makalah paplc (logam berat arsen)

19
1 MAKALAH PENYEHATAN AIR DAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PENYAKIT TIDAK MENULAR AKIBAT LOGAM BERAT ARSEN Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah PAPLC Disusun oleh : 1. Mufti Afrizal P07133111024 2. Muhammad Andy Firmansyah P07133111025 3. NimasNurida P07133111026 4. Noor Fadli P07133111027 5. Nur Hidayati P07133111028 6. RatnaDwiYulintina P07133111030 7. SitiNurjannah P07133111032 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN 2012

Upload: idha-nur-hidayati

Post on 04-Aug-2015

862 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah PAPLC (Logam Berat Arsen)

1

MAKALAH PENYEHATAN AIR DAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

PENYAKIT TIDAK MENULAR

AKIBAT LOGAM BERAT ARSEN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah PAPLC

Disusun oleh :

1. Mufti Afrizal P07133111024

2. Muhammad Andy Firmansyah P07133111025

3. NimasNurida P07133111026

4. Noor Fadli P07133111027

5. Nur Hidayati P07133111028

6. RatnaDwiYulintina P07133111030

7. SitiNurjannah P07133111032

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2012

Page 2: Makalah PAPLC (Logam Berat Arsen)

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang tak pernah berhenti memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan

makalah Pengolahan Air dan Penyehatan Limbah Cair (PAPLC) ini. Shalawat dan

salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW, keluarga,

sahabat dan umatnya yang masih istiqomah di jalan beliau.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak lepas bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa terima

kasih kepada:

1. Tuntas Bagyono, SKM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kesehatan

Lingkungan Politeknik Kesehatan Yogyakarta.

2. Haryono, SKM, M.Kes, selaku pengampu mata kuliah Penyehatan Air

dan Pengolahan Limbah Cair Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik

Kesehatan Yogyakarta.

3. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi serta bantuan

baik secara moral maupun spiritual.

4. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah hini.

Penyusun menyadari bahwa “tak ada jalan yang tak berkelok, tak ada gading

yang tak retak”, begitu pula dengan makalah ini yang masih jauh dari

kesempurnaan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan

dari semua pihak demi karya yang lebih baik. Akhir kata dengan segala

kerendahan hati semoga makalah ini bermanfaat untuk semua pihak yang

membutuhkan.

Yogyakarta, September 2012

Penyusun

Page 3: Makalah PAPLC (Logam Berat Arsen)

3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2

DAFTAR ISI......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 4

A. Latar Belakang............................................................................................ 4

B. Tujuan ........................................................................................................ 5

C. Ruang Lingkup........................................................................................... 5

D. Manfaat ...................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6

1. Pengertian Penyakit Tidak Menular ………………………………........... 6

2. Sumber Pencemaran Air Oleh Arsen ……………………………………. 7

3. Baku Mutu Logam Berat ........................................................................... 8

4. Jenis Penyakit TidakMenular akibat Logam Berat Arsen ......................... 8

5. Mekanisme Pencemaran Air Oleh Arsen ……………………………….. 9

6. Dampak Pencemaran Air Oleh Arsen ………………………………....... 13

7. Cara Pengendalian dan Penanggulangan Paparan Logam Berat Arsen .... 14

8. Permasalahan dan Analisis ……………………………………………… 16

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 18

1. Kesimpulan …………………………………………………………….. 18

2. Saran …………………………………………………………………… 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 19

Page 4: Makalah PAPLC (Logam Berat Arsen)

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut data dari Environmental Protection Agency (EPA) tahun

1997, yang menyusun ”top-20” B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) antara

lain: Arsenic, Lead, Mercury, Vinyl chloride, Benzene, Polychlorinated

Biphenyls (PCBs), dll. Beberapa diantaranya merupakan logam berat,

antara lain Arsenic(As), Lead (Pb), Mercury (Hg), Kadmium (Cd) dan

Chromium (Cr) (Sudarmaji, 2006). Dalam konsentrasi tinggi logam-logam

berat tersebut akan berbahaya bagi kesehatan manusia bila ditemukan di

dalam lingkungan, baik di dalam air, tanah maupun udara baik secara

langsung maupun tidak langsung, dapat mencemari atau merusak

lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk

hidup lain.

