laporan praktikum modul 3 freis

44
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I MODUL III PROSES FREIS OLEH: KELOMPOK : 24 ANGGOTA : 1. VERDIAN (13113004) 2. STEVEN A.G. (13113035) 3. SAPUTRA DIDIK (13113102) 4. ALFITRA LIBELNEDO (13113111) 5. DEDI TRI MULYAWAN (13113099) 6. M. ILHAM S.P.P (13113109) ASISTEN : NICOLAS JAMES TANGGAL PRAKTIKUM : 7 MARET 2015 LABORATORIUM TEKNIK PRODUKSI PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2015

Upload: alpin-wisely

Post on 16-Jan-2016

48 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

modul freis

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

MODUL III

PROSES FREIS

OLEH:

KELOMPOK : 24

ANGGOTA : 1. VERDIAN (13113004)

2. STEVEN A.G. (13113035)

3. SAPUTRA DIDIK (13113102)

4. ALFITRA LIBELNEDO (13113111)

5. DEDI TRI MULYAWAN (13113099)

6. M. ILHAM S.P.P (13113109)

ASISTEN : NICOLAS JAMES

TANGGAL PRAKTIKUM : 7 MARET 2015

LABORATORIUM TEKNIK PRODUKSI

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2015

Page 2: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Proses permesinan merupakan suatu proses untuk menciptakan alat atau

produk baru, dengan suatu tahapan dari bahan baku dan di proses dengan cara-

cara tertentu dengan urut dan sistematis untuk mendapatkan suatu produk yang

berfungsi.

Suatu komponen yang mempunyai karakteristik yang ideal apabila suatu

komponen tersebut sesuai yang kita kehendaki, dengan mempunyai suatu ukuran,

bentuk yang sempurna dan mempunyai permukaan yang halus. Sebelum

mendapatkan hasil yang demikian maka kita membutuhkan suatu proses. Proses

dalam permesinan sangatlah banyak, di antaranya adalah proses freis.

Mesin frais adalah mesin perkakas yang dalam proses kerja

pemotongannya dengan menyayat atau memakan benda kerja menggunakan alat

potong bermata banyak yang berputar. Pisau frais dipasang pada sumbu atau arbor

mesin yang didukung dengan alat pendukung arbor. Pisau tersebut akan terus

berputar apabila arbor mesin diputar oleh motor listrik, agar sesuai dengan

kebutuhan, gerakan dan banyaknya putaran arbor dapat diatur oleh operator mesin

frais. Dalam proses manufaktur berbagai komponen mesin, banyak sekali benda

yang dapat dibuat melalui proses freis, oleh karena itu sebagai mahasiswa mesin

haruslah memahami dan mampu mengoperasikan mesin freis.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui konstruksi, cara kerja, pengoperasian dan aspek keselamatan kerja

mesin dari proses freis

2. Mengetahui proses yang dapat dikerjakan dengan mesin freis

3. Mampu memilih jenis pahat yang sesuai untuk membuat produk

4. Mengetahui alat bantu yang diperlukan

5. Memahami parameter – parameter dalam proses freis

Page 3: Laporan Praktikum Modul 3 Freis
Page 4: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

BAB II

LANDASAN TEORI

Mesin milling adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas

bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena

selain mampu memesin permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian

dan ketelitian istimewa, juga berguna untuk menghaluskan atau meratakan benda

kerja sesuai dengan dimensi yang dikehendaki.

Mesin milling dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup

halus, tetapi proses ini membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna untuk

pendingin mata milling agar tidak cepat aus.

Proses milling adalah proses yang menghasilkan chips (beram). Milling

menghasilkan permukaan yang datar atau berbentuk profil pada ukuran yang

ditentukan dan kehalusan atau kualitas permukaan yang ditentukan.

Proses kerja pada pengerjaan dengan mesin milling dimulai dengan

mencekam benda kerja, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan dengan alat

potong yang disebut cutter, dan akhirnya benda kerja akan berubah ukuran

maupun bentuknya.

A. Prinsip kerja mesin milling

Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi

gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan

diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel

mesin milling.

Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang

bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau

gerakan pemotongan.

Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang

telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan

Page 5: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material

penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.

B. Jenis-jenis mesin freis

1. Mesin frais universal

Mesin ini adalah terutama sebuah mesin

ruang perkakas yang di konstruksi untuk pekerjaan

yang sangat teliti.Penampilannya mirip dengan

mesin frais jenis datar.Perbedaan adalah bahwa meja

kerjanya dilengkapi gerak ke empat yang

memungkinkan meja untuk berputar horizontal.

2. Mesin Frais Vertikal

Mesin ini disebut demikian karena kedudukan yang

vertikal dari spindel pemotong. Gerakan mejanya sama seperti

pada mesin datar. Biasanya tidak ada gerakan yang di berikan

kepada pemotong kecuali gerakkan berputar biasa.

3. Mesin Frais Jenis Bangku Tetap

Ini adalah mesin produksi dari konstruksi yang

kasar.Bangkunya ini adalah benda cor yang kaku dan

berat serta menyangga sebuah meja kerja yang hanya

memiliki gerakan longitudinal. Penyetelan vertikal di

berikan dalam kepala spindel dan suatu penyetelan

lintang di buat dalam pena atau ram spindel.

Page 6: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

4. Mesin Frais Jenis Penyerut

Dinamakan jenis penyerut karena

kemiripannya dengan penyerut.Benda di

bawa pada meja panjang, yang hanya

mempunyai gerakan longitudinal, dan di

hantarkan terhadap pemotong putar pada

kecepatan yang sesuai.

5. Mesin Serut Patograph

Mesin ini mendapatkan namanya dan

sambungan patograf yang digunakan untuk

memproduksi dari sebuah pola pada skala yang di

perkecil atau di perbesar.

6. Mesin Frais Meja Berputar

Mesin ini merupakan penyesuaian dari mesin frais

vertikal untuk penggunaan yang agak di khususkan

operasinya.Pergerakan meja pada mesin ini yaitu berputar.

Page 7: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

7. Mesin Frais Duplikasi

Produksi dari cetakan bentuk kasar untuk

spatour atau panel dari mobil suatu jenis

penggunaan dari mesin duplikasi, mesin ini

memproduksi suku cadang tanpa merubah

ukurannya.

8. Mesin Frais Pemprofil

Mesin ini digunakan dalam pembuatan

profil. Mesin ini merupakan penyesuaian dalam

mesin frais vertikal. Mesin profil tangan ini

gerakannya dipandu dengan menggerakan meja

sehingga pena pemandu bersinggungan dengan suatu

bentuk pola.

