laporan tutorial flour

Upload: christian-agung-prasetya

Post on 05-Oct-2015

83 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bagus

TRANSCRIPT

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 3 BLOK ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN

FluoridasiDisusun Oleh:Ketua : M. Maulana akbari(131610101049)Scriber Meja : Dewi Muflikah(131610101012)Scriber Papan :Christian agung p (131610101080)Anggota : Zhara H Audilla (131610101003) Ria Dhini M (131610101004) Catur Putri K(131610101005) Alfin Tiara S (131610101008) Yasa N (131610101009) Tita setyanigrum (131610101011) Rr. Nektara Titan D(131610101082) Safira Niza U (131610101087) Anastasia Okta Erisha(131610101091)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS JEMBER2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini, tentang Fluoridasi. Laporan ini disusun untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok I pada skenario ketiga.Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :1. Prof. drg. Dwi Priatmoko, Phd selaku tutor yang telah membimbing jalannya diskusi tutorial kelompok I Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan yang telah memberi masukan yang membantu, bagi pengembangan ilmu yang telah didapatkan.2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikanperbaikan di masa mendatang demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua.

Jember, November 2014

Tim Penyusun

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKesehatan mulut dan gigi telah mengalami peningkatan pada abad terakhir tetapi prevalensi terjadinya karies gigi pada anak tetap merupakan masalah klinik yang signifikan. Suwelo melaporkan prevalensi karies anak prasekolah di DKI Jakarta 89,16% dengan def-t ratarata 7,02 5,25 dan hasil survei di 10 provinsi (19841988) pada daerah kota, prevalensi kariesanak umur 8 tahun 45,20% dengan DMF-T 0,94 serta menurut SKRT 1995, indeks DMF-T anak umur 12 tahun menunjukkan rata-rata 2,21 dengan angka prevalensi sebesar 76,9%. Hal ini menunjukkan suatu keadaan kerusakan gigi yang hampir tanpa penanganan. Agar target pencapaian gigi sehat tahun 2010 menurut WHO bahwa angka DMF-T anak umur 12 tahun sebesar 1 dan didominasi oleh indikator F-T dapat tercapai maka diperlukan suatu tindakan pencegahan.Seluruh tindakan pencegahan baik pencegahan primer, sekunder ataupun tersier harus berdasarkan pada pemeriksaan klinik dan radiografi, penilaian risiko karies, hasil perawatan terdahulu, kemajuan dari riwayat karies terdahulu, pilihan dan harapan orang tua dan dokter gigi akan perawatan serta penilaian kembali pada saat kunjungan berkala.Rampan Karies terjadi karena ketidak seimbangan mineralisasi dalam waktu lama di dalam rongga mulut diakibatkan peningkatan konsumsi karbohidrat atau mungkin karena berkurangnya fluoride. Rampan Karies Juga dapat terjadi karena zat asam erosive. Konsentrasi asam yang tinggi dapat cepat menyebabkan demineralisasi dan menyebabkan karies. Rampan Karies biasanya terjadi pada anak-anak. Namun, terjadinya rampan karies ini dapat dicegah dengan pemberian fluor. Tujuan penggunaan fluor sendiri adalah untuk melindungi gigi dari karies. Fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisma bakteri plak yang dapat memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit. Fluor telah digunakan secara luas untuk mencegah karies. Penggunaan fluor dapat dilakukan dengan fluoridasi air minum, makanan, pasta gigi dan obat kumur mengandung fluor, pemberian tablet fluor, dan topikal varnish. Melihat banyaknya keuntungan yang ditimbulkan oleh penggunaan fluor, perlu sebagai mahasiswa kedokteran gigi untuk mengetahui keuntungan Maupun kerugian penggunaan fluor, penggunaan fluor secara topical maupun sistemik, mekanisme perlindungan fluor terhadap gigi, dan juga klasifikasi fluorosis.

1.2 Rumusan masalahDalam tutorial ini terdapat beberapa landasan rumusan masalah, yaitu:1. Apa saja sumber-sumber flour?2. Bagaimana tehnik aplikasi flour secara lokal dan sistemik? dan berikan contoh?3. Nagaimana efektifitas pemberian Flour dengan cara lokal dan sistemik4. Bagaimana mekanisme terjadinya Fluorosis?5. Bagaimana mekanisme Flour terhadap pencegahan karies?6. Berapa kadar dan dosis Flour yang aman untuk digunakan?

