laporan tutorial modul 1.docx
TRANSCRIPT
LAPORAN TUTORIAL MODUL 1SESAK NAPAS
OLEH:KELOMPOK 2
1. MARIA R. D. DA HELEN2. RIA MARSELA SUKI3. LIDIYA4. KATHLEEN GET MATHEUS5. FEBRIANTO HABABUNGA6. ANDREW D. P. LUDJI7. CLAUDYA S. SUDARDMADJI8. ZUHAIFAH INAYAH MS9. NATALIA MAEDY10. JEANE A. C. WOLAGOLE11. VINDY D. V. MANIK12. RIAN D. NDU UFI13. FIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG2015
SESAK NAPAS
I. Skenario
Seorang perempuan berumur 55 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak
napas bila melakukan kegiatan fisik disertai denyut jantung yang cepat. Pada umur 12 tahun
dia menderita demam reuma dan terdengar bising jantung sejak menderita penyakit tersebut.
Irama jantungnya berupa fibrilasi atrium telah ada sejak 2 tahun lalu yang dapat dikontrol
dengan terapi digoxin 4 kali 0,25 mg. Tanda vital : denyut jantung 80 kali permenit, tekanan
darah 130/80, respirasi 16 kali permenit. Terdengar adanya ronchi basah halus pada kedua
paru dan bunyi jantung pertama (S1) keras, bunyi jantung kedua (S2) tunggal disertai opening
snap (OS).
II. Kata Sulit1. Demam reuma
2. Fibrilasi atrium
3. Terapi digoxin
4. Opening snap (OS)
5. Ronchi basah halus
Arti Kata Sulit Demam reuma adalah suatu proses radang akut yg didahului oleh infeksi kuman grup
A β-hemoliticus streptococcus dan mempunyai ciri khas yg cenderung kambuh. Fibrilasi Atrium adalah gelombang yang sangat cepat tidak teratur, frekuensi berkisat
antara 400-700 permenit (bukan gelombang P). Respon ventrikel (kompleks QRS) biasanya iregular). Yang menyebabkan berkurangnya kemampan kontraksi atrium. (Hal 61). Buku Ajar Kardiologi FKUI. Cetakan 2004
Terapi digoxin adalah suatu glikosida jantung yang didapat dari daun Digitalis lanata, mengandung 3 molekul digitoxose yang terikat dengan digoxigenin, mempunyai kerja yang sama dan digunakan seperti digitalis diberikan per oral, intramuskular, intarvena. Obat ini digunakan untuk mengobati gagal jantung kongestif, tachicardi supraventrikular dan shock cardiogenic. Cara kerja: bertindak dengan meningkatkan kontraksi miokardium dan dengan meningkatkan periode refrakter dan mengurangi laju konduksi nodus AV. Kamus Kedokteran DORLAND. Edisi 29
Opening Snap (OS) adalah terdengar pada saat katup jantung terbuka (normalnya bunyi terdengar bila katup tertutup). Hal ini disebabkan karena gerakan membuka pada katup mitral anterior berhenti mendadak pada awal diastol dan katup yang tebal itu tidak dapat terbuka penuh.
Ronchi basah adalah bunyi yang terdengar akibat adanya penimbunan cairan pada alveola paru.
III. Kata Kunci Perempuan 55 tahun Saat bekerja, dyspnea dan takikardi Riwayat demam reuma saat 12 tahun Ada bising jantung sejak demam reuma Fibrasi atrium sejak 2 tahun lalu Sudah mendapat terapi digoxin 4 x 0,25mg Pemeriksaan tanda vital: Tekanan darah 130/80 (prehipertensi) Respirasi 16x/menit (bradypneu) Ada bunyi ronchi basah halus S1 keras; S2 tunggal disertai opening snap
IV.Pertanyaan1. Sebutkan anatomi, histologi dan fisiologi jantung!2. Jelaskan mekanisme dyspnea!3. Jelaskan penyebab S1 lebih keras dan S2 tunggal disertai dengan Opening Snap!4. Imunologi Jantung5. DD6. Etiologi7. Epidemiologi8. Penegakan diagnosis9. Penatalaksanaan10. Komplikasi11. Prognosis12. Pencegahan
Jawaban Pertanyaan
1. Anatomi dan Fisiologi Katup Jantung
a. Anatomi katup jantung
Katup jantung terdiri dari katup atrioventrikular dan katup semilunar. Katup
atrioventrikular merupakan katup yang terletak di antara ruangan atrium dan ruangan
ventrikel. Katup atrioventrikular terdiri dari :
katup bikuspid (mitral) – memisahkan atrium kiri dengan ventrikel kiri
katup trikuspid - memisahkan atrium kanan dengan ventrikel kanan
katup-katup ini disokong oleh tendon (mencegah katup membuka secara terbalik ke atrium).1
Aliran darah yang melewati katup mitral atau trikuspid diatur oleh interaksi antara
atrium, annulus fibrosus, daun katup, korda tendinae, otot papilaris dan otot ventrikel.
Keenam komponen ini membentuk kompleks mitral dan trikuspid yang secara fungsional
harus diperhitungkan sebagai satu unit. Gangguan salah satu bagian tersebut akan
mengakibatkan gangguan hemodinamik yang serius. Katup mitral terdiri dari daun katup
1 Dr. Donny Yawah. Slide kuliah Sistem Peredaran darah.ppt. Institut Haiwan Kluang, Malaysia
mitral anterior dan daun katup mitral posterior. Daun katup anterior lebih lebar dan mudah
bergerak, melekat seperti tirai dari basal ventrikel kiri dan meluas secara diagonal sehingga
membagi ruang aliran menjadi alur masuk dan alur keluar. Alur masuk ventrikel kiri
berbentuk seperti corong, mulai dari annulus mitral, kemudian dengan daun katup mitral
melekat pada otot papilaris melalui korda tendinae. Alur keluar ventrikel kiri dibatasi oleh
daun katup anterior, septum dan dinding depan ventrikel kiri. Daun katup anterior berbentuk
segitiga, dihubungkan dengan kedua bibir daun katup posterior melalui komisura, sedangkan
daun katup posterior berbentuk segi empat, lebih panjang, lebih kaku dan menempati dua
pertiga lingkaran cincin mitral. Daun katup posterior mitral melekat pada otot papilaris
melalui korda tendinae. Daun katup daun posterior terdiri dari 3 lengkungan yang tidak
terpisah satu sama lain, yaitu skalop lateral, intermedial dan medial.2
Katup trikuspid terdiri dari 3 daun katup utama yang ukurannya tidak sama, yaitu
daun katup anterior, septal, posterior. Daun katup anterior berukuran paling lebar, melekat
dari daerah infundibuler ke arah kaudal menuju infero-lateral dinding ventrikel kanan. Daun
katup septal melekat pada kedua bagian septum muskuler maupun membranus, yang sering
menutupi VSD kecil tipe alur keluar. Daun katup posterior merupakan terkecil, melekat pada
cincin trikuspid pada sisi postero-inferior. Secara keseluruhan terdapat perbedaan bermakna
antara anatomi katup mitral dan katup trikuspid. Katup trikuspid lebih tipis, lebih bening dan
pertautan antara ketiga daun katup itu dihubungkan oleh komisura.3
2 (Hal 11). Buku Ajar Kardiologi FKUI. Cetakan 2004
3 (Hal 11). Buku Ajar Kardiologi FKUI. Cetakan 2004
Katup semilunar (bulan sabit) menghalang darah kembali ke ventrikel apabila
ventrikel mengendur. Katup semilunar terdiri dari :
katup semilunar aorta pada pangkal aorta – menghalangi darah kembali ke ventrikel kiri
katup semilunar pulmonari pada pangkal arteri pulmonari – menghalangi darah
kembali ke ventrikel kanan.4
Bentuk katup semilunar aorta dan pulmonal adalah sama, tetapi katup aorta lebih
tebal. Kedua katup ini masing-masing ventrikel dengan katup pulmonal yang terletak lebih
anterior-superior dan agak ke kiri. Setiap katup terdiri dari 3 lembar jaringan ikat daun katup
atau daun katup yang berbentuk huruf U. Pinggir bawah tiap daun katup melekat dan
bergantung pada annulus aorta dan annulus pulmonal dimana pinggir atas mengarah ke
lumen. Di belakang tiap daun katup, dinding pembuluh darah melebar dan berbentuk seperti
kantong, dikenal sebagai sinus Valsalva, Ujung bebas tiap daun berbentuk konkaf dan
terdapat nodul pada pertengahannya, yang dikenal sebagai nodulus Aranti. Ketiga daun katup
aorta dikenal sebagai daun katup koroner kanan, kiri dan daun katup non-koroner. Katup
pulmonal terdiri dari daun katup anterior, daun katup kanan dan kiri.5
b. Fisiologi Jantung
Klep-klep jantung terletak di pintu-pintu keluar dari keempat ruangan jantung dan
mempertahankan satu arah aliran darah didalam jantung. Keempat klep jantung memastikan
bahwa darah mengalir dengan bebas pada satu arah aliran dan tidak adanya aliran balik yang
bocor. Darah mengalir dari atrium (serambi) kanan dan atrium kiri menuju ventrikel (bilik)
melalui klep trikuspid dan klep mitral yang terbuka. Ketika ventrikel penuh, maka klep
trikuspid dan klep mitral menutup. Ini mencegah darah mengalir balik ke atrium ketika
ventrikel berkontraksi.
