makalah b. indo [santridrajat.blogspot.com]

21
MAKALAH PEDOMAN EJAAN YANG TELAH DISEMPURNAKAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: BAHASA INDONESIA Dosen Pembimbing: H. ABDULLAH ZAWAWI, MM. M.Pd Oleh: CIPTO EFENDI M. FAUSI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB (MA’HAD ALY) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RADEN QOSIM BANJARANYAR PACIRAN LAMONGAN

Upload: marshallrengga

Post on 16-Nov-2015

27 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

BAB I

MAKALAH

PEDOMAN EJAAN YANG TELAH DISEMPURNAKANDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah:

BAHASA INDONESIADosen Pembimbing:H. ABDULLAH ZAWAWI, MM. M.Pd

Oleh:

CIPTO EFENDI

M. FAUSI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB (MAHAD ALY)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RADEN QOSIM

BANJARANYAR PACIRAN LAMONGAN

2012 KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya. Sehingga kami bisa menyelesaikan penulisan makalah dengan lancar. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Dan atas terselesaikannya tugas makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak H. Abdullah Zawawi, M.M M.Pd.I selaku dosen Pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia dan kepada teman-teman Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (Mahad Aly) serta kepada semua pihak yang tak bisa kami sebut satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Banjaranyar, 20 Januari 2012

Penulis

DAFTAR ISIHALAMAN DEPAN iKATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI iiiBAB I : PENDAHULUAN 11.1 Latar Belakang 11.2 Rumusan Masalah 11.3 Tujuan 1BAB II : PEMBAHASAN 22.1 Pengertian 22.2 Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia 22.3 Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) 3BAB III : PENUTUP 103.1 Simpulan 103.2 saran 10DAFTAR PUSTAKA 11BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagaialat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secaratulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakatdituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspekkehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut,bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat, denganpenyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakanmedia tersebut secara baik dan benar. Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etikaberbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut di gunakan, dalam hal ini kita selaku wargaNegara yang baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesiayang baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi dalam ketatabahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasasecara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di fahamisecara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut dapatdigunakan dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesiadapat digunakan secara baik dan benar.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pengertian EYD?

2. Bagaimana sejarah perkembangan EYD?

3. Bagaimana ruang lingkup EYD?

1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian EYD2. Untuk Mengetahui sejarah EYD.3. Untukmengetahui Ruang lingkup EYD.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 PengertianEjaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya,Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja.

Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luasdari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan caramenuliskan bahasa.

Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasademi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasanmakna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalulintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudimematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib danteratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.2.2 Sejarah Ejaan Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia sebagai bahasa nasional lahir pada awal tahun dua puluhan. Namun dari segi ejaan, bahasa indonesia sudah lama memiliki ejaan tersendiri. Berdasarkan sejarah perkembangan ejaan, sudah mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu:1. Ejaan Van Ophuysen

Ejaan ini mulai berlaku sejak bahasa Indonesia lahir dalam awal tahun dua puluhan. Ejaan ini merupakan warisan dari bahasa Melayu yang menjadi dasari bahasa Indonesia.

2. Ejaan Suwandi

Setelah ejaan Van Ophuysen diberlakukan, maka muncul ejaan yang menggantikan, yaitu ejaan Suwandi. Ejaan ini berlaku mulai tahun 1947 sampai tahun 1972.

3. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan imi mulai berlaku sejak tahun 1972 sampai sekarang. Ejaan ini merupakan penyempurnaan yang pernah berlaku di Indonesia.Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) diterapkan secara resmi mulai tanggal 17 Agustus 1972 dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 57/1972 tentang peresmian berlakunya Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Dengan berlakunya EYD, maka ketertiban dan keseragaman dalam penulisan bahasa Indonesia diharapkan dapatterwujud dengan baik.

2.3 Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek yaitu (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur, dan (5) pemakaian tanda baca.2.3.1 Pemakaian HurufEjaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling banyak menggunakan huruf abjad. Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang digunakan sebanyak 26 buah.2.3.1.1 Huruf AbjadAbjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf berikut. Nama setiap huruf disertakan disebelahnya.

HurufNamaHurufNamaHurufNama

A a

B b

C c

D d

E e

F f

G g

H h

I ia

be

ce

de

e

ef

ge

ha

iJ j

K k

L l

M m

N n

O o

P p

Q q

R rje

ka

el

em

en

o

pe

ki

erS s

T t

U u

V v

W w

X x

Y y

Z zes

te

u

ve

we

eks

ye

zet

2.3.1.2 Huruf VokalHuruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.Huruf VokalContoh pemakaian dalam kata

Di awalDi tengahDi akhir

A

e

i

o

uapi

enak

itu

oleh

ulangpadi

petak

simpan

kota

bumilusasoremurniradioibu

2.3.1.3 Huruf KonsonanHuruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.Huruf konsonanContoh pemakaian dalam kata

Di awalDi tengahDi akhir

B

c

d

f

g

h

j

k

l

m

n

p

q

r

s

t

v

w

x

y

zbahasa

cakap

dua

fakir

guna

hari

jalan

kami

lekas

maka

nama

pasang

Quran

raih

sampai

tali

varia

wanita

xenon

yakin

zenisebut

kaca

ada

kafan

tiga

saham

manja

paksa

alas

kami

anakapa

Furqan

bara

asli

mata

lava

hawa

-

payung

lazimadab-

abadmaafbaligtuahmikrajpolitikkesaldiamdaunsiap-

putarlemasrapat-

-

-

-

juz

2.3.1.4 Huruf DiftongDi dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.Huruf DiftongContoh pemakaian dalam kata

Di awalDi tengahDi akhir

Ai

au

oiain

aula

-syaitan

saudara

boikotpandaiharimauamboi

2.3.1.5 Gabungan Huruf KonsonanDi dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu : kh, ng, ny, dan sy.Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.5)Gabungan huruf konsonanContoh pemakaian dalam kata

Di awalDi tengahDi akhir

Kh

ng

ny

sykhusus

ngilu

nyata

syaratakhir

bangun

hanyut

isyarattarikhsenang-

arasy

2.3.2 Penulisan HurufDua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EYD, yaitu (1) penulisan huruf besar, dan (2) penulisan huruf miring. Lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan berikut :

a. Penulisan Huruf Besar (Kapital)Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu :1) Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.2) Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.

3) Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci.4) Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan , keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang.

5) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, pengganti nama orang tertentu, nama instansi, dan nama tempat.6) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang.

7) Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan nama bahasa.

8) Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. 9) Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri.10) Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali terdapat kata penghubung.

11) Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau sapaan dan pengacuan.

12) Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda.

13) Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan.

14) Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.

15) Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul, majalah, surat kabar, dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan dan kata penghubung.

2.3.3 Penulisan Unsur SerapanDalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia, sebagian ahli bahasa Indonesia menganggap belum stabil dan konsisten. Dikatakan demikian karena pemakai bahasa Indonesia sering begitu saja menyerap unsur asing tanpa memperhatikan aturan, situasi, dan kondisi yang ada. Pemakai bahasa seenaknya menggunakan kata asing tanpa memproses sesuai dengan aturan yang telah diterapkan.

Penyerapan unsur asing dalam pemakaian bahasa indonesia dibenarkan, sepanjang : (a) konsep yang terdapat dalam unsur asing itu tidak ada dalam bahasa Indonesia, dan (b) unsur asing itu merupakan istilah teknis sehingga tidak ada yang layak mewakili dalam bahasa Indonesia, akhirnya dibenarkan, diterima, atau dipakai dalam bahasa Indonesia. sebaliknya apabila dalam bahasa Indonesia sudah ada unsur yang mewakili konsep tersebut, maka penyerapan unsur asing itu tidak perlu diterima.Menerima unsur asing dalam perbendaharaan bahasa Indonesia bukan berarti bahasa Indonesia ketinggalan atau miskin kosakata. Penyerapan unsur serapan asing merupakan hal yang biasa, dianggap sebagai suatu variasi dalam penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu terjadi karena setiap bahasa mendukung kebudayaan pemakainya. Sedangkan kebudayaan setiap penutur bahasa berbeda-beda anatar satu dengan yang lain. Maka dalam hal ini dapat terjadi saling mempengaruhi yang biasa disebut akulturasi. Sebagai contoh dalam masyarakat penutur bahasa Indonesia tidak mengenal konsep radio dan televisi, maka diseraplah dari bahasa asing (Inggris). Begitu pula sebaliknya, di Inggris tidak mengenal adanya konsep bambu dan sarung, maka mereka menyerap bahasa Indonesia itu dalam bahasa Inggris.Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dikelompokkan dua bagian, yaitu :

1. Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak mengalami perubahan. Contoh yang tergolong secara adopsi, yaitu : editor, civitas academica, de facto, bridge.

2. Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke dlaam kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya. Salah satu contoh yang tergolong secara adaptasi, yaitu : ekspor, material, sistem, atlet, manajemen, koordinasi, fungsi.

2.3.4 Pemakaian Tanda Baca1. Tanda Titik (.)

Penulisan tanda titik di pakai pada :

Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan

Akhir singkatan nama orang.

Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.

Singkatan atau ungkapan yang sudah sangat umum.Bila singkatan itu terdiri atas tiga hurus atau lebih dipakai satu tanda titik saja.

Dipakai untuk memisahkan bilangan atau kelipatannya.

Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.

Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.

Tidak dipakai pada akhir judulyang merupakan kepala karangan atau ilustrasi dan tabel.2. Tanda koma (,)

Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan :

Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.

Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

Digunakan dibelakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk kata : (1) Oleh karena itu, (2) Jadi, (3) lagi pula, (4) meskipun begitu, dan (5) akan tetapi.

Digunakan untuk memisahkan kata seperti : o, ya, wah, aduh, dan kasihan.

Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

Dipakai diantara : (1) nama dan alamat, (2) bagina-bagian alamat, (3) tempat dan tanggal, (4) nama dan tempat yang ditulis secara berurutan.

Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.

Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.

Menghindari terjadinya salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.

Dipakai di antara bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.

Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.

Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau seru.

3. Tanda Titik Tanya ( ? )

Tanda tanya dipakai pada :

Akhir kalimat tanya.

Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang diragukan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

4. Tanda Seru ( ! )

Tanda seru dugunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kseungguhan, ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang kuat. 5. Tanda Titik Koma ( ; )

Tanda titik koma dipakai :

Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.

Memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.

6. Tanda Titik Dua ( : )

Tanda titik dua dipakai :

Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.

Pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.

Di dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan .

Di antara jilid atau nomor dan halaman.

Di antara bab dan ayat dalam kitab suci.

Di antara judul dan anak judul suatu karangan.

Tidak dipakai apabila rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

7. Tanda Elipsis ()

Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus dan menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dibuang. Jika yang dibuang itu di akhir kalimat, maka dipakai empat titik dengan titik terakhir diberi jarak atau loncatan.

8. Tanda Garis Miring ( / )

Tanda garis miring ( / ) di pakai :

Dalam penomoran kode surat.

Sebagai pengganti kata dan,atau, per, atau nomor alamat.

9. Tanda Penyingkat atau Apostrof ( )

Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan sebagian huruf.

10. Tanda Petik Tunggal ( )

Tanda petik tunggal dipakai :

Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.

Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.BAB IIIPENUTUP3.1 Simpulan3.1.1 Pengertian EYDEjaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja.Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luasdari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.

3.1.2 Sejarah Ejaan Bahasa IndonesiaBerdasarkan sejarah perkembangan ejaan, sudah tiga kali mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu :

a) Ejaan Van Ophuysen

b) Ejaan Suwandi

c) Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

3.1.3 Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)a) Pemakaian Katab) Penulisan Hurufc) Pemakaian Unsur Serapand) Penulisan Tanda Baca3.2 Saran

Mahasiswa di tuntut untuk lebih dalam mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia. Karena dengan itu dapat menambah wawasan kita. Misalnya dalam pembuatan suatu Eejaan Yang Disempurnakan, kita tidak keliru lagi. Lebih memahami unsur-unsur yang menyangkut Eejaan Yang Disempurnakan.

Demikian makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari makalah ini banyak kekurangan. Maka kritik dan saran yang akan menjadi sempurnanya makalah ini.DAFTAR PUSTAKA1. Wahyu R.N, Tri. 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta. Universitas Gunadarma

2. Budiharso, Teguh. 2009. Panduan Lengkap Penulisan Karya Ilmiah. Angkasa.3. Indriaty, Etty. 2008. Menulis Karya Ilmiah. Gramedia Pustaka Utama.

4. Wuryanto, R. 2010. Pedoman Lengkap Eyd ( Ejaan Yang Disempurnakan ). Paung Bona Jaya.3