laporan pkl satrio

Upload: sigit-anggoro

Post on 07-Jul-2018

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    1/75

    i

    LAPORAN

    PRAKTIK KERJA LAPANGAN

    DI NANO CENTER INDONESIA

    PENGARUH VARIASI LAMA PENCAMPURAN DAN

    PERBANDINGAN AIR TERHADAP SOLAR DALAM

    OPTIMALISASI SOLAR EMULSI

    GUNA PENGUJIAN KINERJA MESIN GENSET

    Disusun oleh :

    Nama : Satrio Hudi Asrori

    NIM : 5212412016

    Jurusan/Prodi : Teknik Mesin/Teknik Mesin, S1

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2016 

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    2/75

    ii

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    3/75

    iii

    ABSTRAK

    Satrio Hudi AsroriPengaruh Variasi Lama Pencampuran Dan Perbandingan

    Air Terhadap Solar Dalam Optimalisasi Solar Emulsi

    Guna Pengujian Kinerja Mesin Genset

    di Nano Center Indonesia

    Teknik Mesin, S1-Teknik Mesin

    Universitas Negeri Semarang

    Tahun 2015

    Sebagai tindakan mengoptimalisasi pemanfaatan energi baru dan

    terbarukan (EBT) guna menanggulangi krisis energi, saat ini pemanfaatan air

    sebagai bahan bakar sudah mulai dipublikasikan dan diperkenalkan dimasyarakat,salah satunya adalah mencampurkan air dengan solar atau yang lebih dikenal

    sebagai solar emulsi. Dengan massa jenis, sifat fisik dan kimia yang berbeda dua

    zat ini sebenarnya masih bisa dicampur namun dengan homogenitas yang sangat

    rendah, sehingga solar emulsi yang terbentuk akan memisah seperti posisi semula.

    Waktu pemisahan kembali antara solar dengan air pada solar emulsi dipengaruhi

    oleh beberapa faktor penting diantaranya lamanya pencampuran dan perbandingan

    volume solar dengan air. Yang menjadi tujuan penulisan laporan ini adalah

    mengetahui bagaimana korelasi dan evaluasi yang dapat diambil dari pengaruh

     perbandingan volume campuran air dengan solar dan lama pencampuran terhadap

    optimalisasi solar emulsi yaitu waktu pemisahan solar emulsi, serta mengetahui

     bagaimana pengaruh yang diberikan solar emulsi yang terbentuk terhadap kinerja

    mesin genset jika ditinjau dari temperatur gas buang dan tegangan listrik yang

    dihasilkan.

    Metode pengumpulan yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode

    observasi, dokumentasi, studi pustaka. Metode observasi dilakukan dengan

     pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan secara

    langsung. Metode dokumentasi dilakukan dengan mengambil gambar atau foto-

    foto saat melakukan kegiatan di lapangan. Metode studi pustaka dilakukan dengan

    cara mencari dan membaca buku-buku sebagai referensi materi yang menunjang.

     Keyword: Lama pencampuran, Perbandingan volume campuran, solar emulsi,optimalisasi, kinerja mesin.

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    4/75

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    5/75

    v

    7. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung

    maupun tidak langsung, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

    Dalam penulisan laporan ini, penulis berharap semoga karya tulis berupa

    laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada

    umumnya. Penulis menyadari akan adanya kesalahan dan kekurangan. Untuk itu

    saran dan kritik sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

    Penulis

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    6/75

    vi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................ i

    HALAMAN PENGESAHAN .......................................................... ii

    ABSTRAK ....................................................................................... iii

    KATA PENGANTAR ...................................................................... iv

    DAFTAR ISI .................................................................................... vi

    DAFTAR TABEL ............................................................................ viii

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................... ix

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xi

    DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN ........................................ xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ................................................................ 1

    B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan ................ 3

    C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ...................................... 4

    D. Metode Pengumpulan Data ............................................. 7

    BAB II PROSES PENCAMPURAN DAN OPTIMALISASI SOLAR EMULSI

    GUNA PENGUJIAN KINERJA MESIN GENSET

    A. Pekerjaan Umum ............................................................ 9

    B. Pekerjaan Spesifik ........................................................... 14

    BAB III ANALISA HASIL KERJA

    A. Data dan Hasil Pengamatan............................................... 35

    B. Analisa Data Pengamatan................................................... 40

    C. Data Hasil Pengujian........................................................... 41

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    7/75

    vii

    BAB IV PENUTUP

    A. Kesimpulan........................................................................ 44

    B. Saran................................................................................... 45

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 46

    LAMPIRAN....................................................................................... 47

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    8/75

    viii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1. Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan PKL............................... 5 

    Tabel 2.1. Jam Kerja Perusahaan.................................................. 12

    Tabel 2.2. Spesifikasi Generator Set yang digunakan.................. 16

    Tabel 2.3. Spesifikasi Pompa Celup ............................................ 23

    Tabel 3.1. Hasil pengamatan solar emulsi pencampuran 1 jam

    untuk setiap perbandingan air terhadap solar............... 36

    Tabel 3.2. Hasil pengamatan solar emulsi pencampuran 2 jam

    untuk setiap perbandingan air terhadap solar............... 37

    Tabel 3.3. Hasil pengamatan solar emulsi pencampuran 3 jam

    untuk setiap perbandingan air terhadap solar............... 38

    Tabel 3.4. Hasil pengamatan waktu pemisahan pada

    solar emulsi yang dihasilkan........................................ 40

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    9/75

    ix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT Nano Center Indonesia............. 13

    Gambar 2.2. Hasil Pencampuran Air dengan Solar yang

    lebih dikenal sebagai solar emulsi................................. 19

    Gambar 2.3. Komponen Mesin Nano Quick...................................... 20

    Gambar 2.4. Design komponen mesin Nano Quick  yang bertugas

    memecah dan memutar partikel menjadi ukuran nano.. 21

    Gambar 2.5. Siklus kerja Nano Quick................................................  22

    Gambar 2.6. Beaker glass kapasitas 500ml dan beaker glass 100ml

    yang digunakan dalam sesi pencampuran solar dengan air 22

    Gambar 2.7. Reservoir untuk penampung air sirkulasi

    dalam sesi pencampuran ................................................. 23

    Gambar 2.8. Dimensi thermostat untuk pembacaan temperatur

    gas buang dalam sesi pengujian.................................... 24

    Gambar 2.9. Temperature Indicator yang terpasang bersama termokopel dan

    thermostat  yang digunakan dalam sesi pengujian......... 24

    Gambar 2.10. Bentuk mesin Nano Quick .......................................... 25 

    Gambar 2.11. Ikon aplikasi Komadori lite untuk membuat stop motion 26

    Gambar 2.12. Rangkaian peralatan eksperimen................................. 28

    Gambar 2.13. Design penampung bahan bakar yang

    digunkaan dalam sesi pengujian........................................ 29

    Gambar 2.14. Diagram Alur Kerja ................................................... 33 

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    10/75

    x

    Gambar 3.1. Hasil waktu pemisahan solar dan air pada

    solar emulsi yang terbentuk.......................................... 40

    Gambar 3.2. Hasil pembacaan termokopel pada

    temperatur gas buang mesin genset ................................ 43

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    11/75

    xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan ................................................ 47

    Lampiran 2. Lembar kerja kegiatan ................................................ 48

    Lampiran 3. Surat-sura praktek kerja lapangan ................................ 52

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    12/75

    xii

    DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN 

    Simbol Arti

    F Gaya (N)

    I Arus Listrik (Ampere)

    n Jumlah Putaran (rpm)

    P Daya Listrik (Joule)

    r Jari-jari (m)

    V Tegangan Listrik (Volt)

    μwat  Viskositas air (N.s/m )

    ρdo  Massa jenis solar (kg/m )

    ρwat  Massa jenis air (kg/m )

