laporan teknologi penangkapan ikan bertanggungjawab

Upload: miftachul-huda

Post on 16-Oct-2015

219 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

laporan mata kuliah teknologi penangkapan ikan

TRANSCRIPT

  • LAPORANPRAKTIKUMLAPANGANKOMPOSISIHASILTANGKAPANBERDASARKAN

    POSISIDANCARATERTANGKAP

    MK.TeknologiPenangkapanIkanRamahLingkungan

    Oleh:

    KELOMPOKC

    1. WahidaKartikaSari C4511301612. MiftachulHuda C4511301713. AmitaNuciferaNidaSilmi C4511301814. AndiPerdanaGumilang C4511301915. MasUmamah C4511302016. SamsulBahri C4511302117. JoharisSilaban C451130221

    SEKOLAHPASCASARJANA

    PROGRAMSTUDITEKNOLOGIPERIKANANLAUT

    INSTITUTPERTANIANBOGOR

    2014

  • DAFTARISI

    1. Pendahuluan1.1.LatarBelakang1.2.RumusanMasalah1.3.Tujuan

    2. TinjauanPustaka2.1.PerkembanganTrammelnet

    2.1.1.BahandanKontruksiTrammelnet2.1.2.CaraOperasiTrammelnet

    3. Metodologi3.1.WaktudanTempatPraktikum3.2.AlatdanBahanPraktikum

    3.2.1.Alat 3.2.2.Bahan

    3.3.MetodePraktikum3.4.AnalisaData

    3.4.1.AnalisisKeragaman 3.4.2.AnalisisCaratertangkap 3.4.3.AnalisisBerdasarkanbagianjaringtertangkap 3.4.4.AnalisisPanjangberat 3.4.5.AnalisisLamaPenyapuan4. KeadaanUmumDaerahPenelitian

    4.1.PosisiGeografisdanTopografis4.2.KeadaanIklimdanMusim4.3.KarakteristikPerairan4.4.DaerahPenangkapan

    4.4.1.AlatTangkap4.4.2.Kapal/Perahu

    5. HasildanPembahasan5.1.JenisdanKomposisiHasilTangkapan5.2.CaraTertangkapnyaIkan5.3.AnalisisKeragaman5.4.AnalisisSelektivitas5.5.AnalisisPanjangBerat

    6. KesimpulanDaftarPustakaLampiran

  • 1.PENDAHULUAN

    1.1.LatarBelakang

    Trammel net dapat di temui hampir diseluruh perairan di Indonesia. salah satu lokasi yang

    menjadi tempat operasi alat tangkap ini adalah di teluk palabuhanratu. trammel net di palabuhan ratu

    cukup berkembang. banyak nelayan kecil mengoperasikan alat tangkap ini disekitar pantai perairan

    teluk palabuhanratu. nelayan menggunakan alat tangkap ini dikarenakan mudahnya mendapatkan

    bahansertarelatifmudahnyadalampembuatankonstruksijaringini.

    Jaring Trammel net merupakan alat tangkap yang memiliki konstruksi relatif sederhana.

    trammel net pada dasarnya merupakan alat tangkap untuk hasil tangkapan udang. konstruksi dari

    trammel net sendiri terdiri dari 3 lapis jaring dimana jaring sisi luar lebih besar daripada jaring sisi

    dalam. trammel net dioperasikan di dasar perairan dengan sistem salah satu sisi di tarik oleh perahu

    dan menyapu dalam bentuk melingkar mengitari sekitar fishing ground dengan waktu relatif sekitar 1

    jamdalamsatukalisetting.

    Melihat relatif mudahnya kegiatan pengoperasian alat tangkap trammel net serta populernya

    alat tangkap ini, maka perlu untuk dikaji mengenai jumlah hasil tangkapan ikan yang didapatkan oleh

    nelayan. salah satu yang perlu untuk dilakukan kajiannya adalah jumlah hasil tangkapan ikan

    berdasarkanpiecejaringpadasetiapsettingsertaberdasarkancaratertangkapnya.

    pengkajian yang dilakukan untuk mengetahui jumlah hasil tangkapan ikan yaitu dengan

    menganalisis hasil tangkapan berdasarkan pada lokasi piece jaring pada setiap setting dan

    menganalisisjumlahhasiltangkapanberdasarkancaratertangkapnyaikandijaringtrammelnet.

    1.2.RumusanMasalah

    Teluk palabuhanratu yang memiliki kawasan yang sangat luas memang sangat cocok untuk menjadi

    lokasi pengoperasian trammel net. Trammel net yang berkembang cukup pesat di palabuhanratu bisa

    dikatakan sebagai salah satu alat tangkap yang digemari oleh nelayan kecil. semua itu pasti memiliki

    alasan salah satunya karena hasil tangkapan yang menjanjikan dari alat tangkap ini. mengetahui

    tentang hasil tangkapam berdasarkan pada lokasi piece tertangkapnya ikan dan cara tertangkapnya

    ikan menjadi mutlak untuk diketahui karena memberika pengaruh yang signifikan terhadap

    populernyaalattangkapinidimatanelayan.

