laporan tpp 5 fix bangeeeeetttttttt

Upload: kayyis-assegaf

Post on 04-Apr-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Laporan Tpp 5 Fix Bangeeeeetttttttt

    1/18

    Laporan

    Teknik Penyimpanan dan Penggudangan

    Hari/Tanggal : Senin/24Maret 2012

    Gol : P2

    Dosen : Ir. Sugiarto, MSi.

    Asisten :

    1. Dyah Ayu Larasati (F34080054)

    2. Citra Dewi W. Putri (F34080067)

    PENGARUH ETHILEN DAN BAHAN PENYERAP TERHADAP MUTU

    BUAH

    Oleh:

    Dayyus Assegaf F34100047

    Fleni Ayu Kenia Haque F34100065

    Maya Zalena F34100073

    2012

    DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

  • 7/29/2019 Laporan Tpp 5 Fix Bangeeeeetttttttt

    2/18

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangPisang telah ditetapkan sebagai salah satu komoditas buah unggulan

    nasional bersama manggis, mangga, jeruk, dan durian. Selain sebagai komoditas

    unggulan, pisang juga merupakan jenis buah yang memberikan kontribusi besar

    terhadap produksi buah-buahan nasional. Buah pisang merupakan jaringan hidup

    yang tetap melakukan metabolisme yang mengakibatkan perubahan fisiologi

    setelah panen.

    Buah tetap meneruskan reaksi-reaksi metabolisme seperti pada saat masih

    melekat pada tanaman dengan cara mengunakan cadangan makanan. Kehilangan

    cadangan makanan tersebut dapat menyebabkan penurunan mutu. Sedangakan

    tomat menjadi komoditas hortikultura yang sering menjadi pelengkap kebutuhan

    serat bagi tubuh, yang produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah,

    sehingga tamanan tomat masih harus diperhatikan dalam peningkatan

    produksinya dan kualitasnya.

    Pematangan buah umumnya terjadi dalam tiga tahap, yaitu tahap

    praklimakterik, tahap klimakterik, dan tahap senesence atau buah telah lewat

    matang. Tahap praklimakterik adalah tahap dimana buah masih dalam keadaan

    bebas etilen. Berakhirnya tahap praklimakterik berarti dimulainya tahap

    klimakterik. Secara fisiologi, tahap klimakterik terlihat dengan meningkatnya

    respirasi dan produksi etilen. Peningkatan respirasi dan gas etilen dapat

    meyebabkan berbagai perubahan pada buah yang tidak hanya membuat buah

    matang, tetapi juga dapat menurunkan kualitas buah. Oleh karena itu, perlu

    dilakukannya praktikum ini untuk mengetahui pengaruh karbit, kapur, danvitamin C pada susut bobot, kekerasan, warna, pH juice, sensori, dan tanda-tanda

    fisiologi pada buah terutama pisang dan tomat.

    B. TujuanMengetahui pengaruh gas ethilen, KMnO4 ,oxygen scavengerdan bahan

    penyerap lainnya terhadap perubahan mutu buah selama penyimpanan, serta

    dapat menentukan kondisi penyimpanan yang sesuai untuk komoditi buah.

  • 7/29/2019 Laporan Tpp 5 Fix Bangeeeeetttttttt

    3/18

    II. METODOLOGI

    A. Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah buah pisang,

    tomat, karbit, vitamin C, kapur, KmnO4, palstik LDPE, penetrometer, pH meter,

    mortar, air, gelas ukur, kolorimeter, dan pisau. susut bobot, warna, kekerasan, pH

    juice, sensori dan tanda-tanda fisiologis.

    B. Metodelogi

    Siapkan buah utuhdengan ukuran yang

    sama

    Masukkan karbit atau

    , vitamin C

    yang telah di bungkus

    Plastik ditutup

    rapat atau dislim

    Masukkan buahdalam kantung

    plastik LDPE

    Dicuci dengan larutandeterjen

    Simpan buah dalam

    kemasan disuhu

    ruang dan dibuat pula

    kontrolnya (tanpa

    kemasan dan dikemas

    tanpa ada bahanpenyerap

    Uji yang dilakukan susut

    bobot, pH juice, warna,

    kekerasan, sensori, dan

    tanda-tanda fisiologi

    Analisis dilakukan

    selama 1 minggu

  • 7/29/2019 Laporan Tpp 5 Fix Bangeeeeetttttttt

    4/18

    III. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Pengamatan[Terlampir]

    B. PembahasanBuah-buahan merupakan bahan pangan yang memiliki arti penting

    sebagai sumber vitamin, mineral dan zat lain untuk menunjang kecukupan gizi

    tubuh. Buah dapat dikosumsi baik dalam keadaan masih mentah maupun sudah

    mencapai kematangan. Namun, sebagian besar buah yang dikonsumsi adalah

    buah yang sudah matang. Dalam peningkatan hasil buah yang matang baik secara

    kualitas dan kuantitas dapat dilakukan dengan substansi tertentu yaitu zat

    pengatur pertumbuahan ethilen. Peranan ethylene dalam pematangan buah dapat

    diatur konsentrasinya guna mempercepat pematangan buah atau bahkan

    mencegah produksi dan aktifitas ethyelen dalam usaha penyimpanan buah-

    buahan.