    Singkatan Arti

    C Derajat Celcius

    AC  Alternating Current

    AVI  Audio Video Interleaved

    DC  Direct Current

    EBT Energi Baru Terbarukan

    Hz Hertz

    kW Kilo Watt

    Ml mili liter

    nm Nano meter

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    13/75

    xiii

    OHV Over Head Valve

    RNM  Ramound Nano Mixer

    Rpm Rotasi per menit

    SE10 Solar Emulsi dari campuran 10% Air X volume Solar

    SE15 Solar Emulsi dari campuran 15% Air X volume Solar

    SE5 Solar Emulsi dari campuran 5% Air X volume Solar

    T0  Temperatur awal proses pencampuran

    TDL Tarif Dasar Listrik

    Tt Temperatur akhir proses penacmpuran

    V Volt

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    14/75

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kelangkaan bahan bakar minyak yang melanda dunia saat ini, adalah

    sebagai akibat menipisnya cadangan minyak. Hal tersebut diperparah dengan

     permintaan bahan bakar minyak di pasaran yang semakin besar. Dampak dari

     permasalahan di atas, yaitu memicu kenaikan harga miyak tanah yang

     berimbas pada semua sektor, baik rumah tangga maupun industri. Hal yang

    dapat dilakukan untuk mengurangi dampak kelangkaan bahan bakar minyak

    tanah, diantaranya adalah menggunakan energi yang ada dengan bijak dan

    mengembangkan serta beralih menggunakan sumber energi baru dan

    terbarukan (EBT).

    EBT sendiri merujuk pada semua energi yang dapat diperoleh berulang

    kali seperti sinar matahari, air dan angin. Energi baru dan terbarukan mengacu

     pada sumber daya yang ada dengan memperhatikan kelangsungan sumber

    energi dan dampak bagi lingkungan. Salah satu pemanfaatan sumber daya yang

    dapat diambil berulang kali dan saat ini dikembangkan adalah pemanfaatan air

    menjadi bahan bakar.

    Saat ini, pemanfaatan air sebagai bahan bakar sudah mulai

    dipublikasikan, dan diperkenalkan, salah satunya adalah mencampurkan air

    dengan solar dimana produk yang dihasilkan lebih dikenal sebagai solar

    emulsi.

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    15/75

    2

    Dengan massa jenis, sifat fisik dan kimia yang berbeda dua zat ini

     bukan tidak mungkin untuk bisa dicampur, namun dengan homogenitas yang

    sangat rendah, sehingga solar emulsi yang terbentuk akan memisah kembali

    seperti keadaan semula.

    Kemudian beberapa teknologi dikembangkan agar pemanfaatan solar

    emulsi yang ada dapat dioptimalkan, salah satunya dengan memperpanjang

    waktu pemisahan air dan solar dari solar emulsi yang dihasilkan dengan

    memanfaatkan teknologi nano. Prinsip penggunaan teknologi nano pada

     pencampuran solar emulsi adalah dengan memanfaatkan pengubahan ukuran

     partikel solar dan air menjadi ukuran nanometer (nm) dan mencampurkan

    kedua zat tersebut ketika masih berukuran nano, sehingga partikel air dengan

    solar dapat tercampur dengan homogenitas lebih tinggi.

    Adapun beberapa parameter yang digunakan dalam proses

     pencampuran, dan berpengaruh terhadap optimalisasi solar emulsi yang

    terbentuk, dua diantaranya adalah perbandingan air terhadap solar, dan

    lamanya proses pencampuran. Selanjutnya dua parameter tersebut diambil data

    dan dianalisa.

    Perbandingan yang dimaksud di sini adalah perbandingan volume air

    terhadap volume solar dalam campuran. Dimana, selanjutnya hasil akhir dari

    data yang didapat akan digunakan sebagai patokan yang nantinya dilanjutkan

    untuk proses pengujian pada mesin  generator set . Kinerja mesin genset akan

    diuji menggunakan solar emulsi dan hasil pengujian tersebut dibandingkan

    dengan solar konvensional.

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    16/75

    3

    B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan

    Praktik Kerja Lapangan yang dilaksanakan bertujuan :

    1.  Mengetahui bagaimana pengaruh variasi perbandingan air dengan solar

    terhadap waktu pemisahan solar emulsi menggunakan teknologi nano.

    2.  Mengetahui bagaimana pengaruh variasi lama pencampuran terhadap

    waktu pemisahan solar emulsi menggunakan teknologi nano.

    3.  Menganalisa dan mengevaluasi hubungan perbandingan campuran air

    dengan solar dan lama pencampuran terhadap waktu pemisahan solar

    emulsi menggunakan teknologi nano.

    4.  Mengetahui perbandingan kinerja mesin genset, ditinjau dari tegangan

    listrik dan temperatur gas buang yang dihasilkan untuk masing-masing

     bahan bakar solar konvensional dan solar emulsi.

    Praktik Kerja Lapangan yang dilaksanakan memiliki manfaat antara lain:

    1.  Bagi mahasiswa.

    a.  Untuk memenuhi nilai tugas salah satu mata kuliah praktik kerja

    lapangan yang harus ditempuh sebagai persyaratan akademis di

    Jurusan Teknik Mesin, Universitas Negeri Semarang.

     b.  Dapat mengerti dan menjadi suatu studi banding dalam

    mengimplementasikan materi yang telah diperoleh di bangku kuliah

    dengan kenyataan yang ada di lapangan beserta permasalahan yang

    dihadapi. 

    c.  Menambah wawasan mahasiswa agar lebih memahami kondisi di

    lingkungan kerja sesungguhnya.

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    17/75

    4

    2.  Bagi akademik.

    a.  Agar tercipta hubungan kerjasama yang baik antara Perguruan Tinggi

    dengan perusahaan tempat praktik kerja lapangan. 

     b.  Untuk mengetahui sejauh mana ilmu yang telah diperoleh mahasiswa

    selama dalam bangku kuliah.

    c.  Akademik akan memiliki standar kurikulum yang terus menerus

    disesuaikan dengan perkembangan sains dan teknologi yang

     berkembang.

    3.  Bagi perusahaan.

    a.  Sebagai sarana bagi perusahaan untuk menentukan kriteria tenaga

    kerja yang dibutuhkan.

     b.  Sebagai sarana pertimbangan guna meningkatkan produktivitas tempat

    Praktik Kerja Lapangan. 

    C. Tempat dan Pelaksanaan

    1.  Tempat Praktek Kerja Lapangan 

    Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di Gedung Pusat Inovasi LIPI,

    Ruang A/9 dan Workshop Nano Center Indonesia, Jalan Raya Jakarta-

    Bogor KM 47,Cibinong, Indonesia.

    2.  Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.

    Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan selama satu bulan, terhitung mulai

    tanggal 27 Juli 2015 s.d 27 Agustus 2015.