C. Klasifikasi proses freis

1. Frais Periperal (Slab Milling)

Proses frais ini disebut juga slab milling, permukaan yang difrais

dihasilkan oleh gigi pisau yang terletak pada permukaan luar badan alat

potongnya. Sumbu dari putaran pisau biasanya pada bidang yang sejajar dengan

permukaan benda kerja yang disayat.

2. Frais Muka (Face Milling)

Pada frais muka, pisau dipasang pada spindel yang memiliki sumbu putar

tegak lurus terhadap permukaan benda kerja. Permukaan Teknik Pemesinan 188

hasil proses frais dihasilkan dari hasil penyayatan oleh ujung dan selubung pisau.

Page 8: Laporan Praktikum Modul 3 Freis
Page 9: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

3. Frais Jari (End Milling)

Pisau pada proses frais jari biasanya berputar pada sumbu yang tegak lurus

permukaan benda kerja. Pisau dapat digerakkan menyudut untuk menghasilkan

permukaan menyudut. Gigi potong pada pisau terletak pada selubung pisau dan

ujung badan pisau.

D. Metoda proses freis

1. Proses freis naik (up-milling)

Proses freis naik adalah proses penyayatan benda kerja yang dilakukan

oleh pahat frais dimana pahat frais berputar dari bawah ke atas dan arah hantaran

mejanya berlawanan arah dengan putaran pahat.

a. Kelebihan

- Karena black-lashnya di dalam bagian-bagian

mesin tidak menimbulkan kesulitan selama

proses

- Gigi pahat selalu memotong bagian benda kerja

yang bersih

- Pemakanan lebih cepat

b. Kekurangan

- Sebelum memotong, gigi pahat tersebut akan bergesekan dengan

permukaan benda kerja, sehingga mengakibatkan tumpul

Page 10: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

- Karena gerak makan dan gerak potong berlawanan arah maka tekanan

potongnya menjadi besar dan perlu dipegang kuat

- Penghasilan geram lebih banyak

- Pahat jadi lebih cepat rusak

- Hasil pemotongan kurang halus

- Daya diperlukan lebih besar

2. Proses freis turun (Down Milling)

Down milling adalah proses penyerutan benda kerja yang dilakukan pahat

frais dimana pahat bergerak dari atas ke bawah dan arah meja searah dengan arah

putaran pahat.

a. Kelebihan

- Pembesaran tekanan potong semakin

kecil

- Menghasilkan potongan yang bersih dari

bekas potongan

- Dapat digunakan benda kerja yang tipis

- Daya yang dibutuhkan lebih sedikit

- Umur pahat lebih panjang

- Penghasilan geram lebih sedikit

b. Kekurangan

- Tepi pahat potong tidak hanya melakukan tekanan ke bawah benda kerja,

tetapi juga cenderung untuk menarik benda kerja dengan suatu gaya akibat

gerak mendaakinya pahat

- Proses pemakanan lebih lama

Page 11: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

E. Parameter pada proses freis

1. Kecepatan potong

d = diameter pahat freis

n = kecepatan putar spindle

2. Gerak makan per gigi

f = gerak pemakanan

F = Dasar permukaan per mata pisau

z = jumlah mata potong

n = kecepatan putar spindle

3. Waktu pemotongan

L = Jarak tempuh kerja

i = Frekuensi pemakanan

f = kecepatan makan

Page 12: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

Bab III

Data dan Pengolahan Data

A. Gambar Proses

Berikut ini adalah gambar proses dari proses freis :

Gambar 3.1 Proses

penentuan titik nol

Gambar 3.2 Proses

pemasangan Pahat

Gambar 3.3 Proses

Freis

B. Gambar Benda Kerja Awal dan Akhir

a. Awal

Page 13: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

b. Akhir

C. Dimensi Awal, Proses yang Dilakukan, dan Dimensi Akhir

Pada praktikum hanya dilakukan pemahatan pada sisi kanan atas dan kiri

atas benda kerja.

a. Sisi Kanan Benda Kerja

Sisi kanan benda kerja dilakukan pemotongan dari arah atas benda

kerja

Dimensi

Awal Tinggi

(mm)

Kecepatan Meja

Kerja

(mm/menit)

Jenis

Motor

Dimensi

Akhir Tinggi

(mm)

Keterangan

20 76.8 1 19.7

19.7 76.8 1 19.2 Mencoba

parameter

19.2 45.60 1 18.7

18.7 90.42 2 18.0

18.0 164 1 17.3 Jenis motor

Page 14: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

dikembalikan

menjadi 1

karena alasan

keselamatan

17.3 164 1 16.5

16.5 164 1 16.0 Terjadi error,

kita mengatur

agar kedalaman

potong 0.3 mm

b. Sisi Kiri Benda Kerja

Sisi kiri benda kerja dilakukan pemotongan dari arah samping kiri

benda kerja

Dimensi Awal

Lebar (mm)

Kecepatan

Meja Kerja

Jenis Motor Dimensi

Akhir Lebar

(mm)

Keterangan

17 164 1 16.5 Kedalaman

0.5mm karena

alasan bending

pada pahat

16.5 164 1 16.0

16.0 164 1 15.5

Page 15: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

15.5 164 1 15.0

14.5 164 1 14.0

D. Parameter Proses

Proses freis memiliki beberapa parameter proses dalam menentukan hasil

produk. Parameter tersebut terdiri dari

a. Kecepatan Potong (Gerak Meja Kerja)

b. Kecepatan Makan (Gerak Pahat)

c. Kedalaman Potong

Page 16: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

Alfitra Libelnedo / 13113111

BAB IV

Analisis Modul 3

A. Prosedur Praktikum

Cek dulu terlebih dahulu kondisi mesin, kelengkapan beserta pahat dan

alat-alat bantu lainnya

Pasang pahat pada mesin dengan terlebih dahulu membuka penahan pahat

dan pasang pahat pada penahan tersebut. Usahakan pahat terpasang tepat

di tengah. Kemudian pasang kembali pada mesin

Ukur dimensi awal benda kerja

Pasang benda pada chuck, pastikan benda tercengkram dengan baik dan

kuat agar nanti waktu proses pemesinan dimulai benda tidak terlepas yang

dapat membahayakan dan kita tidak mendapatkan hasil akhir sesuai

dengan yang diinginkan

Posisikan benda kerja lebih tinggi dari pada ragum

Atur kecepatan dan arah putar spindel

Atur kecepatan makan mesin freis

Nyalakan mesin freis

Lakukan set 0 dengan menggores sedikit bagian permukaan benda dengan

pahat

Masukkan berapa kedalaman potong yang diinginkan, usahakan jangan

langsung memasukkan angka yang besar, ditakutkan mesin tidak mampu

menahan dan menyebabkan hasil akhir menjadi jelek atau dapat merusak

pahat.

