laporan pkl

Upload: elisabeth-marchelyn-tobing

Post on 05-Oct-2015

38 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

praktek kerja lapangan 2009

TRANSCRIPT

38

BAB IPENDAHULUAN1.1.Latar Belakang Pelaksanaan PKLSeiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka dunia pendidikan pun mengalami kekurangan perkembangan yang sangat pesat. Sektor industri dan industry berhadapan dengan teknologi, dalam arti siap pakai sehingga masalah mutu dan kualitas tenaga kerja menjadi perioritas utama dalam merekrut tenaga kerja.Teori-teori dasar yang diberikan dalam dunia pendidikan baik itu perkuliahan atau pun praktek kerja laboratorium, dianggap belum cukup untuk melengkapi kemampuan mahasiswa untuk bisa langsung terjun dalam dunia kerja, maka dengan itu pihak perguruan tinggi menganggap perlu untuk melakukan kegiatan ekstrakulikuler yang bertajuk praktek kerja lapangan (PKL). Kegiatan ini bertujuan untuk menambah keterampilan dan kemampuan mahasiswa dalam kegiatannya nanti di dunia kerja.Bagi mahasiswa terutama mahasiswa D-3 Kimia Analis FMIPA USU, kegiatan PKL ini bertujuan untuk :1. Meningkatkan ketrampilan dalam melakukan kegiatan di laboratorium.2. Menambah pengetahuan tentang kegiatan di laboratorium.3. Menjadi studi perbandingan tentang kegiatan laboratorium dalam kegiatan dunia kerja dengan kegiatan di dunia pendidikan.4. Menambah pengetahuan tentang manajemen laboratorium.5. Mengetahui proses analisis terutama analisa mutu untuk minyak sawit dan produk-produk lain hasil olahan minyak sawit.Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, dilaksanakan praktek kerja lapangan di laboratorium-laboratorium, baik swasta, lembaga maupun berbentuk badan usaha kampus, agar mahasiswa/I dapat membandingkan antara teori yang di dapat dari kampus dengan praktek kerja lapangan serta penerapannya di dunia kerja dan lebih jauh lagi adalah untuk merasakan sendiri dan menggali pengalaman sendiri bagaimana dinamika bekerja dalam arti yang sesungguhnya.Akhirnya kami mahasiswa berharap agar kegiatan ekstrakurikuler praktek kerja lapanganini dapat meningkatkan kualitas pendidikan terutama pendidikan perguruan tinggi, sehingga nanti lulusan dari perguruan tinggi terutama program D-3 Kimia Analis mampu bersaing dalam dunia kerja.1.2. Sejarah Berdirinya PerusahaanSemakin besarnya volume perdagangan (ekspor/import) minyak sawit dan produk-produk lain hasil olahan minyak sawit serta bahan-bahan kimia, maka dianggap perlu diadakan suatu pengawasan/pemeriksaan mutu dari minyak sawit dan produk-produk lain hasil olahan minyak sawit serta bahan-bahan kimia tersebut. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pihak-pihak yang akan melakukan kegiatan ekspor/import adalah bahwa pihak penjual produk (produsen) haruslah mempunyai sertifikat standart kualitas barang dari pihak atau badan pengawasan/pemeriksaan mutu (Quality Control) yang independen. Jika persyaratan ini dipenuhi, maka pihak produsen dapat menjual produknya di pasaran internasional. Berdasarkan hal tersebut maka suatu badan pengawasan/pemeriksaan mutu barang yang independen dianggap sangat penting peranannya dalam memperlancar kegiatan ekspor/import.Sebagai salah satu badan pengawasan/pemeriksaan mutu barang yang independen, PT. PALMCOCO LABORATORIES didirikan dengan maksud tujuan, yaitu : Melakukan jasa pengawasan/pemeriksaan mutu (Quality Control) minyak kelapa dan minyak kelapa sawit. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, PT. PALMCOCO LABOTORIES mempunyai ruang lingkup usaha, yaitu :- Berusaha di bidang jasa pengawasan/pemeriksaan laboratorium atas bahan-bahan penghasil minyakj kelapa dan minyak kelapa sawit.- Berusaha di bidang jasa pengawasan/pemeriksaan laboratorium di bidang mutu minyak kelap dan minyak kelapa sawit.- Berusaha di bidang jasa pengawasan/pemeriksaan atas produk yang besaral dari minyak kelapa dan minyak kelapa sawit.

PT. PALMCOCO LABORATORIES sebagai suatu badan pengawasan/pemeriksaan mutu barang yang independen didirikan atas akte notaris SUPRAYITNO, SH/PPAT KODYA MEDAN, NOMOR 1,Tanggal 1 November 2001.Suatu badan pengawasan/pemeriksaan mutu barang internasional PT. PALMCOCO LABORATORIES sebagai salah satu badan pengawasan/pemeriksaan mutu barang yang independen di awasi oleh Federation Of Oils, Seeds and Fats Association (FOSFA) Internasional London dan menjadi anggota FOSFA Internasional London. Seperto Perseroan Terbatas lainnya, PT. PALMCOCO LABORATORIES memiliki modal awal usaha dari saham yang dimiliki oleh dua orang pemegang saham yang merupakan dewan komisaris.Kedua orang tersebut adalah :1. Zulkifli Tiloli2. Zul Alkaf B.ScSebagai ketua dewan komisaris adalah Zulkifli Tiloli.1.3 .Struktur OrganisasiPT. PALMCOCO LABORATORIES memiliki struktur organisasi sebagai berikut :1. Dewan Komisaris2. Direktur Utama3. Direktur Teknik4. Direktur Pemasaran5. Kepala Laboratorium6. Kepala Bidang Akutansi/Keuangan7. Kepala Bidang Umum8. Supervisor9. Staf Pemasaran10. Staf Bagian Umum11. Analis

Struktur Organisasi PT. PALMCOCO LABORATORIES Dapat Dilihat PadaBagan 1.

