laporan praktikum makalah modul tray drying

Upload: fakhri-rafiki

Post on 06-Jul-2018

318 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    1/46

    i

    LAPORAN PRAKTIKUM

    UNIT OPRERASI BIOPROSES 2

    TRAY DRAYING ’  

    Disusun Oleh

    KELOMPOK 6

    Adithya Fernando Sitorus 1306447764

    Fakhri Rafiki 1306447751

    Sonia Limoes 1306412142

    Ulina Ayu Pangesti 1306447726

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS INODNESAI

    2016

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    2/46

    i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena berkat rahmat

    dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisikan

    tentang laporan percobaan pada praktikum ‘Tray Drying ’   pada mata kuliah

    Praktikum Unit Operasi Bioproses. Percobaan ini dilakukan di Laboratorium

    Proses, Departemen Teknik Kimia, Universitas Indonesia.

    Terima kasih kami ucapkan kepada dosen kami yang kami hormati Eny

    Kusrini 

    selaku pembimbing mata kuliah Praktikum Unit Operasi Bioproses yang

    telah membimbing kami selama pembuatan makalah ini; asisten laboratorium dan

    teman-teman Departemen Teknik Kimia khususnya angkatan 2013 yang selalu

    mendukung dan membantu proses penyelesaian makalah ini; dan semua pihak yang

    terlibat dalam pembuatan makalah yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu di

    sini.

    Semua ide dan isi dari karya ini terinspirasi dari keadaan masyarakat

    Indonesia dan kami bermaksud untuk meningkatkan kualitas lingkungan di

    Indonesia. Semoga makalah ini akan bermanfaat bagi warga Universitas Indonesia

     pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya disamping sebagai salah

    satu tugas mata kuliah Pencegahan Pencemaran

    Depok, April 2016

    Penulis,

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    3/46

    ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

    BAB I - PENDAHULUAN ................................................................................ 1

    1.1 

    Latar Belakang ............................................................................................ 1

    1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

    1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2

    1.4 Manfaat ......................................................................................................... 2

    BAB II - TEORI DASAR .................................................................................. 3

    2.1 Definisi dan Mekanisme Pengeringan ......................................................... 3

    2.2 Tray Drying .................................................................................................. 4

    2.3 Persamaan Tray Drying................................................................................. 6

    2.4 Kurva Pengeringan ........................................................................................ 7

    BAB III - PERCOBAAN ................................................................................... 8

    3.1. Alat dan Bahan ............................................................................................ 8

    3.2 Variabel-Variabel dalam Percobaan ............................................................ 8

    3.3 Prosedur Percobaan ...................................................................................... 9

    BAB IV - DATA DAN PENGOLAHAN DATA .............................................. 11

    4.1 Pengaruh ukuran partikel terhadap pengeringan .......................................... 11

    4.2 Pengaruh kecepatan udara terhadap pengeringan ........................................ 18

    4.3 Pengaruh Perubahan suhu terhadap Pengeringan ....................................... 25

    BAB V –  ANALISIS .......................................................................................... 32

    5.1 Analisis pengaruh ukuran partikel terhadap laju pengeringan ...................... 32

    5.2 Analisis pengaruh kecepatan udara terhadap laju pengeringan .................... 375.3 Analisis pengaruh suhu terhadap laju pengeringan ....................................... 40

    BAB VI - KESIMPULAN ................................................................................. 42

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 43

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    4/46

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Percobaan ini berkaitan dengan teknik pengeringan dengan judul ‘Tray

    Drying’. Pengeringan adalah proses untuk menghilangkan sejumlah cairan volatil

    yang terdapat dalam padatan dengan cara evaporasi. Di Industri kimia proses

     pengeringan adalah salah satu proses yang penting. Proses pengeringan ini

    dilakukan biasanya sebagai tahap akhir sebelum dilakukan pengepakan suatu

     produk ataupun proses pendahuluan agar proses selanjutnya lebih mudah,

    mengurangi biaya pengemasan dan transportasi suatu produk dan dapat menambah

    nilai guna dari suatu bahan. Dalam industri makanan, proses pengeringan ini

    digunakan untuk pengawetan suatu produk makanan. Mikroorganisme yang dapat

    mengakibatkan pembusukan makanan tidak dapat dapat tumbuh pada bahan yang

    tidak mengandung air, maka dari itu untuk mempertahankan aroma dan nutrisi dari

    makanan agar dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama, kandungan air dalam

     bahan makanan itu harus dikurangi dengan cara pengeringan. Contoh industri yang

    mengaplikasikan proses ini, yaitu industri semen, farmasi, dan susu. Pada proses ini

    terjadi perpindahan massa (mass transfer) dan perpindahan kalor (heat transfer)

    antara udara pengering dengan bahan padat yang akan dikeringkan.

    Konsep perpindahan massa dapat diterapkan dalam pengeringan (drying ).

    Dalam percobaan ini pengeringan akan dilakukan untuk mengeringkan suatu

    umpan solid/butiran padat berupa pasir dengan berbagai ukuran menggunakan unit

    operasi yang dinamakan tray dryer. Tray dryer   adalah alat pengering yang

    dirancang untuk pengeringan bahan yang membutuhkan wadah. Pada alat initerdapat tray yang digunakan sebagai tempat umpan yang dikeringkan. Proses

     pengeringan dilakukan pada tray kedua dari atas. Pengeringan dilakukan dengan

    mengalirkan udara yang dipanaskan dengan heater dan kemudian mengalir ke arah

    tray-tray umpan. Udara panas inilah yang akan menguapkan air yang terkandung

    dalam umpan yang berupa pasir hingga kering.

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    5/46

    2

    1.2 Rumusan Masalah

    Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai studi

    karakteristik laju pangeringan partikel pasir basah. Pada percobaan ini akan dilihat

     pengaruh ukuran partikel, variasi temperatur, dan variasi laju alir terhadap laju

     pengeringan.

    1.3 Tujuan

    Tujuan penul isan makalah

    Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

     praktikum Unit Operasi Bioproses.

    Tujuan percobaan

    Adapun tujuan dari percobaan yang dilakukan adalah:

    1  Menentukan kondisi variabel-variabel proses operasi pengeringan yang

    diperlukan untuk melakukan operasi pengeringan optimum pada proses

     pengeringan menggunakan tray dryer .

    2  Mahasiswa mampu menggunakan Psychrometric Chart .

    Mahasiswa mampu memprediksi laju pengeringan suatu padatan basah dalam

    suatu persamaan empiris.

    4  Untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel, variasi temperatur, dan variasi laju

    alir udara terhadap laju pengeringan.

    1.4 Manfaat penulisan

    Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk mendalami pemahaman

    terhadap proses pengeringan menggunakan tray dryer. Selain itu penulisan ini juga bisa memberikan informasi mengenai pengaruh ukuran partikel, variasi temperatur,

    dan variasi laju alir udara terhadap laju pengeringan pada tray dryer .

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    6/46

    3

    BAB 2

    TEORI DASAR

    2.1 

    Teori Pengeringan

    Pengeringan adalah suatu peristiwa perpindahan massa dan energi yang

    terjadi dalam pemisahan cairan atau kelembaban dari suatu bahan sampai batas

    kandungan air yang ditentukan dengan menggunakan gas sebagai fluida sumber

     panas dan penerima uap cairan (Sumber: Treybal, 1980) . Dasar proses pengeringan

    adalah terjadi penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan uap air antara

    udara dan bahan yang dikeringkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan

    ada 2 golongan yaitu faktor yang berhubungan dengan udara pengering seperti

    suhu, kecepatan udara, kelembapan, dimana makin tinggi udara pengering makin

    cepat pula proses pengeringan berlangsung dan faktor yang berhubungan dengan

     bahan yang dikeringkan seperti ukuran bahan, kadar air awal bahan. Pengeringan

    secara mekanis dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu:

    1.  Continuous drying

    Suatu pengeringan bahan dimana pemasukan dan pengeluaran bahan

    dilakukan terus menerus.

    2.  Batch drying

    Suatu pengeringan dimana bahan masuk ke alat pengering sampai pengeluaran

    hasil kering, kemudian baru dimasukkan bahan yang berikutnya.

    Menurut system proses pengeringan dibedakan menjadi 2 yaitu:

    1.  Direct drying

    Pada system ini bahan dikeringkan dengan cara mengalirkan udara pengering

    melewati bahan sehingga panas yang diserap diperoleh dari sentuhan langsungantara bahan dengan udara pengering, biasanya disebut dengan pengeringan

    konveksi.

    2.  Indirect drying

    Pada system ini panas pengeringan di dapat dari dinding pemanas yang

     bersentuhan dengan bahan yang dikeringkan secara konduksi.

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    7/46

    4

    Pengeringan biasanya merupakan langkah terakhir dari sederetan operasi

    dan hasil pengeringan biasanya siap dikemas. Kandungan zat cair dalam bahan

    yang dikeringkan berbeda dari satu bahan ke bahan lain. Ada bahan yang tidak

    mempunyai kandungan zat cair sama sekali (bone dry). Pada umumnya zat padat

    selalu mengandung sedikit fraksi air sebagai air terikat. Zat padat yang akan

    dikeringkan biasanya terdapat dalam bentuk serpih, bijian, kristal, serbuk,

    lempeng, atau lembaran sinambung dengan sifat-sifat yang berbeda satu sama lain.

