laporan php kel 7

25
LAPORAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN SURVEY PASAR TRADISIONAL SUKUN DAN GIANT SAWOJAJAR KOMODITAS BUNCIS DAN KETAN PUTIH Disusun Oleh : Susi Susanti 115040100111024 Tiara Shahnaz Ilmi 115040100111019 Venna Malinda Dewayani 115040101111051 Vincensius Teguh D.W 115040100111038 Yani Emirta 115040100111134 Kelas L P R O G R A M S T U D I A G R I B I S N I S F A K U L T A S P E R T A N I A N U N I V E R S I T A S B R A W I J A Y A M A L A N G

Upload: susi-susanti

Post on 06-Aug-2015

583 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Php Kel 7

LAPORAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN

SURVEY PASAR TRADISIONAL SUKUN DAN GIANT SAWOJAJAR

KOMODITAS BUNCIS DAN KETAN PUTIH

Disusun Oleh :

Susi Susanti 115040100111024

Tiara Shahnaz Ilmi 115040100111019

Venna Malinda Dewayani 115040101111051

Vincensius Teguh D.W 115040100111038

Yani Emirta 115040100111134

Kelas L

P R O G R A M S T U D I A G R I B I S N I S

F A K U L T A S P E R T A N I A N

U N I V E R S I T A S B R A W I J A Y A

M A L A N G

2012

Page 2: Laporan Php Kel 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri retail adalah industri yang sangat strategis di Indonesia. Industri retail ini

merupakan industri kedua terbesar yang mampu menyerap tenaga kerja setelah industri

pertanian. Sebagaimana kita ketahui dalam industri manapun pasti kita akan temui persaingan

di dalamnya, tidak terkecuali industri retail di Indonesia. Persaingan industri retail membelah

industri ini menjadi dua blok besar, yang pertama blok retail tradisional yang secara langsung

diwakili oleh pedagang pasar tradisopang serta warung-warung kecil di pinggir jalan dan

yang kedua adalah blok retail modern yang diwakili oleh Indomart, Giant, Carrefour dan lain

sebagainya. Persaingan industri retail ini memang bukan hal yang baru, persaingan tersebut

telah dimulai sejak tahun 1990an.

Keberadaan pasar modern dewasa ini sudah menjadi tuntutan dan konsekuensi dari

gaya hidup masyarakat yang modern. Kenyataan yang ada di lapangan saat ini adalah di

berbagai kota metropolitan bahkan kota – kota kecil di tanah air dengan mudahnya kita dapat

menjumpai minimarket, supermarket, bahkan hypermarket disekitar tempat tinggal kita. Pasar

modern menjanjikan kemudahan dan kenyamanan dalam berbelanja. Namun dibalik

kesuksesan bisnis retail tersebut (pasar modern), terdapat persoalan khususnya untuk retail

kelas menengah dan kelas kecil. Bahkan beberapa diantaranya memprotes ekspansi secara

besar – besaran dari peritel kelas besar. Eksistensi pasar tradisional merupakan salah satu

indikator paling nyata dari kegiatan ekonomi masyarakat di suatu wilayah.

Secara sederhana, definisi pasar selalu dibatasi oleh anggapan yang menyatakan

antara pembeli dan pejual harus bertemu secara langsung untuk mengadakan interaksi jual

beli. Namun, pengertian tersebut tidaklah sepenuhnya benar karena seiring kemajuan

teknologi, internet, atau malah hanya dengan surat. Pembeli dan penjual tidak bertemu secara

langsung, mereka dapat saja berada di tempat yang berbeda atau berjauhan. Artinya, dalam

proses pembentukan pasar, hanya dibutuhkan adanya penjual, pembeli, dan barang yang

diperjualbelikan serta adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli. Contoh pasar yaitu

pasar tradisional dan pasar modern.

Page 3: Laporan Php Kel 7

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai

dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-

menawar yang terjadi. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan

makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian, barang elektronik,

jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya.

Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan

perumahan dan perkampungan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Sisi negatif

dari pasar tradisional adalah keadaannya yang cenderung kotor dan kumuh sehingga banyak

orang yang segan berbelanja disana. Pasar tradisional di seluruh Indonesia terus mencoba

bertahan menghadapi “serangan” dari pasar modern.

Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini

penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label

harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya

dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang

dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang

lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama, seperti piring, gelas, pisau,

kipas, dan lain-lain. Berbeda dengan pasar tradisional yg identik dengan lingkungannya yang

kotor, pasar modern justru kebalikannya. Maka dari itu, masyarakat sekarang cenderung

memilih pasar modern sebagai tempat belanja guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Contoh

dari pasar modern adalah pasar swalayan, hypermarket, supermarket, dan minimarket.

Pembenahan pasar tradisonal untuk menjadi tempat perbelanjaan yang nyaman dan

menarik dan bercitra positif adalah suatu tantangan yang cukup berat yang harus di upayakan

pemerintahsebagai rasa tanggung jawab kepada publik.Keberadaan pasar tradisional juga

harus mendapatkan perhatian yang lebihserius dari pemerintah mengingat pasar tradisional

atau usaha kecil terbukti tidak rentan terhadap efek krisis multi dimensional yang melanda

Indonesia sejak tahun 1997. Pemerintah juga harus mendorong pasar tradisional untuk

melakukan perubahan pelayanan layaknya pasar modern yang harus dikembangkan oleh

pasar tradisional agar tidak tersingkir dalam perebutan konsumen.

1.2 Rumusan Masalah

Mengetahui perbedaan pasar tradisional dan pasar modern

Mengetahui dan membandingkan perbedaan kriteria suatu komoditas (buncis dan ke-

tan putih) yang terdapat di pasar tradisional dan pasar modern

Page 4: Laporan Php Kel 7

Mengetahui perbedaan karakteristik suatu komoditas (buncis dan ketan putih) pada

pasar tradisional dan pasar modern.

Page 5: Laporan Php Kel 7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Lokasi

a) Pasar Tradisional Sukun

Pasar Sukun merupakan salah satu pasar tradisional yang terkenal di kota Malang.

Pasar ini terletak di Jl.Supriyadi , Malang yang berjarak kurang lebih 6 km dari universitas

Brawijaya.

Pasar Sukun ini merupakan pasar untuk para pedagang pengecer yang kebanyakan

mengambil barang dagangan mereka dari Pasar Besar yang notabene adalah salah satu pasar

grosir terbesar di Malang.

Pada pasar Tradisional sukun ini menjual beranekaragam kebutuhan namun

kebanyakan bersifat homogen. Untuk keadaan pasar,menurut survei kami pasar ini masih

kurang akan kebersihanya terutama kebersihan atau kehigienisan pada produk-produk

pertanian disana yang kebanyakan di letakan secara sembarangan tanpa adanya pengemas

yang dapat melindungi produk .

Meski demikian pasar ini memiliki pelanggan tersendiri untuk konsumenya.Pada

saat melakukan survei , kami memang tidak begitu banyak melihat pembeli yang lalu lalang

karena di sebabkan waktu survei kami yang terlalu siang .Namun menurut informasi yang

kami dapat , Pasar ini akan ramai sekali dengan pembeli pada jam 6 – 9 pagi .

Tempat penjual ketan putih terletak pada bagian tengah-tengah pasar ini dimana

para penjualnya juga merupakan penjual kebutuhan pokok lain seperti beras,minyak goreng

dan lain –lain yang kebanyakan di kemas dalam karung plastik dan di jual dalam ukuran

kilogram.Produk ketan putih yang di tawarkan pada pasar ini bersifat homogen dimana

Page 6: Laporan Php Kel 7

memang tidak ada diferensiasi produk yang kami jumpai untuk komoditas ketan

putih .Meskipun tidak ada diferensiasi produk untuk ketan putih, namun penjual ketan putih

kebanyakan menjual ketan putih dengan beberapa jenis yakni jenis lokal dan impor . Jadi

akan ada beberapa harga yang ditawarkan oleh para pedagang.