Bagan 1.Struktur Organisasi PT. PALMCOCO LABORATORIES

DEWAN KOMISARISDIREKTUR UTAMADIREKTUR TEKNIKDIREKTUR PEMASARANKEPALA BIDANG UMUMSTAF BIDANG UMUMKEPALA BIDANG PEMASARANKEPALA LABORATORIUMSUPERVISORSTAF BIDANG PEMASARANANALIS

1.4 Sistem KerjaSistem kerja di PT.PALMCOCO LABORATORIES adalah 6 hari kerja dengan jam kerja sebanyak 40 jam per minggu.Kegiatan kerja di PT.PALMCOCO LABORATORIES ditunjukkan oleh tabel 1.

Tabel 1.Kegiatan kerja di PT. PALMCOCO LABORATORIESNoHari KerjaJam Kerja

1Senin - Kamis08.00-12.00 WibIstirahat13.00-17.00 Wib

2Jumat08.00-12.00 WibIstirahat14.00-17.00 Wib

3Sabtu08.00-13.00 Wib

Sumber: PT. PALMCOCO LABORATORIES

1.5 Lokasi PerusahaanPT. PALMCOCO LABORATORIES sebagai suatu badan pengawasan/pengendalian mutu minyak sawit dan produk-produk lain hasil olahan minyak sawit yang independen, berlokasi di Jl.Kapten Muslim Komplek Milennium Indah No 23 B (Lantai 3) Medan-Indonesia

BAB IISISTEM OPERASI PERUSAHAAN2.1 MINYAK KELAPA SAWITKelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) bukan tanaman asli Indonesia , namun kenyataan mampu hadir dan berkiprah di Indonesia tumbuh dan berkembang dengan baik , dan produk olahannya. Minyak sawit menjadi salah satu komoditas perkebunan yang handal . Kelapa sawit ,merupakan tumbuhan tropis yang tergolong dalam family Palmae dan berasal dari Afrika Barat , meskipun demikian dapat tumbuh diluar daerah asalnya , termsuk di Indonesia . Hingga kini tanaman telah diusahakan dalam bentuk perkebunan dan pabrik dan pengolahan kelapa sawit .Kelapa sawit merupakan tanaman dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi karena merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati . Bagi Indonesia kelapa sawit memilikki arti penting karena mampu menciptakan kesempatan kesempatan kerja bagi masyarakat dan sebagai sumber perolehan devisa Negara . Sampai saati ini Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak sawit (CPO) dunia selain Malaysia dan Nigeria . Minyak sawit diperkirakan bakal memiliki daya serap tenaga kerja terbesar dibandingkan dengan jenis kelapa sawit lainnya.Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit (Palm Kernel Oil) dan sebagai hasi sampinh ialah bungkil inti kelapa sawit (Palm Kernel Meat atau Pellet) . Bungkil inti kelapa sawit adalah inti kelapa sawit yang mengalami proses ekstraksi san pengeringan . Sedangkan Pellet adalah bubuk yang dicetak kecil-kecil berbentuk bulat panjang dengan diameter 80 % perikarp dan 20% buah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak perikarp sekitar 34 % - 40% , minyak kelapa sawit diperoleh dari pohon kelapa sawit adalah lemak semi yang memiliki komposisi yang tepat.

2.2. KEUNGGULAN DAN MAMFAAT HASIL OLAHANBerbagai hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki keunggulan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya.Beberapa keunggulan minyak sawit antara lain adalah sebagai berikut:1. Tingkat efisiensi minyak sawit tinggi sehingga mampu mendapatkan CPO menjadi sumber minyak nabati yang murah.2. Produktivitas minyak kelapa sawit tinggi yaitu3,2 ton /ha, sedangkan minyak nabati yang lain hanya sekitar 0,34 sampai 0,53 ton/ha.3. Sekitar 80 % dari penduduk dunia khususnya di Negara yang sedang berkembang masih meningkatkan konsumsi per kapita untuk minyak dan lemak terutama minyak yang berharga murah dalam hal ini minyak sawit.4. Terjadi pergeseran dalam industri yang menggunakan bahan baku minyak ke bumi bahan yang lebih bersahabat dengan lingkungan yaitu oleokimia yang berbahan baku CPO terutama di beberapa Negara yang sedang berkembang5. Minyak sawit mengandung asam linoleat dan linolenat yang rendah sehingga minyak goreng yang terbuat dari sawit memiliki kemantapan kalor yang tinggi dan tidak mudah teroksidasi sehingga membuat minyak lebih awet dan tidak mudah tengik.6. Minyak sawit mengandung karoten yang berfungsi sebagai anti kanker dan juga mengandung tokoferol sebagai sumber vitamin C7. Keluwesan dan keluasan beragam dan kegunaan baik dalam pangan maupun non pangan.Ketujuh sifat unggul yang di punyai minyak sawit di atas, saat ini mampu menjamin daya saing minyak sawit, baik dalam harga, kelanggengan, pengadaan, dan keanekaragaman penggunaannya.Pemamfaatan minyak kelapa sawit telah dimulai sejak abad ke-15, dan pemasarannya ke Eropa baru dimulai pada tahun 1800-an. Minyak kelapa sawit yang digunakan berasal dari daging buah (mesocarp) dan inti sawir atau kernel (endosperm).