    Zat cair yang akan diuapkan bisa terdapat pada permukaan zat padat seperti pada

    kristal, dapat pula seluruh zat cair terdapat di dalam zat padat seperti pada

     pemisahan pelarut dari lembaran polimer, atau dapat pula sebagian zat cair di luar

    dan sebagian di dalam. Jika ditarik garis besarnya, tujuan pengeringan antara lain:

    1.  Agar produk dapat disimpan lebih lama.

    2.  Mempertahankan daya fisiologik bahan

    3.  Mendapatkan kualitas yang lebih baik,

    4. 

    Menghemat biaya pengangkutan.

    Laju pengeringan dipengaruhi oleh kondisi udara pengering, bentuk dan

    ukuran partikel yang dikeringkan. Perpindahan massa terjadi bila terdapat kontak

    antara solid dan udara pengering. Prosesnya adalah terjadi perpindahan massa dari

     permukaan pertikel kedalam aliran udara pengering.

    2.2 Tray Drying

    Dalam percobaan ini pengeringan akan dilakukan untuk mengeringkan

    suatu umpan solid/butiran padat berupa pasir dengan berbagai ukuran

    menggunakan unit operasi yang dinamakan tray dryer. Tray dryer adalah alat pengering yang dirancang untuk pengeringan bahan yang membutuhkan

    wadah/pan. Pada alat ini terdapat tray-tray yang digunakan sebagai tempat umpan

    yang dikeringkan. Proses pengeringan dilakukan pada tray kedua dari atas.

    Pengeringan dilakukan dengan mengalirkan udara yang dipanaskan dengan heater

    dan kemudian mengalir ke arah tray-tray umpan. Udara panas inilah yang akan

    menguapkan air yang terkandung dalam umpan hingga kering.

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    8/46

    5

    Alat pengering tipe rak (tray dryer) mempunyai bentuk persegi dan di

    dalamnya berisi rak-rak yang digunakan sebagai tempat bahan yang akan

    dikeringkan. Pada umumnya rak tidak dapat dikeluarkan. Beberapa alat pengering

     jenis itu rak-raknya mempunyai roda sehingga dapat dikeluarkan dari alat

     pengering. Ikan-ikan diletakkan di atas rak yang terbuat dari logam dengan alas

    yang berlubang-lubang. Kegunaan dari lubang tersebut untuk mengalirkan udara

     panas dan uap air.

    Alat tersebut juga digunakan untuk mengeringkan hasil pertanian berupa

     biji-bijian. Bahan diletakkan pada suatu bak yang dasarnya berlubang-lubang untuk

    melewatkan udara panas. Bentuk bak yang digunakan ada yang persegi panjang dan

    ada juga yang bulat. Bak yang bulat biasanya digunakan apabila alat pengering

    menggunakan pengaduk, karena pengaduk berputar mengelilingi bak. Kecepatan

     pengadukan berputar disesuaikan dengan bentuk bahan yang dikeringkan,

    ketebalan bahan, serta suhu pengeringan. Biasanya putaran pengaduk sangat lambat

    karena hanya berfungsi untuk menyeragamkan pengeringan. Keuntungan dari alat

     pengering jenis tray ini adalah : laju pengeringan lebih cepat, kemungkinan

    terjadinya over drying lebih kecil, dan tekanan udara pengering yang rendah dapat

    melalui lapisan bahan yang dikeringkan.

    Gambar 2.1 Tray Drier yang digunakan di laboratorium

    Departemen Teknik Kimia UI

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    9/46

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    10/46

    7

    ρ  = densitas udara (g/cm3)

     A = luas permukaan (cm2)

    H= selisih kelembaban downstream  –  upstream

      Menghitung nilai densitas udara

    Densitas udara dicari dengan menggunakan persamaan gas ideal:

    (4)

    (5)

    2.4 Kurva Pengeringan

    Karakteristik proses pengeringan suatu bahan bergantung pada waktu yang

    diperlukan, sehingga kurva kandungan air bahan terhadap waktu yang diperlukan

    untuk mengeluarkan air dari bahan tersebut dapat digambarkan seperti dalam

    Gambar 2, yang dinamakan kurva pengeringan. Pada proses pengeringan berlaku

    dua proses, yaitu pada permulaan proses air dipermukaan bahan akan diuapkan,

    seperti yang digambarkan pada kurva pengeringan yang berkemiringan rendah,

    kemudian barulah berlaku proses pemindahan air dari bahagian dalam bahan ke

     permukaaannya. Semakin lama semakin sedikit air yang diuapkan. Proses ini

     berlangsung sampai air yang terikat saja yang tinggal di dalam bahan tersebut,

    seperti digambarkan oleh kurva asimptot di sebelah kanan grafik.

    Gambar 2.2 Kurva Pengeringan 

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    11/46

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    12/46

    9

    5.  Mengatur pengontrol kecepatan udara pengering pada level 5 dan pemanas pada

    level 6.

    6. 

    Mencatat berat pasir, kecepatan udara dan temperatur wet dan dry pada

    upstream dan downstream pada tiap interval waktu 3, 6, 9, 12, 15 selama operasi

     pengeringan.

    7. 

    Mengulangi tahap-tahap percobaan seperti prosedur 2-6 untuk pasir berukuran

    0.5 mm.

    8.  Membuat tabel dan kurva hasil percobaan.

    3.3.2  Prosedur Percobaan Pengaruh Kecepatan Udara

    1. 

    Menyediakan pasir dengan ukuran partikel 0.5 mm sesuai screen analysis.

    2.  Menimbang tray yang masih kosong dan mengukur luas permukaan tray.

    3.  Mengisi tray (satu) dengan pasir berukuran 0.5 mm (bahan non porous granular

    solid), dan mengukur ketebalan pasir, kemudian menimbangnya.

    4. 

    Membasahi pasir kering yang telah ditimbang dengan menyemprotkan air ke

    seluruh permukaan tray, catat jumlah semprotan, lalu menimbang kembali tray

    yang terdapat pasir basah tersebut.

    5. 

    Mengatur pengontrol kecepatan udara pengering pada level 5 dan pemanas pada

    level 5.

    6.  Mencatat berat pasir, kecepatan udara dan temperatur wet dan dry pada

    upstream dan downstream pada tiap interval waktu 3, 6, 9, 12, 15 selama operasi

     pengeringan.

    7.  Mengulangi tahap-tahap percobaan seperti prosedur 2-6 untuk kecepatan udara

     pengering pada level 5 dan pemanas pada level 8. 

    8. 

    Membuat tabel dan kurva hasil percobaan. 

    3.3.3  Prosedur Percobaan Pengaruh ukuran partikel

    1.  Menyediakan pasir dengan ukuran partikel 0.5 mm sesuai screen analysis.

    2. 

    Menimbang tray yang masih kosong dan mengukur luas permukaan tray.

    3.  Mengisi tray (satu) dengan pasir berukuran 0.5 mm (bahan non porous granular

    solid), dan mengukur ketebalan pasir, kemudian menimbangnya.

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    13/46

    10

    4.  Membasahi pasir kering yang telah ditimbang dengan menyemprotkan air ke

    seluruh permukaan tray, catat jumlah semprotan, lalu menimbang kembali tray

    yang terdapat pasir basah tersebut.

    5. 

    Mengatur pengontrol kecepatan udara pengering pada level 5 dan pemanas

     pada level 5.

    6. 

    Mencatat berat pasir, kecepatan udara dan temperatur wet dan dry pada

    upstream dan downstream pada tiap interval waktu 3, 6, 9, 12, 15 selama

    operasi pengeringan.

    7. 

    Mengulangi tahap-tahap percobaan seperti prosedur 2-6 untuk kecepatan udara

     pengering pada level 5 dan pemanas pada level 8.

    8. 

    Membuat tabel dan kurva hasil percobaan.

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    14/46

    11

    BAB 4

    DATA DAN PENGOLAHAN DATA

    4.1 

    Data dan Pengolahan Pengaruh Diameter Partikel terhadap Laju

    Pengeringan

    Tujuan Percobaan

    Mengamati pengaruh ukuran partikel terhadap laju pengeringan.

    Data Percobaan

    a.  Luas Tray (AT)

    Panjang : 30 cm

    Lebar : 16 cm

       = 30 × 16 = 480 = 0.048  

     b.  Variasi Ukuran Partikel 0.3 mm

    Kecepatan udara: level 5

    Pemanas : level 6

    i) 

    Tebal Pasir = 7 mm

    ii) 

    Jumlah Semprotan Air = 20

    iii) Berat Tray Kosong (Wt) = 152 gr

    iv) Berat Tray dan Pasir Kering (Wst) = 464 gr

    v)  Berat Tray dan Pasir Basah (Wswt) = 478 gr

    vi) Berat Air (Ww) = 14 gr

    vii) Berat Pasir Kering (Ws) =  = 312  

    Tabel 4.1. Tabel Data Pengamatan Percobaan –  Variasi Diameter (0,3 mm)

    Waktu

    (menit) 

    Berat

    (gram)

    Suhu (oC)Laju Udara (m/s)

    Upstream Downstream

    Kering Basah Kering Basah 1 2 3 4 5

    3 476 33.0 27.0 36.0 27.0 2.2 2.6 2.7 2.1 2.3

    6 475 36.0 27.5 36.0 27.5 2.6 2.7 2.8 1.8 2.4

    9 474 36.5 28.0 37.0 28.0 2.3 3.0 2.6 2.0 2.1

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    15/46

    12

    12 473 36.5 28.5 36.5 28.0 2.2 2.8 2.8 1.9 2.2

    15 472 37.0 28.0 37.0 28.0 2.2 2.4 2.6 1.8 2.2

    c. 