Sedangkan untuk tempat penjualan buncis terletak pada bagian paling belakang pada

pasar ini.Para penjual buncis juga merupakan penjual sayuran lain seperti bayam , kangkung ,

sawi dan lain-lain. Seperti halnya dengan putih , pada pasar ini kami tidak menjumpai adanya

diferensiasi produk untuk komoditas buncis . Para penjual semua menjual buncis masih

dalam berupa mentah. Menurut survei kami , pada komoditas buncis yang di jual pada pasar

ini banyak mengalami kecacatan seperti layu , hal ini dapat disebabkan kurangnya

penanganan pada saat proses pemasaran yang menyebabkan buncis itu sendiri cepat

mengalami kerusakan.

b) Giant Sawojajar

Giant meruapakan salah satu salah satu sepermaket atau pasar modern terbesar di

Indonesia yang membuka berbagai cabang di kota besar .Pada kesempatan ini kami

melakukan survei pada salah satu cabang pasar modern Giant di daerah sawojajar yaitu

tepanya di Jl.Danu Toba (Sawojajar),Malang .Giant ini sangat berdekatan sekali dengan

perumahan Dirgantara diman merupakan salah satu perumahan elit di Kota Malang.

Giant Sawojajar menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari dengan kualitas yang

baik .Kondisi lingkungan yang sangat bersih di sertai dengan alat sirkulasi udara yang baik

juga menjadi daya tari bagi Giant Sawojajar ini. Untuk penataan letak, di Giant sawojajar ini

ini memiliki penataan tempat yang rapi dan bagus sehingga membuat konsumen lebih mudah

untuk melakukan pembelian dan konsumen akan merasa nyaman untuk berbelanja.

Untuk produk – produk pertanian pada pasar modern ini sudah mengalami

standarisasi, penanganan serta pengemasan yang baik sehingga tetap menjaga kualitas produk

Page 7: Laporan Php Kel 7

tetap baik hingga di tangan konsumen , mengingat produk pertanian sendiri bersifat mudah

sekali rusak. Karena penanganan produk pertanian yang lebih intensif pada pasar modern ini ,

khususnya produk per6anian harga juga menjadi lebih mahal bila di bandingkan dengan

harga produk pertanian pada pasar tradisional.

Untuk komoditas ketan putih yang di jual pada pasar modern ini, kami hanya

menjumpai 1 jenis ketan putih yang di kemas menarik dengan label merk yang sama dengan

nama tempat penjual “Giant”. Untuk harga ketan putih , pada Giant Sawojajar ini memiliki

selisih yang cukup jauh dengan ketan putih yang di jual pada pasar tradisonal , selisih harga

pada pasar modern ini mencapai Rp 10.000. Hal ini di sebabkan penanganan pada proses

pemasarn yang lebih intensif dari pada pasar tradisional yang menyebabkan perbedaan

kualitas pada komoditas ini.

Sedangkan untuk komoditas Buncis , kami menjumpai buncis yangs sudah di kemas

dalam bentu wrapping dan di letakan denga rapi di atas pendingin untuk menjaga kondisi

buncis agar tidak layu. Untuk harga yang kami survei pada komoditas buncis di pasar modern

ini juga jauh lebih mahal bila di bandingkan dengan buncis yang di jual pada pasar tradisional

, selisih harga buncis pada pasar modern ini bahkan mencapai Rp 15.000.Sama hal nya

dengan ketan putih, perbedaan ini juga di karenakan perbedaan kualitas buncis pada pasar

moder yang lebih baik karena penanganan yang intensif pada proses pemasaran.

2.2 Gambaran Komoditi

a) Buncis

Buncis (dari bahasa Belanda, boontjes, Phaseolus vulgaris L.) merupakan sejenis

polong-polongan yang dapat dimakan. Buah, biji, dan daunnya dimanfaatkan orang sebagai

sayuran. Sayuran ini kaya dengan kandungan protein. Ia dipercaya berasal dari Amerika

Tengah dan Amerika Selatan. Buncis adalah sayur yang kaya dengan protein dan vitamin ini

membantu menurunkan tekanan darah serta mengawal metabolisme gula dalam darah dan

amat sesuai dimakan oleh mereka yang mengidap penyakit diabetes atau hipertensi.

