makalah kerajaan majapahit

23
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga1550 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga1389. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung, Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan. Hanya terdapat sedikit bukti fisik dari sisa-sisa Kerajaan Majapahit, dan sejarahnya tidak jelas.Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan adalah Pararaton ('Kitab Raja-raja') dalam bahasa Kawai dan Nagarakretagama dalam bahasa Jawa Kuno. Pararaton terutama menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan Singhasari) namun juga memuat beberapa bagian pendek mengenai terbentuknya Majapahit. Sementara itu, Nagarakertagama merupakan puisi Jawa Kuno yang ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk. Setelah masa iCtu, hal yang terjadi tidaklah jelas. Selain itu, terdapat beberapa prasasti dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan sejarah dari Tiongkok dan negara-negara lain. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Majapahit ? 2. Dimanakah Letak Wilayah Kerajaan Majapahit ? 3. Darimanakah Sumber-sumber Sejarah Kerajaan Majapahit ? 4. Siapa saja Silsilah Raja-raja Kerajaan Majapahit ? 5. Prasasti apa saja yang berada di Kerajaan Majapahit ? 6. Bagaimana Kehidupan di Kerajaan Majapahit ? 7. Apa penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit ?

Upload: deanna

Post on 12-Apr-2016

529 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

Tugas Sejarah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kerajaan Majapahit

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia

yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga1550 M. Kerajaan ini mencapai

puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang

luas di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun

1350 hingga1389. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir

yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar

dalam sejarah Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang di Jawa,

Sumatra, Semenanjung, Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun

wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan.

Hanya terdapat sedikit bukti fisik dari sisa-sisa Kerajaan Majapahit, dan

sejarahnya tidak jelas.Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan adalah

Pararaton ('Kitab Raja-raja') dalam bahasa Kawai dan Nagarakretagama dalam

bahasa Jawa Kuno. Pararaton terutama menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan

Singhasari) namun juga memuat beberapa bagian pendek mengenai terbentuknya

Majapahit. Sementara itu, Nagarakertagama merupakan puisi Jawa Kuno yang

ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk.

Setelah masa iCtu, hal yang terjadi tidaklah jelas. Selain itu, terdapat beberapa

prasasti dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan sejarah dari Tiongkok dan

negara-negara lain.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Majapahit ?

2. Dimanakah Letak Wilayah Kerajaan Majapahit ?

3. Darimanakah Sumber-sumber Sejarah Kerajaan Majapahit ?

4. Siapa saja Silsilah Raja-raja Kerajaan Majapahit ?

5. Prasasti apa saja yang berada di Kerajaan Majapahit ?

6. Bagaimana Kehidupan di Kerajaan Majapahit ?

7. Apa penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit ?

Page 2: Makalah Kerajaan Majapahit

2

C. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Majapahit ?

2. Untuk mengetahui Letak Wilayah Kerajaan Majapahit ?

3. Untuk mengetahui Sumber-sumber Sejarah Kerajaan Majapahit ?

4. Untuk mengetahui Silsilah Raja-raja Kerajaan Majapahit ?

5. Untuk mengetahui Prasasti di Kerajaan Majapahit ?

6. Untuk mengetahui Kehidupan di Kerajaan Majapahit ?

7. Untuk mengetahui runtuhnya Kerajaan Majapahit ?

D. Manfaat

Manfaat pembuatan makalah ini yaitu untuk menambah pengetahuan kita

tentang sejarah Kebudayaan Majapahit.

Page 3: Makalah Kerajaan Majapahit

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit

Sebelum berdirinya Majapahit, Singhasari telah menjadi kerajaan paling

kuat di Jawa. Hal ini menjadi perhatian Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di

Tiongkok. Ia mengirim utusan yang bernama Meng Chi ke Singhasari yang

menuntut upeti. Kertanagara, penguasa kerajaan Singhasari yang terakhir menolak

untuk membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan merusak

wajahnya dan memotong telinganya. Kubilai Khan marah dan lalu

memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa tahun 1293.

Ketika itu, Jayakatwang, adipati Kediri, sudah menggulingkan dan

membunuh Kertanegara. Atas saran Aria Wiraraja, Jayakatwang memberikan

pengampunan kepada Raden Wijaya, menantu Kertanegara, yang datang

menyerahkan diri. Kemudian, Wiraraja mengirim utusan ke Daha, yang membawa

surat berisi pernyataan, Raden Wijaya menyerah dan ingin mengabdi kepada

Jayakatwang. Jawaban dari surat di atas disambut dengan senang hati. Raden

Wijaya kemudian diberi hutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan membangun desa

baru. Desa itu dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah maja, dan rasa

"pahit" dari buah tersebut. Ketika pasukan Mongol tiba, Wijaya bersekutu dengan

pasukan Mongol untuk bertempur melawan Jayakatwang. Setelah berhasil

menjatuhkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongolnya

sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya secara kalang-

kabut karena mereka berada di negeri asing. Saat itu juga merupakan kesempatan

terakhir mereka untuk menangkap angin muson agar dapat pulang, atau mereka

terpaksa harus menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing.

Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit

adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu tanggal 15 bulan Kartika

tahun 1215 saka yang bertepatan dengan tanggal 10 November 1293. Ia

dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan ini

menghadapi masalah. Beberapa orang terpercaya Kertarajasa, termasuk

Page 4: Makalah Kerajaan Majapahit

4

Ranggalawe, Sora, dan Nambi memberontak melawannya, meskipun

pemberontakan tersebut tidak berhasil. Pemberontakan Ranggalawe ini didukung

oleh Panji Mahajaya, Ra Arya Sidi, Ra Jaran Waha, Ra Lintang, Ra Tosan, Ra

Gelatik, dan Ra Tati. Semua ini tersebut disebutkan dalam Pararaton. Slamet

Muljana menduga bahwa mahapatih Halayudha lah yang melakukan konspirasi

untuk menjatuhkan semua orang tepercaya raja, agar ia dapat mencapai posisi

tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah kematian pemberontak terakhir

(Kuti), Halayudha ditangkap dan dipenjara, dan lalu dihukum mati. Wijaya

meninggal dunia pada tahun 1309.

Putra dan penerus Wijaya adalah Jayanegara. Pararaton menyebutnya Kala

Gemet, yang berarti "penjahat lemah". Kira-kira pada suatu waktu dalam kurun

pemerintahan Jayanegara, seorang pendeta Italia, Odorico da Pordenone

mengunjungi keraton Majapahit di Jawa. Pada tahun 1328, Jayanegara dibunuh

oleh tabibnya, Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya

menggantikannya, akan tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana

dan menjadi bhiksuni. Rajapatni menunjuk anak perempuannya Tribhuwana

Wijayatunggadewi untuk menjadi ratu Majapahit. Pada tahun 1336, Tribhuwana

menunjuk Gajah Mada sebagai Mahapatih, pada saat pelantikannya Gajah Mada

mengucapkan Sumpah Palapa yang menunjukkan rencananya untuk melebarkan

kekuasaan Majapahit dan membangun sebuah kemaharajaan. Selama kekuasaan

Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih besar dan terkenal di

kepulauan Nusantara. Tribhuwana berkuasa di Majapahit sampai kematian ibunya

pada tahun 1350. Ia diteruskan oleh putranya, Hayam Wuruk.

B. Letak dan Wilayah

Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia,

yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan Majapahit

Didirikan tahun 1294 oleh Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardana

yang merupakan keturunan Ken Arok raja Singosari.

Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang

menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam

Page 5: Makalah Kerajaan Majapahit

5

sejarah Indonesia. Kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung

Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya

masih diperdebatkan.

Peta wilayah kekuasaan Majapahit berdasarkan Nagarakertagama; keakuratan wilayah

kekuasaan Majapahit menurut penggambaran orang Jawa masih diperdebatkan

C. Sumber-sumber Sejarah

Sumber sejarah mengenai berdiri dan berkembangnya kerajaan Majapahit

berasal dari berbagai sumber yakni :

1. Prasasti Butok (1244 tahun). Prasasti ini dikeluarkan oleh Raden Wijaya

setelah ia berhasil naik tahta kerajaan. Prasasti ini memuat peristiwa

keruntuhan kerajaan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya untuk mendirikan

kerajaan

2. Kidung Harsawijaya dan Kidung Panji Wijayakrama, kedua kidung ini

menceritakan Raden Wijaya ketika menghadapi musuh dari kediri dan tahun-

tahun awal perkembangan Majapahit

3. Kitab Pararaton, menceritakan tentang pemerintahan raja-raja Singasari dan

Majapahit

4. Kitab Negarakertagama, menceritakan tentang perjalanan Rajam Hayam

Wuruk ke Jawa Timur.

Page 6: Makalah Kerajaan Majapahit

6

D. Silsilah Raja-raja Majapahit

Berikut adalah daftar penguasa Majapahit. Perhatikan bahwa terdapat

periode kekosongan antara pemerintahan Rajasawardhana (penguasa ke-8) dan

Girishawardhana yg mungkin diakibatkan oleh krisis suksesi yg memecahkan

keluarga kerajaan Majapahit menjadi dua kelompok.

1. Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana (1293 - 1309)

2. Kalagamet bergelar Sri Jayanagara (1309 - 1328)

3. Sri Gitarja bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328 - 1350)

4. Hayam Wuruk bergelar Sri Rajasanagara (1350 - 1389)

5. Wikramawardhana (1389 - 1429)

6. Suhita (1429 - 1447)

7. Kertawijaya bergelar Brawijaya I (1447 - 1451)

8. Rajasawardhana bergelar Brawijaya II (1451 - 1453)

9. Purwawisesa atau Girishawardhana bergelar Brawijaya III (1456 - 1466)

10. Pandanalas atau Suraprabhawa bergelar Brawijaya IV (1466 - 1468)

11. Kertabumi bergelar Brawijaya V (1468 - 1478)

12. Girindrawardhana bergelar Brawijaya VI (1478 - 1498)

13. Hudhara bergelar Brawijaya VII (1498-1518)

Page 7: Makalah Kerajaan Majapahit

7

E. Prasasti – Prasasti Kerajaan Majapahit

Prasasti adalah bukti sumber tertulis

yang sangat penting dari masa lalu

yang isinya antara lain mengenai

kehidupan masyarakat misalnya

tentang administrasi dan birokrasi

pemerintahan, kehidupan ekonomi,

pelaksanaan hukum dan keadilan,

sistem pembagian bekerja,

perdagangan, agama, kesenian, maupun adat istiadat (Noerhadi 1977: 22).

