laporan prakerin lenia

42
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN TINJAUAN KHUSUS OBAT ANTASIDA DOAEN SEBAGAI OBAT MAGG DI APOTEK ASSILMI PADA TAHUN 2011 NAMA : LENIAWATI DEWI NISN : 9943538786 Subang April 2011 Disetujui oleh: Pembimbing Pembimbing

Upload: tika-hartika

Post on 04-Jul-2015

921 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKERIN LENIA

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN

TINJAUAN KHUSUS OBAT ANTASIDA DOAEN SEBAGAI

OBAT MAGG

DI APOTEK ASSILMI PADA TAHUN 2011

NAMA : LENIAWATI DEWI

NISN : 9943538786

Subang April 2011

Disetujui oleh:

Pembimbing Pembimbing

( Yeni Nuryani, S.si,Apt.) ( Erna Juherna, S.farm,Apt)

Pembimbing Apotek Assilmi Pembimbng SMK Kes, Bhakti Kencana

Subang Subang

Page 2: LAPORAN PRAKERIN LENIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN

TINJAUAN KHUSUS OBAT ANTASID DOEN SEBAGAI

OBAT MAGG

DI APOTEK ASSILMI PADA TAHUN 2011

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian sidang

ko,petensi keahlian farmasi SMK Kes, Bhakti Kencana Subang

NAMA : LENIAWATI DEWI

NISN : 9943538786

YAYASAN ADHI GUNA KENCANA

SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA SUBANG

2011

Page 3: LAPORAN PRAKERIN LENIA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat

dan hidayah-Nya saya dapat menyalesaikan tugas Praktek Kerja Industri

(PRAKERIN) di Apotek Assilmi Subang, yang merupakan salah satu syarat

untuk menempuh Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Nasional. Dalam pengerjaan

tugas ini saya banyak sekali mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh

karena itu saya ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Unib sumarna, S.pd selaku kepala sekolah SMK Kesehatan Bhakti

Kencana Subang.

2. Kepada kedua orang tua saya yang telah mendukung dalam

menyelesaikan tugas ini.

3. Kepada semua guru produktif khususnya dalam program farmasi di Smk

Kesehatan Bhakti Kencana Subang.

4. Kepada guru pembimbing yang ada didalam sekolah yaitu Ibu Erna

Juherna, S.farm,Apt dan yang ada diluar sekolah yaitu Ibu Yeni Nuryani,

S.si,Apt.

5. Kepada rekan-rekan dan adik kelas yang telah ikut membantu dalam

penyelesaian tugas ini.

Laporan ini ditujukan agar siswa/I Sekolah Menengah Kejuruan

mempunyai ilmu yang bersifat universal disamping mempunyai keterampilan

atau kemampuan sesuai dengan program yang dipilihnya. Laporan Praktek

Kerja Industri (PRAKERIN) ini disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku,

dan saya yakin dalam laporan ini masih sangat jauh dari sempurna namun

harapan saya semoga tugas Laporan Praktek Kerja industri (PRAKERIN) ini

dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca umumnya. Amin.

Subang,

…………………..2011Penyusun

Page 4: LAPORAN PRAKERIN LENIA

Leniawati Dewi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus

diwujudkan oleh setiap orang, dengan adanya pembangunan kesehatan

diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk

hidup sehat bagi setiap orang agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal. Kesehatan merupakan hal penting bagi kehidupan, dalam

pembangunan kesehatan dilakukan upaya promotif (peningkatan), preventif

(pencegahan), kuratif (penyembuhan) dan rehabilitative (pemulihan), semua

itu harus dilaksanakan secara menyeluruh terpadu dan berkesinambungan

serta dilaksanakan bersama.

Apotek sebagai salah satu sarana penunjang kesehatan turut berperan

dalam mewujdkan upaya kesehatan yang dilaksanakan pemerintah sebagai

sarana distribusi obat dan perbekalan farmasi yang aman, bermutu dan

berkhasiat dan terjangkau harganya oleh masyarakat secara meluas. Kegiatan

pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat

sebagai komoditi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Pentingnya dilakukan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) agar dapat

berperan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan misalnya dalam

hal informasi obat kepada masyarakat tentang penggunaan obat yang aman

tepat dan rasional.

Obat sebagai salah satu zat yang digunakan dalam upaya kesehatan, pada

dasarnya merupakan zat berbahaya bagi tubuh jika penggunaannya tidak

dilakukan secara tepat, apalagi sampai disalahgunakan. Obat lokal ialah zat

yang kerjanya berdasarkan aktifitas local secara fisika atau kimia, seperti

antaisda yaitu obat yang menetralkan asam lambung sehingga berguna untuk

Page 5: LAPORAN PRAKERIN LENIA

menghilangkan nyeri akibat kelebihan asam lambung. Antasid merupakan

basa lemah yang bereaksi dengan asam lambung untuk membentuk air dan

garam, dengan demikian dapat menghilangkan keasaman lambung.

