makalah akhlak benar
TRANSCRIPT
MAKALAH
MACAM-MACAM AKHLAK
Disusun guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Akhlak
Dosen Pengampu: M. Aba Yazid, M.Si
Disusun oleh:
Woro Permata 2012113043
Arina Rahmania Zulfa 2012113046
Muzayanah 2012113052
Kelas: PBS B
JURUSAN SYARIAH ( D3 PERBANKAN SYARIAH B )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “Macam-macam Akhlak”. Sholawat dan salam
senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad S.A.W,
semoga kita semua mendapatkan syafa’atnya di yaumil qiyamah. Amin.
Kami mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan, karena kami masih dalam proses belajar. Semoga apa yang kami
sampaikan bisa memberikan manfaat bagi kita semua khususnya bagi kelompok kami
dikemudian hari. Saran dan kririk kami tunggu guna menambah pengetahuan kami.
Akhir kata nun walkolamiwma yasturun,,,
Wassalamualaikum wr. wb
Pekalongan, 13 Nopember 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak merupakan masalah yang sangat penting dalam islam. Seseorang dapat
dikatakan berakhlak ketika dia menerapkan nilai-nilai islam dalam aktifitas hidupnya.
Jika aktifitas itu terus dilakukan berulang-ulang dengan kesadaran hati maka akan
menghasilkan kebiasaan hidup yang baik. Akhlak merupakan perpaduan antara hati,
pikiran, perasaan, kebiasaan yang membentuk satu kesatuan tindakan dalam
kehidupan. Sehingga nisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak, man
yang jelek dan mana yang cantik dan hal ini timbul dari fitrahnya sebagai manusia.
Hati nurani manusia selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin
mengikuti ajaran-ajaran Allah Swt. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat
berfungsi dengan baik karena pengaruh dari luar misalnya pegaruh pendidikan,
lingkungan, pakaian dan juga pergaulan. Sehingga menyebabkan manusia sulit
membedakan antara akhalak terpuji dan akhlak tercela.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Akhlak?
2. Apa sajakah macam-macam akhlak terpuji dan akhlak tercela ?
C. Tujuan
1. Dapat memahami Akhlak.
2. Dapat menjelaskan macam-macam akhlak terpuji dan akhlak tercela.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
Kata Akhlak berasal dari bahasa arab khuluq, jamak dari khuluqun yang
menurut bahasa berarti budi pekerti, perangkai, tingkah laku atau tabiat. Sedangkan
secara istilah akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang telah
terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang
melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan
diangan-angan lagi.1
Firman Allah SWT Qs. Al-Qalam: 4:2
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur” (Qs. Al-
Qalam:4)
Di samping itu, Rasulullah SAW sendiri menyebutkan:
م مكارم الخلق )رواه مالك(انما بعثت لتم
“ Sungguh, aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Malik)
B. Macam-macam Akhlak
1. Akhlak Mahmudah (akhlak Terpuji)
Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji merupakan sumber ketaatan dan
kedekatan kepada Allah SWT sehingga mempelajari dan mengamalkannya
merupakan kewajiban individual setiap muslim.3
a. Khusnudzuon
Khuznudhon berarti berbaik sangka. Sikap khusnudzon kepada sesama
karakter Allah SWT merupakan cermin watak atau karakter manusia sebagai
karakter yang beriman . Seperti dalam QS.Al-hujarat :12
1 Mustofa, Akhlak tasawuf (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hal. 15. 2 Al Quran dan Terjemahannya, Jakarta, PT. Intermasa: 1985, hlm. 960. 3 Al-Ghazali, Ihya Ulum Ad-Din, Beirut: Dar Al-Ma’rifah, t.t., Ji l id I, hal.21.
“Hai orang-orang yang beriman , jauhilah kebanyakan prasangka
(kecurigaan) karena sebagian dari prasangka itu dosa dan janganlah
mencaricari keburukan oranng dan janganlah mengguncingkan satu sama
lain.” (QS.Al-hujarat:12)
b. Taubat
Taubat yaitu rasa penyesalan yang sunggug-sungguh dalam hati yang
disertai permohonan ampun serta meninggalkan segala perbuatan yang
mnimbulkan perbuatan dosa.4
Allah berfirman:
جميعا أيه المؤم نون لعلكم تفلحون وتوبوا إلى الل
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah SWT hai orang orang
beriman supaya kalian beruntung.”
c. Sabar
Sabar adalah menghindari diri dari hal-hal yang menyimpang, tetap
tenang sewaktu tertimpa ujian dan menampakkan kekayaan dikala tertimpa
kefakiran dalam kehidupan.5
Firman Allah SWT:
“Dan bersabarlah kamu seungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali
kali janganlah orang orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat ayat allah)
itu menggelisahkan kamu .” (QS.Ar-rum:60)
d. Tawakal
Tawakal merupakan pasrah/berserah diri kepada Allah swt. Maksudnya
menyadarkan diri kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan
dan bersandar kepadanya dalam waktu kesusahan dan teguh hati bakal
tetimpa bencana serta disertai dengan jiwa hati dan tentram dalam
menghadapinya.6
Firman Allah SWT:
“...Dan hanya kepada Allah swt hendaknya kamu bertawakal jika kamu
hanya benar benar orang yang beriman....” (Qs.Al-maidah:23)
e. Istiqomah
4 Imam Khanafi al -Jauhari, Pokok-pokok Ajaran Tasawuf (pekalongan: Inst@n Computer, 2010), hal.15. 5 Moh.Toriquddin, Sekularitas tasawuf ( Malang: UIN-Malang, 2008), hal. 86. 6 Ibid., hal. 43.
Istiqomah secara bahasa adalah tegak lurus. Sedangkan secara istilah
adalah sikap teguh dalam mempertahankkan keimanan dan keislaman
sekalipun berbagai macam tantangan dan godaan.
Allah berfirman:
“Maka tetaplah kamu pada jala yang benar sebagaimana diperintahkan
kepadamu dan orang yang bertaubat beserta kamu dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya ia maha melihat apa yang kamu kerjakan.”
(QS.Huud:112)
f. Syukur
Syukur adalah mempergunakan semua nikmat yang diberikan kepada
Allah berupa pendengaran, penglihatan dan lainnya sesuai dengan
penciptaanya.7
Firman Allah SWT:
“Dan (ingatlah juga) tatkala tuhanmu memaklumkan; (sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepdamu, dan jika
kamu mengingkari (nikmatku) maka sesungguhnya azabku sangat pedih.”
(Qs. Ibrahim: 7)
g. Ikhlas
Ikhlas merupakkan segala amal perbuatan baik lahir dan batin hanya
ditujukan kepada Allah SWT. Dan tidak mengharapkan sesuatu pun
melainkan kepada Allah dan karena Allah SWT.
Firman Allah SWT:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
mengikhlaskan ketaatan kepadanya, dalam menjalankan agama dengan
lurus”. (QS Al-Baqarah: 5)
h. Tawadhu’
Tawadhu’ merupakan sikap rendah diri dan saling menghargai diantara
sesama makhluk, dimana sikap tersebut terapreasi tanpa adanya bentuk-
bentuk skets dan diskriminasi.8
Firman Allah:
“Bahwa hamba-hamba Allah yang maha pengasih adalah orang yang
berjalan dimuka bumi yang tenang.” (QS Al-Furqon : 63)
7 Ibid., hal. 85. 8 Imam Khanafi al -Jauhari, Op.cit., hal.139.
i. Adil
Adil merupakan memberikan hak kepada yang berhak dengan tidak
membeda-bedakan antara orang-orang yang berhakitu, dan bertindak
terhaddaporang yang salah sesuai dengan kejahatan dan kelalaian tanpe
mempersukar dan pilih kasih.
Firman Allah:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adildan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah mlarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Diamemberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran.”( QS An-Nahl: 90)
j. Shidiq (benar, jujur, tulus)
Shidiq ialah memberikaan berita menurut yang sebenarnya. Tidak
melebihi tidak pula mengurangi. Memberi berita itu tidak saja dengan mulut
dan perkataan tetapi juga gerak tangan, anggukan kepala dan lain-lain yang
mengandung arti membenarkan atau tidak menyetujui sesuatu kejadian atau
perbuatan itu.9
Firman allah:
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah
kamu bersama orang-orang yang benar.” (Qs. At-Taubah:119)
k. Zikrullah
Mengingat Allah (Zikrullah) adalah asas dar setiap ibadah kepada Alah
SWT. Karena merupakan pertanda hubungan antara hamba dan pencipta
pada setiap saat dan tempat.
Allah berfirman:
“Maka ingatlah kamu kepadaku, aku pun ingat kepadamu. Bersyukurlah
kepada-ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-ku.” (Qs. Al-Baqarah: 152)
2. Akhlak Mazmumah (akhlak tercela)
Madzmumah berasal dari bahasa arab yang artinya tercela. Akhlak tercela
merupakan tingkah laku yang tercela yang dapat merusak keimanan seseorang
dan menjatuhkan martabatnya sebagai manusia. Bentuk- betuk akhlak
madzmumah bisa berkaitan dengan Allah SWT, Rasulullah SAW, dirinya,
keluarnga, masyarakat dan alam sekitarnya.
9 Oemar Bakry, Akhlak Muslim (Bandung: Angkasa, 1993), hal.27.
Perintah menjauhi akhlak tercela dan pelakunya seperti saba Rasulullah
SAW:
اس لكان رجل سوء.لوكان سوء الخلق رجل يمشي فى الن
اشا وان هللا تعالى لم يخلقني فح
“Seandainya akhlak buruk itu seeorang yang berjalan di tengah-tengah
manusia, ia pasti orang yang buruk. Sesungguhnya, Allah tidak menjadikan
perangaiku jahat.”
a. Hasud (dengki, iri hati)
Hasud secara bahasa adalah dengki atau iri hati. Menurut istilah adalah
rasa tidak senang terhadap orang lain ketika orang lain ingin mendaptkan
kenikmatan dan anugerah Allah berupa ilmu, harta benda, kedudukan, derajat
atau pangkat, sehingga ia akan merasa senang apabila anugerah itu sirna dari
tangan orang lain, sekalipun dengan kedengkiannya itu tidak memperoleh
anugerah tersebut.10
Firman Allah:
“ Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia
yang telah diberikn Allah kepadanya? Sungguh, kami telah kitab dan hikmah
kepada keluarga ibrahim, dan kami telah memberikan kepada mereka
kerajaan (kekuasaan) yang besar.” (Qs. An-Nisa’: 54)
b. Takabur
Takabur adalah perasaan lebih dan membesarkan diri terhadap orang
lain. Takabur merupakan sifat yang paling tercela sehingga akan dimasukkan
ke neraka jahannam.11
Firman Allah QS. Al-Angkabut:68
“ Bukanlah neraka jahannam itu tempat yang layak bagi orang-orang yang
takabur?.” (Qs. Al-Angkabut:68)
c. Dusta
Dusta adalah memberitakan atau berkata tidak menurut yang
sebenarnya. Dusta timbul dari niat jahat karena kurang keimanan. Sifat ini
biasannya untuk menutupi kesalahan, untuk menipu, untuk menjelekkan
10 Imam Khanafi al -Jauhari, Op.cit., hal.147. 11 Oemar Bakry, Op.cit., hal.107
orang lain, untuk mengacau-balaukan masyarakat, untuk menyebarluaskan
fitnah, untuk mencelah kasih sayang suami istri dan lain sebagainnya.
Firman Allah:
“ Sesungguhnya yang mengadakan dusta itu ialah orang-orang yang tidak
beriman kepada Allah dan mereka dicap sebagai orang pendusta.” (Qs. An-
Nahl: 105)
d. Khiyanat
Khiyanat adalah sifat, sikap dan tindakan seseorang yang
menyalahgunakan kepercayaan yang dipercayakan kepadanya. Sifat ini
merupakan kumpuln antara sifat menipu, pamer, kemunafikan, dusta serta
tamak.
Firman Allah QS. Anfal: 27-28
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghiyanati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu menghiyanati amanat-
amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Dan
ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan
dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Qs. Anfal: 27-28)
e. Syirik
Syirik secara bahasa adalah menyamakan dua hal, sedangkan menurut
istilah adalah menyamakan sesuatu dengan Allah dalah hal-hal yang secara
khusus dimiliki Allah. Adapun definisi syirik secara khusus adalah
menjadikan sekutu selain Allah SWT dan memperlakukannya seperti Allah
SWT seprti meminta syafaat dan berdoa.12
Firman Allah Qs. Al-Maidah:72
“...Sesungguhnya barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu dengan)
Allah maka sunguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya
ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolongpun bagi orang-orang zalim
itu.” (QS. Al-maidah: 72).
f. Kufur
12 Team Ulama, Kitab Ushul Al-Iman fi Dhau’ Al-Kitab wa As-Sunnah, Wizarah Asy-Syu’un Al Islamiyyah wa Al -Awqaf wa Ad-Da’wah wa Al-Irsyad, 1421H, hal.74.
Kufur secara bahasa adalah menutupi, sedangkan menurut istilah
adalah tidak beriman kepada Allah SWT dan Rasulnya, baik dengan
mendustakan atau tidak mendustakan.13
Firman Allah :
ينكرونها واكثرهم الكفرون يعرفون نعمت هللا ثم
“Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkari dan
kebanyakan mereka adalah orang yang ingkar kepada Allah.” (QS. An-
Nahl: 83) g. Nifak dan fasik
Nifak secara bahasa adalah lubang keluarnya yarbu (binatang sejenis
tikus) dari sarangnya. Sedangkan menurut syara’ adalah menampakkan islam
dan kebaikan, tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan dengan kata
lain menampakkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang terkandung
di dalam hati.
Seperti sabda Rasululah:
منهن صا ومن كان فيه خصلة اربع من كن فيه كان منافقا خال
ا كانت فيه خصلة من الن فاق حتى يد عها إذا حدث كذب واذ
جر.)رواه مسلم( عاهدغدروإذاوعدأخلف وإذا خاصم ف
“Ada empat hal yang jika ada diri seseorang, ia menjadi seorang munafik
sesungguhnya. Jika seseorang memiliki salah satu darinya, berarti ia
memiliki satu ciri nifaq sampai ia meninggalknnya: (1) jika dipercaya ia
berhiyanat; (2) jika berbicara, ia berbohong; (3) jika berjanji, ia ingkar; (4)
jika bertengar, ia berkata kotor.” (HR. Muslim) h. Ghibah (mengupat)
Ghibah secara bahasa adalah ghoib atau tidak kelihatan, atau tidak
hadir atau mengumpat, menggunjing. Sedangkan secara istilah adalah
membicarakan keadaan seseorang (kekurangan, kesalahan, cacat, kejelekan,
ketidaksempurnaan dan sebagainnya) di hadapan orang lain dikala orang
13 Ibid., hal. 84.
yang bersangkutan tidak ada dan perihal yang dibicarakan merupakan
kenyataan.14
Firman Allah Qs. Al-Hujarat:12
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama
lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
audarannya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha penerima taubat
lagi maha penyayang.” (Qs. Al-Hujarat: 12)
i. Riya’
Riya’ berasal dari kata dasar ar-ru’yah yang artinya memancing
perhatian orang lain agar dinilai sebagai orang baik. Riya’ adalah suka
menampilkan diri dalam beramal, agar amal tersebut dilihat orang dengan
maksud ingin mendapat simpati atau pujian.
Firman Allah:
“Dan janganlah kamu seprti orang-orang yang keluar dari kampung
halamannya dengan rasa angkuh dan ingin dipuji orang (riya’) serta
menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Allah meliputi segala apa
yang mereka kerjakan.” (Qs. Al-anfal: 47)
j. Buruk sangka (su’udhon)
Su’udhon atau buruk sangka adalah menilai sesuatu dari hati terhadap
makhluk Allah baik ciptaannya atau perbuatannya dengan penilaian yang
negatif atau buruk.15
Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kmu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Qs.
Al-Hujarat; 6)
k. Kikir
14 Imam Khanafi al -Jauhari, Op.cit., hal.162. 15 Ibid., hal.168.
Kikir adalah sikap terlalu hemat dalam menggunakan hartanya. Tidak
suka menggunakan hartanya untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan
orang lain andai kata memberi selalu dengan meminta imbalan atau ada
maksud tertentu.16
Allah berfirman:
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah
berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu
baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu buruk bagi mereka. Harta yang
mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehenya di hari kiamat. Dan
kepunyaan Allah lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Ali Imran: 180)
16 Ibid., hal.180.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang telah
terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang
melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan
diangan-angan lagi.
Dalam islam akhlak merupakan hal yang sangat diperhatikan, sehingga dalam
islma akhlak terbagi atas dua akhlak terpuji dan akhlak tercela. Akhlak terpuji adalah
akhlak yang disukai , disenangi oleh Allah swt bahkan dianjurkan dan diwajibkan.
Akhlak tercela adalah akhlak yang dilarang dan diharamkan oleh Allah swt. Akhlak
terpuji dan akhlak tercela begitu banyak, tetapi pada intinya niatkan hati kita hanya
untuk beribadah kepada Allah swt.
B. SARAN
Alhamdulillah akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini, segala
koreksi dan saran demi kesempurnaan makalah ini penyusun harapkan sebagai bentuk
kepedulian bagi yang ingin menambah khazanah kekeliruan dan sebagai bahan untuk
memperbaiki dari apa yang telah disusunnya. Sehingga mudah-mudahan kedepannya
bisa lebih baik.
Daftar Pustaka
Al-Ghazali. Ihya Ulum Ad-Din. Beirut: Dar Al-Ma’rifah, t.t.
Al-Jauhari, Imam Khanafi. 2010. Pokok-pokok Ajaran Tasawuf. Pekalongan: Inst@n
Computer.
Bakry, Oemar. 1993. Akhlak Muslim. Bandung: Angkasa.
Mustofa. 2005. Akhlak tasawuf. Bandung: Pustaka Setia
Penterj. Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran. 1985. Al Quran dan
Terjemahannya. Jakarta: PT. Intermasa.
Team Ulama. 1421 H. Kitab Ushul Al-Iman fi Dhau’ Al-Kitab wa As-Sunnah. Arab Saudi:
Wizarah Asy-Syu’un Al Islamiyyah wa Al-Awqaf wa Ad-Da’wah wa Al-
Irsyad.
Toriquddin, Moh. 2008. Sekularitas tasawuf. Malang: UIN-Malang.