  • 1.3.Tujuan

    1.untukmengetahuijumlahhasiltangkapanikanberdasarkanpiecejaringpadasetiapsetting

    2.untukmengetahuijumlahhasiltangkapanberdasarkancaratertangkapnyaikan

    I. TINJAUANPUSTAKA

    2.1.AlatTangkapTrammelNet

    Trammel net adalah jaring yang terdiri dari tiga lapis jaring dimana jaring tengah memiliki

    ukuram mata jaring yang kecil dan sedangkan jaring lapisan luar memiliki ukuran mata jaring yang

    lebih besar. trammel net dilihat dari segi bahan, ada dua macam yaitu PA multifilament dan PA

    monofilament. trammel net dioperasikan di dasar perairan. pengoperasian biasa dilakukan pada

    siang hari. sistem pengoperasian ada dua macam yaitu pasif dan aktif. cara operasional dapat dilihat

    dibawahini:

    a.) Operasi pasif : sistem pengoperasian yaitu dengan menebar jaring di sisi kapalyang kemudian

    megikuti arah arus yang mana salah satu ujung diberi pelampung tanda dan diberi jangkar.

    sedangkan sisi yang lain diberi tali selambar dan diikatkan ke perahu. setelah itu aring akan

    dibiarkanbeberapawaktusehinggamengikutiaraharusair.

    b.) Operasi aktif : secara umum sistem operasi sama seperti apada operasi pasif, namun kemudian

    aring ditarik memutar dengan perahu membentuk setengah lingkaran bahkan terkadang

    membentuklingkaranpenuhdanditarikmemutarhingga2sampai3kaliputaran.

    secaraumum,caratertangkapyangdiperolehditrammelnetada4jenisyaitu

    Wedget apabila ikan terjerat oleh mata jaring di bagian kepala dari mulut sampai

    preoperculum

    Gilled apabila ikan terjerat pada mata jaring di bagian belakang operculum hingga bagian

    depansiripdorsalpertama

    Entagled apabila sebagian atau seluruh bagian tubuh ikan terlilit/tersangkut erat oleh mata

    jaring

    pocketed apabila ikan terjebak kedalam kantong yang terbentuk oleh inner net yang

    longgartanpaterpuntal

  • 2.1PerkembanganTrammelNet

    Potensi sumberdaya alam kelautan Indonesia luasnya mencapai 5,8 juta km2, yang terdiri

    dari perairan territorial sebesar 0,3 juta km2, perairan nusantara sebesar 2,8 juta km2, dan Zona

    Ekonomi Eksklusif Indonesia sebesar 2,7 km2. memanfaatkan sumberdaya perikanan secara optimal

    namun masih berada di titik lestari merupakan upaya yang harus digalakkan. Beberapa upaya telah

    dilakukan dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan laut, salah satunya ialah metode penangkapan

    ikandenganmenggunakantrammelnet.

    Di Indonesia saat ini, telah banyak dikembangkan metode penangkapan yang tidak merusak

    lingkungan dan ramah lingkungan. Trammel net adalah salah satu alat tangkap yang ramah lingkungan

    sesuaidenganstandaryangditetapkanmenurutkriteriaFAOantaralain:

    1.Mempunyaiselektivitasyangtinggi

    2.Tidakmerusakhabitat

    3.Menghasilkanikanyangberkualitastinggi

    4.Tidakmembahayakannelayan

    5.Produksitidakmembahayakankonsumen

    6.Bycatchrendah

    7.Dampakkebiodiversityrendah

    8.Tidakmembahayakanikanikanyangdilindungi

    9.Dapatditerimasecarasosial

    Food Agriculture Organization (FAO), pada tahun 1995 mengeluarkan suatu tata cara bagi

    kegiatan penangkapan ikan yang bertanggung jawab (Code of Conduct for Resposible Fisheries

    CCRF). Dalam CCRF ini, FAO menetapkan serangkaian kriteria bagi teknologi penangkapan ikan

    ramahlingkungan.Sembilankriteriatersebutadalahsebagaiberikut:

    1. Alat tangkap harus memiliki selektivitas yang tinggi. Artinya, alat tangkap tersebut diupayakan

    hanya dapat menangkap ikan/organisme lain yang menjadi sasaran penangkapan saja. Ada dua macam

    selektivitas yang menjadi sub kriteria, yaitu selektivitas ukuran dan selektivitas jenis. Sub kriteria ini

    terdiridari(yangpalingrendahhinggayangpalingtinggi):

    Alatmenangkaplebihdaritigaspesiesdenganukuranyangberbedajauh

    Alatmenangkaptigaspesiesdenganukuranyangberbedajauh

    Alatmenangkapkurangdaritigaspesiesdenganukuranyangkuranglebihsama.

    Alatmenangkapsatuspesiessajadenganukuranyangkuranglebihsama.

