laporan praktikum

Upload: kharimul-aziz

Post on 18-Jul-2015

1.923 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIK

DI SUSUN OLEH NAMA NIM

:

: KHARIMUL AZIZ : 3200702043

JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2009

BAB I PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG Dalam teknik mesin, kebanyakan alat-alat yang digunakan adalah alat yang menggunakan

system kerja pneumatic dan hidrolik. Oleh karena itu, diharapkan mahasiswa dapat mempelajari dan memahaminya. Dalam alat berat, system kerja alat pengangkat menggunakan tekanan fluida hidrolik, oleh karena itu harus adanya penguasaan ilmu dalam bidang system hidrolik tersebut. Disini akan dibahas 7 bahasan pokok dan job hidrolik. Seperti kurva tekanan/kurva pompa, katup control arah 2/2,3/2,4/2, katup control hidrolik yang dapat diatur, silinder 2 gerakan, resistansi aliran, katup pengaman pengontrolan langsung, motor hidrolik. Ini adalah dasar dari system hidrolik yang sekarang banyak diaplikasikan di perindustrian dan alat berat. B. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah mengikuti praktikum hidrolik mahasiswa diharapkan dapat : 1. menjelaskan tentang pengertian terhadap kenaikan tekanan, membuat kurva pompa dan mengenal diagram dan tata letaknya. 2. 3. menjelaskan tentang katup kontrol arah 2/2, 3/2 dan 4/2. menjelaskan, mengenal dan memahami tentang cara kerja katup throttle yang dapat

diatur. 4. menjelaskan, mengenal dan memahami tentang cara kerja silinder dua gerakan serta pengontrolannya memakai katup kontrol arah 4/2 5. menjelaskan, mengenal dan memahami terhadap hubungan antara turunnya tekanan (sebagai akibat resistansi aliran fluida hidrolik) dan panjang jalur pipa, luas penampang pipa, bengkokan, dan aliran volumetrik. 6. menjelaskan tentang pengertian terhadap tata cara pengoperasian pada kontrol arah atau katup pengaman dan mengenal diagram dan tata letaknya 7. menjelaskan, mengenal dan memahami cara kerja motor hidrolik dengan perpindahan yang konstan.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Job I Kenaikan Tekanan / Kurva Pompa Dalam sistem hidrolik, energi mekanik motor kendali diubah menjadi energi hidrolik. Pompa hidrolik bertugas untuk menghasilkan aliran volumetrik tertentu dan menjaganya untuk tetap konstan, walaupun ada resistansi hidrolik. Untuk latihan ini dipakai katup pembantu untuk menghasilkan resistansi yang beragam karena katup relief ini lebih sensitif terhadap kenaikan tekanan. Pada awal percobaan, katup relief seyogyanya tidak bertekanan. Katup ini diatur (untuk percobaan ini) agar didapat tekanan operasi yang setinggi mungkin. Dalam rangka menemukan suatu kemasan pendapat tentang keluasan penggunaan hidrolik, perlu diketahui terlebih dahulu berbagai perlengkapan hidrolik dan penggunaannya dalam sistem kontrol hidrolik. Untuk itu diperlukan material training yang cukup baik untuk menunjang peranan training yang efektif. Ketika pompa ganda dijalankan, aliran volumetrik Q mengalir melalui tekanan P1. Katup pembantu dan tangki ukur kembali ke tangki. Walaupun katup pembantu telah dikeluarkan tekanannya, tetap ada kenaikan tekanan (walaupun kecil) dijalur P 1. Kenaikan tekanan ini disebabkan oleh gesekan dan resistansi dijalur dan perlengkapan hidrolik. Resistansi akibat luas penampung juga diperhitungkan, kenaikan tekanan akan meningkat. Dalam percobaan ini, perubahan resistansi yang kontinu dihasilkan oleh gaya pegas yang berubahubah secara kontinu dari katup relief. Tekanan ini dimonitor oleh alat ukur tekanan. Makin besar resistansi ini, makin tinggi kenaikan tekanan dijalur P1. Gesekan dan kehilangan (losses) akibat kebocoran-kebocoran dipompa juga akan meningkat. Tekanan yang lebih tinggi ini akan menghasilkan masukan dari pompa yang lebih rendah, yang apat dilihat pada kurva pompa (kurva Q Pe).

