makalah luka bakar.docx

Upload: riana-azna

Post on 07-Jan-2016

278 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI1BAB 12PENDAHULUAN2A.Latar belakang2B.Rumusan Masalah2C.Tujuan31.Tujuan Umum32.Tujuan Khusus3D.Manfaat3BAB II4TINJAUAN TEORI42.1 DEFINIS LUKA BAKAR42.2PENYEBAB LUKA BAKAR42.2FASE LUKA BAKAR52.3PATOFISIOLOGI72.4FATHWAY102.5JENIS-JENIS LUKA BAKAR102.6LUAS LUKA BAKAR132.7DERAJAT LUKA BAKAR142.8BERATNYA LUKA BAKAR162.9PENANGANAN162.10ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR.16BAB III49PENUTUP49A.Kesimpulan49B.Saran49DAFTAR PUSTAKA50

BAB 1 PENDAHULUANA. Latar belakang Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para dokter. Luka bakar berat menyebabkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibandinqkan dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganannya Pun tinggi.Di Amerika Serikat, kurang lebih 250.000 orang mengalami luka- bakar setiap tahunnya. Dari angka tersebut, 112.000 penderita luka bakar membutuhkan tindakan emergensi, dan sekitar 210 penderita luka bakar meninggal dunia. Di Indonesia, belum ada angka pasti mengenai luka hakar, tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk serta industri, angka luka bakar tersebut makin meningkat.Luka bakar menyebabkan hilangnya integritas kulit dan juga menimbulkan efek sistemik yang sangat kompleks. Luka bakar biasanya dinyatakan dengan derajat yang ditentukan oleh kedalaman luka bakar. Beratnya luka bergantung pada dalam, luas, dan letak luka. Selain beratnya luka bakar, umur dan keadaan kesehatan penderita sebelumnya merupakan faktor yang sangat mempengaruhi prognosis.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan1. Tujuan Umum2. Tujuan KhususD. Manfaat

BAB IITINJAUAN TEORI2.1 DEFINIS LUKA BAKARLuka bakar adalah trauma pada kulit yang disebabkan oleh panas atau suhu tinggi.Luka bakar merupakan luka yang unik diantara bentuk-bentuk luka lainnya karena luka tersebut meliputi sejumlah besar jaringan mati (eskar) yang tetap berada pada tempatnya pada jangka waktu yang lama. Dengan cepat luka bakar akan didiami oleh bakteri pathogen; mengalami eksudasi dengan perembesan sejumlah besar air, protein, serta elektrolit; dan sering kali memerlukan pencangkokan kulit dari bagian tubuh yang lain untuk menghasilkan penutupan luka yang permanen.Mekanisme timbulnya luka bakar dibagi menjadi lima bagian berikut:1. Api : luka bakar yang disebabkan kontak dengan kobaran api.2. Luka bakar cair : luka bakar cair adalah luka bakar yang disebabkan kontak dengan air mendidih, uap panas, dan minyak panas.3. Luka bakar kimia : asam akan menimbulkan panas ketika kontak dengan jaringan organik.4. Luka bakar listrik: luka bakar yang ditimbulkan dari sambaran petir atau aliran listrik. Luka bakar listrik memiliki karakteristik yang unik, sebab sekalipun sumber panas (listrik) berasal dari luar tubuh, kebakaran/kerusakan yang parah justru terjadi di dalam tubuh.5. Luka bakar kontak : kontak langsung dengan obyek panas, misalnya dengan wajan panas atau knalpot sepeda motor