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    18/75

    5

    Tabel 1.1. Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan PKL

     No Tanggal Kegiatan

    1 16 Januari 2015Pembekalan Praktek Kerja Lapangan

    oleh pihak Kampus

    2 27 Juli 2015

    Penerjunan PKL, Penjelasan Profil Nano

    Center Indonesia, Penjelasan K3 dan

    Peraturan pelaksanaan PKL

    3 28 Juli 2015

    Pengenalan mesin Nano Quick , lapangan

    kerja dan rumusanmasalah pada

     perusahaan didampingi pembimbing

    4 29 Juli 2015 penyusunan dan validasi rancangan kerja

     pada pembimbing lapangan

    5 30 Juli 2015

    Mencari literatur, pustaka dan refrensi

    yang berhubungan dengan rumusan

    masalah

    6 31 Juli 2015

    Menentukan metode kerja yang telah

    disesuaikan dengan rumusan masalah dan

    divalidasi pembimbing

    7 3 Agustus 2015

    Mempresentasikan rancangan dan

    metode bersama dengan direksi NCI

    8 4 Agustus 2015

    Pengecekan instalasi dan komponen

    mesin Nano Quick didampingi

     pembimbing lapangan

    9 5 Agustus 2015

    Pengoperasian Mesin dan melaksanakan

    Lembar Kerja 1 serta Validasi Judul

    Laporan Kerja

    10 6 Agustus 2015Pengoperasian Mesin dan melaksanakan

    Lembar Kerja 2

    11 7 Agustus 2015Pengoperasian Mesin dan melaksanakan

    Lembar Kerja 3 dan melaksanakan

     bimbingan BAB 1

    12 10 Agustus 2015Pengoperasian Mesin dan melaksanakan

    Lembar Kerja 4

    13 11 Agustus 2015

    Mendesain dan merancang instalasi

    Pengujian dan Bimbingan Bab III serta

    Revisi Bab I 

     No Tanggal Kegiatan

    14 12 Agustus 2015 Uji coba hasil lembar kerja

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    19/75

    6

    15 13 Agustus 2015 Uji coba hasil lembar kerja dan evaluasi

    16 14 Agustus 2015 Evaluasi dan monitoring kemajuan

    17 18 Agustus 2015Revisi Bab 3 dan Perancangan Pengujian

    hasil pelaksanaan Lembar Kerja

    18 19 Agustus 2015 Pelaksanaan Pengujian 1

    19 20 Agustus 2015Kerja Bakti di Lingkungan Workshop

     Nano Center Indonesia

    20 21 Agustus 2015 Pelaksanaan Pengujian 2 dan Evaluasi

    21 24 Agustus 2015 Bimbingan Bab IV

    22 25 Agustus 2015 Revisi Bab IV Dan Penyelesaian Bab V

    23 26 Agustus 2015 Presentasi dan Revisi Laporan PKL

    24 27 Agustus 2015Penyerahan laporan PKL dan Penarikan

    PKL

    Dalam melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan harus melakukan beberapa

    tahapan. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

    1.  Pembuatan proposal dan surat permohonan praktik kerja lapangan melalui

     pihak Jurusan Teknik Mesin dan Fakultas Teknik Universitas Negeri

    Semarang (UNNES).

    2.  Penyerahan proposal dan surat permohonan Praktik Kerja Lapangan

    kepada perusahaan yang dijadikan tempat PKL yaitu PT  Nano Center  

    Indonesia.

    3.  Surat balasan dari perusahaan yang nantinya diserahkan kepada Fakultas

    Teknik bidang akademik untuk diproses dan kemudian akan mendapatkan

    surat penerjunan beserta surat tugas untuk dosen pembimbing.

    4.  Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dilakukan selama 32 hari (23 hari

    kerja), yang dimulai tanggal 27 Juli 2015 sampai 27 Agustus 2015.

    5.  Membuat dan menyerahkan surat penarikan kepada perusahaan dimana

    mahasiswa melakukan Praktik Kerja Lapangan.

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    20/75

    7

    6.  Membuat laporan dan melakukan bimbingan kepada perusahaan dan dosen

     pembimbing untuk mempermudah dalam penyusunan laporan.

    D. Pengumpulan Data

    Dalam pengumpulan data metode yang digunakan dalam penyusunan laporan

     praktik kerja lapangan ini adalah sebagai berikut :

    1.  Metode Wawancara

    Perolehan data dengan metode wawancara dilakukan dengan tanya jawab

    kepada pembimbing lapangan, dan karyawan secara langsung untuk

    memperoleh data-data yang dibutuhkan, seperti menanyakan tentang proses

     pengubahan partikel solar dan air menjadi ukuran nano, instalasi mesin, dan

     parameter-parameter yang dibutuhkan dalam optimalisasi solar emulsi yang

    terbentuk, serta menganalisa kinerja mesin  generator set  pada sesi

     pengujian. 

    2.  Metode Observasi 

    Metode observasi yang dilakukan adalah pengumpulan data dengan cara

    melakukan, pengamatan dan pencatatan secara langsung hal-hal yang

    diperlukan di lapangan ketika melaksanakan PKL di PT  Nano Center

    Indonesia, seperti analisa perubahan partikel solar emulsi, pengamatan

    komponen dan pengoperasian mesin pengubah partikel nano, perencanaan

    dan perancangan alat uji, dan pengujian.

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    21/75

    8

    3.  Metode Dokumentasi

    Metode dokumentasi dilakukan dengan pengambilan foto-foto ketika

    melakukan kegiatan pemberian materi dari pembimbing, pengamatan

    komponen mesin pengubah partikel nano dan instalasinya ketika di

    lapangan, dan lain-lain. 

    4.  Metode Studi Pustaka 

    Metode pengumpulan data dengan cara mencari, dan membaca buku-buku

    sebagai referensi yang berisi materi yang menunjang, seperti kajian

    mengenai teknologi nano dalam cakupan luas, ataupun kaitannya dengan

     pemanfaatan dibidang energi, kondisi fisik setiap bahan penelitian,

     pencampuran bahan bakar, dan materi mengenai pengujian terhadap kinerja

    mesin generator set .

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    22/75

    9

    BAB II

    PROSES PENCAMPURAN DAN OPTIMALISASI SOLAR EMULSI

    GUNA PENGUJIAN KINERJA MESIN GENSET

    A. Pekerjaan Umum

    1.  Sejarah Singkat Perusahaan

    Pada awalnya, Masyarakat Nano Indonesia (MNI) dibangun sebagai

    forum komunikasi antara para peneliti dan pelaku industri, di pemerintahan,

    lembaga riset, universitas maupun dunia industri, yang tertarik atau bergerak

    di bidang sains dan teknologi. Beberapa peneliti dan mahasiswa di bawah

     bimbingan Dr. Nurul Taufiqu Rochman kemudian mendirikan  Indonesia

     Nano Foundation (INF) pada tahun 2007 yang menjadi cikal bakal lembaga

    riset dan pendidikan yang berfokus pada penelitian teknologi nano dan

     pemberian beasiswa pada mahasiswa. Paten-paten yang dihasilkan oleh tim

    INF tersebut kemudian mulai dikomersialisasikan secara formal dalam bentuk

    lembaga usaha pada tahun 2008 dengan nama PT Nanotech   Research and

     Business (NRB).

    Untuk semakin memperkuat aktivitas bisnis berbasis teknologi nano,

     pada tahun 2009, didirikan CV Nanotech Indonesia yang berlokasi di

    Komplek Puspiptek, Serpong. Pada tahun 2012, Nano Center Indonesia

    didirikan sebagai yayasan dengan fokus kegiatan pada riset inovasi

    nanoteknologi, inkubasi bisnis nanoteknologi, edukasi, dan pemberian

     beasiswa riset dan kuliah pada mahasiswa.

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    23/75

    10

    Hingga tahun 2015, Nano Center Indonesia telah menghasilkan lebih

    dari 60 publikasi ilmiah di jurnal nasional dan internasional, lebih dari 5 paten

    dalam bidang teknolgi nano herbal dan mineral, serta beberapa penghargaan

    di level nasional Mendirikan 3 perusahaan: PT Nanotech Herbal Indonesia

    (bidang fokus pada nano herbal), PT Nanotech Inovasi Indonesia (bidang

    fokus pada mineral dan energi), dan PT Transfer Inovasi (bidang fokus IT dan

     pendidikan).

    2.  Visi dan Misi Perusahaan

    Visi PT Nano Center Indonesia yaitu:

     Representing Indonesia to Be a World Class Nanotechnology Institution by

     year 2020 and Beyond

    Misi PT Nano Center Indonesia

    a.  “Education” Educate people towards “Nanotechnology wave”. 

     b. “Research” Conduct applied research in materials and nanotechnology,

    utilizing Indonesian resources.

    c.  “Technology Transfer” Incubate and establish nanotechnology companies

    to solve real problems in society

    3. 

