laporan praktikum

66
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR HORTIKULTURA (AGH 240) Oleh Kelompok 6 1. Siti Khalimah (A24070038) 2. Dede Rosyana B. (A24070074) 3. Dita Actaria (A24070095) 4. Mar’ahtussholihah (A24070123) 5. Istir Syadah (A24070141) 6. Merry Gloria M. (A24070162) 7. Tuan Guntur (A24070163) 8. Mat Asim (A24078001) Assisten: Vicky DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN Hortikultura merupakan komoditi yang mencangkup produk buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat. Dalam praktikum dasar hortikultura ini terdapat tiga pokok

Upload: winarto

Post on 29-Jan-2016

69 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LAPORAN PRAKTIKUM

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR HORTIKULTURA (AGH 240)

Oleh

Kelompok 6

1. Siti Khalimah (A24070038)

2. Dede Rosyana B. (A24070074)

3. Dita Actaria (A24070095)

4. Mar’ahtussholihah (A24070123)

5. Istir Syadah (A24070141)

6. Merry Gloria M. (A24070162)

7. Tuan Guntur (A24070163)

8. Mat Asim (A24078001)

Assisten: Vicky

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

RINGKASAN

Hortikultura merupakan komoditi yang mencangkup produk buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat. Dalam praktikum dasar hortikultura ini terdapat tiga pokok kegiatan praktikum. Kegiatan pertama adalah pembudidayaan tanaman hortikultura, khususnya tanaman sayuran. Kegiatan yang kedua adalah kegiatan kunjungan nursery dan pembuatan media tanam serta kegiatan yang terakhir adalah kunjungan kegreenhouse.

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM

Pembudidayaan tanaman sayur dilakukan di lapangan percobaan Cikabayan. Persiapan yang pertama adalah penyiapan benih dan persemaian bibit. Persiapan pra tanam meliputi pengolahan lahan dan persemaian. Komoditas hortikultura yang dibudidayakan adalah kangkung, tomat, caisim, cabe, dan kacang panjang. Selain persiapan pra tanam, terdapat juga pemeliharaan tanaman. Pemeliharaan meliputi pemupukan, pemangkasan, pengendalian gulma, hama, dan penyakit pengganngu tumbuhan.

System budidaya dalam praktikum dasar-dasar hortikultura ini adalah system gilir. Contohnya tanaman kangkung yang ditanam gilir dengan tomat. Selain itu, dalam praktikum ini diamati pertumbuhan fase vegetative, perkembangan fase generative, bobot panen tanaman. Hasil panen rata-rata dari keseluruhan tanaman tidak terlalu baik, karena tanaman terkena serangan hama dan penyakit.

Kegiatan selanjutnya adalah kunjungan ke nursery yang berisi tanaman florikultur dan olerikultur. Hampir keseluruhan tanaman yang berada di nursery adalah tanaman perennial. Tanaman yang diamati meliputi beberapa jenis jeruk, kenanga, beberapa jenis jambu biji, manggis, nangka, srikaya, dan sawo kecik. Dalam praktikum kunjungan ke nursery diamati morfologi tanaman dan cara perbanyakan tanaman serta karakter khusus yang nada dalam tanaman nursery.

Greenhouse merupakan media buatan yang digunakan untuk menumbuhkembangkan tanaman budidaya. Dalam greenhouse terdapat system irigasi, ventilasi, dan fertigasi. Greenhouse yang terdapat di Cikabayan belum memenuhi standard pembuatan greenhouse yang ideal. System greenhouse di Cikabayan lebih cocok untuk tanaman melon dan tomat intermediet.

KATA PENGANTAR

 Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, inayah, dan anugerah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum Dasar-dasar Hortikultura.

Laporan ini berisi kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada praktikum mata kuliah Dasar-dasar Hortikultura yang dilaksanakan di Kebun percobaan Cikabayan Bawah IPB. Praktik budidaya yang kami lakukan merupakan praktik budidaya hortikultura dengan tipe budidaya di lapang. Tanaman yang ditanam dalam praktikum adalah tanaman sayuran seperti kangkung, caisim, bayam, tomat, cabai, dan kacang panjang.

Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan laporan selanjutnya dan praktikum lapang di masa yang akan datang. Atas perhatian saudara kami sampaikan terima kasih.

Bogor, 1 Juni 2009

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM

Penulis

DAFTAR ISI

PENDAHULUANLatar Belakang

Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya tersebut akan sia-sia apabila tidak dimanfaatkan secara potensial. Sumber daya potensial tidak hanya berasal dari sumber daya alam, tetapi juga berasal dari sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang dibutuhkan tidak harus berkuantitas besar, tetapi juga harus memiliki kualitas tinggi. Oleh karena itu, apabila kedua sumber daya potensial ini digabungkan maka akan dapat mengembangkan pertanian Indonesia.

Pertanian merupakan tulang punggung perekonomian. Pertanian mensuplai bahan pangan, bahan baku industry, dan tekstil. Peran pertanian dalam mensuplai bahan pangan sangat besar. Dalam suplai bahan pangan ini, komoditas hortikultura berperan relatif besar.

Hortikultura merupakan kegiatan budidaya tanaman dalam skala yang lebih padat modal, padat tenaga

kerja, dan lebih intensif, karena mutu hasil merupakan tujuan akhir dari suatu budidaya tanaman.Walaupun

begitu, budidaya hortikultura akan menghasilkan keuntungan yang tidak sedikit. Komoditas hortikultura

mencakup komoditas buah, sayur, tanaman hias, dan tanaman obat.

Produk hortikultura mempunyai karakteristik yang berbeda dari produk agronomi. Komoditas hortikultura dimanfaatkan dalam keadaan masih hidup atau masih segar, perisibel, dan mempunyai kandungan air yang tinggi. Contoh komoditas hortikultura seperti sawi, kangkung, tomat, cabai, jambu, dan sebagainya.

Dalam budidaya hortikultura, karakteristik tanaman harus diketahui. Contohnya tomat tidak cocok pada tempat yang tergenang air, sawi tidak cocok pada tanah yang terlalu sering ditanami. Hal ini diperlukan agar didapatkan produk akhir yang optimal. Selain itu dalam budidaya hortikultura juga harus diperhitungkan jenis varietas yang cocok dan unit lapang yang akan di berikan.

Untuk menunjang pemahaman tentang hortikultura maka diadakan praktikum dasar-dasar hortikultura. Paraktikum dasar-dasar hortikultura ini memepelajari tentang cara budidaya tanaman hortikultura, karakteristik tanaman, OPT, dan manajemen pengolahan budidaya hortikultura. Walaupun tidak semua komoditas hortikultura dipelajari. Mahasiswa dituntut bekerja dengan rajin, terampil, tangkas, dan dapat kerjasama kelompok dengan baik. Setiap mahasiswa dituntut untuk terlibat langsung dalam setiap tahap atau proses kegiatan mulai dari persemaian sampai panen dan pasca panen.Tujuan

Tujuan praktikum dasar-dasar hortikultura ini adalah untuk mengetahui dan mengaplikasikan cara budidaya tanaman hortikultura, mengetahui karakteristik tanaman

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM

hortikultura. Selain itu, praktikum ini juga bertujuan untuk mengetahui manajemen pengolahan budiadaya hortikulura.

Adapun kompetensi yang ingin dicapai pada praktikum Dasar-dasar Hortikultura ini diharapkan mahasiswa mampu: Mahasiswa dapat mempraktekkan persiapan lahan untuk tanaman hortikultura Mahasiswa dapat mempraktekkan Persemaian Mahasiswa dapat mempraktekkan penanaman dengan berbagai sistem tanam Mahasiswa dapat mempraktekkan Pemeliharaan tanaman Mahasiswa dapat mengetahui budidaya tanaman budidaya dengan hidroponik Mahasiswa dapat mempraktekkan pemanenan tanaman Mahasiswa dapat mempraktekan pasca panen

BAB I

BUDIDAYA TANAMAN DI LAPANG

Tinjauan Pustaka

Kangkung (Ipomoea reptans)

 Kangkung merupakan sayuran yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Kangkung adalah tanaman tahunan akuatik atau semi akuatik yang ditemukan di wilalah tropika dan sub tropika. Tanaman yang mudah ditanam, produktif dan bergizi tinggi ini. Kangkungbiasanya diproduksi setiap tahun.

Kangkung masuk dalam divisio Spermatophyta, sub divisio Angiospermae, kelasDicutyledoneae, family Convolvulaceae, genus Ipomoea. Spesies kangkung meliputiIpomoea aquatica Forks (kangkung air), Ipomoea reptans Poir (kangkung darat),kangkung hutan atau kangkung pagar (Ipomoeae fistulose Mart ex. (hoisy)), rinsik bumi (I. quamoqlit), dan I. Triloba L. yang tumbuhnya liar di hutan-hutan.

Ada dua tipe kangkung yang diusahakan, yaitu (1) Forma daun sempit, langsing dan dengan ujung meruncing, bunga putih , serta batang hijau, yang disebut kangkung darat (ching quat) yang dapat tumbuh baik ditanah lembab maupun lingkungan semiakuatik. Kangkung darat banyak tumbuh dilahan kering atau tegalan. Warnanya hijau pucat keputih-putihan. Warna bunga putih polos. Bunga ini dipelihara untuk menghasilkan benih baru. Pada umumnya kangkung darat lebih toleran terhadap cuaca dingin. (2) Forma daun lebar berbentuk mata anak panah, bunga merah jambu, dan batang putih, yang dikenal sebagai kangkung air (pak quat), yang dapat di budidayakan di lingkungan tergenang. Kangkung air pada umumnya lebih disukai oleh masyarakat.

Budidaya kangkung air, tanaman diperbanyak dengan stek batang dan benih jarang di gunakan. Panjang batang yang digunakan untuk stek berukuran kurang lebih tiga puluh sentimeter. Namun, panjang tersebut tidak mutlak, yang terpenting adalah harus memilikipaling sedikit lima ruas dan memiliki panjang yang seragam. Kangkung yang akan dijadikan bahan stek diambil dari pertanaman yang sudah ada atau pembibitan bahan perbanyakan yang terbebas dari hama dan penyakit. Hal ini dilakukan karena hama dan

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM

penyakit dapat menular dan dan dapat merusak hasil tanaman. Stek ini dibenamkan hingga separuh panjangnya, sedalam 3-4 cm, kedalam tanah macak macak dengan jarak tanam 30 x 50 cm. Satu lubang berisi satu stek. Setelah penanaman, lahan dibanjiri. Air harus mengalir, dan ketinggiannya harus diatur, awalnya 3-5 cm dan ditingkatkan sesuai dengan tinggi tanaman hingga sekitar 15-20 cm.

Budidaya setengah tergenang (semiakutik) juga dilakukan pada bedengan yang ditinggikan yang berjarak sekitar satu meter. Pada sistem poduksi ini, biasa digunakan setek, bibit yang berakar, atau benih sebar langsung untuk perbanyakan. Setelah tanam, parit dibanjiri untuk menghasilkan dan menjaga tingkat kelembaban tinggi pada bedengan.

Batang tanaman kangkung berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbaceus) dan berpori. Tanaman kangkung tumbuh merambat atau menjalar dengan percabangannya banyak.

Tanaman kangkung cepat memberikan hasil dalam 4-6 minggu sejak dari benih.Kangkung dapat dipanen optimal 8-10 kali per musim. Tanaman ini dapat tumbuh optimal di daerah tropik dataran rendah dengan kondisi temperatur yang tinggi dan tetap serta penyinaran matahari yang rendah. Rata-rata suhu pertumbuhan optimal adalah 20oC-32oC dengan kelembaban lebih dari 60%. Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi kurang lebih 2000 m dpl dan diutamakan lokasi lahannya terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindungi atau ternaungi tanaman kangkung akan tumbuh memanjang namun kurus-kurus.

Persyaratan tanah yang paling ideal untuk tanaman kangkung sangat tergantung kepada jenis varietasnya, yakni: kangkung air membutuhkan tanah yang banyak mengandung air dan lumpur, misalnya rawa-rawa, persawahan atau di kolam-kolam. Pada tanah yang kurang air tanaman kangkung air pertumbuhannya akan kerdil, lambat dan rasanya menjadi liat (keras). Sedangkan kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan tidak mudah menggenang. Pada tanah yang becek, akar-akar dan batang tanaman kangkung darat mudah membusuk dan mati.Tumbuh optimum pada tanah yang memiliki pH 5,6-6,5.

Tanaman kangkung mempunyai sistem perakaran tunggang dan cabang-cabang akarnya menyebar ke semua arah dapat menembus kedalaman 60-100 cm dan melebar secara mendatar pada radius 100-150 cm atau lebih terutama pada jenis kangkung air. Tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Bentuk daun biasanya seperti jantung hati, ujung daunnya runcing atau tumpul, pemukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua dan permukaan daun bagian bawah bewarna hijau muda.

Selama fase pertumbuhannya, tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah dan berbiji, terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga seperti terompet dan daun mahkota berwarna putih atau merah lembayung. Buah kangkung berbentuk bulat telur yang di dalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk biji bersegi-segi atau agak bulat, berwarna coklat kehitam-hitaman dan termasuk biji berkeping dua.

Caisim

Caisim alias sawi bakso ada juga yang menyebutnya sawi cina., merupakan jenis sawi yang paling banyak dijajakan di pasar-pasar dewasa ini. Tangkai daunnya panjang, langsing, berwarna putih kehijauan. Daunnya lebar memanjang, tipis dan berwarna hijau. Rasanya

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM

yang renyah, segar, dengan sedikit sekali rasa pahit. Selain enak ditumis atau dioseng, juga untuk pedangan mie bakso, mie ayam, atau restoran cina.Tanaman caisin dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100m – 500m dpl.

Caisim tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian tanaman ini cocok ditanam di akhir musim penghujan. Tanah yang cocok untuk ditanami caisim adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7.

Cara bertanam caisim sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya sayuran pada umumnya. Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih caisim berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus memperhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil.

Tanah digemburkan dan dibuat bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 - 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Caisim dapat ditanam secara langsung atau pun tidak. Namun, yang paling efektif jika ditanam secara indirect planting.

Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat. Yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penjarangan, penyulaman, penyiangan, dan pemupukan.

Penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panaspenyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.

Penjarangan, penjarangan dilakukan dua minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat.

Penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru.

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM

Penyiangan biasanya dilakukan 2 - 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan satu atau dua minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan.