Ketika ventrikel mulai berkontraksi, maka klep pulmonal dan klep aorta dipaksa
terbuka dan darah dipompa keluar dari ventrikel melalui klep-kep yang terbuka masuk
kedalam arteri pulmonary menuju ke paru-paru, ke aorta dan ke seluruh tubuh. Ketika
ventrikel selesai dengan kontraksi dan mulai relax, klep-klep aorta dan pulmonal menutup.
Klep-klep ini mencegah darah mengalir balik ke ventrikel.
Pola ini diulangi terus menerus, menyebabkan darah mengalir terus menerus ke
jantung, paru-paru dan tubuh. Katup atrioventrikular, Katup A-V (katup trikuspidalis dan
katup mitralis) mencegah aliran balik darah yang berasal dari ventrikel menuju ke atrium
selama fase sistolik, dan katup semilunaris ( yakni katup aorta dan pulmonaris) mencegah
4 Dr. Donny Yawah. Slide kuliah Sistem Peredaran darah.ppt. Institut Haiwan Kluang, Malaysia5 (Hal 10-11). Buku Ajar Kardiologi FKUI. Cetakan 2004
aliran balik darah yang berasal dari aorta dan arteri pulmonalis kembali ke ventrikel selama
diastolik. Semua katup tersebut, membuka dan menutup secara pasif. Yaitu, katup katup-
katup ini akan menutup sewaktu gradient tekanan balik mendorong darah kembali ke
belakang, dan katup-katup ini akan membuka bila gradient tekanan ke arah depan mendorong
darah ke depan. Dengan alasan anatomi yang jelas, penutupan katup A-V yang tipis dan
mirip selaput ini hampir tidak membutuhkan aliran balik darah, sedangkan katup semilunaris
yang jauh lebih tebal membutuhkan aliran balik yang agak kuat selama beberapa milidetik
untuk menutup.
2. MEKANISME DYSPNEA
3.
S1 lebih keras:
SI adalah bunyi yang ditimbulkan oleh penutupan katup mitral dan trikuspidal. Pada stenosis mitral, SI lebih keras. Ini disebabkan karena adanya perkapuran atau plaq yang ada di katup mitral yang mengakibatkan katup menjadi kaku. Akibatnya, pada waktu darah yang ada di ventrikel kiri ingin menutup katup mitral, butuh tekanan yang lebih tinggi. Hal inilah yang menyebabkan S1 lebih keras S2 tunggal:
(sesak napas)
Pertukaran O2 & CO2 sulitMemperbsar jarak alveoli dengan kapiler
(Extravasasi)
Cairan dlm pmblh darah keluar
Pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi)
(peningkatan tekanan Atrium kiri sewaktu melakukan Aktivitas fisik memperberatKongesti paru-paru)
darah kembali ke paru-paru
Tekanan atrium kiri
darah tertampung dalam atrium kiri
Darah dari Atrium kiri sulit msk ke Ventrikel kiri
S2 tunggal berarti bahwa bunyi pada penutupan katup arteri pulmonalis tidak ada. Ini
disebabkan karena pada stenosis mitral terjadi penumpukan darah di atrium kiri yang
berakibat pada penumpukan pula di paru-paru. Karena di paru-paru darah menumpuk, akan
berakibat darah yang ada di arteri pulmonalis tidak bisa masuk dan akhirnya juga menumpuk.
Akibatnya, karena ada penumpukan darah di ateri pulmonalis, pada waktu katup pulmonalis
menutup tidak ada bunyi yang ditimbulkan.6
Opening snap:
Opening snap merupakan ciri khas dari stenosis mitral. Yang dimaksud dengan opening snap yaitu adanya bunyi jantung pada waktu katup membuka sementara pada jantung normal tidak ada bunyi yang ditimbulkan akibat katup membuka. Hal ini terjadi karena pada stenosis mitral ada perkapuran atau plaq yang menyebabkan katup menjadi kaku. Akibatnya, agar darah dapat turun ke ventrikel kiri butuh tekanan yang lebih besar dari normalnya agar katup tersebut dapat membuka. Ketika tekanan ditinggikan untuk membuka katup, terjadi bunyi. Bunyi inilah yang dinamakan opening snap.Bunyi Gallob
Bunyi Jantung ketiga (S3) Gallop Ventrikel, Gallop Protodiastolik, & Gallop S3.
S3 adalah bunyi diastolik yang terjadi selama awal fase pengisian cepat pada proses pengisian ventrikel.
bunyi berfrekuensi rendah yang terdengar tepat setelah S2.disebabkan oleh penurunan pengembangan ventrikel atau peningkatan volume diastol ventrikel.
normal terdengar pada anak- anak dan dewasa muda. terdengar pada pasien dengan penyakit arteri koroner, kardiomiopati, katup
inkompeten, dan Shunt kiri ke kanan (defek septum ventrikel atau duktus arteriosus persisten) dan merupakan tanda klinis pertama pada gagal jantung kongestif.
Bunyi Jantung Keempat (S4) Gallop Atrium, Gallop Presistolik, Gallop S4, dan S4. adalah bunyi diastolik yang terjadi selama fase pengisian lambat (pada saat terjadinya
“sentakan atrium”). merupakan bunyi berfrekuensi rendah yang terdengar tepat sebelum S1.