1.3 Mapping

Sumber flour

lokalsistemik

flour

KelebihanSesuaikekurangan

pencegahan

Flourodasi

fluorosis dan kerusakan organ lainnyatahan terhadap keriesgigi rapuh dan mudah terjadi karies

1.4 TujuanDalam diskusi tutorial di skenario ini terdapat beberapa tujuan yang akan di capai yaitu:1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan macam-macam sumber flour.2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan aplikasi dan mekanisme flour secara local dan sistemik.3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan indikadi dan kontra indikasi penggunaan flour.4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskanefek dai kekurangan dan kelebihan flour.5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mekanisme pencegahan karies menggunakan flour.6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dosis dan kadar yang tepat dalam penggunaan flour.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 FlourFluor adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang F dan nomor atom 9. Namanya berasal dari bahasa Latin fluere, berarti "mengalir Dalam bentuk murninya dia sangat berbahaya, dapat menyebabkan pembakaran kimia parah begitu berhubungan dengan kulit. Flour merupakan unsur nonlogam yang paling elektronegatif, oleh sebab itu juga merupakan unsur yang paling reaktif. Jika didekatkan dengan bahan-bahan yang terbuat dari minyak dan gas maka akan dapat menimbulkan api. Fluor sangat reaktif sehingga jarang ditemukan dalam keadaan bebas, fluor biasa dijumpai berikatan dengan unsur atau senyawa lain, sehingga biasanya berbentuk dalam senyawa seperti fluorit , kriolit, dan apatit. Fluor yang berikatan dengan oksigen akan membentuk senyawa fluorida, yang terdapat dalam mineral yang terlarut dalam air sungai dan air laut. Fluor merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang. Kekerasan gigi dan tulang ditentukan oleh kadar senyawa-senyawa kalsium yang tinggi di dalam tulang. Fluor adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk laut. Fluor tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam. Ia bergabung dengan unsur lain membentuk senyawa fluoride. Fluor biasa ditemukan pada ikan, daging, sayuran, buah-buahan, susu, ikan teri serta air minum yang telah terfluoridasi. Fungsi fluor untuk tubuh sangatlah banyak sekali, terutama fungsi yang berkaitan dengan pembentukan gigi dan tulang. Fungsi fluor untuk tulang adalah membantu mineralisasi tulang dan mencegah osteoporosis. Sedangkan fungsi fluor pada gigi adalah untuk mengurangi insiden terjadinya karies dengan menghambat metabolism bakteri karies, menghambat demineralisasi enamel dengan meningkatkan remineralisasinya. Pemakaian fluor pada gigi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan cara sistemik maupun topical. Cara sistemik ini berpengaruh pada waktu pertumbuhan dan perkembangan gigi. Sedangkan cara topical pengaruhnya ialah pada saat gigi tersebut telah tumbuh untuk melindungi gigi. Fluor ini memiliki dampak yang sangat banyak bagi tubuh. Selain dampak positif yang telah dijelaskan diatas, dampak negative kekurangan serta kelebihan fluor sangatlah banyak. Seperti dampak kekurangan fluor yaitu gigi akan mudah rapuh dan rentan terserang karies. Sedangkan jika konsumsi fluor secara berlebih juga menimbulkan keadaan negative yang disebut fluorosis, keadaan ini ditandai dengan adanya mottled enamel pada gigi serta dapat menimbulkan kerusakan ginjal jika dikonsumsi dalam dosis yang tinggi.

2.2 Fluoridasi Air MinumMenurut sejarah fluoridasi air minum,lebih dari 65 tahun dahulu pada Januari 25,1945 Grand Rapids di Michigan menjadi bandar pertama di dunia yang telah memfluoridasikan bekalan airnya. Fluoridasi air ini bermula apabila berlaku penemuan secara tidak sengaja ,yaitu pada awal tahun 1900, apabila orang mendapati bahawa penduduk di bandar yang kadar fluor di dalam airnya secara natural lebih tinggi mempunyai gigi yang lebih sehat. Jadi untuk menguji korelasi antara fluor dan karies gigi,pada tahun 1945 sebanyak 4 buah bandar di Amerika dan satu bandar di Kanada telah mengambil bagian di dalam studi terkontrol fluoridasi air. Hasilnya sangat bagus, yaitu menunjukkan bahawa fluor bisa digunakan untuk menghalang karies gigi. Sejak dari itu, fluoridasi air telah menyebabkan peningkatan kesehatan oral bukan sahaja penduduk di Amerika malahan di seluruh dunia.Sehingga kini, terdapat 40 buah negara yang memfluoridasikan sumber air mereka. Dalam sesetengah kasus,hanya sebagian kecil proporsi daripada populasi itu yang memfluoridasikan air minum. Estimasi populasi negara-negara di dunia yang memfluoridasikan air oleh British Fluoridation Society (2004) adalah : Amerika (64%), Kanada (43%), Panama (18%), Republik Ireland (73%), Ausralia (61%), Israel(75%), Malaysia (70%), United Kingdom (10%), Singapore (100%), Brazil (41%), Argentina(21%), Chile (40%), Sepanyol (10%), Columbia (80%). Hong Kong juga turut memfluoridasikan air dengan 100% dari penduduknya menggunakan air tersebut.Tiada sumber ditemukan yang menyatakan bahawa di Indonesia dilakukan pemberian fluoridasi secara sistemik yaitu fluoridasi air minum, namun terdapat penelitian di Kodya Banjarmasin oleh Sintawati et al (2001) dimana dilakukan studi evaluasi pertama fluoridasi air minum yang dilakukan selama 5 tahun mulai tahun 1997 hingga 2002. Studi ini dilakukan setelah hasil studi survei status kesehatan gigi pada kelompok usia 12 tahun di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 1994 didapatkan prevalensi karies gigi tinggi = 90.67% dengan DMTF= 3.44. Hasil evaluasi II pada tahun kedua didapati sudah ada perbaikan tahap karies gigi dan dari hasil wawancara ternyata 90% masyarakat setuju dengan penambahan fluoridasi dalam air minum. pertumbuhan dan perkembangan gigi. Sedangkan cara topical pengaruhnya ialah pada saat gigi tersebut telah tumbuh untuk melindungi gigi. Fluor ini memiliki dampak yang sangat banyak bagi tubuh. Selain dampak positif yang telah dijelaskan diatas, dampak negative kekurangan serta kelebihan fluor sangatlah banyak. Seperti dampak kekurangan fluor yaitu gigi akan mudah rapuh dan rentan terserang karies. Sedangkan jika konsumsi fluor secara berlebih juga menimbulkan keadaan negative yang disebut fluorosis, keadaan ini ditandai dengan adanya mottled enamel pada gigi serta dapat menimbulkan kerusakan ginjal jika dikonsumsi dalam dosis yang tinggi.