Pemupukan tambahan diberikan setelah tiga minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok the sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk lima meter bedengan.

Selain cara konvensional, bayam dapat pula ditanam dengan system hidroponik dan vernikultur.Bayam (Amaranthus spp. L. )

Bayam (Amaranthus spp. L. ) berasal dari Amerika tropik. Sampai sekarang, tumbuhan ini sudah tersebar di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Tanaman bayam semula dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam perkembangan selanjutnya. Tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama untuk negara-negara berkembang. Dari sudut pandang manusia awam, bayam adalah komoditas sederhana, dalam pengertian mudah didapat setiap saat dengan harga murah, dan pengolahan untuk makanan sederhana. Bayam mampu bertahan hidup pada berbagai habitat yang bercekaman dan mampu menghasilkan biji dalam jumlah banyak. Biji bayam relatif mudah rontok dan banyak anggotanya yang berperan sebagai gulma, baik tumbuh bersaing dengan tanaman budidaya pokok maupun lahan kosong.

Bayam masuk ke dalam kerajaan Plantae, divisi Magnoliophyta, kelasMagnoliopsida, ordo Caryophyllales, dan famili Amaranthaceae. Keluarga Amaranthaceae memiliki sekitar 60 genera, terbagi dalam sekitar 800 spesies bayam. Dalam kenyataan di lapangan, penggolongan jenis bayam dibedakan atas 2 macam, yaitu bayam liar dan bayam budidaya.

Bayam liar dikenal dua jenis, yaitu bayam tanah (A. blitum L.) dan bayam berduri (A. spinosus L.). Ciri utama bayam liar adalah batangnya berwarna merah dan daunnya kaku (kasap).

Jenis bayam budidaya dibedakan dua macam, yaitu: (1) Bayam cabut atau bayam sekul alias bayam putih (A. tricolor L.). Ciri - ciri bayam cabut adalah memiliki batang berwarna kemerah-merahan atau hijau keputih - putihan, dan memilki bunga yang keluar dari ketiak cabang. Bayam cabut yang batangnya merah disebut bayam merah, sedangkan yang batangnya putih disebut bayam putih. (2) Bayam tahun, bayam skop atau bayam kakap (A. hybridus L.). Ciri - ciri bayam ini adalah memiliki daun lebar - lebar, yang dibedakan atas 2 spesies yaitu A. hybridus caudatus L. dan A. hibridus paniculatus L.

A. hybridus caudatus L., memiliki daun agak panjang dengan ujung runcing, berwarna hijau kemerah - merahan atau merah tua, dan bunganya tersusun dalam rangkaian panjang terkumpul pada ujung batang.

A. hibridus paniculatus L., mempunyai dasar daun yang lebar sekali, berwarna hijau, rangkaian bunga panjang tersusun secara teratur dan besar - besar pada ketiak daun.

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM

Varietas bayam unggul ada tujuh macam yaitu varietas Giri Hijau, Giti Merah, Maksi, Raja, Betawi, Skop, dan Hijau. Sedangkan beberapa varietas bayam cabut unggul adalah Cempaka 10 dan Cempaka 20.

Untuk pertumbuhannya, bayam tidak memerlukan persyaratan yang terlalu rumit. Tanaman ini dapat ditanam baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, sehingga hampir di seluruh wilayah nusantara dapat di usahakan jenis sayuran seperti ini. Bayam diperbanyak secara generative (biji), tanpa melalui persemaian. Walaupun begitu, Bayam lebih menyukai iklim hangat dan cahaya kuat. Bayam relatif tahan terhadap pencahayaan langsung karena merupakan tumbuhan C4.

Di Indonesia, bayam dapat tumbuh sepanjang tahun dan ditemukan pada ketinggian 5-2.000 m dpl, tumbuh di daerah panas dan dingin, tetapi tumbuh lebih subur di dataran rendah pada lahan terbuka yang udaranya agak panas. Herba setahun, tegak atau agak condong, tinggi 0,4-1 m, dan bercabang. Batang lemah berair dan kurang berkayu. Daun bertangkai, berbentuk bulat telur, lemas, panjang 5-8 cm, ujung tumpul, pangkal runcing, serta warnanya hijau, merah, atau hijau keputihan. Bunga dalam tukal yang rapat, bagian bawah duduk di ketiak, bagian atas berkumpul menjadi karangan bunga di ujung tangkai dan ketiak percabangan. Bunga berbentuk bulir. Bijinya berwarna hitam, kecil dan keras.

Pengolahan tanah untuk budidaya bayam cabutan dilakukan dengan mencangkul sedalam 20 cm sedang untuk bayam tahunan pencangkulan dilakukan lebih dalam yaitu sekitar 30 cm. Setelah tanah diratakan kembali kemudian diberikan pupuk kandang sebanyak ± 10 ton/ Ha. Untuk lebih memudahkan pemeliharaannya kelak, maka pertanaman hendaknya dilakukan dalam bentuk bedengan ukuran 1m x 5 m, baik untuk bayam cabutan maupun bayam tahunan.

Benih disebarkan atau dideretkan dalam garitan yang berjarak 15-20 cm di atas suatu petakan yang telah diberi cukup pupuk kandang. Setelah itu ditutup dengan tanah tipis-tipis sampai merata kemudian dilakukan penyiraman secara hati-hati. Penyiangan dapat dilakukan pada saat tanaman berumur ± 2 minggu. Rumput-rumput atau gulma pengganggu supaya dibersihkan dengan cara dicabut atau dibuang, kemudian tanah sekitar batang tanaman digemburkan.

Disamping pemberian pupuk kandang sebagai pupuk dasar maka pupuk anorganik juga diberikan sebagai pupuk dasar. Jenis pupuk yang diberikan adalah Urea, SP 36, dan KCl. Dosis pupuk yang diberikan tergantung pada jenis tanaman sebelumnya serta kandungan unsure hara pada masing-masing jenis pupuk. Pemberian pupuk tidak perlu terlalu dalam, cukup disebarkan dalam garitan ± 5 cm disebelah kanan dan kiri barisan. Gangguan pertanaman baik oleh hama maupun penyakit tidak dapat dijumpai, kecuali adanya kerusakan daun yang ditimbulkan oleh ulat daun.

Bayam dikenal sebagai sayuran sumber zat besi yang tinggi. Selain itu daun bayam dapat digunakan untuk membersihkan darah sehabis bersalin, memperkuat akar rambut, tekanan darah rendah, gagal ginjal, dan melancarkan pencernaan. Namun perlu diingat, jangan pernah memanaskan sayur bayam. Selain zat gizi menjadi rusak, zat besipun menjadi meningkat dan bisa berbahaya bagi tubuh.

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM

Tomat (Lycopersicon esculentum)

Tomat merupakan buah buni berdaging yang memiliki banyak manfaat. Tomat biasanya dimanfaatkan dalam keadaan segar atau telah dimasak. Tomat masuk ke dalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae, genus Lycopersicon (Lycopersicum), species Lycopersicon esculentumMill.

Penanaman tomat yang aman dan hemat adalah ketika musim hujan akan berakhir, yaitu sekitar bulan April dan Mei. Hal ini dimaksudkan agar frekuensi hujan sudah berkurang sehingga cocok untuk tanaman yang masih muda.

Awal penanaman tomat dimulai dari pembibitan benih. Tahap-tahap yang diperlukan dalam pembibitan adalah penyiapan bedeng semai, penyiapan media tanah, penanaman, dan penyapihan. Bedeng semai berfungsi sebagai tempat menyemaikan benih. Bedeng semai dapat dibuat dalam berbagai versi, tergantung selera dan finansial yang ada.

Penyemain benih dapat dengan cara menyebar benih tetapi cara terbaik dan teraman dengan dilakukan menanam benih sedalam 0,5-1 cm. Hasil semaian akan baik bila dipeliharadan menjaganya dari gangguan mekanis dan menjaga agar tidak kekeringan.

Bibit disapih ketika berumur 7-10 hari. Penyapihan berfungsi untuk memberikan daya adaptasi dan kemampuan tubuh yang lebih leluasa pada bibit. Selain itu dalam proses penyapihan dapat dilakukan sleksi bibit. Penanaman dilakukan ketika tanaman berumur sekitar 3 minggu di penyapihan. Bibit ditanam dengan posisi tegak lurus.

Penyiraman pada tomat dimaksudkan untuk mengganti air yang telah menguap pada siang hari, memberi tambahan air yang dibutuhkan oleh tanaman, dan mengembalikan kekuatan tanaman. Penyiraman hanya perlu dilakukan apabila keadaan cuaca menjadi sangat panas. Cuaca panas menyebabkan tanah menjadi kering dan tanaman tidak cukup mendapat air tanah. Penyiraman harus dilakukan dengan hati-hati agar air siraman tidak mengenai daun dan buah tomat, tetapi hanya mengenai batang dan akar. Sebaliknya pada saat musim hujan, di sekitar lahan yang ditanami tomat, harus dibuatkan saluran drainase supaya air hujan dapat segera mengalir karena tomat paling tidak tahan genangan air.

Penyulaman mempunyai maksud untuk mengganti tanaman yang mati, layu, rusak, atau kurang baik pertumbuhannya. Bibit pengganti dipilih yang baik pertumbuhannya agar dapat mengejar terdahulu yang berhasil tumbuh.

Jika tanaman telah mencapai tinggi 25 cm, harus dibuatkan tiang penahan. Untuk tomat yang tidak bercabang banyak, diperlukan lanjaran tegak setinggi sekitar 1,5 meter. Sedangkan untuk jenis tomat bercabang banyak, perlu dibuatkan lanjaran miring, pagar, atau para-para. Dua minggu setelah bibit ditanam, dilakukan penyiangan dan pendangiran. Kegiatan ini diulangi 3 minggu kemudian, yaitu saat tomat mulai berbunga. Penyiangan dan pendangiran harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak banyak akar yang terpotong. Akar yang terpotong dapat menyebabkan batang menjadi layu atau buah muda gugur.

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM

Tanaman tomat yang telah mempunyai lima dompolan buah harus dipotong pucuk batangnya dan tunas-tunasnya agar buah dapat menjadi besar dan cepat masak. Tinggalkan dua atau tiga tunas yang berada di samping atau di sebelah bawah dompolan buah yang kelima itu. Dompolan yang berdaun atau berbuah lebih perlu dipangkas dan dipetik agar tomat yang dikehendaki (lima dompolan) tidak terhalang pertumbuhannya.

Pemupukan Selama pertumbuhan di bedengan penanaman, tanaman tomat perlu dipupuk dengan Urea, DS, dan ZK. Banyaknya pupuk setiap pohon 20 g dengan perbandingan 2:3:1 atau 100 kg Urea, 300 kg DS, dan 125 ZK setiap ha. Pemupukan dilakukan dua kali, yaitu saat penyiangan pertama (dua minggu setelah tanam) dan penyiangan kedua (setelah tomat berbuah satu atau tiga dompolan). Pupuk diberikan di sekeliling tanaman dengan jarak sekitar 5 cm dan dibenamkan ke tanah sedalam 1 - 2 cm.

Ciri buah yang dapat dijadikan benih adalah (1) Secara visual: dengan melihat warna kulit dan ukuran buah, masih adanya sisa tangkai putik, mengeringnya tepi daun tua, dan mengeringnya tubuh tanaman. (2) Secara fisik: dilihat dari mudah tidaknya buah terlepas dari tangkai dan berat jenisnya. (3) Secara analisis kimia: kandungan zat padat, zat asam, perbandingan zat padat dengan zat asam, dan kandungan zat pati. (4) Secara perhitungan: jumlah hari setelah bunga mekar dalam hubunganya dengan tanggal berbunga dan unit panas. (5) Secara fisioogi: dengan melihat respirasi.Cabai ( Capsicum annum)

Cabai sudah dikenal banyak orang di berbagai negara sejak abad ke-15. Penyebaran tanaman cabai sangat luas. Luasnya penyebaran daerah tumbuh cabai menyebabkan beragamnya istilah atau nama cabai di berbagai negara, diantaranya: Inggris mengenal cabai sebagai Capsicum pepper, chilli, bird pepper, dan bird’s eye chilli. Amerika mengenal cabai sebagai piment dan poivron. Indonesia mengenal cabai sebagai lombok, cabai, cabai keriting, cabai rawit, dan cabai besar. Malaysia mengenal cabai sebagai cili, cili padi, cili api, dan cili sayur. Papua New Guenea mengenal cabai sebagai kapsikam,dan lombo. Filipina mengenal cabai sebagai sili, dan pasete. Kamboja mengenal cabai sebagai mo-tééhs phlaôk, dan mo-tééhs khmeang. Laos mengenal cabai sebagai ph’ik, danphéd. Thailand mengenal cabai sebagai phrik. Dan Vietnam mengenal cabai sebagai [ows]t.

Capsicum masih termasuk Family Solanaceae yang menjadi salah satu genus dari 90 genus dan 2000 spesies, selain itu juga termasuk salah satu tanaman penting secara ekonomi dari beberapa tanaman penting lainya seperti kentang, terong, tomat, dan tembakau. Berdasarkan ilmu taksonomi, cabai masuk ke dalam divisio Spermatophyta, subdivisio Angiospermae, class Dicotyledone, Ordo Tubiflorae, familia Solanaceae, genusCapsicum, spesies Capsicum annuum L.

Cabai secara umum memiliki ciri-ciri morfologi dengan struktur perakaran yang diawali dari akar tunggang yang sangat kuat dan bercabang-cabang ke samping dengan akar rambut. Akar tunggang yang kuat pada cabai dapat menghujam ke dalam hingga mencapai kedalaman satu meter atau bahkan lebih.

Ciri lainnya adalah tanaman ini berbatang utama tegak, bagian pangkanya berkayu dan bercabang lebat, serta memiliki tinggi yang berkisar 50-150 cm dengan diameter batang

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM

± 1 cm. Bagian batang yang muda berambut halus. Secara umum warna batangnya adalah hijau dan coklat kehijauan pada ujung batang utama hingga mendekati percabangan, sedangkan pada ‘node’ atau titik percabangan biasanya diwarnai oleh bercak ungu. Tanaman cabai memiliki bentuk daun datar, berkilau, sederhana, panjang tangkai 0,5- 2,5 cm, helaian daun bulat telur memanjang atau ellips bentuk lanset, dengan pangkal meruncing dan ujung runcing, 1,5-12 kali 1-5 cm. Selain itu, daun cabai agak kaku, berwarna hijau sampai hijau tua dengan tepinya rata. Daun tumbuh pada tunas-tunas samping secara berurutan, sedangkan pada batang utama daun tunggal tersebut tersusun secara spiral. Daun berbulu lebat atau jarang, tergantung pada spesiesnya.

