laporan praktikum zoologi

83
LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI “Pisces” Disusun Oleh : Nama : Aep Muhamad Syaepudin NIM : 58461245 Kelas : Biologi C Kelompok : 2 (dua) Asisten : Sri Apriyanti

Upload: aep-muh

Post on 24-Jun-2015

4.491 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI“Pisces”

Disusun Oleh :Nama : Aep Muhamad SyaepudinNIM : 58461245Kelas : Biologi CKelompok : 2 (dua)Asisten : Sri Apriyanti

LABORATORIUM BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON

2010

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum ini diajukan untuk memenuhi tugas mandiri

Asst. Praktikum, Praktikan,

Sri Apriyanti Aep M. Syaepudin

Mengetahui,Dosen pengampu,

Eka Fitriah, S.Si, M.Pd

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa selalu di panjatkan kehadirat Illaihi Robi yang

mana dalam kesempatan ini atas segala kuasanya saya telah dapat menyelesaikan

laporan praktikum ini. Tak lupa solawat serta salam yang juga senantiasa tercurah

limpahkan kehadirat Nabiallah Muhamad SAW, kepada keluarganya, para

sahabatnya, para tabiinnya, dan kita sebagai umatnya sampai akhir jaman Amien..

Penuh dengan usaha yang membuat pada akhirnya laporan praktikum yang

sewajibnya terselesaikan. Lapran praktikum Zoologi Vertebrata dengan dosen

pengampu Praktikum Bu Eka... ini sebagai dasar tugas wajib atas hasil dari

praktikum yang telah dilaksanakan sebelumnya, dan sebagai tiket masuk atau

prasyarat atas praktikum yang akan datang.

Ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu

terselesaikannya laporan praktikum ini, serta tak lupa mohon maaf atas

kekurangan dari setiap bahasan maupun materi-materi kajian yang kurang tepat

dan masih jauh dari kesempurnaan. Dan hanya bisa berharap semoga hasil dari

laporan ini dapat bermanfaat baik pagi penyusun maupun pihak lain.

Praktikan

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

PISCES

I. Tujuan

1. Mengetahui bentuk morfologi dan taksonomi dari ikan Lele dan Ikan Mas

2. Membedakan antara ikan Lele dan ikan Mas dari segi keseluruhan struktur

morfologi dan Organ dalam.

3. Menganalisis fungsi organ dalam pada ikan Lele maupun Ikan Mas.

II. Dasar Teori

Ikan (Pisces) merupakan hewan vertebrata aquatis yang bernapas

dengan insang (beberapa jenis ikan bernapas melalui alat tambahan berupa

modifikasi gelembung renang/gelembung udara). Mempunyai otak yang

terbagi menjadi regio-regio. Otak itu terbungkus dalam kranium (tulang

kepala) yang berupa kartilago (tulang rawan) atau tulang-menulang. Ada

sepasang mata. Kecuali ikan-ikan siklostomata, mulut ikan itu disokong oleh

rahang (aghnata=ikan tak berahang). (Mukayat D.B, Zoologi Dasar:181)

Adapun secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphytelic

III. Alat dan Bahan

III.1. Alat

Seperangkat alat bedah (gunting, pisau belah, Tusuk Pelemah, Pengait,

dan penjapit), Bak Preparat, Obat Bius, dan penggaris.

III.2. Bahan

Ikan Lele (Clarias Batracus) dan Ikan Mas (Cipirus caprio)

IV. Cara Kerja

1. Membius atau melemahkan ikan Lele dan Ikan Mas dengan pembius.

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

2. Mengamati dan mengukur bagian tubuhnya dari mulai Panjang maupun

Tinggi seluruh, kepala, badan, Ekor, Sirip dada, sirip perut, sirip

punggung, sirip anus, dan besar mata.

3. Menentukan jenis kelamin ikan lele dan ikan mas dengan menekan bagian

anusnya jika keluar cairan kuning berarti betina jika putih atau bening

berarti jantan.

4. Mengamati ada tidaknya lembaran insang, tipe sisik serta bagian dalam

mulut.

5. Membedah dan mengidentifikasi bagian organ dalam pada ikan lele

maupun ikan mas.

6. Menggambar dan Menganalisisnya sebagai hasil dari pengamatan.

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

V. Hasil dan Pembahasan

V.1. Hasil

Berikut hasil dari praktikum yang dipaparkan dalam tabel yang memuat

rincian pengukuran dari morfologi ikan lele dan ikan mas:

PengukuranNama Ikan

Ikan Lele (Clarias batracus) Ikan Mas (Cipirus carpio)Panjang (cm) Tinggi (cm) Panjang (cm) Tinggi (cm)

Seluruh 24,5 2,5 15 7,8Kepala 6,5 1,2 4 3Badan 9 2,5 5,8 4,9Ekor 13 3,5 6,6 3,5Sirip Dada 3 1,5 1,8 1,4Sirip Perut 2,2 0,7 1,7 2Sirip Ekor 3 2 3,5 2,8Sirip Punggung 14,5 1 5,4 1,4Sirip Anus 10 1 1,5 1,8Mata 0,5 0,5 0,6 0,6

Selain itu ada spesifikasi lain dari hasil pengamata ikan lele dn ikan

emas ini diataranya adalah:

a. Pada ikan lele diketahui jenis kelaminnya adalah jantan, lembar insang

tidak ada, tipe sisik halus dan licin atau tidak ada (plakoid), dan dibagian

mulut mempunyai gigi kecil, meiliki patil, dan tidak mempunyai sirip

perut.

b. Pada ikan emas lembar insang berjumlah 4 pasang, tipe sisik sikloid,

bagian dalam mulut terdapat gigi kecil, diketahui jenis kelaminnya adalah

betina.

V.2. Pembahasan

Ikan (Pisces) merupakan hewan vertebrata aquatis yang bernapas

dengan insang (beberapa jenis ikan bernapas melalui alat tambahan berupa

modifikasi gelembung renang/gelembung udara). Mempunyai otak yang

terbagi menjadi regio-regio. Otak itu terbungkus dalam kranium (tulang

kepala) yang berupa kartilago (tulang rawan) atau tulang-menulang. Ada

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

sepasang mata. Kecuali ikan-ikan siklostomata, mulut ikan itu disokong oleh

rahang (aghnata=ikan tak berahang). (Mukayat D.B, Zoologi Dasar:181).

Dari uraian teori diatas yang merupakn suatu morfologi dari ikan

secara keseluruhan dapat dispesifikasikan lagi untuk bahasan dari dua jenis

ikan yang diamati dalam praktikum kali ini. Setidaknya kedua jenis ikan (ikan

lele dan ikan mas) memiliki bagian-bagia morfologi seperti diurai dari teori

tersebut. Dan setelah diamatipun bagian-bagian tersebut terbuti

keberadaannya.

Secara ringkas ikan terbagi kedaam ordo-ordo diantaranya sebagai

beriku:

a. Agnata (Cyclostomata), yakni ikan tidak berahang, conohnya: belut laut

(Petromyzon sp).

b. Chondrichthyes, yakni ikan degan mulut ventral yang disokong oleh

rahang. Contohnya: ikan hiu (Squalus sp), ikan pari (Raja sp).

c. Osteichthyes, yakni mulut berahang, contohnya: Ikan perak

(Cymastogaster aggregatus), Ikan Mas (Cipirus carpio)

d. Dan ordo-ordo lain menurut sumber buku acuan lain yang secara penuh

tidak dibahas disini.

(Mukayat D.B, Zoologi Dasar:181).

Dari ordo-ordo diatas kita dapat mencocokan kedalam ordo mana ikan

lele dan ikan mas digolongkan. Berikut penjelasan dari hasil praktikum yang

telah dilakukan terhadap pengamatan morfologi ikan lele dan ikan mas.

a. Ikan Lele

Ikan lele sebelum kepada teori dari hasil pengamatan yang

diakukan dapat diketahui tubuh ikan lele terbagi kedalam tiga bagian

kepala, badan, dan ekor. Dari pengamatan sebelum pembedahan teramati

pada bagian kepalanya yang pipih di bagian atas dan bawah tertutup oleh

pelat tulang yang membentuk ruangan rongga diatas insang, selai itu

pengamatan berlanjt kepada bagian badan, terlihat sirip punggung, sirip

dada, sirip perut, dan sirip anus, serta tidak lupa ikan lele memiliki patil

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

sejenis duri yang megandung racun bagi lele dewasa dan sebagai

pertahanan. Ikan lele adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele

mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta

memiliki "kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian

mulutnya.

Setelah proses pembedahan dapat diketahui bagian organ dalam

pada ikan lele diantaranya adalah: jantung, hati, kelenjar empedu,

lambung, usus, ginjal, gonad (kelenjar kelamin), dan anus. Ada yang

menarik setelah pembedahan, ternyata ikan lele ini masih memiliki

kekuatan hidup yang cukup tinggi, ini terlihat dari detak jantungnya, dan

reaksinya pada saat atau ketika pembedahan, menurut dari hasil

pengamatan bagian organ dalam yang mempengaruhi dari ikan lele bisa

bertahan hidup adalah adanya labirin sebagai bentuk insang dari ikan lele

tersebut. Dan setelah labirin itu dirobek atau dirusak maka ikan lele

tersebut pada akhirnya mati.

Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut

Aborescen organ yang merupakan membran yang berlipat-lipat penuh

dengan kapiler darah. Alat ini terletak didalam ruangan sebelah atas

insang. Dalam sejarah hidupnya lele lele harus mengambil oksigen dari

udara langsung, untuk itu ia akan menyembul kepermukaan air. Pada ikan

lele, gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang memiliki

gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki

ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya. Sedangkan, gonad betina

ikan lele berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di

dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Untuk proses

mengetahui jenis kelaminnya bagian anus ditekan dan diamati keluarnya

cairan dari anus tersebut apakah berwarna kuning yang menandakan ikan

lele itu dalah betina karena cairan kuning tersebut merupakan cairan dari

sel telur, sedangkan pada lele jantan ditadai dengan keluarnya cairan putih

yang menandakan adanya sperma yang khusus hanya dimiliki oleh jantan.

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

Adapun cara pernapasan pada ikan lele yang insangnya

mempunyai tutup insang memiliki 2 fase yaitu fase inspirasi dan fase

ekspirasi. Fase inspirasi, ialah fase pada waktu pengambilan O2 dari air

masuk ke dalam insang. Untuk air dimasukkan ke dalam rongga mulut.

Rongga mulut membesar yang disebabkan oleh gerak ke arah samping dari

tutup insang, tetapi celah belakang masih tertutup oleh selaput. Akibatnya

tekanan udara dalam rongga mulut lebih kecil daripada tekanan udara yang

diluarnya. Kemudian diikuti dengan membukannya celah mulut sehingga

air masuk ke dalam rongga mulut. Fase ekspirasi, ialah fase pelepasan

CO2 dengan gas-gas lainnya dari insang ke air. Setelah air masuk ke

rongga mulut, celah mulut tertutup. Kemudian tutup insang kembali ke

kedudukan semula dan diikuti dengan gerakan selaput ke samping

sehingga celah insang terbuka dan air segera ke luar melalui celah-celah

tersebut. Keluarnya air melalui celah-celah insang ini akan menyentuh

lembaran-lembaran insang, sehingga terjadilah pertukeran gas. Darah

melepaskan CO2 ke dalam air dan mengikat O2 dari air. Jadi proses

pertukaran gas terjadi pada iakn mas berlangsung pada waktu ekspirasi.

(www.wikipedia.org/ikan_lele)

Adapun klasifikasi dari ikan lele diantaranya adalah :

Kingdom : Animalia

Phyllum : Chordata

Sub-phyllum : Vertebrata

Kelas : Pisces

Sub-klas : Teleostei

Ordo : Ostariophysi

Sub-ordo : Siluroidea

Familia : Clariidae

Genus : Clarias

Species : Clarias batrachus

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

b. Ikan Mas

Ikan mas atau secara rigkas dari hasil pengamatan dan praktikum

yang dilakukan dapat diidentifikasikan sebagai berikut, tubuh terbagi

kedalam tiga bagian bagian kepala, bagian badan, dan bagian ekor.

Sebelumnya ikan mas ini tergolong kedalam Osteichtyes yang mempunyai

tulang sejati. Ikan mas memiliki tubuh yang agak memanjang dan

memipih tegak.

Pada bagian kepala terdapat sepasang mata yang cukup besar,

tepatnya terletak di bagian tengah kepala (di kiri dan kanan) dan terdapat

sepasang lubang hidung serta sepasang tutup insang terletak di bagian

belakang kepala. Selain itu, terdapat mulut yang terletak di bagian tengah

ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Di bagian

anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Pada bagian ujung dalam mulut

terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga

baris gigi geraham.

Bagian badan ikan mas yakni dari ujung operkulum (tutup insang)

paling belakang sampai pangkal awal sirip belang atau sering dikenal

dengan istilah sirip dubur. Organ yang terdapat pada bagian badan antara

lain adalah sirip punggung, sirip dada, sirip perut, dan secara umum

hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik kecuali pada beberapa

varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. Sisik ikan mas berukuran besar

dan digolongkan kedalam sisik tipe sikloid (lingkaran). sirip punggungnya

(dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjari keras dan di bagian

akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi. Letak sirip punggung

berseberangan dengan permukaan sisip perut (ventral). Sirip duburnya

(anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung, yaitu berjari keras dan

bagian akhirnya bergerigi. garis rusuknya (linea lateralis atau gurat sisi)

tergolong lengkap, berada di pertengahan tubuh dengan bentuk melintang

dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor.

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

Setelah dibedah, Organ-organ yang teramati pada ikan Mas yaitu

gelembung renang, hati, lambung, limfa, empedu, jantung, usus dan

lamella. Lamella pada ikan mas yang diamati berjumlah 4 lembar, warna

lamella dari ikan mas yaitu jingga. Selain itu, dilakukan pula pengamatan

mengenai jenis kelamin ikan mas. Berdasarkan hasil pengamatan, ikan

mas yang diamati berjenis kelamin betina karena setelah dipencet perutnya

keluar cairan yang berwarna kekuning-kuningan. Sedangkan gonad jantan

ikan mas besar dan panjang, mengisi dua pertiga rongga perut atau hampir

menutupi orga-organ yang lain sebelum dilakukan pemburaian. Gonad

mengembung, memanjang ke depan dan berwarna putih jernih.

Berikut ini adalah klasifikasi dari ikan mas :

Phyllum : Chordata

Subphyllum : Vertebrata

Superclass : Pisces

Class : Osteichthyes

Subclass : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Subordo : Cyprinoidea

Family : Cyprinidae

Subfamily : Cyprininae

Genus : Cyprinus

Species : Cyprinus carpio

IV. Kesimpulan

Ikan lele (C. batrachus) merupakan sejenis ikan yang hidup di air tawa.,

tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki kumis yang panjang,

yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Pada tengah badanya mempunyai

potongan membulat, dengan kepala pipih kebawah (depressed), Namun bagian

belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping (compressed). Sedangkan organ –

organ bagian dalam dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu, labirin,

gonad, hati, lambung dan anus.

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

Ikan mas merupakan jenis ikan yang hidup di air tawar. Morfologi ikan mas

adalah Tubuh ikan mas terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan ekor.

Ikan mas mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak. Organ

bagian dalam ikan mas yaitu terdiri dari gelembung renang, hati, lambung, limfa,

empedu, jantung, usus dan lamella

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

DAFTAR PUSTAKA

Mukayat D.B, Zoologi Dasar. Jogjakata: PT Media Sarana

Suyanto, SR. 1991. Budidaya Ikan Lele. Jakarta: Penebar Swadaya.

www.wikipedia.org/ikan_lele

www.wikipedia.org/ikan_mas

http://septa-ayatullah.blogspot.com

http://sutanmuda.wordpress.com

id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Clarias_batrachus

www.geocities.com/yasmuipsht6/jenis-lele

http://hobiikan.blogspot.com/2009/09/ciri-morfologi-ikan-mas.html

http://argamakmur.wordpress.com/taksonomi-ikan/

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI“Amphibia”

Disusun Oleh :Nama : Aep Muhamad SyaepudinNIM : 58461245Kelas : Biologi CKelompok : 2 (dua)Asisten : Sri Apriyanti

LABORATORIUM BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON

2010

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

V. Hasil dan Pembahasan

V.1. Hasil

Berikut hasil dari praktikum yang dilakukan dalam bentuk hasil

pengukuran dan pengamatan morfologi katak dan kodok:

a. Katak

Diketahui:

- Panjang badan keseluruhan :12 cm

- Lebar badan : 2 cm

- Panjang kepala : 2 cm

- Panjang kaki depan : 2,5 cm

- Panjang kaki belakang : 8 cm

- Jumlah jari kaki depan : 4 buah

- Jumlah jari kaki belakang : 5 buah

- Diameter mata : 0,4 cm

- Selaput mata : ada

- Halus berwarna coklat (kulit)

- Selaput kaki : ada

b. Kodok

Diketahui:

- Panjang keseluruhan : 12 cm

- Lebar badan : 3 cm

- Panjang kepala : 2 cm

- Panjang kaki depan : 3 cm

- Panjang kaki belakang : 7,5 cm

- Jumlah jari kaki depan : 4 buah

- Jumlah jari kakki belakang : 5 buah

- Diameter mata : 0,7 cm

- Selaput mata : ada membran nikitan

- Kulit : kasar berbintik hitam, berwarna hijau

- Bergigi dibagian maxila

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

V.2. Pembahasan

Amphibia adalah vertebrata yang secara tipikal dapat hidup baik

dalam air tawar (tak ada yang di air laut) dan di darat. Sebagian besar

mengalami metamorfosis dari berudu (aquatis dan bernafas dengan insang) ke

dewasa (amphibius dan bernapas dengan paru-paru). (Mukayat D.B, Zoologi

Dasar:181).

Kata Amphibia berasal dari bahasa yunani yaitu Amphi yang berarti

dua dan Bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan

yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan diair. Pada

umumnya, amphibia mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus

hidup kedua adalah di daratan. (Zug, 1993).

Pada fase berudru amphibi hidup diperairan dan bernafas dengan

insang. Pada fase ini berudru bergerak menggunakan ekor. Pada fase dewasa

hidup didarat dan bernafas dengan paru-paru. Pada fase dewasa ini amphibi

bergerak dengan kaki. Perubahan cara bernafas yang seiring dengan peralihan

kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang dan

rangka insang lama kelamaan menghilang. Pada anura, tidak ditemukan leher

sebagai mekanisme adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak

dengan cara melompat (Zug, 1993).

Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang

berkembang baik. Pada mata terdapat membrana nictitans yang berfungsi

untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang

menyebabkan kerusakan pada mata. (duellman and Trueb, 1986).

Mengenai habitat dan persebaran, Amphibi muncul pada

pertengahan periode jura, pra era paleozoik sebagai vertebrata yang tertua.

Kebanyakan amphibi adalah hewan tropis, karena sifatnya yang polikiloterm

atau berdarah dingin. Amphibi memerlukan sinar matahari untuk

mendapatkan panas ketubuhnya, karena tidak bisa memproduksi panas

sendiri. Oleh karena itu banyak amphibi yang ditemukan di wilayah tropis

dan sub tropis, termasuk diseluruh indonesia.

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

Amphibi umumnya merupakan mahluk semi aquatik, yang hidup

didarat pada daerah yang terdapat air tawar yang tenang dan dangkal.

Amphibi banyak ditemukan di areal sawah, daerah sekitar sungai, rawa,

kolam, bahkan di lingkungan perumahan pun bisa ditemukan.

Serangkaian teori diatas adalah dasar dari peraktikum mengenai

amphibi pada kesempatan kali ini. Amphibi tersebut yang kita amati adalah

sejenis atau berupa katak dan kodok. Dalam bahasannya kurang lebih dapat

diketahui bahwa katak termasuk kedalam ordo Anura dan begitu pula dengan

kodok.

Sebelum beranjak kepada penjelasan masing-masing antara katak

dan kodok, akan dibahas mengenai klasifikasi dari Amphibi terlebih dahulu.

Amphibi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Ordo Urodela: Amphibi yang pada bentuk dewasa mempunyai ekor, dan

tubuh seperti kadal. Contohnya: Hynobius sp, Katak pohon (Polypedates

sp).

b. Ordo Anura : Amphibi yang pandai melompat dan tidak berekor pada

bentuk dewasanya. Contohnya: Rana pipiens (kodok hijau), Bufo

terrestris (katak bangkong).

c. Ordo Gymnophiona : Amphibi yang memiliki tengkorak kompak, dengan

rusuk yang panjang, kulit yang lunak dan mengeluarkan cairan yang

menyengat. Contohnya : Ichthyosis glutinosus.

Setelah klasifikasi dari Amphibi terpapar, kini saatnya lebih spesifik

lagi terhadap jenis dari ordo dari amphibi yang dipraktikumkan, yakni Ordo

Anura. Nama Anura ini mempunyai arti tidak mempunyai ekor. Seperti

namanya, anggota ordo ini mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor,

kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai leher dan tungkai

berkembang baik. Tungkai belakang lebih besar dari pada tungkai depan. Hal

ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat. Pada beberapa family

terdapat selaput diantara jari-jarinya. Membran tympanum terletak di

permukaan kulit dengan ukuran yang cukup besar dan terletak di belakang

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

mata. Kelopak mata dapat digerakan. Mata berukuran besar dan berukuran

baik. (Duellman and Trueb, 1986).

Salah satu contoh dari hewan amphibi yang paling representatif

adalah katak dan kodok. Seorang akan bingung membedakan antara katak dan

kodok ini. Kedua macam hewan ini bentuknya mirip. Bedanya kodok

bertubuh pendek, gempal atau kurus, berpunggung agak bungkuk, berkaki

empat dan tak berekor (anura: a tidak, ura ekor). Kodok umumnya berkulit

halus, lembab, dengan kaki belakang yang panjang. Sebaliknya katak atau

bangkong berkulit kasar berbintil-bintil sampai berbingkul-bingkul, kerapkali

kering, dan kaki belakangnya sering pendek saja, sehingga kebanyakan

kurang pandai melompat jauh. Namun kedua istilah ini sering pula

dipertukarkan penggunaannya.

Ada dua jenis amphibi yang diamati dalam praktikum ini,

diantaranya adalah katak dan kodok. Berikut akan dijelaskan rincian dari hasil

pengamatan keduanya sekaligus dengan bahasan dari hasil praktikum yang

dikaitkan dengan teori diatas sebelumnya.

a. Katak (Rana cancrivora)

Katak yang didapat dalam praktikum yang dilakukan ukurannya

lumayan sedang. Dengan ciri fisik berkulit halus, lembab, kaki belakang yang

lebih panjang. Serta bentuk tubuhnya yang lebih kecil dari kodok.

Katak termasuk kedalam kelompok vertebrata. Katak sendiri

dikelompokan kedalam kelas amphibia dan dikelompokan lagi menjadi 3 sub

kelas yaitu: Stegocephala, Caudate, dan Salienta (Anura). Nama latinnya

Rana cancrivora. Secara garis besar bentuk dari pada katak yaitu badan yang

ditutupi kulit yang basah dan lembab, warna tubuh hijau, warna varian

lainnya kuning, merah, hitam dan corak kombinasi warna-warna tadi.

Kulitnya dilapisi mocus atau lendir.

Kaki katak terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki

belakang. Kaki depan terdiri atas lengan atas (brancium), lengan bawah

(antebrancium), tangan (manus), dan jari-jari (digiti). Pada kaki belakang

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

terdiri atas paha (femur), betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari (digiti)

(Radiopoetro, 1996: 474).

Kaki belakang katak terdapat selaput, biasanya untuk jenis katak

yang tinggal di sawah atau area perairan, sering digunakan untuk berenang.

Pada bagian caput terdapat celah mulut (rima oris) yang dibangun

oleh maxilla dan mandibula. Lubang hidung luar (nares externa) yang

berjumlah sepasang dan menembus sampai ke rongga mulut. Mata (organon

visus) yang besar. Pada mata terdapat selaput mata khas pada katak, yakni

membrana nictitans. Seain itu juga terdapat pupil, iris dan sepasang kelopak

mata pada masing-masing mata (atas dan bawah).

Pada bagian truncus katak, ditutupi kulit yang selalu basah, halus,

berlendir, dan terdapat kelenjar-kelenjar seperti kelenjar yang menghasilkan

pigmen warna kulit katak dan kelenjar yang menghasilkan mucous. Daerah

truncus yang dilapisi kulit, memiliki tekstur kulit yang berlipat-lipat yang

terbentuk dari penebalan kulit. Ada lipatan yang menjulur sepanjang

punggung yang disebut juga plicae dermales dorsolateralis dan ada juga

lipatan kulit yang tidak teratur di bagian-bagian samping-punggung katak -

yang disebut juga plicae dermales longitudinale. Anus/lubang pengeluaran

sisa pencernaan dan peneluaran zat-zat eksresi, terdapat pada ujung posterior

tubuh.

Pada bagian extremitas terdiri dari anggota gerak depan (e. Anterior)

dan anggota gerak belakang (e. Posterior). Anggota gerak depan berjumlah

sepasang, masing masing mempunyai bagian, yakni lengan atas “brachium”

(disokong oleh os humerus), lengan bawah “antebrachium” (disokong oleh os

radio-ulna), dan telapak “manus” ( disokong oleh os carpus dan os

metacarpus). Pada bagian extremitas anterior memiliki 4 buah jari-jari (digiti)

tidak ditemukan selaput renang (membrana digiti). Anggota gerak belakang

juga berjumlah sepasang, masing masing mempunyai bagian, yakni paha

“femur” (disokong oleh os femur), kaki bawah-betis “crus” (disokong oleh os

tibia-fibula), dan telapak kaki “pes” (disokong oleh os tarsus dan os

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

metatarsus). Pada bagian extremitas posterior memiliki 5 buah jari-jari (digiti)

dan memiliki selaput renang (membrana digiti).

Dalam pengamatan anatominya, dikarenakan katak dan kodok

termasuk kedalam ordo yang sama, maka hanya satu saja yang dibedah dan

diamati bagian organ dalamnya. Setelah dibedah teramati bagian organ dalam

tersebut diantaranya socais vocalis, jantung, paru-paru, hati, empedu,

lambung, usus, ginjal dan saluran sentral.

Adapun katak dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Phylum : Chordata

Sub-Phylum : Vertebrata

Classis : Amphibia

Sub-Classis : Salienta (Anura)

Ordo : Diplasiocoela

Familia : Ranidae

Genus : Rana

Spesies : Rana cancrivora

c. Kodok (Bufo melanostictu)

Sebenarnya tidak jauh beda dengan katak, namun karena dilihat dari

struktur morfologinya yang mana kodok ini berukuran besar, dengan kulit

yang kasar dan tebal serta berbintik.

Kepala dan badan lebar bersatu, ada dua pasang kaki atau anggota,

tak ada leher dan ekor. Bagian dalam ditutupi dengat kulit basah halus lunak.

Kepala mempunyai mulut tang lebar untuk mengambil makanan, 2 lubang

hidung/ nares externa yang kecil dekat ujung hidung yang berfungsi dalam

pernapasan, 2 mata yang besar spherik, dibelakangnya 2 lubang pipih tertutup

oleh membrane tympani yang berfungsi sebagai telinga untuk menerima

gelombang suara. Tiap mata mempunyai kelopak mata atas dan bawah, serta

di dalamnya mempunyai selaput mata bening membrane nictitans untuk

menutupi mata apabila berada di dalam air. Di bagian ujung belakang badan

dijumpai anus, lubang kecil untuk membuang sisa-sisa makanan yang tak

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

dicerna, urine dan sel-sel kelamin/ telur atau sperma dari alat reproduksi

(Kastowo, 1982: 32 )

Sedikit gambaran dari uraian teori diatas sangat tepat dengan

gambaran hasil praktikum yang dilakukan terhadap pengamatan kodok ini.

Dari segi anatomi organ dalam juga telah dibahas dalam pembahasan pada

katak, maka langsung berikut akan diuraikan mengenai klasifikasinya,

diantaranya adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Kelas : Amphibia

Ordo : Annura

Famili : Bufodae

Genus : Bufo

Spesies Bufo melanostictu (Merrem, 1982).

VI. Kesimpulan

Katak termasuk kedalam kelompok vertebrata. Katak sendiri

dikelompokan kedalam kelas amphibia dan dikelompokan lagi menjadi 3 sub

kelas yaitu: Stegocephala, Caudate, dan Salienta (Anura). Nama latinnya

Rana cancrivora. Secara garis besar bentuk dari pada katak yaitu badan yang

ditutupi kulit yang basah dan lembab, warna tubuh hijau, warna varian

lainnya kuning, merah, hitam dan corak kombinasi warna-warna tadi.

Kulitnya dilapisi mocus atau lendir.

Kepala dan badan lebar bersatu, ada dua pasang kaki atau anggota,

tak ada leher dan ekor. Bagian dalam ditutupi dengat kulit basah halus lunak.

Kepala mempunyai mulut tang lebar untuk mengambil makanan, 2 lubang

hidung/ nares externa yang kecil dekat ujung hidung yang berfungsi dalam

pernapasan, 2 mata yang besar spherik, dibelakangnya 2 lubang pipih tertutup

oleh membrane tympani yang berfungsi sebagai telinga untuk menerima

gelombang suara. Tiap mata mempunyai kelopak mata atas dan bawah, serta

di dalamnya mempunyai selaput mata bening membrane nictitans untuk

menutupi mata apabila berada di dalam air

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A, J.B. Reece, and L.G Michael. 2000. Concept and Connection. 3rd

ed. Addison Wesley Longman Inc. 809p

Duellman, W.E. And L. Trueb. 1986. Biology of Amphibians. McGraw – Hill

Book Company. New York

Eprilurahman, 2007. Frogs and Toads of Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.

Internasional Seminar Advances in Biological Science. Fakultas Biologi

UGM.

Sumber : http://www.didik-abd.blogspot.com

Sumber : http://www.fksh.biologi.ugm.ac.id,

Zug, George. R. 1993. Herpetology : an Introductory Biologi of Amphibians and

Reftiles. Academic Press. London.

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI“Reptilia”

Disusun Oleh :Nama : Aep Muhamad SyaepudinNIM : 58461245Kelas : Biologi CKelompok : 2 (dua)Asisten : Sri Apriyanti

LABORATORIUM BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON

2010

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

V. Hasil Dan Pembahasan

V.1. Hasil

Berikut hasil dari praktikum yang dilakukan dalam bentuk hasil

pengukuran dan pengamatan morfologi kadal yang termasuk kedalam kelas

Reptilia:

Diketahui:

- Panjang Seluruh tubuh : 25 cm

- Tinggi seluruh tubuh : 1,5 cm

- Panjang kepala : 2,4 cm

- Tinggi kepala : 0,9 cm

- Panjang badan : 6,5 cm

- Tinggi badan : 1,5 cm

- Panjang ekor : 15,5 cm

- Tinggi ekor : 1,1 cm

- Diameter mata : 0,4 cm

- Panjang kaki depan : 3,1 cm

- Panjang kaki belakang : 3,8 cm

- Jumlah jari kaki semua kaki : 5 buah

- Membran nikitan : terdapat selaput mata

- Mulut : ada dan bergigi dirahang atas seperti gergaji

- Telinga dan lubang telinga : ada dan berlubang

- Jenis kelamin : jantan

- Sisik daerah punggung : kuning kecoklatan

- Sisik daerah perut : putih kekuning-kuningan

V.2. Pembahasan

Reftilia adalah Vertebrata dengan kulit kering, tertutup oleh sisik-sisik

atau papan-papan epidermal.

Tengkorak biasanya sedikit tertekan lateral, dengan sebuah kondil

oksipital. Sabuk-sabuk badan (girdle) tumbuh baik. Vertebrae terbagi dengan

jelas menjadi 5 bagian: Servikal, dada (toraks), lumbar, sakral, dan ekor

(kaudal). Jari-jari dengan cakar. Meatus auditori eksternal ada atau tidak ada.

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

Telinga tengah mengandung oksikel auditori. Mata mempunyai kelenjar (air

mata) yang menjaga agar mata tetap basah. Otak dengan serebrum yang lebih

besar. Sebagian besar reftilia mempunyai 12 pasang saraf kranial. Reftilia

bernafas dengan paru-paru yang strukturnya lebih kompleks dari amphibi.

Jantungnya terdiri dari 2 aurikel (serambi) dan 2 ventrikel (bilik). Pada

beberapa reftilia, ventrikel itu hampir-hampir sempurna terbagi menjadi 2

bilik, walaupun pembagian itu belum sempurna betul. Ginjal bertipe

metanefros. Sistem porta renal tereduksi. Fertilisasi internal. (Mukayat D.B,

Zoologi Dasar:203).

Reptil (binatang melata) adalah sebuah kelompok hewan vertebrata

yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia

adalah tetrapoda (hewan dengan empat tungkai) dan menelurkan telur yang

embrionya diselubungi oleh membran amniotik. Sekarang ini mereka

menghidupi setiap benua kecuali Antartika, dan saat ini mereka

dikelompokkan sebagai:

Ordo Crocodilia (buaya, garhial, caiman, dan alligator): 23 spesies

Ordo Sphenodontia (tuatara Selandia Baru): 2 spesies

Ordo Squamata (kadal, ular dan amphisbaenia ("worm-lizards")): sekitar 7.900

spesies

Ordo Testudinata (kura-kura, penyu, dan terrapin): sekitar 300 spesies

Mayoritas reptil adalah ovipar (bertelur) meski beberapa spesies

Squamata bersifat vivipar (melahirkan). Reptil vivipar memberi makan janin

mereka menggunakan sejenis plasenta yang mirip dengan mamalia.

Ukuran reptil bervariasi, dari yang berukuran hingga 1,6 cm (tokek

kecil, Sphaerodactylus ariasae) hingga berukuran 6 m dan mencapai berat 1

ton (buaya air asin, Crocodylus porosus). Cabang ilmu pengetahuan alam

yang mempelajari reptil adalah herpetologi. (www.wikipedia.org/reptilia).

Sedikit materi diatas dapat mewakili bahasan praktikum kali ini.

Hewan yang dijadikan bahan percobaan diantaranya adalah kadal (Mabouya

multifasciata) yang termasuk kedalam ordo Squamata. Ordo squamata ini

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

merupakan reptilia yang tubuhnya tertutup dengan sisik-sisik kecil yang

fleksibel dan tidak ada sub abdominal.

Kadal adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk kelompok

reptil. Secara luas, pengertian kadal atau kerabat kadal (bahasa Inggris:

lizards) juga mencakup kelompok cecak, tokek, bunglon, cecak terbang,

biawak, iguana dan lain-lain. Sedangkan secara sempit, istilah kadal dalam

bahasa Indonesia biasanya merujuk terbatas pada kelompok kadal yang

umumnya bertubuh kecil, bersisik licin berkilau, dan hidup di atas tanah

(Ingg.: skink, suku Scincidae, atau umumnya anggota infraordo

Scincomorpha).

Jadi, secara umum kadal ini mencakup jenis-jenis yang bertubuh kecil

seperti kadal pasir Lygosoma, sampai ke biawak Komodo (Varanus

komodoensis) yang bisa mencapai panjang lebih dari 3 m. Secara ilmiah,

kelompok besar ini dikenal sebagai subordo atau anak bangsa Lacertilia

(=Sauria), bagian dari bangsa hewan bersisik (Squamata).

Selain karakter yang disebutkan di atas, sebagaimana galibnya reptil,

kadal berdarah dingin (itu sebabnya kadal kerap berjemur) dan mempunyai

sisik-sisik yang beraneka bentuknya yang terbangun dari zat tanduk. Terdiri

tak kurang dari 40 suku, kadal memiliki pola warna, bentuk dan ukuran yang

sangat beragam. Sebagian jenis mempunyai sisik-sisik yang halus berkilau,

terkesan licin atau seperti berminyak, walaupun sebenarnya sisik-sisik itu

amat kering karena kadal tidak memiliki pori di kulitnya untuk mengeluarkan

keringat atau minyak.

Dalam praktikum yang dilakukan keadaan morfologi dari kadal

tersebut dapat teridentifikasi dengan jelas. Diantaranya bagian kepala terdapat

mulut, mata dengan selaputnya dan membran niktitan. Dibagian badan atau

dada terdapat sepasang kaki. Dan terahir dibagian ekor terdapat sepasang kaki.

Dengan sisik warna kecoklatan dibagian atas atau punggung. Sedangkan

dibagian bawah atau bagian perut berwarna kuning. Menurut sumber yang ada

dan bahasan mengenai reptil khusunya kadal ini, bahwa semakin berwarna

kuning sisik bagian perut maka kadal tersebut teridentifikasi sebagai betina.

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

Sedangkan untuk yang berwarna putih kekuningan atau tidak terlalu berwarna

kuning maka teridentifikasikan sebagai jantan.

Untuk bagian organ dalamnya dapat teridentifikasi dari mulai mulut,

batang trakea, paru-paru, jantung, hevar (hati) lambung, usus, dan klakoid.

Kadal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Sub Phylum : Vertebrata

Familia : Scincidae

Genus : Mabouya

Species : Mabouya Multifasciata

VI. Kesimpulan

Dalam praktikum kali ini, sedikitnya dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Reftilia adalah Vertebrata dengan kulit kering, tertutup oleh sisik-sisik

atau papan-papan epidermal.

2. Reptil (binatang melata) adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang

berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya.

3. Kadal adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk kelompok

reptil. Secara luas, pengertian kadal atau kerabat kadal (bahasa Inggris:

lizards) juga mencakup kelompok cecak, tokek, bunglon, cecak terbang,

biawak, iguana dan lain-lain. Sedangkan secara sempit, istilah kadal

dalam bahasa Indonesia biasanya merujuk terbatas pada kelompok kadal

yang umumnya bertubuh kecil, bersisik licin berkilau, dan hidup di atas

tanah (Ingg.: skink, suku Scincidae, atau umumnya anggota infraordo

Scincomorpha).

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A, J.B. Reece, and L.G Michael. 2000. Concept and Connection. 3rd

ed. Addison Wesley Longman Inc.

Sumber : http://www.didik-abd.blogspot.com

Sumber : http://www.fksh.biologi.ugm.ac.id,

Sumber : http://www.wikipedia.org/reftil

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI“Aves”

Disusun Oleh :Nama : Aep Muhamad SyaepudinNIM : 58461245Kelas : Biologi CKelompok : 2 (dua)Asisten : Sri Apriyanti

LABORATORIUM BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON

2010

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

V. Hasil dan Pembahasan

V.1. Hasil

Berikut hasil praktikum yang telah dilakukan dalam bentuk hasil

pengukuran dan pengamatan ciri morfologi dari burung merpati yang

merupakan salah satu spesies dari kelas Aves.

Diketahui :

- Panjang seluruh = 34 cm

- Lebar seluruh = 52 cm

- Panjang kepala = 5,5 cm

- Lebar kepala = 3 cm

- Panjang badan = 14 cm

- Lebar badan = 6 cm

- Panjang sayap = 28 cm

- Lebar sayap = 12,8 cm

- Panjang bulu badan = 6 cm berwarna putih

- Panjang bulu sayap 10,9 cm berwarna coklat

- Panjang bulu ekor 18 cm

- Diameter mata 1 cm

- Tipe paruh = pemakan biji-bijian

- Kaki berjumlah 2 atau sepasang dengan masing-masing kaki berjari 4.

- Tidak bergigi.

V.2. Pembahasan

Sebelum kebahasan mengenai hasil dari praktikum yang dilakukan

terlebih dahulu akan dibahas mengenai teori dan materi dari aves ini. Berikt

paparan dari materi-materi tersebut yang bersumber dari beberapa sumber

buku dan referensi terpercaya.

Aves adalah vertebrata dengan tubuh yang ditutupi oleh bulu (asal

epidermal), sedangkan hewan lainnya tidak ada yang berbulu. Aves adalah

vertebrata yang dapat terbang, karena mempunyai sayap yang merupakan

modifikasi anggota gerak anterior. Sayap pada aves berasal dari elemen-

elemen tubuh tengah dan distal. (pada fosil Pterodactyla = reftilia dan

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

Chiroptera = mamalia terbang, sayap berasal dari elemen-elemen tubuh

distal) kaki pada aves digunakan untuk berjalan, bertengger, atau berenang

(dengan selaput interdigital).

Karakteristik tengkorak meliputi tulang-tulang tengkorak yang berfusi

kuat, paruh berzat tanduk. Aves tidak bergigi. Mata besar. Kondil oksipetal

tunggal.

Vertebrae servikal berjumlah banyak dan mempunyai persendian

heteroselos (berpelana dua). Vetebrae mengalami banyak fusi. Pada

kebanyakan burung, vertebrae kaudal terakhir berfusi menjadi pigostil. Pada

burung terbang, tulang sternum terjungkir, dan ada yang berlunas. Rusuk

anterior mempunyai tonjolan unsinatus yang terarah dan posterior. Pada

sayap terdapat 3 buah jari yang merupakan benda vestigial dari karpus dan

lengan. Tibia dan sebagian tarsus bersatu, demikian pula sisa-sisa tarsus dan

metatarsus bersatu. Akibatnya terdapat persatuan intertarsal. Jumlah jari-jari

kaki mungkin 2, 3, atau 4. Kaki bagian bawah dan jari-jari kulitnya berzat

tanduk keras.

Telinga tengah mempunyai sebuah osikel auditori. Adasebuah meatus

auditori eksternal. Mata berkembang baik, dengan kelopak mata dan

membran niktitans. Pada mata terdapat struktur vaskular yang disebut pekten

yang terletak dalam rongga humor vitreus. Mempunyai kelenjar air mata.

Otak mempunyai serebrum dan lobus optikus yang berkembang baik.

Mempunyai 12 pasang syaraf kranial.

Respirasi dengan paru-paru yang berhubungan dengan sejumlah

kantung-kantung udara sebagai alat pernapasan tambahan.

Jantung terbagi menjadi 2 aurikel dan 2 ventrikel. Ventrikel terpisah

sempurna, sehingga sirkulasi pulmoner terpisah dari sirkulasi sistemik.

Lengkung aorta hanya satu buah dan terletak disisi kanan. Temperatur tubuh

tinggi bdan dipertahankan tetap (homoioterm) dengan bantuan bulu.

Saluran pencernaan meliputi tembolok (crop), lambung kelenjar, dan

lambung maskular (gizzard, empedal), dua buah sekum (caecum), usus besar

dan kloaka.

Page 32: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

Ginjal tipe metanefros. Vena pota ginjal tidak terbagi-bagi ke dalam

kapiler-kapiler ginjal. Tidak mempunyai kandung kemih. Eksresinya semi

solid. (Mukayat D.B, Zoologi Dasar:218).

Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang

(vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di

Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.

Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang

kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan

terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500

jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara

ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves.

Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil.

Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya,

burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria.

Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang

memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya.

Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar

depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya

membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang

lebih rendah.

Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga

terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis

yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar,

ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa

sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di

tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena

adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh.

Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan

otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh

ringan dari zat tanduk.

Page 33: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata

lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik

berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara

embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat

menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga

terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput

epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus

yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk

bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan

mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses

pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).

Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:

Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh.

Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan

seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa

barbulae di puncak.

Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae

dengan perbedaan detail.

Plumae, Bulu yang sempurna.

Barbae

Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil

disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang

saling bersambungan.

Page 34: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

Susunan plumae terdiri dari :

Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.

Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.

Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak

berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.

Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-

cabang lateral dari rachis.

Page 35: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan

lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat

menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.

Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:

Tectrices, bulu yang menutupi badan.

Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan

berfungsi sebagai kemudi.

Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:

remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara

metacarpal pada metacarpalia.

Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.

Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan

sekunder daerah siku.

Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.

Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984).

Semi plumae adalah kumpulan bulu barbula yang letaknya

tersembunyi di bawah bulu-bulu luar. Bistle adalah bulu perasa berupa shaft

yang memanjang melebihi bulu luar, ditemukan pada kepala burung

Caprimulgids dan burung penangkap serangga flycatchers (Sukiya, 2003).

Bristle yang menutupi lubang hidung terdapat pada burung pelatuk. Hal ini

merupakan bentuk adaptasi burung pelatuk agar partikel-partikel kayu tidak

masuk saluran pernafasan. Bristle pada burung hantu dan caprimulgids

membantu mendeteksi posisi sarang, tempat bertengger dan benda yang

menghalangi. Fungsi bristle didukung oleh adanya getaran dan tekanan

reseptor didekat folikel bulu (Sukiya, 2003).

Bentuk bulu ekor burung pada saat tidak terbang bermacam-macam,

antara lain berbentuk persegi, bertakik, bercabang, bulu sebelah luar

memanjang, bulu ekor dengan raket, bulu tengah panjang, bundar, berbentuk

cakram, berbentuk tingkatan, dan berujung runcing (Sukiya, 2003).

Begitu banyak bangsa atau ordo dalam aves. Namun berikut hanya

dirincikan dari sub kelas Neognathae diantaranya adalah sebagai berikut:

Page 36: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

1). Ordo Gaviiformes. Contohnya Burung lun.

2). Ordo Padicipitiformes. Contohnya burung grebe.

3). Ordo Procellariformes. Contohnya Burung albatros

4). Ordo Pelecaniformes. Contohnya burung pelikan.

5). Ordo Ciconiiformes. Contohnya burung blekok yang hidup di sawah.

6). Ordo Anseriformes. Contohnya Angsa, bebek, dan mentok.

7). Ordo Falconifermes. Contohnya burung ruak-ruak bangkai, elang dan

rajwali.

8). Ordo Galliformes. Contohnya ayam, kalkun, merak, burung kuau.

9). Ordo Gruiformes. Contohnya Burung bangau.

10). Ordo Diatrymiformes. Burung yang berukuran besar, tidak dapat terbang

dan kini sudah punah.

11). Ordo Charadriiformes. Contohnya burung camar.

12). Ordo Columbiformes. Contohnya Merpati dan perkutut.

13). Dan Ordo-ordo lainnya masih banyak dan tak mungkin disebutkan dan

dijelaskan disini.

Dari beberapa ordo diatas ada satu ordo yang pada praktikum kali ini

kita amati. Diantaranya adalah Ordo Colombiformes yakni dengan spesies

burung merpati.

Ordo Columbiformes ini memiliki paruh pendek ramping, dengan sera

pada pada pangkal paruhnya (sera kulit lunak). Tarsus lebih pendek dari jari.

Tembolok besar dan berlapis-lapis sel yang mudah mengelupas dan

membentuk “susu merpati”. Susu merpati itu sewaktu-waktu dimuntahkan

untuk memberi makan anak-anaknya.

Langsung lebih singkatnya kepada klasifikasi dari burung merpati

(Columbia domestica) diantaranya adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Fhilum : Chordata

Sub fhilum: Vertebrata

Kelas : Aves

Page 37: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

Ordo : Columbiaformes

Family : Columbidae

Genus : Columbia

Spesies : Columbia domestica

VI. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas mengenai aves sedikitnya dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Burung (aves) adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang

(vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap.

2. Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga

terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa

jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh

semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga

bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara

tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin.

3. Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:

Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh.

Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan

seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa

barbulae di puncak.

Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae

dengan perbedaan detail.

Plumae, Bulu yang sempurna.

Barbae

Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil

disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang

saling bersambungan.

Page 38: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A, J.B. Reece, and L.G Michael. 2000. Concept and Connection. 3rd

ed. Addison Wesley Longman Inc.

Mukayat D.B, Zoologi Dasar. Jogjakata: PT Media Sarana

http://septa-ayatullah.blogspot.com

Sumber : http://www.didik-abd.blogspot.com

Sumber : http://www.fksh.biologi.ugm.ac.id,

Sumber : http://www.wikipedia.org/mamalia

Sumber : http://www.wikipedia.org/kelinci

Page 39: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI“Kelinci (Cavia Porcellus)”

Disusun Oleh :Nama : Aep Muhamad SyaepudinNIM : 58461245Kelas : Biologi CKelompok : 2 (dua)Asisten : Sri Apriyanti

LABORATORIUM BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON

2010

Page 40: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

V. Hasil dan Pembahasan

V.1. Hasil

Berikut hasil praktikum yang telah dilakukan dalam bentuk hasil

pengukuran dan pengamatan ciri morfologi dari kelinci yang merupakan salah

satu spesies dari kelas Mamalia.

Diketahui :

- Panjang seluruh = 18 cm

- Lebar keseluruhan = 7 cm

- Panjang kaki = 6 cm

- Panjang Kepala = 6 cm

- Lebar kepala = 4 cm

- Panjang sungut = 3 cm

- Diameter mata = 1 cm

- Panjang toraks = 2 cm

- Panjang abdomen = 10,5 cm

- Jumlah kaki = 4 buah

- Panjang Kaki depan = 7 cm

- Panjang kaki belakang = 11 cm

- Terdapat gigi aremolar dan molar (gigi belakang)

- Gigi depan bagian atas berjumlah 2 buah dan bagian bawah 4 buah

- Panjang daun telinga = 6 cm

- Lebar daun telinga = 2,3 cm

V.2. Pembahasan

Seperti biasa sebelum kepada pembahasan praktikum pada intinya,

terlebih dahulu akan diuraikan sedikit penjelasan mengenai hal yang

berkenaan dengan praktikum kali ini. Diantaranya adalah mengenai Mamalia.

Jika dalam praktikum sebelumnya Aves telah dijelaskan sedikit lebih

rinci kini selanjutnya kepada kelas berikutnya dari Filum chordata atau sub

filum vertebrata, yang anggota spesiesnya diantaranya adalah dalam

praktikum kali ini yaitu kelinci.

Page 41: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

Mamalia adalah vertebrata yang tubuhnya tertutup rambut. Yang betina

mempunyai kelenjar mamae (air susu) yang tumbuh baik. Anggota gerak

depan pada mamalia dapat bermodifikasi untuk berlari, menggali lubang,

berenang, dan terbang. Pada jari-jarinya terdapat kuku, cakar, atau tracak.

Pada kulit terdapat banyak kelenjar minyak dan kelenjar keringat.

Gigi umumnya terbagi menjadi 4 tipe: gigi seri, taring, premolar, dan

molar. Dibanding dengan kondisi vertebrata lainnya, jumlah tulang tengkorak

mammalia banyak yang tereduksi. Ada 2 kondil oksipital.

Vertebrae servikal biasanya ada 7 buah. Dalam sabuk pektoral tidak

terdapat tulang korakoid, dan klavikula vestigial atau tidak ada sama sekali.

Ekor, jika ada, panjang dan dapat digerakan.

Ada 3 buah osikel auditori, yaitu malleus, inkus, dan stapes. Akhir

organ pendengar (koklea) berstruktur sangat kompleks dan sedikit banyak

bergelung. Pada telinga terdapat suatu auditori eksternal dan pinna (telinga

luar) pada tiap sisi lateral kepala.

Membran niktitans mata mungkin vestigial.

Respirasi melalui paru-paru yang mengandung banyak bagian kecil-

kecil. Tiap paru-paru berada didalam ruang pleural. Ada dua fragma muskular.

Pada laring terdapat pita suara.

Jantung dengan 4 ruang (2 serambi dan 2 bilik) seperti pada burung.

Temperatur tubuh tetap (homoioterm). Satu lenmgkung aorta di sebelah kiri.

Sel darah merahnya tidak berinti.

Ada sebuah sekum (caecum) pada pertemuan usus halus dan kolon.

Ginjal bertipe metanefros dengan 2 ureter yang mengeluarkan kemih

langsung ke kandung kemih. Tidak ada vena porta renal. Ekstret cair.

Lubang genital dan anus terpisah, baik pada jantan maupun betina.

Setelah panjang lebr menjelaskan morfologi=morfologi pada hewan

mamalia tersebut kini langsung saja kita membahas pembagian kelasnya.

Mamalia terbagi kedalam beberapa ordo diantaranya:

a. Ordo Insectivora

b. Ordo Dermopthera

Page 42: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

c. Ordo Chiroptera

d. Ordo Primata

e. Ordo Edentata

f. Ordo rodentia

g. Ordo logomorpha

h. Ordo carnivora

i. Ordo cetacea

j. Ordo tubulindentata

k. Ordo probosiodea

l. Ordo hyracoidea

m. Ordo sirenia

n. Ordo Perissodactyla

o. Ordo Artiodactyla

Setelah diurai beberapa ordo dari mamalia diatas. Kini saatnya kita

membahas mengenai mamalia yang kita jadikan bahan pengamatan yakni

kelinci dari ordo radentia.

Dari hasil pengamatan secara morfologi kelinci, dapat teramati dan

terlihat bagian-bagiannya, diantaranya tubuhnya dapat dibagi menjadi Caput

(kepala), cervix (leher), truncus (badan), ekstrimifas (anggota badan), dan

cauda (ekor), adapun bagian-bagian secara rincinya adalah telinga luar

(pinnae) lebar, mata besar dengan hasil pengukuran dari kelompok kami

adalah berdiameter 1 cm, dan terdapat membran niktitans. Bibir lembek dan

fleksibel. Disekitar moncong ada rambut-rambut panjang (vibrissae). Kaki

depan lebih kecil dari kaki belakang terbukti dari hasil pengukuran. Fungsi

dari kaki belakang yang lebih panjang adalah untuk melompat. Kaki depan

dengan 5 jari, dan kaki belakang dengan 4 jari. Ekor pendek, anus dibawah

ekor, lubang urogenital disebelah anterior anus. Ada kelenjar yang

mengeluarkan bau di dekat anusnya. Kelenjar air susu berjumlah 4 atau 5

pasang.

Menurut sumber lain untuk memperkuat pembahasan dikatakan, dalam

caput (kepala) terdapat rima oris (mulut), yang dibatasi oleh labium inferior

Page 43: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

(bibir bawah) dan labium superior (bibir atas), yang bercelah sehingga

tampak gigi seri. Lubang hidung (neres ekterna) letaknya dorsal dari mulut.

Untuk bagian leher sedikit seperti menyatu dengan bagian badan,

namun tidak sebenarnya.

Dari hasil pembedahan yang dilakukan juga demikian seperti apa yang

dijelaskan dalam teori mamalia sebelumnya. Di bagian organ dalam kelinci

terdapat paru-paru seperti yang digambarkan dalam penjelasan pada mamalia,

ginjal, jantung, hati, jejenum, colon, relitum dan sampai ke anus.

Langsung saja kepada klasifikasi dari kelinci ini diantaranya adalah

sebagaio berikut:

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelass : Mamalia

Ordo : Rodentia

Famili : Cavidae

Genus : Cavia

Species : Cavia porcellus

VI. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas mengenai mamalia terutama spesiesnya

kelinci sedikitnya dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Mamalia adalah vertebrata yang tubuhnya tertutup rambut. Yang betina

mempunyai kelenjar mamae (air susu) yang tumbuh baik. Anggota gerak

depan pada mamalia dapat bermodifikasi untuk berlari, menggali lubang,

berenang, dan terbang.

2. Dari hasil pengamatan secara morfologi kelinci, dapat teramati dan

terlihat bagian-bagiannya, diantaranya tubuhnya dapat dibagi menjadi

Caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan), ekstrimifas (anggota

badan), dan cauda (ekor)

Page 44: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI“Mencit (Mus musculus)”

Disusun Oleh :Nama : Aep Muhamad SyaepudinNIM : 58461245Kelas : Biologi CKelompok : 2 (dua)Asisten : Sri Apriyanti

LABORATORIUM BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON

2010

Page 45: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

V. Hasil dan Pembahasan

V.1. Hasil

Berikut hasil praktikum yang telah dilakukan dalam bentuk hasil

pengamatan proses reproduksi atau bagian sel reproduksinya khususnya dari

Mencit betina.

Diketahui dari segi morfologgi hewan, mencit terbagi menjadi tiga

bagian: kepala, badan, dan ekor. Di bagian kepala: mulut kumis, mata dan

telinga. Badan:kaki depan dan belakang. Untuk bagian kelamin/ vagina pada

mencit betina terletak dibawah ekor setelahnya lubang anus. Dengan tanda

tidak adanya penonjolan seperti penis. Setelah diambil mukosa/sekret vagina

dan diamati dibawah mikroskop terlihat tidak terjadinya proses fertilisasi.

Dengan tanda-tanda, apusan yang menggumpal. Untuk lebih lengkap lihat

lampiran gambar.

V.1. Pembahasan

Berbeda dengan praktikum-prajtikum sebelumnya. Prektikum kali ini

mengamati sistem reproduksi dari mencit. Melalui organ reproduksinya kita

bisa mengamati masa-masa fertilisasi mencit. Sebelumnya mencit-mencit

tersebut dikarantina dalam masa-masa perkawinan. Mencit yang kita gunakan

dalam praktikum adalah mencit betina, dengan organ yang diamati adalah

bagian vaginanya. Dimana diambil mukosa/ sekret vagina tersebut untuk

diamati dibawah mikroskop.

Seperti biasa sebelum membahas secara detail hasil dari pengmatan.

Terlebih dahulu akan diuraikan sedikit materi yang berkaitan dengan

praktikum kali ini.

Pada hakikatnya proses fertilisasi atau pembuahan itu terjadi karena

bertemunya Sperma dan ovum yang terjadi pada saluran genitalia. Dari

pertemuan tersebut menghasilkan zigot. Zigot tersebut mengalami

pembelahan (cleavage) dan akan berkembang menjadi embrio melalui

serangkaian proses diferensiasi. Ada beberapa fase perkembangan zigot yang

Page 46: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

diantaranya fase morula, fase blastula, dan glastula. Masa fertilisasi mencit

antara 4 sampai 5 hari satu kali.

Dari sumber lain, Tikus polyestrous dan berkembang biak sepanjang

tahun; ovulasi spontan. Lamanya siklus estrus 4-5 hari dan estrus itu sendiri

berlangsung sekitar 12 jam, terjadi di malam hari. Vagina smear berguna

dalam perkawinan waktunya untuk menentukan tahap siklus estrus.

Perkawinan biasanya terjadi pada malam hari dan dapat dikonfirmasi oleh

kehadiran sebuah plug sanggama di vagina hingga 24 jam pasca-sanggama.

Kehadiran sperma pada vagina smear juga merupakan indikator yang dapat

diandalkan kawin.

Dari buku panduan praktikum sekedar melandasi suatu dasar teori

dijelaksan, bahwa dalam pengamatan proses terjadinya pembuahan

(fertilisasi) pada mencit (Mus musculus ) dengan metode papsmear (Apusan)

sekret organ genetalia mencit betina.

Cara yang mudah namun memerlukan waktu yang tidak sebentar. Perlu

ketelitian dan kehati-hatian. Hal ini dikarenakan mencit yang dikondisikan

sebelumnya harus diperlakukan dengan baik hingga ia tidak stres dan

dikawinkan terlebih dahulu selama 3-7 hari. Kehatia-hatian disini adalah

dalam melakukan olesan ke vagina mencit betina untuk diambil sekret organ

genitalia mencit betina. Karena mencit dalam keadaan hidup, maka setiap

gerakan tubuhnya akan mengganggu pengambilan sekret.

Namun sayang proses pengamatan yang kami lakukan tidak

membuahkan hasil yang maksimal. Mencit-mencit betina tersebut belum

hamil, hal ini terlihat dari gambar mukosa/ sekret vagina mencit betina

dibawah microskop. Hal ini dikarenakan mencit-mencit betina dan jantan

disatukan dalam satu kotak, sehingga terjadi sebuah persaingan atau bahkan

ketidaknyamanan si mencit untuk melakukan proses pembuahan (fertilisasi).

Dan juga kemungkinan mencit masih belum siap kawin atau belum masa-

masa kawin.

Page 47: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

Secara singkat berikut akan dijelaskan mengenai klasifikasi mencit.

Mencit merupakan anggota dari kelas mamalia dengan nama latin Mus

Museulus. Berikut klasifikasi secara rincinya:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub filum : Vertebrata

Kelas : Mamalia

Ordo : Rodentia

Famili : muridae

Genus : Mus

Spesies : Mus Museoulus

VI. Kesimpulan

Dari praktikum yang dilakukan dapat diketahui atau disimpulkan

sebagai berikut:

- proses fertilisasi atau pembuahan itu terjadi karena bertemunya Sperma

dan ovum yang terjadi pada saluran genitalia. Dari pertemuan tersebut

menghasilkan zigot. Zigot tersebut mengalami pembelahan (cleavage) dan

akan berkembang menjadi embrio melalui serangkaian proses diferensiasi

- Ada beberapa faktor dalam praktikum kenapa menct tidak hamil: mencit-

mencit betina dan jantan disatukan dalam satu kotak, sehingga terjadi

sebuah persaingan atau bahkan ketidaknyamanan si mencit untuk

melakukan proses pembuahan (fertilisasi). Dan juga kemungkinan mencit

masih belum siap kawin atau belum masa-masa kawin.

- Mencit merupakan anggota dari kelas mamalia dengan nama latin Mus

Museulus. Dengan klasifikasi Kingdom : Animalia, Filum : Chordata,

Sub filum : Vertebrata, Kelas : Mamalia, Ordo : Rodentia, Famili :

muridae, Genus: Mus, Spesies : Mus Museoulus

Page 48: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

LAMPIRAN

Tanda/ciri Mencit Betina

Page 49: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

Anak bangsa Lacertilia pada umumnya memiliki empat kaki, lubang telinga luar, dan pelupuk mata yang dapat dibuka tutup. Meskipun demikian, sebagai kekecualian, ada pula anggota-anggotanya yang tidak memiliki sebagian ciri itu. Contohnya adalah ‘ular’ kaca (glass snake atau glass lizard, suku Anguidae) yang tak berkaki.

Kadal kebun (Mabuya multifasciata) betina tengah berjemur

w

Page 50: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

Ikan masDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cariArtikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar WikipediaMerapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.

?Ikan mas

Ikan mas

Status konservasi

Data Kurang (IUCN 2.3)

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Actinopterygii

Ordo: Cypriniformes

Famili: Cyprinidae

Genus: Cyprinus

Spesies: C. carpio

Nama binomial

Cyprinus carpio(Linnaeus, 1758)

Page 51: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

Ikan mas atau Ikan karper (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang bernilai ekonomis penting dan sudah tersebar luas di Indonesia.

Di Indonesia, ikan mas memiliki beberapa nama sebutan yakni kancra, tikeu, tombro, raja, rayo, ameh atau nama lain sesuai dengan daerah penyebarannya.

Daftar isi[sembunyikan]

1 Sistematika dan Morfologi 2 Sejarah Perkembangannya di Indonesia 3 Syarat dan Kebiasaan Hidup 4 Perkembangbiakan 5 Jenis-jenis Ikan Mas (Karper)

o 5.1 Ikan Mas Konsumsi o 5.2 Ikan Mas Hias

6 Sumber

[sunting] Sistematika dan Morfologi

Ahli perikanan Dr. A.L Buschkiel dalam RO. Ardiwinata (1981) menggolongkan jenis ikan karper menjadi dua golongan, yakni pertama, jenis-jenis karper yang bersisik normal dan kedua, jenis kumpai yang memiliki ukuran sisrip memanjang. Golongan pertama yakni yang bersisik normal dikelompokkan lagi menjadi dua yakni pertama kelompok ikan karper yang bersisik biasa dan kedua, bersisik kecil.

Sedangkan Djoko Suseno (2000) mengemukakan, berdasarkan fungsinya, ras-ras ikan karper yang ada di Indonesia dapat digolongkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama merupakan ras-ras ikan konsumsi dan kelompok kedua adalah ras-ras ikan hias.

Ikan karper sebagai ikan konsumsi dibagi menjadi dua kelompok yakni ras ikan karper bersisik penuh dan ras ikan karper bersisik sedikit. Kelompok ras ikan karper yang bersisik penuh adalah ras-ras ikan karper yang memiliki sisik normal, tersusun teratur dan menyelimuti seluruh tubuh. Ras ikan karper yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah ikan karper majalaya, ikan karper punten, ikan karper si nyonya dan ikan karper merah atau mas. Sedangkan yang tergolong dalam ras karper bersisik sedikit adalah ikan karper kaca yang oleh petani di Tabanan biasa disebut dengan nama karper gajah. Untuk kelompok ras ikan karper hias, beberapa di antaranya adalah karper kumpay, kaca, mas merah dan koi.

Secara morfologis, ikan karper mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut berukuran pendek. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan karper ditutupi sisik dan hanya sebagian kecil saja yang

Page 52: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

tubuhnya tidak ditutupi sisik. Sisik ikan karper berukuran relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid berwarna hijau, biru, merah, kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut sesuai dengan rasnya.

[sunting] Sejarah Perkembangannya di Indonesia

Menurut Djoko Suseno (2000), di Indonesia pertama kali ikan karper berasal dari daratan Eropa dan Tiongkok yang kemudian berkembang menjadi ikan budi daya yang sangat penting.

Sementara itu, menurut R.O Ardiwinata, (1981) ikan karper yang berkembang di Indonesia diduga awalnya berasal dari Tiongkok Selatan. Disebutkan, budi daya ikan karper diketahui sudah berkembang di daerah Galuh (Ciamis) Jawa Barat pada pertengahan abad ke-19. Masyarakat setempat disebutkan sudah menggunakan kakaban - subtrat untuk pelekatan telur ikan karper yang terbuat dari ijuk – pada tahun 1860, sehingga budi daya ikan karper di kolam di Galuh disimpulkan sudah berkembang berpuluh-puluh tahun sebelumnya.

Sedangkan penyebaran ikan karper di daerah Jawa lainnya, dikemukakan terjadi pada permulaan abad ke-20, terutama sesudah terbentuk Jawatan Perikanan Darat dari “Kementrian Pertanian” (Kemakmuran) saat itu.

Dari Jawa, ikan karper kemudian dikembangkan ke Bukittinggi (Sumatera Barat) tahun 1892. Berikutnya dikembangkan di Tondano (Minahasa, Sulawesi Utara) tahun 1895, daerah Bali Selatan (Tabanan) tahun 1903, Ende (Flores, NTT) tahun 1932 dan Sulawesi Selatan tahun 1935. Selain itu, pada tahun 1927 atas permintaan Jawatan Perikanan Darat saat itu juga mendatangkan jenis-jenis ikan karper dari Negeri Belanda, yakni jenis Galisia (karper gajah) dan kemudian tahun 1930 didatangkan lagi karper jenis Frankisia (karper kaca). Menurut Djoko Suseno (2000), kedua jenis karper tersebut sangat digemari oleh petani karena rasa dagingnya lebih sedap, padat, durinya sedikit dan pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan ras-ras lokal yang sudah berkembang di Indonesia sebelumnya.

Pada tahun 1974, seperti yang dikemukakan Djoko Suseno (2000), Indonesia mengimpor ikan karper ras Taiwan, ras Jerman dan ras fancy carp masing-masing dari Taiwan, Jerman dan Jepang. Sekitar tahun 1977 Indonesia mengimpor ikan karper ras yamato dan ras koi dari Jepang. Ras-ras ikan karper yang diimpor tersebut dalam perkembangannya ternyata sulit dijaga kemurniannya karena berbaur dengan ras-ras ikan karper yang sudah ada di Indonesia sebelumnya sehingga terjadi persilangan dan membentuk ras-ras baru.

[sunting] Syarat dan Kebiasaan Hidup

Page 53: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150--600 meter di atas permukaan air laut (dpl) dan pada suhu 25-30° C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas terkadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30%o.

Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan.

[sunting] Perkembangbiakan

Siklus hidup ikan mas dimulai dari perkembangan di dalam gonad (ovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan yang menghasilkan sperma). Sebenarnya pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya, ikan mas Bering memijah pada awal musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang tergenang air.

Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang memijah, induk-induk ikan mas aktif mencari tempat yang rimbun, seperti tanaman air atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat inilah yang nantinya akan digunakan sebagai tempat menempel telur sekaligus membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan.

Sifat telur ikan mas adalah menempel pada substrat. Telur ikan mas berbentuk bulat, berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20 mg. Ukuran telur bervariasi, tergantung dari umur dan ukuran atau bobot induk. Embrio akan tumbuh di dalam telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa.

Antara 2-3 hari kemudian, telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva ikan mas mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar sebagai cadangan makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam waktu 2-4 hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran larva antara 0,50,6 mm dan bobotnya antara 18-20 mg.

Larva berubah menjadi kebul (larva stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia kebul ini, ikan mas memerlukan pasokan makanan dari luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan alami kebul terutama berasal dari zooplankton, seperti rotifera, moina, dan daphnia. Kebutuhan pakan alami untuk kebul dalam satu hari sekitar 60-70% dari bobotnya.

Setelah 2-3 minggu, kebul tumbuh menjadi burayak yang berukuran 1-3 cm dan bobotnya 0,1-0,5 gram. Antara 2-3 minggu kemudian burayak tumbuh menjadi

Page 54: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

putihan (benih yang siap untuk didederkan) yang berukuran 3-5 cm dan bobotnya 0,5-2,5 gram. Putihan tersebut akan tumbuh terus. Setelah tiga bulan berubah menjadi gelondongan yang bobot per ekornya sekitar 100 gram.

Gelondongan akan tumbuh terus menjadi induk. Setelah enam bulan dipelihara, bobot induk ikan jantan bisa mencapai 500 gram. Sementara itu, induk betinanya bisa mencapai bobot 1,5 kg setelah berumur 15 bulan. Induk-induk ikan mas tersebut mempunyai kebiasaan mengaduk-aduk dasar perairan atau dasar kolam untuk mencari makanan.

[sunting] Jenis-jenis Ikan Mas (Karper)

Saat ini, banyak sekali jenis ikan mas yang beredar di kalangan petani, baik jenis yang berkualitas tidak terlalu tinggi hingga jenis unggul. Setiap daerah memiliki jenis ikan mas favorit, misalnya di Jawa Barat, ikan mas yang paling digemari adalah jenis ikan mas majalaya. Di daerah lain,jenis ini belum tentu disukai, begitu juga sebaliknya. Perbedaan tersebut biasanya dipengaruhi oleh selera masyarakat dan kebiasaan para petani yang membudidayakannya secara turun-temurun.

Dari beberapa jenis ikan mas yang telah dikenal masyarakat, varietas majalaya termasuk jenis unggul. Buktinya, varietas ini telah dilepas oleh Menteri Pertanian tahun 1999 dalam rangka HUT ke-25 Badan Litbang Pertanian.

Jenis-jenis ikan mas secara umum dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yakni ikan mas konsumsi dan ikan mas hias. Jenis ikan mas konsumsi adalah jenis-jenis ikan mas yang dikonsumsi atau dimakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi yang berasal dari hewan. Sementara itu, jenis ikan mas hias umumnya digunakan untuk memenuhi kepuasan batin atau untuk hiasan (pajangan) dan dipelihara di kolam-kolam taman atau akuarium.

[sunting] Ikan Mas Konsumsi

1. Ikan Mas Punten

Ras ini dikembangkan pertama kali pada tahun 1933 di Desa Punten, Malang, Jawa Timur. Tubuhnya relatif pendek, tetapi bagian punggungnya lebar dan tinggi. Karena itu, bentuk badan ikan mas punten terkesan membuntak atau bulat pendek (big belly). Perbandingan antara panjang total dan tinggi badan adalah 2,3-2,4: 1. Warna sisik hijau gelap, mata agak menonjol, gerakan tubuhnya lambat, dan bersifat jinak.

2. Ikan Mas Sinyonya atau Putri Yogya

Page 55: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

Tidak diketahui pasti asal-usul nama ikan jenis ini. Beberapa orang menyebutkan, ikan mas ini mudah sekali bertelur sehingga disebut sinyonya. Bentuk tubuhnya memanjang (long bodied form) dan punggungnya lebih rendah dibandingkan dengan ikan mas punten. Perbandingan antara panjang dan tinggi badannya sekitar 3,66: 1.

Sisiknya berwarna kuning muda seperti warna kulit jeruk sitrus. Mata ikan yang masih muda agak menonjol, kemudian berubah menjadi sipit ketika ikan sudah mulai tua. Sifat ikan mas sinyonya lebih jinak dibandingkan dengan ikan ras punten. Ikan mas sinyonya memiliki kebiasaan berkumpul di permukaan air.

Fekunditas atau jumlah telur ikan mas sinyonya 85.000125.000 dan diameternya 0,3-1,5 mm. Induk ikan mas sinyonya jantan akan matang kelamin pertama pada umur 8 bulan, sedangkan yang betina pada umur 18 bulan. Ikan mas ini tahan terhadap parasit Myxoxporea. Kisaran toleransi pH-nya 5,5-8,5.

3. Ikan Mas Taiwan

Ikan mas taiwan memiliki bentuk badan yang memanjang dan bentuk punggung seperti busur agak membulat. Sisiknya berwarna hijau kekuningan hingga kuning kemerahan di tepi sirip dubur dan di bawah sirip ekor. Ikan mas taiwan sangat responsif terhadap makanan sehingga akan saling berebut ketika diberi pakan. Diduga nenek moyang ikan mas ini berasal dari Taiwan, kemudian diintroduksi dan dikembangkan di Indonesia.

4. Ikan Mas Merah

Ciri khas dari ikan mas ini adalah sisiknya yang berwarna merah keemasan. Gerakannya aktif, tidak jinak, dan paling suka mengaduk-aduk dasar kolam. Bentuk badannya relatif memanjang. Dibandingkan dengan ras sinyonya, posisi punggungnya relatif lebih rendah dan tidak lancip. Matanya agak menonjol.

5. Ikan Mas Majalaya

Sesuai dengan namanya, ikan mas ini berkembang pertama kali di daerah Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ukuran badannya relatif pendek dan punggungnya lebih membungkuk dan lancip dibandingkan dengan ras ikan mas lainnya. Perbandingan antara panjang dan tinggi tubuhnya adalah 3,2: 1.

Bentuk tubuhnya semakin lancip ke arah punggung dan bentuk moncongnya pipih. Sifat ikan mas ini relatif jinak dan biasa berenang di permukaan air. Sisiknya berwarna hijau keabuan dan bagian tepinya berwarna lebih gelap, kecuali di bagian bawah insang dan di bagian bawah sirip ekor berwarna kekuningan. Semakin ke arah punggung, warna sisik ikan ini semakin gelap.

Page 56: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

Ikan mas majalaya memiliki keunggulan, di antaranya laju pertumbuhannya relatif cepat, tahan terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophilla, rasanya lezat dan gurih, dan tersebar luas di Indonesia. Fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan ikan mas majalaya tergolong tinggi, yakni 84.000-110.000 butir per kilogram induk. Berikut ini kriteria benih ikan mas majalaya berbagai ukuran berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI).

5. Ikan Mas Yamato

Ikan mas ini kurang populer di kalangan petani ikan mas di Indonesia. Bentuk tubuhnya memanjang. Sisiknya berwarna hijau kecokelatan. Ikan mas ini banyak ditemukan dan dibudidayakan di Asia Timur, seperti Cina dan Jepang.

6. Ikan Mas Lokal

Ikan mas ini sebenarnya belum bisa digolongkan sebagai salah satu ras atau jenis ikan mas. Meskipun demikian, ikan ini justru paling banyak ditemukan di lapangan dan paling banyak dikenal oleh petani ikan dewasa ini.

Bentuk tubuh dan warnanya merupakan kombinasi dari beberapa jenis ikan mas yang sudah ada. Secara umum, bentuk tubuhnya memanjang dan matanya tidak sipit. Kemungkinan besar ikan ini muncul akibat perkawinan silang yang tidak terkontrol dengan jenis-jenis ikan mas lain yang ada di masyarakat.

[sunting] Ikan Mas Hias

Jenis-jenis ikan mas yang digolongkan ke dalam kelompok ikan mas hias sebagai berikut.

1. Man Mas Kumpay

Ciri yang menonjol dari ikan mas kumpay adalah semua siripnya panjang dan berumbai sehingga tampak indah ketika sedang bergerak. Warna sisiknya sangat bervariasi, ada yang putih, kuning, merah, dan hijau gelap. Bentuk badannya memanjang seperti ikan mas sinyonya. Pertumbuhannya tergolong lambat. Kadang-kadang, ikan mas ini juga dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi.

2. Ikan Mas Kancra Domas

Bentuk tubuhnya memanjang. Gerakannya mirip ikan mas taiwan, yakni selalu aktif dan kurang jinak. Sisiknya berukuran kecil dan susunannya tidak beraturan. Warna sisiknya bervariasi, ada yang biru, cokelat, atau hijau. Sisik punggungnya berwarna gelap. Semakin ke arah perut, warnanya semakin terang keperakan atau keemasan.

3. Ikan Mas Kaca

Page 57: LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

Ciri khas ikan ini adalah sebagian tubuhnya tidak tertutup sisik. Bagian yang tidak tertutup sisik sepintas tampak bening, mirip kaca. Di sepanjang gurat sisi (linea lateralis) dan di sekitar pangkal siripnya terdapat sisik berwarna putih mengilap. Sisik tersebut berukuran besar dan tidak seragam.

4. Ikan Mas Fancy

Bentuk tubuh ikan mas ini memanjang. Sisiknya berwarna putih, kuning, dan merah. Pada tubuhnya terdapat totoltotol berwarna hitam. Karena warnanya yang bermacammacam itulah ikan mas ini disebut fancy.

5. Ikan Mas Koi

Ikan mas koi atau yang lebih populer disebut koi ini berasal dari Jepang. Mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980. Bentuk badannya bulat memanjang. Warna sisiknya beragam, ada putih, kuning, merah menyala, hitam, atau kombinasi dari warna-warna tersebut.

Hobiis ikan Was umumnya menyukai ikan koi jenis bastar karena warna dan pola totolnya yang indah dan menarik. Ikan koi disukai hobiis karena gerakannya lambat dan cukup jinak.

Ikan koi memiliki beragam nama yang disesuaikan dengan pola dan warna tubuhnya, misalnya platinum nishikigoi, shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku nishikigoi, dan taishusanshoku nishikigoi.

[sunting] Sumber

Agus Rochdianto, 2005. Analisis Finansial Usaha Pembenihan Ikan Karper (Cyprinus carpio Linn) di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Skripsi S1 FE, Universitas Tabanan

Budi Daya Ikan Mas Secara Intensif. Khairuman, SP, Ir. Dodi Sudenda, MM, & Ir. Bambang Gunadi, M.Sc. AgroMedia Pustaka. Jakarta. 2008..