learning issue blok 19

Upload: fahmi-nur-suwandi

Post on 26-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    1/28

    1. Kejang

    Kejang merupakan suatu manifestasi klinis yang sering dijumpai di ruang gawat

    darurat. Hampir 5% anak berumur di bawah 16 tahun setidaknya pernah mengalami

    sekali kejang selama hidupnya. Kejang penting sebagai suatu tanda adanya gangguan

    neurologis. Keadaan tersebut merupakan keadaan darurat.

    Kejang mungkin sederhana, dapat berhenti sendiri dan sedikit memerlukan

    pengobatan lanjutan, atau merupakan gejala awal dari penyakit berat, atau cenderung

    menjadi status epileptikus.

    atalaksana kejang seringkali tidak dilakukan secara baik. Karena diagnosis yang

    salah atau penggunaan obat yang kurang tepat dapat menyebabkan kejang tidak

    terkontrol, depresi nafas dan rawat inap yang tidak perlu. !angkah awal dalammenghadapi kejang adalah memastikan apakah gejala saat ini kejang atau bu kan.

    "elanjutnya melakukan identifikasi kemungkinan penyebabnya.

    #$&'"'!('

    Kejang adalah manifestasi klinis khas yang berlangsung secara intermitten dapat

    berupa gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau otonom

    yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik yang berlebihan di neuron otak.

    "tatusepileptikus adalah kejang yang terjadi lebih dari )* menit atau kejang berulang lebih

    dari )* menit tanpa disertai pemulihan kesadaran.

    +ekanisme dasar terjadinya kejang adalah peningkatan aktifitas listrik yang

    berlebihan pada neuronneuron dan mampu secara berurutan merangsang sel neuron

    lain secara bersamasama melepaskan muatan listriknya. Hal tersebut diduga

    disebabkan oleh- 1 kemampuan membran sel sebagai pacemaker neuron untuk

    melepaskan muatan listrik yang berlebihan- / berkurangnya inhibisi oleh

    neurotransmitter asam gama amino butirat 0($$- atau )meningkatnya eksitasi

    sinaptik oleh transmiter asam glutamat dan aspartat melalui jalur eksitasi yang

    berulang. "tatus epileptikus terjadi oleh karena proses eksitasi yang berlebihan

    berlangsung terus menerus, di samping akibat ilnhibisi yang tidak sempurna.

    K2'32'$ K34$(

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    2/28

    iagnosis kejang ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan penunjang,

    sangat penting membedakan apakah serangan yang terjadi adalah kejang atau

    serangan yang menyerupai kejang. #erbedaan diantara keduanya adalah pada tabel 17

    K!$"'&'K$"'

    "etelah diyakini bahwa serangan ini adalah kejang, selanjutnya perlu ditentukan jenis

    kejang. "aat ini klasifikasi kejang yang umum digunakan adalah berdasarkan

    KlasifikasiInternational League Against Epilepsy of EpilepticSeizure 0'!$3 1891,

    yaitu dapat dilihat pada tabel /.

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    3/28

    3'!('

    !angkah selanjutnya, setelah diyakini bahwa serangan saat ini adalah kejang adalah

    mencari penyebab kejang. #enentuan faktor penyebab kejang sangat menentukan

    untuk tatalaksana selanjutnya, karena kejang dapat diakibatkan berbagai macam

    etiologi. $dapun etiologi kejang yang tersering pada anak dapat dilihat pada tabel ).

    '$("'"

    $namnesis dan pemeriksaan fisis yang baik diperlukan untuk memilih pemeriksaan

    penunjang yang terarah dan tatalaksana selanjutnya. $namnesis dimulai dari riwayatperjalanan penyakit sampai terjadinya kejang, kemudian mencari kemungkinan

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    4/28

    adanya faktor pencetus atau penyebab kejang. itanyakan riwayat kejang

    sebelumnya, kondisi medis yang berhubungan, obat obatan, trauma, gejalagejala

    infeksi, keluhan neurologis, nyeri atau cedera akibat kejang.

    #emeriksaan fisis dimulai dengan tandatanda :ital, mencari tandatanda trauma akut

    kepala dan adanya kelainan sistemik,terpapar ;at toksik, infeksi, atau adanya kelainan

    neurologis fokal. ila terjadi penurunan kesadaran diperlukan pemeriksaan lanjutan

    untuk mencari faktor penyebab.

    respons yang tidak ada atau tertunda atau mengindikasikan

    keadaan yang patologik=.

    6=

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    5/28

    c. #anel elektrolit serum elektrolit, ?a total, dan magnesium serum seringkali

    diperiksa pada saat pertama kali terjadi kejang, dan pada anak yang berusia

    kurang dari ) bulan, dengan penyebab elektrolit dan metabolic lebih la;im

    ditemuai >uji glukosa darah dapat bermamfaat pada bayi atau anak kecil

    dengan kejang yang berkepanjangan untuk menyingkirkan kemungkinan

    hipoglikemia=.

    d. "krining toksisk dari serum dan urin digunakan untuk menyingkirkan

    kemungkinan keracunan.

    e. #emantauan kadar obat antiepileptic digunakan pada fase awal

    penatalaksanaan dan jika kepatuhan pasien diragukan.

    $$!$K"$$"tatus epileptikus pada anak merupakan suatu kegawatan yang mengancam jiwa

    dengan resiko terjadinya gejala sisa neurologis. +akin lama kejang berlangsung

    makin sulit menghentikannya, oleh karena itu tatalaksana kejang umum yang lebih

    dari 5 menit adalah menghentikan kejang dan mencegah terjadinya status epileptikus.