Setiap luka bakar yang luas dapat diikuti dengan shock, baik karena kesakitan atau akibat kehilangan cairan tubuh. shock terjadi karena cairan tubuh sebagian besar dialirkan ke daerah yang terbakar sehingga volume darah yang mengalir ke otak dan jantung berkurang. Pada orang dewasa, luka bakar seluas 20% dari luas permukaan tubuh dapat mengakibatkan shock, sedangkan pada anak-anak shock dapat terjadi bila luas luka bakar l0%.-pedoman untuk memperkirakan luas daerah yang terbakar itu adalah dengan2.2 PENYEBAB LUKA BAKARBerbagai faktor dapat menjadi penyebab luka bakar. Beratnya luka bakar juga dipengaruhi oleh cara dan lamanya kontak dengan sumber panas (misal suhu benda yang membakar, jenis pakaian yang terbakar, sumber panas : api, air panas dan minyak panas), listrik, zat kimia, radiasi, kondisi ruangan saat terjadi kebakaran dan ruangan yang tertutup. Luka bakar dikategorikan menurut mekanisme injurinya meliputi :1. Luka bakar suhu tinggi (Thermal Burn)Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya.( gas, cairan, bahan padat/solid )Luasnya cedera adalah akibat dari intensitas panas (suhu) dan durasi pemajanan.2. Luka bakar listrik Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh.Cedera listrik diklasifikasikan berdasarkan tipe dan kekuatan arus listriknya. Tipe arus, antara lain arus bolak-balik (AC) yang dtemukan dirumah tangga (voltase 110 atau 220) dan arus searah (DC) yang ditemukan diaki mobil dan alat bedah elektro. Kontak dengan AC cenderung menyebbkn kontraksi otot, yang menyebabkan korban sulit untuk melepaskan sumber listrik tersebut. Kontak dengan DC cenderung menyebabkan kontraksi otot tunggal yang keras. Kontak dengan AC cenderung lebih berbahaya daripada kontak dengan DC. Kekuatan arus dibagi menjadi dua kategori. Voltase tinggi, 1000 volt atau lebih, dan voltse rendah dibawah 1000 volt. Voltase tinggi biasanya menyebabkan lebih banyak destruksi jaringan.3. Luka bakar kimiawiLuka bakar kimiawi terjadi ketika substansi kimia beraksi dengan kulit, menyebabkan reaksi kimia. Beberapa absorbasi dapat terjadi dan dapat menyebabkan reaksi sismatik. Hasilnya dapat dikaitkan dengan empat hal: tipe kimiawi ( asam, alkali, atau subtansi organik), lama pemajanan, konsentrasi zat, dan jumlah zat. Reaksi kimia dan cedera dihilangkan dari kulit. Semakin dini tindakan, semakin sedikit kerusakannya. Luka bakar asam menyebabkan nekrosis koagulasi dan pengendapan protein yang membatasi luasnya kerusakan jaringan. Luka bakar alkali menyebabkan kerusakan lebih banyak dari pada luka bakar asam karna zat ini menyebabkan nekrosis yang mencair pada jaringan, denaturasi protein, dan menghilangkan lapisan jaringan, yang memungkinkan penyebaran luas akibatnya luka bakar semakin parah. Subtansi organik menyebabkan kerusakan kutaneus dan dapat di absorpsi, yang menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. 15 zat kimia tertentu seperti asam hidrofluorat dapat menembus ke jaringa subkutan dan dapat menyebabkan kerusakan selama beberapa hari setelah pemajanan.4. Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury)Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.Penyebab luka bakar yang tersering adalah terbakar api langsung yang dapat dipicu atau diperparah dengan adanya cairan yang mudah terbakar seperti bensin, gas kompor rumah tangga, cairan dari tabung pemantik api, yang akan menyebabkan luka bakar pada seluruh atau sebagian tebal kulit. Pada anak, kurang lebih 60% luka bakar disebabkan oleh air panas yang teriadi pada kecelakaan rumah tangga, dan umumnya merupakan luka bakar superfisial, tetapi dapat juga mengenai seluruh ketebalan kulit (derajat tiga).Penyebab luka bakar lainnya adalah pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia. Bahan kimia ini bisa berupa asam atau basa kuat. Asam kuat menyebabkan nekrosis koagulasi, denaturasi protein, dan rasa nyeri yang hebat. Asam hidroklorida mampu menenebus jaringan sampai ke dalam dan menyebabkan toksisitas sistemik yang fatal, bahkan pada luka yang kecil sekalipun. Alkali atau basa kuat yang banyak terdapat dalam rumah tangga antara lain cairan pemutih pakaian (bleaching), berbagai cairan pembersih, dll. Luka bakar yang disebabkan oleh basa kuat akan menyebabkan jaringan mengalami nekrosis yang mencair (liquefactive necrosis). Kemampuan alkali menembus jaringan lebih dalam lebih kuat daripada asam, kerusakan jaringan lebih berat karena sel mengalami dehidrasi dan terjadi denaturasi protein dan kolagen. Rasa sakit baru timbul belakangan sehingga penderita sering terlambat datang untuk berobat dan kerusakan jaringan sudah meluas.2.3 PATOFISIOLOGIKulit adalah organ terluar tubuh manusia dengan luas 0,025 m2 pada anak baru lahir sampai 1 m2 pada orang dewasa. Apabila kulit terbakar atau terpajan suhu tinggi, pembuluh kapiler di bawahnya, area sekitarnya dan Area yang jauh sekali pun akan rusak den menyebabkan permeabilitasnya meningkat. Terjadilah kebocoran cairan intrakapilar ke inrerstisial sehingga terjadi ude dan bula yang mengandung banyak elektrolit. Rusaknya Kulit akibat luka bakar akan mengakibatkan hilangnya fungsi kulit sebagai barier dan penahan penguapan.Kedua penyebab di atas dengan cepat menyebabkan berkurangnya cairan intravaskular. Pada luka bakar yang luasnya kurang dari 20%,mekanisme kompensasi tubuh masih bisa mengatasinya. Bila kulit yang terbakar luas (lebih dari 20%). Dapat terjedi syok hipovolemik disertai gejala yang khas, seperti gelisah, pucat. Dinqin, berkeringat, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi urin berkuranq. Pembengkakan terjadi Perlahan, maksimal terjadi setelah delapan jam.Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia.Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat terjadi kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap panas yang terhirup. Udem laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan napas dengan gejala sesak napas, takipnea, stridor, suara parau, dan dahak berwarna gelap akibat jelaga.Dapat juga terjadi keracunan gas co atau gas beracun lainnya. Karbonmonoksida sangat kuat terikat dengan hemoglobin sehingga hemoglobin tidak mampu lagi mengikat oksigen tanda keracunan ringan yaitu lemas, bingung, pusing mual, dan muntah, pada keracunan yang berat terjadi koma. Bila lebih 60% hemoglobin terikat co, penderita dapat meninggal.Setelah 12-24 jam permeabilitas kapiler mulai membaik dan terjadi mobilisasi serta penyerapan kembali cairan dari ruang interstisial ke pembuluh darah yang ditandai dengan meningkatnya diuresis.Luka bakar umumnya tidak steril. Kontaminasi pada kulit mati yang merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan kuman, akan mempermudah infeksi. Infeksi ini sulit diatasi karena daerahnya tidak tercapai oleh pembuluh kapiler yang mengalami tromosis. Padahal pembuluh ini membawa system pertahanan tubuh atau antibiotic. Kuman penyebab infeksi pada luka bakar, selain berasal dari kulit penderita sendiri, juga dari kontaminsasi kuman saluran napas atas dan dan kontaminsai kuman di lingkungan rumah sakit. Infeksi nosokomial biasanya sangat berbahaya karena kumannya banyak yang sudah resisten terhadap berbagai antibiotik.Pada awalnya, infeksi biasanya disebabkan oleh kaukus gan positif yang berasal dari kulit sendiri atau dari saluran nafas, tetapi kemudian dapat terjadi invasi kuman gram negatif. Pseudomonas aeruginosa yang dapat menghasilkan eksotoksin protese dan toksin lain yang berbahaya, terkenal sangat agresif dalam invasinya pada luka bakar. Infeksi pseudomonas dapat dilihat dari warna hijau pada kasa penutup luka bakar. Kuman memproduksi enzim penghancur keropeng yang bersama dengan eksudasi oleh jaringan granulasi membentuk nanah.Infeksi ringan dan noninvasif(tidak dalam) ditandai dengan keropeng yang mudah lepas dengan nanah yang banyak. Infeksi yang invasi ditandai dengan keropeng yang kering dengan perubahan jaringan di tepi keropeng yang mula-mula sehat menjadi nekrotik; akibatnya, luka bakar yang mula-mula derajat dua menjadi derajat tiga, infeksi kuman menimbulkan vaskulitis pada pembuluh kapiler di jaringan yang terbakar dan menimbulkan trombosis.Bila penderita dapat mengatasi infeksi, luka bakar derajat dua dapat sembuh dengan meninggalkan cacat berupa parut. Penyembuhan ini dimulai dai sisa elemen epitel yang masih vital, misalnya dek kelenjar sebasea, sel asal, sel kelenjar keringat, atau sel pangkal rambut. Luka bakar derajat dua yang dalam mungkin meninggalakan parut hipertrofi yang nyeri gatal, gatal, dan secara estetik sangat jelek.Luka bakar derajat tiga yang dibiarkan sembuh sendiri akan mengalami kontraktur. Bila ini terjadi di persendian, fungsi sendi dapat berkurang atau hilang.Pada luka bakar berat dapat di temukan ileus paralitik. Pada fase akut, peristalsis usus menurun atau berhenti karena syok. Juga peristaltik dapat menurun karena kekurangan ion kalium.Stres atau beban faal serta hipoperfusi daerah splanghikus pada penderita luka bakar berat dapat menyebabkan terjadinya tukak di mukosa lambung atau duodenum dengan gejala yang sama dengan gejala tuak petik. Kelainan ini dikenal dengan sebagai tuak curling ini adalah penyulit perdarahan yang tampil sebagai hematemesis dan atau melena.Fase permulaan luka bakar merupakan fase katabolisme sehingga keseimbangan protein menjadi negatif. Protein tubuh banyak hilang karena eksudasi, metabolisme tinggi, dan mudah terjadi infeksi. Penguapan berlebihan dari kulit yang rusak juga mengeluarkan kalori tambahan. Tenaga yang diperlukan tubuh pada fase ini terutama di dapat dari pembakaran protein dari otot skelet. Oleh karena itu, penderita menjadi sangat kurus, otot mengecil, dan berat badan menurun. Kecacatan akibat luka bakar bisa sangat hebat, terutama bis mengenai wajah. Penderita mungkin mengalami beban kejiwaan berat akibat cat tersebut, sampai bisa menimbulkan gangguan jiwa yang disebut schizoprenia postburn.