Seperti juga isi prasasti pada umumnya, prasasti dari masa Majapahit lebih banyak

berisi tentang ketentuan suatu daerah menjadi daerah perdikan atau sima.

Meskipun demikian, banak hal yang menarik untuk diungkapkan di sini, antara

lain, yaitu:

1. Prasasti Kudadu (1294 M)

Mengenai pengalaman Raden Wijaya sebelum menjadi Raja Majapahit yang

telah ditolong oleh Rama Kudadu dari kejaran balatentara Yayakatwang

setelah Raden Wijaya menjadi raja dan bergelar Krtajaya Jayawardhana

Anantawikramottunggadewa, penduduk desa Kudadu dan Kepala desanya

(Rama) diberi hadiah tanah sima.

2. Prasasti Sukamerta (1296 M) dan Prasasti Balawi (1305 M)

Mengenai Raden Wijaya yang telah memperisteri keempat putri Kertanegara

yaitu Sri Paduka Parameswari Dyah Sri Tribhuwaneswari, Sri Paduka

Mahadewi Dyah Dewi Narendraduhita, Sri Paduka Jayendradewi Dyah Dewi

Prajnaparamita, dan Sri Paduka Rajapadni Dyah Dewi Gayatri, serta

menyebutkan anaknya dari permaisuri bernama Sri Jayanegara yang dijadikan

raja muda di Daha.

3. Prasasti Waringin Pitu (1447 M)

Mengungkapkan bentuk pemerintahan dan sistem birokrasi Kerajaan Majapahit

yang terdiri dari 14 kerajaan bawahan yang dipimpin oleh seseorang yang

bergelar Bhre, yaitu Bhre Daha, Bhre Kahuripan, Bhre Pajang, Bhre

Page 8: Makalah Kerajaan Majapahit

8

Wengker, Bhre Wirabumi, Bhre Matahun, Bhre Tumapel, Bhre Jagaraga,

Bhre Tanjungpura, Bhre Kembang Jenar, Bhre Kabalan, Bhre Singhapura,

Bhre Keling, dan Bhre Kelinggapura.

4. Prasasti Canggu (1358 M)

Mengenai pengaturan tempat-tempat penyeberangan di Bengawan Solo.

Prasasti Biluluk (1366 M0, Biluluk II (1393 M), Biluluk III (1395 M).

Menyebutkan tentang pengaturan sumber air asin untuk keperluan pembuatan

garam dan ketentuan pajaknya.

5. Prasasti Karang Bogem (1387 M)

Menyebutkan tentang pembukaan daerah perikanan di Karang Bogem.

Prasasti Marahi Manuk (tt) dan Prasasti Parung (tt) Mengenai sengketa tanah,

persengketaan ini diputuskan oleh pejabat kehakiman yang menguasai kitab-

kitab hukum adat setempat.

6. Prasasti Katiden I (1392 M)

Menyebutkan tentang pembebasan daerah bagi penduduk desa Katiden yang

meliputi 11 wilayah desa. Pembebasan pajak ini karena mereka mempunyai

tugas berat, yaitu menjaga dan memelihara hutan alang-alang di daerah

Gunung Lejar.

7. Prasasti Alasantan (939 M)

Menyebutkan bahwa pada tanggal 6 September 939 M, Sri Maharaja Rakai

Halu Dyah Sindok Sri Isanawikrama memerintahkan agar tanah di Alasantan

dijadikan sima milik Rakryan Kabayan.

8. Prasasti Kamban (941 M)

Meyebutkan bahwa apada tanggal 19 Maret 941 M, Sri Maharaja Rake Hino

Sri Isanawikrama Dyah Matanggadewa meresmikan desa Kamban menjadi

daerah perdikan.

9. Prasasti Hara-hara (Trowulan VI) (966 M).

Menyebutkan bahwa pada tanggal 12 Agustus 966 M, mpu Mano menyerahkan

tanah yang menjadi haknya secara turun temurun kepada Mpungku Susuk

Pager dan Mpungku Nairanjana untuk dipergunakan membiayai sebuah rumah

doa (Kuti).

Page 9: Makalah Kerajaan Majapahit

9

10. Prasasti Wurare (1289 M)

Menyebutkan bahwa pada tanggal 21 September 1289 Sri Jnamasiwabajra,

raja yang berhasil mempersatukan Janggala dan Panjalu, menahbiskan arca

Mahaksobhya di Wurare. Gelar raja itu ialah Krtanagara setelah ditahbiskan

sebagai Jina (dhyani Buddha).

11. Prasasti Maribong (Trowulan II) (1264 M)

Menyebutkan bahwa pada tanggal 28 Agustus 1264 M Wisnuwardhana

memberi tanda pemberian hak perdikan bagi desa Maribong.