1.2 Tujuan Prakerin

Adapun tujuan diadakannya Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)

diapotek adalah:

1. Agar dapat mengetahui penggolongan obat berdasarkan Undang-Undang.

2. Agar dapat mengetahui obat Antasid doen sebagai obat untuk mencegah

kelebihan asam lambung.

3. Agar dapat mengetahui bagaimana cara kerja obat Antasid doen.

4. Dapat mengetahui macam-macam obat Antasida doen.

1.3 Waktu Dan Tempat

Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) dlaksanakan

diapotek Assilmi yang terletak di jalan MT. Haryono No.05 Subang dari

tanggal 01 Maret sampai dengan 11 April 2011.

BAB II

Page 6: LAPORAN PRAKERIN LENIA

TINJAUAN UMUM

2.1 TINJAUAN TENTANG TEMPAT PRAKERIN (APOTEK)

2.1.1 Pengertian Apotek

Apotek adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian,

penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada

masyarakat. Pengertian ini didasarkan pada keputusan Mentri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 1332/MENKES/SK/X/2002 Tentang perubahan

atas peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor

922/MENKES/PER/1993 apotek dan ketentuan tata cara perizinan apotek.

Apotek sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan yang perlu

mengutamakan kepentingan masyarakat dan bekewajiban menyediakan.

Menyiapkan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu dan

terjamin.

2.1.2 Visi Dan Misi Apotek

Sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh apotek Assilmi maka

dapat mengeluarkan Visi dan Misi yaitu Dengan adanya swamedikasi kita

dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.

2.1.3 Tujuan

Page 7: LAPORAN PRAKERIN LENIA

Menciptakan apotek yang tidak hanya melayani resep tetapi, Apoteker,

Asisten Apoteker dan karyawan dapat juga melakukan konseling kepada

pasien.

2.1.4 Kegiatan

a. Konseling oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA)

b. Swamedikasi oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) atau karyawan

c. Melayani Resep

d. Melayani pembelian obat ataupun sediaan farmasi lainnya

2.1.5 Personalia Apotek

a. APA/PSA : Yeni Nuryani, S.si,Apt.

b. Asisten Apoteker : Dian Novianti S,farm.Apt

c. Karyawan : Eka yulianti dan Riska

2.2 Tugas Dan Fungsi Apotek

Berdasarkan PP No. 51 Tahun 2009, tugas dan fungsi apotek adalah:

a. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan

sumpah jabatan apoteker.

b. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.

c. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi

antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional dan kosmetik.

d. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,

pengamanan, pengadaan penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran

obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi

obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.

2.3 DEFINISI OBAT

a. Obat ialah semua zat baik kimiawi, hewani maupun nabati yang dalam dosis

layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit berikut

gejala-gejalanya. ( Wati Lenia dan kawam-kawan 2011).

Page 8: LAPORAN PRAKERIN LENIA

b. Menurut Ansel (1985), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis,

mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia

atau hewan.

c. Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan

untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi

dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,

peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasional,

Departemen Kesehatan RI, 2005).

2.4 PENGGOLONGAN OBAT

Penggolongan obat dimaksud untuk peningkatan keamanan dan

kecepatan penggunaa serta pengamanan distribusi , pengertian terseut

tercantum dalam peraturan mentri kesehatan republik Indonesia nomor

917/MENKES/PER/X/2003. Yang kini telah diperbaharui dengan permenkes

RI nomor 949/MENKES/PER/VI/2000. Penggolongan obat ini terdiri dari:

obt bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat narkotika, obat psiktoprika dan

obat wajib apotek.

2.4.1 Obat Bebas

Dalam peraturan daerah tingkat II Tangerang yakni nomor 12 tahun

1994 tentang izin pedagang eceran obat memuat pengertian obat bebas adalah

obat yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa resep dokter tidak termasuk

dalam daftar narkotika, psikotoprika, obat keras dan sudah didaftar

didepartemen kesehatan Republik Indoesia. Penandaan obat bebas diatur

berdaarkan S.K MENKES RI nomor 2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda

khusus untuk obat bebas dan obat bebas terbatas. Tanda khusus untuk obat

bebas yaitu bulatan berwarna hijau dengan garis tepi warna hitam,

Page 9: LAPORAN PRAKERIN LENIA

2.4.2 Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas atau obat yang termasuk dalam daftar “W”

menurut bahasa Belanda yaitu singkatan dari “Waarschuing” artinya

peringatan. Jadi maksudnya obat yang pada penjualannya disertai dengan

tanda peringatan. Berdasarkan keputusan Mentri Kesehatan RI No.