2.4 FATHWAYVasodilatasi pembuluh darah kapilerPenguatan meningkatJaringan saraf terbukaKerusakan Integritas KulitKehilangan barrier kulitPembuluh darah terbukaProses inflamasi(Respon tubuh) Jaringan kulit terbukaKulitIntoleransi AktivitasKelemahan fisikHipoksia JaringanSuplai O2 ke jaringan Hb tidak dapat mengikat O2Konsentrasi CO dalam Hb meningkat Bersihan jalan napas tidak efektifPenumpukan secretPengeluaran secret Inflamasi jalan napasObstruksi jalan napasOedema laring Kerusakan mukosa saluran napasKeracunan gas COSaluran NapasDestruksi JaringanKoagulasi selRadiasiChemical BurnThermal BurnSaluran NapasSaluran NapasElectrical burn

2 Voltase Tinggi > 1000 Watt

Denaturasi protein/ ionisasi selMasuk jantung

Lisis Sel

Kerusakanpertukaran gas

Nekrosis Jantung

3 Afterload

4 5

6 Gangguan perfusi jaringan Resiko Infeksi

Respon sistemikPeningkatan respon nyeri

Respon pada Hipotalamus

Gangguan rasa nyaman nyeri

7

HipotermiGangguan Termoregulasi

Ekstravasi/perpindahan natrium, H2O, dan protein dari ruang intravaskuler ke ruang intersisial

KonstipasiPenurunan Peristaltik UsusMetabolisme Gastrointestinal menurunPenurunan aliran darah ke GastrointestinalPenurunan Curah JantungVasokontriksi periferHormon Kortikoadrenal pelepasan ketokolaminRespon stress massif, aktivitas system saraf simpatisSyok luka bakarKekurangan Volume CairanHipovolemia

Tekanan onkotik turun

Syok luka bakar

hipovelemia

Respons stres masif, aktivitas System saraf simpatisKekurangan volumecairan

Hormon kortikoadrenal pelepasan ketokolaminanPenurunan aliran darah ke gastrointestinal

Metabolisme gastrointestinal menurun

Vasokontriksi perifer

Penurunan curah jantungPenurunan peristaltik usus

konstipasi

2.5 TANDA DAN GEJALA1. Kedalaman Luka BakarKedalaman luka bakar ditentukan oleh tingginya suhu dan lamanya pajanan suhu tinggi. Selain api yang langsung menjilat tuhuh, baju yang ikut terbakar juga memperdalam luka bakar. Bahan baju yang paling aman adalah yang terbuat dari bulu domba (wol).Bahan sintetis, seperti nilon dan dakron, selain mudah terbakar juga mudah lumer oleh suhu tinggi, lalu menjadi lengket sehingga memperberat kedalaman luka bakar.Luka bakar derajat 1 dinamakan superficial burn atau luka bakar permukaan.Luka bakar ini tidak terlalu serius dan hanya mengenai lapisan kulit bagian atas, tetapi sering disertai pembentukan vesikel atau gelembung berisi cairan. Luka bakar derajat satu hanya mengenai epidermis dan biasanya sembuh dalam 5-7 hari; misalnya tersengat matahari. Luka tampak sebagai eritema dengah keluhan rasa nyeri atau hipersensitivitas setempat. Luka bakar derajat 2 dinamakan partial thickness burn atau luka bakar parsial. Luka bakar derajat dua mencapai kedalaman dermis, tetapi masih ada elemen epitel sehat yang tersisa. Elemen epitel tersebut, misalnya sel epitel basal, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan pangkal rambut. Dengan adanya sisa sel epitel ini, luka dapat sembuh sendiri dalam dua sampai tiga minggu. Gejala yang timbul adalah nyeri, gelembung, atau bula berisi cairan eksudat yang keluar dari pembuluh karena permeabilitas dindingnya meningkat.Luka bakar derajat 3 dinamakan full thickness burn. Luka bakar ini mengenai seluruh ketebalan kulit. Struktur di bawah kulitpun sering mengalami kerusakan. Sekalipun demikian kulit tidak lenyap,musnah,atau hilang atau hilang tetapi rusak. Luka bakar derajat tiga meliputi seluruh kedalaman kulit dan mungkin subkutis, atau organ yang lebih dalam. Tidak ada lagi elemen epitel hidup tersisa yang memungkinkan penyembuhan dari dasar luka biasanya diikuti dengan terbentuknya eskar yang merupakan jaringan nekrosis akibat denaturasi protein jaringan kulit. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kesembuhan harus dilakukan skin grafting. Kulit tampak pucat abu-abu gelap atau hitam, dengan permukaan lebih rendah dari jaringan sekeliling yang masih sehat. Tidak ada bula dan tidak terasa nyeri.Orang yang mengalami luka bakar derajat 4 terlihat hitam, seperti arang,dan nekrotik,Derajat empat yaitu luka bakar yang merusak tulang, otot, dan jaringan dalam, serta luka bakar akibat sengatan arus listrik yang menyebabkan robeknya jaringan. Sebagian besar luka bakar merupakan kombinasi dari ketiga derajat di atas.Pada bagian pinggir,sering terjadi luka bakar superficial,sedangkan pada pusatnya,pada tempat terjadinya kontak,timbul parsial atau full thickness burn. 2. Luas Luka BakarLuas luka bakar dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh tubuh, pada orang dewasa digunakan rumus 9", yaitu luas kepala dan leher, dada, punggung, perut, pinggang dan bokong, ekstremitas atas kanan, ekstremitas atas kiri, paha kanan, paha kiri, tungkai dan kaki kanan, serta tungkai dan kaki kiri masing-masing 9% sisanya % adalah daerah genitalia. Rumus ini membantu untuk menaksir luasnya permukaan tubuh yang terbakar pada orang dewasa.Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif permukaan kepala anak lebih besar. Karena perbandingan luas permukaan bagian tubuh anak kecil berbeda, dikenal rumus 10 untuk bayi dan rumus 10-15-20 untuk anak.Untuk anak, kepala dan leher 15%, badan depan dan belakang masing-masing 20%, ekstremitas atas kanan dan kiri masing-masing 10%, ekstremitas bawah kanan dan kiri masing-masing 15%