BAB IIIPEMBAHASAN3.1 Sumber FlourFluor terdapat pada udara, air, tanah, tumbuhan dan hewan. Konsentrasi fluor di udara/atmosfer kurang dari 0,1 g/m3 . Di air, terbanyak sebagai ion atau berikatan dengan aluminium. Konsentrasi fluor ini tergantung lokasinya. Air dipermukaan laut mengandung fluor 0,01-0,3mg/L. Air laut lebih banyak mengandung fluor daripada air tawar yaitu sebanyak 1,2-1,5 mg/L. Air minum, baik yang berasal dari air tanah, air PAM, dan air kemasan mempunyai kadar fluor yang sangat rendah (jauh di bawah 0,3 ppm). Air yang diperdagangkan sebagai air mineral atau air kemasan (lebih dari 12 merek dagang) telah diteliti, ternyata kadar fluoridanya rata-rata 0.07 ppm. Dengan meningkatnya penggunaan air kemasan untuk keperluan sehari-hari, maka perlu dipikirkan penambahan fluor secara sistematik untuk pencegahan karies (Anggara, 2003). Pada ASI, kandungan fluor lebih sedikit bila dibandingkan dengan susu formula yaitu mencapai 5-10 g/L. Di tanah mengandung fluor sebanyak 20-1000 g/g. Fluor disimpan pada lapisan tanah paling luar, tengah maupun dalam. Komponen yang paling penting untuk tumbuhan dan manusia adalah fluor yang soluble. Selain terdapat di air tanah, fluor juga terdapat pada sayur-sayuran, buah-buahan, minuman, ikan, daging dan lain-lainnya. Hampir semua makanan mengandung fluor, namun kadar fluor tertinggi adalah ikan teri, sawi, dan teh (Anggara, 2003). Produk-produk untuk kesehatan gigi sepeti pasta gigi dan mouthwash mengandung fluor. Pada pasta gigi untuk dewasa mengandung 1000-1500 g/g, sedangkan pada anak-anak lebih rendah yaitu 250-500 g/g. Mouth rinse mengandung 230-500 mg/L dan mouthwash 900-1000mg/L .3.2 Manfaat Fluor terhadap gigiDalam penggunaannya, flour mempunyai banyak sekali manfaat dalam pertumbuhan dan perkembangan gigi, berikut adalah manfaat flour jika di tinjau berdasarkan waktu erupsinya:a. Pra Erupsi1. Selama pembentukan gigi, fluorida melindungi enamel dari pengurangan sejumlah matriks yang dibentuk.2. Pembentukan enamel yang lebih baik dengan kristal yang lebih resisten terhadap asam.3. Pemberian yang optimal, kristal lebih besar, kandunga karbonat lebih rendah kelarutan terhadap asam berkurang.4. Pengurangan jumlah & ukuran daerah yang menyebabkan akumulasi makanan dan plak.b. Pasca Erupsi1. Fluoroapatit Menurunkan Kelarutan Enamel Dalam Asam2. Fluoroapatit lebih padat & membtk kristal sedangdaerah permukaan yg bereaksi dengan asam lebih sedikit.3. Pembentukan kalsium fluorida pada permukaan kristal (lapisan pelindung karena sedikit larut dalam asam.4. Fluoride menggantikan ion karbonat dalam struktur apatit. Kristal apatit dg karbonat rendah lebih stabil & kurang larut dibanding karbonat tinggi5. Adanya fluoride dlm saliva meningkatkan remineralisasi, shg merangsang perbaikan / penghentian lesi karies awal6. Fluoride menghambat banyak sistem enzim. Hambatan thd enzim yg terlibat dlm pembentukan asam serta pengangkutan & penyimpanan glukosa dlm streptokokus oral dan juga membatasi penyediaan bahan cadangan utk pembuatan asam dlm sintesa polisakarida.3.3 Fungsi Fluor Dalam Menghalang dan Mengkontrol Karies GigiKaries gigi adalah disebabkan oleh produk yang dihasilkan oleh bakteri (misalnya asam) yang melarutkan permukaan keras enamel gigi dan menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak dirawat, bakteria bisa penetrasi enamel,menyerang dentin dan akhirnya sampai ke jaringan paling dalam dimana terdapat serabut saraf dan pembuluh darah. Karies gigi bisa menyebabkan hilangnya struktur gigi,nyeri dan gigi rusak sama sekali dan bisa berlanjut kepada infeksi sistemik yang akut.Bakteri kariogenik yaitu bakteria yang menyebabkan karies gigi berada didalam plak gigi. Plak adalah matriks organik dari bakteri,debris makanan,mukosa sel yang mati dan komponen saliva yang melekat pada enamel gigi. Plak ini juga turut mengandung mineral seperti kalsium dan fosforus dan juga protein,polisakarida,karbohidrat dan lipid. Bakteri kariogenik ini menghasilkan polisakarida yang menguatkan lagi perlekatan antara plak kepada enamel. Jadi pada tahap awal bagaimana karies gigi terjadi adalah apabila bakteriaini memetabolisa substrat dari diet seperti gula dan fermentasi karbohidrat dan asam yang dihasilkan oleh bakteri ini menyebabkan pH rendah dan demineralisasi enamel gigi berlaku. Demineralisasi melibatkan kehilangan kalsium,fosfat dan karbonat. Mineral ini kemudiannya diambil oleh plak disekitarnya dan tersedia untuk reuptake oleh permukaan enamel. Fluor bekerja mengkontrol karies gigi pada tahap awal dengan pelbagai cara. Fluor berkonsentrasi di plak dan saliva menghambat demineralisasi enamel dan meningkatkan remineralisasi enamel yang telah mengalami demineralisasi. Apabila asam yang diproduksi oleh bakteri kariogenik menyebabkan penurunan pH pada permukaan gigi-plak,fluor akan dilepaskan dari plak. Fluor yang dilepaskan ini dan fluor yang berada didalam saliva bersama-sama kalsium dan fosfat akan diambil oleh gigi yang mengalami demineralisasi untuk memperkuat struktur kristal enamel. Struktur ini lebih resisten terhadap asam dan mengandung lebih banyak fluor dan kurang karbonat. Fluor lebih mudah diambil oleh enamel demineralisasi berbanding sound enamel. Siklus demineralisasi dan remineralisasi berlanjut sepanjang hayat gigi tersebut.Fluor turut menghambat karies gigi dengan mengganggu aktivitas bakteri kariogenik. Semasa fluor berkonsentrasi di plak gigi,ia menghambat proses metabolisme karbohidrat oleh bakteria dan mengganggu produksi polisakarida oleh bakteri.Fluor mempunyai tiga mekanisme aksi dasar, yaitu:1. Menghambat metabolisme bakteriFluor yang terionisasi (F-) tidak dapat menembus dinding dan membran bakteri , tetapi dapat masuk ke sel bakteri kariogenik dalam bentuk HF. Ketika pH plak turun akibat bakteri yang menghasilkan asam, ion hydrogen akan berikatan dengan fluor dalam plak membentuk HF yang dapat berdifusi secara cepat ke dalam sel bakteri. Di dalam sel bakteri, HF akan terurai menjadi H+ dan F-. H+ akan membuat sel menjadi asam dan F- akan mengganggu aktivitas enzim bakteri. Contohnya fluor menghambat enolase (enzim yang dibutuhkan bakteri untuk metabolisme karbohidrat). Terperangkapnya fluor di dalam sel merupakan proses yang kumulatif.2. Menghambat demineralisasiMineral di dalam gigi (email, sementum, dentin) dan tulang adalah karbonat hidroksiapatit, dengan formula Ca10-x(Na)x(PO4)6-y(CO3)z(OH)2-u(F)u. Pada saat perkembangan gigi, mineral pertama yang hilang adalah karbonat (CO3) yang menyebabkan terbentuknya ruangan di dalam kristal. Saat demineralisasi, mineral yang hilang adalah karbonat, tetapi selama remineralisasi karbonat tidak akan terbentuk kembali melainkan digantikan oleh mineral yang baru. Pada kristal yang mengalami defisiensi kalsium tetapi kaya karbonat, akan lebih rentan terhadap asam selama demineralisasi. Karbonat hidroksiapatit (CAP) lebih larut dalam asam daripada hidroksiapatit (HAP= Ca10(PO4)6(OH)2) dan fluorapatit (FAP= Ca10(PO4)6F2) dimana ion OH- pada hidroksiapatit digantikan oleh F- menghasilkan FAP yang sangat resisten terhadap disolusi asam.3. Meningkatkan remineralisasiKetika saliva mengenai plak dan komponen-komponennya, saliva dapat menetralisasi asam sehingga menaikkan pH yang akan menghentikan demineralisasi. Saliva bersama kalsium dan fosfat akan menarik komponen yang hilang ketika demineralisasi kembali menyusun gigi. Permukaan kristal yang terdemineralisasi yang terletak antara lesi akan bertindak sebagai nukleatordan permukaan baru akan terbentuk. Proses tersebut disebut remineralisasi, yaitu penggantian mineral pada daerah-daerah yang terdemineralisasi sebagian akibat lesi karies pada email atau dentin (termasuk bagian akar). Fluor akan meningkatkan remineralisasi dengan mengadsorpsi pada permukaan kristal menarik ion kalsium diikuti dengan ion fosfat untuk pembentukan mineral baru. Mineral yang baru terbentuk disebut veneer yang tidak mengandung karbonat dan komposisinya memiliki kemiripan antara HAP dan FAP. FAP mengandung sekitar 30.000 ppm fluor dan memiliki kelarutan terhadap asam yang rendah. Mineral yang baru terbentuk memiliki sifat seperti FAP yang kelarutan dalam asam lebih rendah daripada CAP.

