logika informatika
DESCRIPTION
hyhTRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Logika Informatika
Logika (logic) berasal dari bahasa yunani “logos”yang berarti kata “ucapan” atau
“alasan”. Logika dapat diartikan ilmu yang berhubungan dengan prinsip-prinsip
validitas penalaran dan argumen-argumen. Penarikan kesimpulan tentang validitas
argumen dinamakan logika deduktif (deductive reasonin). Di mana kesimpulan harus
mengikuti kebenaran premis-premisnya. Jadi tidak mungkin kesimpulan yang salah
diperoleh dari premis-premis yang benar, atau satu saja premis yang salah. Maka
kesimpulan juga harus bernilai salah. Di pihak lain juga dikembangkan logika induktif
(inductive logic). Yang pengertiannya sama dengan logika deduktif, tetapi penarikan
kesimpulan disertai dengan tampilnya beberapa kemungkinan yang menyertainya.
Logika pertama kali dikembangkan oleh Aristoteles (filsuf yunani) sekitar 300
tahun sebelum masehi dan disebut logika tradisional atau logika klasik (classical logic)
atau logika ini juga disebut logika simbolik (symbolic logic) karena menggunakan
simbol-simbol logika secara intensif.
Logika memainkan peranan penting di berbagai bidang ilmu, antara lain di bidang
matematika dan ilmu komputer. Logika juga dapat dapat dimanfaatkan untuk membuat
dan menguji program-program komputer. Berbagai cabang ilmu komputer/informatika
menggunakan logika untuk mengerjakannya, misalnya kecerdasan buatan (artificial
intelligence). Sistem pakar (expert systems). Pemrograman logika (logic programming)
dan sebagainya.
Peran logika yang penting ini menyebabkan logika menjadi salah satu ilmu kunci
di bidang komputer dan diajarkan sejak awal kuliah di bidang komputer. Logika yang
dimaksud di sini adalah logika matematika (mathematical logic) yaitu logika yang
menggunakan kaidah-kaidah dan turan aturan matematika untuk menyelesaikannya.
Logika matematika adalah suatu studi tentang proses-proses deduksi yang bersifat
matematik. Subyek logika dapat ditelusuri dari ilmu filosofi, sehingga peran filosofi
penting dalam logika matematika. Dengan kata lain sebenarnya logika matematika
adalah metode pencarian pembuktian (methods of proofs) ini dapat dibagi menjadi dua
bagian (1) penalaran semantik (semantic reasoning) yang berusaha menjawab “apakah
1
kebenaran itu?” dan (2) penalaran sintaktik (syntactic reasoning), yang menjawab “apa
yang dapat di ungkapkan?”.
Logika lebih mengacu pada penalaran sintatik, karena ia menghasilkan suatu
pernyataan-pernyataan (statements) yang dapat bernilai benar (true) atau salah (false)
dan menghasilkan kesimpulan berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut. Pernyataan-
pernyataan yang bernilai benar atau salah tersebut menjadi subjek utama dari derivasi
logika (logical derivation).
Dasar-dasar dari derivasi logika adalah proposisi-proposisi (propositions), yakni
pernyataan-pernyataan yang bernilai benar atau salah. Proposisi-proposisi dapat
digabung dan dimanipulasi dengan berbagai cara, yang merupakan subjek utama dari
logika proposional (propositional logic) atau kalkulus proposional (propositional
calculus).
Logika proposional disusun dari suatu argumen (argument) yang logis. Argumen
yang logis berisi proposisi atomik (atomic propositions) yang tak mungkin dipecahkan.
Proposisi-proposisi atomik tersebut dapat dirangkai atau dikombinasikan dengan
berbagai perangkai (connective) menjadi proposisi majemuk (compound propositions),
atau disebut juga ekspresi logika (logical expression).
Di sini ada proposisi-proposisi yang disebut tautologi (tautologies, tautology),
yakni proposisi yang nilainya selalu benar. Tautologi akan menghasilkan implikasi logis
(logical implications) dan ekuivaleni logis (logical equivalences) atau kesamaan logis.
Implikasi logis merupakan dasar dari penalaran yang kuat (sound reasoning),
sedangkan kesamaan logis menunjukkan bagaimana proposisi-proposisi dapat
dimanipulasi secara aljabar (algebraically).
2
PEMBAHASAN
2.1 Proposisi (Pernyataan)
Di dalam matematika, tidak semua kalimat berhubungan dengan logika. Hanya
kalimat yang bernilai benar atau salah saja yang digunakan dalam penalaran. Kalimat
tersebut dinamakan proposisi (preposition).
Sebuah proposisi (proposition) atau statement ialah sebuah kalimat deklaratif
yang memiliki tepat satu nilai kebenaran, yaitu: ”Benar” (B) atau ”Salah” (S).
Kalimat tanya atau kalimat perintah tidak dianggap sebagai pernyataan.
Berikut ini adalah beberapa contoh proposisi :
a. 1 + 2 = 3
b. Presiden RI tahun 2005 adalah SBY
c. 6 adalah bilangan prima
d. Warna bendera RI adalah biru dan merah
Kalimat-kalimat di atas adalah kalimat proposisi karena dapat diketahui
benar/salahnya. Kalimat (a) dan (b) bernilai benar, sedangkan kalimat (c) dan (d)
bernilai salah.
Kalimat-kalimat berikut bukan pernyataan :
a. x + 2 = 10
b. minumlah sirup ini 2 kali sehari.
c. Alangkah cantiknya gadis itu!
2.2 Mengkombinasikan Proposisi (Proposisi Majemuk)
Kita dapat membentuk proposisi baru dengan cara mengkombinasikan satu atau
lebih proposisi. Operator yang digunakan untuk mengkombinasikan proposisi
disebut operator logika. Operator logika dasar yang digunakan
adalah dan (and), atau (or), dan tidak (not). Dua operator pertama dinamakan
operator biner karena operator tersebut mengoperasikan dua buah proposisi, sedangkan
operator ketiga dinamakan operator uner karena ia hanya membutuhkan satu buah
proposisi.
3
Proposisi baru yang diperoleh dari pengkombinasian tersebut dinamakan proposisi
majemuk (compound proposition). Proposisi yang bukan merupakan kombinasi
proposisi lain disebut proposisi atomik. Dengan kata lain, proposisi majemuk disusun
dari proposisi-proposisi atomik. Metode pengkombinasian proposisi dibahas oleh
matematikawan Inggris yang bernama George Boole pada tahun 1854 di dalam bukunya
yang terkenal, The Laws of Thought. Proposisi majemuk ada tiga macam, yaitu
konjungsi, disjungsi, dan ingkaran.
Misalkan p dan q adalah proposisi.
2.2.1 Konjungsi
Konjungsi adalah proposisi majemuk yang menggunakan kata hubung
“dan”. Konjungsi dari proposisi majemuk p dan q dinotasikan dengan “pq”,
yaitu sebuah Proposisi yang bernilai benar jika Proposisi p dan q keduanya
bernilai benar, dan bernilai salah jika salah satu p atau q (keduanya) salah.
p q p qBBSS
BSBS
BSSS
Contoh:
p : Boyolali berada di Jawa Tengah (B)
q : Boyolali termasuk kota metropolitan (S)
p q : Boyolali berada diJawa Tengah dan termasuk kota metropolitan (S).
2.2.2 Disjungsi
Disjungsi merupakan Proposisi majemuk yang menggunakan kata hubung
“atau”. Disjungsi dari proposisi majemuk p dan q dinotasikan dengan “p q”,
yaitu sebuah Proposisi yang bernilai benar jika Proposisi p dan q salah satu atau
keduanya benar, dan bernilai salah jika keduanya bernilai salah.
p q p qBBSS
BSBS
BBBS
4
Contoh:
p : Boyolali berada di Jawa Tengah (B)
q : Boyolali termasuk kota metropolitan (S)
p q : Boyolali berada di Jawa Tengah atau termasuk kota metropolitan (B).
2.2.3 Negasi
Dari sebuah pernyataan tunggal (atau majemuk), kita bisa membuat sebuah
pernyataan baru berupa “ingkaran” dari pernyataan itu. “Ingkaran” disebut juga
“negasi” atau “penyangkalan”. Ingkaran menggunakan operasi uner (monar)
“atau”.
p ~p
B
S
S
B
Contoh:
p : Palembang adalah ibukota propinsi Sumatera Selatan.
~p : Tidak benar Palembang adalah ibukota propinsi Sumatera Selatan.
atau
Palembang bukan ibukota propinsi Sumatera Selatan.
Di sini ~p salah karena p benar.
2.2.4 Implikasi
Implikasi merupakan Proposisi majemuk yang dinyatakan dengan kalimat:
“jika p maka q” dan dinotasikan dengan “p q”. Proposisi p disebut sebab atau
hipotesis atau enteseden, sedangkan Proposisi q disebut akibat atau konklusi atau
konsekuen. Proposisi implikasi bernilai salah jiika hipotesis p bernilai benar dan
konklusi q bernilai salah. Untuk kasus lainnya bernilai benar.
P q p qBBSS
BSBS
BSBB
Contoh:
p : Ahmad lulus Ujian Nasional (B)
q : Ahmad Mentraktir temannya (B)
p q : Jika Ahmad lulus Ujian Nasional maka ia mentraktir temannya (B)
5
2.2.5 Biimplikasi
Biimplikasi atau bikondosional adalah pernyataan majemuk dari dua
pernyataan p dan q yang dinyatakan dengan notasi “p q” yang bernilai sama
dengan (p q) (q p) sehingga dapat dibaca “ p jika dan hanya jika q” atau “p
bila dan hanya bila q”. Biimplikasi 2 pernytaan hanya akan bernilai benar jika
implikasi kedua kalimat penyusunnya sama-sama bernilai benar.
Contoh
p : Dua garis saling berpotongan adalah tegak lurus.
q : Dua garis saling membentuk sudut 90 derajat.
p q : Dua garis saling berpotongan adalah tegak lurus jika dan hanya jika dan
hanya jika dua garis saling membentuk sudut 90 derajat.
p q p q q p (p q) (q p) p q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
B
B
B
B
S
B
B
S
S
B
2.3 Skema
Skema (schemas) merupakan cara untuk menyederhanakan suatu proposisi
mejemuk yang rumit, dengan memberi tanda huruf tertentu untuk menggantikan suatu
sub ekspresi ataupun sub-sub eksresi.
Definisi: semua ekspresi yang berisi identifikator-identifikator yang menunjukkan
adanya suatu ekspresi logika disebut skema.
Suatu ekspresi logika tertentu , misalnya (A B) dapat diganti dengan P,
sedangkan (A B) dapat dianti dengan Q. Jadi P berisi variabel proposisional A dan B,
demikian juga Q. P di sini bukan varibel proposisional, karena nilai P tergantung dari
nilai A dan B.
Contoh 3-2 :
P = (A B) dan Q = (A B), maka (P → Q) = ((A B) → (A B))
6
Sekarang perhatikan yang berikut ini :
Expresi apa saja berbentuk (P) disebut negasi.
Expresi apa saja berbentuk (P Q) disebut konjungsi.
Expresi apa saja berbentuk (P Q) disebut disjungsi.
Expresi apa saja berbentuk (P → Q) disebut implikasi (conditional)
Expresi apa saja berbentuk (P ↔ Q) disebut ekuivalensi (biconditional)
Contoh di atas ((A B) → (A B)) disebut implikasi yang berisi konjungsi
(A B) dan disjungsi (A B).
Sekarang lihat aturan berikut ini :
1) Semua ekspresi atomik adalah fpe
2) Jika P adalah fpe, maka juga (P)
3) Jika P dan Q adalah fpe, maka juga (P Q), (P Q), (P → Q) dan (P↔Q)
4) Tak ada fpe lainnya.
Ekspresi-ekspresi logika yang dijelaskan di atas disebut well formed formulae
(wff). Jadi, wff adalah fpe demikian juga sebaliknya.
Jika ada suatu ekspresi logika yang di jelaskan di atas di sebut well-formed
formulae (wff). Jadi wff adalah fpe demikian juga sebaliknya.
Jika ada suatu ekspresi logika (P). Maka P disebut skop negasi (scope of
negation) dengan perangkai disebut perangkai utama (main connective) dari (P).
maka contoh di atas, yakni (P→Q).
2.4 Parsing
Teknik memisah-misah atau memilah-milah kalimat menjadi proposisi-proposisi
yang paling kecil (atomik) di sebut teknik Parsing, yang hasilnya dapat diwujudkan
dalam bentuk Parse Tree berikut ini :
7
Selanjutnya akan diubah menjadi ekspresi logika yang berbentuk proposisi
majemuk fpe berikut :
A = Dewi lulus sarjana teknik informatika
B = Orang tua Dewi senang
C = Dewi bekerja
D = Usaha Dewi sia-sia
Maka pernyataan di atas yang berupa proposisi majemuk dapat diwujudkan
dalam fpe seperti berikut :
(A → (B ˄ C )) ˄ (( ¬ A) → D)
2.5 Tautologi
Untuk menjaga kebenaran sebuah pernyataan maka setiap operator/penghubung
diberikan aturan yang lebih tinggi.
2.5.1 Tautologi
Argumen yang validitasnya dibuktikan dengan tabel kebenaran harus
menunjukkan nilai benar maka argumen tersebut valid, jika tidak maka
sebaliknya. Jika pada tabel kebenaran untuk semua pasangan nilai variabel-
variabel proposisional yang ada bernilai benar atau T, maka disebut tautologi
(tautology).
Contoh:
Lihat ekspresi logika dari suatu pernyataan berikut ini:
(A B) (C (B C))
Buat tabel kebenarannya sebagai berikut:
C(BC
(A B) (C (B C))
A B C B C A B B CF F F T T F T T TF F T T F F F T TF T F F T F T T TF T T F F F T T TT F F T T F T T TT F T T F F F T TT T F F T T T T TT T T F F T T T T
8
Ekspresi logika di atas adalah tautologi karena pada tabel kebenaran,
semua pasangan menghasilkan nilai T
Contoh:
Apakah (AA) adalah tautologi?
Pembuktian: Buatlah tabel kebenarannya:
A A AA
F T TT F T
Jadi, (AA) adalah tautologi, dan juga disebut Exluded Middle Law.
Contoh:
Apakah ABB adalah tautologi?
Pembuktian: Buatlah tabel kebenarannya:
A B AB AB ABB
F F F T T
F T F T T
T F F T T
T T T F T
Jadi, ekspresi di atas juga Tautologi
Tautologi juga dapat ditulis dengan symbol ╞ (suatu metasymbol, bukan
perangkai logika). Maka pada ekspresi logika di atas dapat ditulis:
╞ A B B
Diketahui : Jika ABB adalah tautologi
Buktikan : (A B C) C juga tautologi
Bukti:
Misalnya memakai skema P dan Q.
I. Masukkan ke ekspresi logika pertama menjadi PQQ
II. Misalnya: P = AB sedangkan Q = C, masukkan ke ekspresi logika yang
dibuktikan. Maka:
9
(A B C) C akan menjadi PQQ
III. Lihat (I) dan (II) akan terlihat sama, maka memang tautologi.
Jika tautologi dipakai pada suatu argumen, berarti argumen harus
mempunyai nilai T pada seluruh pasangan yang ada pada tabel kebenaran yang
membuktikan bahwa argumen tadi valid, yang juga kadang-kadang disebut
argumen yang kuat (sound argument).
Argumen haruslah memiliki premis-premis dan mempunyai kesimpulan.
Jika premis-premis benar, maka kesimpulan juga harus benar.
Contoh:
Lihat pada argumen berikut:
Jika Tono pergi kuliah, maka Tini juga pergi kuliah. Jika Siska tidur,
maka Tini pergi kuliah. Dengan demikian, jika Tono pergi kuliah atau Siska
tidur, maka Tini pergi kuliah.
diubah ke variabel proposisional:
A = Tono pergi kuliah
B = Tini pergi kuliah
C = Siska tidur
diubah lagi menjadi ekspresi logika yang terdiri dari premis-premis dan
kesimpulan. Ekspresi logika 1 dan 2 adalah premis-premis, sedangkan ekspresi
logika 3 adalah kesimpulan.
1) A B (premis)2) C B (premis)3) (AC) B (kesimpulan)
maka sekarang dapat ditulis:
((AB) (CB)) ((AC)B)
atau
{AB, CB}╞ (AC)B
kemudian buatlah tabel kebenaran dari ekspresi logika tersebut:
((AB) (CB ((AC)B)
10
A B C AB CB (AB) (CB) AC (AC)BF F F T T T F T TF F T T F F T F TF T F T T T F T TF T T T T T T T TT F F F T F T F TT F T F F F T F TT T F T T T T T TT T T T T T T T T
Jika tabel kebenaran menunjukkan hasil tautologi, maka argumen
tersebut valid. Dalam logika, tautologi dapat ditulis T atau 1 saja. Jadi jika A
adalah tautologi, maka A = T atau A = 1.
2.5.2 Kontradiksi
Kebalikan dari tautologi adalah kontradiksi (contradiction) atau
absurditas (absurdities), di mana semua nilai pasangan nilai dari tabel kebenaran
menghasilkan nilai F.
Lihat pada ekspresi logika berikut:
A A
A A A A
F T FT F F
Jadi, (AA) pada tabel kebenaran semua bernilai F, sehingga disebut
kontradiksi.
Suatu kontradiksi pada argumen akan dijumpai jika antara premis-premis
bernilai T, sementara kesimpulan bernilai F. Namun hal ini tidak mungkin
terjadi, karena premis-premis yang benar harus menghasilkan kesimpulan benar.
Dalam bahasa logika, konjungsi dari semua premis dengan negasi dari
kesimpulan selalu bernilai F, dan terjadilah kontradiksi. Negasi kesimpulan
berarti memberi nilai F pada negasi kesimpulan.
Lihat ekspresi logika berikut ini:
((A B) A) B
11
Tabel kebenarannya seperti berikut:
(( A B) A) B
A B A B ( A B) (( A B) A)F F T F F F FF T T T T T FT F F T T F FT T F F T F F
Jadi ekspresi logika di atas terjadi kontradiksi. Dalam logika, kontradiksi
dapat ditulis F atau 0 saja, sehingga jika A adalah kontradiksi, maka A = F atau
A = 0.
2.5.3 Contingent
Jika semua nilai kebenaran menghasilkan nilai F dan T maka terjadi
contingent atau formula campuran (mixed formulae).
Lihat contoh pada ekspresi logika berikut:
((A B) C) A
Tabel kebenarannya sebagai berikut:
((A B) C) A
A B C A B A B CF F F F T FF F T F T FF T F F T FF T T F T FT F F F T TT F T F T TT T F T F TT T T T T T
Perhatikan ekspresi logika berikut ini:
((A B) (B C)) (C A)
Tabel kebenarannya sebagai berikut:
((A B) (B C))
(( A B) (B C)) (C A)
12
A B C B C A B B C C AF F F T T T F F F TF F T T F T T T T TF T F F T T T F T FF T T F F T T T T TT F F T T F F T F TT F T T F F T T F TT T F F T T T T T TT T T F F T T T T T
Nilai-nilai kebenaran pada nilai kebenaran sebagai hasil akhir di tabel
kebenaran tidak selalu harus urut antara F dan T, yang penting ada T dan ada F.
Argumen yang memiliki nilai kebenaran contingent, harus memilih nilai-
nilai kebenarannya hanya pada T. perhatikan bahwa masih ada premis-premis
yang T dan F, tetapi kesimpulan T. Ingat bahwa (F T = T). Pada kasus ini
argumen tetap dianggap tidak valid karena yang bukan tautologi - atau apa saja
asal bukan tautologi - dianggap tidak valid. Terdapat istilah yang penting pada
tautologi, yakni ekuivalen secara logis (logically equivalence).
13
KESIMPULAN
Logika disebut juga “The Calculus of Computer Science” karena logika
memegang peranan yang sangat penting di bidang ilmu komputer. Peran kalkulus
(matematika) sama pentingnya untuk ilmu-ilmu bidang sains, misalnya ilmu fisika, ilmu
elektronika, ilmu kimia, dan sebagainya. Oleh karena itu, biasanya pelajar, mahasiswa,
guru, dan dosen setuju bahwa logika memainkan peranan penting dalam berbagai
bidang keilmuan, bahkan dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Logika, komputasi sitem, dan matematika diskrit memiliki peran penting dalam
ilmu komputer karena semuanya berperan dalam pemrograman. Logika merupakan
dasar-dasar matematis suatu perangkat lunak, digunakan untuk memformalkan sistem
bahasa pemrograman dan spesifikasi program, serta menguji ketepatan suatu program.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya logika matematika karena banyak ilmu,
khususnya dalam bidang ilmu komputer, yang memerlukan logika untuk berkembang.
Jadi, logika informatika ini sangat lah penting untuk suatu program dalam
komputer dan di dalam perkembangan komputer dan lain-lainya, jika semakin banyak
ahli logika maka semakin canggihlah teknologi yang akan kita miliki.
14
DAFTAR PUSTAKA
Munir, Rinaldi. 2005. Matematika Diskrit. Bandung: Informatika.
Wirodikromo, Sartono. 2007. Matematika. Jakarta: Erlangga.
Limbong, A dan A. Prijono. 2006. Matematika Diskrit. Bandung: CV Utomo.
Soesianto, F dan Djoni Dwijono.2003. Logika Proposisional. Yogyakarta: Andi.
Upschutz, Seymour dan Marc Lars Lipson. 2008. Matematika Diskrit. Jakarta:
Erlangga.
15