Kandungan serat dan enzim yang tinggi dapat membantu penurunan berat badan.

Kacang buncis tumbuh melilit, mempunyai akar tunggang dan sisi yang panjang dan

memerlukan tiang untuk memanjat Buncis (Phaseolus vulgaris) merupakan sayuran yang

bergizi tinggi dan cukup digemari. Tanaman buncis berasal dari Amerika Tengah dan

Amerika Selatan. Buncis yang ditanam di Indonesia merupakan hasil produksi dari kurang

Page 8: Laporan Php Kel 7

lebih 100 kultivar yang berasal dari Hawai, Belanda dan Australia. Varietas buncis yang

mempunyai nilai produksi tinggi adalah Sutera, Horti 3, Lebat-1, Snap Bean G13 Snap 612

dan Sora. Tanaman buncis di samping bentuknya menarik juga enak rasanya serta kaya akan

vitamin A, mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin B1 dan C.

Selain itu manfaat buncis bagi tubuh, yaitu:

1. mampu melancarkan sistem pencernaan, mencegah konstipasi

2. menstimulasi sistem kekebalan tubuh secara alami

3. menetralkan gula darah

4. mengobati tukak lambung

5. mencegah kanker usus besar

6. mampu memperkecil resiko terkena kanker ganas

Untuk menunjang ketersediaan benih buncis yang bermutu tinggi dari varietas unggul

maka perlu suatu informasi budidaya buncis yang tepat dari mulai pembibitan sampai dengan

pasca panen sebagai pedoman untuk menghasilkan benih buncis yang bermutu dari varietas

unggul. Buncis tumbuh pada ketinggian 1000 - 1500 M dpl, jenis tanah andosol dan regosol

serta Ph tanah 5,5 - 6. Tanaman  buncis ini menghendaki iklim dan musim peralihan, jadi

tanaman ini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik apabila ditanam pada akhir musim

hujan/ menjelang musim kemarau, di samping itu buncis juga menghendaki cahaya matahari

yang langsung (cukup terbuka).

b) Ketan Putih

Beras Ketan Putih, bentuknya seperti beras berwarna putih, tidak transparan, seluruh

atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin. Biji beras ketan bersifat panas dan

basah. Biji beras ketan mempunyai sifat melembutkan, mematangkan, dan agak lengket yang

dapat dicegah bila direndam dengan air. Biji beras ketan juga sulit dicerna, tetapi

mengandung banyak gizi, membantu menyembuhkan batuk, dan menghilangkan uap yang

terakumulasi dalam paru-paru. Beras ini hanya digunakan sebagai makanan selingan atau

bahan baku kudapan karen lebih sulit dicerna dibanding jenis beras lainnya. Seperti halnya

beras biasa, ketan bisa dihasilkan di sawah dan ladang. Hingga ada ketan sawah, ada pula

ketan ladang. Baik ketan sawah maupun ladang, umurnya lebih panjang dari padi biasa.

Kalau padi biasa jenis genjah berumur rata-rata 4 bulan, maka ketan bisa sampai lima bula

dilahan sawah. Di ladang, padi biasa bisa berumur 5 bulan sementara ketannya sampai enam

Page 9: Laporan Php Kel 7

bulan.  Jumlah anakan padi ketan sedikit. Karena anakannya sedikit, produktivitas padi ketan

juga lebih kecil dibanding padi biasa. Di lahan sawah, tanaman padi ketan mudah dibedakan

karena bentuk jeraminya yang ramping. Jerami ketan lebih alot (liat) dibanding padi biasa.