S4 biasanya dapat dijumpai pada orang atletis yang berusia kurang dari 20 tahun karena peningkatan volume diastolik normal terjadi pada orang berusia muda.
S4 juga dapat menjadi petunjuk adanya kelainan jantung (infark miokard yang disertai dengan penurunan pengembangan ventrikel).
Opening snap Biasanya, kita tidak dapat mendengar bunyi katup mitral yang membuka, tetapi pada
beberapa kondisi tertentu, pembukaan ini dapat terdengar dan dikenal sebagai “Opening Snap”, yaitu bunyi berfrekuensi tinggi yang terjadi setelah S2 kedua.
6 Gray H. dkk. 2003. Lecture Notes Kardiolog edisi keempat.. EMS : Jakarta
4. Imunologi Jantung
5.A. MITRAL STENOSIS
Definisi
Stenosis Katup Mitral (Mitral Stenosis) merupakan penyempitan pada lubang katup
mitral yang akan menyebabkan meningkatnya tahanan aliran darah dari atrium kiri ke
ventrikel kiri7. Pada Stenosis mitral terdapat sebuah hambatan aliran darah ke ventrikel kiri
pada tingkat katup mitral akibat kelainan struktur aparatus katup mitral, yang mencegah
pembukaan pada saat diastolik. 8
Insidens
Di negara maju insiden MS sudah jauh menurun hingga pernah mencapai 0.5 kasus
per 100.000 penduduk tahun 1980-an namun sedikit naik saat infeksi Streptococcus sempat
merajalela di tahun 1990-an. Di negara miskin dan padat seperti Indonesia, insiden demam
reuma relatif konstan, belum terlihat penurunan yang bermakna hingga kini, yakni sekitar 10
kali lebih banyak dibanding negara maju. Bahkan progresivitas penyakit ini lebih parah di
7 http://www.medicastore.com yang diakses pada tanggal 22 Okt 20088 William Sanjaya, dkk. Balon Mitral Valvotomi (BMV) pada Kehamilan. Bagian Kardiologi, dan Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia/ Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. http://www.kalbe.co.id yang
diakses pada tanggal 26 Sep 2008
negara berkembang, mengingat rendahnya tingkat kesehatan dan minimnya kesadaran
masyarakat. Dengan demikian MS masih tergolong masalah kesehatan besar di negara-negara
berkembang9
Etiologi
Penyebab stenosis mitral antara lain: demam reumatik, abnormalitas kongenital,
kalsifikasi, dan myxoma.10 Stenosis katup mitral hampir selalu disebabkan oleh demam
reumatik, yang pada saat ini sudah jarang ditemukan di Amerika Utara dan Eropa Barat.
Karena itu di wilayah tersebut, stenosis katup mitral terjadi terutama pada orang tua yang
pernah menderita demam reumatik pada masa kanak-kanak dan mereka tidak mendapatkan
antibiotik. 11
Di bagian dunia lainnya, demam reumatik sering terjadi dan menyebabkan stenosis
katup mitral pada dewasa, remaja dan kadang pada anak-anak. Yang khas adalah jika
penyebabnya demam reumatik, daun katup mitral sebagian bergabung menjadi satu. Stenosis
katup mitral juga bisa merupakan suatu kelainan bawaan. Bayi yang lahir dengan kelainan ini
jarang bisa bertahan hidup lebih dari 2 tahun, kecuali jika telah menjalani pembedahan.
Miksoma (tumor jinak di atrium kiri) atau bekuan darah dapat menyumbat aliran darah ketika
melewati katup mitral dan menyebabkan efek yang sama seperti stenosis katup mitral. 12
Penyebab tersering adalah karditis reumatik. Stenosis mitral terisolasi terjadi pada
40% dari semua pasien dengan penyakit jantung reumatik dan riwayat demam reumatik dapat
ditemukan pada ± 60% pasien. Area katup mitral yang normal adalah 4,0-5,0 cm2. Gejala
timbul jika area katup menyempit sampai < 2,5 cm2. Berkurangnya area katup oleh proses
reumatik, menyebabkan darah dapat mengalir dari atrium kiri ke ventrikel kiri hanya oleh
dorongan gradien tekanan. Gradien transmitral diastolik ini merupakan dasar terjadinya
gejala klinis stenosis mitral dan menghasilkan peningkatan tekanan di atrium kiri yang
dikembalikan lagi ke sirkulasi vena dan kapiler paru yang menyebabkan edema paru akibat
tekanan di vena paru yang melebihi tekanan onkotik plasma. Arteriola paru bereaksi dengan
vasokonstriksi, hiperplasia intima, dan hipertrofi medial menyebabkan terjadinya hipertensi
arteri paru. Edema paru dapat tejadi secara bertahap dan dimulai dengan ortopnea, dan
paroxysmal nocturnal dyspnea pada pasien dengan stenosis mitral yang ketat. Edema paru
9 Majalah Farmacia Edisi Februari 2008 , Halaman: 18. http://www.majalah-farmacia.com yang diakses tanggal 25 Okt 2008
10 Hakim Alkatiri. Slide kuliah Kardiovaskuler. Valvular Heart Disease. slide ke-4
11 http://www.medicastore.com yang diakses pada tanggal 22 Okt 2008
12 http://www.medicastore.com yang diakses pada tanggal 22 Okt 2008
mendadak dapat terjadi pada pasien stenosis mitral yang tidak kritis (area katup >1,4cm 2) jika
terdapat keadaan yang dapat meningkatkan aliran katup mitral yang mendadak, yang
meliputi: 13
1. Fibrilasi atrium dengan respon ventrikel yang cepat yang meningkatkan aliran katup mitral
dengan pemendekan waktu diastolik per denyutan.
2. Keadaan lain yang meningkatkan curah jantung (seperti tirotoksikosis, pneumonia dan
pembedahan terutama dengan komplikasi kelebihan beban cairan, takikardia, dan demam)
dapat meningkatkan aliran katup mitral, menyebabkan tekanan baji paru mencapai tingkat
edema paru.
3. Kehamilan merupakan salah satu pencetus edema paru pada pasien stenosis mitral yang
tidak kritis. Kehamilan meningkatkan aliran katup mitral dengan meningkatkan curah
jantung, denyut jantung, dan tekanan vena sentral. Efek-efek ini maksimal pada
kehamilan 25-27 minggu.14
PatogenesisAbnormalitas patologis stenosis mitral antara lain fusi komisura, skar fibrosa, dan
obliterasi arsitektur katup yang normalnya berlapis sebagai akibat dari penyembuhan
valvulitis dan fibrosis superimposed. Jembatan fibrosa progresif melalui komisura katup
dapat menghasilkan deformitas “mulut ikan” yang kaku sehingga menyebabkan orifisium
kaku, yang mengalami stenosis dan regurgitas. Daun katup terjadi kalsifikasi dan korda
tendineae menebal, mengalami fusi, serta memendek.15
13 William Sanjaya, dkk. Balon Mitral Valvotomi (BMV) pada Kehamilan. Bagian Kardiologi, dan Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia/ Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. http://www.kalbe.co.id yang diakses pada tanggal 26 Sep 2008
14 William Sanjaya, dkk. Balon Mitral Valvotomi (BMV) pada Kehamilan. Bagian Kardiologi, dan Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia/ Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. http://www.kalbe.co.id yang diakses pada tanggal 26 Sep 2008
15 Gray H. dkk. 2003. Lecture Notes Kardiolog edisi keempat hal.209. EMS : Jakarta
Gejala
Gejala pada stenosis mitral dapat berlangsung selama dekade 3-4 tahun.16 Gambaran
klinis stenosis mitral ditentukan oleh tekanan atrium kiri, curah jantung, dan resistensi
vascular paru. Dengan peningkatan tekanan atrium kiri, komplians paru berkurang sehingga
pasien menjadi lebih sesak.