Arsen atau arsenik merupakan salah satu logam berat yang dapat

digunakan dalam bidang kedokteran, pertanian (sebagai campuran dalam

pembuatan pestisida, herbisida, insektisida, dll), pengawetan kayu, dan lainnya.

Namun penggunaan arsen yang tidak tepat dapat berakibat buruk bagi

lingkungan, bahkan bagi manusia. Arsen merupakan unsur dari komponen

obat sejak dahulu kala. Senyawa arsen trioksida misalnya pernah

digunakan sebagai tonikum, yaitu dengan dosis 3 x 1-2 mg. Dalam jangka

panjang, penggunaan tonikum ini ternyata telah menyebabkan timbulnya

gejala intoksikasi arsen kronis. Arsen juga pernah digunakan sebagai obat

untuk berbagai infeksi parasit, seperti protozoa, cacing, amoeba,

spirocheta dan tripanosoma, tetapi kemudian tidak lagi digunakan karena

ditemukannya obat lain yang lebih aman. Arsen dalam dosis kecil sampai

saat ini juga masih digunakan sebagai obat pada resep homeopathi.

Page 5: Makalah PAPLC (Logam Berat Arsen)

5

B. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami pengertian penyakit tidak menular.

2. Mengetahui dan memahami sumber pencemaran air oleh arsen.

3. Mengetahui dan memahami jenis penyakit tidak menular akibat

pencemaran air oleh arsen.

4. Mengetahui dan memahami baku mutu logam berat.

5. Mengetahui dan memahami mekanisme toksisitas oleh arsen.

6. Mengetahui dan memahami dampak paparan logam berat arsen.

7. Mengetahui dan memahami cara pengendalian dan penanggulangan

paparan arsen.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembahasan dalam makalah ini adalah bidang penyehatan

air dan pengolahan limbah cair tentang penyakit tidak menular yang

timbul akibat pencemaran logam berat arsen.

D. Manfaat

Dengan membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat lebih mudah

untuk memahami sumber, sifat-sifat, proses atau mekanisme pencemaran

yang disebabkan oleh arsen di air, baku mutu yang mengatur tentang kadar

yang diperbolehkan adanya arsen di air, penyakit tidak menular yang

diakibatkan oleh paparan arsen melalui air, serta dampak yang ditimbulkan

dan cara pengendalian serta penanggulangan yang tepat yang dapat

dilakukan agar pencemaran air akibat arsen dapat dicegah sehingga

beberapa penyakit tidak timbul lagi.

Page 6: Makalah PAPLC (Logam Berat Arsen)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Penyakit tidak menular merupakan penyakit yang tidak disebabkan

oleh kuman ataupun mikroorganisme patogen, melainkan disebabkan oleh

gangguan fisiologis tubuh manusia dikarenakan lingkungan yang tidak

sehat.

Arsen (As) adalah salah satu logam toksik yang sering

diklasifikasikan sebagai logam, Tetapi lebih bersifat nonlogam. Tidak

seperti logam lain yang membentuk kation, Arsen (As) dialam berbentuk

anion, seperti H2AsO4 (Ismunandar, 2004). Arsen (As) tidak rusak oleh

lingkungan, hanya berpindah menuju air atau tanah yang dibawa oleh

debu, hujan, atau awan. Beberapa senyawa Arsen (As) tidak bisa larut di

perairan dan akhirnya akan mengendap di sedimen. Senyawa arsen pada

awalnya digunakan sebagai pestisida dan hibrisida, sebelum senyawa

organic ditemukan, dan sebagai pengawet kayu (Copper Chromated

Arsenic (CCA).

Arsen (As) dialam ditemukan berupa mineral, antara lain

arsenopirit, nikolit, orpiment, enargit, dan lain-lain. Demi keperluan

industry mineral, Arsen (As) dipanaskan terlebih dahulu sehingga As

berkondensasi menjadi bentuk padat.

