laporan pratikum biokimia sistem respi tia

11
LAPORAN PRATIKUM BIOKIMIA SISTEM RESPIRASI HEMOGLOBIN Kelompok 2 Cempaka Putih Setiani Imaningtias NIM. 2011730162

Upload: setiani-imaningtias

Post on 13-Aug-2015

188 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pratikum Biokimia Sistem Respi Tia

LAPORAN PRATIKUM BIOKIMIA

SISTEM RESPIRASI

HEMOGLOBIN

Kelompok 2 Cempaka Putih

Setiani Imaningtias

NIM. 2011730162

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2011/2012

Page 2: Laporan Pratikum Biokimia Sistem Respi Tia

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Mahakuasa yang telah membantu kami dalam

menyelesaikan laporan pratikum biokimia.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pratikum, dengan makalah ini diharapkan

para pembaca dan khususnya kami selaku penulis dapat mengetahui kandungan yang ada

didalam tulang. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih

terdapat kekurangan, baik dari segi penulisan, maupun dari segi pembahasan. Karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikkan makalah ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

pembuatan makalah ini. Penulis juga berterima kasih kepada pembimbing pratikum , yaitu

dr. Hafis yang telah mengarahkan pratikum ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi kami selaku

penulis.

Jakarta, April 2012

Penulis

Page 3: Laporan Pratikum Biokimia Sistem Respi Tia

Tinjauan Pustaka

Hemoglobin merupakan protein yang terdapat di dalam sel darah merah (SDM)/Red

Blood Cell (RBC) dan berfungsi antara lain untuk:

1. Mengikat dan membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh,

2. Mengikat dan membawa karbondioksida dari seluruh jaringan tubuh ke paru-paru,

3. Memberi warna merah pada darah,

4. Mempertahankan keseimbangan asam basa dari tubuh.

Hemoglobin merupakan protein tetramer kompak yang setiap monomernya terikat

pada gugus prostetik heme dan keseluruhannya mempunyai berat molekul 64.450 Dalton.

Darah mengandung 7,8 sampai 11,2 mMol hemoglobin monomer/L (12,6 sampai 18,4 g/dL)

tergantung pada umur dan jenis kelamin individu.

Hemoglobin dapat mengikat 4 atom oksigen per tetramer (satu pada tiap subunit

heme). Atom Oksigen terikat pada atom Fe2+, yang terdapat pada heme, pada ikatan

koordinasi kelima. Hemoglobin yang terikat pada oksigen disebut hemoglobin teroksigenasi

atau oksihemoglobin (HbO2), sedangkan hemoglobin yang telah melepaskan oksigen disebut

deoksihemoglobin (Hb). Hemoglobin juga dapat mengikat gas hasil pembakaran yang tidak

sempurna yaitu Karbonmonoksida (CO) dan disebut Karbonmonoksida Hemoglobin (HbCO).

Ikatan Hb dengan CO 200 kali lebih kuat daripada ikatan Hb. Dengan oksigen dan akibatnya

Hb tidak dapat lagi mengikat, membawa dan mendistribusikan oksigen ke jaringan.

Dalam keadaan lain, muatan atom Fe yang terdapat pada pusat heme dapat berubah

menjadi Fe3+. Hal ini dapat terjadi karena oksidasi oleh senyawa-senyawa pengoksidasi.

Hemoglobinnya disebut hemoglobin teroksidasi atau methemoglobin (MetHb) atau Hb

(Fe3+). Dalam bentuk ini Hb tidak dapat mengikat oksigen atau kehilangan fungsinya yang

amat penting. Beberapa derivat dari Hb, misalnya oksiHb, Hb, dan HbCO dapat dibedakan

dengan melakukan pengenceran, dan pada pengenceran ini oksiHb terlihat berwarna merah

kekuning-kuningan, Hb berwarna merah kecoklatan dan HbCO berwarna merah terang

(carmine tint). Untuk lebih jelas lagi setiap derivat Hb dapat pula dibedakan dengan

membedakan spektoskop, yaitu suatu teknik berdasarkan perbedaan absorpsi warna-warna

tertentu dari spectrum cahaya putih. Bila suatu larutan berisi suatu zat warna diletakkan

antara alat tersebut dan sumber cahaya, maka akan terlihat daerah (pita ) berwarna hitam

pada bagian spectrum tempat terjadinya penyerapan warna tersebut. Dengan menentukan