Awalnya, sesak napas hanya terjadi bila denyut jantung meningkat, contohnya selama
latihan, stress, dan demam. Bila derajat keparahan lesi meningkat pasien menjadi ortopnu.
Sebelum onset dypsnea paroksismal, batuk nocturnal mungkin merupakan satu-satunya gejala
peningkatan tekanan atrium kiri. Saat ini, hemoptisis jarang ditemukan. Palpitasi karena
fibrilasi atrium menjadilebih sering terjadi seiring penambahan usia; 80% pasien yang berusia
di atas 50 tahun memiliki komplikasi ini.17
Tekanan arteri pulmonalis meningkat paralel dengan peningkatan tekanan atrium kiri,
pada sebagian besar pasien menjadi lebih tinggi 10-12 mmHg dari tekanan atrium kiri. Pada
beberapa pasien, terurama jika stenosisnya berat, tekanan darah di dalam atrium kiri dan
tekanan darah di dalam vena paru-paru meningkat, sehingga terjadi gagal jantung, dimana
cairan tertimbun di dalam paru-paru (edema pulmoner). 18
Jika seorang wanita dengan stenosis katup mitral yang berat hamil, gagal jantung akan
berkembang dengan cepat. Penderita yang mengalami gagal jantung akan mudah merasakan
lelah dan sesak nafas. 19
16 Hakim Alkatiri. Slide kuliah Kardiovaskuler. Valvular Heart Disease. slide ke-4
17 Gray H. dkk. 2003. Lecture Notes Kardiolog edisi keempat hal.209. EMS : Jakarta
18 sda
19 William Sanjaya, dkk. Balon Mitral Valvotomi (BMV) pada Kehamilan. Bagian Kardiologi, dan Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia/ Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. http://www.kalbe.co.id yang
Pada awalnya, sesak nafas terjadi hanya sewaktu melakukan aktivitas, tetapi lama-
lama sesak juga akan timbul dalam keadaan istirahat. Sebagian penderita akan merasa lebih
nyaman jika berbaring dengan disangga oleh beberapa buah bantal atau duduk tegak. Warna
semu kemerahan di pipi menunjukkan bahwa seseorang menderita stenosis katup mitral.
Tekanan tinggi pada vena paru-paru dapat menyebabkan vena atau kapiler pecah dan
terjadi perdarahan ringan atau berat ke dalam paru-paru. Pembesaran atrium kiri bisa
mengakibatkan fibrilasi atrium, dimana denyut jantung menjadi cepat dan tidak teratur.
Diagnosis20
Diagnosis stenosis mitral dapat dibuat berdasarkan riwayat penyakit, pemeriksaan
fisik, foto sinar dada, dan elektro-kardiografi. Beberapa pasien dapat tanpa gejala tetapi sudah
mempunyai kelainan pada pemeriksaan fisik, dengan gejala cepat lelah, sesak nafas, edema
paru, fibrilasi atrium, dan kejadian emboli
Dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar murmur jantung yang khas ketika
darah mengalir/menyembur melalui katup yang menyempit dari atrium kiri.
Tidak seperti katup normal yang membuka tanpa suara, pada kelainan ini katup sering
menimbulkan bunyi gemertak ketika membuka untuk mengalirkan darah ke dalam ventrikel
kiri. Diagnosis biasanya diperkuat dengan pemeriksaan penunjang sebagai berikut :
- elektrokardiografi
Gambaran stenosis mitral pada EKG tidak spesifik; jika pasien memiliki irama sinus,
gelombang P bifasik yang lebar didapatkan pada 90% pasien dengan stenosis mitral.
Morfologi gelombang P berkaitan dengan dilatasi atrium kiri dan bukannya hipertrofi.
- rontgen dada (menunjukkan pembesaran atrium)
diakses pada tanggal 26 Sep 2008
20 http://www.medicastore.com yang diakses pada tanggal 22 Okt 2008
Pada stenosis mitral murni, ukuran jantung pada radiografi toraks normal kecuali
hipertensi paru yang lama telah menyebabkan dilatasi ruang sisi kanan. Atrium kiri
membesar secara selektif, menyebabkan dilatasi pada bronkus utama kiri. Pada manula,
kalsifikasi katup mitral (terlihat pada posisi lateral) harus dibedakan dari kalsifikasi annulus
mitral. Bila tekanan atrium kiri meningkat, terdapat distensi vena pulmonalis diikuti oleh
diversi darah lobus atas dan tanda radiografi edema interstisial dan alveolar.
- ekokardiografi (teknik penggambaran jantung dengan menggunakan gelombang
ultrasonik).
Ekokardiografi dikombinasikan dengan pemeriksaan Doppler merupakan
pemeriksaan penunjang pilihan pertama pada pasien stenosis mitral. Dengan melakukan
ekokardiografi, dapat diketahui jenis penatalaksanaan yang cocok bagi pasien. Baik
kardiografi M-mode maupun ekokardiografi potongan melintang menunjukkan penebalan
katup dan penurunan laju penutupun mid diastolik pada daun katup anterior.
Kadang perlu dilakukan kateterisasi jantung untuk menentukan luas dan jenis
penyumbatannya.
Pemeriksaan Fisis Pada Penderita Stenosis Mitral
Pada saat inspeksi dapat ditemui kemerahan malar21 (mekanismenya belum jelas,
berhubungan dengan SLE dan endokarditis akut)22, sianosis perifer (stenosis mitral tipe
berat), distensi vena jugulare (merupakan tanda gagal jantung).23
21 Hakim Alkatiri. Slide kuliah Kardiovaskuler. Valvular Heart Disease. slide ke-6
22 Gray H. dkk. 2003. Lecture Notes Kardiolog edisi keempat hal.11. Tabel 2.2.. EMS : Jakarta
23 Hakim Alkatiri. Slide kuliah Kardiovaskuler. Valvular Heart Disease. slide ke-6
Pemeriksaan secara palpasi akan ditemukan perabaan dari parasternal ventrikel kanan,
perabaan tonjolan arteri pulmonal. Sedangkan pada saat auskultasi dilakukan akan terdengar
peningkatan bunyi jantung 1, adanya opening snap, serta murmur diastolic low pitched.24
Aksentuasi S1 seringkali diabaikan pada pemeriksaan auskultasi penderita stenosis
mitral. Tegangan mendadak pada daun katup mitral karena apparatus subvalvar daun katup
mitral dan penghentian mendadak pergerakan ke bawah katup mitral menyebabkan opening
snap nada tinggi pada awal diastole, 40-120 mdet setelah S2. Jika katup masih berkontraksi
dengan baik, interval antara S2 dan opening snap bervariasi terbalik dengan tekanan atrium
kiri. Murmur rumbling diastolic nada rendah klasik sering terlokalisasi di apeks atau aksilla;
durasinya pendek bila lesi katup ringan. Durasi, dan bukan kerasnya murmur, berkaitan
dengan derajat keparahan lesi.25
Penatalaksanaan26
Obat-obat seperti beta-blocker, digoxin dan verapamil dapat memperlambat denyut
jantung dan membantu mengendalikan fibrilasi atrium. Jika terjadi gagal jantung, digoxin
juga akan memperkuat denyut jantung. Diuretik dapat mengurangi tekanan darah dalam paru-
paru dengan cara mengurangi volume sirkulasi darah.