Arsen (As) berasal dari kerak bumi yang bila dilepaskan ke udara

sebagai hasil sampingan dari aktivitas peleburuan bijih baruan, Arsen (As)

dalam tanah berupa bijih, yaitu arsenopirit dan orpiment, yang pada

akhirnya bisa mencemari air tanah. Arsen (As) merupakan unsur kerak

bumi yang berjumah besar, yaitu menempati urutan keduapuluh dari

unsure kerak bumi, sehingga sangat besar kemungkinannya mencemari air

tanah dan air minum. Jutaan manusia bisa terpapar Arsen (As), seperti

yang pernah terjadi di Bangladesh, India, Cina. Semua batuan

Page 7: Makalah PAPLC (Logam Berat Arsen)

7

mengandung Arsen (As) 1-5 ppm. Kosentrasi yang lebih tinggi ditemukan

pada batuan beku dan sedimen. Tanah hasil pelapukan batuan biasanya

mengandung Arsen (As) sebesar 0,1–40 ppm dengan rata-rata 5-6 ppm.

Klasifikasi arsen di alam berada dalam bentuk Inorganik dan

organik.Berbagai macam senyawa arsen adalah sebagai berikut:

a. Asam arsenat (H3AsO4)

b. Asam arsenit (H3AsO3)

c. Arsen trioksida (As2O3)

d. Arsin (Arsen Trihidrida AsH3)

e. Kadmium arsenida (Cd3As2)

f. Galium arsenida (GaAs)

g. Timbal biarsena

B. Sumber Pencemaran Air oleh Arsen

Pembakaran batubara dan pelelehan logam merupakan sumber

utama pencemaran arsen dalam udara. Pencemaran arsen terdapat di

sekitar pelelehan logam (tembaga dan timah hitam). Arsen merupakan

salah satu hasil sampingan dari proses pengolahan bijih logam non-

besi terutama emas, yang mempunyai sifat sangat beracun. Ketika

tailing dari suatu kegiatan pertambangan dibuang di dataran atau

badan air, limbah unsur pencemar kemungkinan tersebar di sekitar

wilayah tersebut dan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

Bahaya pencemaran lingkungan ini terbentuk jika tailing yang

mengandung unsur tersebut tidak ditangani secara tepat. Tingginya

tingkat pelapukan kimiawi dan aktivitas biokimia pada wilayah tropis,

akan menunjang percepatan mobilisasi unsur-unsur berpotensi racun.

Selanjutnya dapat memasuki sistem air permukaan atau merembes ke

dalam akifer-akifer air tanah setempat. Ini terjadi di negara-negara

yang memproduksi emas dan logam dasar.

Page 8: Makalah PAPLC (Logam Berat Arsen)

8

C. Baku Mutu Ambang Batas Logam Berat

Menurut PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 82 TAHUN

2001 tanggal 14 DESEMBER 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendaian Pencemaran air.

D. Jenis Penyakit TidakMenular akibat Logam Berat Arsen

Adanya paparan arsen yang terus menerus mengenai tubuh

manusia menimbulkan beberapa gangguan yang diantaranya :

1. Mata

Efek Arsenic terhadap mata adalah gangguan penglihatan dan

kontraksi mata pada bagian perifer sehingga mengganggu daya

pandang (visual fields) mata.

Page 9: Makalah PAPLC (Logam Berat Arsen)

9

2. Kulit

Adanya kulit yang berwarna gelap (hiperpigmentasi), penebalan

kulit (hiperkeratosis), timbul seperti bubul (clavus), infeksi kulit

(dermatitis) dan mempunyai efek pencetus kanker (carcinogenic).

3. Darah

Efeknya menyebabkan kegagalan fungsi sumsum tulang dan

terjadinya pancytopenia (menurunnya jumlah sel darah perifer).