2380/A/SK/VI/83 tanda khusus untuk obat bebas terbatas adalah berupa

lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam,

Menurut keputusan mentri kesehatan republik Indonesia yang

menetapkan obat kedalam daftar obat “W” memberikan pengertian obat bebas

terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan pada pemakainya tanpa

resep dokter, bila penyerahannya memenuhi persyaratan berikut:

a. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabriknya atau

pembuatnya.

b. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda

peringatan sesuia contoh. Tanda peringatan tersebut berwarna hitam,

berukuran panjang 5 cm, lebar 2cm dan membuat pemberitahuan sebagai

berikut:

Page 10: LAPORAN PRAKERIN LENIA

2.4.3 Obat Keras

Obat keras atau obat daftar G menurut bahasa belanda “G” singkatan

dari “Gevaarlijk” artinya berbahaya maksudnya obat dalam golongan ini

bebahaya jika pemakaiannya tidak berdasarkan resep dokter.

Menurut keputusan menkes RI yang menetapkan/memasukan obat kedalam

daftar obat keras, memberikan pengertian obat keras adalah obat-

obatyangditetapkan sebagai berikut:

a. Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh si pembuat disebutkan bahwa

obat itu hanya boleh diserahkan dengan resep dokter

b. Semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang nyata-nyata untuk

dipergunakan secara parentral, baik dengan suntikan maupun dengan cara

pemakaian lain dengan jalan merobek rangkaian asli dari jaringan

c. Semua obat baru, terkecuali apabila oleh departemen kesehatan telah

dinyatakan secara tertulis bahwa obat baru itu tidak membahayakan kesehatan

manusia

d. Semua obat yang tercantum dalam daftar obat keras: obat itu sendiri dalam

substansi dan semua sediaan yang mengandung obat itu, terkecuali apabila

Page 11: LAPORAN PRAKERIN LENIA

dibelakang nama obat disebut ketentuan lain, atau ada pengecualian obat

bebas terbatas.

Contoh: Acetanilidum, Andrenalidum, Antibiotika dan Apomorphinum.

Berdasarkan keputusan mentri kesehatan republic Indonesia

No.02396/A/SK/VIII/1986 Tentang tanda khusus obat keras daftar G adalah

lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan

huruf K yang menyentuh garis tepi. Seperti yang terlihat pada gambar berikut:

2.4.4 Obat Psikotoprika

Obat psikotropika menurut UU No.5 tahun 1997 adalah obat keras

baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif

melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan

perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Obat ini juga diperoleh

harus dengan resep dokter dan obat ini memiliki efek ketagihan, contohnya :

diazepam phenobarbital. Pembeli harus melengkapi alamat ketika membeli

obat jenis ini (biasanya ketika menebus resep akan ditanya oleh pegawai

apotik). Penandaan obat psikotoprika sama dengan obat keras yaitu sebagai

berikut:

2.4.5 Obat Narkotika

Page 12: LAPORAN PRAKERIN LENIA

Obat narkotika menurut UU No.22 tahin 1997 adalah obat yang

berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis

yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya

rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan

ketergantungan.

Penandaan obat narkotika yaitu:

Contoh : Morfin, Petidin

2.4.6 Obat Wajib Apotek (OWA)

OWA merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker

Pengelola Apotek (APA) kepada pasien. Walaupun APA boleh memberikan

obat keras, namun ada persayaratan yang harus dilakukan dalam penyerahan

OWA.

1. Apoteker wajib melakukan pencatatan yang benar mengenai data pasien

(nama, alamat, umur) serta penyakit yang diderita.

2. Apoteker wajib memenuhi ketentuan jenis dan jumlah yang boleh diberikan

kepada pasien. Contohnya hanya jenis oksitetrasiklin salep saja yang termasuk

OWA, dan hanya boleh diberikan 1 tube.

3. Apoteker wajib memberikan informasi obat secara benar mencakup: indikasi,

kontra-indikasi, cara pemakain, cara penyimpanan dan efek samping obat

yang mungkin timbul serta tindakan yang disarankan bila efek tidak

dikehendaki tersebut timbul.

2.4.7 Jenis OWA

Page 13: LAPORAN PRAKERIN LENIA

Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk

masayrakat, maka obat-obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat ang

diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang diderita pasien. Antara lain: obat

antiinflamasi (asam mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi

kulit dan mata (salep oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat KB

hormonal.

Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang

dapat diserahkan:

1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di

bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.

2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada

kelanjutan penyakit.

3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan

oleh tenaga kesehatan.

4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di

Indonesia.

5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat

dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.

Contoh OWA: Asam mefenamat salep, hidrokortison dll.

