laporan praktikum tm karet.docx

16
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAMAN PERKEBUNAN (AGH341) PEMELIHARAAN KARET TM Kelompok 5 Li’ana A24120046 Muhammad Zulfikar A24120081 Prawinata Desian Gultom A24120132 Asmarany Suci Biantari A24120158 Hasan Basri Arif R. A24120193 Ketut Swastika H34120073 Sinta Herian Pawestri I34120075 Asisten Hafith Furqoni, SP, Msi Dosen Dr Ir Suwarto, Msi DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Upload: sucy-biantari

Post on 08-Nov-2015

344 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMILMU TANAMAN PERKEBUNAN (AGH341)PEMELIHARAAN KARET TM

Kelompok 5LianaA24120046Muhammad ZulfikarA24120081Prawinata Desian GultomA24120132Asmarany Suci BiantariA24120158Hasan Basri Arif R.A24120193Ketut SwastikaH34120073Sinta Herian Pawestri I34120075

AsistenHafith Furqoni, SP, Msi

DosenDr Ir Suwarto, Msi

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURAFAKULTAS PERTANIANINSTITUT PERTANIAN BOGOR2015PENDAHULUAN

Tanaman karet termasuk ke dalam kelompok tanaman tahunan yang dapat disadap getahnya. Getah tanaman karet (lateks) dapat diolah menjadi bahan baku industri karet, antara lain dalam bentuk: lembaran karet (sheet), bongkahan, atau karet remah (crumb rubber). Getah karet telah menjadi primadona komoditi ekspor. Indonesia memberikan kontribusi sebesar 26% dari total produksi karet alam dunia.Tanaman karet memasuki periode tanaman menghasilkan (TM) setelah lilit batangnya mencapai ukuran minimal 45 cm pada ketinggian 1 m di atas pertautan (kaki gajah). Criteria tersebut umumnya dicapai pada umur sekitar 6 tahun setelah tanam, tergantung kondisi pemeliharaan dan jenis klon yang akan menentukan laju pertambahan lilit batang per tahun.Pemeliharaan tanaman karet memberikan pengaruh penting dalam peningkatan produktivitas tanaman. Produktivitas tanaman karet ditentukan oleh kapasitas tanaman dan hamparan, sedangkan kapasitas produksi secara langsung dipengaruhi oelh tingkat pemeliahraan tanaman. Pemeliharaan TM karet ditujukan utnuk mengkondisikan pertumbuhan vegetatif tanaman selalu dalam kondisi optimal sehingga dapat berproduksi tinggi secara berkesinambungan dengan umur ekonomi yang lama. Pada umumnya, umur ekonomi tanaman karet adalah sekitar 30 tahun.Kegiatan pemeliharaan TM karet meliputi pemupukan dan pengendalian gulma. Pengendalian gulma yang dilakukan sebelum pemupukan bertujuan agar pupuk yang diberikan sepenuhnya dapat dimanfaatkan oleh tanaman karet. Pengendalian gulma dilakukan secara periodic agar jalur tanam selalu dalam kondisi bebas gulma dan gawangan hanya ditumbuhi oleh gulma lunak dan bebas dari gulma berkayu dan alang-alang. Selain itu, juga dilakukan observasi lilit batang TM karet. Pengukuran lilit batang dilakukan pada ketinggian 1m di atas pertautan. Dengan melakukan pengukuran lilit batang, pihak perkebunan dapat menduga waktu penyadapan mendatang. Secara umum, diperkirakan setiap tahun terjadi pertambahan ukuran lilit batang tanaman karet sebesar 9 cm. Hal tersebut didasarkan pada waktu yang diperlukan untuk mencapai lilit batang sebesar 45 cm tersebut baru dapat dicapai pada tanaman setelah berumur 5 tahun.

TujuanPraktikum pemeliharaan TM karet ini bertujuan agar mahasiswa dapat menentukan jenis kegiatan yang termasuk dalam pemeliharaan TM karet. Mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan pekerjaan pengendalian gulma dan pemupukan TM karet. Selain mahasiswa juga mampu untuk menetapkan kriteria tanaman yang telah matang sadap.