4. Liver

Paparan arsen yang cukup lama (paparan kronis) pada liver akan

menyebabkan efek yang signifikan, berupa meningkatnya aktifitas

enzim pada liver (enzim SGOT, SGPT, gamma GT),ichterus

(penyakit kuning), liver cirhosis (jaringan hati berubah menjadi

jaringan ikat danascites (tertimbunnya cairan dalam ruang perut).

5. Ginjal

Arsen akan menyebabkan kerusakan ginjal berupa renal damage

(terjadi ichemia dan kerusakan jaringan).

6. Saluran pernapasan

Paparan arsen pada saluran pernafasan akan menyebabkan

timbulnya laryngitis (infeksi laryng), bronchitis (infeksi bronchus)

dan dapat pula menyebabkan kanker paru.

7. Pembuluh darah

Logam berat Arsen dapat menganggu fungsi pembuluh darah,

sehingga dapat mengakibatkan penyakit arteriosclerosis (rusaknya

pembuluh darah), portal hypertention (hipertensi oleh karena

faktor pembuluh darah potal), edema paru dan penyakit pembuluh

darah perifer (varises, penyakit burger).

.

E. Mekanisme Masuknya Arsen Ke Dalam Tubuh

Pemajanan Arsen ke dalam tubuh manusia umumnya melalui

oral, dari makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan

diserap lambung dan usus halus kemudian masuk ke peredaran darah

(Wijanto, 2005).

Page 10: Makalah PAPLC (Logam Berat Arsen)

10

Arsen adalah racun yang bekerja dalam sel secara umum. Hal

tersebut terjadi apabila arsen terikat dengan gugus sulfhidril (-SH),

terutama yang berada dalam enzim. Salah satu sistem enzim tersebut

ialah kompleks piruvat dehidrogenase yang berfungsi untuk oksidasi

dekarboksilasi piruvat menjadi Co-A dan CO2 sebelum masuk dalam

siklus TOA (tricarbocyclic acid). Dimana enzim tersebut terdiri dari

beberapa enzim dan kofaktor. Reaksi tersebut melibatkan transasetilasi

yang mengikat koenzim A (CoA-SH) untuk membentuk asetil CoA

dan dihidrolipoil-enzim, yang mengandung dua gugus sulfhidril.

Kelompok sulfhidril sangat berperan mengikat arsen trivial yang

membentuk kelat. Kelat dari dihidrofil-arsenat dapat menghambat

reoksidasi dari kelompok akibatnya bila arsen terikat dengan system

enzim, akan terjadi akumulasi asam piruvat dalam darah.

Arsenat juga memisahkan oksigen dan fosfolirasi pada fase

kedua dari glikolosis dengan jalan berkompetisi dengan fosfat dalam

reaksi gliseraldehid dehidrogenase. Dengan adanya pengikatan arsenat

reaksi gliseraldehid-3-fosfat, akibatnya tidak terjadi proses enzimatik

hidrolisis menjadi 3-fosfogliserat dan tidak memproduksi ATP. Selama

Arsen bergabung dengan gugus –SH, maupun gugus –SH yang

terdapat dalam enzim, maka akan banyak ikatan As dalam hati yang

terikat sebagai enzim metabolik. Karena adanya protein yang juga

mengandung gugus –SH terikat dengan As, maka hal inilah yang

menyebabkan As juga ditemukan dalam rambut, kuku dan tulang.

Karena eratnya As bergabung dengan gugus –SH, maka arsen masih

dapat terdeteksi dalam rambut dan tulang beberapa tahun kemudian.

