laporan potensi bencana

10
LAPORAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI ANALISIS INTERPRETASI POTENSI BENCANA BERDASARKAN DEM DENGAN SOFTWARE GLOBAL MAPPER Disusun Oleh : Rizal Dwi Febriyana L2L009003 Ainul Fatayaatis S L2L009049 Nasihun Nadhif L2L009054 Muhammad Muafi L2L009068 M. Alfons 21100110141051 Frans Bonar 21100110141037 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

Upload: ainul-fatayaatis-salaamah

Post on 11-Nov-2015

37 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Laporan Potensi Bencana

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI ANALISIS

INTERPRETASI POTENSI BENCANA BERDASARKAN DEM DENGAN SOFTWARE GLOBAL MAPPER

Disusun Oleh :Rizal Dwi FebriyanaL2L009003Ainul Fatayaatis SL2L009049Nasihun NadhifL2L009054Muhammad MuafiL2L009068M. Alfons21100110141051Frans Bonar21100110141037

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGIFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANGMEI 2012BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangGeomorfologi merupakan ilmu yang kajiannya mencakup tentang roman muka bumi beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya. Kata Geomorfologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari 3 kata yaitu : geos (earth/bumi), morphos (shape/bentuk), logos (knowledge/ilmu pengetahuan). Berdasarkan dari kata-kata tersebut, maka pengertian geomorfologi merupakan pengetahuan tentang bentuk-bentuk permukaan bumi. Worcester (1939) mendefinisikan geomorfologi sebagai deskripsi dan tafsiran dari bentuk roman muka bumi. Definisi Worcester ini lebih luas dari sekedar ilmu pengetahuan tentang bentang alam, sebab termasuk pembahasan tentang kejadian bumi secara umum, seperti pembentukan cekungan lautan dan paparan benua, serta bentuk -bentuk struktur yang lebih kecil dari yang disebut sebelumnya, seperti plain, plateu, mountain,dsb.Pada dasarnya geomorfologi analisis menekankan pada identifikasi bentuklahan, proses yang terjadi serta data data berupa data litologi, struktur geologi, potensi bencana alam dan lain lain berdasarkan cita satelit.

1.2. MaksudPraktikum Geomorfologi Analisis ini dimaksudkan agar dapat menginterpretasikan potensi bencana berdasarkan peta Digital Elevation Model (DEM) dengan menggunakan software Global Mapper.

1.3. TujuanTujuan dari praktikum Geomorfologi Analisis ini adalah :1. Melakukan interpretasi potensi bencana.2. Menentukan daerah yang berpotensi bencana.3. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi bencana tersebut.

BAB IIHASIL DAN PEMBAHASAN2.

2.1. Hasil Interpretasi Potensi BencanaDalam melakukan interpretasi daerah potensi bencana dengan citra DEM ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan dasar sebagai interpretasi, yaitu elevasi, kemiringan lereng, morfologi, dan water level.Berdasarkan hasil interpretasi citra DEM Daerah Semarang dan sekitarnya didapatkan beberapa potensi bencana yang mungkin terjadi pada daerah tersebut, yaitu : Potensi bencana banjir Potensi bencana longsor Potensi bencana gunungapi

Gambar 2.1. Peta Daerah Semarang dan sekitarnya

2.2. Potensi Bencana BanjirPenentuan daerah rawan banjir sangat dipengaruhi oleh elevasi. Daerah dengan elevasi rendah cenderung rawan banjir sedangkan daerah dengan elevasi yang lebih tinggi lebih aman dari ancaman bencana banjir. Kondisi morfologi dari suau daerah juga mempengaruhi potensi banjir pada daerah tersebut. Morfologi suatu daerah yang berupa dataran rendah, yang disekitar daerah tersebut morfologinya berupa perbukitan maka daerah tersebut akan berpotensi banjir, karena air dari daerah yang lebih tinggi akan menuju ke daerah dengan yang lebih rendah.

Gambar 2.2. Perkiraan Daerah Rawan Banjir

Gambar 2.3. Peta Potensi Bencana Banjir Daerah Semarang dan sekitarnya

2.3. Potensi Bencana LongsorPotensi longsor dikontrol oleh kondisi morfologi (terutama kemiringan lereng), kondisi batuan ataupun tanah penyusun lereng dan kondisi hidrologi atau tata air pada lereng. Proses pemicu longsoran dapat berupa : Peningkatan kandungan air dalam lereng. Getaran pada lereng akibat gempa bumi ataupun ledakan, penggalian, getaran alat/kendaraan Peningkatan beban yang melampaui daya dukung tanah atau kuat geser tanah. Pemotongan kaki lereng secara sembarangan yang mengakibatkan lereng kehilangan gaya penyangga. Faktor utama yang menjadikan suatu daerah rawan longsor adalah kemiringan (slope) pada daerah tersebut.

Gambar 2.4. Peta Kemiringan Lereng Daerah Semarang dan sekitarnya yang digunakan sebagai dasar dalam interpretasi potensi bencana longsor

Gambar 2.5. Peta Potensi Bencana Longsor Daerah Semarang dan sekitarnya

2.4. Potensi Bencana GunungapiPotensi bencana gunungapi yang kemungkinan terjadi adalah aliran lahar dan abu volkanik. Rawan aliran lahar Aliran lahar dan material hasil letusan gunung api kemugkinan besar mengancam daerah lereng-lereng puncak gunung, sungai-sungai di sekitar gunungapi, yang biasanya daerah tersebut akan dilewati aliran lahar ketika gunungapi tersebut meletus. Rawan abu vulkanik Abu vulkanik kemungkinan besar akan mengancam daerah yang memiliki radius tidak terlalu jauh dari gunungapi, bahaya abu volkanik ini juga dipengaruhi oleh arah angin.

Gambar 2.6. Peta Potensi Bencana Gunungapi Daerah Semarang dan sekitarnya

BAB IIIKESIMPULAN

Berdasarkan hasil interpretasi didapatkan beberapa potensi benjaca yag mungkin terjadi di Daerah Semarang dan sekitarnya, yaitu : Potensi bencana banjirMeliputi daerah rawan banjir, daerah cukup rawan banjir, daerah aman banjir. Potensi bencana longsorMeliputi daerah rawan longsor, daerah cukup rawan longsor, daerah aman longsor. Potensi bencana gunungapiMeliputi daerah rawan aliran lahar, daerah rawan abu avulkanik.