    2. Alat tangkap yang digunakan tidak merusak habitat, tempat tinggal dan berkembang biak ikan dan

    organisme lainnya. Ada pembobotan yang digunakan dalam kriteria ini yang ditetapkan berdasarkan

    luas dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan alat penangkapan. Pembobotan tersebut adalah sebagai

  • berikut (dari yang rendah hingga yang tinggi) diantaranya Menyebabkan kerusakan habitat pada

    wilayah yang luas, wilayah yang sempit, Menyebabkan sebagian habiat pada wilayah yang sempit serta

    amanbagihabitat(tidakmerusakhabitat).

    3.Tidakmembahayakannelayan

    Keselamatan manusia menjadi syarat penangkapan ikan, karena bagaimanapun, manusia

    merupakan bagian yang penting bagi keberlangsungan perikanan yang produktif. Pembobotan resiko

    diterapkan berdasarkan pada tingkat bahaya dan dampak yang mungkin dialami oleh nelayan, yaitu

    (dari rendah hingga tinggi) diantaranya Alat tangkap dan cara penggunaannya dapat berakibat

    kematian pada nelayan, dapat berakibat cacat menetap (permanen) pada nelayan, dapat berakibat

    gangguankesehatanyangsifatnyasementarasertaAlattangkapamanbaginelayan.

    4.Menghasilkanikanyangbermutubaik.

    Jumlah ikan yang banyak tidak berarti bila ikanikan tersebut dalam kondisi buruk. Dalam

    menentukan tingkat kualitas ikan digunakan kondisi hasil tangkapan secara morfologis (bentuknya).

    Pembobotan (dari rendah hingga tinggi) antara lain Ikan mati dan busuk Ikan mati, segar, dan cacat

    fisikIkanmatidansegarsertaIkanhidup

    5.Produktidakmembahayakankesehatankonsumen.

    Ikan yang ditangkap dengan peledakan bom pupuk kimia atau racun sianida kemungkinan

    tercemaroleh racun. Pembobotan kriteria ini ditetapkan berdasarkan tingkat bahaya yang mungkin

    dialami konsumen yang harus menjadi pertimbangan adalah (dari rendah hingga tinggi) diantaranya

    Berpeluang besar menyebabkan kematian konsumen, menyebabkan gangguan kesehatan konsumen,

    berpeluangsangatkecilbagigangguankesehatankonsumendanAmanbagikonsumen.

    6.Hasiltangkapanyangterbuangminimum.

    Alat tangkap yang tidak selektif, dapat menangkap ikan/organisme yang bukan sasaran

    penangkapan (nontarget). Dengan alat yang tidak selektif, hasil tangkapan yang terbuang akan

    meningkat, karena banyaknya jenis nontarget yang turut tertangkap. Hasil tangkapan non target, ada

    yang bisa dimanfaatkan dan ada yang tidak. Pembobotan kriteria ini ditetapkan berdasarkan pada hal

    berikut (dari rendah hingga tinggi) diantaranya Hasil tangkapan sampingan (bycatch) terdiri dari

    beberapa jenis (spesies) yang tidak laku dijual dipasar serta yang laku dijual di pasar, Hasil tangkapan

    sampingan(bycatch)kurangdaritigajenisdanlakudijualdipasarsertaberhargatinggidipasar.

  • 7. Alat tangkap yang digunakan harus memberikan dampak minimum terhadap keanekaan sumberdaya

    hayati (biodiversity). Pembobotan kriteria ini ditetapkan berdasasrkan pada hal berikut (dari rendah

    hingga tinggi) diantaranya Alat tangkap dan operasinya menyebabkan kematian semua mahluk hidup

    dan merusak habitat, menyebabkan kematian beberapa spesies dan merusak habitat, menyebabkan

    kematian beberapa spesies tetapi tidak merusak habitat dan yang Aman bagi keanekaan sumberdaya

    hayati.

    8.Tidakmenangkapjenisyangdilindungiundangundangatauterancampunah.

    Tingkat bahaya alat tangkap terhadap spesies yang dilindungi undangundang ditetapkan

    berdasarkan kenyataan bahwa Ikan yang dilindungi sering tertangkap alat, beberapa kali tertangkap

    alat,.pernahtertangkapdanIkanyangdilindungitidakpernahtertangkap

    9.Diterimasecarasosial.

    Penerimaan masyarakat terhadap suatu alat tangkap, akan sangat tergantung pada kondisi sosial,

    ekonomi, dan budaya di suatu tempat. Suatu alat diterima secara sosial oleh masyarakat bila biaya

    investasi murah, menguntungkan secara ekonomi, tidak bertentangan dengan budaya setempat, dan

    tidakbertentangandenganperaturanyangada.

    Pembobotan Kriteria ditetapkan dengan menilai kenyataan di lapangan bahwa (dari yang rendah

    hingga yang tinggi) Alat tangkap memenuhi satu dari empat butir persyaratan di atas, dua dari empat

    butir persyaratan di atas, tiga dari empat butir persyaratan di atas, atau Alat tangkap memenuhi semua

    persyaratandiatas

    semua kriteria yang tertulis diatas merupakan kriteria untuk menuju perikanan berkelanjutan.

    melalui kegiatan perikanan berkelanjutan akan dapat memastikan ketersediaan sumberdaya ikan bagi

    generasi yang akan datang dengan pemanfaatan sumberdaya ikan yang berkesinambungan dan lestari.

