lkti juara 2

50
Ma-Baby (Maternal-Baby): Manifestasi sebuah Independency dan Entrepreneursoul seorang Perawat LOMBA KARYA TULIS ILMIAH 2011 Diusulkan oleh: Muhamad Jauhar 220110080033 Angkatan 2008 Dedih Suandi 220110080062 Angkatan 2008 Dewi Seftiani Nugrahini 220110080074 Angkatan 2008 i

Upload: aira-putri-mardela

Post on 11-Aug-2015

54 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lkti Juara 2

Ma-Baby (Maternal-Baby): Manifestasi sebuah Independency dan

Entrepreneursoul seorang Perawat

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH

2011

Diusulkan oleh:

Muhamad Jauhar 220110080033 Angkatan 2008

Dedih Suandi 220110080062 Angkatan 2008

Dewi Seftiani Nugrahini 220110080074 Angkatan 2008

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2011

i

Page 2: Lkti Juara 2

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis Ilmiah : Ma-Baby (Maternal-Baby) : Manifestasi Sebuah

Independency dan Entrepreneursoul seorang

Perawat

2. Penulis

a. Nama Lengkap : Muhammad Jauhar

NPM : 220110080033

b. Nama Lengkap : Dedih Suandi

NPM : 220110080062

c. Nama Lengkap : Dewi Seftiani Nugrahini

NPM : 220110080074

3. Dosen Pendamping

Nama Lengkap dan Gelar : Mira Trisyani Koeryaman, S.Kp., MSN.

NIP : 19770603 200212 2 001

Jatinangor, 21 September 2011

Dosen Pendamping

Mira Trisyani Koeryaman, S.Kp., MSN.

NIP: 19770603 200212 2 001

Penulis

Dewi Seftiani

NPM: 220110080074

Menyetujui,

Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan

Hana Rizmadewi Agustina,S.Kp.,MN.

NIP: 197708062001122001

i

Page 3: Lkti Juara 2

Abstrak

Bertambahnya populasi manusia di bumi yang tidak sebanding dengan bertambahnya jumlah lapangan pekerjaan menimbulkan masalah baru bagi kita semua. Disamping itu, keterbatasan Sumber Daya Alam membuat biaya hidup menjadi semakin mahal. Ketidaksesuaian antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang disertai dengan semakin mahalnya biaya hidup menuntut kita untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, tidak terkecuali bagi seorang perawat. Fakta yang sering didengar dan keluar dari mulut seorang PNS misalnya “di zaman sekarang ini kalau hanya mengandalkan gaji seorang pegawai negeri saja biaya hidup tidak akan cukup”. Oleh karena itu, wirausaha bisa menjadi sebuah alternatif sebagai sumber pendapatan tambahan atau bahkan sebagai tumpuan untuk mencari nafkah.

Praktik mandiri merupakan salah satu peluang wirausaha bagi seorang perawat. Praktik yang dilakukan tentunya bukan praktik yang dilakukan oleh dokter tetapi praktik yang dikembangkan dari ilmu keperawatan. Home care merupakan salah satu contoh praktik mandiri yang bisa dilakukan oleh seorang perawat. Saat ini home care telah banyak dikembangkan di rumah sakit-rumah sakit sehingga program yang dikembangkannya pun merupakan perpanjangan dari rumah sakit. Home care yang akan coba dikembangkan oleh penulis adalah jenis home care yang akan memberikan pelayanan pada ibu post partum dan bayi. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa seorang ibu pasca melahirkan masih memerlukan perawatan agar kondisi fisiologis tubuh ibu bisa kembali seperti keadaan semula. Begitu juga dengan bayi yang baru dilahirkannya, beberapa jenis perawatan diperlukan agar kesehatan bayi tetap terjaga. Sementara itu tidak semua orang ibu bisa melakukannya baik karena tidak dimilkinya skill maupun karena kesibukan yang ada. Sampai saat ini masih belum ada pelayanan jasa yang secara spesifik memberikan pelayanan pada keduanya sehingga hal ini lah yang menjadi peluang untuk dikembangkannya usaha ini.

Penulisan karya ilmiah ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian deskriptif keperpustakaan atau studi literatur. Sedangkan sistematika penulisan karya ilmiah ilmiah ini dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu, bagian awal, inti, dan penutup.

Yang menjadi nilai lebih dari bisnis ini adalah belum adanya home care yang secara spesifik memberikan pelayanan pada ibu post partum dan bayi, khususnya di wilayah Bandung dan Sumedang. Strategi layanan jasa yang ditawarkan dengan leyanan per item dan juga paket. Strategi promosi dilakukan melalui cyber media, brosur, poster, dan dari mulut ke mulut.

Home care sebagai salah satu bentuk praktik mandiri perawat bisa menjadi salah satu keunggulan dari seorang perawat dalam berwirausaha. Oleh karena itu, perawat maupun calon perawat harus memiliki jiwa entrepreneur dan pengabdian dengan terus mengembangkan pelayanan home care.

KATA PENGANTAR

ii

Page 4: Lkti Juara 2

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayahNya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah dengan judul “Ma-Baby (Maternal-Baby) : Manifestasi Sebuah

Independency dan Entrepreneursoul seorang Perawat”

Karya tulis ini disusun dalam rangka mengikuti Lomba Karya Tulis Nursepreneur

2011. Selain itu karya tulis ini merupakan salah satu bentuk ketertarikan penulis

terhadap dunia usaha yang bisa dilakukan oleh perawat. Kami berharap tulisan ini

dapat menjadi media informasi mengenai bidang usaha yang dapat dilakukan oleh

perawat tanpa meninggalkan identitas keperawatan yang telah diembannya.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kelemahan pada karya

tulis ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Jatinangor, September 2011

Penulis

DAFTAR ISI

iii

Page 5: Lkti Juara 2

Lembar Pengesahan.......................................................................................i

Abstrak...........................................................................................................ii

Kata Pengantar...............................................................................................iii

Daftar isi.........................................................................................................iv

Daftar Tabel..................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah...............................................................3

1.3 Tujuan dan Tujuan Penulisan................................................4

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Adaptasi Maternal..................................................................5

2.2 Manajemen Laktasi................................................................6

2.3 Bayi Baru Lahir......................................................................8

2.4 Aspek Legal Praktik Mandiri Perawat...................................9

2.5 Home Care.............................................................................14

BAB III METODE PENULISAN

3.1 Metode Pengumpulan Bahan Kajian.....................................16

3.2 Prosedur Penulisan.................................................................16

3.3 Sistematika Penulisan............................................................16

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Rencana Usaha.....................................................18

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan.................................................................................23

iv

Page 6: Lkti Juara 2

5.2 Saran.......................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................24

LAMPIRAN

Daftar Riwayat Hidup Peserta........................................................vii

Daftar Riwayat Hidup Dosen Pendamping.....................................ix

Logo Perusahaan.............................................................................x

DAFTAR TABEL

4.1 Daftar harga jasa yang diberikan..............................................19

v

Page 7: Lkti Juara 2

4.2 Permodalan...............................................................................20

4.3 Biaya produksi/bulan................................................................21

4.4 Penerimaan usaha/bulan............................................................21

vi

Page 8: Lkti Juara 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Prediksi awal menyebutkan bahwa populasi manusia di dunia mencapai enam

miliar di akhir tahun 1999 dan angkanya melonjak menjadi 8 miliar pada

tahun 2020. (Yosep, 2010). Apakah pemerintah bisa menyediakan pekerjaan

untuk sedemikian banyak orang? Faktanya, privatisasi menjadi begitu populer

pada dekade lalu, menunjukkan bahwa mereka “angkat tangan” dari tugas

menciptakan pekerjaan yang mengerikan itu. Banyaknya lulusan SMA dan

perguruan tinggi telah menambah deretan pengangguran yang angkanya

mendekati 4 juta orang.

Bagaimana dengan populasi perawat di Indonesia? Menurut Ketua PPNI

Jabwa Barat, sedikitnya 10.000 perawat baru dari program D-III lulus setiap

tahunnya memperebutkan lowongan kerja di rumah sakit yang penyerapannya

kurang dari 50%. Fakta lainnya, berbagai bank, institusi pendidikan, dan

perusahaan kesehatan yang melakukan merger, akusisi, dan restrukturisasi

dalam sektor swasta lebih sering membuahkan PHK massal. Lalu siapa yang

mendapat beban menciptakan lapangan kerja? Beban itu harus dipikul

individunya sendiri. Setiap orang harus menciptakan sendiri pekerjaannya,

setiap orang, siap atau tidak, kondisi mendorongnya menjadi entrepreneur.

Mau pilih yang mana: segera menyiapkan mental dan keterampilan

entrepreneur, atau saatnya nanti terpaksa serabutan, mencoba-coba menjadi

entrepreneur setelah “tersisih” dari posisi “pegawai negeri”?. Alangkah lebih

baik jika mencoba untuk mulai ber-entrepreneur.

Akan tetapi, entrepreneur seperti apakah yang bisa dan hendaknya dilakukan

oleh seorang perawat? pada dasarnya tidak ada ketentuan bagi seorang

perawat untuk ber-entrepreneur di berbagai bidang. Namun, alangkah lebih

1

Page 9: Lkti Juara 2

baiknya jika entrepreneur yang kita jalankan berbasiskan disiplin ilmu yang

kita pelajari. Selain lebih memahami dasar ilmunya kita juga mengaplikasikan

ilmu yang didapatkan dibangku kuliah. Seorang perawat bisa saja melakukan

praktik sendiri untuk ber-entrepreneur meskipun Undang-Undang

Keperawatan belum di sahkan. Bukan membuka klinik pengobatan atau bukan

pula membuka praktik seperti yang dilakukan oleh seorang dokter tetapi

seorang perawat melakukan praktik mandiri sesuai ilmu yang dipelajarinya

dengan memperhatikan kebutuhan dasar dan respon klien. Jika dianalisa lebih

cermat cukup banyak peluang bagi seorang Nurspreneur untuk melakukan

praktik mandiri. Sekarang saja yang sudah ada misalnya home care yang kini

banyak diprogramkan oleh rumah sakit-rumah sakit. Home care ini masih

perlu dikembangkan oleh seorang perawat sebagai bentuk praktik mandiri

yang bisa dilakukan karena home care yang ada masih bersifat general dan

rata-rata masih merupakan perpanjangan dari rumah sakit.

Home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan

komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal

mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau

memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan

meminimalkan akibat dari penyakit (Depkes, 2002). Home care bisa

dikembangkan di luar rumah sakit sebagai bentuk praktik mandiri seorang

perawat dan sifatnya bisa general maupun spesifik pada masalah tertentu. Jika

dilihat, peluang pemasaran home care cukup tinggi. Apalagi jika fokus

garapannya spesifik pada masalah tertentu karena saat ini yang berkembang

adalah home care yang sifatnya general. Oleh karena itu, penulis mencoba

mengembangkan home care yang secara khusus memberikan perawatan pada

ibu pasca melahirkan dan bayi baru lahir.

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang telah

cukup bulan atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui

jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba,

1998: 157). Secara teori seorang ibu pasca melahirkan akan mengalami

2

Page 10: Lkti Juara 2

perubahan fisiologis pada tubuhnya begitu juga dengan psikisnya dalam

menghadapi perannya sebagai orang tua serta kesiapannya dalam merawat

bayi yang baru lahir. Meskipun sejauh ini kelahiran ditangani oleh tenaga

kesehatan tetapi rata-rata perawatan yang diberikan hanya sebatas sampai

seorang ibu melahirkan saja karena biaya perawatan yang relatif mahal jika

terlalu lama berada dirumah sakit. Idelanya pasca melahirkan seorang ibu akan

mendapatkan home visit dari petugas kesehatan yang berasal dari instansi

tempat ibu bersalin. Faktanya hal ini tidak selalu dilaksanakan. Disamping itu,

pelayanan yang diberikan dalam home visit difokuskan untuk memantau

kesehatan ibu dan hanya 1-2 kali kunjungan. Padahal masalah pasca

melahirkan bukan hanya sekadar masalah perdarahan ataupun luka pasca

operasai tetapi banyak hal-hal sepele yang tidak jarang seorang ibu tidak

mengetahui bagaimana cara melakukan penanganannya dengan benar.

Misalnya saat ASI tidak keluar, cara memandikan bayi ataupun cara

perawatan tali pusat yang benar. Jika untuk masalah-masalah seperti itu

seorang ibu harus terus berada di rumah sakit rasanya akan menghabiskan

biaya yang banyak sehingga perawatan yang diberikan di rumah akan lebih

efektif. Namun, sejauh ini pelayanan home care yang memberikan pelayanan

pada ibu pasca melahirkan dan pada bayi baru lahir masih belum banyak dan

mungkin masih bisa dikatakan belum ada. Hal inilah yang mendasari penulis

dalam mencetuskan gagasan untuk mengembangkan home care yang berfokus

pada perawatan ibu pasca melahirkan dan bayi.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah

dalam perumusan karya tulis ini yaitu sebagai berikut:

“Bagaimana home care yang berfokus pada bayi dan ibu pasca melahirkan

dapat menjadi peluang usaha bagi perawat?”

1.3 Tujuan dan Manfaat

3

Page 11: Lkti Juara 2

1.3.1 Tujuan

Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:

1. Merintis wirausaha baru yang inovatif bagi perawat

2. Memberikan pelayanan yang tepat bagi ibu dan bayi dengan

berlandaskan keilmuan

3. Membuka lapangan pekerjaan baru.

1.3.2 Manfaat

Hasil analisis dalam karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi

masukan bagi perawat dalam menciptakan lapangan usaha baru tanpa

meninggalkan identitas keperawatan yang telah dimilikinya. Diharapkan

dengan adanya usaha ini dapat mengurangi praktik-praktik perawatan ibu

dan bayi yang tidak berdasarkan keilmuan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

4

Page 12: Lkti Juara 2

2.1 Adaptasi Maternal

2.1.1 Fase Dependen

Selama 1-2 hari pertama setelah melahirkan, ketergantungan ibu menonjol.

Rubin (1961) menetapkan periode beberapa hari ini sebagai fase menerima

(taking in phase), sewaktu dimana ibu baru memerlukan perlindungan dan

perawatan. Mereka merasa perlu menyampaikan pengalaman nya dengan

kata-kata. Kecemasan dan keasyikan terhadap peran baru sering

mempersempit lapang persepsi ibu. Oleh karena itu informasi yang

diberikan pada waktu ini mungkin perlu diulang.

2.1.2 Fase Dependen-Mandiri

Setelah menerima asuhan yang cukup selama beberapa jam atau beberapa

hari pertama maka pada hari kedua dan ketiga keinginan untuk mandiri

timbul dengan sendirinya. Dalam fase ini secara bergantian muncul

kebutuhan untuk mendapat perawatan dan penerimaan dari orang lain dan

keinginan untuk bisa melakukan segala sesuatu dengan mandiri.

Rubin (1961) menjelaskan keadaan ini sebagai fase taking-hold yang

berlangsung kira-kira 10 hari. Ibu yang kelihatannya memerlukan dukungan

tambahan adalah sebahai berikut:

a. Primipara yang belum berpengalaman

b. Wanita karier

c. Wanita yang tidak cukup banyak teman dan keluarga untuk

berbagai rasa.

d. Ibu yang berusia remaja

e. Wanita yang tidak bersuami

Diharapkan pada akhir fase ini tugas dan penyesuaian rutinitas sehari-hari

akan mulai menjadi suatu pola yang tetap.

2.1.3 Fase Interdependen

5

Page 13: Lkti Juara 2

Pada fase ini perilaku interdependen muncul, ibu dan keluarga bergerak

maju sebagai suatu sistem dengan para anggota saling berinteraksi. Tujuan

utama ialah menciptakan suatu gaya hidup yang melibatkan anak, tetapi

dalam beberapa hal tidak melibatkan anak. Fase interdependen (letting-go)

merupakan fase yang penuh stres bagi orang tua. Kesenangan dan

kebutuhan sering terbagi dalam masa ini.

2.2 Manajemen Laktasi

Langkah-langkah kegiatan menejemen laktasi menurut Depkes RI (2005)

2.2.1 Masa Kehamilan (Antenatal)

a. Memberikan komunikasi, informasi dan edukasi mengenai manfaat dan

keunggulan ASI, manfaat menyusui bagi ibu, bayi dan keluarga serta

cara pelaksanaan management laktasi.

b. Menyakinkan ibu hamil agar ibu mau dan mampu menyusui bayinya.

c. Melakukan pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara.

Disamping itu, perlu pula dipantau kenaikan berat badan ibu hamil

selama kehamilan.

d. Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan sehari-hari termasuk

mencegah kekurangan zat besi. Jumlah makanan sehari-hari perlu

ditambah mulai kehamilan trimester ke-2 (minggu ke 13-26) menjadi 1-

2 kali porsi dari jumlah makanan pada saat sebelum hamil untuk

kebutuhan gizi ibu hamil.

e. Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Penting pula

perhatian keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil

untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya bahwa

kehamilan merupakan anugerah dan tugas yang mulia.

2.2.2 Saat Segera Setelah Bayi Lahir

a. Dalam waktu 30 menit setelah melahirkan, ibu dibantu dan dimotivasi

agar mulai kontak dengan bayi (skin to skin contact) dan mulai

menyusui bayi. Karena saat ini bayi dalam keadaan paling peka

6

Page 14: Lkti Juara 2

terhadap rangsangan, selanjutnya bayi akan mencari payudara ibu

secara naluriah.

b. Membantu kontak langsung ibu-bayi sedini mungkin untuk

memberikan rasa aman dan kehangatan.

2.2.3 Masa Neonetus

a. Bayi hanya diberi ASI saja atau ASI Eksklusif tanpa diberi minum

apapun.

b. Ibu selalu dekat dengan bayi atau di rawat gabung.

c. Menyusui tanpa dijadwal atau setiap kali bayi meminta (on demand).

d. Melaksanakan cara menyusui (meletakan dan melekatkan) yang baik

dan benar.

e. Bila bayi terpaksa dipisah dari ibu karena indikasi medik, bayi harus

tetap mendapat ASI dengan cara memerah ASI untuk mempertahankan

agar produksi ASI tetap lancar.

f. Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI) dalam waktu

kurang dari 30 hari setelah melahirkan.

2.2.4 Masa menyusui selanjutnya (post neonatal)

a. Menyusui dilanjutkan secara eksklusif selama 6 bulan pertama usia

bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan atau minuman

lainnya.

b. Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan ibu menyusui sehari-

hari. Ibu menyusui perlu makan 1½ kali lebih banyak dari biasanya (4-6

piring) dan minum minimal 10 gelas sehari.

c. Cukup istirahat (tidur siang/berbaring 1-2 jam), menjaga ketenangan

pikiran dan menghindari kelelahan fisik yang berlebihan agar produksi

ASI tidak terhambat.

d. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk

menunjang keberhasilan menyusui.

e. Mengatasi bila ada masalah menyusui (payudara bengkak, bayi tidak

mau menyusu, puting lecet, dll ).

7

Page 15: Lkti Juara 2

f. Memperhatikan kecukupan gizi makanan bayi, terutama setelah bayi

berumur 6 bulan; selain ASI, berikan MP-ASI yang cukup, baik

kualitas maupun kuantitasnya secara bertahap.

2.3 Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir harus memenuhi sejumlah tugas perkembangan untuk

memperoleh dan mempertahankan eksistensi fisik secara terpisah dari ibunya.

Perubahan biologis besar yang terjadi saat bayi baru lahir memungkinkan

transisi dari lingkungan intrauterin ke ekstrauterin. Perubahan ini menjadi

dasar pertumbuhan dan perkembangan di kemudian hari.

Bayi baru lahir memiliki kompetensi perilaku dan kesiapan interaksi sosial.

Periode neonatal yang berlangsung sejak bayi lahir sampai usianya 28 hari,

merupakan waktu berlangsungnya perubahan fisik yang dramatis pada bayi

baru lahir (Bobak dkk, 2005). Pada masa ini, organ bayi mengalami

penyesuaian dengan keadaan di luar kandungan, ini diperlukan untuk

kehidupan selanjutnya (Maryunani & Nurhayati, 2008). Dimana bayi

mengalami pertumbuhan dan perubahan yang menakjubkan (Halminton,

1995).

Perawat memainkan peran yang vital selama periode transisi ini. Mereka

membantu bayi baru lahir dalam menjalankan transisi yang aman ke

kehidupan ekstrauterin dan membantu ibu serta orang terdekat lain melalui

masa transisi untuk menjadi orang tua.

2.4 Aspek Legal Praktik Mandiri Perawat

Menurut konsorsium Ilmu-ilmu Kesehatan (1992) praktek keperawatan adalah

tindakan mandiri perawat professional / ners melalui kerjasama yang bersifat

kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga kesehatan lain dalam upaya

memberikan asuhan keperawatan yang holistic sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk praktik

keperawatan individu dan berkelompok. Sementara praktik keperawatan

8

Page 16: Lkti Juara 2

profesional adalah tindakan mandiri perawat professional dengan

menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh mencakup ilmu

dasar dan ilmu keperawatan sebagai landasan dan menggunakan proses

keperawatan sebagai pendekatan dalam melakukan asuhan keperawatan (pokja

keperawatan CHS,2002).

Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada

ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko- soiso- spiritual

yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik

sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Pelayanan keperawatan yang di berikan berupa bantuan karena adanya

kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan dan kurangnya

kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-

hari secara mandiri.

2.4.1 Unsur-Unsur Inti Praktik Keperawatan

Walaupun praktik keperawatan itu kompleks, ia juga dinamis, selalu

merespon terhadap perubahan kebutuhan kesehatan, dan terhadap

kebutuhan-kebutuhan perubahan sistem pelayanan kesehatan. Menurut

WHO (1996), unsur-unsur inti keperawatan tergambarkan dalam kegiatan-

kegiatan berikut:

a. Mengelola kesehatan fisik dan mental serta kesakitan, kegiatanya

meliputi pengkajian, monitoring, koordinasi dan mengelola status

kesehatan setiap saat bekerjasama dengan individu, Keluarga, maupun

masyarakat. Perawatan mengkaji kesehatan klien, mendeteksi penyakit

yang akut atau kronis, melakukan penelitian dan

menginterpretasikannya, memilih dan memonitor interprensi tarapeutik

yang cocok, dan melakukan semua ini dalam hubungan yang suportif

dan carring. Perawat harus bisa memutuskan kapan klien dikelola

sendiri dan kapan harus dirujuk ke profesi lain.

b. Memonitor dan menjamin kualitas praktik pelayanan kesehatan.

Tanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan praktik professional, seperti

9

Page 17: Lkti Juara 2

memonitor kemampuan sendiri, memonitor efek-efek intervensi medis,

mensupervisi pekerjaan – pekerjaan personil yang kurang terampil dan

berkonsultasi dengan orang yang tepat. Karena ruang lingkup dan

kompleksitas praktik keperawatan maka diperlukan ketrampilan-

ketrampilan dan pemecahan masalah, berfikir kritis serta bertindak etis

dan legal terhadap kualitas pelayanan yang diberikan dan tidak

disriminatif.

c. Memberikan bantuan dan caring. Caring adalah bagian yang terpenting

dalam praktik keperawatan. Bantuan termasuk menciptakan suasana

penyembuhan, memberikan kenyamanan membangun hubungan dengan

klien melalui asuhan keperawatan. Peran membantu seharusnya

menjamin partisipasi penuh dari klien dalam perencanaan asuhan,

pencegahan, dan treatmen dan asuhan yang diberikan. Perawat

memberikan informasi penting mengenai proses penyakit, gejala-

gejalanya, dan efek samping pengobatan.

d. Penyuluhan-penyuluhan kepada individu, keluarga maupun masyarakat

mengenai masalah- masalah kesehatan adalah fungsi penting dalam

keperawatan.

e. Mengorganisir dan mengola sistem pelayanan kesehatan. Perawat

berpartisipasi dalam membentuk dan mengelolasistem pelayanan

kesehatan, ini termasuk menjamin kebutuhan klien terpenuhi, mengatasi

kekurangan staf, menghadapi birokrasi, membangun dan memelihara

tim terapeutik, dan mendapatkan asuhan spesialis untuk pasien. Perawat

bekerja intersektoral dengan rumah sakit, puskesmas, institusi pelayanan

kesehatan lain, dan sekolah. Profesi keperawatan harus mempengaruhi

srategi kebijaksanaan kesehatan, baik tingkat lokal, regional maupun

internasional, aktif terlibat dalam program perencanaan, pengalokasian

dana, mengumpulkan, menganalisis dan memberikan informasi kepada

semua level.

Melihat kepada kegiatan –kegiatan yang tergambar di atas maka praktik

keperawatan dapat dilakukan oleh perawat professional yang mempunyai

10

Page 18: Lkti Juara 2

ketrampilan intelektual, ketrampilan teknikkal, dan ketrampilan

interpersonal.

2.4.2 Praktik Keperawatan Profesional

Praktik keperawatan professional yang dikembangkan antara lain :

a. Praktik keperawatan di institusi rumah sakit atau fasilitas pelayanan

kesehatan lain.

b. Praktik keperawatan di luar institusi rumah sakit (praktik mandiri

keperawatan) dengan berbagai bentuk antara lain:

Praktik kesehatan di rumah (Home Health Care, Home Care)

Praktik keperawatan yang di lakukan secara berkelompok

Praktik keperawatan yang di lakukan secara individu /perorangan

Praktik keperawatan kesehatan kesehatan di rumah dapat dilakukan oleh

seorang perawat professional baik secara mandiri maupun berkelompok

setelah Mendapatkan surat ijin praktik perawat (SIPP). Praktik keperawatan

dapat melalui suatu agensi (misalnya balai asuhan /pelayanan keperawatan),

atau secara perorangan.

2.4.3 Lingkup Praktik Keperawatan di Rumah

Lingkup praktik keperawatan mandiri meliputi asuhan keperawatan

perinatal, asuhan keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan

keperawatan dewasa, dan asuhan keperawatan maternitas, asuhan

keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup wewenang dan

tanggung jawabnya. Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :

a. Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian

bio- psiko- sosio- spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung,

melakukan observasi, dan wawancara langsung, menentukan masalah

keperawatan, membuat perencanaan, dan melaksanakan tindakan

keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk memenuhi

kebutuhan dasar manusia yang menyimpang, baik tindakan-tindakan

keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahan wewenang (terapi

11

Page 19: Lkti Juara 2

medis), memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan

evaluasi.

b. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada

klien, dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan

tanggung gugat untuk perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa

pelayanan kepertawatan yang diberikan.

c. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan

secara berkelompok.

d. Sebagai pembela/pendukung (advokat) klien dalam memenuhi kebutuhan

asuhan keperawatan klien dirumah dan bila diperlukan untuk tindak

lanjut kerumah sakit dan memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai

dengan standart dan pembiayaan terhadap klien sesuai dengan

pelayanan /asuhan yang diterima oleh klien.

e. Menentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah

dilakukan, mencangkup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus

di lakukan.

2.4.4 Jenis Pelayanan Keperawatan di Tumah

Jenis pelayanan keperawatan di rumah di bagi tiga kategori yaitu :

a. Keperawatan klien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling

banyak di laksanakan pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai

dengan alasan kenapa perlu di rawat di rumah. Individu yang sakit

memerlukan asuhan keperawatan untuk meningkatkan kesehatannya dan

mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu dirawat di rumah sakit.

b. Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada pomosi

dan prevensi. Pelayanannya mencankup mempersiapkan seorang ibu

bagaimana merawat bayinya setelah melahirkan, pemeriksaan berkala

tumbuh kembang anak, mengajarkan lansia beradaptasi terhadap proses

menua, serta tentang diit mereka.

c. Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada

penyakit- penyakit terminal misalnya kanker, penyakit –penyakit kronis

12

Page 20: Lkti Juara 2

seperti diabet, stroke, hipertensi, masalah- masalah kejiwaan, dan asuhan

pada anak.