Berdasarkan kegunaanya, minyak nabati terbagi menjadi dua golongan. Pertama minyak nabati yang dapat digunakan dalam makanan (edible oils) dan di kenal nama minyak goring meliputi minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak zaitun, minyak kedelai, minyak kanola dan sebagainya. Kedua, minyak yang digunakan dalam industry non makanan (non edible oils) misalnya minyak kayu putih, minyak jarak, dan minyak intaran.Bagaimana hal nya dengan komposisi atau kandungan di dalam minyak goreng yang selalu menemani kita dalam kehidupan sehari-hari? Minyak goreng adalah hasil akhir (refined oils) dari sebuah proses pemurnian minyak nabati (golongan yang bisa di makan) dan terdiri dari berbagai senyawa trigliserida mempunyai tiga jenis asam lemak, dan untuk menganalisa karakteristik dari suatu minyak goreng maka jumlah kandungan asam inilah yang dipakai sebagai tolak ukur. Minyak kelapa sebagai salah satu jenis minyak goreng, mempunyai komposisi yang di dominasi oleh asam lemak jenuh ( 90-92% ) sedangkan minyak kelapa sawit mempunyai komposisi yang berimbang. Minyak kedelai sebaliknya kandungan asam lemak tak jenuh mendominasi sampai 80 %, dan dengan kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, minyak kelapa dan minyak kelapa sawit mempunyai keunggulan dari pada minyak kedelai yaitu lebih stabil dan tidak mudah teroksidasi pada suhu tinggi. Banyak peneliti didunia telah mengetahui bahwa asam lemak trans ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena salah satu menjadi penyebab penyakit kanker. Tabel 2 menunjukkan berbagai jenis minyak goreng yang dapay di jumpai dan kebutuhannya tiap tahun di Taiwan. Disini terlihat bahwa konsumsi minyak kelapa sawit menduduki posisi ke dua setelah minyak kedelai.

Tabel 2. Jumlah import dan produksi minyak goreng di Taiwan, dalam thousand metric tons,TMT.Jenis minyak goreng01/0202/0303/0404/05

Import

Kernel kelapa sawit1.41.10.91.4

Kelapa sawit85.396.8109.5138.3

Kelapa6.68.05.87.0

Zaitun6.55.54.54.5

Kanola19.118.025.227.0

Jagung 0.40.10.00.0

Bunga matahari24.826.926.324.2

Safflower0.20.10.10.1

Kedelai36.039.061.034.6

Produksi

Kedelai355.0355.0315.0310

Sumber : (Chiou-mey perng, Taiwan Oilseeds and Products Annual Report 2006)

2.3. OMEGA-3, OMEGA-6 DAN OMEGA-9komposisi asam lemak minyak sawit terutama : Oleat (8: 1) adalah omega 9 Linoleat 9 18; 2 ) adalah omega 6 Lonolenat ( 18 : 3) adalah kemiripan dengan komposisi asam lemak ASI (Air Susu Ibu ), keberadaan asam lemak itu penting dalam makanan.Beberapa hal yang mempengaruhi sifat sifat minyak adalah asam lemak penyusunnya,yaitu asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acid/SFA) dan asam lemak tak jenuh ( Unsaturated Fatty Acid /UFA).Minyak omega merupakan minyak yang memiliki kadar tinggi asam lemak omega (omega berarti akhir).Jadi asam lemak omega 3 memiliki ikatan rangkap tak jenuh yang terdapat pada atom C ketiga dan keempat terakhir dihitung dari gugus methylnya,demikian dengan omega-6 dan omega -9.2.4. STANDART MUTUStandart mutu adalah merupakan hal yang penting untuk menetukan minyak yang bermutu baik.Ada beberapa factor yang menentukan standart mutu yaitu : kandungan air dan kotoran dalam minyak,kandungan asam lemak bebas,warna dan bilangan peroksida.Factor lain yang mempengaruhi standart mutu adalah titik cair dan kandungan gliserida,refining loss plastisitas dan speadability,kejernihan kandungan logam berat dan bilangan peroksida.Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0.1 % dan kadar kotoran kecil dari 0.01 %,kandungan asam lemak bebas serendah mungkin ( kurang lebih 2% atau kurang ), bilangan peroksida dibawah 2 bebas dari warna merah dan kuning ( harus berwarna pucat ) tidak berwarna hijau,jernih dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari logam berat.Standart mutu inti kelapa sawit di Indonesia tercantum didalam standart produksi SP 10- 1975.inti kelapa sawit digolngkan dalam satu jenis mutu dengan nama Sumatra Palm Kernel . Adapun syarat mutu inti kelapa awit adalah sebagai berikut: a. Kadar minyak minimum 48%b. Kadar air maksimum 8,5%c. Kontaminasi maksimum 4,0%d. Kadar inti pecah maksimum 15%

Produksi minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek kualitas . Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak, kelembaban dan kadar kotoran . Aspek kedua berhubungan denga rasa , aroma , dan kejernihan serta kemurnia produk .Kelapa sawit dengan mutu prima (SQ, Special Quality) seperti yang dihasilkan Malaysia mengandung asam lemak ( FFA/Free Fatty Acid) tidak lebih dari 2% pada saat pengapalan . Kualitas standart minyak kelapa sawit tidak lebih dari 5% FFA . Setelah pengolahan , kelapa sawit bermutu akan menghasilkan minyak rendemen minyak 2,1 22,2% (tertinggi) dan asam lemak bebas 1,7 2,1% (terendah).

Tabel 3 . Standart Mutu SPB dan OrdinaryKandunganSPBOrdinary

Asam Lemak Bebas (%)1-23-5

Kadar Air (%)0.10.1

Kotoran (%)0.020.001

Besi (ppm)1010

Tembaga (ppm)0.50.5

Bilangan Iod53 1.545-56

Karoten (ppm)500500-700

Tokoferol (ppm)800400-600

Sebagai acuan standart mutu minyak hasil olahan minyak sawit digunakkan standart PORAM ( Palm Oil Reseach Association of Malaysia ) & MEOMA ( Manufactaru of Edible Oil Malaysia Association ) yang dapat dilihat pada tabel dbawah ini .

Tabel 4. Spesifikasi Minyak Sawit Standart PORAM4.1 Neutralisasi dan Bleached Palm Oil FFA ( As . Palmitic )0.25 % max

M & I0.1 % max

I . V (Wijs)50 -55

M . Pt degrees33 39

Colour ( 5 1/4 Lovibond cell )20 red max

4.2 Refind , Bleached & Deodorised (RBD) / Neturalised , Bleached & Deodorised ( NBD) Palm OilFFA ( As. Palmitic )0.1% max

M & I0.1% max

I.V (wijs)50-55

M.Pt degrees C (AOCS Cc-3-25)33-39

Colour (5 1/4 Lovibond cell) 3 red max

4.3 Neutralised & Bleached Palm OilFFA (As.Palmitic)0.25% max

M & I 0.1 % max

I.V (wijs)56 min

M.Pt degrees C (AOCS Cc-3-25)24 min

Colour (5 1/4 Lovibond cell) 20 red max

4.4 Refined, Bleached & Deodorised (RBD)/ Neutralised, Bleached & Deodorised (NDB) Palm OleinFFA (As.Palmitic)0.1% max

M & I 0.1 % max

I.V (wijs)56 min

M.Pt degrees C (AOCS Cc-3-25)24 max

Colour (5 1/4 Lovibond cell) 3 red max

4.5 Neutralised dan Bleached Palm StearinFFA (As.Palmitic)0.25% max

M & I 0.15 % max

I.V (wijs)48 min

M.Pt degrees C (AOCS Cc-3-25)44 min

4.6 Refined, Bleached & Deodorised (RBD) / Neutralised, Bleached & Deodorised (NBD) Palm StearinFFA (As.Palmitic)0.2% max

M & I 0.15 % max

I.V (wijs)48 min

M.Pt degrees C (AOCS Cc-3-25)44 max

Colour (5 1/4 Lovibond cell) 3 red max

4.7 Palm Acid OilFFA (As.Palmitic)50% max

M & I 3 % max

Total Fatty Matter95% min (Basic 97%)

4.8 Palm Fatty Acid DistillateFFA (As.Palmitic)70% max

M & I 1.0 % max

Saponifiable Matter95% min (Basic 97%)

Tabel 5 Standart Mutu Minyak Menurut MEOMA5.1 Refined, Bleached & Deodorised Palm Kernel OilFFA (As.Lauric)0.1% max

M & I 0.1 % max

I.V (wijs)19 max

Colour (5 1/4 Lovibond cell) 1.5 red max

5.2 Refined, Bleached & Deodorised Palm Kernel OleinFFA (As.Laurit)0.1% max

M & I 0.1 % max

I.V (wijs)21 min

Colour (5 1/4 Lovibond cell) 1.5 red max

5.3 Refined, Bleached & Deodorised Palm Kernel StearinFFA (As.Laurit)0.1% max

M & I 0.1 % max

I.V (wijs)8 max

Colour (5 1/4 Lovibond cell) 1.5 red max

5.4 Crude Coconut Oil (CCO/CNO)FFA (As.Laurit)4% max

M & I 1 % max

I.V (wijs)10.5 max

Colour (5 1/4 Lovibond cell) 15 red max

5.5 Crude Palm Kernel Oil (CPKO)FFA (As.Laurit)5 % max

M & I 0.5 % max

I.V (wijs)19 max at time of shipment

5.6 Crude Palm Kernel StearinFFA (As.Laurit)5 % max

M & I 0.5 % max

I.V (wijs)8 max

5.7 Palm Kernel Fatty Acid DistillateFFA (As.Laurit)50 % max

M & I 1 % max

TFM95% min

2.5 Persiapan Analisa2.5.1 Penyediaan dan Pengambilan SampelSampel berasal dari perusahaan yang ingin mengetahui kualitas produknya ( minyak sawit dan hasil olahan minyak sawit ) . Ada dua sumber pengambilan sampel yang biasa dilakukan yaitu : Tangki Darat ( Shore Tank ) Tangki Kapal ( Ship Tank )Untuk pengambilan sampel ditangki kapal ada beberapa titik pengambilan sampel yaitu :1. StarboardStarboard adalah titik pengambilan sampel , dimana sampel diambil dari bagian kanan kapal2. PortPort adalah titik pengambilan sampel , dimana sampel diambil dari bagian kiri kapal3. Center Center adalah titik pengambilan sampel , dimana sampel diambil dari bagian tengah kapalUntuk pengambilan sampel pada tangki darat ( Shore tank ) ada beberapa titik pengambilan yaitu :

1. Top Top adalah titik pengambilan sampel dibagian atas permukaam sampel2. MiddleMiddle adalah titik pengambilan sampel dibagian tengah sampel3. BottomBottom adalah titik pengambilan sampel dibagaian bawah sampel .Dilihat dari jenisnya , ada dua jenis sampel yaitu :1. AvarageSampel yang diambil hanya dari satu titik pengambilan sampel , baik pada tangki kapal ataupun tangki darat.2. CompositeSampel yang diambil dari beberapa titik pengambilan sampel , baik pada tangki kapal ataupun tangki darat .3. Sebagai contoh :Sampel yang diambil dari Starboard dicampur dengan sampel yang berasal dari Port ( Tangki kapal ) .