    Ethilen merupakan hormon berbentuk gas yang dapat digolongkan

    sebagai zat pengatur pertumbuhan (phytohormon) yang aktif dalam pematangan

    buah yang memiliki rumus kimia C2H2. Ethilen dapat disebut sebagai hormon

    karena memenuhi persyaratan sebagai hormon, yaitu dihasilkan oleh tanaman,

    bersifat mobil dalam jaringan tanaman dan merupakan senyawa organik. Ethilen

    dalam tanaman dapat ditemukan dalam bagian buah, bunga, biji, daun dan akar

    (Winarno, 1992).

    Gas ethilen memiliki beberapa fungsi yaitu, mendorong pematangan,

    memberikan pengaruh yang berlawanan dengan beberapa pengaruh darihormonauksin, mendorong atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan

    akar, daun, batang dan bunga, dan merupakan meristem apikal tunas ujung, daun

    muda, dan embrio dalam biji. Pembentukan ethilen dipengaruhi oleh beberapa

    faktor, pertama kerusakan mekanis, adanya kerusakan pada jaringan tanaman

    menyebabkan peningkatan pembentukan ethilen. Produksi ethilen juga

    dipengaruhi oleh faktor suhu dan oksigen. Suhu rendah maupun suhu tinggi dapat

    menekan produk ethilen. Pada kadar oksigen di bawah 2 % tidak terbentuk

  • 7/29/2019 Laporan Tpp 5 Fix Bangeeeeetttttttt

    5/18

    ethilen, karena oksigen sangat diperlukan. Oleh karena itu suhu rendah dan

    oksigen rendah digunakan dalam praktek penyimpanan buah-buahan, karena

    akan dapat memperpanjang daya simpan dari buah-buahan tersebut (Kamarani,

    1986).

    Proses pematangan pada buah terjadi dalam dua proses. Pertama, etilen

    mempengaruhi permeabilitas membran sehingga daya permebilitas menjadi lebih

    besar. Kedua, etilen merangsang sintesis protein yang menyebabkan kandungan

    protein meningkat. Protein yang terbentuk akan terlihat dalam proses pematagan

    buah karena akan meningkatkan enzim yang mendorong terjadinya respirasi

    klimaterik (Wereing dan Phillips, 1970). Klimaterik merupakan suatu fase

    dimana banyak terjadi perubahan pada buah. Klimaterik juga diartikan sebagai

    suatu keadaan auto stimulation dalam buah sehingga buah menjadi matang

    yang disertai dengan adanya peningkatan proses respirasi (Hall, 1984). Proses

    klimaterik dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu klimaterik menaik, pucak

    klimaterik dan klimaterik menurun (Kusumo, 1990).

    Pematangan buah-buahan biasanya juga dipercepat dengan menggunakan

    karbit atau kalsium karbida. Karbit yang terkena uap air akan menghasilkan gas

    asetilen yang memiliki struktur kimia mirip dengan etilen alami, zat yang

    membuat proses pematangan di kulit buah. Proses fermentasi berlangsung

    serentak sehingga terjadi pematangan merata. Proses pembentukan ethilen dari

    karbit adalah CaC2 + 2 H2O C2H2 + Ca(OH)2. Dengan penambahan karbit

    pada pematangan buah menyebabkan konsentrasi ethilen menjadi meningkat. Hal

    tersebut menyebabkan kecepatan pematangan buah pun bertambah. Semakin

    besar konsentrasi gas ethilen semakin cepat pula proses stimulasi respirasi pada

    buah. Hal ini disebabkan karena ethilen dapat meningkatkan kegiatan-kegiatanenzim karatalase, peroksidase, dan amilase dalam buah. Selain itu juga, ethilen

    dapat menghilangkan zat-zat serupa protein yang menghambat pemasakan buah.

    Respirasi merupakan proses pemecahan komponen organik (zat hidrat arang,

    lemak dan protein) menjadi produk yang lebih sederhana dan energi. Aktivitas ini

    ditujukan untuk memenuhi kebutuhan energi sel agar tetap hidup (Muzzarelli,

    1985).

    http://id.wikipedia.org/wiki/Airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asetilenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asetilenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asetilenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asetilenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asetilenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kalsium_hidroksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kalsium_hidroksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kalsium_hidroksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kalsium_hidroksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asetilenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Air
  • 7/29/2019 Laporan Tpp 5 Fix Bangeeeeetttttttt

    6/18

    Proses pemasakan buah karena ethilen dapat menyebabkan perubahan

    yang terjadi pada buah, meliputi warna, aroma, kekerasan, flavour (rasa dan bau),

    dan keasaman. Pada praktikum diamati berbagai perubahan buah akibat aktivitas

    ethilen. Perubahan-perubahan yang diamati antara lain susut bobot, warna,

    kekerasan, pH juice, sensori, dan tanda-tanda fisiologis.

