laporan praktikum elektrolisis larutan elektrolit
TRANSCRIPT
Laporan Praktikum Elektrolisis Larutan Elektrolit
bert7
Tujuan Percobaan:
Mengetahui secara mendetail tentang elektrolisis larutan-larutan elektrolit yang diamati, serta
mengamati peristiwa dan perubahan yang terjadi didalamnya. Selain itu, percobaan ini juga
bertujuan untuk mengetahui kegunaan indicator fenolftalin dalam suatu larutan.
Landasan Teori:
Sel elektroilisis merupakan kebalikan dari sel volta. Dalam sel elektrolisis,listrik digunakan
untuk melangsungkan reaksi redoks tak spontan. Sel elektrolisis terdiri dari sebuah electrode,
elektrolit, dan sumber arus searah. Electron memasuki sel elektrolisis melalui kutup negative
(katoda). Spesi tertentu dalam larutan menyerap electron dari katoda dan mengalami reduksi.
Sedangkan spesi lain melepaskan electron di anoda dan mengalami oksidasi.
Reaksi elektrolisis terdiri dari reaksi katoda, yaitu reduksi, dan reaksi anoda, yaitu oksidasi.
Spesi yang terlibat dalam reaksi katoda dan anoda bergantung pada potensial elektroda dari spesi
tersebut. Ketentuannya sebagai berikut:
1. Spesi yang mengalami reduksi dikatoda adalah spesi yang potensial reduksinya terbesar.
2. Spesi yang mengalami oksidasi dianoda adalah spesi yang potensial oksidasinya terbesar.
Sel elektrolisis terbagi menjadi dua yaitu,
a. Elektrolisis larutan elektrolit
b. Elektrolisis larutan non elektrolit
Elektroda dalam sel elektrolisis terbagi menjadi dua, yatu:
a. Elektroda inert/tidak aktif (elektroda karbon, platina, dan emas)
b. Elektroda tidak inert/aktif.
Alat dan Bahan
Alat::
NO Nama Alat Jumlah
1 Tabung U 1 buah
2 Baterai Kering 4 buah
3 Elektroda Karbon 2 buah
4 Kabel 50 cm
5 Gelas Kimia 2 buah
6 Pipet Tetes 1 buah
7 Spatula 1 buah
8 Selotip secukupnya
Bahan::
NO Nama Bahan Jumlah
1 Larutan CuSO4 10 ml
2 Larutan AgNO3 10 ml
3 Larutan NaCl 10 ml
4 Larutan MnSO4 10 ml
5 Larutan KOH 10 ml
Hasil pengamatan:
CuSO4
Cu menempel pada elektoda.
Muncul gas pada bagian elektoda
Timbul gelembung-gelembung kecil.
Muncul gas pada bagian elektroda.
NaCl
Muncul banyak gelembung-gelembung kecil disekitar elektroda.
Larutan berubah mmenjadi warna merah muda.
Muncul gelembung-gelembung kecil, tetapi tidak sebanyak jika dibandingkan dengan katoda.
Warna larutan tidak berubah.
MnSO4
Muncul gelembung-gelembung kecil pada elektroda.
Tidak terjadi perubahan warna pada larutan. ? Muncul sedikit gelembung pada elektroda.
Tidak terjadi perubahan warna pada larutan.
AgNO3
Ag menempel pada elektroda, dan membuat warna elektoda menjadi perak,proses ini disebut
sebagai elektroplating.
Warna larutan tidak berubah.
Muncul gelembung-gelembung kecil disekitar elektroda.
Warna larutan berubah menjadi marah muda.
KOH
Saat dimasukkan fenolftalein, warna larutan berubah menjadi merah muda.
Timbul gelembung-gelembung disekitar elektroda.
Timbul gelembung-gelembung dengan cepat dibanding yang terjadi pada katoda.
Pembahasan:
a. CuSO4 Cu2+ + SO2-
Katode: Cu2+ + 2e Cu
Anode: 2H2O O2+4H++4e
2Cu2++2H2O 2Cu+O2+4H+
Pada saat larutan diatas ditambahkan 10 tetes fenolftalin, kemudian elektroda diletakkan didalam
larutan,dan dibagian katoda dilapaisi oleh zat Cu kemudian disusul adanya gas. Begitu juga
dibagian anoda, muncul gelembung-gelembung dan gas. Hal ini membuktikan bahwa telah
terjadi elektrolisis dalam larutan tersebut.
b. NaCl Na2+ + 2Cl-
Katode: 2H2O+2e H2+2OH-
Anode: 2Cl- Cl2+2e
2H2O+2Cl- H2+2OH-+Cl2
Pada saat larutan diatas ditambahkan 10 tetes fenolftalin, kemudian elektroda diletakkan didalam
larutan,dan dibagian katoda muncul gelembung-gelembung disekitar elektroda dan disusul
terjadinya perubahan warna larutan menjadi merah muda, hal ini disebabkan oleh 2OH- yang
dihasilkan pada katode . Dan dibagian anoda, muncul gelembung-gelembung kecil tetapi tidak
terjadi perubahan warna karena dibagian anode tidak menghasilkan 2OH-.
c. MnSO4 Mn2+ + SO42-
Katode: 2H2O+2e H2+2OH-
Anode: 2H2O O2+4H++4e
6H2O H2+4OH-+O2+4H+
Pada saat larutan diatas ditambahkan 10 tetes fenolftalin, kemudian elektroda diletakkan didalam
larutan,dan dibagian katoda muncul gelembung-gelembung kecil disekitar elektroda tetapi tidak
terjadi perubahan warna pada larutan. Begitu juga dibagian anoda, muncul gelembung-
gelembung kecil tetapi tidak sebanyak jika dibanding pada katoda. Namun meskipun demikian,
hal ini membuktikan bahwa telah terjadi elektrolisis dalam larutan tersebut.
d. AgNO3 Ag+ + NO3-
Katode: Ag++e Ag
Anode: 2H2O O2+4H++4e
4Ag++2H2O 4Ag+O2+4H+
Pada saat larutan diatas ditambahkan 10 tetes fenolftalin, kemudian elektroda diletakkan didalam
larutan,dan dibagian katoda Ag menempel pada elektroda dan warna elektroda berubah menjadi
warna perak, hal ini terjadi karena dibagian tersebut telah terjadi penyepuhan(electroplating).