Volume ukur: V (contoh 2 liter untuk semua pengaturan)

Aliran volumetrik Q =

V . 60 (liter/menit) t

B. Job II Katup Kontrol Arah 2/2 , 3/2 , 4/2 Arah aliran dikontrol memakai katup kontrol arah. Katup kontrol arah ini memungkinkan kita untuk menentukan arah gerak silinder ataupun arah putaran motor hidrolik. Ketika pompa ganda dijalankan, aliran Q1 mengalir ke sistem hidrolik melalui jalur tekanan P1. Dengan menggerakkan katup-katup kontrol arah sesuai urutan gerakan di diagram lintasan tangga, pertama-tama fungsi katup kontrol arah 2/2 terkontrol, sedangkan katup kontrol arah 4/2 dan katup kontrol arah 3/2 sebaliknya. Katup-katup kontrol arah 2/2 dipakai untuk membuka dan menutup jalur-jalur hidrolik. Katup-katup kontrol arah 3/2 dipakai untuk mengontrol silinder satu gerakan. Katup-katup kontrol arah 4/2 dipakai untuk mengontrol silinder dua gerakan dan motor hidrolik. Untuk notasi pressurisasi depressurisasi, pengumpulan kembali secara cepat, putaran searah jarum jam berlawanan arah jarum jam.Tidak mungkin untuk menghentikan silinder ataupun motor hidrolik pada suatu posisi tertentu ataupun pada posisi tengah tanpa mematikan pompa.Untuk itu diperlukan katup kontrol arah 4/3. Katup kontrol arah 2/2, 3/2 dan 4/2 dipakai untuk mengontrol aliran. Tugas utamanya adalah untuk mengawali, mengakhiri, mengubah arah, mendistribusi dan menggabungkan aliran volumetrik.

C. Job III Katup Hidrolik Yang Dapat Diatur Kecepatan torak silinder, ataupun kecepatan motor hidrolik tergantung pada aliran volumetrik. Pemakaian katup throttle yang dapat diatur ini memungkinkan dihasilkannya resistansi hidrolik yang beragam ; sehingga dapat memberikan kontrol yang tidak tergantung pada tekanan atas aliran volumetrik. Pencapaian aliran (Q) yang konstan dimungkinkan dengan tidak diubahnya luas penampang throttle (A) yang kecil dan beda tekanan ( P Pe1 - Pe2) yang konstan. Jika tekanan balik Pe2 membesar, beda tekanan akan mengecil dan aliran Q dikurangi. Jika tekanan balik Pe 2 mengecil, beda tekanan akan membesar dan aliran Q ditambah. Jika suatu katup pembantu pengontrolan langsung dipakai untuk mengontrol tekanan masuk P , perlu diperhitungkan bahwa jika katup throttle dipakai untuk mengubah aliran volumetrik Q,1 e

tekanan masuk Pe1 akan berubah sesuai dengan karakteristik buka/tutupnya katup pembantu pengontrolan langsung . Jika (sebagai contoh), suatu volume yang lebih kecil dikeluarkan melalui katup throttle, harus dikeluarkan suatu volume yang lebih besar ke tangki melalui katup pembantu, karena pompa 1.1 selalu memberikan kuantitas yang sama/konstan. Sebagai konsekuensinya, regangan pegas tekanan di katup pembantu membesar, karena torak kontrol membuka lebih besar. Oleh karena itu, resistansi terhadap aliran juga kenaikan tekanan Pe3 dan Pe1 juga naik. Ketika pompa ganda dijalankan, aliran Q1 mengalir ke sistem hidrolik melalui jalur tekanan P1, dan juga melalui katup throttle yang dapat diatur serta katup pembantu ke tangki ukur. Dengan katup pembantu yang telah dipressurisasi, hanya ada tekanan yang rendah dalam sistem, sebagai akibat dari aliran fluida dan registasi karena gesekan. Katup pembantu dipakai untuk mengatur tekanan sistem (dapat dibaca pada alat ukur). Katup pembantu dapat dipakai untuk membuat dari tekanan balik beragam (simulasi dari resistansi kerja yang beragam) hingga ketekanan sistem.Dianjurkan bahwa latihan ini dilakukan untuk berbagai tekanan balik, yang untuk setiap kasus dapat dibaca dipengukur tekanan. Pengontrolan dari kecepatan linier dan kecepatan putar, ketika kondisi tekanan hampir konstan ( 4 Ppe 1 pe 2 konstan ); serta untuk pemakaian yang tidak membutuhkan derajat akurasi yang tinggi (mengangkat flatform & meja, mengepres, mengklem alat). Pemakaian lainnya untuk kecepatan linier/putar seyogyanya beragam sesuai dengan resistansi yang juga beragam; dan oleh sebab itu beragamnya kondisi tekanan (untuk kasus gergaji potong melingkar yang dingin). Ukuran volume : V = 2 liter untuk semua pengaturan.

=

V .60 l ( ) menit t

luas penampang throttle A = konstan D. Job IV Silinder 2 Gerakan Silinder dua gerakan dipakai untuk mengkonversikan tekanan dari fluida hidrolik menjadi gaya-gaya linier dan gerakan-gerakan yang arahnya dapat diseleksi. Bagaimanapun juga, karena dalam kasus silinder dua gerakan yang mempunyai sebuah batang torak disatu sisi, permukaan-

permukaan yang berbeda diberi tekanan; laju an gaya untuk langkah maju dan langkah mundur juga akan berbeda. Ketika katup kontrol arah 42 diaktifkan, torak dari silinder dua gerakan haruslah diberi tekanan oleh fluida hidrolik, sehingga torak bergerak maju. Switching katup kontrol arah 4/2 kembali ke posisi diam, akan mengakibatkan torak silinder diberi tekanan oleh fluida hidrolik sehingga torak bergerak mundur. Ketika pompa ganda dijalankan, aliran Q1 mengalir ke sistem hidrolik melalui jalur tekanan P1. Suatu katup pembantu harus dipasang untuk mengatur tekanan sistem. Tekanan ini dapat dimonitor memakai alat ukur tekanan. Silinder dua gerakan dikontrol memakai katup kontrol arah 4/2. Laju torak silinder pada langkah maju dan mundur ditentukan oleh aliran volumetrik fluida hidrolik yang dapat dikontrol memaki katup shut-off. Pemberian energi dari solenoid Y9B menyebabkan katup kontrol arah di switch pada posisi kerja b sehingga fluida hidrolik mengalir dari lubang P ke A dan menyebabkan silinder dua gerakan mengadakan langkah maju dengan menekan permukaan torak. Torak silinder dua gerakan ini bergerak maju dan mengaktifkan switch pembatas S7. Fluida hidrolik yang ada dicincin torak mengalir kembali ke tangki melalui lubang B ke T di katup kontrol arah 4/2. Selenoid dibuang energinya melalui switch pembatas S7 dan hubungan seri dan katup kontrol arah di switch kembali ke posisi diam A oleh gaya pegas). Hal ini mengakibatkan aliran fluida dibuat sedemikian rupa sehingga torak bergerak mundur. Fluida hidrolik disekitar cincin torak dikeluarkan kembali ke tangki dalam keadaan hampir-hampir tidak bertekanan. Silinder dua gerakan banyak dipakai untuk penerapan yang membutuhkan gerakan bolak balik yang linier, khususnya dengan bawaan umpan (feed carriage) dari perkakas mesin yang memungkinkan untuk membebani torak silinder pada langkah balik. Latihan ini menggambarkan bahwa aliran volumetrik sama menghasilkan dua kecepatan torak yang berbeda, baik untuk gerakan maju maupun mundur. Kecepatan balik torak lebih besar, karena luas penampang torak dikurangi oleh luas penampang batang torak. Gaya yang ditimbulkan untuk tekanan yang sama adalah berbeda, gaya efektif untuk gerakan maju lebih besar daripada untuk gerak mundur. Persamaan untuk torak yaitu: V=

V . 60 Q (m / s ) , F = P.A, dan Q = A t

E. Job V Resistansi Aliran Katup kontrol aliran 2 jalan 3 yang terintegrasi dalam sistem kontrol meyakinkan adanya laju aliran volumetrik yang konstan, yang tidak terpengaruh oleh panjang jalur/pipa, luas penampang, bengkokan, dan resistansi aliran. Yang perlu diperhatikan adalah penurunan tekanan. Selang yang disediakan (panjang 0,7 , 0,9 dan 1,5 m) dapat dipakai untuk mengukur penurunan tekanan bagi beragam panjang pipa. Untuk dapat menggambarkan dengan jelas variasi turunnya tekanan terhadap variasi panjang pipa; dianjurkan untuk menyambung pipa-pipa tersebut (memakai manifold) sehingga di dapat pipa sepanjang 3 dan 6 m. Faktor-faktor yang mempengaruhi P : Luas penampang dan panjang pipa Arah (route) pipa Viskositas fluida hidrolik dan Besar aliran volumetrik Kekasaran pipa dan perubahan luas penampang Laju aliran Ketika pompa ganda dijalankan, aliran Q1 mengalir ke sistem hidrolik melalui jalur tekanan P1. Tekanan sistem diatur di katup pembantu 2 (dapat dibaca di alat ukur tekanan 4.1). Aliran fluida hidrolik ini dilairkan melalui katup kontrol aliran 3 dan katup shutoff buka 5 ke kumparan tabung 7.1 atau 7.2. Tekanan masuk di kumparan ini dapat dibaca di alat ukur tekanan 4.2 (M2), sedangkan tekanan ke luarnya dapat dibaca di M3. Jika katup kontrol aliran 3 dipakai untuk meragamkan aliran, benda tekanan ppe2 pe3 di kumparan tabung/pipa juga akan berubah. Perubahan beda tekanan ini juga bisa didapat dengan memakai kumparan pipa dengan bengkokan yang berbeda, panjang selang yang berbeda ataupun dengan ND yang berbeda, tetapi dengan syarat aliran volumetrik harus konstan.Untuk meyakinkan bahwa segala sesuatu dapat berjalan lancar, selang-selang yang beragam tersebut hendaknya disambung dengan penghubung ukuran yang built-in (kumparan pipa atau katup check). Aliran volumetrik Q harus ditentukan berdasarkan rumus Q = Volume ukur V ditentukan = 2 (1/menit)

V 1 ( ) t menit

Tekanan sistem Pe1 ditentukan 60 (bar)

F. Job VI Katup Pengaman/ Pengontrolan Langsung Katup pengaman dipergunakan untuk : - Mengatur perbedaan tekanan kerja sesudah dan sebelum katup diatur. - Untuk mengatur tekanan maksimum pada sistem hidrolik. - Melindungi instalasi dari beban lebih yang diakibatkan oleh tekanan lebih. Ketika pompa ganda dijalankan, aliran volumetrik Q, mengalir ke sistem hidrolik melalui jalur tekanan P1. Pada saat ini, katup shut off ada dalam posisi terbuka, sehingga fluida hidrolik yang ada di bypass netral dapat mengalir ke tangki. Katup pembantu pengontrolan langsung yang dipakai dalam latihan ini berada dalam posisi diam (tertutup). Suatu pegas menekan piston kontrol pada dudukan segel (seal seat). Dengan cara mengurangi luas penampang aliran di katup shut off, dapat dilihat kenaikan tekanan di sistem hidrolik. Begitu tekanan yang telah disetel pada katup pembantu pengontrolan langsung tercapai, katup akan terbuka, akibatnya sejumlah fluida hidrolik dapat mengalir ke tangki sehingga dapat mencegah naiknya tekanan melebihi nilai yang telah disetel. Tekanan yang diinginkan P1e dapat disetel memakai tangan. Dengan memakai katup pembantu pengontrolan langsung, dapat dilihat timbulnya suatu perubahan yang cukup berarti dari tekanan yang telah disetel sebelumnya ; jika aliran volumetrik di katup pembantu dinaikkan dari kira-kira 0,5 l/menit menjadi aliran maksimum atau dikurangi dari maksimum menjadi kira-kira 0,5 l/menit. Aliran volumetrik dapat dikontrol memakai katup shut off atau throttle yang dapat disetel. Jika dibutuhkan kontrol yang sensitif terhadap aliran volumetrik, dianjurkan untuk memakai throttle yang dapat disetel. Ketika tekanan yang telah disetel tercapai, fluida hidrolik dikeluarkan ke tangki ukur melalui katup relief pengontrolan langsung. Hal ini mencegah terjadinya kenaikan tekanan lebih lanjut dan katup relief pengontrolan langsung dapat disetel hingga suatu batas tertentu. Katup pembantu dipakai untuk mengatur dan membatasi tekanan kerja, ataupun sebagai katup penyelamat, dalam instalasi hidrolik.Disainnya cukup sederhana dan tidaklah mahal ; tetapi umumnya kurang baik untuk aliran > 40 l/menit (beda tekanan buka dan tutup terlalu besar) Untuk laju aliran yang lebih besar, dipakai katup pembantu pengontrolan tak langsung (pilot operated), karena suatu perubahan aliran volumetrik tidak mempunyai efek material terhadap tekanan yang telah disetel sebelumnya.

G. Job VII Motor Hidrolik Motor hidrolik mengkonversi energi hidrolik yang diberikan oleh pompa menjadi energi mekanik dalam bentuk gerak rotasi,dan mentransformasikan energi ini menjadi torsi melalui poros daya (power-take-off-shaft). Umumnya kontruksi motor hidrolik identik dengan kontruksi motor pompa. Dalam banyak hal, pompa dapat bekerja langsung sebagai motor, jika pompa ini tidak dipasangi katup pembeban pegas (sparing loaded valve). Kavitasi berarti adanya sub tekanan yang perlu diperhatikan. Jika fluida hidrolik mengalir pada kecepatan yang amat tinggi, tekanan akan jatuh pada tekanan evaporasi. Gelembung gelembung uap akan terbentuk dan akan menghilang jika tekanan bertambah besar. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya sentakan tekanan dan akibatnya terjadi efek pengausan yang merusak tehadap material. Torsi motor hidrolik perpindahan konstan ini tergantung pada tekanan kerja. Kenaikan tekanan akan menghasilkan torsi yang lebih tinggi dan pengurangan tekanan menghasikan torsi yang lebih rendah. Ketika pompa ganda dijalankan, aliran Q1 mengalir ke sistem hidrolik melalui jalur tekanan P1. Dengan katup kontrol arah 4/3 ada diposisi O, fluida dialirkan ke tangki melalui bypass netral. Jika katup kontrol arah 4/3 di switch ke posisi kerja a (pemberian energi bagi solenoid Y9a), fluida mengalir melalui katup check throttle 4.1 ke motor hidrolik 3. Katup check throttle 4.1 dapat dipakai untuk mendapatkan pengontrolan terhadap aliran. Tergantung pada pengaturan di katup check throttle 4.1, motor hydrolic berputar searah jarum jam pada rpm tertentu. Kenaikan aliran fluida akan memberikan kecepatan yang lebih besar. Penurunan aliran fluida akan memberikan kecepatan yang lebih kecil. Aliran balik dari motor hidrolic mengalir ke tangki ukur melalui katup check throttle 4.2, katup kontrolarah 4/3 dan katup check sederhana. Katup check sederhana membangkitkan sedikit tekanan balik (kecil) dijalur pipa balik. Hal ini diperlukan untuk menyakinkan bahwa torak di motor hidrolik adalah pressure locked pada permukaan bantal (bearing) dan juga untuk meyakinkan bahwa motor berputar dengan lancar. Tangki ukur dapat dipakai untuk menentukan aliran volumetrik Q persatuan waktu yang melewati motor hidrolik. Laju aliran volumetrik dan volume masuk V per putaran dapat dipakai untuk menghitung kecepatan rotasi dari motor hidrolik.

Jika katup kontrol arah 4/3 di switch ke posisi kerja b (pembuangan energi bagi solenoid Y9a, pemberian energi bagi solenoid Y1Ob), hal ini akan membalikkan (reverse ) arah putaran katup check throttle 4.3 (kontrol aliran masuk). Jika motor hidrolik ini akan distop, katup kontrol arah 4/3 harus di switch ke posisi diam O (solenoid Y9a dan Y1Ob dibuang energinya ). Massa roda gila dari motor hidrolik akan mencoba untuk tetap untuk memutar motor. Akibatnya, terjadi kenaikan tekanan yang tidak dikehendaki (pressure surge) di reka shut-off pada jalur keluar. Terjadi pula keadaan hampa yang tidak diinginkan di jalur pipa masuk, dan hal ini dapat mengakibatkan kerusakan kavitasi. Untuk menghindar efek-efek yang tidak dikehendak ini dan juga konsekuensinya, dipasang block rem keselamatan 7. Dengan demikian, fluida hidrolik dijalur keluar (untuk motor berputar searah/ berlawanan dengan jarum jam ) akan mengalir memakai antar hubungan yang baik dari 4 katup check sederhana melalui katup pembantu 7.1 dan kembali ke jalur masuk dari motor hidroik. Kenaikan tekanan yang tidak diinginkan dijalur keluar dapat dihindari, karena katup pembantu 7.1 terbuka dan membuat volume fluida hidrolik yang dipindahkan oleh motor hidroik mengalir ke jalur masuk. Hal ini akan menghasilkan kenaikan tekanan diluar kerja yang diinginkan. Pengumpanan jumlah fluida hidrolik yang identik ke jalur masuk dapat mencegah terjadinya formasi hampa. Motor hidrolik ini berlawanan cara kerjanya dengan pompa hidrolik. Di pompa hidrolik energi mekanik dari motor listrik di konversikan ke energi hidrolik. Motor hidrolik ini di beri umpan berupa energi hidrolik dari sistem memakai aliran fluida hidrolik. Energi ini dikonversikan menjadi energi mekanik dan di transmisikan sebagai torsi melalui poros daya. Fluida hidrolik yang telah memberikan energinya ini, akan diumpankan kembali dari motor hidrolik ke tangki.

PersamaanAliran volumetrik Q = Volume ukur V = 2 (1) Kec. Motor hidrolik n =

V .60 1 ( ) t menit

Q rpm Vs

Vs = volume masuk motor hidrolik per putaran (dapat dibaca di tabel motor)

misal S 4 =

m3 putaran

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Job I Kenaikan Tekanan / Kurva Pompa Tabel tekanan terhadap waktu

tekanan Pe (Bar) 20 25 30 35 40 45 50 55

waktu t (s) 27.11 27.15 28.08 28.34 29.21 29.62 30.66 31.64

Aliran Volumetrik Q (l/menit) 4.43 4.42 4.27 4.23 4.11 4.05 3.91 3.79

Kurva pompa (kurva Q Pe)

Tekanan fluida kerja yang tejadi pada manometer akan sangat berpengaruh pada waktu pengisian fluida kerja (oli) pada tangki ukur. Karena pada saat fluida kerja (oli) dialirkan dengan tekanan yang besar maka tangki ukur akan terisi dengan waktu yang diperlukan relatif singkat. Tangki ukur berpengaruh untuk mengetahui berapa banyak fluida kerja (oli) yang berada pada tangki ukur, banyak fluida kerja (oli) yang terdapat pada tangki ukur (2 liter) dapat digunakan untuk menghitung aliran volumetrik Q (l/mnt).

Q=

V .60 tV .60 = t V .60 = t V .60 = t V .60 = t V .60 = t= 4,42 L/menit

P 20 Q =

P 25 Q =

= 4,41 L/menit

P 30 Q =

= 4,27 L/menit

P 35 Q =

= 4,23 L/menit

P 40 Q =

= 4,10 L/menit

P 45 Q =

V .60 = t V .60 = t V .60 = t

= 4,05 L/menit

P 50 Q =

= 3,91 L/menit

P 55 Q =

= 3,79 L/menit

B. Job 2 Katup Kontrol Arah 2/2, 3/2, 4/2 Tabel katup kontrol arah Katup kontrol arah, no 3 4 6 jumlah lubang 4 2 3 Posisi switchin g1 P-B A-T P-B A-T P-B A-T Posisi switchin g2 P-A B-T P-A B-T P-A B-T Arah aliran ada ada tidak tidak tidak tidak

Dari sambungan manifold aliran sebagian ada yang diteruskan dari tangki ukur dan sebagian lagi kekatup 2/2 saluran A. Sedangkan yang ada pada saluran Tpada katup 3/2 akan dialirkan ke tangki ukur. Pada katup 4/2 melalui saluran A akan diteruskan ke manometer 3 (Pe3) dan diteruskan ke katup 2/2 saluran P. Aliran fluida yang keluar dari system pembangkit tekanan (SPT) akan dialirkan ke manometer 1(Pe1) dan dari manometer 1 (Pe1) aliran akan diteruskan ke relief valve langsung ke tangki buang dan sebagian lagi dari dari manometer 2 (Pe2) diteruskan lagi kekatup 4/2 dg posisi awal aliran dan P A pada saat katup 4/2 dalam keadaan switching 2dan posisi netral P-B dan diteruskan kekatup 3/2 melalui saluran P-A switching 2.

Jika katup 4/2, 3/2, 2/2 semuanya dalam posisi netral maka aliran fluida akan mengalir pada saluran P-B dan katup 4/2 dan diteruskan pada katup 3/2 sehingga tdk ada aliran yang mengalir ke tangki ukur. Sedangkan jika katup 2/2 pada keadaan posisi b dan 3/2 pada posisi a maka aliran fluida akan keluar dari katup 2/2 yang sebagianditeruskan ke tangki dan sebagian lagi diteruskan kekatup 3/2 kemudian diteruskan ke tangki ukur. Dan jika tekanan diperkecil dengan mengundurkan relief valve, maka aliran fluida akan mengalir dari T1.

C. Job III Katup Hidrolik Yang Dapat Diatur Tabel aliran volumetrik dan beda tekanan P Pe1. Ukuran Volumetrik V (liter) Pe (Bar ) 10 15 20 25 30 Pe (Bar ) 6 8 12 19 24 Beda tekanan Pe-Pe 4 7 8 6 6 t (s) 40.66 28.75 28.57 29.53 29.78 Aliran Volumetrik Q (l/menit) 0.0492 0.0696 0.0700 0.0677 0.0672

2 liter

Kurva P

Aliran fluida yang keluar dari SPT masuk ke manometer Pe3 aliran fluida akan terbagi sebagian akan masuk ke relief valve dan diteruskan ke tangki dan sebagian akan masuk ke manometer Pe1. Dari manometer Pe1 diteruskan ke panel throttle kemudian dilanjutkan ke manometer Pe2 kemudian menuju ke katup pembantu dan diteruskan ke tangki ukur. Tekanan aliran fluida terlihat pada manometer Pe1 dan Pe2 dan dapat diatur relief valve (2). Sedangkan aliran fluida yang masukke tangki ukur dapat diatur pada relief valve.

D. Job IV Silinder 2 Gerakan Tabel perhitungan gerakan silinder Posisi Torak switching katup kontrol arah Gerakan Maju Gerakan maju posisi akhir Gerakan Mundur Gerakan mundur posisi akhir Posisi Netral Posisi Netral Ditekan Ditekan mengalir dari P A mengalir dari P A mengalir dari B T mengalir dari B T Karakteris tik Aliran Pe (bar ) 18 Pe (ba r) 5 Pe (ba r) 3 V (m/s ) 0.08 4 0.05 8 0.15 1 0.15 6

Time (s)

F (N) 4021. 2 4182 1 1611 6 2163 0

1.78

40

52

0

2.58

35

13

38

1.88

40

0

51

1.81

Pada katup 4/2 pada posisi b (P-A) fluida akan mengalir menuju silinder untuk menggerakkan torsk bergerak maju. Tekanan yang digunakan untuk memajukan torak dapat dilihat pada manometer Pe2 sedangkan mengatur lajunya aliran fluida yang akan mempengaruhi kecepatan torak dapat diatur melalui relief valve, jika relief valve dilonggarka akan membuat gerakan pton menjadi lembu. Hal ini dikarenakan aliran fluida terbagi sebagianteruskann ke tangki dan subagian ke silinder tetapi jika relief valve dikenakan maka aliran hanya mengalir ke silinder.

Untuk melakukan kerja sehingga gerakan silinder menjadi cepat, tetaapi jika katup shut off ditutup aliran fluida hanya bertahan pada pippa hidrolik. Jika relief valve dikencangkan tekanan yang ditujukan pada manometer Pe1 akan menjadi besar. Dan jika dikendorka dan tekanan akan kembali ke posisi semula dan aliran akan diterukan ke tangki aliran fluida yang keluar dari SPT diteruskan ke manometer 1 (Pe1) dan mengalirkan sebagian lagi relief valve dan diteruskan ke tangki dan sebagian lagi ke katup shut off dan dialirkan ke katup 4/2 yang posisi awal pada katup 4/2 a (P-B) torak masih dalam keadaan diam (mundur) dan menunjukkan tekanan pana manometer Pe3.

E. Job V Resistansi Aliran Katup kontrol aliran Posisi Komponen pipa P = Pe (bar) Pe (bar) Pe Pe (bar) 40 8 8 0 1 1 40 7 7 36,84 30,79 31,03 3,25 3,89 3,86 T (s) Q (l/min) 2 jalan

Laju aliran volumetric terpengaruh panjang pipa, luas penampang dan resistansi aliran. Laju aliran fluida akan berbeda bila melalui fluida pipa yang memiliki diameter yang berbeda.

F. Job VI Katup Pengaman/ Pengontrolan Langsung Tabel tekanan dan aliran volumetrik Katup shutoff Buka Katup Relief Pegas katup tidak Pe 4 Pe 3 T1 ya T2 ya

ditegangkan Pegas katup tidak Tutup Tutup ditegangkan Pegas katup tidak ditegangkan dengan 1 putaran Pegas katup tidak Tutup ditegangkan dengan 2 putaran Pegas katup tidak Buka-Tutup ditegangkan dengan 3 putaran

15

5

tida k tida k tida k

ya

15

5

ya

15

5

ya

15

5

ya

ya

Katup pengatur pengontrol langsung berfungsi mengatur dan membatasi tekanan kerja. Apabila shut off valve dikencangakan maka aliran akan menjadi pelan. Hal ini akan meningkatkan tekanan pada silinder. Meningkatnya tekanan dapat dilihat pada manometer 1 dan manometer 2. Pada saatpompa dijalankan aliran volumetric akan mengalir system melalui manometer 1 dan posisi tidak dikencangkan sehingga fluida hidrolik bias kembali ke tangki ukur. G. Job VII Motor Hidrolik Tabel kecepatan dan aliran volumetrik motor hidrolik Katup check Motor Hidroli k Posisi switchi ng 4/3 DCV throttle 4.1 searah jarum jam 4.2 berlawanan jarum jam Tertutup Pembukaan min Lebih dibuka Terbuka max kurang terbuka bukaan min Lebih dibuka Terbuka max kurang terbuka Aliran Volumetr ik (l/min) Kecepat an (r/dtk) Pe (bar) Pe (bar)

arah putara n dari kiri ke kanan arah putara n dari kanan ke kiri P-A B-T A -T P-B

4,13 4 3,87 3,75

0,32 0,31 0,3 0,29

53 52 50 49

5 5 4 3

4,13 4 3,87 3,75

0,32 0,31 0,3 0,29

54 54 53 53

40 41 42 41

Motor hidrolik dapat berputar searah jarum jam dan berlawanan arah jarum jam untuk mengalir. Kecepatan motor hidrolik dapat dikontrol dengan katup check throttle. Motor hidrolik ini berlawanan cara kerjanya dengan pompa hidrolik. pompa hidrolik energy mekanik dari motor listrik dikonversikan ke energy hidrolik.Motor hidrolik ini diberi umpan berupa energy hidrolik yang dari system memakai aliran flida hidrolik.

Kecepatan motor hidrolik :

Vs = 12,9

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat saya simpulkan dari praktikum hidrolik ini adalah: 1. Pada system hidrolik tekanan akan sangat berpengaruh pada kerja system. Kebocoran harus diperhatikan. 2.Penempatan alat hidrolik pada board pelatihan berbeda dengan aplikasi pada alat sesungguhnya. Yang sama adalah salurannya 3. Penempatan alat-alat tidak boleh terlalu jauh agar selang nyampai. 4. Praktikum hidrolik sangat penting dalam teknik mesin karena aplikasi industry teknik mesin banyak menggunakan system hidrolik. B. SARAN Saran-saran yang dipat saya ajukan adalah: 1. Bahan pengajaran harus lebih diperhatikan lagi agar tidak rusak, karena sebaiknya bukan mahasiswa yang memperbaiki tetapi teknisi. 2. Mahasiswa harus lebih aktif dan tidak banyak bercanda karena banyak yang tidak bisa memahami praktikum ini. 3.Pengajar dimohon lebih sering mengawasi dan membimbing mahasiswa. 4.Waktu praktikum agar lebih diperhatikan lagi karena masih banyak job yang belum dikerjakan.