3.4 Aplikasi dan Mekanisme Flour Secara Sistemik dan Lokala. Pemberian Fluor Secara SistemikFluoride sistemik adalah fluoride yang diperoleh tubuh melalui pencernaan dan ikut membentuk struktur gigi. Fluoride sistemik juga memberikan perlindungan topikal karena fluoride ada di dalam air liur yang terus membasahi gigi. Fluoride sistemik ini meliputi fluoridasi air minum dan melalui pemberian makanan tambahan fluoride yang berbentuk tablet, tetes atau tablet isap. Namun di sisi lain, para ahli sudah mengembangkan berbagai metode penggunaan fluor, yang kemudian dibedakan menjadi metode perorangan dan kolektif. Berikut adalah mekanisme fluor secara sistemik:1. AbsorpsiKira-kira 75-90 % dari fluor yang dikonsumsi diserap. Didalam lambung yang bersifat asam, fluor dikonversi menjadi hidrogen fluorida (HF) dan hamper 40% dari fluor yang dikonsumsi diserap oleh lambung dalam bentuk HF. pH asam lambung yang tinggi akan mengurangkan absorpsi dengan mengurangkan konsentrasi HF. Fluor yang tidak diabsorpsi dilambung akan diserap oleh usus dan pH tidak mempengaruhi absorpsinya berbanding di lambung. Kadar kation yang tinggi yang bisa membentuk kompleks dengan fluor (seperti kalsium,magnesium dan aluminium) turut menyebabkan menurunnya absorpsi fluor di gastrointestinal.2. DistribusiSetelah diabsorpsi ke dalam darah,fluor didistribusikan keseluruh tubuh dengan kira-kira hampir 99% fluor berada di daerah yang tinggi kandungan kalsium seperti tulang dan gigi (dentin dan enamel) dimana ia tersusun seperti crystal lattice. Fluor bisa meleawti plasenta dan dijumpai didalam air susu ibu pada kadar yang rendah yaitu sama seperti di dalam darah. Pada kondisi tertentu,kadar fluor pada plasma juga dapat menjadi indikasi kepada kadar fluor didalam air minum yang dikonsumsi. USNRC (1993) mengatakan bahawa Air merupakan sumber utama untuk pengambilan fluor,konsentrasi fluor plasma puasa pada dewasa muda dan dewasa dalam mikromol per liter secara kasarnya sama dengan konsenteasi fluor didalam air minum dalam unit miligram per liter.3. EkskresiFluor diekskresikan secara primer oleh urin (ICPS,2002). Urinary fluor clearance meningkat dengan pH urin disebabkan oleh penurunan konsentrasi HF. Pelbagai faktor seperti diet dan obat-obatan yang bisa memberi efek kepada pH urin dan ini seterusnya akan memberi efek terhadap fluoride clearance dan retention