Dan dibagian anoda,hanya muncul gelembung-gelembung kecil. Namun, baik di katoda maupun
di anoda tidak terjadi perubahan warna larutan.
e. KOH K+ + OH-
Katode: 2H2O+2e H2+2OH-
Anode: 2H2O O2+4H++4e
6H2O H2+4OH-+O2+4H+
Pada saat larutan diatas ditambahkan 10 tetes fenolftalin, warna larutan langsung berubah
menjadi merah muda. Hal ini disebabkan karena larutan diatas bersifat basa, . Sebab jika terjadi
perubahan warna larutan menjadi merah jambu itu artinya terjadi peningkatan konsentrasi OH-
karena reaksi elektrolisis. Setelah itu, elektroda diletakkan didalam larutan,dan dibagian katoda
muncul gelembung-gelembung disekitar elektroda tetapi tidak terjadi perubahan warna pada
larutan. Begitu juga dibagian anoda muncul gelembung-gelembung kecil, namun gelembung
tersebut muncul lebiih awal dibanding pada katoda.
? Reaksi elektrolisis yang terjadi:
a. CuSO4 Cu2+ + SO2-
Katode: Cu2+ + 2e Cu
Anode: 2H2O O2+4H++4e
2Cu2++2H2O 2Cu+O2+4H+
b. NaCl Na2+ + 2Cl-
Katode: 2H2O+2e H2+2OH-
Anode: 2Cl- Cl2+2e
2H2O+2Cl- H2+2OH-+Cl2
c. MnSO4 Mn2+ + SO42-
Katode: 2H2O+2e H2+2OH-
Anode: 2H2O O2+4H++4e
6H2O H2+4OH-+O2+4H+
d. AgNO3 Ag+ + NO3-
Katode: Ag++e Ag
Anode: 2H2O O2+4H++4e
4Ag++2H2O 4Ag+O2+4H+
e. KOH K+ + OH-
Katode: 2H2O+2e H2+2OH-
Anode: 2H2O O2+4H++4e
6H2O H2+4OH-+O2+4H+
keterangan: ++ artinya tanda panah
Peranan dari penambahan indicator fenolftalin adalah untuk membuktikan apakah suatu larutan
bersifat basa atau tidak. Hal ini ditunjukkan dari perubahan warna larutan setelah diteteskan
indicator fenolftalin. Jika terjadi perubahan warna pada larutan, setelah indicator diteteskan
berarti lautan tersebut bersifat basa.
Kesimpulan:
Reaksi elektrolisis terdiri dari reaksi katoda (reduksi) dan reaksi anoda (oksidasi).Selain itu, sel
elektrolisis terbagi menjadi dua yaitu, elektrolisis larutan elektrolit dan elektrolisis leburan
elektrolisis.
Peranan dari penambahan indicator fenolftalin adalah untuk membuktikan suatu larutan bersifat
basa atau tidak. Hal ini ditunjukkan dari perubahan warna larutan setelah diteteskan indicator
fenolftalin. Jika terjadi perubahan warna pada larutan, setelah indicator diteteskan berarti lautan
tersebut bersifat basa. Sebab jika terjadi perubahan warna larutan menjadi merah jambu itu
artinya terjadi peningkatan konsentrasi OH- karena reaksi elektrolisis.
MENGAMATI PROSES PENYEPUHAN
I. TUJUAN
Mengamati peristiwa penyepuhan (electroplating) pada tembaga
II. LAPORAN
a. Teori Dasar
Banyak benda-benda logam disekitar kita telah mengalami penyepuhan sehingga kelihatan indah
dan menarik. Penyepuhan adalah suatu proses pelapisan permukaan logam dengan logam lain,
misalnya suatu logam yang disepuh dengan nikel,krom,perak,emas, atau tembaga.
Penyepuhan logam dapat dilakukan dengan cara elektrolisis.
b. Alat Dan Bahan
1.Gelas kimia 100 mL
2.Tembaga
3.Paku besi 2 buah
4.Baterai
5.Kabel
6.Plester
7.Larutan CuSO4
c. Cara Kerja
Mengisi gelas kimia dengan 60 mL larutan CuSO4
Menghubungkan paku dengan kutub (-) pada baterai dengan plester, dan tembaga dengan kutub
(+) baterai
Memasukkan paku dan tembaga tersebut kedalam larutan CuSO4 selama 10 menit
Mengganti paku pertama dengan paku kedua lalu memasukkannya kembali ke dalam larutan
CuSO4 selama 5 menit.
d. Hasil Pengamatan
No
Keadaan Tembaga (anode)
Keadaan Paku (Katode)
1
Warna kuning emas
Warna millennium
2
Tidak ada perubahan/tetap
Berwarna hitam (mengendap)
3
Tidak ada perubahan/tetap
Berwarna agak hitam
e. Analisis Data
Berdasarkan hasil pengematan tadi diketahui bahwa lamanya atau waktu mempengaruhi pada
proses penyepuhan. Hal ini ditunjukkan pada proses penyepuhan dengan waktu 10 detik lebih
tebal daripada yang 5 detik.
1. Bagaimana persamaan eloktrolisis penyepuhan besi dengan tembaga
2. Bila proses penyepuhan dilakukan selama 5 menit dengan arus sebesar 4 ampere. Hitung erat
logam yang melapisi paku!
3. Buat ketentuan tentang proses penyepuhan suatu benda.
a. Logam penyepuh dipakai sebagai apa ….
b. Benda yang akan disepuh dipakai sebagai apa ….
c. Larutan penyepuh dipakai sebagai ….
4. Agar terlihat mewah, beberapa peralatan rumah tangga dilapisi perak. Misalnya sendok akan.
Rancang proses penyepuhan sendok yang terbuat dari besi (baja) dengan perak. Sebutkan bahan
dan alat yang digunakan, serta tulis reaksi elektrolisisnya.
f. Jawaban Pertanyaan
1. Persamaan elektrolisis penyepuhan besi dengan tembaga adalah
Katode (Fe) : Cu + + e- Cu
Anode (Cu) : Cu Cu + + e-
Cu (Katode)Cu (Anode)
Ket :
Katodenya Fe dan anodenya Cu, karena dalam reaksi elektrolisis larutan CuSO4, maka Fe tidak
berpengaruh.