Gabah padi ketan ada yang cere (tanpa bulu) ada pula jenis yang berbulu. Bentuk berasnya

ada yang panjang ada yang cenderung bulat tergantung varietas padinya. Beras ketan putih

bisa dikonsumsi biasa dengan cara dikukus (ditanak). Kalau menanak nasi dengan cara

langsung dikaron kemudian dikukus, ketan harus direndam air dingin terlebih dahulu.

Perendaman dilakukan paling sedikit selama 5 jam sebelum dikukus.

2.3 Perbedaan Karakteristik Buncis dan Ketan Putih Pada Pasar Tradisional Sukun dan Pasar Modern Giant Sawojajar

a. Perbedaan harga produk

Harga dari produk ketan putih dan buncis di pasar tradisional berbeda dengan harga

di pasar modern. Untuk harga penjualan per satu kilogram produk buncis di pasar tradisional

dapat diperoleh harga rata-rata penjualan sebesar Rp 5,500,- /kg sedangkan harga produk di

pasar modern diperoleh dengan harga penjualan sebesar Rp. 3.890,-/200 gram. Begitu juga

dengan harga ketan putih, di pasar tradisional dapat di peroleh harga rata-rata sebesar Rp

11.200/kg,- dan untuk harga di pasar modern (Giant Sawojajar) sebesarRp. 20.990,- /kg.

Harga ini diperoleh sesuai dengan segmentasi pasar dan kualitas yang diinginkan oleh

konsumen.

b. Perbedaan kualitas produk

Produk yang ditawarkan oleh pasar tradisional (pasar sukun) secara umum masih

belum memenuhi standar keamanan pangan. Seperti misalnya produk buncis dan ketan putih,

kondisi komoditas tersebut dalam kenyataannya masih banyak yang mengalami kerusakan

fisik, agak membusuk dan tidak layak konsumsi. Dalam alur pemasarannya, produk yang

ditawarkan oleh tengkulak memang sudah terdapat kecacatan produk dan rawan terhadap

benturan dan goncangan. Sementara dari pasar modern cenderung lebih bagus kualitas

produknya, hal ini terlihat dengan kondisi barang yang masih utuh dan secara umum

pengelolaan manajemen pangan di pasar modern (Giant Sawojajar) sudah tertata dengan baik.

Penanganan terhadap produk tersebut sesuai dengan segmentasi pasar.

Page 10: Laporan Php Kel 7

c. Perbedaan kemasan produk

Kemasan untuk produk buncis dan ketan putih di pasar tradisional berbeda dengan

produk dari pasar modern (Giant Sawojajar). Kemasan untuk ketan putih di pasar sukun

terlihat sangat sederhana, ketan putih hanya disimpan dalam sebuah kotak kayu dan karung

plastik yang kurang higienis dan rawan terhadap hama gudang. Hal serupa terjadi untuk

komoditas buncis, produk ini tidak diberi kemasan khusus untuk menyimpan. Saat kami

melakukan survey ke pasar ,produk buncis hanya diletakkan di kotak kayu bahkan beberapa

ada yang di letakan di atas tanah. Jadi, produk yang ditawarkan pasar sukun secara umum

kurang memperhatikan kemasan atau media menyimpanan yang seadanya tanpa

mengutamakan kesehatan konsumen. Sebaliknya di Giant Sawojajar, kemasan sangat

diperhatikan oleh pihak penjual. Untuk komoditas ketan putih dan buncis memiliki desain

kemasan yang menarik dari bahan plastik dan kedap udara, sehingga komoditas tersebut

dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama.

d. Perbedaan merk produk

Selain kemasan produk, pada pasar modern terdapat merk yang menarik. Berbeda

dengan pasar tradisional yang tanpa adanya sebuah merk produk, ini berkaitan tentang

segmentasi pasar.

2.4 Landasan Penentuan Harga Komoditas Pertanian di Pasar Tradisonal Sukun dan

Giant Sawojajar

Landasan penentuan harga di pasar tradisional Pasar Sukun untuk komoditas

pertanian yakni sesuai ketentuan dari tengkulak. Seharusnya mayoritas penentuan harga di

pasar tradisional dikuasai dan dikelola oleh pemda setempat, biasanya di bawah kendali

Dinas Pasar. Untuk sejumlah kecil pasar tradisional dikembangkan penetapan harga melalui

kerja sama antara pemda dan perusahaan swasta, umumnya di bawah skema bangun, operasi,

dan transfer (build-operate-transfer/BOT). Perusahaan swasta kemudian membayar setiap

tahun kepada pemda sejumlah dana yang telah disepakati. Pengelola pasar, yang diangkat

oleh Kepala Dinas Pasar, mengelola pasar milik pemda. Di beberapa kasus, pengelola pasar

bertanggung jawab atas beberapa pasar sekaligus. Dinas Pasar menetapkan target retribusi

pasar tahunan pada setiap pasar tradisional miliknya.

Page 11: Laporan Php Kel 7

Hanya 20% pedagang yang memiliki kebijakan jaminan mutu dan 13% lainnya

menyediakan potongan harga bagi pelanggan setianya, sementara 38% mengandalkan sopan

santun pada pelanggan, dan hampir 10% tanpa strategi sama sekali. Dalam hal mata rantai

pasokan, 40% pedagang menggunakan pemasok profesional, sementara 30% lainnya

mendapatkan barangnya dari pusat-pusat perkulakan. Hampir 90% pedagang membayar tunai

kepada pemasok. Keadaan ini berarti bahwa pedagang di pasar tradisional sepenuhnya

menanggung risiko kerugian dari usaha dagangnya. Ini berbeda dengan supermarket yang

umumnya menggunakan metode konsinyasi atau kredit. Terkait dengan modal usaha, 88%

pedagang menggunakan modal sendiri yang berarti minimnya akses atau keinginan untuk

memanfaatkan pinjaman komersial untuk mendanai bisnisnya. Hal ini bisa menjadi hambatan

terbesar dalam memperluas kegiatan bisnis mereka.

Hal ini pun mensyaratkan pengangkatan orang-orang berkualitas sebagai pengelola

pasar dan memberikan mereka wewenang yang cukup untuk mengambil keputusan sehingga

mereka tidak hanya bertindak sebagai pengumpul retribusi semata.

Pada pasar retail atau pasar modern seperti halnya Giant, harga bisa ditetapkan dari

harga beli tiap kesatuan produk, ditambah biaya penyimpanan dan biaya distribusi produk.

Selanjutnya jumlah tersebut ditambah dengan suatu persentase keuntungan yang diinginkan

oleh perusahaan. Sedangkan dalam perusahaan industri, maka penetapan harga jual produk

biasanya didasarkan pada perhitungan pokok pembuatan produk mulai saat bahan mentah

sampai barang jadi, ditambah persentase keuntungan yang diingikan perusahaan.

Dalam proses penetapan harga komoditas pertanian seperti buncis dan ketan hitam

pada pasar retail seperti Giant ada beberapa faktor yang diperhitungkan, diantaranya adalah:

1. Permintaan produk

2. Target pasar

3. Reaksi pesaing

4. Mendayagunakan strategi persaingan atau penetrasi

5. Bagian lain dari bauran pemasaran dalam menentukan harga pasar

6. Biaya untuk memproduksi atau membeli produk.

Supermarket Giant cabang Sawo Jajar menerapkan strategi harga campuran dan

strategi nonharga untuk menarik pelanggan dan untuk bersaing dengan para peritel lainnya.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa berbagai strategi penetapan harga digunakan, seperti

strategi penetapan harga batasan untuk menghambat masuknya pelaku bisnis baru; strategi

Page 12: Laporan Php Kel 7

pemangsaan melalui penetapan harga untuk menyaingi pelaku bisnis lainnya; dan

diskriminasi harga antarwaktu yang berarti bahwa mengenakan harga yang berbeda pada

kesempatan yang berbeda, seperti memberikan diskon pada akhir pekan atau antara jam-jam

tertentu. Selain itu, supermarket juga melakukan survei pada pasar tradisional untuk

mendapatkan perkiraan tingkat harga pasar sehingga mereka akan menjualnya dengan harga

bersaing. Terakhir, praktik subsidi silang kerap dilakukan, saat mereka mengalami kerugian

atas sejumlah barang dagangan dalam rangka memenangkan persaingan.

Contoh-contoh strategi nonharga yang dipakai oleh supermarket Giant adalah jam

operasi yang lebih panjang, khususnya pada akhir pekan toko dibuka hingga larut malam;

pembundelan dan pengikatan, di mana barang-barang berbundel dijual dengan lebih rendah

dibanding jika dijual eceran atau terpisah; transpor umum gratis dan parkir gratis bagi

pelanggan; dan strategi terpenting adalah gencarnya kampanye melalui iklan.

Page 13: Laporan Php Kel 7

2.5 Kriteria Komoditas Buncis dan Ketan Putih pada Pasar Tradisional Sukun dan Pasar Modern Giant Sawojajar

No Kategori Pasartradisional

(pasar sukun)

Pasar Modern

(Giant Sawojajar)

1 Tingkat

konsentrasipemb

eli dan penjual

Banyak pembeli dan

penjual

Satu penjual banyak pembeli

2 Tingkat

diferensiasi

produk

Homogen Herterogen

3 Kondisi untuk

masukpasar

Mudah Ada hambatan

4 Tingkat

pengetahuan

pasar

Pada pasar tradisional

informasi dapat tersebar

dengan baik danc epat,.

Informasi tidak ters ebar

dengan

Baik dan lamban,

Page 14: Laporan Php Kel 7

2.6 Data Hasil Survei Pasar

Komoditas Buncis

Pedagang PasarVolume Pemasok

Harga Beli

Harga JualPembelian

(Kg)atau Suplier

1 7 Tengkulak Rp5.000 Rp6.000 2 5 Tengkulak Rp4.000 Rp5.000 3 5 Tengkulak Rp4.300 Rp5.500 4 5 Tengkulak Rp4.500 Rp5.500 5 5 tengkulak Rp5.000 Rp6.000 6 4 tengkulak Rp4.500 Rp5.000 7 3 tengkulak Rp5.000 Rp6.000 8 3 tengkulak Rp4.500 Rp5.500 9 1 tengkulak Rp4.000 Rp5.000

10 1 tengkulak Rp5.000 Rp7.000 total 39

Pedagang pengecer

vol Pembelian

Konsentrasi ratio

market share(%)

Kumulatif (%) IH CR4 (%)

1 7 0,179 17,9 17,9 0,032

56,41

2 5 0,128 12,8 30,7 0,0163 5 0,128 12,8 43,5 0,0164 5 0,128 12,8 56,4 0,0165 5 0,128 12,8 69,2 0,0166 4 0,103 10,3 79,4 0,0117 3 0,077 7,7 87,1 0,0068 3 0,077 7,7 94,8 0,0069 1 0,026 2,6 97,4 0,001

10 1 0,026 2,6 100,0 0,001TOTAL 39 1,00 100,0 0,122

Page 15: Laporan Php Kel 7

RS = NILAI MAX−NILAI MIN

5

=7−1

5 = 1,2

Interval Pedagang % Absolut%

kumulatif

vol total pembelian tiap

kelas (kg)% absolut

% kumulatif

< 1,2 2 20 20 2 5,13 5,131,3 - 2,4 0 0 20 0 0,00 5,132,5 - 3,6 2 20 40 6 15,38 20,513,7 - 4,8 1 10 50 4 10,26 30,77> 4,9 5 50 100 27 69,23 100,00total 10 39

R=∑K =N

I

(Pk−1 . qk−Pk . qk−1) x 1

10000

= 0,07

Analisis struktur pasar jenis pasar

Pedagang

pengecer

Konsentrasi ratio i . Si (2.∑i.Si)-1 IR

1 0,179 0,179

7,46 0,13

2 0,128 0,2563 0,128 0,3854 0,128 0,5135 0,128 0,6416 0,103 0,6157 0,077 0,5388 0,077 0,6159 0,026 0,231

10 0,026 0,256TOTAL 1,00 4,231

Page 16: Laporan Php Kel 7

IH oligopoli/oligosopni

CR4 monopoli

IR Pasar persaingan sempurna

KOEFISIEN GINI Pasar persaingan sempurna

Komoditas Ketan Hitam

Pedagang Pasar

Volume Pemasok Harga Beli Harga JualPembelian

(Kg)atau Suplier

1 100 Tengkulak Rp10.000 Rp11.000 2 50 Tengkulak Rp12.500 Rp13.000 3 25 Tengkulak Rp9.000 Rp10.000 4 25 Tengkulak Rp8.300 Rp9.500 5 25 Tengkulak Rp8.500 Rp9.500 6 25 Tengkulak Rp13.000 Rp12.500 7 25 Tengkulak Rp12.500 Rp13.000 8 25 Tengkulak Rp11.000 Rp12.500 9 25 Tengkulak Rp10.000 Rp11.000

10 5 Tengkulak Rp9.000 Rp10.000

Pedagang pengecer

volume Pembelian

Konsentrasi ratio

market share(%)

Kumulatif (%) IH CR4 (%)

1 100 0,303 30,3 17,9 0,092

60,61

2 50 0,152 15,2 33,1 0,0233 25 0,076 7,6 40,6 0,0064 25 0,076 7,6 48,2 0,0065 25 0,076 7,6 55,8 0,0066 25 0,076 7,6 63,4 0,0067 25 0,076 7,6 70,9 0,0068 25 0,076 7,6 78,5 0,006

Page 17: Laporan Php Kel 7

9 25 0,076 7,6 86,1 0,00610 5 0,015 1,5 87,6 0,000

TOTAL 330 1,00 100,0 0,155

Pedagang pengecer

Konsentrasi ratio i . Si (2.∑i.Si)-1 IR

1 0,303 0,303

6,88 0,15

2 0,152 0,3033 0,076 0,2274 0,076 0,3035 0,076 0,3796 0,076 0,4557 0,076 0,5308 0,076 0,6069 0,076 0,682

10 0,015 0,152TOTAL 1,00 3,939

RS = NILAI MAX−NILAI MIN

5

=100−5

5 = 19

Interval Pedagang

% Absolut

% kumulatif

vol total pembelian tiap kelas

(kg)

% absolut % kumulatif

< 19 1 10 10 5 1,52 1,5220 - 38 7 70 80 175 53,03 54,5539 - 57 1 10 90 50 15,15 69,7058 - 76 0 0 90 0 0,00 69,70> 77 1 10 100 100 30,30 100,00total 10 330

R=∑K =N

I

(Pk−1 . qk−Pk . qk−1) x 1

10000

= 0,05

Page 18: Laporan Php Kel 7

Analisis struktur pasar jenis pasar

IH oligopoli/oligosopni

CR4 monopoli

IR persaingan sempurna

KOEFISIEN GINI persaingan sempurna

Page 19: Laporan Php Kel 7

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pasar Sukun dan Giant Sawojajar merupakan salah satu pasar tradisional dan pasar

modern yang terkenal di kota Malang.

2. Komoditas yang di jual khususnya Buncis dan Ketan putih pada pasar sukun bersifat

homogen sedangkan pada Giant Sawojajar bersifat heterogen.

3. Landasan penentuan harga di pasar tradisional sesuai ketentuan dari tengkulak

dengan mengambil keuntungan rata-rata sebesar Rp.500 – Rp 1.000, sedangakan

landasan harga pasa Giant Sawojajar harga bisa ditetapkan dari harga beli tiap

kesatuan produk, ditambah biaya penyimpanan dan biaya distribusi produk.

Selanjutnya jumlah tersebut ditambah dengan suatu persentase keuntungan yang

diinginkan oleh perusahaan.

4. Struktur pasar di pasar tradisional adalah pasar persaingan sempurna dan di pasar

modern adalah pasar monopoli.

3.2 Saran