Lakukan langkah berulang sampai dicapai hasil akhir yang diinginkan

Matikan mesin freis

Lepaskan benda kerja dari ragum dan ukur dimension akhir benda kerja

Page 17: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

B. Analisis Benda Kerja

Pada praktikum kali ini kami melakukan empat kali percobaan dengan

parameter yang diubah-ubah baik itu kecepatan putar pahat , kecepatan makan

maupun kedalaman potong. Terdapat perbedaan kehalusan permukaan hasil benda

kerja. Permukaan yang dihasilkan dengan kecepatan lebih tinggi terasa lebih

halus. Sedangkan yang lebih lambat terasa lebih kasar. Jadi tahap finishing

diperlukan kecepatan pahat yang tinggi dan kecepatan gerak makan yang lebih

lambat. Hal ini akan dibahas lebih lanjut di analisis parameter proses. Saat benda

kerja selesai diproses, benda kerja terasa panas. Hal ini dikarenakan gesekan

antara pahat dan benda kerja saat pemotongan. Gesekan tersebut mengahasilkan

panas pada benda dan geram yang dihasilkan. Geram yang dihasilkan tidak

berwarna atau warna geram masih mirip dengan benda kerja menandakan pahat

yang digunakan masih baik atau dapat juga akibat beban yang diberikan pada

pahat tidak terlalu besar.

C. Analisis Parameter Proses

Kedalaman Potong

Semakin besar kedalaman potong maka beban yang akan timbul

akan semakin besar. Beban yang diterima oleh pahat juga akan semakin

besar. Hal ini berakibat pada kekasaran permukaan dari benda yang kita

proses. Selain itu juga berdampak pada lamanya waktu pengerjaan.

Kecepatan gerak potong

Kecepatan potong mempengaruhi kekasaran permukaan dari

produk yang dihasilkan. Semakin tinggi kecepatan potong, permukaan

benda kerja yang dihasilkan semakin halus, karena dalam waktu yang

sama, benda kerja yang dipotong dengan kecepatan gerak potong yang

lebih tinggi akan dipotong lebih banyak dibandingkan dengan kecepatan

gerak potong yang lebih kecil.

Page 18: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

Kecepatan gerak makan

Semakin tinggi kecepatan gerak makan maka permukaan benda

kerja yang dihasilkan akan semakin kasar. Dikarenakan pada dalam waktu

yang sama maka gerak potong yang terjadi akan semakin lebih sedikit.

Upmilling dan Downmilling ( Arah putaran pahat )

Seperti yang sudah dijelaskan pada tugas pendahuluan, upmilling

akan menghasilkan permukaan benda kerja yang lebih kasar dibandingkan

dengan downmilling. Hal ini dikarenakan pada proses upmilling gaya yang

dibutuhkan akan lebih besar dikarenakan arah gerak makan dan gerak

potongnya berlawanan.

D. Fenomena

Geram akan terlempar selama proses freis. Semakin tinggi kecepatan

putaran spindel, geram akan terlempar lebih jauh

Permukaan benda akan terasa panas. Diakibatkan oleh gesekan antara

pahat dan benda kerja.

Kedalaman potong yang diatur pada mesin freis tidak sesuai dengan

kedalaman potong sebenarnya pada benda kerja setelah proses freis , hal

ini dikarenakan mesin freis telah tua

Page 19: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

Dedi Tri Mulyawan/13113099

BAB IV

Analisis Modul 3

4.1.1 Prosedur Praktikum

a) Pastikan mesin freis yang akan dipakai

b) Ambil alat-alat bantu yang diperlukan, serta mengisi lembar peminjaman

c) Lakukan pengukuran pada benda kerja sebelum dilakukan pemesinan

d) Amati gambar teknik yang ada, dan pikirkan cara bagaimana kita dapat

mendapatkan hasil benda kerja sesuai dengan gambar teknik yang ada

e) Pasang pahat pada dudukannya dan kemudian pasang dudukan tersebut

pada mesin, pastikan memasang pahat sampai terkunci pada mesin

f) Pasang benda kerja pada ragum, sebelumnya ragum diberi plat-plat logam

terlebih dahulu agar benda kerja lebih tinggi dari rahang ragum

g) Setting motor yang akan dipakai untuk menggerakkan pahat

h) Setting kecepatan makan mesin (pada praktikum tidak dilkukan

dikarenakan tuas penggeraknya sudah susah untuk digerakkan)

