laporan praktikum avertebrata phylum annelida
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM AVERTEBRATA
PHYLUM ANNELIDA
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Serlin Nurhidayati 1111016100048
Kintantia Widiya Sari 1111016100049
Muhammad Noorismail 1111016100051
Fitriasari 1111016100057
Nor Hidayati 1111016100067
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
I. Tujuan Praktikum
Untuk mengamati morfologi dan situs vicerum dari hewan yang termasuk
Phylum Annelda yang diwakili oleh cacing tanah
II. Dasar Teori
Hewan ini hermafrodit tetapi tidak pernah mengalami pembuahan sendiri,
hidup di dalam tanah dan menggemburkan tanah. Letak cliteluim pada
Pheretima sp terdapat pada segmen 13-15, sedangkan pada Lumbricus
terestilis terletak pada segmen ke 32-37 bagian tubuh.
Klasifikasi
Phylum : Annelida
Class : Oligochaeta
Ordo : Ophistophora
Familia : Meganscoleci dae
Genus : Pheretima
Species : Pheretima sp
III. Alat dan Bahan
1. Disecting set
2. bak preparat
3. miroskop
4. Jarum pentul.
5. Cacing tanah
6. Cloroform
7. Kapas
8. Loupe
IV. Cara Kerja
1. biuslah cacing tanah meggunakan kloroform.
2. gambarlah morfologi cacing tanah, beri keterangan dan tulis klasifikasinya.
3. tusuklah bagian dorsal, dalam bak bedah yang sudah diberi sedikit air.
4. gunting kulit cacing cecara mid dorsal, mulai dari posterior ke arah anterior
tubuh sampai ke ujung prostomium, kemudian hewan direntangkan dengan
jarum pentul.
5. gambarlah bagian-bagian viseralnya dan beri keterangan secara jelas dan
lengkap.
V. Hasil Pengamatan
Gambar Keterangan
Panjang tubuh = 29 cm
Jumlah segmen = 159
Klitellum terdapat pada
segmen 10
Spermateka terdapat
pada segmen 12
Lubang genetalia
terdapat pada segmen 14
Cacing mengalami
pemutusan diri pada
segmen ke-132 (daerah
sekitar ekor).
Klitellum
1. Prostomium
2. Mulut
3. Vesikula seminalis
4. Faring
5. Jantung lateral
6. Testis
7. Tembolok
8. Ovarium
1. Faring
2. Vesikula
seminalis
3. Ovarium
4. Tembolok
5. Usus
1
2 3
4 8
5
7
5
1
2
5
3
3
4
6
VI. PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini kami memberikan beberapa perlakuan pada
cacing tanah jenis Pheretima spuntuk mengamati keberadaan organ sekresi,
beberapa organ reproduktif, dan beberapa sistem organ lainnya baik pada
bagian eksternal hingga internal. Parapodia yang merupakan alat gerak atau
lokomosi terlihat jelas mengisi bagian tiap-tiap segmen. Meski tidak dapat
melihat, namun cacing ini mampu mendeteksi keadaan gelap dan terang serta
cukup sensitif terhadap stimulus yang datang. Maka dari itu untuk
mempermudah pengamatan kami melakukan tindakan pembiusan dengan
kloroform. Langkah dilakukan mulai dari penghitungan segmen, hingga tahap
pembedahan yang dimulai dari arah posterior (anus) menuju anterior (mulut).
A. Morfologi
Pheretima sp
Umumnya cacing tanah hidup di dalam tanah yang lembab, subur
dan suhunya tidak rendah. Cacing-cacing ini keluar ke permukaan hanya
pada saat tertentu. Pheretima sp merupakan cacing tanah yang bertindak
sebagai sahabat petani karena mampu menggemburkan tanah dan
membantu dalam bidang agrikultur. Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan
silindris berwarna merah keunguan. Cacing tanah yang termasuk jenis
Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung. Genus
Pheretima ditemukan 13 spesies di india Pheretima sp adalah cacing tanah
yang termasuk ke dalam filum annelida, kelas oligochaeta. Pheretima
memiliki 3 lapisan tubuh (triploblastik), yaitu ektoderm, mesoderm dan
endoderm. Tubuhnya simetri bilateral, ia juga binatang berselomata atau
berongga dimana setiap organ mengisi setiap bagian rongga tubuhnya.
Pheretima adalah burrowinganimal dan juga nocturnal. Ia dapat
membedakan terang dan gelap namun masih belum bisa melihat.Alat
penglihatan itu berupa 2 buah bintik mata tampak di bagian kepalanya.
Pheretima hidup di lapisan atas tanah yang kaya akan nutrisi organik.
Keberadaannya dapat dideteksi dengan worm casting. Warna cokelat gelap
di bagian belakang tubuhnya digunakan untuk mengeluarkan porphyrin
yaitu semacam zat atau lapisan yang memproteksi dari radiasi sinar UV.
Banyaknya segmen atau metameri pada Pheretima bervariasi
antara 100-120 bahkan bisa lebih dari itu, seperti halnya spesies yang kami
amati segmennya berkisar antara 150. Segmen pertama disebut sebagai
peristomium dimana merupakan ruas tempat terdapatnya mulut. Bagian
yang tidak terhitung adalah prostomium (kepala) terletak di anterior
sebelum peristomium. Klitellum atau cingulum biasanya ditemukan pada
segmen ke 13-16 seperti jenis yang digunakan dalam praktikum kelompok
kami, penebalan segmen ini didapatkan pada segmen ke 13. Alat genital
betina berada pada bagian depan antara segmen ke 14 dan merupakan
lubang tunggal terletak di tengah tubuh bagian ventral, sementara sepasang
spermiducal atau genital jantan terdapat di bagian ventral segmen ke 18.
Sepasang genital atau papila kopulasi terdapat pada bagian ventral segmen
17 dan 19. Sementara 4 pasang spermateka yang terbuka terdapat di
samping ventrolateral segmental grooves antara 5/7, 6/7, 7/8 dan 8/9.
B. Setae
Setae merupakan organ lokomotorik dari cacing tanah.Beberapa
setae biasa terdapat di kantung setal, di tengah nodulus dan leher di bagian
bawah tubuh. Setae digerakkan oleh otot protractor (sepasang) dan
retractor (satu). Protactor dan retactor dihubungkan ke otot sirkular.Otot
Retractor dekat dengan otot sirkular. Setae menghilang di segmen bagian
paling depan dan belakang. Biasanya setae juga tidak terdapat pada
cingulum cacing tanah yang telah matang. Di Pheretimasppada beberapa
nomor segmen dari setae yang mengelilingi tubuh disebut dengan susunan
perichaetina. Pheretima sp bergerak dengan kontraksi alternasi dan
relaksasi dari otot sirkular dan longitudal.Cairan setae membantu dalam
pergerakan. Pada tempat yang licin seperti kaca, dan lainnya. Cacing tanah
menggunakan mulutnya sebagai penghisap. Tali syaraf berkoordinasi
dengan otot untuk kontraksi saat pergerakan, dalam kasus ini sistem syaraf
cacing tanah masih berupa tangga tali.
Sistem saraf terdiri dari dua tali saraf ventral, yang biasanya
menyatu menjadi struktur tunggal, dan tiga sampai empat pasang saraf
yang lebih kecil berada pada setiap segmen tubuh. Sistem saraf Oligochaeta
terdiri dari:
- Otak (ganglion cerebral).
- Dua lobus di atas faring.
- Dua syaraf penghubung disekitar faring menujuke ganglia sub
paringeal.
- Tali syaraf ventral (sepanjang dasar selom kearah somit anal).
- Beberapa syaraf menuju ke prostomium & daerah mulut.
- Talisyaraf ventral dalam tiap somit mempunyai ganglion membesar &
memberikan 3 pasang syaraf lateral.
- Tiap syaraf lateral membentang setengah somit terdiri dari serabut
sensoris & motoris.
C. Pelindung Tubuh (Dinding Tubuh)
Dinding tubuh tersusun atas kutikula, epidermis, dermis, otot
sirkular, otot longitudinal dan rongga epitelium bagian luar atau lapisan
parietal.Dinding tubuh pheretima disebut dermomuscular. Tubuhnya
tertutupi kutikula yang tersusun atas mukopolisakarida, kolagen dan protein
gelatin. Epidermis adalah lapisan tunggal terdiri dari 4 tipe sel, antara lain :
- Sel kelenjar besar memiliki 2 tipe : sel sekresi mukus dan sel sekresi
albumin. Sel mukus tersebar d beberapa segmen.
- Sel penunjang : berbentuk tiang dan menunjang tubuh. Lebih banyak
dibandingkan sel kelenjar.
- Sel basal : penyusun utama sel tiang dan memiliki kemampuan
totipotensi. Banyak di dalam nukleus.
- Sel reseptor : membantu menerima stimulus eksternal. Sebagai alat
sensorik.
Dermis sering disebut sebagai membran dalam. Otot sirkular luar
pada Pheretima sp dibentuk dari lapisan lanjutan. Sementara itu, otot
longitudinal luar mengumpul bergantian dengan kantung setal. Biasanya
respirasi dilakukan dengan melibatkan epidermis ataupun insang (pada
cacing tabung, misalnya) pada somit tertentu. Insang hanya digunakan saat
berada di tempat tertentu namun sistem respirasi utama pada cacing tanah
adalah kulit (epidermis).
D. Selom
Selom atau lubang periviseral adalah tempat diantara saluran
pencernaan dan dinding tubuh yang berisi cairan. Septum pertama biasanya
terdapat pada segmen ke 4 atau 5. Lengkung septa tidak ada di lengkung 4
segmen pertama dan diantara segmen 9 atau 10. Septa yang terdapat di
segmen 5/6, 6/7, 6/8, 8/9 tebal dan miring, 6 septa bagian depan berbentuk
kerucut dan ujung dari kerucutnya mengarah ke belakang. Cairan selom
seperti skeleton hidrostatis yang meliputi 4 sel yaitu :
- Fagosit : banyak terdapat di selubung membran sebagai pertahanan
dari serangan bakteri.
- Sel kuning: berbentuk kelenjar kuning yang disebut chloragosomes.
Mereka membawa dan menampung makanan juga memiliki fungsi
sebagai organ eksresi.
- Sel sirkular : terbentuk sekitar 10 % pada sel selomata dan memiliki
karakteristik sebagai pertahanan mereka.
- Mukosit : merupakan sel perpanjangan dari sel mukus.
Cairan selom adalah alkali rendah memiiliki PH 7,9. Cairan selom
bergerak menuju lubang dorsal.
E. Sistem Pencernaan dan Peredaran Darah
Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki
sistem peredaran darah tertutup. Pembuluh darah yang melingkari esofagus
berfungsi memompa darah keseluruh tubuh. Lengkung aorta yaitu lima
tabung seperti jantung yang memompa darah kedalam dua tabung utama
sepanjang tubuh. Darah pada Pheretima sp berwarna merah, hal ini
menandakan bahwa ia menggunakan hemoglobin sebagai protein yang
bertindak sebagai pengikat oksigen. Alat eksresi berupa sepasang nefridia
pada setiap segmen dan disebut metanefridia, kecuali pada tiga segmen
pertama dan terakhir. Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang
pertama berupa corong, disebut nefrostom(di bagian anterior) sedangkan
lubang yang kedua disebut nefridiofor.
F. Sistem Reproduksi
Pada dasarnya cacing tanah bersifat hermafrodit tetapi tidak
melakukan pembuahan sendiri melainkan secara silang. Klitellum juga
berfungsi sebagai tempat kopulasiyang berisi semua kelenjar, termasuk
kelenjar kelamin. Klitelum terdiri atas 3 segmen. Di dalam klitelum
terdapat kelenjar yang digunakan untuk membungkus telur menjadi kokon.
Alat reproduksi jantan meliputi testis, vas deferens, vesikula seminalis,
lubang kelamin (tanpa penis) dan dilengkapi dengan kelenjar prostat dan
kelenjar aksesoris. Sementara itu, alat reproduksi betina, dilengkapi dengan
ovarium, oviduk, spermateka dan lubang spermateka (tanpa vagina).
Dari perkawinan sepasang cacing tanah, setelah 7 – 10 hari akan
dihasilkan satu kokon yang berisi telur-telur. Biasanya kokon berbentuk
lonjong dan berukuran sekitar 1/3 besar kepala korek api. Kokon ini
diletakkan di tempat yang lembab dan dalam waktu 14-21 hari kokon akan
menetas. Setiap kokon akan menghasilkan 2-20 ekor, rata-rata 4 ekor.
Diperkirakan 100 ekor cacing dapat menghasilkan 100.000 cacing
dalamwaktu 1 tahun.Cacing tanah mulai dewasa setelah berumur 2-3 bulan
yang ditandai dengan adanya gelang (klitelum) pada tubuh bagian depan.
G. Aktivitas Antimikroba
Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup dengan
bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal evolusi, oleh sebab itu
mereka selalu dapat menghadapi invasi mikroorganisme patogen di
lingkungan mereka. Penelitian yang telah berlangsung selama sekitar 50
tahun menunjukkan bahwa cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan
mekanisme selular. Selain itu telah ditemukan bahwa cairan selom cacing
tanah mengandung lebih dari 40 protein dan beberapa aktivitas biologis,
yaitu sitolitik, proteolitik, antimikroba, hemolitik, hemaglutinating,
tumorolytic, dan kegiatan mitogenik. Cairan dari selom telah diteliti
memiliki sebuah aktivitas antimikroba ter hadap Aeromonashydrophila dan
Bacillusmegaterium yang dikenal sebagai patogen cacing tanah. Setelah itu
diperoleh dua protein, bernama Fetidins, dari cairan selom cacing tanah dan
menegaskan bahwa aktivitas antibakteri ini disebabkan karena fetidin.
Protein cacing tanah memiliki mekanisme antimikroba yang
berbeda dengan mekanisme antibiotik. Antibiotik membunuh
mikrorganisme tanpa merusak jaringan tubuh. Antibiotik membunuh
mikroganisme biasanya dengan dua cara, yaitu dengan menghentikan jalur
metabolik yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang dibutuhkan untuk
mmbantu menyusun dinding sel bakteri. Sedangkan, mekanisme yang
dilakukan oleh protein yang dimiliki oleh cacing tanah adalah dengan
membuat pori di dinding sel bakteri. Hal ini menyebakan sitoplasma sel
bakteri menjadi terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu
aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian.
VII. KESIMPULAN
Pheretima sp memiliki panjang 29 cm dan berwarna cokelat.
Pheretima sp merupakan hewan triploblastik, tubuhnya simetri
bilateral, dan berongga
Alat penglihatan berupa 2 buah bintik mata tampak di bagian
kepalanya
Warna cokelat gelap di bagian belakang tubuhnya digunakan untuk
mengeluarkan porphyrin
Segmennya berkisar antara 150, segmen pertama sebagai
peristomium merupakan ruas tempat terdapatnya mulut.
Penebalan segmen ini didapatkan pada segmen ke 13.
Pheretima sp menggunakan mulutnya sebagai penghisap.
Sistem syaraf cacing tanah masih berupa tangga tali.
Dinding tubuh tersusun atas kutikula, epidermis, dermis, otot
sirkular, otot longitudinal dan rongga epitelium bagian luar atau
lapisan parietal
Sistem respirasi utama pada Pheretima sp adalah kulit
Darah pada Pheretima sp berwarna merah,
Alat eksresi berupa sepasang nefridia, pada setiap segmen dan
disebut metanefridia,
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Bawa, Wayan. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Singaraja : STKIP
Singaraja. 1993.
Budiarti, Asiani. Cacing Tanah. Jakarta : Penebar Swadaya. 1992.
Campbell, N.A. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta: Erlangga.2003.
Kimball, John W. Biologi Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga. 1998.
Sastrodinoto, S. Biologi Umum. Jakarta : Erlangga. 1998.