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar11.
Seperti minat yang rendah, tentu hasilnya akan lain jika dibandingkan
dengan anak yang belajar dengan minat yang tinggi.
Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan
perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif
menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap
11 Abu Ahmadi dan Tri Joko Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Cet. II, (Bandung, CV Pustaka Setia, 2005), h. 107.
8
belajar sebab dengan minat, seseorang akan melakukan sesuatu yang
diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan
sesuatu. Misalnya seorang anak menaruh minat terhadap bidang kesenian,
maka dia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian.
Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat
murid, baik yang bersifat kognitif, seperti kecerdasan dan bakat maupun
yang bersifat afektif seperti motivasi, rasa percaya diri, dan minatnya.
Minat peserta didik merupakan faktor utama yang menentukan
derajat keaktifan belajar siswa. jadi, efektif merupakan faktor yang
menentukan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar.
Mengingat pentingnya minat dalam belajar, maka perlu mengetahui
minat peserta didik mulai dari minat terhadap makanan, perlindungan
terhadap pengaruh iklim, mempertahankan diri, terhadap macam-macam
bahaya dan musuh, bekerja sama dalam olahraga.
Atas dasar uraian di atas, maka tahap awal suatu proses pengajaran
hendaknya dimulai dengan usaha membangkitkan minat peserta didik12.
Minat harus dijaga selama proses pengajaran berlangsung, karena mudah
sekali berkurang atau hilang.
D. Penerapan Prinsip Pengulangan Dalam kegiatan Belajar Mengajar
Prinsip pengulangan ini tidaklah sulit diterapkan dalam kegiatan
belajar mengajar. Bila pembelajaran itu dibuat dengan perencanaan yang
matang, maka prinsip pengulangan dapat diterapkan dengan baik.
Kita dapat menerima anggapan bahwa prinsip pengajaran yang satu
tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan prinsip pengajaran yang
lain. Bahwa prinsip pengajaran yang berdiri sendiri, itu tidak benar. Yang
benar adalah bahwa prinsip pengajaran yang satu selalu mempunyai
hubungan kadang-kadang amat erat, dengan prinsip pengajaran yang lain.
Hubungan satu prinsip pengajaran dengan prinsip pengajaran yang lain tidak
mesti mengambarkan dekatnya jarak prinsip pengajaran itu. Prinsip
12 Binti Maunah, Metodologi Pengajaran Agama Islam. . . h. 4
9
pengajaran di kelas satu Mts mungkin saja mempunyai hubungan sangat
erat dengan prinsip pengajaran di kelas tiga, dan sebagainya.
Prinsip pengulangan diterapkan untuk menjaga keutuhan hubungan-
hubungan itu. Prinsip pengulangan juga diterapkan pada bahan kegiatan
yang menyangkut materi yang harus diajarkan secara mekanis, tetapi ini
bukan berarti bahan-bahan yang menuntut pemahaman tidak memerlukan
pengulangan sama sekali, sebab pemahaman sesungguhnya tidak terlepas
dari ingatan. Oleh karena itu prinsip pengulangan, dapat membantu menjaga
keutuhan bahan pengajaran dan penangkapan murid13.
Prinsip pembelajaran yang menekankan pentingnya pengulangan
yang barangkali paling tua seperti yang dikemukakan oleh teori psikologi
daya. Menurut teori ini bahwa belajar adalah melatih daya-daya yang ada
pada manusia yang terdiri dari daya mengamat, menangkap, mengingat,
menghayal, merasakan, berpikir dan sebagainya. Dengan mengadakan
pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang14.
Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori
koneksionisme. Tokohnya yang terkenal adalah Thorndike dengan teorinya
yang terkenal pula yaitu “law of exercise” bahwa belajar ialah pembentukan
hubungan antara stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap
pengalaman-pengalaman itu memperbesar timbulnya respon benar.
Selanjutnya teori dari phychology psikologi conditioning respons sebagai
perkembangan lebih lanjut dari teori koneksionisme yang dimotori oleh
Pavlov yang mengemukakan bahwa perilaku individu dapat dikondisikan
dan belajar merupakan upaya untuk mengkondisikan suatu perilaku atau
respons terhadap sesuatu. Begitu pula mengajar membentuk kebiasaan,
mengulang-ulang sesuatu perbuatan sehingga menjadi suatu kebiasaan dan
pembiasaan tidak perlu selalu oleh stimulus yang sesungguhnya, tetapi
dapat juga oleh stimulus penyerta15.