12. Prasasti Canggu (Trowulan I)

Mengenai aturan dan ketentuan kedudukan hukum desa-desa di tepi sungai

Brantas dan Solo yang menjadi tempat penyeberangan. Desa-desa itu diberi

kedudukan perdikan dan bebas dari kewajiban membayar pajak, tetapi

diwajibkan memberi semacam sumbangan untuk kepentingan upacara

keagamaan dan diatur oleh Panji Margabhaya Ki Ajaran Rata, penguasa

tempat penyeberangan di Canggu, dan Panji Angrak saji Ki Ajaran Ragi,

penguasa tempat penyeberangan di Terung.

F. Kehidupan di Kerajaan Majapahit

1. Kehidupan Politik

Kehidupan politik Kerajaan Majapahit berhubungan pemerintahan dan

kepemimpinan rajanya. Raja-raja itu antara lain:

a. Raden Wijaya

Berdirinya Kerajaan Majapahit sangat berhubungan dengan runtuhnya

Kerajaan Singasari. Kerajaan Singasari runtuh setelah salah satu raja

vasalnya yaitu Jayakatwang mengadakan pemberontakan. Kerajaan

Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya yang merupakan menantu dari Raja

Singasari terakhir yaitu Kertanegara. Raden Wijaya beserta istri dan

pengikutnya dapat meloloskan diri ketika Singasari diserang Jayakatwang.

Raden Wijaya meloloskan diri dan pergi ke Madura untuk menemui dan

meminta perlindungan Bupati Sumenep dari Madura yaitu Aryawiraraja.

Berkat Aryawiraraja juga, Raden Wijaya mendapat pengampunan dari

Page 10: Makalah Kerajaan Majapahit

10

Jayakatwang, bahkan Raden Wijaya sendiri diberi tanah di hutan Tarik

dekat Mojokerto yang kemudian daerah itu dijadikan sebagai tempat

berdirinya kerajaan Majapahit.

Raden Wijaya kemudian menyusun kekuatan di Majapahit dan

mencari saat yang tepat untuk menyerang balik Jayakatwang. Untuk itu, dia

mencoba mencari dukungan kekuatan dari raja-raja yang masih setia pada

Singasari atau raja yang kurang senang pada Jayakatwang. Kesempatan

untuk menghancurkan Jayakatwang akhirnya muncul setelah tentara

Mongol mendarat di Jawa untuk menyerang Kertanegara. Keadaan seperti

ini dimanfaatkan oleh Raden Wijaya dengan cara memperalat mereka untuk

menyerang Jayakatwang. Raden Wijaya bersama-sama dengan pasukan

Kubhilai Khan berhasil mengalahkan pasukan Jayakatwang. Begitu pula

Jayakatwang berhasil ditangkap dan lalu dibunuh oleh pasukan Kubhilai

Khan.

Setelah Jayakatwang terbunuh, lalu Raden Wijaya melakukan

serangan balik terhadap pasukan Kubhilai Khan. Raden Wijaya berhasil

memukul mundur pasukan Kubhilai Khan, sehingga mereka terpaksa

menyelamatkan diri keluar Jawa. Setelah berhasil mengusir pasukan

Kubhilai Khan, Raden Wijaya dinobatkan menjadi raja Majapahit pada

tahun 1293 M dengan gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana.

Sebagai seorang raja yang besar, Raden Wijaya memperistri empat

putri Kertanegara sebagai permaisurinya. Dari Tribuana, ia mempunyai

seorang putra yang bernama Jayanegara. Sedangkan dari Gayatri, ia

mempunyai dua orang putri, yaitu Tribuanatunggadewi dan Rajadewi

Maharajasa.

Para pengikut Raden Wijaya yang setia dan berjasa dalam mendirikan

kerajaan Majapahit, diberi kedudukan yang tinggi dalam pemerintahan.

Tetapi ada saja yang tidak puas dengan kedudukan yang diperolehnya. Hal

ini menimbulkan pemberontakan di sana-sini. Pada tahun 1309 M, Raden

Wijaya meninggal dunia dan didarmakan di Antahpura, dekat Blitar. Setelah

Page 11: Makalah Kerajaan Majapahit

11

Raden Wijaya meninggal dunia, Kerajaan Majapahit dipimpin oleh

Jayanegara dengan gelar Sri Jayanegara.

b. Jayanegera.

Pada masa pemerintahannya, Jayanegara dirongrong oleh serentetan

pemberontakan. Pemberontakan-pemberontakan ini datang dari Ranggalawe

(1309), Lembu Sora (1311), Juru Demung dan Gajah Biru (1314), Nambi

(1316), dan Kuti (1320).

Pemberontakan Kuti merupakan pemberontakan yang paling

berbahaya karena Kuti berhasil menduduki ibu kota Majapahit, sehingga

raja Jayanegara terpaksa melarikan diri ke daerah Badandea. Jayanegara

diselamatkan oleh pasukan Bhayangkari di bawah pimpinan Gajah Mada.

Berkat ketangkasan dan siasat jitu dari Gajah Mada, pemberontakan Kuti

berhasil ditumpas. Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, Gajah Mada

diangkat menjadi Patih di Kahuripan pada tahun 1321 M dan Patih di Daha

(Kediri).

Pada tahun 1328, Jayanegara tewas dibunuh oleh Tabib Israna

Ratanca, ia didharmakan di dalam pura di Sila Petak dan Bubat. Jayanegara

tidak mempunyai putra, maka takhta kerajaan digantikan oleh adik

perempuannya yang bernama Tribhuanatunggadewi. Ia dinobatkan menjadi

raja Majapahit dengan gelar Tribhuanatunggadewi Jaya Wisnu Wardhani.

c. Tribhuanatunggadewi

Pada masa pemerintahannya, terjadi pemberontakan Sadeng dan Keta

pada tahun 1331. Pemberontakan ini dapat dipadamkan oleh Gajah Mada.

Sebagai penghargaan atas jasanya, Gajah Mada diangkat menjadi mahapatih

di Majapahit oleh Tribhuanatunggadewi.

Di hadapan raja dan para pembesar Majapahit, Gajah Mada

mengucapkan sumpah yang terkenal dengan nama Sumpah Palapa. Isi

sumpahnya, ia tidak akan Amukti Palapa sebelum ia dapat menundukkan

Nusantara, yaitu Gurun, Seran, Panjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali,

Sunda, Palembang, dan Tumasik.

Page 12: Makalah Kerajaan Majapahit

12

Dalam rangka mewujudkan cita-citanya, Gajah Mada menaklukkan

Bali pada tahun 1334, kemudian Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi,

Maluku, Sumatra, dan beberapa daerah di Semenanjung Malaka. Seperti

yang tercantum dalam kitab Negarakertagama, wilayah kekuasaan Kerajaan

Majapahit sangat luas, yakni meliputi daerah hampir seluas wilayah

Republik Indonesia sekarang.

Tribhuanatunggadewi memerintah selama dua puluh dua tahun. Pada

tahun 1350, ia mengundurkan diri dari pemerintahan dan digantikan oleh

putranya yang bernama Hayam Wuruk. Pada tahun 1350 M, putra mahkota

Hayam Wuruk dinobatkan menjadi raja Majapahit dengan gelar Sri

Rajasanagara dan ia didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada.

d. Hayam Wuruk

Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya pada masa

pemerintahan Hayam Wuruk. Wilayah kekuasaan Majapahit meliputi

seluruh Nusantara. Pada saat itulah cita-cita Gajah Mada dengan Sumpah

Palapa berhasil diwujudkan.

Usaha Gajah Mada dalam melaksanakan politiknya, berakhir pada

tahun 1357 dengan terjadinya peristiwa di Bubat, yaitu perang antara

Pajajaran dengan Majapahit. Pada waktu itu, Hayam Wuruk bermaksud

untuk menikahi putri Dyah Pitaloka. Sebelum putri Dyah Pitaloka dan

ayahnya beserta para pembesar Kerajaan Pajajaran sampai di Majapahit,

mereka beristirahat di lapangan Bubat. Di sana terjadi perselisihan antara

Gajah Mada yang menghendaki agar putri itu dipersembahkan oleh raja

Pajajaran kepada raja Majapahit. Para pembesar Kerajaan Pajajaran tidak

setuju, akhirnya terjadilah peperangan di Bubat yang menyebabkan semua

rombongan Kerajaan Pajajaran gugur.

Pada tahun 1364 M, Gajah Mada meninggal dunia. Hal itu merupakan

kehilangan yang sangat besar bagi Majapahit. Kemudian pada tahun 1389

Raja Hayam Wuruk meninggal dunia. Hal ini menjadi salah satu penyebab

surutnya kebesaran Kerajaan Majapahit di samping terjadinya pertentangan

yang berkembang menjadi perang saudara.

Page 13: Makalah Kerajaan Majapahit

13

Setelah Hayam Wuruk meninggal, takhta Kerajaan Majapahit

diduduki oleh Wikramawardhana. Ia adalah menantu Hayam Wuruk yang

menikah dengan putrinya yang bernama Kusumawardhani. Ia memerintah

Kerajaan Majapahit selama dua belas tahun.

Pada tahun 1429 M, Wikramawardhana meninggal dunia. Selanjutnya

raja-raja yang memerintah Majapahit setelah Wikramawardhana adalah:

1) Suhita (1429 M 1447 M), putri Wikramawardhana;

2) Kertawijaya (1448 M 1451 M), adik Suhita;

3) Sri Rajasawardhana (1451 M 1453 M);

4) Girindrawardhana (1456 M 1466 M), anak dari Kertawijaya;

5) Sri Singhawikramawardhana (1466 M 1474 M);

6) Girindrawardhana Dyah Ranawijaya.

2. Kehidupan Ekonomi

Majapahit merupakan negara agraris dan juga sebagai negara maritim.

Kedudukan sebagai negara agraris tampak dari letaknya di pedalaman dan

dekat aliran sungai. Kedudukan sebagai negara maritim tampak dari

kesanggupan angkatan laut kerajaan itu untuk menanamkan pengaruh

Majapahit di seluruh nusantara. Dengan demikian, kehidupan ekonomi

masyarakat Majapahit menitikberatkan pada bidang pertanian dan pelayaran.