Jika terapi obat tidak dapat mengurangi gejala secara memuaskan, mungkin perlu
dilakukan perbaikan atau penggantian katup.
Pada prosedur valvuloplasti balon, lubang katup diregangkan. Kateter yang pada
ujungnya terpasang balon, dimasukkan melalui vena menuju ke jantung. Ketika berada di
dalam katup, balon digelembungkan dan akan memisahkan daun katup yang menyatu.
Balloon Mitral Valvuloplasty
24 sda
25 Gray H. dkk. 2003. Lecture Notes Kardiolog edisi keempat hal.209.. EMS : Jakarta
26 http://www.medicastore.com yang diakses pada tanggal 22 Okt 2008
Pemisahan daun katup yang menyatu juga bisa dilakukan melalui pembedahan. Jika
kerusakan katupnya terlalu parah, bisa diganti dengan katup mekanik atau katup yang
sebagian dibuat dari katup babi.
Sebelum menjalani berbagai tindakan gigi atau pembedahan, kepada penderita
diberikan antibiotik pencegahan untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi katup jantung.
Pencegahan27
Stenosis katup mitral dapat dicegah hanya dengan mencegah terjadinya demam
reumatik, yaitu penyakit pada masa kanak-kanak yang kadang terjadi setelah strep throat
(infeksi tenggorokan oleh streptococcus) yang tidak diobati.
B. INSUFISIENSI MITRAL28
Etiologi
Etiologi dibagi atas reumatik dan non reumatik (degenerative, endokarditis, penyakti
jantung koroner, penyakit jantung bawaan, truma, dll). Di Indonesia, penyebab terbanyak
adalah demam reumatik. Sekitar 30% tidak mempunyai riwayat demam reumatik yang jelas.
PATOFISOLOGI
Insufisiensi mitral akibat reuma terjadi karena katup tidak bisa menutup sempurna
waktu sistolik. Perubahan pada katup meliputi klasifikasi, penebalan, dan distorsi daun katup.
Hal ini mengakibatkan koaptasi yang tidak sempurna waktu sistolik. Selain pemendekan
korda tendinea mengakibatkan katup tertarik ke ventrikel, terutama bagian posterior, dapat
juga terjadi dilatasi annulus atau ruptur korda tendinea. Selama fase sistolik, terjadi aliran
regurgitasi ke atrium kiri, mengakibatkan gelombang V yang tinggi di atrium kiri, sedangkan
aliran ke aorta berkurang. Pada saat diastolik, darah mengalir dari atrium ke ventrikel. Darah
tersebut selain yang berasal dari paru-paru melalui vena pulmonalis, juga terdapat darah
regurgitan dari ventrikel kiri waktu sistolik sebelumnya. Ventrikel kiri cepat distensi, apeks
bergerak ke bawah secara mendadak, menarik katup, korda, dan otot papilaris. Hal ini
menimbulkan vibrasi membentuk bunyi jantung ketiga. Pada insufisiensi mitral kronik,
27 http://www.medicastore.com yang diakses pada tanggal 22 Okt 2008
28 Kapita selekta FKUI Jilid I
regurgitasi sistolik ke atrium kiri dan vena-vena pulmonalis dapat ditoleransi tanpa
meningkatkan tekanan baji dan aorta pulmonal.
MANIFESTASI KLINIS
Regurgitasi mitral dapat ditoleransi dalam jangka waktu lama tanpa keluhan pada
jantung, baik saat istirahat maupun berkativitas. Sesak napas dan lekas lelah merupakan
keluhan awal secara berangsur-angsur menjadi ortopnea, dispnea noktural paroksismal, dan
edema perifer.
Pada pemeriksaan fisik, fasies mitral lebih jarnag terjadi dibandingkan dengan
stenosis mitral. Pada palpasi tergantung derajat regurgitasinya, mungkin didapatkan
peningkatan aktivitas jantung kiri. Pada auskultasi terdengar bising pansistolik yang bersifar
meniup di apeks, menjalar ke aksilla, dan mengeras saat respirasi. Bunyi jantung pertama
melemah, katup tidak menutup sempurna pada akhir diastolik. Pada saat tersebut tekanan
atrium dan ventrikel kiri sama. Terdengar bunyi jantung ke-tiga akibat pangisian cepat ke
ventrikel kiri pada awal diastolik dan diikuti diastolic flow murmur karena volume atrium kiri
yang besar menglir ke ventrikel kiri.
Pemeriksaan Penunjang
Pada insufisiensi mitral yang ringan mungkin hanya terlihat gambaran P mitral
dengan aksis dan kompleks QRS yang masih normal. Pada tahap lanjut terlihat aksis yang
bergesar ke kiri dan disertai hipertrofi ventrikel kiri. Blok berkas kanan yang tidak komplit
(rsR di V1) didapatkan pada 5% pasien. Semakin lama penyakit, kemungkinan timbulnya
aritmia atrium semakin besar. Kadang-kadang timbul ekstrasistolik, takikardi, dan flutter
atrium, paling sering fibrilasi, yang awalnya paroksismal dan akhirnya menetap.
Pada pemeriksaan foto thoraks, kasus ringan tanpa gangguan hemodinamik yang
nyata, besar jantung biasanya normal. Pada keadaan lebih berat terlihat pembesaran atrium
kiri dan ventrikel kiri, serta mungkin tanda-tanda bendungan paru. Kadang-kadang terlihat
perkapuran pada annulus mitral.
Fonokardiografi dilakukan untuk mencatat konfirmasi bising dan mencatat adanya
bunyi jantung ketiga pada insufisiensi mitral sedang sampai berat. Ekokardiografi digunakan
untuk mengevaluasi gerakan katup, ketebalan, serta adanya perkapuran pada mitral.
Ekokardiografi Doppler dapat menilai derajat rigurgitasi. Pemeriksaan laboratorium untuk
menentukan ada tidaknya reuma aktif/reaktivasi.
Penatalaksanaan
Pemberian antibiotik untuk mencegah reaktivasi reuma dan timbulnya endokarditis
infektif.
C. STENOSIS AORTA29&30
Defenisi
Stenosis aorta adalah penyempitan pada katup aorta sehingga terjadi gangguan aliran
darah dari ventrikel kiri ke aorta.
Etiologi
Adanya kelainan kongenital, demam reuma dan pada orang tua penyebab paling
sering adalah karena adanya perkapuran
Patofisiologi
Karena adanya penyempitan katup aorta terjadi gangguan aliran darah ke ventrikel
kiri darah yang keluar ke seluruh tubuh hanya sedikit ventrikel kiri berkontraksi lebih
kuat untuk memenuhi kebutuhan seluruh tubuh ventrikel kiri hipertrofi atrium kanan
juga hipertrofi karena ada penumpukan darah pada ventrikel kiri sehingga darah tidak dapat
masuk lagi ke ventrikel kiri akibatnya darah banyak di atrium.