13 Binti Maunah, Metodologi Pengajaran Agama Islam. . . h. 2814 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta, Rineka Cipta, 2009), h. 4615 Dimyati dan Mudjiono. . . h. 46
10
Ketiga teori di atas menekankan pentingnya prinsip pengulangan
dalam pembelajaran walaupun dengan tujuan yang berbeda. Teori yang
pertama menekankan pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa, sedangkan
teori yang kedua dan ketiga menekankan pengulangan untuk membentuk
respons yang benar dan membentuk kebiasaan.
Meskipun ketiga teori ini tidak dapat dipakai untuk menerangkan
semua bentuk belajar, tetapi masih dapat digunakan karena pengulangan
masih relevan sebagai dasar pembelajaran. Sebab, dalam pembelajaran
masih sangat dibutuhkan pengulangan-pengulangan atau latihan-latihan.
Hubungan stimulus dan respons akan bertambah erat kalau sering dipakai
dan akan berkurang bahkan hilang sama sekali jika jarang atau tidak pernah
digunakan. Oleh karena itu, perlu banyak latihan, pengulangan, dan
pembiasaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. prinsip-prinsip pembelajaran adalah landasan berpikir, landasan berpijak
dengan harapan tujuan pembelajaran tercapai dan tumbuhnya proses
pembelajaran yang dinamis dan terarah.
2. Cara untuk memperbaiki dan meningkatkan keterlibatan atau keaktifan
siswa dalam belajar adalah sebagai berikut:
3. Cara memperbaiki keterlibatan kelas:
1) Meluangkan waktu yang lebih banyak untuk kegiatan belajar
mengajar;
2) Menuntut respons yang aktif dari siswa. Gunakan berbagai teknik
mengajar, motivasi, serta penguatan;
3) kegiatan dalam mengajar dilakukan secara cepat dan luwes;
4) Mengajar secara jelas dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang
akan dicapai;
5) Mengetahui minat siswa dan mengaitkannya dengan bahan dan
prosedur pengajaran.
4. Cara meningkatkan keterlibatan siswa:
1) Kenalilah dan bantualan peserta didik yang kurang terlibat;
2) Siapkanlah peserta didik secara tepat;
3) Sesuaikan pengajaran dengan kebutuhan individual peserta didik.
5. Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian
siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap
pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar
sebab dengan minat, seseorang akan melakukan sesuatu yang
diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin
melakukan sesuatu. Misalnya seorang anak menaruh minat terhadap
11
12
6. bidang kesenian, maka dia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak
tentang kesenian.
7. Dalam pembelajaran masih sangat dibutuhkan pengulangan-pengulangan
atau latihan-latihan. Hubungan stimulus dan respons akan bertambah erat
kalau sering dipakai dan akan berkurang bahkan hilang sama sekali jika
jarang atau tidak pernah digunakan. Oleh karena itu, perlu banyak
latihan, pengulangan, dan pembiasaan.
B. Saran
Seharusnya sebagai seorang guru maupun pendidik memahami
tentang konsep dan pengertiap prinsip-prinsip pengajaran dan serta mampu
untuk menerapkan beberapa prinsip-prinsip pengajaran dalam kegiatan
belajar mengajar, karena setiap peserta didik akan mendapat pengajaran
yang lebih maksimal ketika seorang guru menerapkan prinsip-prinsip
pengajaran.
Seharusnya guru meneraplan Berbagai cara dalam upaya menarik
minat dan perhatian siswa yang telah diuraikan dalam makalah ini dapat
membantu guru untuk lebih mengorganisasikan kelas yang bertujuan untuk
menciptakan atmosfer yang menyenangkan ketika belajar mengajar.
Selain itu seirang guru juga harus mengetahui minat setiap peserta
didik agar mampu memberikan suasana pengajaran yang disukai oleh setiap
peserta didik. Pengajaran yang dikaitkan dengan minat peserta didik dapat
menambah keaktifan dan partispasi serta pemahaman peserta didik.
DAFTAR RUJUKAN
Abu Ahmadi dan Tri Joko Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Cet. II, (Bandung,
CV Pustaka Setia, 2005).
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Cet. II; Jakarta.Rineka Cipta, 2004).
Binti Maunah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Cet I, (Yogyakarta, Sukses,
2009).
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. I,
(Jakarta. Balai Pustaka, 2001).
Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Cet. III, (Rineka Cipta, Jakarta,
2006).
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta, Rineka Cipta, 2009).
http://jenabpurnamasari194.blogspot.com/2013/03/prinsip-prinsip-
pembelajaran.html (diakses pada hari senin tanggal 22 Maret 2015, pukul
23.40)
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, cet II,
(Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009).
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung, PT Remaja
Rosdakarya, 2006).
Mulyasa, Standart Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung, PT Remaja
Rosdakarya, 2007).
13