    Jenis Usaha dan Layanan

    Jenis usaha PT Nano Center Indonesia mempunyai usaha sebagai berikut :

    a.  Usaha di Bidang Penelitian dan Pengembangan

    Usaha ini berupa usaha jasa yang mana bergerak di bidang ilmu

     pengetahuan dan teknologi dengan tujuan untuk memecahkan

     permasalahan yang dihadapi perusahaan atau industri yang telah bekerja

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    24/75

    11

    sama dengan PT Nano Center Indonesia ditinjau dari segi ilmiah, dan

    mengembangkan penerapan dan riset teknologi nano. Adapun klien yang

    telah bekerja sama dan meminta pemecahan masalah yang ada antara lain:

    1) PT Indonesia Power

    2) PT Pupuk Kujang

    3) PT Schlumberger

    4) PT PAM Palyja

    5) PT PLN

    6) PT Krakatau Posco

    7) PT Kyoraku

    8) PT Buckman Indonesia

    9) PT Sucofindo

     b. Usaha di Bidang Penjualan

    Usaha ini berupa penjualan produk-produk hasil penelitian dan

     pengembangan teknologi nano di berbagai bidang kehidupan.

    Jenis layanan yang diberikan di PT Nano Center Indonesia adalah jenis

    layanan secara in line dan on line.

    1)  Layanan In Line 

    Layanan in line adalah layanan penjualan kendaraan produk dari hasil

     penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di

     bidang nano dimana pelanggan datang langsung ke perusahaan  dan

    atau bengkel PT Nano Center Indonesia.

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    25/75

    12

    2)  Layanan Secara Online

    Layanan online adalah layanan dimana palanggan cukup

    menghubungi pihak PT Nano Center Indonesia apabila ingin

    membicarakan permasalahan yang berkaitan dengan teknologi nano

    sehingga pihak PT Nano Center Indonesia akan membicarakan

     bersama direksi sebelum terjadi proses persetujuan antara dua pihak.

    4.  Jam Kerja Perusahaan

    Tabel 2.1. Jam Kerja Perusahaan

    Hari Keterangan Waktu

    Senin — KamisJam Kerja 08.30-16.30 WIB

    Jam Istirahat 12.00-13.00 WIB

    JumatJam Kerja 08.30-16.30 WIB

    Jam Istirahat 11.00-13.00 WIB

    5. 

    Struktur Organisiasi

    Pada PT Nano Center Indonesia yang beralamat di Gedung Pusat

    Inovasi LIPI, Ruang A/9 dan Workshop Nano Center Indonesia, Jalan Raya

    Jakarta-Bogor KM 47, Cibinong, Indonesia. Terdapat dua struktur organisasi

    yaitu struktur organisasi pada unit penjualan dan struktur organisasi pada unit

    riset dan pengembangan. Secara lebih jelas penjelasan dari struktur organisasi

    tersebut adalah sebagai berikut :

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    26/75

    13

    WAKIL DIREKTUR RISET 1

    Burenda Novan Maulana

    DIREKTUR RISET

    Muhammad Ikhlasul, PhD

    WAKIL DIREKTUR RISET 2

    Titi Prasetyo Rahman, M.Si

    DIREKTUR EKSEKUTIF WORKSHOP MANAGER

    Suryandaru, ST., MT. Andi Wahyu Indrayana, ST

    DIREKTUR TECHNOLOGY

    TRANSFER & BUSINESS

     DEVELOPMENT (TTBD) 

    WAKIL DIREKTUR

    TECHNOLOGY

    TRANSFER & BUSINESS

     DEVELOPMENT (TTBD) 

    Radyum Ikono, M.Eng Dwi Wahyu Nugroho

    KETUA DEWAN PEMBINA DEWAN PEMBINA

    Dr. Nurul Taufiqu Rochman, PhD Dr. Setyo Purwanto

    Dr. Etik Marditati

    Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT Nano Center Indonesia

    (Sumber: PT Nano Center Indonesia, 2015)

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    27/75

     

    B. Pekerjaan Spesifik

    1. 

    Tinjauan Pustaka 

    a.  Teknologi Nano

    Saat ini salah satu pendekatan yang sedang dilakukan para peneliti

    terkait dengan pengembangan di bidang energi dan menjadi bagian dari

    metode pelaksanaan praktek kerja lapangan optimalisasi solar emulsi adalah

    melalui pemanfaatan teknologi nano. Teknologi nano merupakan ilmu dan

    rekayasa dalam penciptaan material, struktur fungsional, maupun piranti

    dalam skala nanometer.

    Rahman (2013:107) menyatakan bahwa, nanoteknologi merujuk pada

    materi dengan dimensi yang sangat kecil (1 — 100 nm). Fenomena-fenomena

    unik yang timbul dari teknologi nano dapat digunakan untuk aplikasi-

    aplikasi baru mulai dari bidang material maju, transportasi, ruang

    angkasa, kedokteran, lingkungan, IT sampai energi.

     b. Pencampuran

    Proses yang dilalui dalam pembentukan solar emulsi dengan

    memanfaatkan teknologi nano adalah melalui proses pencampuran. Sutrisno

    (2013:5) menjelaskan, pencampuran secara umum didefinisikan sebagai

    suatu usaha yang dilakukan pada dua atau lebih bahan yang terpisah atau

    tercampur kasar, dengan tujuan agar masing-masing partikel dari bahan

    yang satu berada sedekat mungkin dengan partikel bahan yang lain. Pada

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    28/75

    15

     proses teknologi saat ini, pencampuran merupakan langkah dasar yang

     bertujuan untuk :

    1) Menjamin homogenitas susunan campuran.

    2) Meningkatkan reaksi-reaksi fisika dan kimia.

    Berdasarkan perbedaan sifat-sifatnya, Danckwerts dalam Sutrisno

    (2013:5) membagi campuran menjadi tiga tipe, antara lain:

    1) Campuran positif, yaitu campuran yang terjadi secara spontan. Biasanya

    disertai dengan usaha untuk mempercepat pencampuran. Contoh

    campuran ini ialah campuran gas-gas atau cairan-cairan yang larut

    sempurna.

    2) Campuran negatif, yaitu campuran yang terbentuknya selalu didahului

    dengan usaha, dan komponen-komponennya cenderung memisah bila

    didiamkan dalam waktu tertentu, Contoh campuran ini ialah suspensi

     bahan padat dalam cairan.

    3) Campuran netral, yaitu campuran yang mempunyai sifat statis. Pada

    campuran ini bahan-bahan yang dicampur tidak dapat tercampur secara

    spontan, demikian juga bila didiamkan tidak akan terjadi pemisahan.

    Contoh campuran ini ialah campuran bahan-bahan padat, campuran

     bahan-bahan semi padat. 

    c.  Generator Set

    Sebagai pembuktian dan bentuk keberlanjutan dari data solar emulsi

    yang telah terbentuk, maka perlu dilakukan langkah pengujian terhadap

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    29/75

    16

    solar emulsi tersebut. Pengujian dilakukan dengan memperhatikan kinerja

    mesin  generator set. Generator set   atau genset adalah sebuah perangkat

    yang berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai  generator set  

    dengan pengertian adalah satu set peralatan tersebut adalah gabungan dari

    dua perangkat berbeda, yaitu engine dan  generator atau alternator .  Engine 

    sebagai perangkat pemutar sedangkan  generator atau alternator sebagai

     perangkat pembangkit listrik.

     Engine dapat berupa perangkat mesin diesel berbahan bakar solar atau

    mesin berbahan bakar bensin, dan jenis lainnya, sedangkan generator atau

    alternator merupakan kumparan atau gulungan tembaga yang terdiri dari

     stator   (kumparan statis) dan rotor   (kumparan berputar). Genset dapat

    dibedakan dari jenis engine  penggeraknya, yaitu engine  diesel   dan engine 

    non diesel .  Engine  diesel dikenali dari bahan bakarnya berupa solar,

    sedangkan engine non diesel   berbahan bakar bensin dan bahan bakar

    lainnya, seperti bahan bakar jenis gas.