    Variasi Ukuran Partikel 0.5 mm

    Kecepatan udara: level 5

    Pemanas : level 6

    i)  Tebal Pasir = 7 mm

    ii)  Jumlah Semprotan Air = 20

    iii) Berat Tray Kosong (Wt) = 152 gr

    iv) Berat Tray dan Pasir Kering (Wst) = 488 gr

    v) 

    Berat Tray dan Pasir Basah (Wswt) = 501 gr

    vi) 

    Berat Air (Ww) = 13 gr

    vii) Berat Pasir Kering (Ws) =  = 336  

    Tabel 4.2. Tabel Data Pengamatan Percobaan –  Variasi Diameter (0,5 mm)

    Waktu

    (menit) 

    Berat

    (gram)

    Suhu (oC)Laju Udara

    Upstream Downstream

    Kering Basah Kering Basah 1 2 3 4 5

    3 499 36.0 28.5 36.0 28.5 2.4 2.5 2.5 1.8 2.1

    6 498 36.0 28.0 37.0 28.0 2.3 2.7 2.7 1.9 2.2

    9 497 36.5 28.0 36.5 28.0 2.2 3.0 2.9 2.0 2.2

    12 496 37.0 28.5 36.5 28.0 2.4 3.0 2.6 1.9 2.2

    15 496 37.5 28.5 36.5 28.0 2.3 3.0 2.8 1.8 2.1

    Pengolahan Data dan Grafik

    a.  Perhitungan Kandungan Air terhadap Waktu

    Kandungan air dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

      =  

     

    Dimana:

       = kandungan air dalam pasir (kg air/kg padatan kering).

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    16/46

    13

      = berat pasir kering dengan tray (kg).

      = berat pasir dalam tray selama pengamatan (kg).

      = berat padatan kering (kg).

    Melalui rumus tersebut, dapat diperoleh data   untuk masing-masing

    variasi ukuran partikel:

    Tabel 4.3. Tabel Hasil Perhitungan Kandungan Air

    t

    (menit)

    Ukuran Partikel (d) = 0.3 mm Ukuran Partikel (d) = 0.5 mm

    Wi (g) Wst (g) Ws (g)   Wi 

    (g)Wst (g) Ws (g)   

    3 476 464 312 0.0385 499 488 336 0.0327

    6 475 464 312 0.0353 498 488 336 0.0298

    9 474 464 312 0.0321 497 488 336 0.0268

    12 473 464 312 0.0288 496 488 336 0.0238

    15 472 464 312 0.0256 496 488 336 0.0238

    Data  yang diperoleh kemudian di plot kedalam grafik ‘Kurva Kandungan

    Air ( ) Terhadap Waktu (Menit)’. 

    Tabel 4.4. Tabel Hasil Perhitungan Kandungan Air Untuk di Plot ke Grafik

    t (menit)

      

    d = 0.3 mm d = 0.5 mm

    3 0.0385 0.0327

    6 0.0353 0.02989 0.0321 0.0268

    12 0.0288 0.0238

    15 0.0256 0.0238

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    17/46

    14

    Gambar 4.1 Kurva Kandungan Air ( ) Terhadap Waktu (Menit)

     b. 

    Perhitungan Laju Pengeringan terhadap Kandungan Air

    Laju pengeringan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

     = ∆

    ∆  .

     1

     =

     |  −|

    |  −|  .

     1

      

    Dimana:

      = laju pengeringan (kg air/menit.cm2).

       = luas permukaan penguapan (cm2).

      = waktu pengamatan (menit).

    Melalui rumus tersebut, dapat diperoleh data  untuk masing-masing

    variasi ukuran partikel:

    Tabel 4.5. Tabel Data Hasil Perhitungan Laju Pengeringan

    t

    (menit)

    ∆t

    (menit)

    Ukuran Partikel (d) = 0.3 mm Ukuran Partikel (d) = 0.5 mm

    Wi 

    (g)

    ∆W

    (g)

    As 

    (cm2)

     (kg

    H2O/menit.cm2)

    Wi 

    (g)

    ∆W

    (g)

    As 

    (cm2)

     (kg

    H2O/menit.cm2)

    3 3 476 2 480 0.00139 499 2 480 0.00139

    6 3 475 1 480 0.00069 498 1 480 0.00069

    9 3 474 1 480 0.00069 497 1 480 0.00069

    12 3 473 1 480 0.00069 496 1 480 0.00069

    0,02

    0,025

    0,03

    0,035

    0,04

    2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

            

    t (menit)

    Kurva Kandungan Air ( ) Terhadap Waktu

    (Menit)

    Xi d = 0.3 mm Xi d = 0.5 mm

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    18/46

    15

    15 3 472 1 480 0.00069 496 0 480 0

    Data  yang diperoleh kemudian di plot bersama hasil perhitungan  kedalam

    grafik ‘Kurva Laju Pengeringan () Terhadap Kandungan Air ( )’. 

    Tabel 4.6. Tabel Data Hasil Perhitungan Laju Pengeringan Untuk Grafik

        (kg H2O/menit.cm2)

    d = 0.3 mm d = 0.5 mm d = 0.3 mm d = 0.5 mm

    0.0385 0.0327 0.00139 0.00139

    0.0353 0.0298 0.00069 0.000690.0321 0.0268 0.00069 0.00069

    0.0288 0.0238 0.00069 0.00069

    0.0256 0.0238 0.00069 0

    Gambar 4.2 Kurva Laju Pengeringan (R) Terhadap Kandungan air (Xi)

    0

    0,0002

    0,0004

    0,0006

    0,0008

    0,001

    0,0012

    0,0014

    0,0016

    0,02 0,022 0,024 0,026 0,028 0,03 0,032 0,034 0,036 0,038 0,04

            

     

    Kurva Laju Pengeringan ()

    Terhadap Kandungan Air ( )

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    19/46

    16

    c.  Laju Penguapan terhadap Kandungan Air

    Laju penguapan () dapat dihitung dengan menggunakan persamaan

     berikut:

     = ...(∆) 

    Dimana:

      = laju penguapan (gr/s).

      = kecepatan udara pengering (cm/s).

      = densitas udara (gr/cm3).

    = .

    .  =

      (1 ).(28.8 −)

    (82.5 ..−. −)(300 ) = 0.00117 ⁄  

       = luas permukaan penguapan (cm2).

      = selisih kelembaban antara downstream dan upstream.

    Kelembaban pada downstream dan upstream airflow dihitung dengan

     persamaan:

    = . . ∆

     

    Dimana:

      = specific heat capacity udara (1000 kJ/kg.o

    C untuk suhu ruangan).∆  = Selisih suhu kering dan basah pada airflow.

    Melalui rumus tersebut, dapat diperoleh data  untuk masing-masing variasi

    ukuran partikel:

    Tabel 4.7. Tabel Data Hasil Perhitungan Laju Penguapan

    Ukuran Partikel (d) = 0.3 mm

    t

    (menit)

    v rata-

    rata

    (m/s)

    v rata-

    rata

    (cm/s)

    ρ

    (g/cm3)

    As

    (cm2)

    Suhu Upstream (C)H Up-

    stream

    Suhu Downstream (C)H Down-

    stream∆H  mi (g/s)

    Kering Basah Kering Basah

    3 2.38 238 0.00117 480 33 27 0.0295 36 27 0.0442 -0.01 -1.971

    6 2.46 246 0.00117 480 36 27.5 0.0404 36 27.5 0.0404 0 0

    9 2.4 240 0.00117 480 36.5 28 0.0414 37 28 0.0439 -0 -0.329

    12 2.38 238 0.00117 480 36.5 28.5 0.0393 36.5 28 0.0418 -0 -0.329

    15 2.24 224 0.00117 480 37 28 0.047 37 28 0.047 0 0

    Ukuran Partikel (d) = 0.5 mm

    Suhu Upstream (C) Suhu Downstream (C) ∆H  mi (g/s)

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    20/46

    17

    t

    (menit)

    v rata-

    rata

    (m/s)

    v rata-

    rata

    (cm/s)

    ρ

    (g/cm3)

    As

    (cm2)Kering Basah

    H Up-

    streamKering Basah

    H Down-

    stream

    3 2.26 226 0.00117 480 36 28.5 0.0388 36 28.5 0.0388 0 0

    6 2.36 236 0.00117 480 36 28 0.0397 37 28 0.0446 -0 -0.657

    9 2.46 246 0.00117 480 36.5 28 0.0404 36.5 28 0.0404 0 0

    12 2.42 242 0.00117 480 37 28.5 0.0411 36.5 28 0.0411 0 0

    15 2.4 240 0.00117 480 37.5 28.5 0.0439 36.5 28 0.0414 0.002 0.3285

    Data  yang diperoleh kemudian di plot bersama hasil perhitungan  kedalam

    grafik ‘Kurva Laju Penguapan () Terhadap Kandungan Air ( )’. 

