laporan study tour

Upload: abhirama-herbayu

Post on 10-Oct-2015

284 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

LAPORAN STUDY TOUR

PT. TIRTA INVESTAMA DANONE (AQUA) DAN PT. TEH TAMBI WONOSOBO JAWA TENGAH

Disusun Oleh :KELOMPOK X1. Ristika Abhirama HerbayuAK/12/16512. Sri Wahyuningsih AK/12/16583. Yustina Arum FaradiyantiAK/12/16594. Adham NurdiansyahAK/12/16615. Adhi WulandariAK/12/16626. Murni AK/12/16657. Siti Rochanah AK/12/16668. Ihda Maulida OktaviaAK/12/16679. Yeni KhotinahAK/12/166810. Merry ChrissalinAK/12/167311. Aditya Yosan WiwokoAK/12/1627

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NUSA MEGARKECANAJURUSAN AKUNTANSI 2014KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kesehatan, karunia, rahmat, dan hidayah-Nya kepada kita semua, terutama penyusun laporan ini. Hanya kepada-Nya kembali segala sanjungan, kepada-Nya kami memohon pertolongan dan ampunan, dan atas ridhonya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan Laporan Study Tourke PT. Tirta Investama Danone (Aqua) dan PT. Teh Tambi Wonosobo Jawa Tengah ini dengan lancar.Dalam pembuatan makalah ini, penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan ini.Akhir kata semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya.Penyusun menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik serta saran yang membangun dari para pembaca akan penyusun terima dengan senang hati sehingga bisa menjadi sebuah pelajaran bagi penyusun agar kelak dapat membuat laporan dengan lebih baik lagi.

Penyusun,

DAFTAR ISI

Halaman JuduliKata PengantariiDaftar IsiiiiBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang1B. Tujuan1C. Metode Penulisan1D. Sistematika Penulisan2BAB II ISIA. PT. Tirta Investama Danone (Aqua)1. Profil Perusahaan 32. Produk Perusahaan43. Penyediaan Alat dan Bahan Baku44. Proses Produksi75. Pemasaran Produk12B. PT. Teh Tambi1. Sejarah Perusahaan132. Profil Perusahaan 153. Produk Perusahaan164. Penyediaan Alat dan Bahan Baku165. Proses Produksi 186. Pemasaran Produk30BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan32B. Saran32Daftar PustakaLampiran

14

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangDalam rangka memperluas wawasan dan pengetahuan mahasiswa mengenai bisnis, entrepreneurship dan ilmu ekonomi, Program Studi Akuntansi dan Manajemen STIE Nusa Megarkencana Yogyakarta pada tahun ajaran 2013/2014 mengadakan kegiatan studi lapanganke Wonosobo. Kegiatan kunjungan ini dikemas dalam bentuk kegiatan study tour yang telah dilaksanakan pada hari Selasa, 29 April 2014.Obyek perusahaan yang dikunjungi antara lain adalah PT. Tirta Investama Danone (Aqua) dan PT. Teh Tambi Wonosobo Jawa Tengah. Selama di Wonosobo selain mengunjungi perusahaan,kami diajak pula untuk melakukan City Tour sehingga lebih banyak mengenal tempat-tempat wisata bersejarah di daerah Wonosobo.Sebagai salah satu wujud pertanggung jawaban kami, maka kami menyusun laporan study tour ini. Dalam penyusunan laporan ini, kami banyak mengalami malasah, akan tetapi masalah-masalah tersebut dapat kami atasi dengan baik sehingga laporan ini dapat selesai tepat waktu.

B. Tujuan1. Memperkenalkan obyek-obyek studi yang ada di Wonosobo kepada pembaca.2. Sebagai wawasan tambahan informasi serta pengetahuan mahasiswa tentang dunia industri di lapangan.3. Sebagai perbandingan antara teori di kelas dengan kenyataan di lapangan.

C. Metode PenulisanMetode yang kami gunakan adalah :a. Metode ObservasiKami memperoleh bahan-bahan penyusunan laporan ini dengan pengamatan langsung dari obyek yang ditujub. Metode LiteraturKami memperoleh bahan-bahan penyusunan laporan ini brosur dan juga media internet.c. Metode InformatikKami memperoleh bahan-bahan penyusunan laporan ini dari penjelasan yang diberikan oleh petugas-petugas yang ada di obyek studi.

D. Sistematika PenulisanUntuk memperoleh hasil yang rapi dan baik dalam menyusun dan membuat laporan study tour, maka perlu dibuat sistematika.Adapun sistematika dalam laporan study tour ini adalah :BAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangB. TujuanC. Metode PenulisanD. Sistematika PenulisanBAB II ISIA. PT. Tirta Investama Danone (Aqua)1. Profil Perusahaan 2. Produk Perusahaan3. Penyediaan Alat dan Bahan Baku4. Proses Produksi5. Pemasaran ProdukB. PT. Teh Tambi1. Sejarah Perusahaan2. Profil Perusahaan 3. Produk Perusahaan4. Penyediaan Alat dan Bahan Baku5. Proses Produksi 6. Pemasaran ProdukBAB III PENUTUPA. Kesimpulan B. SaranBAB IIISIA. PT. Tirta Investama Danone (Aqua)1. Profil PerusahaanPT. Tirta Investama Danone (Aqua) perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang merupakan cabang dari PT. AQUA.PT AQUA Golden Mississippi didirikan pada tahun 1973 oleh Bapak Tirto Utomo, sebagai produsen pelopor air minum dalam kemasan di Indonesia.Pabrik pertama didirikan di Bekasi.Setelah beroperasi selama 30 tahun, kini AQUA memiliki 14 pabrik di seluruh Indonesia.Almarhum Tirto Utomoatau Kwa Sien Biauw (lahir di Wonosobo, 9 Maret 1930 meninggal 16 Maret 1994 pada umur 64 tahun) adalah pengusahaIndonesia lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia.. Pada 16 Maret 1994, ia meninggal dunia dan dimakamkan di pemakaman warga Tionghoa di dekat Hotel Kresna, Wonosobo.Perusahaan ini terletak di Jalan Mangli, Desa Kejiwan, Wonosobo, Jawa Tengah 56311.Dengan kurang lebih 155 karyawan yang bekerja dengan sistem shift.Perusahaan ini memproduksi 2 jenis kemasan Aqua yaitu kemasan 240ml dan kemasan Galon.Motto yang dimiliki perusahaan adalah WONOSOBO BERSATU yang berarti Bekerja Bersama Untuk Mencapai Satu Tujuan.Visi dan Misi PT. Tirta Investama Danone (Aqua) adalah Menjadikan TIV Wonosobo sebagai perusahaan terdepan dan terbaik di Danone Group.Perusahaan Terdepan dan Terbaik di Danone Group berarti :a. Menjamin keselamatan bagi setiap orang yang masuk ke area pabrik.b. Meningkatkan volume produksi 2% per tahun dari tahun sebelumnya.c. Menyediakan produk dengan kualitas terbaik.d. Menjadi perusahaan yang nyaman bagi karyawan untuk bekerja dan berkarya.e. Menjadi perusahaan yang peduli terhadap keletarian lingkungan.f. Memproduksi dengan biaya rendah.Untuk mencapai Visi tersebut, perusahaan menjalankan beberapa kegiatan seperti berikut ini :a. Menjalankan WISE dengan benar dan konsisten.b. Menambah kapasitas produksi.c. Memastikan hygiene personil, food safety, standard GMP terimplementasi dengan baik dan konsisten.d. Menciptakan iklim kerja yang kondusif.e. Menjalankan dan mengkomunikasikan program CSR dengan berkesinambungan.