FluorGambar. Mekanisme penyerapan dan distribusi flour secara sistemik.

Contoh penggunaan kolektif yaitu fluoridasi air minum (biasa kita peroleh dari air kemasan) dan fluoridasi garam dapur (Ars creation, 2010). Terdapat tiga cara pemberian fluor secara sistemik, yaitu :1. Fluoridasi air minumTelah dibuktikan, apabila dalam air minum yang dikonsumsi oleh suatu daerah, atau kota tertentu dibubuhi zat kimia fluor maka penduduk di situ akan terlindung dari karies gigi. Pemberian fluor dalam air minum ini jumlahnya bervariasi antara 1-1,2 ppm (part per million). Selain dapat mencegah karies, fluor juga mempunyai efek samping yang tidak baik yaitu dengan adanya apa yang disebut mottled enamel pada mottled enamel gigi-gigi kelihatan kecoklat-coklatan, berbintik-bintik permukaannya dan bila fluor yang masuk dalam tubuh terlalu banyak, dapat menyebabkan gigi jadi rusak sekali.Konsentrasi optimum fluorida yang dianjurkan dalam air minum adalah 0,71,2 ppm. Menurut penelitian Murray and Rugg-gun cit. Linanof bahwa fluoridasi air minum dapat menurunkan karies 4050% pada gigi susu.