Luas luka bakarA. Rumus lO untuk bayiB. Rumus l0-15-20 untuk anakC. Rumus 9 untuk orang dewasa3. Beratnya Luka BakarDalam menentukan berat luka bakar adalah berdasarkan pada luas ukuran dan kedalaman. Ada terdapat tiga kategori dalam menentukan berat luka bakar; mayor, modrat, minor.a. Luka bakar mayorTerdapat satu atau lebih kriteria :1) Luka bakar derajat III lebih dari 10% luas permukaan tubuh2) Luka bakar derajat dua lebih dari 25% luas permukaan tubuh pada orang dewasa dan lebih dari 20% pada anak anak.3) Luka bakar terdapat pada tangan, muka, kaki, atau genetalia.4) Luka bakar dengan komplikasi fraktur, atau gangguan pernapasan.5) Luka bakar elektrik.b. Luka bakar Moderat 1) Luka bakar 2% sampai 10% luas permukaan tubuh.2) Luka bakar derajat II 15% sampai 25% luas permukaan tubuh pada orang dewasa dan lebih dari 10% samapi 20% pada anak.c. Luka bakar minor1) Luka bakar derajat III kurang dari 2% luas permukaan tubuh.2) Luka bakar derajat II kurang dari 15% luas permukaan tubuh pada orang dewasa dan lebih dari 10% pada anak.3) Dalam melakukan pengkajian yang harus menjadi pertimbangan secara khusus adalah lokasi luka bakar : muka, tangan, kaki, dan genetalia karena kemungkinan hilangnya fungsi.

Luka bakar biasanya dinyatakan dengan derajat yang ditentukan oleh kedalaman luka bakar. Walaupun demikian, beratnya luka bergantung pada dalam, luas, dan letak luka Umur dan keadaan kesehatan penderita sebelumnya akan sangat memengaruhi prognosis.Selain dalam dan luasnya luka bakar, prognosis dan penanganan ditentukan oleh letak luka, usia, dan keadaan kesehatan penderita. Perawatan daerah perineum, ketiak, leher, dan tangan sulit, antara lain karena mudah mengalami kontraktur. Bayi dan orang usia lanjut daya kompensasinya lebih rendah, maka bila terbakar digolongkan ke dalam golongan berat.4. FASE LUKA BAKARa. Fase akut.Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gnagguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama penderiat pada fase akut.Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera termal yang berdampak sistemik. b. Fase sub akut.Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan:1) Proses inflamasi dan infeksi.2) Problempenuutpan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ organ fungsional.3) Keadaan hipermetabolisme.c. Fase lanjut.Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menunjang diagnosaadalah :1. Hitung darah lengkap Peningkatan MHT awal menunjukan hemokonsentrasi sehubung dengan perpindahan atau kehilngan cairan. Selanjutnya menurunnya Hb dan Ht dapat terjadi sehubungan dengan kerusakan oleh panas terhadap endothelium pembuluh darah.2. Sel darah putih Leukosit dapat terjadi sehubungan dengan kehilangan sel pada sisi luka dan respon inflamasi terhadap cidera.3. GDA Dasar penting untuk kecurigaan cidera inhalasi.4. CO Hbg Peningkatan lebih dari 15 % mengindikasikan keracunan CO cidera inhalasi.5. Elektrolit serum: Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cidera jaringan/ kerusakan SDm dan penurunan fungsi ginjal.6. Natrium urine randomLebih besar dari 20 MEqL mengindikasikan kelebihan resusitasi cairan, kurang dari 10 MEq / L menduga ketidak adekuatan resusitasi cairan.7. Glukosa serumRasio albumin / globulin mungkin terbalik sehubungan dengan kehilangan protein pada edema cairan.8. Albumin serumPeningkatan glukosa serum menunjukan respon stress.9. BUN kreatininPeningkatan BUN menujukan penuruna fungsi- fungai ginjal.10. UrineAdanya albumin, Hb dan mioglobulin menunjukan kerusakan jaringan dalam dan kehilangan protein.11. Foto roentgen dadaDapat tampak normal pada pansca luka bakar dini meskipun dengan cidera inhalasi, namun cidera inhalasi yang sesungguhnya akan ada pada saat progresif tanpa foto dada.12. Bronkopi serat opticBerguna dalam diagnosa luas cidera inhalasi, hasil dapat meliputi edema, perdarahan dan/ tukak pada saluran pernafasan atas13. Loop aliran volumeMemberikan pengkajian non invasive terhadap efek / luasnya cidera inhalasi14. Scan paruMungkin dilakukan untuk menentukan luasnya xidera inhalasi15. EKGTanda iskemia miokardiak disritmia dapat terjadi pada luka bakar listrik16. Foto grafi luka bakarMemberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar selanjutnya2.7 KOMPLIKASI1. InfeksiInfeksi merupakan masalah utama. Bila infeksi berat, maka penderita dapat mengalami sepsis. Berikan antibiotika berspektrum luas, bila perlu dalam bentuk kombinasi. Kortikosteroid jangan diberikan karena bersifat imunosupresif (menekan daya tahan), kecuali pada keadaan tertentu, misalnya pda edema larings berat demi kepentingan penyelamatan jiwa penderita.2. Curlings ulcer (ulkus Curling)Ini merupakan komplikasi serius, biasanya muncul pada hari ke 510. Terjadi ulkus pada duodenum atau lambung, kadang-kadang dijumpai hematemesis. Antasida harus diberikan secara rutin pada penderita luka bakar sedang hingga berat. Pada endoskopi 75% penderita luka bakar menunjukkan ulkus di duodenum.3. Gangguan Jalan nafasPaling dini muncul dibandingkan komplikasi lainnya, muncul pada hari pertama. Terjadi karena inhalasi, aspirasi, edema paru dan infeksi. Penanganan dengan jalan membersihkan jalan nafas, memberikan oksigen, trakeostomi, pemberian kortikosteroid dosis tinggi dan antibiotika.4. KonvulsiKomplikasi yang sering terjadi pada anak-anak adalah konvulsi. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan elektrolit, hipoksia, infeksi, obat-obatan (penisilin, aminofilin, difenhidramin) dan 33% oleh sebab yang tak diketahui.5. KontrakturMerupakan gangguan fungsi pergerakan.6. Ganguan Kosmetik akibat jaringan parut