Toksisitas senyawa arsenik dan sangat bervariasi. Bentuk

organik tampaknya memiliki toksisitas yang lebih rendah daripada

bentuk arsenik anorganik. Penelitian telah menunjukkan bahwa

arsenites (trivalen bentuk) memiliki toksisitas akut yang lebih tinggi

daripada arsenates (pentavalent bentuk). Minimal dosis akut arsenik

yang mematikan pada orang dewasa diperkirakan 70-200 mg atau 1

Page 11: Makalah PAPLC (Logam Berat Arsen)

11

mg/kg/hari. Sebagian besar melaporkan keracunan arsenik tidak

disebabkan oleh unsur arsenik, tapi oleh salah satu senyawa arsen,

terutama arsenik trioksida, yang sekitar 500 kali lebih beracun daripada

arsenikum murni. Gejalanya antara lain: sakit di daerah perut, produksi

air liur berlebihan, muntah, rasa haus dan kekakuan di tenggorokan,

suara serak dan kesulitan berbicara, masalah muntah (kehijauan atau

kekuningan, kadang-kadang bernoda darah), diare, tenesmus, sakit pada

organ kemih, kejang-kejang dan kram, keringat basah, lividity dari

ekstremitas, wajah pucat, mata merah dan berair (www.wikipedia.org,

2009).

Gejala Toksisitas Arsen

1. Toksisitas Akut

Toksisitas akut arsen biasanya memperlihatkan gejala sakit

perut, gejala tersebut disebabkan oleh adanya vasodilatasi

(pelebaran pembuluh darah) yang akan mengakibatkan

terbentuknya vesikel (lepuh) pada lapisan submukose lambung dan

usus. Gangguan tersebut mengakibatkan rasa mual, muntah, diare

(kadang bercampur darah) dan sakit perut yang sangat. Bau napas

seperti bawang putih, diare profus menyebabkan banyak cairan

tubuh keluar sehingga menyebabkan gejala hipontesi. Terjadinya

diare profus menyebabakan banyak larutan protein terbuang keluar

tubuh,sehingga mengakibatkan usus ridak berfungsi normal

(enteropati). Arsen juga dapat menyebabkan peningkatan aktivitas

mitotik pada sel hati. Gas arsenik dapat mengakibatkan hemolisis

dalam waktu 3-4 jam dan mengakibatkan nekrosis tubulus ginjal

akut sehingga terjadi kegagalan ginjal.

Tanda-tanda toksisitas As yang akut juga terlihat jelas ialah

dengan ditemukannya gejala rambut rontok kebotakan (alopesia) ,

tidak berfungsinya saraf tepi yang ditandai dengan kelumpukan

anggota gerak bagian bawah,kaki lemas,persendian tangan lumpuh,

dan daya reflex menurun

Page 12: Makalah PAPLC (Logam Berat Arsen)

12

2. Toksisitas kronis

Terjadinya toksisitas kronis biasanya melibatkan sejumlah

populasi penduduk yang tinggal dalam suatu kawasan pencemarn

lingkungan oleh arsen dari limbah industri pestisida, pabrik kertas,

bubur pulp dan sebagainya. Epidemiologi penyakit toksisitas arsen

kronis terjadi pada sebuah populasi penduduk di Bangladesh yang

mengonsumsi air tanah yang mengandung arsen.

Konsentrasi arsen dalam air tanah pada daerah tersebut

dapat mencapai 10 sampai 1820 mg/l. Gejala akan timbul dalm

waktu 2 sampai 8 minggu sejak penderita mulai mengonsumsi air

yang terkontaminasi tersebut. Gejala yang jelas terlihat adalah

adanya kelainan pada kulit dan kuku, terciri dengan adanya

hyperkeratosis, hiperpigmentasi, dermatitis dengan terkelupasnya

kulit dan adanya warna putih pada persambungan kulit dan kuku.

Toksisitas As kronik juga dapat meningkatkan penyebab

risiko terjadinya kanker pada kulit, paru-paru, hati (liver-

angiosarkoma), kantung kencing, ginjal, dan kolon. Beberapa

kelompok peneliti menyatakan bahwa keracunan kronis As dapat

menyebabkan hepatotoksik hidroarsenicisme (karena mengonsumsi

air minum yang terkontaminasi As), hal tersebut terjadi setelah 1-

15 tahun sejak mengonsumsi air tersebut. Hepatomegali

(pembesaran hati) terjadi pada 76,7% dari 248 pasien yang dirawat

karena kasus toksisitas kronis As ini.

Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan gejala

kerusakan hati ditandai dengan kolestasis, hiperbilirubinemia dan

peningkatan aktivitas enzim alkaline fosfatase yang disertai dengan

tingginya konsentrasi arsenik dalam urine.

Gangguan saraf perifer akan mulai terlihat pada fase lanjut.

Syaraf kaki akan lebih parah dari pada saraf tangan , menyebabkan

kulumpuhan pada saraf motorik dan sensorik. Terlihat

Page 13: Makalah PAPLC (Logam Berat Arsen)

13

kecenderungan terjadinya ulcer (borok) dalam saluran pencernaan,

hepatitis kronis, dan sirosis.

Pada pemeriksaan darah tepi terlihat adanya pansitopeni

(sel darah berkurang), terutama neutropeni (sel darah putih

menurun). Produksi sel darah merah berhenti dan adanya gambaran

basophilic stippling. Anemia yang ada hubungannya dengan

defisiensi asam folat juga terlihat.

Pada penelitian epidemiologi, nyata hubungan antara

toksisitas kronis dari arsen trivial dan arsen pentavalen dengan

ditemukannya kasus kanker paru, kanker limfa, dan kanker kulit.

F. Dampak Paparan Logam Berat Arsen

Sekitar 90% arsen yang diabsorbsi dalam tubuh manusia

tersimpan dalam hati, ginjal, dinding saluran pencernaan, limfa, dan

paru-paru. Juga tersimpan dalam jumlah sedikit dalam rambut dan

kuku serta dapat terdeteksi dalam waktu lama, yaitu beberapa tahun

setelah keracunan kronis. Di dalam darah yang normal ditemukan

arsen 0,2µg/100ml. Sedangkan pada kondisi keracunan ditemukan

10µg/100ml dan pada orang yang mati keracunan arsen ditemukan 60-

90µg/100ml.

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari

permukaan air, tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan

atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah

kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di

tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika

bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

WHO menetapkan ambang aman tertinggi arsen dalam air

tanah sebesar 50 ppb. Air tanah biasa digunakan sebagai sumber air

minum bagi kelangsungan hidup manusia. Salah satu akibat yang

Page 14: Makalah PAPLC (Logam Berat Arsen)

14

merugikan dari arsen adalah apabila dalam air minum mengandung

unsur arsen melebihi nilai ambang batas, yaitu bila kadarnya melebihi

100 ppb dalam air minum. Gejala keracunan kronis yang

ditimbulkannya pada tubuh manusia berupa iritasi usus, kerusakan

syaraf dan sel, kelainan kulit atau melanoma serta kanker usus.

Arsen inorganik telah dikenal sebagai racun manusia sejak

lama, yang dapat mengakibatkan kematian. Dosis rendah akan

mengakibatkan kerusakan jaringan. Bila melalui mulut, pada

umumnya efek yang timbul adalah iritasi saluran makanan, nyeri,

mual, muntah dan diare. Selain itu mengakibatkan penurunan

pembentukan sel darah merah dan putih, gangguan fungsi jantung,

kerusakan pembuluh darah, luka di hati dan ginjal.

G. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Paparan Logam Berat

Arsen.

Usaha pencegahan terjadinya paparan arsen secara umum adalah

pemakaian alat proteksi diri bagi semua individu yang mempunyai

potensi terpapar oleh arsen. Alat proteksi diri tersebut misalnya :

1. Masker yang memadai

2. Sarung tangan yang memadai

3. Tutup kepala

4. Kacamata khusus

Usaha pencegahan lain adalah melakukan surveilance medis,

yaitu pemeriksaan kesehatan dan laboratorium yang dilakukan secara

rutin setiap tahun. Jika keadaan dianggap luar biasa, dapat dilakukan

biomonitoring arsen di dalam urine.

Usaha pencegahan agar lingkungan kerja terbebas dari kadar

arsen yang berlebihan adalah perlu dilakukan pemeriksaan kualitas

udara (indoor), terutama kadar arsen dalam patikel debu. Pemeriksaan

kualitas udara tersebut setidaknya dilakukan setiap tiga bulan.