    Perilaku yang bertanggung jawab harus dapat memelihara lingkungan, minimal mempertahankan stok

    sumberdaya yang ada kemudian akan memberikan sumbangan yang penting bagi ketahanan pangan

    (foodsecurity),danpeluangpendapatanyangberkelanjutan.

    2.1.2BahandanKonstruksiTrammelNet

    Trammel net secara umum memiliki tiga lapis jaring yang terdiri dari jaring luar (outer net)

    sebanyak 2 lapis dan 1 lapis jaring bagian dalam (inner net). bahan yang digunakan pun berbedea

    dimana jaring bagian luar menggunakan multifilament sedangkan bagian dalam menggunakan

    monofilament. Sebagai perumpamaan, untuk mata jaring inner net yang berukuran 1,5 inchi

    digunakan jaring berukuran 6 inchi untuk bagian outer net dan jika inner net menggunakan jaring

  • dengan ukuran 2 inchi maka untuk outer net digunakan jaring dengan ukuran 6 inchi. Bahan yang

    digunakanuntukjaringouternetadalahnylondanplastikuntukjaringinnernet.

    bagianbagianjaringtrammelnetyanglaindiantaranya:

    Selvedge adalah bagian jaring yang menghubungkan badan jaring bagian atas dengan tali pelampung dan dengan tali pemberat bagian bawah. Fungsi dari selvedge adalah untuk

    melindungi jaring, terutama pada bagian bawah jaring agar kuat saat bergesekan dengan

    dasarperairan.

    Tali ris yang digunakan adalah dari bahan tambang atau polyethylene dengan ukuran diameter 4 mm untuk tali ris atas dan 1,5 mm untuk tali ris bawah. Tali ris atas berfungsi

    untuk mengantungkan badan jaring dan tempat mengikatkan pelampung. Tali ris bawah

    berfungsi untuk tempat mengikatkan pemberat dan menghubungkan pemberat dengan badan

    jaring.

    Tali selambar berfungsi untuk menghubungkan jaring dengan kapal yang disebut tali selambar belakang, sedangkan tali selambar depan adalah tali yang menghubungkan jaring

    dengan pelampung tanda. Bahan tali selambar ialah polyethylene. Panjang tali selambar yang

    biasadigunakansekitar100120mdengandiameter1,25cm.

    Pelampung (float) yang berfungsi untuk mengangkat tali ris atas agar jaring terbentang sempurna dalam air. Jenis pelampung yang digunakan biasanya terbuat dari bahan plastik

    dan gabus. Jumlah pelampung yang digunakan biasanya 54 buah per piece jaring dengan

    panjangtiapgabus3cmdandiameter2cm.

    Pemberat (sinker) yang berfungsi sebagai penyeimbang dari buoyancy force yang dihasilkan oleh pelampung sehingga jaring dapat terbentang ke arah dasar air dan kedudukan jaring

    stabil. Pemberat yang digunakan biasanya terbuat dari timah. Jumlah pemberat yang

    biasanya digunakan sebanyak 240 buah/piece jaring atau sekitar 3,5 kg dengan panjang tiap

    pemberat 2 cm dan diameter 1 cm. Pemberat tambahan yang digunakan 2 buah biasanya

    berupabatubataataubatukalidanberatnyasekitar710kg.

    Pelampung tanda adalah pelampung yang terdapat pada permukaan perairan yang berfungsi sebagai tanda bagi pelintas perairan lainnya bahwa di tempat tersebut sedang dioperasikan

    trammel net. Pelampung tanda terbuat dari gabus dan diberi tambahan bendera sebagai

    penanda.

  • III.METODOLOGI

    3.1.WaktudanTempat

    Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2014 pada pukul 06.00 s.d 12.00 WIB di

    perairan Teluk Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat pada titik koordinat

    0.7o 0055. 7 S dan 106o3157,3 E. Daerah operasi penangkapan menggunakan alat tangkap gill

    net yang terdiri dari beberapa stasiun daerah penangkapan (fishing ground) melalui posisi titik

    koordinatyangberbedabedapadasetiapdaerahpengoperasianalattangkap.