Gambar 1. Fluoridasi pada air minum publik (Charleshamel, 2008)2. Pemberian fluor melalui makananKadang-kadang makanan yang kita makan sudah mengandung fluor yang cukup tinggi, hingga dengan makanan itu saja sudah mencegah terjadinya karies gigi. Jadi harus diperhatikan bahwa sumber yang ada sehari-hari seperti di rumah, contohnya di dalam air mineral, minuman ringan dan makanan sudah cukup mengandung fluoride. Karena itu makanan fluoride harus diberikan dengan hati-hati. Makanan tambahan fluoride hanya dianjurkan untuk mereka (terutama anak-anak) yang tinggal di daerah yang sumber airnya rendah fluor atau tidak difluoridasi. Fluoride dapat berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan. Apabila pemakaian fluoride tidak terkontrol dan tidak disiplin, maka tidak akan mencapai sasaran dan dapat menyebabkan kerusakan gigi. Contohnya adalah fluorosis.

3. Pemberian fluor dalam bentuk obat-obatanPemberian fluor dapat juga dilakukan dengan tablet, baik itu dikombinasikan dengan vitamin-vitamin lain maupun dengan tablet tersendiri. Pemberian tablet fluor disarankan pada anak yang berisiko karies tinggi dengan air minum yang tidak mempunyai konsentrasi fluor yang optimal (2,2 mg NaF, yang akan menghasilkan fluor sebesar 1 mg per hari) (Ami Angela, 2005). Tablet fluor dapat diberikan sejak bayi berumur 2 minggu hingga anak 16 tahun. Umur 2 minggu-2 tahun biasanya diberikan dosis 0,25 mg, 2-3 tahun diberikan 0,5 mg, dan 3-16 tahun sebanyak 1 mg.

b. Penggunaan Fluor Secara TopikalMenurut Angela (2005), tujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi dari karies, fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan asam. Reaksi kimia : Ca10(PO4)6(OH)2+F Ca10(PO4)6(OHF)

menghasilkan enamel yang lebih tahan asam sehingga dapat menghambat proses demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi. Remineralisasi adalah proses perbaikan kristal hidroksiapatit dengan cara penempatan mineral anorganik pada permukaan gigi yang telah kehilangan mineral tersebut. Demineralisasi adalah proses pelarutan kristal hidroksiapatit email gigi, yang terutama disusun oleh mineral anorganik yaitu kalsium dan fosfat, karena penurunan pH plak sampai mencapai pH kritis (pH 5) oleh bakteri yang menghasilkan asam.Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah dilakukan sejak lama dan telah terbukti menghambat pembentukan asam dan pertumbuhan mikroorganisme sehingga menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam mempertahankan permukaan gigi dari proses karies. Penggunaan fluor secara topikal untuk gigi yang sudah erupsi, dilakukan dengan beberapa cara:

1. Topikal AplikasiTopikal aplikasi fluor adalah pengolesan langsung fluor pada enamel. Setelah gigi dioleskan fluor lalu dibiarkan kering selama 5 menit, dan selama 1 jam tidak boleh makan, minum atau berkumur.

Gambar. Topikal Aplikasi Fluor.Sediaan fluor dibuat dalam berbagai bentuk yaitu NaF, SnF, APF yang memakainya diulaskan pada permukaan gigi dan pemberian varnish fluor. NaF digunakan pertama kali sebagai bahan pencegah karies. NaF merupakan salah satu yg sering digunakan karena dapat disimpan untuk waktu yang agak lama, memiliki rasa yang cukup baik, tidak mewarnai gigi serta tidak mengiritasi gingiva. Senyawa ini dianjurkan penggunaannnya dengan konsentrasi 2%, dilarutkan dalam bentuk bubuk 0,2 gram dengan air destilasi 10 ml. Sekarang SnF jarang digunakan karena menimbulkan banyak kesukaran, misalnya rasa tidak enak sebagai suatu zat astringent dan kecenderungannya mengubah warna gigi karena beraksinya ion Sn dengan sulfida dari makanan, serta mengiritasi gingiva. SnF juga akan segera dihidrolisa sehingga harus selalu memakai sediaan yang masih baru. Konsentrasi senyawa ini yang dianjurkan adalah 8%. Konsentrasi ini diperoleh dengan melarutkan bubuk SnF2 0,8 gramdengan air destilasi 10 ml. Larutan ini sedikit asam dengan pH 2,4-2,8. APF lebih sering digunakan karena memiliki sifat yang stabil, tersedia dalam bermacam-macam rasa, tidak menyebabkan pewarnaan pada gigi dan tidak mengiritasi gingiva. Bahan ini tersedia dalam bentuk larutan atau gel, siap pakai, merupakan bahan topikal aplikasi yang banyak di pasaran dan dijual bebas. APF dalam bentuk gel sering mempunyai tambahan rasaseperti rasa jeruk, anggur dan jeruk nipis.2. Pasta gigi fluorPenyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor terbukti dapat menurunkan karies. Akan tetapi pemakaiannya pada anak pra sekolah harus diawasi karena pada umunya mereka masih belum mampu berkumur dengan baik sehingga sebagian pasta giginya bisa tertelan. Kebanyakan pasta gigi yang kini terdapat di pasaran mengandung kira-kira 1 mg F/g ( 1 gram setara dengan 12 mm pasta gigi pada sikat gigi) (Kidd dan Bechal, 1991).3. Obat kumur dengan fluor Obat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies sebanyak 20-50%. Penggunaan obat kumur disarankan untuk anak yang berisiko karies tinggi atau selama terjadi kenaikan karies. Berkumur fluor diindikasikan untuk anak yang berumur diatas enam tahun karena telah mampu berkumur dengan baik dan orang dewasa yang mudah terserang karies, serta bagi pasien-pasien yang memakai alat ortho.

3.5 Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan FluorA. Indikasi1. pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai tinggi.2. gigi dengan permukaan akar yang terbuka.3. gigi yang sensitive.4. anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh:Down syndrome).5. pasien yang sedang dalam perawatan orthodonticB. Kontraindikasi1. pasien anak dengan resiko karies rendah.2. pasien yang tinggal di kawasan dengan air minum berfluor.3. terdapat ada kavitas besar yang terbuka.

3.6 Efek berlebihan dan Kekurangan Flour1. Efek terhadap Gigi dan TulangEfek fluor yang berlebihan pada gigi dipanggil fluorosis gigi. Fluorosis gigi merujuk kepada perubahan tampilan enamel gigi yang disebabkan oleh pengambilan fluor dalam jangka masa panjang ketika gigi sedang berkembang. Perubahan tampilan enamel gigi adalah warna gigi menjadi tidak putih,pucat dan buram. Ini bisa berupa tompokan putih yaitu masih pada tahap ringan sehingga kepada tompokan gelap atau hitam. Warna gigi yang gelap atau hitam ini terlihat pada fluorosis yang lebih berat dan enamelnya juga menjadi lunak dan rapuh. Tanda pertamanya berupa erupsi gigi dengan enamel yang berbintik-bintik (mottled enamel). Fluorosis gigi disebabkan konsumsi fluor yang terlalu banyak dalam jangka masa panjang ketika gigi masih berkembang didalam gusi. Jadi hanya anak-anak berumur 8 tahun dan ke bawah yang beresiko karena ketika usia ini gigi yang permanen sedang berkembang didalam gusi. Oleh sebab itu,fluorosis gigi hanya berlaku pada anak-anak,tidak berlaku pada dewasa. Keparahan kondisi ini tergantung kepada dosis,durasi dan masa pengambilan fluor.Berlaku peningkatan fluorosis gigi terutamanya yang tahap ringan disebabkan banyak sumber fluor tersedia yang pada mulanya digunakan untuk menghalang dari berlakunya karies gigi. Sumber-sumber ini termasuklah air minum yang difluoridasi dan pasta gigi berfluorida, terutamanya jika pasta gigi ini tertelan oleh anak-anak ketika menyikat gigi.Patofisiologi FlourosisMekanisme tepat tindakan dari fluoride dalam menyebabkan fluorosis tidak diketahui. Kelebihan konsumsi fluoride selama perkembangan gigi adalah yang paling penting Faktor etiologi untuk fluorosis. Fluorida diketahui mempengaruhi jaringan termineralisasi dari tubuh, dan ketika dikonsumsi lebih dari tingkat optimal, itu mengganggu proses mineralisasi. Efek dari fluoride pada pembentukan enamel menyebabkan fluorosis gigi hanya terjadi selama pengembangan enamel. Efek ini pada manusia bersifat kumulatif dan dosis tergantung pada total asupan fluorida dari semua sumber dan durasi paparan fluoride. Mineralisasi Enamel sangat sensitif terhadap fluoride gratis ion, yang unik mempromosikan hidrolisis prekursor asam seperti octacalcium fosfat dan pengendapan kristal apatit fluoride. Setelah fluoride yang tergabung menjadi kristal enamel, ion kemungkinan mempengaruhi proses mineralisasi berikutnya oleh mengurangi kelarutan mineral, sehingga modulasi komposisi ionik dalam cairan yang mengelilingi mineral. merangkum efek fluoride pada gigi selama berbagai tahap perkembangan gigi pada tabel berikut: Fluorosis dapat diklasifikasikan menjadi: 1. Penggunaan air berfluoride pada tingkat kelas 1ppm yang konstan merupakan penyebab bintik gigi yang paling ringan. 2. Sangat ringan (Very Mild) : dalam jenis ini ada daerah putih sangat kecil yang kadang-kadang terlihat pada permukaan gigi, tapi tidak melibatkan lebih dari 25% dari permukaan gigi. 3. Ringan (Mild) : dalam jenis ini ada keterlibatan gigi lebih luas dan melibatkan 50% dari permukaan gigi. 4. Sedang (Moderate) : gigi memiliki keterlibatan permukaan yang lebih banyak, mengalami atrisi, dan menunjukkan pigmentasi kuning atau coklat. 5. Berat (Severe) : semua permukaan enamel terlibat, terdapat noda coklat yang luas, dan permukaan gigi mengalami korosi.