Page 15: Makalah PAPLC (Logam Berat Arsen)

15

Ventilasi tempat kerja harus baik, agar sirkulasi udara dapat lancar.

Sementara untuk upaya penanggulangan yang bisa dilakukan untuk

mengurangi paparan Arsen diantaranya yaitu :

1. Remidiasi

Adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang

tercemar. Ada dua jenis remidiasi tanah, yaitu in-situ (on-site)

dan ex-situ (off-site)

2. Bioremidiasi

Adalah prosess pembersihan pencemaran tanah dengan bn bbf/

mikroorganisme (jamur,bakteri).

Dan pada kasus keracunan arsen, untuk kasus keracunan akut

perlu segera diberi obat suportif dan simptomatik untuk mencegah

terjadinya gejala neuropati. Pengobatan dengan pemberian

khelasispesifik yaitu BAL. Standar pemberian BAL ialah 3-5 mg/kg

yang diberikan setiap 4 jam selama 2 hari diikuti dengan pemberian

2,5 mg/kg setiap 6 jam selama 2 hari. Kemudian diberikan 2,5 mg/kg

setiap 12 jam selama 1 minggu. Pada periode pemberian pengobatan

tersebut, sampel urine diperiksa setiap 24 jam dan pengobatan segera

dihentikan jika konsentrasi Arsen dalam urine kurang dari 50 mg.

Pengobatan BAL sering diikuti dengan pemberian penisilamin yang

diberikan setiap 6 jam selama 5 hari. Sementara pada kasus keracunan

kronis, tindakan pertama yang dilakukan ialah menghilangkan sumber

kontaminasi dari penderita. Pengobatan sistem kelasi tidak dianjurkan,

karena Arsen mempunyai waktu paruh biologik hanya sekitar 3-4 hari.

H. Permasalahan dan Analisnya

Kasus di teluk buyat

Pada pertengahan tahun 2004, kelompok nelayan setempat

memohonkan penyelidikan independen kepada Pemerintah Indonesia

atas kadar limbah tambang Newmont di Teluk Buyat. Nelayan

Page 16: Makalah PAPLC (Logam Berat Arsen)

16

setempat melihat jumlah ikan yang mati mendadak amat tinggi

disertai dengan pembengkakan yang tak biasa, hilangnya ikan

bandeng muda dan spesies lain di wilayah teluk. Mereka juga

mengeluhkan masalah kesehatan yang tak biasa seperti penyakit kulit

yang tak dapat dijelaskan, tremor, sakit kepala, dan pembengkakan

aneh di leher, betis, pergelangan tangan, bokong, dan kepala.

Penelitian itu menemukan beberapa logam berat seperti arsen,

antimon, merkuri, dan mangan yang tersebar di sana dengan

kepadatan tertinggi di sekitar daerah penimbunan.

Jalur pipa dibangun untuk menyalurkan tailing dari daerah

pertambangan ke teluk yang memanjang sekitar 900 m ke laut dan

menimbun bahan itu pada kedalaman 82 m. Pada bulan Juli 2004,

beberapa lembaga swadaya masyarakat memulai kampanye

mendakwa PT Newmont Minahasa Raya mencemari Teluk Buyat

dengan sengaja, yang menimbulkan efek samping pada kesehatan

warga setempat.

Analisis Kasus

Dari kasus di atas dapat diperoleh informasi sebagai berikut :

1. Sumber pencemar Arsen berasal dari limbah tambang Newmont di

Teluk Buyat yang disebabkan oleh jalur pipa dibangun untuk

menyalurkan tailing dari daerah pertambangan ke teluk yang

memanjang sekitar 900 m ke laut dan menimbun bahan Arsen

pada kedalaman 82 m. Penimbunan bahan Arsen melebihi daya

tampung sehingga menumpuk dan menyebar ke Teluk Buyat.