2. Dik : t = 5 menit = 300 sekon
i = 4 Ampere
eCu = Ar Cu / 2
= 63,5 / 2
= 31,75
Cu2+ + SO4CuSO4
Dit : WCu = ……?
Jawab :
WCu = e x i x t / 96500
= 31,75 x 4 x 300 / 96500
= 0, 39 gram
3. a. Logam penyepuh dipakai sebagai anode
b. Benda yang akan disepuh disebut sebagai katode
c. Larutan penyepuh dipakai sebagai larutan elektrolit
4.
Penyepuhan
Tujuan : Menyepuh sendok
Alat dan Bahan : - Sendok
- Perak
- Larutan elektrolit Ag(CN)2-
- Sumber listrik (baterai)
- Gelas kimia
- Kabel dan Plester
Cara Kerja :
Mengisi gelas kimia dengan larutan Ag(CN)2-
Merangkai baterai dengan sendok
Mencelupkan sendok dan perak ke dalam larutan
Menunggu sampai sendok terlapisi oleh perak (terlihat mengkilap)
Kesimpulan
Katode (Fe) : AgAg+ + e-
Anode (Ag) : Ag+ + e-Ag
Ion Ag+ dalam larutan tereduksi di katode dan mengendap sebagai Ag pada sendok. Di
anode, electrode Ag teroksidasi untuk terus memasok ion Ag+ dalam larutan.
KESIMPULAN
Penyepuhan adalah pelapisan dengan logam menggunakan sel elektrolisis untuk memperindah
penampilan dan pencegahan korosi. Benda yang akan disepuh dijadikan katode (Fe) dan logam
penyepuh sebagai anode (Cu), (Ag). Larutan elektrolit yang digunakan adalah larutan elektrolit
dari penyepuh seperti pada penyepuhan tembaga adalah CuSO4 dan pada penyepuh perak adalah
Ag(CN)2-. Dan lamanya proses penyepuhan mempengaruhi ketebalan lapisan logam penyepuh
pada logam yang disepuh.
1) penyepuhan (elektroplating) adalah pelapisan logam menggunakan sel elektrolisis untuk
memperindah penampilan dan mencegah korosi. Benda yang akan disepuh dijadikan katoda, dan
logam penyepuh sebagai anoda. Larutan elektrolit yang digunakan adalah larutan elektrolit dari
logam penyepuh. Ketebalan lapisan logam sekitar 0,03-0,05 mm.
1) penyepuhan
No. Alat/bahan Jumlah
1. Batu baterai 2
2. Gelas Ukur 1
3. Pipet tetes 1
4. Amplas 1
5. Larutan CuSO4.5H2O 50 ml
6. Paku besi 1
7. Kawat Cu 1
1) Penyepuhan
a) kami mengamplas paku hingga karatnya menghilang
b) kami menghubungkan paku dengan katoda (-) dan kawa Cu dengan anoda (+)
c) kami memasukkan Fe dan kawat Cu ke dalam gelas ukur yang telah kami isi dengan larutan
CuSo4.5H2O
d) dan kami melangamati apa saja yang berubah dari paku dan kawat Cu tersebut.
1. Bagaimana proses penyepuhan besi/tembaga dapat terjadi?
Jawab :
Ketika ion Cu2+ dalam larutan tereduksi dikatode dan mengendap sebagai Cu pada Fe (besi)
dianode elektrode Cu teroksidasi untuk terus memasok ion Cu2+ dalam larutan.
Tujuan
Mengamati elektrolisis pada larutan KI
Dasar teori
Proses elektrolisis yaitu proses penguraian suatu leburan senyawa atau larutannya oleh listrik
arus searah. Tempat dimana elektrolisis berlangsung disebut sel elektrolisis. Sel itu
terdiri atas leburan / larutan elektrolit yaitu zat yang dapat menghantar listrik dan dua elektroda
yang dihubungkan dengan sumber arus listrik seperti battery ataupower supply. Jika arus listrik
dialirkan akan terjadi reaksi kimia pada eketroda-elektrodanya. Dalam hal ini ion-ion positif
berpindah ke arah elektroda negatif yang dibingkan dengan kutub negatif sumber arus dan ion-
ion negatif bergerak ke arah elektroda positif yang dihubungkan dengan kutub positif sumber
arus.
Hipotesis
Diduga bahwa larutan pada katoda dan anoda pada larutan KI yang sudah dialiri aliran listrik
apabila ditetesi oleh indicator PP dan amilum akan berubah warna.
Alat dan Bahan
• Pipa U
• Elektroda karbon
• Arus listrik DC
• Kabel
• Tabung reaksi
• Pipet tetes
• Larutan KI
• Larutan amilum
• Indicator PP
Cara Kerja
1. Mengisi pipa U dengan larutan KI sampai hampir penuh.
2. Merangkai alat elektrolisis dan memasang pada pipa U, memastikan antara katoda dan anoda
3. Mengelektrolisis larutan KI selama 5 menit.
4. Memindahkan larutan di katoda ke tabung reaksi sebanyak 10 tetes dan menambahkan
indicator PP sebanyak 10 tetes.
5. Memindahkan larutan di anoda ke tabung reaksi sebanyak 10 tetes dan menambahkan
indicator amilum.
6. Mencatat hasil pengamatan.
Hasil pengamatan
Larutan di katoda + indicator PP berwarna pink
Larutan di anoda + indicator amilum berwarna ungu kehitaman
Simpulan
Kat : 2H2O + 2e‾ → 2OH‾ + H2
An : 2I‾ → I2 + 2e‾
2H2O + 2I‾ → 2OH‾ + H2 + I2
Pada larutan katoda menghasilkan gas H2 yang apabila ditetesi dengan indicator PP akan
berubah warna menjadi warna pink. Pada larutan anoda menghasilkan gas I2 yang apabila
ditetesi indicator amilum akan berubah warna menjadi warna ungu kehitaman.
PENYEPUHAN
Tujuan
Mengamati proses penyepuhan
Dasar teori
Penyepuhan adalah reaksi elektrolisis sesuai namanya yang sering juga disebut elektroplating.
Yang mana logam pelapis yang mengalami oksidasi akan melepaskan ion yang akan menuju ke
katoda yang akan menyebabkan endapan dan akan melapisi logam tersebut. Logam yang akan
disepuh dijadikan katode dan logam penyepuhnya sebagai anode. Tujuan dari penyepuhan adalah
untuk melindungi logam terhadap korosi atau utuk memperbaiki penampilan.
Hipotesis
Diduga bahwa jika tembaga (Cu) terus – menerus larut dan mengendap pada paku payung
tembaga (Cu) pula, maka pada paku akan terjadi pengendapan tembaga.
Alat dan Bahan
• Gelas kimia
• Elektroda tembaga
• Arus listrik DC
• Kabel
• Paku payung
• Penunjuk waktu
• Larutan CuSO4
Cara Kerja
1. Menimbang paku payung.
2. Mengisi gelas kimia dengan larutan CuSO4 hingga hampir penuh.
3. Merangkai alat proses penyepuhan dan memasang pada gelas kimia, lalu meletakkan paku
payung pada katoda dan elektroda tembaga pada anoda.
4. Mengelektrolisis larutan CuSO4 selama 5 menit.
5. Menimbang kembali paku payung.
6. Mencatat hasil pengamatan.
Hasil Pengamatan
Berat paku mula – mula : 5,7 gram
Berat paku setelah disepuh : 5,9 gram
Waktu elektrolisis : 5 menit
Arus listrik : 5 ampere
Simpulan
Kat : Cu2+ + 2e‾ → Cu
An : Cu → Cu2+ + 2e‾
Cu2+ + Cu → Cu + Cu2+
Pada katoda terjadi pengendapan tembaga, dan pada anoda tembaga terus – menerus larut.
SEL ELEKTROLISIS
TUJUAN : Mempelajari proses reaksi elektrolisis
DASAR TEORI :
Seorang ahli dari inggris bernama Michael Faradaymengalirkan arus listrik ke dalam larutan
elektrolit dan ternyata terjadi suatu reaksi kimia. Proses penggunaan arus listrik untuk
menghasilkan reaksi kimia disebut sel elektrolisis. Arus listrik ini bias berasal dari sel volta.
Untuk memahami bagaimana reaksi kimia yang terjadi dalam sel elektrolisis, maka perlu diingat
ketentuan-ketentuan reaksi elektrolisis. Dalam setiap ketentuan reaksi elektrolisis terjadi
persaingan antarspesi (ion atau molekul) untuk mengalami reaksi reduksi atau reaksi oksidasi.
Setiap zat yang mempunyai kemampuan reduksi besar akan mengalami reaksi reduksi dan setiap
zat yang mempunyai kemampuan oksidasi besar akan mengalami reaksi oksidasi. Besar dan
kecilnya kemampuan suatu zat untuk mereduksi atau mengoksidasi dilihat dari potensial standar
(E0).
Sel Elektrolisis Bentuk Lelehan/Cairan/Liquid
Sel bentuk ini hanya berlaku untuk senyawa ionik dengan tidak ada zat
pelarut (tidak ada H2O). Hanya ada kation dan anion.
Katode : Kation langsung direduksi (X+(aq) + e–→ X(s))
Anode : Anion langsung dioksidasi (Y(s) → Y+(aq) + e–).
Kation golongan utama atau golongan transisi langsung direduksi.
Sel Bentuk Larutan dengan Elektrode Tidak Bereaksi (Inert/Tidak Aktif)
Dalam sel bentuk ini tidak ada pengaruh elektrode, hanya di samping kation dan anion
diperhitungkan juga adanya zat pelarut (adanya air). Elektrode yang digunakan adalah platina
(Pt) dan karbon (C).
1. Ketentuan di Katode
Di katode terjadi reaksi reduksi, untuk ini terjadi persaingan antara kation
atau air. Untuk kation yang mempunyai potensial reduksi lebih besar dibanding air, berarti kation
tersebut direduksi. Sedangkan jika potensial reduksi kation lebih kecil dibanding air, maka H2O
yang berhak direduksi. Untuk itu kita harus mengetahui posisi H2O dalam deret volta. Posisi
H2O dalam deret volta terdapat di antara Mn dan Zn. Ternyata kebanyakan logam yang berada di
sebelah kiri H2O adalah logam-logam golongan utama (golongan A), kecuali logam Mn.
Sedangkan logam yang berada di sebelah kanan H2O adalah logam-logam golongan transisi
(golongan B), kecuali H.
Secara sederhana:
Katode: Kation → Golongan utama, yang direduksi H2O.
2 H2O(l) + 2 e– → 2 OH–(aq) + H2(g)
Golongan transisi, yang direduksi kation tersebut.
Misal: Fe3+(aq) + 3 e– → Fe(s)
2. Ketentuan di Anode
Di anode terjadi reaksi oksidasi, untuk ini terjadi persaingan antara anion dan air. Idealnya untuk
anion dengan potensial reduksi kecil atau dengan potensial oksidasi besar, maka anion tersebut
dioksidasi. Sedangkan untuk anion dengan potensial reduksi besar atau potensial oksidasi kecil,
maka H2O yang dioksidasi. Hanya saja kebanyakan urutan potensial reduksi yang mudah untuk
diingat adalah kation bukan anion. Untuk memudahkan mengingat, kita lihat ada 2 golongan
anion, yaitu anion yang mengandung O, seperti SO4, NO3,maka yang dioksidasi adalah H2O. Ini
disebabkan karena anion tersebut sukar dioksidasi Berarti anion ini sudah maksimum mengikat
atom O sehingga tidak bisa lagi dioksidasi. Sedangkan anion yang tidak mengandung O, seperti
Cl–, Br–, I–, dan OH– maka yang dioksidasi adalah anion tersebut.
Secara sederhana:
Anode: anion → Yang mengandung O (SO42–, NO3–) yang dioksidasi H2O.
H2O(l) → 4 H+(aq) + 4 e–+ O2(g)
Yang tidak mengandung O (Cl–, Br–, I–, H–) yang dioksidasi
anionnya.
Contoh: 2 Cl–(aq) → Cl2(aq) + 2 e–
Sel Bentuk Larutan dengan Elektrode Bereaksi (Elektrode Aktif)
Elektrode yang bereaksi adalah elektrode bukan platina atau bukan karbon. Termasuk elektrode
ini adalah tembaga (Cu), perak (Ag), nikel (Ni), besi (Fe), dan lainnya. Elektrode kebanyakan
adalah logam, dengan demikian electrode mempengaruhi pada reaksi oksidasi di anode. Jadi
elektrode yang bereaksi hanya di anode. Sedangkan di katode, elektrode tidak akan bereaksi.
Ketentuan sel ini:
Katode : Seperti ketentuan kation pada larutan dengan elektrode tidak bereaksi.
Anode : Dioksidasi elektrode tersebut, apapun anionnya tidak diperhatikan.
BAHAN DAN ALAT :
Pipa U
Elektroda karbon
Phenolftalein
Larutan NaCl 1M
Larutan KI 1M
Larutan Amilum
Statif + penjepit buaya
Kabel
Aki
Pipet tetes
CARA KERJA :
1. Masukkan larutan KI ke dalam pipa U
2. Pasang elektroda karbon sehingga tercelup dalam larutan
3. Tambahkan 2 tetes phenolftalein dan 2 tetes larutan amilum kedalam larutan pada pipa U
4. Ulangi langkah 1 sampai dengan 4 dengan mengganti larutan KI dengan larutan NaCl
HASIL PENGAMATAN :
Bahan
Pengamatan
Selama Elektrolisis Setelah Elektrolisis
Katoda Anoda Katoda Anoda
Larutan KI
1M
Tidak berwarna
(bening), ada
gelembung
Terjadi perubahan
warna menjadi
kuning
kecoklatan, ada
gelembung
Ditetesi fenolftalein
, berubah warna
menjadi Ungu
Ditetesi amilum,
berubah warna
menjadi biru
kehitaman (biru tua)
Larutan
NaCl 1M
Ditetesi
fenolftalein
warnanya
menjadi unggu,
Ada gelembung
Tidak berwarna
(bening), Ada
gelembung
Warnanya unggu Tidak berwarna
(bening)
Pertanyaan :
1. Tuliskan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada elektrolisis terhadap larutan KI 1M
dan NaCl 1M!
2. Uraikan penjelasan Anda mengenai penggunaan phenolftalein dan larutan amilum pada
percobaan tersebut!
3. Apakah hasil yang diperoleh akan sama bila elektroda karbon diganti dengan logam Fe atau
Cu sebagai elektrodanya, jelaskan pendapat anda!
Jawaban :
1. Reaksi yang terjadi pada elektrolisis terhadap larutan KI 1M
KI → K+ + I-
Katoda : 2H2O(l) + 2e- → 2OH-(aq) + H2(g)
Anoda : 2I-(aq) → I2(g) + 2e-
Reaksi : 2H2O(l) + 2I-(aq) → 2OH-(aq) + H2(g)+
I2(g)
Reaksi yang terjadi pada elektrolisis terhadap larutan NaCl 1M
NaCl → Na+ + Cl-
Katoda : 2H2O(l) + 2e- → 2OH-(aq) + H2(g)
Anoda : 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-
Reaksi : 2H2O(l) + 2Cl-(aq) → 2OH-(aq) +
Cl2(g) + H2(g)
2. dengan adanya 2OH- pada katoda, Kegunaan Fenolftalein (PP) yaitu untuk membuktikan
larutan bersifat basa, fenolftalein memiliki rentang pH 8,00 - 10,0. Dengan adanya I2 pada
anoda dapat diuji dengan amilum.
3. Hasil yang diperoleh tidak akan sama bila elektroda karbon diganti dengan logam Fe atau
Cu sebagai elektrodanya. Hal ini terjadi karena elektroda karbon digolongkan sebagai elektroda
inert (sukar bereaksi), Sedangkan elektoda Fe atau Cu merupakan elektroda yang aktif bereaksi.
PEMBAHASAN :
Pada larutan KI pada katodanya, kalium memiliki nilai potensial reduksi standar lebih
negatif dibanding air, maka air-lah yang mengalami reduksi. Sehingga terbentuk 2H2O(l) +
2e- → 2OH-(aq) + H2(g) pada katoda. Adanya H2menandakan pada katoda terdapat gelembung
gas dan ion hidroksida (2OH-) menandakan larutan disekitar katoda akan memiliki pH > 7
(Basa). Apabilakita meneteskan Fenolftalein (PP) yang memiliki rentang pH 8,00 - 10,0, akan
terbentuk suatu larutan berwarna ungu karena PP bereaksi dengan ion hidroksida membentuk
suatu kompleks senyawa yang berwarna ungu. Pada anoda dihasilkan 2I-(aq) → I2(g) + 2e-,
adanya I2 dapat diuji dengan meneteskan amilum sehingga pada anoda yang tadinya berwarna
kuning kecoklatan berubah menjadi biru kehitaman (biru tua).
Pada larutan NaCl dikatodanya yang direduksi adalah air karena natrium memiliki nilai
potensial standar yang lebih negatif daripada air. Jika pada katoda ditetesi fenolftalein,
larutannya akan berwarna unggu (hanya dibatas karbon) dan ada gelembung gas H2. pada
anodanya tidak berwarna dan ada gelembung gas Cl2.
KESIMPULAN
Pada sel elektrolisis, katode yaitu tempat terjadinya reduksi dan bermuatan (-) dan anode
yaitu tempat terjadinya oksidasi dan bermuatan (+).
Pada elektolisis larutan KI, di anode dihasilkan gas I2dan pada katode dihasilkan gas H2.
Pada elektrolisis larutan NaCl, di anode dihasilkan gas Cl2 dan pada katode dihasilkan
gas H2
Terdapatnya ion Hidroksida di katoda pada elektrolisis larutan KI dan larutan NaCl
menunjukan bahwa larutan di sekitar katoda akan memiliki pH > 7 (Basa)
Di anoda, apabila elektroda yang digunakan merupakan elektroda inert (Pt,Au,C), maka
elektroda tersebut tidak akan ikut bereaksi, sedangkan elektroda yang tidak inert akan bereaksi
seperti Fe dan Cu.
Reaksi di katoda bergantung pada jenis kation dalam larutan. Jika kation berasal dari
logam-logam aktif (logam golongan IA, IIA, seperti K dan Na) yaitu logam yang potensial
standar reduksinya lebih kecil (lebih negatif daripada air) maka air yang tereduksi.
DAFTAR PUSTAKA
Harmanto,Ari. 2009.BSE kimia 3 untuk SMA/MA Kelas XII.Jakarta:Pusat perbukuan
departement pendidikan nasional
Purba,Michael. 2007.Kimia untuk SMA kelas XII.Jakarta:Erlangga
Utami,Budi. 2009.BSE kimia 3 untuk SMA/MA kelas XII ilmu program ilmu
alam. Jakarta: Pusat perbukuan departement pendidikan nasional
Elektrolisis Larutan NaCl
A. Tujuan
Mengamati yang terjadi di katoda dan di anoda pada elektrolisis larutan NaCl.
B. Teori
Sel Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan reaksi redoks yang
diinginkan dan digunakan secara luas di dalam masyarakat kita. Atau juga biasa diartikan energi
yang digunakan untuk menghantarkan reaksi kimia. Contohnya seperti penyepuhan, pemurnian
logam, penyetruman accu/aki. Baterai aki yang dapat diisi ulang merupakan salah satu contoh
aplikasi sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari . Baterai aki yang sedang diisi
kembali (recharge) mengubah energi listrik yang diberikan menjadi produk berupa bahan kimia
yang diinginkan. Air, H2O, dapat diuraikan dengan menggunakan listrik dalam sel elektrolisis.
Proses ini akan mengurai air menjadi unsur-unsur pembentuknya. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :
2 H2O(l) ——> 2 H2(g) + O2(g)
Dalam sel elektrolisis, listrik digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tak spontan. Sel
elektrolisis terdiri dari sebuah elektroda, elektrolit, dan sumber arus searah. Elektron memasuki
sel elektrolisis melelui kutub negatif ( katoda ). Spesi tertentu dalam larutan menyerap elektron
dari katoda dan mengalami reduksi. Sedangkan spesi lain melepas elektron di anoda dan
mengalami oksidasi.
Beberapa pengertian yang terdapat pada sel elektrolisis, sebagai berikut:
1. Anoda ( elektroda negatif ) adalah elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi.
2. Katoda ( elektroda positif ) adalah elektroda tempat terjadinya reaksi reduksi.
3. Kation adalah ion yang kekurangan elektron. Karena Kation bergerak menuju elektroda
negatif dan terjadi reaksi pengikatan elektron atau reaksi reduksi.
4. Anion adalah ion yang kelebihan elektron. Karena Anion bergerak menuju elektroda positif
dan melepaskan elektronnya terjadi reaksi reduksi.
Pada katoda, terjadi suatu persaingan antara air dengan ion Na+. Dan berdasarkan Tabel
Potensial Standar Reduksi, air memiliki E°red yang lebih besar dibandingkan ion Na+. Ini
berarti, air lebih mudah tereduksi dibandingkan ion Na+. Oleh sebab itu, spesi yang bereaksi
di katoda adalah air. Sementara, berdasarkan Tabel Potensial Standar Reduksi, nilai E°red ion
Cl- dan air hampir sama. Oleh karena oksidasi air memerlukan potensial tambahan (overvoltage),
maka oksidasi ion Cl- lebih mudah dibandingkan oksidasi air. Oleh sebab itu, spesi yang
bereaksi di anoda adalah ion Cl-.
Jadi, reaksi yang terjadi pada elektrolisis larutan garam NaCl adalah sebagai berikut :
Katoda (-) : 2 H2O(l) + 2 e- ——> H2(g) + 2 OH-(aq)……………….. (1)
Anoda (+) : 2 Cl-(aq ——> Cl2(g) + 2 e-………………..…...(2)
Reaksi sel : 2 H2O(l) + 2 Cl-(aq) ——> H2(g) + Cl2(g) + 2 OH-(aq) ….. [(1) +
(2)]
Reaksi elektrolisis larutan garam NaCl menghasilkan gelembung gas H2 dan ion OH- (basa) di
katoda serta gelembung gas Cl2 di anoda. Terbentuknya ion OH- pada katoda dapat dibuktikan
dengan perubahan warna larutan dari bening menjadi merah muda setelah diberi sejumlah
indikator fenolftalein (pp).
Bagaimana halnya jika elektrolisis lelehan maupun larutan menggunakan elektroda yang tidak
inert, seperti Ni, Fe, dan Zn ? Ternyata, elektroda yang tidak inert hanya dapat bereaksi dalam
anoda, sehingga produk yang dihasilkan di anoda adalah ion elektroda yang larut (sebab logam
yang tidak inert mudah teroksidasi). Sementara itu, jenis elektroda tidak mempengaruhi produk
yang dihasilkan di katoda. Sebagai contoh, berikut adalah proses elektrolisis larutan garam NaCl
dengan menggunakan elektroda Cu :
Katoda (-) : 2 H2O(l) + 2e- H2(g) + 2 OH-(aq)
Anoda (+) : Cu(s) Cu2+(aq) + 2e-
Reaksi Sel
: Cu(s) + 2 H2O(l) Cu2+(aq) + H2(g) + 2 OH-(aq)
C. Alat dan Bahan
No. Alat dan Bahan Ukuran/Satuan Jumlah/Volume
1. Tabung U 1
2. Kabel/Jepit buaya 4 meter/4 buah
3. Adaptor 6 volt 1
4. Pipet tetes 2
5. Elektroda C 2
6. Larutan Indikator Fenolftalein 3 tetes
7. Larutan NaCl 0,5 M 50 mL
8. Gelas Beker 1
9. Klem 1
D. Prosedur dan Pengamatan Percobaan/Cara Kerja
Pasanglah pipa U di statif dan kedua lubang diberikan elektroda karbon yang sudah dirangkai
dengan kabel yang dihubungkan dengan adaptor.
Lalu masukkan larutan NaCl pada gelas beker, tuangkan ke dalam tabung U.
Kemudian tambahkan 3 tetes indikator fenolftalein ke dalam masing-masing lubang pipa U.
Setelah itu, tutup kedua lubang dengan menggunakan kapas.
Elektrolisis kedua larutan itu sampai terlihat suatu perubahan pada sekitar kedua elektrolida.
E. Hasil percobaan
1. Warna larutan sebelum dielektrolisis adalah bening.
2. Sesuatu dielektrolisis :
a) Perubahan pada ruang katoda
Pada larutan berubah menjadi berwarna merah, akan tetapi setelah lama kelamaan warna agak
memudar atau menghilang secara perlahan dan menghasilkan gelembung terus-menerus.
b) Perubahan pada ruang anoda
Pada larutan tidak terjadi perubahan warna, menghasilkan gelembung, tetapi tidak banyak
seperti yang terjadi pada katoda dan berbau seperti pemutih pakaian.
F. Analisis Data
1. Zat apakah yang terjadi di ruang anoda sebagai hasil elektrolisis?
- Cl2 (klor) karena berbau seperti pemutih pakaian.
2. Ion apakah yang terjadi di ruang katoda setelah elektrolisis?
- Ion OH- (basa) karena OH- bereaksi dengan larutan fenolftalein sehingga berubah menjadi
berwarna merah.
3. Tulis persamaan setengah reaksi yang terjadi di katoda dan anoda?
- Katoda = 2H2O + 2e- 2OH- + H2
Anoda = 2Cl- Cl2 + 2e-
4. Jelaskan hasil elektrolisis?
- Katoda = 2H2O + 2e- 2OH- + H2
Anoda = 2Cl- Cl2 + 2e-
Reaksi sel = 2H2O +
2Cl- 2OH- + H2 + Cl2
5. Tarik kesimpulan dari percobaan tadi?
- Pada percobaan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Larutan NaCl pada katoda adalah larutan menjadi berwarna merah karena OH- bereaksi
dengan larutan fenolftalein , menghasilkan gelembung terus-menerus , dan bersifat basa.
Larutan NaCl pada anoda adalah bersifat basa , larutan menghasilkan Cl2 sehingga tidak
mengalami perubahan warna , berbau seperti pemutih pakaian , menghasilkan gelembung tetapi
tidak sebanyak di larutan NaCl pada katoda.
1. BATERAI KARBON-SENG
Kalau anda memasukkan dua atau lebih baterai dalam senter, artinya andamenghubungkannya
secara seri. Baterai harus diletakkan secara benar sehinggamemungkinkan elektron mengalir
melalui kedua sel. Baterai yang relatif murah ini adalah sel galvani karbon-seng, dan terdapat
beberapa jenis, termasuk standard dan alkaline. Jenis ini sering juga disebut sel kering karena
tidak terdapat larutan elektrolit, yang menggantikannya adalah pasta semi padat.
Pasta mangan(IV) oksida (MnO2) berfungsi sebagai katoda. Amonium klorida (NH4Cl) dan
seng klorida (ZnCl2) berfungsi sebagai elektrolit. Seng pada lapisan luar berfungsi sebagai
anoda.
Reaksi yang terjadi :
anoda : Zn Zn2+ + 2 e-
katoda : 2MnO2 + H2O + 2e- Mn2O3 + 2OH-
Dengan menambahkan kedua setengah reaksi akan membentuk reaksi redoks
utama yang terjadi dalam sel kering karbon-seng.
Zn + 2MnO2 + H2O Zn2+ + Mn2O3 + 2OH-
Baterai ini menghasilkan potensial sel sebesar 1,5 volt. baterai ini bias digunakan untuk
menyalakan peralatan seperti senter, radio, CD player, mainan, jam dan sebagainya.
2. BATERAI ALKALI
Baterai alkali hampir sama dengan bateri karbon-seng. Anoda dan katodanya samadengan baterai
karbon-seng, seng sebagai anoda dan MnO2 sebagai katoda.Perbedaannya terletak pada jenis
elektrolit yang digunakan. Elektrolit pada baterai alkali adalah KOH atau NaOH. Reaksi yang
terjadi adalah:
anoda: Zn + 2 OH- ZnO + H2O + 2e
katoda: 2MnO2 + H2O + 2e-
Mn2O3 + 2OH-
Potensial sel yang dihasilkan baterai alkali 1,54 volt. Arus dan tegangan pada
baterai alkali lebih stabil dibanding baterai karbon-seng.
3. BATERAI NIKEL KADMIUM
Baterai nikel-kadmium merupakan jenis baterai yang dapat diisi ulang seperti aki,baterai HP, dll.
Anoda yang digunakan adalah kadmium, katodanya adalah nikel danelektrolitnya adalah KOH.
Reaksi yang terjadi:
anoda : Cd + 2 OH- Cd(OH)2 + 2e
katoda : NiO(OH) + H2O Ni(OH)2 + OH-
Potensial sel yang dihasilkan sebesar 1,4 volt.
4. BATERAI PERAK OKSIDA
Bentuk baterai ini kecil seperti kancing baju biasa digunakan untuk baterai arloji,kalkulator, dan
alat elektronik lainnya. Anoda yang digunakan adalah seng, katodanya adalah perak oksida dan
elektrolitnya adalah KOH. Reaksi yang terjadi:
anoda : Zn Zn2+ + 2 e-
katoda : Ag2O + H2O + 2e 2Ag + 2 OH-
Potensial sel yang dihasilkan sebesar 1,5 volt.
5. AKI
Jenis baterai yang sering digunakan pada mobil adalah baterai 12 volt timbal-asam yang biasa
dinamakan Aki. Baterai ini memiliki enam sel 2 volt yang dihubungkan seri. Meskipun lebih
besar daripada baterai karbon-seng dan relatif berat, baterai jenis ini tahan lama, menghasilkan
arus yang lebih besar, dan dapat diisi ulang. Ketika anda menyalakan mesin, baterai ini yang
menyediakan listrik untuk menyalakan mobil. Baterai ini juga menyediakan energi untuk
kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh alternator mobil, seperti menghidupkan radio atau
menyalakan lampu jika mesin mati. Menghidupkan lampu atau radio terlalu lama pada
saat mesin mati akan menghabiskan baterai karena mesinlah yang mengisi ulang baterai pada
saat mobil berjalan.