  • Gambar1.PetaLokasiPenangkapan

    3.2.BahandanAlat

    3.2.1.Bahan

    BahanyangdigunakandalampraktikumpengoperasianalattangkapGillNetiniadalah

    1.PetadaerahperairanTelukPelabuhanRatu

    2.Plastiksampeluntukmemisahkanhasiltangkapanberdasarkancaratertangkap

    3.Esbatuuntukmengawetkanhasiltangkapan

    4.BahanBakarMinyak(BBM)perahumotorperikanan

    3.2.2.Alat

    AlatyangdigunakandalampraktikumpengoperasianalattangkapGillNetadalah:

    1. Kapalmotorperikanan,

    2. Alattangkapgillnetdenganmatajaringbervariasi

    3. AlatGlobalPositionSystem(GPS)

    4. Timbanganuntukmenimbangberatikanhasiltangkapan

    5. Alatpengukurpanjang(penggarisataumeteran)digunakanuntukmengukurpanjang

    ikan

    6. Kamera,digunakanuntukmendokumentasikangambaryangdibutuhkanyaknigambar

    ikan,alattangkap

    7. Alattulis(pulpen,spidol),digunakanuntukmencatatdatahasilpengamatan

  • 8. Alatpengukurwaktu(jam),digunakanuntukmengukurwaktusettingdanhauling

    9. Jangkasorong,digunakanuntukmengukurbodylengthhasiltangkapanikan

    10.Lifejacket,digunakanuntukkeselamatandilaut

    11.Laptop/Pc,untukmengolahdatahasilpenelitian

    12.Bukuidentifikasispesies,untukmengetahuijenishasiltangkapanyangtertangkap

    3.3MetodePraktikum

    Metode yang digunakan dalam pratikum pengoperasian alat tangkap Gill Net dengan cara

    mengambil data langsung ke lapangan. Data yang digunakan terdiri atas data primer dan sekunder.

    Data primer dikumpulkan dari hasil survey lapang dalam kegiatan operasi alat tangkap. Hasil

    tangkapan diidentifikasi dan dipisahkan berdasarkan cara tertangkapnya pada setiap pis jaring.

    Kegiatan pengindetifikasian spesies, pengukuran panjang total, lingkar tubuh maksimum, dan berat

    ikan dilakukan di darat setelah operasi penangkapan selesai. Data primer juga diperoleh melalui

    wawancara dan pengisian kuisioner terhadap responden yang ditetapkan secara purposive sampling,

    yaituterhadapFishingMasterKapalDogol.

    Data sekunder didapatkan dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi perairan

    Teluk Pelabuhan Ratu, jenis hasil tangkapan, dan cara pengoperasian alat tangkap. Sampel kapal

    yang digunakan adalah kapal Dogol dengan ukuran 3 GT, mengunakan alat tangkap Gil Net yang

    memiliki target penangkapan utamanya adalah jenisjenis ikan demersal dan udang. Lokasi

    penangkapan ditetapkan secara random sebanyak 4 kali yang beroperasi di 3 areal perairan Teluk

    Pelabuhan Ratu. Selanjutnya setiap sampel jumlah hasil tangkapan dikumpulkan berdasarkan

    operasi penangkapan, waktu penangkapan (setting dan hauling) dan ukuran mata jaring

    masingmasingpieces(mesh).

    3.4 Posisidanwaktupenangkapansertahasiltangkapan

    Data hasil tangkapan diperoleh melalui kegiatan penangkapan ikan (experimental fishing).

    Datayangdikumpulkandariexperimentalfishingadalah:

    1. Posisikapalpadasaatmelakukanoperasipenangkapan

    2. Waktuoperasipenangkapan

    3. Komposisiberathasiltangkapan

    4. Ukuranpanjangikanyangtertangkappadasetiapposisipenangkapandan

    5. Ukuranmatajaringpadamasingpieces

  • Posisi kapal dicatat pada saat operasi penangkapan dilakukan (setting dan hauling).

    Posisi kapal ditentukan dengan menggunakan alat bantu, yaitu berupa peta perairan dan GPS.

    Komposisi jumlah (berat) dari jenis (spesies) ikan yang tertangkap dicatat tiaptiap operasi

    penangkapan. Dalam penentuan ukuran hasil tangkapan, dicatat berdasarkan jenis ikan setiap

    settingalattangkap.Sampeldataikanyangdicatatuntukmempermudahprosespengolahandata.

    1.1.MetodePraktikum

    1.2.AnalisaData

    1.2.1.AnalisisKeragaman

    1.2.2.AnalisisCaratertangkap

    1.2.3.AnalisisBerdasarkanbagianjaringtertangkap

    1.2.4.AnalisisPanjangberat

    1.2.5.AnalisisLamaPenyapuan/pengoperasian

    Pengoperasianalattangkapyangterdiriataspemasanganjaring(setting),perendamanjaring

    (soaking)danpengangkatanjaring(hauling).danpenyapuanalattangkapsecaramelingkar.

    Pemasangan jaring (setting). Penyusunan encircling gillnet dilakukan di atas kapal agar lebih

    memudahkan nelayan pada saat setting. Penurunan jaring dilakukan pada sisi kiri lambung kapal.

    Selama proses setting berlangsung, mesin kapal dalam keadaan berjalan dengan kecepatan rendah

    dan dilakukan dari arah tengah menuju arah pantai. Urutan proses penurunan jaring adalah

    penurunan batu pemberat lalu diikuti oleh mata jaring menyusul kemudian tali selambar (Krisnandar

    2001).