i) Setting kecepatan meja (gerak makan), dengan mengatur dua buah tuas

yang ada pada meja mesin ini

j) Lakukan zero setting pada kedalaman yang akan direduksi

k) Setting kedalaman yang akan direduksi

l) Proses reduksi dimensi dilakukan 2 tahap karena dimensi pahat lebih kecil

dari dimensi benda kerja

m) Tekan tombol untuk memulai putaran pahat

n) Geser meja agar pahat mengenai setengah bagian benda kerja

o) Tekan tombol untuk menjalankan meja (gerak makan) agar proses berjalan

secara automatis

p) Tekan tombol agar meja berhenti bergerak

q) Geser meja agar pahat mengenai setengah bagian benda kerja lainnya

r) Tekan tombol kembali agar meja kembali melakukan gerak makan secar

automatis berlawanan arah dengan yang sebelumnya

s) Tekan tombol untuk memberhentikan putaran pahat

t) Ukur kembali dimensi yang telah direduksi

u) Lakukan fariasi proses f-t hingga mendapatkan dimensi seperti pada

gambar teknik yang ada

v) Lepaskan benda kerja dari ragum

w) Perhalus benda kerja dengan kikir

x) Lepaskan pahat dari mesin

Page 20: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

y) Kembalikan alat bantu yang dipinjam, dan juga bersihkan mesin dan

sekitarnya dari geram yang dihasilkan selama pemesinan

4.1.2 Analisis benda kerja

Benda kerja yang dipakai pada prkatikum kali ini adalah logam berukuran

26x20x20, dan telah direduksi dimensinya menjadi 25x20x16. Pada saat

melakukan fariasi kecepatan meja (gerak makan), kedalaman pahat dan

kecepatan putar pahat didapatkan hasil sebagai berikut

Kecepatan Putar Pahat Kedalaman Pahat Kecepatan

Meja

Cepat Pelan Dalam

Tidak

Terlalu

Dalam

Cepat Pelan

Permukaa

n benda

kerja

Lebih halus Lebih kasar Lebih

kasar

Lebih

halus

Lebih

kasar

Lebih

halus

Geram

yang

dihasilkan

Ada geram

yang

terlempar

jauh

Geram tidak

terlempar jauh

Panjang-

Panjang

Pendek-

pendek

Perbedaan permukaan bisa terjadi karena perbedaan gaya yang diterima oleh

permukaan benda kerja apabila benda kerja direduksi langsung dalam maka

pahat harus memiliki gaya yang cukup untuk melkukan itu tapi bila gaya yang

dibutuhkan tidak mencukupi imbasnya jatuh pada permukaan yang akan tidak

rata. Sedangkan bila kecepatan meja kerja tinggi pahat tidak mempunyai

cukup waktu untuk merduksi dimensi benda kerja dengan presisi sesuai

keinginan, sehingga permukaan yang belum sempurna tereduksi telah terlebih

dahulu meninggalkan gerak potongnya yang menyebabkan permukaan

menjadi lebih kasar. Kejadian geram yang terlempar jauh itu karena torsi

pahat tinggi sehingga ada geram yang terlempar jauh, sedngkan geram yang

dihasilkan panjang-panjang itu karena benda kerja yang terduksi juga banyak

(dalam) sehingga geram yang dihassilkan berbanding lurus dengan seberapa

banyak(dalam) benda tereduksi dan biasanya geram akan terpisah dengan

geram yang lainnya ketika putaran pahat tertentu jadi jika dibandingkan

dengan putaran pahat yang sama geram hasil mereduksi benda kerja yang

dalam akan menghasilkan geram yang panjang.

Selain hal diatas yang mempengaruhi permukaan benda kerja ialah proses

pemesinan itu sendiri, up milling atau down milling. Up milling akan

Page 21: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

menghasilkan permukaan benda kerja yang lebih kasar karena pada proses ini

dibutuhkan gaya yang lebih besar yang dapat menyebabkan benda kerja

maupun pahat bergetar sehingga menyebabkan kedalaman yang yang tidak

rata.

Hasil dari benda kerja dipengaruhi juga oleh adanya kecacatan dalam benda

itu sendiri. Hal lain yang bisa mempengaruhi parameter ini ialah keadaan

mesin ini sendiri, apabila mesin sudah tidak layak untuk dipakai akan

menghasilkan benda yang beda walaupun setting parameternya sama misalkan

dengan mesin yang masih layak pakai.

4.1.3 Analisis Parameter Proses

Pad proses pemesinan ini memiliki beberapa parameter proses :

Kedalaman Pahat/ Kedalaman Potong

Kedalaman ini menunjukkan seberapa dalam kita akan mereduksi

benda kerja. Hal ini akan mempengaruhi permukaan benda kerja,

apabila kedalaman pahat dalam hasil pada permukaan benda kerja akan

kasar karena terjadinya getaran yang semakin besar ketika melakukan

pemotongan yang semakin dalam dan juga disebabkan diperlukannya

gaya yang besar untuk melawan gesekan yang besar. Kedalaman

potong juga akan mempengaruhi umur pahat bila dikenakan gayan

yang besar teus menerus umur pahat akan pendek.

Kecepatan meja ( Kecepatan gerak makan per gigi potong )

Hal ini juga mempengaruhi kehalusan dalam permukaan benda kerja,

ini terjadi karena semakin tinggi gerak maka maka gerak potong yang

bekerja pada suatu bagian akan memiliki waktu yang singkat untuk

melakukan tugasnya dengan sempurna dan juga gerak potong yang

terkena pada bagian tertentu akan sedikit yang mengakibatkan ada

bagian yang tidak terpotong. Hal ini akan mengakibatkan bidang

potong menjadi lebih kasar.

Kecepatan Putaran Pahat ( Kecepatan Gerak Potong )

Semakin cepat gerak potong maka permukaan benda kerja akan

semakin halus karena dalam kurun waktu yang kecil terjadi jumlah

pemotongan yang lebih banyak yang mengakibatkan benda kerja

terreduksi dimensinya secara sempurna.

Waktu Pemotongan

Waktu potong menimbulkan dampak yang sama dengan kecepatan

potong. Semakin singkat waktu maka biaya produksi dapat dikurangi.

Page 22: Laporan Praktikum Modul 3 Freis
Page 23: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

4.1.4 Fenomena yang Terjadi

Fenomena yang terjadi pada saat praktikum diantaranya :

Adanya perbedaan kontur permukaan benda kerja ketika diberi proses

up milling dan down milling

Tuas kecepatan motor untuk mengatur kecepatan putar pahat tidak bisa

digerakkan.

Terjadi backlash saat mereduksi kedalaman benda kerja, pada mesin

menunjukkan baru mereduksi 3mm tetepi pada kenyataannya benda

kerja telah tereduksi 3,5mm.

Terjadi perbedaan panjang geram ketika dilakukan fariasi kedalaman

dan kecepatan meja.

Terjadi kesulitan saat zero setting sisi benda kerja yang dikarenakan

backlash dari mesinnya itu sendiri.

Page 24: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

STEVEN A.G. /13113035

BAB IV

ANALISIS

Prosedur praktikum proses freis

Menyiapkan peralatan dan benda kerja yang dibutuhkan

Memasang pahat yang akan digunakan

Mengukur dimensi awal benda kerja

Memasang benda kerja pada ragum

Menyalakan motor penggerak mesin freis

Mengatur kecepatan dan arah putar spindel

Mengatur kecepatan meja mesin freis

Mengatur posisi awal pahat

Menentukan kedalaman potong

Melakukan proses freis

Mematikan mesin freis

Melepas benda kerja dari ragum

Mengukur dimensi benda kerja setelah proses freis

Menghilangkan gram yang masih menempel pada benda kerja

Analisis hasil benda kerja

Pada percobaan kali ini dilakukan 4 kali percobaan dengan perubahan

parameter.

Percobaan Step Motor Kecepatan

putar

(RPM)

Kecepatan

meja

(mm/min)

1 G 1 302 76,8

2 G 1 302 45,6

3 G 2 604 21.44

4 G 2 302 164

Benda kerja yang digunakan pada praktikum kali ini adalah logam dengan

dimensi 26x20x20 mm.

Page 25: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

Dari percobaan diketahui bahwa kecepatan putar spindel dan kecepatan

makan sangat mempengaruhi permukaan yang dihasilkan. Semakin tinggi

kecepatan putar, maka permukaan yang dihasilkan makin halus. Semakin tinggi

kecepatan gerak meja maka semakin kasar permukaan yang dihasilkan benda.

Semakin besar kedalaman pahat, maka permukaan yang dihasilkan makin kasar

dan beban yang diterima oleh pahat makin besar, bila kedalaman terlalu besar,

maka pahat freis akan rusak. Gram yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh

kecepatan putar spindel dan kedalaman pahat. Semakin dalam pahat maka

semakin tebal gram yang dihasilkan, sedangkan semakin tinggi kecepatan putar,

gram yang dihasilkan akan terlempar makin jauh.

Selain hal-hal diatas, yang juga memengaruhi permukaan yang dihasilkan

adalah proses frais yang digunakan. Proses down milling akan menghasilkan

permukaan yang lebih halus karena beban yang dirasakan oleh pahat lebih ringan.

Analisis parameter proses

Parameter proses pada praktikum kali ini ada 4 :

Kecepatan potong

Kecepatan potong berefek terhadap seberapa halus permukaan yang

dihasilkan. Semakin cepat kecepatan potong maka semakin halus

permukaan yang dihasilkan, karena bila kecepatan potong tinggi, maka

tidak akan terjadi deformasi plastis pada permukaan benda kerja, sehingga

hasil permukaannya makin halus.

Kecepatan gerak meja

Kecepatan gerak meja berpengaruh terhadap waktu proses dan kekasaran

permukaan yang dihasilkan. Semakin cepat gerak makan meja, maka

semakin cepat waktu proses, tetapi semakin cepat gerak meja maka

permukaan yang dihasilkan juga menjadi semakin kasar. Hal ini terjadi

karena pahat tidak memiliki waktu yang cukup untuk meratakan

permukaan, karena sebelum permukaan rata, benda kerja sudah bergerak

sehingga permukaan yang masih belum rata tadi tidak akan terkena pahat

sehingga tidak menjadi halus

Kedalaman pahat

Kedalaman pahat mempengaruhi besarnya gram yang dihasilkan, beban

yang diterima pahat, dan kekasaran permukaan dari benda. Semakin dalam

pahat, gram yang dihasilkan makin tebal, beban yang diterima oleh pahat

juga semakin besar, kedalaman pahat yang makin besar juga membuat

permukaan benda kerja yang dihasilkan kasar karena getaran yang timbul

akibat besarnya beban yang diterima pahat.

Page 26: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

Jenis proses frais

Jenis proses yang digunakan berpengaruh pada beban yang diterima pahat,

waktu proses, dan kekasaran permukaan. Up milling akan mempersingkat

waktu yang dibutuhkan untuk proses, tetapi pahat yang digunakan juga

akan makin cepat aus dan permukaan benda kerja makin kasar karena arah

gerak pahat berlawanan dengan arah gerak meja.

Fenomena yang terjadi selama praktikum

Permukaan benda kerja yang baru difrais terasa panas, hal ini disebabkan

karena adanya gesekan antara permukaan benda kerja dengan pahat.

Kedalaman potong yang tertera pada mesin tidak sesuai dengan kedalaman

potong yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan mesin sudah tua dan

pengukur kedalaman pada mesin sudah tidak akurat.

Adanya perbedaan kontur pada benda kerja karena diskontinuitas proses

dan perbedaan jenis milling yang digunakan (up milling dan down

milling).

Page 27: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

VERDIAN /13113004

BAB IV

ANALISIS

Prosedur praktikum proses freis

Persiapkan peralatan dan benda kerja yang digunakan untuk proses freis

Pasang pahat yang akan digunakan pada mesin freis

Ukur dimensi awal benda kerja

Posisikan benda kerja pada meja kerja dan dipepit dengan ragum

Posisi benda kerja harus lebih tinggi dari ragum penjepit

Kencangkan ragum penjepit benda kerja

Nyalakan motor penggerak mesin freis

Atur kecepatan putar spindel

Atur arah putaran spindel

Atur kecepatan makan

Posisikan pahat terhadap benda kerja pada posisi nol

Atur kedalaman potong

Lakukan proses freis

Matikan mesin freis

Lepaskan benda kerja dari ragum penjepit

Ukur dimensi benda kerja setelah proses freis

Haluskan permukaan benda kerja hasil proses freis yang kasar dengan

dikikir

Analisis hasil benda kerja

Pada praktikum proses freis ini, kami melakukan empat kali percobaan

dengan parameter yang diubah-ubah. Percobaan pertama dengan menggunakan

step G motor 1, kecepatan putar = 302rpm dan kecepatan makan = 76.8mm/min.

Percobaan kedua menggunakan step G motor 1 juga tetapi kecepatan makannya

diubah menjadi 45,6mm/min. Dari kedua percobaan diatas permukaan hasil benda

kerja percobaan kedua lebih halus dari percobaan pertama. Percobaan ketiga

menggunakan step G motor 2, kecepatan putar = 604rpm dan kecepatan makan =

21.44mm/min. Percobaan keempat menggunakan kecepatar putar 302rpm dan

kecepatan makan 164mm/min. Geram yang dihasilkan percobaan 3 lebih panjang

dan halus dari percobaan 4.

Page 28: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

Analisis parameter proses freis

Pada proses freis terdapat beberapa parameter yaitu :

1. Kecepatan putar pahat

2. Kedalaman potong

3. Kecepatan makan

4. Arah putaran pahat

Fenomena yang terjadi selama praktikum

Kedalaman potong yang diatur pada mesin freis tidak sesuai dengan yang

dihasilkan karena mesin freis yang digunakan sudah tua. Fenomena ini dinamakan

fenomena backlash.

Page 29: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

Saputra Didik H/13113102

BAB IV

Analisis Modul 4

A. Prosedur Praktikum

1. Persiapkan mesin freis

2. Pinjam peralatan yang diperlukan untuk praktikum kepada petugas

3. Minta benda kerja kepada petugas

4. Ukur dimensi benda kerja kemudian catat

5. Pasang pahat pada mesin dengan terlebih dahulu membuka

penahan pahat dan pasang pahat pada penahan tersebut. Usahakan

pahat terpasang tepat di tengah. Kemudian pasang kembali ke

mesin

6. Pasang benda kerja pada ragum, dengan sebelumnya benda dialasi

plat – plat baja supaya posisinya lebih tinggi dari ragumnya

7. Pukul benda kerja untuk memastikan pemasangannya rata dan

cengkraman ragum sudah kuat, supaya saat permesinan benda kerja

tidak terlepas

8. Setting motor untuk menggerakkan pahat

Page 30: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

9. Setting kecepatan makan mesin

10. Setting kecepatan meja (gerak makan), dengan mengatur dua buah

tuas yang ada pada meja mesin ini

11. Lakukan zero setting pada kedalaman yang akan direduksi dengan

menggoreskan pahat ke benda kerja

12. Setting kedalaman yang akan direduksi

13. Pada praktikum kali ini proses reduksi dimensi dilakukan 2 tahap

karena dimensi pahat lebih kecil dari dimensi benda kerja

14. Tekan tombol untuk memulai putaran pahat

15. Geser meja agar pahat mengenai setengah bagian benda kerja.

Tekan tombol untuk menjalankan meja (gerak makan) agar proses

berjalan secara otomatis

16. Tekan tombol agar meja berhenti bergerak

17. Geser meja agar pahat mengenai setengah bagian benda kerja

lainnya

18. Tekan tombol kembali agar meja kembali melakukan gerak makan

secara otomatis berlawanan arah dengan yang sebelumnya

19. Tekan tombol untuk memberhentikan putaran pahat

20. Ukur kembali dimensi yang telah direduksi

21. variasi berapa kedalaman potong yang diinginkan, usahakandari

angka yang kecil, supaya didapatkan hasil yang baik, dan presisi.

22. Lakukan langkah berulang sampai dicapai hasil akhir yang

diinginkan

23. Lepaskan benda kerja dari ragum kemudian perhalus benda kerja

dengan kikir

24. Lepaskan pahat dari mesin, dan kembalikan alat bantu yang

dipinjam, dan juga bersihkan mesin dan sekitarnya dari geram yang

dihasilkan selama pemesinan

B. Analisis benda kerja

Ukuran benda kerja yang kami gunakan untuk praktikum kali ini yaitu,

26x20x20 cm. tujuan akhir dari praktikum ini yaitu memreduksi benda kerja

menjadi 25x20x16 cm.

Data pengaruh parameter pada hasil percobaan :

Kecepatan Putar Pahat Kedalaman Pahat Kecepatan

Meja

Cepat Pelan Dalam Tidak Cepat Pelan

Page 31: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

Terlalu

Dalam

Permukaa

n benda

kerja

Lebih halus Lebih kasar Lebih

kasar

Lebih

halus

Lebih

kasar

Lebih

halus

Geram

yang

dihasilkan

Ada geram

yang

terlempar

jauh

Geram tidak

terlempar jauh

Panjang-

Panjang

Pendek-

pendek

Selain hal diatas yang mempengaruhi permukaan benda kerja ialah proses

pemesinan itu sendiri, up milling atau down milling. Up milling akan

menghasilkan permukaan benda kerja yang lebih kasar karena pada proses ini

dibutuhkan gaya yang lebih besar yang dapat menyebabkan benda kerja

maupun pahat bergetar sehingga menyebabkan kedalaman yang yang tidak

rata.

C. Analisis Parameter Proses

Pada proses pemesinan ini memiliki beberapa parameter proses :

1. Kecepatan meja ( Kecepatan gerak makan per gigi potong )

Kecepatan gerak makan berpengaruh pada kehalusan permukaan benda

kerja. Semakin cepat gerak makannya maka permukaan yang dihasilkan

akan cenderung lebih kasar karena gerak potong bertugas memperluas

daerah potongan. Akibatnya jika gerak makan terlalu cepat akan ada

daerah dimana tidak mengalami proses pemahatan.

2. Kedalaman Pahat/ Kedalaman Potong

Semakin dalam pahat mereduksi benda kerja maka akan menghasilkan

permukaan pada benda kerja yang cenderung lebih kasar. Hala ini

dikarenakan gaya gesek yang ditimbulkan lebih besar, menyebabkan

benda kerja mengalami deformasi plastis, akibatnya permukaan yang

dihasilkan lebih kasar. Selain itu , kedalaman pahat juga menentukan umur

pahat. Karena jika terlalu dalam, maka pahat akan menerima gaya yang

besar, apabila pahat tidak mampu menahan gaya tersebut, akibatnya pahat

akan patah.

3. Kecepatan Gerak Potong

Kecepatan potong mempengaruhi kekasaran permukaan dari produk yang

dihasilkan. Semakin tinggi kecepatan potong, permukaan benda kerja yang

dihasilkan semakin halus, karena dalam waktu yang sama, benda kerja

Page 32: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

yang dipotong dengan kecepatan gerak potong yang lebih tinggi akan

dipotong lebih banyak dibandingkan dengan kecepatan gerak potong yang

lebih kecil. Selain itu dengan kecepatan potong yang tinggi benda kerja

sedikit mengalami deformasi plastis.

D. Fenomena yang Terjadi

Fenomena yang terjadi pada saat praktikum diantaranya :

1. Tuas kecepatan motor untuk mengatur kecepatan putar pahat tidak bisa

digerakkan.

2. Terjadi backlash saat mereduksi kedalaman benda kerja, pada mesin

menunjukkan baru mereduksi 3mm tetapi pada kenyataannya benda

kerja telah tereduksi 3,5mm.

3. Terjadi perbedaan panjang geram ketika dilakukan fariasi kedalaman

dan kecepatan meja.

4. Terjadi kesulitan saat zero setting sisi benda kerja yang dikarenakan

backlash dari mesinnya itu sendiri.

5. Terbentuk pola garis – garis pada permukaan benda kerja akibat

pertemuan proses upmill - downmill, juga downmill - downmill

Page 33: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

M. ILHAM S.P.P /13113109

BAB IV

ANALISIS

Prosedur Praktikum

1. Melakukan pengecekan pada alat yang akan digunakan.

2. Meminjam peralatan praktikum kepada asisten.

3. Mengamati gambar teknik yang diberikan oleh asisten.

4. Pasang pahat pada mesin freis.

5. Pasang benda kerja pada ragum dengan terlebih dahulu memasang

pararel block diatas ragum. Posisikan benda kerja yang akan dipahat

diatas leher ragum. Kencangkan leher ragum dengan benda kerja

dengan memutar tuas ragum sambil memukul benda kerja dengan palu

plastik.

6. Setting Jenis motor, kecepatan motor, dan kecepatan meja kerja pada

mesin freis.

7. Nyalakan mesin freis.

8. Atur posisi nol antara benda kerja dengan pahat dengan cara memutar

tuas A, B, dan C.

9. Matikan Mesin.

10. Atur kedalaman potong.

11. Nyalakan mesin dan lakukan proses freis dengan menekan tombol-

tombol controlling pada mesin.

12. Matikan mesin.

13. Bersihkan geram.

14. Lepas benda kerja dari ragum.

15. Kembalikan alat praktikum yang dipinjam kepada asisten.

16. Bersihkan sisa pemotongan dengan kikir

17. Amati dan catat hasil benda kerja

A. Analisis Benda Kerja

Dari analisis benda kerja yang dilakukan, pada proses yang

dilakukan mengakibatkan benda kerja menjadi panas akibat gesekan

dengan pahat. Selain itu juga, keadaan benda kerja menjadi terpahat

sedalam pengaturan yang diinginkan. Pada proses pemotongan, dihasilkan

geram yang bermacam macam. Besarnya ukuran geram yang dihasilkan

sebanding dengan semakin kasarnya permukaan yang dihasilkan. Untuk

hasil permukaan yang dihasilkan akan dijelaskan disubbab selanjutnya.

Pada pengerjaan praktikum juga dilakukan proses upmill dan

downmill, proses yang dilakukan jauh lebih cepat tetapi tidak lebih halus

Page 34: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

dari proses downmill. Hal ini dikarenakan proses upmilling membutuhkan

gaya yang lebih besar daripada downmilling.

B. Analisis Parameter

Pada praktikum dilakukan pengaturan parameter berupa kedalaman

potong, kecepatan meja kerja, dan kecepatan pahat. Ketiga parameter

tersebut mempengaruhi kekasaran benda kerja dan lama proses yang

dilakukan.

Semakin dalam kedalaman potong yang kita atur maka semakin

kasar pula benda kerja yang dihasilkan, hal ini disebabkan karena gaya

yang diperlukan akan semakin besar sehingga semakin berat juga kerja

mesin untuk meratakan permukaan. Dalamnya permukaan juga

menyebabkan gaya yang diperlukan untuk memutar pahat tertahan oleh

gaya bending yang disebabkan pemotongan.

Semakin cepat meja kerja bergerak hasil benda kerja yang

dihasilkan semakin kasar, hal ini sama penjelasannya dengan paragraph

sebelumnya. Kecepatan meja potong sebanding dengan kedalaman pahat

dalam sekali gerak potong.

Berbeda dengan cepat meja kerja, kecepatan pahat juga

mempengaruhi kekasaran permukaan. Semakin cepat pahat berputar maka

semakin halus permukaan, hal ini disebakan oleh semakin tipisnya

kedalaman pemotongan yang dilakukan.

C. Fenomena

Fenomena yang terjadi diantara lain keakuratan mesin yang kurang baik,

dimana kedalaman potong harus dilakukan perkiraan dari praktikan.

Pararelblock yang disediakan kurang mendukung praktikan karena tidak

pas dalam pengerjaan. Selain itu, penutup pahat pada awalnya tidak ada

box-nya, walau setelahnya baru diberikan di akhir praktikum. Mesin hanya

dapat mengatur pada jenis motor G. Praktikan dilarang menggunakan

motor jenis 2. Penentuan zero setting cukup sulit dikarenakan tuas pada

mesin sudah tidak akurat.

Page 35: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

VERDIAN /13113004

BAB V

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan :

Semakin cepat kecepatan makan, semakin kasar permukaan benda kerja

yang dihasilkan

Semakin dalam kedalaman potong, semakin besar kecepatan geram yang

dihasilkan

Saran :

Karena mesin freis yang digunakan sudah tua,dianjurkan untuk mengukur

dimensi benda kerja selama proses freis

Mesin freis dikalibrasi ulang agar error yang dihasilkan lebih kecil.

Page 36: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

STEVEN A.G. /13113035

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Parameter proses yang terdapat pada mesin frais adalah kedalaman potong,

kecepatan putar spindel, kecepatan gerak meja, dan jenis proses frais yang

digunakan.

Semakin cepat kecepatan putar spindel maka permukaan yang dihasilkan

makin halus.

Semakin cepat kecepatan gerak meja maka permukaan yang dihasilkan

makin kasar.

Semakin dalam kedalaman potong maka permukaan yang dihasilkan akan

makin kasar.

Proses down milling menghasilkan permukaan yang lebih halus dari up

milling.

Saran

Sebaiknya mesin dirawat secara berkala untuk memperkecil kesalahan

yang diakibatkan oleh umur mesin.

Sebaiknya tidak langsung memotong benda kerja sesuai dengan dimensi

akhir untuk mencegah terjadinya kesalahan yang disebabkan oleh mesin

yang sudah tua.

Sebaiknya menjaga jarak saat kecepatan putar spindel tinggi karena gram

yang dihasilkan dapat terlempar jauh.

Page 37: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

Saputra Didik H/13113102

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

V.I SIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum kali ini, sebagai berikut:

1. Kehalusan permukaan hasil pemrosesan freis sangat dipengaruhi oleh

parameter – parameter yang ada

2. Perlu ketelitianyang tinggi untuk membuat T-slot karena dibutuhkan

ukuran yang tepat

3. Perlu kehati – hatian dalam melakukan proses reduksi benda kerja

dikarenakan ada error pada mesinnya seperti backlash

4. Mesin freis sendiri memiliki beberapa pekerjaan yang dapat

dislesaikannya diantarnya peripheral milling, face milling dan end milling.

V.II SARAN

1. Lakukan perawatan pada mesin sehingga kualitas mesin tetap terjaga

2. Saat praktikum gunakan skala kecepatan potong dan kecepatan makan

sesuai prosedur supaya mesin tetap awet

3. Saat proses pemahatan gunakan skala pemahatn dari ukuran yang kecil

supaya pahatnya tidak patah

Page 38: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

Alfitra Libelnedo / 13113111

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Mesin milling yang digunakan berjenis mesin milling vertikal.

Parameter dalam proses ini adalah kecepatan potong, kecepatan makan,

kedalaman potong dan pengaturan kepala pembagi.

Kehalusan dari hasil benda kerja bergantung pada kecepatan gerak potong

pahat dan gerak makan meja. Hasil akan lebih halus saat kecepatan pahat

yang tinggi dan kecepatan meja yang lambat.

Proses pada mesin tersebut tidak dapat ditentukan apakah proses yang

terjadi adalah proses millng up atau millng down.

B. Saran

Selalu perhatikan keselamatan selama proses pengerjaan, usahakan selalu

menggunakan kacamata pelindung selama proses dilaksanaan

Gunakan kecepatan makan dan parameter lainnya sesuai dengan material

yang di freis dan kemampuan mesin

Karena mesin freis yang digunakan sudah tua yang memungkin dimensi

hasil benda kerja tidak sesuai dengan yang diinginkan , maka dianjurkan

untuk selalu mengukur benda kerja selama proses freis

Pengkalibrasian ulang mesin freis agar error nya semakin kecil

Page 39: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

Dedi Tri Mulyawan/13113099

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

V.I KESIMPULAN

Pada praktikum ini didapat beberapa kesimpulan :

Pada proses ini kehalusan permukaan benda kerja akan dipengaruhi

oleh parameter proses yang ada pada proses pemesinan freis.

Parameter yang dapat terlihat dari praktikum ini dan dapat

memperlihatkan perbedaan kehalusan permukaan benda kerja ialah

kedalaman potong dan kecepatan gerak meja (gerak makan) juga

kecepatan putar pahat.

Kita diharuskan mengetahui pentingnya fungsi dari setiap bagian

mesin ini karena untuk melakukan setting parameter maupun zero

setting, setiap bagian dari alat ini akan digunakan.

Terdapat perbedaan permukaan benda dan juga kelebihan kekurangan

tersendiri ketika benda kerja dikerjakan dengan up milling dan down

milling.

Ketika pembuatan T-slot kita harus sangat teliti karena adnya backlash

yang dapat mengakibatkan keslahan dimensi pada hasil benda kerja

yang dihasilkan.

Mesin freis sendiri memiliki beberapa pekerjaan yang dapat

dislesaikannya diantarnya peripheral milling, face milling dan end

milling.

V.II SARAN

Agar mesin dirawat secara berkala agar saat praktikum para mahasiswa

bisa mencoba semua instrumen yang terdapat pada mesin freis ini. Alat bantu

juga sebaiknya disediakan untuk setiap alatnya, agar ketika praktikum satu

kelompok tidak perlu menunggu kelompok lainnya untuk bergantian alat

bantu.

Page 40: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

M. ILHAM S.P.P /13113109

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

a. Untuk menghasilkan permukaan yang halus dapat ditentukan

dengan cepatnya mesin pahat dalam berputar, proses freis

downmill tipisnya kedalaman pemotongan, dan lambatnya

kecepatan meja kerja.

b. Untuk menghasilkan pengerjaan yang cepat dapat ditentukan

dengan dalamnya kedalaman pemotongan, proses freis upmill

dan cepatnya gerak mesin kerja.

c. Parameter yang dilakukan pada praktikum ini adalah

kedalaman potong, kecepatan pahat, dan kecepatan meja kerja.

B. Saran

a. Mesin dilakukan pengecekan dan perawatan bertahap.

b. Keamanan praktikan lebih diawasi oleh asisten karena

percobaan ini sangat berbahaya.

c. Dibuat percobaan jenis freis vertical dan horizontal.

d. Benda kerja yang diberikan pada awal praktikum sudah dalam

keadaan rapih sehingga tidak perlu dilakukan proses tambahan

berupa kikir.

Page 41: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

DAFTAR PUSTAKA

serope kalpakjian, stephen schmid (2009)_2

https://divpenhmm.wordpress.com/

Page 42: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

TUGAS SETELAH PRAKTIKUM

1) Jelaskan mengenai proses freis naik dan freis turun ! Apa kelebihan dan

kekurangan setiap proses tersebut !

Freis naik adalah proses freis dimana arah putaran pahat berlawanan arah

dengan arah gerak meja, sedangkan proses freis turun adalah proses freis

dimana arah putar pahat searah dengan arah gerak meja.

Freis Naik Freis Turun

Kelebihan Kekurangan Kelebihan Kekurangan

Cepat Pahat cepat aus Permukaan yang dihasilkan lebih halus dibandingkan dengan freis naik

Memakan waktu lebih lama dari freis naik

Permukaan yang dihasilkan lebih kasar dibandingkan freis turun

Pahat tidak cepat aus

Gambar kiri : Freis Naik Gambar kanan : Freis Turun

Page 43: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

2) Gambarkan pahat-pahat yang digunakan pada praktikum ini !

3) Jelaskan cara pemasangan ragum dan benda kerja pada mesin freis !

Pemasangan benda kerja pada ragum dengan cara dijepit dan dikencangkan.

Pemasangan benda kerja harus lebih tinggi dari permukaan bagian atas dari

ragum. Saat dikencangkan benda kerja dipukul dengan palu agar permukaannya

datar. Sedangkan pemasangan ragum pada mesin freis yaitu dengan dua buah

pasangan baut yang dihubungkan dengan mur pada T-slot sehingga saat baut

dikencangkan ragum tidak akan bergerak.

4) Gambarkan benda kerja hasil pemotongan roda gigi dan jelaskan proses

pembuatannya !

Bakal roda gigi (gear blank) dipasang pada mandrel dengan posisi lurus, lalu

mandrel dipasang pada chuck yang terdapat pada

dividing head. Posisi sumbu pahat freis diatur

sehingga menjadi satu sumbu dengan benda kerja

seperti gambar di samping. Memilih tingkat

putaran spindel. Memilih kecepatan makan.

Mengatur kedalaman potong. Mengatur jarak

langkah meja dan stopper. Memilih metode yang akan digunakan untuk

pembuatan jumlah gigi, dan akhirnya melaksanakan proses

freis.

Pahat Roda Gigi

Gambar hasil pemotongan roda gigi

Page 44: Laporan Praktikum Modul 3 Freis

5) Apa bedanya geram yang terbentuk dari proses freis dengan proses bubut ?

Jelaskan !

Gram yang terbentuk dari proses bubut panjang, hal ini dikarenakan gerak

potong pada mesin bubut berlangsung secara kontinu dalam 1 gerakan,

sedangkan pada mesin freis gram yang dihasilkan pendek karena gerak potong

mesin freis yang berputar dan gerakan meja hanya translasi saja.

6) Bagaimana cara pengaturan dividing head pada mesin frais untuk membuat

roda gigi dengan jumlah gigi 47 ?

Misal :

n = i/Z, dimana n adalah jumlah putaran engkol yang harus dilakukan, Z adalah

jumlah gigi, dan i adalah rasio kepala pembagi (umumnya 40).

Maka untuk membuat roda gigi dengan jumlah gigi 47 kita harus memutar

engkol sejauh 40/47. Plat indeks yang digunakan adalah jumlah lubang kelipatan

47. Plat indeks lalu dipasang ke kepala pembagi.

Gra

Gra