TINJAUAN PUSTAKAPemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) karet menyangkut pengendalian gulma. Gulma pada tanaman karet bisa menjadi kompetitor. Selain itu, gulma juga dapat menjadi penghambat kelancaran penyadap dalam penyadapan dan jalan untuk menuju karet yang akan disadap. Pengendalian di tahun-tahun pertama TM harus dilakukan untuk memudahkan jalur sadap dengan menyiangi gulma selebar 1-1.5 m dari kiri-kanan pohon (Siregar dan Suhendry, 2013). Pada awal-awal penyadapan, penutupan tajuk ke atas tanah masih sekitar 75%. Dengan intensitas cahaya matahari tersebut, gulma yang sering tumbuh yaitu Paspalum conjugatum, Mikania sp., Cyclosorus orldus, Ageratum conyzoides, Cyrtocokacanganum sp., Sida acuta, Axonopos compressus, Ottochloa nodosa, Borreria alata, Erechtites valerianifolia, Digitaria adscendens, dan Asystasia intrusa. Gulma yang terutama perlu mendapat perhatian adalah Mikania sp. dan Asystasia intrusa (Siregar dan Suhendry, 2013). Pemupukan pada TM karet pada dasarnya diliat dari kondisi ekonomi dan efesiensi, karet yang tidak dapat memberikan hasil latex perlu diperlukan pemupukan karena mungkin serasah daun dari karet yang jatuh ketanah tidak dapat mengembalikan jumlah hara yang diserap oleh karet. Perlu dilakukan analisis lateks, analisis daun, dan analisis tanah untuk mengetahui kelayakan pemupukan. Layak tidaknya pemupukan TM karet juga dilihat dari potensi produksi jangka pendek dan jangka panjang, yaitu dengan mempertimbangkan keadaan kulit dan jumlah pohon yang disadap (Siregar dan Suhendry, 2013).Pemeliharaan Tanaman Masa Produksi (TM)Setelah menginjak umur lima tahun atau mulai disadap, tanaman karet sering disebut dengan komposisi II. Pemeliharaan tanaman selama masa produksi dimaksudkan agar kondisi tanaman dalam keadaan baik, produksi tetap, bahkan meningkat sesuai dengan umur tanaman, dan masa produktifnya semakin panjang. Tanpa perawatan yang baik, kondisi tanaman mungkin akan semakin memburuk, produktivitasnya menurun, dan masa produktifnya singkat. Pemeliharaan tanaman pada masa produksi ini hanya meliputi penyiangan, pemupukan dan peremajaan (Setiawan & Andoko, 2005)a. Penyiangan Penyiangan lahan karet pada masa produksi bertujuan sama dengan penyiangan pada masa sebelum produksi, yaitu mengendalikan perumbuhan gulma agar tidak mengganggu tanaman utama. Penyiangan biasa dilakukan secara manual, kimiawi, atau gabungan dari keduanya. Cara manual atau mekanis adalah pemberantasan gulma menggunakan peralatan, seperti cangkul parang atau sabit. Pemberantasan gulma secara manual hanya memungkinkan jika areal perkebunan karet tidak terlalu luas. Jika areal karet sangat luas pemberantasan gulma yang paling efektif adalah secara kimiawi menggunakan herbisida atau bahan kimia pemberantas gulma, baik kontak maupun sistemik. Herbisida kontak memberantas gulma dengan cara kontak langsung dengan gulmanya. Sedangkan herbisida sistemik memberantas gulma dengan cara zat aktifnya terserap ke dalam gulma. Penggunaan herbisida harus bijaksana, artinya, harus sesuai dengan dosis dan frekuensi yang telah ditetapkan. b. PemupukanDalam budidaya karet, pemupukan dilakukan sejak tanam sampai tanaman tidak berproduksi lagi. Tanpa pemupukan produksi karet tidak akan maksimal. Jika pada masa sebelum disadap semua tanaman karet harus dipupuk, pada masa setelah sadap pemupukan harus dilakukan secara selektif, artinya hanya tanaman yang produksi lateksnya bagus saja yang dipupuk. Langkah ini untuk menghindari pemborosan. Cara pemupukan tanaman karet sama dengan masa sebelum produksi, yaitu pupuk dimasukkan kedalam lubang yang digali melingkar dengan jarak 1-1,5 meter dari pohon. Dapat juga pupuk dimasukkan ke dalam alur berbentuk garis dengan jarak 1,5 meter dari pohon. Sebelum pemupukan dilakukan pastikan tanah sudah bebas dari gulma. Jika pada sebelum produksi dilakukan pemupukan sekali dalam setahun, sedangkan pemupukan tanaman karet pada masa produksi dilakukan dua kali dalam satu tahun, yaitu pada pergantian musim. Dosis pupuk disesuaikan dengan jenis tanah tempat karet dibudidayakan. Penggunaan pupuk tunggal memberikan kesan tidak praktis karena harus mencampurkan paling tidak tiga jenis pupuk. Sekarang di pasaran banyak pupuk majemuk lengkap yang lebih praktis.c. PeremajaanSetelah bertahuntahun disadap lateksnya, tanaman karet akan memasuki fase menua yang ditandai dengan menurunnya produksi lateks. Bila terus dipelihara dan disadap hasil lateks yang diperoleh tidak akan menguntungkan secara ekonomi, sehingga perlu dilakukan peremajaan. Kegiatan peremajaan karet dimulai dengan pembongkaran pohon pohon tua.

