makalah kesehatan agropolitan
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Tugas makalah
KESEHTANA GROPOLITAN
DISUSUSN OLEH
NAMA : OSIN MANGOPA
SATAMBUK : 501110111
KELAS : EPIDEMOLOGI
FAKULTAS KESEHATN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GORONTALO
2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG......................................................................................B. Rumusan Masalah..............................................................................................C. Tujun.....................................................................................................……….
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) ……….................................…3
2.2 Pentingnya Pemeliharaan Tenaga Kerja...................................................8
2.3 Kegiatan Pemeliharaan Tenaga Kerja......................................................9
2.4 Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan K3) Dan Keamanan ..............102.5 Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan...................................................12
2.6 Manfaat Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga
Kerja Wanita............................................................................................17
BAB III: PENUTUP…………………………………………………………20
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………..20
3.2 Saran……………………………………………………………………20
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...21
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan izin dan kuasa-Nyalah, serta nikmat kesehatan, kekuatan dan kemampuan, yang telah diberikan kepada Saya untuk menyelesaikan Makalah ini.
Dalam penyusunan Makalah ini. Saya menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat didalamnya, untuk itu saran dan kritikkan yang sifatnya membangun sangat Saya harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan Makalah Pemeliharaan KESEHATAN AGROPOLITAN
Ucapan terimah kasih tak lupa Kami sampaikan yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk kepada Kami, rekan-rekan mahasiswa , dan khususnya dosen pengampuh mata kuliah yang turut membantu Kami dalam pembuatan Makalah yang sebelumnya telah dilakukan pengarahan.
Akhirnya Kami berharap agar makalah ini dapat diterima dan berguna bagi siapa saja, yang membaca, baik sebagai penambah pengetahuan atau diterapkan dalam pelaksanaan tugas dimasa mendatang.
Semoga Allah SWT memberkahi kita semua Amin.....
Penyusun
Osin Mangopa
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan dan sejarah konsep pembangunan wilayah mengalami
perubahan yang dinamis.Pertama, dimulai dengan konsep teori central place dari
Christaller pada tahun 1933. Konsep ini bertujuan ingin menjelaskan pilihan-
pilihan lokasi untuk sektor-sektor publik dan pribadi, serta dimana posisi
pemerintah mengambil keputusan sehingga menghasilkan alokasi yang optimal
bagi berbagai fungsi layanan ekonomi. Kedua, konsep neoklasik. Konsep ini
menyatakan bahwa penggunaan sumberdaya dapat menjadi optimum dan
distribusi pendapatan dan pertumbuhan antar wilayah akan merata apabila
mekanisme pasar berfungsi sebagaimana mestinya.Ketiga, teori growth pole.
Konsep ini berkembang di Perancis pada tahun 1950 dimana suatu industri
tertentu perlu dikembangkan dengan berbagai fasilitas pendukungnya sehingga
menstimulasi berbagai aktifitas ekonomi di wilayah sekitarnya.Keempat, teoriex
port base. Teori berkembang di Amerika Serikat pada awal dekade lima
puluhan, dimana pertumbuhan wilayah dipicu oleh permintaan eksternal.
Selanjutnya pendapatan yang diterima dari ekspor digunakan untuk
menstimulasi permintaan internal dan pertumbuhan wilayah.Kelima,centre-periph
ery-m odels. Model dicetuskan oleh Gunard Myrdal pada tahun 1957 sebagai
pertanyaan terhadap penerapan model neoklasik di negara berkembang. Myrdal
mengatakan bahwa negara berkembang tidak mungkin berdampingan dengan
negara maju dalam kerangka mekanisme pasar, karena akan menghasilkan
kesenjangan yang makin parah. Model Myrdal baru diakui pada awal tujuh
puluhan sebagai paradigma baru pembangunan. Myrdal menginginkan feri- feri
harus memperoleh perhatian yang proporsional agar kesenjangan dapat
dihentikan.
RUANG LINGKUP KESEHATAN AGROPOLITAN
Pengembangan wilayah, pembangunan berkelanjutan, kualitas hidup,
pencemaran lingkungan dan kesehatan lingkungan pertanian.
HUBUNGAN PERTANIAN DAN KESEHATAN
Kemampuan manusia untuk mengubah atau memodifikasi kualitas
lingkungannya tergantung sekali pada taraf sosial budayanya. Masyarakat yang
sudah maju sosial budayanya dapat mengubah lingkungan hidup sampai ke taraf
yang irreversibel. Gunung-gunung dapat dibelah atau dipotong sesuai dengan
keperluannya. Hutan dapat diubah menjadi kota dalam waktu yang singkat
menjadi kawasan agropolitan.
Apabila modifikasi lingkungan dilakukan sedemikian rupa sehingga alam
tidak dapat lagi mempertahankan keseimbangannya, maka akan terjadi hal-hal
yang tidak kita inginkan. Misalnya, contoh yang tidak asing lagi ialah apabila area
hutan yang dibuka terlalu luas, banjir akan terjadi di waktu hujan karena tanah
tidak dapat lagi menahan air disebabkan akar-akar tumbuhan sudah terlalu
banyak berkurang.
A. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Agropolitan Kesehatan?
b. Apa Permasalahan Kawasan Agropolitan?
c. Apa Pengertian Pembangunan Berkelanjutan ?
d. Bagaimana prinsip-prinsip Pengembangan?