Bunga cabai umumnya bersifat tunggal dan tumbuh pada ujung ruas, serta merupakan bunga sempurna (hermaprodit). Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki putik dan benang sari dalam satu bunga. Mahkota bunga berwarna putih atau ungu tergantung kultivarnya, helaian mahkota bunga berjumlah lima atau enam helai. Pada dasar bunga terdapat daun buah yang berjumlah lima helai yang kadang-kadang bergerigi. Tabung kelopak berusuk bentuk lonceng, gundul, tinggi 2-3 mm. Mahkota bentuk roda, berbagi 5 dalam, tinggi tabung 2 mm, tepian terbentang, luas, garis tengah 1,5-2 cm, taju runcing. Setiap bunga mempunyai satu putik (stigma), kepala putik berbentuk bulat. Benang sari berjumlah lima sampai delapan helai benang sari dengan kepala sari yang berbentuk lonjong, berwarna biru keunguan. Pada saat bunga mekar, kotak sari masak dan dalam waktu relatif singkat tepung sari keluar mencapai kepala putik dengan perantara serangga atau angin.

Ukuran buah cabai beragam dari pendek sampai panjang, sedangkan ujungnya runcing atau tumpul. Bentuk buah umumnya adalah memanjang. Kedudukan buah adalah buah tunggal pada masing-masing ruas (ketiak daun), atau kadang-kadang ‘fasiculate’(bergerombol). Permukaan kulit dan warna buah bervariasi dari halus sampai bergelombang, warna mengkilat sampai kusam, hijau, kuning, coklat atau kadang-kadang ungu pada waktu muda dan menjadi merah kalau matang. Lebar buah mencapai 8 mm sedangkan panjangnya berkisar 0,8-30 cm (asumsi buah lurus).

Biji cabai terletak di dalam buah. Melekat di sepanjang ‘placenta’, berjumlah 140 biji per gram. Biji mempunyai kulit yang keras. Di dalam biji terdapat ‘endosperm’ dan ‘ovule’. Biji C. annuum berwarna kuning jerami, hanya biji C. pubescens yang berwarna hitam.

Cabai dapat hidup pada daerah yang memiliki ketinggian antara 01.200 m dpl. Berarti tanaman ini toleran terhadap dataran tinggi maupun dataran rendah. Jenis tanah yang ringan ataupun yang berat tak ada masalah asalkan diolah dengan baik. Namun, untuk pertumbuhan dan produksi terbaik, scbaiknya ditanam pada tanah berstruktur remah atau gembur dan kaya bahan organik. Sedang pH tanah yang dikehendaki antara 6,0-7,0.

Benih Benih cabai dapat diperoleh dari buah yang tua dan bentuknya sempurna, tidak cacat, serta bebas hama dan penyakit. Benih dapat diperoleh dengan cara buah cabai dibelah secara memanjang, dikeluarkan bijinya, dijemur, dan dibiarkan hingga kering. Biji seperti ini bisa langsung disemai. Apabila ingin disimpan lama sebaiknya buah cabai dibiarkan tetap utuh dan dijemur hingga kering. Bila sudah ingin disemai, biji yang kering dikeluarkan. Apabila benih terlanjur lama disimpan maka sebelum disemaikan direndam dahulu dalam air hangat. Biarkan sebentar. Nanti akan terlihat sebagian biji terendam dan sebagian

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM

mengapung. Biji yang mengapung dibuang karena biji tersebut sudah rusak dan bila dipaksakan ditanam akan sulit tumbuh. Biji yang terpilih untuk ditanam sebaiknya mengalami perlakuan benih dahulu. Benih direndam dalam larutan kalium hipoklorit 10 % sekitar 10 menit. Tindakan ini sebagai penangkal penyakit virus yang sering terdapat pada benih. Benih juga dapat direndam dalam air hangat (suhu 50°C) selama semalam. Tujuan perendaman agar benih cepat tumbuh.

Kebutuhan benih cabai per hektar ialah antara 200-500 g. Untuk cabai hibrida sebaiknya memakai benih yang langsung dibeli di toko. Bila mengambil benih dari buah yang ditanam sendiri maka hasil panen beirikutnya akan jauh berkurang. Tanaman cabai sebaiknya ditanam dalam bentuk bibit. Untuk itu diperlukan persemaian. Persemaian sederhana dengan atap daun kelapa, daun pisang, atau alang-alang bisa dipakai. Pada daerah dataran tinggi atau daerah yang sering ditiup angin kencang, sebaiknya dibuat atap yang kekuatannya memadai. Misalnya, atap plastik yang lumayan kokoh. Arah bedengan persemaian dibuat menghadap ke timur. Tanah bedengan diolah agar gembur, lalu ditambahkan pupuk kandang dengan dicampur merata. Biji cabai ditebarkan dan disiram dengan sprayer halus agar tumbuh baik. Penyiraman dilakukan secara teratur. Setelah berumur 30-40 hari setelah semai bibit siap ditanam di lahan.

Penanaman Cabai bisa di tanam di lahan sawah atau tegalan. Bila ditanam di lahan sawah sebaiknya di akhir musim hujan sehingga jumlah air di lahan tidak berlebihan. Sedangkan bila ditanam di tegalan saat yang tepat adalah musim hujan. Pemilihan musim ini penting agar kebutuhan air tanaman cabai tersedia dengan tepat. Tanah dibersihkan dari gulma dan dicangkul atau dibajak agar gembur. Bila pH tanah kurang dari 5,5, tambahkan kapur. Untuk satu hektar tanah asam dibutuhkan 1-1,5 ton kapur. Kapur akan memberikan pengaruh terbaik bila diberikan 1 bulan sebelum tanam. Cabai dapat ditanam dengan sistem baris tunggal (single row) atau sistem beberapa baris pada bedengan. Sistem baris tunggal banyak dipakai petani cabai dataran tinggi serta dataran rendah yang tergolong medium karena cocok dengan tanah yang bertekstur ringan atau sedang. Sistem beberapa baris pada bedengan lebih umum digunakan petani dataran rendah karena sistem tanahnya yang bertekstur liat hingga berat. Jarak tanam yang digunakan pada sistem baris tunggal adalah 60-70 cm x 30-50 cm. Sedangkan untuk sistem bedengan, jarak tanamnya 40-50 cm x 30-40 cm. Pada setiap titik dibuat lubang tanaman. Ukuran lubang tak perlu besar yang penting bisa memuat benih sapihan beserta tanah yang membalut perakarannya.

Pemeliharaan Benih sapihan biasanya tumbuh terus dengan baik. Bila ada tanaman yang mati, sebaiknya segera disulam. Tujuannya agar pertumbuhan tanaman susulan tidak terlalu jauh berbeda dengan yang lebih dahulu tumbuh baik. Tindakan pemeliharaan lain untuk tanaman cabai yang penting adalah penyiangan, penggemburan, dan pengairan. Penyiangan dilakukan dengan kored atau dengan langsung mencabut. Penyiangan dengan kored berfungsi juga sebagai penggembur tanah. Pengairan dilakukan terutama pada awal penanaman atau pada saat air hujan tak mencukupi kebutuhan tanaman.

Kebutuhan pupuk kandang untuk setiap hektar lahan cabai adalah sekitar 20 ton. Selain itu pupuk buatan juga diberikan. Pupuk yang biasa diberikan adalah Urea dengan dosis 225 kg/ha, TSP dengan dosis 100-150 kg/ha, dan KCl dengan dosis 100-150 kg/ha. Pupuk Urea diberikan tiga kali. Sepertiga bagian di awal tanam, sepertiga berikutnya di bulan

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM

pertama dan kedua. Sebaiknya pupuk diberikan dengan cara ditugal. Pemupukan pertama merupakan gabungan dari Urea, TSP, dan KCI.

Panen Cabai dataran rendah lebih cepat dipanen dibanding cabai dataran tinggi. Panen pertama cabai dataran rendah sudah dapat dilakukan pada umur 70-75 hari. Sedang di dataran tinggi panen baru dapat dimulai pada umur 4-5 bulan. Setelah panen pertama, setiap 3-4 hari sekali dilanjutkan dengan panen rutin. Biasanya pada panen pertama jumlahnya hanya sekitar 50 kg. Panen kedua naik hingga 100 kg. Selanjutnya 150, 200, 250, ..., . hingga 600 kg per hektar. Setelah itu hasilnya menurun terus, sedikit demi sedikit hingga tanaman tidak produktif lagi. Tanaman cabai dapat dipanen terus-menerus hingga berumur 6-7 bulan. Cabai yang sudah berwama merah sebagaian berarti sudah dapat dipanen. Ada juga petani yang sengaja memanen cabainya pada saat masih muda (berwarna hijau). Kriteria panennya saat ukuran cabai sudah besar, tetapi masih berwama hijau penuh.

Kacang Panjang (Vigna sinensis)

Tumbuhan kacang panjang telah dikenal luas oleh masyarakat kita. Bahkan sehari-hari kita sering menjadikannya santapan baik untuk sayuran maupun lalapan. Mungkin sebagian dari kita telah mengetahui, pernah melihat sayuran kacang panjang.

Kacang panjang merupakan tanaman semak, menjalar, semusim dengan tinggi kurang lebih 2.5 m. Batang tanaman ini tegak, silindris, lunak, berwarna hijau dengan permukaan licin. Daunnya majemuk, lonjong, berseling, panjang 6-8 cm, lebar 3-4,5 cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip, pertulangan menyirip, tangkai silindris, panjang kurang lebih 4 cm, dan berwarna hijau.

Bunga tanaman ini terdapat pada ketika daun, majemuk, tangkai silinder, panjang kurang lebih 12 cm, berwarna hijau keputih-putihan, mahkota berbentuk kupu-kupu, berwarna putih keunguan,kuning atau biru, benang sari bertangkai, panjang kurang lebih 2 cm, berwarna putih, kepala sari kuning, putilk bertangkai, berwarna kuning, panjang kurang lebih 1 cm, dan berwarna ungu. Bunga kacang panjang mulai tampak pada umur 4-6 minggu setelah kecambah muncul dan mekar pada pagi hari.

Buah tanaman ini berbentuk polong, berwarna hijau, dan panjang 15-25 cm. Polong menggantung, ramping, biasa digunakan seperti seperti kacang buncis. Bijinya lonjong pipih, berwarna coklat muda. Panen sering dimulai sekitar 70 hari setelah tanam dan dapat berlanjut selama 25-30 hari.

Umur simpan kacang panjang pendek. Hal ini disebabkan oleh tingginya respirasi dan cepat layu. Walaupun penyimpanan suhu rendah dapat dapat memperpanjang umur simpan polong ya gtelah dipanen, kacang panjang peka terhadap kerusakan suhu rendah dan bahkan rusak jika disimpan pada suhu dibawah 10oC selama beberapa hari.

Akarnya tunggang berwarna coklat muda (Hutapea etal 1994). Tanaman tumbuh baik pada tanah Latosol atau lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik, pH sekitar 5,5-6,5. Suhu antara 20-30 derajat Celcius, iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun dan ketinggian optimum kurang dari 800 m dpl.

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM

Kacang panjang dapat diperbanyak dengan biji. Biji yang dijadikan bibit hendaknya diambil dari buah yang masak di pohon. Tanaman yang diambil benihnya adalah tanaman yang tumbuh sehat. Polong yang bijinya dijadikan benih adalah polong yang sehat dan mulus. Polong tersebut dibiarkan sampai kulit luarnya mengering. Kacang panjang yang masak di pohon ini harus sehat dan mulus. Untuk satu hektar lahan, dibutuhkan benih sekitar 15-20 kg. Benih kacang yang disimpan sering dirusak hama gudang sehingga perlu perlakuan benih dengan menggunakan Sevin atau Ridomil. Untuk setiap kg benih dibutuhkan 1-2 g pestisida tersebut yang dilarutkan dalam satu liter air. Benih direndam sekitar tiga menit dalam larutan, lalu diangin-anginkan dan disimpan.

Penanaman dilakukan setelah lahan diolah dan digemburkan, lalu dibuat lubang tanam dengan tugal. Jarak tanam antarbaris 75 cm, dan jarak antar tanaman 25 cm. Masukkan 2-3 butir benih ke dalam lubang: Kemudian lubang ditutup dengan tanah tipis-tipis tanpa dipadatkan. Kacang panjang tidak harus ditanam dalam bedengan. Bila ingin membuat guludan dalam barisan cukup dengan menaikkan tanah di kiri-kanan tanaman sehingga barisan menjadi lebih tinggi.

Pemeliharaan Kacang panjang tipe merambat perlu diberi rambatan. Bila tidak maka pertumbuhan tanaman akan menumpuk tak menentu. Posisi polongnya juga akan berserakan di tanah. Ajir dibuat dari bambu yang panjangnya kurang lebih 2 m. Ajir dipasang saat tinggi tanaman mencapai 25 cm. Agar pertumbuhan tanaman teratur maka antar tonggak dipasang tali. Tali ini penting untuk sulur cabang-cabang yang tumbuh kemudian. Pemangkasan diperlukan bila tanaman terlalu subur daunnya. Daun dikurangi agar pertumbuhan generatifnya baik. Pemupukan Tanaman kacang panjang membutuhkan pupuk kandang sebanyak 10-15 ton/ha. Pupuk ini diberikan bersamaan dengan tahap pengolahan tanah. Pupuk dicampur dengan tanah dan disebarkan secara merata pada tanah lapisan atas. Sedangkan pupuk anorganik yang dibutuhkan adalah Urea sebanyak 50 kg/ha, TSP sebanyak 100 kg/ha, dan KCl sebanyak 100 kg/ha. Urea diberikan dalam dua tahap. Tahap pertama pada waktu tanam dan kedua pada waktu tanaman berumur 3 minggu. Setiap pemberian dosisnya setengah dari jumlah dosis total. Sedang jenis pupuk yang lain dapat diberikan sekaligus. Soal pupuk urea ada juga yang berpendapat bahwa pemberiannya cukup setengah dosis saja. Hal ini karena kacang panjang adalah tanaman yang dapat mengikat unsur nitrogen bebas dari udara melalui bintil akamya yang mengandung Rhizobium. Oleh karena itu, bila tanah gembur dan bindl akar yang tumbuh banyak maka Ureanya cukup setengah dosis saja.