    Susut bobot merupakan salah satu indikasi penilaian terhadap kesegaran

    dan mutu buah. Seiring dengan makin lamanya waktu penyimpanan, susut bobot

    akan mengalami peningkatan. Tetap berlangsungnya proses respirasi pada buah

    selama waktu penyimpanan, menurut Kader (1992), akan mengubah gula

    (C6H12O6) menjadi karbondioksida (CO2) dan air (H2O) kemudian mengalami

    penguapan (transpirasi) sehingga susut bobot pun meningkat.

    Perubahan warna dapat terjadi baik oleh proses-proses perombakan

    maupun proses sintetik, atau keduanya. Contoh, pada pisang warna kuning terjadi

    karena hilangnya khlorofil tanpa adanya atau sedikit pembentukan zat

    karotenoid. Kebanyakan buah matang ditandai dengan hilangnya warna hijau.

    Kandungan klorofil buah yang sedang masak lambat laun berkurang. Klimaterik

    klorofilase bertanggung jawab atas terjadinya penguraian klorofil karena bagian

    profirin pada molekul klorofil dapat mengalami oksidasi atau saturasi, sehingga

    warna akan hilang (Fantastico, 1986).

    Selain kehilangan warna hijau, perubahan warna pada buah juga terjadi

    karena reaksi browning. Pada buah utuh, sel-selnya masih utuh, dimana substrat

    yang terdiri atas senyawa-senyawa fenol terpisah dari enzim phenolase sehingga

    tidak terjadi reaksi browning. Apabila sel pecah akibat terjatuh atau memar atau

    terpotong (pengupasan, pengirisan) substrat dan enzim akan bertemu pada

    keadaan aerob sehingga terjadi reaksi browningenzimatis. Pembentukan warnacoklat dikarenakan terjadinya oksidasi senyawa-senyawa fenol dan polifenol oleh

    enzim fenolase dan polifenolase membentuk quinon, yang selanjutnya

    berpolimerisasi membentuk melanin (pigmen berwarna coklat).

    Perubahan kekerasan pada buah disebabkan karena terjadi perombakan

    protopektin yang tidak larut menjadi pektin yang larut atau terjadi hidrolisis zat

    pati atau lemak. Perubahan komponen-komponen buah ini diatur oleh enzim-

    enzim antara lain enzim hidrolitik, poligalakturokinase, metil asetat, selulosa.

  • 7/29/2019 Laporan Tpp 5 Fix Bangeeeeetttttttt

    7/18

    Buah pada umumnya akan memiliki pH yang semakin besar pada saat proses

    pematangan. Hal ini disebabkan karena asam sitrat dapat berkurang sampai 10

    kali dan asam malat berkurang sampai 75 kali (Kusumo, 1990).

    Selain terdapat zat yang mempercepat pematangan buah. Terdapat pula

    zat yang digunakan untuk menghambat pematangan buah. Bahan pertama yang

    umum gunakan adalah kalsium. Kalsium memiliki kemampuan dalam menghambat

    laju respirasi, menunda senesen pada beberapa organ tanaman dan menghambat

    aktifitas enzim-enzim yang menyebabkan kelunakan pada buah sehingga dapat

    menghambat pematangan. Menurut Kerbel dan Njoroge (1993), kalsium (Ca) dapat

    menghambat proses pematangan dan memperpanjang masa simpan buah dengan

    menghambat produksi etilen tanpa mempengaruhi pH, padatan total terlarut maupun

    warna buah. Kalsium yang banyak digunakan adalah kalsium dalam bentuk CaCl2

    (kalsium klorida) dan CaO (kalsium oksida, kapur sirih). Perlakuan CaCl2pada buah

    pepaya efektif menghambat peluanakan dan perubahan warna buah dengan

    meningkatnya konsentrasi kalsium dalam buah. Penelitian dengan memanfaatkan

    CaO (kapur sirih) untuk menghambat proses pematangan buah sampai sejauh ini

    belum ditemukan. Masyarakat umumnya memanfaatkan kapur sirih pada potongan

    buah dengan cara merendamnya selama beberapa waktu sehingga permukaan

    potongan buah tersebut menjadi keras.

    Bahan kedua yang biasanya digunakan sebagai penghambat pematangan

    buah adalah vitamin C. Pada umumnya teknologi pengemasan bahan pangan

    menggunakan satu atau lebih konsep oksidasi asam askorbat (C6H8O6), oksidasi

    serbuk besi, oksidasi pewarna peka cahaya, oksidasi enzimatis, asam lemak tak

    jenuh dan ragi. Diantara bahan makanan tersebut, asam askorbat dianggap yang

    paling luas penerimaannya oleh konsumen. Adapun reaksi yang akan terjadi

    dengan asam L-askorbat adalah asam L-askorbat Asam dehidro L-askorbat +

    H2O. Reaksi asam L-askorbat berlangsung dengan bantuan enzim oksidase atau

    peroksidase. Dari reaksi tersebut dapat dijelaskan bahwa dengan keberadaan

    asam L-askorbat aktif, oksigen didalam kemasan akan menurun karena

    digunakan untuk mengoksidasi asam L-askorbat yang akhirnya akan

    menyebabkan respirasi pada buah menurun dan memperpanjang masa simpan.

    Pisang dan tomat merupakan suatu buah klimaterik yang akan mengalami

    kenaikan respirasi dan kenaikan produksi etlien selama penyimpanan. Karena

  • 7/29/2019 Laporan Tpp 5 Fix Bangeeeeetttttttt

    8/18

    peningkatan etilen mengakibatkan umur penyimpanan buah pisang dan tomat

    menjadi lebih singkat. Untuk menahan produksi etilen pada pisang maka diberi

    suatu bahan penyerap yang dapat menahan produksi etilen yaitu bahan KMnO4.

    Pada praktikum ini penggunaan KMnO4 diganti dengan kapur dan vitamin C.

    Penggunaan bahan penyerap ini tidak menghentikan akan tetapi hanya menahan

    produksi etilen.

    Pada praktikum kali ini menggunakan pisang dan tomat yang diberikan

    beberapa perlakuan berbeda. Pemilihan 3 buah yang ukuran sama, kemudian

    dimasukkan kedalam sebuah plastik LDPE yang didalamnya terdapat etilen atau

    bahan penyerap, sebelumnya buah dicuci dengan menggunakan larutan deterjen,

    dan membuat untuk tiga kali pengamatan. Kemudian diukur susut bobot,

    kekerasan, perubahan warna, sensori, pH. Kelompok pertama menggunakan

    pisang dengan perlakuaan etilen. Pisang dimasukan kedalam plastik dengan

    etilen didalamnya. Hasil yang didapat, untuk hari kedua susut bobot yang semula

    139 gram menjadi 136,2 gram. Penyusutan ini dikarenakan produksi etilen yang

    meningkat dan penambahan etilen yang membuat peningkatan semakin tinggi.

    Etilen menyebabkan bobot dari suatu buah menyusut, karena didalam komponen

    buah tersusun etilen yang mempengaruhi bobot buah. Selain perubahan susut

    bobot, pisang juga mengalami perubahan warna, perubahan yang terjadi adalah

    akibat dari etilen yang dapat mempercepat umur dari pisang, cepatnya umur

    pisang mengakibatkan perubahan warna, warna enzim yang semula hijau,

    menjadi menguning dan terdapat bercak hitam, ciri-ciri dari pematangan hitam

    menurut literatur yaitu warna yang semula cerah kehijauan menjadi kuning yang

    menghitam. Bobot yang menyusut juga mempengaruhi keempukan dari pisang.

    Gas etilen yang keluar dari pisang, mengakibatkan pisang yang keras menjadiempuk. Hasilnya dapat terbukti dari percobaan ini, pisang yang diberi perlakuan

    etilen, kekerasannya menjadi lebih empuk. Gas etilen termasuk senyawa

    hidrokarbon yang merupakan golongan asam, sehingga apabila gas etilen keluar

    dari suatu buah, maka buah tersebut yang semula asam menjadi berubah

    mendekati basa. Hasil dari kelompok satu sesuai dengan literatur, perubahan pH

    dari 5 menjadi 7.

  • 7/29/2019 Laporan Tpp 5 Fix Bangeeeeetttttttt

    9/18

    Vitamin C atau asam askorbat berlimpah dalam sayuran dan buah buahan.

    Sebuah vitamin larut dalam air dan aktioksidan yang kuat, dapat memperbaiki

    jaringan tubuh dan meregerasi jaringan. Penggunaan vitamin C dalam

    penyimpanan buah dapat mengurangi laju pertumbuhan atau produksi etilen,

    karena vitamin C dapat mengikat gas etilen yang keluar dari suatu buah.

    Pengikatan ini tidak menghentikan secara penuh dari aktivitas pengeluaran gas,

    akan tetapi mengurangi aktivitas dari pengeluaran gas. Penggunaan vitamin C

    pada penyimpanan buah, dilakukan oleh kelompok kedua untuk buah pisang.

    Pada praktikum tersebut, susut bobot atau kehilangan susut bobot hanya

    sedikit, hasil dari kelompok dua memperlihatkan perubahan susut bobot. Bobot

    pisang dari 92 gram selama 5 hari hanya kehilangan 2 gram. Perubahan

    warnapun tidak terjadi sesignifikan yang terjadi pada kelompok ini. Perubahan

    warna terjadi hanya pada ujung dari pisang. Selam 5 hari buah tidak mengalami

    pembusukan. Kekerasan dari buah pisang masih stabil. Hasil yang didapatkan

    oleh kelompok dua menunjukan ketidakstabilan kekerasan pada buah pisang,

    kekerasan dari rata rata 14 menjadi 131 dan 52. Hasil ini tidak sesuai dengan

    literatur yang mengatakan bahwa vitamin C dapat mengikat gas etilen yang

    berakibat bahwa kekerasan pada buah masih stabil. Penambahan vitamin C dapat

    menstabilkan kadar asam sehingga perubahan pH pada buah cendrung stabil.

    Hasil praktikum pada praktikum ini menunjukan bahwa perubahan pH masih

    stabil, pH stabil dalam skala 5. Perubahan secara fisiologi juga stabil, perubahan

    terjadi secara simultan. Permukaan pisang masih halus sampai hari kelima,

    perubahan yang terjadi hanya beberapa bagian saja.

    Kapur (CaCO3) adalah sebuah batuan sedimen terdiri dari mineral calcite

    (kalsium karbonat). Sumber utama dari calcite ini adalah organisme laut.Organisme ini mengeluarkan shell yang keluar ke air dan terdeposit di lantai

    samudra sebagai pelagic ooze (lihat lysocline untuk informasi tentang dissolusi

    calcite). Kapur dapat mengikat gas etilen yang keluar dari buah. Kemampuan

    kapur lebih tinggi dalam hal mengikat gas etilen daripada vitamin C, karena

    kapur terdiri dari Ca yang dapat mengkat asam lebih kuat. Kemampuan ini

    mengakibatkan buah yang diberi perlakuan dengan kapur, maka umur pisang

  • 7/29/2019 Laporan Tpp 5 Fix Bangeeeeetttttttt

    10/18

    akan menjadi semakin lambat. Kapur juga dapat menghambat laju respirasi dari

    buah.

    Praktikum dengan menggunakan kapur dilakukan oleh kelompok 3. Hasil

    yang didapatkan tidak jauh beda dengan literatur. Perubahan secara fisiologis dari

    pisang stabil, yang artinya perubahan tidak berubah dengan cepat, warna hijau

    masih terlihat selama 5 hari hal ini menunujukan bahwa pertumbuhan dari pisang

    lamban, bau dari pisang masih tercium bau sepet selam 5 hari, akan tetapi

    kekerasan dari pisang tidak sekeras hari pertama. Perubahan kekerasan ini

    menunjukan bahwa kapur tidak menghentikan sepenuhnya kerja dari gas etilen.

    Perubahan susut bobot cenderung stabil, perubahan susut bobot tidak terjadi

    dengan cepat. Susut bobot dari 131,9 gram hanya menjadi 131,1 gram. Perubahan

    pH juga stabil, pH pisang semula skala 5 dan berubah menjadi 5,8. Hal ini

    menunjukan bahwa gas etilen yang merupakan asam masih terjada, sehingga

    dalam penyimpanan, pisang tidak mudah membusuk dan umur masih terjaga

    dengan adanya bahan penyerap.

    Tomat merupakan sayuran klimaterik, tomat memiliki kandungan yang

    sangat bermanfaat bagi tubuh seperti protein, fosfor, zat besi, belerang, vitamin

    A, B1, C dan betakaroten jenis likopen. Pada praktikum ini hasil dari tomat tidak

    jauh berbeda sesuai dengan perlakuan yang diberikan. Kelompok 4 menggunakan

    etilen sebagai perlakuannya. Hasilnya tidak jauh berbeda dengan pisang, etilen

    mempercepat kematangan dari tomat, tomat menjadi lebih matang dengan ciri-

    ciri warna tomat menjadi merah, keempukan menjadi lebih lunak. Kekerasan

    menjadi lebih empuk. Skala pH meningkat karena etilen yang merupakan asam

    menjadi basa, gas etilen menguap mengakibatkan keasaman menurun.Kelompok

    5 dan 6 menggunakan bahan penyerap. Kelompok 5 menggunakan vitamin Csedangkan kelompok 6 menggunakan kapur. Perubahan dari kedua kelompok

    stabil, tidak memperlihatkan perubahan secara signifikan, karena bahan penyerap

    mengikat gas etilen, sehingga penguapan gas etilen cenderung menurun.

    Perubahan pH meningkat seiring waktu. Perubahan pada tomat hanya terjadi

    pada fisiknya yang semakin memerah akan tetapi tidak mengalami pembusukan

    seperti yang terjadi pada perlakuan etilen.

  • 7/29/2019 Laporan Tpp 5 Fix Bangeeeeetttttttt

    11/18

    IV. PENUTUP

    A. KesimpulanEthilen merupakan hormon berbentuk gas yang dapat digolongkan sebagai

    zat pengatur pertumbuhan. Produksi ethilen dipengaruhi oleh faktor luka, suhu dan

    oksigen. Penambahan karbit menyebabkan konsentrasi ethilen menjadi meningkat.

    Hal tersebut menyebabkan kecepatan pematangan buah pun bertambah karena

    respirasi meningkat. Hal ini disebabkan karena ethilen dapat meningkatkan kegiatan-

    kegiatan enzim karatalase, peroksidase, dan amilase dalam buah. Selain itu juga,

    ethilen dapat menghilangkan zat-zat serupa protein yang menghambat pemasakan

    buah. Penggunaan vitamin C akan menyebabkan respirasi pada buah menurun dan

    memperpanjang masa simpan, karena keberadaan asam L-askorbat aktif, oksigen

    didalam kemasan akan menurun yang digunakan untuk mengoksidasi asam L-

    askorbat. Kemampuan kapur lebih tinggi dalam hal mengikat gas etilen daripada

    vitamin C, karena kapur terdiri dari Ca yang dapat mengikat asam lebih kuat. Buah

    yang diberi perlakuan dengan kapur, maka umur simpan akan menjadi semakin lama.

    Buah pisang yang diberi ethilen mengalami perubahan susut bobot yang

    semakin meningkat, warna yang semula hijau menjadi kuning dan menghitam,

    kekerasannya pun berkurang. Vitamin C dapat mengikat gas etilen membuat

    kekerasan dan pH pisang stabil. Kemampuan kapur lebih tinggi dalam hal mengikat

    gas etilen daripada vitamin C, mengakibatkan buah yang diberi perlakuan dengankapur memiliki umur simpan semakin lama .

    Sedangkan pada tomat etilen mempercepat kematangan dari tomat, tomat

    menjadi lebih matang dengan ciri-ciri warna tomat menjadi merah, dan kekerasannya

    berkurang atau menjadi lebih empuk. Sedangkan menggunakan kapur dan vitamin Cmenghasilkan perubahan yang stabil, tidak memperlihatkan perubahan secara

    signifikan, karena bahan penyerap mengikat gas etilen, sehingga penguapan gas

    etilen cenderung menurun.

    B. SaranPada praktikum selanjutnya dapat mempersiapkan modul agar praktikan

    dapat membaca dan mengerti sehingga mengetahui perlakuan didalam percobaan.

  • 7/29/2019 Laporan Tpp 5 Fix Bangeeeeetttttttt

    12/18

    DAFTAR PUSTAKA

    Fantastico. 1986.Fisiologi Pasca Panen. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

    Hall, J.L. 1984. Plany Cell Structure and Metabolism. England: Language Book

    society.

    Kader, A.A. 1992. Postharvest Technology of Horticultural Crops. USA: The

    Regents of the University of California.

    Kamarani. 1986.Fisiologi Pasca Panen. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

    Kerbel E.L dan C.K. Njoronge. 1993. Effect of Postharvest Calcium Treatment on

    Soluble Solid, pH, Firmness and Colour of Stored Tomato Friuts. J. Afr.

    Agric. 58(3): 111-116.

    Kusumo, S. 1990.Zat Pengatur Tumbuhan Tanaman. Jakarta: Yasaguna.

    Muzzarelli, R.A.A., Rochetti, R. (1985).Journal of Carbohydrate Polymers. 5, 461

    72.

    Wereing, D.F and I. D.J. Phillips. 1970. The Control of Growth and Differentation in

    Plants. Pergamon Press, New York.

    Winarno, F.G. 1992.Kimia Pangan Dan Gizi. PT. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

  • 7/29/2019 Laporan Tpp 5 Fix Bangeeeeetttttttt

    13/18

    LAMPIRAN

    1. Susut BobotPengamatan

    Ke-

    Kelompok Komoditas Perlakuan Bobot

    Awal(g)

    Bobot

    Akhir(g)

    Susut

    Bobot(g)

    1 1 Pisang Karbit 139 - -

    Pisang Kontrol 139 - -

    2 Pisang Vitamin C 79,2 - -

    3 Pisang Kapur 128,8 - -

    4 Tomat Kontrol

    (dikemas)

    131,4 - -

    Tomat Kontrol

    (tidak

    dikemas)

    131,4 - -

    Tomat Karbit 123,2 - -

    5 Tomat Vitamin C 66,4 - -

    6 Tomat Kapur 72,66 - -

    2 1 Pisang Karbit - - -

    Pisang Kontrol - - -

    2 Pisang Vitamin C 92,6 91,4 1,29

    3 Pisang Kapur 131,9 131,1

    7

    0,82

    4 Tomat Kontrol

    (dikemas)

    131,4 131,2 0,02

    Tomat Kontrol(tidak

    dikemas)

    BU-SUK

    BU-SUK

    BU-SUK

    Tomat Karbit 123,2 121,5 1,7

    5 Tomat Vitamin C 66,4 24,33 42.07

    6 Tomat Kapur 85,08 87,49 2,41

    3 1 Pisang Karbit 139 136,4 2,6

    Pisang Kontrol - - 3,6

    2 Pisang Vitamin C 91,4 90,17 1,34

    3 Pisang Kapur 131,1

    7

    132,9

    8

    1.8

    4 Tomat Kontrol

    (dikemas)

    131,4 133,2 1,8

    Tomat Kontrol

    (tidak

    dikemas)

    BU-

    SUK

    BU-

    SUK

    BU-

    SUK

    Tomat Karbit 140 136,8 3,2

    5 Tomat Vitamin C 42,07 38,99 3.08

    6 Tomat Kapur 106,6

    7

    103,6

    4

    6,97

  • 7/29/2019 Laporan Tpp 5 Fix Bangeeeeetttttttt

    14/18

    2. Perubahan WarnaPengamatan

    Ke-

    Kelompok Komoditas Perlakuan Perubahan Warna

    C H

    1 1 Pisang Karbit 4440.72 50.02

    Pisang Kontrol 8169.77 63.372 Pisang Vitamin C 10283,186 79,28

    3 Pisang Kapur 10283,46 79,283

    4 Tomat Kontrol

    (dikemas)

    - 44,309

    Tomat Kontrol ( tidak

    dikemas)

    - 44,309

    Tomat Karbit - 44,309

    5 Tomat Vitamin C 9688.40 90.87

    6 Tomat Kapur 9711,38 91,22 1 Pisang Karbit 4440,72 50,02

    Pisang Kontrol 8169,77 63,37

    2 Pisang Vitamin C - -

    3 Pisang Kapur - -

    4 Tomat Kontrol

    (dikemas)

    - 44,340

    Tomat Kontrol (tidak

    dikemas)

    BUSUK BUSUK

    Tomat Karbit - 44,340

    5 Tomat Vitamin C 9411.98 89.30

    6 Tomat Kapur 9414,92 89,39

    3 1 Pisang Karbit 4692,3 49,25

    Pisang Kontrol 9400,87 71,38

    2 Pisang Vitamin C 9282,45 72,39

    3 Pisang Kapur - -

    4 Tomat Kontrol

    (dikemas)

    - 43,89

    Tomat Kontrol (tidakdikemas) BUSUK BUSUK

    Tomat Karbit - 43,89

    5 Tomat Vitamin C 8901.79 67.39

    6 Tomat Kapur 8908,35 68,34

    3. KekerasanPengamatan

    Ke-

    Kelompok Komoditas Perlakuan Nilai Kekerasan

    (Rata-rata)

    1 1 Pisang Karbit -

    Pisang Kontrol -

  • 7/29/2019 Laporan Tpp 5 Fix Bangeeeeetttttttt

    15/18

    2 Pisang Vitamin C 14,26

    3 Pisang Kapur 14

    4 Tomat Kontrol

    (dikemas)

    49

    Tomat Kontrol(tidak

    dikemas)

    49

    Tomat Karbit 49

    5 Tomat Vitamin C 34,27

    6 Tomat Kapur 95

    2 1 Pisang Karbit -

    Pisang Kontrol -

    2 Pisang Vitamin C 131,665

    3 Pisang Kapur 101,6

    4 Tomat Kontrol(dikemas) 82,2

    Tomat Kontrol

    (tidak

    dikemas)

    BUSUK

    Tomat Karbit 85,83

    5 Tomat Vitamin C 50.78

    6 Tomat Kapur 76

    3 1 Pisang Karbit 85

    Pisang Kontrol 120

    2 Pisang Vitamin C 52,113 Pisang Kapur 103,867

    4 Tomat Kontrol

    (dikemas)

    278,33

    Tomat Kontrol

    (tidak

    dikemas)

    BUSUK

    Tomat Karbit 278,33

    5 Tomat Vitamin C 90.56

    6 Tomat Kapur 95

    4. pH JuicePengamatan

    Ke-

    Kelompok Komoditas Perlakuan Nilai pH (Rata-

    rata)

    1 1 Pisang Karbit 5

    Pisang Kontrol 5

    2 Pisang Vitamin C 5

    3 Pisang Kapur 5

    4 Tomat Kontrol

    (dikemas)

    4

    Tomat Kontrol (tidak

    dikemas)

    4

  • 7/29/2019 Laporan Tpp 5 Fix Bangeeeeetttttttt

    16/18

    Tomat Karbit 4

    5 Tomat Vitamin C 4

    6 Tomat Kapur 4

    2 1 Pisang Karbit -

    Pisang Kontrol -2 Pisang Vitamin C -

    3 Pisang Kapur 5,8

    4 Tomat Kontrol

    (dikemas)

    4

    Tomat Kontrol (tidak

    dikemas)

    BUSUK

    Tomat Karbit 4

    5 Tomat Vitamin C 4

    6 Tomat Kapur 4

    3 1 Pisang Karbit 5,7Pisang Kontrol 7

    2 Pisang Vitamin C 5

    3 Pisang Kapur 6,9

    4 Tomat Kontrol

    (dikemas)

    5

    Tomat Kontrol ( tidak

    dikemas)

    BUSUK

    Tomat Karbit 4

    5 Tomat Vitamin C 4

    6 Tomat Kapur 4

    5. SensoriPengamatan

    Ke-

    Kelompok Sensori

    1 1 Pisang+Karbit: berwarna hijau kekuningan

    Pisang+ Kontrol :berwarna kuning

    2 Pisang+Vit C: Warna hijau, permukaan halus,

    bercak berwarna cokelat di ujung

    3 Pisang+Kapur: Buah berwarna hijau, Bercak warna

    cokelat , permukaan rata dan halus, beraromapisang mentah

    4 Tomat (Kontrol dikemas): Tekstur : mulus, bau

    tomat mentah

    Tomat (Kontrol tidak dikemas): Tekstur : mulus,

    bau tomat mentah

    Tomat + Karbit: Tekstur : mulus, bau tomat menta

    5 Tomat+Vit C: Kondisi permukaan halus, tidak ada

    bercak, bau tomat segar

    6 Tomat+Kapur: Buah berwarna hijau-merah segar,

    tidak ada bercak, tidak beraroma, permukaan halus

    2 1 Pisang+Karbit: berwarna hijau kekuningan, agak

  • 7/29/2019 Laporan Tpp 5 Fix Bangeeeeetttttttt

    17/18

    keras dan pahit, didapati ruam kecoklatan

    Pisang+ Kontrol : berwarna kuning dan lunak

    2 Pisang+Vit C: Permukaan halus, terdapat bercak

    hitam, empuk, kulit berwarna hijau kekuningan

    3 Pisang+Kapur: Warna menguning, bercak hitamsemakin banyak, permukaan halus dan rata,

    beraroma pisang kuat

    4 Tomat (Kontrol dikemas): Tekstur : mulus, bau

    tomat segar

    Tomat (Kontrol tidak dikemas): BUSUK

    Tomat + Karbit: Tekstur : mulus, bau tomat segar

    5 Tomat+Vit C: berwarna kekuningan, terdapat

    goresan berwarna cokelat

    6 Tomat+Kapur: Buah berwarna hijau-merah segar,

    tidak ada bercak, tidak beraroma, permukaan halus

    3 1 Pisang+Karbit: berwarna kuning, agak lunak,

    terdapat bercak kecoklatan

    Pisang+ Kontrol : berwarna kuning kecoklatan,

    sangat lunak, berair

    2 Pisang+Vit C: Buah terasa empuk, kulit bintik

    merah dan menguning

    3 Pisang+Kapur: Permukaan semakin kuning

    menghitam, bercak hitam semakin bertambah,

    empuk dan aroma pisang semakin terasa

    4 Tomat (Kontrol dikemas): Tekstur : mulus, bau

    tomat segarTomat (Kontrol tidak dikemas): BUSUK

    Tomat + Karbit: Tekstur : lembek, tidakmulus. Bau

    tomat

    5 Tomat+Vit C: Bercak hitam, busuk,dan berair

    6 Tomat+Kapur: Buah berwarna hijau-merah segar,

    tidak ada bercak, tidak beraroma, permukaan halus

    6. Tanda-tanda FisiologisPengamatan

    Ke-Kelompok Tanda-tanda Fisiologis

    1 1 Pisang+karbit: agak keras dan pahit, didapati ruang

    kecoklatan

    Pisang+ Kontrol : agak lunak

    2 Pisang+vit C:Terdapat kering hitam di ujung buah

    3 Pisang+kapur: Ada bagian yang penyok, terdapat

    bagian kulit yang kering, bentuknya lonjong dan

    keras

    4 Tomat (Kontrol dikemas): Tomat berbentuk oval,

    warna dominan hijau, sedikit berwarna orange

    segar, tidak mentah

  • 7/29/2019 Laporan Tpp 5 Fix Bangeeeeetttttttt

    18/18

    Tomat (Kontrol tidak dikemas): Tomat berbentuk

    oval, warna dominan hijau, sedikit berwarna orange

    segar, tidak mentah

    Tomat + Karbit: Tomat berbentuk oval, warna

    dominan hijau, sedikit berwarna orange segar, tidakmentah

    5 Tomat+Vit C: Tidak terdapat memar, tidak penyok,

    buah masih keras dan tidak terdapat jamur

    6 Tomat+Kapur: Tidak ada memar, tidak penyok,

    tidak ada miselium

    2 1 Pisang+Karbit: berwarna hijau kekuningan, agak

    keras dan pahit, didapati ruam kecoklatan

    Pisang+ Kontrol : berwarna kuning dan lunak

    2 Pisang+Vit C: Buah penyok dan terdapat goresan

    3 Pisang+Kapur: Bentuk lonjong sempurna dan buah

    terasa empuk

    4 Tomat (Kontrol dikemas): Warna : lebih memerah

    Tomat (Kontrol tidak dikemas): BUSUK

    Tomat + Karbit: Warna : lebih memerah, lebih

    lunak

    5 Tomat+Vit C: Ada memar, terdapat goresan

    berwarna cokelat, agak lunak, belum busuk

    6 Tomat+Kapur: Tidak ada memar, tidak penyok,

    tidak ada miselium

    3 1 Pisang+Karbit: berwarna kuning, agak lunak,

    terdapat bercak kecoklatanPisang+ Kontrol : berwarna kuning kecoklatan,

    sangat lunak, berair

    2 Pisang+Vit C: Timbul bercak hitam

    3 Pisang+Kapur: Bentuk lonjong sempurna dan buah

    terasa empuk

    4 Tomat (Kontrol dikemas): Semakin memerah

    Tomat (Kontrol tidak dikemas): BUSUK

    Tomat + Karbit: Bentuknya tidak lonjong, warna

    merah

    5 Tomat+Vit C: Buah memar, terdapat goresan, dan

    buah terasa lembek

    6 Tomat+Kapur: Tidak ada memar, tidak penyok,

    tidak ada miselium