    #enghentian kejang7

    * 5 menit7

    Cakinkan bahwa aliran udara pernafasan baik

    +onitoring tanda :ital, pertahankan perfusi oksigen ke jaringan, berikan oksigen

    ila keadaan pasien stabil, lakukan anamnesis terarah, pemeriksaan umum dan

    neurologi secara cepat

    ?ari tandatanda trauma, kelumpuhan fokal dan tandatanda infeksi

    5 D 1* menit7

    #emasangan akses intar:ena

    #engambilan darah untuk pemeriksaan7 darah rutin, glukosa, elektrolit

    #emberian dia;epam *,/ D *,5 mgEkgbb secara intra:ena, atau dia;epam rektal

    *,5 mgEkgbb >berat badan F 1* kg G 5 mg- berat badan 1* kg G 1* mg=. osisdia;epam intra:ena atau rektal dapat diulang satu D dua kali setelah 5 D1* menit..

    4ika didapatkan hipoglikemia, berikan glukosa /5% /mlEkgbb.

    1* D 15 menit

    ?enderung menjadi status kon:ulsi:us

    erikan fenitoin 15 D /* mgEkgbb intra:ena diencerkan dengan a?l *,8%

    apat diberikan dosis ulangan fenitoin 5 D 1* mgEkgbb sampai maksimum dosis

    )* mgEkgbb.

    )* menit

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    6/28

    erikan fenobarbital 1* mgEkgbb, dapat diberikan dosis tambahan 51* mgEkg

    dengan inter:al 1* D 15 menit.

    #emeriksaan laboratorium sesuai kebutuhan, seperti analisis gas darah, elektrolit,

    gula darah. !akukan koreksi sesuai kelainan yang ada. $wasi tandatanda depresi

    pernafasan.

    ila kejang masih berlangsung siapkan intubasi dan kirim ke unit perawatan

    intensif.

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    7/28

    #enanganan kejang bisa dilihat pada algoritma penanganan kejang sebagai berikut7

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    8/28

    /. 3pilepsi

    3pilepsi adalah manifestasi klinik dari bangkitan sei;ure>stereotipik=, berlangsung

    secara mendadak dan sementara dengan atau tanpa perubahan kesadaran, disebabkan

    oleh hiperakti:itas listrik sekelompok sel saraf di otak, bukan disebabkan oleh suatu

    penyakit otak akut.

    +enurut IH >?hadwick, 1881= epilepsi adalah suatu kelainan otak kronik dengan

    berbagai macam penyabab yang ditandai serangan kejang berulang yang disebabkan

    oleh bangkitan neuron otak yang berlebihan, dimana gambaran klinisnya dapat berupa

    kejang, perubahan tingkah laku, perubahan kesadaran tergantung lokasi kelainan di

    otak."tatus 3pileptikus >"3= didefinisikan sebagai keadaan dimana terjadinya dua atau

    lebih rangkaian kejang tanpa adanya pemulihan kesadaran diantara kejang, atau

    serangan yang berlangsung terus menerus selama )* menit atau lebih. "erangan yang

    berlangsung terus menerus lebih dari 5 menit atau yang kesadarannya belum pulih

    setelah 5 menit harus dipertimbangkan sebagai "3.

    K!$"'&'K$"'

    Klasifikasi yang ditetapkan olehInternational League Againts Epilepsy>'!$3= terdiri

    dari dua jenis klasifikasi yaitu7

    a. angkitan #arsial

    1. angkitan #arsial sederhana

    +otorik

    "ensorik

    tonom

    #sikis

    /. angkitan #arsial kompleks

    angkitan parsial sederhana yang diikuti dengan gangguan kesadaran

    angkitan parsial yang disertai gangguan kesadaran saat awal bangkitan

    ). angkitan parsial yang menjadi umum sekunder

    #arsial sederhana yang menjadi umum tonik klonik

    #arsial kompleks menjadi umum tonik klonik

    #arsial sederhana menjadi parsial kompleks kemudian menjadi umum

    tonik klonik

    b. angkitan absence=

    +ioklonik

    onik

    onikklonik $tonik

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    9/28

    c. ak tergolongkan

    Klasifikasi status epileptikus

    Klasifikasi status epileptikus penting untuk penanganan yang tepat, karena

    penanganan yang efektif tergantung pada tipe dari status epileptikus. #ada umumnya

    status epileptikus dikarakteristikkan menurut lokasi awal bangkitan D area tertentu

    dari korteks >Partial onset= atau dari kedua hemisfer otak >Generalized onset=

    kategori utama lainnya bergantung pada pengamatan klinis yaitu, apakah kon:ulsi

    atau nonkon:ulsi.

    anyak pendekatan klinis diterapkan untuk mengklasifikasikan status epileptikus.