Udara di Jawa panas sepanjang tahun. Panen padi terjadi dua kali dalam

setahun, butir berasnya amat halus. Terdapat pula wijen putih, kacang hijau,

rempah-rempah, dan lain-lain kecuali gandum. Buah-buahan banyak jenisnya,

antara lain pisang, kelapa, delima, pepaya, durian, manggis, langsa, dan

semangka. Sayur mayur berlimpah macamnya. Jenis binatang juga banyak.

Untuk membantu pengairan pertanian yang teratur, pemerintah Majapahit

membangun dua buah bendungan, yaitu Bendungan Jiwu untuk persawahan

dan Bendungan Trailokyapur untuk mengairi daerah hilir. Majapahit memiliki

mata uang sendiri yang bernama gobog. Gobog merupakan uang logam yang

terbuat dari campuran perak, timah hitam, timah putih, dan tembaga.

Bentuknya koin dengan lubang di tengahnya. Dalam transaksi perdagangan,

selain menggunakan mata uang gobog, penduduk Majapahit juga

Page 14: Makalah Kerajaan Majapahit

14

menggunakan uang kepeng dari berbagai dinasti. Menurut catatan Wang Ta-

yuan seorang pedagang dari Tiongkok, komoditas ekspor Jawa pada saat itu

ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua. Sedangkan komoditas impornya

adalah mutiara, emas, perak, sutra, barang keramik, dan barang dari besi.

3. Kehidupan Sosial Budaya

Pola tata masyarakat Majapahit dibedakan atas lapisan-lapisan

masyarakat yang perbedaannya lebih bersifat statis. Walaupun di Majapahit

terdapat empat kasta seperti di India, yang lebih dikenal dengan catur warna,

tetapi hanya bersifat teoritis dalam literatur istana. Pola ini dibedakan atas

empat golongan masyarakat, yaitu brahmana, ksatria, waisya, dan sudra.

Namun terdapat pula golongan yang berada di luar lapisan ini, yaitu Candala,

Mleccha, dan Tuccha, yang merupakan golongan terbawah dari lapisan

masyarakat Majapahit. Brahmana (kaum pendeta) mempunyai kewajiban

menjalankan enam dharma, yaitu: mengajar; belajar; melakukan persajian

untuk diri sendiri dan orang lain; membagi dan menerima derma (sedekah)

untuk mencapai kesempurnaan hidup; dan bersatu dengan Brahman (Tuhan).

Mereka juga mempunyai pengaruh di dalam pemerintahan, yang berada pada

bidang keagamaan dan dikepalai oleh dua orang pendeta tinggi, yaitu pendeta

dari agama Siwa (Saiwadharmadhyaksa) dan agama Buddha

(Buddhadarmadyaksa). Saiwadyaksa mengepalai tempat suci (pahyangan) dan

tempat pemukiman empu (kalagyan). Buddhadyaksa mengepalai tempat

sembahyang (kuti) dan bihara (wihara). Menteri berhaji mengepalai para ulama

(karesyan) dan para pertapa (tapaswi). Semua rohaniawan menghambakan

hidupnya kepada raja yang disebut sebagai wikuhaji. Para rohaniawan biasanya

tinggal di sekitar bangunan agama, yaitu: mandala, dharma, sima, wihara, dan

sebagainya. Kaum Ksatria merupakan keturunan dari pewaris tahta (raja)

kerajaan terdahulu, yang mempunyai tugas memerintah tampuk pemerintahan.

Keluarga raja dapat dikatakan merupakan keturunan dari kerajaan Singasari-

Majapahit yang dapat dilihat dari silsilah keluarganya dan keluarga-keluarga

kerabat raja tersebar ke seluruh pelosok negeri, karena mereka melakukan

sistem poligami secara meluas yang disebut sebagai wargahaji atau sakaparek.

Page 15: Makalah Kerajaan Majapahit

15

Semua anggota keluarga raja masing-masing diberi nama atas gelar, umur, dan

fungsi mereka di dalam masyarakat. Pemberian nama pribadi dan nama gelar

terhadap para putri dan putra raja didasarkan atas nama daerah kerajaan yang

akan mereka kuasai sebagai wakil raja.

Waisya merupakan masyarakat yang menekuni bidang pertanian dan

perdagangan. Mereka bekerja sebagai pedagang, peminjam uang, penggara

sawah, dan beternak.

Kemudian kasta yang paling rendah dalam catur warna adalah kaum

sudra yang mempunyai kewajiban untuk mengabdi kepada kasta yang lebih

tinggi, terutama pada golongan brahmana.

Golongan terbawah yang tidak termasuk dalam catur warna dan sering

disebut sebagai pancama (warna kelima), yaitu:

a. Candala merupakan anak dari perkawinan campuran antara laki-laki

(golongan sudra) dengan wanita (dari ketiga golongan lainnya: brahmana,

waisya, dan waisya). Sehingga sang anak mempunyai status yang lebih

rendah dari ayahnya.

b. Mleccha adalah semua bangsa di luar Arya tanpa memandang bahasa dan

warna kulit, yaitu para pedagang-pedagang asing (Cina, India, Champa,

Siam, dll.) yang tidak menganut agama Hindu.

c. Tuccha ialah golongan yang merugikan masyarakat, salah satu contohnya

adalah para penjahat. Ketika mereka diketahui melakukan tatayi, maka raja

dapat menjatuhi hukuman mati kepada pelakunya. Perbuatan tatayi adalah

membakar rumah orang, meracuni sesama, mananung, mengamuk, merusak,

dan memfitnah kehormatan perempuan.

Dari aspek kedudukan dalam masyarakat Majapahit, wanita mempunyai

status yang lebih rendah dari para lelaki. Hal ini terlihat pada kewajiban

mereka untuk melayani dan menyenangkan hati para suami mereka saja.

Wanita tidak boleh ikut campur dalam urusan apapun, selain mengurusi dapur

rumah tangga mereka. Dalam undang-undang Majapahit pun para wanita yang

sudah menikah tidak boleh bercakap-cakap dengan lelaki lain, dan sebaliknya.

Page 16: Makalah Kerajaan Majapahit

16

Hal ini bertujuan untuk menghindari pergaulan bebas antara kaum pria dan

wanita.

Pada masa Majapahit bidang seni budaya berkembang pesat, terutama

seni sastra. Karya seni sastra yang dihasilkan pada masa zaman awal

Majapahit, antara lain sebagai berikut:

a. Kitab Negarakertagama karangan Empu Prapanca pada tahun 1365. Isinya

menceritakan hal-hal sebagai berikut:

1) Sejarah raja-raja Singasari dan Majapahit dengan masa pemerintahannya.

2) Keadaan kota Majapahit dan daerah-daerah kekuasaannya.

3) Kisah perjalanan Raja Hayam Wuruk ketika berkunjung ke daerah

kekuasaannya di Jawa Timur beserta daftar candi-candi yang ada.

4) Kehidupan keagamaan dengan upacara-upacara sakralnya, misalnya

upacara Srrada untuk menghormati roh Gayatri dan menambah kesaktian

raja.

b. Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular. Kitab tersebut berisi riwayat

Sutasoma, seorang anak raja yang menjadi pendeta Buddha.

c. Kitab Arjunawijaya karangan Empu Tantular. Kitab tersebut berisi tentang

riwayat raja raksasa yang berhasil ditundukkan oleh Raja Arjunasasrabahu.

d. Kitab Kunjarakarna dan Parthayajna, tidak jelas siapa pengarangnya. Kitab

itu berisi kisah raksasa Kunjarakarna yang ingin menjadi manusia, dan

pengembaraan Pandawa di hutan karena kalah bermain dadu dengan

Kurawa.

Sedangkan, karya seni sastra yang dihasilkan pada zaman akhir

Majapahit antara lain, sebagai berikut:

a. Kitab Pararaton, isinya menceritakan riwayat raja-raja Singasari dan

Majapahit.

b. Kitab Sudayana, isinya tentang Peristiwa Bubat.

c. Kitab Sorandakan, isinya tentang pemberontakan Sora.

d. Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan Ranggalawe.

e. Kitab Panjiwijayakrama, isinya riwayat R.Wijaya sampai dengan menjadi

Raja Majapahit.

Page 17: Makalah Kerajaan Majapahit

17

f. Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan

Aryadamar.

g. Kitab Tantu Panggelaran, tentang pemindahan gunung Mahameru ke Pulau

Jawa oleh Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa.

Di samping seni sastra, seni bangunan juga berkembang pesat.

Bermacam-macam candi didirikan dengan ciri khas Jawa Timur, yaitu dibuat

dari bata, misalnya Candi Panataran, Candi Tigawangi, Candi Surawana, Candi

Jabung, dan Gapura Bajang Ratu.

4. Kehidupan Agama

Pada masa Kerajaan Majapahit berkembang agama Hindu Syiwa dan

Buddha. Kedua umat beragama itu memiliki toleransi yang besar sehingga

tercipta kerukunan umat beragama yang baik. Raja Hayam Wuruk beragama

Syiwa, sedangkan Gajah Mada beragama Buddha. Namun, mereka dapat

bekerja sama dengan baik. Rakyat ikut meneladaninya, bahkan Empu Tantular

menyatakan bahwa kedua agama itu merupakan satu kesatuan yang disebut

Syiwa–Buddha. Hal itu ditegaskan lagi dalam Kitab Sutasoma dengan kalimat

Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa. Artinya, walaupun

beraneka ragam, tetap dalam satu kesatuan, tidak ada agama yang mendua.

Urusan keagamaan diserahkan kepada pejabat tinggi yang disebut

Dharmmaddhyaksa. Jabatan itu dibagi dua, yaitu Dharmmaddhyaksa Ring

Kasaiwan untuk urusan agama Syiwa dan Dharmmaddhyaksa Ring Kasogatan

untuk urusan agama Buddha. Kedua pejabat itu dibantu oleh sejumlah pejabat

keagamaan yang disebut dharmmaupatti. Pejabat itu, pada zaman Hayam

Wuruk yang terkenal ada tujuh orang yang disebut sang upatti sapta. Di

samping sebagai pejabat keagamaan, para upatti juga dikenal sebagai

kelompok cendekiawan atau pujangga. Misalnya, Empu Prapanca adalah

seorang Dharmmaddhyaksa dan juga seorang pujangga besar dengan kitabnya

Negarakertagama.

Untuk keperluan ibadah, raja juga melakukan perbaikan dan

pembangunan candi-candi.

Page 18: Makalah Kerajaan Majapahit

18

G. Keruntuhan Kerajaan Majapahit

Sesudah mencapai puncak pada abad ke-14 kekuasaan Majapahit berangsur-

angsur melemah. Tampak terjadi perang saudara (Perang Paregreg) pada tahun

1405-1406 antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Demikian pula telah

terjadi pergantian raja yg dipertengkarkan pada tahun 1450-an dan pemberontakan

besar yg dilancarkan oleh seorang bangsawan pada tahun 1468.

Dalam tradisi Jawa ada sebuah kronogram atau candrasengkala yg berbunyi

sirna ilang kretaning bumi. Sengkala ini konon adl tahun berakhir Majapahit dan

harus dibaca sebagai 0041 yaitu tahun 1400 Saka atau 1478 Masehi. Arti sengkala

ini adl “sirna hilanglah kemakmuran bumi”. Namun demikian yg sebenar

digambarkan oleh candrasengkala tersebut adl gugur Bre Kertabumi raja ke-11

Majapahit oleh Girindrawardhana.

Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para penyebar agama

sudah mulai memasuki nusantara. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15

pengaruh Majapahit di seluruh nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan

sebuah kerajaan perdagangan baru yg berdasarkan agama Islam yaitu Kesultanan

Malaka mulai muncul di bagian barat nusantara.

Catatan sejarah dari Tiongkok Portugis (Tome Pires) dan Italia (Pigafetta)

mengindikasikan bahwa telah terjadi perpindahan kekuasaan Majapahit dari

tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus penguasa dari Kesultanan Demak

antara tahun 1518 dan 1521 M.

Page 19: Makalah Kerajaan Majapahit

19

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah pada masanya Majapahit

mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di

bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak

wilayah. Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan

Majapahit meliputi Sumatra, Semenajung Malaya, Kalimantan Sulawesi,

kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) sebagian

kepulauan Filipina. Sumber ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak

kejayaan Kemaharajaan Majapahit.

B. Saran

Makalah ini tentulah masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya

sangat membutuhkan kontribusi kritik dan saran dari pembaca agar dijadikan

sebagai intropeksi bagi makalah ini untuk menjadi lebih baik lagi. Terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah terlibat untuk mendukung dan membantu agar

makalah ini dapat terselesaikan.

Page 20: Makalah Kerajaan Majapahit

20

DAFTAR PUSTAKA

http://nesaci.com/sejarah-lengkap-kerajaan-majapahit/

http://id.wikepedia.org/wiki/majapahit

Page 21: Makalah Kerajaan Majapahit

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena alhamdulillah

dengan limpahan karunia dan nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Tak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman

Muhammad SAW, kepada para Sahabatnya, keluarga, serta sampai kepada kita

selaku umatnya. Amin.

Makalah berjudul “KERAJAAN MAJAPAHIT” ini saya buat untuk

memenuhi salah satu tugas yang diberikan guru mata pelajaran. Dan semoga,

selain memenuhi tugas tersebut, makalah ini dapat bermanfaat bagi khalayak

pembaca pada umumnya dan kami khususnya.

Kritik dan saran sangat kami harapkan dalam upaya perbaikan kami dalam

membuat makalah.

Talaga, Oktober 2015

Penulis

Page 22: Makalah Kerajaan Majapahit

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1

C. Tujuan ............................................................................................... 2

D. Manfaat ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit ............................................ 3

B. Letak dan Wilayah ............................................................................ 4

C. Sumber-sumber Sejarah .................................................................... 5

D. Silsilah Raja-raja Majapahit .............................................................. 6

E. Prasasti – Prasasti Kerajaan Majapahit ............................................. 7

F. Kehidupan di Kerajaan Majapahit .................................................... 9

G. Keruntuhan Kerajaan Majapahit ....................................................... 18

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 19

B. Saran ................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 20

Page 23: Makalah Kerajaan Majapahit

ii

Pertanyaan

1. Tahun berapa Kertanegara gugur oleh penghianat Jaya Katwang?

Jawab: 1292 (kelompok 6) Lia Rosnawati

2. Sebutkan salah satu faktor pendorong kerajaan Majapahit sebagai

Kerajaan yang besar!

Jawab: Letak Majapahit yang strategis (kelompok 7) Novi Oktapiani

3. Sebutkan peninggalan kerajaan Majapahit!

Jawab: prasasti, bangunan dan candi (kelompok 5) Hermawati

4. Apa gelar Raja Wijaya?

Jawab: Kertajasa Jayawardhana (kelompok 4) Esti Listiani

5. Kitab/hukum perundang-undangan Majapahit disebut?

Jawab: Kutaramarawa (kelompok 3) Cecep Ahmad Fauzi