2.8 PENANGANAN

2.9 ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR.1. PENGKAJIANa. Anamnesa1) Identitas2) Identitas kliena) Nama:b) Umur: Umur seseorang tidak hanya mempengaruhi hebatnya luka bakar akan tetapi anak dibawah umur 2 tahun dan dewasa diatsa 80 tahun memiliki penilaian tinggi terhadap jumlah kematian. b. Keluhan utamaKeluhan utama yang dirasakan oleh klien luka bakar adalah nyeri, sesak nafas. Nyeri dapat disebabkan karena iritasi terhadap saraf. Dalam melakukan pengkajian nyeri harus diperhatikan paliatif, severe, time, quality (p,q,r,s,t). sesak nafas yang timbul beberapa jam / hari setelah klien mengalami luka bakardan disebabkan karena pelebaran pembuluh darah sehingga timbul penyumbatan saluran nafas bagian atas, bila edema paru berakibat sampai pada penurunan ekspansi paru.

c. Riwayat Kesehatan1) Riwayat penyakit sekarangGambaran keadaan klien mulai tarjadinya luka bakar, penyabeb lamanya kontak, pertolongan pertama yang dilakuakn serta keluhan klien selama menjalan perawatanketika dilakukan pengkajian. Apabila dirawat meliputi beberapa fase : fase emergency (48 jam pertama terjadi perubahan pola bak), fase akut (48 jam pertama beberapa hari / bulan ), fase rehabilitatif (menjelang klien pulang).2) Riwayat penyakit masa laluMerupakan riwayat penyakit yang mungkin pernah diderita oleh klien sebelum mengalami luka bakar. Resiko kematian akan meningkat jika klien mempunyai riwayatpenyakit kardiovaskuler, paru, DM, neurologis, atau penyalagunaan obat dan alkohol.3) Riwayat penyakit keluargaMerupakan gambaran keadaan kesehatan keluarga dan penyakit yang berhubungan dengan kesehatan klien, meliputi : jumlah anggota keluarga, kebiasaan keluarga mencari pertolongan, tanggapan keluarga mengenai masalah kesehatan, serta kemungkinan penyakit turunan.d. Pola ADL (Activity Daily Living)1) Aktifitas/istirahat: Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.2) Sirkulasi: Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi (syok); penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera; vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar).3) Eliminasi: Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam; diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising usus/tak ada; khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres penurunan motilitas/peristaltik gastrik.4) Makanan/cairan: Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.5) Neurosensori: Gejala: area batas; kesemutan, Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon dalam (RTD) pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik); laserasi korneal; kerusakan retinal; penurunan ketajaman penglihatan (syok listrik); ruptur membran timpanik (syok listrik); paralisis (cedera listrik pada aliran saraf).6) Nyeri/kenyamanan:Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara respon pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak nyeri.7) Pernafasan: Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan cedera inhalasi). Tanda: serak; batuk mengii; partikel karbon dalam sputum; ketidakmampuan menelan sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera inhalasi. Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada; jalan nafas atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme, oedema laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema paru); stridor (oedema laringeal); sekret jalan nafas dalam (ronkhi).8) Keamanan:Tanda:a) Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka.Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian kapiler lambat pada adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan kehilangan cairan/status syok.b) Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan variase intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong; mukosa hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring posterior;oedema lingkar mulut dan atau lingkar nasal.c) Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab. Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seperti kulit samak halus; lepuh; ulkus; nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara mum ebih dalam dari tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan dapat berlanjut sampai 72 jam setelah cedera.d) Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran masuk/keluar (eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal tubuh tertutup dan luka bakar termal sehubungan dengan pakaian terbakar.Adanya fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot tetanik sehubungan dengan syok listrik).e. Riwayat psiko-sosialPada klien dengan luka bakar sering muncul masalah konsep diri body image yang disebabkan karena fungsi kulit sebagai kosmetik mengalami gangguan perubahan. Selain itu juga luka bakar juga membutuhkan perawatan yang laam sehingga mengganggu klien dalam melakukan aktifitas.Hal ini menumbuhkan stress, rasa cemas, dan takut.f. Pemeriksaan kulitMerupakan pemeriksaan pada darah yang mengalami luka bakar (luas dan kedalaman luka).Prinsip pengukuran persentase luas uka bakar menurut kaidah 9 (rule of nine lund and Browder) sebagai berikut :