    "atu :ersi mengkategorikan status epileptikus berdasarkan status epileptikus umum

    >tonikklonik, mioklonik, absens, atonik, akinetik= dan status epileptikus parsial

    >sederhana atau kompleks=. Bersi lain membagi berdasarkan status epileptikus umum

    >overt atau subtle= dan status epileptikus nonkon:ulsi >parsial sederhana, parsial

    kompleks, absens=. Bersi ketiga dengan pendekatan berbeda berdasarkan tahap

    kehidupan >batas pada periode neonatus, infan dan anakanak, anakanak dan dewasa,

    hanya dewasa=.

    3'!('

    "ecara umum penyebab kejang dapat diklasifikasikan menjadi ) yaitu7

    1. 'diopatik 7penyebabnya tidak diketahui, umumnya mempunyai predisposisi

    genetik

    /. Kriptogenik 7 ianggap simptomatik tatapi penyebabnya belum diketahui,

    termasuk disini sindrom west, sindrom lennoJgastaut, dan epilepsi mioklonik,

    gambaran klinik sesuai dengan ensefalopati difus

    ). "imptomatik7 isebabkan oleh kelainanElesi ada susunan saraf pusat misalnya

    trauma kepala, infeksi susunan saraf >""#=, kelainan kongenital, lesi desak ruang,

    gangguan peredaran darah otak, toksik >alkohol, obat=, metabolik, kelainan neuro

    degenerati:e.

    &aktor pencetus "tatus 3pileptikus

    #enderita 3pilepsi tanpa pengobatan atau dosis pengobatan yang tidak memadai

    #engobatan yang tibatiba dihentikan atau gangguan penyerapan ('

    Keadaan umum yang tidak menurun sebagai akibat kurang tidur, stres psikis, atau

    stres fisik.

    #engunaan atau it!dra"alalkohol, drug abuse, atau obatobat anti depresi

    #$&'"'!('

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    10/28

    "el saraf diootak berkomunikasi melalui transmisi listrik dan kimia. $da

    keseimbangan yang teratur antara faktor yang menyebabkan eksistasi dan inhibisi

    aktifitas listrik otak.

    hipersinkroni=, sehingga menyebabkan aktfitas tubuh

    berlebihan.

    #enyebab kelainan yang utama adalah hilangnya sel saraf yang menginhibisi sel

    eksitasi dan membatasi penyebaran listrik otak atau mungkin dikarenakan produksi

    berlebihan rangsangan kimia otak yang menyebabkan sel mengeluarkan sinyal listrikyang abnormal. eurotransmitter eksitasi juga dilepasakan berlebihan dan

    mengganggu bendungan listrik sel saraf yang normalnya membatasi penyebaran

    sinyal listrik yang abnormal. iantara neurotansmitterneurotarsmitter eksitasi dapat

    disebut glutamate, aspartat, norepinefrin, dan asetilkolin, sedangkan nerutransmitter

    inhibisi yang terkenal ialahgamma amino butyric acid >($$=.

    "ecara klinis dan berdasarkan 33(, status epileptikus dibagi menjadi lima fase. &ase

    pertama terjadi mekanisme kompensasi, seperti peningkatan aliran darah otak dan

    cardiac output, peningkatan oksigenase jaringan otak, peningkatan tekanan darah,

    peningkatan laktat serum, peningkatan glukosa serum dan penurunan pH yang

    diakibatkan asidosis laktat. #erubahan syaraf re:ersibel pada tahap ini. "etelah )*

    menit, ada perubahan ke fase kedua, kemampuan tubuh beradaptasi berkurang dimana

    tekanan darah , pH dan glukosa serum kembali normal. Kerusakan syaraf irre:ersibel

    pada tahap ini. #ada fase ketiga akti:itas kejang berlanjut mengarah pada terjadinya

    hipertermia >suhu meningkat=, perburukan pernafasan dan peningkatan kerusakan

    syaraf yang irre:ersibel.$kti:itas kejang yang berlanjut diikuti oleh mioklonus selama tahap keempat, ketika

    peningkatan pernafasan yang buruk memerlukan mekanisme :entilasi. Keadaan ini

    diikuti oleh penghentian dari seluruh klinis akti:itas kejang pada tahap kelima, tetapi

    kehilangan syaraf dan kehilangan otak berlanjut.

    Kerusakan dan kematian syaraf tidak seragam pada status epileptikus, tetapi maksimal

    pada lima area dari otak >lapisan ketiga, kelima, dan keenam dari korteks serebri,

    serebellum, hipokampus, nukleus thalamikus dan amigdala=. Hipokampus mungkin

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    11/28

    paling sensitif akibat efek dari status epileptikus, dengan kehilangan syaraf maksimal

    dalam ;ona Summer.

    +ekanisme yang tetap dari kerusakan atau kehilangan syaraf begitu kompleks dan

    melibatkan penurunan inhibisi akti:itas syaraf melalui reseptor ($$ dan

    meningkatkan pelepasan dari glutamat dan merangsang reseptor glutamat dengan

    masuknya ion atrium dan Kalsium dan kerusakan sel yang diperantarai kalsium.