B. Tujuan
Agar Mahasiswa lebih memahami dan memperdalam tentang ilmu
Kesehatan Agropolitan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP AGROPOLITAN
Agropolitan Adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang karena
berjalannya sistem dan usaha sehingga mampu melayani dan mendorong
peningkatan pembangunan pertanian di wilayah sekitarnya. Friedmann dan
Douglass (1978)
Konsep Agropolitan merupakan pendekatan bottom up terhadap
pembangunan. Dalam konsep agropolitan, petani atau masyarakat desa tidak
perlu harus pergi ke kota untuk mendapatkan pelayanan produksi, sosial dan
budaya, pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Daerah Agropolitan adalah kota-kota kecil di daerah pedesaan yang
melaksanakan:
o pembangunan pertanian,
o industrialisasi pedesaan,
o pembangunan pusat-pusat pelayanan
o pengembangan lapangan kerja dibidang off farm
Konsep pembangunan agropolitan diangkat dari pemikiran Myrdal dalam
konteks yang lebih spesifik, yakni keadaan negara-negara Asia yang umumnya
berpenduduk padat, serta sistem pertaniannya labor intensive dalam skala usaha
kecil. Friedmann menstimulasi berbagai aktifitas ekonomi di wilayah
sekitarnya.Keempat, teoriex port base. Teori berkembang di Amerika Serikat
pada awal dekade lima puluhan, dimana pertumbuhan wilayah dipicu oleh
permintaan eksternal. Selanjutnya pendapatan yang diterima dari ekspor
digunakan untuk menstimulasi permintaan internal dan pertumbuhan
wilayah.Kelima,centre-periph ery-m odels. Model dicetuskan oleh Gunard Myrdal
pada tahun 1957 sebagai pertanyaan terhadap penerapan model neoklasik di
negara berkembang. Myrdal mengatakan bahwa negara berkembang tidak
mungkin berdampingan dengan negara maju dalam kerangka mekanisme pasar,
karena akan menghasilkan kesenjangan yang makin parah. Model Myrdal baru
diakui pada awal tujuh puluhan sebagai paradigma baru pembangunan. Myrdal
menginginkan feri- feri harus memperoleh perhatian yang proporsional agar
kesenjangan dapat dihentikan.
Pembangunan pertanian tidak terlepas dari pengembangan kawasan
pedesaan yang menempatkan pertanian sebagai penggerak utama
perekonomian. Lahan, potensi tenaga kerja, dan basis ekonomi keluarga
pedesaan menjadi faktor utama pengembangan pertanian. Saat ini disadari
bahwa pembangunan pertanian tidak saja bertumpu di desa tetapi juga
diperlukan integrasi dengan kawasan dan dukungan sarana serta prasarana
yang tidak saja berada di pedesaan.
Struktur perekonomian wilayah merupakan faktor dasar yang mem-
bedakan suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Perbedaan tersebut sangat erat
kaitannya dengan kondisi dan potensi suatu wilayah dari segi fisik lingkungan,
sosial ekonomi dan kelembagaan.
Pembangunan pedesaan membutuhkan pusat pertumbuhan dengan
pendekatan pengembangan wilayah yang menekankan pada keswadayaan dan
kemandirian pada tingkat teritorial kecil. Keterkaitan pedesaan dan faktor-faktor
pendukung tersebut memunculkan model pengembangan agropolitan.
Konsep agropolitan secara sederhana bisa diartikan sebagai
pengembangan pertanian perkotaan sebagaimana asal kata agro (pertanian -
Red) dan politan (kota - Red). Dengan demikian, agropolitan merupakan
kawasan khususnya perkotaan yang berkembang karena roda pertanian dan
sarana pendukung agribisnis lainnya berjalan baik.
KAWASAN AGROPOLITAN
Kawasan agropolitan merupakan program bertahap dan berorientasi jangka
panjang, di mana organisasi dan tata kerja yang dikembangkan harus mampu
mengakomodasi semua kepentingan dengan mempertimbangkan berbagai aspek baik
masyarakat, kelembagaan petani, dunia usaha, kelembagaan sistem agribisnis dan
luasan kawasan. Setidaknya, kawasan agropolitan perlu didukung dengan lembaga
keuangan, pasar, kelembagaan petani, akses informasi, sarana transportasi dan jalur
distribusi yang singkat.
Kawasan Agropolitan, terdiri dari Kota Pertanian dan Desa-Desa sentra produksi
pertanian yang ada di sekitarnya, dengan batasan yang tidak ditentukan oleh batasan
administrasi Pemerintahan, tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan skala
ekonomi yang ada. Dengan kata lain Kawasan Agropolitan adalah Kawasan Agribisnis
yang memiliki fasilitas perkotaan.
PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN,
adalah pembangunan ekonomi berbasis pertanian di kawasan agribisnis, yang
dirancang dan dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada
untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing,
berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi, yang digerakkan oleh
masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah.
Prinsip dasar pengembangan kawasan agropolitan adalah :
(1) Agropolitan merupakan pendekatan pembangunan kawasan perdesaan berbasis
agribisnis (Kimbun, Kunak, Kawasan TP dan Kawasan Sayur dan Buah-Buahan);
(2) Pengembangan agropolitan merupakan program utama dan kegiatan terpadu lintas
sektor dengan pendekatan bottom up;
(3) Penetapan kawasan agropolitan dimulai dengan penataan detail kawasan dalam
bentuk cetak (blue print);
(4) Perencanaan disusun secara bersama antara instansi pemerintah, masyarakat tani,
dan swasta/dunia usaha dan dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah di Pusat dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah di Provinsi,
Kabupaten/Kota; dan
(5) Pengembangan kawasan agropolitan harus berdasarkan Master Plan yang
disepakati oleh seluruh pemangku kepentingan.