Gejala
Gejala yang ditimbulkan oleh stenosis aorta adalah:
Ω Angina pectoris, Apabila ventrikel kiri hipertrofi kontraktilitas miokard menurun
iskemia miokard angina pektoris
Ω Dispneu, Penimbunan darah di atrium kanan darah dari vena pulmonalis tidak bisa
lagi masuk ke atrium darah menumpuk di paru dispneu
Ω Sinkop
Pemeriksaan
Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan, yaitu:
• Auskultasi: bising ejeksi sistolik
• Ekokardiografi: untuk menilai ketebalan katup, kalsifikasi katup, perkiraan daerah
katup
• Elektrokardiografi: hipertrofi ventrikel kiri29 Gray H. dkk. 2003. Lecture Notes Kardiolog edisi keempat.. EMS : Jakarta
30 Buku Ajar Kardiologi FKUI. Cetakan 2004
• Radiografi dada: dilatasi pasca stenosis pada aorta asenden
• Temuan hemodinamik: peningkatan tekanan diastolik akhir ventrikel kiri
Penatalaksanaan:
• Angina diterapi dengan nitrat
• Bila ada gagal jantung diterapi dengan digitalis dan diuretik
• Statin diberikan untuk mencegah kalsifikasi daun katup aorta
• Operasi katup bila:
- Area katup <1 cm2
- Disfungsi ventrikel kiri
- Dilatasi pasca stenotik aorta
D. REGURGITASI AORTA31
Etiologi
Regurgitasi darah dari aorta ke ventrikel kiri dapat terjadi dalam 2 macam kelainan
artifisial yaitu :
Dilatasi Pangkal aorta seperti yang ditemukan pada :
- Penyakit kolagen
- Aortitis sifilitika
- Diseksi aorta
Penyakit katup artifisial
- Penyakit jantung rematik
- Endokarditis bakterialis
- Aorta artificial congenital
- Ventricular septal defect (VSD)
- Ruptur traumatik
- Aortic left ventricular tunnel
Genetik
- Sindrom marfan
- Mukopolisakaridosis
31 W.Sudoyo Ary dkk. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III halaman 1578-1579. Edisi IV.cetakan kedua. 2007
Patofisiologis
Dilatasi ventrikel merupakan kompensasi utama pada regugirtasi aorta, bertujuan
untuk mempertahankan curah jantung disertai peninggian tekanan artifisial ventrikel kiri.
Pada saat aktivitas, denyut jantung dan resistensi vaskular perifer menurun sehingga curah
jantung bisa terpenuhi.
Pada tahap lanjut, tekanan atrium kiri, pulmonary wedge pressure, arteri pulmonal,
ventrikel kanan dan atrium kanan meningkat sedangkan curah jantung menurun walaupun
pada waktu istirahat.
Gejala Klinis
Ada dua macam gambaran klinik regurgitasi yang berbeda yaitu :
Regurgitasi Aorta Kronik. Biasanya terjadi akibat proses kronik seperti penyakit
jantung rematik, sehingga artifisial kardiovaskular sempat melakukan mekanisme
kompensasi. Tapi bila kegagalan ventrikel sudah muncul, timbullah keluhan sesak napas pada
waktu melakukan aktivitas dan sekali-sekali timbul artificial nocturnal dyspnea. Keluhan
akan semakin memburuk antara 1-10 tahun berikutnya. Angina pektoris muncul pada tahap
akhir penyakit akibat rendahnya tekanan artifisial dan timbulnya hipertrofi ventrikel kiri.
Pemeriksaan jasmani menunjukkan nadi, selar dengan tekanan nadi yang besar dan
tekanan artifisial rendah, gallop dan bising artifisial timbul akibat besarnya curah sekuncup
dan regurgitasi darah dari aorta ke ventrikel kiri. Kadang-kadang ditemukan juga bising
sistolik dan thrill akibat curah sekuncup meningkat (tidak selalu merupakan akibat stenosis
aorta). Tabrakan antara regurgitasi aorta yang besar dan aliran darah dari katup mitral
menyebabkan bising mid/late diastolik (bising Austin Flint).
Elektrokardiografi menunjukkan adanya hipertrofi ventrikel kiri dengan strain. Foto
dada memperlihatkan adanya pembesaran ventrikel kiri, elongasi aorta, dan pembesaran
atrium kiri. Ekokardiografi menunjukkan adanya volume berlebih pada ventrikel kiri dengan
dimensi ventrikel kiri yang sangat melebar dan gerakan septum dan dinding posterior
ventrikel kiri yang hiperkinetik. Kadang-kadang daun katup mitral anterior atau septum
interventrikular bergetar halus (flattering).
Tanda kebocoran perifer yang dapat ditemukan pada regurgitasi aorta adalah :
Tekanan nadi yang melebar
Nadi artifici’s
Nadi quincke’s
Tanda hill’s
Pistol shot sound
Tanda taraube’s
Tanda duroziez’s
Tanda de musset
- Tanda muller’s
- Tanda rosenbach
- Tanda gerhardt’s
- Tanda landolfi’s
Regurgitasi aorta akut. Berbeda dengan regurgitasi kronik, regurgitasi akut
biasanya timbul secara mendadak dan banyak, sehingga belum sempat terjadi mekanisme
kompensasi yang sempurna. Gejala sesak napas yang berat akibat tekanan vena pulmonal
yang meningkat secara tiba-tiba. Dengan semakin beratnya gagal jantung peninggian tekanan
artifisial ventrikel kiri menyamai tekanan artifisial aorta, sehingga bising artifisial makin
melemah. Hal ini akan menyulitkan diagnosis. Pemeriksaan elektrokardiografi dan foto
rontgen bisa normal karena belum cukup waktu untuk terjadinya dilatasi dan hipertrofi, tetapi
pada ekokardiografi terlihat kelebihan volume ventrikel kiri (ventricularvolume overload),
penutupan artifisial katup mitral dan kadang-kadang endokarditis bakterialis dapat diagnosis
dengan katup vegetasi.
Penatalaksanaan
- Pengobatan Medika mentosa
Digitalis harus diberikan pada regurgitasi berat dan dilatasi jantung walaupun
asimtomatik. Regurgitasi aorta karena penyakit jantung reumatik harus mendapat pencegahan
sekunder dengan antibiotik. Juga terhadap kemungkinan endokarditis bakterialis bila ada
tindakan khusus.
- Pengobatan Pembedahan
VII. Informasi Tambahan
Persiapan Operasi Kelainan Katup Jantung32
STENOSIS MITRAL (MS)
1. Banyak pasien dengan MS lama yang mengalami cachexia, yang akan meningkatkan
masalah gagal napas pasca operasi. Diperlukan suplementasi nutrisi (diet) yang agresif
dan pemberian diuretika dalam masa persiapan operasi.
2. Warfarin yang diberikan untuk fibrilasi atrium atau adanya trombus LA harus
dihentikan 4 hari sebelum operasi dan digantikan oleh pemberian heparin intravena
sampai pagi sebelum operasi bila INR subterapetik.