2.5 Alkes Dan PKRT

2.5.1 ALKES (Alat Kesehatan)

Menurut undang-undang kesehatan RI Nomor 23 tahun 1992 tentang

kesehatan, Alkes adalah bahan, instrument, mesin, implant yang tidak

mengandung obat yang digunakan untuk mencegah mendiagnosa

menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta

memulihkan kesehatan pada manusia dan atau struktur dan fungsi tubuh.

Page 14: LAPORAN PRAKERIN LENIA

Pengertian alkes yang lebih rinci dijabarkan menurut permenkes

nomor: 1184 tahun 2004, sebagai berikut:

Alat kesehatan adalah instrument, apparatus, mesin, alat untuk

ditanamkan, reagens atau produk diagnostic in vitro atau barang lain yang

sejenis atau yang terkait termasuk komponen, bagian dan perlengkapan.

Contoh alat kesehatan:

a. Dispo atau suntikan

b. Tensi darah

c. Thermometer

d. Kursi roda

e. Stetoskop dll.

2.5.2 PKRT (Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga)

Perbekalan kesehatan rumah tangga, terdapat dalam peraturan mentri

kesehatan RI nomor 140/MENKES/PER/III/1991 Yang kini telah

diperbaharui dengan permenkes nomor 1184 tahun 2004. Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) adalah alat, bahan atau campuran bahan

untuk memelihara dan perawatan kesehatan manusia, hewan peliharaan,

rumah tangga dan tempat umum.

Contoh PKRT:

a. Kapas kecantikan

b. Toilet article tissue

c. Sabun cuci

d. Pembersih alat rumah tangga

e. Alat perawatan bayi seperti botol susu, dot dll

Page 15: LAPORAN PRAKERIN LENIA

f. Pembasmi serangga rumah

g. Obat nyamuk bakar cair dan erosol dll.

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

3.1 Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan makanan dimulai dalam mulut dimana makanan

dihaluskan sambil diaduk dengan lidah yang mengandung suatu enzim

amylase yaitu petialin yang berfungsi menguraikan karbohidrat setelah

ditelan, dilanjutkan dengan gerakan peristaltic kelambung dengan bantuan

getah lambung yang terdiri dari asam lambung dan pepsin, yaitu suatu enzim

proteolitik yang disekresi oleh selaput lendir lambung sehingga terbentuk

chymus. Pencernaan dilanjutkan dalam usus yang dibantu oleh enzim-enzim

pencernaan yang dihasilkan oleh pancreas dan mukosa usus setelah terbentuk

zat gizi yang sangat halus dan mudah diserap oleh tubuh, maka sisa makanan

Page 16: LAPORAN PRAKERIN LENIA

masuk ke usus besar dan diolah oleh floranormal usus sehingga siap dibuang

oleh anus.

Disaluran lambung usus inilah dapat timbul gangguan penyakit baik yang

disebabkan oleh terganggunya produksi enzim pencernaan maupun yang

disebabkan oleh infeksi usus oleh kuman dan cacing.

Yang termasuk obat gangguan sistem pencernaan yaitu:

1. Antasida yaitu obat yang digunakan untuk menetralisir asam lambung atau

mengurangi produksi asam lambung yang dapat menyebabkan timbul tukak

lambung atau magg.

2. Digestive yaitu obat yang digunakan untuk membantu proses pencernaan

lambung usus terutama pada keadaan devisiensi zat pembantu pencernaan.

3. Antidiare yaitu obat yang digunakan untuk menanggulangi amengobati

penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, kuman atau cacing dan

keracunan makanan.

4. Pencahar (Laksativa) yaitu obat atau zat yang dapat mempercepat peristaltis

usus sehingga mempermudah buang air besar

5. Antispasmodic yaitu obat atau zat yang digunakan untuk melawan kejang-

kejang.

6. Kolagoga yaitu zat atau obat yang digunakan sebagai peluruh atau penghancur

batu empedu.

7. Hepatoprotektor (protector hati) yaitu obat yang digunakan sebagai vitamin

tambahan untuk melindungi meringankan atau menghilangkan gangguan

fungsi hati.

3.2 Antasida

Antasida berasal dari kata anti atau lawan dan acidus atau asam yaitu

digunakan untuk menetralisir kelebihan asam lambung, merupakan basa

lemah yang bereaksi dengan asam lambung untuk membentuk air dan garam,

dengan demikian dapat menghilangkan keaaman lambung. Tujuan pengobatan

Page 17: LAPORAN PRAKERIN LENIA

adalah menghilangkan gejala mempercepat penyembuhan dan mencegah

komplikasi lebih lanjut.

3.3 Penggolongan Obat Antasida

Berdasarkan mekanisme kerjanya obat-obat antasida dapat digolongkan

menjadi:

1. Antihiperasiditas

Obat dengan kandungan alumunium dan atau magnesium bekerja secara

kimiawi dengan mengikat kelebihan Hcl dalam lambung.

2. Perintang reseptor

Semua antagonis reseptor H2 menyembuhkan tukak lambung dan duodenum

dengan cara mengurangi sekresi asam lambung sebagai akibat hambatan

reseptor H2.

Contoh obat: simetidin, ranitidine, famotidin, nizatidin

Obat yang dikombinasikan dengan antasida yaitu:

a. Antikolonergik yaitu zat yang menekan produksi getah lambung dan melawan

kejang-kejang. Contoh obatnya yaitu exstrakbelladonae

b. Obat penenang atau sedative yaitu untuk menekan stress karena dapat memicu

sekresi asam lambung, contoh obatnya yaitu flordiazepoksida

c. Spasmolitika yaitu untuk melemaskan ketegangan otat lambung usus dan

mengurangi kejang-kejang, contoh obat papaverine

d. Dimetikon berfungsi memperkecil gelembung gas yang timbul sehingga

mudah diserap.

3.4 Antasida

a. Komposisi:

Page 18: LAPORAN PRAKERIN LENIA

Tiap tablet kunyah atau tiap 5 ml suspensi mengandung : - Gel Aluminium Hidroksida kering 258,7 mg (setara dengan

Aluminium Hidroksida) 200 mg- Magnesium Hidroksida 200 mg

b. Cara kerja obat Kombinasi Aluminium Hidroksida dan Magnesium hidroksida

merupakan antasid yang bekerja menetralkan asam lambung dan menginaktifkan pepsin sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang. Di samping itu efek laksatif dari Magnesium hidroksida akan mengurangi efek konstipasi dari Aluminium Hidroksida.

c. Indikasi Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan

asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak pada duodenum dengangejala-gejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung dan perasaan penuh pada lambung.

d. Kontra Indikasi Penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen obat.

e. Dosis:

Tablet : - Anak-anak 6-12 tahun : sehari 3-4 kali 1/2 tablet.- Dewasa : sehari 3-4 kali 1-2 tablet. Diminum 1-2 jam setelah makan

dan menjelang tidur.

 

Syrup : - Anak-anak 6-12 tahun : sehari 3-4 kali 1/2 sendokteh -1 sendok teh.- Dewasa : sehari 3-4 kali 1-2 sendok teh. Diminum 1 - 2 jam setelah

makan dan menjelang tidur.

f. Efek samping

Efek samping yang umum adalah sembelit, diare, mual, muntah dan gejala-gejala tersebut akan hilang bila pemakaian obat dihentikan.

Page 19: LAPORAN PRAKERIN LENIA

g. Peringatan

- Jangan diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal yang berat karena dapat menimbulkan hipermagnesia.

- Tidak dianjurkan digunakan terus menerus lebih dari 2 minggu kecuali atas petunjuk dokter.

- Bila sedang menggunakan obat tukak lambung lain seperti Simetidin atau antibiotika Tetrasiklin harap diberikan dengan selang waktu 1-2 jam.

- Tidak dianjurkan pemberian pada anak-anak di bawah 6 tahun kecuali atas petunjuk dokter karena biasanya kurang jelas penyebabnya.

- Hati-hati pemberian pada penderita diet fosfor rendah dan pemakaian lama karena dapat mengurangi kadar fosfor dalam darah.

h. Interaksi Obat

Pemberian bersama Simetidin atau Tetrasiklin dapat mengurangi absorpsi obat tersebut.

http://www.farmasiku.com/index.php?target=products&product_id=30043

3.5 Tablet Antasida

3.5.1 Pengertian Tablet

Tablet adalah Bentuk sediaan padat farmasetik yang mengandung satu

atau lebih bahan obat dengan atau tanpa zat tambahan yang cocok dalam

bentuk pipih, sirkuer, permukaannya datar atau cembung, yang dibuat dengan

metode pengempaan atau pencetakan atau dengan cara lain sesuai dengan

punch dan die,dibawah tekanan beberapa ratus kg/cm2 .

3.5.2 Keuntungan dan kerugian

1. Keuntungan tablet

Page 20: LAPORAN PRAKERIN LENIA

a. Tablet dipasaran mudah diberikan dalam dosis yang tepat jika diinginkan

dosis dapat dibagi rata dan akan memberikan efek yang akurat.

b. Tablet tidak mengandung alcohol

c. Tablet dapat dibuat dalam berbagai dosis.

d. Sifat alamiah dari tablet yaitu tidak dapat dipisahkan, kualitas bagus dan dapat

dibawa kemana-mana, bentuknya kompak, fleksibel dan mudah

pemberiannya.

e. Secara umum, bentuk pengobatan dangan menggunakan tablet lebih disukai

karena bersih, praktis dan efisien.

f. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan

yang terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta

variabilitas kandungan yang paling lemah.

g. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah.

h. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal

ditenggorokan, terutama bila tersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya

tablet tidak segera terjadi.

i. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti

pelepasan diusus atau produk lepas lambat.

j. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi

secara besar-besaran.

k. Tablet oral mungkin mudah digunakan untuk pengobatan tersendiri dengan

bantuan segelas air.

l. Untuk anak-anak dan orang-orang secara kejiwaan, tidak mungkin menelan

tablet, maka tablet tersebut dapat ditambahkan penghancur, dan pembasah

dengan air lebih dahulu untuk pengolahannya.

m. Dapat dibuat tablet kunyah dengan bahan mentol dan gliserin yang dapat

larut dan rasa yang enak, dimana dapat diminum, atau memisah dimulut.

2. Kerugian tablet

a. Orang yang sukar menelan atau meminum obat.

b. Keinginan konsumen beda dengan yang kita buat/produk.

Page 21: LAPORAN PRAKERIN LENIA

c. Beberapa obat tidak dapat dikepek menjadi padat dan kompak.

d. Tablet dan semua obat harus disimpan diluar jangkauan anak-anak untuk

menjaga kesalahan karena menurut mereka tablet tersebut adalah permen.

e. Warnanya cenderung memberikan bahaya.

obat dari udara dan kelembapan serta member rasa atau untuk

menghindarkan gangguan dalam pemakaiannya akibat rasa atau bau bahan

obat.

(http://medicafarma.blogspot.com/2008/2009/tablet.html)

3.6 Perundang-Undangan Antasida

Antasid doen termasuk kedalam golongan obat bebas yaitu obat yang

dapat dijual bebas kepada umum tanpa resep dokter tidak termasuk kedalam

daftar narkotika, psikotofrika dan obat keras jiga sidah terdaftar didefartemen

kesehatan Republik Indonesia.

Penandaan obat diatur berdasarkan SK.Menkes RI

No.2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas dan bebas

terbatas, tanda khusus untuk obat bebas dan obat bebas terbatas yaitu bulatan

berwarna hijau dengan garis tepi warna hitam.

BAB IV

Page 22: LAPORAN PRAKERIN LENIA

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Daftar Obat Antasida Doen

Nama Generik Nama Paten Nama Pabrik

Alumunium hidroksida

dan magnesium

hidroksida

Antasida doen Errita pharma

Alumunium hidroksida

dan magnesium

hidroksida

Citramag Afi Fharma

Alumunium hidroksida

dan magnesium

hidroksida, simetikon

Aictral Interbat

Alumunium hidroksida

dan magnesium

hidroksida, simetikon

Aludonna D Armoxindo

Alumunium hidroksida

dan magnesium

hidroksida, simetikon

Adimag Aditama Raya

Farmindo

Alumunium hidroksida

dan magnesium

hidroksida, dimetikon

Atmacid Graha Fharma

Alumunium hidroksida

dan magnesium

hidroksida, dimetikon

Berlosid Berlico

Alumunium hidroksida

dan magnesium

hidroksida,

Biomag mps Erlimpex

Page 23: LAPORAN PRAKERIN LENIA

metillpolisiloksan

Alumunium hidroksida

dan magnesium

hidroksida,

metillpolisiloksan

Bufantacid Bufa Aneka

Alumunium hidroksida

dan magnesium

hidroksida, simetikon

Carsida Shamparindo

Perdana

Alumunium hidroksida

dan magnesium

hidroksida,

dimetillpolisiloksan

Dexanta Dexa Medika

Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida dan Simetikon

Estasid Erita

Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, dimetillpolisiloksan

Gastrucid Nufarindo

Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, dimetilpollisiloksan

Gestabil Combiphar

Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon

Kemomag Phyto Kemo Agung

Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon

Lambucid Hexpharma Jaya

Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon

Lampracid Pharos

Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida,

Maagmeta Inti Jaya

Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida,

Maalok Aventis

Alumunium hidroksida Madrox Konimex

Page 24: LAPORAN PRAKERIN LENIA

dan magnesium hidroksida, simetikonAlumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon

Magnidicon Tunggal Idaman

Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon

Magtral Otto

Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon

Mylanta Pfizer

Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon

Mylacid Emba Mega Farma

Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, metylpollisiloksan

Myloxan Melosin

Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon

Obamag First Medifarma

Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon

Polyanta Dankos

Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, dimetillpolysiloksan

Ranacid Rama Farma

Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon

Samtacid Samco Farma

Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon

Stomach Mutifa

Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon

Stop-Mag Medikon Prima

Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, dimetikon

Stomag Guardian Pharmatama

Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon

Ticomag Solos Langgeng

Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon

Triocid Zenith

Page 25: LAPORAN PRAKERIN LENIA

Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon

Ultramag Heuson Farma

4.2 PembahasanApotek merupakan suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian,

penyaluran sedian farmasi, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat . pengertian berdasarkan keputusan MENKES RI Nomor 1332/MENKES/SK/X/2002 tentang perubahan atas peraturan MENKES RI Nomor 922/MENKES/PER/X/1993.

Apotek sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan perlu mengutamakan kepentingan masyarakat dan berkewajiban menyediakan, menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu dan terjamin kualitasnya.

Seperti halnya yang telah dilaukan oleh apotek Assilmi yaitu apotek yang dapat melaksanakan upaya kesehatan dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh apotek Assilmi meliputi pelayanan informasi obat, konseling, kepada pasien, melayani resep dokter dan melakukan swamedikasi, disamping sebagai sarana pelayanan kesehatan pada masyarakat apotek Assilmi juga berfungsi sebagai sarana bagi pendidikan dan pelatihan terbukti dengan adanya jalinan kerja sama dengan program PRAKERIN ( Praktek Kerja Industri) Sekolah SMK Kesehatan Bhakti Kencana Subang.

Apotek Assilmi terdiri dari 4 tenaga kerja yang didalamnya terdiri dari apoteker, PSA, Asisten apoteker, karyawan juga penanggung jawab.

Sediaan farmasi yang terdapat diapotek Assilmi selain obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat wajib apotek, obat narkotika dan psikotoprika tersedia juga seperti Alkes dan juga PKRT, namun belum dilengkapi dengan kosmetik karena terbatasnya ruangan apotek juga anggaran dana yang tersedia di apotek.

Apotek Assilmi melakukan penyimpanan barang digudang berdasarkan bentuk sediaan seperti sediaan tablet/kapsul/kaplet, sirup/drop, krim/salep, dan infuse yang disusun secara alfabetis, khusus untuk golongan psikotoprika dan narkotika disimpan dalam lemari khusus dan terkunci sedangkan untuk penyimpanan yang memerlukan suhu tertentu seperti sediaan supositoria disimpan dalam lemari pendingin yang disesuiakan dengan kesetabilan obat.

Sistem distribusi perbekalan farmasi diapotek Assilmi untuk kebutuhan pasien dapat diberikan sewaktu-waktu kepada pasien dalam jumlah dan jenis tertentu, sedangkan system distribusi perbekalan farmasi dari apotek

Page 26: LAPORAN PRAKERIN LENIA

Assilmi ke PBF melalui surat pesanan, faktur penerimaan, faktur pengiriman dan penyerahan.

Masalah fasilitas yang ada diapotek Assilmi meliputi ruas gudang yang masih terbatas, hal ini berakibat pada pengadaan barang, sarana dan prasarana diruang apotek sudah cukup memenuhi persyaratan dimana dilengkapi dengan buku-buku yang lengkap, hanya saja belum ada fasilitas computer sarana dan jaringan internet, sehingga sulit untuk mencari sumber informasi maka jaringan internet ini harus dilengkapi.

Pelayanan resep individual untuk pasien menggunakan resep asli khususnya untuk setiap resep yang didalamnya tercantum obat psikotoprika, narkotika, obat keras dan obat-obat untuk penyakit tuberculosis, terkecuali obat-obat lain seperti obat bebas, obat bebas terbatas dan obat wajib apotek dapat diberikan dengan copy resep ataupun tanpe resep dokter. Dalam pngerjaan resep terkadang resep tidak dapat dimengerti atau diterima, maka dapat dilakukan diskusi dengan dokter penulis resep.

Apotek Assilmi menjalin kerja sama dengan praktek dokter umum, dalam pengerjaan resep yaitu resep harus dianalisa terlebih dahulu, dilihat obat apa yang dibutuhkan dalam resep tersebut kemudian diberikan harga, dan segera diinformasikan kepada pasien jumlah harga obat yang harus ditebus dalam resep tersebut, tidak lupa juga dengan pemberian informasi cara penggunaan obat kepada pasien agar obat tersebut dapat dikonsumsi dengan baik dan benar.

Setiap kali sebelum obat keluar atau masuk ketempat penyimpanannya dilakukan pencatatan pada kartu stok obat dan pencatatan pada buku defekta untuk obat yang persediaanya mulai menipis, sering kali terjadi ketidak sesuaian antara jumlah barang dan jumlah yang tertulis pada kartu stok, hal ini disebabkan barang yang keluar sering kali tidak ditulis pada kartu stok ataupun kesalahan dalam penjumlahan.

Pada Praktek Kerja Industri (Prakerin) saya mendapatkan Tinjauan

Khusus Obat Antasdia Doen. Antasida Doen adalah obat yang digunakan untuk

menetralisir kelebihan asam lambung atau obat magg yang mempunyai efek samping

kadang-kadang konstipasi dan diare.

Sesuai dengan keadaan di tempat PRAKERIN (Praktek Kerja Industri)

yang tepatnya Di Apotek Assilmi obat Antasid dijual secara bebas tanpa harus

dengan resep dokter karena termasuk obat bebas. Antasid doen tidak dibuat

racikan tetapi kebanyakan dijual secara swamedikasi (Pengobatan Sendiri ).

Page 27: LAPORAN PRAKERIN LENIA

Swamedikasi merupakan pengobatan sendiri yaitu penggunaan obat

atau menenangkan diri dalam bentuk perilaku untuk mengobati penyakit yang

dirasakan. Pengobatan diri sendiri sering disebut dalam konteks orang

mengobati diri sendiri untuk meringankan penderita.

Dasar hukumnya Permenkes No 919/Menkes/per/X/1993 secara

sederhana swamedikasi adalah upaya seseorang dalam mengobati gejala sakit

atau penyakit tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu namun bukan

berarti asal mengobati justru pasien harus mencari informasi obat yang sesuai

dengan penyakitnya dan apotekerlah yang bias berperan disini. Apoteker bias

memberikan informasi obat yang objektif dan rasional.

Swamedikasi boleh dilakukan untuk kondisi penyakit yang ringan,

umum dan tidak akut. Setidaknya ada Lima Komponen informasi yang

diperlukan untuk swamedikasi yang tepat menggunakan obat modern yaitu

pengetahuan tentang kandungan aktif obat (Zat nya apa?), Indikasi (Untuk

mengobati apa ), dosage (Seberapa banyak ?, seberapa sering ?)efek samping

dan kontra indikasi ( Siapa dan kondisi apa yang tidak boleh minum obat

itu?).

Syarat suatu obat Swamedikasi :

a. Obat harus aman, kualitas, dan efektif.

b. Obat yang digunakan harus mempunyai indikasi, dosis, bentuk sediaan yang

tepat.

c. Oba yang diserahkan harus disertai informasi yang jelas dan lengkap.

Keuntungan Swamedikasi :

Tersedia obat yang dapat digunakan di rumah kita dan akan menghemat

waktu yang diperlukan untuk pergi ke dokter yang jauh dari tempat tinggal.

Kerugiannya :

Bila keluhan yang dialami dinilai salah dan bila penggunaan obat kurang

tepat, terlalu lama, atau dalam dosis yang terlalu besar.

Page 28: LAPORAN PRAKERIN LENIA

(http://www.scribd.com/doc/swamedikasi)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Apotek adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyaluran

sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.

b. Kegiatan di apotek Assilmi seperti melayani obat dengan dan tanpa resep

dokter, melayani konseling, dan swamedikasi.

c. Obat-obat yang tersedia di apotek Assilmi yaitu obat bebas, obat bebas

terbatas, obat keras, obat wajib apotek, alat kesehatan dan perbekalan

kesehatan rumah tangga, psikotoprika dan narkotika.

d. Menurut Ansel (1985), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis,

mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia

atau hewan.

Page 29: LAPORAN PRAKERIN LENIA

e. Antasida Doen yaitu obat yang digunakan untuk menetralisir asam lambung

atau mengurangi produksi asam lambung yang dapat menyebabkan timbul

tukak lambung atau magg.

f. Tujuan pengobatan untuk obat Antasida Doen adalah menghilangkan gejala

mempercepat penyembuhan dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

g. Obat Antasida Doen dapat dikombinasikan dengan Antikolonergik, obat

penenang atau sedative, spasmolotika dan dimetikon.

h. Cara kerja obat Antasida Doen adalah menetralisir asam lambung setelah larut

dalam isi lambung.

i. Antasid merupakan basa lemah yang bereaksi dengan asam lambung untuk

membentuk air dan garam, dengan demikian dapat menghilamgkan keasaman

lambung.

j. Antasid doen termasuk kedalam golongan obat bebas yaitu obat yang dapat

dijual bebas kepada umum tanpa resep dokter.

k. Swamedikasi merupakan pengobatan sendiri yaitu penggunaan obat atau

menenangkan diri dalam bentuk perilaku untuk mengobati penyakit yang

dirasakan.

5.2 Saran

a. Semoga dengan diadakannya PRAKERIN ini siswa siswi dapat membedakan

antara keadaan sekolah dengan keadaan yang ada dilapangan.

b. Semoga laporan yang sekarang dapat dijadikan pembelajaran yang lebih baik

untuk kedepannya.