2. KankerBanyak penelitian dilakukan terhadap pekerja terutamanya dalam bidang peleburan aluminium dilaporkan terdapat peningkatan insiden dan mortalitas akibat kanker paru,kanker kandung kemih dan juga kanker-kanker lain. Hasil penelitian Grandjean, Olsen (2004) di Denmark terhadap pekerja pabrik cyrolite yang berbentuk cohort selama 12 tahun telah menunjukkan hasil yaitu mortalitas total lebih dari 90%. Kematian pekerja-pekerja ini kebanyakannya adalah akibat kanker dengan insiden yang paling tinggi adalah kanker paru primer dan kanker kandung kemih. Grandjean dan Olsen membuat kesimpulan bahawa fluor perlu dipertimbangkan sebagai antara faktor yang menyebabkan kanker kandung kemih dan kanker paru primer. Walaupun banyak penellitian menunjukkan nilai yang signifikan antara assosiasi berbagai kanker dengan pengambilan fluor didalam air minum, namun kebanyakan data dari penelitian adalah tidak konsisten dan terdapat kemungkinan besar kanker disebabkan oleh substansi lain selain dari fluor.

3. Efek Terhadap IQ Berdasarkan kepada penemuan reset yang terkini,didapati bahawa fluor(F) menyebabkan disfungsi neuronal dan cedera pada sinap dengan mekanisme yang melibatkan produksi radikal bebas dan peroksidasi lipid. Dalam penelitian yang berkaitan, Wang et al (2005) telah membuktikan bahawa kerusakan DNA pada otak tikus dewasa karena didedahkan kepada kadar fluor yang tinggi dan kadar iodin yang rendah. Penelitian terbaru telah mendedahkan bahawa kadar F yang tinggi didalam air minum akan menyebabkan depresi abilitas pembelajaran memori( learning-memory) pada tikus Winstar. Terdapat banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat efek kadar fluor yang tinggi didalam air minum terhadap intelligent quotient (IQ). Penelitian oleh Lu et al (2000) di China dan Trivedi et al (2007) di India yang mengkaji mengenai efek kadar fluor yang tinggi didalam air minum terhadap IQ anak-anak telah menunjukkan hasil yang signifikan yaitu anak-anak yang minum air yang kadar fluornya tinggi mempunyai IQ yang lebih rendah berbanding anak-anak yang minum air dengan kandungan fluor yang rendah.Biomekanisme cara kerja dari fluor yang bia menurunkan IQ masih tidak jelas namun terdapat bukti yang menyatakan bahawa ini mungkin melibatkan alterasi lipid membran dan menurunnya aktivitas kholinesterase di otak. Fluor juga diketahui mempunyai adverse effect terhadap aktivitas kholinesterase yang terlibat dalam hidrolisis ester choline. Efek toksik ini bisa menyebabkan perubahan utilisasi acethylcholine,seterusnya memberi efek terhadap transmisi impuls saraf pada jaringan otak. Dari semua penelitian ini,hasil penelitian banyak mengarahkan bahawa kadar fluor yang tinggi pada air minum bisa menyebabkan gangguan pada otak sehingga dapat menurunkan IQ pada seseorang.

BAB IVKesimpulan

1. Pemberian fluor dapat diberikan secara sistemik dan juga topical. 2. Ada 3 mekanisme aksi mendasar untuk mencegah dan menghambat terjadinya karies, yaitu: menghambat metabolism bakteri, menghambat demineralisasi serta meningkatkan remineralisasi. 3. Dampak dari kekurangan fluor dapat menyebabkan : Kerusakan gigi yang berlebihan, kekurangan fluor ini akan mengakibatkan gigi menjadi rapuh. Selain gigi menjadi rapuh, bila kekurangan flour ini dapat menyebabkan gigi mudah terserang karies atau gigi gigis (caries dentis). Terjadi perubahan warna pada gigi anak. Serta dapat terjadi penipisan tulang serta mempunyai dampak lain seperti kanker ataupun menurunkan kecerdasan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Agtini MD, Sintawati, dkk. 2005. Flour dan Kesehatan gigi. Media litbang kesehatanAngela A. 2005. Pencegahan primer pada anak yang beresiko karies tinggi. Maj. Ked. Gigi (Dent. J.). 38 (3):130-34.Herdiyati, Yetty, dkk. 2010. Penggunaan Fluor dalam Kedokteran Gigi. Bandung: FKG UNPAD Houwink, Prof. Dr. B., dkk. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. 1993. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Martnez-Mier EA. 2011. Fluoride: Its Metabolism, Toxicity, and Role in Dental HealthT. Aoba, O. Fejerskov. 2002. DENTALFLUOROSIS: CHEMISTRY AND BIOLOGY.The Nippon Dental University, Department of Pathology.V R N Pradeep Bhagavatula Naga. 2009. Fluorosis in the early permanent dentition: evaluating gene-environment interactions. University of Iowa