    ($+$2$ K!''K

    #engenalan terhadap status epileptikus penting pada awal stadium untuk mencegah

    keterlambatan penanganan. "tatus tonikklonik umum >Generalized #onic$%lonic=

    merupakan bentuk status epileptikus yang paling sering dijumpai, hasil dari sur:ei

    ditemukan kirakira AAA%, tetapi bentuk yang lain dapat juga terjadi.

    $. "tatus 3pileptikus onikKlonik Generalized tonic$clonic StatusEpileptikus&

    'ni merupakan bentuk dari "tatus 3pileptikus yang paling sering dihadapi

    dan potensial dalam mengakibatkan kerusakan. Kejang didahului dengan tonik

    klonik umum atau kejang parsial yang cepat berubah menjadi tonik klonik umum.

    #ada status tonikklonik umum, serangan berawal dengan serial kejang tonik

    klonik umum tanpa pemulihan kesadaran diantara serangan dan peningkatan

    frekuensi.

    "etiap kejang berlangsung dua sampai tiga menit, dengan fase tonik yang

    melibatkan otototot aksial dan pergerakan pernafasan yang terputusputus. #asien

    menjadi sianosis selama fase ini, diikuti oleh !yperpnea retensi ?/. $danya

    takikardi dan peningkatan tekanan darah, !yperpireksia mungkin berkembang.

    Hiperglikemia dan peningkatan laktat serum terjadi yang mengakibatkan

    penurunan pH serum dan asidosis respiratorik dan metabolik. $kti:itas kejang

    sampai lima kali pada jam pertama pada kasus yang tidak tertangani.

    . "tatus 3pileptikus KlonikonikKlonik >%lonic$#onic$%lonic Status Epileptikus=

    $dakalanya status epileptikus dijumpai dengan akti:itas klonik umum

    mendahului fase tonik dan diikuti oleh akti:itas klonik pada periode kedua.

    ?. "tatus 3pileptikus onik >#onic Status Epileptikus=

    "tatus epilepsi tonik terjadi pada anakanak dan remaja dengan kehilangan

    kesadaran tanpa diikuti fase klonik. ipe ini terjai pada ensefalopati kronik dan

    merupakan gambaran dariLeno'$Gestaut Syndrome.

    . "tatus 3pileptikus +ioklonik

    iasanya terlihat pada pasien yang mengalami enselofati. "entakan

    mioklonus adalah menyeluruh tetapi sering asimetris dan semakin memburuknya

    tingkat kesadaran. ipe dari status epileptikus tidak biasanya pada enselofati

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    12/28

    anoksia berat dengan prognosa yang buruk, tetapi dapat terjadi pada keadaan

    toksisitas, metabolik, infeksi atau kondisi degeneratif.

    3. "tatus 3pileptikus $bsens

    entuk status epileptikus yang jarang dan biasanya dijumpai pada usia

    pubertas atau dewasa. $danya perubahan dalam tingkat kesadaran dan status

    presen sebagai suatu keadaan mimpi >dreamy state= dengan respon yang lambat

    seperti menyerupai (slo" motion movie) dan mungkin bertahan dalam waktu

    periode yang lama. +ungkin ada riwayat kejang umum primer atau kejang absens

    pada masa anakanak. #ada 33( terlihat akti:itas puncak ) H; monotonus

    >monotonous * +z spike= pada semua tempat. 2espon terhadap status epileptikus

    en;odia;epin intra:ena didapati.

    &. "tatus 3pileptikus on Kon:ulsif

    Kondisi ini sulit dibedakan secara klinis dengan status absens atau parsial

    kompleks, karena gejalanya dapat sama. #asien dengan status epileptikus non

    kon:ulsif ditandai dengan stupor atau biasanya koma.

    Ketika sadar, dijumpai perubahan kepribadian dengan paranoia,

    delusional, cepat marah, halusinasi, tingkah laku impulsif >impulsive be!avior=,

    retardasi psikomotor dan pada beberapa kasus dijumpai psikosis. #ada 33(

    menunjukkan generalized spike "ave disc!arges, tidak seperti * +z spike "ave

    disc!argesdari status absens.

    (. "tatus 3pileptikus #arsial "ederhana

    a. "tatus "omatomotorik

    Kejang diawali dengan kedutan mioklonik dari sudut mulut, ibu jari

    dan jarijari pada satu tangan atau melibatkan jarijari kaki dan kaki pada satu

    sisi dan berkembang menjadi ,acksonian marc! pada satu sisi dari tubuh.

    Kejang mungkin menetap secara unilateral dan kesadaran tidak terganggu.

    #ada 33( sering tetapi tidak selalu menunjukkan periodic lateralized

    epileptiform disc!arges pada hemisfer yang berlawanan >#!3=, dimana

    sering berhubungan dengan proses destruktif yang pokok dalam otak. Bariasi

    dari status somatomotorik ditandai dengan adanya afasia yang intermitten atau

    gangguan berbahasa >status afasik=.

    b. "tatus "omatosensorik

    4arang ditemui tetapi menyerupai status somatomotorik dengan gejala

    sensorik unilateral yang berkepanjangan atau suatusensory ,acksonian marc!.

    H. "tatus 3pileptikus #arsial Kompleks

    apat dianggap sebagai serial dari kejang kompleks parsial dari frekuensi

    yang cukup untuk mencegah pemulihan diantara episode. apat terjadi

    otomatisme, gangguan berbicara, dan keadaan kebingungan yang berkepanjangan.