Pengembangan Kawasan Agrpolitan bertujuan untuk :
(1) Menumbuhkembangkan pusat pertumbuhan ekonomi baru berbasis pertanian
(agribisnis) di perdesaan;
(2) Membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat perdesaan melalui kegiatan-
kegiatan ekonomi berbasis agribisnis;
(3) Menumbuhkembangkan lembaga-lembaga ekonomi di perdesaan;
(4) Meningkatkan pendapatan masyarakat; dan
(5) Mewujudkan tata ruang ideal antara kota dengan desa yang saling mendukung
melengkapi dan memperkuat.
Untuk kriteria kawasan, pengembangan kawasan agropolitan harus memiliki :
(1) Daya dukung sumberdaya alam dan potensi fisik yang memungkinkan (kesesuaian
lahan, agroklimat, dan agroekologi) untuk dapat dikembangkan sistem dan usaha
agribisnis berbasis komoditas unggulan;
(2) Komoditas pertanian unggulan yang dapat menggerakkan ekonomi kawasan;
(3) Perbandingan luas kawasan dengan jumlah penduduk, ideal untuk membangun
sistem dan usaha agribisnis dalam skala ekonomu dan jenis usaha tertentu;
(4) Tersedia prasarana (infrastruktur) dan sarana produksi dasar yang memadai seperti
pengairan, listrik, transportasi, pasar lokal dan kios sarana produksi; dan
(5) Memiliki suatu lokasi yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai pusat
pelayanan, penghubung dengan daerah/kawasan sekitarnya yang terintegrasi secara
fungsional.
Tantangan dalam penerapan Agropolitan
Bagaimana mengintegrasikan pengembangan kapasitas lokal dan partisipasi
masyarakat dalam program pembangunan untuk menciptakan manfaat bagi desa dan
kota dalam konteks pembangunan nasional
Bagaimana membangun desa?
Prinsipnya: bukan berarti mengubah desa menjadi kota,
1. Melalui pembangunan berciri kota
2. Membangun sarana dan prasarana lengkap (fisik)
Mengembangkan potensi desa
Menyeimbangkan sumber daya perdesaan dan kawasan perkotaan
Menekan migrasi penduduk dari desa
Apa potensi desa (prioritas)
Peningkatan kemampuan masyarakat
Masalah:
a. Pola pikir yang sederhana
b. Pendidikan rendah
c. Derajat kesehatan yang rendah
d. Kemandirian
e. Adopsi informasi dan teknologi rendah
f. Kurang kepercayaan diri
Peningkatan peran aktif masyarakat
SASARAN PENGEMBANGAN AGROPOLITAN
1. Terwujudnya percepatan pembangunan di wilayah-wilayah cepat tumbuh dan
strategis, terintegrasi dalam kesatuan ekonomi regional
2. Meningkatnya nilai tambah produk perdesaan dengan dikembangkan usaha
yang berwawasan industri
3. Tersedianya fasilitas sosial – ekonomi yang dapat diakses oleh petani dan
masyarakat di perdesaaan untuk memenuhi kebutuhannya dalam
pengembangan usaha, pendidikan dan kesehatan
4. Terbangunya dan membaiknya kondisi prasarana dan sarana transportasi,
khususnya jalan untuk menciptakan akses sosial dan ekonomi
5. Meningkatnya sikap profesionalisme dan kewirausahaan masyarakat yang
tinggal di distrik agropolitan
6. Tumbuhnya kelembagaan yang dapat mendukung perkembanan sosial ekonomi
di distrik agropolitan
7. Meningkatnya akses petani dan pelaku usaha skala kecil terhadap modal
pengembangan usaha, input produksi, dukungan teknologi, dan jaringan
pemasaran, dalam upaya mengembangkan peluang usaha dan kerjasama
investasi
8. Meningkatnya jaringan prasarana dan sarana fisik dan ekonomi di kawasan
agropolitan
9. Terwujudnya kawasan pengembangan industri hasil hasil pertanian secara
terpadu untuk meningkatkan nilai tambah produk-produk pertanian dan
penyediaan lapangan kerja
10.Terwujudnya keterkaitan kegiatan ekonomi antar wilayah perkotaan dan
perdesaan dalam suatu system wilayah pengembangan ekonomi yang saling
menguntungkan, sehingga terjadi keseimbangan pertumbuhan antara perdesaan
dan perkotanan
B. PERMASALAHAN KAWASAN AGROPOLITAN
Permasalahan Pokok Sekaligus Tantangan
1. Pertanian Indonesia masih tetap dicirikan oleh
a. Usaha skala kecil (luasan sempit)
b. Sumber daya dengan kualitas yang relatif rendah
c. Alih fungsi lahan pertanian yang relatif tinggi
d. Degradasi kualitas lingkungan
e. Ketersediaan sumberdaya air secara kuantitatif dan kualitatif menurun
2. Sumberdaya manusia yang mendukung sektor pertanian masih rendah,
sehingga berpengaruh pada kemampuan menyerap informasi dan mengadopsi
teknologi relatif terbatas
3. Petani hanya menguasai mata rantai yang bernilai tambah kecil dan beresiko
tinggi sehingga pendapatan petani tetap rendah
4. Fungsi dan peran kawasan pedesaan belum jelas
5. Muncul kesenjangan antara kawasan pedesaan dan perkotaan karena jika
keberhasilan pembangunan hanya dilihat pada aspek pertumbuhan
perekonomian bukan pemerataan, sektor strategis hanya dimiliki oleh orang
tertentu
6. Memunculkan masalah rawan pangan, karena semakin meningkatnya tingkat
pendidikan dan kesejahteraan masyarakat maka terjadi peningkatan tingkat
konsumsi masyarakat
7. Lingkungan pemukiman yang belum tertata dengan baik
8. Munculnya berbagai permasalahan kesehatan, akibat intensifnya penggunaan
bahan-bahan kimia
9. Tingkat pencemaran semakin besar
10. Ketimpangan pembangunan antara desa sebagai produsen pertanian dengan
kota telah mendorong aliran sumberdaya dari wilayah pedesaan ke kawasan
perkotaan secara tidak seimbang, mengakibatkan
a. Kesenjangan pendapatan antara masyarakat desa dengan kota
b. Migrasi penduduk secara berlebihan dari wilayah ke kawasan kota.