    Dalam sesi pengujian, mesin genset yang digunakan adalah jenis

    engine diesel dengan spesifikasi mesin sebagai berikut: 

    Tabel 2.2. Spesifikasi Generator Set yang digunakan

     Engine Model G340F

     Engine Type single cylinder , 4 stroke, OHV 25o 

     forced air cooling  

     Power Output (kW)  8.1

     Borex stroke (mmxmm)  82x64

    Compression ratio 8.0:1

    Starting system Recoil/ Electric Start

     Ignition system Transistorized magnet

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    30/75

    17

     Displacement (cc)  337

     Fuel tank capacity (L)  25

    Oil Capacity (L)  1.1

     Rated Frequency (Hz)  50/60

     Rated voltage (V)  110/115/120/220/230/240

    Voltage regulator system automatic voltage regulation

     Rated output (KW)  4.0

     Max Output (KW)  4.5

     Power factor 1.0

    Charging voltage (V)  12(dc)

    Charging current (V)  8.3(dc)

     Noise dB (A)(≤4m)  76Continuing time (h)  10

     Fuel consumption (g/kW.h)  ≤370 

     Dimension (LxWxH)(mm)  675x540x545

     Net weight (kg)  82

    d. Termokopel

    Untuk mengetahui temperatur gas buang yang dihasilkan dalam

     proses pengujian, maka digunakan termokopel sebagai alat ukur.

    Termokopel adalah sensor temperatur yang dapat mengubah panas pada

     benda yang diukur temperaturnya menjadi perubahan tegangan listrik, Yani

    (2009:28).

    Jenis termokopel yang digunakan pada penelitian ini adalah

    termokopel digital dengan tipe T (tembaga dan konstantan). Kutub positif

    terbuat dari tembaga, dan kutub negatif terbuat dari konstantan. Termokopel

     jenis ini cocok untuk pengukuran temperatur antara 200°C sampai 350°C.

    Untuk mendapatkan hasil pengukuran temperatur yang akurat, maka

    termokopel yang digunakan dikalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi dilakukan

    dengan cara mencelupkan termokopel ke dalam air panas. Temperatur air

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    31/75

    18

     panas ini diukur dengan menggunakan termokopel dan termometer secara

     bersaman. Jika temperatur yang ditunjukkan oleh termometer sama dengan

    temperatur termokopel yang terbaca di panel indikator, berarti termokopel

     berada dalam kondisi baik. Kalibrasi termokopel ini dilakukan untuk titik

     pengukuran dan diulang masing-masingnya tiga kali.

    e.  Solar Emulsi, Bahan Bakar EBT dari Campuran Air dan Solar dengan

    Bantuan Emulsi

    Laksono melalui Bachtiar (2015) menyatakan bahwa,  solar emulsi

    merupakan salah satu fitur terbaru yang dikembangkan oleh perusahaan

    milik negara, PT Pertamina untuk mengurangi konsumsi penggunaan bahan

     bakar minyak (BBM). Solar emulsi sendiri merupakan bahan bakar minyak

    campuran solar dengan air (emulsi). Solar campur air ini memiliki

    keunggulan lebih ramah lingkungan. Di negara lain sudah lebih dulu

    melakukan pencampuran antara air dengan solar. Bahkan, solar campur air

    sudah diuji coba pada kendaraan. Hasilnya, uji coba itu dinyatakan cocok

    untuk kendaraan transportasi publik.

    Saat ini solar emulsi yang dikembangkan oleh PT Pertamina masih

    dalam tahap riset, dan kemungkinan dipasarkan masih belum bisa

    dipastikan. Meskipun nantinya produk ini dipasarkan untuk masyarakat

    umum, serta jika dilihat dari proses  pencampurannya terlihat gampang,

    masyarakat sendiri tidak bisa sembarangan mencampurkan air dengan solar.

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    32/75

    19

    Karena, untuk mencapai emulsi, diperlukan proses percampuran yang

    dilakukan dengan cara khusus dengan pengadukan kecepatan tinggi.

    Gambar 2.2. Hasil Pencampuran Air dengan Solar yang lebih dikenal

    sebagai solar emulsi (sumber:

    http://theglobejournal.com/images/web/2015/04/_thumbs/_solar-emulsi.jpg) 

    f.  Mesin  Nano Quick

    Dari  Nano Quick Instruction Book   (2006:1 — 6),  Nano Quick   adalah

    mesin yang diproduksi oleh perusahaan pengembang teknologi nano di

    Jepang bernama  Nanox. Mesin  Nano quick merupakan mesin yang dapat

    mengubah suatu partikel menjadi ukuran nano dengan prinsip kerja

    memutar dan memecah partikel fluida (top to down). Putaran yang

    diberikan pada bahan kerja berasal dari pompa dengan frekuensi putaran

    50 — 60 Hz. Konstruksi dan komponen dari mesin  Nano Quick  dapat dilihat

     pada gambar 2.3 di bawah ini.

    http://theglobejournal.com/images/web/2015/04/_thumbs/_solar-emulsi.jpghttp://theglobejournal.com/images/web/2015/04/_thumbs/_solar-emulsi.jpghttp://theglobejournal.com/images/web/2015/04/_thumbs/_solar-emulsi.jpg

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    33/75

    20

    Gambar 2.3. Komponen Mesin Nano Quick

    (sumber: Manual Book Nano Quick)

    Pemecahan partikel (top to down) dilakukan dengan bantuan dua

    komponen penting dalam mesin nano quick   yaitu  Ramound Stirrer dan

     Ramound Nano Mixer (RNM). Kedua komponen tersebut dirancang khusus

    agar saat fluida masuk melaluinya dapat memecah partikel yang ada

    menjadi partikel berukuran nano.

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    34/75

    21

    Siklus pengubahan partikel nano di dalam mesin diawali dengan

    fluida yang ada di dalam bejana dipompakan ke dalam RNM, sehingga

    fluida yang melewati pompa secara otomatis mempunyai kecepatan dan

    tekanan yang tinggi. Pompa yang digunakan adalah pompa dengan

    spesifikasi mesin 1,5 kW 200V. Selanjutnya, di dalam RNM yang didesain

    khusus, partikel fluida dipecah menjadi ukuran nano.

    Gambar 2.4. Design komponen mesin Nano Quick  yang bertugas

    memecah dan memutar partikel menjadi ukuran nano (a) ramound strirrer  

    (b) komponen mesin ramoun nano mixer dan (c) potongan sebagian dari

    komponen tersebut

    (sumber: Manual Book Nano Quick)

    Partikel fluida dari RNM yang telah berukuran nano, keluar dan

    kembali menuju bejana melalui saluran RNM. Di dalam bejana, fluida yang

    telah berukuran nano diaduk dengan bantuan  Ramound stirrer dengan

     putaran yang dimiliki sebesar 50 — 3000 RPM. Dari bejana, fluida yang

    telah aduk dengan bantuan  Ramound strirrer   masuk kembali ke dalam

    RNM untuk mengulang proses pemecahan partikel, begitu seterusnya

    hingga waktu yang ditentukan.

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    35/75

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    36/75

    23

    2)  Tangki air atau reservoir  

     Reservoir yang digunakan dalam penelitian, berfungsi

    sebagai penampung air untuk sirkulasi di dalam mesin  Nano Quick  

    selama proses pencampuran berlangsung.  Reservoir yang digunakan

    memiliki volume ruang minimal 1m3.

    Gambar 2.7. Reservoir untuk penampung air sirkulasi dalam sesi

     pencampuran.

    3)  Pompa Air

    Untuk mensirkulasi air di dalam mesin  Nano Quick selama

     proses pencampuran, dibutuhkan bantuan pompa air. Air yang

    dipompakan ini berasal dari reservoir dan disalurkan menuju mesin

     Nano Quick melalui saluran coolant supply. Pada penelitian, pompa

    yang digunakan adalah jenis  pompa celup merk DK 101, dengan

    spesifikasi seperti pada tabel 2.3 di bawah ini.

    Tabel 2.3. Spesifikasi Pompa Celup

    Daya motor 100 Watt

    Daya hisap Celup

    Pipa 1" x 1¼"

    Kapasitas 85 l/min

    Total head   6 meter

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    37/75

    24

    4)  Termokopel

    Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya,

    termokopel yang digunakan dalam penelitian ini adalah termokopel

     jenit T, dimana indikator untuk termokopel terpasang pada thermostat

    merek RKC tipe REX-C100.

    Gambar 2.8. Dimensi thermostat untuk pembacaan temperatur

    gas buang dalam sesi pengujian

    (sumber: REX-C100 instruction manual )

    Gambar 2.9. Temperature Indicator yang terpasang bersama

    termokopel dan thermostat  yang digunakan dalam sesi pengujian.

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    38/75

    25

    5)  Mesin genset

    Mesin genset yang ada, nantinya akan digunakan pada sesi

     pengujian, dengan jenis mesin genset adalah jenis engine diesel  merk

    Loncin tipe LC5 500A dengan spesifikasi mesin dapat dilihat pada

    tabel 2.2.

    6)  Mesin  Nano Quick

    Seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya, mesin Nano

    Quick merupakan mesin yang digunakan dalam proses pencampuran

    solar dengan air menggunakan konsep pemecahan partikel (top to

    down) menjadi partikel berukuran nano. Gambar 2.10 memperlihatkan

     bentuk dari mesin Nano Quick .

    Gambar 2.10. Bentuk mesin Nano Quick (a) tampak depan, dan (b)tampak samping

    7)  Smartphone dengan aplikasi stopmotion

    Untuk memudahkan pengamatan saat terjadi perubahan pada

     proses pemisahan air dengan solar dari solar emulsi yang terbentuk,

    maka diperlukan bantuan visualisasi dari aplikasi stopmotion. Aplikasi

    (a) (b)

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    39/75

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    40/75

    27

    Diagram skematis peralatan ditunjukkan pada gambar 2.12 di bawah

    ini. Pencampuran bahan bakar solar dan air dilakukan dengan bantuan dari

    ramound stirrer   dan ramound nano mixer yang terpasang dalam instalasi

    mesin  Nano Quick . Parameter yang divariasikan untuk mendapatkan solar

    emulsi dengan waktu pisah paling lama adalah lama pencampuran, dan

     perbandingan air terhadap solar. Selanjutnya, solar emulsi dengan waktu

     pisah paling lama, digunakan untuk menyalakan mesin genset dengan tujuan

    mengetahui kinerja mesin genset. Parameter yang digunakan untuk

    mengetahui kinerja mesin genset adalah tegangan listrik (V) yang

    dihasilkan, dan temperatur gas buang (OC). Untuk data tegangan listrik yang

    dihasilkan dapat diambil dari indikator yang terpasang pada genset,

    sedangkan untuk data temperatur gas buang diambil dari indikator pada

    termostat yang terpasang bersama termokopel.

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    41/75

    28

    Gambar 2.12. Rangkaian peralatan eksperimen

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    42/75

    29

    Untuk mempermudah proses pengujian, kedua jenis bahan bakar yang

    akan diujikan akan ditempatkan ke dalam penampung yang di-design 

    khusus seperti pada gambar 2.13  di bawah ini. Penampung bahan bakar

    dibuat dalam satu saluran dengan dua jalur masuk, dan untuk masing-

    masing aliran jalur masuk diatur oleh katup guna mempermudah proses

     pengujian untuk masing-masing bahan bakar yang ditampung.

    Gambar 2.13. Design penampung bahan bakar yang digunkan dalam

    sesi pengujian

    Sebagai tindakan antisipasi saat solar emulsi sudah mulai memisah

    atau bahkan memisah sempurna sebelum keseluruhan solar emulsi terpakai

    untuk menyalakan mesin, maka ujung saluran penampung yang digunakan

    dibuat lebih tinggi dari dasar penampung. Sehingga saat air dan solar

    terpisah, air yang ada akan terjebak di dasar penampung tanpa ikut masuk

    dalam saluran menuju tangki bahan bakar pada mesin genset.

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    43/75

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    44/75

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    45/75

    32

    yang digunkan dalam penelitian. Lama pencampuran divariasikan untuk

    nyala mesin 1, 2, dan 3 jam.

    6) Solar emulsi yang terbentuk dari proses pencampuran diambil melalui

    katup hasil, dan waktu pisah solar emulsi diamati (menit).

    7) Melakukan pengambilan data visualisasi menggunakan  stop motion

    dengan durasi pengambilan gambar tiap 30 detik, yang dilakukan dengan

     bantuan aplikasi komadori lite  dari  smart phone, sehingga akurasi untuk

    mendapat catatan waktu pisah pada solar emulsi lebih tinggi.

    8) Data yang telah didapat selanjutnya diolah dan mengulang proses

     pencampuran untuk mendapatkan solar emulsi dengan waktu pisah paling

    lama.

    9) Jika sudah didapatkan hasil campuran solar emulsi dengan waktu pisah

     paling lama, selanjutnya solar emulsi tersebut digunakan untuk

    mengetahui kinerja mesin genset pada mesin genset pada sesi uji.

     b. Sesi Pengujian

    1) Terlebih dahulu, peralatan dan bahan uji yaitu solar emulsi dengan waktu

     pisah paling lama dari sesi sebelumnya, dan solar konvensional disiapkan.

    2) Bahan bakar yang akan diuji dimasukkan ke dalam penampung bahan

     bakar, yaitu solar emulsi dengan waktu pisah paling lama, dan solar

    konvensional.

    3) Untuk data awal, solar konvensional digunakan untuk menyalakan mesin

    genset dengan cara, katup bahan penampung bahan bakar untuk solar

    konvensional dibuka. Proses pengujian yang dilakukan untuk menguji

    kinerja mesin genset dengan memperhatikan tegangan listrik (V) dan

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    46/75

    33

    temperatur gas buang dari hasil pembakaran (OC) yang dihasilkan pada

     putaran mesin 800 rpm.

    4) Setelah data pengujian pada solar konvensional didapatkan, langkah

    selanjutnya data untuk solar emulsi diambil. Untuk memastikan bahan

     bakar yang masuk ke dalam ruang bakar adalah solar emulsi dan tidak ada

    lagi solar konvensional yang terjebak di dalam saluran menuju tangki

    ruang bakar. Setelah menutup katup bahan bakar untuk solar

    konvensional, selanjutnya nyala mesin diatur pada putaran tinggi selama 5

    menit agar penggunaan bahan bakar pada mesin genset semakin besar.

    5) Setelah solar konvensional yang ada pada saluran dipastikan habis untuk

    menyalakan mesin, selanjutnya katup bahan bakar untuk solar emulsi

    dengan waktu pisah paling lama dibuka untuk diambil data pada pengujian

    kinerja mesin genset pada putaran 800rpm.

    6) Jika data pengaruh solar emulsi terhadap temperatur gas buang dan

    tegangan yang dihasilkan mesin genset telah didapatkan, langkah

    selanjutnya mematikan mesin genset. Namun, sebelum mesin dimatikan,

    katup pada solar konvensional yang digunakan dibuka kembali untuk

    menyalakan mesin genset pada putaran tinggi agar tidak ada lagi solar

    emulsi yang terjebak di ruang bakar. Hal tersebut perlu dilakukan karena

    seperti yang telah kita ketahui, jika solar emulsi yang ada di ruang bakar

    tidak segera digunakan atau dikeluarkan, maka solar emulsi akan

    mengalami pemisahan dan air akan terjebak di ruang bakar.