Bagian tubuh1 th5 thDewasa

Kepala leher18%14%9%

Ekstrimitas atas (kanan dan kiri)18%18%18 %

Badan depan18%18%18%

Badan belakang18%18%18%

Ektrimitas bawah (kanan dan kiri)32%32%36%

Genetalia1%1%1%

2. Diagnosa Keperawatan1. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan keracunan karbon monogsida, inhalasi asap dan obstruksi saluran nafas atas.2. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan edema dan efek inhalasi asap .3. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan penurunan suplai O2 ke jaringan dan interupsi aliran darah arteri / vena.4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan kehilangan cairan akibat evaporasi dari daerah luka bakar.5. Diangnosa keperawatan: hipotermia yang berhubungan dengan gangguan mikro sirkulasi kulit dan luka yang terbuka.6. Diangnos keperawatan: nyeri yang berhubungan dengan cedera jaringan dan syaraf serta dampak emosional cedera.7. Resiko infeksi berhubungan dengan kehilangan barrier kulit dan terganggunya respon imun.8. Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan permukaan kulit sekunder destruksi lapisan kulit.9. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan ketahanan dan kekuatan otot.10. Konstipasi berhubungan dengan Penurunan peristaltic usus akibat penurunan aliran darah ke gastrointestinal.11. Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan hipovelemia dan peningkatan afterload akibat disfungsi konduksi listrik

2. Diagnosis KeperawatanBerdasarkan data-data hasil pengkajian, diagnosis keperawatan yang menjadi prioritas dalam asuhan keperawatan di ruang rawat darurat pada cedera luka bakar, meliputi hal-hal berikut ini.1. Aktual/risiko gangguan pertukaran gas b.d. keracunan karbon monoksida, inhalasi asap dan obstruksi saluran napas atas.2. Aktual/risiko bersihan jalan napas tidak efektif b.d. edema dan efek dari inhalasi asap.3. Aktual/risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit b.d. peningkatan permeabilitas kapiler dan kehilangan cairan akibat evaporasi dari daerah luka bakar.4. Aktual/risiko hipotermia b.d. gangguan mikrosirkulasi kulit dan luka yang terbuka.5. Nyeri b.d. hipoksia jaringan, cedera jaringan, serta saraf dan dampak emosional dari luka bakar.6. Kecemasan b.d. ketakutan dan dampak emosional dari luka bakar.Rencana KeperawatanTujuan utama fase darurat/resusitasi dalam perawatan luka bakar mencakuppemeliharaan saluran napas yang paten, ventilasi, dan oksigenasi jaringan; pencapaian keseimbangan cairan serta elektrolit yang optimal dan perfusi organorgan vital; pemeliharaan suhu tubuh yang normal; rasa nyeri serta ansietas yang minimal; dan tidak adanya komplikasi yang potensial.NODiagnosaTujuan IntervensiRasional

1Aktuak atau resiko gangguan petukaran gas b.d keracunakn kkarbon monoksida in,inhalasi asap dan obstrubsi saluran nafas atas Dalam waktu 1x 24jam gangguan pertukaran gas teratasi Kriteria hsil : 1. Pasien tidak sedak nafas2. RR dalam rentanng nomal sesuai vaktor usia3. pemeriksaan gas arteri pH 7,40+- 0,005,HCO3 24+- 2mEq/L, an paCO, 40 mmHg1. Kaji faktor penyebab gangguan pertukaran gas.Pemeriksaan untuk mengkaji pertukaran gas yang adekuat dan bersihan saluran napas merupakan aktivitas keperawatan yang esensial. Frekuensi, kualitas, dandalamnya respirasi harus dicatat. Paru-paru diauskultasi untuk mendeteksi suara tambahan (abnormal). Di samping pengkajian keperawatan terhadap status respirasi, oksimeter denyut nadi dapat digunakan untuk memantaukadar oksigen dalam darah arterial. Pemakaian oksimeterdenyut nadi pada pasien luka bakar memiliki kekurangan, yaitu perfusi jaringan yang buruk, serta edemamempersulit pemeriksa untuk mendapatkan signal yang akurat, dan oksimeter tidak dapat membedakan karboksil hemoglobin dengan oksihemoglobin

2. monitor TTVPerubahan TTV akan memberikan dampak pada risikoasidosis yang bertambah berat dan berindikasi padaintervensi untuk secepatnya melakukan koreksi asidosis.

Beri oksigen 4l/menit dengan metode kanul atau sungkup non rebreathingTerapi pemeliharaan untuk kebutuhan asupan oksigenasi.

Istirahatkan pasien dengan posisi fowler.Posisi fowler akan meningkatkan ekspansi paru optimal.Istirahat akan mengurangi kerja jantung, meningkatkandan menurunkan tekanan darah.

Ukur intake dan output.Penurunan curah jantung, mengakibatkan gangguanperfusi ginjal, retensi atrium/air dan penurunan urine output.