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    13/28

    #ada 33( terlihat akti:itas fokal pada lobus temporalis atau frontalis di satu sisi,

    tetapi bangkitan epilepsi sering menyeluruh. Kondisi ini dapat dibedakan dari

    status absens dengan 33(, tetapi mungkin sulit memisahkan status epileptikus

    parsial kompleks dan status epileptikus nonkon:ulsif pada beberapa kasus

    #2K! #3$$!$K"$$$ "$Ativan=, dan +ida;olam >-ersed=. Ketiga obat ini bekerja

    dengan peningkatan inhibisi darig$aminobutyric acid>($$= oleh ikatan pada

    en;odia;epin($$ dan kompleks 2eseptorarbiturat.

    erdasarkan penelitianRandomized %ontrolled #rials>2?= pada 5* pasien

    yang mengalami status epileptikus yang dibagi berdasarkan empat kelompok >pada

    tabel di bawah=, dimana !ora;epam *,1 mgEkg merupakan obat terbanyak yang

    berhasil menghentikan kejang sebanyak 65 persen.

    abel A. #ilihan bat

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    14/28

    1. !ora;epam *,1 65 %

    /. #henobarbitone 15 58 %

    ). ia;epam L &enitoin *.15 L 19 56 %

    A. &enitoin 19 AA %

    !ora;epam memiliki :olume distribusi yang rendah dibandingkan dengan

    ia;epam dan karenanya memiliki masa kerja yang panjang. ia;epam sangat larut

    dalam lemak dan akan terdistribusi pada depot lemak tubuh. #ada /5 menit setelah

    dosis awal, konsentrasi ia;epam plasma jatuh ke /* persen dari konsentrasi

    maksimal. +ula kerja dan kecepatan depresi pernafasan dan kardio:askuler >sekitar

    1* %= dari !ora;epam adalah sama.

    #emberian antikon:ulsan masa kerja lama seharusnya dengan menggunakan

    en;odia;epin. &enitoin diberikan dengan 19 sampai /* mgEkg dengan kecepatan

    tidak lebih dari 5* mg dengan infus atau bolus. osis selanjutnya 51* mgEkg jika

    kejang berulang. 3fek samping termasuk hipotensi >/95* %=, aritmia jantung >/%=.

    &enitoin parenteral berisi #ropilen glikol, $lkohol dan atrium hidroksida dan

    penyuntikan harus menggunakan jarum suntik yang besar diikuti dengan a?l *,8 %

    untuk mencegah lokal iritasi 7 tromboplebitis dan (purple glove syndrome). !arutan

    dekstrosa tidak digunakan untuk mengencerkan fenitoin, karena akan terjadi

    presipitasi yang mengakibatkan terbentuknya mikrokristal

    abel 5. ?ara #emberian bat untuk "tatus 3pileptikus

    OBAT CARA PEMBERIAN DOSIS DEWASA DOSIS ANAK

    Diae!am

    "orae!am

    Mi#ao$am

    P%enobarbita$

    'B bolus

    2ektal

    'B infus

    'B bolus

    '+E2ektal

    'B bolus

    'B infus

    uccal

    'B bolus

    'B bolusEinfus

    1*/* mg at /5 mgEmin

    1*)* mg

    9 mgEjam

    A mg

    51* mg

    *,1*,) mgEkg atFA

    mgEjam

    *,*5*,AmgEkgEjam

    1* mg

    1* mgEkg kecepatan

    F1** mgEmin

    *,/5*,5 mgEkg

    /5 mgEkg

    *,5*,5 mgEjam

    *,1 mgEkg

    *,15*,) mgEkg

    1* mg

    15/* mgEkg kecepatan

    F1** mgEmin

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    15/28

    P%en&toin 1519mgEkg kecepatan

    F5* mgEkgEmin

    /* mgEkg kecepatan

    F/5 mgEmin

    +anajemen emergensi

    +anajemen emergensi merupakan suatu manajemen dasar untuk mengatasi

    keadaan status epilepsi dengan urutan sebagai berikut7

    1. 2esusitasi

    #rinsip resusitasi pada status epileptikus sama dengan emergensi neurologis

    lainnya. #ada keadaan akut, Air"ay. /reat!ing. %irculation 0A/%& yang

    berkaitan dengan fungsi cardio respirasi dan sirkulasi perlu segera di

    antisipasi.

    /. $lgoritma in:estigasi emergensi

    $lgoritma pemeriksaan dan penegakan diagnosis status epileptikus

    #asien 3pilepsi

    Tanpa obat

    Dengan obat

    Obat tidak memadaiObat cukup:

    Tiba-tiba henti obat

    Gangguan cerna

    Kurang tidur

    Alcohol

    Narkotik

    Stress psikis erat

    "$

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    16/28

    ). #rotokol penatalaksaan status epileptikus

    >+enurut pedoman tatalaksana epilepsy #32""' /** dan "cottish

    intercollegiate (uidelines etwork /**)= #rotokol penanganan "3 kon:ulsi:us

    abel 6. #rotokol #enanganan "tatus 3pileptikus Kon:ulsi:us

    STADI'M PENATA"AKSANAAN

    Sta#im I (*+ menit) +emperbaiki fungsi kardio respirasi

    +emperbaiki jalan nafas, pemberian oksigen, resusitasi

    Sta#im II (+*, menit) #emeriksaan status nerologik

    #enukuran tekanan darah, nadi, dan suhu

    3K( >elektro kardio grafi=

    +emasang infus paa pembuluh darah besar

    +egambil darah 5*1** cc darah untuk pemeriksaan

    lab

    #emberian $3 emergensi7

    ia;epam 1*/* g i: >keceatan pemberian M /5

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    17/28

    mgEmenit atau rectal apat diulang 15 menit kemudian=

    +emasukkan 5* cc glukosa 5*% dengan atau tanpa

    hiamin /5* mg intra:ena

    Sta#im III (*,/-

    menit)

    +enentukan etiologi

    ila kejang berlangsung terus selama )* menit seteah

    pemberian dia;epam pertama, beri phenytoin i: 15

    19mgEkg dengan kecepatan 5* mgEmenit

    +emulai terapi dengan :asopresor bila diperlukan

    +engoreksi komplikasi

    Sta#im I. (*- menit) ila kejang tetapi tidak teratasi selama )*6* menit,

    transfer pasien k '?/mgEkg bolus

    i:, diulang bila perlu= atau thiopentone >1**/5* mg

    bolus i: pemberian dalam /* menit, dilanjutkan dengan

    bolus 5* mg setiap /) menit=, dilanjutkan sampai 1/

    /A jam setelah bangkitan klinis atau bangkitan 33(

    terakhir, lalu dilakukan tapering off

    +emantau bangkitan dan 33(, tekanan intracranial,

    memulai pemberian $3 dosis rumatan

    "tatus epileptikus 2efrakter

    #ada umumnya sekitar 9*% pasien dengan "3 kon:ulsif dapat terkontrol

    dengan pemberian ben;odia;epine atau phenytoin. ila bangkitan masih

    berlangsung yang kita sebut sebgai status epileptikus refrakter, maka

    diperlukan penanganan di '?< untuk dilakukan tindakan anastesi

    abel . #ilihan bat indakan $nastesi untuk "tatus 3pileptikus 2efrakter

    "tatus epileptikus non kon:ulsif

    OBAT DOSIS DEWASA

    MIDA0O"AM *,11 mgEkg dengan kecepatan pemberian A mgEmenit

    dilanjutkan dengan pemberian *,*5*,A mgEkgEjam melalui

    infuse

    T1IOPENT1ONE 1**/5* mg bolus, diberikan dalam /* detik kemudian

    dilanjutkan denan bolus 5* mg setiap /) menit samapai

    bangkitan teratasi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian

    dalam infus )5 mgEkgEjam

    PENTOBARBITA" 1*/* mgEkg dengan kecepatan /5 mgEmenit, kemudian

    *,51 mgEkg ditingkatkan sampai 1) mgEkgEjam

    PROPO2O" / mgEkg kemudian dtingkatkan menjadi 51*

    mgEkgEjam

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    18/28

    apat ditemukan pada sepertiga kasus epileptikus, dapat dibagi menjadi

    "3 lena, "3 parsial kompleks, "3 non kon:ilsif pada pasien koma, dan "3

    pada pasien dengan gangguan belajar .

    abel 9.#emilihan $3 untuk "tatus 3pileptikus non kon:ulsif

    TIPE TERAPI PI"I1AN TERAPI "AIN

    SE "ena

    SE Parsia$ Kom!$eks

    SE "ena ati!ika$

    SE tonik

    SE nonkon3$si3s !a#a

    !asien koma

    en;odia;epine 'BEral

    ?loba;am ral

    Balproate ral

    !amotrigine oral

    #hentoin 'B atau

    #henobarbtal

    Balproate 'B

    !ora;epamEphenytonE#henobarbital

    'B

    en;odia;epin, lamotrigine,

    topiramate, mthylphenidate, sterod

    oral

    +ethylhenidate, steroid

    $nastesia dengan thiopentone,

    phenobarbital, propofol atau

    mida;olam

    ). #emeriksaan eurologis $nak

    A. Pemeriksaan Refleks Perkembangan

    1. Refleks palmar grasp

    #asien berbaring terlentang.

    #emeriksa meletakkan jari pada telapak tangan pasien

    2eaksi positif apabila terjadi fleksi jarijari, membentuk genggaman

    2efleks ini semestinya menghilang pada usia enam bulan

    2. Refleks plantar grasp

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    19/28

    #asien berbaring terlentang

    #emeriksa menekan jempolnya terhadap telapak kaki sedikit di bawah jari

    jari kaki.

    2eaksi positif apabila terjadi fleksi jarijari kaki

    2efleks ini semestinya menghilang pada usia 15 bulan

    3. Refleks Galant

    #asien berbaring terlungkup

    (ores kulit pasien dari punggung ke bawah, /) cm di samping prosesus

    spinosus

    2eaksi positif apabila terjadi pembengkokan trunkus, di mana bagian yang

    distimulasi melengkung ke dalam >konka:=.