Praktik keperawatan sudah di atur dalam surat keputusan Menteri Kesehatan

No.1239 tentang registrasi dan praktik keperawatan yang mengatur hak,

kewajiban, dan kewajiban perawat, tindakan-tindakan keperawatan yang

dapat dilakukan oleh perawat dalam menjalankan praktiknya, dan persyaratan

praktik keperawatan dan mekanisme pembinaan dan pengawasan. Sekarang

rancangan undang-undang tentang praktik keperawatan sudah di usulkan ke

DPR untuk mendapatkan pengesahan.

Sampai saat ini rancangan Undang-undang keperawatan masih belum juga

disahkan. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor pengambat bagi seorang

perawat untuk bisa melakukan praktik mandiri keperawatan. Tanpa undang-

undang tersebut praktik mandiri yang sifatnya kuratif akan dianggap ilegal

padahal dalam kenyataannya tindakan perawat tersebut merupakan bentuk

kepedulian.

2.5 Home Care

2.5.1 Pengertian Home Care

Home Care atau Home Health Nursing adalah interaksi yang dilakukan

perawat di tempat tinggal keluarga yang bertujuan untuk meningkatkan dan

mempertahankan kesehatan keluarga dan anggotanya. Home care dapat

juga diartikan sebagai program pemberian pelayanan perawatan/kesehatan

di rumah. Tetapi pasien masih mendapatkan pelayanan kesehatan seperti

layaknya di rumah sakit.

2.5.2 Faktor Pendorong Perkembangan Home Care

13

Page 21: Lkti Juara 2

Faktor yang mendorong berkembangnya home care antara lain,

perkembangan IPTEK yang mendukung tindakan keperawatan bisa

dilakukan di rumah, semakin berkembangnya kasus penyakit terminal,

meningkatnya kasus degeneratif, pasien lebih memilih perawatan dilakukan

di rumah dengan beberapa alasan seperti perawatan di rumah dianggap lebih

murah daripada perawatan di rumah sakit, lingkungan rumah lebih nyaman

daripada rumah sakit, dan pasien menggap rumah sakit akan membatasi

kehidupan.

2.5.3 Tujuan Home Care

Home care memiliki beberapa tujuan seperti, meningkatkan “support

system” yang adekuat dan efektif, meningkatkan keadekuatan dan

keefektifan perawatan, mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang

normal dari seluruh anggota keluarga, menguatkan fungsi keluarga dan

keadekuatan antarkeluarga, serta meningkatkan kesehatan lingkungan.

2.5.4 Langkah-Langkah Pelaksanaan Home Care

a. Fase Pre Inisiasi/ Persiapan

Pada fase ini perawat harus mengumpulkan data tentang keluarga yang

akan dikunjungi. Perawat perlu membuat laporan pendahuluan untuk

kunjungan. Selain itu kontrak waktu dengan klien juga harus

ditentukan pada fase ini.

b. Fase Inisiasi/Perkenalan

Pada fase ini terjadi proses saling mengenal pihak keluarga dan

mencari tahu bagaimana keluarga menanggapu suatu masalah

kesehatan.

c. Fase Implementasi

Pada fase ini dilakukan pengkajian, perencanaan, dan pelaksanaan.

d. Fase Terminasi

Pada fase ini dilakukan evaluasi pencapaian tujuan.

e. Fase Pasca Kunjungan

Pada fase ini perawat melakukan pembuatan dokumentasi lengkap.

14

Page 22: Lkti Juara 2

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Metode Pengumpulan Bahan Kajian

Penulisan karya ilmiah ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan

penelitian deskriptif keperpustakaan atau studi literatur. Studi literatur adalah

pengkajian terhadap teori-teori yang ada dari text book atau dari hasil

penelitian terdahulu yang relevan, aktual, dan faktual dengan masalah yang

dikaji. Sumber studi literatur beragam, dapat berasal dari buku, jurnal ilmiah,

karya ilmiah tidak publikasi, majalah, surat kabar atau langsung mengakses

dari internet (Badriah, 2006).

3.2 Prosedur Penulisan

15

Page 23: Lkti Juara 2

Prosedur penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:

a. Mengidentifikasi permasalahan yang akan menjadi topik inti pembahasan.

b. Membuat kerangka pemikiran yang ditunjang dengan data-data dan

informasi yang dibutuhkan sebagai bahan analisis kajian.

c. Mengumpulkan bahan kajian, melakukan telaah pustaka, dan mengkaji

landasan teori dan konsep-konsep yang relevan dengan permasalahan.

d. Menganalisis permasalahan yang didasar pada hasil telaah pustaka dan

melakukan sintesis untuk menghasilkan alternatif model pemecahan

masalah.

e. Menarik kesimpulan sebagai hasil dari analisi dan pembahasan

permasalahan.

3.3 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini disusun berdasarkan

pedoman penulisan Lomba Karya Tulis Ilmiah panitia Nursepreneur 2011

yaitu dibagi ke dalam tiga bagian utama: bagian awal yaitu terdiri atas

halaman judul dan lembar pengesahan; bagian inti terdiri dari pendahuluan,

latar belakang, perumusan permasalahan, tujuan dan manfaat, metodologi

penelitian, tinjauan pustaka, pembahasan, dan kesimpulan; dan bagian akhir

berisi daftar keperpustakaan atau lampiran-lampiran yang berkaitan dengan

penyusunan karya tulis ilmiah.

16

Page 24: Lkti Juara 2

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Rencana Usaha

4.1.1 Ide Pokok

Sejauh ini praktik mandiri bagi seorang perawat masih sulit untuk

direalisasikan. Seorang perawat masih sulit untuk menentukan jenis praktik

yang bisa dilakukannya karena Undang-undang yang diharapkan mampu

memberikan penjelasan mengenai bagaimana praktik mandiri keperawatan

17

Page 25: Lkti Juara 2

seharusanya masih juga belum disahkan. Ditambah lagi kondisi masyarakat

Indonesia yang masih mempunyai pola fikir bahwa obat lah yang akan

membuatnya sembuh.

Akan tetapi, sekarang telah banyak dikembangkan di rumah sakit-rumah

sakit model pelayanan home care yang disebut-sebut akan menjadi sebuah

model praktik mandiri perawat meskipun dalam pelaksanaannya

berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Model pelayanan home care

yang dikembangkan sifatnya masih general belum spesifik pada pelayanan

tertentu. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan model pelayanan home care

yang secara spesifik memberikan pelayanan untuk masalah tertentu sebagai

sebuah strategi pemasaran. Misalnya saja home care yang secara fokus

memberikan pelayanan pada lansia, bayi baru lahir, dan ibu pasca

melahirkan.

Secara teori, seorang ibu akan mengalami perubahan secara fisiologis

maupun psikologis pasca melahirkan. Seyogyanya pasca melahirkan

seorang ibu masih perlu perawatan bahkan untuk bayi yang baru

dilahirkannya juga. Tidak jarang seorang ibu masih takut untuk

memandikan bayinya atau belum tahu bagaimana cara melakukan perawatan

tali pusat pda bayi. Berdasarkan data dan fakta yang ada maka penulis

mencetuskan ide untuk mengembangkan sebuah model pelayanan home

care yang secara spesifik memberikan pelayanan perawatan untuk ibu post

partum dan bayi sebagai bentuk praktik mandiri perawat.

4.1.2 Deskripsi Usaha

Seorang perawat profesional dipastikan akan memiliki kompetensi untuk

memberikan pelayanan perawatan pada ibu post partum dan bayi sehingga

bisa dijadikan sebagai modal untuk memberikan pelayanan jasa. Disamping

itu, jenis pelayanan home care yang fokus memberikan perawatan pada ibu

post partum dan bayi masih belum banyak dikembangkan khususnya di kota

Bandung. Hal ini lah yang menjadi kelebihan serta peluang untuk

mengembangkan usaha ini.

18

Page 26: Lkti Juara 2

4.1.3 Analisa Pemasaran Produk

a. Strategi Pelayanan Jasa

Pelayanan ditawarkan per item layanan maupun dengan model

pemaketan layanan.

Tabel 4.1 Daftar harga jasa yang diberikan

No Jasa yang Diberikan Harga (Rp)

1. Memandikan bayi 150.000

2. Pijat bayi 300.000

3. Perawatan tali pusat 140.000

4. Breast care 70.000

5. Senam nifas 100.000

6. Wound care 150.000

7. Paket Baby (Memandikan, pijat, dan

perawatan tali pusat)500.000

9. Paket Momy (wound care, senam nifas, dan

breast care)290.000

10. Paket Komplit (perawatan ibu dan bayi) 825.000

b. Strategi Harga

Strategi harga jasa layanan yang ditawarkan ditetapkan di bawah

harga pasar dengan tetap menjaga kualitas pelayanan jasa yang

diberikan.

19

Page 27: Lkti Juara 2

c. Strategi Promosi

Promosi penjualan yang akan dilakukan adalah penyebaran brosur,

poster, promosi dari mulut ke mulut, dan pemasangan iklan di jejaring

sosial seperti facebook, twitter dan blog.

4.1.4 Analisa Usaha

a. Permodalan

Tabel 4.2 Permodalan

No Modal Jumlah Harga

satuan

Total

1 Washlap 12 buah 6.000 36.000

2 Gunting Perban 6 buah 14.000 84.000

3 Kom 6 buah 12.500 75.000

4 Gunting Hecting 6 buah 14.000 84.000

5 Matras 4 buah 200.000 800.000

6 Handuk Bayi 6 buah 25.000 150.000

7 Handuk Ibu 6 buah 35.000 210.000

8 Pinset Cirugris 6 buah 9.500 57.000

9 Pinset Anatomis 6 buah 9.500 57.000

10 Stetoskop 6 buah 125.000 750.000

11 Sphygmomanometer 6 buah 70.000 420.000

12 Termometer Digital 6 buah 16.000 96.000

20

Page 28: Lkti Juara 2

13 Timbangan 6 buah 75.000 450.000

14 Bengkok 6 buah 12.000 72.000

15 Bak Mandi Bayi 6 buah 50.000 300.000

TOTAL 3.651.000

b. Biaya Produksi

Tabel 4.3 Biaya produksi/bulan

No Jenis Biaya Jumlah Ukuran isi Harga

Satuan

Total

1 Sabun Cair Bayi 5 buah 100 ml 5.000 25.000

2 Shampo Bayi 1 buah 100 ml 8.600 8.600

3 Minyak Telon 2 buah 60 ml 15.500 31.000

4 Kassa 10 kotak 8 buah 4000 40.000

5 Kapas 2 buah 50 gram 4.800 9.600

6 Betadine 2 buah 30 ml 14.000 28.000

7 Alkohol 3 buah 200 ml 15.000 45.000

8 Handscoon 2 dus 100 pasang 50.000 100.000

9 NaCl 0,9% 3 buah 500 ml 10.000 30.000

10 Plester 3 buah 3 gulung 6.000 18.000

11 Lidi Kapas 1 dus 80 btg 20.000 20.000

21

Page 29: Lkti Juara 2

12 Biaya pegawai 3 orang 1 bulan 1.500.000 4.500.000

13 Transportasi 3 orang 1 bulan 300.000 900.000

14 Komunikasi 1 tim 1 bulan 200.000 200.000

15 Poster 30 lembar 15.000 450.000

16 Brosur 100 lembar 500 50.000

TOTAL 3.255.200

c. Penerimaan

Tabel 4.4. Penerimaan usaha /bulan

No Jenis Penerimaan Jumlah Harga (Rp) Jumlah (Rp)

1 Memandikan bayi 10 150.000 1.500.000

2 Pijat bayi 5 300.000 1.500.000

3 Perawatan tali pusat 10 140.000 1.400.000

4 Breast care 8 70.000 560.000

5 Senam nifas 8 100.000 800.000

6 Wound care 10 150.000 1.500.000

T O T A L 7.260.000

a) Pendapatan

Pendapatan = penerimaan – biaya produksi

= 7.260.000 - 3.755.200

= 3.504.800

22

Page 30: Lkti Juara 2

b) Pay back periode

PP = Jumlah Investasi ( Permodalan + Biaya produksi)

Profit perbulan

= 3.651.000 + 3.755.200

3.504.800

=2,11 = 2 bulan

Dengan demikian, usaha “Ma-Baby (Maternal-Baby)” dapat dikatakan efisien

dalam pemanfaatan modal, sehingga diharapkan usaha tersebut dapat

membawa keberlanjutan untuk usaha di masa yang akan datang.

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Home care merupakan bentuk praktik mandiri yang bisa dilakukan oleh

seorang perawat sebagai salah satu upaya untuk ber-entrepreneur. Pelayanan yang

bisa dikembangkan dalam home care bisa bersifat umum maupun spesifik pada

23

Page 31: Lkti Juara 2

masalah tertentu. Di sisi lain, perawatan pada ibu pasca melahirkan dan bayi baru

lahir sangat penting untuk dilakukan. Idealnya pasca melahirkan dirumah sakit

seorang ibu mendapatkan home visit dari petugas kesehatan tetapi pada

kenyataannya hal ini jarang dilakukan. Disamping itu, home visit yang dilakukan

hanya sekali atau dua kali kunjungan sehingga waktu yang tersedia pun terbatas.

Sementara itu sampai saat ini pelayanan home care yang memberikan perawatan

pada ibu post partum dan bayi baru lahir masih jarang ditemukan. Hal ini yang

menjadi peluang bagi seorang perawat untuk berwirausaha sekaligus memberikan

perawatan yang holistik pada ibu post partum dan bayinya.

5.2 Saran

1. Setiap orang harus memiliki jiwa entrepreneurship agar mampu menciptakan

lapangan pekerjaan

2. Perawat perlu mengembangkan pelayanan home care supaya menjadi andalan

bagi perawat dalam upaya memberikan pleyanan mandiri dan wirausaha

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, I.M., D.L. Lowdermilk, dan M.D.Jensen, 2005. Buku Ajar Keperawatan

Maternitas. Wijayarini, M.A., Penerjemah. Jakarta: EGC. Terjemahan dari:

Maternity Nursing

Yosep, I. Dan A. Mardiyah. 2010. Spirit & Soft Skill of Nursing Enterpreneur.

Bandung: Refika Aditama

http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/1salinrumah.pdf [19 September 2011]

24

Page 32: Lkti Juara 2

25

Page 33: Lkti Juara 2

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA

Nama Lengkap : Muhamad Jauhar Tempat Tanggal Lahir : Kudus, 3 Oktober 1990 NPM : 220110080033Fakultas : KeperawatanPerguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran Nomor telpon : 085740230846E-mail : [email protected] Alamat : Jl. Sukawening RT 4 RW 6 Kampung Sukawening

Desa Hegarmanah Jatinangor Sumedang Jawa Barat 45363

Riwayat Pendidikan : TK Aisyah Bustanul Athfal VI Besito Gebog SDN 02 Besito Gebog

SMPN 1 Gebog SMAN 1 Kudus Fakultas Keperawatan Unpad

Karya Ilmiah : Terapi Calung Jinjing, Solusi Three in One untuk

Pasien Pasca Stroke

Penghargaan Ilmiah : PKM-GT mendapatkan dana dari DIKTI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Dedih Suandi

Tempat Tanggal Lahir : Sumedang, 30 Oktober 1989

NPM : 220110080062

Fakultas : Keperawatan

Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran

Nomor telpon : 085724866349

E-mail : [email protected]

Alamat : Dsn. Cikandang, Ds. Ciranggem, Kec. Jatigede,

Sumedang 45374

Riwayat Pendidikan : SDN Cikandang

SMPN 2 Jatigede

vii

Page 34: Lkti Juara 2

SMAN 1 Sumedang

Fakultas Keperawatan Unpad

Karya Ilmiah : Casavatiiz: Es Krim Limbah Kulit Singkong Sebagai

Jajanan Kaya Nutrisi

Penghargaan Ilmiah : -

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Dewi Seftiani Nugrahini

Tempat Tanggal Lahir : Ketapang, 23 September 1989

NPM : 220110080074

Fakultas : Keperawatan

Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran

Nomor telpon : 085287679182

E-mail : [email protected]

Alamat : Jl. Raya Jatinangor No. 1, Sukawening

Jawa Barat

Riwayat Pendidikan : TK Aisyah Ketapang

SDN 04 Ketapang

SMPN 1 Ketapang

SMA Taruna Bumi Khatulistiwa Pontianak

Fakultas Keperawatan Unpad

Karya ilmiah : Boom-Boom Rice Makanan Sehat pencegah Diabetes

dengan Lima Varian Rasa

Sweet Potato dan Kind Donuts

Penggunaan Komik Sebagai Media Efektif Pendidikan

Kesehatan dalam Upaya Merevitalisasi fungsi Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS)

Penghargaan Ilmiah : Didanai PMW Unpad

viii

Page 35: Lkti Juara 2

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DOSEN PENDAMPING

Nama Lengkap dan Gelar : Mira Trisyani Koeryaman, S.Kp.,MSN.

N I P : 19770603 200212 2 001

Fakultas/Program Studi : Keperawatan

Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran

Bidang Keahlian : Keperawatan

Alamat : Jl. Pentaconta No. 8 Cibeureum-Cimahi

Alamat E-mail : [email protected]

ix

Page 36: Lkti Juara 2

Logo Perusahaan

x