Penyakit yang banyak menyerang antara lain bercak daun akibat serangan jamur Cercospora sp Gejalanya berupa bercak-bercak pada daun yang diikuti dengan kerusakan daun hingga rontok. Selain itu penyakit karat daun dan busuk polong sering terlihat pada tanaman kacang panjang yang diserang cendawan (Colletotrichum)

Panen Tanaman kacang panjang bisa dipanen beberapa kali. Panen untuk sayur dilakukan mulai umur. 50-60 hari. Polong yang tepat untuk sayuran segar wamanya hijau segar dan polongnya masih padat. Polong yang tak padat lagi, isinya mengeras dan kulitnya berserat, tak cocok untuk sayur. Oleh karena itu, panen perlu tepat waktu. Lain halnya untuk polong yang memang disiapkan untuk benih. Untuk keperluan tersebut, polong baru dipanen

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM

setelah benar-benar tua. Interval panen dilakukan seminggu sekali. Ini bisa berjalan sampai masa produktif terhenti atau setelah tanaman berumur sekitar 4 bulan.

BAHAN DAN METODETempat dan Waktu

Praktikum dasar-dasar hortikultura dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan. Praktikum ini dilaksanakan setiap Selasa mulai tanggal 11 Maret 2009 hingga 10 Juni 2009. Praktikum ini dilakukan pada pukul 07.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB.Bahan dan Alat

Alat yang digunakan pada praktikum Dasar-Dasar Hortikultura adalah cangkul, kored, penggaris, ember, gelas bekas, box panen, dan timbangan. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih kangkung, benih cabe, benih bayam, benih tomat, benih caisim, benih kacang panjang, dan pupuk kocor. Selain alat- alat dan bahan yang telah disebutkan, kami juga menggunakan ajir, raffia, komoditas buah tropis, green house.Metode Pelaksanaan

Lahan yang akan digunakan diolah terlebih dahulu dengan cara dicangkul. Pencangkulan dilakukan agar tanah lebih gembur. Menggemburkan tanah dapat juga dilakukan dengan menggunakan cangkul dan dibantu dengan garpu. Setelah tanah gembur, maka tanah dibentuk bedengan-bedengan dengan ukuran panjang 20 m dan lebar 0,8m. Untuk mengukur panjang dan lebar bedengan dapat menggunakan meteran. Kegiatan ini dilakukan oleh pegawai kebun, sehingga praktikan tinggal menggunakannya. Setiap anggota kelompok diwajibkan memelihara tanaman dengan baik dan membuat satu buku catatan yang

digunakan untuk mencatat berbagai macam keperluan, seperti: penggunaan sarana produksi, tenaga kerja, serta

data percobaan dan buku catatan ini akan diperiksa secara rutin oleh asisten.

Teknik budidaya yang telah dipelajari terfokus pada tanaman sayur-sayuran antara lain kangkung, caisim, bayam, tomat, cabe, dan kacang panjang. Tanaman yang langsung bisa ditanam (direct planting) pada lahan dengan cara ditugal (kangkung dan kacang panjang), dan ditebar (bayam dan caisim) sedangkan tanaman yang memerlukan persemaian dan pemindahan sebelum dibudidayakan pada bedengan yang tersedia (indirect planting) adalah tomat dan cabe.

Setiap kelompok mendapat 3 bedengan dengan ukuran bedeng masing-masing 0,8 m x 15 m. Bedengan yang akan kami gunakan Pada bedeng pertama ditanam kangkung, bedeng kedua ditanam caisin, dan bedeng ketiga ditanam bayam.

Kangkung (Ipomoea reptans)

Penanaman kangkung dilakukan pada tanggal 10 Maret 2009. Kangkung yang ditanam adalah Chia Tai Seed Cap Kapal Terbang. Kangkung ditanam dengan jarak tanam 20 x 20 cm sebanyak 4 baris dan jumlah tanaman perbaris adalah 100 lubang. Tiap lubang berisi 4 benih kangkung dan Furadan 3G dengan perkiraan benih per bedeng 1600 benih dan kedalaman 3 cm per lubang. Cara tanam dilakukan dengan cara direct seeding. Lalu memberi pupuk dasar dengan dosis Urea 10 g/m2, SP-36 10 g/m2, KCL 10 g/m2, dan pupuk kandang 2 kg/m2. Pupuk dasar ini diberikan pada alur.

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM

Pada satu minggu setelah tanam menentukan sepuluh tanaman contoh, penyulaman, dan menghitung daya berkecambah. Jumlah lubang yang disulam sebanyak 27 lubang, sehingga benih yang digunakan untuk menyulam sebanyak 108 benih. Daya kecambah yang diperoleh adalah sebesar 74,01 %.

Setiap minggu dilakukan penyiangan, pembersihan lahan, dan mengamati pertumbuhan vegetatif. Pertumbuhan vegetatif yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah cabang. Pembubunan dilakukan setiap tiga minggu sekali.

Panen dilakuan pada tanggal 7 April 2009, tepatnya empat minggu setelah tanam. Tanaman yang di tengah pemanenan dilakukan dengan cara dicabut sampai akar- akarnya, dan tanaman pinggir dipanen dengan cara dipetik dan ditinggalkan 2- 3 ruas batang kangkung. Setelah dipanen, dilakukan penghitungan bobot total kangkung, bobot akar, bobot tanaman tanpa akar, bobot tanaman contoh, tinggi dan jumlah daun tanaman contoh, dan bobot marketable.

Caisim

Penanaman caisim dilakukan pada tanggal 10 Maret 2009. Caisim yang ditanam adalah benih Sinar Bumi Cap Mendut. Caisim ditanam dengan jarak tanam dialur masing-masing 20 cm yang terdiri dari 4 baris jumlah benih perbaris adalah 2 gr/m baris, kedalamannya 3 cm. Cara tanamnya dilakukan dengan cara direct seeding, perkiraan benih/bedeng adalah 60 gr/benih/bedengdan Furadan 3G. Lalu memberi pupuk dasar dengan dosis Urea 10 g/m2, SP-36 10 g/m2, KCL 10 g/m2, dan pupuk kandang 2 kg/m2. Pupuk dasar ini diberikan pada alur.

Pada satu minggu setelah tanam menentukan sepuluh tanaman contoh, penyulaman, dan menghitung daya berkecambah. Daya kecambah caisin hanya 5%, sehingga dilakukan penanaman ulang. Setelah dilakukan penanaman ulang, daya kecambahnya juga masih 5%. Oleh karena itu, penanaman caisin dinyatakan gagal dan diganti dengan tanaman kangkung dengan cara tanam seperti diatas.Bayam (Amaranthus spp. L. )

Penanaman bayam dilakukan pada tanggal 10 Maret 2009. Bayam yang ditanam adalah Alabama dari PT Sang Hyang Seri. Bayam ditanam dengan jarak tanam dialur masing-masing 20 cm yang terdiri dari 4 baris jumlah benih perbaris adalah 2 gr/m baris, kedalamannya 3 cm. Cara tanamnya dilakukan dengan cara direct seeding, perkiraan benih/bedeng adalah 60 gr/benih/bedeng dan diberi Furadan 3G. Lalu memberi pupuk dasar dengan dosis Urea 10 g/m2, SP-36 10 g/m2, KCL 10 g/m2, dan pupuk kandang 2 kg/m2. Pupuk dasar ini diberikan pada alur.

Pada satu minggu setelah tanam menentukan sepuluh tanaman contoh, penyulaman, dan menghitung daya berkecambah. Daya kecambah yang diperoleh adalah sebesar 75 %.

Setiap minggu dilakukan penyiangan, pembersihan lahan, dan mengamati pertumbuhan vegetatif. Pertumbuhan vegetatif yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah cabang. Pembubunan dilakukan setiap tiga minggu sekali.

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM

Panen dilakuan tiga minggu setelah tanam. Pemanenan bayam dilakukan dengan cara dicabut sampai akar- akarnya. Setelah dipanen, dilakukan penghitungan bobot total bayam, bobot akar, bobot tanaman tanpa akar, bobot tanaman contoh, tinggi dan jumlah daun tanaman contoh, dan bobot marketable.

Tomat (Lycopersicon esculentum)

Penanaman bibit tomat dilakukan pada bedeng yang sebelumnya ditanami kangkung. Apa yang kami lakukan adalah salah. Seharusnya tomat ditanam pada lahan bekas caisim. Penanaman tomat dilakukan secara indirect seeding. Awalnya kami menanam benih tomat pada tray. Penanaman ini dilakukan pada tanggal 10 Maret 2009. Tray yang kami gunakan memiliki lubang sebanyak 105 lubang dengan tiap lubang 1 benih. Daya kecambah benih tomat dalam tray adalah 95,23%.

Penanaman tomat dilapang dilaksanakan pada tanggal 7 April 2009. Bibit tomat yang ditanam sebanyak 80 bibit dan ditanam diantara baris tanaman kangkung dengan jarak tanam 50 x 50 cm. Lalu memberi pupuk dasar dengan dosis Urea 5 g/m2, dan SP-36 20 g/m2. Pupuk dasar ini diberikan mengelilingi tanaman.

Pada satu minggu setelah tanam menentukan sepuluh tanaman contoh, penyulaman, dan menghitung daya tumbuh. Jumlah bibit yang harus disulam sebanyak 9 tanaman, sehingga daya tumbuh tomat sebesar 88,75%.

Memberi pupuk pada 3 dan 6 MST dengan melingkar (dosis SP36 dan Urea masing-masing 5 g/tanaman). Pengajiran dilakukan pada 4 minggu setelah tanam, pembubunan pada 3 minggu setelah tanam, dan pemberian Dekamon pada 2,4,6 MST.

Setiap minggu dilakukan pembersihan gulma, memberi pupuk kocor, pembersihan lahan, mengamati pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan generatif. Pertumbuhan vegetatif, meliputi pengukuran tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah cabang, sedangkan mengamati pertumbuhan generatif, meliputi saat berbunga, jumlah bunga, jumlah buah rontok, jumlah tandan.

Panen dilakukan tanggal 9 Juni 2009. Panen dilakukan dengan menghitung bobot total, bobot akar, bobot tanaman tanpa akar, bobot tanaman contoh, tinggi dan jumlah daun tanaman contoh, bobot marketable, jumlah buah per katagori, dan jumlah bobot buah per katagori.Cabai ( Capsicum annum)

Penanaman bibit cabai dilakukan pada bedeng yang sebelumnya ditanami caisim. Apa yang kami lakukan adalah salah. Seharusnya cabai ditanam pada lahan bekas kangkung. Penanaman cabai dilakukan secara indirect seeding. Penanaman ini dilakukan pada tanggal 10 Maret 2009. Tray yang kami gunakan memiliki lubang sebanyak 105 lubang dengan tiap lubang 1 benih. Daya kecambah benih cabai dalam tray adalah 51,43%.

Penanaman cabai dilapang dilaksanakan pada tanggal 7 April 2009. Bibit cabaiyang ditanam sebanyak 50 bibit dan ditanam diantara baris tanaman kangkung dengan jarak tanam

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM

50 x 50 cm. Lalu memberi pupuk dasar dengan dosis Urea 5 g/m2, dan SP-36 20 g/m2. Pupuk dasar ini diberikan mengelilingi tanaman.

Pada satu minggu setelah tanam menentukan sepuluh tanaman contoh, penyulaman, dan menghitung daya tumbuh. Jumlah bibit yang harus disulam sebanyak 11 tanaman, sehingga daya tumbuh tomat sebesar 78%.

Memberi pupuk pada 3 dan 6 MST dengan melingkar (dosis SP36 dan Urea masing-masing 5 g/tanaman). Pengajiran dilakukan pada 4 minggu setelah tanam, pembubunan pada 3 minggu setelah tanam, dan pemberian Dekamon pada 2,4,6 MST.

Setiap minggu dilakukan pembersihan gulma, memberi pupuk kocor, pembersihan lahan, mengamati pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan generatif. Pertumbuhan vegetatif, meliputi pengukuran tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah cabang, sedangkan mengamati pertumbuhan generatif, meliputi saat berbunga, jumlah bunga, jumlah buah rontok, jumlah tandan.

Panen dilakukan tanggal 9 Juni 2009. Panen dilakukan dengan menghitung bobot total, bobot akar, bobot tanaman tanpa akar, bobot tanaman contoh, tinggi dan jumlah daun tanaman contoh, bobot marketable, jumlah buah per katagori, dan jumlah bobot buah per katagori.

Kacang panjang (Vigna sinensis)

Penanaman kacang panjang dilakukan pada tanggal 7 April 2009. Kacang panjang ditanam dengan jarak tanam 50 x 20 cm sebanyak 2 baris. Tiap lubang berisi 2 benih kangkung dan Furadan 3G. Benih yang kami gunakan sebanyak 348 benih. Cara tanam dilakukan dengan cara direct seeding. Lalu memberi pupuk dasar dengan dosis SP-36 10 g/tanaman.

Pada satu minggu setelah tanam menentukan sepuluh tanaman contoh dan menghitung daya berkecambah. Daya kecambah yang diperoleh adalah sebesar 74,01 %.

Setiap minggu dilakukan penyiangan, pembersihan lahan, pemberian pupuk kocor dan mengamati pertumbuhan generatif. Pembubunan dilakukan setiap tiga minggu sekali. Pemberian pupuk pada 3 dan 6 MST dengan melingkar (dosis SP36 dan Urea masing-masing 5 g/tanaman). Pengajiran pada 2 MST.

Panen dilakuan pada tanggal 2 Juni 2009. Setelah dipanen, dilakukan penghitungan bobot polong kacang panjang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kangkung (Ipomea reptans)

Penanaman kangkung dilakukan pada tanggal 10 Maret 2009 secara serempak. Kangkung yang ditanam adalah Chia Tai Seed Cap Kapal Terbang dan Grand. Penanaman kangkung dilakukan dengan cara ditugal dengan jarak tanam 20 x 20 cm sebanyak 4 baris

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM

dan jumlah tanaman perbaris adalah 100 lubang. Tiap lubang berisi 4 benih kangkung dan Furadan 3G dengan perkiraan benih per bedeng 1600 benih dan kedalaman 3 cm per lubang. Cara tanam dilakukan dengan cara direct seeding. Lalu memberi pupuk dasar dengan dosis Urea 10 g/m2, SP-36 10 g/m2, KCL 10 g/m2, dan pupuk kandang 2 kg/m2. Pupuk dasar ini diberikan pada alur.

Pada kenyataannya kami, kelompok enam hanya mampu membuat 76 lubang per baris dan total benih yang ditanam adalah 1216 benih. Hal ini terjadi karena kesalahan praktikan dalam mengukur jarak tanam, sehingga jarak tanam yang kami ukur terlalu lebar.

Daya berkecambah yang paling tinggi adalah Grand, sedangkan daya berkecambah paling rendah juga Grand. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan kandungan unsur hara yang ada dalam tanah, sehingga menyebabkan daya berkecambah berbeda- beda. Berdasarkan pengamatan pertumbuhan kangkung, Grand memiliki pertumbuhan yang bagus. Terlihat dari pertumbuhannya yang paling tinggi dan jumlah cabang paling banyak. Produktivitas Grand lebih tinggi dari Chia tai. Bahkan produktivitas paling tinggi adalah Grand dan produktivitas paling rendah adalah Chia tai. Oleh karena itu kita dapat menyimpulkan bahwa kualitas Grand lebih bagus daripada Chia tai.

Berdasarkan literatur yang kami peroleh, kangkung sangat toleran dalam kondisi apapun. Sementara itu, lahan yang kami gunakan untuk menanam kangkung merupakan lahan sisa penanaman komoditas lain yang tanpa diberakan dan dipupuk terlebih dahulu. Sehingga tingkat kesuburannya rendah, dan tentu saja kurang mendukung pertumbuhan benihkankung, tetapi kangkung dapat tumbuh dengan subur.

Caisim

Pada praktikum ini, varietas caisin yang dipergunakan adalah varietas Mendut dan varietas Tosakan. Pada tabel hasil pengamatan caisin, dapat dilihat bahwa dari semua kelompok yang menanam caisin varietas tosakan (kelompok 1-6) daya berkecambahnya lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang menanam caisin varietas mendut (kelompok 7-13). Hal tersebut dimungkinkan terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi, diantaranya :

1. Kualitas benih yang digunakan dari masing-masing varietas;2. Kondisi pH tanah/lahan tanam yang tidak optimum (pH 6 – pH 7);3. Unsur hara yang terkandung dalam tanah dan struktur fisik tanah yang kurang cocok;4. Cara pemeliharaan yang kurang tepat.

Pada tabel tersebut, juga dapat dilihat bahwa daya berkecambah tertinggi didapat oleh kelompok 10 yang menanam caisin varietas tosakan dengan daya berkecambah sebesar 95,43 %. Pengamatan pada tanaman caisin ini dilakukan pada 10 tanaman terpilih yang kemudian akan digunakan sebagai tanaman contoh. Pada saat 3 MST caisin ini memiliki tinggi 14,45 cm dengan 4 buah cabang dan pada saat 4 MST memiliki tinggi 21,95 cm dengan 6 buah cabang untuk rata-rata 10 tanaman contoh tersebut. Saat panen, bobot rata-rata 10 tanaman contoh yang diukur bersama dengan bagian akar tanamannya adalah sebesar 11,7 gram dan bobot rata-rata 10 tanaman contoh yang diukur dengan membuang akar tanamannya adalah sebesar 10,84 gram.

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM

Untuk tanaman caisin yang ditanam oleh kelompok kami (kelompok 6) hanya memiliki daya berkecambah sebesar 5% dan dapat dikatakan rendah. Hal ini dimungkinkan oleh faktor-faktor yang telah disebutkan diatas yang mempengaruhi tanaman caisin sehingga tanaman tersebut tidak tumbuh optimal.Bayam (Amaranthus spp. L. )

Penanaman bayam tidak melalui persemaian, penanaman dilakukan dengan menaburi benih pada bidang alur yang telah dibuat. Berdasarkan hasil yang kami peroleh ternyata tujuan praktikum tidak tercapai. Hal ini disebabkan setelah 1 MST, benih yang seharusnya berkecambah ternyata mengalami stagnasi yang cukup lama bahkan mengalami kematian. Ada beberapa kemungkinan/ faktor yang mempengaruhi kematian benih di lapang, antara lain tingkat kesuburan tanah, rendahnya mutu benih, dan kondisi lingkungan tumbuh.

Berdasarkan literatur yang kami peroleh, tanaman bayam menghendaki tanah yang gembur dan subur untuk pertumbuhannya. Sementara itu, lahan yang kami gunakan untuk menanam bayam merupakan lahan sisa penanaman komoditas lain yang tanpa diberakan dan dipupuk terlebih dahulu. Sehingga tingkat kesuburannya rendah, dan tentu saja kurang mendukung pertumbuhan benih bayam.

Pada praktikum kali ini, benih bayam yang tidak berkecambah tidak hanya dialami oleh kelompok kami saja, bahkan hampir sebagian besar kelompok lain juga mengalami hal yang sama. Hal ini dimungkinkan karena rendahnya mutu benih yang kami peroleh atau lamanya penyimpanan benih sehingga sudah mengalami viabilitas benih bayam.

Faktor lingkungan tumbuh sangat mempengaruhi proses perkecambahan benih. Meskipun tanaman bayam dapat tumbuh kapan saja, baik pada waktu musim hujan ataupun musim kemarau namun tanaman ini membutuhkan air yang cukup banyak sehingga paling tepat ditanam pada awal musim hujan, yaitu sekitar bulan Oktober-November. Sementara itu, pada praktikum kali ini penanaman bayam dilakukan pada bulan Februari-Maret, sehingga ketersediaan air menjadi kurang. Hal ini mungkin dapat teratasi dengan penyiraman yang dilakukan setiap hari. Akan tetapi, mayoritas penyiraman yang dilakukan hanya bergantung pada saat hujan turun (penyiraman alami) sehingga tanaman menjadi merana dan mengalami krisis air.

Dapat dilihat di tabel bayam bahwa persentase rata-rata daya berkecambah sekitar 69.519 % sedangkan benih yang baik minimal mempunyai daya berkecambah sekitar 75 %. Jika dilihat antara varietas Alabama dan Maskot, varietas Maskot lebih memiliki daya berkecambah yang lebih baik dibandingkan dengan varietas Alabama. Tinggi tanaman pada tanaman bayam Alabama mengalami penurunan mungkin dikarenakan adanya kesalahan dalam pengukuran. Dan jika dibandingkan bobot total panen antara varietas Alabama dan Maskot lebih besar Maskot karena pada varietas Maskot masih memiliki viabilitas benih yang tinggi.

Tomat (Lycopersicon esculentum)

Tomat merupakan buah buni berdaging yang memiliki banyak manfaat. Tomat biasanya dimanfaatkan dalam keadaan segar atau telah dimasak. Tomat

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM

memiliki botani sebagaiberikut.Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : AngiospermaeKelas : DicotyledonaeOrdo : SolanalesFamili : SolanaceaeGenus : Lycopersicon (Lycopersicum)Species : Lycopersicon esculentum Mill.

Pada praktikum ini tomat yang dibudidayakan adalah tomat sayur. Tomat ini dibudidayakan dahulu di main nursery. Populasi rata-rata dari persemaian adalah 65,9. Rata-rata populasi ini tidak diketahui berapa maksimal populasi tanaman tomat dalam satu tray. Populasi tertinggi ada pada kisaran 93 tanaman. Data rata-rata populasi tersebut tidak lengkap, karena beberapa kelompok tidak mengumpulkan data.

Bibit yang ditanam di persemaian, pada waktunya akan dipindahkan ke lapang. Untuk memindahkan ke lapang diperlukan teknik khusus agar tanaman tidak mengalami pelukaan. Persentase bibit yang dapat tumbuh di lapang atau bibit siap salur disebut dengan persentase daya tumbuh. Rata-rata persentase daya tumbuh adalah 90,5%. Daya tumbuh rata-rata ini besar, karena daya tumbuh bibit yang telah disebar di lapang harus sebesar 90 % .

Pertumbuhan vegetative dari tanaman tomat dapat diidentifikasi melalui tinggi tanaman dan jumlah daunnya. Pengamatan vegetative tersebut diamati dari 1MST hingga 6MST. Dalam rentang umur 1 hingga 4 MST merupakan fase awal dari pertumbuhan tanaman tomat. Fase yang lebih berkembang dari awal hidup tanaman tomat adalah fase vegetative.

Pada pengamatan tomat didapatkan hasil bahwa tinggi tanaman tomat bertambah dengan meningkatnya umur tanaman tomat. Pada percobaan semua kelompok rata-rata tanaman tomatnya bertambah tinggi 8 cm setiap minggu. Pengamatan jumlah daun pada minggu keenam setalah tanam mengalami pengurangn. Pengurangan jumlah daun ini disebabkan oleh kering atau matinya daun primer yang berada di bagian pangkal batang, sehingga tidak dihitung. Berdasarkan pengamatan data, pertumbuhan vegetative tomat di lapangan tergolong normal, walaupun terdapat hampir sebagian besar tomat terkena penyakit busuk layu.

Tanaman tingkat tinggi memerlukan fase generative untuk melanjutkan hidupnya. Selain itu, manfaat dari adanya fase genratif adalah sumber energy yang dapat dimanfaatkan dalam bentuk makanan. Pada tanaman tomat, identifikasi fase perkembangan generative dilihat dari jumlah bunga dan jumlah buah. Perkembangan bunga merupakan fase awal dari perkembangan genertif tanaman. Awal pembungaan dimulai dari inisiasi pembungaan. Pada tanaman tomat perimbangan fase generative dan vegetative sama.

Pada umur 5 dan 6 MST tanaman tomat dapat diamati perkembangan generatifnya melalui jumlah bunga dan jumlah buah. Berdasarkan data, terjadi peningkatan jumlah bunga dan jumlah buah. Jumlah bunga lebih banyak karena tidak semua bunga menjadi buah. Dalam pengamatan generatif tanaman tomat ini, terdapat beberapa buah yang hilang. Hal ini disebabkan karena buah tomat terkena penyakit busuk layu sehingga tidak dapat dihitung.

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM

Jumlah bunga dan buah tanaman tomat cukup sedikit apabila dibandingkan dengan tanaman tomat yang di tanam di daerah lain. Penampakan tanaman tomat kurus dan tidak segar. Hal ini dapat mengganggu perkembangan generatif tanaman, karena suplai makanan tidak mencukupi untuk perkembangan generatif tanaman.

Bobot rata-rata sepuluh tanaman adalah 47.25. Tanaman Contoh pada beberapa ladang budidaya terkena penyakit layu dan terserang pendemi serangga. Berbagai serangan OPT tersebut mempengaruhi bobot rata-rata sepuluh tanaman contoh. Sebagian besar tanaman contoh pada beberapa kelompok mati. Berat bobot total panen adalah 298,68. Hasil panen yang diperoleh kecil, terserang hama penyakit. Oleh karena itu, hasil panen sedikit.

Tanaman tomat yang berada di lapang telah terkena busuk layu tanaman. Gejala yang menyerang adalah tanaman tomat layu dimulai dari batang utama yang berada di bawah dan menyebar hingga ke pangkal tanaman. Ciri-ciri tanaman menjadi busuk, layu berwarna hitam kecoklatan. Penyakit ini menginfeksi sebagian besar tanaman, sehingga hasil yang di[eroleh sedikit. Busuk layu ini menjalar dari satu tanaman ke tanaman lain sehingga menjadi pendemik di lahan percobaan Cikabayan untuk tanaman tomat. Penyakit ini diduga merupakan penyakit tular tanah. Hal ini mungkin juga disebabkan oleh cuaca yang tidak mendukung seperti intensitas hujan yang tinggi. Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan penyebaran penyakit seperti inokulum cendawan yang tinggi. Tomat yang ditanam pada musim hujan lebih subuur tetapi kendalanya banyak. tanaman tomat tidak tahan terhadap genangan air dan mudah terserang penyakit layu buah dan daun.

Tanaman tomat di kebun percobaan juga terserang oleh hama seperti ulat buah tomat (Heliothis armigera) dan ulat penggerek batang tomat.gejala yang ditimbulkan adalah buah tomat menjadi berlubang karena ulat memekan buah yang belum matang. Ulat ini berwarna hijau kekuningan. Penyakit dan hama tersebut menyebabkan has il menurun sehingga hasil panen tidak optimal. Selain itu, panen buah yang didapatkan kecil-kecil dan sebagian buah belum matang. Tanaman tomat tersebut belum layak panen. Pemanenen dilakukan lebih cepat karena tanaman 80% terserang hama dan penyakit, sehingga tidak mungkin untuk dipertahankan. Tanaman tomat keseluruhan dicabut agar tanaman lain tidak terinfeksi.Cabai ( Capsicum annum)

Persemaian dilakukan pada 26 Februari sampai 2 Maret 2009. Persemaian cabai rawit dilakukan karena ukuran benih cabai rawit cukup kecil. Persemaian biasanya dilakukan pada komoditas yang masa perekambahannya sangat dipengaruhi lingkungan. Ukuran benih cabai yang kecil akan menyulitkan dalam perkecambahan. Bila dikecambahkan secara langsung di lapangan, Kemungkinan benih akan terbawa air ketika hujan, dimakan serangga tanah, atau mendapat cekaman lingkungan yang akan mengganggu perkecambahannya.

Penanaman cabai dilapang dilaksanakan pada tanggal 14-15 April 2009. Bibit cabe yang ditanam sebanyak 50 bibit dan ditanam dengan cara ditugal. Cabai ditanam diantara baris tanaman kangkung dengan jarak tanam 50 x 50 cm. Sistem penanaman ini dilakukan agar pemakaian lahan efektif. Sambil menunggu tanaman kangkung siap panen atau selesai dipanen, lahan yang sudah kosong ditanam cabai rawit. Sistem ini dapat diterapkan kerena tanaman kangkung yang ditanam sebelum cabai tidak mengurangi intensitas cahaya yang dibutuhkan cabai untuk pertumbuhannya.

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM

Setelah ditanam dilakukan pemupukan. Pupuk yang diberikan adalah pupuk dasar dengan dosis Urea 5 g/m2, dan SP-36 20 g/m2. Pupuk dasar ini diberikan mengelilingi tanaman. Pemupukan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman terutama N dan P pada awal penanaman. Pada 3 MST dan 6 MST dilakukan pemupukan susulan Urea dan KCL dengan dosis masing-masing 5 g/tanaman. Urea dan KCL diberikan secara bertahap karena unsur tersebut bersifat sangat mobil dan mudah hilang dari tanah

Pada komoditi cabai juga dilakukan pemupukan dengan cara dikocor. Pupuk kocor sebenarnya sama dengan pupuk biasa, pada pemupukan dengan cara dikocor, pupuk dicampur dengan air, 1 g/tanaman dicampur dengan 250 ml air. Pengocoran dilakukan setiap minggu sampai cabai siap panen. Pemeliharaan yang dilakukan cukup sederhana. Setiap minggu dilakukan penyiangan gulma. Populasi akhir yang tetap hidup hanya 38 dari populasi awal sebesar 50 tanaman. Panen tidak dilakukan karena kondisi yang tidak memungkinkan. Jumlah buah yang siap panen pun sangat sedikit.

Dari 13 kelompok yang melakukan praktikum, daya berkecambah cabai rawit yang paling rendah adalah 54,8 % dan yang paling tinggi sebesar 94%. Rata-rata daya berkecambah cabai rawit yaitu sebesar 78,99%. Pada pengukuran tinggi tanaman, terjadi pertambahan tinggi yang cukup besar pada 3-5 MST. Namun terdapat 2 data tinggi yang jauh menurun yaitu pada 5 dan 6 MST. Pada data tinggi ke-6 dan 12 terjadi penurunan tinggi. Hal ini bukan berarti terjadi menunjukkan terjadi penurunan tinggi batang. Kesalahan ini mungkin terjadi karena kesalahan dalam pengukuran atau kesalahan dalam melihat tanaman contoh.

Pertambahan jumlah daun berlangsung dengtan baik. Ini menunjukkan pertuimbuhan vegetatif yang baik. Pertambahan jumlah daun yang cukup besar terjadi pada 5-6 MST. Rata-rata jumlah bunga tanaman contoh sebanyak 3 bunga. Namun rata-rata jumlah bunga yang menjadi buah hanya sebanyak 2 buah.

Jumlah ini terlalu sedikit untuk dalam sistem budidaya. Bahkan untuk konsumsi sehari-hari pun tidak mencukupi. Pertumbuhan generatif yang tidak baik ini mungkin disebabkan oleh keadaan tanah yang tidak mendukung pertumbuhannya. Keadaan tanah pada lahan penanaman cabai mungkin memang kurang baik. Walaupun sudah dilakukan pepupukan dan pemeliharaan, namun hasilnya sangat rendah.

Kacang Panjang (Vigna sinensis)

Sebelum ditanami, lahan dilakukan pembajakan dan digaru, untuk memperoleh struktur tanah yang gembur dan remah. Bibit ditanam di atas bedengan yang berukuran 0,8m x 2m. Ada beberapa jenis varietas kacang panjang yang dipakai dalam praktikun ini yaitu yard, loong, green, been, brenero. Kebutuhan benih kacang panjang 21 - 23 kg/ha. Sebelum penanaman dilakukan terlebih dahulu dibuatkan lubang tanam dengan cara ditugal dengan jarak dalam barisan 25 cm dan antar barisan 1 m. Perlubang tanam diisi 2 biji, hal ini dimaksudkan dalam satu lanjaran maksimal 4 tanaman. Setelah itu biji ditanam, ditutup dengan tanah/pupuk kandang yang sudah lembut/remah atau bisa juga dengan abu.

Sebelum dilakukan pemupukan terlebih dahulu dilakukan penyiangan atau dilakukan sewaktu-waktu saat gulma sudah mengganggu pertumbuhan tanaman.Pemupukan pertama ( I

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM

) dilakukan umur ± 12 hari dengan dosis ZA = 50 kg/ha, SP-36 = 100 kg/ha, KCL = 50 kg/ha. Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal, jaraknya 5 cm dari lubang tanam. Kemudian ditutup dengan tanah. Pemupukan kedua ( II ) dilakukan umur ± 28 hari dengan pupuk NPK = 200 kg/ha dengan jarak 10 cm dari lubang tanam. Pemupukan ketiga ( III ) dilakukan umur ± 40 hari juga dengan pupuk NPK = 200 kg/ha dengan jarak 10 cm dari lubang tanam.

Pemupukan juga dilakukan dengan pupuk kocor. Pemasangan ajir dilakukan 10-15 hari setelah tanam ( hst ), kira-kira tinggi tanaman 15-25 cm. Pemasangan ajir diantara 2 lubang tanam sehingga jarak antar lanjaran 50 cm. Setiap 5 lanjaran perlu ditambah lanjaran/diperkuat, dengan cara dipasang silang. Pemasangan ajir ini membantu merambatkan bertujuan untuk mengarahkan pertumbuhan tanaman baik pucuk tanamn maupun cabang-cabang tanaman. Diharapkan tanaman merambat pada lanjaran dan tali yang telah dipasang, sehingga buah/polong tidak tergeletak di tanah.

Pemeliharaan dilakukan setiap satu minggu sekali. Pemeliharan antara lain mencakup membersihakan bedengan dari gulmu yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman serta dilakukan pemupukan. Hal ini juga dapat berguna untuk mencegah tanaman terserang hama dan penyakit. Berikut beberapa contoh hama dan penyakit yang menyerang tanaman kacang panjang serta dampaknya pada tanaman tersebut:

1. Thrips

Thrips menyerang bagian pucuk tanaman sehingga tanaman menjadi keriting dan kering, sering juga menyerang tunas atau pucuk, sejak tanaman masih kecil hingga besar. Ciri tanaman dewasa dapat berakibat kerontokan pada bunga dan serangan terjadi pada musim kemarau. Pengendalian thrips dengan menggunakan pestisida Winder, Promectin, Agrimec, Confidor dll dengan dosis sesuai anjuran.2. Tungau (Mites)

Tanaman yang terserang tungau akan tampak dari daun-daun yang menggulung ke bawah, dan warnanya hijau kehitaman. Dalam kondisi parah, tanaman dapat mengalami kerontokan daun. Pengendalian dengan menggunakan Samite, Omite, Mitac dengan dosis sesuai anjuran.

3. Aphids sp

Serangan Aphids sp. hampir sama dengan serangan thrips, hanya, bedanya jika pada serangan Aphids, daun menjadi hitam karena tumbuh jamur jelaga yang tumbuh pada kotoran Aphids. Apids dapat dikendalikan dengan Winder, Supracide dll, dengan dosis sesuai anjuran.

4. Ulat Polong.

Hama ulat bunga menyebabkan kerontokan pada bunga. sedangkan ulat polong menyebabkan kerusakan pada bagian polong. Kerusakan ini menimbulkan pembusukan bagian tersebut akibat aktifitas mikoorganisme yang berasal dari kotoran ulat tersebut. Hama-hama ini dapat dikendalikan dengan menggunakan Winder dengan dosis sesuai dengan rekomendasi.

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM

5.Penyakit layu

Penyakit ini bias disebabkan oleh jamur Pytium maupun oleh bakteri Pseudomonas sp. Penyakit ini dapat dicegah dengan kocor dengan Kocide 77, maupun dengan semprot. Sedangkan pengendalian bakteri dengan kocor Bactomycin atau Agrimycin dengan dosis sesuai anjuran.

Dari data tercatat bahwa rata rata daya kecambah kacang panjang ini cukup baik diatas 75%, hanya keompok 3 yang rata ratanya 73% serta yang paling tinggi adalah kelompok 6 dan 8 yaitu 93,6%. Setiap masing masing kelompok memilih 10 tanaman contoh dan dilakukan pengamatan pada 7, 8 dan 9 MST, dari hasil diperoleh data bobot yang tertinggi pada 7 MST adalah kelompok 12 sebanyak 29,96. Pada 8 MST dan 9 MST yang tertinggi adalah kelompok 6 sebanyak 75,84 dan 75,84. Secara keseluruhan hasil yang diperoleh yang paling tinggi adalah kelompok 8 yang juga merupakan daya berkecambahnya paling tinggi. Tercatat bahwa kelompok 8 menghasilkan bobot 10,45 kg. dari data dapat kita simpulkan bahwa varietas dan sifat tanah sangat mempengaruhi hasil dari penanaman kacang panjang disamping pemberian unsur unsur lain yang dapat membantu pertumbuhan.

Panen dilakukan setelah polong berwarna coklat dan umur tanaman sekitar 60-70 hari. Panen dilakukan dengan memetik polong yang sudah tua dan biji sudah mulai megeras. Kemudian dijemur diatas terpal atau dibuatkan para-para ditempat yang panas. Setelah kering dipipil dengan alat perontok, biji juga dengan cara manual yaitu dupukul/digebug. Biji hasil pipilan dikeringkan lagi dan disortir, untuk memisahkan biji yang baik dengan biji yang jelek (berlubang, kepeng, kecil).

KESIMPILAN DAN SARAN

Kesimpulan

 Kesimpulan yang didapat dari praktikum budidaya tanaman hortikultura (sayuran) ini adalah budidaya tanaman hortikultura melalui tahap pre nursery, main nursery, dan lapangan. Walaupun tidak semua komoditas melalui tahapan-tahapan tersebut. Tanaman yang melalui tahapan budidaya secara lengkap adalah tomat dan cabai. Selain itu, pemeliharaan tanaman hortikultura membutuhkan perawatan yang intensif. Hampir sebagian besar panen tanaman praktikum sedikit dan mempunyai kualitas yang menengah ke bawah. Hal ini diakibatkan oleh serangan hama penyakit dan tanah yang tidak subur, komoditas yang tidak cocok terhadap cuaca di lahan, serta perawatan yang kurang intensif

Saran

 Lahan percobaan sebaiknya perlu dilakukan system bera untuk mendapatkan lahan yang optimum. Perawatan tanaman budidaya seharusnya dilakukan dengan intensif, tidak hanya mengandalkan factor alam saja. Persiapan bibit dan alat-alat pertanian seharusnya disiapkan dan harus ada dalam jumlah yang cukup. Selain itu, diperlukan pelatihan pengendlian hama dan penyakit yang terpadu

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM

BAB II

KUNJUNGAN NURSERY DAN PEMBUATAN MEDIA

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Indentifikasi tanaman pembibitan berlokasi di Kebun Percobaan Cikabayan Bawah IPB Darmaga. Identifikasi tanaman dan pengambilan data dilakukan pada hari Selasa tanggal 24 Maret 2009 pukul 07.00 WIB sampai dengan 10.00 WIB.

Metode PelaksanaanIdentifikasi tanaman dilakukan dengan metode observasi dan pencatatan data. Data

yang dicatat antara lain adalah:

1. Syarat tumbuh tanamanBerisi keterangan tentang syarat tanaman agar dapat tumbuh seperti ketinggian

tempat, jenis tanah, curah hujan dan suhu.

2. Teknik perbanyakan tanamanPerbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan beberapa teknik, antara lain: Okulasi: Penempelan atau okulasi (budding) adalah penggabungan dua bagian

tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya.

 Stek: Setek (cutting atau stuk) atau potongan adalah menumbuhkan bagian atau potongantanaman, sehingga menjadi tanaman baru.

 Cangkok: Tehnik perbanyakan vegetatif dengan cara pelukaan atau pengeratan cabang pohon induk dan dibungkus media tanam untuk merangsang terbentuknya akar. Pada tehnik ini tidak dikenal istilah batang bawah dan batang atas.

3. PemeliharaanKegiatan pemeliharaan tanaman yang dilakukan adalah penyiangan gulma, penyulaman, penyiraman dan pemupukan.

4. Pemberian Insektisida dan PestisidaUntuk mendapatkan hasil produksi yang maksimal diperlukan kondisi tanaman yang

jauh dari hama dan penyakit (OPT). Oleh karena itu diperlukan kegiatan yang dapat mengusir hama dan penyakit, yaitu pemberian insektisida dan pestisida.

5. PanenPada kegiatan pemanenan, yang perlu diperhatikan adalah umur panen dan cara

panen. Perhatian yang diberikan pada umur panen dan cara panen bertujuan untuk menjaga mutu hasil panen.umur pemanenan yang tepat serta cara pemanenan yang tepak akan menjaga kualitas dan mutu produk.

6. Pasca panen

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM

Kegiatan yang umum dilakukan pasca panen adalah pengumpulan hasil, penyortiran dan penggolongan (keseragaman ukuran, kesehatan, bentuk dan kerusakan), penyimpanan (untuk melindungi produk dari pengaruh lingkungan dan kerusakan fisik sebelum produk dijual atau disalurkan), pengemasan (untuk melindungi produk dari pengaruh lingkungan dan kerusakan fisik dan sebagai daya tarik bagi konsumen) dan pengangkutan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebagian besar tanaman yang berada di pre nursery merupakan tanaman yang dapat dikonsumsi manusia. Tanaman-tanaman yang ditanam di pre nursery adalah rambutan rapiah, jambu biji, jambu air citra, jambu air cincalo merah, jeruk siam Pontianak, jeruk navel, jeruk valensia, kenanga, manglet, pinus, manggis, nangka, jeruk keprok, kumkuat, srikaya, dan sawo kecik.

Berdasarkan hasil pengamatan, tanaman pada pre nursery memiliki karakteristik morfologi serta teknik budidaya yang berbeda dan beraneka ragam tiap tanamannya.1. Rambutan Rapiah

Karakter Morfologi : Buah berbentuk bulat dan mempunyai ciri khas yaitu adanya pelat pada kulitnya. Warna buah hijau kekuningan dengan rambut yang sangat pendek, kasar, agak jarang, dan berwarna hijau dengan ujung kemerahan. Daging buah tebal, putih, agak kering, kenyal, ngelotok, dan kulit bijinya agak melekat. Rasanya manis agak renyah dan aromanya tidak tajam. Bijinya kecil, berbentuk bulat, dan mempunyai pelat.Teknik Pembiakan : okulasiKeterangan : -

2. Jambu BijiKarakter Morfologi : Ukuran buahnya yang besar. Diameter buahnya sekitar 15 cm dengan berat setiap buah dapat mencapai sekitar 1.200-1.700 g. Selain keunggulan tersebut, buah jambu ini memiliki daging buah yang tebal dan rasanya enak. Warna daging buah putih kekuningan. Namun, buah yang terlalu masak rasanya tidak enak dan kurang manis. Oleh karena itu, yang sering dicari ialah yang daging buahnya masih agak keras.Teknik Pembiakan : CangkokKeterangan : tanaman merupakan hasil seleksi

3. ]Jambu Air CitraKarakter Morfologi : Ukurannya sangat besar, dengan bobot 120-170 gram atau rata-rata 136,70 gram. Setiap kilogram berisi 6-9 buah. Rasanya lebih manis dan mantap, karena kandungan fruktosanya mencapai sembilan persen.Tekstur dagingnya memang lebih kering, karena kandungan airnya rendah.Teknik Pembiakan : OkulasiKeterangan : Varietas citra juga paling kaya vitamin C

4. Jambu Air Cincalong MerahKarakter Morfologi : Bentuk buah jambu ini memanjang seperti lonceng dan di bagian tengahnya agak gemuk membulat. Ukuran buahnya memang lebih kecil, yaitu panjangnya hanya sekitar 7 cm dan diameternya 6 cm. jambu ini merupakan jenis jambu yang tidak berbiji.Teknik Pembiakan : okulasi

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM

Keterangan : -5. Jambu Air Kancing

Karakter Morfologi : Ukuran buah kecil, berwarna merahTeknik Pembiakan : okulasiKeterangan : -

6. Jeruk Siam PontianakKarakter Morfologi : kulit buahnya berwarna hijau kekuningan, mengilat, dan permukaannya halus. Ketebalan kulitnya sekitar 2 mm. Berat tiap buah sekitar 75,6 g. Bagian ujung buah berlekuk dangkal. Daging buahnya bertekstur lunak dan mengandung banyak air dengan rasa manis segar. Setiap buah mengandung sekitar 20 bijiTeknik Pembiakan : okulasiKeterangan : Jeruk yang memiliki kandungan kalsium yang sedikit

7. Jeruk SunkistKarakter Morfologi : Daun lebih lebar dibanding jeruk siam Pontianak.Warna daun cerah. Buah memiliki tekstur yang halusTeknik Pembiakan : okulasiKeterangan : Terdiri dari buah jeruk Sunkist valencis dan navel

8. Jeruk Sunkist NavelKarakter Morfologi : Ciri-cirinya hampir mirip dengan orange valensia, bahkan sulit dibedakan. Rasa daging dan air buah orange navel lebih manis dan kebanyakan dijumpai tanpa biji.Teknik Pembiakan : okulasiKeterangan : Banyak dikonsumsi sebagai buah potong atau diperas untuk diambil air buah

9. Jeruk Sunkist ValensiaKarakter Morfologi : Rasa daging buahnya manis dan sedikit agak asam. Warna buah oranye

terang, ada yang berbiji, ada juga yang tanpa biji.

Teknik Pembiakan : okulasiKeterangan : air buahnya pas untuk diminum saat panas

10. Jeruk KumkuatKarakter Morfologi : Buahnya bertipe buah buni, berbentuk bulat telur, agak tebal, berdaging,

berbau harum, berwarna jingga cerah atau kuning keemasan; daun pertamanya berbentuk

bundar telur lebar, letaknya berhadap-hadapan. Kandungan Buah kumkuat kaya akan pektin dan

vitamin C. Kadar pektinnya tertinggi pada kulit bagian dalam, mencapai 10% dari berat basah,

sesaat setelah buah matang; kadar pektin daging buahnya kira-kira set:engahnya dari kulitnya.

Kandungan vitamin C buah yang tertinggi terdapat pada kulitnya juga, tetapi daunlah yang

merupakan sumber yang terbaik daripada pada buahnya. ukuran sangat mungil, hanya sedikit

lebih besar dari buah zaitun dan berwarna oranye tua. Buah yang berasal dari China ini kulitnya

tipis. Biasanya dimakan langsung bersama kulitnya.

Teknik Pembiakan : okulasi

Keterangan : -

11. Jeruk KeprokKarakter Morfologi : Buahnya berbentuk bulat pendek atau agak bulat dengan ukuran rata-rata 5,7 x 6,3 cm. Kulit buah matang berwarna kuning dan permukaannya halus. Ujung buah berlekuk dalam. Buah jeruk ini tidak berpusar buah. Ketebalan kulitnya sekitar 2,3 mm. Daging buah bertekstur lunak dengan rasa manis. Buahnya mengandung

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM

banyak air. Berat buah rata-rata 123,3 g per buah. Bijinya berwarna krem dan berbentuk oval.Teknik Pembiakan : okulasiKeterangan : -

12. KenangaKarakter Morfologi : berbatang besar sampai diameter 0,1-0,7 meter dengan usia puluhan tahun. Tumbuhan kenangan mempunyai batang yang getas (mudah patah) pada waktu mudanya. Tinggi pohon ini dapat mencapai 5-20 meter. Bunga kenanga akan muncul pada batang pohon atau ranting bagian atas pohon dengan susunan bunga yang spesifik. Sebuah bunga kenanga terdiri dari 6 lembar daun dengan mahkota berwarna kuning serta dilengkapi 3 lembar daun berwarna hijau. Susunan bunga tersebut majemuk dengan garpu-garpu. Bunga kenanga beraroma harum dan khas.Teknik Pembiakan : okulasi dengan batang bawah manglitKeterangan : Manglit memiliki batang yang kuat sehingga dipilih sebagai batang bawah. Tetapi tidak bisa berbunga

13. PinusKarakter Morfologi : Pinus merupakan tanaman angiospermae yang mempunyai daun-daun kecil yang selalu hijau.Teknik Pembiakan : bijiKeterangan :

14. ManggisKarakter Morfologi : Buah manggis berbentuk bulat dengan kulit tebal, lumk, dan bergetah kuning. Pada waktu masih muda kulit buahnya berwarna hijau, setelah tua berubah menjadi merah tua sampai ungu kehitaman. Daging buahnya tersusun dalam beberapa segmen atau juring, berwarna putih bersih, Ian rasanya manis segar sedikit asam. Jumlah juringnya biasaqya dapat diperkirakan dari jumlah "celah" yang terdapat pnda ujung buah. Biasanya dalam sebutir buah terdiri dari 7 juring. Bijinya berukuran kecil, berwarna kecokelatan, dan biasanya berjumlah I-2 dalam setiap buah.Teknik Pembiakan : bijiKeterangan : Sumber biji dari Jasinga. Penyakit yang rentan adalah penyakit hawar dan bercak

15. NangkaKarakter Morfologi : Daging buah besar, tebal, rasanya sangat manis, dan kandungan airnya sedikit sehingga terasa renyah. Warna daging buah kuning cerah. Kelebihan yang lain, ukuran daminya besar dan rasanya manis. Warna dami ada yang kuning dan ada yang putih. Berat buah antara 7-15 kg, tetapi ada yang lebih dari 20 kg. Produktivitas ratarata. 20 buah/pohon/musim. Buah yang besar, memiliki proses pertumbuhan yang cukup lam (tanaman tahunan)Teknik Pembiakan : bijiKeterangan : Sulit untuk dicangkok karena adanya getah yang menghambat pertumbuhan akar

16. SrikayaKarakter Morfologi : Buah merupakan buah semu yang berbentuk bulat atau bentuk kerucut, berdiameter 5-10 cm, terbentuk atas daundaun buah yang berlekatan secara longgar atau hampir tidak bersinggungan, ujungnya yang membundar itu menonjol, sehingga permukaannya kelihatan berbisul; kulit luar berwarna kuning kehijauan dengan

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM

bintik-bintik menyerbuk; daging buahnya berwarna putih berbintik kuning. Bijinya berwarna coklat tua.Teknik Pembiakan : bijiKeterangan : Pada umur satu tahun srikaya bisa dipindah ke lapang

17. Sawo KecikKarakter Morfologi : Warna buah matang oranye, bercabang horizontalTeknik Pembiakan : bijiKeterangan : Berperan sebagai tanaman lansekap, Berdasarkan keterangan tanaman di atas, tanaman yang ada di pre nursery Kebun Percobaan Cikabayan memiliki keanekaragaman morfologi dan lainnya yang beraneka ragam. Tanaman tersebut rata-rata mendapatkan suplai air dan hara dari proses drip irrigation (irigasi tetes) dimana terdapat selang berwarna hitam yang di dalamnya mengalir unsur hara dan air yang dibutuhkan oleh tanaman. Selang tersebut dimasukkan ke tanah sampai beberapa cm sehingga memudahkan pengelola untuk memberikan air dan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

Jambu biji yang ada di wilayah pre-nursery tersebut merupakan jambu biji merah. Pembibitan pohon jambu biji dilakukan melalui sistem pencangkokan dan okulasi, walaupun dapat juga dilakukan dengan cara menanam biji dengan secara langsung. Jika ingin melakukan pembibitan, benih yang diambil biasanya dipilih dari benih-benih yang disukai oleh masyarakat atau konsumen yang merupakan bibit unggulan seperti jambu bangkok. Bibit yang baik antara lain yang berasal dari buah yang sudah cukup tua, buahnya tidak jatuh hingga pecah, dan pengadaan bibit lebih dari satu jenis untuk menjamin kemungkinan adanya persarian bersilang. Benih yang ingin dijadikan bibit hendaknya difermentasikan terlebih dahulu dengan direndam air dan larutan asam yang memiliki perbandingan 1:2. Adapun larutan asam yang diberikan adalah HCl dan H2SO4. Benih yang telah direndam disemai di bedengan yang telah diatur dengan jarak tertentu sehingga perkecambahan yang terjadi adalah optimal dan penyerapan cahaya matahari bagi benih tersebut maksimal. Pembibitan dilakukan dengan pencangkokan ataupun okulasi.

Jambu air memiliki 2 jenis yang banyak dianam, yaitu jambu air besar dan jambu air kecil. Jambu air besar antara lain yaitu jambu Semarang, Madura, Lilin (super manis), Apel dan Cincalo (kedua-duanya memiliki warna merah, hijau, ataupn putih). Adapun yang termasuk jambu air kecil antara lain jambu Camplong (Bangkalan), Kancing, Mawar (jambu keraton), Sukaluyu, Baron, Kaget, Rujak, Neem, Lonceng (super lebat) dan manalagi (tanpa biji). Jambu air merupakan tanaman yang cukup tergantung pada angin. Hal ini disebabkan angin berfungsi dalam membantu penyerbukan pada bunga. Pembibitan pada jambu air memerlukan persyaratan bagi benih atau bibit yang akan dipakai. Biji berasal dari varietas unggul, berumur lebih dari 15 tahun, produktif dan produksi stabil. Biji berasal dari buah masak pohon, yang besarnya normal dan mulus. Biji dikeringanginkan selama 1-3 hari di tempat teduh agar mengurangi kadar air dan mengurangi tingkat serangan cendawan. Bibit yan dipakai untuk sambungan yang terbaik adalah sambungan celah. Batang bawah berasal dari bibit hasil perbanyakan dengan bii yang berumur 10 tahun, sedangkan pucuk berasal dari pohon induk unggul. Setelah disambung bibit dipelihara 2-3 bulan.

Tanaman sawo secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: sawo liar atau sawo hutan serta sawo budidaya. Sawo liar atau sawo hutan antara lain seperti sawo kecik yang biasa dimanfaatkan sebagai tanaman hias atau tanaman peneduh halaman. Tinggi pohon

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM

mencapai 15- 20 meter, merimbun dan tahan kekeringan. Selain sawo kecik, terdapat pula jenis sawo lain yaitu sawo tanjung yang memiliki buah kecil-kecil berwarna kuning keungu-unguan, jarang dimakan, sering digunakan sebagai tanaman hias dan peneduh jalan. Sedangkan sawo budidaya adalah sawo yang ditujukan untuk dikonsumsi buahnya oleh manusia. Rasanya manis, bentuknya lonjong, daging buahnya tebal, dan bergetah banyak. Pembibitan pada sawo memiliki persyaratan seperti asal bibit dari cangkok. Sebab, bibit yang berasal dari biji biasanya lambat dalam menghasilkan buah. Bibit yang berasal dari biji sebenarnya memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan yang dimiliki yaitu bibit memiliki perakaran yang kuat dan dalam. Sedangkan kelemahannya, bibit memberikan keturunan yang berbeda dengan induknya karena adanya pencampuran sifat kedua tetua atau terjadi proses segregasi genetis.

Jeruk memiliki cukup banyak keanekaragaman varietas seperti yang telah disebutkan di atas. Pembibitan jeruk yang berhasil sebaiknya dilakukan dengan menggunakan bibit yang bermutu. Adapun persyaratan bibit jeruk yaitu bibit jeruk berasal dari perbanyakan vegetative berupa penyambungan tunas pucuk. Bibit yang baik adalah yang bebas penyakit, mirip dengan induknya, subur, diameter 2-3 cm, permukaan batang halus, akar serabut banyk, akar tunggang berukuran sedang dan memiliki sertifikasi penangkaran bibit.

Metode pembiakan pada fase pembibitan dari tanaman tersebut memiliki peranan yang penting untuk keberlangsungan pertumbuhan tanaman tersebut. Dalam aplikasinya, diperlukan keterampilan untuk memilih serta menggabungkan sifat-sifat yang menguntungkan. Hal ini dilakukan seperti pada tanaman kenanga yang memakai bahan batang bawah berasal dari tanaman manglit. Hal ini dikarenakan tanaman manglit memiliki perakaran kuat dan batang yang kokoh. Tetapi, untuk bagian atas tanaman kenanga, tidak memakai bahan dasar manglit karena tanaman manglit tidak dapat menghasilkan bunga.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pre nursery merupakan kegiatan pembibitan tanaman yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman yang dikembangkan atau di tanam. Teknik pembibitan yang dilakukan pada pre nursery yaitu okulasi, cangkok dan biji. Pada praktikum ini tanaman yang dibudidayakan di pre nursey ini adalah rambutan rapiah, jambu biji merah, jambu air citra, jambu air cincalong, nangka, jeruk siam pontianak, jeruk Sunkist navel dan valensia, jeruk keprok, jeruk kumkwat, pinus, kenanga, manggis, srikaya, dan sawo kecik.

Pengadaan dan penyediaan bibit yang baik dan sehat selama di pembibitan awal (Pre Nursery) berpengaruh besar bagi pertumbuhan, perkembangan dan kualitas tanaman yang akan dihasilkan atau diproduksi nanatinya. Maka dari itu, pembibitan awal (Pre Nursery) sangat penting untuk dilakukan karena kegiatan pre nursery menjaga mutu dan kualitas tanaman.

Saran

Page 32: LAPORAN PRAKTIKUM

Saran untuk praktikum Pengantar Dasar-dasar Hortikultura dan Dasar-dasar Hotikultura ke depannya adalah kegiatan nursery dari awal hingga akhir dilakukan oleh mahasiswa a sehingga praktikan lebih dapat memahami semua kegiatan praktikum tersebut dan dapat menerapkannya dengan benar dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Masih banyak kekurangan dalam praktikum ini, diantaranya adalah tidak diajarkannya pengolahan tanah dan media pre nursery, pemasangan pupuk kandang, persemaian cabe dan tomat. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh pegawai yang ditunjuk sehingga mahasiswa tidak bisa mengaplikasikannya.

BAB III

KUNJUNGAN GREEN HOUSE

BAHAN DAN METODETempat dan Waktu

Kunjungan Green house dilaksanakan di green house kebun percobaan Cikabayan. Kunjungan dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2009 pukul 07.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB.Bahan dan Alat

Alat yang digunakan pada praktikum Dasar-Dasar Hortikultura adalah alat tulis.Metode Pelaksanaan

 Kunjungan ke Green House dilakukan melalui observasi dan wawancara.

HASIL DAN PEMBAHASANGreen house atau rumah kaca adalah sebuah bangunan tempat budidaya tanaman yang

paling intensif. Budidaya tanaman dalam Green House disebut “plant forcing”. Bangunan ini akan

menjadi panas karena radiasi elektromagnetik yang datang dari matahari. Tidak hanya bangunan saja

yang menjadi panas, seluruh komponen yang ada di dalam bangunan tersebut juga menjadi panas.

Komponen yang terdapat dalam Green House adalah tanah, tanaman, dan lain- lain. Kaca yang

digunakan bekerja sebagai medium transmisi yang dapat memilih frekuensi spectral yang berbeda-

beda dan efeknya adalah untuk menangkap energi di dalam rumah kaca, yang memanaskan

tumbuhan dan tanah di dalamnya yang juga memanaskan udara dekat tanah dan udara ini dicegah

naik ke atas dan mengalir keluar. Oleh karena itu, rumah kaca bekerja dengan menangkap radiasi

elektromagnetik dan mencegah konveksi. Rumah kaca sering kali digunakan untuk mengembangkan

bunga, buah dan tanaman tembakau. Lebah bumble adalah polinator pilihan untuk banyak polinasi

rumah kaca, meskipun tipe lebah lain juga digunakan, dan juga polinasi buatan.

Selain tembakau, banyak sayuran dan bunga juga dikembangkan di rumah kaca pada akhir

musim dingin atau awal musim semi, yang kemudian dipindahkan ke luar begitu cuaca menjadi

hangat. Ruangan yang tertutup dari rumah kaca mempunyai kebutuhan yang unik, dibandingkan

dengan produksi luar ruangan. Hama dan penyakit, dan panas tinggi dan kelembaban, harus

dikontrol, dan irigasi dibutuhkan untuk menyediakan air. Rumah kaca menjadi penting dalam

penyediaan makanan di negara garis lintang tinggi. Kompleks rumah kaca terbesar di dunia terletak di

Leamington, Ontario (dekat tempat paling selatan Kanada) di mana sekitar 200 "acre" (0.8 km²) tomat

dikembangkan dalam gelas. Rumah kaca melindungi tanaman dari panas dan dingin yang berlebihan,

Page 33: LAPORAN PRAKTIKUM

melindungi tanaman dari badai debu dan "blizzard", dan menolong mencegah hama. Pengontrolan

cahaya dan suhu dapat mengubah tanah tak subur menjadi subur. Rumah kaca dapat memberikan

negara kelaparan persediaan bahan makanan, di mana tanaman tak dapat tumbuh karena

keganasan lingkungan. Hidroponik dapat digunakan dalam rumah kaca untuk menggunakan ruang

secara efektif.

Penanaman pada Green House menghasilkan kualitas produksi yang lebih baik dengan

penggunaan pestisida seminimal mungkin daripada budidaya konvensional yaitu dengan media

tanah. Meskipun biaya produksi budidaya pada Green House lebih mahal daripada budidaya

konvensional, harga jual produk tanaman yang dihasilkan Green House relatif lebih mahal

dibandingkan produk hasil budidaya konvensional.

Pada kebun percobaan cikabayan terdapat Green House tipe single unit yang idealnya memiliki ventilasi dan pencahayaan yang baik. Akan tetapi konstruksi bangunannya belum memenuhi standar Green House yang baik seperti ventilasi yang terlalu sedikit atau kecil. Selain itu Green House tipe ini memerlukan biaya pengaturan suhu lebih mahal. Budidaya tanaman dilakukan menggunakan sistem hidroponik dengan irigasi tetes. Adapun sistem media atau substrat yang digunakan yaitu bag culture berupapolybag berwarna hitam. Pemberian larutan hara dengan sistem tertutup yang dilengkapi dengan head unit irigasi.

Pemberian unsur hara dilakukan bersamaan dengan sistem penyiraman yang dilakukan secara otomatis sistem drip irrigation (irigasi tetes) langsung pada tanaman sebanyak 3 kali sehari pada komoditas melon dengan volume terukur menggunakan gelas ukur. Dengan cara ini produksi bisa ditingkatkan sampai 30% dan lebih praktis dibandingkan dengan penyiraman secara manual.

Pembangunan Green House harus memperhatikan struktur fisik yaitu structure, glazing, polylock system, horticultural consideration, ground cover, sealing the greenhouse, dan adjacent facilities. Pertimbangan lingkungan desain Green House juga harus diperhatikan yang meliputi energy exchange, heat loss, ventilation, evaporate cooling, horizontal air flow fans, dan CO2 injection. Fasilitas pendukung Green House terdiri atas bangunan tanam, program persemaian, instalasi irigasi, program pemupukan, program pengendalian HPT, dan program pemasaran.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

 Kesimpulan yang didapat dalam praktikum mengenai pengenalan green house ini adalah greenhouse digunakan untuk menunjang pembudidayaan tanaman. Pada awalnya greenhousre digunakan untuk memanipulasi iklim dan cuaca di dalam rumah kaca. Greenhouse pada kebun percobaan cikabayan adalah tipe single unit yang idealnya memiliki ventilasi dan pencahayaan yang baik. Akan tetapi konstruksi bangunannya belum memenuhi standar Green House yang baik seperti ventilasi yang terlalu sedikit atau kecil. Sistem budidaya dalam greenhouse ini adalah system hidroponik dengan drip irrigation

Saran

Page 34: LAPORAN PRAKTIKUM

 Greenhouse seharusnya dibangun dengan memperhatikan struktur fisik yang mendukung untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang optimum. Selain itu, pembangunan greenhouse harus memperhatikan lingkungan desain, energy exchange, heat loss,ventilation, evaporate cooling, horizontal air flow fans, dan CO2 injection.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2009. Budidaya Bayam. http://cerianet-agricultur.blogspot.com. [7 April 2009]

Anonim. 2009. Cabai. http://iptek.net.id. [18 Mei 2009]

Anonim. 2009. Kacang Panjang. http://iptek.net.id. [18 Mei 2009]Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2008. Inovasi Teknologi Pertanian:

Seperempat Abad Penelitian dan Pengembangan Pertanian Oleh Indonesia.Jakarta: Departemen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1998 Catatan: vol. 2

Cahyono B. 2002. Tomat, Usaha Tani dan Penanganan Pascapanen. Yogyakarta: Kanisius.Direktorat Jendral Hortikultura.2006. Buku Tahunan Hortikultura Seri Tanaman Sayuran.

Departemen Pertanian.Hadisoeganda W A.1996. Bayam Sayuran Penyangga Petani Indonesia. Bandung: Balai

Penelitian Tanaman Sayuran.

Margiyanto, E. 2007. Budidaya Tanaman Sawi. http://cerianet-agricultur.blogspot.com. [7 April 2009]

Nazarudin.1999. Budidaya dan Pengantaran Panen Sayuran Dataran Rendah.Jakarta:Penebar SwadayaHaryanto, Eko, Tina, dan Rahayu, Estu. 1995. Budi Daya Kacang Panjang. Jakarta: Penabar

Suadaya.Inggah, N. dan Mansur. 2009. Paket Teknologi Budidaya Kangkung Lahan Sawah

Irigasi.http://ntb.litbang.deptan.go.id. [7 April 2009]

Pitoyo S. 1998. Penangkaran Benih Tomat. Yogyakarta: Kanisius

Pracaya. 1999. Bertanam Tomat. Yogyakarta:Kanisius

Pudjiatmoko. 2009. Budi daya tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) Atani Tokyo[terhubung berkala] [16 Juni 2009]

.

Rukmana, Rahmat. 1995. Bertanan Kacang Panjang. Yogyakarta: Kanisius.

Soesanto L. 2000. Penyakit Pascapanen. Yogyakarta: KanisiusSusilo, A.D. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Bogor. Departemen Agronomi dan

Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB.

Tugiono H. 1999. Bertanam Tomat. Jakarta: Niaga swadaya

Page 35: LAPORAN PRAKTIKUM

http://shantybio.transdigit.com/?Biologi__Taksonomi:Edible_Amaranth_Article_-_Artikel_Tentang_Bayam(6 Juli 2009)

http://zhi3.files.wordpress.com/2009/06/bayam.jpg (7 juli 2009)

http://www.ristek.go.id

http://ayobertani.wordpress.com/2009/04/20/budidaya-jambu-air/

http://www.warintekjogja.com/warintek/warintekjogja/warintek_v3/datadigital/bk/sawo.pdf

http://www.benss.co.cc/budidaya-tanaman/jeruk/Page-3

LAMPIRAN 1

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Daya Berkecambah Kangkung

Grafik 2. Tinggi Tanaman Kangkung

Page 36: LAPORAN PRAKTIKUM

Grafik 3. Jumlah Cabang Kangkung

Grafik 4. Rata- rata Bobot Sepuluh Tanaman Contoh Kangkung

Page 37: LAPORAN PRAKTIKUM

Grafik 5. Total Bobot Kangkung

Grafik 6. Daya Berkecambah Caisin

Page 38: LAPORAN PRAKTIKUM

Grafik 7. Tinggi Tanaman Caisim

Grafik 8. Jumlah Cabang Caisim

Page 39: LAPORAN PRAKTIKUM

Grafik 9. Rata- rata Bobot Sepuluh Tanaman Contoh Caisim

Grafik 10. Total Bobot Caisim

Page 40: LAPORAN PRAKTIKUM

Grafik 11. Daya Berkecambah Bayam

Grafik 12. Tinggi Tanaman Bayam

Page 41: LAPORAN PRAKTIKUM

Grafik 13. Jumlah Cabang Bayam

Grafik 14. Rata- rata Bobot Sepuluh Tanaman Contoh Bayam

Page 42: LAPORAN PRAKTIKUM

Grafik 15. Total Bobot Bayam

Grafik 16. Daya Tumbuh Tomat

Page 43: LAPORAN PRAKTIKUM

Grafik 17. Tinggi Tanaman Tomat

Grafik 18. Jumlah Daun Tomat

Page 44: LAPORAN PRAKTIKUM

Grafik 19. Rata- rata Bobot Buah Sepuluh Tanaman contoh Tomat

Grafik 20. Total Bobot Buah Tomat

Page 45: LAPORAN PRAKTIKUM

Grafik 21. Daya Tumbuh Cabai

Grafik 22. Tinggi Tanaman Cabai

Page 46: LAPORAN PRAKTIKUM

Grafik 23. Jumlah Daun Cabai

Grafik 24. Daya Berkecambah Kacang Panjang

Page 47: LAPORAN PRAKTIKUM

Grafik 25. Rata- rata Bobot Polong Sepuluh Tanaman Contoh Kacang Panjang

Grafik 26. Total Bobot Polong Kacang Panjang

Page 48: LAPORAN PRAKTIKUM

LAMPIRAN 2

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Populasi Tomat dan Pertumbuhan Generatif TomatGeneratif

Kelompok Populasi Waktu Jumlah Bunga Jumlah Buah

Berbunga 5 MST 6 MST 5 MST 6 MST1 12 Mei 2009 3 2 2 12 77 12 Mei 2009 5 4 2 23 80 5 Mei 2009 2 2 2 24 12 Mei 2009 2 2 1 25 62 12 Mei 2009 2 2 2 -6 81 12 Mei 2009 2 2 17 93 12 Mei 2009 2 2 1 28 90 12 Mei 2009 - 4 - 19 10 12 Mei 2009 - - - -10 20 12 Mei 2009 5 4 1 111 76 12 Mei 2009 2 1 1 112 12 Mei 2009 9 14 2 513 70 Mei 2009 5 5 2 3

Tabel 2. Populasi Cabai dan Pertumbuhan Generatif CabaiGeneratif

KelompokPopulas

i Waktu Jumlah JumlahBerbunga Bunga Buah

Page 49: LAPORAN PRAKTIKUM

1 21 Mei 2009 3 22 44 12 Mei 2009 2 33 44 12 Mei 2009 44 38 19 Mei 2009 3 25 366 52 12 Mei 2009 1 17 40 12 Mei 2009 3 28 42 12 Mei 2009 4 19 36 12 Mei 2009 4 310 40 26 Mei 2009 711 42 12 Mei 2009 3 112 12 Mei 2009 3 213 43 12 Mei 2009

Tabel 3. Jumlah Polong dan Jumlah Bunga Kacang Panjang Yard Long Green Been BreneroJumlah Jumlah

Kelompok Polong Bungaper Tanaman per Tanaman

1 52 3 134 2 45 2 16 4 37 3 28 3 19 3 210 1 111 4 112 2 113

LAMPIRAN 3

DAFTAR GAMBAR

 

Page 50: LAPORAN PRAKTIKUM

Gambar 1. Panen Bayam Gambar 2. Bedeng Kangkung

 

Gambar 3. Kangkung Gambar 4. Bedeng Kacang Panjng

 

Gambar 5. Tanaman Kcng Pnjang Gambar 6. Tanaman Cabai

 

Gambar 7. Busuk Layu Tomat Gambar 8. Tanaman Tomat

 

Gambar 9. Bedengan Tomat Gambar 10. Bedeng Bayam

Page 51: LAPORAN PRAKTIKUM

Gambar 11. Tanaman Contoh Bayam

Posted by 'aliimfar_agh at 2:25 PM Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

No comments: