makalah k3

35
TUGAS K3 PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DISUSUN OLEH : Kelompok 1 1. Intan Nevianita 2. Putri Utami 3. Raden Ayu Wilda Anggraini 4. Renny Eka Dhamayanti Kelas 1 KA Dosen Pembimbing : Ibnu Hajar, S.T, M.T POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 1

Upload: raden-ayu-wilda-anggraini

Post on 25-Nov-2015

190 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Kesehatan dan keselamatan kerja

TRANSCRIPT

TUGAS K3PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

DISUSUN OLEH :Kelompok 11. Intan Nevianita 2. Putri Utami 3. Raden Ayu Wilda Anggraini 4. Renny Eka DhamayantiKelas 1 KADosen Pembimbing : Ibnu Hajar, S.T, M.T

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYAPALEMBANGTAHUN AKADEMIK 2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Penanganan kecelakaan (P3K) di laboratorium. Makalah ini disusun dalam rangka untuk memyelesaikan tugas diskusi Keselamatan Kesehatan Kerja dan Hukum Ketenagakerjaan (K3).Dalam makalah ini kami banyak mengalami hambatan, namun berkat dukungan dari berbagai pihak, maka makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.Dan tak lupa pula kami sampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Ibnu Hajar, S.T.,M.T. selaku dosen pembimbing yang mana telah membantu dan membimbing dalam proses penyusunan sehingga makalah ini semakin baik dan sesuai dengan yang diharapkan.Kami selaku penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Adapun kiranya terdapat kritik dan saran pembaca yang ingin disampaikan kepada kami selaku penyusun makalah dengan rasa hormat untuk menerima, agar makalah ini dapat bermnafaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa khususnya.Semoga Allah SWT membalas dan melimpahkan rahmat-Nya untuk kita semua. Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu selama proses penulisan makalah ini.

Palembang, Desember 2013

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................... iDAFTAR ISI......................... iiBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 11.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 2 1.3 Tujuan................................................................................................. 2BAB II PEMBAHASAN2.1 Definsi Alat Perlindungan Diri.. 32.2 Macam-macam Alat Perlindungan Diri 32.3 Deinisi P3K.. 92.4 Tujuan P3K. 92.5 Prinsip P3K 102.6 Jenis-jenis Kecelakaan dan Cara Penanganannya... 10

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan...................................................................................................... DAFTAR PUSATAKA...................................................................................................

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPercobaan atau praktikum yang dilakukan di laboratorium maupun di lapangan tentunya memiliki resiko terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu, harus ada tindak pencegahan terhadap terjadinya sebuah kecelakaan. Untuk mencegah terjadinya suatu kecelakaan dalam sebuah pekerjaan di laboratorium maupun lapangan, maka para pekerja sebaiknya menggunakan safety atau alat pelindung diri. Namun apabila kecelakaan itu sudah terjadi, maka korban kecelakaan harus segera diberikan pertolongan pertama sebelum mendapat penanganan yang lebih serius di rumah sakit.Alat pelindung diri berfungsi mengisolasi tubuh pekerja terhadap keterpaan bahan kimia berbahaya. Pemakaian alat pelindung diri merupakan cara terakhir untuk pengendalian keterpaan apabila cara-cara pengendalian sebelumnya yakni mengurangi atau mengisolasi emisi polutan telah maksimum atau gagal.Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedic. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) adalah merupakan materi yang perlu di dipelajari baik oleh siswa, mahasiswa maupun masyarakat umum. Melihat terlalu banyaknya kejadian kecelakaan, maka penyusun merasa tergerak untuk menulis artikel Pertolongan Pertama pada kecelakaan (P3K) ini. Mudah-mudahan dengan artikel ini penbaca dapat menambah wawasannya dalam hal penanganan korban kecelakaan. Dalam artikel ini penulis menyajikan beberapa sub materi dari pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) yaitu Devinisi P3K, Tujuan P3k, Prinsip - prinsip yang harus ditanamkan pada jiwa P3K, Prioritas pertolongan pada korban kecelakaan, Tindakan pertama pada saat menemukan korban kecelakaan, Keluhan atau gejala penyakit yang diderita korban, Tindakan dan perawatan lanjutan pada korban kecelakaan, Pertolongan dan perawatan korban kecelakaan, Cara-cara mengevakuasi korban kecelakaan, alat atau bahan yang wajib berada di dalam kotak P3K dan nama-nama obat yang sering digunakan dan yang mudah di dapat di toko - toko atau apotik terdekat

1.2 Rumusan Masalah1. Apa definisi alat-alat perlindungan diri?2. Jelaskan macam-macam alat perlindungan diri?3. Apa definisi dari pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)?4. Apa tujuan dilakukan perolongan pertama pada kecelakaan?5. Apa prinsip dari pertolongan pertama pada kecelakaan?6. Jelaskan jenis-jenis kecelakaan serta cara penanganannya?1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui definisi alat-alat perlindungan diri2. Untuk mengetahui jenis-jenis alat pelindung diri beserta fungsinya3. Untuk mengetahui cara pertolongan pertama terhadap kecelakaan dan mengaplikasikannya dalam dunia laboratorium.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Definisi Alat Perlindungan DiriAlat pelindung diri merupakan alat yang digunakan dalam upaya untuk menghindari atau mencegah keterpaan bahan kimia berbahaya pada tubuh serta untuk menghindari terjadinya kecelakaan saat kerja.2.2 Macam-macam Alat Perlindungan DiriUntuk bekerja dalam laboratorium kimia, ada beberapa peralatan pelindung diri yang harus kita ketahui dan tentunya kita gunakan, di antaranya:1. Pakaian Kerja atau Jas LaboratoriumPakaian tersebut berfungsi sebagai pelindung tubuh atau pakaian dari kontak dengan bahan kimin atau panas. Memakai pakaian kerja merupakan keharusan bagi pekerja laboratorium. Biasanya pakaian kerja tersebut terbuat dari katun. Namun ada pula yang terbuat dari plastik, wol, atau karet, semuanya bergantung pada kebutuhan.

Gambar 1. Jas Laboratorium2. Kaca Mata dan GogglesPelindung mata amat perlu untuk bekerja dalam laboratorium karena mata amat rawan terhadap percikan asam, basa atau pecahan kaca/gelas. Pelindung mata dapat berupa kacamata biasa atau tanpa pelindung samping dan goggles. Penggunaan goggles lebih terjamin aman dibandingkan dengan kacamata, karena goggles dapat terikat dengan kuat dan bagian muka yang terlindungi juga lebih banyak.

Gambar 2. Kacamata dan Goggles

Kaca Mata Googles

Kelebihan :Lebih enak dipakai daripada goggles, pemakaian kacamata diwajibkan bagi pekerja atau mahasiswa di laboratorium.Kelebihan :Lebih aman daripada kacamata karena lebih kuat terikat dan lebih banyak bagian muka yang terlindung. Digunkan pada percobaan yang amat berbahaya bagi mata.

3. Perisai Muka (Face Shield)Perisai muka dipakai untuk melindungi muka secara keseluruhan, termasuk bagian mata. Alat ini tahan terhadap benturan mekanik maupun bahan kimia. Selain itu, alat ini sangat efektif digunakan untuk menangani asam, basa atau bahan kimia eksplosif.

Gambar 3. Perisai Muka

4. Alat Pelindung Pernapasan (Respirator)Respirator sangatlah penting digunakan. Hal ini mengingat 90% kecelakaan kerja di laboratorium disebabkan oleh bahan kimia beracun atau korosif lewat saluran pernapasan. Respirator dapat dibagi menjadi:1. Respirator yang Memurnikan UdaraRespirator ini memakai filter atau kanister yang dapat menyerap atau mengambil kontaminan dalam udara. Semakin halus filter yang digunakan, semakin kecil ukuran debu yang dapat diambil. Penggunaan kain verban sangat tidak efektif untuk para pekerja di laboratorium, karena hanya dapat menyerap debu dengan partikel yang besar dan tidak dapat menangani kontaminasi uap gas beracun dan korosif.Untuk mengatasi uap gas beracun dan korosif, dipakai canister yang dapat menyerap gas-gas tersebut secara kimia maupun fisika. Dengan sendirinya canister tersebut diberi warna yang berbeda sesuai dengan kemampuan penyerapan gas, seperti:

JENIS GASWARNA KANISTER

Gas asamGas asam sianidaGas klorUap organicGas ammoniaGas karbon monoksidaGas asam dan uap organicGas asam, uap organic, dan ammoniaPutihPutih dengan strip hijauPutih dengan strip kuningHitamHijauBiruKuningcokelat

Tabel 1. Warna Kanister untuk Menangani setiap Gas Baeracun

Kanister-kanister tersebut dapat dicopot dan dipasang kembali sesuai dengan kebutuhan. Karena kanister mengandung bahan penyerap, maka umur/daya pakai juga bergantung pada lama pemakaian dan besarnya kadar kontaminan. Meskipun kadar kanister terbatas umur pakainya, tetapi cukup praktis dan ama sehingga banyak dipakai secara rutin. Tetapi peralatan ini tidak dapatmengatasi defisiensi (kekurangan) oksigen. Untuk itu dipakai pelindung pernapasan kedua dengan pemasok (suuply) udara atau oksigen.2. Respirator dengan Pemasok Udara/OksigenAlat ini mirip peralatan pernapasan untuk penyelam, yang disediakan udara/oksigen untuk pernapasan. Alat ini sangat diperlukan para pekerja di ruanagan yang berkadar oksigen rendah, seperti ruangan yang terpolusi berat oleh gas aspiksian (N2, Metan, dan CO2) pada konsentrasi tinggi.pemasok udara pernapasan pada respirator ini berupa:1. Udara tekan: dapat dipakai selama 30 menit2. Okigen: dapat tahan antara 30 menit sampai 1 jam3. Oksigen cair: untuk perlindungan antara 1-2 jam

(a) (b)Gambar 4. (a) Respirator yang Memurnikan Udara, (b) Respirator dengan Pemasok Udara/Oksigen

5. Pelindung Kaki (Sepatu)Untuk melindungi kaki kemungkinan tumpahan bahan kimia korosif/beracun, sepatu biasa yang tidak licin dan bertumit rendah dapat dipakai. Sepatu yang dipakai harus tertutup.

1. Sepatu latex/karetSepatu ini tahan bahan kimia dan memberikan daya tahan ekstra pada permukaan licin.2. Sepatu buthylSepatu buthyl melindungi kaki terhadap keton, aldehid, alkohol, asam, basa dan garam.3. Sepatu vinyl Tahan terhadap pelarut asam, basa, garam, air, pelumas dan darah.4. Sepatu nitrileSepatu nitrile tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia.

6. Pelindung Tangan (Gloves)Mengingat bahwa bahan-bahan kimia dapat merusak kulit (seperti H2SO4, HNO3, NaOH, TCA, dsb) atau teradsorpsi lewat kulit (CN, benzene, dan krom), maka sarung tangan amat diperlukan untuk menangani bahan-bahan kimia tersebut. Bahan sarung tangan dapat dibuat dari karet atau neoprene. Gloves terbuat dari asbes/silica yang cocok untuk menangani bahan-bahan yang panas.

7. Pelindung TelingaPelindung telinga tidak boleh dianggap enteng terutama untuk praktikan yang bekerja di tempat yang berkondisi bising baik itu dari gesekan benda-benda keras ataupun bunyi-bunyi keras dari mesin. Alat pelindung yang digunakan untuk kondisi sperti ini antara lain:1. Ear phoneSistem kerja alat earphone ini yaitu meredam suara.2. Sumbat telinga(ear plugs)Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi daya atenuasi (daya lindung) :25-30 dB, sedangkan frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) tak terganggu. 3. Tutup telinga (ear muff)Frekuensi 2000-4000 Hz sampai 42 dB (35-45 dB) untuk frekuensi 25-30 dB. Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan anatar tutup telinga dan sumbat telinga sehingga dapat atenuasi ynag lebih tinggi tak lebih dari 50 dB, karena hantaran suara melalui tulang masih ada. 2.3 Definisi P3KPertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Ini berarti pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas P3K (petugas medik atau orang awam) yang pertama kali melihat korban. Pemberian pertolongan harus secara cepat dan tepat dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada di tempat kejadian. Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan P3K dilakukan tidak baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan menimbulkan kematian.2.4 Tujuan P3KTujuan dari P3K adalah sebagai berikut:Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian 1. Memperhatikan kondisi dan keadaan yang mengancam korban 2. Melaksanakan Resusitasi Jantung dan Paru (RJP) kalau perlu 3. Mencari dan mengatasi pendarahan Mencegah cacat yang lebih berat (mencegah kondisi memburuk) 1. Mengadakan diagnose 2. Menangani korban dengan prioritas yang logis 3. Memperhatikan kondisi atau keadaan (penyakit) yang tersembunyi. Menunjang penyembuhan 1. Mengurangi rasa sakit dan rasa takut 2. Mencegah infeksi 3. Merencanakan pertolongan medis serta transportasi korban dengan tepat

2.5 Prinsip P3KBeberapa prinsip yang harus ditanamkan pada jiwa petugas P3K apabila menghadapi kejadian kecelakaan adalah sebagai berikut:1. Bersikaplah tenang, jangan pernah panik. Anda diharapakan menjadi penolong bukan pembunuh atau menjadi korban selanjutnya (ditolong)2. Gunakan mata dengan jeli, kuatkan hatimu karna anda harus tega melakukan tindakan yang membuat korban menjerit kesakitan untuk keselamatannya, lakukan gerakan dengan tangkas dan tepat tanpa menambah kerusakan. 3. Perhatikan keadaan sekitar kecelakaan, cara terjadinya kecelakaan, cuaca dll4. Perhatikan keadaan penderita apakah pingsan, ada perdarahan dan luka, patah tulang, merasa sangat kesakitan dll5. Periksa pernafasan korban. Kalau tidak bernafas, periksa dan bersihkan jalan nafas lalu berikan pernafasan bantuan (A, B = Airway, Breathing management)6. Periksa nadi atau denyut jantung korban. Kalau jantung berhenti, lakukan pijat jantung luar. Kalau ada perdarahan berat segera hentikan (C = Circulatory management)7. Apakah penderita Shock? Kalau shock cari dan atasi penyebabnya8. Setelah A, B, dan C stabil, periksa ulang cedera penyebab atau penyerta. Kalau ada patah tulang lakukan pembidaian pada tulang yang patah, Jangan buru-buru memindahkan atau membawa ke klinik atau rumah sakit sebelum tulang yang patah dibidai.9. Sementara memberikan pertolongan, anda juga harus menghubungi petugas medis atau rumah sakit terdekat.2.6 Jenis-jenis kecelakaan dan cara pertolongannya1. Luka BakarLuka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam. (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001). Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera (injuri) sebagai akibat kontak langsung dengan sumber-sumber thermal (panas), listrik, zat kimia, atau radiasi. Luka bakar merupakan luka yang unik diantara bentuk-bentuk luka lainnya, karena luka tersebut meliputi sejumlah besar jaringan mati yang tetap berada pada tempatnya untuk jangka waktu. Dengan cepat luka bakar akan didiami oleh bakteri patogen; mengalami eksudasi dengan perembesan sejumlah besar air, protein serat elektrolit; dan sering kali memerlukan pencangkokan kulit dari bagian tubuh yang lain untuk menghasilkan penutupan luka yang permanen. (Arif mtaqin, asuhan keperawatan gangguan integumen, salemba medika,2010).Luka bakar terbagi atas :1. Luka bakar karena panasLuka bakar karena panas dapat terjadi oleh kebakaran atau kontak dengan dengan gelas atau logam panas. Pertolongan pertama dapat dilakukan dengan mencelupkan bagian yang terbakar kedalam air es secepat mungkin. Pendinginan diteruskan sampai rasa sakit hilang dan tidak timbul kembali bula diangkat ari es. Bila tak mungkin luka untuk direndam, maka pendinginan dapat dilakukan dengan kompres.Langkah pertolongan pendinginan diperlukan agar mengurangi rasa sakit dan yang penting adalah bahwa pendinginan akan menghrntikan atau mempelambat reaksi perusakan akibat kebakaran. Pertolongan pertama ini harus segera diikuti dengan pengobatan dokter. Bila luka kebakaran terlalu besar, segera beri tahu dokter. Pakain yang menempel pada atau berdekatan dengan luka perlu dilepas. Hindarkan kontaminasi terhadap luka dan jangan membersihkan atau memberikan bahan pengoles. Menutup luka dengan kain atau verban yang steril dan bersih adalah cara terbaik dan segera dibawa ke dokter.

2. Luka bakar karena bahan kimia Bahan kimia seperti asam sulfat, alkali dan oksidator dapat melukai atau merusak kulit, merasa panas seperti terbakar. Pertolongan pertama yang harus segera dilakukan adalah melepaskan kontak dengan bahan tersebut secepat dan sesempurna mungkin. Pakaian yang terkena bahan segera dilepas dan bagian jaringan tubuh yang terluka segera dicuci dengan air sebanyak mungkin. Hindari penggunaan antidote penetral atau yang lain, sebab mungkian akan menimbulkan reaksi lain dengan jaringan yang terluka. Bawa kedokter untuk memperoleh pengobatan yang tepat.

Luka bakar dibagi menjadi tiga tingkatan:Tingkat ILuka bakar biasa, kulit tidak melepuh dapat diobati dengan obat merah atau salep Tingkat II Kulit melepuh (ada gelembung) dengan cara menutup bagian gelembung dengan perban steril yang diolesi salep Tingkat III Terbakar parah / hangus (jaringan sampai rusak) dengan menutup dengan perban steril, minta bantuan dokter 2. Luka Pada Mata1. Benda asing pada mataPecahan kaca atau benda asing lainnya dapat masuk pada mata. Benda-benda tersebut yang menempel atau terikat longgar dapat diambil dengan hati-hati. Tetapi kalau benda-benda tersebut tertancap kuat pada bagian mata atau terkena kornea, hanya dokter yang dapat mengambilnya. Pengambilan oleh yang bukan ahlinya, justru serigf akan menibulkan luka yang lebih parah.

2. Luka bakar mata oleh bahan kimiaPercikan atau aerosol dari bahan kimia yang korosif atau irritant dapat melukai mata apabila kita lupa memakai pelindung mata. Pertolongan pertama segera dilakukan dengan mencuci mata dengan air bersih, baik dengan air keran atau penyemprot air bila ada. Kelopakn mata harus benar-benar dibuka agar pencucian dapat merata keseluruh permukaan mata. Pencucian atau pembersihan ini sebaiknya dilakukan terus sampai kurang lebih selama 15 menit dan setelah itu segera bawa ke dokter ahliu. Juga disini ditekankan bahwa pertolongan pertama tidak boleh dicuci dengan larutan kimia penetral, sebab mungkin akan lebih memperburuk keadaan luka.Bahan-bahan kimia seperti asam sulfat, asam nitrat, asam klorida, dan asam flouride demikian pula senyawa basa seperti natrium/kalium hidroksida, aminia dan senyawa-senyawa amin amat bahaya bila terkena mata. Cara pencegahan dengan memakai kacamata atau goggles merupakan cara terbaik.

3. KeracunanKeracunan merupakan kecelakaan paling sering dalam laborator\ium. Kebanyakan disebabkan oleh masuknya bahan kimia kedalam tubuh lewat saluran pernapasan atau saluran kulit dan amat jarang lewat mulut. Meskipun banyak antidote untuk menanggulangi keracunan, tetapi pencegahan masuknya bahan kimia lewat ketiga jalur diatas merupakan cara terbaik untuk menghindari keracunan. Antidot adalah sebuah substansi yang dapat melawan reaksi peracunan. Kata ini berasal dari bahasa yunani, yang berarti memberikan perlawanan. Antidot untuk beberapa racun ke badan binatang dalam dosis kecil, lalu mengekstraknya kembali dari darah binatang tersebut. Ini mengeluarkannya terjadinya sebuah antidot yang dapat melawan racun yang diproduksi oleh binatang-binatang seperti ular, laba-laba, dan binatang beracun lainnya. Beberapa racun tidak ada antidotnya, dan kadang ini menimbulkan kematian apabila racun tersebut memasuki makhluk hidup lainnya. Bebrapa racun lainnya tidak memiliki antidot. Contohnya adalah racun risin, yang diproduksi dari limbah minyak goreng, dan akibatnya kadang fatal ketika memasuki badan manusia dalam jumlah yang cukup besar. Keracunan zat-zat kimia pada tubuh manusia dapat membahaykan kelansungan hidup. Bahna kimia beracun tersebut akan merusak jaringan tubuh terpernting sehingga mengganggu atau bahkan menghentikan fungsinya. Beberapa jaringan tubuh yang rentan terhadap keracunan antaranya kulit, susunan syaraf, sum-sum tulang, ginjal, hati dan alat-alat pencernaan. Jika organ tersebut terganggu, terjadilah penurunan tingkat kesehatan yang akan membahayakan jiwa manusia, terutama bila pertolongan terlambat diberikan.Beberapa jenis bahan kimia yang harus diperhatikan karena berbahaya adalah:

Bahan KimiaPotensi Bahaya Bagi Kesehatan

AgNO3Senyawa ini beracun dan korosif. Simpanlah dalam botol berwarna dan ruang yang gelap serta jauhkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar. Dapat menyebabkan luka bakar dan kulit melepuh. Gas/uapnya juga menyebabkan hal yang sama

HClSenyawa ini beracun dan bersifat korosif terutama dengan kepekatan tinggi. Dapat menyebabkan luka bakar dan kulit melepuh. Gas/uapnya juga menyebabkan hal yang sama.

H2SSenyawa ini mudah terbakar dan beracun. Menghirup bahan ini dapat menyebabkan pingsan, gangguan pernafasan, bahkan kematian.

H2SO4Senyawa ini sangat korosif, higroskopis, bersifat membakar bahan organik dan dapat merusak jaringan tubuh. Gunakan ruang asam untuk proses pengenceran dan hidupkan kipas penghisapnya. Jangan menghirup uap asam sulfat pekat karena dapat menyebabkan kerusakn paru-paru, kontak dengan kulit menyebabkan dermatitis, sedangkan kontak dengan mata menyebabkan kebutaan.

NaOHSenyawa ini bersifat hogroskopis dan menyerap gas CO2. Dapat merusak jaringan tubuh

NH3Senhyawa ini mempunyai bau yang khas. Menghirup senyawa ini pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan pembengkakana saluran pernafasan dan sesak nafas.

HCNSenyawa ini sangat beracun. Hindarkan kontak dengan kulit. Jangan menghirup gas ini karena dapat menyebabkan pingasan dan kematian

HFGas/uap larutannya sangat beracun. Dapt menybabkan iritasi kulit, mat dan saluran pernafasan

HNO3Senyawa ini bersifat korosif, dapat menybabkan luka bakar menghirup uapnya dapat menyebabkan kematian

Bahan-bahan kimia diatas, jika kita amati adalah bahan-bahan yang umumnya kita gunakan dalam laboratorium. Ternyata bahan-bahan kimia tersebut menyimpan potensi untuk meracuni tubuh.Keracunan bahan kimia diatas, dapat terjadi melalui beberapa cara sesuai dengan sifatnya. Keracunan dapat terjadi akibat tertelannya bahan kimia dalam saluran pencernaan. Untuk bahan kimia berupa gas, saluran pernapasan merupakan jalan masuk utama ke dalam tubuh seseorang. Bahan beracun dapat pula diserap melalui kulit atau langsung merusak jaringan kulit apabila terjadi persinggungan dengannya. Selaput lendir (mukosa) mata juga dapat menjadi salah satu tempat masuknya bahan kimia yang kemudian meracuni jaringan setempat.Pertolongan pada korban keracunanPada umumnya, tat cara pertolongan akibat keracunan biasanya mengikuti satu pedoman umum, kecuali pada beberapa kasus keracunan khusus seperti sianida, yang memerlukan pertolongan secara khusus. Pedoman utama dalam memberikan pertolongan adalah dengan cara menghilangkan atau membuang bahan beracun dari korban. Umumnya pertolongan pertama yang diberikan kepada korban yang tidak sadar atau hampir pingsan adalah dengan menelungkupkannya dengan kepala menhadap ke samping dan lidah dikeluarkan untuk mencegah tersedak karena ludah. Jagalah korban agar tetap pada posisi berbaring dan tetap hangat suhu badannya, dan jika diperlukan berilah bantuan pernafasan buatan. Ingat: jangan memberikan minuman beralkoho karena dapat menpercepat penyerapan beberapa jenis racun oleh tubuh. Dan terakhir segeralah minta pertolongan dari petugas kesehatan. Secara khusus, perlakuan lanjuttan yang harus dilakukan pada setiap jenis keracunan bahan kimia yang berbeda adalah sebagai berikut:1. Keracunan lewat pernapasan

Gas, uap, aerosol, embun dan debu merupakan bentuk zat racun yang berbahaya. Gas-gas seperti Cl2, HCl, SO2, formaldehida, ammonia adalah amat irritantdan kita segera dapat merasakannya bila kita menghirupnya karena efek lokal tehadap saluran pernapasannya. Demikian pula uap seperti kloform, benzene, hydrocarbon, terhalogenasi dan karbonmonoksida, metal klorida dan air raksa amat berbahaya karena tak tercium baunya waktu kita menghirup gas-gas tersebut. Gas-gas seperti monoksida, hydrogen sulfide, hydrogen sianida.Pertolongan pertama karena keracunan diatas harus segera diberikan yakni segera memindahkan korban dari keterpaan secepat mungkin menuju udara segar. Perlu harus diingat, bahwa apabila kejadian terjadi pada ruang tertutup atau oleh gas racun konsentrasi tinggi, penolong harus memakai pelindung pernapasan dengan supply udara atau oksigen. Hal ini untuk mencegah jatuhnya korban tambahan dari pihak penolong. Bila keracunan berat terjadi, segera bawa kedokter, dengan memberi keterangan jenis bahan penyebab keracunan. Apabila korban tidak bernapas, segera berikan pernapasan buatan berupa penekanan bagian dada serta pemberian pernafasan dari mulut penolong kemulut korban (mouth to mouth resuscitation) sebelum dibawa kedokter. Cara ini merupakan cara standar yang umum digunakan dalam pernapasan harus dihindarkan kecuali dokter. Demikian pula tidak diperkenankan memberikan apapun lewat mulut bagi korban yang bsedang tidak sadar, sebab ini justru akan menganggu jalan pernapasan.Jika racun yang masuk dalam tubuh terhirup oleh saluran pernafasan. Gunakan masker khusus atau kalau terpaksa sama sekali tidak ada. Tahanlah nafas saat memberikan pertolongan di tempat beracun. Bawalah korban ke tempat yang berudara sesegera mungkin dan berikan pernafasan buatan secepatnya, apabila korban mengalami kesulitan bernafas;. Lakukan hal tersebut berulang-ulang sampai petugas kesehatan datang.2. Keracunan lewat kulitKulit dapat mengalami kerusakan berupa larutnya lemak oleh pelarut organik sehingga kulit menjadi sensitive atau kerusakan jaringan oleh asam-asam kuat. Tetapi dapat pula kontak dengan bahan-bahan seperti sianida, nitrobenzene, TEL, fenol, arsen triklorida dan kresol dapat menimbulkan keracunan sistemik karena adsorpsi kedalam tubuh lewat permukaan kulit.Pertolongan pertama yang harus dilakukan adalah mengambil bahan-bahan tersebut dari permukaan kulit. Ini dapat dilakukan dengan menyiram atau mencuci dengan air sebanyak-banykanya baik untuk zat yang larut atau tidak larut dalam pakaian yang terkena bahan kimia juga segera dilepas, dan dicuci bagian kulit yang terkena bahan kimia. Antidote seperti senyawa basa untuk asam alkohol untuk fenol harus dihindari sebagai pertolongan pertama. Hanya dokter yang boleh memberikan sebagai pengobatan. Jika racun masuk kedalam tubuh melalui kulit, jika memungkinan leih dulu jenis bahan kimia yang beracun yang masuk dan usahakan agar tidak tersentuh, siramlah bagian tubuh korban yang terknea bahan racun dengan air bersih selama 15 menit. Langkah selanjutnya, lepaskan pakaian yang dikenakan, berikut spetau, perhiasan dan benda-benda lain yang terkena racun. Jangan mengoeskan minyak, mentega atau pasta natrium bikarbonat pada kulit yang terkena racun, kecuali diperintahkan oleh petugas kesehatan yang hadir di situ.

3. Keracunan lewat mulut (tertelan)Keracunan melalui mulut atau tertelan jarang tejadi, kecualu kontaminasi makanan dan minuman dan kesalahan pengambilan baan. Kebersihan ruang makan dan minum, dan hati-hati dalam penanganan bahan-bahan beracun, merupakan upaya praktis dalam mencegah keracunan lewat mulut.Pertolongan yang harus dilakukan adalah memanggil dokter atau membawa korban kerumah sakit, dengan memberikan keterangan jenis bahan kimia penyebab keracunan bila mungkin. Apabila korban muntah-muntah, beri minum air hangat, agar muntah terus dan sekaligus mengencerkan racun dalam perut. Bila korban tidak muntah, maka perlu diberikan minum segelas air ditambah dua sendok teh garam dapur agar yang bersangkytan muntah. Semua usaha ini dimaksudkan untuk mengambil bahan racun secepat mungkin sebelum terserap ole usus. Usaha memuntahkan tidak dilakukan pabila tertelan adalah pelarut petroleum atau hidrokarbon terhalogenasi. Demikian pula apabila korban pingsan atau tidak sadar, pemberian suatu lewat mulut harus dihindarkan. Pengobatan selanjutnya korban keracunan hanya diberikan oleh dokter,Catatan: langkah-langkah pertolongan pertama perlu doipahami oleh para pekerja maupun supervisot atau pengelola laboratorium. Kecepatan dalam menolong korban kecelakaan akan sangat membantu dalam mencegah akibat ynag lebih parah. Namun pemberian antidote atau pengobatan selanjutnya hanya dapat diberikan oleh dokter. Perlakuan yang dapat diberikan kepada korban adalah dengan memberikan air minum/susu sebanyak 2-4 gelas, apabila korban pingsan jangan berikan sesuatu melalui mulut. Usahakan muntah dengan segera dengan memasukkan jari tangan ke pangkal lidah atau dengan memberikan air garam hangat (satu sendok makan garam dalam satu gelas air hangat). Ulangi samapi pemuntahan cairan jernih. Pemuntahan jangan dilakukan apabila terytelan moinyak tanah, bensin, asam atau alkali kuat atau apabila korban tidak sadar.Berilah antidote yang cocok, bila diketahui bahan beracunnya, berilah astu sendok antidote umum dalam segelas air hangat umum. Bubuk antidote umum terbuat dari dua bagian arang aktif (roti yang gosong), satu bagian magnesium oksida (milk of magnesia) dan satu bagian asam tannat (teh kering). Jangan berikan minyak atau alkohol kecuali untuk racun tertentu.Berikut adalah beberapa alternatif obat yang dapat anda gunakan untuk pertolongan pertama terhadap korban keracunan bahan kimia:Jenis PeracunPertolongan Pertama

Asam-asam korosifSeperti asam sulfat, fluoroboric acid, hydribromic acid 62%, hydrochloric acud fuming 37%, sulfur dioksida dan lain-lain. Bila tertelan berilah bubur alumunium hidroksida atau milk of magnesia diikuti dengan susu atau putih telur yang dikocok dengan air. Jangan diberi dengan karbonat atau soda kue.

Alkali(basa)Seperti amonia, amonium hidroksida, kalium hidroksida, kalsium oksida, soda abu dan lain=-lain. Bila tertelan berilah asam asetat encer 1%, cula 1:4, asam sitrat (1%) atau air jeruk/ lanjutkan dengan membeir susu atau putih telur.

Kation LogamSeperti Pb, Hg, Cd, Bi, Sn, dan lain-lain. Berikan antidote umum, susu, minum air kelapa, norit, suntikan BAL, atau putih telur.

PestisidaMinum air kelapa, susu, vegeta, norit, suntikan PAM.

Garam arsenBial tertelan usahakan pemuntahan dan berikan milk of magnesia.

4. Keracunan melalui mata

Jika racun yang masuk kedalam tubuh melalui selaput lendir di mata, segeralah melakukan pencucian pada mata korban denga air bersih dalam jumlah banyak(disini dapat menggunakan air hangat-hangat kuku). Buka kelopak mata atas dan bawahy, tarik bulu matanya supaya kelopak mata tidak menyentuh bola mata. Posisi ini memungkinkan masuknya air bersih dan dapat mencuci seluruh permukaan bola mata dan kelopaknya. Teruskan pekerjaan ini sampai palin sedikit 15 menit.4. Luka TersayatPenanganan: bersihkan luka dengan kain tipis/perban yang steril, olesi dengan Iodium tincture 3,5% pada daerah sekeliling luka. Luka kecil : - cuci dengan sabun dan air- tutup dengan perban steril - ikat dengan tali pembalut/plester Luka dalam, besar, mengeluarkan banyak darah:- dibalut diantara bagian sisi yang luka agar darah tidak banyak keluar - tutup luka dengan perban steril - minta pertolongan dokter

BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan 1. Alat perlindungan diri adalah Alat pelindung diri merupakan alat yang digunakan dalam upaya untuk menghindari atau mencegah keterpaan bahan kimia berbahaya pada tubuh serta untuk menghindari terjadinya kecelakaan saat kerja.2. Macam-macam alat perlindungan diri 1. Pakaian kerja atau jas laboratorium2. Kaca mata atau googles3. Perisai muka4. Alat pelindung pernapasan5. Pelindung kaki6. Sarung tangan7. Pelindung telinga3. Definisi P3KPertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik.4. P3K memiliki tujuan dan prinsip seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan5. Jenis-jenis kecelakaan 1. Luka bakar2. Luka pada mata3. Keracunan4. Luka tersayat

1