c. Eksploitasi aspek-aspek lingkungan yang tidak mengindahkan aspek
lingkungan menyebabkan kerusakan lingkungan dan kemiskinan
masyarakat pedesaan
Solusi
Dua strategi yang digunakan untuk mencapai menyelesaikan permasalahan
1. Strategi pemberdayaan masyarakat (SDM)
2. Strategi pengembangan wilayah
Strategi pemberdayaan masyarakat (SDM)
1. Peningkatan peran aktif masyarakat
2. Peningkatan derajat hidup masyarakat
3. Pengembangan kelembagaan (sosial dan ekonomi) masyarakat
Empat prinsip pemberdayaan yang diterapkan pada Kawasan Agropolitan
1. Prinsip Kerakyatan
Pembangunan diutamakan bagi sebesar-besarnya kesejahteraan
rakyat banyak, bukan kesejahtereaan orang per orang atau kelompok,
berdasarkan prinsip keadilan
2. Prinsip Swadaya
Dukungan kemudahan (fasilitas) yang diberikan haruslah mampu
menumbuhkan keswadayaan dan kemandirian, bukan menumbuhkan
ketergantungan
3. Prinsip Kemitraan
Memperlakukan petani sebagai mitra kerja yang berperan serta
dalam seluruh proses, pengambilan keputusan dan menjadikan mereka
sebagai pelaku dan mitra kerja yang aktif dalam pelaksanaan kegiatan
4. Prinsip Bertahap dan Berkelanjutan
Pembangunan agropolitan dilaksanakan sesuai dengan potensi
dan kemampuan masyarakat setempat serta memperhatikan kelestarian
lingkungan
Strategi pengembangan wilayah
a. Pengembangan sarana dan prasarana ekonomi
b. Ikim yang kondusif
c. Pengembangan teknologi yang diperlukan untuk peningkatan
produktivitas, peningkatan mutu dan diversifikasi
Permasalahan Kawasan Agropolitan
A. Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,daya,
keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan prilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk lain.
Lingkungan hidup terdiri atas 3 komponen utama yaitu komponen fisik
(abiotik), komponen biotik dan komponen kultur.
Masalah lingkungan yang kita hadapi sekarang pada hakikatnya adalah
masalah ekologi manusia. Masalah timbul karena aktivitas manusia yang
menyebabkan lingkungan tidak atau kurang sesuai lagi untuk mendukung
kehidupan manusia. Perhatian terhadap lingkungan yang intensif dipicu oleh
pencemaran limbah industri dan pertambangan serta pestisida.
Dalam proses pelaksanaan pembangunan atau kegiatan ekonomi
komponen lingkungan tersebut kemungkinan akan mengalami perubahan karena
terkena dampak dari suatu kegiatan pembangunan, perubahan lingkungan harus
dapat dilihat secara holistik.
Lingkungan hidup merupakan sistem yang meliputi lingkungan alam
hayati, lingkungan alam non hayati, lingkungan buatan dan lingkungan sosial
yang berpengaruh pada prikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
lainnya. à lingkungan ekosistem
Lingkungan hidup alami (hayati dan non hayati) merupakan lingkungan
yang tatanan ekosistemnya belum mendapatkan dampak kegiatan manusia.
Lingkungan hidup buatan (binaan) dengan pengembangan teknologi yang
merupakan wujud dari nominasi manusia. à Teknosistem
Lingkungan hidup sosial meruapakan wujud dari hubungan antara
manusia dan sesamanya à Sosiosistem
Dinamika perkembangan kehidupan manusia dalam upaya mewujudkan
tingkat kehidupan manusia yang modern, semakin besar kerusakan dan
pencemaran lingkungan hidup yang ditimbulkan.
B. Lingkungan Sosial
Perkembangan lanjutan kawasan agropolitan membawa konsekuensi
perubahan lingkungan sosial yakni perubahan masyarakat yang bersifat
tradisional agraris menjadi masyarakat yang mulai memasuki era industrialisasi
(modernisasi), yaitu:
1. Perubahan Pranata
Pranata sosial telah berkembang dengan cepat baik jenis maupun
jumlahnya untuk dapat mewadahi semakin kompleksnya kebutuhan
masyrakat, seperti pranana keluarga, pemerintahan, ekonomi, agama,
pendidikan dsb.