    Perendaman jaring (soaking). Dalam proses ini, encircling gillnet dioperasikan dengan cara

    melingkarkan daerah peangkapan, selanjutnya alat tangkap diseret dengan cepatan kapal yang relatif

    rendah

    Pengangkatan jaring (hauling). Proses pengangkatan jaring (hauling) dilakukan pada sisi kiri

    lambung kapal. Pada saat hauling, jaring diangkat sekaligus ditata susunannya sambil memeriksa dan

    mengambil hasil tangkapan. Mesin kapal harus dalam keadaan mati ketika proses hauling dilakukan

    (Anonimus,2014).

    Tahap penanganan hasil tangkapan adalah pelepasan ikan hasil tangkapan dari jaring untuk

    kemudiandisimpanpadasuatuwadahatautempat.

  • 2.KeadaanUmumDaerahPenelitian

    2.1.PosisiGeografisdanTopografis

    Wilayah Palabuhanratu terletak di Pantai Selatan Jawa yang berhadapan dengan Samudera

    Hindia, yang secara tidak langsung terlindung dari gelombang laut, karena wilayah Palabuhanratu

    berbentuk teluk. Teluk Palabuhanratu secara geografis berada pada posisi 6o 54 12 7o 5

    57,48 LS dan 106o 20 57,48 106o 36 0,36 BT. Luas wilayah Palabuhanratu sekitar

    27.210,130 ha atau 6,59 % dari total luas wilayah Kabupaten Sukabumi yaitu 412.779,54 ha.

    Batas wilayah Palabuhanratu meliputi: sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cisolok dan

    Cikidang sebelah Barat berhadapan dengan Samudera Hindia sebelah Selatan berbatasan dengan

    Kecamatan Ciemas dan Ciracap sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Warung Kiara dan

    Lengkong.

  • Bentuk topografi wilayah Kecamatan Palabuhanratu umumnya meliputi permukaan daratan,

    bergelombang, bergunung, dataran rendah, daerah aliran sungai serta daerah pantai. Topografi dasar

    laut (bathymetric) perairan Teluk Palabuhanratu adalah curam dengan kedalaman antara 3 4 meter

    (perairan pantai/muara) sampai kedalaman 200 meter. Teluk ini dikelilingi pegunungan terjal yang

    berkelanjutan di bawah laut. Selanjutnya di bagian tengah perairan teluk merupakan lereng

    kontinental (continental shelf). Pada jarak yang tidak terlalu jauh dari pantai kedalamannya telah

    mencapai 200 meter. Sungaisungai yang bermuara di Teluk Palabuhanratu adalah sungaisungai

    besar terdiri dari Sungai Cimandiri/Citarik dan Sungai Cibareno. Sungaisungai kecil terdiri dari

    Sungai Cimaja, Cipelautan, Cibuntu/Citamiang, Cikantak dan Sungai Citepus4.2 Keadaan Iklim dan

    Musim Palabuhanratu yang merupakan bagian dari wilayah kabupaten Sukabumi memiliki kondisi

    iklim tropis yang juga dipengaruhi musim angin barat dan angin timur. Angin barat yang terjadi

    bertiup dari bulan Desember hingga bulan Maret, sedangkan untuk angin timur berlangsung dari

    bulanJunihinggabulanSeptember.

    2.2.KeadaanIklimdanMusim

    Keadaan Iklim dan Musim Palabuhanratu yang merupakan bagian dari wilayah kabupaten

    Sukabumi memiliki kondisi iklim tropis yang juga dipengaruhi musim angin barat dan angin timur.

    Angin barat yang terjadi bertiup dari bulan Desember hingga bulan Maret, sedangkan untuk angin

    timurberlangsungdaribulanJunihinggabulanSeptember.

    2.3.KarakteristikPerairan

    Secara umum teluk palabuhanratu menghadap langsung pada perairan samudera hindia.

    Teluk palabuhanratu memiliki suhu kisaran 27300C. gelombang yang terdapat di perairan teluk

    palabuhanratu dapat berkisar anatara 13 meter. Salinitas yang ada di palabuhanratu memiliki masa

    dimana mengalami salinitas tinggi pada bulan Agustus, September dan oktober, serta mengalami

    kondisi salinitas rendah pada bulan Mei, Juni dan Juli.kedalaman wilayah pesisir Pelabuhan Ratu

    ratarata berkisar antara 0 50 meter, pada kedalaman 10 meter di capai pada jarak 50 100

    meter,kedalaman25meterdicapaipadajarak100150meterdarigarispantaikearahlaut.

    Gambar2.PetakonturPerairanPelabuhanRatu

  • Penggunaan alat tangkap oleh nelayan biasanya telah disesuaikan dengan perairan dan

    karakteristik sasaran tangkapan. Jenis alat tangkap yang digunakan nelayan di PPN Palabuhanratu pada saat ini adalah pancing ulur, payang, bagan, rampus, trammel net, gill net, tuna longline, pancing layur, rawai, purse seine dan pancing tonda. Alat tangkap trammel net yang ada di palabuhanratu biasa beroperasi di sekitar perairan teluk yang memiliki kedalaman antara 1015 meterdengandasarperairanberpasir.

    Metode pengoperasian alat tangkap di Palabuhanratu dilihat dari teknologi dan peralatan masih tergolong tradisional, serta jangkauan operasi unit penangkapan masih terbatas di daerah pantai sehingga nelayan sangat tergantung pada sumberdaya di daerah pantai. Berdasarkan data yang didapat, beberapa alat tangkap mengalami penurunan dari segi jumlah dalam kurun waktu delapantahunterakhir.

    4.4DaerahPenangkapan

    4.4.1.AlatTangkap

    Penggunaan alat tangkap oleh nelayan biasanya telah disesuaikan dengan perairan dan karakteristik sasaran tangkapan. Jenis alat tangkap yang digunakan nelayan di PPN Palabuhanratu pada saat ini adalah pancing ulur, payang, bagan, rampus, trammel net, gill net, tuna longline, pancing layur, rawai, purse seine dan pancing tonda. Alat tangkap trammel net yang ada di palabuhanratu biasa beroperasi di sekitar perairan teluk yang memiliki kedalaman antara 1015 meterdengandasarperairanberpasir.

    Metode pengoperasian alat tangkap di Palabuhanratu dilihat dari teknologi dan peralatan masih tergolong tradisional, serta jangkauan operasi unit penangkapan masih terbatas di daerah pantai sehingga nelayan sangat tergantung pada sumberdaya di daerah pantai. Berdasarkan data yang didapat, beberapa alat tangkap mengalami penurunan dari segi jumlah dalam kurun waktu delapantahunterakhir.

    No. AlatTangkap 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    Payang

    Pancing

    Bagan

    Gillnet

    PurseSeine

    Rawai

    TunaLongline

    Rampus

    98

    126

    97

    92

    5

    65

    14

    64

    242

    102

    141

    103

    64

    202

    95

    179

    15

    64

    188

    93

    72

    7

    64

    204

    102

    135

    7

    12

    84

    168

    107

    151

    5

    8

    17

    14

    86

    159

    91

    142

    8

    11

    20

    46

    84

    100

    243

    22

    3

    7

    33

    15

    151

    222

    194

    48

    1

    5

    17

    40

  • 9

    10

    11

    12

    Trammelnet

    Jaringklitik

    PancingLayur

    Pancingtonda

    44

    39

    27

    22

    8

    6

    4

    22

    8

    19

    13

    Jumlah 497 652 555 468 563 557 620 537 710

    Tabel1.penambahanjumlahalattangkapdalampertahun

    4.4.2.Kapal/Perahu

    Perahu untuk alat tangkap trammel net yang ada di palabuhanratu memiliki ukuran kapal sepanjang 910 meter dan lebar 2,5 meter. Perahu yang digunakan memiliki mesin diesel merk dong feng dengan daya mesin 16pk. Perahu yang digunakan masih sangat sederhana. Tidak terdapat alat bantu apapun diatas perahu alat tangkap trammel net ini. Sistem dalam pengoperasiannya pun manualsecarakeseluruhanmulaidarisettinghinggaketikahauling.

    Tahun Kapal/PerahuPerikanan(unit) JumlahUnit

    PMT KM

    199819992000200120022003200420052006

    275278181186135128264248287

    146181235343317253266428511

    421459416529452381530676798

    Tabel2.Jumlahkapalyangberoperasidipelabuhanratu

    5.HasildanPembahasan

    5.1.JenisdanKomposisiHasilTangkapanHasil tangkapan yang didapat pada praktikum kali ini (10 kali setting dalam 3 trip/kelompok)

    dengan menggunakan alat tangkap Trammel net di perairan Teluk Pelabuhan Ratu adalah sebanyak 41 spesies dengan jumlah 372 ekor. dengan komposisi hasil tangkapan yang tertangkap adalah ikan, udang, dan crustacea. Komposisi hasil tangkapan terbanyak adalah jenis ikan yakni sebanyak 257 ekor atau sebesar 69% dari total hasil tangkapan. sedangkan komposisi jenis udang sebanyak 77

  • ekor atau sebesar 21% dan jenis crustacea sebanyak 37 ekor atau sebesar 10% dari total hasil tangkapan.SebagaimanadapatdilihatpadaTabel1danGambar3.

    Tabel1adadifileexcel

    Gambar3.TotalhasiltangkapanpadasetiapstasiunBerdasarkan gambar 3 dapat terlihat bahwa alat tangkap gill net yang tujuan utamanya untuk

    menangkap udang, namun realitanya jumlah udang yang tertangkap masih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah jenis tangkapan ikan. Hal ini terlihat dari dominasi jenis ikan tertangkap yang merupakan spesies non target. Hasil tangkapan yang didominasi oleh jenis ikan menjadikan Trammel Net yang diteliti tidak dapat disimpulkan memiliki species selectivity yang tinggi. Hal ini disebabkan jumlah masingmasing spesies ikan tidak diketahui dengan pasti di dalam suatu perairan. Komposisi hasil tangkapan juga dipengaruhi oleh struktur komunitas dan musim ikan yang ada di fishing ground.

    5.2.CaraTertangkapnyaIkanCara tertangkapnya ikan pada Trammel Net terdiri dari empat cara yaitu gilled, entangled,

    wedged, dan pocketed. pada praktikum ini komposisi hasil tangkapan berdasarkan cara tertangkap adalahsebagaiberikut:

    No

    CaraTertangkap

    APITrammelNet TotalEkor

    Persentase(%)

    A B C

    1 Entangled 30 2 57 89 24

  • 2 Pocketed 123 40 24 187 50

    3 Wedged 27 16 9 52 14

    4 Gilled 2 4 38 44 12

    hasil tangkapan yang tertinggi berdasarkan cara tertangkap yaitu secara pocketed sebanyak 187 ekor atau sebesar 50% dari total hasil tangkapan. sedangkan yang terendah yaitu secara gilled sebanyak 44 ekor atau setara dengan 12 % dari total tangkapan. Sedangkan untuk hasil tangkapan yang tertangkap secara entangled sebesar 89 ekor atau sebesar 24% dan yang tertangkap secara wedged sebanyak 52 ekor atau sebesar 14% dari hasil tangkapan. hasil ini dapat dilihat pada gambar4.dan5

    Gambar4.Jumlahseluruhhasiltangkapanberdasarkancaratertangkap

  • Gambar 5. Grafik perbandingan hasil tangkapan berdasarkan cara tertangkap pada 3 (Tiga)

    Trammelnet5.5.AnalisisTertangkapnyaikanpadaPosisijaringBerdasarkandatayangdidapatkanselamaoperasipenangkapanikandenganmenggunakanalat

    tangkaptrammelnetdengan3armadapenangkapandiperairantelukpalabuhanratudidapatibahwaikanyangtertangkappadabagiantengahjaring(tengahpiecejaring)cenderunglebihbanyakdibandingkanbagiansampingkirimaupunkananjaring.datahasiltangkapanberdasarkanjumlahikanyangtertangkapdimasingmasingpieceoleh3armadapenangkapandapatdilihatpadatabeldibawahini:

    jaring Pis A B C Total

    1 17 0 9 26

    2 17 7 17 41

    3 21 10 18 49

    4 28 9 38 75

    5 17 10 17 44

    6 36 17 20 73

    7 24 6 6 36

  • 8 12 2 3 17

    9 10 1 0 11

    Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa posisi ikan yang tertangkap terbanyak di piece ke 4

    dan ke 6 yang relatif berada di tengahtengah rangkaian jaring. dugaan yang dapat diambil

    berdasarkan tabel diatas adalah karena sistem penangkapan ikan menggunakan trammel net saat

    dioperasikan yaitu dengan sistem operasi aktif yaitu dengan cara menarik salah satu bagian jaring

    dengan perahu dan melakukan gerakan melingkar yang menyebabkan jaring bagian tengah

    membentuk mirip kantong yang akhirnya membuat ikan yang berada disekitar jaring mencoba

    menghindar ketengah jaring yang akhirnya membuat ikan tertangkap paling banyak di bagian tengah

    jaring. apabila dilihat secara prosentase besarnya ikan tertangkap dapat dilihat pada gambar

    dibawahini:

    Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat jika prosentase ikan yang tertangkap paling tinggi berada

    di piece jaring yang ke 4 dan ke 6. perbedaan yang ada sangat signifikan dimana pada piece yang

    ke 4 dan ke 6 memiliki prosentasesama besar yaitu masingmasin 20% dari total hasil tangkapan.

    sedangkan secara berurutan baru menyusul piece 3 dengan hasil 13%, piece jaring ke 5 sebesar

    12%, piece jaring ke 2 sebesar 11%, piece ke 7 sebesar 10% kemudian baru piece ke 1 sebesar

    7%,piece8sebesar4%danpiece9yanghanya3%.

    melihat dari data yang ada dapat disimpulkan bahwa ikan cenderung tertangkap di daerah jaring

    bagian tengahkarena pada saat operasi posisi jaring membentuk menyerupai kantong karena sisi

  • jaring membentuk huruf U yang membuat ikan seperti terkurung dan mencoba melarikan diri,

    namun karena jaring lebih cepat atau karena ikan berenang ke arah tengah jaring maka ikan akhirnya

    tertangkapdipiecejaringbagiantengah.

    DaftarPustakaD. L. Grey, A L.1983. A Guide to The Australian Penaeid Prawns. Departmen of Primary

    Production.Darwin

    Gerald R Allen, A L. 1993. Reef Fishes of New Guinea.christensen research institute. Papua NewGuinea

    Gerald R Allen, A L. 1988. The Marine Fishes of North Western Australia, A Field Guide for AnglersandDivers.WesternAustralianMuseum.Perth,WesternAustralian

    Badan Standardisasi Nasional. 2008. SNI 7277.8:2008 Istilah dan definisiBagian 8: Jaring Insang. Jakarta