    2efleks ini semestinya menghilang pada usia A bulan

    4. Refleks asymmetric tonic neck

    #asien berbaring terlentang

    Kepala pasien diputar ke samping dan ditahan selama sekitar 15 detik.

    2eaksi positif apabila terjadi ekstensi ekstremitas pada sisi muka,

    sedangkan terjadi fleksi ekstremitas pada sisi belakang kepala

    2efleks ini menghilang pada usia ) bulan

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    20/28

    5. Refleks Moro

    #asien berbaring terlentang

    angan pemeriksa diletakkan pada punggung dan leher pasien dan pelan

    pelanpenderita diangkat. #astikan lengan penderita bebas.

    4atuhkan tangan pemeriksa secara mendadak sebagian.

    2efleks positif apabila terjadi abduksi dan diikuti fleksi ekstremitas atas,

    menghasilkan gerakan seperti memeluk.

    2efleks ini menghilang usia enam bulan

    6. Refleks Babinski

    #asien berbaring terlentang

    (ores sisi lateral telapak kaki dari tumit hingga metatarsal jari lima

    2eaksi positif apabila terjadi dorsofleksi jari ' diikuti gerakan saling

    manjauh >fanning= jari lainnya.

    B. Pemeriksaan Reaksi Postral

    1. Refleks traksi

    #asien berbaring terlentang

    4ari telunjuk pemeriksa diletakkan pada kedua tangan pasien

    arik pasien hingga terangkat membentuk sudut A5 derajat terhadap

    tempat tidur.

    #ada bayi normal, kepala akan terangkat hampir paralel dengan badanyang terangkat, dan semua anggota gerak dalam keadaan fleksi. #ada bayi

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    21/28

    abnormal, kepala akan jatuh ke belakang dan tidak ada tahanan terhadap

    tarikan pada anggota gerak.

    2eaksi traksi muncul sedikit pada bayi baru lahir cukup bulan dan

    seharusnya sudah penuh pada usia )5 bulan. 2eaksi ini tidak muncul pada

    bayi baru lahir dengan usia gestasi di bawah )) minggu.

    Refleks traksi normal pa!a bayi sia 6 blan

    2. "spensi #ori$ontal %&entral'

    #asien berbaring terlungkup

    $ngkat pasien dengan meletakkan kedua tangan pemeriksa pada dada

    pasien tanpa menahan kepala dan ekstremitas bawah pasien

    #ada bayi normal, pasien akan mengangkat kepala bergantian dengan

    fleksi ekstremitas dan dapat menahan gaya berat. #ada bayi abnormal,

    kepala, badan dan anggota gerak akan menggantung.

    Reaksi traksi pa!a bayi

    bar la#ir normal sia 2

    #ari. (ampak #anya

    se!ikit tarikan

    Bayi !engan #ipotonia

    berat) ti!ak a!a respon

    ter#a!ap reaksi traksi

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    22/28

    Bayi normal sia tiga blan pa!a sspensi #ori$ontal

    Bayi !engan #ipotonia) nampak kepala *at# !an

    ekstremitas menggantng

    Anak !engan palsi serebral tipe spastik. (ampak

    fleksi lengan !engan tngkai ekstensi.

    3. "spensi &ertikal

    #emeriksa mengangkat pasien dalam posisi :ertikal dengan meletakkan

    kedua tangan pada aksila pasien.

    Iajah pasien berhadapan dengan pemeriksa

    #ada bayi normal, kepala tetap berada di garis tengah dan fleksi pada

    semua anggota gerak menahan gaya berat

    ayi baru lahir normal telah memiliki upaya intermitten untuk

    mempertahankan kepala di midline dan fleksi tungkai melawat

    gaya berat

    ayi dengan hipotonia. #ada suspensi :ertikal kepala akan

    jatuh ke depan, tungkai akan menggantung dan bayi dapat selip

    dari tangan pemeriksa karena kelemahan otototot bahu

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    23/28

    ayi dengan palsi serebral tipe spastik pada suspensi :ertikal.

    ampak ekstremitas atas fleksi secara kaku dan tangan

    mengepal. Kedua ekstremitas atas bersilangan seperti gunting

    >scissoring=

    +. Pemeriksaan ,ngsi Motorik

    1. Pemeriksaan gerakan !an kekatan motorik ekstremitas atas

    #osisikan pasien sebagai berikut7 lengan aduksi, lengan atas fleksi pada

    siku, pergelangan tangan menyilang di atas prosesus Jiphoideus.

    ari posisi tersebut minta pasien7 melakukan rotasi internal lengan,

    mengaduksi lengan, fleksi sendi siku, ekstensi sendi siku, pronasi lengan

    atas, supinasi lengan atas, dan mengekstensikan jarijari >membuat jarijari

    saling menjauh= sembari pemeriksa memberi tahanan bergradasi dalam hal

    kekuatan.

    !akukan penilaian terhadap gerakan dan kekuatan sesuai standar di atas.

    2. Pemeriksaan gerakan !an kekatan motorik ekstremitas ba-a#) posisi

    #osisikan pasien sebagai berikut7 pasien terlentang, fleksi panggul dan

    lutut 8* derajat. angan pemeriksa menopang pasien di bawah lutut.

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    24/28

    ari posisi tersebut minta pasien7 melakukan fleksi tungkai atas,

    melakukan aduksi sendi panggul, abduksi sendi panggul, ekstensi sendi

    lutut dan fleksi sendi lutut sembari pemeriksa memberi tahanan bergradasi

    dalam hal kekuatan.

    !akukan penilaian terhadap gerakan dan kekuatan sesuai standar di atas.

    3. Pemeriksaan gerakan !an kekatan motorik ekstremitas ba-a#) posisi

    #osisikan pasien sebagai berikut7 pasien terlentang dengan sendi panggul

    dan lutut ekstensi seperti biasa.

    ari posisi tersebut minta pasien7 melakukan dorsofleksi kaki,

    plantarfleksi kaki, in:ersi kaki dan e:ersi kaki sembari pemeriksa

    memberikan tahanan bergradasi dalam hal kekuatan.

    !akukan penilaian terhadap gerakan dan kekuatan sesuai standar di atas.

    4. Pemeriksaan /ons 0tot

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    25/28

    2efleks triceps, dilakukan dengan memukulkan palu refleks pada tendon

    otot triceps brachii pada posisi lengan atas menggantung bebas. $kan

    terjadi kontraksi otot triceps dan ekstensi lengan bawah.

    2efleks patella, dilakukan dengan memukulkan palu refleks pada

    ligamentum patella yang terletak sedikit di bawah patella, pada posisi

    tungkai bawah bebas. $kan terjadi kontraksi otot Nuadiceps femoris dan

    ekstensi patella

    2efleks achiles, dilakukan dengan memukulkan palu refleks pada tendon

    achilles saat telapak kaki pada posisi dorsofleksi. $kan terjadi kontraksi

    otot gastrocnemius dan soleus menyebabkan plantar fleksi kaki.

    6. Refleks Patologis

    Refleks offmann

    "entil kuku atau phalanJ terminal pada jari tengah atau jari manis. #ositif

    apabila terjadi fleksi phalanJ terminal jempol.

    Refleks Babinski

    #asien berbaring terlentang

    (ores sisi lateral telapak kaki dari tumit hingga metatarsal jari lima

    2eaksi positif apabila terjadi dorsofleksi jari ' diikuti gerakan salingmanjauh >fanning= jari lainnya,

    /an!a Gor!on, dicetuskan dengan memencet otot betis. #ositif apabila

    terjadi reaksi seperti pada refleks abinski.

    /an!a 0ppen#eim, dicetuskan dengan menggores bagian medial tibia ke

    bawah. #ositif apabila terjadi reaksi seperti pada refleks abinski.

    /an!a "c#aeffer, dicetuskan dengan memencet tendon $chilles. #ositif

    apabila terjadi reaksi seperti pada refleks abinski.

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    26/28

    /an!a Gon!a, dicetuskan dengan memfleksikan jari kaki 'B dan

    kemudian mendadak dilepas. #ositif apabila terjadi reaksi seperti pada

    refleks abinski.

    . lons

    Klonus adalah kontraksirelaksasi otot yang ritmik, cepat dan in:olunter.

    Klonus merupakan tanda kelainan neurologis, terutama lesi upper motor

    neuron

    Klonus pergelangan kaki dapat diperiksa dengan melakukan dorsofleksi

    cepat pada pergelangan kaki. $kan terjadi klonus otototot betis. Klonus patella dapat diperiksa dengan mendorong patella ke arah kaki

    dengan cepat.

    D1 Memeriksa tan#a*tan#a rangsanganotak

    $dakah #eningkatan suhu tubuh, nyeri kepala, kaku kuduk, mual Dmuntah, kejang

    +4 Pemeriksaan Kak k#k

    54 Pemeriksaan Kernig

    #osisikan pasien untuk tidur terlentang

    &leksikan sendi panggul tegak lurus >8*O= dengan tubuh, tungkai atas dan

    bawah pada posisi tegak lurus pula.

    "etelah itu tungkai bawah diekstensikan pada persendian lutut sampai

    membentuk sudut lebih dari 1)5O terhadap paha.

    ila teradapat tahanan dan rasa nyeri sebelum atau kurang dari sudut 1)5O,

    karena nyeri atau spasme otot hamstring E nyeri sepanjang .'schiadicus,

    sehingga panggul ikut fleksi dan juga bila terjadi fleksi in:oluter pada lutut

    kontralateral maka dikatakan Kernig sign positif.

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    27/28

    4 Pemeriksaan Br#inski

    1= rud;inski ' >rud;inskiPs neck sign=

    #asien berbaring dalam sikap terlentang, tangan kanan ditempatkan

    dibawah kepala pasien yang sedang berbaring , tangan pemeriksa yang

    satu lagi ditempatkan didada pasien untuk mencegah diangkatnya badan

    kemudian kepala pasien difleksikan sehingga dagu menyentuh dada.

    rud;inski ' positif bila gerakan fleksi kepala disusul dengan gerakan

    fleksi di sendi lutut dan panggul kedua tungkai secara reflektorik.

    /= rud;inski ''

    #asien berbaring terlentang. ungkai yang akan dirangsang difleksikan

    pada sendi lutut, kemudian tungkai atas diekstensikan pada sendi panggul.

  • 7/25/2019 Learning Issue Blok 19

    28/28