Page 4: Laporan Pratikum Biokimia Sistem Respi Tia

letak serta intensitas pita-pita absorpsi itu, maka dapat ditemukan pigmen apa yang sedang

diperiksa itu. Pada spektroskop yang tidak dilengkapi dengan skala panjang gelombang

cahaya, letak pita absorpsi itu ditentukan dengan membandingkan dengan garis-garis

fraunhofer itu akan terletak pada perkiraan : B= 687 mu, C= 656 mu, D= 589 mu, b=517 mu,

F= 486 mu, dan G=431 mu.

Diagram spectrum matahari dengan garis-garis Franhover dapat dilihat pada gambar di

bawah ini :

B C D Eb F G

Merah jingga Kuning hijau biru ungu

700 600 500

400

Tujuan praktikum

1. Memperlihatkan bahwa oksigen dapat mengikat dan melepaskan oksigen

2. Memperlihatkan bahwa ikatan Hb dengan karbonmonoksida jauh lebih kuat

dibendinngkan ikatan Hb da tidak dapat mengikat oksigen lagi

3. Memperlihatkan bahwa besi dalam molekul Hb bila dioksidasi akan menjadi MetHb

dan tidak dapat mengikat oksigen lagi

4. Penetapan kadar Hb kuantitatif (cara sianmethemoglobin)

Page 5: Laporan Pratikum Biokimia Sistem Respi Tia

PERCOBAAN 1

Uji Oksihemoglobin dan Deoksihemoglobin

A. Tujuan

Membuktikan hemoglobin dapat mengikat oksigen membentuk oksihemoglobin

(HBO2) dan terurai kembali menjadi 02 dan deoksihemoglobin.

B. Dasar

Dalam keadaan tereduksi Fe dalam molekul Hb dapat mengikat dan melepaskan

oksigen tergantung pada tekanan O2 dan CO2.

Hb (Fe2+) + O2 Hb (Fe2+) O2

Deoksi Hb ← Oksi Hb

C. Bahan dan Pereaksi

1. Darah segar

2. Pereaksi Stokes

3. Larutan NH4OH

D. Cara Kerja

1. Oksihemoglobin

a. Ke dalam sebuah tabung reaksi mengencerkan 2 mL darah dengan 6 mL air

suling. Mencampurkan dengan baik dan memperhatikan warna merah

kekuning-kuningan dari oksihemoglobin yang terbentuk.

b. Membagi 2 isi tabung sehingga masing-masing tabung berisi 4 mL.

Menggunakan tabung 1 sebagai kontrol.

2. Pembentukan Deoksihemoglobin

a. Mengisi tabung ketiga dengan 2 mL pereaksi stokes dan tambahkan NH4OH

secukupnya untuk melarutkan endapan yang segera terbentuk. Campuran ini

merupakan pereduksi yang amat kuat.

Page 6: Laporan Pratikum Biokimia Sistem Respi Tia

b. Memasukkan beberapa tetes larutan stokes ke dalam tabung 2. Terlihat

perubahan warna karena terbentuknya deoksihemoglobin. Membandingan

dengan tabung 1.

c. Memindahkan 2 mL larutan deoksihemoglobin ke tabung lain sebagai kontrol

3. Pembentukan Kembali Oksihemoglobin dan Deoksihemoglobin

a. Mengocok kuat-kuat tabung yang berisi deoksihemoglobin, maka akan

kembali terjadi oksigenasi dari udara. Memperhatikan dan mencatat warna

HbO2 yang kembali terbentuk.

b. Oksigenasi dan deoksigenasi ini dapat dilakukan berulang-ulang.

E. Hasil

Hasil Tabung 1 OksiHb Tabung II DeoksiHb Tabung III Reoksigenasi

DeoksiHb

Warna yang terbentuk Merah terang

kekuning-kuningan

Merah Gelap Merah terang kekuning-

kuningan

F. Kesimpulan

Hb merupakan komponen dalam darah yang mengandung Heme dan Globin dimana

dua komponen yang bersatu ini dapat mengikat ion Fe2+. Satu kesatuan inilah yang

menyebabkan Hb dapat mengikat O2. Sedangkan pereaksi stokes adalah pereduksi

kuat yang dapat mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+. Reaksi ini menyebabkan Hb

berubah menjadi MetHb dan tidak dapat lagi mengikat O2. Sehingga OksiHb (merah

segar kekuningan) berubah menjadi deoksi Hb (lebih gelap).

G. Pertanyaan

Peristiwa faal apakah yang ditiru dari percobaan ini ?

Jawab:

Adanya peristiwa keseimbangan asam-basa (buffer) dalam darah yaitu perubahan

oksihemoglobin menjadi deoksihemoglobin.

Page 7: Laporan Pratikum Biokimia Sistem Respi Tia

PERCOBAAN II

Uji karbomonoksida Hemoglobin (HbCO)

A. Tujuan

Membuktikan bahwa Hb dapat mengikat CO yang ikatannya lebih kuat daripada Hb

dengan O2

B. Dasar

Gas CO yang berasal dari proses-proses pembakaran yang tidak sempurna dapat

mengikat Hb membentuk HbCO. Ikatan ini sangat kuat (kurang lebih 200 kali lebih

kuat dibandingkan ikatan Hb dengan O2). HbCO berwarna merah terang.

HbO2 + CO HbCO + O2

HbCO + Stokes tidak bereaksi ( tetap berwarna merah terang )

C. Bahan dan Pereaksi

1. Darah segar

2. Sumber gas CO

3. Pereaksi stokes

4. NH4OH

D. Cara Kerja

1. Encerkan 2 mL darah dengan 48 mL air suling. Bagi 2 darah encer itu (masing-

masing 5 mL) dalam 2 tabung reaksi

2. Pada tabung 1 alirkan gas CO (dalam lemari asam). Oksihemoglobin akan

berubah menjadi karbonmonoksida hemoglobin. Bandingkan kedua warna

tabung tadi

3. Pindahkan masing-masing 1 mL dari tabung 1 (yang berisi HbCO) ke dalam

tabung 3 dan tabung 4, dan masing-masing 1 mL dari tabung 2 (yang berisi HbO2)

ke dalam tabung 5 dan 6

4. Tambahkan pereaksi stokes pada tabung 3 dan 5. Perhatikan hasil yang diperoleh

5. Encerkan isi tabung ke-4 dan tabung ke-6 dengan 4 mL air suling. Bandingkan

warna kedua cairan itu. oksiHb berwarna kekuning-kuningan, sedangkan HbCO

berwarna merah terang (carmine tint)

Page 8: Laporan Pratikum Biokimia Sistem Respi Tia

E. Hasil

Tabung oksiHb karbomonoksidaHb

Warna sebelum

penambahan pereaksi

stokes

Merah terang kekuning-

kuningan

Merah mawar (carmine

tint)

Warna setelah

penambahan pereaksi

stokes

Merah gelap Merah mawar (carmine

tint)

F. Kesimpulan

Hb dalam darah yang dialiri gas CO akan cenderung menjadi HbCO dapat dibuktikan

dengan menambah pereduksi stokes pada darah yang telah dialiri CO, ternyata tidak

ada perubahan warna. Tidak seperti darah pada percobaan satu, yang mengalami

perubahan setelah dioksidasi dengan stokes. Hal ini menunjukkan ikatan Hb

terhadap CO lebih kuat dibanding dengan O2.

G. Pertanyaan :

Gejala-gejala apakah yang terlihat pada seseorang yang keracunan CO ?

Jawab:

1. Sakit Kepala

2. Rasa Mual

3. Muntah

4. Rasa Lelah

Page 9: Laporan Pratikum Biokimia Sistem Respi Tia

5. Banyak mengeluarkan keringat

6. Pola pernafasan meningkat

7. Rasa gugup berlebih

8. Kehilangan penglihatan

9. Kehilangan kesadaran dan sakit dada yang mendadak, nyeri ini berarti CO telah

menyerang organ jantung.