2.5.2. Persiapan SampelSampel minyak yang akan dianalisa biasanya berbentuk padat dan cair, untuk sampel minyak yang berbentuk padat terlebih dahulu dipanaskan dalam oven pada suhu 70-800 C hingga mencair.2.5.3. Pembuatan Larutan Pereaksi2.5.3.1. Pembuatan dan Standarisasi KOH 0,1N Pembuatan KOH0,1NAlat-alat Timbangan analisis sartosius Baeker glass 50 ml Labu takar 1000 ml Magnetic stirrer Spatula Hot plateBahan-bahan Kristal KOH Aquadest bebas CO2Prosedur Ditimbang 5,8 gram Kristal KOH Dilarutkan dengan aquadest bebas CO2 Dimasukkan kedalam labu takar 1000 ml kemudian diencerkan dengan aquadest bebas CO2 sampai garis batas Dihomogenkan dengan stirrer

Standarisasi KOH 0,1NAlat-alat Erlenmeyer 100ml Pipet volume 5 ml Buret 5 ml Statif dan klemBahan-bahan Larutan H2C2O4 0,1N Indikator phenolphthalein (PP) 1% Larutan KOHProsedur Dipipet 5 ml larutan H2C2O4 0,1N kemudian dimasukkan kedalam Erlenmeyer 100 ml Ditambah 3 tetes indicator Phenolptalein b1% Dititrasi dengan larutan KOH sampai terbentuk larutan merah rose (pink) Dicatat volume KOH yang digunakanPerhitunganV1 . N1 = V2 . N2Dimana ; V1 = Volume KOH (ml)V2 = Volume H2C2O4 (ml)N1 = Normalitas KOH (yang akan ditentukan)N2 = Normalitas H2C2o42.5.3.2. Pembuatan dan Standarisasi NaOH 0,1N dari NaOH 48% Pembuatan NaOH 0,1N dari NaOH 48%Alat-alat Timbangan anlisis Baeker glass 100 nml Labu takar 1000 ml Magnetic stirrer Spatula Hot plateBahan-bahan NaOH 48% Aquadest bebas CO2Prosedur Ditimbang 8,33 gram larutan NaOH 48% Dilarutkan dalam aquadest bebas CO2 Dimasukkan dalam labu takar 1000 ml kemudian diencerkan dengan aquadest bebas CO2 sampai garis tanda Dihomogenkan dengan stirrer

Standarisasi NaOH 0,1NAlat-alat Erlenmeyer 100 ml Pipet volume 5 ml Buret 5 ml Statif dan klemBahan-bahan Larutan H2C2O4 0,1N Indikator Phenolptalein (PP) 1% Larutan NaOHProsedur Dipipet 5 ml larutan H2C2O4 0,1N kemudian dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 ml Ditambah 3 tetes indikator Phenolptalein 1% Dititrasi dengan larutan NaOH sampai terbentuk larutan meraaah rooose (pink) Dicatat volume NaOH yang digunakan

PerhitunganV1 . N1 = V2 . N2Dimana; V1 = Volume NaOH (ml)V2 = Volume H2C2O4 (ml)N1 = Normalitas NaOH (yang akan ditentukan)N2 = Normalitas H2C2O4

2.5.3.3. Pembuatan Amilum 1%Alat-alat Timbangan analisis Sartorius Baeker glass 100 ml Labu takar 50 ml Magnetic stirrer Hot plate SpatulaBahan Aquadest bebas CO2 Kristal amilumProsedur Ditimbang beaker glass dan dicatat hasilnya Ditambah 0,5 gram kristal amilum Dilarutkan dengan aquadest bebas CO2 didalam beaker glass Ditambahkan aquadest hingga 100 ml Dihomogenkan dengan magnetic stirrer Dipanaskan hingga menjadi 50 ml Setelah homogenkan dimasukkan kedalam wadah dan diberi label

2.5.3.4. Pembuatan KI 15%Alat-alat Timbangan analisis sartosius Spatula Baeker glass 50 ml Magnetic stirer Labu takar 100 mlBahan-bahan Kristal KI Aquadest bebas CO2Prosedur Ditimbang 15 gram Kristal KI kemudian dimasukkan kedalam beaker glass 50 ml (dengan menggunakan spatula) Dilarutkan dengan menggunakan aquadest bebas CO2 Kemudian dipindahkan kedalam labu takar 100 ml dan kemudian diencerkan dengan menggunakan aquadest bebas CO2 sampai garis tanda Lalu dihomogenkan dengan magnetic stirrer2.5.3.5. Pembuatan Alkohol NetralAlat-alat Erlenmeyer bertutup 250 ml Pipet tetesBahan-bahan Etanol 96% Indikator Timol Blue (TB) 1% Larutan KOH 0,1020 NProsedur Dimasukkan 250 ml etanol 96% kedalam Erlenmeyer 250 ml Ditambahkan beberapa tetes indicator Timol Blue 1% Ditambahakan lagi beberapa tetes larutan KOH 0,1020 N sampai terbentuk warna hijau muda pada larutan2.5.3.6. Pembuatan KOH Alkohol 0,5NAlat-alat Timbangan analisis Sartorius Baeker glass 250 ml Labu takar 500 ml Magnetic stirrer Spatula HotplateBahan-bahan Kristal KOH Alkohol 96%Prosedur Ditimbang Kristal 10,1448 gram dalam beaker glass 250 ml Dilarytakan dengan alkohol 96% Dimasukkan kedalam labu takar 500 ml lalu diencerkan dengan alkohol 96% sampai garis tanda Dihomogenkan dengan stirrer

2.5.3.7. Pembuatan HCl 0,5NAlat-alat Gelas ukur 100 ml Erlenmeyer 250 ml Baeker glass 100 ml Magnetic stirrer Labu takar 500 ml Pipet tetes Pipet volume 25mlBahan-bahan Aquadest bebas CO2 Larutan HCl pekat 37%

Prosedura.Pembuatan HCl 5 N sebanyak 100 ml dari HCl pekat 37 % Ditimbang sebanyak 49,4 gram larutan HCl pekat 37% Dimasukkan kedalam labu takar 100 ml yang telah berisi aquadest bebas CO2 sebanyak 20 ml melalui dinding labu takar secara perlahan lahan Diencerkan dengan aquadest bebas CO2 sampai garis batas Dihomogenkanb . Pembuatan HCl 0.5 N sebanyak 250 ml dari HCl 5 N Dipipet 25 ml larutan HCl 5N dengan pipet volume Dimasukkam kedalam labu takar 250ml Diencerkan dengan aquadest bebas CO2 sampai garis batas Dihomogenkan dengan stirrer

2.6 Proses Analisa2.6.1 Kadar air dan zat yang mudah menguap PengertianKandungan air dan zat-zat yang mudah menguap yang terdapat didalam minyak atau lemak.TujuanUntuk mengetahui besar kadar air dan zat yang mudah menguap yang dikandung oleh sampelAlat-alat Timbangan analisis Beaker glass 100ml Penjepit Oven DesikatorBahan-bahan SampelProsedur Dimasukkan sampel sebanyak 10 gr kedalam beaker glass 100ml yang telah diketahui beratnya Dimasukkan beaker glass yang berisi sampel tersebut kedalam oven dan dipanaskan pada suhu 1050C selama 3 jam Kemudian didinginkan selama 30 m3nit didalam desikator Setelah itu beaker glass yang berisi sampel tersebut lalu ditimbang dan dicatat hasilnya.PerhitunganKadar air(%) = x 100%Keterangan:BA=Berat beaker glass kosong sebelum pemanasan (gr)BS=Berat sampel (gr)BB= Berat beaker glass dan sampel setelah pemanasan (gr)Untuk data hasil analisa terlampir pada Tabel.62.6.2 . Titik Cair (Melting Point)PengertianTemperatur akan naik dengan lambat dan temperature pada saat permukaan dari minyak atau lemak dalam tabung kapiler mulai naik.TujuanUntuk identifikasi sifat fisik dari sampel minyak atau lemak yang akan dianalisa

Alat-alat Pipa kapiler (diameter 1 mm) Beaker glass 50ml Termometer Lemari Es Hot Plate Magnetic stirrerBahan-bahan SampelProsedur Diambil sampel Dicelupkan pipa kapiler kedalam cairan sampel sedalam 1 cm Disimpan pipa kapiler yang berisi sampel dalam lemari es selama 16 jam dibiarkan sampai membeku Ditempatkan didalam beaker glass 250ml yang berisi air suling yang dingin dan dipanaskan diatas hot plate bagian bawah temperature didalam air hingga 30 mm Diukur temperature hot plate 60 o C,sampai minyak dalam pipa mencairUntuk data hasil analisa terlampir pada Tabel.7

2.6. 3. Asam Lemak Bebas ( FFA )PengertianAsam lemak bebas ( Free Fatty Acid )adalah asam lemak bebas yang tidak terikat oleh struktur molekul gliserin. Asam lemak bebas terbentuk karena terjadinya proses hodrolisa minyak menjadi asam asamnya.asam lemak bebas didalam minyak dapat diukur dengan cara titrasi dengan menggunakan alkali ( KOH 0.0940).

TujuanUntuk menentukan besarnya kadar asam lemak bebas yang terkandung dalam sampel sebagai Asam Palmitat,Laurat,oleat,dan Stearat.Alat- alat Buret 5 ml Statif dan klem Timbangan analitis Erlenmeyer 150 ml Beaker glass 250 ml Gelas ukur 10 ml dan 25 mlBahan- bahan Sampel Alcohol netral N heksan Indicator timol blue 1 % Larutan KOH 0.0940 NProsedur Ditimbang sampel sesuai dengan jenis sampel ( lihat table ) dalam Erlenmeyer 100 ml Ditambahkan 10 ml n Heksana dan 25 mk Alcohol netral Ditambahkan 3 tetes indicator tymol blue 1 % Kemudian dititrasi dengan larutan standart KOH 0.0940 N sampai terbentuk lapisan warna hijau muda Dicatat volume KOH yang digunakanUntuk data hasil analisa terlampir pada Tabel.8Catatan : ( Bila sampel tidak larut seluruhnya maka dilakukan pemanasan setelah penambahan n-Heksan )Berat contoh beberapa Kelapa Sawit Dan Penentuan Asam Lemak BebasJenis ContohBerat Contoh

RBD P Stearin5 gr

RBD P Olein5 gr

RBD P Oil5 gr

RBD PKO5 gr

CPO2.5 gr

CNO2.5 gr

CPKO2.5 gr

PFAD0.1 gr

Perhitungan% FFA = KeteranganBM Asam Palmitat = 256BM Asam Laurat = 200BM Asam Oleat = 282BM Asam Stearat = 2842.6.4. Warna ( Colour )PengertianMinyak sawit mempunyai warna kuning orange sehingga jika digunakan sebagian bahan baku untuk pangan yang perlu dilakukan pemucatan.Pemucatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan warna minyak sawit yang lebih memikatyang sesuai dengan kebutuhannya.TujuanUntuk menggambarkan proses pemeriksaan warna pada minyak.

Alat alat Lovibond tintometer dengan larutan standart warnaStandart merah :0.0 -0.1- 0.2- 0.3- 0.4- 0.5- 0.6- 0.7- 0.8- 0.90.0.- 1.0- 2.0-3.0- 4.0- 5.0- 6.0- 7.0-8.0- 9.00.0- 10- 20- 30- 40- 50- 60- 70Standart kuning :0.0-0.1- 0.2- 0.3- 0.4- 0.5- 0.6- 0.7- 0.8- 0.90.0.- 1.0- 2.0-3.0- 4.0- 5.0- 6.0- 7.0-8.0- 9.00.0- 10- 20- 30- 40- 50- 60- 70Bahan bahan Sampel minyakProsedur Diambil contoh yang diperiksa mutunya Diaduk hingga homogen Dituangkan contoh kedalam sel sampai pada batas 5.25 inci sel Dimasukkan sel berisi contoh kedalam Lovibond Tintometer pada tempat yang ditentukan Dibandingkan warna minyak dengan standart merah dan kuning hingga warna standart sama dengan warna contoh Dibaca hasil pada skalaUntuk data hasil analisa terlampir pada Tabel.7Catatan : Untuk sampel yang warnanya terlalu pekat ( lebih besar dari 5 ),digunakan sel yang berukuran 1 inci.

2.6.5.Penentuan Density Minyak SawitPengertianDensitas suatu zat adalah perbandingan antara massa dengan volume zat.Densitas suatu zat dapat berubah terhadap temperature. Untuk minya dan lemak dinyatakan dalam gram per militer.TujuanUntuk mengetahui berapa besar densitas dari suatu sampel pada berbagai temperature.Alat alat Timbangan analitis Piknometer Termomter 100 0CBahan bahan Aquadest SampelProsedur2.6.5.1 .Prosedur Kalibrasi Piknometer Ditimbang piknometer kosong dan dicatat hasilnya Dimasukkan aquadest dalam piknometer sampai penuh Ditimbang piknometer yang berisi aquadest tersebut lalu diukur suhu aquadest didalam piknometer Dilakukan percobaan sebanyak 3 kali

PerhitunganDensitas (g/ml) =

Kalibrasi :Volume piknometer (ml) =Keterangan :BA = Berat piknometer kosong + Aquadest (g)BB = Berat piknometer kosongV = Volume piknometer pada alat (ml)Untuk data hasil analisa terlampir pada Tabel.9.a

2.6.5.2. Prosedur Analisa Density Sampel Ditimbang piknometer kososng Dimasukkan sampel ke dalam piknometer sampai penuh Ditimbang piknometer yang berisi sampel kemudian diukur suhu sampel di dalam piknometer Dilakukan percobaan yang sama sebanyak tiga kaliPerhitungan Densitas (g/ml) =Keterangan :BA = Berat piknometer kosong + aquadest (g)BB = Berat piknometer kosongV = Volume piknometer dalam alat (ml)

Densitas sampel pada berbagai variasi suhu :Jika t0>t1P1 = P0 + (t0 t1). FkJika t0t1P1= P0 (t0 t1). FkKeterangan :P1 = Densitas sampel yang dihitung ( g/ml )P0 = Densitas sampel hasil pengukuran ( g/ml )t1 = suhu sampel yang dihitung ( 0C )t0 = suhu sampel hasil pengukuan ( 0C )Fk = Faktor konversi ; CPKO= 0,00068Soyabean= 0,00069Untuk data hasil analisa terlampir pada Tabel.9.c

2.6.6. Penentuan Bilangan Penyabunan (Saponofication Value)PengertianJumlah mg KOH yang diperlukan untuk menyabunkan asam-asam bebas dalam satu gram minyak.TujuanUntuk menentukan besarnya bilangan penyabunan yang terkandung didalam sampel.Alat-alat Neraca anlitis Erlenmeyer 250ml tertutup Seperangkat alat ekstraksi Buret 50mBahan-bahan RBD olein Larutan KOH Alkoholis 0,5N Larutan HCl 0,5NProsedur Ditimbang Erlenmeyer kosong, dan dicatat beratnya Dimasukkan sampel kedalam Erlenmeyer yang telah diketahui beratnya sebanyak 1 gram Ditambahkan 50ml larutan KOH alkoholis 0,5N dengan menggunakan pipet volume Diekstraksi bolak-balik selama 1 jam dan didinginkan Dititrasi dengan larutan HCl 0,5N dan ditambahkan indicator Phenolptalein 1% sebanyak 3 tetes PerhitunganSV = 2.6.7. Penentuan bilangan asam (Acid Value)PengertianJumlah mg KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam-asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak.TujuanUntuk menentukan besarnya bilangan asam yang terkandung di dalam sampelProsedurSama dengan prosedur penentuan Asam Lemak Bebas (FFA)PerhitunganAV =

2.6.8 Penentuan Bilangan Iodin (Iodin Value)PengertianPengertian Iodine adalah jimlah (gram) iodine yang dapat diikat oleh 100gram minyak atau lemak. Ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak yang tidak jenuh akan bereaksi dengan iodine atau senyawa-senyawa iodine. Gliserida dengan tingkat kejenuhan yang akan mengikat iodine dealam jumlah yang besar.TujuanUntuk menentukan derajat ketidakjenuhan dari minyak atau lemak,Alat Neraca Analitik Erlenmeyer Pipet Volume 20ml dan Buret 50ml Baeker glass 250ml Pipet tetesBahan Sampel Larutan Wijs CO2 Larutan KI 1% Amilum 1% Larutan Siklo Hexan : Acetic Acid Larutan Na2S22O3 Aquadest bebas CO2 IndikatorProsedur Timbang 0,5 gr masukkan dalam Erlenmeyer tertutup Tambahakan 20ml Larutan Siklo Hexane : Acetat Acid ( C6H12 : CH3COOH) Tambahkan 25 ml larutan wijs.Kemudian disimpan dalam tempat gelap selama 30 menit. Tambahkan 20 ml Larutan Ki 15% dan 40 ml aquadest bebas CO2 Titrasi dengan Na2S2O3 0.1 N sampai warna kuning ,kemudian tambahkan indicator amilum sebanyak 2 pipet Lanjutkan titrasi sampai larutan tidak bewarna Catat volume Na2S2O3 yang digunakan Dilakukan perlakuan yang sama untuk larutan blanko