BAHAN DAN METODEBahan dan alatBahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu tanaman karet menghasilkan sebanyak empat pohon dan pupuk Urea 100 g/pohon, KCl 100g/pohon, dan SP-36 100g/pohon. Alat yang digunakan berupa alat-alat budidaya seperti : cangkul, parang, ember serta alat ukur seperti timbangan dan penggaris.MetodeTanaman karet dibersihkan dari gulma di sekelilingnya dengan jarak 1 m dengan cara strip weeding menggunakan cangkul dan kored. Gulma pada daerah tersebut harus benar-benar bersih. Buat alur pupuk dengan jarak 0.5 m dari pohon kemudian beri pupuk urea 100 g, SP-36 100 g, dan KCl 100 g yang sudah dicampurkan untuk masing-masing pohon. Tutup kembali alur pupuk bila sudah ditaburi pupuk. Lakukan pengukuran lilit batang pada ketinggian 1 m dengan menggunakan penggaris.

HASIL DAN PEMBAHASANHasilTabel 1. Hasil pengukuran lilit batang atau lingkar batang tanaman karetTanamanLilit Batang (cm)

142.5

254.5

354.5

432.5

Rata-rata46

Perhitungan HOK :Waktu kerja = 25 menit = 0.42 jamHOK = 0.42 jam x 7 orang x (1 HOK/ 7 jam) = 0.42 HOK Perhitungan HKHK= Jumlah pohon : HOK = 4 pohon : 0.42 HOK = 9.5 pohon/HOK Perhitungan HKAsumsi:Populasi karet 380 pohon/ha dengan jarak tanam 3 m x 2.5 m x 19 m.PK= HK : Populasi/ha = 9.5 pohon/HOK : 380 pohon/ha = 0.025 ha/HK