    Tabel 4.8. Tabel Data Hasil Perhitungan Laju Pengeringan Untuk di Grafik

        (g/s)

    d = 0.3 mm d = 0.5 mm d = 0.3 mm d = 0.5 mm

    0.0385 0.0327 -1.971 0

    0.0353 0.0298 0 -0.657

    0.0321 0.0268 -0.329 0

    0.0288 0.0238 -0.329 0

    0.0256 0.0238 0 0.329

    Gambar 4.3 Kurva Laju Penguapan (m) Terhadap kandugan air (Xi) 

    -2,5

    -2

    -1,5

    -1

    -0,5

    0

    0,5

    0,02 0,025 0,03 0,035 0,04

           

        (   g    /   s    )

     

    Kurva Laju Penguapan () Terhadap Kandungan

    Air ( )

    d = 0.3 mm d = 0.5 mm

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    21/46

    18

    4.2  Data dan Pengolahan Pengaruh Kecepatan Udara terhadap Pengeringan

    Tujuan Percobaan

    Mengamati pengaruh kecepatan udara pengering terhadap laju pengeringan.

    Data Percobaan

    a. 

    Luas Tray (AT)

    Panjang : 30 cm

    Lebar : 16 cm

       = 30 × 16 = 480 = 0.048  

     b.  Variasi Kecepatan level 6

    Tabel 4.9. Tabel Data Pengamatan Percobaan –  Variasi Kecepatan (level 6)

    Variasi 1 (level 6)

    Ukuran Partikel 0.5 Tray Kosong 152 Gr

    Laju Udara lv. 6 Tray + Pasir Kering 498 Gr

    Pemanas lv. 6 Tray + Pasir Basah 512 Gr

    Jumlah Semprotan 20 Tebal pasir 0.8 Cm

    Waktu

    (menit)

    Berat

    (gr)

    Suhu ('C)Laju Udara (m/s)

    Upstream Downstream

    Kering Basah Kering Basah 1 2 3 4 5

    3 511 36 28.5 36 28 2.7 3.3 3.2 2.5 2.8

    6 509 36 28 36 28 2.6 3.1 3.1 2.3 2.6

    9 508 36.5 28 36 28 3 3.1 3.3 2.6 2.7

    12 507 37 29 36.5 28.5 3.7 3.2 3.3 2.4 2.6

    15 506 36.5 29 36.5 28.5 3.1 3.2 3.4 2.7 2.7

    c.  Variasi Kecepatan level 8

    Tabel 4.9. Tabel Data Pengamatan Percobaan –  Variasi Kecepatan (level 8)

    Variasi 2 (level 8)

    Ukuran Partikel 0.5 Tray Kosong 152 Gr

    Laju Udara lv. 8 Tray + Pasir Kering 503 Gr

    Pemanas lv. 6 Tray + Pasir Basah 518 Gr

    Jumlah Semprotan 20 Tebal pasir 0.8 Cm

    Waktu

    (menit)

    Berat

    (gr)

    Suhu ('C)Laju Udara (m/s)

    Upstream Downstream

    Kering Basah Kering Basah 1 2 3 4 5

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    22/46

    19

    3 516 35 28.5 34 28 4.1 5.1 4.2 3.1 3.6

    6 514 35 28 34 28 4.1 4.8 4.2 3.2 3.9

    9 513 35.5 28.5 34 28 3.7 4.4 4.3 3.7 3.6

    12 512 35 28.5 34 28 3.7 4.2 4.2 3.3 3.7

    15 507 36 28 34 28 3.5 4.3 3.9 3.5 3.8

    Pengolahan Data dan Grafik

    a.  Kandungan Air

    Kandungan air dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

      =  

     

    Dimana:

       = kandungan air dalam pasir (kg air/kg padatan kering).

      = berat pasir kering dengan tray (kg).

      = berat pasir dalam tray selama pengamatan (kg).

      = berat padatan kering (kg).

    Melalui rumus tersebut, dapat diperoleh data    untuk masing-masing

    variasi ukuran partikel:

    Tabel 4.10. Tabel Hasil Perhitungan Kandungan Air

    t

    (menit)

    Laju Udara = lv.6 Laju Udara = lv.8

    Wi (g) Wst (g) Ws (g) Xi Wi (g) Wst (g) Ws (g) Xi

    3 511 498 346 0.03757 516 503 351 0.03704

    6 509 498 346 0.03179 514 503 351 0.03134

    9 508 498 346 0.0289 513 503 351 0.02849

    12 507 498 346 0.02601 512 503 351 0.02564

    15 506 498 346 0.02312 507 503 351 0.0114

    Data   yang diperoleh kemudian diplot ke dalam grafik ‘Kandungan Air

    ( ) Terhadap Waktu (Menit)’. 

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    23/46

    20

    Tabel 4.11. Tabel Hasil Perhitungan Kandungan Air untuk Grafik

    t (menit)Xi

    v = lv.6 v = lv. 83 0.03757 0.03704

    6 0.03179 0.03134

    9 0.0289 0.02849

    12 0.02601 0.02564

    15 0.02312 0.0114

    Gambar 4.4 Kurva Kandungan Air ( ) Terhadap Waktu (Menit)

     b. 

    Laju Pengeringan

    Laju pengeringan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

     = ∆

    ∆  .

     1

     =

     |  −|

    |  −|  .

     1

      

    Dimana:

      = laju pengeringan (kg air/menit.cm2).

       = luas permukaan penguapan (cm2).

      = waktu pengamatan (menit).

    0

    0,005

    0,01

    0,015

    0,02

    0,025

    0,03

    0,035

    0,04

    0 2 4 6 8 10 12 14 16

       X   i

    t (menit)

    Kandungan Air (Xi) terhadap Waktu (t)

    v = lv.6 v = lv. 8

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    24/46

    21

    Melalui rumus tersebut, dapat diperoleh data   untuk masing-masing

    variasi ukuran partikel:

    Tabel 4.12. Tabel Hasil Perhitungan Laju Pengeringan

    t

    (menit)

    ∆t

    (menit)

    Laju Udara = lv.6 Laju Udara = lv.8

    Wi

    (g)

    ∆W

    (g)

    As

    (cm2)

    Ri (kg

    H2O/menit.cm2)

    Wi

    (g)

    ∆W

    (g)

    As

    (cm2)

    Ri (kg

    H2O/menit.cm2)

    0 3 512 0 480 0 518 0 480 0

    3 3 511 1 480 0.00069 516 2 480 0.00139

    6 3 509 2 480 0.00139 514 2 480 0.00139

    9 3 508 1 480 0.00069 513 1 480 0.00069

    12 3 507 1 480 0.00069 512 1 480 0.00069

    15 3 506 1 480 0.00069 507 5 480 0.00347

    Data  yang diperoleh kemudian di plot bersama hasil perhitungan    kedalam

    grafik ‘Laju Pengeringan () Terhadap Kandungan Air ( )’. 

    Tabel 4.13. Tabel Hasil Perhitungan Laju Pengeringan untuk Grafik

    t

    (menit)

    Xi Ri

    v = lv.6 v = lv. 8 v = lv.6 v = lv. 8

    3 0.03757 0.03704 0.00069 0.00139

    6 0.03179 0.03134 0.00139 0.00139

    9 0.0289 0.02849 0.00069 0.00069

    12 0.02601 0.02564 0.00069 0.00069

    15 0.02312 0.0114 0.00069 0.00347

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    25/46

    22

    Gambar 4.5 Kurva Laju Pengeringan (R) Terhadap Kandungan air (Xi)

    c.  Laju Penguapan

    Laju penguapan () dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

     = ...(∆) 

    Dimana:

      = laju penguapan (gr/s).  = kecepatan udara pengering (cm/s).

      = densitas udara (gr/cm3).

    = .

    .  =

      (1 ).(28.8 −)

    (82.5 ..−. −)(300 ) = 0.00117 ⁄  

       = luas permukaan penguapan (cm2).

      = selisih kelembaban antara downstream dan upstream.

    Kelembaban pada downstream dan upstream airflow dihitung dengan persamaan:

    = . . ∆

     

    Dimana:

      = specific heat capacity udara (1000 kJ/kg.oC untuk suhu ruangan).

    ∆  = Selisih suhu kering dan basah pada airflow.

    0

    0,001

    0,002

    0,003

    0,004

    0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,035 0,04   R   i    (    k   g   H   2   O    /   m   e   n   i   t .   c

       m   2

        )

    Xi

    Laju Pengeringan (Ri) terhadap Kandungan Air

    (Xi)

    Ri v = lv.6 Ri v = lv. 8

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    26/46

    23

    Melalui rumus tersebut, dapat diperoleh data   untuk masing-masing variasi

    ukuran partikel:

    Tabel 4.12. Tabel Hasil Perhitungan Laju Penguapan

    Laju Udara = lv.6

    t

    (menit)

    v

    rata-

    rata

    (m/s)

    v rata-

    rata

    (cm/s)

    ρ

    (g/cm3)

    As

    (cm2)

    Suhu Upstream

    (C)H Up-

    stream

    Suhu

    Downstream

    (C)

    H

    Down-

    stream

    ∆H  mi (g/s)

    Kering Basah Kering Basah

    3 2.9 290 0.00117 480 36 28.5 0.03026 36 28 0.03228 -0.002 -0.3285

    6 2.74 274 0.00117 480 36 28 0.03416 36 28 0.03416 0 0

    9 2.94 294 0.00117 480 36.5 28 0.03383 36 28 0.03184 0.00199 0.3285412 3.04 304 0.00117 480 37 29 0.03079 36.5 28.5 0.03079 0 0

    15 3.02 302 0.00117 480 36.5 29 0.02906 36.5 28.5 0.03099 -0.0019 -0.3285

    Laju Udara = lv.8

    t

    (menit)

    v

    rata-

    rata

    (m/s)

    v rata-

    rata

    (cm/s)

    ρ

    (g/cm3)

    As

    (cm2)

    Suhu Upstream

    (C)H Up-

    stream

    Suhu

    Downstream

    (C)

    H

    Down-

    stream

    ∆H  mi (g/s)

    Kering Basah Kering Basah

    3 4.02 402 0.00117 480 35 28.5 0.01892 34 28 0.01746 0.00146 0.32854

    6 4.04 404 0.00117 480 35 28 0.02027 34 28 0.01738 0.0029 0.65707

    9 3.94 394 0.00117 480 35.5 28.5 0.02079 34 28 0.01782 0.00297 0.65707

    12 3.82 382 0.00117 480 35 28.5 0.01991 34 28 0.01838 0.00153 0.32854

    15 3.8 380 0.00117 480 36 28 0.02463 34 28 0.01847 0.00616 1.31414

    Data  yang diperoleh kemudian di plot bersama hasil perhitungan   kedalam

    grafik ‘Kurva Laju Penguapan () Terhadap Kandungan Air ( )’. 

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    27/46

    24

    Tabel 4.13. Tabel Hasil Perhitungan Laju Penguapan untuk Grafik

    t

    (menit)

    Xi mi (g/s)

    v = lv.6 v = lv. 8 v = lv.6 v = lv. 83 0.03757 0.03704 -0.3285 0.32854

    6 0.03179 0.03134 0 0.65707

    9 0.0289 0.02849 0.32854 0.65707

    12 0.02601 0.02564 0 0.32854

    15 0.02312 0.0114 -0.3285 1.31414

    Gambar 4.6 Kurva Laju Pengeringan (R) Terhadap Kandungan air (Xi)

    -0,5

    0

    0,5

    1

    1,5

    0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,035 0,04

       m   i    (   g    /   s    )

    Xi

    Laju Penguapan (mi) terhadap Kandungan Air (Xi)

    v = lv.6 v = lv. 8

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    28/46

    25

    4.3  Data dan Pengolahan Pengaruh Suhu terhadap Laju Pengeringan

    Tujuan Percobaan

    Mengamati pegaruh perubahan suhu terhadap laju pengeringan

    Data Percobaan

    a. Luas Tray (AT)

    Panjang : 30 cm

    Lebar : 16 cm

       = 30 × 16 = 480 = 0.048  

     b.  Variasi Suhu Pemanas Level 5

    Kecepatan udara: level 5

    Ukuran Partikel 0,5 mm

    i) 

    Tebal Pasir = 4 mm

    ii) Jumlah Semprotan Air = 10

    iii) Berat Tray Kosong (Wt) = 152 gr

    iv) 

    Berat Tray dan Pasir Kering (Wst) = 387 gr

    v)  Berat Tray dan Pasir Basah (Wswt) = 395 gr

    vi) 

    Berat Air (Ww) = 8 gr

    vii) 

    Berat Pasir Kering (Ws) =  = 237  

    Tabel 4.14 Tabel Data Pengamatan Percobaan –  Variasi Suhu (Level 5)

    Waktu

    (menit)

    Berat

    (gram)

    Suhu (oC)Laju Udara (m/s)

    Upstream Downstream

    Kering Basah Kering Basah 1 2 3 4 5

    3 393 33 28 33 27.5 2.8 3.3 3.3 2.4 2.8

    6 392 33 27.5 33 27.5 2.8 3.3 3.2 2.2 2.6

    9 391 33 28 33 27.5 2.9 3.6 3.5 2.5 2.7

    12 391 33 28 33 27.5 3 3.6 3.4 2.4 2.7

    15 391 33 28 33 27 2.6 3.3 3.1 3 2.7

    c.  Variasi Suhu Pemanas Level 8

    Kecepatan udara: level 5

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    29/46

    26

    Ukuran Partikel 0,5 mm

    i)  Tebal Pasir = 4 mm

    ii) 

    Jumlah Semprotan Air = 10

    iii) 

    Berat Tray Kosong (Wt) = 152 gr

    iv)  Berat Tray dan Pasir Kering (Wst) = 311 gr

    v) 

    Berat Tray dan Pasir Basah (Wswt) = 317 gr

    vi)  Berat Air (Ww) = 6 gr

    vii)  Berat Pasir Kering (Ws) =  = 159  

    Tabel 4.15 Tabel Data Pengamatan Percobaan –  Variasi Suhu (Level 8)

    Waktu Berat

    SuhuLaju Udara

    Upstream Downstream

    Kering Basah Kering Basah 1 2 3 4 5

    3 315 39 28.5 40 29 2.8 3.2 3.1 2.6 2.8

    6 314 40.5 30 41 30 2.7 3.2 3.5 2.4 2.5

    9 313 41 30.5 42 30.5 3 3.1 3.3 2.6 2.7

    12 312 41 30.5 40 30.5 2.8 3.1 3.3 3.2 2.7

    15 311 41 30.5 42 30.5 2.9 3.2 3.8 2.5 2.7

    Pengolahan Data dan Grafik

    a.  Perhitungan Kandungan Air terhadap Waktu

    Kandungan air dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

      =  

     

    Dimana:   = kandungan air dalam pasir (kg air/kg padatan kering).

      = berat pasir kering dengan tray (kg).

      = berat pasir dalam tray selama pengamatan (kg).

      = berat padatan kering (kg).

    Melalui rumus tersebut, dapat diperoleh data  untuk masing-masing variasi

    ukuran partikel:

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    30/46

    27

    Tabel 4.16 Tabel Data Hasil Perhitungan –  Variasi Suhu

    Waktu

    (menit)

    Pemanas Level 5 Pemanas Level 8

    Wi (g) Ws (g) Wst (g)

    Xi (gr air/gr

    padatan kering)  Wi (g) Ws (g) Wst (g)

    Xi (gr air/gr

    padatan kering) 

    3 393 235 387 0.026 315 159 311 0.025

    6 392 235 387 0.021 314 159 311 0.019

    9 391 235 387 0.017 313 159 311 0.013

    12 391 235 387 0.017 312 159 311 0.006

    15 391 235 387 0.017 311 159 311 0.000

    Data  yang diperoleh kemudian di plot kedalam grafik ‘Kurva Kandungan Air

    ( ) Terhadap Waktu (Menit)’. 

    Tabel 4.17 Tabel Data Pengamatan Percobaan –  Variasi Suhu untuk Grafik

    t (menit)

      

    Pemanas

    Level 5

    Pemanas

    Level 8

    3 0.026 0.025

    6 0.021 0.019

    9 0.017 0.013

    12 0.017 0.006

    15 0.017 0.000

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    31/46

    28

    Gambar 4.7 Kurva Kandungan Air ( ) Terhadap Waktu (Menit)

     b.  Perhitungan Laju Pengeringan terhadap Kandungan Air

    Laju pengeringan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

     = ∆

    ∆  .

     1

     =

     |  −|

    |  −|  .

     1

      

    Dimana:

      = laju pengeringan (kg air/menit.cm2

    ).

       = luas permukaan penguapan (cm2) = 480 cm2 

      = waktu pengamatan (menit).

    Melalui rumus tersebut, dapat diperoleh data  untuk masing-masing

    variasi ukuran partikel:

    Tabel 4.18 Tabel Data Hasil Perhitungan Laju Pengeringan

    t

    (menit)

    t

    (menit)

    Suhu Level 5 Suhu Level 8

    Wi (g)Rt (g H2O/menit

    cm2)Wi (g)

    Rt (g H2O/menit

    cm2)

    3 3 393 0.00139 315 0.00139

    6 3 392 0.00069 314 0.00069

    9 3 391 0.00069 313 0.00069

    12 3 391 0.00000 312 0.00069

    15 3 391 0.00000 311 0.00069

    0

    0,01

    0,02

    0,03

    0 5 10 15 20

       K   a   n    d   u   n   g   a   n   A   i   r    (   g   r   a   i   r    /   g   r

       p   a    d   a   t   a   n    )

    waktu (menit)

    Kurva Kandungan Air ( 

    ) Terhadap

    Waktu (Menit)

    Lv 5

    Lv 8

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    32/46

    29

    Data  yang diperoleh kemudian di plot bersama hasil perhitungan  kedalam

    grafik ‘Kurva Laju Pengeringan () Terhadap Kandungan Air ( )’. 

    Tabel 4.19 Tabel Data Hasil Perhitungan Laju Pengeringan unutk Grafik

        (kg H2O/menit.cm2)

    Pemanas

    Level 5

    Pemanas

    Level 8

    Pemanas

    Level 5

    Pemanas

    Level 8

    0.026 0.025 0.00139 0.00139

    0.021 0.019 0.00069 0.00069

    0.017 0.013 0.00069 0.00069

    0.017 0.006 0 0.00069

    0.017 0 0 0.00069

    Gambar 4.8 Kurva Kandungan Air ( ) Terhadap Laju Pengeringan(Ri) 

    0,000000,000200,000400,000600,000800,001000,001200,001400,00160

    0,000 0,005 0,010 0,015 0,020 0,025 0,030   R   i    (   g   H   2   O    /   m   e   n   i   t   c   m   2    )

    Xi (gr air/gr padatan)

    Kurva Kandungan Air ( 

    ) Terhadap Laju

    Pengeringan (Ri)

    Lv 5 Lv 8

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    33/46

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    34/46

    31

    3 2.9 0.001177 39 28.5 45.3 40 29 44 1.3 2.1296

    6 2.86 0.001177 40.5 30 46.4 41 30 44.8 1.6 2.5849

    9 2.94 0.001177 41 30.5 46.8 42 30.5 43.5 3.3 5.4804

    12 3.02 0.001177 41 30.5 46.8 40 30.5 50.3 3.5 5.9707

    15 3.02 0.001177 41 30.5 46.8 42 30.5 43.5 3.3 5.6296

    Data  yang diperoleh kemudian di plot bersama hasil perhitungan  kedalam

    grafik ‘Kurva Laju Penguapan () Terhadap Kandungan Air ( )’. 

    Tabel 4.22 Tabel Data Hasil Perhitungan Laju Penguapan untuk Grafik

       m  (g/cm2) Pemanas Level

    5

    Pemanas

    Level 8

    Pemanas

    Level 5

    Pemanas Level

    8

    0.026 0.026 4.7506 2.1296

    0.021 0.021 0 2.5849

    0.017 0.017 4.8161 5.4804

    0.017 0.017 4.9472 5.9707

    0.017 0.017 9.5532 5.6296

    Gambar 4.9 Kurva Kandungan Air ( ) Laju Pengeringan (Ri) 

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    0,000 0,005 0,010 0,015 0,020 0,025 0,030

       L   a   j   u   P   e   n   g   u   a   p   a   n   a   i   r ,   m     (

       g   r    /   s    )

    Kandungan Air (gr air/gr padatan)

    Grafik Kandungan Air vs Laju Penguapan

    Lv 5

    Lv 8

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    35/46

    32

    BAB 5

    ANALISIS

    5.1 

    Analisis Percobaan Pengaruh Diameter Partikel terhadap Pengeringan

    5.1.1 Analisis Percobaan

    Percobaan Tray Drying   dengan variasi ukuran partikel bertujuan untuk

    mempelajari operasi pengeringan dengan menggunakan tray drier  dan menentukan

    kondisi suatu variabel untuk melakukan operasi pengeringan secara optimum. Pada

     percobaan ini, variabel yang diamati dalam pengaruhnya terhadap proses

     pengeringan adalah ukuran partikel yang dikeringkan dan airflow. Pada percobaan

     pertama digunakan 2 (dua) jenis ukuran partikel (pasir) yaitu 0,3 mm dan 0,5 mm.

    Berbagai pengukuran awal dilakukan untuk memperoleh data yang

    diperlukan dalam pengolahan data agar pengamatan dan analisis dapat berlangsung.

    Data yang diukur antara lain berat tray kosong yang ditimbang untuk membantu

     pengukuran berat pasir kering dan berat kandungan air dan diukur luas dari tray 

    sebagai luas permukaan pengeringan atau area penguapan ( A s), kemudian tray yang

    diisi pasir kering ditimbang untuk mendapatkan berat dari pasir kering yang

    digunakan, dan ditimbang kembali setelah dilakukan penyemprotkan air untuk

    memperoleh berat kandungan air sebelum proses pengeringan. Penyemprotkan air

    dilakukan dengan menggunakan  sprayer   agar kandungan air merata di seluruh

     permukaan pasir sehingga proses pengeringan dapat terjadi secara merata pula.

    Sebelum proses pengeringan di dalam tray drier   berlangsung, terlebih

    dahulu dilakukan pengaturan level suhu dan aliran air dengan mengatur pengontrol

    kecepatan airflow  pada skala level 5 dan suhu pengeringan pada skala level 6.

    Proses ini dilakukan selama 15 menit secara kontinyu untuk masing-masing kuran partikel, dan selama proses berlangsung dilakukan pengambilan beberapa data

    setiap 3 menit tanpa pemberhentian alat pada interval pengambilan data.

    Pengambilan ke-lima data tersebut bertujan agar perubahan kandungan air dan

    keadaan airflow serta suhu selama proses berlangsung dapat diamati dengan baik

    dan dapat memberikan gambaran mengenai perubahan yang terjadi secara

     progresif.

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    36/46

    33

    Data yang diambil pada setiap pengukuran adalah suhu aliran, baik dry 

    maupun wet  pada upstream dan downstream, serta laju udara pengering diukur pada

    5 (lima) titik. Pengukuran laju udara dilakukan pada titik-titik dengan skema yang

    digambarkan pada gambar XX, karena diperlukan suatu pengambilan rata-rata

    sebagai suatu asumsi laju udara pengering seragam disemua titik, sehingga tidak

     bisa dilakukan pengukuran laju di satu atau dua titik saja. Suhu dry maupun wet  

    diukur untuk memperoleh nilai kelembaban aliran udara dan perbedaan kelembaban

    udara pada upstream dan downstream.

    Gambar 5.1 Skema pengambilan data aliran udara

    Proses pengeringan ini dilakukan secara kontinyu dan tidak ada

     pemberhentian aliran untuk pengambilan data agar udara kering terus dialirkan

    sehingga gradien konsentrasi tetap terjadi dan proses pengeringan dapat terus

     berlangsung. Jika udara kering dibiarkan diam maka lama kelamaan akan dicapai

    kesetimbangan konsentrasi air pada pasir dan udara. Proses perpindahan massa

    akan berhenti setelah kesetimbangan (baik suhu maupun konsentrasi) telah tercapai.

    Proses pengeringan juga dilakukan satu persatu untuk tiap variasi agar data aliran

    dan kandungan air yang berpindah lebih distinctive  antar variasi sehingga

     pengamatan lebih mudah dilakukan.

    5.1.2  Analisis Pengolahan Data dan Grafik

    Pengolahan data untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel terhadap

    optimasi proses pengeringan menggunakan tray drier  terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu

     perhitungan kandungan air seiring waktu pengeringan, perhitungan laju

     pengeringan dibandingkan dengan kandungan air, dan laju penguapan yang juga

    dibandingkan dengan kandungan air, sehingga pada analisis pengolahan data akan

    dijabarkan dalam tiga sub-part dibawah ini.

    Perhi tungan Kandungan Ai r terhadap Waktu Pengeringan

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    37/46

    34

    Dalam percobaan ini, pertama-tama ingin diamati pengaruh ukuran partikel

    terhadap kandungan air selama proses pengeringan sehingga digunakan 2 (dua)

     jenis ukuran partikel sebagai variabel bebasnya yaitu partikel berukuran 0.3 mm

    dan 0.5 mm. Analisis percobaan ini dilakukan dengan mengabaikan perbedaan

    kandungan air pada kedua variasi sejumlah 1 gr, sehingga diterapkan asumsi

    kandungan air awal berjumlah sama, agar dapat dibandingkan bagaimana pengaruh

    ukuran partikel terhadap proses pengeringan yang dilakukan dengan indikator

    kandungan air dalam partikel tersebut diiringi dengan perbandingan pola

     pengeringan kedua ukuran partikel berbeda dalam proses pengeringan. Berdasarkan

    grafik yang dihasilkan dari perhitungan kandungan air seiring waktu pengeringan

    dapat dilihat bahwa tren yang dihasilkan oleh kedua kurva dapat dikatakan sama,

    dimana keduanya menunjukkan penurunan kandungan air seiring berlangsungnya

     proses pengeringan. Hal ini membuktikan bahwa dalam percobaan terjadi

     perpindahan massa air dari pasir ke aliran udara kering yang mengakibatkan

    kandungan air dalam partikel terus berkurang seiring berlangsungnya proses

     pengeringan. Perpindahan massa yang terjadi disebabkan oleh peristiwa

     perpindahan panas, yaitu peristiwa perpindahan energi dari udara ke dalam bahan

    yang dapat menyebabkan berpindahnya sejumlah massa, dimana massa tersebut

    dalam proses pengeringan ini berupa kandungan air.

    Air dalam pasir yang mengalami proses tray drying   berada pada dua

    keadaan, yaitu unbounded water   dan bounded water . Unbounded water   ialah

    sejumlah air yang berada di sela-sela padatan karena adanya tegangan permukaan,

    dan memiliki tekanan uap dan panas laten penguapan yang sama dengan air murni.

    Sebaliknya, bounded water   ialah air yang berada dalam bahan padat dan

    mempunyai interaksi dengan zat padat tersebut, yang memiliki tekanan uap lebihrendah dibandingkan air murni. Pada proses pengeringan, yang menguap pertama

    kali adalah unbounded water  meskipun tekanan uap dari bounded  water  lebih kecil

    daripada tekanan uap air murni sehingga seharusnya energi untuk menguapkannya

    lebih rendah dibandingkan dengan unbounded water . Namun, akibat dari letak dari

    bounded water   yang tertutup oleh unbounded water , serta adanya gaya adhesi

    antara bounded water  dan partikel pasir, bounded water  memerlukan energi lebih

     besar untuk mengalami penguapan.

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    38/46

    35

    Pada grafik yang dihasilkan, dapat dilihat bahwa penurunan kandungan air

     benar-benar mengalami perubahan yang sama hingga pada menit ke 15 dimana

     perununan secara konstan tetap terjadi seperti pada menit-menit sebelumnya untuk

     partikel berukuran 0.3 mm, namun pada partikel berukuran 0.5 mm tidak terjadi

     penurunan air yang diindikasikan nilai  X i  yang sama dengan menit ke-12-nya.

    Perbedaan ini menunjukan bahwa semakin kecil ukuran partikel, maka nilai

    kandungan air dalam partikel pasir juga semakin kecil dalam interval waktu proses

     pengeringan. Nilai penurunan kandungan air yang lebih konstan tersebut

    menunjukkan banyaknya kandungan air yang teruapkan selama proses pengeringan

    dan mengalami perpindahan massa ke udara, dengan perbandingan 5:4 untuk

     partikel berukuran 0.3 mm dan 0.5 mm. Hal ini disebabkan oleh ukuran partikel

    yang lebih kecil memiliki kandungan bounded water  lebih sedikit daripada partikel

    dengan ukuran lebih besar sehingga akan lebih cepat menguapkan kandungan

    airnya. Selain itu, partikel halus memiliki luas permukaan kontak yang lebih besar

    dibandingkan dengan partikel sedang dan besar sehingga kontak antara air yang ada

    dalam partikel dan udara panas yang dialirkan pun akan semakin banyak. Hal ini

    tentunya dapat mempercepat proses pengeringan yang dilakukan.

    Perhi tungan Laju Penger ingan terhadap Kandungan Air  

    Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa trend yang diperoleh untuk kedua

    ukuran partikel kembali menunjukkan pola yang sama. Pada data pun terlihat

    adanya penurunan konstan untuk kedua variasi ukuran partikel. Namun, pada

    ukuran 0.5 mm yang mengandung air 1 gram lebih sedikit dari variasi ukuran

     partikel 0.3 mm, pada akhir proses pengeringan mengalami penurunan laju

     pengeringan ( Ri) hingga bernilai 0. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kecilkandungan air dalam pasir maka semakin kecil juga laju pengeringannya. Hal ini

    disebabkan karena semakin sedikitnya partikel air yang terkandung dalam pasir

    maka udara akan semakin sulit mengambil partikel air di dalam pasir. Turunnya

    laju pengeringan dapat disebabkan karena semakin kecilnya jumlah kandungan air

    dalam partikel sehingga jumlah air yang dapat diuapkan oleh udara panas yang

    dialirkan pun menjadi semakin kecil.

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    39/46

    36

     Namun, saat menerapkan pengabaian perbedaan 1 gram kandungan air awal

    seperti halnya pada asumsi dalam pengamatan parameter kandungan air,

    tercapainya nilai Ri 0 pada partikel berukuran 0.5 mm saat partikel berukuran 0.3

    mm tidak mencapai nilai tersebut, menunjukkan bahwa partikel yang berukuran

    lebih besar mencapai batas pengeringan terlebih dahulu dibandingkan yang lebih

    kecil. Berdasarkan perbedaan ukuran partikel yang dtunjukkan dalam grafik diatas

    menunjukkan bahwa semakin besar ukuran partikel, laju pengeringannya semakin

     besar pula sehingga mencapai batas pengeringan terlebih dahulu. Hal ini

    disebabkan ukuran partikel besar memiliki porositas yang lebih besar pula,

    sehingga kandungan unbounded water   semakin besar, dalam proses penguapan

    yang menguap pertama kali adalah unbounded water , dan sebagian bounded water .

    Laju Penguapan terhadap Kandungan Air

    Grafik dengan plot antara laju penguapan dan kandungan air menunjukkan

     bahwa secara umum untuk partikel berukuran 0.3 mm dan 0.5 mm, laju penguapan

    mengalami fluktuasi dengan pola yang sama sekali berbeda. Peningkatan laju

     penguapan yang terjadi pada beberapa bagian proses pengeringan dapat

    dikarenakan pada bagian proses pengeringan tersebut jumlah air yang dapat

    diuapkan atau terekspos oleh aliran udara berjumlah lebih banyak sehingga molekul

    air yang terbawa oleh aliran lebih banyak dan laju penguapan pun naik seiring

    dengan berkurangnya kandungan air dalam partikel berukuran 0.3 mm dan 0.5 mm.

    Sedangkan, saat laju penguapan mengalami penurunan pada beberapa bagian

     proses, maka kandungan air yang terekspos oleh aliran udara juga lebih sedikit.

    Yang seharusnya terjadi seiring proses pengeringan adalah penurunan laju dari nilai

    yang awalnya relatif tinggi karena pada awal proses terdapat banyak air yangteruapkan, kemudian seiring waktu laju penguapan pun turun seiring dengan

     berkurangnya kandungan air dalam partikel, sesuai dengan jumlah air yang terbawa

    aliran udara semakin lama semakin sedikit.

    5.1.3  Analisis Kesalahan

    Pada percobaan ini, perhitungan laju penguapan menggunakan metode

    kelembaban sehingga menggunakan pengukuran suhu (dry  dan wet ) untuk

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    40/46

    37

    upstream  dan downstream. Seharusnya, suhu upstream  akan selalu lebih tinggi

    dibandingkan suhu downstream. Hal ini dikarenakan udara kering yang melewati

    tray akan menyerap air dari partikel pasir sehingga suhu udara yang mengalir ke

    downstream  akan mengalami penurunan. Akan tetapi, pada percobaan ini, suhu

    upstream yang didapat tidak selalu lebih tinggi dibandingkan downstream. Hal ini

    yang mungkin menyebabkan grafik laju penguapan yang didapat mengalami

    fluktuasi sehingga kurang tepat dan kurang valid. Pengukuran suhu dilakukan

    dengan thermometer alkohol. Kondisi ruangan praktikum dengan kondisi suhu

    upstream maupun downstream berbeda beberapa derajat Celcius sehingga pada saat

     pengukuran suhu diperlukan waktu yang cukup lama sampai suhu yang ditunjukan

    thermometer konstan 

    5.2 Analisis Percobaan Pengaruh Laju Alir Udara terhadap Pengeringan

    5.2.1  Analisis Percobaan

    Percobaan dengan variasi laju udara bertujuan untuk menentukan kurva

     pengeringan berdasarkan laju pengeringan. Pada percobaan ini, variabel yang

    divariasikan adalah laju udara sedangkan variabel lainnya dibiarkan sama yaitu

     pemanas pada level 6, ukuran partikel 0.5 mm dan jumlah semprotan sebanyak 20

    sehingga nanti akan didapatkan pengaruhnya terhadap proses pengeringan dalam

    tray dryer. Laju udara yang digunakan adalah dengan level 6 dan level 8 yang dapat

    diatur pada tray ryer.

    Terdapat beberapa data yang diambil sebelum percobaan dilakukan seperti

    luas permukaan tray, berat tray, berat tray dan pasir kering serta berat tray dan pasir

    yang sudah dibasahi dengan semprotan air yang merata pada setiap bagian tray.

    Data-data ini akan membantu pengolahan data terutama saat melakukan

     perhitungan kandungan air, laju pengeringan maupun laju penguapan.

    Setelah mengatur semua variabel pada alat, percobaan dilakukan selama 15

    menit dengan pengambilan data, seperti suhu aliran pada upstream maupun

    downstream, berat tray, dan laju udara pada 5 titik, setiap 3 menit tanpa

    menghentikan kerja alat agar perubahan dapat terus terjadi sebelum terjadi

    kesetimbangan antara udara dan air dalam pasir. Data yang dihasilkan adalah 5 data

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    41/46

    38

    dalam sekali percobaan. Setiap data akan menunjukkan perubahan yang terjadi

    setiap jangka waktunya.

    5.2.2  Analisis Pengolahan Data dan Grafik

    Data yang didapatkan dari percobaan kemudian diolah dengan perhitungan

    kandungan air, laju pengeringan dan laju penguapan untuk mencapai suatu

    kesimpulan bagaimana laju udara berpengaruh pada proses pengeringan dalam tray

    dryer. Secara umum, dari data yang didapatkan dari percobaan ini berat tray dan

     pasir terus berkurang dengan bertambahnya waktu menunjukkan massa air yanghilang selama proses pengeringan. Suhu upstream dan downstream baik suhu

    kering dan basah hanya memiliki perbedaan yang sangat kecil dan secara umum

    menunjukkan suhu upstream lebih tinggi dibanding suhu downstream karena suhu

    upstream menunjukkan suhu yang lebih dekat dari sumber pemanas dan juga belum

    dilalui suatu penghalang yang dapat menurunkan suhunya seperti yang terjadi pada

    suhu downstream. Perubahan suhu upstream dan downstream juga lebih terlihat

     pada laju udara level 8 dikarenakan kemampuan udara yang lebih cepat dapat lebih

     baik memindahkan massa air ke udara sehingga suhu udara berubah menjadi lebih

     basah.

    Perhitungan kandungan air bertujuan untuk mengetahui pengaruh laju alir

    udara pengering terhadap kandungan air pada pasir dalam tray. Untuk perhitungan

    kandungan air, dapat dilihat dari data tabel dan grafik pada kedua level laju udara

     bahwa kandungan air secara umum menurun terhadap waktu pada kedua variabel

    laju udara. Perubahan kandungan air pada level 8 sampai pada menit ke 15

    menunjukkan perubahan yang lebih besar dibanding pada level 6 dikarenakan

     jumlah massa air yang berpindah terbawa oleh udara lebih besar terjadi pada laju

    udara level 8 sehingga kandungan air pada pasir menjadi lebih kecil. Hal ini sesuai

    dengan teori bahwa pada suhu pemanas yang sama, aliran udara dengan laju yang

    lebih besar akan membawa massa air lebih banyak dari aliran udara dengan laju

    yang lebih rendah.

    Grafik menunjukkan penurunan kandungan air pada kedua laju udara.

    Berdasarkan teori, laju udara yang lebih tinggi seharusnya menunjukkan gradien

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    42/46

    39

     penurunan kandungan air lebih besar daripada laju udara yang lebih lambat. Grafik

    hasil percobaan menunjukkan gradien yang hampir sama mulai dari menit 3 sampai

    9, hanya saja pada laju level 8 dimulai dari menit 12 gradiennya menjadi lebih besar

    dibanding dengan pada laju level 6 menunjukkan hal yang sesuai dengan teori.

    Perhitungan laju pengeringan bertujuan untuk mengetahui pengaruh laju

    udara terhadap laju pengeringan. Berdasarkan teori, laju udara yang lebih tinggi

    menghasilkan laju pengeringan yang lebih tinggi juga karena banyaknya massa air

    yang terbawa oleh udara.

     = ∆

    ∆  .

     1

     =

     |  −|

    |  −|  .

     1

      

    Berdasarkan hasil percobaan dan grafik, dapat dilihat bahwa kedua laju

    udara tidak menunjukkan gradien yang begitu jelas. Namun, laju pengeringan pada

    laju udara level 8 berada di atas laju udara level 6 menunjukkan laju pengeringan

    yang lebih besar dan sesuai dengan teori.

    Perhitungan laju penguapan bertujuan untuk mengetahui pengaruh laju

    udara terhadap laju penguapan. Berdasarkan teori, laju alir udara berbanding lurus

    dengan laju penguapan sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi laju alirudara maka semakin tinggi juga laju penguapan yang dihasilkan karena udara yang

    membantu mempercepat proses penguapan air.

     = ...(∆) 

    Berdasarkan hasil percobaan dan grafik, laju penguapan laju alir udara level

    8 berada di atas laju penguapan pada laju udara level 6 menunjukkan laju

     penguapan yang lebih besar pada laju udara yang lebih tinggi yaitu laju udara level

    8 sesuai dengan teori.

    5.2.3  Analisis Kesalahan

    Terdapat beberapa kesalahan yang mungkin terjadi selama percobaan

    sehingga hasil percobaan yang dihasilkan juga tidak begitu akurat. Adapun

    kesalahan yang mungkin terjadi adalah ketidakakuratan dan pembacaan skala

    (paralaks error) suhu pada termometer oleh praktikan, pengambilan data yang tidak

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    43/46

    40

     begitu tepat pada setiap 3 menit percobaan dikarenakan harus menunggu perubahan

    suhu pada termometer sampai titik yang sesuai.

    5.3 

    Analisis Percobaan Pengaruh Diameter Partikel terhadap Pengeringan

    5.3.1  Analisis Percobaan

    Percobaan Tray Drying   dengan variasi suhu pemanas bertujuan untuk

    mempelajari operasi pengeringan dengan menggunakan tray drier  dan mengamati

     pengaruh suhu pemanas pada proses pengeringan. Pada percobaan ini, variabel

    yang diamati dalam pengaruhnya terhadap proses pengeringan adalah suhu

     pemanas, dengan variasi suhu pemanas level 5 dan level 8 variabel lainnya seperti

    kecepatan udara dan ukuran partikel dibuat tetap. Tujuan dilakukannya variasi suhu

     pemanas adalah untuk menentukan suhu pemanas yang paling optimum untuk

     proses pengeringan partikel.

    5.2.2 Analisis Pengolahan Data dan Grafik

    Hubungan Kandungan Air terhadap Waktu Penger ingan

    Berdasarkan data yang diperoleh dan yang sudah diplot ke dalam Grafik 1,

    dapat dilihat bahwa untuk setiap level suhu pemanas, kandungan air dalam tray

     pasir akan semakin berkurang seiring lamanya waktu. Hal ini disebabkan karena

    terjadinya perpindahan massa dari air dalam pasir ke aliran udara melalui proses

     penguapan. Perpindahan massa ini dapat terjadi karena adanya perpindahan energi

     panas dari udara pemanas ke pasir, sehingga menyebabkan penguapan air menjadi

    udara.

    Dalam percobaan variasi suhu pemanas, data menunjukkan bahwa suhu

    level 8 lebih baik dalam mengurangi kandungan air dalam pasir, ditunjukkandengan kandungan air yang terus menurun seiring waktu. Lain halnya dengan suhu

     pemanas level 5, suhu level 5 hanya mampu untuk mengurangi kandungan air pada

    menit 3, 6, dan 9. Setelah lewat dari 9 menit, kandungan air dalam pasir tidak

    mengalami penurunan lagi, ditunjukkan dengan stagnasi pada Grafik 1. Tidak

     berkurangnya kandungan air pada menit ke 12 dan 15 dengan suhu pemanas level

    5 dapat disebabkan karena suhu pasir dan suhu udara pemanas sudah seragam,

    sehingga tidak memungkinkan terjadinya perpindahan panas lagi. Sehingga dapat

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    44/46

    41

    disimpulkan bahwa semakin besar suhu udara yang diberikan, waktu pengeringan

    akan semakin cepat. Hal ini sesuai dengan teori Kurva Pengeringan pada Bab II.

    Hubungan Laju Penger ingan terhadap Kandungan A ir

    Dari Grafik Kandungan Air vs Laju Pengeringan, dapat dilihat bahwa laju

     pengeringan akan berkurang seiring berkurangnya kandungan air dalam pasir. Dari

    grafik tersebut juga dapat terlihat bahwa suhu pemanas level 8 memberikan laju

     pengeringan yang lebih baik dari pada suhu pemanas level 5. Pada suhu pemanas

    level 5, proses pengeringan berhenti pada menit ke 12 dan 15, ditandai dengan besar

    laju pengeringan 0 g H2O/menit.cm2, padahal kandungan air dalam pasir belum

    sepenuhnya hilang. Hal ini dapat terjadi karena pada menit ke 12 dan 15 sudah

    terjadi kesetimbangan antara uap air yang dikandung oleh pasir dengan medium

    udara, ditandai dengan laju pengeringan menjadi nol.

    Pada suhu udara pemanas level 8, terjadi pengurangan kandungan air secara

    terus menerus seiring waktu pengamatan, sehingga akhirnya kandungan air dalam

     pasir sudah tidak ada lagi. Hal ini menunjukkan proses pengeringan berlangsung

    dengan baik, dan suhu level 8 lebih baik dalam melakukan pengeringan

    dibandingkan suhu level 5.

    Hubungan Laju Penguapan terhadap Kandungan Ai r

    Pada Grafik Laju Penguapan vs Kandungan Air terlihat bahwa suhu level 8

    memberikan pengeringan yang lebih besar dari suhu level 5. Semakin besar suhu

    yang diberikan, maka laju penguapan akan semakin cepat. Suhu yang besar

    membawa kalor yang besar pula, sehingga laju penguapan menjadi lebih besar

    karena kandungan air yang teruapkan akan lebih banyak. Saat suhu udara

    meningkat, kelembaban relative akan berkurang, dan hal ini adalah driving forcedari proses penguapan air. Penguapan yang terjadi pada permukaan pasir

    dikendalikan oleh peristiwa difusi uap dari permukaan pasir ke lingkundan melalui

    lapisan film tipis udara. Proses difusi dapat terjadi karena kandungan air pada pasir

     berada di bawah titik jenuh atmosferik dan pasir dengan air di dalam sistem berifat

    mutually soluble, sehingga dapat terpisah.

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    45/46

    42

    BAB 6

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:

    1.  Partikel dengan ukuran lebih kecil membutuhkan waktu pengeringan lebih

    sebentar. Semakin besar ukuran partikel, laju pengeringannya semakin

    cepat mencapai batas pengeringan. Pada perhitungan, partikel ukuran 0,5

    mm memang memiliki laju pengeringan yang lebih besar dibandingkan

    dengan 0,3 mm, namun perbedaannya tidak begitu kentara, sehingga bisa

    dikatakan laju pengeringan pada partikel 0,3 mm dan 0,5 mm perobaan ini

    relatif sama.

    2.  Pengaruh perubahan laju alir menghasilkan kenaikan laju pengeringan.

    Semakin besar laju alir maka semakin besar laju pengeringan. Pada hasil

     percobaan didapatkan laju pengeringan terbesar pada skala laju alir level 8.

    Hal ini disebabkan oleh terjadinya kontak yang lebih baik pada laju alir yang

    lebih besar dan juga besar kalor yang terpindahkan semakin besar karena

    gesekan yang terjadi pada kecepatan fluida yang besar.

    3. 

    Pengaruh perubahan temperatur udara pengering menghasilkan kenaikan

    laju pengeringan. Semakin tinggi temperatur udara pengering akan

    menghasilkan laju pengeringan yang semakin besar. Pada percobaan, Suhu

    udara level 8 memberikan hasil pengeringan yang lebih baik dibandingkan

    suhu udara level 5.

  • 8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Makalah Modul Tray Drying

    46/46

    DAFTAR PUSTAKA

    Tindaon, Westryan. "Teknik Kimia: Pengeringan". Westryantindaon.blogspot.

    co.id . N.p., 2013. Web. 12 Apr. 2016.

    Dwiyanti, Kristina, and Nia Maulia.  PENGARUH UKURAN PARTIKEL

    TERHADAP LAJU PENGERINGAN PUPUK ZA DI DALAM TRAY DRYER. 1st

    ed. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, 2016. Web. 12

    Apr. 2016.

    Tim Penulis.  Modul Praktikum Unit Operasi Biproses II . Departemen Teknik

    Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.

    Geankoplis, J. 1983.  Mass Transfer Operation 2nd Edition. Tokyo: Allyn and

    Bacon Inc.