2. Perubahan Nilai
Terdapat pergeseran nilai-nilai yang dijunjung tinggi masyarakat
seperti gotong royong, kesetiakawanan sosial, loyal, kebersamaan
menurut adat dan agama, kebebasan, keberhasilan individual,
produktivitas keahlian, pemilikan materi. Terdapatnya nilai-nilai sosial
tersebut akan ditemui di dalam maupun antara kelompok yang
cenderung menimbulkan konflik sosial.
C. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN KUALITAS HIDUP
Pembangunan
Proses pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia dengan
memanfaatkan teknologi.
Istilah pembangunan diartikan sebagai perubahan yang meningkat
dibidang sosial dan ekonomi
Istilah pembangunan berkelanjutan
Istilah pembangunan berkelanjutan (sustainable development)
diperkenalkan dalam World Conservation Strategy (Strategi Konservasi Dunia)
yang diterbitkan oleh United Nations Environment Programme (UNEP),
International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN),
dan World Wide Fund for Nature (WWF) pada 1980
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, desa
kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang
tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan Brundtland
Report dari PBB (1987).
Sumarwoto (1997) : pembangunan berkelanjutan adalah suatu strategi
pembangunan untuk memanfaatkan kekayaan dan sumberdaya alam,
sumberdaya manusia serta sumberdaya modal dalam upaya memenuhi
kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan
datang untuk memenuhi kebutuhan mereka
Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa
mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
Dua gagasan penting dalam Konsep Pembangunan berkelanjutan.
1. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan esensial kaum miskin yang harus
diberi prioritas utama.
2. Gagasan keterbatasan, yang bersumber pada kondisi teknologi dan organisasi
sosial terhadap kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebututuhan kini dan
hari depan
Budimanta (2005) menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah
1) suatu cara pandang mengenai kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan
terencana dalam kerangka peningkatan kesejahteraan, kualitas kehidupan dan
lingkungan umat manusia
2) tanpa mengurangi akses dan kesempatan kepada generasi yang akan datang
untuk menikmati dan memanfaatkannya.
Dalam proses pembangunan berkelanjutan terdapat proses perubahan yang
terencana, yang didalamnya terdapat eksploitasi sumberdaya, arah investasi orientasi
pengembangan teknologi, dan perubahan kelembagaan yang kesemuanya ini dalam
keadaan yang selaras, serta meningkatkan potensi masa kini dan masa depan untuk
memenuhi kebutuhan dan aspirasi masyarakat
Pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan (3 Pilar
Pembangunan berkelanjutan) :
Pembangunan ekonomi,
Pembangunan sosial
- pendidikan
- kesehatan
- dll
Perlindungan lingkungan
Indikator /Aspek pembangunan berkelanjutan (Djajadiningrat ,2005 dalam buku
Suistanable Future)
1. Keberlanjutan Ekologis
2. Keberlanjutan di Bidang Ekonomi
3. Keberlanjutan Sosial dan Budaya
4. Keberlanjutan Politik
5. Keberlanjutan Pertahanan Keamanan
Tolok ukur Pembangunan Berkelanjutan
Pro lingkungan hidup (pro-environment) dapat diukur dengan indeks
kesesuaian, misalnya
1. nisbah luas hutan terhadap luas wilayah (semakin berkurang atau tidak),
2. nisbah debit air sungai dalam musim hujan terhadap musim kemarau,
3. kualitas udara,
Syahputra (2007) mengajukan beberapa hal yang dapat menjadi rambu-rambu
dalam pengelolaan lingkungan
a. Menempatkan suatu kegiatan dan proyek pembangunan pada lokasi
secara benar menurut kaidah ekologi.
b. Pemanfaatan sumberdaya terbarukan (renewable resources) tidak boleh
melebihi potensi lestarinya serta upaya mencari pengganti bagi
sumberdaya takterbarukan (nonrenewable resources).
c. Pembuangan limbah industri maupun rumah tangga tidak boleh melebihi
kapasitas asimilasi pencemaran.
d. Perubahan fungsi ekologis tidak boleh melebihi kapasitas daya dukung
lingkungan (carrying capacity).
Tolok ukur pro rakyat miskin (pro-poor) à bukan berarti anti orang kaya
memberikan perhatian pada rakyat miskin (berdaya saingnya rendah)
karena:
o Tak terurus pendidikannya,
o Berpenghasilan rendah,
o Tingkat kesehatannya rendah
o Tidak memiliki modal usaha
o daya saingnya rendah
Pro rakyat miskin dapat diukur dengan indikator:
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)atau Human Development Index (HDI)
dan Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) atau Human Poverty Index (HPI) yang
dikembangkan PBB.
Kedua indikator harus dilakukan bersamaan sehingga dapat dijadikan tolok
ukur pembangunan yang menentukan. Nilai HDI dan HPI yang meningkat
akan dapat menunjukkan pembangunan yang pro pada rakyat miskin
Tolok ukur pro kesetaraan jender/pro-perempuan (pro-women)
o membuka kesempatan pada kaum perempuan untuk terlibat dalam arus
utama pembangunan.
o Kesetaraan jender ini dapat diukur dengan menggunakan Genderrelated
Development Index (GDI) dan Gender Empowerment Measure (GEM)
untuk suatu daerah.
o Jika nilai GDI mendekati HDI, artinya di daerah tersebut hanya sedikit
terjadi disparitas jender
o dan kaum perempuan telah semakin terlibat dalam proses pembangunan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam suatu proses pembangunan berkelanjutan,
1. Cara berpikir yang integratif.
Dalam konteks ini, pembangunan haruslah melihat keterkaitan fungsional
dari kompleksitas antara sistem alam, sistem sosial dan manusia di dalam
merencanakan, mengorganisasikan maupun melaksanakan pembangunan
tersebut.