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    47/75

    34

    4.  Alur Kerja

    Gambar 2.14. Diagram alur kerja

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    48/75

    35

    BAB III

    ANALISIS HASIL KERJA

    A. 

    Data dan Hasil Pengamatan

    Setelah melakukan tahapan dan sesi dalam penelitain, didapatkan data

    dari berbagai perlakuan dari parameter yang telah ditentukan. Seperti yang

    telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa, parameter yang divariasikan

    dalam penelitian ini adalah lama waktu pencampuran dan perbandingan air

    terhadap solar. Perbandingan yang dimaksud adalah perbandingan volume air

    terhadap volume solar. Dimana, perbandingan volume air terhadap solar yang

    divariasikan yaitu untuk SE5, SE10, dan SE15. Untuk lama proses

     pencampuran sendiri, divariasikan dari 1, 2, dan 3 jam.

    Dalam penelitian ini, proses pengamatan selama solar emulsi memisah

    menggunakan visualisasi. Visualisasi yang ada menggunakan aplikasi

     stopmotion  dari  smartphone  dengan interval   pengambilan gambar setiap 30

    detik untuk setiap parameter, sehingga lebih mudah mengetahui kapan solar

    emulsi terpisah sempurna. Dari pengamatan untuk setiap parameter tersebut

    memberikan hasil yang bervariasi dan disajikan dalam tabel variasi waktu lama

     pencampuran di bawah ini.

    1.  Hasil pengamatan terhadap solar emulsi pencampuran selama 1 Jam

    Dengan masing-masing perbandingan air terhadap solar yaitu

    sebesar 5%, 10%, dan 15% dari 500 ml dan diaduk dalam mesin  Nano Quick  

    selama 1 jam didapatkan data, dalam tabel 3.1 di bawah ini.

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    49/75

    36

    Tabel 3.1. Hasil pengamatan solar emulsi pencampuran 1 jam untuk

    setiap perbandingan air terhadap solar

    Perbandingan

    volume air

    terhadap

    solar

    Faktor Pembeda

    T0 

    (OC)

    Tt 

    (OC)

    t pisah

    (menit)

    Solar emulsi

    yang

    terbentuk

    Solar

    emulsi

    setelah

    mengalami

     pemisahan

    SE5 28 31 24

    SE10 28 30 12

    SE15 29 32 7

    Untuk pencampuran solar emulsi selama 1 jam untuk masing-masing

    komposisi/perbandingan air terhadap solar memberikan hasil, untuk solar

    emulsi dengan komposisi air paling sedikit yaitu SE5 mengalami pemisahan

     paling lama, yaitu 24 menit.

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    50/75

    37

    2.  Hasil pengamatan terhadap solar emulsi pencampuran selama 2 Jam

    Untuk pencampuran solar emulsi selama 2 jam di dalam mesin  Nano

    Quick dengan masing-masing perbandingan 5%, 10%, dan 15% air terhadap

    500 ml solar didapatkan data, dalam tabel 3.2 di bawah ini.

    Tabel 3.2. Hasil pengamatan solar emulsi pencampuran 2 jam untuk

    setiap perbandingan air terhadap solar

    Perbandingan

    volume air

    terhadap

    solar

    Faktor Pembeda

    T0 

    (OC)

    Tt 

    (OC)

    t pisah

    (menit)

    Solar emulsi

    yang

    terbentuk

    Solar

    emulsi

    setelah

    mengalami

     pemisahan

    SE5 30 32 31

    SE10 31 34 15

    SE15 27 35 9

    Untuk masing-masing komposisi/perbandingan air terhadap solar

    yang mengalami pencampuran selama 2 jam memberikan hasil yaitu, solar

    emulsi dengan komposisi air paling sedikit yaitu SE5 mengalami pemisahan

     paling lama, yaitu 24 menit.

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    51/75

    38

    3.  Hasil pengamatan terhadap solar emulsi pencampuran selama 3 Jam

    Selama 3 jam pencampuran solar emulsi di dalam mesin Nano Quick

    untuk perbandingan volume air terhadap solar yaitu sebesar 5%, 10%, dan

    15% dari 500 ml menghasilkan data sebagai berikut:

    Tabel 3.3. Hasil pengamatan solar emulsi pencampuran 3 jam untuk

    setiap perbandingan air terhadap solar

    Perbandingan

    volume air

    terhadap

    solar

    Faktor Pembeda

    T0 

    (OC)

    Tt 

    (OC)

    t pisah

    (menit)

    Solar emulsi

    yang

    terbentuk

    Solar

    emulsi

    setelah

    mengalami

     pemisahan

    SE5 28 33 46

    SE10 33 36 20

    SE15 35 37 14

    Pencampuran solar emulsi selama 3 jam untuk masing-masing

     perbandingan air terhadap solar memberikan hasil, bahwa campuran

    mengalami pemisahan paling lama pada menit ke-46, yaitu untuk campuran

    SE5.

    Selama proses pencampuran terdapat indikator temperatur solar emulsi,

    yang mana sesuai penjelasan tabel 3.1, tabel 3.2, dan tabel 3.3, sesudah proses

     pencampuran bahan bakar mengalami kenaikan temperatur. Kenaikan

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    52/75

    39

    temperatur solar emulsi ini disebabkan karena selama proses pencampuran,

     partikel solar dan air dipecah dari partikel besar ke partikel yang kecil.

    Pemecahan partikel yang ada dilakukan dengan menabrakan partikel campuran

    dengan sebuah komponen. Dari proses tersebut, menyebabkan terjadinya

    gesekan antara fluida dengan komponen, sehingga solar emulsi yang terbentuk

    memiliki temperatur lebih tinggi.

    Umumnya kenaikan temperatur pada bahan bakar selain akan

    mempengaruhi sifat fisis bahan bakar itu sendiri, juga mempengaruhi kinerja

    mesin, salah satunya yaitu efisiensi mesin. Bahan bakar yang mengalami

    kenaikan temperatur dan digunakan secara langsung untuk menyalakan mesin

    akan meningkatkan efisiensi mesin. Secara teoritis dapat dijelaskan bahwa

     peningkatan temperatur ini mengakibatkan kekentalan/viskositas bahan bakar

    akan menurun sehingga saat diinjeksikan ke dalam ruang bakar dapat

    membentuk butiran-butiran kabut bahan bakar yang lebih halus. Dengan

    kondisi seperti ini maka proses pencampuran bahan bakar dengan udara akan

    lebih homogen sehingga bahan bakar akan lebih mudah terbakar dan

    menyebabkan jumlah bahan bakar di dalam ruang bakar yang terbakar akan

    meningkat. Dengan semakin besarnya jumlah bahan bakar yang terbakar maka

     peningkatan tekanan yang terjadi dalam ruang bakar akibat pembakaran akan

    membesar yang pada akhirnya akan meningkatkan daya yang dihasilkan oleh

    motor bakar, yang juga akan meningkatkan efisensi mesin.

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    53/75

    40

    B. Analisa Data Pengamatan 

    Dari data yang didapat melalui pengamatan dengan batuan aplikasi

     stopmotion  yang diatur untuk setiap pengambilan gambarnya 30 detik dan

    dapat diamati dari perubahan warna yang terjadi serta pemisahan antara solar

    dan air maka dapat diamati dalam tabel berikut ini:

    Tabel 3.4. Hasil pengamatan waktu pemisahan pada solar emulsi yang

    dihasilkan

    Perbandingan

    volume air terhadap

    solar

    Lama

    Pencampuran

    (jam)

    Waktu

    Pemisahan

    (mnt)

    SE5

    1 24

    2 31

    3 46

    SE10

    1 12

    2 15

    3 20

    SE15

    1 7

    2 9

    3 14

    Sehingga didapat grafik sebagai berikut:

    Gambar 3.1. Hasil waktu pemisahan solar dan air pada solar emulsi yang

    terbentuk

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    54/75

    41

    C. Data Hasil Pengujian

    Dari data hasil pengamatan dengan bantuan  smartphone dengan aplikasi

     stopmotion dengan pengaturan interval   pengambilan gambar setiap 30 detik,

    maka didapatkan hasil bahwa campuran air dengan solar akan kembali

    memisah sempurna pada perbandingan volume air terhadap 500ml sebanyak

    5% dengan lama proses pencampuran selama tiga jam (SE5 Pencampuran 3

    Jam). Hasil dari pengamatan yang ada lalu diujikan dan dibandingkan dengan

    solar konvensional.

    Data yang diambil untuk pengujian untuk membandingkan solar

    konvenisonal dengan SE5 pencampuran selama 3 jam adalah tegangan listrik

    yang dihasilkan dan temperatur gas buang dari nyala mesin genset.

    1.  Tegangan listrik yang dihasilkan

    Pada proses pengujian yang dilakukan untuk mendapat data tegangan

    listrik yang dihasilkan (AC) untuk masing-masing bahan bakar yaitu solar

    konvensional dan SE 5 pencampuran selama 3 jam. Mesin diatur untuk

    menyala pada putaran menengah, selama 20 menit. Untuk masing-masing

     bahan bakar yang diuji dihasilkan tegangan listrik untuk SE 5 pencampuran 3

     jam sebesar 200V, sedangkan untuk solar konvensional menghasilkan

    tegangan 220V. Dari parameter tegangan listrik yang dihasilkan, diketahui

    daya yang dihasilkan dan dikorelasikan dengan putaran yang dihasilkan

    mesin. Sehingga: 

    = .   (i)

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    55/75

    42

    Dimana:

    P = Daya Listrik (Joule)

    V = Tegangan Listrik (Volt)

    I = Arus Listrik (Ampere)

    Daya mesin yang sesungguhnya dapat diukur berdasarkan pada putaran

     poros dan momen torsi yang dihasilkan. Antara daya, momen dan torsi

    tersebut memiliki keterkaitan. Dengan persamaan daya mesin :

    = .  

    = . . 260  

    = (. 12 ) . 260  

    =  ...   (ii)

    Dimana:

    F = Gaya (N)

    r = lengan (m)

    n = jumlah putaran

    Sehingga dari persamaan (i) dan persamaan (ii) didapatkan korelasi

    antara tegangan listrik yang dihasilkan dengan jumlah putaran. Hubungan

    dari tegangan listrik yang dihasilkan dengan jumlah putaran adalah

     berbanding lurus, dimana semakin besar putaran mesin yang dihasilkan dari

     pembakaran bahan bakar semakin besar pula tegangan listrik yang dihasilkan

    (V).

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    56/75

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    57/75

    44

    BAB IV

    PENUTUP

    A. 

    Kesimpulan

    Dari data hasil pengamatan melalui kamera smartphone dengan aplikasi

     stop motion dengan pengambilan gambar setiap 30 detik, pengujian yang telah

    dilakukan terhadap kinerja mesin genset memberikan kesimpulan bahwa maka

    didapatkan hasil sebagai berikut: 

    1. Dari parameter perbandingan air terhadap solar, dengan lama pencampuran

    yang disamakan menghasilkan hasil yang bervariasi. Dimana, semakin besar

    atau banyak volume air yang dicampur ke dalam solar, maka semakin cepat

    campuran kembali memisah.

    2. Dengan lama proses yang divarisikan, dan perbandingan air terhadap solar

    yang disamakan variabelnya, memberikan hasil yaitu semakin lama proses

     pencampuran untuk menghasilkan solar emulsi, semakin lama pula solar

    dengan air akan memisah kembali.

    3. Korelasi dari kedua varibel yang ada dalam percobaan memberikan

    hubungan dimana, lamanya proses pencampuran berbanding lurus dengan

    waktu pisah solar dengan air dari solar emulsi yang terbentuk, sedangkan

     banyaknya volume air dalam solar emulsi berbanding terbalik dengan waktu

     pisah air terhadap solar. Dan dari pengamatan dihasilkan durasi terlama bagi

    solar untuk memisah dengan air adalah pada solar emulsi yang terbentuk

    selama 45 menit dengan volume air 5% dari volume 500 ml solar dan waktu

     pencampuran selama tiga jam.

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    58/75

    45

    4.  Perbandingan kinerja mesin genset ditinjau dari tegangan listrik yang

    dihasilkan, untuk solar emulsi dengan waktu pisah paling lama yaitu SE5

     pencampuran selama 3 jam, menghasilkan tegangan listrik lebih kecil

    daripada solar konvensional. Namun, untuk temperatur gas buang

    memberikan data bahwa solar emulsi memiliki temperatur gas buang lebih

    rendah dibanding dengan solar konvensional.

    B. Saran

    1. Dalam pengambilan data, untuk setiap parameter disarankan agar

     pengambilan data dilakukan minimal 3 kali. Hal tersebut perlu dilakukan

    agar data yang diambil lebih valid.

    2. Selama proses pengujian kinerja mesin genset terhadap masing-masing

     bahan bakar, pastikan dalam saluran bahan bakar dan di dalam ruang bakar

    hanya terdapat satu bahan bakar yang diuji, agar data pengujian untuk

    masing-masing bahan bakar lebih valid.

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    59/75

    46

    DAFTAR PUSTAKA

    Bachtiar, Roy. 2015. Solar Campuran Air Terobosan Baru PT Pertamina.

    http://www.antaranews.com/berita/496749/solar-campuran-air-

    terobosan-baru-pt-pertamina. Diakses pada 7 November 2015.

    Greeves, G. 1977.  Effects Of Water Introduction On Diesel Engine Combustion

     And Emissions. London:England.

     Nanox. 2014. Nano Quick Manual Book . Jepang

    Rahman, Rafidah Abd. 2013. Kaedah Nanoteknologi Dalam Pengesanan Patogen

    Tanaman.  Buletin Teknologi MARDI, Bil. 3: 107  — 113. Surakarta:

    Universitas Muhammadiyah Surakarta

    RKC. 2000. REX C-1000 Manual Instruction. Tokyo

    Sutrisno. 2001. Uji Homogenitas Campuran Amylum Manihot-Kalsium Laktat

     Pada Perbandingan Bobot Yang Sama Yang Dicampur Dalam Mixer

     Bentuk " V " . Surabaya: Universitas Airlangga.

    Yani, Endra. 2009. Analisis Efisiensi Pengeringan Ikan Nila Pada Pengering

    Surya Aktif Tidak Langsung.  Jurnal Teknik Mesin A, No. 31 Vol.2 Thn.

     XVI:26  — 33. Bandung: Universitas Andalas

    http://www.antaranews.com/berita/496749/solar-campuran-air-terobosan-baru-pt-pertaminahttp://www.antaranews.com/berita/496749/solar-campuran-air-terobosan-baru-pt-pertaminahttp://www.antaranews.com/berita/496749/solar-campuran-air-terobosan-baru-pt-pertaminahttp://www.antaranews.com/berita/496749/solar-campuran-air-terobosan-baru-pt-pertaminahttp://www.antaranews.com/berita/496749/solar-campuran-air-terobosan-baru-pt-pertamina

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    60/75

    47

    LAMPIRAN

    Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    61/75

    48

    Lampiran 2. Lembar kerja kegiatan

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    62/75

    49

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    63/75

    50

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    64/75

    51

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    65/75

    52

    Lampiran 3. Surat  –  surat praktek kerja lapanagan

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    66/75

    53

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    67/75

    54

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    68/75

    55

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    69/75

    56

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    70/75

    57

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    71/75

    58

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    72/75

    59

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    73/75

    60

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    74/75

    61

  • 8/19/2019 LAPORAN PKL SATRIO

    75/75

    62