2. Produk PerusahaanPT. Tirta Investama Danone (Aqua) Wonosobo mempoduksi aqua dengan 2 jenis kemasan yaitu :a. Kemasan Cup 240mlb. Kemasan Galon

3. Penyediaan Alat dan Bahan Bakua. Bahan BakuBahan Baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan produk air minum di PT. Tirta Investama Danone (Aqua) Wonosobo adalah mengambil bahan baku yaitu air dari sumber mata air yang mengalir sendiri (mountain spring water) yang berada di area pabrik di daerah Wonosobo.b. PeralatanPeralatan yang digunakan oleh PT. Tirta Investama adalah sebagai berikut :1) Pompa Mata AirPompa yang digunakan untuk memompa air dari sumber mata air ke water treatment.2) Catridge Filter 5Alat yang berfungsi untuk memfilterisasi mikro organisme yang berukuran 5.3) Catridge Filter 1 Alat yang berfungi untuk memfilterisasi mikro organisme yang berukuran 1 4) OzonOzon (O3) berfungsi mengubah O2 menjadi O3.5) ThermosheetMesin yang digunakan untuk memproduksi lembaran plastik (sheet)6) ThermoformingMesin yang digunakan untuk memproduksi cup7) Thermo RegulatorAlat untuk mengatur panas calender8) Mesin Filler 240 mlMesin yang digunakan untuk pengisian air pada kemasan 240 ml9) UV Aquafine 240 mlMesin penghasil sinar Ultraviolet sehingga ozon yang ada didalam air terurai10) Motor Conveyor Filler 240 mlSebagai penggerak conveyor dari ruang infeed ke ruang Filler11) Mesin WasherMesin pencuci botol kemasan galon12) Pompa DetergentMesin yang berfungi memompakan detergent ke dalam mesin Washer

13) Pompa Pre RinseMesin yang berfungsi membilas botol dalam mesin Washer14) Mesin Filler GalonMesin untuk mengisi air ke dalam kemasan galon15) Motor Conveyor Filler GalonMesin untuk menggerakn conveyor kemasan galon16) Motor Hopper GalonMesin peletak dan penekan cap17) Video JetAlat pemberi stempel produksi 18) Mesin Carton SealMesin untuk mengisolasi karton box19) Cooling TowerPendingin Mesin20) Storage TankSebagai tempat penampungan air sementara21) ForkliftDigunakan untuk mengangkut produk jadi ke gudangc. KemasanKemasan air minum yang diproduksi oleh PT. Tirta Investama Danone Wonosobo terdiri dari 2 jenis kemasan yaitu kemasan cup 240 ml dan kemasan galon. Kemasan untuk kapasitas 240 ml adalah cup gelas plastik yang terbuat dari Poly Propylene (PP) dan regrind PP sedangkan untuk kapasitas galon terbuat dari Poly Carbonat (PC) yang di produksi di luar perusahaan.d. Penutup KemasanPenutup kemasan digunakan untuk menutup kemasan. Penutup kemasan untuk cup 240 ml adalah plastik yang disebut lid yang telah tercetak label perusahaan dan diproduksi di luar perusahaan.e. Stempel Kode ProduksiStempel kode produksi digunakan untuk membubuhi kode produksi, tanggal, bulan masa kadaluarsa, dan lain-lain.Untuk kemasan cup 240 ml kode produksinya terletak pada dasar cup sedangkan pada kemasan galon terletak pada botol kemasan.f. Label Label berfungi untuk menunjukkan merk produksi. Label ini terbuat dari plastik. Label dilingkarkan pada botol kemasan untuk kemasan galon sedangkan untuk kemasan cup 240 ml terletak pada lid.g. Karton BoxKarton box digunakan pada kemasan cup 240 ml agar memudahkan pengiriman barang.Karton box ini terbuat dari karton dan pada karton tersebut sudah tertera logo perusahaan, kode produksi, jenis kemasan dan jumlah produk.h. Krat Digunakan untuk kemasan galon.i. Karton SealKarton seal digunakan untuk perekat karton box yang telah diisi dengan produk air minum dalam kemasan (AMDK).

4. Proses ProduksiProses produksi adalah teknik atau metode yang digunakan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa sehingga nilainya bertambah dengan menggunakan sumber-sumber daya (resource) yang tersedia, antara lain : tenaga kerja, mesin, bahan baku, modal, metode, energi dan lain-lain.a. Proses Produksi Kemasan Cup 240 mlMesin Sheet OMVBahan yang digunakan adalah PP dan regrid PP. Kedua bahan dicampur dengan mesin pencampur, kemudian bahan dialirkan ke mesin pembuatan sheet (Thermosheet). Bahan dipanaskan dan dibentuk di calender dengan suhu berkisar 220o 230o hasilnya baru berbentuk lembaran sheet. Sheet yang berbentuk selanjutnya didinginkan dengan suhu berkisar 30o 35o. Sheet tersebut akan dipotong pada sisi pinggir dan dilakukan penggulungan. Gulungan sheet disimpan di gudang sheet.Thermoforming Sheet dibawa dari gudang penyimpanan kedalam mesin Thermoforming.Sheet tersebut dipanaskan dengan suhu berkisar 237o 465o.Selanjutnya sheet tersebut diproses menjadi cup. Cup-cup tersebut akan diperiksa secara manual oleh Visual Control. Selanjutnya cup dibawa ke ruang pengepakan cup. Cup dimasukan ke dalam plastik dan di simpan ke gudang cup.

b. Proses Water TreatmentProses water treatment adalah proses yang bertujuan untuk menyaring dan mensterilkan bahan baku sehingga menjadi air minum yang siap diminum dan mengandung mineral yang tinggi. Proses water treatment adalah sebagai berikut :Storage Tank IAir dari sumber mata air dipompakan ke Storage Tank I yang berfungsi sebagai penyimpanan sementara. Air dari Storage Tank I ini dialirkan ke Catridge Filter 5 .Proses Penyaringan di Catridge Filter 5 Air dari Storage Tank I disaring. Catridge Filter 5 dilengkapi dengan 12 buah filter yang berukuran 5 . Sehingga bakteri-bakteri yang berukuran 5 tidak akan lolos dari saringan tersebut.Storage Tank IIAir dari Catridge Filter 5 dialirkan ke Storage Tank II yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara. Air dari Storage Tank II dialirkan ke Catridge Filter 1 .

Storage Tank IIIAir dari Storage Tank II dialirkan ke Storage Tank III yang berfungsi sebagai tempat penyimpan sementara. Air Storage Tank III ini akan digunakan untuk Boiler, Washer I dan Washer II.Proses Penyaringan di Catridg Filter 1 Air dari Storage Tank II disaring. Catridge Filter 1 dilengkapi dengan 12 buah filter yang berukuran 1 , sehingga bakteri-bakteri yang berukuran 1 tidak akan lolos dari saringan tersebut.Proses OzonisasiAir dari Catridge Filter 1 dialirkan ke Finish Tank I. Sebelum sampai ke Finish Tank I terjadi proses ozonisasi yaitu proses pembunuhan bakteri-bakteri yang lolos dari Catridge Filter yang dilakukan oleh O3 yang dihasilan generator ozon dengan mengubah O2 yang diperoleh dari udara bebas menjadi O3. Pada saat mengalirkan air ke Finish Tank I terjadi proses mixing yaitu pencampuran O3 dengan air supaya homogen.Finish Tank IFinish Tank I sebagai tempat penampungan air. Air dari Finish Tank I akan dialirkan ke Finish Tank IIFinish Tank IIFinish Tank II berfungsi sebagai tempat penampungan air yang akan dialirkan ke ruang pengisian (Filler) masing-masing kemasan.

c. Proses Pengisian dan Pengemasan Kemasan Cup 240 mlProses pengisian air pada kemasan cup 240 ml dilakukan di ruangan yang steril dengan suhu berkisar 20o 25o C. Proses pengisian dilakukan dengan menggunakan mesin otomatis disebut Sunny. Ruangan pengisian terdiri dari mesin pengisi (Filler) yang dilengkapi dengan dispenser line, nozzle, mesin UV Aquafine untuk penyinaran ultraviolet, supply cup, pemanasan/perekatan/heating/dan pemotongan lid/cutting.Proses pengisian dan pengemasannya adalah sebagai berikut :Cup-cup dari ruang infeed masuk ke dalam dispenser line yang terdiri dari 8 line. Setiap line terdiri dari 50 cup. Secara otomatis 8 cup terdorong dan langsung diisi oleh air dari Filller.Sebelum air sampai dari Tank Filler, air disinari ultraviolet untuk menghilangkan ozon dalam air sehingga air tersebut dapat langsung diminum.Cup yang telah terisi oleh air bergerak ke pemasangan lid, kemudian pemanasan serta perekatan lid dan dilanjutkan ke pemotongan lid.Cup dibawa kelur dari ruangan Filler dengan conveyor masuk ke ruangan Visual Control untuk memeriksa kualitas produk. Pemeriksaan ini dilakukan dengan manual oleh seorang operator dengan bantuan lampu 160 watt.Cup yang lolos seleksi bergerak ke Video Jet untuk memberi kode produksi.Setelah itu produk bergerak ke bagian pengepakan.Pengepakan dilakukan secara manual.Produk dimasukkan kedalam karton box yang terdiri dari 48cup/box. Selanjutkan karton box akan diberi stempel kode produksi dengan stempel manual biasa oleh bagian packing dan proses pengisolasian karton box yang dilakukan menggunakan mesin karton seal. Kotak disusun diatas pallet sebanyak 84 kotak/pallet.Selanjutnya produk diangkut ke gudang produk jadi dengan truk pengangkut yaitu forklif.

d. Galon yang tak lolos sesuai Standart?Galon-galon yang tak lolos karena bau atau lumut mereka di bersihkan. Jika karena labelnya rusak tinggal melakukan penggantian label saja. Sedangkan untuk galon yang pecah atau retak sudah tak bisa di gunakan lagi. Galon-galon ini di belah jadi 2 kemudian di kirim ke luar untuk di daur ulang

e. Proses Pengisian dan Pengemasan Kemasan GalonProses Pencucian BotolProses awal adalah menyortir galon. Galon-galon kosong di jajarkan di mesin conveyor. Nantinya ada 2 orang Cheker yang bertugas masing-masing: Mengecek bau galon dari jarak +- 10-15 cm dan memeriksa bagian dalam galon yang kotor, satunya lagi memeriksa fisik galon, kotoran / lumut galon dan mengecek kondisi label.Botol-botol untuk kemasan galon diperoleh dari konsumen yang telah menjadi pelanggan.Botol-botol tersebut diseleksi untuk menghindari pemakaian botol yang rusak dan menentukan apakah botol tersebut dapat langsung dicuci dengan mesin pencuci botol (Washer Machine) II atau terlebih dahulu dicuci secara manual dilanjutkan dengan mesin pencuci botol I dan akhirnya dicuci dengan mesin pencuci botol II.Pencucian botol secara manual dilakukan karena pada botol ditemukan lumut dan jenis kotoran yang dianggap tidak lepas dari mesin pencuci.Botol-botol yang lolos seleksi pada pemeriksaan dibawa ke Washer II dengan conveyor. Mesin pencuci botol akan bekerja secara otomatis dan botol yang dicuci sekali cuci adalah 3 botol. Air untuk pencucian botol ini berasal dari Storage Tank III.Pencucian dilakukan dengan 3 tahap.Tahap pertama, botol dicuci dengan detergen polibrite yang akan membersihkan kotoran-kotoran berupa debu dan membunuh bakteri-bakteri yang ada di dalam botol. Suhu yang digunakan untuk pencucian ini adalah 65o 80o C.Pencucian pada tahap ini dilakukan dengan sirkulasi air dan air diganti setiap 4 jam.Tahap kedua, proses pembilasan awal dilakukan dengan sirkulasi air dan penggantian airnya setiap 4 jam. Tahap ketiga adalah pembilasan akhir dan air yang digunakan adalah air ozon dan sekali cuci langsung buang. Selanjutnya adalah proses pengiringan botol. Botol yang sudah kering dibawa ke ruang pengisian kemasan galon dengan conveyor.Untuk pencucian botol yang berlumut terlebih dahulu dibersihkan dengan cara manual dengan menggunakan brush dan HCI 3% .Setelah botol-botol di brush maka botol dibawa ke Whaser I. Proses pencucian botol pada mesin ini juga melalui tiga tahap.Tahap pertama, botol dibersihkan dengan larutan HCI dan menggunakan sirkulasi air dari Storage Tank III.Tahap kedua, pembilasan awal yang juga menggunakan sirkulasi air.Tahap ketiga yaitu pembilasan akhir dengan penggunaan air sekali pakai langsung buang.Selanjutnya botol-botol dibawa ke Washer II untuk dilakukan pencucian kembali.Galon-galon yang tak lolos karena bau atau lumut di bersihkan secara manual. Jika karena labelnya rusak tinggal melakukan penggantian label saja. Sedangkan untuk galon yang pecah atau retak sudah tak bisa di gunakan lagi.Galon-galon ini di belah jadi 2 kemudian di kirim ke luar untuk di daur ulang.

Proses Pengisian AirBotol yang telah dibersihkan dengan mesin pencuci botol akan dibawa keruang Filler kemasan galon dengan conveyor. Botol yang sampai di mesin pengisian akan diisi secara otomatis. Banyaknya botol untuk sekali isi adalah 4 buah.Dalam ruangan Filler ini terdiri dari mesin Filler dan mesin Storage Cap. Botol yang telah terisi akan dibawa ke mesin Storage Cap dan secara otomatis cap akan diletakan pada botol dan kemudian botol akan bergerak ke penekanan cap/capper. Botol kemasan keluar dari ruang pengisian dan masuk kedalam ruang Visual Control dengan conveyor. Di ruangan Visual Control seorang Visual Control akan memeriksa kualitas produk dengan bantuan lampu 160 watt. Botol kemasan yang lolos seleksi selanjutnya kode produksi dengan Video Jet. Selanjutnya setiap botol akan dimasukan ke krat/pallet sebanyak 48 botol/pallet. Selanjutnya produk diangkut ke gudang produk jadi dengan truck pengangkutan atau forklift.

5. Pemasaran Produka. Direct : End user, Konsumen Rumah Tangga / Perkantoran, volume minimum 1, tidak ada target, harga jual air (isi saja) Rp 9.000 s/d Rp 10.000 (diantar)b. Retailer : Toko Kecil / Warung, volume min 5 s/d 10, tidak ada target, harga jual Rp 10.000.c. Whole Seller : toko besar / grosir, volume min 50, target vol min. 2.000 / blnd. High Class Outlet : Hotel, Supermarket, Hypermarket, Toserba > mempunyai aturan tersendiri dan kontrak jangka panjang serta berhubungan langsung dengan principal Aqua Danone, Jakarta.e. Star Outlet : Sub Distributor dengan wilayah tertentu, volume min 500, target volume min 12.500 / bln

Aqua peduli lingkunganSebagai pabrik yang memanfaatkan sumber daya alam sebagai bahan bakunya, maka PT Investama juga menjalankan 4 pilar Lestari yaitu:a. Pelestarian air dan lingkungan dengan memanfaatkan hutan asuh seperti menanam dan merawat pohon, pemberdayaan ekonomi masyarakat desa hutan: peternakan, industri, rumah tangga, dan pertanian organikb. Praktik Perusahaan ramah lingkungan dengan memanfaatkan Sekolah Sahabat Mata air yang meliputi pendidikan lingkungan serta pelibatan dunia pendidikan dalam konservasi huta dan lingkunganc. Pengelolaan distribusi produk melalui WASH (Water Sanitation and Hygiene) adalah akses air bersih, sanitasi dan kesehatan lingkungan juga pengelolaan sampahd. Pelibatan dan pemberdayaan masyarakat dengan pengembangan ekonomi seperti Recycle plastik, pengembangan pertanian ramah lingkungan

B. PT. Teh Tambi1. Sejarah PerusahaanPT Perkebunan Teh Tambi pada mulanya (tahun 1865) merupakan perusahaan perkebunan milik pemerintah Hindia Belanda yang disewakan kepada pengusaha-pengusaha swasta Belanda yaitu antara lain D. Vander Ships (untuk Unit Perkebunan Tanjungsari) dan W.D. Jong (untuk Unit Perkebunan Tambi dan Bedakah). Perkebunan tersebut pada tahun 1880 dibeli oleh Mr. M.P. van Der Berg, A.W. Hole, dan Ed Jacobson, yang kemudian bersama-sama mendirikan Bagelen Thee En Kina Maatschappijdi Wonosobo, yang dalam pengurusan dan pengolahan perkebunan teh tersebut diserahkan kepada firma John Feet and Co. yang berkedudukan di Jakarta.Tahun 1942, saat Jepang di Indonesia, Kebun Bedakah, Tanjungsari, dan Tambi dikuasai oleh Jepang. Tanaman teh pada umumnya tidak dirawat dan sebagian dibongkar untuk diganti tanaman lain seperti palawija, ubi-ubian, dan jarak.Kebun Bedakah, Tambi, dan Tanjungsari setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 secara otomatis diambil alih oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berada di bawah Pusat Perkebunan Negara (PPN) yang berpusat di Surakarta, sedangkan kantor perkebunan daerah Tambi, Bedakah, dan Tanjungsari dipusatkan di Magelang, Jawa Tengah. Berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) di Belanda pada November 1949, maka perusahaan-perusahaan asing yang ada di Indonesia yang sebelumnya sudah diakui sebagai milik Negara harus diserahkan kembali kepada pemilik semula. Sesuai hasil KMB maka perkebunan teh Bedakah, Tambi, dan Tanjungsari harus diserahkan kembali oleh pemerintah Indonesia kepada pemilik semula yaitu Bagelen Thee En Kina Maatschappij. Setelah diadakan koordinasi antara ketiga pengelola kebun tersebut, para eks pegawai PPN membentuk kantor bersama yang dinamakan Perkebunan Gunung pada tanggal 21 Mei 1951.Beberapa tahun setelah Perkebunan Gunung mengelola ketiga kebun itu, Bagelen Thee En Kina Maatschappij tidak berminat untuk melanjutkan usahanya dan merasa terlalu sulit untuk mengurus perkebunan yang kondisinya sudah sangat memburuk (akibat revolusi fisik antara Indonesia dengan Belanda). Oleh Bapak Imam Soepomo, SH selaku Kepala Jawatan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah mengusahakan agar pihak Bagelen Thee En Kina Maatschappij diserahkan ke Indonesia. Hal tersebut diterima baik oleh Bagelen Thee En Kina Maatschappij.Selanjutnya didirikan Perseroan Terbatas (PT) NV Eks PPN Sindoro Sumbing pada tanggal 17 Mei 1954.Perjanjian jual beli antara NV Bagelen Thee En Kina Maatschappij dengan PT NV Eks PPN Sindoro Sumbing terjadi tanggal 26 November 1954, sehingga status perkebunan Bedakah, Tambi, dan Tanjungsari resmi dalam penguasaan PT NV Eks PPN Sindoro Sumbing.Tahun 1957, tercapai kesepakatan bersama antara Pemerintah Daerah Wonosobo dan PT NV Eks PPN Sindoro Sumbing untuk bersama-sama mengelola perkebunan tersebut, dengan membentuk perusahaan baru yang modalnya 50 % dari PT NV Eks PPN Sindoro Sumbing dan 50 % dari Pemerintah Daerah Wonosobo.Perealisasian tujuan tersebut dilakukan melalui pembentukan suatu perusahaan baru dengan nama Perseroan Terbatas (PT) NV Perusahaan Perkebunan Teh Tambi, disingkat PT NV Tambi (saat ini PT Perkebunan Tambi) dengan akte notaris Raden Sujadi di Magelang pada tanggal 13 Agustus 1957 No. 10, serta mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman tanggal 18 April 1958, No. JA 5/30/25 yang kemudian diterbitkan pada lembaran berita negara tanggal 12 Agustus 1960 No. 6.

2. Profil Perusahaana. Nama Perusahaan : PT Perkebunan Teh Tambib. Status Perusahaan : Perseroan Terbatasc. Alamat PerusahaanPusat: Jl. T. Jogonegoro No. 39 Wonosobod. Kode Pos:56314e. No Telp. : (0286)321077, 321088f. Fax. : (0286)321203, 321092g. Email : [email protected]. Lokasi PerusahaanUnit Perkebunan Tambi terletak kurang lebih 16 km dari kota Wonosobo ke arah utara dan dilereng gunung Sindoro bagian barat.Batas-batas perkebunan Tambi adalah:1) Sebelah utara : Desa Tambi, Desa Kejajar, dan Hutan Perhutani2) Sebelah timur : Desa Sikatok, Desa Canggal, dan Hutan Perhutani3) Sebelah selatan : Desa Jengkol, Desa Tlogo, dan Hutan Perhutani4) Sebelah barat : Desa Maron dan Hutan PerhutaniUnit Perkebunan Tambi terbagi menjadi empat blok yang letaknya saling terpisah, yaitu:1) Blok Taman, terletak di Desa Tambi, Kecamatan Kejajar2) Blok Pemandangan, terletak di Desa Sigedang, Kecamatan Kejajar3) Blok Panama, terletak di Desa Tlogo, Kecamatan Garung 4) Blok Tanah Hijau, terletak di Desa Jengkol, Kecamatan Garung

i. Visi dan Misi PerusahaanVisiMewujudkan perusahaan perkebunan teh yang berproduktivitas tinggi, ramah lingkungan, kualitas sesuai dengan selera konsumen, kokoh dan lestari.Misi.Mendorong pertumbuhan ekonomi dalam rangka pendapatan pajak dan devisa bagi negara, pelestarian alam dan penyerapan tenaga kerja.

3. Produk PerusahaanUnit Perkebunan Tambi memproduksi bubuk teh kering dengan proses pengolahan sistem Orthodox Rotorvane. Bubuk teh hitam kering ini sebagian besar dikirim ke PTPN IX untuk dilakukan pengemasan kembali kemudian diekspor.Untuk pasaran dalam negeri, UP Tambi memproduksi dalam bentuk kemasan karton.Produk-produk teh yang dikemas di UP Tambi antara lain :a) Kemasan Petruk 180 gram, jenis PSb) Kemasan Petruk 100 gram, jenis PSc) Kemasan Petruk 200 gram, jenis PSd) Kemasan Cakil 250 gram, jenis BOPe) Kemasan Cakil 100 gram, jenis BOP

4. Penyediaan Alat dan Bahan Bakua. Bahan BakuBahan baku dalam industri pengolahan teh hitam UP Tambi ini adalah pucuk daun teh segar yang diperoleh dari UP Tambi (Blok Taman, Pemandangan, Tanah Hijau dan Panama) serta UP Tanjung sari (Blok Kutilang, Murai, Gelatik). Bahan baku merupakan suatu bahan pokok dalam proses produksi yang nantinya diolah dari bentuk mentah menjadi produk jadi. Sebagai pertimbangan keberlangsungan jalannya industri, maka penyediaan bahan baku sangat penting untuk diperhatikan.b. Peralatan 1) Withering Trough Sebagai tempat untuk menghamparkan pucuk teh segar dalam proses pelayuan yang beukuran 24 x 1,8 m berkapasitas 1500 kg.2) Fan Pengembus UdaraSebagai penghembus udara dalam proses pelayuan, termasuk juga udara panas yang berasal dari heater pengering.3) Troly Sebagai alat angkut teh dari timbangan penerima ke Withering Tough (WT) dan dari WT ke Open Top Roller (OTR).4) Open Top Roller (OTR)Alat yang berfungi menggulung dan memecahkan pucuk teh yang telah layu sehingga cairan sel keluar melapisi permukaan teh berkapasitas 350 kg.5) Rotorvane (RV)Alat yang berfungsi memotong pucuk dauh teh layu yang telah di gulung pada mesin OTR agar menjadi partikel yang lebih kecil dalam waktu yang singkat secara terus menerus.6) Rotary Roll Breaker (RRB)Sebagai alat penyaring Bubuk II dan Bubuk III dari buyaran teh yang telah terpotong oleh rotorvane, hampir sama dengan ghoogi tapi lebih kecil dari bubuk-bubuk yang diperoleh serta media untuk menurunkan suhu bubuk akibat penggilingan berkapasitas 300 kg.7) Conveyor Sebagai alat angkut dari rotorvane ke RRB, dan dari rotorvane ke ghoogi.8) Ghoogi Sebagai alat untuk menyaring bubuk teh yang keluar dari rotorvane untuk mendapatkan bubuk IV dan badag yang dikehendaki berkapasita 350 kg/jam.9) Humidifier Alat yang berfungsi untuk membantu mempertahankan suhu dan kelembaban dalam ruangan penggilingan dan fermentasi selama proses berlangsung.

10) Heater Alat yang berfungi menghasilkan panas dan memanasi teh dalan two/three circuit pada proses pengeringan serta memanasi pucuk daun teh pada proses pelayuan.11) DrierAlat yang berfungsi untuk mengentikan proses enzimatis dan menurunkan kadar air dalam teh akhir menjadi 3 4%.

5. Proses PengolahanMenurut Arifin (1994), sistem pengolahan teh hitam di Indonesia terbagi menjadi 2 sistem, yaitu :a. Sistem Orthodox yang dibagi menjadi dua yaitu Orthodox Murni dan Orthodox Rotorvane.b. Sistem baru (CTC atau Crushing Tearing Curling)Sedangkan proses pengolahan teh hitam di Unit Perkebunan Teh Tambi, PT Perkebunan Teh Tambi, Wonosobo menggunakan Sistem Orthodox Rotorvane. Proses produksi teh di PT. Tambi adalah sebagai berikut :a. Pelayuan Menurut Arifin (1994), proses pelayuan bertujuan untuk mengurangi kadar air pada pucuk daun teh mencapai 50% dan membuat pucuk daun teh agar lebih lentur sehingga mudah digulung maka,memudahkan cairan sel keluar jaringan pada saat digulung. Waktu yang diperlukan dalam pelayuan 12-15 jam dengan suhu tidak boleh lebih dari 27o C, suhu optimal yang digunakan sekitar 23-27o C serta kelembaban pada proses pelayuan 76% dengan derajat layu pucuk teh 44-46%.Tujuan dari proses pelayuan di UP Tambi adalah :1) Menurunkan kadar air pucuk teh hingga 45-50%.2) Memudahkan proses berikutnya.3) Mendapatkan derajat layu pada hasil akhir.Tahap-tahap yang dilakukan pada proses pelayuan di Unit Perkebunan Teh Tambi adalah : penerimaan pucuk basah dan pelayuan, pengiraban/pembeberan pucuk daun, analisis pucuk,sortir, pemberian aliran udara segar, pemberian aliran udara panas, pembalikan, turun layu.Berikut ini penjelasan untuk masing-masing tahap dalam proses pelayuan di UP Tambi yaitu :1) Pengiraban/pembeberan pucuk daunPucuk segar yang telah ditimbang dikeluarkan dari waring kemudian dibeberkan di Withering Trough (WT). Pembeberan dilakukan dengan mengurai pucuk yang menggumpal dan disebar secara merata oleh dua orang yang saling berhadapan dari kedua sisi through. Hamparan pucuk diusahakan harus rata (tinggi permukaan sama) agar hasil layu merata.Tujuan dari pembeberan di UP Tambi antara lain:a) Memecahkan gumpalan pucuk akibat genggaman pemetik dan tumpukan pada saat pengangkutan. b) Memudahkan udara menembus sela-sela daun.

2) Analisis PucukAnalisis pucuk adalah pemisahan pucuk berdasarkan pucuk tua dan pucuk muda yang memenuhi syarat olah dan dinyatakan dalam persen. Adapun tujuan dari analisis pucuk yang dilakukan di UP Tambi adalah:a) Menilai kondisi pucuk yang akan diolah.b) Menentukan premi (upah tambahan) bagi pemetik.c) Memperkirakan grade mutu teh yang dihasilkan.

3) Sortir Penyortiran daun pada tahap pelayuan di UP Tambi ini bertujuan untuk menghilangkan atau memisahkan antara daun teh yang baik, gulma, serangga, ranting-ranting, rumput dan daun tua.4) Pemberian Udara Segar dan Udara PanasPemakaian udara segar di UP Tambi dilakukan apabila pucuk telah selesai dibeber. Pemakaian udara segar dilakukan selama 1 jam dihitung setelah pucuk selesai dibeber. Adapun tujuan dari pemberian udara segar pada proses pelayuan di UP Tambi ialah :a) Menghilangkan aroma yang tidak dikehendaki (misalnya bau amis).b) Menguapkan air (embun) yang ada di permukaan daun.c) Menormalkan suhu pucuk ( 26o C)d) Mencegah layu merah/lengas.Pemberian aliran udara harus memperhatikan suhu dan kelembaban. Suhu dan kelembaban pada saat pelayuan harus selalu dipantau setiap 2 jam sekali. Untuk mengukur suhu menggunakan thermometer sedangkan kelembaban dengan menggunakan higrometer, yang diletakkan diatas pucuk yang dilayukan. Suhu tidak boleh lebih dari 28oC. Suhu yang optimum untuk proses pelayuan adalah 26,7oC dengan selisih antara bola basah dan bola kering yang optimum 2-4oC.Bila RH > 76 % maka diperlukan pemberian aliran udara panas. Fungsi dari pemberian udara panas selain untuk mengurangi kelembaban adalah juga untuk menguapkan air yang ada di dalam pucuk. Bila kelembaban tinggi, proses pelayuan akan terlalu lama jika hanya menggunakan aliran udara segar. Dengan pemberian aliran udara panas diharapkan kelembaban tidak terlalu tinggi dan proses pelayuan tidak terlalu lama karena air yang ada dalam pucuk teh teruapkanBila RH menunjukkan < 76% maka tidak diperlukan pemberian aliran udara panas, dengan aliran udara segar saja sudah cukup untuk proses pelayuan. Udara untuk proses pelayuan dialirkan dari fan, yaitu sebuah mesin dengan mekanisme kerja seperti kipas angin. Dalam fan terdapat klep pengatur aliran udara yang digunakan untuk mengatur aliran udara yang akan dipakai untuk proses pelayuan. Bila diperlukan udara panas, maka klep pengatur aliran udara panas dibuka dan udara panas yang berasal dari heater akan mengalir ke WT.Dalam fan juga terdapat klep pengatur aliran udara untuk menghembuskan atau menghisap udara. Bila dalam proses pelayuan, pucuk sudah menunjukkan akan layu kering, maka aliran udara harus segera dihisap. Kecepatan udara dari fan adalah 20.000-25.000 ft3 /menit.

5) PembalikanTujuan dari pembalikan adalah meratakan tingkat layu dari lapisan bawah dan lapisan atas.Setelah dialirkan udara panas selama 4-6 jam kemudian dilakukan pembalikan.Pembalikan dilakukan 3 kali secara kondisional (melihat kondisi pucuk).Pembalikan IPembalikan pertama dilakukan 4-6 jam setelah pembeberan, yaitu apabila pucuk lapisan bawah sudah agak layu. Hamparan harus rata agar udara dapat mengalir rata ke semua sela-sela pucuk.Pembalikan IIDilakukan 4-6 jam setelah pembalikan I, tujuannya meratakan hasil pucuk layu. Dilakukan dengan cara mencampur bagian atas dan bawah dengan dibeberkan. Setelah pembalikan II, udara panas dihentikan dan diganti dengan udara segar.Pembalikan IIIDilakukan jika hasi layu pembalikan II belum layu merata. Dilakukan 4-6 jam setelah pembalikan II.

6) Turun Pucuk LayuPembongkaran pucuk di UP Tambi dimulai dari tingkat kelayuan pucuk. Untuk waktu pembongkaran dengan waktu pemasukan ke OTR tidak boleh terlalu lama, apabila terlalu lama pucuk akan panas, dan warna pucuk akan berubah serta rusak. Pucuk yang turun layu harus memperhitungkan kapasitas mesin gulung atau OTR yaitu 350 kg/jam tiap mesin untuk sekali penggulungan membutuhkan waktu 40 menit. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pelayuan di UP Tambi adalah suhu, cuaca, kelembaban relatif, waktu, jumlah pucuk. Udara yang digunakan pada proses pelayuan adalah udara bersih (bebas dari bau, debu, dan kotoran). Pelayuan di UP Tambi dihentikan setelah 15 jam dengan derajat layu sekitar 44-46%. Hasil layu yang baik untuk dimasukkan ke penggilingan adalah hasil layu medium. Ciri-ciri layu medium : kehijau-hijauan, tangkai lentur, tidak kering, bila digenggam tidak cepat membuyar, dan aromanya khas seperti buah masak.

b. Proses PenggilinganMenurut Loo (1983), penggilingan daun teh bertujuan untuk memecahkan sel-sel daun segar agar cairan sel dapat dibebaskan sehingga terjadi reaksi antara cairan sel dengan oksigen yang ada diudara. Peristiwa ini dikenal dengan nama oksidasi enzimatis (fermentasi). Pemecahan daun perlu dilakukan dengan intensif agar fermentasi dapat berjalan baik.Sedangkan Nazaruddin dan Paimin (1993), mengemukakan bahwa suhu yang digunakan selama proses penggilingan berkisar 27-32oC dan kelembaban ruangan sekitar 95%.Proses penggilingan pada UP Tambi terdiri dari penggulungan, penggilingan dan sortasi basah. Proses penggilingan dilakukan setelah turun pucuk layu sekitar pukul 05.00 WIB. Karena pada pagi hari kelembabannya masih relatif tinggi.

1) Proses PenggulunganProses penggulungan merupakan tahap pengolahan untuk menyiapkan terbentuknya mutu, baik secara kimia maupun fisik. Secara kimia akan terjadi reaksi antara senyawa polifenol dengan enzim polifenol oksidase dibantu dengan adanya oksigen yang biasa disebut oksidasi enzimatis. Secara fisik akan mengakibatkan daun memar dan dinding sel rusak, sehingga cairan sel keluar dipermukaan dengan merata dan pada saat itu sudah terjadi reaksi oksidasi enzimatis (fermentasi). Daun yang sudah digulung akan memudahkan proses penggilingan. Alat yang digunakan untuk menggulung adalah OTR (Open Top Roller) dengan kapasitas 350 kg/jam. Lama penggulungan di OTR sekitar 40-45 menit.Tujuan dari penggulungan di UP Tambi adalah :a) Untuk membentuk daun agar mengelinting/menggulung.b) Untuk memecahkan dinding sel pucuk daun teh sehingga cairan keluar di permukaan daun dengan merata.

2) Proses PenggilinganTujuan dari penggilingan di UP Tambi yaitu mengecilkan ukuran daun teh yang telah digulung menjadi partikel yang lebih kecil.Alat penggilingan yang digunakan yaitu rotorvane (RV) yaitu RV 15 dan RV cones. Suhu ruang giling antara antara 20-24oC dengan kelembaban udara 95%. Harus tetap dijaga karena jika tidak tepat akan menyebabkan penyimpangan rasa, warna dan aroma. Untuk mempertahankan kelembaban digunakan alat pengkabut atau humidifier. Penggunaan humidifier secara berlebihan harus dihindari karena akan menyebabkan kelembaban terlalu tinggi sehingga kadar air bahan akan bertambah. Pucuk yang telah tergulung, masuk ke RV I (15 inchi) melalui conveyor.Kapasitas RV sekitar 300-400 kg/jam.Tujuannya untuk memperkecil ukuran partikel. Selanjutnya partikel melalui conveyor masuk ke RRB I (Rotary Roll Breaker) dengan ukuran mesh 7-7-8 sehingga menghasilkan bubuk II. Partikel yang tidak lolos di RRB I akan dipotong lagi di RV II (15 inchi) yang diangkut menggunakan conveyor Kemudian dari RV II diayak di RRB II dan menghasilkan bubuk III. Partikel yang tidak lolos akan dipotong lagi di RV cones kemudian melalui conveyor akan masuk ke mesin ghoogi. Partikel tersebut di dalam ghoogi diayak melalui lubang purpurasi 7 mm dan 8 mm. Partikel yang lolos pada ghoogi dinamakan bubuk IV dan yang tidak lolos dinamakan badag.

3) Proses Sortasi Bubuk BasahSortasi bubuk basah pada pengolahan teh hitam orthodox selalu dilakuan di UP Tambi bertujuan untuk memperoleh bubuk yang seragam dan memudahkan proses sortasi kering. Mesin sortasi bubuk basah yang biasa dipakai adalah RRB (Rotary Roll Breaker). Pemasangan ayakan dengan mesh nomor yang tepat sangat membantu diperolehnya grade yang diinginkan.Pada sortasi bubuk basah yang dilakukan di UP Tambi menggunakan mesin Rotary Roll Breaker (RRB) banyaknya 2 unit dan Ghoogi. Adapun mesh yang digunakan pada mesin Rotary Roll Breaker (RRB) adalah 7-7-8 dan 6-6-8. Sedangkan Ghoogi dengan lubang purpurasi 7 mm dan 8 mm.

c. Fermentasi Istilah fermentasi banyak digunakan untuk pengolahan industri pertanian, misalnya fermentasi alkohol, fermentasi ragi dan lain-lain. Namun istilah fermentasi atau pemeraman pada pengolahan teh sebenarnya adalah sejumlah besar reaksi kimia antara satu dengan lainnya ditandai dengan aktivitas enzim.Fermentasi ini untuk mendapatkan teh yang berwarna cokelat tua dan harum baunya (Nazaruddin, dkk, 1993).Proses oksidasi enzimatis di UP Tambi berlangsung selama 120 menit dihitung sejak pucuk turun layu. Alat yang digunakan dalam proses ini adalah baki aluminium dan rak. Penggunaan aluminium sebagai bahan dasar baki karena aluminium tidak menimbulkan reaksi yang dapat mempengaruhi proses oksidasi enzimatis. Pada bagian bawah baki terdapat lubang yang berfungsi agar udara segar dapat masuk sehingga tidak terjadi over fermentasi. Setelah proses penggilingan maka bubuk teh dimasukkan dalam baki fermentasi dengan tebal hamparan sekitar 7 cm untuk badag 10 cm. Kemudian disusun dalam rak dan dibawa ke ruang fermentasi.Oksidasi enzimatis di UP Tambi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:1) Kadar air pada bahan.2) Suhu dan kelembaban relatif.3) Jenis bahan (pucuk).4) Persediaan oksigen.Pengaturan suhu, kelembaban dan waktu oksidasi enzimatis di UP Tambi diperlukan agar terjadi proses oksidasi enzimatis yang optimum. Suhu ruang fermentasi 21oC serta kelembaban minimal ruang fermentasi 91%. Pengaturan suhu dan kelembaban di ruang oksidasi enzimatis dilakukan dengan menggunakan humidifier. Kelembaban ruang tidak boleh terlalu rendah karena bila kelembaban terlalu rendah, ruangan akan kering dan suhu akan bertambah sehingga bubuk yang difermentasi akan kering sebelum masuk ruang pengeringan. Hal ini dapat mempengaruhi rasa, warna dan aroma teh kering yang dihasilkan.Pada proses oksidasi enzimatis di UP Tambi terjadi perubahan-perubahan antara lain :1) Perubahan teh dari warna hijau menjadi kecoklatan (tembaga mengkilat).2) Dihasilkan substansi theaflavin dan thearubigin yang akan menetukan sifat air seduhan. Hal ini sering disebut tea tester sebagai strenght, colour, quality dan briskness.

d. Proses PengeringanLamanya proses pengeringan di UP Tambi ialah 25 menit. Mesin pengering yang digunakan yaitu Endless Chain Pressure (ECP) yang jumlahnya 3 unit yaitu driyer yang pertama dengan tipe three circuit drierberkapasitas 300 kg bubuk teh/jam dan drier yang kedua dan ketiga dengan tipe two circuit drier yang berkapasitas 250 kg bubuk teh /jam. Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas mesin pengering di UP Tambi ialah :1) Kadar air bubuk teh basah.2) Temperatur dan volume udara panas.Prinsip kerja mesin pengering yaitu karena pergerakan trays maka bubuk teh yang diletakkan diatas trays akan ikut bergerak dan diratakan oleh spreader yang berputar. Bubuk teh yang telah bergerak diatas trays akan bersentuhan dengan udara panas yang dihasilkan oleh heater sehingga air yang terkandung dalam bubuk teh menguap maka kadar air akan menjadi 3-4 %. Tahapan proses pengeringan di UP Tambi yaitu :1) Heater yang berbahan bakar kayu dinyalakan untuk memanasi ruang bakar yang terbuat dari bata api dan plampet. Ruang bakar ini terdapat dalam heater.2) Panas mengalir ke dalam saluran yang menyebabkan saluran menjadi panas.3) Panas yang dihasilkan kompor dihisap ke main fan untuk dihembuskan ke dalam mesin pengering (drier) sampai suhu inlet mencapai 90-100oC dan suhu outlet mencapai 45-50oC.4) Bubuk teh yang telah mengalami proses oksidasi enzimatis selama kurang lebih 2 jam, kemudian dimasukkan ke dalam mesin pengering. Trays dinyalakan lalu trays bergerak, kemudian bubuk teh diletakkan diatas trays dan diratakan oleh spreader yang berputar. Tebal bubuk teh pada trays kurang lebih 2 cm, serta diusahakan pada saat meletakkan bubuk teh tidak melebihi spreader. 5) Bubuk teh yang telah bergerak diatas trays akan bersentuhan dengan udara panas yang dihasilkan dari heater sehingga kadar air dalam bubuk teh akan menjadi 3-4%.6) Lamanya bubuk teh pada mesin pengering mulai dari bubuk teh dimasukkan sampai bubuk teh keluar dari mesin pengering sekitar 25 menit.7) Bubuk kemudian ditampung pada baki yang terbuat dari aluminium.8) Sebelum bubuk teh dibawa ke ruang sortasi, dilakukan penimbangan yang bertujuan untuk :a) Mengetahui derajat layu dan randemen teh kering dari mein pengering. Derajat layu yaitu angka persentase berat teh kering asal mesin pengering terhadap pucuk layu, sedangkan randemen teh kering dari mesin pengering yaitu angka persentase berat teh kering dari mesin pengering terhadap berat basah.b) Mengetahui efisiensi mesin drier.c) Mengetahui hasil kering dari bubuk II, III, IV, dan badag.9) Mesin drier 1 digunakan untuk bubuk IV dan dabag, mesin drier 2 untuk bubuk III dan IV, mesin drier 3 untuk bubuk II dan III.

Penilaian kondisi bubuk kering di UP Tambi dilakukan dengan : Inderawi : bubuk teh kering digenggam dengan tangan, jika bubuk tersebut lepas antar partikelnya, berarti bubuk sudah kering optimal. Selain itu, diketahui dari aroma, rasa, dan warna bubuk teh yang dihasilkan. Pengukuran kadar air dengan alat Infratester : Infratester yaitu alat untuk mengukur kadar air bubuk kering.

e. Sortasi KeringProses sortasi kering atau penjenisan di UP Tambi bertujuan untuk mendapatkan bentuk, ukuran partikel teh yang seragam dan bersih sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Selain tujuan diatas sortasi di UP Tambi juga bertujuan untuk :1) Memisahkan teh kering menjadi beberapa grade sesuai dengan ukuran partikel.2) Membersihkan teh dari serat, tangkai dan bahan-bahan lain misalnya debu.Produk teh yang dihasilkan oleh UP Tambi adalah sebagai berikut :1) Mutu I = BOP Grof, BOP, BOPF, PF, Dust, BP, BT, BM2) Mutu II = PF II, Dust II, BP II, BT II, BM II3) Mutu III = Dust III, BM III, Bohea

f. Pengujian Mutu TehPada proses pengolahan teh dilakukan pengujian mutu yang bertujuan untuk mengetahui mutu teh yang dihasilkan pada setiap proses. Adapun pengujian mutu yang dilakukan di UP Tambi yaitu :1) Pengujian mutu secara fisik, pengujian ini menggunakan indera perasa dan peraba, misalnya untuk mendeteksi tingkat kekeringan cukup hanya dengan genggaman.2) Pengujian mutu secara organoleptik, pengujian ini digunakan untuk menilai kenampakan (appearance), rasa (taste), aroma (flavour), bau air seduhan (liquor) serta kenampakan ampas seduhan (infusion).Pengujian organoleptik di UP Tambi bertujuan untuk mengetahui tingkat rasa, warna, air seduhan dan kenampakan ampas dari teh. Kenampakan teh kering ialah sifat teh kering yang dinilai secara visual sesuai dengan jenis mutu, meliputi bentuk dan ukuran partikel, warna partikel teh kering, dan kebersihan (adanya tulang daun dan benda asing). Air seduhan ialah cairan hasil seduhan teh hitam setelah dipisahkan dari ampas seduhannya, meliputi:1) Warna, yang mencakup jenis warna, kepekatan, kejernihan dan kecerahan air seduhan.2) Rasa, yang mencakup kesegaran, kekuatan, pungency, dan flavourdari air seduhan pada waktu dicicipi.3) Bau atau aroma, yang mencakup bau khas teh hitam dan bau asing lain.

g. Pengepakan dan PengemasanProses pengepakan dan pengemasan merupakan tahapan terakhir dari pengolahan teh hitam di UP Tambi. Adapun tujuan dari pengepakan dan pengemasan teh hitam pada UP Tambi ialah :1) Melindungi teh dari kerusakan2) Memudahkan dalam penyimpanan digudang serta transportasi3) Sebagai alat promosi.Pada ruang pengepakan di UP Tambi terdapat pallet yang diletakkan dilantai yang berfungsi untuk mencegah karung-karung teh bersentuhan langsung dengan lantai atau tanah. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelembaban teh sehingga kadar air tidak naik dan teh menjadi lebih tahan lama.Pengepakan dan pengemasan produk teh di UP Tambi saat ini yang masih digunakan yaitu:

1) Pengepakan dan pengemasan menggunakan karung plastikPengepakan dan pengemasan dengan menggunakan karung plastik ukurannya sama dengan paper sack yaitu 120 x 70 x 20 cm, hanya saja dalam mengemas tehnya menggunakan plastik sebelum karung plastik yang berfungsi untuk menjaga agar uap air tidak dapat masuk sehingga kelembaban terjaga dan kadar air juga terjaga. Hal ini dilakukan untuk menjaga mutu teh agar tidak mudah ditumbuhi oleh jamur.Biasanya pengemasan dan pengepakan di UP Tambi dengan menggunakan karung plastik dipergunakan untuk pengiriman lokal (dalam negeri). Misalkan di PTPN IX Pagilaran kemudian disana dilakukan pengemasan lagi untuk ekspor.2) Pengepakan dan pengemasan menggunakan kertas kartonPengemasan dengan menggunakan kertas karton berupa kemasan kecil yang terdiri dari tiga lapis yaitu teh dibungkus dengan plastik, kemudian dengan karton dan bagian luar karton dilapisi dengan plastik kaca. Pelapisan plastik kaca pada permukaan kertas karton dilakukan dengan menggunakan setrika listrik Pengemasan menggunakan kertas karton biasanya dilakukan untuk memenuhi pesanan lokal.

6. Pemasaran ProdukPengolahan teh hitam memproduksi produk yang sesuai dengan permintaan pasar sehingga tidak kesulitan dalam pemasaran.Pemasaran pada UP Tambi dengan dua tujuan yaitu ekspor dan konsumsi lokal. Untuk ekspor merupakan prioritas yang pertama karena dari segi laba lebih menguntungkan. Adapun pangsa pasar yang digarap oleh UP Tambi adalah sebagai berikut:a. Pasar Ekspor (Perdagangan antar negara)Direct Export (Ekspor Langsung), dimana semua proses atau Buyer Agent di negara tujuan pembeli (Destination), demikian pula seluruh pengurusan dokumen-dokumen pendukungnya. Pembeli yang termasuk ini antara lain : Hung An Trading Co. LTD, Hong Kong Iteaco, KanadaEkspor Tidak Langsung yang meliputi Exporter& Blender Exporter, merekalah yang langsung berhubungan dengan buyer atau buyer agent di negara tujuan pembeli (Destination), termasuk pengurusan dokumen-dokumen pendukungnya. Pembeli yang termasuk ini antara lain : PT Unilever Indonesia TBK, Jakarta PT Trijasa Primasejati, Jakarta

b. Pasar LokalAntar Daerah, hubungan dengan pembeli dilakukan secara langsung, dalam hal ini pembeli biasanya juga merangkap sebagai Packer (mengemas kembali dengan merk-merk mereka sesuai standar yang mereka tetapkan sendiri).Pembeli yang termasuk ini antara lain : PT Gunung Subur, Karanganyar dan PT Sariwangi, Bogor.Eceran terdiri dari penjualan teh uraian dan kemasan dimana pemasarannya dilakukan melalui Unit Penjualan yang ada di PT Perkebunan Tambi.Unit Penjualan ini melayani langsung pada pembeli maupun penjualan melalui agen-agen yang telah terdaftar. Agen yang ikut memasarkan produk teh Tambi antara lain :Koperasi Prasojo, di Kantor DireksiKoperasi Gotong-Royong, di UP BedakahKoperasi Setia Kawan di UP TambiKoperasi Sederhana, di UP TanjungsariPT Rita Ritelindo, WonosoboToko Teh Tambi, Wonosobo

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanDari laporan di atas dapat di simpulkan bahwa :1. PT. Tirta Investama Danone (Aqua) adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) yang bermerk AQUA.2. Aqua adalah mountain spring water, artinya sumber air aqua berasal dari mata air pegunungan yang mengalir ke permukaan bumi secara alami.3. Proses produksi aqua dilakukan secara hygienis sehingga menghasilkan air minum yang banyak mengandung mineral yang sangat baik untuk kesehatan tubuh.4. PT. Teh Tambi adalah perusahaan yang bergerak di dalam industri pengolahan teh.5. Bahan baku yang digunakan oleh PT. Teh Tambi berasal dari pucuk daun teh segar yang diperoleh dari UP Tambi.6. Sistem pengolahan teh di PT. Tambi menggunakan sistem orthodox rotorvane yang meliputi tahap Pelayuan, Penggilingan, Fermentasi, Pengeringan, Sortasi Kering, Pengujian Mutu Teh serta Pengemasan dan Pengepakan.7. PT. Teh Tambi melakukan pengujian mutu teh untuk mengetahui mutu teh agar menghasilkan produk teh yang berkualitas dengan menggunakan teknik Organoleptik.8. Kemasan produk teh yang dihasilkan adalah Kemasan Petruk dan Kemasan Cakil.

B. Saran1. Bagi perusahaan tersebut agar tetap mempertahankan kualitas produknya supaya tetap dapat dipercaya oleh masyarakat sehingga dapat meningkatkan hasil penjualan dan dapat meningkatkan laba perusahaan secara konsisten.2. Tetap memperhatikan kesejahteraan karyawan agar tercipta kerjasama yang baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.DAFTAR PUSTAKA

http://info-biografi.blogspot.com/2013/03/sejarah-berdirinya-aqua.html

http://www.perencanaanpemasaran.com/2013/04/contoh-kasus-pemasaran aqua.html

http://www.aqua.com/tentang_aqua

Arifin, S. 1994. Petunjuk Teknis Pengolahan Teh. Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung.Bandung.OBrien, J A. 2003.Introduction To Information Systems: Essentials For The E-Business Enterprise.McGraw-Hill, Boston, MA

Loo, T.G. 1983.Penuntun Praktis Mengelola Teh dan Kopi. PT. Kinta. Jakarta.

Nazaruddin, Fary B, Paimin. 1993. Pembudidayaan dan Pengolahan Teh. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sutejo, 1977.Teh.Penerbit Soeroengan. Jakarta

Setiawati dan Nasikun. 1991. Pengolahan Teh Hitam. Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung. Bandung