PerhitunganI.V =

2.6 Sistem SertifikasiSebuah sertifikat mutu yang dikeluarkan oleh PT. PALMCOCO LABORATORIES sebagai salah satu badan pemeriksaan /pengawasan mutu barang yang independent merupakan suatu rangkaian dari beberapa tahapan kegiatan kerja, yaitu : Permintaan/order dari pihak/perusahaan yang menginginkan sertifikat mutu barang yang dimilikinya. Pengambilan sampel ,ini dilakukan oleh pihak yang mengeluarkan sertifikat atau telah disediakan oleh perusahaan yang menginginkan sertifikat mutu barang. Analisa sampel,analisa yang dilakukan tergantung dari permintaan perusahaan yang menginginkan sertifikat mutu Hasil dari proses analisa dijadikan sebuah sertifikat yang nantinya akan dikembalikan kepada pihak/perusahaan yang menginginkan sertifikat mutu barang yang dianalisa Untuk lebih jelasnya tahap-tahap proses sertifikat dapat dilihat pada bagan 2

Bagan 2 : Sistem Sertifikasi

Order/PermintaanPengambilan sampelAnalisa SampelSertifikatHasil Analisa

BAB IIIPERMASALAHANDalam melakukan kegiatan analisis sampel di PT . PALMCOCO LABORATORIES Ada beberapa permasalahan yang timbul , antara lain :

1. Pada analisa warna (Colour ) untuk sampel RBD Palm Stearin membutuhkan waktu analisa yang sangat cepat , hal ini disebabkan karena RBD Palm Stearin sangat cepat membeku sehingga silit untuk dianalisa dan mempengaruhi ketelitian dalam penentuan warna .2. Pada analisa density sampel sulit untuk mendapatkan ketelitian berat sampel , hali ini disebabkan karena pada saat pengisiin sampel dalam piknometer nasih ada sampel yang melekat pada dinding luar piknometer sehingga mempengaruhi berat sampel .3. Pada penyajian hasil analisa FFA tidak selamanya dinyatakan sebagai Asam Palmitat , Asam Stearat , Asam Laurat dan Asam Oleat .Karena kandungan sampel yang dianalisa menurut PORAM hanya sebagai Asam Palmitat sedangkan menurut MEOMA hanya sebagai Asam laurat saja.4. Pada penentuan titik lebur ( Melting Point) waktu yang dibutuhkan untuk penyimpanan sampel dalam pipa kapiler didalam lemari es membutuhkan waktu yang sangat lama ( 16 jam ) sehingga memperlambat proses analisa .5. Pada analisa kadar air ( Moisture) untuk sampel RBD Palm Stearin pemanasan didalam oven membutuhkan waktu yang lama sehingga memperlambat proses analisa .

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KesimpulanDari hasil kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ; PT. PALMCOCO LABORATORIES adalah suatu badan usaha yang bergerak dibidang jasa sertifikasi mutu, dimana salah satu jasanya adalah jasa pemeriksaan laboratorium bidang analisa kimia, meliputi analisa kimia umum, analisa mutu minyak sawit serta hasil olahannya dan produk konsumen. Pada analisa nabati yang meliputi : Analisa Asam Lemak Bebas, Bilangan Iodin serta Kadar Air Dan Zat Yang Mudah Menguap, Kadar Kotoran, Titik Cair dan Warna diperoleh hasil analisa yang sesuai dengan baku mutu minyak menurut PORAM (Palm Oil Research Association Of Malaysia) dan MEOMA. Metode analisa untuk parameter-parameter yang dikerjakan ditentukan oleh Federation of Oils, Seeds and Fat Association (FOSFA) Internasional London, sehingga hasil analisa yang disajikan oleh PT. PALMCOCO LABORATORIES yang diakui secara internasional dalam perdagangan. Parameter yang diakui dalam analisa mutu minyak sawit dan hasil olahan minyak sawit antara lain ;a. Minyak sawit dan derivatnya : Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid) Kadar Air dan Zat yang mudah menguap (Moisture) Kadar Kotoran dan zat yang tidak dapat larut dengna pelarut tertentu (Impurities) DOBI dan Warna (Colour) Bilangan Asam dan Bilangan Iodin Titik lebur (Melting Point)b. Inti sawit, Palm Kernel Expeller (PKE) dan Copra : Kadar Air (Moisture) Kadar Minyak (Oil Content) Asam Lemak Bebas dalam minyak hasil ekstraksi Protein Lemak (Fat) Profat Serat (Fibre) Sand & Silica Afla toxin4.2. Saran Diharapkan kepada pihak PT.PALMCOCO LABORATORIES kami menyarankan hendaknya lebih melengkapi perlengkapan analisa terutama spektofotometer yang digunakan untuk menganalisa kadar DOBI dan karoten atau analisa minyak lainnya serta lemari asam yang bertujuan untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja dan analisa berjalan dengan lancer.

Diharapkan kepada pihak Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan alam agar lebih memberikan bimbingan, sosialisasi lingkungan dunia kerja kepada mahasiswa yang ingin melakukan Praktek Kerja Lapangan serta memberikan tambahan ilmu dalam pendidikan komputer yang sangat berguna bagi mahasiswa ketika memasuki perusahaan dapat memahami pengetahuan hal tersebut.

Diharapkan kepada adik adik mahasiswa selanjutnya yang akan melakukan Praktik Kerja Lapangan agar lebih disiplin dalam melakukan praktek kerja lapangan baik dalam disiplin waktu dan disiplin kerja serta agar lebih mempersiapkan diri dalam bidang ilmu yang berhubungan dengan tempat Praktek Kerja Lapangan dengan baik sebelum memulai Praktek Kerja Lapangan agar terjalin komunikasi yang baik antara adik- adik mahasiswa dan pihak PT. PALMCOCO LABORATORIES.

DAFTAR PUSTAKA Chiou Mey-Perng (2006), Oilseeds And Products Annual Report, Taiwan. Fosfa Internasional,(2001), Technical Manual, Fosfa Qualification And Procedur For Ship Enganged In The Carriage Of Oil And Fat In The Bulk For Edible Oleochemical Use . http : // Kompas. Com / Kesehatan / News / Senior / Gizi / 0207 . htm Ketaren. S, (1986), Minyak Dan Lemak Pangan, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia .