laporan praktikum absorbsi

29
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 1 ABSORBSI Dosen Pembimbing: Ayu Ratna Permatasari, ST,MT Kelompok / Kelas : 6 / 2A Nama : 1. Muhammad Naufal. S 141411019 2. Oktavia Reni 141411022 3. Suhermina 141411029 Tanggal Praktikum : 03 Desember 2015 Tanggal Pengumpulan Laporan : 10 Desember 2015 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

Upload: naufal-syarief

Post on 17-Feb-2016

453 views

Category:

Documents


81 download

DESCRIPTION

praktikum laboratorium Teknik Kimia 1

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Absorbsi

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 1

ABSORBSIDosen Pembimbing: Ayu Ratna Permatasari, ST,MT

Kelompok / Kelas : 6 / 2A

Nama : 1. Muhammad Naufal. S 141411019

2. Oktavia Reni 141411022

3. Suhermina 141411029

Tanggal Praktikum : 03 Desember 2015

Tanggal Pengumpulan Laporan : 10 Desember 2015

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

TAHUN 2015

Page 2: Laporan Praktikum Absorbsi

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam suatu proses kimia yang diterapkan pada industri pada umumnya tidak

melibatkan satu jenis bahan kimia saja yang terlibat, tetapi berbagai bahan kimia dengan

komposisi senyawa yang bermacam macam didalamnya. Dan juga wujud dari bahan yang

digunakan tersebut dapat berupa padatan, gas, juga cairan selama proses berlangsung.

Oleh karena itu, reaksi kimia dalam suatu industri dapat terjadi dalam faseganda atau

heterogen, misalnya biner atau bahkan tersier. Absorpsi gas-cair merupakan proses

heterogen yang melibatkan perpindahan komponen gas yang dapat larut menuju penyerap

yang biasanya berupa cairan yang tidak mudah menguap.

Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara

pengikatan bahan tersebut pada permukaan pelarut cair yang diikuti dengan pelarutan.

Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik (pada

absorpsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia (pada absorpsi kimia).

Komponen gas yang dapat mengadakan ikatan kimia akan dilarutkan lebih dahulu dan

juga dengan kecepatan yang lebih tinggi.

Proses absorpsi ini banyak digunakan di industri untuk meningkatkan nilai guna

dari suatu zat dengan cara merubah fasenya, sebagai pemisah komponen zat kimia yang

dianggap merugikan atau menguntungkan, dan sebagai penunjang dari suatu proses

lainnya.

I.2 Tujuan Percobaan

Memahami proses absorpsi dan prinsip kerjanya.

Menghitung laju kecepatan absorpsi CO2 ke dalam air.

Menghitung jumlah CO2 bebas dalam air.

Page 3: Laporan Praktikum Absorbsi

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian

Absorpsi adalah proses penyerapan suatu zat oleh zat lain. Dalam proses ini, zat

yang diserap masuk ke bagian dalam zat penyerap. Misalnya peristiwa pelarutan (gas ke

dalam zat cair atau zat padat), difusi (zat cair ke dalam zat padat), warna yang diserap oleh

suatu benda (warna absorpsi), penyerapan sinar bias oleh suatu zat pada peristiwa bias

kembar (absorpsi selektif) dan penyerapan energy oleh electron di dalam satuan atom

(spectrum absorpsi). Sedangkan pengertian absorpsimetri adalah metode analisis untuk

menentukan komposisi suatu zat dengan mengukur cahaya yang diserap bahan itu. Misalnya,

dengan mengetahui frekuensi warna cahaya yang diserap, dapat ditentukan jenis zat

penyerap.

Penyerap tertentu akan menyerap setiap satu atau lebih komponen gas. Pada absorbsi sendiri

ada dua macam proses yaitu :

a. Absorbsi fisik

Absorbsi fisik merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam cairan penyerap

tidak disertai dengan reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi gas H2S dengan air,

metanol, propilen, dan karbonat. Penyerapan terjadi karena adanya interaksi fisik, difusi gas

ke dalam air, atau pelarutan gas ke fase cair. Dari asborbsi fisik ini ada beberapa teori untuk

menyatakan model mekanismenya, yaitu :

1. teori model film

2. teori penetrasi

3. teori permukaan yang diperbaharui

b. Absorbsi kimia

Absorbsi kimia merupakan absorbsi dimana gas terlarut didalam larutan penyerap

disertai dengan adanya reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi dengan adanya

larutan MEA, NaOH, K2CO3, dan sebagainya. Aplikasi dari absorbsi kimia dapat dijumpai

Page 4: Laporan Praktikum Absorbsi

pada proses penyerapan gas CO2 pada pabrik amoniak. Penggunaan absorbsi kimia pada fase

kering sering digunakan untuk mengeluarkan zat terlarut secara lebih sempurna dari

campuran gasnya. Keuntungan absorbsi kimia adalah meningkatnya koefisien perpindahan

massa gas, sebagian dari perubahan ini disebabkan makin besarnya luas efektif permukaan.

Absorbsi kimia dapat juga berlangsung di daerah yang hampir stagnan disamping

penangkapan dinamik (zehnjung,2015).

Dalam skala laboratorium, peralatan kolom absorpsi gas biasanya sudah dilengkapi

dengan peralatan analisa sampel gas maupun analisa cairan (titrasi). Perangkat peralatan

analisa gas berisi larutan NaOH yang reaksinya dengan CO2.

CO2+ 2 NaOH Na2CO3 + H2O

Jumlah CO2 yang terserap sebanding dengan pertambahan volume larutan dalam

peralatan analisa tersebut. Dalam industri, proses ini banyak digunakan antara lain dalam

proses pengambilan amonia yang ada dalam gas kota yang berasal dari pembakaran batubara

dengan menggunakan air. Atau penghilangan gas H2S yang dikandung dalam gas alam

dengan menggunakan larutan alkali.

Beberapa hal yang mempengaruhi absorbsi gas ke dalam cairan :

1. Temperature operasi

2. Tekanan operasi

3. Konsentrasi komponen didalam cairan

4. Konsentrasi komponen didalam aliran gas

5. Luas bidang kontak

6. Lama waktu kontak

7. Laju alir gas. Semakin besar laju alir gas, penyerapan semakin buruk.

Neraca massa total dalam kolom absorber dapat ditulis sebagai berikut:

G (Yn+1 – Y1) = L (Xn –X0)Keterangan :G = laju alir udara bebas CO2

Y1       = rasio laju alir CO2 terhadap udara pada aliran gas keluarYn+1  = rasio laju alir CO2 terhadap udara pada aliran gas masukL     = laju alir air bebas CO2

Page 5: Laporan Praktikum Absorbsi

 X0 = rasio laju alir CO2 terhadap udara pada aliran air masukXn = rasio laju alir CO2 terhadap udara pada aliran air keluarAtau dapat digunakan rumus laju penyerapan CO2 sebagai berikut:

y1 = ( y 1− y 0)(F 2−F 3)(1− y0)

analisa karbon yang larut dalam air

y1= F 2(F 2+F 3)

Jika M adalah konsentrasi penitran, Vs adalah volume sampel yang digunakan untuk

titrasi, maka penentuan jumlah CO2 bebas (CCo2) pada suatu tangki dengan volume (Vt

volume penitran) adalah:

Cco2= M .VtVs

2.2 Jenis Menara Absorpsi

Menara Absorpsi yang digunakan adalah Menara Absorpsi dengan Benda Isi (Packing

Column).Menara jenis ini terdiri dari kolom dengan pengisian khusus, yang digunanya untuk

memperbesar permukaan kontak dengan jala penyebaran zat cair dan penyebaran gas. Pada

zaman dahulu bahan isian yang sering digunakan adalah kokas, pecahan batu, dsb, sedangkan

sekarang sering digunakan dari bahan tanah liat, porselen polimer, kaca, logam, dll.

Zat cair disemprotkan dari atas dan mengalir ke bawah sepanjang bahan isian, sedangkan

gas yang akan dibersihkan dimasukkan dari dasar kolom dan menyapu sepanjang kolom isian

dengan aliran berlawanan arah. Isian biasanya digunakan berbentuk teratur/seragam. Bahan

isian biasanya dipasang menggantung diatas dasar kolom untuk memperoleh pembagian gas

yang sempurna dan menjaga supaya bagian pengisisan yang paling bawah tidak berada di

bawah zat cair absorpsi. Pada kolom yang tinggi, bagian isian dipasang dalam paket-paket

dengan memberikan jarak antar paket agar aliran zat cair dan gas dapat terbagi kembali.

Dengan cara seperti ini kerugian adanya aliran yang menempel dinding “efek dinding” dalam

kolom biasanya dipasang suatu alat penahan ricikan, yaitu alat untuk mencegah tetesan air

terseret oleh aliran gas.

Page 6: Laporan Praktikum Absorbsi

Gambar 2.2 Menara absorpsi packing

(sumber : http://dokumen.tips/documents/101-absorpsi.html)

2.3 Kolom Absorpsi

Adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses pengabsorpsi

(penyerapan/penggumpalan) dari zat yang dilewatkan di kolom/tabung tersebut. Proses ini

dilakukan dengan melewatkan zat yang terkontaminasi oleh komponen lain dan zat tersebut

dilewatkan ke kolom ini dimana terdapat fase cair dari komponen tersebut.

Gambar 2.3.1 kolom absorpsi Gambar 2.3.1 kolom absorpsi skala pilot

plant

Page 7: Laporan Praktikum Absorbsi

2.4 Struktur Absorber

(sumber : laporan praktikum laboratorium teknik kimia kelompok 3)

Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorpsi pada

permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi kimia.Absorben sering juga disebut

sebagai cairan pencuci.

Persyaratan absorben :

1. Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi sebesar mungkin (kebutuhan

akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil).

2. Selektif

3. Memiliki tekanan uap yang rendah

4. Tidak korosif.

5. Mempunyai viskositas yang rendah

6. Stabil secara termis.

7. Murah

Jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai absorben adalah air (untuk gas-gas

yang dapat larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan cairan), natrium hidroksida

(untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan asam sulfat (untuk gas-gas yang dapat

bereaksi seperti basa).

Bagian atas : Spray untuk megubah gas input menjadi fase cair.Bagian tengah : Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh sehingga mudah untuk diabsorbsi Bagian bawah : Input gas sebagai tempat masuknya gas ke dalam reaktor.Keterangan :

(a) input gas (b) gas keluaran (c) pelarut (d) hasil absorbsi (e) disperser (f) packed column

Gambar 2.3.3 Stuktur absorber

Page 8: Laporan Praktikum Absorbsi

Di industri absorpsi mempunyai fungsi untuk meningkatkan nilai guna dari suatu zat

dengan cara merubah fasanya. Contohnya adalah Formalin yang berfase cair berasal dari

formaldehid yang berfase gas dapat dihasilkan melalui proses absorpsi.

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Tabel 3.1.1 Alat

No Alat Spesifikasi Jumlah

1

2

3

4

5

6

Seperangkat alat absorpsi

Stop watch

Botol Semprot

Pipet Ukur

Pipet tetes

Buret

10 ml

50 ml

1

1

1

2

2

1

7 Ember 2

8 Baker glass 200 ml 1

Tabel 3.1.2 Bahan

No Bahan Spesifikasi

1

2

3

4

5

Aquadest

Udara

Larutan NaOH

Larutan HCl

Phenolptalein

0,08 N

0,1 N

3.2 Prosedur Kerja

Page 9: Laporan Praktikum Absorbsi

Gambar 3.2.1 Alat Absorpsi

Page 10: Laporan Praktikum Absorbsi

Skema Kerja

Memasukan 10 liter NaOH 0,08 N ke bak umpan

Mencari laju absorpsi CO2 ke dalam air

Mencari Konsentrasi udara bebas dalam sampel

Mengetahui Volume Pentitran yang digunakan

Mentitrasi sampel dengan pentitran (HCl) yang telah diketahui konsentrasinya

Meneteskan 3 tetes indikator Phenolphtalein (PP)

Mengambil sampel berdasarkan setelah 2 menit

Mengatur laju alir udara dan air

Menghubungkan ke instalasi listrik dan Menghidupkan (on) keran udara dan air

N HCl = 0,1 N

Gambar 3.2.2 Skema Kerja

Page 11: Laporan Praktikum Absorbsi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 4.1 Percobaan Absorbsi CO2 (udara) ke dalam NaOH

Catatan: pada praktikum, praktikan tidak menggunakan CO2 dalam tabung hanya menggunakan CO2 dari udara. Sehingga tidak terdapat laju alir CO2.

4.2

Titrasi Asam-Basa

Tabel 4.2 Titrasi Asam Basa

Sample Volume NaOH (mL) Volume HCl

0,1N (mL)

Konsentrasi

CO2 (M)

Konsentrasi CO2

rata-rata (M)

1 10 8 0,08 0,0775

10 7,85 0,0785

2 10 8 0,08 0,0775

10 7,85 0,0785

3 10 7,8 0,078 0,078

10 7,8 0,078

4 10 7,3 0,073 0,0825

Menit ke-

Laju Alir NaOH

(F1, lt/mnt)

Laju Alir Udara

(F2, lt/mnt)

Volume Gas

dalam piston

(V1, mL)

Volume gas (CO2)(V2, mL)

PerhitunganLaju

Penyerapan CO2 (x)

(liter/menit)Y1 = F2/F2

Y0 = V2/V1

10 2 30 20 0,01 1 5 x10-4 30

20 2 50 20 0,02 1 1 x10-3 50

30 2 70 20 0,03 1 1,5 x10-3 70

40 4 30 20 0,035 1 1,75x10-3 30

50 4 50 20 0,035 1 1,75x10-3 50

60 4 70 20 0,04 1 2 x10-3 70

Page 12: Laporan Praktikum Absorbsi

10 9,2 0,092

5 10 8,3 0,083 0,079

10 7,5 0,075

6 10 7,5 0,075 0,0765

10 7,8 0,078

Pada kurva dibawah ini dibuat dari data yang diperoleh namun terdapat data yang tidak sesuai

yang ditandai dengan lingkaran berwarna merah sehingga data tersebut dihilangkan.

Gambar 4. 1 Kurva Konsentrasi Vs Waktu

Page 13: Laporan Praktikum Absorbsi

10 20 30 40 50 600.0730.0740.0750.0760.0770.0780.079

0.080.0810.0820.083

Waktu (menit)

kons

entr

asi C

O2

(M)

Kurva dibawah ini adalah kurva setelah data yang tidak sesuai dihilangkan terlihat konsentrasi CO2 yang terbentuk sebanding dengan waktu.

Gambar 4. 2 Kurva Konsentrasi Vs Waktu

10 20 30 400.075

0.076

0.077

0.078

0.079

0.08

0.081

0.082

0.083

Waktu (menit)

kons

entr

asi C

O2

(M)

4.3 Pembahasan

4.3.1 Muhammad Naufal Syarief (141411019)

Absorbsi merupakan salah satu operasi pemisahan dalam industri kimia dimana

suatu campuran gas dikontakkan dengan suatu cairan penyerap yang sesuai, sehingga

Page 14: Laporan Praktikum Absorbsi

satu atau lebih komponen dalam campuran gas larut dalam cairan penyerap. Tujuan

dilakukannya percobaan absorpsi ini adalah untuk mengetahui berapa gas CO2 yang

dapat terabsorbsi oleh NaOH. Asumsi yang digunakan pada percobaan ini adalah gas

CO2 dan udara merupakan gas ideal. Percobaan ini dilakukan dengan memvariasikan

laju alir udara dan laju alir NaOH maka akan di dapat konsentrasi CO2 dalam larutan

NaOH.

Absorbsi yang dilakukan menggunakan larutan NaOH 0,1 N sebagai solvent yang

dialirkan kedalam kolom packing dengan spray dan CO2 sebagai solute. Namun dalam

praktikum praktikan hanya menggunakan gas CO2 dari udara dikarenakan

ketidaktersediaan gas CO2. Untuk penggunakan kolom packing bertujuan agar

memperluas permukaan bidang kontak antara NaOH dengan CO2. Sehingga didaptkan

proses absorbsi yang optimal. NaOH mengalir dari bagian atas kolom menggunakan

spray sedangkan CO2 mengalir dari bagian bawah aliran kolom. Perbedaan antara

cairan dan gas diketahui dari aliran masuk zat, diketahui bahwa untuk NaOH yang

berbentuk cair memiliki massa jenis yang lebih besar dari gas CO2 sehingga untuk

cairan dimasukkan melalui aliran atas kolom serta karena sifat alami dari cairan akan

mudah mengalir ke bawah akibat gravitasi bumi. Sedangkan gas yang akan bergerak

ke atas seperti menguap. Aliran ini ditujukan agar kontak dapat terjadi antara cairan

dan gas.

Pada percobaan ini, didapatkan gas CO2 yang terabsorbsi hanya sedikit, hal ini

dapat terjadi dikarenakan praktikan hanya menggunakan gas CO2 dari udara. Selain itu

gas yang tidak terabsorb akan keluar pada outlet. Reaksi absorpsi CO2 oleh larutan

NaOH mengikuti persamaan :

NaOH + CO2→ Na2CO3 + H20

Untuk mengetahui CO2 yang terabsorb, dilakukan titrasi dengan mengambil

sampel dari outlet dan dari tangki dengan menambahkan indikator phenolpthalaein

(PP) yang bekerja pada trayek basa. Tujuan penambahan ini adalah untuk membantu

praktikan menemukan titik yang tepat untuk menghentikan titrasi, karena larutan yang

ditambakan indicator PP akan mengalami perubahan warna, selanjutnya saat berada

pada kesetimbangan akan mengalami perubahan warna.

Page 15: Laporan Praktikum Absorbsi

Berdasarkan hasil percobaan ini, sedikit ada gas CO2 yang terserap oleh larutan

NaOH). Hal ini bisa terjadi karena :

• Konsentrasi CO2 diudara sangat kecil

• Konsentrasi penitran terlalu besar

4.3.2 Oktavia Reni (141411022)

Pada praktikum kali ini dilakukan absorbsi yang merupakan salah satu prose

separasi dalam proses industri kimia dengan menggunakan fasa cair sebagai absorber

dan gas sebagai fasa terlarutnya. Proses absorbsi seperti ini disebut sebagai absorbsi

cair-gas. Praktikum ini mempunyai tujuan untuk dapat memahami prinsip absorbsi

dan proses kerjanya, dapat menghitung laju kecepatan absorbsi gas CO2 kedalam air,

dan menghitung jumlah CO2 bebas didalam air.

Dalam praktikum ini digunakan CO2 sebagai gas yang akan diabsorbsi dan NaOH

sebagai absorben nya. Proses ini berlangsung dengan reaksi kimia berikut:

NaOH(aq) + CO2(g) → NaHCO3(aq)

NaHCO3(aq) + NaOH(aq) → Na2CO3(s) + H2O(l) +

NaOH(aq) + CO2(g) → Na2CO3(s) + H2O(l)

Proses pengontakkan bertujuan untuk mengambil zat/senyawa yang terkandung

dalam fasa gas oleh fasa cair. Dalam operasi absorbsi, adanya kontak antara fasa cair

dan gas yang menyebabkan terserapnya zat/senyawa yang terkandung dalam fasa gas.

Terjadi perbedaan konsentrasi (driving force) antara CO2 di udara dan di dalam liquid

dan mengakibatkan terjadinya perpindahan massa dari gas ke larutan.

Adapun hal yang dilakukan saat berlangsungnya proses absorbsi yaitu

mengalirkan udara yang bersumber dari compressor menuju dasar kolom absorber,

sedangkan liquid dialirkan menuju puncak kolom absorber. Kolom absorber yang

digunakan merupakan kolom isian risching ring dengan tujuan untuk memperluas

Page 16: Laporan Praktikum Absorbsi

kontak antara fasa cair dan gas di dalam kolom absorber sehingga proses absorbsi

berjalan lebih optimal. Laju alir udara dan liquid yang digunakan di variasikan

dengan laju udara yaitu 30 L/min, 50 L/min, 70 L/min dan laju liquid 2 L/min dan 4

L/min.

Dari hasil praktikum didapatkan hasil bahwa laju penyerapan gas CO2 dengan

proses absorbsi gas-cair yang menggunakan NaOH sebagai absorben berlangsung

pada empat tahap. Setiap laju alir liquid menghasilkan laju serapan gas CO2 yang

berbeda-beda dan hasilnya meningkat setiap pertambahan waktu dengan laju hasil

serapan gas CO2. Laju penyerapan CO2 tiap run-nya adalah Run 1 (pada laju alir air

2 = 30 liter/menit dan laju alir air 4 =30 liter/menit) ,Run 2 (pada laju alir air 2 = 50

liter/menit dan laju alir air 4 =50 liter/menit), Run 3 (pada laju alir air 2 = 70

liter/menit dan laju alir air 4 =70 liter/menit). Setiap laju serapan gas juga dilakukan

penentuan konsentrasi gas CO2 yang terserap dengan cara dititrasi menggunakan

titran HCl dan indicator PP dengan prinsip seperti titrasi asam-basa. Hasil penetapan

konsentrasi didapat pada Run 1 (pada laju alir air 2 konsentrasi CO2 0,0775 M dan

laju alir air 4 konsentrasi CO2 0,0825 M), Run 2 (pada laju alir air 2 konsentrasi CO2

0,0775 M dan laju alir air 4 konsentrasi CO2 0,079 M), dan Run 3 (pada laju alir air 2

konsentrasi CO2 0,078 M dan laju alir air 4 konsentrasi CO2 0,0765 M). Dari hasil

penetapan konsentrasi CO2 tersebut dapat ditarik kesipulan bahwa laju alir

mempengaruhi konsentrasi CO2 yang terserap, dan semain tinggi laju alir liquid yang

diberikan semakin sedikit CO2 yag terserap karena waktu kontak antara gas dan

liquid absorbennya tidak optimal. Sehingga waktu kontak antara liquid dan gas yag

diberikan harus optimal tidak terlalu lama dan tidak terlalu cepat, sesuai dengan

kemampuan liquid absorben tersebut untuk menyerap gas pada kolom absorber.

4.3.3 Suhermina (141411029)

Page 17: Laporan Praktikum Absorbsi

Absorpsi merupakan proses pemisahan suatu campuran gas dengan

mengkontakkan ke suatu cairan sehingga memisahkan komponen (dapat lebih dari

satu komponen) pada gas dan larut pada cairan tersebut. Praktikan menggunakan

larutan NaOH yang akan melakukan absorbsi kepada gas CO2. Gas CO2 yang

digunakan berasal dari udara bebas. Kandungan CO2 pada udara bebas bervariasi

karena dipengaruhi terhadap lingkungannya, tetapi dari keseluruhan udara bebas,

CO2 mempunyai fraksi yang sangat kecil.

Proses absorpsi kali ini dilakukan pada menara absorpsi dengan kolom

packing (packing yang digunakan adalah raching ring).Prinsip proses absorpsi kali ini

adalah dengan mengontakkan CO2 yang terdapat dalam udara dengan aquadest

sehingga CO2 akan terabsorp. Fungsi kolom packing adalah untuk memperbesar

kontak antara NaOH dengan udara sehingga proses absorpsi CO2 akan berlangsung

optimal. Absorbsi yang dilakukan menggunakan larutan NaOH 0,08 N yang dialirkan

kedalam kolom dengan spray dan dengan kolom yang dilengkapi dengan packing. Ini

bertujuan untuk memperluas permukaan kontak antara NaOH dengan CO2. Sehingga

didapatkan proses absorbsi yang optimal. NaOH mengalir dari bagian atas kolom,

sedangkan gas CO2 mengalir dari bagian bawah kolom. Dimana diketahui bahwa

NaOH mempunyai berat jenis yang lebih besar dari gas CO2. Serta sifat alami bahwa

cairan akan mudah mengalir kebawah akibat gravitasi bumi. Sedangkan gas yang

akan bergerak ke atas seperti menguap. Aliran ini ditujukan agar kontak dapat terjadi

antara cairan dan gas.

Laju alir yang diatur yaitu NaOH dengan 2 dan 4 liter/menit juga laju alir

udara 30, 50, dan 70 liter/menit. Sedangkan untuk laju alir CO2yaitu 0,3; 0,5; dan 0,7

liter/ menit. Namun untuk laju alir CO2 tidak dapat presisi karena gas CO2yang

digunakan bukan dari tabung melain kan dari udara sekitar yang dipompa. Sampel

diambil setiap 10 menit tetapi untuk laju pertama NaOH selama 15 menit. Reaksi

yang terjadi pada percobaan ini: 2 NaOH + CO2 Na2CO3 + H2O

Page 18: Laporan Praktikum Absorbsi

Selanjutnya sampel dari outlet dan dari tangki dititrasi dengan

menambahkan indicator phenolphthalein (PP) yang bekerja pada trayek basa. Tujuan

penambahan ini adalah untuk membantu praktikan menemukan titik yang tepat untuk

menghentikan titrasi, karena larutan yang ditambakan indicator PP akan mengalami

perubahan warna, selanjutnya saat berada pada kesetimbangan akan mengalami

perubahan warna.

Berdasarkan hasil percobaan ini, tidak ada gas CO2 yang terserap oleh

larutan NaOH (larutan langsung menjadi berwarna merah ketika di beri indicator PP).

Hal ini bisa terjadi karena :

• Konsentrasi CO2 diudara sangat kecil, sehingga penitran tidak mendeteksi adanya

gas CO2 dalam larutan NaOH

• Konsentrasi penitran terlalu besar

Di sisi lain larutan pada outlet menunjukan ada penurunan konsentrasi walaupun

tidak terlalu signifikan dan pada akhir proses hanya menunjukan gejala naik turun

pada konsentrasi lebih kecil.

BAB V

Page 19: Laporan Praktikum Absorbsi

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa:

1. Proses absorpsi gas CO2 kedalam larutan NaOH merupakan absorpsi kimia dan

berlangsung melalui 4 tahap.

2. Laju penyerapan CO2 yang dihasilkan sebesar

Run 1

Laju alir air 2 = 30 liter/menit

Laju alir air 4 ¿30 liter/menit

Run 2

Laju alir air 2 ¿ 50 liter/menit

Laju alir air 4 ¿50 liter/menit

Run 3

Laju alir air 2 = 70 liter/menit

Laju alir air 4 ¿70 liter/menit

3. Konsentrasi CO2 yang dihasilkan sebesar

Run 1

Laju alir air 2 Cco2 = 0,0775 M

Laju alir air 4 Cco2=0,0825 M

Run 2

Laju alir air 2 Cco2=¿ 0,0775 M

Laju alir air 4 Cco2=0,079 M

Run 3

Laju alir air 2 Cco2=¿ 0,078 M

Laju alir air 4 Cco2=0,0765 M

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: Laporan Praktikum Absorbsi

Maarif, Fuad dan Januar Arif F.. “Absorbansi Gas Karbondioksida (CO2) dalam Biogas dengan

Larutan NaOH secara kontinyu”. Semarang: Universitas Diponigoro.

Noviirayanti. 2013. “Indikator Asam Basa” http://bisakimia.com/2013/11/09/indikator-asam-

basa/ (diakses pada tanggal 09 Desember 2015).

Sulaiman, Fatah. 2008. Modul-1.01 Absopsi. Banten: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

http://dokumen.tips/documents/101-absorpsi.html (diakses pada tanggal 09 Desember

2015).

Zehnjung.2015. Laporan Absorbsi. http://dokumen.tips/documents/laporan-absorbsi.html

(diakses pada tanggal 09 Desember 2015).

2000. Forum Teknik Jurnal Teknologi , Jilid 24, No. 2. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

2014. Absorpsi CO2 dalam larutan NaOH. Semarang: Universitas Diponogoro. http://lab.

tekim.undip.ac.id/proses/files/2014/09/ABSORBSI-CO2-DENGAN-LARUTAN-NaOH.pdf. (diakses

pada tanggal 09 Desember 2015).

LAMPIRAN

Page 21: Laporan Praktikum Absorbsi

a. NaOH dalam umpan VNaOH x MNaOH= VHCl x MHCl

10 M = 8 ml x 0,1

M = 0,08 M

b. Penentuan Jumlah CO2 bebas

Sample 1 (duplo)

VCO2x MCO = VHCl x MHCl

10 M = 8 ml x 0,1

M = 0,08 M

VCO2x MCO = VHCl x MHCl

10 M = 7,85 ml x 0,1

M = 0,0785M

Mrata-rata =0,08+0,0785

2=0,0775 M

Sample 2 (duplo)

VCO2x MCO = VHCl x MHCl

10 M = 8 ml x 0,1

M = 0,08M

VCO2x MCO = VHCl x MHCl

10 M = 7,8 ml x 0,1

M = 0,0785M

Mrata-rata =0,08+0,0785

2=0,0775 M

Sample 3 (duplo)

VCO2x MCO = VHCl x MHCl

10 M = 7,8ml x 0,1

M = 0,078M

VCO2x MCO = VHCl x MHCl

10 M = 7,8ml x 0,1

M = 0,078M

Mrata-rata =0,078+0,078

2=0,078 M

Sample 4 (duplo)

VCO2x MCO = VHCl x MHCl

10 M = 7,3 x 0,1

M = 0,073M

VCO2x MCO = VHCl x MHCl

10 M = 9,2 x 0,1

M = 0,092M

Mrata-rata =0,073+0,092

2=0,0825 M

Sample 5 (duplo)

VCO2x MCO = VHCl x MHCl

10 M = 8,3 x 0,1

M = 0,083M

VCO2x MCO = VHCl x MHCl

10 M = 7,5 x 0,1

M = 0,075M

Mrata-rata =0,083+0,075

2=0,079 M

Sample 6 (duplo)

VCO2x MCO = VHCl x MHCl

10 M = 7,5 x 0,1

M = 0,075M

VCO2x MCO = VHCl x MHCl

10 M = 7,8 x 0,1

M = 0,078M

Mrata-rata =0,075+0,078

2=0,0765 M

Page 22: Laporan Praktikum Absorbsi

a. Laju penyerapan CO2 (x)

x=( y1− y 0 )(F 2+F 3)

(1− y 0)

Run 1

Laju alir air 2 x=(0,9895 )(30) l

menit(0,9995)

= 30 liter/menit

Laju alir air 4 x=(0,98825 )(30) l

menit(0,99825)

=30 liter/menit

Run 2

Laju alir air 2 x=(0,989 )(50) l

menit(0,999)

=¿ 50 liter/menit

Laju alir air 4 x=(0,98825 )(50) l

menit(0,99825)

=50 liter/menit

Run 3

Laju alir air 2 x=(0,9885 )(70) l

menit(0,9985)

=¿ 70 liter/menit

Laju alir air 4 x=(0,988 )(70) l

menit(0,998)

=70 liter/menit