Manajemen lingkungan: lingkungan tenang danbatasi pengunjung.Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus nyerieksternal dan pembatasan pengunjung akan membantumeningkatkan kondisi O, ruangan yang akan berkurang apabila banyak pengunjung yang berada di ruangan.

kolaborasiBerikan bikarbonat.jika penyebab masalah adalah masukan klorida, maka pengobatannya adalah ditujukan pada menghilangkansumber klorida.

Pantau data laboratorium analisis gas darahberkelanjutanTujuan intervensi keperawatan pada asidosis metabolik adalah meningkatkan pH sistemik sampai ke batas yang aman, dan menanggulangi sebab-sebab asidosis yang mendasarinya. Dengan monitoring perubahandari analisa gas darah berguna untuk menghindari komplikasi yang tidak diharapkan.

2

Aktual/resiko bersihan jalan nafas tidak efektif b.d edema dan efek dari inflasi asap.Dalam waktu 1 X 24Jam paskah bedah hati, kebersihan jalan nafas pasien tetap optimalKriteria evaluasi:1. Jalan nafas bersih, tidak adanya obstruksi pada jalan nafas.2. Suara nafas normal tidak ada bunyi nafas tambahan seperti stridor.3. Tidak adanya penggunaan oto bantu nafas.4. RR dalam rentang normal sesuai tingkat usia, misalnya pada dewasa 12-20X/menitKaji dan monitor jalan napas.Deteksi awal untuk interpretasi intervensi selanjutnya.Salah satu cara untuk mengetahui apakah pasien bernapasatau tidak adalah dengan menempatkan telapak tangan diatas hidung dan mulut pasien untuk merasakan hembusannapas. Gerakan toraks dan diafragma tidak selalu menandakan nasien bernaoas.

1. Tempatkan pasien di bagian resusitasi2. Untuk memudahkan dalam melakukan monitoring statuskardiorespirasi dan intervensi kedaruratan.

3. Beri oksigen 4m/menit dengan metode kanul atausungkup non-rebreathing.3. Pemberian oksigen dilakukan pada fase awal pascabedah.Pemenuhan oksigen dapat membantu meningkatkanPaO, di cairan otak yang akan memengaruhi pengaturan pernafasan

4. Lakukan tindakan kedaruratan jalan napas agresif4. Tindakan perawatan pulmoner yang agresif, termasuktindakan membalikkan tubuh pasien, mendorongpasien untuk batuk serta bernapas dalam, memulaiinspirasi kuat yang periodik dengan spirometri, danmengeluarkan timbunan sekret melalui pengisapan trakeajika diperlukan. Semuanya ini merupakan tindakanyang penting terutama pada pasien luka bakar dengancedera inhalasi. Pengaturan posisi tubuh pasien untukmengurangi kerja pernapasan, menir-rgkatkan ekspansidada yang maksimal, dan pemberian oksigen yangdilembapkan atau pelaksanaan ventilasi mekanis dapatmenurunkan lebih lanjut stres metabolik dan memastikanoksigenasi jaringan yang'adekuat. Asepsis dipertahankanmelalui perawatan untuk menghindari kontaminasipada traktus respiratorius dan mencegah infeksi yangmeninskatkan kebutuhan oksisen rnetabolik.

3.Aktual/resik bersihan jalan nafas tidak efektif b.d edema dan efek dari inflasi asap.Bersihkan sekresi pada jalan napas dan lakukansuctioning apabila kemampuan mengevakuasi sekrettidak efektif.Kesulitan pernapasan dapat terjadi akibat sekresi lendiryang berlebihan. Membalikkan pasien dari satu sisi kesisi lainnya memungkinkan cairan yang terkumpul untukkeluar dari sisi mulut. |ika gigi pasien mengatup, mulutdapat dibuka secara manual, tetapi hati-hati dengan spatellidah yang dibungkus kasa.Mukus yang menyumbat faring atau trakea diisapdengan ujung pengisap faringeal atau kateter nasal yang dimasukkan ke dalam nasofaring atau orofaring.

Instruksikan pasien untuk pernapasan dalam danmelakukan batuk efektif.Pada pasien luka bakar disertai inhalasi asap dengantingkat toleransi yang baik, maka pernapasan diafragmadapat meningkatkan ekspansi paru. Untuk memperbesarekspansi dada dan pertukaran gas, beragam tindakanseperti meminta pasien unfuk menguap atau denganmelakukan inspirasi makimal.Batuk juga didorong untuk melonggarkan sumbatanmukus.

Evaluasi dan monitor keberhasilan intervensipembersihan jalan napas.Apabila tingkat toleransi pasien tidak optimal, makalakukan kolaborasi dengan tim medis untuk segeradilakukan terapi endoskopik atau pemasangan tamponadebalon.

3.Aktual/resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit b.d peningkatan permeabilitas kapiler dan kehilangan cairan akibat evaporasi dari luka bakar.1. Tujuan: dalam waktu 1X24 jam tidak terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit Kriteria hasil:1. Pasien tidak mengeluh pusing ttv dalam batas normal, kesadaran optimal, urine > 600 ml/hari.2. Membran mukosa lembap, turgor kulit normal, CRT