2. Dampak dari kasus di atas, ikan yang mati mendadak amat tinggi

disertai dengan pembengkakan yang tak biasa, hilangnya ikan

bandeng muda dan spesies lain di wilayah teluk. Mereka juga

mengeluhkan masalah kesehatan yang tak biasa seperti penyakit

kulit yang tak dapat dijelaskan, tremor, sakit kepala, dan

Page 17: Makalah PAPLC (Logam Berat Arsen)

17

pembengkakan aneh di leher, betis, pergelangan tangan, bokong,

dan kepala. Penelitian itu menemukan beberapa logam berat

seperti arsen, antimon, merkuri, dan mangan yang tersebar di sana

dengan kepadatan tertinggi di sekitar daerah penimbunan.

3. Upaya penanggulangan

Beberapa upaya yang dilakukan untuk menanggulangi kasus

pencemaran Arsen di Teluk Buyat yaitu diantaranya dapat

dilakukan bioremediasi dengan busa dan ion ion aktif untuk

mengikat logam berat khususnya Arsen pada air sehingga

diharapkan pencemaran tersebut tidak akan terus terjadi dan

masyarakat tidak mengalami keluhan tentang kesehatan mereka.

Page 18: Makalah PAPLC (Logam Berat Arsen)

18

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Arsen

merupakan logam berat dengan valensi 3 atau 5, dan berwarna metal

(steel-grey). Toksisitas senyawa arsenik dan sangat bervariasi. Bentuk

organik tampaknya memiliki toksisitas yang lebih rendah daripada bentuk

arsenik anorganik. Baik Arsen organik maupun anorganik bilamana

mencemari lingkungan khususnya air dapat mengakibatkan penyakit yang

sifatnya kronis. Penyakit tidak menular yang ditimbulkan dari pencemaran

air oleh Arsen seperti, gangguan mata, perubahan warna pigmen kulit,

liver, ginjal, gangguan saluran pernapasan dan gangguan pembuluh darah.

Cara pencegahan paparan arsen dengan menggunakan alat proteksi diri

dan melakukkan surveilance medis.

2. Saran

Untuk menghindari terjadinya keracunan akibat paparan arsen

melalui air ataupun melalui udara, tanah, biota dan kegiatan industri

lainnya maka yang harus dilakukan adalah menggunakkan alat proteksi

diri , seperti memakai masker, sarung tangan, kacamata dll saat berada di

lingkungan kerja yang berhubungan dengan pertambangan misalnya.

Selain itu melakukan surveilance medis setiap tahun secara rutin. Hal ini

ditujukan agar terjadinya keracunan akibat paparan Arsen dapat ditekan

sehingga tidak menimbulkan banyak korban-korban lain akibat paparan

arsen.

Page 19: Makalah PAPLC (Logam Berat Arsen)

19

DAFTAR PUSTAKA

Darmono .2009 .FarmasiForensikdanToksikologi .Jakarta : UI-Press.

Adnan Agnesa. 2010. MakalahToksikologiIndustri ARSEN. http://kesmas-

unsoed.blogspot.com/2010/10/makalah-toksikologi-industri-arsen.html.30

Maret 2012. diakses pada tanggal 17 September 2012.

Fhazira. 2010. LogamBeratArsen.

http://chitralestari.blogspot.com/2010/09/logam-berat-arsen.html. 30

Maret 2012. diakses pada tanggal 17 September 2012.

Darmono. 2006. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya

dengan Toksikologi Senyawa Logam. Jakarta : UI Press

Wikipedia Bahasa Indonesia. 6 mei 2012.

http://id.wikipedia.org/wiki/Teluk_Buyat. diakses pada tanggal 17

September 2012.

Runtah.com. 23 november 2011. Unsur Arsen. http://runtah.com/unsur-

arsen/. diakses pada tanggal 17 September 2012.

Rohsyid82’s Blog. 12 Februari 2009. Sifat kimia Arsenik.

http://rosyid82.wordpress.com/2009/02/12/sifat-kimia-arsenik/. diakses

pada tanggal 17 September 2012.

Feviliansari. 7 Juli 2011. Arsen.

http://feviliansari.wordpress.com/2011/07/07/arsen/. diakses pada tanggal

17 September 2012.