Setiap sel galvani dalam baterai timbal-asam mempunyai dua elektroda-satu terbuat dari
lempeng timbal (IV) oksida (PbO2) dan yang lain logam timbal, seperti dalam Gambar 6. Dalam
tiap sel logam timbal dioksidasi sedangkan timbal(IV) oksida direduksi. Logam timbal dioksidasi
menjadi ion Pb2+ dan melepaskan dua elektron di anoda. Pb dalam timbal (IV) oksida
mendapatkan dua elektron dan membentuk ion Pb2+ di katoda. Ion Pb2+bercampur dengan ion
SO42- dari asam sulfat membentuk timbal (II) sulfat pada tiap-tiap elektroda. Jadi reaksi yang
terjadi ketika baterai timbal-asam digunakan menghasilkantimbal sulfat pada kedua elektroda.
PbO2 + Pb + 2H2SO4 2PbSO4 + 2H2O
Reaksi yang terjadi selama penggunaan baterai timbal-asam bersifat spontan dan tidak
memerlukan input energi. Reaksi sebaliknya, mengisi ulang baterai, tidak spontan karena
membutuhkan input listrik dari mobil. Arus masuk ke baterai dan menyediakan energi bagi
reaksi di mana timbal sulfat dan air diubah menjadi timbal(IV) oksida, logam timbal dan asam
sulfat.
2PbSO4 + 2H2O PbO2 + Pb + 2H2SO4
Asam sulfat bersifat korosif. Anda harus berhati-hati jika bekerja di sekitar bateraimobil, dan
buanglah secara benar jika sudah benar-benar habis. Baterai ini biasanya dapat digunakan dan
diisi ulang berkali-kali.
4. baterai Nikel Kadmium
Baterai nikel-kadmium merupakan jenis baterai yang dapat diisi ulang seperti aki,baterai HP, dll.
Anoda yang digunakan adalah kadmium, katodanya adalah nikel danelektrolitnya adalah KOH.
Reaksi yang terjadi:
anoda : Cd + 2 OH- Cd(OH)2 + 2e
katoda : NiO(OH) + H2O Ni(OH)2 + OH-
Potensial sel yang dihasilkan sebesar 1,4 volt.
5. Baterai alkali
Baterai alkali hampir sama dengan bateri karbon-seng. Anoda dan katodanya samadengan baterai
karbon-seng, seng sebagai anoda dan MnO2 sebagai katoda.Perbedaannya terletak pada jenis
elektrolit yang digunakan. Elektrolit pada bateraialkali adalah KOH atau NaOH. Reaksi yang
terjadi adalah:
anoda: Zn + 2 OH- ZnO + H2O + 2e
katoda: 2MnO2 + H2O + 2e- Mn2O3 + 2OH-
Potensial sel yang dihasilkan baterai alkali 1,54 volt. Arus dan tegangan padabaterai alkali lebih
stabil dibanding baterai karbon-seng.
6. Baterai perak oksida
Bentuk baterai ini kecil seperti kancing baju biasa digunakan untuk baterai arloji,kalkulator, dan
alat elektronik lainnya. Anoda yang digunakan adalah seng,katodanya adalah perak oksida dan
elektrolitnya adalah KOH. Reaksi yang terjadi:
anoda : Zn Zn2+ + 2e-
katoda : Ag2O + H2O + 2e 2Ag + 2OH-
Potensial sel yang dihasilkan sebesar 1,5 volt.
7. AKI
Jenis baterai yang sering digunakan pada mobil adalah baterai 12 volt timbal-asamyang biasa
dinamakan Aki. Baterai ini memiliki enam sel 2 volt yang dihubungkanseri. Logam timbal
dioksidasi menjadi ion Pb2+
dan melepaskan duaelektron di anoda. Pb dalam timbal (IV) oksida mendapatkan dua elektron
danmembentuk ion Pb2+ di katoda. Ion Pb2+ bercampur dengan ion SO42- dari asamsulfat
membentuk timbal (II) sulfat pada tiap-tiap elektroda. Jadi reaksi yang terjadiketika baterai
timbal-asam digunakan menghasilkan timbal sulfat pada keduaelektroda
.PbO2 + Pb + 2H2SO4 2PbSO4 + 2H2O
Reaksi yang terjadi selama penggunaan baterai timbal-asam bersifat spontan dantidak
memerlukan input energi. Reaksi sebaliknya, mengisi ulang baterai, tidakspontan karena
membutuhkan input listrik dari mobil. Arus masuk ke baterai danmenyediakan energi bagi reaksi
di mana timbal sulfat dan air diubah menjaditimbal(IV) oksida, logam timbal dan asam sulfat.
2PbSO4 + 2H2O PbO2 + Pb + 2H2SO4
8. Baterai karbon-seng
Kalau anda memasukkan dua atau lebih baterai dalam senter, artinya andamenghubungkannya
secara seri. Baterai harus diletakkan secara benar sehinggamemungkinkan elektron mengalir
melalui kedua sel. Baterai yang relatif murah iniadalah sel galvani karbon-seng, dan terdapat
beberapa jenis, termasuk standarddan alkaline. Jenis ini sering juga disebut sel kering karena
tidak terdapat larutanelektrolit, yang menggantikannya adalah pasta semi padat.Pasta
mangan(IV) oksida (MnO2) berfungsi sebagai katoda. Amonium klorida(NH4Cl) dan seng
klorida (ZnCl2) berfungsi sebagai elektrolit. Seng pada lapisanluar berfungsi sebagai
anoda.Reaksi yang terjadi :
anoda : Zn Zn2+ + 2e-
katoda : 2MnO2 + H2O + 2e- Mn2O3 + 2OH-
Dengan menambahkan kedua setengah reaksi akan membentuk reaksi redoksutama yang terjadi
dalam sel kering karbon-seng.