2. Pembangunan berkelanjutan harus dilihat dalam perspektif jangka panjang.
Saat ini yang mendominasi pemikiran para pengambil keputusan dalam
pembangunan adalah kerangka pikir jangka pendek, yang ingin cepat
mendapatkan hasil dari proses pembangunan yang dilaksanakan.
Kondisi ini sering kali membuat keputusan yang tidak memperhitungkan
akibat dan implikasi pada jangka panjang, seperti misalnya potensi kerusakan
hutan yang telah mencapai 3,5 juta Ha/tahun, banjir yang semakin sering
melanda dan dampaknya yang semakin luas, krisis energi, modal transportasi
yang tidak berkembang, kemiskinan yang sulit untuk diturunkan, dan seterusnya.
3. Mempertimbangkan keanekaragaman hayati, untuk memastikan bahwa
sumberdaya alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan
masa mendatang.
Pengakuan dan perawatan keanekaragaman budaya yang akan
mendorong perlakuan yang merata terhadap berbagai tradisi masyarakat
sehingga dapat lebih dimengerti oleh masyarakat
4. Mempertimbangkan keanekaragaman hayati, untuk memastikan bahwa
sumberdaya alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan
masa mendatang.
Pengakuan dan perawatan keanekaragaman budaya yang akan
mendorong perlakuan yang merata terhadap berbagai tradisi masyarakat
sehingga dapat lebih dimengerti oleh masyarakat.
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN dalam bidang KESEHATAN
ada 3 hak-hak dasar manusia,ialah:
- Hak-hak Pribadi
- Hak-hak Sosial
- Hak-hak Budaya
Hak untuk hidup sehat
Merupakan interaksi dan interrelasi dari ketiga hak tersebut dan menjadi bagian
dari hak-hak manusia universal.
Secara khusus di dalam Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia
menyebutkan bahwa: “tiap orang mempunyai hak untuk hidup pada standar yang
layak untuk kesehatan dan kesejahteraan mereka, dan keluarga mereka,
termasuk hak untuk mendapat makanan, perumahan, dan pelayanan kesehatan”
Human Development Index (HDI) yang diterbitkan oleh United Nation
Development Program setiap tahunnya, menempatkan Indonesia pada ranking
yang ke 105 di antara 180 negara di dunia (1999).
IPM merupakan agregasi dari angka harapan hidup , angka melek huruf dan
lama sekolah serta tingkat pendapatan per kapita
Saat ini Indonesia berada di ranking ke 111 di antara 162 negara (2009)
Gorontalo berada pada urutan 24 dari 33 propinsi di Indonesia
Pembangunan berkelanjutan ekivalen dengan pembangunan manusia
Pembangunan manusia adalah pembangunan yang mengaitkan dimensi
ekonomi, pendidikan dan kesehatan sekaligus
Domain tersebut saling berinteraksi dan berinterrelasi satu dengan yang lainnya.
Tanpa kesehatan yang baik, pendidikan tidak mungkin dapat berjalan dengan
baik,
Tanpa kesehatan yang baik dan pendidikan yang baik mustahil ekonomi
keluarga masyarakat dapat membaik pula.
Tanpa kesehatan dan pendidikan yang baik/prima, ekonomi kita kelak hanya
merupakan “ekonomi kaki lima”.
Tanpa ekonomi yang kuat, kesehatan dan pendidikan keluarga/ masyarakat pun
tidak mungkin dapat membaik pula
“kesehatan” merupakan dan harus dapat menjadi salah satu tolak ukur utama
dari pembangunan dan kesejahteraan
“kesehatan” harus menjadi “mid-stream” pembangunan pembangunan
berkelanjutan, yang terus menerus.
Karena kesehatan, hidup sehat- adalah hak asasi manusia
“konsep kesehatan” yang selama ini “seakan-akan” masih dikonotasikan sebagai
sebuah “konsep sakit”.
Apabila telah jatuh “sakit”, barulah memikirkan tentang “sehat”.
“Orang Sakit” adalah obyek program kesehatan. Proyek bagi pemasukan kas
negara atau daerah.
Paradigma Sehat
program kesehatan” tidak hanya menjadi milik, lebih-lebih dapat ditangani oleh
hanya sektor kesehatan saja. “Program kesehatan” harus menjadi milik
masyarakat, yang pada akhirnya “kesehatan” itu telah menjadi budaya dan
berhati di masyarakat.
Program Kesehatan harus pula dapat dilaksanakan oleh masyarakat sendiri
Masyarakat dan multi sektoral harus mampu dan memahami perencanaan
pembangunan wilayah dan pelaksanaannya, dengan mempertimbangkan
dampak positif dan dampak negatifnya terhadap kesehatan baik untuk
perorangan, keluarga, dan, masyarakat sendiri
Di sektor kesehatan sendiri upaya dan usaha yang dilakukan harus mampu dan
dapat berupaya melakukan upaya dan usaha kesehatan yang lebih bersifat
preventif dan promotif, tanpa meninggalkan upaya dan usaha kuratif serta
rehabilitatif.
Prinsip-Prinsip Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan dilakukan oleh setiap negara, baik negara maju maupun negara
berkembang dengan maksud untuk menyejahterakan warganya. Tetapi yang menjadi
keprihatinan sekarang adalah adanya desakan semakin keras untuk melanjutkan pola
pembangunan konvensional., terutama di negara berkembang disebabkan oleh
pertambahan penduduk yang semakin banyak dan keinginan mengatasi kemiskinan
yang cukup parah.
Untuk mempertahankan fungsi keberlanjutan dalam meningkatkan kualitas hidup
manusia, maka ada beberapa prinsip kehidupan yang berkelanjutan yang seharusnya
diadopsi ke dalam pembangunan. Imam Supardi merinci prinsip tersebut sebagai
berikut:
1. Menghormati dan memelihara komunitas kehidupan
Prinsip ini mencerminkan kewajiban untuk peduli kepada orang lain dan kepada
bentuk-bentuk kehidupan lain, sekarang dan di masa datang.
2. Memperbaiki kualitas hidup manusia
Tujuan pembangunan yang sesungguhnya adalah memperbanyak mutu hidup
manusia. Ini sebuah proses yang memungkinkan manusia menyadari potensi mereka,
membangun rasa percaya diri mereka dan masuk kekehidupan yang bermanfaat dan
berkecukupan.
3. Melestarikan daya hidup dan keanekaragaman bumi.
Prinsip ini menuntut kita untuk:
- melestarikan sistem-sistem penunjang kehidupan
- melestarikan keanekaragaman hayati
- menjamin agar penggunaan sumber daya yang dapat diperbaharui berkelanjutan.
4. Menghindari sumber daya yang tak terbarukan.
Sumber daya yang tak terbarukan adalah bahan-bahan yang tidak dapat
digunakan secara berkelanjutan. Tetapi umur mereka dapat diperpanjang dengan cara
daur ulang, penghematan, atau dengan gaya pembuatan suatu produk pengganti
bahan-bahan tersebut.
5. Berusaha untuk tidak melampaui kapasitas daya dukung bumi.
Kapasitas daya dukung ekosistem bumi mempunyai batas-batas tertentu.
Sampai tingkat tertentu ekosistem bumi dan biosfer masih tahan bertahan terhadap
gangguan atau beban tanpa mengalami kerusakan yang membahayakan.
6. Mengubah sikap dan gaya hidup orang perorang
guna menerapkan etika baru untuk hidup berkelanjutan, kita harus mengkaji
ulang tata nilai masyarakat dan mengubah sikap mereka. Masyarakat harus
memperkenalkan nilai-nilai yang mendukung etika baru ini dan meninggalkan nilai-nilai
yang tidak sesuai dengan falsafah hidup berkelanjutan.
7. Mendukung kreatifitas masyarakat untuk memlihara lingkungan sendiri.
8. Menyediakan kerangka kerja nasional untuk memadukan upaya pembangunan
pelestarian.
Dalam hal ini diperlukan suatu program nasional yang dimaksudkan untuk
menciptakan kehidupan yang berkelanjutan.
9. Menciptakan kerjasama global.
Untuk mencapai keberlanjutan yang global, maka harus ada kerja sama yang
kuat dari semua negara. Tingkat pembangunan di setiap negara tidak sama. Negara-
negara yang penghasilannya rendah harus dibantu agar bisa membangun secara
berkelanjutan.
Kesembilan prinsip diatas, sebetulnya bukan merupakan hal yang baru. Prinsip-
prinsip tersebut mencerminkan pernyataan-pernyataan yang telah sering muncul dalam
berbagai pemberitaan mengenai perlunya persamaan hak, pembangunan yang
berkelanjutan, dan pelestarian alam.
Selanjutnya Sudharto P. Hadi mengemukakan empat prinsip pembangunan
berkelanjutan, yaitu:
1. Pemenuhan kebutuhan dasar baik materi maupun non-materi.
Pemenuhan kebutuhan materi sangat penting karena kemiskinan dipandang baik
sebagai penyebab maupun hasil dari penurunan kualitas lingkungan. Kerusakan
lingkungan menyebabkan timbulnya kemiskinan dan penurunan kualitas hidup, karena
masyarakat tidak lagi memiliki sumber daya alam yang bisa dijadikan aset untuk
menopang kehidupan.
Kebutuhan non-materi yang dicerminkan dalam suasana keterbukaan, bebas
dari rasa tertekan, demokratis yang merupakan syarat penting bagi masyarakat untuk
bisa mengambil bagian dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan
mereka. Keikutsertaan masyarakat akan mampu meningkatkan kualitas keputusan,
karena sesungguhnya masyarakat adalah para pakar lokal dalam arti lebih memahami
kondisi dan karakter lingkungan di sekitar tempat tinggal mereka.adanya kesempatan
menyampaikan pendapat akan menumbuhkan perasaan sebagai part of process.
2. Pemeliharaan lingkungan.
Berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan, ada dua prinsip penting yaitu prinsip
konservasi dan mengurangi konsumsi. Pemeliharaan lingkungan hidup sebenarnya
sangat terkait dengan prinsip pemenuhan kebutuhan manusia. Bahkan jika kerusakan
sudah sedemikian parah akan mengancam eksistensi manusia itu sendiri. Tidak
berlebihan jika dikatakan bahwa penyebab pencemaran dan kerusakan lingkungan
adalah salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Oleh karena itu konservasi dimaksudkan untuk perlindungan lingkungan.
Sedangkan prinsip mengurangi konsumsi bermakna ganda. Pertama, mengurangi
konsumsi ditujukan pada negara maju sehubungan dengan pola konsumsi energi yang
besar yang menyebabkan terjadinya polusi dan penurunan kualitas lingkungan. Kedua,
perubahan pola konsumsi merupakan seruan yang ditujukan kepada siapa saja
(sebagai individu) baik di negara maju maupun di negara berkembang agar mengurangi
beban bumi.
3. Keadilan sosial.
Berkaitan dengan keadilan, prinsip keadilan masa kini menunjukkan perlunya
pemerataan dalam prinsip pembangunan. Kadilan masa kini berdimensi luas termasuk
di dalamnya pengalokasian sumber dayaalam antara daerah dan pusat. Sedangkan
keadilan masa depan berarti perlunya solidaritas antar generasi. Hal ini menunjukkan
perlunya pengakuan akan adanya keterbatasan (limitations) sumber daya alam yang
harus diatur penggunaannya agar tidak mengorbankan kepentingan generasi yang
akan datang.
4. Penentuan nasib sendiri.
Penentuan nasib sendiri meliputi prinsip terwujudnya masyarakat mandiri dan
partisipatori demokrasi. Masyarakat mandiri (self relient community) adalah masyarakat
yang mampu mengambil keputusan sendiri atas hal-hal yang berkaitan dengan nasib
dan masa depannya. Hal ini termasuk penentuan alokasi sumber-sumber daya alam.
Sedangkan prinsip partisipatori demokrasi adalah adanya keterbukaan dan
transparansi. Dengan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengambil
bagian dalam setiap proses pengambilan keputusan yang menyangkut nasib mereka
maka masyarakat akan merasa menjadi bagian dari proses sehingga tumbuh rasa
memiliki dan pada gilirannya bisa memperoleh manfaat atas perubahan yang terjadi di
sekitar mereka.
Prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan di atas, akan bisa terwujud jika
didukung oleh pemerintahan yang baik (good governance). Dari uraian tentang prinsip-
prinsip pembangunan berklanjutan di atas, nampak bahwa konsep ini menghendaki
suatu transformasi dalam pola kehidupan dan kelembagaan.
Jika interpretasi tentang pembangunan berkelanjutan termasuk mengurangi
konsumsi dari negara-negara industri, maka agendanya akan meliputi perubahan
perilaku dan gaya hidup. Dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana mendorong
konsumsi barang-barang non material dan jasa daripada energi dan barang-barang
konsumtif.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Agropolitan Adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang karena
berjalannya sistem dan usaha sehingga mampu melayani dan mendorong
peningkatan pembangunan pertanian di wilayah sekitarnya. Friedmann dan
Douglass (1978)
Konsep Agropolitan merupakan pendekatan bottom up terhadap
pembangunan. Dalam konsep agropolitan, petani atau masyarakat desa tidak
perlu harus pergi ke kota untuk mendapatkan pelayanan produksi, sosial dan
budaya, pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Konsep agropolitan secara sederhana bisa diartikan sebagai
pengembangan pertanian perkotaan sebagaimana asal kata agro (pertanian -
Red) dan politan (kota - Red). Dengan demikian, agropolitan merupakan
kawasan khususnya perkotaan yang berkembang karena roda pertanian dan
sarana pendukung agribisnis lainnya berjalan baik.
KAWASAN AGROPOLITAN
Kawasan agropolitan merupakan program bertahap dan berorientasi
jangka panjang, di mana organisasi dan tata kerja yang dikembangkan harus
mampu mengakomodasi semua kepentingan dengan mempertimbangkan
berbagai aspek baik masyarakat, kelembagaan petani, dunia usaha,
kelembagaan sistem agribisnis dan luasan kawasan.
PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN,
adalah pembangunan ekonomi berbasis pertanian di kawasan agribisnis,
yang dirancang dan dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi
yang ada untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang
berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi, yang
digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah.
Permasalahan Kawasan Agropolitan
A. Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,daya,
keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan prilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk lain.
Lingkungan hidup terdiri atas 3 komponen utama yaitu komponen fisik
(abiotik), komponen biotik dan komponen kultur.
Masalah lingkungan yang kita hadapi sekarang pada hakikatnya adalah
masalah ekologi manusia. Masalah timbul karena aktivitas manusia yang
menyebabkan lingkungan tidak atau kurang sesuai lagi untuk mendukung
kehidupan manusia. Perhatian terhadap lingkungan yang intensif dipicu oleh
pencemaran limbah industri dan pertambangan serta pestisida.
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN KUALITAS HIDUP
Pembangunan
Proses pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia dengan
memanfaatkan teknologi.
Istilah pembangunan diartikan sebagai perubahan yang meningkat
dibidang sosial dan ekonomi
Istilah pembangunan berkelanjutan
Istilah pembangunan berkelanjutan (sustainable development)
diperkenalkan dalam World Conservation Strategy (Strategi Konservasi Dunia)
yang diterbitkan oleh United Nations Environment Programme (UNEP),
International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN),
dan World Wide Fund for Nature (WWF) pada 1980
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, desa
kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang
tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan Brundtland
Report dari PBB (1987).
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/Acer/Downloads/Apa%20itu%20Agropolitan
%E2%80%A6%20%20%20_%20Kliping%20Seputar%20Desa.htm
http://agropolitan-nganjuk.com/pengertian-kawasan-agropolitan/
http://id.wikipedia.org/wiki/ Prinsip_prinsip _pengembangan_agropolita/
http://bppsdmp.deptan.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=366&Itemid=250
http://repository.unand.ac.id/14058/