3. Digoksin digunakan seperlunya untuk mengkontrol respons ventrikel terhadap adanya
fibrilasi atrium. Digoksin biasanya juga diberikan pada pagi sebelum operasi
(premedikasi).
4. Pemeriksaan (konsultasi) gigi dan THT harus dilakukan untuk mengurangi risiko
endokarditis katup pasca tindakan repair/replacement.
5. Perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kriteria seleksi dan indikasi katup
untuk menentukan prosedur tindakan (dikonsultasikan ke ahli bedah), outcome dan
rehabilitasi; termasuk pengobatan pasca operasi, dan edukasi.
6. Diperlukan informed consent yang cukup jelas beserta konsekuensi dan outcome,
kepada pihak pasien dan keluarga pasien atau asuransi.
REGURGITASI MITRAL (MR)
1. Pasien dengan MR akut biasanya rentan terhadap edema paru dan kegagalan multi
organ (MODS) oleh karena penurunan cardiac output. Tindakan intubasi dan ventilasi
mekanik seringkali diperlukan bila terdapat hipoksia dan hiperkarbia progresif.
2. Penggunaan vasodilator, inotrop, dan IABP dapat dengan cepat memperbaiki fungsi
miokardium sebagai persiapan tindakan kateterisasi atau operasi segera.
3. Pasien MR akut dengan ruptur khordae atau edema paru seringkali dapat distabilkan
dengan terapi non-invasif; yang kemudian dipersiapkan untuk menjalani tindakan
invasif secara elektif.
4. Pasien dengan MR kronik yang akan menjalani tindakan invasif tetap mendapatkan
obat-obatannya (biasanya dengan digoksin, diuretik, ACE inhibitor) sampai pagi
32 Website Bedah Thoraks Kardiovaskular Indonesia. http://www.bedahtkv.com diakses Tanggal 8 November 2008
sebelum operasi.
5. Pemeriksaan (konsultasi) gigi dan THT harus dilakukan untuk mengurangi risiko
endokarditis katup pasca tindakan repair/replacement.
6. Perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kriteria seleksi dan indikasi katup
untuk menentukan prosedur tindakan (dikonsultasikan ke ahli bedah), outcome dan
rehabilitasi; termasuk pengobatan pasca operasi, dan edukasi.
7. Diperlukan informed consent yang cukup jelas beserta konsekuensi dan outcome,
kepada pihak pasien dan keluarga pasien atau asuransi.
STENOSIS AORTA (AS)
1. Pemeriksaan angiografi koroner semestinya dilakukan pada pasien dengan usia di atas 40
tahun, atau di bawah 40 tahun bila terdapat gejala angina atau hasil stress test positif.
2. Sindrom iskemik pada AS memerlukan penanganan yang khusus. Pemberian obat-obatan
yang dapat menurunkan preload (nitroglyserin), afterload (calcium-channel blocker) atau
denyut jantung harus dihindari oleh karena dapat menurunkan cardiac output dan
menyebabkan cardiac arrest pada pasien dengan AS berat/kritis. Respon ventrikel terhadap
adanya fibrilasi atrium harus dikontrol, bila perlu dengan kardioversi.
3. Pemeriksaan (konsultasi) gigi dan THT harus dilakukan untuk mengurangi risiko
endokarditis katup pasca tindakan repair/replacement.
4. Perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kriteria seleksi dan indikasi katup
untuk menentukan : prosedur tindakan (dikonsultasikan ke ahli bedah), outcome dan
rehabilitasi, termasuk pengobatan pasca operasi, dan edukasi.
5. Diperlukan informed consent yang cukup jelas beserta konsekuensi dan outcome,
kepada pihak pasien dan keluarga pasien atau asuransi.
REGURGITASI AORTA (AR)
1. Hipertensi sistemik harus terkontrol dengan pemberian vasodilator untuk mengurangi
derajat regurgitasi. Pemberian vasodilator yang berlebihan dapat mengakibatkan iskemia
akibat penurunan perfusi koroner selama fase diastolik.
2. Penggunaan preparat b-blocker harus dihindarkan karena penurunan denyut jantung akan
meningkatkan derajat regurgitasi.
3. Adanya AR merupakan kontraindiasi penggunaan IABP (untuk mengatasi angina)
4. Pemeriksaan (konsultasi) gigi dan THT harus dilakukan untuk mengurangi risiko
endokarditis katup pasca tindakan repair/replacement.
5. Perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kriteria seleksi dan indikasi katup
untuk menentukan prosedur tindakan (dikonsultasikan ke ahli bedah), outcome dan
rehabilitasi; termasuk pengobatan pasca operasi, dan edukasi.
6. Diperlukan informed consent yang cukup jelas beserta konsekuensi dan outcome, kepada
pihak pasien dan keluarga pasien atau asuransi.
KELAINAN KATUP TRIKUSPID
1. Adanya kongestif hepar yang menyertai kelainan trikuspid harus ditangani secara agresif
untuk menghindari kelainan koagulasi. Pemberian aprotinin harus dipertimbangkan untuk
mengurangi kekurangan darah selama operasi. Komponen-komponen darah harus
dipersiapkan menjelang operasi.
2. Pemberian digoksin, diuretik, dan restriksi garam dapat memperbaiki fungsi hepar; tetapi
perbaikan yang nyata dari fungsi hepar biasanya tidak akan terjadi sampai sebelum
operasi.
3. Pemeriksaan (konsultasi) gigi dan THT harus dilakukan untuk mengurangi risiko
endokarditis katup pasca tindakan repair/replacement.
4. Diperlukan informed consent yang cukup jelas beserta konsekuensi dan outcome, kepada
pihak pasien dan keluarga pasien atau asuransi.
VIII. Hasil Analisis dan Sintesis Masalah
Gejala MS MI AS AI
Wanita, 55 tahun + + + +
Dyspnea d’effort dan tachicardi + + + +
Riwayat demam rheuma + + + +
Bising jantung sejak demam rheuma
+ + + +
Fibrasi atrium sejak 2 tahun lalu + + + +
Tekanan darah 130/80 + + + +
(prehipertensi)
Respirasi 16x/menit (bradypneu) + + + +
Ada bunyi ronchi basah + + + +
S1 keras; S2 tunggal disertai Opening Snap
+ - - -
Berdasarkan diskusi kelompok dengan berdasarkan sumber-sumber informasi yang
didapatkan serta dengan melihat gejala-gejala yang dialami oleh penderita maka diagnosis
yang tepat untuk kasus di atas menurut kelompok kami adalah Mitral Stenosis
7. Penatalaksanaan pada Stenosis Mitral
Pemeriksaan Fisis Pada Penderita Stenosis Mitral
Pada saat inspeksi dapat ditemui kemerahan malar33 (mekanismenya belum jelas,
berhubungan dengan SLE dan endokarditis akut)34, sianosis perifer (stenosis mitral tipe berat),
distensi vena jugulare (merupakan tanda gagal jantung).35
Pemeriksaan secara palpasi akan ditemukan perabaan dari parasternal ventrikel kanan,
perabaan tonjolan arteri pulmonal. Sedangkan pada saat auskultasi dilakukan akan terdengar
peningkatan bunyi jantung 1, adanya opening snap, serta murmur diastolic low pitched.36
Aksentuasi S1 seringkali diabaikan pada pemeriksaan auskultasi penderita stenosis
mitral. Tegangan mendadak pada daun katup mitral karena apparatus subvalvar daun katup
mitral dan penghentian mendadak pergerakan ke bawah katup mitral menyebabkan opening
snap nada tinggi pada awal diastole, 40-120 mdet setelah S2. Jika katup masih berkontraksi
dengan baik, interval antara S2 dan opening snap bervariasi terbalik dengan tekanan atrium
kiri. Murmur rumbling diastolic nada rendah klasik sering terlokalisasi di apeks atau aksilla;
durasinya pendek bila lesi katup ringan. Durasi, dan bukan kerasnya murmur, berkaitan
dengan derajat keparahan lesi.37
33 Hakim Alkatiri. Slide kuliah Kardiovaskuler. Valvular Heart Disease. slide ke-634 Gray H. dkk. 2003. Lecture Notes Kardiolog edisi keempat hal.11. Tabel 2.2.. EMS : Jakarta
35 Hakim Alkatiri. Slide kuliah Kardiovaskuler. Valvular Heart Disease. slide ke-6
36 sda
37 Gray H. dkk. 2003. Lecture Notes Kardiolog edisi keempat hal.209.. EMS : Jakarta
Penatalaksanaan38
Obat-obat seperti beta-blocker, digoxin dan verapamil dapat memperlambat denyut
jantung dan membantu mengendalikan fibrilasi atrium. Jika terjadi gagal jantung, digoxin juga
akan memperkuat denyut jantung. Diuretik dapat mengurangi tekanan darah dalam paru-paru
dengan cara mengurangi volume sirkulasi darah.