PembahasanTanaman karet memiliki periode tertentu untuk dapat dipanen. Tanaman karet yang sudah dapat dipanen disebut dengan tanaman menghasilkan (TM). Menurut Reza (2011), tanaman karet dapat disadap atau dipanen jika memiliki kriteria sebagai berikut: tanaman karet sudah berumur 4-6 tahun, lilit batang atau lingkar batang pada ketinggian 1 meter di atas pertautan okulasi mencapai lebih dari 45 cm, tanaman sehat, dan tidak mengalami gangguan pertumbuhan jika tanaman tersebut disadap.Hasil pengamatan lilit batang tanaman karet di Kebun Percobaan Cikabayan IPB menunjukkan rata-rata sebesar 46 cm dengan sampel sebanyak 4 tanaman. Menurut Syukur dan Muda (2014), tanaman karet dikatakan matang sadap pohon jika lilit batangnya telah mencapai lebih dari 45 cm, artinya tanaman karet tersebut sudah dapat disadap. Menurut Syukur dan Muda (2014), penyadapan dapat dimulai setelah kebun karet memenuhi kriteria matang sadap kebun. Kebun dikatakan telah matang sadap jika jumlah tanaman yang matang sadap pohon sudah mencapai 60 % atau lebih. Kebun yang dipelihara dengan baik maka jumlah tanaman yang matang sadap pohon biasanya dapat mencapai 60-70% pada umur 4-5 tahun. Pertanaman karet pada areal praktikum secara keseluruhan belum memenuhi kriteria matang sadap kebun karena ukuran tanaman atau lilit batang tanaman karet tidak seragam. Ada yang sudah memenuhi kriteria sadap dan ada yang belum.Tanaman karet yang sudah menghasilkan (TM) juga memerlukan pemeliharaan agar tanaman tersebut dapat berproduksi secara optimum. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada saat praktikum yaitu pengendalian gulma dan pemupukan. Pengendalian gulma dilakukan secara manual. Gulma yang berada di sekeliling pohon karet dengan radius 1 meter dibersihkan. Hal ini dapat mendukung kegiatan pemeliharaan berikutnya yaitu pemupukan. Pupuk yang diaplikasikan akan dapat dimanfaatkan oleh tanaman karet dengan baik tanpa ada gulma pada jalur tanaman.Kondisi tanaman karet pada areal praktikum kurang terpelihara dengan baik. Pertumbuhan tanaman juga tidak seragam sehingga penyadapan tidak dapat dilakukan dengan serempak. Pengendalian gulma dan pemupukan perlu dilakukan secara rutin agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.Berdasarkan hasil perhitungan HOK, setiap orang memiliki kemampuan melakukan pemeliharaan 0.42 HOK. Jumlah pohon yang dipelihara oleh tujuh orang adalah sebanyak 4 pohon dengan lama kerja 25 menit dan 0.42 jam. Prestasi kerja yang didapat dari hasil perhitungan dengan asumsi populasi karet 380 pohon per ha adalah 0.025 ha/HK.

KESIMPULANPemeliharaan tanaman menghasilkan untuk karet sama halnya dengan tanaman perkebunan lainnya yaitu pemupukan dan pengendalian gulma. Pemupukan yang dilakukan dosisnya sama untuk tiap jenis pupuk per pohonnya. Pemupukan yang sesuai akan menghasilkan tanaman karet yang berproduksi maksimum. Produksi maksimum berdasarkan hasil lateks, lateks ini didapatkan dari hasil penyadapan. Penyadapan yang baik saat pohon karet tersebut telah memasuki fase matang sadap. Matang sadap pada karet saat lingkar batang berukuran sekitar 45 cm, rata-rata lingkar batang sadap pada pohon yang diamati yaitu 46 cm. pohon-pohon karet yang diamati dapayt dikatakan telah matang sadap.

DAFTAR PUSTAKAReza, A. 2011. Penyadapan tanaman karet. http:// http://cybex.pertanian.go.id/materipenyuluhan/detail/2310/peyadapan-tanaman-karet [24 Mei 2015]Setiawan D. H. dan Andoko A. 2005. Petunjuk Lengkap Budi Daya Karet. PT Agro Media Pustaka. SoloSiregar T.H.S, I. Suhendry. 2013. Budidaya dan Teknologi Karet. Swadaya: JakartaSyukur, Muda, W. 2014. Penyadapan tanaman karet. Balai Pelatihan Pertanian Jambi, Jambi, Indonesia.

LAMPIRANGambar 1. Pembuatan strip weedingGambar 2. TM karet

Gambar 4. PupukGambar 4. Pemupukan