Jika terapi obat tidak dapat mengurangi gejala secara memuaskan, mungkin perlu
dilakukan perbaikan atau penggantian katup.
Pada prosedur valvuloplasti balon, lubang katup diregangkan. Kateter yang pada
ujungnya terpasang balon, dimasukkan melalui vena menuju ke jantung. Ketika berada di
dalam katup, balon digelembungkan dan akan memisahkan daun katup yang menyatu.
Terapi Bedah1. Valvotomi mitralis (pembukaan katup mitralis).Dilakukan pada penderita stenosis mitralis murni yang gejalanya telah berkembang menjadi penyakit jantung fungsional kelas II (yaitu timbul gejala saat melakukan kerja fisik biasa). Katup mitralis stenotik dapat diperlebar dengan pendekatan per kutan atau pembedahan transventrikuler. Tindakan operasi transventrikuler memisahkan daun katup tepat pada tempat menyatunya daun- daun katup di sepanjang komisura.2. Penggantian katup mitralisDipertimbangkan pada insufisiensi mitralis dan pada stenosis mitralis yang meskipun telah mendapat terapi farmakologis, perkembangan gejalanya telah mencapai penyakit jantung fungsional kelas III (yaitu timbulnya gejala pada orang yang melakukanm kerja ringan). Penggantian katup mitralis dilakukan dengan eksisi katup, korda tendinae, dan otot papillaris. Sebuah katup palsu yang dirancang menyerupai fungsi katup normal diselipkan.3. Valvuloplasti (perbaikan katup mitralis)Teknik pembedahan rekonstruktif dapat dipakai untuk memperbaiki katup mitralis, terutama pada penyakit degeneratid non-reumatik. Perbaikan katup dapat dengan memperpanjang atau memperpendek korda tendinae atau reposisi korda, atau reseksi daun katup. Cincin prostetik
biasanya diselipkan ke dalam anulus katup untuk menstabilkan dan memperbaiki lumen katup Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah dengan pemasangan EKG atau melakukan Foto Thorax.Balloon Mitral Valvuloplasty
38 http://www.medicastore.com yang diakses pada tanggal 22 Okt 2008
Pemisahan daun katup yang menyatu juga bisa dilakukan melalui pembedahan. Jika
kerusakan katupnya terlalu parah, bisa diganti dengan katup mekanik atau katup yang
sebagian dibuat dari katup babi.
Sebelum menjalani berbagai tindakan gigi atau pembedahan, kepada penderita
diberikan antibiotik pencegahan untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi katup jantung.
Pencegahan39
Stenosis katup mitral dapat dicegah hanya dengan mencegah terjadinya demam
reumatik, yaitu penyakit pada masa kanak-kanak yang kadang terjadi setelah strep throat
(infeksi tenggorokan oleh streptococcus) yang tidak diobati.
6. EtiologiSecara etiologi, stenosis mitral disebabkan oleh bakteri Streptococcus β hemoliticus grup A. Bakteri ini ditemukan di daerah tenggorok dan kulit. Bakteri ini juga sering menimbulkan faringitis, demam reumatik, glomerulonefritis, scarlet fever dan impetigo.
7. EpidemiologiDi negara maju seperti Amerika, stenosis mitral sudah jarang ditemukan tetapi dapat meningkat dengan peningkatan jumlah imigran yang terkena infeksi streptokokus resisten. Dua per tiga dari pasien dengan stenosis mital (SM) adalah perempuan. Di indonesia walaupun kasus baru cenderung menurun namun kasus stenosis mitral ini masih banyak ditemukan. Menurut etiologinya (>demam reumatik) angka yang pasti tidak diketahui tetapi periode laten SM ini berlangsung hingga dekade ketiga, keempat, atau kelima.
8. Penegakan diagnosis1. Anamnesis2. Pemeriksaan Fisik
Ditemukannya opening snap pada auskultasi: Merupakan bunyi yang terdengar saat katup jantung terbuka (normalnya bunyi terdengar saat katup tertutup). Hal ini
39 http://www.medicastore.com yang diakses pada tanggal 22 Okt 2008
disebabkan karena gerakan membuka pada katup mitral anterior berhenti mendadak pada awal diastol dan katup yang tebal itu tidak dapat terbuka penuh.
3. Pemeriksaan Penunjang Foto sinar dada Elektrokardiografi
9.Penatalaksanaan Pencegahan :antibiotik gol.penisislin ,eritromisin,sulfa,sefalosporin untuk demam
rematik atau pencegahan endokarditis sering dipakai. Latihan fisik tdk dianjurkan Obat inotropik negatif seperti beta-bloker /ca-bloker berguna pada pasien irama sinus
pada saat frekuensi jantung meningkat. Fibrilasi atrium:digitalis yang dapat dikombinasikan dengan penyekat beta atau
antagonis calsium yang juga dapat digunakan untuk mengontrol frekuensi jantung. Pencegahan embolisasi sistemik:antikoagulan warfarin diindikasikan untuk
mencegah tromboemboli. Valvotomi mitral perkutan dengan balon Intervensi bedah ,reparasi atau ganti katup
10.Komplikasi Komisurotomi bedah terbuka Fibrilasi Atrium (belum jelas mekanismenya) Endokarditis Hipertensi Pulmonal Emboli Sistemik
11.Prognosis Harapan hidup keseluruhan 10 tahun dari yang hidup setelah dioperasi penggantian
katup mitral ialah kira-kira 60 persen. Prognosis jangka panjang adalah paling buruk pada pasien tua dan pasien
ketidakmampuan yang nyata sekali dan depresi indeks kardiak praoperatif yang mencolok.
12.Pencegahan Mencegah terjadi demam rematik dimana pada anak – anak kadang terjadi setelah
strep throat yang tidak diobati dengan sempurna.